11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BAB I - 1 revitalisasi kawasan Braga BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Ungkapan Paris Van java atau Parisnya Jawa bermula dari jalan Braga. Jalan Braga sendiri mencapai puncak kejayaan pada periode 1920-1940. Apalagi setelah walikota Bandung saat itu B.Coops menginginkan Braga menjadi pusat pertokoan ekslusif bergaya barat di Hindia Belanda dengan menjajakan barang-barang lux. Kawasan Braga menjadi satu-satunya tempat yang menunjukan life style yang mewah kalangan elit saat itu khususnya orang Eropa yang tinggal di Hindia Belanda. Mereka menjadikannya sebagai pusat politik, intelektual, seni, budaya hingga hiburan. I.1 Degradasi Kawasan Penataan kawasan Braga tempo dulu sangat menyenangkan dengan mengutamakan warga Eropa untuk beraktivitas. Toko-toko menyajikan barang dagangan yang ditata apik. Pada kiri-kanan jalan, tidak boleh ada kegiatan perdagangan bentuk lain selain pertokoan. Pedestrian betul-betul difungsikan sebagai tempat orang berjalan. Kawasan Braga menjadi tempat yang disenangi orang banyak untuk rekreasi jalan kaki di pusat kota. Seiring dengan perjalanan waktu, kejayaan Jalan Braga lambat laun mulai meredup. Penurunan kualitas dan kuantitas kawasan, membuat kawasan Braga kurang nyaman untuk dinikmati seperti tempo dulu. Degradasi Kualitas Kawasan Jalan Braga saat ini merupakan jalan yang ramai dilintasi kendaraan bermotor, sehingga kualitas kawasan menurun karena suara bising dan asap yang ditimbulkan kendaraan tersebut. Gambar 1.1 Pejalan Kaki, Parkir dan Lalulintas Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014)

REVITALISASI KAWASAN BRAGA DENGAN KONSEP

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: REVITALISASI KAWASAN BRAGA DENGAN KONSEP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I - 1revitalisasi kawasan Braga

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Ungkapan Paris Van java atau Parisnya Jawa bermula dari jalan Braga. Jalan Braga

sendiri mencapai puncak kejayaan pada periode 1920-1940. Apalagi setelah walikota

Bandung saat itu B.Coops menginginkan Braga menjadi pusat pertokoan ekslusif

bergaya barat di Hindia Belanda dengan menjajakan barang-barang lux. Kawasan

Braga menjadi satu-satunya tempat yang menunjukan life style yang mewah kalangan

elit saat itu khususnya orang Eropa yang tinggal di Hindia Belanda. Mereka

menjadikannya sebagai pusat politik, intelektual, seni, budaya hingga hiburan.

I.1 Degradasi Kawasan

Penataan kawasan Braga tempo dulu sangat menyenangkan dengan

mengutamakan warga Eropa untuk beraktivitas. Toko-toko menyajikan barang

dagangan yang ditata apik. Pada kiri-kanan jalan, tidak boleh ada kegiatan

perdagangan bentuk lain selain pertokoan. Pedestrian betul-betul difungsikan

sebagai tempat orang berjalan. Kawasan Braga menjadi tempat yang disenangi

orang banyak untuk rekreasi jalan kaki di pusat kota. Seiring dengan perjalanan

waktu, kejayaan Jalan Braga lambat laun mulai meredup. Penurunan kualitas dan

kuantitas kawasan, membuat kawasan Braga kurang nyaman untuk dinikmati

seperti tempo dulu.

Degradasi Kualitas Kawasan

Jalan Braga saat ini merupakan jalan yang ramai dilintasi kendaraan

bermotor, sehingga kualitas kawasan menurun karena suara bising dan asap

yang ditimbulkan kendaraan tersebut.

