Rf. Tumor Sinus Endodermal

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/23/2019 Rf. Tumor Sinus Endodermal

    1/22

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Kanker ovarium adalah tumor ganas berasal dari jaringan ovarium,

    dengan tipe histologi sangat beragam sesuai dengan susunan embriologi dasar

    yang membentuknya. Santoso JT, Crowder S,2001 Tumor ganas ovarium terjadi pada semua

    umur. Tipe histologi utama berbeda-beda pada kelompok umur yang berlainan.

    Pada usia sekitar 20 tahun, hampir 70% tumor ovarium berasal dari sel germinal

    dan sepertiganya adalah ganas. Tumor ovarium epitel terutama wanita usia di

    atas 50 tahun. Insiden kanker ovarium epitel 9 17 per 100.000, tertinggi di

    daerah industri. Insiden berkorelasi dengan umur. Jumlah terbesar pasien

    dengan tumor ovarium epitel terdapat pada kelompok usia 60-64 tahun.

    Diagnosis pertama kali sering ditemukan pada stadium lanjut (lebih dari 50%).

    Santoso JT, Crowder S,2001;Benedet JL, Pecorelli S,2002

    Faktor resiko yang diketahui pada kanker ovarium epitel berkaitan dengan

    reproduktif dan genetik. Faktor reproduksi meliputi peningkatan jumlah siklus

    ovulasi berhubungan dengan risiko lebih tinggi berkembangnya kanker ovarium.

    Resiko lebih tinggi pada wanita yang tidak mempunyai anak, paritas rendah,

    induksi ovulasi. Resiko lebih rendah pada kehamilan pertama usia dini,

    menopause dini, pemakaian kontrasepsi oral, multiparitas, persalinan ganda,

    riwayat laktasi. Santoso JT, Crowder S,2001; Benedet JL, Pecorelli S,2002

    Tumor sel benih ovarium mempunyai proporsi yang relatif kecil dari

    seluruh tumor ovarium (20 %). Bentuk paling umum tumor ganas sel benih

    adalah disgerminoma, tumor sinus endodermal (EST) dan teratoma immatur

    (berturut-turut dari frekuensi yang paling sering). Tumor sel benih campuran,

    yang mengandung minimal dua komponen tumor ganas sel benih, jarangditemukan. Tumor ovarium menyebabkan angka kematian yang tinggi karena

    belum ada metode skrining yang efektif untuk tumor ovarium sehingga sukar

    untuk mengenalinya dalam stadium dini. 70% kasus ditemukan pada stadium

    lanjut yaitu setelah tumor menyebar jauh di luar ovarium. Benedet JL, Pecorelli S,2002

    1

  • 7/23/2019 Rf. Tumor Sinus Endodermal

    2/22

    Tumor sinus endodermal adalah suatu tumor yang langka dan bersifat

    agresif yang berasal dari sel benih ( germ cell) yang membentuk struktur ekstra

    embrionik embrio fase awal. Karakteristik tumor ini adalah terdapatnya sel-sel

    epitel gepeng dengan pola kelenjar yang rumit dan tonjolan papiler yang

    membulat dengan kapiler di bagian tengah ( disebut juga Schiller-Duval Body).

    Tumor ini jarang bilateral. Sebelum penggunaan kemoterapi kombinasi, tumor ini

    hampir selalu bersifat fatal. Santoso JT, Crowder S,2001

    Menurut sumber NCI Thesaurus, tumor sinus endodermal adalah

    tumor ganas sel benih yang umumnya terjadi pada anak-anak dan dewasa

    muda,rata-rata usia 18 tahun. Kira-kira sepertiga dari penderita tumor sinus

    endodermal berusia pra menarche. Santoso JT, Crowder S,2001; Benedet JL, Pecorelli S,2002

    Tumor sinus endodermal muncul pada testis, ovarium, vagina, uterus,

    prostat, abdomen, hati, retroperitoneum. Tumor ini menyerupai yolk sacembrio

    dan memproduksi alfa-feto protein (AFP). Pengobatannya mencakup reseksi

    bedah, radiasi dan kemoterapi. Tumor ini sangat responsif terhadap regimen

    kemoterapi yang disertai cisplatinum. Santoso JT, Crowder S,2001

    Mengingat kasus tumor sinus endodermal sangat jarang dijumpai,namun

    memiliki angka keganasan yang tinggi maka penulis ingin membicarakan suatu

    makalah tentang tumor sinus endodermal yang bermanfaat untuk diketahuiterutama dari segi gambaran, diagnosis dan penatalaksanaannya

    2

  • 7/23/2019 Rf. Tumor Sinus Endodermal

    3/22

    BAB II

    TUMOR SINUS ENDODERMAL

    A. Anatomi dan Fisiologi Ovarium

    Manusia memiliki sepasang ovarium yang terletak dalam rongga abdomen

    yang dilapisi oleh selapis epitel, berbentuk oval dengan panjang sekitar 2

    sampai 5 cm, lebar 1,5 sampai 3 cm dan tebalnya 0,5 sampai 1,5 cm. Berat

    ovarium normal pada masa reproduksi yaitu 10 sampai 20 gram ( rata-rata 14

    gram ). Sedangkan suplai darah ovarium berasal dari arteri ovarika dan dari

    sejumlah cabang arteri uterina. Secara anatomis hubungan arteri ovarika

    dengan vena utero ovarium sangat dekat sehingga memungkinkan untukterjadinya transfer hormon seperti prostaglandin dan steroid dari vena ke

    arteri. Speroff L,2005

    Gambar 1. Ovarium dan hubungan dengan organ sekitarnya Spheroff,2005

    Ovarium terdiri dari 3 bagian utama yaitu korteks pada bagian luar,

    medulla pada bagian sentral dan anyaman pembuluh darah ovarium ( hilum).

