14
Hubungan pola asuh ibu yang bekerja dan ibu yang tidak bekerja terhadap Perilaku anak usia prasekolah (studi kasus di tk al-ghoniya kota malang) ABSTRAK Seftiansyah, Rezky. 2012. Hubungan Pola Asuh Ibu yang Bekerja dan Ibu yang Tidak Bekerja Terhadap Perilaku Anak Usia Prasekolah. Tugas Akhir Progam Studi Ilmu Keperawatan, Fakulta Kedokteran Universitas Brawijaya. Pembimbing: (1) dr. A.Chusnul Chuluq Ar. MPH. (2) Ns. Retno Lestari, S.Kep, M.Kep Pola asuh orang tua adalah cara perlakuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan, memberi perlindungan dan mendidik anak dalam kehidupan sehari- hari. Salah satu dampak dari penerapan pola asuh orang tua adalah yang tercermin pada perilaku anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh ibu yang bekerja dan ibu yang tidak bekerja terhadap perilaku anak usia prasekolah dengan studi kasus pada Taman Kanak-Kanak Al- Ghoniya Kota Malang. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan terhadap 50 orang ibu dari siswa prasekolah dan responden dipilih berdasarkan kondisi dan keadaan serta ketersediaan populasi untuk ikut dalam penelitian ini dengan kriteria inklusi Ibu yang bekerja di luar rumah, ibu yang tidak bekerja, dan bersedia menjadi responden. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang terbagi menjadi dua yaitu masing-masing untuk variable pola asuh ibu dan untuk perilaku anak usia prasekolah. Variable yang diukur pada penelitian ini adalah pola asuh ibu yang bekerja maupun tidak bekerja.dan perilaku anak usia prasekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pekerjaan ibu bukan suatu hal yang behubungan dengan perilaku anak (r = 0,138 dan p-value = 0,339), namun pada penelitian ini didapatkan hal yang sangat berhubungan terhadap perilaku anak adalah jenis pola asuh yang diterapkan (r = 0,855 dan p-value = 0,00). Diharapkan penelitian ini akan menambah pengetahuan masyarakat terutama ibu, baik yang bekerja maupun tidak bekerja untuk lebih memperhatikan cara mengasuh anak agar dapat mencapai perilaku anak yang taat. . Kata kunci: pola asuh ibu yang bekerja, pola asuh ibu yang tidak bekerja, perilaku anak usia prasekolah

Rezky Seftiansyah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

k

Citation preview

Hubungan pola asuh ibu yang bekerja dan ibu yang tidak bekerja terhadap Perilaku anak usia prasekolah

(studi kasus di tk al-ghoniya kota malang)

ABSTRAK

Seftiansyah, Rezky. 2012. Hubungan Pola Asuh Ibu yang Bekerja dan Ibu yang

Tidak Bekerja Terhadap Perilaku Anak Usia Prasekolah. Tugas Akhir Progam Studi Ilmu Keperawatan, Fakulta Kedokteran Universitas Brawijaya. Pembimbing: (1) dr. A.Chusnul Chuluq Ar. MPH. (2) Ns. Retno Lestari, S.Kep, M.Kep

Pola asuh orang tua adalah cara perlakuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan, memberi perlindungan dan mendidik anak dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu dampak dari penerapan pola asuh orang tua adalah yang tercermin pada perilaku anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh ibu yang bekerja dan ibu yang tidak bekerja terhadap perilaku anak usia prasekolah dengan studi kasus pada Taman Kanak-Kanak Al-Ghoniya Kota Malang. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan terhadap 50 orang ibu dari siswa prasekolah dan responden dipilih berdasarkan kondisi dan keadaan serta ketersediaan populasi untuk ikut dalam penelitian ini dengan kriteria inklusi Ibu yang bekerja di luar rumah, ibu yang tidak bekerja, dan bersedia menjadi responden. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang terbagi menjadi dua yaitu masing-masing untuk variable pola asuh ibu dan untuk perilaku anak usia prasekolah. Variable yang diukur pada penelitian ini adalah pola asuh ibu yang bekerja maupun tidak bekerja.dan perilaku anak usia prasekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pekerjaan ibu bukan suatu hal yang behubungan dengan perilaku anak (r = 0,138 dan p-value = 0,339), namun pada penelitian ini didapatkan hal yang sangat berhubungan terhadap perilaku anak adalah jenis pola asuh yang diterapkan (r = 0,855 dan p-value = 0,00). Diharapkan penelitian ini akan menambah pengetahuan masyarakat terutama ibu, baik yang bekerja maupun tidak bekerja untuk lebih memperhatikan cara mengasuh anak agar dapat mencapai perilaku anak yang taat.

.

Kata kunci: pola asuh ibu yang bekerja, pola asuh ibu yang tidak bekerja,

perilaku anak usia prasekolah

ABSTRACT

Putra., Rezky Seftiansyah. 2012. The correlation of mother does attend pattern

who works and does not work in regard of preschool age children attitude.

