140
REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG VREDEBURG DI YOGYAKARTA TAHUN 1976 - 2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh SOMA HARJAD PRASETYA C0506050 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

  • Upload
    phungtu

  • View
    245

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

i

REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG

VREDEBURG DI YOGYAKARTA TAHUN 1976 - 2011

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh

SOMA HARJAD PRASETYA

C0506050

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

iv

PERNYATAAN

Nama : Soma Harjad Prasetya

NIM : C0506050

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Revitalisasi Dan

Pemanfaatan Benteng Vredeburg Di Yogyakarta Tahun 1976 - 2011 adalah betul-

betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal

yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan

ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh

dari skripsi tersebut.

Surakarta, Juni 2012

Yang membuat pernyataan

Soma Harjad Prasetya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

v

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri

(Ar-Ra’d: 6)

Dan mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat. Dan

sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang

yang khusu’

(Q.S.AL. Baqarah: 45)

Banyak orang gagal dalam hidup karena mereka menyerah pada saat mereka

hampir berhasil

(penulis)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

Bapak dan Ibu tercinta

Adikku Mahana dan Lisa

Yane Dila Keswara, penyemangatku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan ke-Hadirat Allah

SWT, yang telah memberikan berbagai kemudahan dan limpahan karunia-

Nya kepada penulis, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi dengan judul “Revitalisasi Dan Pemanfaatan Benteng Vredeburg Di

Yogyakarta Tahun 1976 - 2011”

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah mendukung,

baik moral, material maupun spiritual, hingga akhirnya penulisan skripsi

ini dapat berjalan dengan baik dan selesai sesuai yang penulis harapkan, yaitu

kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan fasilitas

dan kemudahan dalam perizinan kepada penulis untuk penelitian dan

penyusunan skripsi ini.

2. Dra. Sawitri Pri Prabawati, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas

Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah

memberi kemudahan kedapa penulis dalam menyelesaikan penelitian ini

3. Drs. Suharyana, M. Pd, selaku Pembimbing Skripsi, yang memberikan banyak

dorongan, masukan dan kritik yang membangun dalam proses penulisan

skripsi ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

viii

4. Insiwi Febriary Setiasih, S.S, M.A, selaku Pembimbing Akademik, yang telah

memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.

5. Segenap dosen pengajar di Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu

dan wacana pengetahuan.

6. Segenap staf dan karyawan UPT Perpustakaan Pusat UNS, Perpustakaan

Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta,

Perpustakaan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta dan Perpustakaan

Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

7. Dra. Hj. Sri Ediningsih, M.Hum, selaku Kepala Museum Benteng Vredeburg

Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis.

8. Dra. Amin Sukrilah, selaku Sub Kelompok Pengkajian Museum Benteng

Vredeburg Yogyakarta dan Bapak Suseno, yang telah bersedia membantu

memberikan informasi dan data yang penulis perlukan.

9. Bapak Rosyid Ridho, Bapak Budi Sanyata, Ibu Suwarni, selaku pegawai Sub

Kelompok Bimbingan Edukasi yang telah membantu dalam mencari data dan

sumber yang diperlukan.

10. Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang dan semangat

dengan tulus ikhlas serta doa yang tidak penah putus kepada penulis.

11. Kedua adikku Mahana dan Lisa serta keluarga besarku, terima kasih atas kasih

sayang kalian.

12. Yane Dila Keswara, penyemangatku yang tidak henti-hentinya memberikan

dorongan, semangat, perhatian, pengertian, cinta dan ide-ide baru kepada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

ix

penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dengan maksimal. Terima kasih pula

atas kesabaran mendengar semua keluh kesahku.

13. Teman-teman Ilmu Sejarah angkatan 2006 “Tanpa terkecuali” terima kasih

atas “Semuanya” dan persahabatan indah yang kalian beri, serta terima kasih

pula untuk teman-teman Ilmu Sejarah angkatan 2004, 2005, 2007, 2008, 2009,

2010 dan 2011.

14. Sahabat-sahabatku: Andi Pramono, Ebet Sabowo, Bayu Putranto, Septa Catur

dan Pando Ardiansah yang masih setia dan mendukung saya.

15. Segenap pihak yang telah mendukung dan membantu terlaksananya penulisan

skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap akan adanya kritik dan saran

yang bersifat membangun, agar skripsi ini menjadi lebih baik.

Akhirnya penulis berharap bahwa hasil skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi pembaca sekalian. Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………..…………… i

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………..……………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………..………………….. iii

HALAMAN PERNYATAAN ………………………….…………………….. iv

HALAMAN MOTTO ………………………………….………….………….. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………..…………………….. vi

KATA PENGANTAR …………………………………..…………………….. vii

DAFTAR ISI ……………………………………………….…………………. x

DAFTAR GAMBAR ……………...……………………….…………………. xii

DARTAR BAGAN …………………………..…………….…………………. xiii

DAFTAR SINGKATAN ……………………………………...………………. xiv

DARTAR LAMPIRAN …………………………………..…………………… xvi

ABSTRAK ……………………………………………………………………. xviii

BAB I. PENDAHULUAN ………………………….………………………. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 8

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9

E. Kajian Pustaka .............................................................................. 10

F. Metode Penelitian ......................................................................... 13

G. Sistematika Penulisan ……………...……….............………........ 17

BAB II. PERKEMBANGAN BENTENG VREDEBURG MASA

KOLONIAL DAN MILITER .............................................................. 18

A. Deskripsi Kota Yogyakarta .........................…………………..... 18

1. Sejarah Kota Yogyakarta ......................................................... 18

2. Kondisi Geografis ................................................................... 23

B. Sejarah Berdirinya Benteng Vredeburg ....................................... 24

C. Masa Pemerintahan Kolonial ....................................................... 28

D. Sebagai Markas Militer ................................................................ 44

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

xi

BAB III. REVITALISASI BENTENG VREDEBURG ..................................... 49

A. Pengertian Revitalisasi .....………………………......................... 49

B. Kawasan dan Lingkungan Benteng Vredeburg ........................... 51

1. Kawasan ................................................................................... 51

2. Lingkungan .............................................................................. 59

C. Proses Revitalisasi Benteng Vredeburg Yogyakarta ................... 60

BAB IV. PEMANFAATAN BENTENG VREDEBURG SEBAGAI

MUSEUM ........................................................................................... 74

A. Penataan dan Pengelolaan Benteng Vredeburg Periode 1976-

1991

74

1. Kepemimpinan Ki Suratman ................................................... 74

2. Kegiatan Kelembagaan ............................................................ 75

B. Perubahan Pengelolaan Benteng Vredeburg Periode 1992-2004 78

1. Kepemimpinan Drs. Budiharja ................................................ 78

2. Kegiatan Kelembagaan ............................................................ 81

C. Perubahan Pengelolaan Benteng Vredeburg Periode 2004-2008 89

1. Kepemimpinan Drs. Wahyu Indrasana .................................... 89

2. Kegiatan Kelembagaan ............................................................ 91

D. Perubahan Pengelolaan Benteng Vredeburg Periode 2008-2011 95

1. Kepemimpinan Dra. Sri Ediningsih. M.Hum .......................... 95

2. Kegiatan Kelembagaan ............................................................ 96

E. Bangunan dan Perubahan Fungsi Ruang di Benteng Vredeburg . 99

F. Pemanfaatan Benteng Vredeburg di Yogyakarta Sebagai

Museum ........................................................................................ 107

1. Fasilitas Museum ..................................................................... 108

2. Pemanfaatan ............................................................................. 117

BAB V. KESIMPULAN .................................................................................... 119

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 122

DAFTAR INFORMAN ...................................................................................... 127

LAMPIRAN ....................................................................................................... 130

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1: Foto Pemugaran Pintu Gerbang Utama ..…………………….. 62

Gambar 2: Foto Pemugaran Gedung Tengah Selatan…………………….. 63

Gambar 3: Foto Pemugaran Gedung Tengah Utara…………………….... 63

Gambar 4: Foto Benteng tidak terawat dan rusak ……………………..… 75

Gambar 5: Foto Kantor Benteng Vredeburg …………………………….. 100

Gambar 6: Foto Bangunan Eropa Atap Lancip ………………………..… 101

Gambar 7: Foto Bangunan Bekas Rumah Sakit ………………..……..… 102

Gambar 8: Foto Ruang Pameran Diorama I ……...………………….….. 103

Gambar 9: Foto Ruang Pameran Diorama II ………….…………..….… 104

Gambar 10: Foto Bangunan Barak Prajurit …….…………………….… 105

Gambar 11: Foto Ruang Pameran Diorama IV …………………………. 106

Gambar 12: Foto Gudang Senjata dan Gudang Miseu …………..……... 107

Gambar 13: Foto Ruang Pameran tempat untuk menyiapkan

Koleksi-koleksi Museum …………………………….……… 111

Gambar 14: Foto Perpustakaan ……………………..…………………… 112

Gambar 15: Foto Ruang Studi Koleksi .............................................……. 113

Gambar 16: Foto Ruang Konservasi …………………………….….….... 114

Gambar 17: Foto Ruang Dokumentasi …………………..………………. 115

Gambar 18: Foto Taman ……………………………………………..…… 116

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

xiii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1 : Bagan Organisasi Museum Benteng Yogyakarta ……..……… 81

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

xiv

DAFTAR SINGKATAN

APRI : Angkatan Perang Republik Indonesia

BANPRES : Bantuan Presiden

BCB : Bangunan Cagar Budaya

BFO : Bijeenkomsht voor Federaal Overleg

BNI : Bank Negara Indonesia

CV : Commanditaire Vennootschap

DIY : Daerah Istimewa Yogyakarta

DPR : Dewan Perwakilan Rakyat

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

HANKAM : Pertahanan dan Keamanan

IVG : Informatie Voom Geheimen

KMA : Koninkalijke Militaire Academie

KMB : Konferensi Meja Bundar

P4 : Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila

PBB : Perserikatan Bangsa Bangsa

PKI : Partai Komunis Indonesia

PANGDAM : Panglima Daerah Militer

POLRI : Kepolisian Republik Indonesia

RI : Republik Indonesia

RIS : Republik Indonesia Serikat

RKS : Rencana Kegiatan Sementara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

xv

SD : Sekolah Dasar

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SDM : Sumber Daya Manusia

SPPD : Surat Perintah Perjalanan Dinas

SPK : Surat Pengadaan Koleksi

TK : Taman Kanak Kanak

TKR : Tentara Keamanan Rakyat

TNI : Tentara Nasional Indonesia

UNCI : United Nations Comission of Indonesia

UPT : Unit Pelaksanaan Teknis

UU : Undang Undang

UUD : Undang Undang Dasar

VIP : Very Important Person

VOC : Vereenigde Oostindische Compagnie

YONIF : Batalyon Infanteri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Berita Nasional Gambar Halaman Depan Museum

Benteng Vredeburg Yogyakarta 1 April 1990 ……………… 130

Lampiran 2 : Berita Nasional Benteng Vredeburg Saksi Sejarah

Kemerdekaan 10 April 1990………………………………... 131

Lampiran 3 : Kedaulatan Rakyat Kajian Historis Benteng Vredeburg

17 Juni 1990 ………..………………………………………… 132

Lampiran 4 : Kedaulatan Rakyat Benteng Vredeburg Kini telah Jadi

Museum Benteng Yogyakarta 5 Desember 1993……..……… 133

Lampiran 5 : Piagam Perjanjian Benteng Vredeburg Tahun 1980 …...……. 135

Lampiran 6 : Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Tentang Pernyataan Benteng

Vredeburg Sebagai Cagar Budaya Nasional Tahun 1980…..... 138

Lampiran 7 : Keputusan Pemimpin Proyek Pengembangan

Permuseuman Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1983…..... 140

Lampiran 8 : Surat Keputusan Pemimpin Proyek Pengembangan

Permuseuman Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 1983….... 142

Lampiran 9 : Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Tentang Organisasi dan Tata

Kerja Museum Benteng Yogyakarta Tahun 1992……..……... 144

Lampiran 10 : Pengadaan Koleksi Museum Tahun 1993…..………………... 150

Lampiran 11 : Surat Perintah Kerja Tahun 1993………..…….….………….. 152

Lampiran 12 : Berita Acara Serah Terima Barang Tahun 1993…..…………. 154

Lampiran 13 : Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

Museum Benteng Yogyakarta Tahun 1996/1997 …..………... 155

Lampiran 14 : Surat Tugas Tahun 1996……………………..………………. 158

Lampiran 15 : Laporan Pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

Museum Benteng Yogyakarta Tahun 1997/1998…………… 160

Lampiran 16 : Foto-foto Bangunan Benteng Vredeburg Sebelum di

Revitalisasi Tahun 1976…….………………………………... 163

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

xvii

Lampiran 17 : Foto-foto Proses Revitalisasi Benteng Vredeburg

Yogyakarta Tahun 1980…………..………………………….. 174

Lampiran 18 : Foto-foto Bangunan Benteng Vredeburg Tahun 2012 ….…... 176

Lampiran 19 : Denah Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta …………..... 188

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

xviii

ABSTRAK

Soma Harjad Prasetya. C0506050. 2012. Revitalisasi dan Pemanfaatan Benteng

Vredeburg di Yogyakarta Tahun 1976-2011. Skripsi: Jurusan Ilmu Sejarah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini dilatar belakangi permasalahan mengenai pengelolaan,

proses revitalisasi dan perubahan pemanfaatan Benteng Vredeburg di Yogyakarta

setelah direvitalisasi periode 1976-2011. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui (1) Sejarah Pengelolaan Benteng Vredeburg di Yogyakarta (2) Proses

Revitalisasi Benteng Vredeburg di Yogyakarta (3) Perubahan Pemanfaatan

Benteng Vredeburg di Yogyakarta setelah Revitalisasi. Penelitian ini merupakan

penelitian historis, yang mendiskripsikan dan menganalisis pengelolaan,

perubahan pemanfaatan setelah di revitalisasi, langkah-langkah yang dilakukan

dalam penelitian ini meliputi heuristic, kritik sumber baik intern maupun ekstern,

interpretasi, dan historiografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

metode wawancara, studi dokumen dan studi pustaka. Tehnik analisa adalah

deskriptif kualitatif dengan memaparkan suatu fenomena dan menginterpretasikan

data-data yang berhubungan dengan topik permasalahan, peristiwa yang terjadi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Penataan Pengelolaan Benteng

Vredeburg di Yogyakarta mengalami pemugaran renovasi bangunan dan telah

dilaksanakan revitalisasi selanjutnya ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya

berdasarkan Ketetapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang diberi

wewenang untuk menggunakan, mengelola Benteng Vredeburg diwajibkan

memelihara melestarikan dan menyelamatkan. Pergantian pengelola sesuai

periode tahun 1796-2011 telah banyak mengalami perubahan mengenai program

dan kegiatan kelembagaan. Perubahan nama menjadi Museum sejak tanggal 11

Maret 1987 mulai dibuka untuk umum. Status Museum Benteng Vredeburg

Yogyakarta merupakan Unit Pelaksana Teknis sebagai Museum Negeri

(Pemerintah) berbagi kegiatan dibiayai oleh dana Anggaran Pendapatan Belanja

Negara.

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa Museum

Benteng Vredeburg Yogyakarta periode tahun 1976-2011 tidak mengalami

perubahan fungsi bangunan meskipun dilakukan revitalisasi dan dimanfaatkan

untuk umum.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

xix

ABSTRACT

Soma Harjad Prasetya. C0506050. 2012. Revitalization and Utilization in

Yogyakarta Vredeburg 1976-2011. Thesis: Department of History Faculty of

Literature and Fine Arts University of Surakarta of March.