Gambar 1.1 Pejalan Kaki, Parkir dan LalulintasSumber : Dokumentasi Pribadi (2014)

Page 2: REVITALISASI KAWASAN BRAGA DENGAN KONSEP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I - 2revitalisasi kawasan Braga

Sedang masalah selanjutnya adalah area parkir yang terbatas. Unit usaha

di Braga pada dasarnya membutuhkan ruang untuk mengakomodasi tamu

yang membawa kendaraan bermotor. Namun karena kerebatasan tempat

maka digunakanlah sisi badan jalan. Akibatnya, ruas jalan yang sempit jadi

bertambah sempit. Hal yang lebih mengkhawatirkan tak jarang trotoar yang

sejatinya didominasi para pejalan kaki digunakan pula untuk parkir

khususnya kendaraan roda dua. Saat pejalan kaki terusik kenyamanannya,

trotoar menjadi tak terawat, kotor, bahkan kumuh.

Selanjutnya adalah perubahan gaya hidup masyarakat, masyarakat mulai

menyukai tempat wisata yang menyajikan berbagai barang untuk berbelanja.

Munculnya factory outlet dan mall di kota bandung mulai menjadi pilihan

para wisatawan untuk berwisata berbelanja di kota bandung.

Bahkan sejak 2005 banyak pemilik usaha sekitar Braga gulung tikar alias

menutup usaha akibat krisis moneter. Akibatnya bangunan-bangunan

bersejarah terbengkalai dengan kondisi menyedihkan. Kalaupun bangunan-

bangunan itu masih berdiri hal amat disayangkan adalah identitansya yang

telah hilang. Di mana bangunan-bangunan itu secara serampangan dirombak

oleh pemiliknya dengan gaya modern atau menghalanginya dengan papan-

papan reklame yang sifatnya komersial.

Gambar 1.2Pub Scorpio, Buka Pada Malam Hari danKurang Terawat Secara Fisik BangunanSumber : Dokumentasi Pribadi (2014)

Degradasi Kuantitas Kawasan

Perubahan drastis kawasan ini sangat terasa antara tahun 1970-1980-an.

Paradigma pembangunan yang digembor-gemborkan oleh penguasa kala itu

membuat kawasan Jalan Braga semakin semrawut dan rusak. Menurut

David B.Sediono, sebelum tahun 1970-an ada pakem yang sangat dipatuhi.

Di antaranya pemilik bangunan tidak boleh membangun gedungnya lebih

Page 3: REVITALISASI KAWASAN BRAGA DENGAN KONSEP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I - 3revitalisasi kawasan Braga

dari 2 lantai. Selepas tahun 1970-an, dengan alasan pembangunan, gedung-

gedung dibongkar dan di-bangun semaunya sendiri. Akibatnya Jalan Braga

justru semakin semrawut, jelasnya. Alhasil dari sekitar 150-an bangunan

yang ada, tinggal 50 persen saja yang masih berwajah asli. Sementara 25

persen lainnya telah direnovasi menurut selera modern. Yang ironis, 25

persen lainnya justru dibiarkan terbengkalai. Tercatat sekitar 25 gedung

yang kini seakan tak bertuan lagi.

Munculnya bangunan baru di kawasan Braga memiliki dampak positif

dan negatif. Bangunan baru berupa toko-toko membuat wisatawan kembali

mengunjungi Braga untuk sekedar mampir untuk makan atau berbelanja,

namun dengan munculnya bangunan baru, maka bangunan lama

berarsitektur eropa-pun terancam mengalami perubahan.

Gambar 1.3 Bangunan Baru yang kurang Sesuai denganKoridor Braga

Sumber : Dokumentasi Pribadi(2014)

I.2 Program Revitalisasi Oleh Pemkot Bandung

Sebagai upaya revitalisasi, saat ini Pemerintah Kota Bandung sedang

melakukan pembenahan Jalan Braga, seperti pembangunan bangunan baru untuk

menjadi daya tarik baru, intervensi fisik untuk mempercantik koridor Braga dan

event-event di Braga untuk lebih meramaikan Braga kembali.