Final task of nursing science study program, medical faculty of brawijaya

university. Advisors: (1) dr.Achmad Chusnul Chuluq Ar.MPH (2) Ns.Retno

Lestari, S.kep, M.kep.

Parent’s attend pattern is the way of parent’s doing in to fulfill necessity,

give protection and bring up the children in daily life . One of impacts of

assembling in parent’s attend pattern is seen on children behavior. This research

is aim to know the differences of mother’s attend pattern who works and does not

work in regard of pre - school age children attitude with case study on taman

kanak – kanak Al-Ghoniya Malang City. Design of this research is used

descriptive analysis design with used cross sectional approach. This research is

done on 50 mothers of preschool students and the respondents are chosen

based on situation and conditional along with population availability to participate

in this research with mother inclusive criterion that works outside of home, does

not work, and be ready be respondents. This research is used questioner that

divided in two, namely each for variable mother’s attend pattern and for

preschool age children behavior. The result of research showed that kinds of

mother’s work are not a thing which extremely influencing children behavior (r

=0,138 and p-value = 0,339), however on this research is got thing that

correlation on children behavior is kinds of attend pattern which applied (r = 0,855

and p-value = 0,00). Expected for this research would increase knowledge of

society especially for mother who works and does not work to more attention

parenting so can achieve a good behavior of children.

Keyword: Mother’s attend pattern who works, mother’s attend pattern who

does not work, preschool age children attitude.

LATAR BELAKANG

Peranan wanita tidak bisa

dipisahkan dengan peran dan

kedudukan mereka dalam keluarga.

Seiring dengan kemajuan ekonomi dan

meningkatnya pendidikan wanita,

maka banyak ibu rumah tangga saat

ini yang juga ikut berkarya di luar

rumah (Ratna, 2000).

Menurut Encyclopedia of

Children’s Health, ibu bekerja adalah

seorang ibu yang bekerja di luar rumah

untuk mendapatkan penghasilan di

samping membesarkan dan mengurus

anak di rumah (Lerner, 2001). Ibu

bekerja adalah ibu yang memiliki anak

dari umur 0-18 tahun dan menjadi

tenaga kerja. Jumlah ibu bekerja di

seluruh dunia mencapai 54,3 % pada

tahun 2001 (OECD, 2001). Peran

ganda ibu sebagai ibu rumah tangga

dan sebagai pencari nafkah semakin

dibutuhkan seiring dengan kemajuan

teknologi. Selain faktor ekonomi,

partisipasi para ibu di lapangan kerja

juga dipengaruhi oleh faktor sosial,

politik dan demografi. Pada tahun

2000, 35% dari ibu dengan anak balita

bekerja selama 31 jam atau lebih

(Reynolds et. al., 2003).

Di negara maju dan negara

industri seperti Inggris dan Amerika

Serikat, dua pertiga dari jumlah ibu

adalah seorang pekerja. Menurut data

statistik Office for National Statistics, di

Inggris terdapat 57% ibu yang memiliki

anak dengan umur di bawah lima

tahun. Menurut angka statistik

tersebut, di Inggris terdapat 71% dari

ibu yang memiliki anak paling muda

berumur lima sampai sepuluh tahun

merupakan seorang pekerja.

Sedangkan di Amerika Serikat, 60%

wanita (35% ibu dengan anak di

bawah 18 tahun dan 45% ibu dengan

anak balita) adalah seorang pekerja

(Utomo, 2012).

Mereka yang bekerja memiliki

alasan bahwa bekerja merupakan

suatu pilihan atau suatu kebutuhan.

Berbeda dengan negara maju,

seorang ibu yang bekerja demi

menambah hasil pendapatan keluarga

merupakan suatu keharusan. Di

negara yang sedang berkembang

seperti Indonesia tingkat kemiskinan

dan pengangguran yang semakin

meningkat menjadi salah satu alasan

mengapa banyak ibu yang bekerja

(Ratna, 2000). Menurut Data Statistik

Indonesia 2005, lebih kurang 34 juta

penduduk berumur di atas 15 tahun

dan berjenis kelamin perempuan

adalah seorang pekerja. Sedangkan di

Jawa Timur, menurut Pusat Data dan

Informasi Ketenagakerjaan 2002,

terdapat 6.187.560 wanita yang

berumur 15 tahun ke atas adalah

seorang pekerja dan 435.621

diantaranya adalah yang berada di

Kota Malang (Depnakertrans, 2012).

Status ibu bekerja tentu saja

memilki dampak terhadap

pertumbuhan dan perkembangan

anak. Ibu yang ikut bekerja

mempunyai banyak pilihan. Ada ibu

yang memilih bekerja dirumah dan ada

ibu yang memilih bekerja di luar

rumah. Jika ibu memilih bekerja di luar

rumah maka ibu harus bisa mengatur

waktu untuk keluarga karena pada

dasarnya seorang ibu mempunyai

tugas utama yaitu mengatur urusan

rumah tangga termasuk mengawasi,

mengatur dan membimbing anak-

anak.