This background research on management issues, the process of

revitalization and Vredeburg use change in Yogyakarta after the revitalized the

period 1976-2011. This study aims to determine (1) History Management

Vredeburg in Yogyakarta (2) The process of revitalization Vredeburg in

Yogyakarta (3) Vredeburg Use Change in Yogyakarta after revitalization. The

study is a historical study, which describe and analyze the management, utilization

changes after the revitalization, the steps undertaken in this research include

heuristic, source criticism both internally and externally, interpretation, and

historiography. Data collection techniques used were interviews, document

studies and literature study. Is a qualitative descriptive analysis technique by

describing a phenomenon and interpret data related to the topic of problems, the

events that occurred.

The results showed that the management arrangement in Yogyakarta

Vredeburg undergoing refurbishment and renovation of buildings have been

carried out subsequently designated as a revitalization of heritage objects based on

the Decree of the Minister of Education and Culture is authorized to use, manage

and Vredeburg enjoined to preserve and maintain the rescue. Appropriate

management turnover period 1796-2011 has undergone many changes on the

programs and institutional activities. Change its name to Museum of the date of

March 11, 1987 was opened to the public. Status Vredeburg Yogyakarta Museum

is a museum Technical Unit State (government) to share the activities financed by

funds from the Revenue Expenditure.

Based on the above discussion it can be concluded that the Museum

Vredeburg Yogyakarta year period 1976-2011 has not changed although the

functions performed and used for general revitalization.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesadaran sejarah niscaya bermula dari pemahaman tentang sejarah itu

sendiri.Secara terbalik bisa dilukiskan kesadaran sejarah suatu bangsa, masyarakat

hanya mungkin timbul oleh karena adanya sejarah atau peristiwa sejarah yang telah

dialami oleh masyarakat dan bangsa bersangkutan.Kesadaran tentang sejarah pada

sejarah masyarakat itu sendiri.1

Masa lampau adalah kehadiran masa kini dan masa kini adalah kerangka

pematangan menuju masa depan. Serta masa depan adalah sesuatu yang belum,

namun pasti akan terwujud. Atas dasar pemikiran ini, sejarah dapat dipahami sebagai

masa lampau yang belum berakhir, belum selesai.Sepintas tampaknya pemikiran ini

lebih menekankan pada dimensi kelampauan. Secara implisit yang lebih

menyemangati kontinuitas tridimensional waktu, dengan perhatian yang besar pada

masa depan. Oleh sebab itu, pemahaman sejarah, pendidikan sejarah yang hanya

menitikberatkan pada statistik peristiwa masa lampau, sebenarnya hanya akan

memasung kedewasaan kesadaran tentang sejarah.2Apabila fakta sejarah menjadi

barometer utama membina kesadaran sejarah, secara tegas untuk meragukan

1Asmar Teguh.,Pemeliharaa Dan Perlindungan Benda-Benda Sejarah dan

Purbakala, (Jakarta: Palem Jaya, 1982), hlm.5 2Ibid

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

2

intensitas kesadaran sejarah yang telah tersemaikanselama ini di dalam sanubari

masing masing sebab hanya bila fakta sejarah yang menjadi ukuran dalam kesadaran

sejarah, niscaya banyak di antara yang dikatagorikan tidak atau kurang memiliki

kesadaran sejarah.3

Sejauh ini telah dibahas dan dipahami sedikit tentang kesadaran

sejarah,meskipun tampaknya pemahaman di atas terkesan agak filsofis.Kesadaran

sejarah perlu dibina khususnya di kalangan generasi muda. Pendeknya dibutuhkan

untuk membuat masyarakat lebih arif dan bijaksana dalam masa yang belum pasti,

paling tidak kesadaran sejarah akan mengantarkan untuk tidak akan berbuat salah

untuk kesalahan yang sama dimasa yang akan datang.4

Rencana pelestarian bangunan Benteng Vredeburg mulai lebih terlihat nyata

setelah tahun 1976 diadakan studi kelayakan bangunan benteng yang dilakukan oleh

Lembaga Studi Pedesaan dan Kawasan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Setelah diadakan penelitian maka usaha kearah pemugaran bangunan bekas Benteng

Vredeburg pun segera dimulai.

Tanggal 9 Agustus 1980 dilakukan penandatanganan piagam perjanjian antara

Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai pihak I dan Daud Jusuf (Mendikbud)

sebagai pihak II tentang pemanfaatan bangunan bekas Benteng Vredeburg. Dengan

pertimbangan bahwa bangunan bekas Benteng Vredeburg tersebut merupakan

bangunan bersejarah yang sangat besar artinya maka pada tahun 1981 bangunan

3Ibid.,hlm. 15

4Ibid.,hlm. 19

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

3

bekas Benteng Vredeburg ditetapkan sebagai benda cagar budaya berdasarkan

Ketetapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0224/U/1981 tanggal 15

Juli 1981. Tentang pemanfaatan bangunan Benteng Vredeburg, dipertegas lagi oleh

Nugroho Notosusanto (Mendikbud RI) tanggal 5 November 1984 yang mengatakan

bahwa bangunan bekas Benteng Vredeburg akan difungsikan sebagai museum

Perjuangan Nasional yang pengelolaannya diserahkan kepada Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.5

Sesuai dengan Piagam Perjanjian serta surat Sri Sultan Hamengku Buwono IX

Nomor 359/HB/85 tanggal 16 April 1985 menyebutkan bahwa perubahan-perubahan

tata ruang bagi gedung-gedung di dalam komplek benteng Vredeburg diijinkan sesuai

dengan kebutuhan sebagai sebuah museum. Untuk selanjutnya dilakukan pemugaran

bangunan bekas benteng dan kemudian dijadikan museum.Tahun 1987 museum telah

dapat dikunjungi oleh umum. Pada tanggal 23 November 1992 bangunan bekas

Benteng Vredeburg secara resmi menjadi Museum Khusus Perjuangan Nasional

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia (Prof. Dr. Fuad Hasan) Nomor 0475/O/1992 dengan nama Museum

Benteng Yogyakarta.6

Selanjutnya Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata Nomor : KM 48/OT.001/MKP/2003 tanggal 5 Desember 2003 Museum

Benteng Vredeburg Yogyakarta mempunyai Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

5Suharja.,Buku Panduan Museum Benteng Vredeburg, (Yogyakarta:

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2009), hlm.2. 6Ibid., hlm. 3.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

4

yaitu sebagai museum khusus merupakan Unit Pelaksana Teknis yang berkedudukan

di lingkungan Kementerian dan Kebudayaan Deputi Bidang Sejarah dan Purbakala

yang bertugas melaksanakan pengumpulan, perawatan, pengawetan, penelitian,

penyajian, penerbitan hasil penelitian dan memberikan bimbingan edukatif kultural

mengenai benda dan sejarah perjuangan bangsa Indonesia di wilayah Yogyakarta.7

Benteng ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi bagi perjuangan

melawan penjajah. Sebelum dikenal dengan nama Benteng Vredeburg seperti

sekarang, benteng ini bernama Benteng Rustenburg. Menurut data dari pusat Data

Arsitektur Indonesia tercatat ada kurang lebih 300an peninggalan benteng di

Indonesia.Dari sejumlah itu hanya 5 persen yang kondisinya terawat, salah satu

diantaranya adalah Benteng Vredeburg Yogyakarta.8

Pendirian Benteng Vredeburg Yogyakarta tidak dapat dilepas dari lahirnya

Kasultanan Yogyakarta. Perjanjian Giyanti tanggal 13 Februari 1755 yang berhasil

menyelesaikan perselisihan antara Susuhunan Pakubuwono III dengan pangeran

Mangkubumi (Sri Sultan HB I) adalah merupakan hasil politik Belanda yang selalu

ingin turut campur urusan dalam negeri Raja–Raja Jawa waktu itu. Orang Belanda

yang berperan penting dalam lahirnya Perjanjian Giyanti adalah Nicolaas Harting

(Gubernur dari Direktur Pantai Utara Jawa).9

7Ibid.,hlm. 7

8Buletin Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 2009. Koleksi

Benteng Vredeburg Yogyakarta 9Ibid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

5

Langkah pertama yang diambil oleh Sri Sultan HB I adalah segera

membangun kraton dengan membuka hutan beringin. Sri Sultan HB I mengumumkan

bahwa wilayah kekuasaan diberi nama Ngayogyakarta Adiningrat (Ngayogyakarta

Hadiningrat). Pemilihan nama ini dimaksudkan untuk menghormati tempat bersejarah

yaitu Hutan Beringin yang pada jaman almarhum Sri Susuhan Amangkurat Jawi

(Amangkurat IV) merupakan kota kecil yang indah.Di dalamnya terdapat istana

pesanggrahan yang terkenal dengan Garjitowati.Kemudian pada jaman Sri Susuhan

Paku Buwono II bertahta di Pesanggrahan itu diganti dengan Ngayogya. Nama

Ngayogyakarta di tafsirkan dari kata “Ayuda” dan “Karta”. Kata “a” berarti tidak dan

“yuda” berarti perang.Jadi “Ayuda” mengandung pengertian tidak ada perang atau

damai.Sedangkan “Karta” berarti aman dan tentram. Jadi Ngayogyakarta dapat

diartikan sebagai “Kota yang aman dan tenteram”.10

Selain sebagai Panglima Perang yang tangguh Sri Sultan HB I adalah juga

seorang ahli bangunan yang hebat. Kraton Kasultanan Yogyakarta pertama dibangun

pada tanggal 9 Oktober 1755 dan pada hari Kamis Pahing 7 Oktober 1756 meski

belum selesai secara sempurna Sultan dan keluarganya berkenan untuk

menempatinya. Setelah Kraton mulai ditempati kemudian beridiri pula bangunan-

bangunan pendukung lainnya, misalnya bangunan kediaman Sultan dan kerabat

dekatnya dinamakan Prabayeksa, selesai dibangun tahun 1756.Bangunan Sitihinggil

dan Pagelaran yang selesai pada tahun 1757.Gapura penghubung Dana Pertapa dan

Kemagangan selesai pada tahun 1761 dan 1762.Masjid Agung didirikan pada tahun

10

Ibid.,hlm. 3

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

6

1771.Benteng besar yang mengelilingi kraton selesai pada tahun 1777.Bangsal

Kencana akhirnya selesai dibangun pada tahun 1792. Melihat kemajuan yang sangat

pesat akan pembangunan kraton yang didirikan Sri Sultan HB I menimbulkan rasa

kekhawatiran pada pihak Belanda sehingga diajukanlah usul untuk membangun

sebuah benteng disekitar wilayah kraton. Dalih yang digunakan adalah agar Belanda

dapat menjaga keamanan kraton dan sekitarnya.Akan tetapi maksud sesungguhnya

Belanda adalah untuk memudahkan melakukan kontrol perkembangan yang terjadi di

kraton.Hal ini bisa dilihat dari letak benteng yang hanya satu jarak tembak meriam

dari kraton dan lokasinya menghadap ke jalan utama menuju kraton merupakan

indikasi utama bahwa fungsi benteng dapat dimanfaatkan sebagai benteng strategi,

intimidasi, penyerangan dan blokade.Dapat dikatakan bahwa beridirinya benteng

tersebut dimaksudkan untuk berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu Sultan memalingkan

muka memusuhi Belanda.Besarnya kekuatan dibalik kontrak politik yang dilahirkan

dalam setiap perjanjian dengan pihak Belanda seakan-akan menjadi kekuatan yang

sulit dilawan oleh pemimpin pribumi pada masa kolonial Belanda termasuk Sri

Sultan HB I, oleh karena itu usulan pembangunan benteng dikabulkan.11

Sejak dibangun pada 1760, Loji Gede atau Benteng Vredeburg menyimpan

banyak refleksi sejarah bangsa ini.Salah satu situs paling dikenal di Yogyakarta ini

menawarkan pengalaman wisata sejarah bagi pengunjungnya. Begitu memasuki

pelataran benteng akan disambut bangunan bergaya arsitektur kolonial.

11

Ika Prambudi., Sejarah Benteng Vredeburg, (Yogyakarta: Departemen

kebudayaan dan pariwisata,1998), hlm. 5.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

7

Sebagai situs sejarah.Benteng Vredeburg memiliki koleksi sangat

lengkap.Koleksi dibagi empat, yaitu bangunan, realm, foto, miniatur, replika, lukisan,

serta minimum.Koleksi bangunan terdiri atas selokan, jembatan, tembok atau

benteng, pintu gerbang, serta bangunan di bagian tengah."Pengelola Museum

Benteng Vredeburg mengemban tugas melaksanakan pengumpulan, perawatan,

pengawetan, penelitian, penyajian, penerbitan hasil penelitian dan memberi

bimbingan edukatif tentang sejarah bangsa, Selain sebagai situs sejarah.Vredeburg

kini juga dimanfaatkan sebagai lokasi event berskala lokal, nasional, maupun

internasional.Misalnya lokasi pergelaran Festival, Seni Yogyakarta setiap

tahun.Otomatis ini menjadikan benteng sebagai salah satu ikon pengembangan

kebudayaan di Yogyakarta.

Awalnya Vredeburg dinamai Rustenberg, artinya Benteng

Peristirahatan.Setelah direhabilitasi seusai gempa 1876, namanya diganti menjadi

Vredeburg.Bangunan kuno ini awalnya dipakai Belanda sebagai markas

pasukan.Namun pada 1811-1816, dikuasai Inggris yang sempat menguasai

Indonesia.Pada 1942, Vredeburg jatuh ke tangan Jepang yang memanfaatkannya

sebagai gudang senjata dan mesiu, tahanan, politik, dan markas kempetai yang

terkenal kejam.12

Pada saat gema proklamasi tercetus, Benteng Vredeburg turut menjadi salah

satu aset asing yang dinasionalisasi tentara Indonesia.Namun, untuk benar-benar

12

Suharyanto Priyono Sukrilah.,Museum Benteng Vredeburg, (Yogyakarta:

Depdikbud, 1992), hlm. 6.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

8

menguasai benteng secara penuh, Indonesia harus berusaha lebih keras karena

Belanda merebutnya kembali saat agresi militer.Akan tetapi, benteng kembali jatuh

ke tangan Indonesia sebagai dampak Serangan Umum 1 Maret 1949 dan Perjanjian

Roem Royen.Sejak dikelola militer Indonesia, benteng dijadikan tempat tahanan

terkait peristiwa gugurnya Brigjen Katamso dan Kolonel Sugiyono.Namun, Ki Hajar

Dewantara mengusulkan untuk mengubah Vredeburg sebagai ajang kebudayaan.13

Ide itu direalisasikan setelah mantan Presiden Soeharto menyetujui

pemugaran benteng dan bersedia menjadi pembina utama Yayasan Budaya Nusantara

dan sekaligus memberikan dana. Benteng Vredeburg selanjutnya menjadi pusat

informasi dan pengembangan budaya nusantara.Benteng Vredeburg juga ditetapkan

menjadi benda cagar budaya pada 1981. Menurut mantan Mendikbud Prof Dr

Nugroho Notosusanto, pemugaran Benteng Vredeburg tidak dimaksudkan untuk

melestarikan simbol keperkasaan dan kejayaan kolonial Belanda, melainkan untuk

fungsi baru, yaitu sumber inspirasi perjuangan nasional bagi generasi mendatang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas atas, dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana Sejarah Pengelolaan Benteng Vredeburg di Yogyakarta?