    Bagian luar dari korteks disebut tunika albuginea, Permukaan paling luar

    dibentuk oleh satu lapis epitel kuboid, berhubungan dengan epitel permukaan

    ovarium atau mesotelium ovarium. Dibawahnya terdapat folikel folikel dalam

    berbagai stadium perkembangan Oosit terdapat dalam kompleks yang disebut

    3

  • 7/23/2019 Rf. Tumor Sinus Endodermal

    4/22

    folikel, yaitu pada bagian dalam dari korteks, melekat pada jaringan stroma

    (ikat). Jaringan stoma terdiri dari jaringan penyambung dan sel-sel interstisial

    yang berasal dari sel-sel mesenkhim, dan mempunyai kemampuan untuk

    merespon luteinizing hormone(LH) atau human chorionic gonadotropin(hCG)

    dengan memproduksi androgen. Speroff L,2005

    Medulla pada bagian sentral ovarium sebagian besar berasal dari sel-sel

    mesonephric. Medulla terdiri dari jarigan ikat/stroma (serat elastis, pembuluh

    darah, saraf, pembuluh limfe dan serabut otot-otot polos) Hilum adalah

    tempat penyokong dari ovarium ke mesovarium. Hilum mengandung serat

    saraf, pembuluh darah, dan sel-sel hilus, yang berpotensi menjadi aktif dalam

    steroidogenesis atau untuk pembentukan tumor. Sel-sel ini sangat mirip

    dengan testosteron yang diproduksi oleh sel-sel Leydig dari testis. Speroff L, 2005

    Gambar 2. Struktur ovarium Spheroff,2005

    4

  • 7/23/2019 Rf. Tumor Sinus Endodermal

    5/22

    Respon fisiologis dari ovarium ialah secara periodik melepaskan gamet

    ( sel telur, oosit) dan memproduksi hormon steroid estradiol dan progesteron.

    Kedua aktivitas ini terintegrasi kedalam proses yang berulang secara terus

    menerus dari proses pematangan folikel, ovulasi, serta pembentukan dan

    regresi korpus luteum. Oleh karena itu ovarium tidak dapat dilihat sebagai

    suatu organ endokrin yang relatif statis, karena ukuran dan fungsinya

    berkembang dan mengkerut tergantung kekuatan rangsangan dari hormon

    tropik.Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histogenesis

    yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal,

    endodermal,atau mesodermal) dengan sifat-sifat histologi dan biologi yang

    beraneka ragam.Kanker ovarium terbanyak adalah jenis epithelial, sedangkan

    pada usia anak remaja yang terbanyak adalah sel germinal. Kejadian kanker

    ovarium meningkat pada usia setelah 45 tahun.Santoso JT,2001; Benedet JL, Pecorelli S,2002

    Secara histology tumor ganas ovarium dibagi menjadi 2 jenis yaitu

    epithelial dan non epithelial. Tumor ganas jenis epithelial merupakan 90% dari

    seluruh tumor ganas ovarium yang berasal dari coelomic ephitelium atau

    mesothelium yaitu: sel-sel yang berasal dari primitive mesoderm. 75% dari

    tumor ganas ini merupakan jenis serosa. Jenis lain yang jarang adalah

    musinosa(20%),endometroid (2%),clear cell (mesonephroid), Brenner,carcinoma tak terdiferensiasi masing-masing 1%. Tumor ganas jenis non

    epithelial (10% dari seluruh tumor ganas ovarium) terdiri dari tumor ganas

    yang berasal dari germ cell, sex cord-stromal cell, karsinoma metastasis ke

    ovarium (Krukenberg tumor), dan tumor ganas lainnya yang jarang seperti

    sarcoma,lipoid cell.Santoso JT,2001; Benedet JL, Pecorelli S,2002

    B. Tumor Sinus Endodermal

    Di sebut juga yolk sac tumor, tumor thellium atau mesoblastoma

    vertellium, berasal dari germ cell tumor. Germ cell tumor adalah salah satu

    tumor ovarium yang berasal dari sel sel germinativum, terjadi sekitar 20-25%

    dari seluruh tumor ovarium dan 3-4% diantaranya adalah ganas. Malignant

    5

  • 7/23/2019 Rf. Tumor Sinus Endodermal

    6/22

    germ cell tumor terjadi terutama pada anak-anak dan dewasa muda. 60%

    tumor ganas ovarium dari germ cell terjadi pada usia dibawah 20 tahun

    sedangkan pada usia dibawah 10 tahun adalah 84 % Santoso JT,2001

    Tumor ini jarang ditemukan dibandingkan dengan dysgerminoma,

    mempunyai derajat keganasan yang tinggi dan mematikan dibandingkan

    dengan golongan Germ cell lainya. Waktu dulu istilah ini membingungkan

    tetapi setelah Tellium 1959 mendapatkan kesamaan antara jaringan

    endodermal sinus dengan sinus pada plasenta tikus percobaan maka disebut

    sebagai Yolk Sac tumor. Sruktur embryonik berupa yang mengandung

    pembuluh darah yang ditengahnya dikelilingi sel sel kuboid, sruktur ini khas

    untuk endodermal sinus yang kemudian yang dikenal dengan Duvall schiller

    bodies. Santoso JT,2001

    Nama lain yang dikenal untuk tumor ini adalah :