Dampak positif ketika ibu

menjalankan dua pekerjaan sekaligus

dengan sebaik-baiknya dan tanpa

keluhan, sebenarnya mengajarkan

rasa tanggung jawab kepada anak.

Ketika anak sudah cukup mengerti

tentang kesibukan ibu bekerja, anak

akan mengerti berbagai hal yang

positif dari bekerja, sehingga anak

akan berpikir bahwa bekerja itu

menyenangkan. Namun di sisi lain

terdapat dampak negatif dari ibu yang

bekerja khususnya ibu yang bekerja di

luar rumah. Ketika seorang ibu

mengurangi waktunya di rumah untuk

bekerja di kantor, dikhawatirkan anak

akan kehilangan perhatian dari

orangtuanya, dan cenderung menjadi

nakal.

Namun terdapat pula fakta

yang menjelaskan bahwa

perkembangan dan perilaku anak

bukan dipengaruhi oleh ibu mereka

bekerja atau tidak, namun perilaku

anak lebih dipengaruhi kasih sayang

dan perhatian yang diberikan oleh

keluarga. Dampak ibu bekerja pada

anak sangat tergantung pada

bagaimana mengelola pengasuhan

dan terutama sikap ibu dalam bekerja.

Ibu perlu memberi contoh bahwa

meski lebih banyak menghabiskan

waktu di luar rumah, ibu tetap bisa

memberi cukup perhatian untuk

tumbuh-kembang anak.

Anak pada usia prasekolah

merupakan pribadi unik yang

merupakan titik awal tahap

perkembangan manusia mulai

mengenal lingkungan luar selain

keluarga. Pada usia prasekolah anak

memiliki ciri khusus yang merupakan

dasar beradaptasi dalam berperilaku

dan tumbuh bersosialisasi yaitu fisik,

sosial, emosional dan kognitif.

Penelitian tentang masalah sosial yang

dilakukan di Yogakarta pada

Desember 2012 menunjukkan anak

usia prasekolah membutuhkan

perhatian khusus dalam hal asuhan

karena pada usia ini anak mulai belajar

bernegosiasi, kompromi, bekerjasama,

dan melakukan eksplorasi

mengembangkan berbagai ide. Hal ini

juga sangat berpengaruh dalam

perkembangan fungsi kognitif,

akademik dan emosi anak.

Tujuan dari penelitian ini adalah

Mengetahui hubungan pola asuh ibu

yang bekerja dan ibu yang tidak

bekerja terhadap perilaku anak usia

prasekolah (studi kasus di TK Al-

Ghoniya Kota Malang).

Manfaat penelitian ini yaitu (1)Bagi

masyarakat, sebagai masukan kepada

masyarakat terutama ibu, baik yang

bekerja maupun tidak bekerja untuk

lebih memperhatikan cara mengasuh

anak agar dapat mencapai perilaku

anak yang baik. (2) Bagi institusi

pendidikan diharapkan dapat

memberikan sumbangan pikiran dan

masukan untuk mengembangkan ilmu

dan teori keperawatan khususnya teori

keperawatan keluarga. (3) Bagi peneliti

yaitu meningkatkan keterampilan

dalam melakukan penelitian,

khususnya penelitian komunitas.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini

menggunakan desain penelitian

deskriptif analitik dengan

menggunakan pendekatan cross

sectional dimana peneliti melakukan

observasi atau pengukuran variabel

independen dan dependen hanya satu

kali pada satu saat.

Pada penelitian ini sebagai

populasinya adalah semua ibu dari

siswa prasekolah TK Al-Ghoniya di

kota Malang yang berjumlah 121

orang.

Rumus yang digunakan untuk

menentukan besarnya sampel adalah

sebagai berikut :

𝑛 =𝑁

1 + 𝑁(𝑑)2

Keterangan:

𝑁 : Besar populasi

𝑛 : Besar sample

𝑑 : Tingkat signifikansi (10%)

Teknik pengambilan sampel

yang digunakan pada penelitian ini

adalah dengan menyesuaikan kondisi

dan keadaan serta ketersediaan

populasi untuk ikut dalam penelitian

ini.

Sampel pada penelitian ini

adalah 54 orang ibu dari siswa

prasekolah TK Al-Ghoniya di kota

Malang yang memenuhi kriteria inklusi,

yaitu (1) Ibu yang bekerja di luar

rumah sebagai pegawai negeri,

karyawan swasta, dll, (2)Ibu yang tidak

bekerja, (3) Ibu yang bersedia menjadi

responden.