2. Bagaimana Proses Revitalisasi Benteng Vredeburg di Yogyakarta?

13

Ibid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

9

3. Bagaimana Perubahan Pemanfaatan Benteng Vredeburg di Yogyakarta setelah

revitalisasi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dari penelitan ini

adalah:

1. Mengetahui Sejarah Pengelolaan Benteng Vredeburg di Yogyakarta.

2. Mengetahui Proses Revitalisasi Benteng Vredeburg di Yogyakarta.

3. Mengetahui Perubahan Pemanfaatan Benteng Vredeburg di Yogyakarta Setelah

Revitalisasi.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis,

maupun secara praktis dilapangan.Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan masukkan kepada pengelola Benteng Vredeburg di Yogyakarta.Secara

praktis penelitian ini diharapkan agar pengunjung mendapatkan informasi yang akurat

dan merasakan fasilitas baru yang disediakan oleh Benteng Vredeburg yang

merupakan bagian dari promosi demi menjaga keberadaan Benteng Vredeburg itu

sendiri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

10

E. Kajian Pustaka

Dalam penelitian ini menggunakan literature dan referensi yang relevan dan

menunjang tema yang dikaji. Literatur tersebut akan dijadikan bahan acuan mengkaji,

menelusuri dan mengungkap pokok permasalahan. Literatur yang digunakan antara

lain:

Ninuk A dalam artikel yang berjudul Renovasi Museum Benteng Vredeburg

(1991). Artikel ini menjelaskan sejarah renovasi Museum Vredeburg, proses

renovasi, fungsinya sebagai museum, proses renovasi bangunan di Museum Benteng

Vredeburg Yogyakarta. Renovasi bangunan Benteng Vredeburg tersebut sebagai

upaya pelestarian bangunan museum yang termasuk bangunan cagar budaya (BCB)

serta untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke museum

itu.Dengan adanya renovasi sekarang banyak wisatawan local maupun mancanegara

yang berdatangan dalam rangka menambah ilmu pengetahuan mereka.

Untung dalam skripsi yang bejudul Studi Tentang Perencanan Pengembangan

Benteng Vredeburg Sebagai Museum Di Daeah Istimewa Yogyakarta diterbitkan oleh

Akademi Pariwisata Indonesia Yogyakarta (1991).Skripsi ini menjelaskan dengan

pengembangan yang dilakukan tahap demi tahap dan juga pembangunan-

pembangunan pemugaran bangunan yang ada di Benteng Vredenburg tersebut agar

tidak merusak aturan-aturan atau cara-cara merenovasi bangunan-bangunan yang ada

di Benteng Vredeburg tersebut sehingga bangunan cagar budaya Benteng Vredeburg

tetap menjadi seperti aslinya dan tetap menjadi bangunan kuno dan setelah selesai

nanti diharapkan akan dapat menambah khasanah kepariwisataan wisatawan local

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

11

maupun wisatawan mancanegara di Yogyakarta sebagai kota wisata dan kota

perjuangan. Skripsi ini berguna untuk menjelaskan tentang pengembangan dan cara-

cara pemugaran bangunan tidak merusak bangunan cagar budaya.

Suharyanto Priyono Sukrilah dalam bukunya yang berjudul Museum Benteng

Vredeburg Yogyakarta (1992), membahas mengenai renovasi Benteng Vredeburg

hasilnya dapat disimpulkan, bentuk tetap sama yakni segiempat dan bangunan bekas

Benteng Vredeburg dipugar dan dilestarikan. Dalam pemugaran pada bentuk luar

masih tetap dipertahankan, sedang pada bentuk bagian dalamnya dipugar dan

disesuaikan dengan fungsinya yang baru sebagai ruang museum, begitu juga dengan

adanya renovasi penambahan taman-taman di area Museum Benteng Vredeburg

sehingga memperindah kajian bangunan dan daya tarik kepariwisataan Benteng

Vredeburg Yogyakarta dan fungsinya menjadikan museum. Benteng Vredeburg juga

memiliki koleksi lengkap meliputi koleksi bangunan, koleksi realita, koleksi foto

termasuk miniatur dan replika serta koleksi lukisan.Selain itu terdapat pula empat

ruang diorama sejarah perjuangan bangsa Indonesia.koleksi-koleksi baru serta dapat

diperjelas adanya pemandu wisata yang jumlahnya makin ditingkatkan. Buku ini

berguna sebagai acuan dalam menjelaskan dari hasil pemugaran bangunan-bangunan

Benteng Vredeburg ini tetap dipertahankan dan fungsi baru dari bangunan tersebut

difungsikan sebagai tempat museum untuk menyimpan benda-benda koleksi.

Pramatang Kusumo dalam bukunya yang berjudul Menimba ilmu dari

Museum (1990) membahas mengenai Permusiuman di Indonesia, pemanfaatan

museum di indonesia. Dalam buku ini menjelaskan mengenai peninggalan sejarah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

12

dan purbakala yang merupakan sebuah benda warisan budaya bangsa, bagaimana

upaya penyelamatan warisan budaya serta pemugaran museum-museum agar tidak

merusak bagunan cagar budaya yang mempunyai nilai sejarah yang ada.Buku ini

berguna untuk mengetahui bagaimana perkembangan permusiuman di Indonesia

salah satunya adalah Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Buku yang berjudul Bunga Rumpai Permuseuman (1997) karangan Bambang

Sumadio, yang menjelaskan mengenai strategi dasar kebijakan Direktorat

Permuseuman serta orientasi kebudayaan dan program-program dalam permuseuman,

serta bagaimana kemajuan museum untuk masa depan dan fungsi- fungsi museum

sebagai komunikator antara benda-benda peninggalan yang dijadikan objek koleksi

dengan para pengunjung dan sebagai sarana prasarana belajar utuk pelajar. Buku ini

memberikan gambaran bagaimana cara-cara pelestarian koleksi yang ada di Museum

Benteng Vredeburg Yogyakarta dan juga Museum sebagai sarana prasarana belajar.

Buku karangan Amir Sutarga yang berjudul Persoalan Museum di Indonesia

(1962) menjabarkan mengenai permasalahan-permasalahan yang berada dalam

museum, tugas-tugas yang diemban oleh museum, serta tugas dari intansi yang

mengelola sebuah museum, dan persoalan yang ada di museum pusat dan museum

daerah. Buku ini untuk memberikan gambaran mengenai kendala-kendala yang

terjadi di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

13

Buku karangan Widayati N yang berjudul Penyertaan Peran Serta

Masyarakat Dalam Progam Revitalisasi (2000).Menerangkan bahwa pelaksanaan

revitalisasi harus melalui beberapa tahapan masing-masing tahapan harus

memberikan upaya untuk mengembalikan atau menghidupkan kawasan.

Buletin yang berjudul Museum Benteng vredeburg (2000) yang ditulis oleh

Suharja menjelaskan beberapa informasi sejarah dan kebudayaan berusaha

disosialisasikan melalui buletin Vredeburg kepada masyarakat sehingga terwujud

pengembangan dan pemanfaatan museum yang mampu mencerdaskan kehidupan

bangsa.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan untuk mengadakan

penelitian terhadap data dan fakta yang objektif agar sesuai dengan tujuan penelitian,

sehingga dapat terbukti secara ilmiah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode historis. Menurut Louis Gottschalk yang dimaksud metode historis

adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dari pengalaman masa

lampau.14

Metode historis ini terdiri dari 4 tahap yang saling berkaitan antara satu

dengan yang lainnya, yaitu :

14

Louis Gottschalk.,Mengerti Sejarah, edisi terjemahan Nugroho

Notosusanto, (Jakarta: UI Press, 1986), hlm. 32.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

14

1. Heuristik, merupakan suatu proses pengumpulan bahan atau sumber-sumber

sejarah.

a. Wawancara

Metode wawancara merupakan suatu metode yang bertujuan untuk mendapatkan

keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden, bercakap-cakap

berhadapan muka dengan orang itu.Cara ini berguna untuk mendapatkan sumber

lisan dari orang yang mengetahui peristiwa itu.15

Dalam penelitian ini

mewawancarai kepala Museum Benteng Vredeburg Sri Ediningsih, M.Hum dan

Suseno, Sunyoto, Agus, Amin Sukrilah, Rudi Bambang untuk mengetahui sejarah

Benteng Vredeburg, proses revitalisasi Benteng Vredeburg, perubahan

pemanfaatan Benteng Vredeburg setelah revitalisasi.

b. Studi dokumen

Dalam studi ini karena fokus penelitian adalah peristiwa yang sudah lampau,

maka salah satu sumber yang digunakan adalah sumber dokumen.Dokumen

dibedakan menjadi dua macam yaitu dokumen dalam arti sempit dan dokumen

dalam arti luas. Menurut Sartono Kartodirdjo, dokumen dalam arti sempit adalah

kumpulan data verbal dalam bentuk tulisan seperti surat kabar, catatan harian,

laporan dan lain-lain.16

Penggunaan dokumen dalam penelitian ini adalah

dokumen dalam arti sempit. Studi dokumen mempunyai arti metodologis yang

15

Koentjaraningrat.,Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT.

Gramedia, 1983), hlm. 162-196. 16

Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah,

(Jakarta: PT. Gramedia, 1992), hlm. 98.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

15

sangat penting, sebab selain bahan dokumen menyimpan sejumlah besar fakta dan

data sejarah, bahan ini juga dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan, apa,

kapan dan mengapa.17

Studi tentang dokumen bertujuan untuk menguji dan

memberi gambaran tentang teori sehingga memberi fakta dalam mendapat

pengertian historis tentang fenomena yang unik.18

Dokumen berupa: Surat Kabar

tentang Benteng Vredeburg, Piagam Perjanjian Benteng Vredeburg, Arsip

Pernyataan Benteng vredeburg Sebagai Bangunan Cagar Budaya, Pengadaan

Koleksi Museum Benteng Vredeburg, Arsip revitalisasi Benteng Vredeburg, foto-

foto terkait revitalisasi dan sejarah manajemen Pengelola Museum Benteng

Vredeburg.

c. Studi pustaka

Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data dengan memanfaatkan

literatur dan referensi sebagai bahan informasi untuk mendapatkan teori dan data

sekunder sebagai pelengkap data yang tidak dapat diperoleh melalui studi

dokumen dalam sumber data penelitian. Sumber pustaka yang digunakan antara

lain: buku, majalah, surat kabar, artikel, makalah, jurnal ilmiah dan sumber lain

yang memberikan informasi tentang tema yang diteliti. Studi pustaka dalam

penelitian ini dilakukan di perpustakaan Pusat UNS, Perpustakaan Pusat UGM

dan Perpustakaan UGM, Perpustakaan Benteng Vredeburg.

17

Sartono Kartodirdjo, Pemikiran dan Perkembangan Historiografi

Indonesia, Suatu Alternatif, (Jakarta: PT. Gramedia, 1982), hlm. 97-122. 18

Sartono Kartodirdjo., “Metode Penggunaan Bahan Dokumen

“Koentjoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT. Gramedia,

1983), hlm. 47.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

16

2. Kritik sumber yang bertujuan untuk mencari keasliannya atau objektivitas,

diperoleh melalui kritik ekstern dan intern.19

Kritik ekstern bertujuan untuk

mencari otoritas atau keaslian data-data yang diperoleh. Kritik intern dilakukan

untuk mencari kredibilitas suatu sumber dengan cara menyelidiki objek dan

dokumen sejarah untuk membuktikan keaslian fakta sejarah.

3. Interpretasi adalah penafsiran terhadap data-data yang dimunculkan dari data

yang sudah terseleksi. Tujuan dari interpretasi adalah menyatukan sejumlah fakta

yang diperoleh dari sumber atau data sejarah dan bersama teori disusunlah fakta

tersebut ke dalam interpretasi yang menyeluruh.20

Analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskripsi analisis. Deskripsi analisis artinya menggambarkan

suatu fenomena beserta ciri-cirinya yang terdapat dalam fenomena tersebut

berdasarkan fakta-fakta yang tersedia. Setelah itu dari sumber bahan dokumen

dan studi kepustakaan, tahap selanjutnya adalah diadakan analitis,

diinterpretasikan, dan ditafsirkan isinya. Data-data yang telah diseleksi dan diuji

kebenarannya itu adalah fakta-fakta yang akan diuraikan dan

dihubungkansehingga menjadi kesatuan yang harmonis, berupa kisah sejarah

yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.21

19

Dudung Abdurrahman., Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Logos

Wacana Ilmu,1999), hlm. 58. 20

Ibid., hlm. 64. 21

Nugroho Notosusanto, Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer, (Jakarta:

Yayasan Indayu, 1978), hlm. 36.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

17

4. Historiografi, yaitu proses penulisan sejarah sebagai langkah akhir dari penelitian

sejarah, menyajikan hasil penelitian berupa penyusunan fakta-fakta dalam suatu

sintesa kisah yang bulat sehingga harus disusun menurut teknik penulisan

sejarah.22

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun bab demi bab untuk memberikan gambaran yang terperinci

dan jelas. Sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan.Menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Tujuan

Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka dan Sistematika Penulisan.

Bab II Perkembangan Benteng Vredeburg Yogyakarta Masa Kolonial dan Sebagai

Markas Militer.

Bab III Revitalisasi Benteng Vredeburg, Perubahan Benteng Vredeburg dalam masa

Revitalisasi, Tahapan Revitalisasi.

Bab IV Perubahan Pemanfaatan Benteng Vredeburg Setelah Revitalisasi Tahun

1976 – 2011 Sebagai Museum.

Bab V Merupakan Penutup yang berisi kesimpulan dari empat bab sebelumnya

untuk menjawab secara singkat permasalahan yang diangkat dalam

penulisan ini.

22

Hadari Nawawi., Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: UGM

Press, 1995), hlm. 80.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

18

BAB II

PERKEMBANGAN BENTENG VREDEBURG MASA KOLONIAL

DAN MILITER

A. Deskripsi Kota Yogyakarta

1. Sejarah Kota Yogyakarta

Berdirinya Kota Yogyakarta berawal dari adanya Perjanjian Gianti pada

Tanggal 13 Februari 1755 yang ditandatangani Kompeni Belanda di bawah tanda

tangan Gubernur Nicholas Hartingh atas nama Gubernur Jendral Jacob Mossel. Isi

Perjanjian Gianti: Negara Mataram dibagi dua: Setengah masih menjadi Hak

Kerajaan Surakarta, setengah lagi menjadi Hak Pangeran Mangkubumi. Dalam

perjanjian itu pula Pengeran Mangkubumi diakui menjadi Raja atas setengah daerah

Pedalaman Kerajaan Jawa dengan Gelar Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing

Alega Abdul Rachman Sayidin Panatagama Khalifatullah.

Adapun daerah-daerah yang menjadi kekuasaannya adalah Mataram

(Yogyakarta), Pojong, Sukowati, Bagelen, Kedu, Bumigede dan ditambah daerah

mancanegara yaitu; Madiun, Magetan, Cirebon, Separuh Pacitan, Kartosuro,

Kalangbret, Tulungagung, Mojokerto, Bojonegoro, Ngawen, Sela, Kuwu, Wonosari,

Grobogan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

19

Setelah selesai Perjanjian Pembagian Daerah itu, Pengeran Mangkubumi yang

bergelar Sultan Hamengku Buwono I segera menetapkan bahwa Daerah Mataram

yang ada di dalam kekuasaannya itu diberi nama Ngayogyakarta Hadiningrat dan

beribukota di Ngayogyakarta (Yogyakarta). Ketetapan ini diumumkan pada tanggal

13 Maret 1755.1

Tempat yang dipilih menjadi ibukota dan pusat Pemerintahan Ngayogyakarta

ialah Hutan yang disebut Beringin, dimana telah ada sebuah desa kecil bernama

Pachetokan, sedang disana terdapat suatu pesanggrahan dinamai Garjitowati, yang

dibuat oleh Susuhunan Paku Buwono II dulu dan namanya kemudian diubah menjadi

Ayodya. Setelah penetapan tersebut diatas diumumkan, Sultan Hamengku Buwono

segera memerintahkan kepada rakyat membabat hutan tadi untuk didirikan Kraton.2

Sebelum Kraton itu jadi, Sultan Hamengku Buwono I berkenan menempati

pasanggrahan Ambarketawang daerah Gamping, yang tengah dikerjakan juga.

Menempatinya pesanggrahan tersebut resminya pada tanggal 9 Oktober 1755. Dari

tempat inilah beliau selalu mengawasi dan mengatur pembangunan kraton yang

sedang dikerjakan.3

Setahun kemudian Sultan Hamengku Buwono I berkenan memasuki Istana

Baru sebagai peresmiannya. Dengan demikian berdirilah Kota Yogyakarta atau

dengan nama utuhnya ialah Negari Ngayogyakarta Hadiningrat. Pesanggrahan

1 Suharja., Buku Panduan Museum Benteng Vredeburg, (Yogyakarta:

departemen kebudayaan dan pariwisata, 2009), hlm: 8 2 Ibid.