    Angioretikuloma

    Mesoblastoma vitellium

    Embryonal karsinoma

    ekstra embrional karsinoma

    Malignan endothelioma

    Yolk sac tumor

    Endodermal sinus tumor merupakan nama yang paling cocok,

    endodermal sinus tumor mempunyai kemampuan untuk menghasikan alpha

    feto protein dan alpha 1 anti tripsin. AFT yang nilainya berguna untuk

    besarnya tumor, diagnosa pengobatan serta follow up. Tumor ini juga

    menghasilkan butir butir hialin dengan pewarnaan PAS bewarna merah (PAS

    postif) Santoso JT,2001; Benedet JL, Pecorelli S,2002

    6

  • 7/23/2019 Rf. Tumor Sinus Endodermal

    7/22

    C. Insiden

    Endodermal sinus tumor sering ditemukan pada anak anak dan dewasa

    muda dan jarang terjadi setelah umur 50 tahun. Fok dan Langley

    mendapatkan frekwensi tumor ini kurang dari 1% dari seluruh keganasan

    ovarium. Sedangkan De Palo mendapatkan 5% dari seluruh keganasan

    Ovarium. Kirman & Morris1976 menemukan dewasa muda sampai umur 45

    tahun dengan rata-rata umur 19 tahun.Di University of Texas MD Anderson

    s1983 mendapatkan umur 7-37 tahun rata-rata berumur 19 tahun Grenson s

    1983 mendapat umur berkisar antara 1-45 tahun,Novaks 1996 mendapatkan

    umur rata-rata16-18 tahun.Kira-kira sepertiga kasus ditemui pada pre menars

    Benedet JL, Pecorelli S,2002; Wiseman PM, Puglia K,2003

    D. Etiologi dan Patofisiologi

    Penyebab sel tumor sel germinal ovarium saat ini tidak diketahui dan

    walaupun setelah diamati banyak perubahan molekuler yang terjadi,namun

    kepentingan phatogenetiknya masih belum jelas. Telah terlihat pada kasus-

    kasus jarang ada hubungannya dengan gonadoblastoma, keduanya pada

    kondisi dimana tidak terdapat gangguan diferensiasi seksual.Singh N, 2002

    Tumor ovariumgerm cell

    ganas memiliki isokromosom dari lengan pendekkromosom 12, yang tidak dijumpai pada tipe kanker lainnya. Schiller menyebut

    tumor sinus endodermal ini sebagai suatu mesonefroma, namun kebanyakan

    ahli mengatakan bahwa tumor ini berasal dari germ cell, tidak berhubungan

    dengan mesonefros. Tumor ini berasal dari germ cell yang berdiferensiasi

    menjadi ekstraembrional yolk sac, namun karena struktur tumor mirip dengan

    sinus endodermal pada yolk sactikus. DiSaia; 2007

    Berasal dari jolk sac atau saccus vitellinus, umumnya ditemukan pada

    gadis atau wanita usia muda (20 tahun) dan sangat ganas. Jarang yang dapat

    bertahan hidup dari sejak diagnosis dibuat dan ditangani secara benar, sampai

    lebih dari 6-18 bulan. Pada pemeriksaan didapatkan reticulum dengan ruangan

    berbentuk kistik (sinus endodermal) di tengahnya. Sinus tersebut terdiri atas

    pembuluh darah di tengahnya dikelilingi oleh sel-sel kuboid.Rubin SC, Sutton GP, 2001.

    7

  • 7/23/2019 Rf. Tumor Sinus Endodermal

    8/22

    Germ cellmerupakan precursor dari sperma dan ovarium dan menyimpan

    potensi untuk memproduksi seluruh struktur somatic (embrionik) dan supporting

    (ekstraembrionik) dari embryo yang sedag berkembang. Tumor yolk sac (tumor

    sinus endodermal) berasal dari sel germ totipoten yang berdiferensiasi menjadi

    struktur ekstraembrionik.

    Hipotesis klasik dari Telium memberikan dugaan berkaitan dengan asal

    serta hubungan antara berbagai sel primitif germinal. Seminoma dan

    disgerminoma kedua ovarium dipercaya tumbuh dari sel germinal yang tumbuh

    sepanjang garis gonad dan tidak menunjukkan diferensiasi lebih lanjut.