Dalam penelitian ini instrumen

yang digunakan oleh peneliti adalah

kuesioner.

a. Untuk variabel pola asuh orang tua

peneliti menggunakan daftar

pertanyaan sebanyak 10 item dengan

model MCQ (Multiple Choice

Questions) dengan 4 options dari

masing–masing item yang mewakili

Pola Asuh Demokrasi, Pola Asuh

Otoriter, Pola Asuh Permisif, Pola

Asuh Penelantar. Masing-masing

pertanyaan merupakan parameter dari

keempat pola asuh tersebut.

Kemudian dilakukan penilaian

hasil pada masing-masing pola asuh

yaitu nilai 4 untuk pola asuh

demokratis, nilai 3 untuk pola asuh

otoriter, nilai 2 untuk pola asuh

permisif dan nilai 1 untuk pola asuh

penelantar. Sedangkan untuk penilaian

tingkat perilaku, Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner yang berisi pertanyaan yang

telah tersusun berdasarkan perilaku

anak prasekolah yang ingin diteliti.

Kuesioner pengukuran tingkat perilaku

terdiri dari 10 item pernyataan dengan

menggunakan skala Likert sederhana.

Semua item tersebut adalah

pernyataan positif. kemudian dilakukan

penilaian hasil jika jawaban ya diberi

nilai 1, jika jawaban tidak diberi nilai 0

dengan rentang nilai yaitu jika nilai

yang didapatkan kurang dari sama

dengan 50% maka dapat digolongkan

anak berperilaku tidak taat, jika

didapatkan nilai di atas 51% maka

anak digolongkan berperilaku taat.

Pada penelitian ini dilaksanakan

setelah mendapat rekomendasi dari

jurusan keperawatan fakultas

kedokteran Brawijaya. Pengumpulan

data untuk penelitian dimulai dengan

mengidentifikasi sampel yang akan

diteliti yaitu mengumpulkan responden

yang sesuai dengan kriteria inklusi.

Setelah ibu siswa terpilih sebagai

responden, peneliti memberikan

informed consent kepada responden

dan sebagai tindakan persetujuan

untuk dijadikan sampel penelitian

responden memberikan tanda

tangannya. Kemudian peneliti

memberikan kuesioner yang akan diisi

untuk responden. Teknik pengumpulan

data menggunakan kuesioner pada

kedua variabel, yaitu pola asuh ibu dan

perilaku anak usia prasekolah.

Kuesioner pola asuh ibu diisi dengan

memilih jawaban yang paling tepat,

dan pada kuesioner perilaku anak

memberikan tanda jawaban ya atau

tidak. Setelah data terkumpul,

dilakukan koding yaitu dengan

memberikan tanda untuk memudahkan

peneliti dalam mengenali datanya.

Variabel pola asuh ibu, data

dikumpulkan dengan menggunakan

kuesioner dengan memilih jawaban

yang menurut responden paling benar.

Kemudian dari hasil jawaban

responden dihitung dengan

memberikan skor untuk jawaban benar

dan salah. Untuk variabel perilaku

anak, diberikan setelah ibu mengisi

kuesioner pola asuh, setelah data

terkumpul untuk mengetahui tingkat

kesesuaian dengan menjumlahkan

skor tingkat kenyataan dan dibagi

dengan skor tingkat harapan dikalikan

dengan 100%. Seluruh hasil

perhitungan dari seluruh responden

dijumlahkan dan dirata-rata. Setelah

semua data terkumpul dilakukan

tabulasi data dan pengolahan data

menggunakan uji statistik Korelasi

Product Moment, dengan SPSS for

Windows versi 13.

Kriteria penilaian pola asuh yaitu

setiap jawaban pilihan yang dipilih oleh

responden sesuai kriteria penilaian

skor 4 untuk pola asuh demokratis,

skor 3 untuk pola asuh otoriter, skor 2

untuk pola asuh permisif, dan skor 1

untuk pola asuh penelantar.

Sedangkan kriteria penilaian perilaku

anak usia prasekolah yaitu setiap

jawaban ya diberi nilai 1 dan setiap

jawaban tidak diberi nilai 0.

Hasil data yang diperoleh adalah

data yang bersifat kuantitatif, yaitu

berupa angka–angka. Setelah data

terkumpul dari semua pengisian

kuesioner kemudian dilakukan

penilaian dengan memberikan skoring

pada masing-masing pola asuh pola

asuh demokrasi nilai 4, pola asuh

otoriter nilai 3, pola asuh permisif nilai

2, pola asuh penelantar nilai 1.

Hasil prosentase

diinterprestasikan dengan skala

kualitatif, yaitu:

≥31 : Baik sekali ( PA Demokrasi)

21-30 : baik ( PA otoriter )

11-20 : cukup ( PA Permisif)

≤10 : Kurang ( PA penelantar)

Data dari hasil penilaian tingkat

kepentingan/harapan dan kenyataan,

selanjutnya akan dilakukan

perhitungan mengenai tingkat

kesesuaian antara tingkat

kepentingan/ harapan dengan

kenyataan perilaku anak. Tingkat

kesesuaian adalah hasil dari

perbandingan antara skor kenyataan

dan skor harapan.