3 Ibid., hlm 24.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

20

Ambarketawang ditinggalkan oleh Sultan Hamengku Buwono untuk berpindah

menetap di Kraton yang baru. Peresmiannya terjadi Tanggal 7 Oktober 1756.4

Kota Yogyakarta dibangun pada tahun 1755, bersamaan dengan dibangunnya

Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I di Hutan

Beringin, suatu kawasan diantara sungai Winongo dan sungai Code dimana lokasi

tersebut nampak strategi menurut segi pertahanan keamanan pada waktu itu.5

Sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Sri Sultan Hamengku

Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII menerima piagam pengangkatan menjadi

Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi DIY dari Presiden RI, selanjutnya pada

tanggal 5 September 1945 beliau mengeluarkan amanat yang menyatakan bahwa

daerah Kesultanan dan daerah Pakualaman merupakan Daerah Istimewa yang

menjadi bagian dari Republik Indonesia menurut pasal 18 UUD 1945. Pada tanggal

30 Oktober 1945, beliau mengeluarkan amanat kedua yang menyatakan bahwa

pelaksanaan Pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta akan dilakukan oleh Sri

Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII bersama-sama Badan

Pekerja Komite Nasional.6

Meskipun Kota Yogyakarta baik yang menjadi bagian dari Kesultanan

maupun yang menjadi bagian dari Pakualaman telah dapat membentuk suatu DPR

Kota dan Dewan Pemerintahan Kota yang dipimpin oleh kedua Bupati Kota

4 Ibid., hlm. 32

5 Ibid., hlm. 39

6 Darsiti Soeratman., Kehidupan Dunia Keraton Yogyakarta, (Yogyakarta:

Tamansiswa, 1989), hlm. 36.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

21

Kasultanan dan Pakualaman, tetapi Kota Yogyakarta belum menjadi Kota Praja atau

Kota Otonom, sebab kekuasaan otonomi yang meliputi berbagai bidang pemerintahan

masih tetap berada di tangan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.7

Yogyakarta yang meliputi daerah Kasultanan dan Pakualaman baru menjadi

Kota Praja atau Kota Otonomi dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun

1947, dalam pasal I menyatakan bahwa Kabupaten Kota Yogyakarta yang meliputi

wilayah Kasultanan dan Pakualaman serta beberapa daerah dari Kabupaten Bantul

yang sekarang menjadi Kecamatan Kotagede dan Umbulharjo ditetapkan sebagai

daerah yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.8 Daerah

tersebut dinamakan Haminte Kota Yogyakarta. Untuk melaksanakan otonomi

tersebut Walikota pertama yang dijabat oleh Ir. Moh Enoh mengalami kesulitan

karena wilayah tersebut masih merupakan bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta

dan statusnya belum dilepas. Hal itu semakin nyata dengan adanya Undang-undang

Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah, di mana Daerah

Istimewa Yogyakarta sebagai Tingkat I dan Kotapraja Yogyakarta sebagai Tingkat II

yang menjadi bagian Daerah Istimewa Yogyakarta.9

Selanjutnya Walikota kedua dijabat oleh Mr.Soedarisman Poerwokusumo

yang kedudukannya juga sebagai Badan Pemerintah Harian serta merangkap menjadi

Pimpinan Legislatif yang pada waktu itu bernama DPR-GR dengan anggota 25

7 Ibid.

8 Suhardo Hatosprapto., Kota Yogyakarta dan Benteng Vredeburg, (Yogyakarta:

LSPK, 1976), hlm. 10 9 Ibid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

22

orang. DPRD Kota Yogyakarta baru dibentuk pada tanggal 5 Mei 1958 dengan

anggota 20 orang sebagai hasil Pemilu 1955.

Dengan kembali ke UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1957 diganti dengan Undang-undang Nomor 18

Tahun 1965 tentang pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, tugas Kepala Daerah dan

DPRD dipisahkan dan dibentuk Wakil Kepala Daerah dan badan Pemerintah Harian

serta sebutan Kota Praja diganti Kotamadya Yogyakarta.10

Atas dasar Tap MPRS Nomor XXI/MPRS/1966 dikeluarkan Undang-undang

Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah. Berdasarkan

Undang-undang tersebut, DIY merupakan Propinsi dan juga Daerah Tingkat I yang

dipimpin oleh Kepala Daerah dengan sebutan Gubernur Kepala Daerah Istimewa

Yogyakarta dan Wakil Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak

terikat oleh ketentuan masa jabatan, syarat dan cara pengankatan bagi Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah lainnya, khususnya bagi beliiau Sri Sultan Hamengku

Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. Sedangkan Kotamadya Yogyakarta

merupakan daerah Tingkat II yang dipimpin oleh Walikotamadya Kepala Daerah

Tingkat II dimana terikat oleh ketentuan masa jabatan, syarat dan cara pengangkatan

bagi kepala Daerah Tingkat II seperti yang lain.11

Seiring dengan bergulirnya era reformasi, tuntutan untuk menyelenggarakan

pemerintahan di daerah secara otonom semakin mengemuka, maka keluarlah

10

Suharja., loc cit. 11

Darsiti Soeratman, Op cit., hlm. 38.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

23

Undang-undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur

kewenangan Daerah menyelenggarakan otonomi daerah secara luas, nyata dan

bertanggung jawab. Sesuai UU ini maka sebutan untuk Kotamadya Dati II

Yogyakarta diubah menjadi Kota Yogyakarta sedangkan untuk pemerintahannya

disebut denan Pemerintahan Kota Yogyakarta dengan Walikota Yogyakarta sebagai

Kepala Daerahnya.12

Yogyakarta memiliki sejarah yang panjang dan terkait erat dengan masa

perjuangan merebut dan mempertahankan RI dari penjajah Belanda dan Jepang. Dari

sekian cerita perjuangan yang paling popular adalah serangan umum 1 Maret 1949.

Perang yang dimenangkan oleh para pejuang kemerdekaan dan sempat

mempertahankannya selama 6 jam, sebagai usaha untuk menunjukkan kepada dunia

internasional tentang eksistensi Republik Indonesia dan para pejuang RI. Serangan

tersebut dilakukan secara secara besar-besaran yang direncanakan dan dipersiapkan

oleh jajaran tertinggi militer di wilayah Divisi III/GM III dengan mengikut sertakan

beberapa pucuk pimpinan pemerintah sipil setempat berdasarkan instruksi dari

Panglima Besar Sudirman.13

2. Kondisi Geografis

Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian tengah selatan Pulau Jawa,

secara geografis terletak pada 7o3’ - 8o12’ Lintang Selatan dan 110o00’-110o50’

Bujur Timur. Berdasarkan bentang alam, wilayah DIY dapat dikelompokkan menjadi

12

Ibid. 13

Wawancara dengan Suseno tanggal 13 Januari 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

24

empat satuan fisiografi, yaitu satuan fisiografi Gunungapi Merapi, satuan fisiografi

Pegunungan Selatan atau Pegunungan Seribu, satuan fisiografi Pegunungan Kulon

Progo, dan satuan fisiografi Dataran Rendah.

Satuan fisiografi Gunung api Merapi, yang terbentang mulai dari kerucut

gunung api hingga dataran gunung api termasuk juga bentang lahan vulkanik,

meliputi Sleman, Kota Yogyakarta dan sebagian Bantul. Daerah kerucut dan lereng

gunung api merupakan daerah hutan lindung sebagai kawasan resapan air daerah

bawahan. Satuan bentang alam ini terletak di Sleman bagian utara. Gunung Merapi

yang merupakan gunung api aktif dengan karakteristik khusus, mempunyai daya tarik

sebagai obyek penelitian, pendidikan, dan pariwisata.14

B. Sejarah Berdirinya Benteng Vredeburg

Benteng vredeburg Yogyakarta semula bernama "Benteng Rustenburg" yang

mempunyai arti "Benteng Peristirahatan" , dibangun oleh Belanda pada tahun 1760 di

atas tanah Keraton. Berkat izin Sri Sultan Hamengku Buwono I, sekitar tahun 1765

bangunan disempurnakan dan selanjutnya diganti namanya menjadi "Benteng

Vredeburg" yang mempunyai arti Benteng Perdamaian.15

Benteng Vredeburg Yogyakarta berdiri terkait erat dengan lahirnya kesultanan

Yogyakarta. Perjanjian Gianti yang ditandatangani pada tanggal 13 februari 1755

14

Djamal Marsudi., Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta. (Yogyakarta:

Kanisius, 1977), hlm. 8. 15

Sidharta Eko Budiharjo., Konservasi Lingkungan dan Bangunan Bersejarah

di Yogyakarta. (Yogyakarta: Gadjah mada university prees, 1989), hlm. 25.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

25

yang berhasil membelah Kerajaan Mataram menjadi Kasultanan Yogyakarta.

Dibawah pimpinan Sri Sultan HB I, Kasultanan Yogyakarta berkembang pesat. Istana

raja yang dibangun sejak 9 Oktober 1755 dan mulai ditempati tanggal 7 oktober 1756

dilengkapi dengan sarana pertahanan seperti parit dan benteng Keraton. Untuk

mengimbanginya pihak Belanda meminta ijin dari sultan untuk membangun sebuah

benteng bagi pasukan VOC di Yogyakarta. Proses pembangunan benteng berjalan

secara lambat namun akhirnya pada tahun 1788 benteng kompeni di Yogyakarta

dapat diselesaikan. Selanjutnya benteng diberi nama Rustenburg yang berarti Benteng

Peristirahatan. Benteng dimanfaatkan secara sempurna oleh VOC sebagai benteng

pertahanan. Tetapi karena hubungan antara Kasultanan Yogyakarta dengan pihak

Belanda yang saling menyerang waktu itu nama benteng diganti menjadi Vredeburg

yang berarti Benteng Perdamaian.16

Pada tahun 1867 di Yogyakarta terjadi gempa bumi yang dasyat sehingga

banyak merobohkan beberapa bangunan besar seperti Gedung Residen, Tugu Pal

Putih dan Benteng Rustenburg serta bangunan-bangunan yang lain. Bangunan-

bangunan tersebut segera dibangun kembali. Benteng Rustenburg segera diadakan

pembenahan di beberapa bagian bangunan yang rusak. Setelah selesai bangunan

benteng yang semula bernama Rustenburg diganti menjadi Vredeburg yang berarti

Benteng Perdamaian. Nama ini diambil sebagi manifestasi hubungan antara

Kasultanan Yogyakarta dengan pihak Belanda yang tidak saling menyerang waktu

itu. Pada keempat sudutnya dibangun ruang penjagaan yang disebut seleka atau

16

Ibid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

26

bastion. Pintu gerbang benteng menghadap ke barat dengan dikelilingi oleh parit. Di

dalamnya terdapat bangunan-bangunan rumah asrama prajurit, perwira, gudang,

logistic, gudang miseu, rumah sakit prajurit dan rumah residen. Di Benteng

Vredeburg ditempati sekitar 500 orang prajurit termasuk petugas medis dan para

medis. Disamping itu pada masa pemerintahan Hindia Belanda digunakan sebagai

tempat perlindungan para residen yang sedang bertugas di Yogyakarta hal itu sangat

dimungkinkan karena kantor residen yang berada bersebrangan dengan letak Benteng

Vredeburg. Sejalan dengan perkembangan politik yang terjadi di Indonesia dari

waktu ke waktu, maka terjadi pula perubahan atas status kepemilikan dan fungsi

bangunan Benteng Vredeburg. Secara kronologis perkembangan status tanah dan

bangunan Benteng Vredeburg sejak awal dibangunnya sampai dengan runtuhnya

kekuasaan Hindia Belanda.17

Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta merupakan daerah yang mempunyai

pemerintahan sendiri atau disebut daerah Swapraja, yaitu Kasultanan Ngayogyakarta

Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat

didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I

pada tahun 1755, sedangkan Kadipaten Pakualaman didirikan oleh Pangeran

Notokusumo (saudara Sultan Hamengku Buwono II) yang bergelar Adipati Paku

Alam I pada tahun 1813. Pemerintah Hindia Belanda mengakui Kasultanan dan

Pakualaman sebagai kerajaan dengan hak mengatur rumah tangganya sendiri yang

17

Widayati N., Penyertaan Peran Serta Masyarakat Dalam Progam

Revitalisasi, (Yogyakarta: Gadjah mada university prees, 2000). hlm. 54.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

27

dinyatakan dalam kontrak politik. Kontrak politik yang terakhir Kasultanan tercantum

dalam Staatsblaad 1941 Nomor 47, sedangkan kontrak politik Pakualaman dalam

Staatsblaad 1941 Nomor 577. Eksistensi kedua kerajaan tersebut telah mendapat

pengakuan dari dunia internasional, baik pada masa penjajahan Belanda, Inggris,

maupun Jepang. Ketika Jepang meninggalkan Indonesia, kedua kerajaan tersebut

telah siap menjadi sebuah negara sendiri yang merdeka, lengkap dengan sistem

pemerintahannya (susunan asli), wilayah dan penduduknya.18

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Sri Sultan Hamengku

Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII menyatakan kepada Presiden RI, bahwa

Daerah Kasultanan Yogyakarta dan Daerah Pakualam menjadi wilayah

Negara RI, bergabung menjadi satu kesatuan yang dinyatakan sebagai Daerah

Istimewa Yogyakarta. Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam

VIII sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah bertanggungjawab

langsung kepada Presiden RI. Hal tersebut dinyatakan dalam:

1. Piagam kedudukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam

VIII tertanggal 19 Agustus 1945 dari Presiden RI.

2. Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII

tertanggal 5 September 1945.

3. Amanat Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VIII

tertanggal 30 Oktober 1945.19

Dalam perjalanan sejarah selanjutnya kedudukan Daerah IstimewaYogyakarta

sebagai Daerah Otonom setingkat Provinsi sesuai dengan maksud pasal 18 Undang-

undang Dasar 1945 (sebelum perubahan) diatur dengan Undang-undang Nomor 22

Tahun 1948 tentang Undang-undang Pokok Pemerintahan Daerah. Sebagai tindak

lanjutnya kemudian Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk dengan Undang-undang

18

Suhardo Hatosprapto., Kota Yogyakarta dan Benteng Vredeburg Yogyakarta,

Pelestarian dan Pengembangan Benteng Vredeburg Yogyakarta, (Yogyakarta:

LSPK, 1976), hlm. 20 19

Ibid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

28

Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta Peraturan

Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir

dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1955 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor

71, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1819) yang sampai saat ini masih berlaku.

Dalam undang-undang tersebut dinyatakan Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi

Daerah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Daerah Kadipaten Pakualam.20

C. Masa Pemerintahan Kolonial

Yogyakarta pada masa pemerintahan kolonial, Pemerintahannya diatur

berdasarkan kontrak politik, dan mempunyai kedudukan istimewa. Sesuai dengan

sistem pemerintahan kerajaan yang berlaku di Yogjakarta, serta ikatan kebudayaan

yang ada; menyebabkan raja (Sultan) secara langsung tidak menjalankan

pemerintahnya sendiri, sedang untuk pelaksanaan pemerintahanya diserahkan kepada

patih. Dengan demikian, semua kegiatan pemerintahan dalam kerajaan berpusat dan

dijalankan oleh patih, namun sultan tidak kehilangan otoritas kekuasaanya dalam

kerajaan. Sistem pemerintahan ini jelas kurang sesuai dengan prinsip demokrasi.21

Revolusi kemerdekaan Indonesia berusaha untuk mengerakan prinsip

demokrasi dalam semua tatanan pemerintahan sehingga pemerintahan di Yogyakarta

pun tidak lepas dari usaha demokratisasi itu. Analisis yang paling umum menunjukan

20

S.Margana, Kraton Surakarta dan Yogyakarta 1769-1874, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 23. 21

Tri Yuniyanto. 1988. “Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Istimewa

Yogyakarta Tahun 1950-1957 Otonomi dan Demokratis Pemerintahan Yogyakarta”.