    Diferensiasi menimbulkan sel-sel totipoten yang menghasilkan berbagai macam

    tumor sel germinal non-seminomatosa. Karsinoma embrional menggambarkan

    langkah awal dalam skema ini, terdiri dari tumor yang secara keseluruhan tidak

    berdiferensiasi tersusun oleh sel-sel primitive besar yang tumbuh didalam

    selubung padat atau struktur glandular.Diferensiasi lebih lanjut bisa bersifat

    embrionik yang akan menghasilkan teratoma imatur, vitellini membentuk tumor

    yolk sac, atau trofoblast membentuk koriokarsinoma non gestasional. Singh N, 2002

    Sementara teratoma imatur secara umum bersifat diploid, triploidi, atau

    tetraploidi yang dapat dilihat pada pada tumor sel germinal primitif ovarium

    lainnya. Tumor sel germinal seminoma dan non seminomatosa pada remaja danpria dewasa muda mempunyai defek kromosom khusus, isokromosom 12p. Hal

    ini telah ditemukan pada tumor ovarium termasuk karsinoma ombrional. Namun

    hal ini bukan merupakan temuan rutin, dan beberapa abnormalitas lainnya juga

    telah dilaporkan, seperti hilangnya 1p, bertambahnya 1q, bertambahnya

    kromosom3, hilangnya 4q dan 6q, bertambahnya 20p. Ketidakstabilan

    mikrosatelit juga tampak pada tumor sel germinal ovarium. Singh N, 2002

    8

  • 7/23/2019 Rf. Tumor Sinus Endodermal

    9/22

    Gambar 3. Histogenesis Tumor Yang Berasal Dari Sel Germ Hurteau;2001

    E. Diagnosis Tumor Ovarium

    Anamnesis, pemeriksaan abdomen, pemeriksaan pelvik, pemeriksaan

    ultrasonografi transvaginal, dan pemeriksaan penanda tumor. Santoso JT, Crowder

    S,2001;Benedet JL, Pecorelli S,2002

    - Anamnesis : 95% tak ada keluhan atau keluhan tidak spesifik seperti rasatidak nyaman atau nyeri di abdomen oleh karena tekanan, dispepsi dan

    gangguan gastrointestinal lain. Dapat timbul haid tidak teratur. Bila tumor

    telah menekan kandung kemih atau rektum, muncul keluhan sering

    berkemih dan konstipasi. Keluhan pernapasan akibat peningkatan

    tekanan intra abdomen karena asites atau massa tumor, atau akibat efusi

    pleura karena proses metastase. Santoso JT, Crowder S,2001; Benedet JL, Pecorelli S,2002;DiSaia P;

    2007, Creasman W,1997

    - Tanda penting adalah terdapat massa tumor di pelvis. Bila terdapat bagian

    padat, ireguler, dan terfiksir ke dinding panggul, perlu dicurigai keganasan.

    Saat diagnosis ditegakkan 95% kanker ovarium berdiameter lebih dari 5

    cm. Bila tumor sebesar ini ditemukan di pelvis, evaluasi lanjut perlu

    9

  • 7/23/2019 Rf. Tumor Sinus Endodermal

    10/22

    dilakukan untuk menyingkirkan keganasan, khususnya pada wanita usia di

    atas 40 tahun. Santoso JT, Crowder S,2001, ; Benedet JL, Pecorelli S,2002 ;DiSaia P, Creasman W,1997

    - Ultrasonografi transvaginal, meningkatkan ketajaman diagnosis.

    Digunakan indeks morfologi tumor ovarium dan Doppler. Kemungkinan

    ganas bila indeks >5.

    Tabel 1. Indeks morfologi tumor ovarium

    0 1 2 3 4

    Volume (cm3) 500

    Tebal dinding(mm)

    Tipis < 3mm

    Tipis > 3mm

    Papiler < 3mm

    Papiler >3 mm

    Dominanpadat

    Septum Tak ada Tebal

    1 cm

    Dominan

    padat

    Dikutip dari : Cohen CJ. Screening for ovarian cancer: The role ofnoninvasive imaging techniques. 1994

    - Pemakaian ultrasonografi Doppler dapat membedakan tumor ovarium jinak

    dengan ganas, berdasarkan indeks pulsatil dan indeks resistensi. Keganasan

    dicurigai bila indeks pulsatil kurang dari 0,1 dan indeks resistensi kurang dari

    0,4. Andrijono,2003

    - Pada penderita usia muda diperiksa AFP, sebagai penduga tumor ovarium

    germinal (tumor sinus endodermal).

    Tabel 2. Kadar AFP dan HCG menurut histologi tumor

    10

  • 7/23/2019 Rf. Tumor Sinus Endodermal

    11/22

    Histologi AFP HCG

    Disgerminoma

    Yolk sac tumor

    Teratoma imatur

    Mixed germ cell tumors

    Koriokarsinoma

    Karsinoma embrional

    Poliembrioma

    -

    +

    +

    +

    -

    +

    +

    +

    -

    -

    +

    +

    +

    +

    Dikutip dari : Hurteau JA, Williams SJ. Ovarian germ cell tumor. In Rubin SC,

    Sutton GP. Ovarian cancer. 2nd edition. Philadelphia: Lippincott William and

    Wilkins, 2001; 371-82

    - Sebelum operasi perlu dilakukan pemeriksaan penunjang lain. Foto thoraksdilakukan untuk skrining metastasis pulmonal dan pleural, CT scan abdomen

    dan pelvis untuk menggambarkan perluasan intra abdomen atau adanya

    penyakit primer lain. Bagaimanapun, pemeriksaan radiologik tersebut tidak

    bisa menggantikan surgical stagingdengan laparotomi. Pemeriksaan colon in

    loop diindikasikan jika gejala-gejala mengarah kanker kolon. Penanda tumor

    termasuk CA-125 dan CEA dipertimbangkan diperiksa. Bagaimanapun bisa

    tumor primer di lambung atau kolon dan terdapat metastasis pada stadium

    lanjut, menyerupai kanker ovarium. Pemeriksaan mammogram

    dipertimbangkan karena pasien pada kelompok usia prevalensi kanker

    payudara. Benedet JL, Pecorelli S,2002

    Untuk diagnosis tumor ovarium :