Intervensi Fisik Kawasan

Pembenahan Jalan Braga yang dimulai dengan penggantian jalan aspal

dengan susunan batuan andesit. Penggantian badan jalan ini tak lepas dari

kritik, terutama karena kualitas jalan aspal di Jalan Braga termasuk yang

sangat baik. Akan tetapi, penggunaan bahan batu andesit pun dianggap tak

memiliki relevansi sejarah.Setelah mengeluarkan biaya yang cukup mahal,

revitalisasi itu justru gagal. Nasib pejalan kaki tidak juga bertambah nyaman

Page 4: REVITALISASI KAWASAN BRAGA DENGAN KONSEP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I - 4revitalisasi kawasan Braga

karena kendaraan tetap melintasi batu andesit tersebut. Susunan batu andesit

di Jalan Braga tersebut justru goyang semua saat dilalui mobil. Goyangnya

batu tersebut menghasilkan bunyi yang cukup ribut dan tidak enak

didengar.( Harian Pikitan Rakyat 2007)

Gambar 1.4 Proses Pemasangan Batu AndesitSumber :

http://data.tribunnews.com/foto/images/preview/20120902_Perbaikan_Jalan_Braga_9068.jpg

Aksi gotong royong pembersihan, penataan dan pemolesan deretan

bangunan tua di Braga dengan mengecat menggunakan cat khusus warna

putih yang melibatkan aparat pemerintah Kecamatan Sumur Bandung dan

warga masyarakat yang tinggal dan menempati bangunan di

Braga.(www.antarajawabarat.com)

Braga City Walk

Sebelumnya, harapan pernah digantungkan pada kehadiran Braga

Citywalk, namun tampaknya hingga saat ini Braga Citywalk belum

memberikan pengaruh yang signifikan pada pengembangan Jalan Braga.

Lokasi tempat Braga Citywalk sendiri merupakan bekas lokasi pabrik

perakitan mobil yang pertama di Hindia Belanda, “Fuchs & Rens”. Pabrik

yang didirikan pada tahun 1919 ini juga merupakan pabrik perakitan mobil

mewah Mercedes Benz yang pertama di Indonesia. Sangat disayangkan,

upaya revitalisasi Pemkot Bandung mengorbankan salah satu bangunan

bersejarah kota Bandung.( Harian Pikitan Rakyat 2007)

Page 5: REVITALISASI KAWASAN BRAGA DENGAN KONSEP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I - 5revitalisasi kawasan Braga

Gambar 1.5 Braga City WalkSumber : Dokumentasi Pribadi (2014)

Pemkot Bandung yang Kurang memperhatikan Bangunan-Bangunan Tua di

Bandung

Selain masalah pemugaran yang menyebabkan hilangnya bentuk asli

bangunan, masalah lain adalah penelantaran bangunan oleh pemiliknya.

Dengan mudah kita bisa menjumpai bangunan-bangunan yang terlantar di

Braga bahkan kosong tak berpenghuni, dan banyak kasus juga di banyak

daerah di Bandung. Lama kelamaan, bangunan ini mengalami kerusakan,

bobrok dan hancur dimakan usia. Meskipun sebenarnya sudah ada Undang-

Undang yang mengatur tentang masalah ini, yaitu UU No. 5 tahun 1992

tentang Benda Cagar Budaya, ternyata kasus pembongkaran, penelantaran

dan tidak berfungsinya bangunan kuno masih terus terjadi.

I.3 Potensi Braga dan Kota Bandung

Nilai Sejarah Braga

Sejarah yang kuat membuat kawasan Braga tetap di kenal sebagai

kawasan heritage nya kota bandung.Dengan adanya sejarah yang kuat, dapat

dijadikan potensi untuk menarik wisatawan lokal maupun internasional.

Bandung Kota Kreatif

Hasil Survei Channel News Asia di Singapura pada tahun 2011

menyebutkan Bandung masuk dalam lima besar kota kreatif se-Asia.