Skripsi Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

29

bahwa dalam masyarakat yang mengalami revolusi, mesti terdapat aspek

kesinambungan dan ketidaksinambungan dalam jenis kelembagaanya. Bahwa

dimensi ketidaksinambungan itu misalnya pertama, terdapat pada elite penguasa,

serta prestige di berbagai bidang kelembagaan. Kedua, terdapat perubahan dalam

penataan berbagai bidang kelembagaan baik itu perubahan keorganisasian dalam

lingkup unit-unit utama, misalnya dalam bidang politik terjadi pergantian rezim;

maupun perubahan makna bidang kelembagaan.22

Yogyakarta berdiri dua Kekuasaan Pemerintahan, yaitu Pemerintahan

Kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualam. Baik Kasultanan Yogyakarta

maupun Kadipaten Pakualam Pemerintahanya diatur menurut garis hukumnya

sendiri, namun kedudukanya sangat ditentukan oleh kontrak politik.23

Dengan

demikian kedua pemerintahan tersebut tidak lepas dari campur tangan pemerintah

Belanda, sebab kontrak politik tersebut dibuat berdasarkan persetujuan antara

penguasa Kasultanan maupun Pakualam dengan pemerintah kolonial Belanda.24

Kekuasaan penuh atas kerajaan berada di tangan raja. Sultan memegang

otoritas kekuasaan atas daerah dan rakyatnya berdasarkan kontak politik. Sultan

mempunyai kedudukan sentral baik pada bidang sosial maupun kultural, sehingga

22

Ibid. 23

Soedomo Bandjaransari, Sejarah Pemerintah Kota Yogyakarta, (Yogyakarta:

Djawatan Penerangan Kota Pradja, 1952). hlm. 5. 24

Ibid,. hlm. 3

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

30

wajar jika pemerintah kerajaannya diatur secara terpusat dengan sifat yang

otokratis.25

Struktur pemerintahan kerajaan di Yogyakarta dibagi dua secara terpisah,

yaitu pemerintahan keraton disebut parentah jero dan pemerintahan luar keraton

disebut parentah jaba.26

Ada perbedaan yang tegas antara keduanya. Parentah jero

tugasnya adalah mengurus upacara dan ritus kraton, melayani kepentingan pribadi

sultan dan keluarganya, serta bertindak sebagai penghubung antara sultan dengan

pemerintahan luar. Pemerintahan keraton ini dikepalai oleh para pangeran kerabat

raja. Parentah jaba, tugas utamanya adalah dalam bidang pemerintahan pada

umumnya, dibawah kekuasaan patih sultan.27

Patih merupakan pelaksana kegiatan pemerintahan pada umumnya, dalam arti

bahwa pelaksanaan kegiatan pemerintahan kerajaan menjadi tanggung jawab patih.

Dibawah patih terdapat delapan bupati nayaka beserta pejabat-pejabat birokrasi lain

dibawahnya sebagai pelaksana pemerintahan di daerah, mereka mempertanggung

jawabkan pelaksanaan pemerintahan kepada patih.28

Struktur berokrasi tersebut, walaupun resminya besifat hirarkhis,

sesungguhnya terjadi kelompok-kelompok hubungan hamba tuan yang berlapis-lapis.

Setiap pejabat mngumpulkan setiap kelompok orang yang bergantung kepadanya,

25

Darmosugito., Sedjarah Kota Yogyakarta, (Yogyakarta: Panitia Peringatan,

1956), hlm. 8. 26

Selo Soemarjan,. Perubahan Sosial di Yogyakarta, (Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1986), hlm. 34. 27

Ibid. 28

Ibid,. hlm 26.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

31

mengikuti model raja. Nasib para kawula itu berhungan erat dengan sukses tidaknya

gusti mereka. Birokrasi yang paternalistik demikian, menurut kesetiaan dan

kepatuhan tanpa syarat dari rakyat kepada penguasa. Hubungan yang wajar antara

rakyat dan penguasa, anatara pemerintah dan yang diperintah tidak diterima karena

keterpaksaan, melainkan sebagai sesuatu yang telah ditakdirkan.

Patih dan bupati dengan demikian, mempunyai kedudukan yang menentukan

dalam kegiatan politik dan pemerintahan kerajaanya, baik di pusat maupun di daerah .

Kedudukan ini sebagai alasan kuat bagi pemerintah kolonial Belanda untuk

mencampuri politik dan pemerintahan kerajaan, melalui jalur birokrasi tersebut akibat

langsung dari campur tangan itu, diantaranya adalah menempatkan kedudukan patih

yang serba sulit dalam kegiatan pemerintah kerajaan.29

Kedudukan patih yang dilemmatis dapat membahayakan kelangsungan

perintahan kerajaan, sebab tergantung pada dua pemerintahan yang berbeda, yaitu

pemerintahan Kasultanan dan pemerintah kolonial Belanda. Fungsi ganda disatu

pihak harus tetap menjaga loyalitasnya kepada kasultanan, dipihak lain juga harus

loyal kepada Pemerintah Kolonial Belanda.30

Benteng Vredeburg merupakan peninggalan Kolonial Belanda meski dalam

bentuk yang sangat sederhana seiring dengan perkembangan waktu benteng tetap

terus berdiri dan difungsikan. Sejak berdirinya VOC praktek monopoli dagang dan

aktifitas kolonial mulai terjadi di nusantara. Hal ini menyebabkan gejolak di berbagai

29

Darmosugito,. Op Cit., hlm. 20. 30

Ibid,. hlm, 37.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

32

daerah karena praktek monopoli VOC sering mengakibatkan selisih paham antara

VOC dan pengusaha lokal.

Masa itulah menjadi titik awal dari masa penjajahan di Indonesia oleh

Belanda. Pemaksaan kehendak terjadi dimana-mana. Perjanjian-perjanjian dengan

penguasa lokal bermunculan dengan berbuntut pada penguasaan wilayah dan

monopoli kegiatan dagang oleh VOC. Politik pecah belah dan adu domba selalu

menjadi andalan VOC dalam mengintervensi Pemerintahan lokal. Memanfaatkan

konfliks intern menjadi kebiasaan VOC dalam meraih keuntungan demikianlah yang

terjadi sehingga wilayah kerja yang harus diampu dan jumlah pegawai VOC semakin

besar. Hal ini menjadikan beban keuangan persekutuan dagang tersebut semakin berat

ditambah lagi banyaknya pejabat VOC yang melakukan koropsi untuk kepentingan

sendiri keadaan tersebut berlangsung berlarut-larut.31

Seiring dengan perkembangan yang terjadi di Eropa rakyat Belanda

menginginkan keamanan negerinya langsung dibawah lindungan perancis. Maka

Belanda diubah dari bentuk Republik mejadi Kerajaan dengan pengangkatan Luis

Napoleon sebagai Raja Belanda sehingga memberikan dampak perkembangan politik

belanda yang telah menanamkan benih-benih imperialisme mulai tergantikan oleh

pendatang baru yaitu pasukan Inggris yang kemudian memerintah di nusantara.32

Untuk kedua kalinya Belanda menjadi tuan di negeri jajahan nusantara hal ini

terjadi karena ditandatanganinya Kongres Wina yang menyatakan bahwa Negara

31

Djamal Masudi., Yogyakarta Bentang Proklamasi, (Jakarta: Barahmus DIY

Perwakilan Jakarta, 1985), hlm 17. 32

Ibid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

33

mana saja yang terlibat dalam perang Napoleon harus mengembalikan kondisinya,

karena itulah maka Inggris mengembalikan nusantara kepada Belanda selanjutnya

nusantara berada di bawah jajahan Belanda yang ke dua kalinya.

Hingga menyusul datangnya pasukan pendudukan Jepang di Indonesia

diawali dengan penyerahan pasukan Belanda terhadap Jepang Indonesia berada di

bawah pendudukan Jepang yaitu fungsi system pemerintahan militer segera

dijalankan yaitu praktek kerja paksa untuk pembuatan instalasi militer terjadi dimana-

mana sehingga rakyat banyak menjadi korban.33

Peristiwa-peristiwa yang terjadi merupakan peristiwa politik pada kurun

waktu tersebut tidak dapat dilepaskan dari kekuatan Militer dan didominasi oleh

Militer. Terkait dengan hal tersebut maka keberadaan benteng vredeburg di

Yogyakarta yang telah ada dan berfungsi utama sebagai Aktifitas Militer yang

memiliki banyak peran baik pada masa penjajahan Belanda, Inggris, Jepang sehingga

dengan demikian benteng vredeburg menjadi saksi sejarah.

Benteng Vredeburg dikenal nama loji di Yogyakarta yang semuanya adalah

bangunan peninggalan masa kolonial. Loji-loji tersebut antara lain loji gede atau loji

besar yaitu Benteng Vredeburg. Loji cilik (loji kecil) yaitu komplek perumahan

Belanda yang terletak di sebelah timur Benteng Vredeburg, loji kebon adalah Gedung

Agung, dan loji setan.34

33

Buletin Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 2009. Koleksi

Benteng Vredeburg Yogyakarta 34

Ibid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

34

Mengenai sejarah perkembangan loji gedhe (loji besar) yaitu Benteng

Vredeburg, tidak dapat dilepaskan dari sejarah berdirinya Kasultanan Yogyakarta.

Karena pada hakekatnya berdirinya Loji tersebut adalah sebagai dampak

perkembangan Kasultanan Yogyakarta.

Bagi VOC pertumbuhan kerajaan Surakarta setelah perjanjian Giyanti bukan

hal yang perlu dikawatirkan karena sudah sepenuhnya berada dibawah kekuasaan

VOC. Namun berbeda dengan kasultanan Yogyakarta yang berada di bawah

kekuasaan Pangeran Mangkubumi yang selamanya menentang dan melawan VOC.

Kepadanya perlu diadakan pendekatan insentif dan pengawasan. Untuk tugas ini

VOC menunjuk petugas khusus yang berperan sebagai koopman (jabatan hirarki

VOC yang mengurusi perdagangan) dan opperhofd (komando VOC sebagai wakil

VOC yang ditempatkan di dalam istana kasultanan).35

Untuk tugas ini VOC menunjuk Kapten Cornelis Donkel.untuk kepentingan-

kepentingan politik VOC perlu diangkat seorang residen dengan konsekuensi harus

dibuatkan pula kantor residen (gedung kepresidenan). Hal ini untuk mengimbangi

kewibawaan kasultanan. Namun sebelum gedung karesidenan itu berdiri terlebih dulu

dibangun sebuah benteng. Oleh karena itu maka mulailah dibangun sebuah benteng

VOC di Yogyakarta.36

35

Tashadi., Sejarah Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, (Yogyakarta:

Depdikbud, 1994), hlm. 3 36

Ibid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

35

Pada masa awal Pemerintahan Sultan Hamengku Buana I, Kasultanan

Yogyakarta dibawah naungan residen pertama yaitu Cornelis Donkel. Sesuai dengan

kesepakatan Donkel dengan Sultan, maka kasultanan Yogyakarta akan menyediakan

kayu dan tenaga kerja. Sedangkan VOC akan memberikan ganti rugi atas kayu yang

disetorkan dengan nilai yang di terapkan sebelumnya. Pekerja yang melakukan

pekerjaan pembangunan benteng diatur menurut kerja wajib atau bekerja untuk raja.

Menurut Nicolaas Hartingh, Gubernur Pantai Utara Jawa di Semarang, tahun 1761

benteng VOC yang ada di Yogyakarta masih berupa tembok tanah yang diperkuat

dengan tiang tiang kayu pohon kelapa dan pohon aren, sedangkan bangunan

bangunan yang ada di dalam benteng hanya dari kayu atau dari bambu dan beratap

ilalang sehingga mudah sekali terbakar. Karena itulah maka Willem Hendrik van

Ossenberch penganti Harting mohon kepada Sultan agar benteng VOC diperkuat

dengan bata yang kuat agar lebih menjamin keselamatan Sultan, permintaan itu

disanggupi oleh Sultan dan diharapkan akan selesai tahun ittu juga. Namun pada

kenyataannya tahun 1767 pembangunan baru dimulai dibawah pengawasan Ir.frans

Haag.37

Apa yang dilakukan oleh Willem Hendrik van Ossenberch tersebut sangat

beralasan. Hal ini didukung oleh keadaan bahwa garnisum VOC di Keraton

Yogyakarta sangat memerlukan benteng-benteng yang permanen. Saat permohonan

Willem Hendrik Van Ossenberch disampaikan kepada Sultan kondisi benteng VOC

37

Suhardjo., Penelitian Bidang Sejarah Rencana Pelestarian Dan

Pengembangan Benteng Vredeburg, (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 1979),

hlm. 20.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

36

sama sekali tidak layak disebut benteng, karena bangunan yang ada terbuat dari kayu

dan tidak ada yang terbuat dari batu bata.38

Dalam perkembangannya pembangunan benteng tidak selancar yang

diharapkan. Pada tahun 1771 pembangunan benteng di Yogyakarta tersebut belum

banyak mengalami kemajuan seperti yang dilaporkan oleh Johannes Vos (pengganti

Van Ossenberch).

Kondisi benteng masih belum juga selesai saat itu pembangunan Yogyakarta

sedang dilaksanakan dengan giat, seperti yang dilaporkan oleh J.R. Van der Burg

(pengganti Johannes Vos) pada tahun 1772 sampai tahun 1774 pembangunan benteng

di Yogyakarta berjalan sangat lambat. Sultan HB I sibuk sendiri bersama rakyatnya

dalam pembangunan proyek proyeknya sendiri (pembangunan istana dan

pendukungnya). Hal ini menyebabkan adanya kekurangan tenaga kerja dalam

pembangunan benteng di Yogyakarta.39

Tahun 1776 di Yogyakarta sudah memasuki tahapan finishing dan

penyempurnaan. Namun demikian Residen Yogyakarta Van Rhijn diperintahkan

untuk mendesak sultan agar menyelesaikan benteng secepat mungkin. Proyek proyek

Sultan HB I dengan pembangunan istananya dan juga proyek proyek putra mahkota

dianggap menjadi penyebab terhambatnya pembangunan benteng, dan akhirnya

bangunan benteng sudah terwujud meski masih belum sempurna. Johannes Siberg

selaku gunernur pantai utara jawa melaporkan bahwah dalam pembangunan benteng

38

Ibid. 39

Ibid., hlm. 21.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

37

tersebut rumah komandan belum selesai dan beberapa gedung masih belum diberi

langit langit. Untuk menyemangati agar pengerjaan benteng cepat selesai, maka VOC

meminjamkan uang kepada Sultan HB I sebanyak 10.000 real. Sebagai tanggapan

untuk menyenangkan hati Gubernur Jendral dan Dewan Hindia, Sultan HB I

menyatakan telah memerintahkan Patih Danureja untuk mempercepat pembangunan

benteng. Selanjutnya pada tahun 1785, setelah mengadakan kunjungan ke kraton-

kraton, Johanes Sieberg mengirim berita ke Batavia bahwah kondisi pembangunan

benteng di Yogyakarta sudah hampir selesai dan mutunya sangat baik. Pada saat itu

pula benteng diresmikan oleh Johannes Sieberg yang saat itu menjabat gubernur

pantai timur laut jawa. VOC kemudian memberi nama benteng tersebut dengan nama

Rustenburg atau tempat beristirahat (rusten) dalam arti menjaga ketenangan (rust)

sehingga dikenal sebagi Benteng Peristirahatan.40

Bangunan Rustenburg ini terbuat dari kayu jati yang disetorkan oleh

Kasultanan Yogyakarta dari hutan hutan jati Gunung Kidul dan Madiun. Di dalam

benteng itu pula ditempatkan pasukan VOC berkekuatan kurang lebih 100 orang

tentara di bawah pimpinan seseorang kapten atau letnan. Setelah Benteng Rustenburg

berdiri pimpinan VOC di Yogyakarta waktu itu yaitu Residen Van Rhijn tinggal di

dalam benteng.