    1. Diagnosis dini tumor ovarium masih merupakan problem. Diagnosis

    secara klinis dengan anamnesis, pemeriksaan palpasi dan pelvik,

    ultrasonografi transvaginal dan pemeriksaan penanda tumor (CA-125)

    (Grade IIB).

    2. Diagnosis pasti dilakukan laparotomi operatif, selain untuk diagnosis

    histologik juga penetapan stadium (Grade IIB).

    3. Pemeriksaan penanda tumor CA-125 untuk diagnosis kemungkinan

    kanker ovarium epitel dengan batas nilai normal < 35 U/ml didapatkan

    11

  • 7/23/2019 Rf. Tumor Sinus Endodermal

    12/22

    positif sebesar 97% pada stadium lanjut, 53% pada stadium dini, dan

    44% pada tumorborderline (Grade IIA).

    4. Pemeriksaan ultrasonografi transvaginal untuk diagnosis kemungkinan

    kanker ovarium dengan menilai indeks morfologi, bila 5 atau lebih

    mempunyai positive predictive value 74%, dan menilai indeks resistensi,

    dianggap normal bila > 0,4 mempunyai sensitivitas 34% dan spesifisitas

    80-94% (Grade IIA).

    5. Diagnosis kemungkinan kanker ovarium dengan kombinasi pemeriksaan

    ultrasonografi transvaginal dan CA-125 meningkatkan sensitivitas

    menjadi 93,7 95,6% dan spesifisitas menjadi 91,1-100% (Grade IIA).

    Tabel 3. Stadium Kanker Ovarium (FIGO 2000)

    Stadium I Pertumbuhan terbatas pada ovarium

    Ia

    Ib

    Ic

    Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada

    pertumbuhan di permukaan tumor, tidak ada sel tumor padacairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum.

    Pertumbuhan terbatas pada 2 ovarium, tidak ada pertumbuhan

    tumor pada permukaan kapsul, tidak ada sel tumor cairan asitesataupun pada bilasan calran di rongga peritoneum

    Tumor terbatas pada satu atau dua dengan salah satu faktor

    darl' kapsul tumor yang pecah, pertumbuhan tumor padapen-nukaan kapsul, diketemukan sel tumor ganas pada calran

    asites ataupun bilasan rongga peritoneum.Stadium II Pertumbuhan mengenai 1 atau 2 ovarium dengan perluasan ke

    pelvis

    Iia

    Iib

    IIc

    Tumor meluas ke terus dan atau ketuba tanpa sel tumor di

    cairan asites ataupun bilasan rongga peritoneum.

    Tumor meluas ke jaringan/organ pelvis lainnya tanpa sel tumor

    di cairan asites ataupun bilasan rongga peritoneum.

    Perluasan di pelvis (IIA atau IIB) dengan diketemukan sel tumor

    di cairan asites atau bilasan rongga peritoneum

    Stadium III Tumor pada satu atau dua ovarium disertai dengan perluasan tuorpada rongga pentoneurn di luar pelvis dengari atau metastasis ke

    kelenjar getah bening regionalIIIaIIIb

    IIIc

    Metastasis mikroskopik diluar pelvis

    Metastasis makroskopik di luar pelvis dengan besar lesi

    metastasis yang kurang atau sama dengan 2 senti meter

    Metastasis makroskopis diluar pelvis dengan besar pelvis

    metastasis yang lebih dari 2 cm dan atau metastasis ke kelenjargetah bening regional.

    12

  • 7/23/2019 Rf. Tumor Sinus Endodermal

    13/22

    Dikutip dari : Andrijono Kanker Ovariurn dalarn synopsis Kanker Ginekologi,Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI, 2003

    F. Makroskopik

    Endodermal sinus hampir 100% ditemui unilateral. Besarnya tumor

    bervariasi mulai dari 7-28 cm, bahkan ada yang menemukan sampai 45 cm,

    ukuran bertambah besar dengan bertambahnya daerah nekrois dan

    perdarahan.

    Permukaan licin

    Tidak berkapsul

    Berlobus-lobus

    Permukaan mengkilat

    Potongan permukaan berwarna coklat abu-abu kuning dengan daerah

    kistik dan padat diselingi daerah nekrosis dan perdarahan Benedet JL, Pecorelli

    S,2002; Wiseman PM, Puglia K,2003

    G. Mikroskopik

    Gambaran mikroskopis sangat bervariasi,dapat menyerupai semua bentuk

    germ cell carcinoma. Kadang-kadang dapat ditemui bentuk campuran dalam

    satu tumor.Thellium 1959 dan 1986 menemukan elemen-elemen vitelin dan

    butir-butir hialin sebahagian terdiri atas AFP dan Alpha 1 anti tripsin ekstra

    maupun intraselluler dengan pengecatan PAS akan positif.