Indikator survei dilihat dari branding yang dilakukan, pengaruh terhadap

masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Sebelumnya, pada tahun 2007,

Bandung dipilih sebagai proyek percontohan Kota Kreatif se-Asia timur

dalam pertemuan Internasional Berbasis Ekonomi di Yokohama, Jepang.

II. Esensi Judul

Page 6: REVITALISASI KAWASAN BRAGA DENGAN KONSEP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I - 6revitalisasi kawasan Braga

Upaya dan daya menghidupkan dan meningkatkan kembali kualitas dan kuantitas

kawasan Braga sebagai aset budaya dan pariwisata Kota Bandung dengan

mengedepankan kenyamanan pejalan kaki, agar bisa memberikan nilai tambah pada

kawasan Braga.

Maka di rumusakan judul “Revitalisasi Kawasan Braga Bandung dengan Konsep

Pedestrian Mall Sebagai Wujud Kawasan Pusaka Kota Bandung” dengan

penjelasannya sebagai berikut :

II.1 Revitalisasi

Revitalisasi yaitu upaya dan daya menghidupkan kembali lingkungan,

kawasan dan bangunan dengan penataan fisik, baik terhadap bangunan-bangunan

maupun infrastrukturnya, agar bisa memberikan nilai tambah pada kegiatan

ekonomi, sosial, kebudayaan dan permukiman secara umum. Artifak bersejarah

di dalam revitalisasi perkotaan akan menjadi komponen penting yang

merangsang pertumbuhan interaksi kegiatan sosial, dudaya dan ekonomi

(Wiryomartono, 2002).

II.2 Kawasan Braga

Jalan Braga adalah nama sebuah jalan utama di kota Bandung, Indonesia.

Nama jalan ini cukup dikenal sejak masa pemerintahan Hindia-Belanda. Jalan

sepanjang 700 meter yang dikenal sebagai Parijs van Java ini merupakan jalan

yang kaya akan sejarah dan bangunan-bangunan tua. Jalan yang menghubungkan

jalan Naripan ke Jalan Asia-Afrika, Jalan Naripan ke Jalan Suniaraja dan jalan

Lembong, Jalan Perintis Kemerdekaan ke Jalan Suniaraja dan Jalan Lembong

merupakan salah satu tujuan wisata yang ada di Bandung. Memilik lebar jalan ±

8 meter dan lebar pedestrian ± 2,5 meter.

II.3 Pedestrian Mall

Konsep kawasan pedestrian atau sering disebut konsep pedestrianisasi,

lingkungan jalur pejalan kaki yang dapat dipergunakan untuk berbagai aktifitas,

seperti, berjalan-jalan, tempat berkumpul/berkomunikasi, tempat beristirahat,

dan untuk tempat melakukan kegiata berbelanja, yang lebih dikenal dengan

istilah pedestrian mall.

II.4 Kota Pusaka

Page 7: REVITALISASI KAWASAN BRAGA DENGAN KONSEP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I - 7revitalisasi kawasan Braga

Kota Pusaka adalah kota yang memiliki kekentalan sejarah yang bernilai dan

memiliki pusaka alam, pusaka budaya berwujud dan pusaka budaya tidak

berwujud, serta rajutan berbagai pusaka tersebut secara utuh sebagai aset pusaka

dalam wilayah/kota atau bagian dari wilayah/kota yang hidup, berkembang, dan

dikelola secara efektif.

II.5 Revitalisasi Kawasan Braga dengan Konsep Pedestrian Mall sebagai Wujud

Kawasan Pusaka Kota Bandung

Revitalisasi Kawasan Braga dengan Konsep Pedestrian Mall sebagai Wujud

Kawasan Pusaka Kota Bandung adalah upaya yang dilakukan untuk mem-

vitalkan kembali kawasan Braga menjadi kawasan yang mewah seperti pada

masa kejayaannya pada tahun 1920an-1940an.