Johannes Sieberg masih menganggap bahwa pembangunan benteng di

Yogyakarta tidak sukses, Jan Greeve melaporkan bahwa keterlambatan

penyediaan kayu menyebabkan sebagian pekerjaan kayu dalam pembangunan

benteng di Yogyakarta dihentikan. Baru ketika Jan Greeve berkunjung ke

Yogyakarta kembali ke Yogyakarta dia mendapaati benteng dalam keadaan

40

Ibid., hlm. 22-23

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

38

sangat bersih dan teratur dengan baik, benteng Yogyakarta dari masa

pemerintahan Sultan HB I dikirim oleh Residen Yogyakarta bahwa rakyat

mancanegara telah menghabiskan waktu Sembilan puluh hari bekerja di

benteng, yang kemudian dikatakan sudah mendekati penyelesaian. Jika

dicermati pembngunan benteng VOC di Yogyakarta berjalan sangat lambat.

Hal ini terjadi karena adanya ketidak siapan sultan atas bahan dan tenaga yang

dulu dijanjikannya. Sebenarnya hal itu adalah merupakan politik sultan yang

tidak mau benteng itu dibangun. Barangkali sultan sudah mempertimbangkan

untung dan ruginya dengan keadaan garnisun VOC yang kuat di kota

Yogyakarta.41

Sikap tidak suka terhadap keberadaan benteng itu juga ditunjukan oleh putra

mahkota Kasultanan Mataram yang bernama R.M. Sundoro (kelak menjadi Sultan

Hamengkubuwana II). Dengan segala upaya melakukan segala tindakan yang dapat

menghambat pembangunan benteng di Yogyakarta. Meski hal itu telah diperingatkan

oleh VOC, namun sikap bencinya terhadap bangsa asing tersebut tidak pernah padam.

Usaha melindungi istana dari keberadaan benteng Belanda di Yogyakarta terus

dilakukan. Pada tahun 1785 R.M. Sundoro meminta izin ayahnya (Sultan

Hamengkubuwana I) untuk memperkuat pertahanan kraton Yogyakarta dalam

menghadapi benteng VOC yang berada di depan kraton. Setelah memperoleh izin

dari ayahnya, beliau memerintahkan pembangunan tembok baluwarti yang

mengelilingi alun alun baik utara maupun selatan kraton Yogyakarta. Dibagian depan

bangunan ini diperkuat dengan pemasangan 13 buah meriam. Senjata ini diarahkan

kedepan menghadap benteng Rustenburg. Pembangunan itu terus berlangsung hingga

RM Sundoro naik tahta menjadi Sultan Hamengkubuwono II.42

41

Buletin Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta., Op Cit 42

Nani Mulyani 50 Tahun Indonesia Merdeka., (Jakarta: Citra media

Persada, 1995). hlm. 26

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

39

Pada waktu benteng VOC tersebut dibangun setiap hari Sultan

Hamengkubuwono selalu menengok pelaksanaan pembangunan benteng. Setelah

pembangunan benteng itu selesai tempat penjagaan yang berjumlah empat di tiap

sudut benteng oleh Sultan masing masing diberi nama Jayawisesa untuk sebelah barat

laut, jayaprayitna untuk sebelah tenggara, jayapurusa untuk sebelah timur laut dan

jayaprakosaningprang di sebelah barat daya.43

Benteng berkembang dan dimanfaatkan oleh VOC. Seiring dengan

berjalannya sejarah perubahan demi perubahan terjadi, setelah itu benteng berada

dalam kekuasaan Bataavsche Republiek (Republik Bataf) dibawah Gubernur Van

Den Berg diambil alih oleh Koninklijk Holland (kerajaan Belanda) dibawah

Gubernur Daendels. Hal ini karena Napoleon Bonaperte diangkat sebagai kaisar

Perancis, sedangkan Louis (Lodewijk) Napoleon diangkat sebagai raja Belanda yang

waktu itu menjadi jajahan Perancis.44

Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels memegang pemerintahan di

Jawa, atas Intruksinya:

Pemerintahan Eropa di pusat pusat kerajaan jawa harus diperkuat baik secara

fisik maupun secara non fisik. Secara fisik, Daendels memperkuat kehadiran

kekuatan Eropa dengan mengerahkan pasukan. Sementara itu secara nonfisik

Daendels membuat peraturan yang meningkatkan wibawa pemerintah Belanda

di mata raja-raja Jawa. Dalam upaya mewujudkan kekuatan politik Eropa di

Vorstenlanden, Daendels memerintahkan pembangunan rumah residen.

Residen diubah menjadi minister sebagai wakil pemerintah Belanda. Sesuai

dengan kedudukanya, Daendels mengeluarkan instruksi agar minister tidak

tinggal lagi di dalam benteng. Untuk itu, harus dibangun sebuah kompleks

43

Ibid. 44

Ibid. hlm 29.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

40

rumah yang megah dan luas agar setara dengan status minister. Lokasi yang

dipilih adalah sebuah lahan tepat di depan benteng Rustenburg. Bangunan

tersebut dijadikan bukan hanya sebagai tempat tinggal minister tetapi juga

sebagi tempat menginap Gubernur Jenderal bila berkunjung ke Yogyakarta.

Pasukan yang berada di dalam benteng Rustenburg juga diserahi

tanggungjawab untuk menjaga keselamatan minister.45

Mengenai bangunan yang diperuntukan bagi minister tersebut bangunan tua

yang sudah ada pada tahun 1722. Karena kondisinya yang cukup parah maka harus

terlebih dulu diadakan pemugaran. Pemugaran dilakukan secara bertahap dan

diperkirakan akan selesai sempurna selama kurang lebih 30 tahun. Perbaikan

pertama kali dilaksanakan pada tahun 1824 baru selesai pada tahun 1832 dengan

arsitek seorang Belanda yang bernama A.Payen. bangunan yang berada disebuah

pekarangan yang luas tersebut dikenal dengan Loji Kebon (Tuin Logie).

Dibidang pertahanan Deandels juga memperkuat posisi pasukan. Benteng

Rustenburg yang terbuat dari kayu tidak lagi layak untuk menjadi symbol kekuatan

militer pemerintah Belanda. Atas intruksinya benteng itu diubah menjadi bangunan

batu dengan bentuk segi empat. Pada setiap sudutnya dibangun sebuah kubu tempat

penjagaan para petugas jaga dengan lubang menembak. Benteng baru ini dibangun

lebih tinggi dan dinding lebih tebal bisa untuk mengawasi lingkungan sekitar benteng

tetapi juga dapat langsung melihat langsung kompleks Kraton Yogyakarta. Secara

startegis benteng ini bisa menjadi ancaman bagi Kraton Yogyakarta karena meriam

45

Ibid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

41

meriam yang ditempatkan di dalam benteng bisa diangkat keatas dengan jangkauan

tembak mencapai bagian dalam keraton.46

Oleh Daendels, benteng ini namanya diganti menjadi Vredeburg yaitu benteng

Perdamaian mengenai perubahan nama dari Rustenburg menjadi Vredeburg menurut

Suharjo Hatmosuprobo menjelaskan:

Terjadi setelah benteng dipugar dari kerusakan akibat gempa yang terjadi di

Yogyakarta bangunan benteng Vredeburg mulai dibangun awal pembangunan

keraton Kasultanan Yogyakarta dimana Benteng Vredeburg berdiri dimana

tidak jauh dari lokasi keraton yang hanya sekitar satu jarak tembak meriam

waktu itu, sedangkan waktu itu lokasi pembangunan keraton adalah sebuah

hutan merupakan tempat pemukiman orang Belanda di Yogyakarta yang

pertama merupakan prasarana perlindungan dan fasilitas pemukiman orang-

orang Belanda.47

Pemukiman orang orang Eropa diluar benteng tumbuh pada permulaan abad

19, kaum bangsawan istana mulai ada menyewakan tanah jabatannya (pelunguh atau

oponage) kepada orang orang asing untuk membuka perkebunan.

Orang orang eropa yang bermukim diluar benteng tersebut pada umumnya

adalah para perwira kompeni yang telah pensiun, mereka berganti profesi menjadi

pengusaha perkebunan antara lain Andries Claring, Joh Jansen, Pieter Wieseman,

Baumargaten, de Ceuvalaire, J. Raaf, Wendeling, Emmen, Schlk, Weijnschenk, Dom

dan sebagainy. Mereka menjadi penduduk Yogyakarta dari golongan Eropa yang

tertua dan merupakan kelompok yang eksklusif yang mengadakan hubungan

kekerabatan satu sama lain. Nama-nama yang tertera pada batu nisan di makam Eropa

46

Darsiti Soeratman., Kehidupan Dunia Keraton Yogyakarta, (Yogyakarta:

Tamansiswa, 1989), hlm. 36. 47

Ibid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

42

yang dahulu terletak disebelah timur pasar Beringharja menunjukan hubungan

kekerabatan dengan mereka. Nama nama itu antara lain: Wiesemen-Klaring, Klaring-

Emmen, Emmen-Schalk, Schalk-Kraag, Kraag-Wejindom.48

Komplek perkampungan orang-orang Eropa yang pertama terletak di sebelah

timur Benteng Kompeni. Kampung tersebut terkenal dengan nama loji cilik atau loji

kecil untuk membedakan perkampungan orang-orang Eropa didalam Benteng

Vredeburg yang terkenal dengan nama loji gedhe atau loji besar. Dalam

perkembangannya perkampungan orang Eropa tersebut meluas ke daerah sebelah

timur sungai code yang bernama kampung Bintaran.49

Permulaan abad-20 dibuka perkampungan baru bagi orang Eropa disebelah

utara kota perkampungan tersebut dinamakan kota baru. Dibangunnya kota tersebut

diperkirakan waktunya tidak terpaut jauh dengan adanya pendirian pabrik-pabrik gula

di Pleret maupun di Cebongan. Para administrator pabrik gula sebagian besar orang

Belanda, sehingga selama bertugas mereka membutuhkan tempat hunian khusus.

Oleh pemerintah pada waktu itu dipilihkan kawasan yang dikenal dengan kota baru.

Disebut kota baru karena merupakan kawasan yang dibangun baru, kawasan tersebut

mnemenuhi persyaratan sebuah kota dengan fasilitas jalan bangunan fisik berupa

48

Suryo Haryono., Monumen Perjuangan Daerah Istimewa Yogyakarta,

(Jakarta: Depdikbud, 1987), hlm 40 49

Wawancara dengan Suseno tanggal 19 Februari 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

43

perkantoran, sekolah, lapangan olah raga, rumah sakit, taman, termasuk gereja

sebagai tempat ibadah dikenal sebagai tempat para atministratur Belanda.50

Pemukiman orang belanda dikenal dengan kidul loji terletak diselatan

benteng, waktu itu Residen Van Rhijn berhasil meminta tanah kepada Sultan

Hamengkubuwana I sebagai tempat perumahan orang-orang Eropa. Setelah di ijinkan

tanah tersebut dibangun dilokasi tersebut sebagai kompleks pemukiman Eropa.

Berhadapan dengan benteng vredeburg adalah Gedung Agung yang dulu dikenal

yang dulu dikenal dengan Gedung kediaman Residen pertama di Yogyakarta.

Menurut Ricklefs mengungkapkan:

residen yang pertama adalah C, Donkel, Pounsen, Crawfurd pada zaman

pemerintahan Inggris tempat tinggal residen di Gedung Agung, Gedung ini

sehari-harinya dikenal dengan nama loji kebon, kemudian untuk kantor

residen di bagun gedung baru yang terletak disebelah utara gedung loji kebon.

Disebelah selatan Gedung Karisedenan terdapat gedung pertemuan umum

orang-orang Eropa gedung ini milik perseroan yang menyediakan tempat

minum-minuman keras dan tempat berbincang-bincang orang-orang Eropa

yang pada waktu itu mulai banyak, gedung tersebut mendapat julukan sangat

popular Geneverhuis dengan bahasa Melayu Rumah Bicara.51

Gedung pertemuan tersebut menjadi milik suatu perkumpulan orang Eropa

penduduk pri bumi Yogyakarta waktu itu menyebutnya sebagai kamar bola, seiring

dengan perkembangan politik yang terjadi di Eropa maka gelombang kedatangan

orang Eropa ke Indonesia semakin banyak meningkat hingga tujuh kali lipatnya oleh

karena itu pemenuhan kebutuhan akan komunitas belanda mulai dibangun antara lain

50

Wawancara dengan Sunyoto tanggal 15 Januari 2012 51

Soekiman., Kebudayaan Indis dan Gaya Hidup Masyarakat Mendukung di

Jawa, (Yogyakarta: Bentang Budaya, 2000), hlm. 28.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

44

Gedung Bank Indonesia yang dulu bernama Javasche Bank, gedung BNI 46 pada

zaman pemerintahan Belanda digunakan sebagai kantor asuransi, pernah juga

digunakan untuk kantor radio jepang pada masa radio jepang pada massa pendudukan

jepang.

D. Sebagai Markas Militer

Benteng vredeburg merupakan salah satu peninggalan arkeologi dan

bersejarah di kota Yogyakarta yang berasal dari pengaruh Eropa. Sesuai bentuk dan

susunan serta letak bangunannya benteng Vredreburg sebagai tempat pertahanan

orang-orang Belanda yang pada tahun 1760 masih berkuasa di Indonesia oleh karena

itu, Benteng Vredreburg selain terdiri dari bangunan-bangunan perumahan dan

tembok keliling di luarnya terdapat parit yang digenangi air yang mengintari komplek

bangunan.52

Benteng Vredeburg sebagai markas militer dapat dijabarkan, secara

kronologis sebagai berikut :

1. Sejak tahun 1760 sampai dengan runtuhnya kekuasaan Hindia Belanda, dibawah

pengelolaan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) benteng vredeburg sebagai markas

dan asrama pasukan dengan kode staf “Q”. pada waktu itu dibawah Komandan

Letnan Muda I Radio, pasukan ini bertugas mengurusi perbekalan militer, di

52

Harian Kedaulatan Rakyat, 17 Juni 1990. Koleksi Museum Benteng

Vredeburg Yogyakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

45

kompleks benteng didirikan rumah sakit yang melayani korban pertempuran yang

dalam perkembanganya juga melayani fasilitas kesehatan pasukan dan

keluarganya.53

2. Benteng Vredeburg pada tahun 1946 pernah dipergunakan untuk menahan para

tokoh antara lain yaitu Moh. Yamin, Tam Malaka dan R.P Soedarsono yang

merupakan tokoh dari satuan perjuangan. Peristiwa penahanan ke tiga tokoh

merupakan percobaan perebutan kekuasaan atau kudeta yang dilakuan oleh pihak

oposisi kelompok persatuan perjuangan terhadap pemerintahan kabinet Sjahrir.

Pemicu peristiwa ini adalah ketidak puasan pihak oposisi terhadap politik

diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap Belanda.