    Elemen-elemen vitelin tersebut dapat berupa :

    Jaringan vakuola yang longgar dari sel-sel embrional, terdapat struktur

    perivaskuler yang menyerupai gambaran sinus endodermal plasenta

    tikus,adanya susunan perivaskuler diperkirakan tumor tersebut homolog

    dengan mesonephrik glomeruli.

    13

  • 7/23/2019 Rf. Tumor Sinus Endodermal

    14/22

    Sel-sel tersusun merata dan beberapa tempat menunjukkan

    pertumbuhan papiler trabekuler atau granuler.Terdapat struktur

    embryonic sebagai Schiller Duvall Body

    Stroma dan jaringan ikat longgar dan terdapat kista-kista kecil yang

    dibatasi oleh pipih maupun epitel kuboid yang menyerupai yolk sacbila

    ditemui banyak ruangan seperti ini disebut polivesikuler vitellin Benedet JL,

    Pecorelli S,2002; Wiseman PM, Puglia K,2003

    H. Histopatologi

    Terdapat tiga kategori utama, yaitu yang berasal dari:

    1. Sel epitel

    2. Sel germinal

    3. Sel granulosa-stroma

    Tabel 4. Klasifikasi Tumor Ovarium

    Golongan Klasifikasi

    Epitel Tumor serosum Kistedenoma serosum borderline

    Kistadenokarsinoma serosumAdenofibroma serosum papilliferum malignaTumor musinosumKistadenoma musinosum borderlineKistadenokarsinoma musinosum

    Adenofibroma musinosum papilliferum maligna

    Tumor endometrioidEndometrioid kistadenoma borderline

    Adenokarsinoma endometrioid

    Tumor sel jernihTumor sel jernih borderline (Clear cell tumor borderline)

    Adenokarsinoma sel jernih / clear cell adenocarcinoma

    Adenofibroma sel jernih malignaTumor BrennerTumor Brenner ganas / malignant Brenner tumorTumor Brenner borderlineKarsinoma sel transisional

    Tumor ganas campuran (mixed epithenokarsinoma sel jernih /clear cell epithelial tumor)

    Germinal Disgerminoma

    14

  • 7/23/2019 Rf. Tumor Sinus Endodermal

    15/22

    Tumor yolk sac

    Karsinoma embrionalPoliembrioma

    KoriokarsinomaTeratoma immature

    Tumor mixed germinal malignaGonadoblastoma

    Granulosa-stroma

    Tumor sel granuloseTipe dewasaTipe juvenilTumor golongan tekoma-fibromaTekomaFibroma-fibrosarkomaStroma

    Tumor sel sertoliTumor sel sertoliTumor sel LeydigTumor sel sertoli-LeydigGinandroblastoma

    Dikutip dari : Andrijono Kanker Ovariurn dalarn synopsis Kanker Ginekologi, BagianObstetri dan Ginekologi FKUI, 2003

    Tumor epitel ovarium juga selanjutnya disubklasifikasi dengan grading. Ini

    penting, grading histologi proporsional dengan prognosis. Grading tidak

    diterapkan pada tumor non epitel.Benedet JL, Pecorelli S,2002

    Gx - grade tidak dapat diperkirakan G1 - differensiasi baik

    G2 - differensiasi sedang

    G3 - differensiasi buruk

    I. Gejala Klinis

    Pada stadium awal tumor ini tidak memberikan gejala, Umumnya

    penderita datang dalam stadium lanjut dan telah bermetastase pada organ

    visceral dan dinding panggul.Pada stadium dini ditemukan secara kebetulan

    pada chek up dengan adanya Alfa feto protein dalam serum penderita.

    Pasien umumnya datang dengan keluhan:

    - Rasa tidak enak di perut

    - Massa di daerah pelvis.

    15

  • 7/23/2019 Rf. Tumor Sinus Endodermal

    16/22

    - Gangguan haid

    - Penurunan berat badan

    - Asites

    - Efusi pleura

    - Sumbatan saluran cerna

    Tumor tumbuh dengan cepat dan agresif dan hampir selalu fatal dalam 2

    tahun setelah diagnosa ditegakkan. Tapi dengan kemajuan kemotherapi

    pada saat ini ada perbaikan. Tanda-tanda progresifitas tumor ganas sangat

    cepat. Nyeri abdomen/pelvis adalah gejala yang paling sering (75%)

    sedangkan massa pelvis yang asimptomatik 10%. Lama gejala yang

    kurang dari 2 minggu sekitar 66%, kurang dari 1 minggu 45% dan lebih dari

    1 bulan sekitar 13 %. Umumnya lama gejala rata-rata kurang dari 2 minggu.