Upaya dan daya menghidupkan kembali kawasan Braga dengan penataan

fisik, baik terhadap bangunan-bangunan tua peninggalan pemerintahan

hindiabelanda, maupun infrastrukturnya, seperti pedestrian, fasilitas-fasilitas

penunjang ataupun lalulintasnya, agar bisa memberikan nilai tambah pada

kawasan Braga. Konsep pedestrian mall diterapkan untuk memberikan nilai

tambah kepada pejalan kaki dan pelaku keagiatan lainya agar lebih nyaman

melakukan kegiatan di kawasan Braga. Serta tujuan revitalisasi kawasan Braga

agar menjadi proyek percontohan kawasan pusaka Kota Bandung, agar

perlidungan dan pelestarian aset-aset budaya dapat dipantau oleh semua

kalangan.

III. Perumusan Masalah

Revitalisasi yang direncanakan berupa perubahan fungsi kawasan Braga dari fungsi

sebagai jalan utama Braga menjadi kawasan untuk pedestrian, menjadikan kawasan

perbelanjaan yang dipadukan dengan wisata heritage.

Dari kondisi tersebut, maka dirumuskan masalah yang muncul pada kawasan

heritage Braga adalah sebagai berikut :

1) Bagaimana meningkatkan kualitas kawasan, sebagai kawasan pedestrian, heritage,

perdagangan, dan jasa?

2) Bagaimana meningkatkan kuantitas tampilan kawasan, karena banyak bangunan

yang telah dirubah bentuknya mengikuti perkembagan jaman?

3) Bagaimana menciptakan kawasan revitalisasi yang bukan sekedar kawasan yang

Page 8: REVITALISASI KAWASAN BRAGA DENGAN KONSEP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I - 8revitalisasi kawasan Braga

menarik di pandang mata tapi juga berdampak positif serta dapat menigkatkan

dinamika ekonomi dan kehidupan sosial di Braga?

IV. Tujuan dan Sasaran

Tujuan

Menghidupkan dan me-vitalkan kembali kawasan Braga seperti Braga pada

masa kejayaannya dahulu dengan memanfaatkan potensi Braga dan Kota Bandung

saat ini. Meningkatkan image dan citra kawasan Braga sebagai kawasan bersejarah

serta mejadi salah satu icon Kota Bandung yang tampil menarik serta kembali

menjadi sentra kegiatan ekonomi yang dinamis dan membanggakan.

Mengembalikan kuantitas dan kualitas wajah Braga sebagai salah satu kawasan

peninggalan arsitektur Art Deco di Bandung.

Sasaran

- Meningkatkan kawasan pedestrian yang nyaman sebagai tempat bertemu,

berkreatifitas, berdagang dan berlalu lintas.

- Meningkatkan perekonomian kawasan Braga.

- Meningkatkan suasana kawasan Braga sebagai kawasan bersejarah Kota

Bandung

V. Batasan dan Lingkup Pembahasan

Pembahasan yang dikemukanan perancangan ini yaitu sebatas adanya hubungan

perancangan sebuah revitalisasi kawasan Braga sebagai upaya pengembalian fungsi

kawasan Braga menjadi kawasan pedestrian dengan memanfaatkan potensi potensi

yang ada di Braga bahkan ada di bandung. Pembahasan menitik beratkan pada hal-hal

arsitektural serta hal-hal lain yang berpengaruh pada proses perencanaan dan

perancangan revitalisasi kawasan Braga terkait dengan fungsi kawasan sebagai

kawasan perdagangan dan jasa, meliputi ekonomi, sosial dan budaya. Batas

perencanaan dan perancangan dalam lingkup arsitektur art deco yang dapat

memperkuat kawasan heritage Braga. Adapun batas wilayah perencanaan dan

perancangan revitalisasi kawasan Braga hanya sebatas koridor jalan Braga bangunan-

bangunan tua kanan dan kirinya, dan wilayah diluar koridor jalan Braga hanya sebatas

aspek pendukung proses revitalisasi koridor Braga.