Kelompok ini menginginkan pengakuan kedaulatan penuh, sedangkan kabinet

yang berkuasa hanya menuntut pengakuan atas Jawa dan Madura.54

3. Pertahanan Benteng Vredeburg bergeser menjadi fungsi asrama pada tahun 1947.

Sedikit demi sedikit elemen-elemen pertahanan yang terdapat dalam Benteng

Vredeburg sudah mulai berubah. Salah satunya parit yang sudah kering dan

kemudian ditutup. Kedatangan Belanda yang mebonceng tentara Sekutu ketika

akan melakukan pelucutan senjata Jepang dan Indo Belanda, merupakan usaha

untuk menguasai Indonesia kembali. Ini terbukti dari tindakan-tindakan yang

dilakukan kemudian. Profokasi dan teror atau bahkan tindakan kekerasan

terhadap pemuda dan penduduk menjadi faktor penyebab disampaikannya protes

53

Ibid. 54

Tashadi., Peranan Desa Dalam Perjuangan Kemerdekaan, (Jakarta:

Dekdikbud, 1992), hlm. 16.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

46

kepada dewan keamanan PBB. Sebagai kelanjutannya mucullah beberapa

perjanjian sebagai produk usaha-usaha penyelesaian masalah dengan media

diplomasi. Namun karena niatnya ingin mejajah kembali maka perjanjian-

perjanjian tersebut dilanggar oleh Belanda melalui aksi Agresi militernya baik

yang pertama maupun kedua.55

4. Agresi Militer Belanda yang kedua tahun 1948 merupakan sebuah pengingkaran

yang dilakukan oleh Belanda atas persetujuan Renville. Ketika Belanda

melakukan Agresi keduanya tersebut, sebelum menangkap para pemimpin Negara

yang sedang bersidang di Gedung Agung, maka Benteng Vredeburg besertaan

dengan penyerangan Maguwo pada siang hari dijatuhi bom oleh pesawat Belanda,

sehingga kantor Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang berada didalamnya

mengalami kerusakan. Selanjutnya pada pukul empat sore Belanda dengan

persenjataan lengkap berhasil menguasai kota Yogyakarta. Dibawah penguasan

Belanda selanjutnya Benteng Vredeburg dimanfaatkan sebagai markas Tentara

Belanda yang tergabung dalam IVG (Informatie Voom Geheimen) atau kesatuan

Dinasa Rahasia Belanda. Disamping itu untuk asrama prajurit Belanda dan

sekaligus untuk menyimpan senjata berat dan ringan bahkan kendaran militer

seperti tank, panzer, dan kendaran lainnya. Juga Benteng dipakai sebagai tempat

bertemunya mata-mata Belanda yang tergabung dalam dinas rahasia.56

55

Ibid. 56

Soekiman., Kebudayaan Indis dan Gaya Hidup Masyarakat Mendukung di

Jawa, (Yogyakarta: Bentang Budaya, 2000), Hlm. 28

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

47

5. Ketika terjadi Serangan Umum Satu Maret tahun 1949 , Benteng Vredeburg

menjadi salah satu target serangan TNI dan gerilyawan. Benteng Vredeburg

dianggap markas pengaturan strategi serangan Belanda. Meskipun hanya

berlangsung enam jam, namun penguasaan Kota Yogyakarta dalam serangan

umum tersebut merupakan kewenangan politis yang menunjukkan bahwa TNI

masih eksis. Hal ini telah memojokan Belanda di meja perundingan yang telah

mengabarkan bahwa TNI telah hancur dan tenggelam bersama RI. Akhirnya

dengan keterpojokannya dalam perundingan tersebut Belanda bersedia membuka

kembali perundingan dengan Indonesia yang telah lama macet. Karena itulah

maka kedua belah pihak RI dan Belanda dibawah pengawasan UNCI (United

Nations Comission of Indonesia) sepakat mengadakan perundingan yang

berlangsung pada tanggal 4 April 1949 di Jakarta. Hasil perundingan tersebut

ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Jakarta dan dikenal dengan

Persetujuan Roem Royen. Dari persejutujuan ini diperoleh hasil bahwa Indonesia,

Belanda dan BFO (Bijeenkomsht voor Federaal Overleg) sepakat mengikuti

KMB. Para tawanan yang ditawan sejak 19 Desember 1948 akan segera

dikembalikan di Yogyakarta. Oleh karena itulah Yogyakarta harus dikosongkan

dan terjadilah penarikan mundur tentara Belanda dari Yogyakarta yang dimulai

dari tanggal 24 dan berakhir pada tanggal 29 Juni 1949. Sejak itulah Yogyakarta

kembali kepangkuan RI, sehingga tanggal 29 Juni sering diperingati sebagai hari

Yogya kembali.57

57

Ibid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

48

6. Hasil KMB (Konferensi Meja Bundar) tahun 1949 memutuskan bahwa Belanda

secara resmi menyerahkan kedaulatan kepada RIS (Republik Indonesia Serikat).

Penandatanganan berada di dua tempat yaitu Belanda, tepatnya diruang tahta

istana Kerajaan Belanda, Ratu Juliana, Perdana Mentri Mr. Willem Drees,

Menteri Seberang Lautan Mr. Amja. Sassen dan Ketua delegasi RIS Drs. M.

Hatta bersama-sama membubuhkan tanda tangan dalam naskah pengakuan

kedaulatan RIS. Sedangkan di Jakarta penandatanganan naskah pengakuan

kedaulatan RIS dilakukakn di Istana Gambir (Istana Merdeka sekarang). RIS

diwakili oleh Sri Sultan Hamengku Buwana IX dan Belanda diwakili oleh Wakil

Tinggi Mahkota AHJ.Lovink.58

58

Tashadi., op cit., hlm. 17.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

49

BAB III

REVITALISASI BENTENG VREDEBURG

A. Pengertian Revitalisasi

Revitalisasi adalah upaya untuk mendaur ulang dengan tujuan untuk

memberikan vitalitas baru, meningkatkan vitalitas yang ada atau bahkan

menghidupkan kembali vitalitas (re-vita-lisasi) yang pernah ada, namun telah

memudar. Revitalisasi dapat dijelaskan, adalah rangkaian upaya menghidupkan

kembali kawasan yang cenderung mati, meningkatkan nilai-nilai vitalitas yang

strategis dan signifikan dari kawasan yang masih mempunyai potensi dan atau

mengendalikan kawasan yang cenderung kacau atau semrawut.1

Dalam lingkup kawasan, vitalitas dapat diartikan kemampuan, kekuatan

kawasan untuk tetap bertahan hidup. Hidupnya suatu kawasan dapat tercermin dari

kegiatan yang berlangsung di dalam kawasan sepanjang waktu di mana orang datang,

menikmati, dan melakukan aktivitasnya.2 Namun dalam konteks perkotaan sebuah

vitalitas atau revitalisasi tidak hanya menekankan pada aspek ekonomi saja, tetapi

perbaikan fisik dalam kawasannya yang akan dijadikan objek juga harus mendapat

perhatian khusus. Vitalitas terlihat dari kualitas kehidupan di sepanjang jalan.

Kualitas kehidupan ini dinikmati oleh suluruh lapisan masyarakat, baik pengunjung

1 Kautsary, Makna Ruang Dalam Permukiman Pecinan (Aspek yang Terlupakan

Dalam Upaya Revitalisasi Kawasan, 2008). Seminar Nasional Eco Urban Design.

Semarang: Universitas Diponegoro, 2008. hlm 1-12 2 Ibid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

50

maupun pekerja, yang ditandai dengan peningkatan penjualan dan menjadi daya tarik

pengunjung.3 Adaptasi revitalisasi merupakan upaya untuk mengubah suatu

lingkungan binaan agar dapat digunakan untuk fungsi baru yang sesuai, tanpa

menuntut perubahan drastis atau hanya memberikan dampak yang minimal.

Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa revitalisasi adalah upaya untuk

memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah hidup,

akan tetapi kemudian mengalami kemunduran/degradasi. Untuk itu, revitalisasi dapat

dikatakan sebagai salah satu pendekatan dalam meningkatkan vitalitas suatu kawasan

kota yang bisa berupa:

1. Penataan kembali pemanfaatan lahan dan bangunan.

2. Renovasi kawasan maupun bangunan-bangunan yang ada, sehingga dapat

ditingkatkan dan dikembangkan nilai ekonomis dan sosialnya.

3. Rehabilitasi kualitas lingkungan hidup.

4. Peningkatan intensitas pemanfaatan lahan dan bangunannya.4

Keberhasilan pendekatan revitalisasi dalam suatu kawasan dipengaruhi oleh

aspek sosial dan karakteristik kawasan yang merupakan image atau citra suatu

kawasan, bukan pada ide atau konsep yang diterapkan tanpa penyesuaian dengan

lingkungan kawasan tersebut. Pendekatan revitalisasi berdasarkan tingkat, sifat dan

3 Ibid.

4 Widayati, N. “Penyertaan Peran Serta Masyarakat dalam Program Revitalisasi

Kawasan Laweyan di Yogyakarta. 2000”. Dimensi Teknik Arsitektur. Hlm. 21-23

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

51

skala perubahan yang terjadi di dalam kawasan dapat dilakukan dengan

preservasi/konservasi, rehabilitasi dan pembangunan kembali.

Revitalisasi kawasan diarahkan untuk memberdayakan daerah dalam usaha

menghidupkan kembali aktivitas perkotaan atau pedesaan dan vitalitas kawasan untuk

mewujudkan kawasan layak huni, mempunyai daya saing pertumbuhan dan stabilitas

ekonomi lokal, berkeadilan sosial, berwawasan budaya serta terintegrasi dalam

kesatuan sistem kota atau desa.5

Revitalisasi pada prinsipnya tidak hanya menyangkut masalah konservasi

bangunan dan ruang kawasan bersejarah saja, tetapi lebih kepada upaya untuk

mengembalikan atau menghidupkan kembai kawasan dalam konteks kota yang tidak

berfungsi atau menurun fungsinya agar berfungsi kembali, atau menata dan

mengembangkan lebih lanjut kawasan yang berkembang sangat pesat namun

kondisinya cenderung tidak terkendali.

B. Kawasan Dan Lingkungan Benteng Vredeburg

1. Kawasan

Kawasan dapat memberikan pemaknaan kembali pada daerah dengan

mempertahankan historis budaya masyarakat. Pengendalian kawasan menjadi sangat

penting agar perkembangan dan pembangunan di masa mendatang tidak merusak

lingkungannya. Hilangnya vitalitas awal dalam suatu kawasan historis budaya

umumnya ditandai dengan kurang terkendalinya perkembangan dan pembangunan

5 Kautsary., op cit., hlm. 14

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

52

kawasan, sehingga mengakibatkan terjadinya kehancuran kawasan, baik secara

penghancuran diri maupun kreatif penghancuran.6

Kawasan merupakan suatu wilayah yang di dalamnya terdapat kawasan

bersejarah yang dahulu hidup dan vital dan mampu mempertahankan eksistensinya.

Ironisnya dalam proses perkembangan sebuah kota, berbagai indikasi penurunan

kualitas fisik justru dapat dengan mudah diamati pada kawasan bersejarah tersebut.

Kawasan yang mempunyai nilai sejarah tinggi perlu adanya mekanisme untuk

pemeliharaan dan kontrol terus menerus agar kualitas yang terdapat di dalam

lingkungan tersebut dapat secara produktif dikembangkan ke masa depan. Ada

beberapa tingkatan dalam revitalisasi kawasan, yaitu berdasar fungsi, letak serta

kekunoan dan kesejarahan kawasannya.

Kawasan - kawasan revitalisasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Ditinjau dari fungsi kawasan: Revitalisasi kawasan perniagaan, Revitalisasi

kawasan perumahan, Revitalisasi kawasan perindustrian, Revitalisasi perkantoran

pemerintah, Revitalisasi kawasan olah raga dan fasilitas sosial dan Revitalisasi

kawasan khusus.

b. Ditinjau dari letak kawasan: Revitalisasi kawasan pegunungan/per-bukitan,

Revitalisasi kawasan tepian air (sungai, laut, danau), Revitalisasi kawasan

perairan/rawa dan Revitalisasi kawasan khusus lainnya.

6 Hartono, S. Handinoto, “Alun-alun dan Revitalisasi Identifikasi Kota Tuban.

Dimensi Teknik Arsitektur”, Makalah, Jakarta 2000. Hlm 1-11.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

53

c. Ditinjau dari ke-kuno-an dan ke-sejarahan: Revitalisasi kawasan bersejarah dan

Revitalisasi kawasan baru.7

Peran masyarakat akan sangat berpengaruh dalam proses revitalisasi, hal ini

menjadi bagian penting dalam pendekatan dan pelaksanaannya. Faktor sosial-

ekonomi mempunyai peran penting, tetapi aspek budaya akan lebih berperan dalam

pendekatan sejarah lokalnya. Kearifan lokal sebaiknya lebih dominan di dalam proses

revitalisasi dalam konteks arsitektur perkotaan. Revitalisasi dengan mengajak

masyarakat ikut berpartisipasi baik dalam perencanaannya maupun pelaksanaannya

merupakan langkah interaktif demi mencapai keberhasilan program revitalisasi

kawasan tersebut. Dengan adanya peran serta masyarakat dapat menjadikan kawasan

tersebut kawasan yang hidup dan tertata dengan baik karena masyarakat memiliki dan

mampu memeliharanya. Sebagai konsekuensinya pasti membutuhkan waktu yang

panjang, karena revitalisasi harus ditumbuhkan dengan akar yang kuat agar mampu

berkembang secara berkelanjutan, sepanjang masa.

Revitalisasi dalam pelaksanaannya sering menghadapi persoalan yang

terdapat di masyarakat, seperti ketidak serasian pendapat antara pihak pemerintah dan

pihak pemilik bangunan. Hal ini lebih disebabkan karena pihak pemilik bangunan

sering tidak mempunyai dana untuk pemeliharaan bangunan, sementara pihak

pemerintah belum mampu untuk memberikan subsidi kepada para pemilik bangunan.

Di lapangan seringkali didapati ketidak sesuaian antara harapan dan keinginan

7 Ernawi., Kearifan Lokal Dalam Perspektif Penataan Ruang. Makalah dalam

Seminar Nasional Kearifan Lokal Dalam Perencanaan dan Perancangan

Lingkungan Binaan. Malang. 2009. hlm. 4

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

54

masyarakat. Pengaruh pendidikan, latar belakang budaya, dan kesadaran akan

pemahaman akan kearifan lokal yang dapat dijadikan aset pemerintah setempat

menjadikan sebuah hambatan. Mempertahankan budaya dalam sebuah kawasan

dengan segala kearifannya yang akan direvetalisasi belum tentu dapat diterima

dengan baik oleh masyarakat. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu ditegaskan

adalah: pertama, hanya sebagian kelompok masyarakat yang bisa memahami gagasan

konservasi yang sementara ini memang masih elitis, terutama sekali mereka yang

pernah mengenyam pendidikan barat; kedua, adanya kecenderungan dari pihak

institusi terkait untuk melihat tapak dan bangunan sebagai suatu barang komoditas;

dan ketiga, kondisi bangunan dan lingkungan yang relatif mudah rusak mengingat

faktor iklim dan kondisi geografis lingkungan.8

Untuk itu perlu diperhatikan ada beberapa hal di antaranya bahwa:

a. Pelaksanaan revitalisasi memerlukan adanya keterlibatan masyarakat yang bukan

hanya sekedar ikut serta untuk mendukung aspek formalitas perlunya partisipasi

masyarakat.

b. Keterlibatan masyarakat ini terkait erat karena revitalisasi berarti adanya kegiatan

baru dalam suatu kawasan, sehingga keterlibatan tersebut didukung oleh

pemahaman yang mendalam tentang revitalisasi dan konservasi.

c. Sosialisasi tentang pentingnya revitalisasi perlu diupayakan untuk mengubah dan

menumbuhkan kemauan publik dan swasta untuk melakukan investasi pada

8 Ibid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

55

pelestarian pusaka alam dan budaya dengan tujuan menjadikan kawasan yang

terpelihara dan bahkan berkembang sepanjang masa.9

Sebagai contoh, penduduk lokal dan berbagai organisasi untuk revitalisasi,

menyeleksi sumber daya budaya untuk revitalisasi dan menetapkan tiga buah kriteria

dasar:

a. Sumber daya tersebut harus menunjukkan hubungan yang penting antara

pelestarian dan kebangaan masyarakat setempat.

b. Sumber daya tersebut harus potensial menjadi katalisator usaha revitalisasi dan

pembangunan.

c. Sumber daya tersebut harus memiliki dukungan masyarakat dan politik.10

Setelah ditelusuri, kawasan lama biasanya mempunyai banyak potensi antara

lain:

a. Kehidupan masyarakatnya masih tradisionil baik dari segi spiritualnya maupun

kulturalnya.

b. Masyarakat setempat biasanya mempunyai mata pencaharian berupa kerajinan

tangan sesuai dengan daerahnya masing-masing.

c. Mempunyai kesenian rakyat.

d. Mempunyai lahan atau bangunan yang spesifik yang dapat dijadikan objek

wisata.