    Creasman W,DiSaia P,2007

    Tumor mensekresi AFP dan terdapat korelasi yang baik antara luasnya

    penyakit dengan kadar AFP, walaupun ada yang sebaliknya.Kadar AFP ini

    juga berguna untuk memantau respon pengobatan terhadap pasien. Pada 5-

    7 minggu setelah operasi, AFP dapat mencapai batas normal(

  • 7/23/2019 Rf. Tumor Sinus Endodermal

    17/22

    Douglas, parakolon, hemidiafragma kanan, kapsul hepar, permukaan

    peritoneum intestinal dan mesenterium serta omentum. Wiseman PM, Puglia K,2003

    Metastase secara limfogen paling sering ke kelenjar getah bening pelvis

    dan paraaorta, khususnya pada stadium lanjut, namun dapat bermetastase

    melalui saluran limfe retroperitoneal kearah atas diafragrama terutama ke

    kelenjer getah bening supra klavikula. Metastase secara hematogen jarang

    terjadi. Metastase ke organ organ parenkim seperti hepar dan paru hanya

    terjadi 2-3 %. Wiseman PM, Puglia K,2003

    K. Pengobatan

    Tumor sel germ malignan menunjukkan proporsi relatif kecil dari seluruh

    kanker ovarium. Klasifikasi histologi tumor sel germ ovarium adalah penting

    untuk prognostik dan untuk kemoterapi.

    Tindakan operatif konservatif harus dipertimbangkan untuk

    mempertahankan fertilitas. Operasi konservatif berarti laparotomi eksplorasi,

    dengan pemeriksaan hati-hati dan biopsi detil semua daerah yang dicurigai

    dengan sitoreduksi terbatas untuk menghindarkan morbiditas besar. Uterus

    dan ovarium kontralateral dibiarkan utuh jika normal. Pasien dinilai stadium

    secara adekuat. Tidak direkomendasikanwedge

    biopsi ovarium normalkarena dapat menyebabkan infertilitas. Pasien yang mendapat terapi operasi

    konservatif dengan mempertahankan satu ovarium bisa mempertahankan

    fertilitasnya walaupun mendapat terapi ajuvan dengan kemoterapi. Juga

    tidak ada laporan efek samping obstetrik lebih tinggi atau sekuela jangka

    panjang yang buruk bagi keturunannya.Pengobatan terdiri dari operasi

    eksplorasi, unilateral salpingoooforektomi dan frozen section untuk diagnosa.

    Histerektomi dan kontralateral salpingoooforektomi tidak berubah hasil akhir

    pengobatan. Seluruh metastase harus diangkat jika mungkin, tapi surgical

    staging tidak di indikasikan karena semua pasien diberikan kemoterapi Benedet

    JL, Pecorelli S,2002

    Stadium tumor sel germinal sama dengan kanker ovarium epitel, tetapi

    terapi tidak hanya tergantung pada stadium. Disgerminoma sangat sensitif

    17

  • 7/23/2019 Rf. Tumor Sinus Endodermal

    18/22

    dengan kemoterapi dan dan kemoterapi meyembuhkan mayoritas pasien

    bahkan pada stadium lanjut. Tipe yang paling agresif adalah endodermal

    sinus dan khoriokarsinoma, bisa disembuhkan dengan kemoterapi. Angka

    penyembuhan tumor ini tidak bersesuaian dengan stadiumnya.Benedet JL, Pecorelli

    S,2002

    Semua pasien dengan tumor sel germ malignan harus diberikan ajuvan

    kemoterapi kecuali untuk stadium Ia disgerminoma dan stadium I grade I

    teratoma immatur. Tetapi di Amerika Serikat semua stadium tumor sel germ

    mendapat kemoterapi.Pasien dengan kontraindikasi kemoterapi, dapat

    diberikan radioterapi sebagai pilihan efektif.Benedet JL, Pecorelli S,2002

    Rejimen kemoterapi yang direkomendasikan adalah etoposide 100

    mg/m2 per hari selama 5 hari dengan cisplatin 20 mg/m2 per hari selama 5

    hari, dengan atau tanpa bleomycin 10 U per hari pada hari 1, 8, 15 (EP atau

    BEP) BEP berhubungan dengan angka relaps lebih rendah daripada rejimen

    lama VAC, kombinasi vincristine, dactinomycin, dan cyclophosphamide.Santoso

    JT, Crowder S,2001 ; Benedet JL, Pecorelli S,2002

    Selama terapi pasien dimonitor penanda tumor lactat dehydrogenase

    (LDH) dan HCG. Monitor setelah terapi setiap bulan selama setahun

    pertama, tiap dua bulan pada tahun ke dua, dan tiap tiga bulan pada tahunke tiga, tiap empat bulan pada tahun ke empat dan tiap enam bulan pada

    tahun ke lima, dan tiap tahun untuk berikutnya. Pemeriksaan radiologi

    dilakukan terutama jika ada peningkatan penanda tumor. Pasien yang tidak

    mendapat kemoterapi dimonitor lebih ketat. Sekitar 90% relaps setelah

    kemoterapi terjadi pada 2 tahun pertama. Pasien yang relaps dapat

    disembuhkan dengan kemoterapi. Santoso JT, Crowder S,2001 ; Benedet JL, Pecorelli S,2002

    Seluruh pasien dengan tumor sinus endodermal diberikan adjuvant

    kemoterapi. Kombinasi VBP merupakan regimen yang paling efektif dalam

    pengobatan tumor sinus endodermal,. Pada stadium lanjut kombinasi

    Vinblastin, Cis platinium dan bleomycin dapat memberikan sesuatu remisi

    kompit kira kira 40 % dan angka respon keseluruhan kira kira 60-75 %

    18

  • 7/23/2019 Rf. Tumor Sinus Endodermal

    19/22

    Survival rate dengan VBP adalah 90% pada stadium awal dan 70-870 %

    pada stadium lanjut. Calonge N, Allan JD, Garcia J,2004

    RS. Charing Cross di London telah membuat suatu regimen POMB-ARC

    untuk germ cell resiko tinggi untuk berbagai tipe histologik. Protokol ini

    memperkenalkan 7 macam obat sebagai manajemen awal untuk menekan

    angka resistensi luas regimen POMB-ARC dapat juga digunakan sebagai

    terapi primer pada pasien pasien dengan metastase ke hati dan otak.