VI. Metoda Penelitian

Page 9: REVITALISASI KAWASAN BRAGA DENGAN KONSEP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I - 9revitalisasi kawasan Braga

Metoda penyelesaian ini dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu :

VI.1 Studi Literatur

Mengumpulkan data-data dari literatur, yaitu buku, koran, majalah, media

internet untuk melengkapi data primer yag di peroleh dari hasil obervasi. Data

yang diobservasi , yaitu :

Sejarah Kawasan Braga

Revitalisasi

Konservasi

Peraturan Pemerintah

Pedestrian Mall

Ruang Publik Kota

Arsitektur Art Deco

Ekonomi Kreatif

Kota Pusaka

VI.2 Studi Lapangan

Survei langsung ke lapangan untuk mendapatkan data primer dan mengetahui

potensi yang ada di dalam kawasan Braga. Mengadakan wawancara langsung

dengan pihak-pihak terkait. Data yang diobservasi, yaitu

Koridor Heritage Braga

Data Bangunan kawasan Braga

Pedestrian

Lalulintas

Aktifitas Kawasan

VI.3 Analisis Data

Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada.

Menganalisis data-data dan permasalahan yang telah diidentifikasi yang

kemudian diperoleh penyelesaiannya.

VI.4 Merumuskan Konsep

Merumuskan kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan untuk

digunakan sebagai pedoman penentuan desain.

VII. Sistematika Pembahasan

Page 10: REVITALISASI KAWASAN BRAGA DENGAN KONSEP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I - 10revitalisasi kawasan Braga

1. Tahap I Pendahuluan

Pembahasan mengenai judul, latar belakang, rumusan masalah,

persoalan, tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan serta

sistematika pembahasan yang menjadi pedoman dan dasar dalam

perencanaan dan perancangan revitalisasi kawasan Braga

2. Tahap II Tinjauan Pustaka

Pembahasan mengenai kajian literatur yang mendukung proses

perecanaan dan perancangan seperti, kajian mengenai revitalisasi, tata

ruang kota, kajian arsitektur art deco, pedestrian mall, ekonomi dan

industri kreatif dan kota pusaka. Kajian literatur tersebut digunakan

untuk memperkuat pemahaman dan analisa dalam perencanaan dan

perancangan revitalisasi kawasan Braga

3. Tahap III Tinjauan Umum Kota Bandung dan Kawasan Braga

Pembahasan mengenai profil kota bandung secara makro dan

kawasan Braga secara mikro baik sejarahnya dan bangunan-bangunan

bersejarah yang ada dikawasan ini.

4. TahapIV Analisa Perencanaan dan Perancangan

Menganalisa permasalahan yang mencakup segala aspek yang

nantinya merupakan pedoman untuk merencanakan dan merancang

kawasan pedestrian Braga meliputi analisa pola kegiatan, kebutuhan

ruang, besaran ruang, organisasi ruang, persyaratan ruang, tampilan

kawasan, site, sistem struktur dan utilitas kawasan.

5. Tahap V Konsep Perencanaan dan Perancangan

Mengungkapkan konsep perencanaan dan perancangan yang

merupakan hasil akhir dari proses analisa untuk kemudian

ditransformasikan dalam wujud desain fisik bangunan sebagai konsep

perencanaan dan perancangan Revitalisasi Kawasan Braga.

Page 11: REVITALISASI KAWASAN BRAGA DENGAN KONSEP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I - 11revitalisasi kawasan Braga

VIII. Kerangka Berpikir

Bagan 1.1BaganKerangkaBerpikirSumber: Penulis(2014)

BAB I - 11revitalisasi kawasan Braga

VIII. Kerangka Berpikir

Bagan 1.1BaganKerangkaBerpikirSumber: Penulis(2014)

BAB I - 11revitalisasi kawasan Braga

VIII. Kerangka Berpikir

Bagan 1.1BaganKerangkaBerpikirSumber: Penulis(2014)