Nilai yang diperoleh akan

diinterpretasikan dengan

menggunakan kriteria sebagai berikut :

Tki≥51%=perilaku taat dan Tki ≤ 50%=

perilaku tidak taat.

HASIL PENELITIAN

Hasil deskripsi analisis bivariat

tersebut dapat di uraikan berdasarkan

pada beberapa hubungan faktor-faktor

tersebut.

Karakteristik Hubungan Ibu Yang

Bekerja dan Ibu yang Tidak Bekerja

dengan Perilaku Anak

Tingkat perilaku

Total nilai r P-Value

taat tidak taat

Bekerja Tidak

Bekerja

24 2 44

0,138 0,339 20 4 6

Berdasarkan tabel di atas

diperoleh distribusi penyebaran yang

tidak merata yaitu rhitung < rtabel (0,278)

dan juga probabilitas (sig) > 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat hubungan signifikan

antara ibu yang bekerja dan tidak

bekerja terhadap perilaku anak.

Karakteristik Hubungan Ibu yang

Bekerja dan Tidak Bekerja dengan

Jenis Pola Asuh.

Diperoleh data bahwa frekwensi

responden berdasarkan pekerjaan ibu

dengan jenis pola asuh diperoleh

frekwensi tertinggi pada ibu yang

bekerja dengan pola asuh kategori

demokratis sebanyak 20 orang dan

frekwensi terendah pada ibu yang

tidak bekerja dengan kategori pola

asuh permisif yaitu sebanyak 0.

Jika dihitung berdasarkan

persentase maka persentase tertinggi

ada pada kategori ibu bekerja dengan

pola asuh demokratis yaitu sebanyak

76,9% dan terendah pada ibu yang

bekerja dengan pola asuh permisif

sebanyak 0%. Namun pada kategori

ibu yang tidak bekerja didapatkan hasil

tertinggi pada penerapan pola asuh

demokratis yaitu sebanyak 70,8% dan

terendah pada penerapan pola asuh

penelantar yaitu 4,2%. Penerapan pola

asuh yang tidak merata pada tiap

pekerjaan ini dapat dilihat dari rhitung <

rtabel (0,278) dan juga probabilitas (sig)

> 0,05 hal ini menyimpulan bahwa

tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara pekerjaan ibu dengan

pola asuh ibu. Maka kesimpulan

dari tabel di atas adalah tidak

terdapat hubungan antara

pekerjaan ibu dengan pola asuh

ibu.

Karakteristik Hubungan Jenis

Pola Asuh Ibu Dengan Tingkat

Perilaku Anak

Tingkat Pola

Asuh

Tingkat

Perilaku Total Nilai r

P-

Value tidak

taat taat

penelantar

permisif

otoriter

demokratis

3

2

1

0

0

0

7

37

3

2

8

37

0,855 0,000

Total 6 44 50

Pola Asuh

Nil

ai r

P-

Val

ue Demokratis Otoriter Permisi

f

Penela

ntar

Bekerja 20 4 0 2 0,0

45

0,6

36 Tidak

Bekerja 17 4 2 1

Berdasarkan tabel di atas

diperoleh data bahwa frekwensi

responden berdasarkan jenis pola

asuh ibu dengan perilaku anak

diperoleh frekwensi tertinggi pada jenis

pola asuh demokrasi dengan tingkat

perilaku anak kategori taat sebanyak

37 orang dan frekwensi terendah pada

jenis pola asuh otoriter dengan

kategori anak tidak taat yaitu sebanyak

1 orang.

Kemudian dicari hubungan

antara pola asuh dengan tingkat

perilaku anak usia pra sekolah.

Dimana semakin ke arah pola asuh

demokratis maka perilaku anak akan

semakin taat. Sedangkan semakin ke

arah pola asuh penelantar maka

tingkat perilaku anak menjadi tidak

taat. Hal ini dapat dilihat dari rhitung >

rtabel (0,278) dan juga probabilitas (sig)

< 0,05 Oleh karena itu kesimpulan

dari tabel di atas adalah terdapat

hubungan signifikan antara pola asuh

ibu dengan perilaku anak usia

prasekolah.

PEMBAHASAN

Hasil yang akan di bahas dalam

penelitian ini menjelaskan tujuan

penelitian tentang pola asuh ibu yang

bekerja, pola asuh ibu yang tidak

bekerja, perilaku anak usia prasekolah,

dan menganalisa hubungan pola asuh

ibu dengan perilaku anak usia

prasekolah sebagai berikut di bawah

ini.

1. Hubungan Ibu Yang Bekerja dan

Ibu yang Tidak Bekerja dengan

Perilaku Anak

Pada penelitian ini didapatkan hasil

bahwa terjadi penyebaran yang tidak

merata pada frekwensi perilaku anak

jika dihubungkan dengan Ibu yang

bekerja dan ibu yang tidak bekerja.