    Pemberian POMB-ARC bersifat myelosuppressive sedang. Jadi interval

    antara setiap pemberian dapat dipertahankan maksimum 14 hari (biasanya

    9-11 hari) yang merupakan waktu minimal bagi tumor untuk tumbuh kembali.

    Setelah difollow up selama 9 tahun oleh RS. Charing Cross tidak terlihat efek

    samping yang berarti pada pasien yang diterapi dengan POMB-ARC. Anak

    anak dapat tumbuh normal, menstruasi dapat fisiologis dan beberapa orang

    dapat hamil normal. Calonge N, Allan JD, Garcia J,2004

    Meskipun beberapa penelitian telah berhasil dengan pengobatan ini

    umumnya prognosa endodermal sinus sangat jelek. Penderita biasanya

    mengalami penurunan keadaan umum sangat cepat. Penderita dengan

    stadium 1 harapan hidup dua tahun pertama mencapai 80 % dengan

    multiple kemoterapi

    .

    Novak SE mendapatkan harapan hidup dua tahunpertama 25% setelah ditemukan kemoterapi kombinasi menjadi 60-70%Calonge

    N, Allan JD, Garcia J,2004 ; DiSaia P,Creasman W ,2007

    BAB III

    19

  • 7/23/2019 Rf. Tumor Sinus Endodermal

    20/22

    KESIMPULAN

    1. Tumor sinus endodermal adalah tumor ganas yang berasal dari germ cell

    2. Diagnosis pasti berdasarkan patologi anatomi

    3. Insiden tumor sinus endodermal sering ditemukan pada anak-anak dan

    dewasa muda

    4. Terapi tumor sinus endodermal adalah operasi dan dilanjutkan dengan

    kemotherapy.

    5. Prognosa tumor sinus endodermal sangat jelek.

    DAFTAR PUSTAKA

    20

  • 7/23/2019 Rf. Tumor Sinus Endodermal

    21/22

    Andrijono. Sinopsis Kanker Ginekologi. 2003.

    Baekelandt, M. The potential role of neoadjuvant chemotherapy in advanced

    ovarian cancer. Int J Gynecol Cancer, 2000, 13(suppl2):163-8.

    Benedet JL, Pecorelli S. Staging classifications and clinical practice

    guidelines of gynaecologic cancers. FIGO Commite on Gynaecologic

    Oncologic, 2002.

    Brockbank EC, Ind TEJ, Barton DPJ, Shepherd JH, Gore ME, AHern R, Bridges.

    Preoperative predictors of suboptimal primary surgical cytoreduction

    in women with clinical evidence of advanced primary epithelial

    ovarian cancer. Int J Gynecol Cancer 2004, 14, 4250.

    Carter JR, Lau M, Fowler JM, Carlson JW, Carson LF, Twiggs LB. Blood flow

    characteristics of ovarian tumours: Implications for ovarian cancer

    screening. Am J Obstet Gynecol 1995;172:901-7.

    Calonge N, Allan JD, Garcia J. Screening for ovarian cancer:

    Recommendation statement. Ann Fam Med 2004;2:260-2.

    Cohen CJ. Screening for ovarian cancer: The role of noninvasive imaging

    techniques. Am J Obstet Gynecol 1994:170:1988-94.

    DiSaia P, Creasman W. The adnexal mass and early ovarian cancer. Clinical

    Gynecologic Oncology. 7th Eds:253-281.Mosby 2007.

    Hurteau JA, Williams SJ. Ovarian germ cell tumor. In Rubin SC, Sutton GP.

    Ovarian cancer. 2nd edition. Philadelphia: Lippincott William and Wilkins,

    2001; 371-82

    Rubin SC, Sutton GP, ed Ovarian Cancer, Philadelpia, Lippinciott Williams &

    Wilkins, 2001

    Santoso JT, Crowder S. Handbook of Gynecology Oncology. Mc-Graw Hill

    Company, 2001.

    21

  • 7/23/2019 Rf. Tumor Sinus Endodermal

    22/22

    Shibata K, Kikkawa F, Mika M, Suzuki Y, Kajiyama H, Ino S, Mizutani S.

    Neoadjuvant chemotherapy for FIGO stage III or IV ovarian cancer:

    Survival benefit and prognostic factors. Int J Gynecol Cancer 2004,

    13:587-92.

    Singh N. The pathology of ovarial embryonal carcinoma. CME journal of

    Gynecologic Oncology 2002;7:215-218

    Spheroff, Leon; Fritz, Marc A. 2005. Gonadal Dysgenesis; Clinical

    Gynecologic Endocrinology & Infertility, 7 th Eds. Lippincott Williams &

    Wilkins.

    Wiseman PM, Puglia K. Should we screen ovarian cancer ? The Journal of

    Family Practice 2003;25(12):981-2.

    22