Terdapat 24 anak pada kategori

perilaku taat yang memiliki ibu bekerja

namun 20 anak pada ibu yang tidak

bekerja juga masuk pada kategori taat.

Hal ini menggambarkan bahwa

perilaku anak taat maupun tidak taat

tidak dipengaruhi oleh ibunya bekerja

atau tidak bekerja.

Pekerjaan ibu dalam penelitian ini

bukan menjadi penentu baik atau

buruknya perilaku anak namun

penentu dari perilaku anak adalah pola

asuh yang diterapkan oleh ibu. Hal ini

sesuai dengan Studi penelitian yang

dilakukan Elizabeth Harvey, seorang

psikolog peneliti di Universitas

Massachusetts, di tahun 1999,

mengungkapkan bahwa tidak ada

dampak merugikan bagi anak-anak

yang ibunya bekerja karena yang

terpenting adalah kualitas waktu yang

ibu berikan terhadap anaknya bukan

kuantitas.

2. Hubungan Ibu yang bekerja dan

ibu yang tidak bekerja dengan Jenis

Pola Asuh Ibu.

Penelitian ini mendapatkan hasil

pada ibu yang bekerja yang

menerapkan pola asuh demokratis

sebanyak 20 orang atau 76,9% dari

total ibu bekerja. Namun pada ibu

yang tidak bekerja didapatkan angka

yang tidak jauh berbeda yaitu 17 orang

atau 70,8% dari total ibu yang tidak

bekerja menerapkan pola asuh

demokratis. Hal ini menunjukkan

bahwa ibu bekerja atau tidak bekerja

tidak mempengaruhi pola asuh yang

diterapkan. Adjayani, 2012

menjelaskan bahwa Ibu rumah tangga

dan ibu bekerja pola asuhnya

tergantung panggilan mereka sebagai

seorang ibu, kuantitas waktu mungkin

tidak banyak namun bagaimana waktu

yang sedikit itu dapat berarti dan

berkualitas justru akan membuat

tumbuh kembang anak menjadi lebih

baik.

3. Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan

Perilaku Anak Usia Prasekolah

Pada penelitian ini didapatkan hal

yang paling mempengaruhi perilaku

anak adalah pola asuh ibu, responden

yang menerapkan pola asuh

demokratis memiliki kecenderungan

anak menunjukkan perilaku taat

sebanyak 74% dari seluruh responden

atau 100% dari semua reponden yang

menggunakan pola asuh demokratis.

Pada ibu yang menerapkan pola asuh

otoriter terdapat 16% dari total

responden atau 87,5% anak dari

semua ibu yang menerapkan pola

asuh otoriter berperilaku taat.

Sedangkan pada ibu yang

menerapkan pola asuh permisif dan

penelantar terdapat 100% anak

memiliki perilaku tidak taat.

Dalam proses penerapan pola

asuh pada anak tidak terlepas dari

berbagai unsur antara lain dalam hal

pelaksanaan peraturan/ disiplin di

rumah, penetapan hukuman, adanya

toleransi terhadap keinginan anak dan

dalam hal pengambilan keputusan.

Pola asuh orang tua dalam mendidik

dan membimbing anak merupakan

pencerminan dan karakteristik

tersendiri dari orang tuanya yang

dapat mempengaruhi pola sikap anak

dikemudian hari. (Nur Hidayah dalam

Prasetyo, 2003)

Penerapan pola asuh over

protective didasarkan pada

perlindungan orang tua yang terlalu

berlebihan pada anak, rasa khawatir

berlebihan yang ditunjukkan oleh

orang tua saat berpisah dengan anak

berpotensi menimbulkan respon

kecemasan pada anak pada saat

menghadapi lingkungan baru.

Perlindungan berlebihan dapat

membuat anak kehilangan kreativitas

dan menarik diri dari tantangan hidup.

Selain itu perlindungan yang

berlebihan membuat anak selalu

diliputi kecemasan, merasa terancam,

tidak berani mengambil keputusan dan

tidak berani mengambil tanggung

jawab. Hal ini dapat menghambat

proses adaptasi anak terhadap

lingkungan.

Keluarga adalah lingkungan

pertama dan utama bagi anak dalam

berinteraksi sehingga anak sangat

dipengaruhi oleh pola asuh oran

tuanya. Adanya penjagaan orang tua

yang berlebihan merupakan suatu

bentuk perlakuan yang menghambat

dan menghalangi ruang gerak dan

kebebasan anak, maka ada

kemungkinan anak mempunyai tingkat

kemandirian rendah. Hal ini didukung

oleh penyataan Markum (2001) bahwa

proteksi berlebihan orang tua

membuat anak menjadi ragu–ragu,

tidak mampu berdiri sendiri, sangat

bergantung pada orang lain dan

mudah putus asa.

Pola asuh orang tua yang

demokratis bilamana orang tua

menunjukkan adanya kasih sayang, di

sertai aturan-aturan dengan

menetapkan batas dan kontrol yang

mendukung anak pada tindakan

konstruktif sehingga tercipta

kemandirian pada anak. Anak tidak

dibiarkan begitu saja tanpa kontrol

orang tua, tetapi anak tidak begitu saja

diatur terus-menerus sehingga anak

sama sekali tidak mendapat

kebebasan dalam tingkah laku.

Dengan kata lain anak diberikan

kebebasan untuk mengembangkan

dirinya sepanjang ia dapat

mempertanggung jawabkan. Sikap

keterbukaan orang tua terhadap anak

mendorong anak lebih mudah untuk

mengungkapkan perasaannya

terhadap sekitarnya termasuk saat

beradaptasi dengan lingkungan baru,

anak lebih bebas berekspresi sehingga

sosialisasi menjadi lebih mudah. Untuk

prilaku orang tua yang menggunakan

pola asuh otoriter kecenderungan

kendali berada sepenuhnya ditangan

orang tua, semua peraturan dibuat

orang tua dan harus dituruti oleh anak

apapun yang terjadi sehingga anak

menjadi tidak kreatif dan kurang

berinisiatif dalam hidupnya. Untuk

prilaku orang tua yang menggunakan

pola asuh permisif yaitu orang tua

sangat memanjakan anak yang

ditandai dengan adanya kasih sayang

yang berlebihan tanpa adanya aturan

dalam proses pengasuhan. Hal ini

biasa terjadi pada orang tua yang

terlalu sibuk lebih mementingkan

pekerjaannya dan kurangnya

pengetahuan orang tua tentang cara

pengasuhan.

KETERBATASAN PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini,

penulis memiliki beberapa

keterbatasan antara lain: (1) Perilaku

merupakan suatu hal yang sangat

kompleks yang tidak dapat kita nilai

hanya dengan sepuluh pertanyaan

kuesioner, maka dari itu perilaku taat

dan tidak taat yang penulis maksud

dalam penelitian ini bukanlah dinilai

dari keseluruhan perilaku anak namun

ini adalah perilaku taat dan tidak taat

yang terfokus pada sepuluh

pertanyaan kueisoner pada penelitian

ini. (2) Keterbatasan dalam waktu dan

tenaga menyebabkan penelitian ini

tidak dapat mencapai jumlah

responden yang dibutuhkan. Namun

hal ini tidak mempengaruhi hasil

penelitian secara keseluruhan.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang

dilakukan diperoleh hasil sebagai

berikut (1) Pola asuh ibu yang bekerja.

Dari hasil peneltian, mayoritas ibu

yang bekerja menggunakan pola asuh

demokratis. (2)Pola asuh ibu yang

tidak bekerja. Dari hasil peneltian,

mayoritas ibu yang tidak bekerja juga

menggunakan pola asuh

demokratis.(3) Perilaku anak usia

prasekolah. Dari hasil penelitian

didapatkan data bahwa mayoritas

perilaku anak usia prasekolah

tergolong dalam perilaku taat. (4)

Hubungan ibu yang bekerja dan ibu

yang tidak bekerja dengan perilaku

anak. Tidak terdapat hubungan antara

ibu bekerja maupun ibu yang tidak

bekerja terhadap perilaku anak. (5)

Hubungan ibu yang bekerja dan ibu

yang tidak bekerja dengan jenis pola

asuh ibu. Tidak terdapat hubungan

antara ibu bekerja maupun ibu yang

tidak bekerja terhadap jenis pola asuh

yang ibu terapkan.(6) Hubungan pola

asuh ibu dengan perilaku anak usia

prasekolah. Terdapat hubungan yang

signifikan antara pola asuh ibu

terhadap perilaku anak usia

prasekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Adjayani, R. 2012. Pola Asuh Anak

Yang Baik Untuk Ibu Yang

Bekerja.

http://antaranews.com/berita/314

315/pola-asuh-anak-yang-baik-

untuk-ibu-bekerja. diakses pada

tanggal 20 november 2012.

Alimul Hidayat, A. 2007. Riset

Keperawatan dan Teknik

Penulisan Ilmiah Edisi 2.

Jakarta:Salemba Medika.

Alimul Hidayat, A. 2005. Pengantar

Ilmu Keperawatan Anak 1.

Jakarta: Salemba Medika.

Ahira, A. 2011. Mengenal Kebutuhan

Anak Secara DIni.

http://www.anneahira.com/kebutu

han-anak-11449.htm diakses

pada tanggal 21 mei 2012.

Ayahbunda. 2001. Dari A Sampai Z

Tentang Perkembangan Anak.

Jakarta: PT Gaya Favorit Press.

Derni, M. 2009. Happy Parenting.

Bandung: Lingkar Pena.

Drost, dkk. 2002. Perilku Anak Usia Dini dan Pemecahannya. Jakarta: Familia.

Effendy, N. 2000. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Ed. 2. Jakarta: EGC.

Godam. 2008. Jenis/Macam Tipe Pola Asuh Orangtua Pada Anak & Cara Mendidik/Mengasuh Anak Yang Baik.http://organisasi.org/jenis-macam-tipe-pola-asuh-orangtua-pada-anak-cara-mendidik-mengasuh-anak-yang-baik. diakses pada tanggal 9 april 2012.

Handayani, N. 2000. Ibu Bekerja dan Dampaknya pada Perkembangan Anak. http://infoanakindonesia.tripod.com/ibu_bekerja.htm. diakses pada tanggal 24 april 2012.

Jenny. 2012. Ciri-ciri Anak Prasekolah atau TK. http://duniapsikologi.com/ciri-ciri-anak-prasekolah-atau-tk. diakses pada tanggal 30 oktober 2012.

Kartono, 2007. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar Maju.

Kiong, M. 2010. Cara Kreatif Mendidik Anak Ala Melly. Kiong. Jakarta: Progressio Publishing.

Fridani L & APE. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Media Komputindo.

Lerner, C, et al. 2001. Bringing Up Baby: Three Steps to Making Good Decisions in Your Child's First Years. Washington, DC: Zero to Three Press.

Masenthin, Tricia. 2011. Return to Work or Stay at Home? Research Supports Both Choices. http://suite101.com/article/return-to-work-or-stay-at-home-research-supports-both-choices-a328719 diakses pada tanggal 18 mei 2012.

Mediastore. 2005.Apotek Online&Media Informasi Obat Penyakit. http://www. mediastore.com. Di askses tanggal 18 mei 2012.

Miller & Turansky. 2012. Reinforcing The Behavior You Want in Your Child.http://www.housewifeintown.com/2012/02/reinforcing-behavior-you-want-in-your.html diakses pada tanggal 20 April 2012.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Ed. 2. Jakarta: Salemba Medika.

Nurwidianingtyas, Wiwit. 2006.Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prilaku Asertif Pada Remaja. Skripsi Sarjana Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.

OECD. 2001. BALANCING WORK AND FAMILY LIFE. www.oecd.org/dataoecd/11/12/2079435.pdf. diakses pada tanggal 11 juli 2012.

Petranto, I. 2006. Rasa Percaya Diri Adalah Pantulan Pola Asuh Orang Tuanya http://dwpptri jenewa.issuisse.com/buletin/wp-tracck back.php?p=32. Diakses tanggal 7 juli 2012.

Phelan, TW. 2009. 1-2-3 Magic Cara Ajaib Mendisiplinkan Anak umur 2-12 Tahun. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Pramudiarja, U. 2001. Ditinggal Ibu Bekerja Tak Akan Bikin Anak Hiperaktif. http://health.detik.com/read/2011/07/25/160159/1688978/764/ditinggal-ibu-bekerja-tak-akan-bikin-anak-hiperaktif?browse=frommobile diakses pada tanggal 3 mei 2012.

Prasetyo, E. 2003. Gambaran Pola Asuh Orang Tua Dengan Anak Penyandang Autisme Dan Anak Dengan Kebutuhan Nutrisi Khusus Rumah Sakit Universitas Islam Malang. Skripsi Sarjana Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.

Rake, K. 2011. Working mothers 'do no harm to children's behaviour'. http://www.bbc.co.uk/news/education-14247472 diakses pada tanggal 11 mei 2012. Sugiarto, Didik. 2009. Tips Mendidik Anak Balita Agar Cerdas. http://www.didiksugiarto.com/2009/04/tips-mendidik-anak-balita-

agar-cerdas.html diakses pada tanggal 7 Juli 2012.

Ratna, T. 2000. Wanita Bekerja dan Implikasi Sosial. www.bappenas.go.id/get-file-server/node/8632.html diakses pada tanggal 7 juli 2012.

Reynolds et. al. 2003. FI Research Summary: Fathers, Mothers, Work, and Family. http://www.fatherhoodinstitute.org/2011/fi-research-summary-fathers -mothers-work-and-family.html diakses pada tanggal 11 juli 2012.

Tarmudji, T. 2001. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Agresitivitas Remaja. http://www.pdk.go.id/balibang. Di akses tanggal 11 juli 2012.

Turansky,S. 2012. Reinforcing The Behavior You Want in Your Child. http://www.housewifeintown.com/2012/02/reinforcing-behavior-you-want-in-your.html diakses pada tanggal 7 april 2012.

Utomo, J. 2012. Pendidikan Anak Usia Prasekolah. http://anakanak.net/pendidikan-anak-pra-sekolah.html diakses pada tanggal 7 Juli 2012.

Yulia. 2010. Dunia Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Mengetahui, Pembimbing I

dr. A. Chusnul Chuluq Ar. MPH

NIP. 19511019 198002 001