9 Hartono, S. Handinoto., op.cit. hlm. 14

10 Ernawi., op cit. hlm. 6

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

56

e. Mempunyai situs peninggalan masa lalu yang berkaitan dengan sejarah.11

Apa yang telah dijelaskan di atas masih perlu ada satu pendekatan lagi, yaitu

bagaimana budaya lokal yang melekat pada lingkungan atau kawasan bersejarah

tersebut dapat diungkapkan dengan baik dan jelas. Aspek perilaku masyarakat

memang sangat menentukan, demikian juga aspek kondisi geografisnya bila kawasan

perkotaan ataupun perdesaan akan dijadikan objek pelestarian yang terkait dengan

revitalisasi.

Semuanya ini dapat dilakukan tanpa merubah ciri khas dari tempat di sekitar

kawasan atau lingkungan bersejarah itu sendiri. Kalau hal ini berhasil dilakukan,

maka revitalisasi kawasan bersejarah akan berhasil dalam pelaksanaannya.

Bagaimanapun juga warisan budaya masa lalu telah dihadirkan pada kawasan dalam

bentuk fisik, maka identitas fisik itu perlu dipertahankan dan dijaga sebagai bagian

dari pelestarian budaya bangsa.

Sebenarnya penggunaan informasi ini sebagai salah satu cara untuk dapat

menginformasikan hal-hal yang dapat didokumentasikan dalam melihat budaya apa

yang terdapat di kawasan atau lingkungan tersebut. Tinggalan fisik arsitektural apa

yang dapat memberikan jaminan untuk melindungi bangunan tersebut yang dapat

diperlihatkan secara fisik bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi tentang

sejarah fisik kawasan itu. Untuk itu perlu ada:

11

Wawancara dengan Sri Ediningsih tanggal 3 Januari 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

57

a. Identifikasi dan dokumentasi berbagai sumber daya alam dan budaya dalam

dokumentasi digital dan dapat diwujudkan dalam website, sehingga mudah

diakses

b. Berbagai gagasan revitalisasi disosialisasikan melalui website dan pemasangan

hasil cetaknya di tempat-tempat strategis.

c. Membuat forum dalam bentuk blokger agar masyarakat dan semua pihak dapat

menyampaikan pendapatnya secara langsung dan berdiskusi tentang revitalisasi

secara terbuka.

d. Pameran secara regular tentang pengembangan upaya revitalisasi melalui produk-

produk teknologi informasi di lokasi atau di luar lokasi dapat dilakukan untuk

menjaring gagasan dan kemitraan.

e. Melalui upaya ini dapat dirumuskan pula beragam insentif yang akan diberikan

kepada pihak-pihak yang melaksanakan program pelestarian dan revitalisasi.12

Kedua kegiatan ini perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaannya, konsep

yang ditata dalam sebuah pemikiran dalam hal ini pelestarian dan revitalisasi,

ternyata membutuhkan kecermatan dalam implementasi di lapangan. Ada beberapa

hal yang dapat dipakai sebagai dasar dalam memadukan kedua kegiatan tersebut, di

antaranya:

12

Wawancara dengan Sri Ediningsih tanggal 3 Januari 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

58

a. Keuntungan budaya, diperoleh karena semakin memperkaya sumber sejarah,

sehingga akan menambah rasa kedekatan pada sejarah atau kejadian penting di

masa lalu.

b. Keuntungan ekonomi, yaitu dapat meningkatkan taraf hidup, mengurangi

pengangguran lokal, omset penjualan, naiknya harga sewa, pajak pendapatan oleh

pemerintah daerah.

c. Keuntungan sosial, timbul karena meningkatnya nilai ekonomi dan

menumbuhkan rasa percaya diri pada masyarakat.

Ketiga keuntungan tersebut harus dapat memberikan kontribusi pemahaman

bagi masyarakat yang kawasan atau lingkungannya akan di revitalisasi.13

Pendekatan ini membutuhkan waktu yang lama selain penataan fisik

kawasannya, sehingga keuntungan sosial juga harus dapat mempertahankan budaya

masyarakat setempat yang akan ditata untuk masa mendatang. Budaya masyarakat

harus berjalan dan dipertahankan agar masyarakat merasa ikut memiliki warisan

budayanya. Meningkatnya daya dukung sosial masyarakat sekitar dalam tataran

ekonomi harus dapat memberikan jaminan. Perjalanan masa depan kawasan secara

fisik harus terjaga sedemikian rupa dalam menghadapi perkembangan, sehingga

sejarah fisik masa lalu lingkungan dan kawasan tersebut dapat langgeng dan terjaga

dengan baik.

13

Wawancara dengan Sri Ediningsih tanggal 3 Januari 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

59

Benteng Vredeburg sebagai salah satu obyek wisata sejarah budaya dan

perjuangan kepahlawanan mempunyai ciri khas tersendiri dengan berbagai aspek

pendukungnya. Diharapkan dengan revitalisasi pengembangan benteng vredeburg

sebagai obyek wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta akan mampu memperkaya

khasanah obyek wisata di Yogyakarta, sehingga akan dapat mendukung keberadaan

Yogyakarta sebagai kota Budaya, kota perjuangan, kota pelajar maupun sebagai kota

pariwisata.

2. Lingkungan

Lingkungan yang ada disekitar benteng merupakan kawasan loji berada

disebelah timur Vredeburg, tepatnya sekitar wilayah Shopping sampai hampir

perempatan Gondomanan. Sejumlah fasilitas pendukung masih bisa dinikmati

keindahannya, misalnya gereja Protestansche Kerk sekarang menjadi Gereja Kristen

Marga Mulya, berlokasi di utara Gedung Agung dan Gereja Fransiskus Xaverius

Kidul Loji (bangunan lama) berada di sebelah selatan. Sedangkan sebelah timur

kompleks Taman Pintar.14

Kawasan loji lainnya yang menarik adalah Loji Setan. Gedung yang tidak

diketahui tahun pembuatannya ini, pada awalnya disebut Loji Marlborough yang

pernah disinggahi Gubernur Jendral Raffles. Pernah berfungsi sebagai Kantor

Komite Nasional Indonesia gedung tersebut menjadi Gedung DPRD.15

14

Buletin Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 2009. Koleksi

Benteng Vredeburg Yogyakarta 15

Ibid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

60

Selain loji yang ada dilingkungan Benteng Vredeburg adalah Gedung Agung,

Gedung Agung atau yang dulunya disebut sebagai Loji Kebon. Letak Loji Kebon ini

berada di depan Gedung Vredeburg. Halaman Loji Kebon sangat luas dan dihiasi

arca-arca yang dikumpulkan oleh para pejabat Belanda dari penjuru kota Jogja.

Bangunan ini terdiri atas enam bangunan utama, yaitu Gedung Agung (gedung

utama), Wisma Negara, Wisma Indraphrasta, Wisma Sawojajar, Wisma Bumiretawu,

dan Wisma Saptapratala. Gedung utama yang disebut dengan Ruang Garuda.16

C. Proses Revitalisasi Benteng Vredeburg Yogyakarta

Pelaksanaan revitalisasi harus melalui beberapa tahapan, masing-masing

tahapan harus memberikan upaya untuk mengembalikan atau menghidupkan kawasan

dalam konteks perkotaan. Dengan demikian konservasi bangunan dan kawasan

bersejarah merupakan tempat yang dapat difungsikan kembali menjadi kawasan yang

mempunyai nilai sosial ekonomi tinggi.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.11 Tahun 2010 Tentang

Cagar Budaya, yang dimaksud dengan pemugaran adalah upaya pengembalian

kondisi fisik benda cagar budaya, bangunan cagar budaya dan struktur cagar budaya

yang rusak sesuai dengan keaslian bahan, bentuk tata letak, dan tehnik pengerjaan

revitalisasi untuk memperpanjang usianya.17

16

Ibid. 17

Undang-Undang Republik Indonesia No.11 Tahun 2010 Tentang Cagar

Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

61

Benteng dalam proses revitalisasi oleh Pemerintah Kota kepada perusahaan

swasta yaitu Investor sebagai pelaksana revitalisasi. Karena keberadaan benteng saat

itu sebagai artefak historis kota sangat terbengkalai dan tidak terurus serta tidak

digunakan untuk fungsi-fungsi yang lebih sesuai.18

Tahapan yang terdapat dalam tahapan revitalisasi yaitu:

1. Intervensi fisik, intervensi fisik mengawali kegiatan fisik revitalisasi dan

dilakukan secara bertahap, meliputi perbaikan dan peningkatan kualitas dan

kondisi fisik bangunan, tata hijau, sistem penghubung, sistem tanda/reklame dan

ruang terbuka kawasan; Secara fisik pemugaran gedung benteng vredeburg

dimulai pada bulan Agustus 1981. Dananya diambil dari dana Banpres yang

dikeluarkan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 017/B/Tahun 1980 tentang

bantuan untuk Yayasan Budaya Nusantara Yogyakarta. Berdasarkan peraturan

perundangan tersebut, dibentuklah panitia pemugaran yang diangkat oleh Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Daoed Joesoef. Sebagai ketua dalam kegiatan

pemugaran tersebut adalah Ki Soeratman. Waktu itu Ki Soeratman menjabat tiga

jabatan yaitu sebagai Ketua Yayasan Budaya Nusantara, Ketua Panitia

Pemugaran Benteng Vredeburg, dan Pemimpin Proyek Pemugaran Benteng

Vredeburg. Sebagai pelaksanaan pekerjaan berdasarkan Surat Keputusan

Pemberian Pekerjaan yang dikeluarkan oleh Pemimpin Proyek adalah CV. Biro

18

Wibawa Samodra., Pembangunan Berkelanjutan : Konsep dan Kasus.

(Yogyakarta: Tiara Wacana, 1991). hlm. 17.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

62

Teknik Dewi Yogyakarta. Pekerjaan pemugaran ini dilaksanakan pada bulan

Oktober 1981 sampai dengan Agustus 1982.19

Sebagai berikut:

Gambar 1.

Pemugaran Pintu Gerbang Utama

Sumber: Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 1980

19

Wawancara dengan Agus Sulistya tanggal 15 Desember 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

63

Gambar 2.

Pemugaran Gedung Tengah Selatan

Sumber: Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 1980

Gambar 3.

Pemugaran Gedung Tengah Utara

Sumber: Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 1980

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

64

2. Rehabilitasi ekonomi, revitalisasi yang diawali dengan proses peremajaan artefak

harus mendukung proses rehabilitasi kegiatan ekonomi; Kegiatan pemugaran

dengan memugar seluruh bangunan yang ada di dalam kompleks Benteng

Vredeburg Yogyakarta.20

Berupa: Jalan masuk dari arah barat dan parit pertahanan sisi barat, Jalan masuk

dari arah timur dan parit pertahanan sisi timur, Bangunan Gerbang Utama sebelah

barat, Bangunan Gerbang Sebelah Timur, Bangunan Gerbang Sebelah Selatan,

Bangunan Kantor Administrasi, Ruang Pameran Tetap, Ruang Pameran

Temporer, Ruang Audio Visual dan Perpustakaan, Ruang Auditorium, Guest

House, Storage Koleksi, Perkantoran Tata Usaha, Ruang Pameran Tetap

Minirama I dan II, Anjungan Barat Laut dan Barat Daya serta Anjungan

Tenggara, Tanah Lapang (Open Space Depan Gerbang Timur).

3. Revitalisasi sosial/institusional, keberhasilan revitalisasi sebuah kawasan akan

terukur bila mampu menciptakan lingkungan yang menarik; Dalam

perkembanganya, berdasarkan petunjuk dan pengarahan dari Menteri Pendidikan

Dan Kebudayaan Prof. Dr. Nugroho Notosusanto pada tanggal 5 November 1984

fungsi dari pemugaran Benteng Vredeburg lebih diperjelas. Pemugaran Benteng

Vredeburg tidak dimaksudkan untuk melestarikan simbol keperkasaan Belanda,

namun diarahkan untuk dimanfaatkan bagi fungsi baru yang dapat memberikan

informasi dan aspirasi perjuangan nasional bagi generasi mendatang. Kompleks

Benteng Vredeburg diarahkan akan mengemban kesatuan fungsi yang jelas untuk

20

Wawancara dengan Agus Sulistya tanggal 15 Desember 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

65

mendukung misi dan sasaran yang khas sehubungan dengan nilai-nilai sejarah

yang dikandung oleh kota Yogyakarta. Untuk itu benteng Vredeburg akan

dimanfaatkan sebagai museum Perjuangan Nasional yang khas dan tidak ada

duanya di Indonesia.21

Sebagai realisasi dari gagasan tersebut maka sejak tahun anggaran 1985/1986

pemugaran benteng vredeburg diarahkan untuk fungsi baru yaitu sebagai museum

khusus yang memberikan informasi dan aspirasi perjuangan nasional, khususnya

perjuangan kemerdekaan yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sebelum dilakukan pemugaran, beberapa kali telah dilakukan penelitian baik

dari segi arkeologis maupun arsitektur dan pemugaran. Beberapa periode penggalian

dan pemugaran yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Tahap Penggalian (ekskavasi)

a) Penggalian parit sebelah barat pintu gerbang sektor barat Benteng Vredeburg,

dilaksanakan pada tahun 1980/1981.

b) Penggalian dan pengecekan pondasi tembok keliling benteng sektor timur laut

dan tenggara, dilakukan pada tahun 1981/1982.

c) Penggalian bekas terowongan dan sisa pondasi kantor, dilaksanakan pada

tahun 1983/1984.

21

Wawancara dengan Agus Sulistya tanggal 15 Desember 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

66

2. Tahap Pemugaran

a) Pemugaran jembatan, bangunan perkantoran, bangunan pengapit pintu

gerbang dan pintu gerbang benteng vredeburg sisi barat tahun 1980/1981.

b) Pemugaran bangunan pintu gerbang belakang dan tembok keliling sector

timur dan timur laut pada tahun 1981/1982.

c) Pemugaran tembok keliling dan lingkungan sekitarnya serta penggalian

pondasi bekas kantor dan terowongan benteng vredeburg pada tahun

1982/1983.

d) Rehabilitasi tembok keliling benteng sector barat dan barat laut tahun

1983/1984.

e) Pemugaran bangunan rumah tahanan atau penjara pada tahun 1984/1985.

f) Pemugaran bangunan perumahan perwira utara I dan II, perumahan perwira

selatan I dan II, dan pendukungnya serta pembuatan landscape pertamanan

pada tahun 1985/1986. Pada tahun anggaran itu pula dilakukan pemugaran

terhadap bangunan rumah tahanan.

g) Pemugaran bangunan pintu gerbang sisi barat dan gedung perkantoran atau

bangunan pengapit selatan dan barak prajurit barat lantai atas pada tahun

1986/1987.

h) Pemugaran bangunan barak prajurit barat lantai bawah dan lingkungannya dan

penggalian lantai kamar utara sisi barat benteng vredeburg pada tahun

anggaran 1988/1989.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

67

i) Pemugaran bangunan dapur utara, dapur selatan dan ruang kamar mandi

selatan pada tahun anggaran 1989/1990.

j) Pemugaran bangunan gudang senjata berat dan ringan pada tahun anggaran

1990/1991.

k) Pemugaran bangunan pelayanan umum pada tahun anggaran 1991/1992.

l) Pemugaran gedung socetoit, pavilion dan gedung mesiu, garasi dan dapur

pada tahun anggaran 1993/1994.22

Awal dari pelaksanaan pemugaran Benteng Vredeburg dari tahap penggalian

sampai dengan pemugaran yang dimulai tahun 1981 sampai tahun 1994 seperti diatas

dilakukan oleh Yayasan Budaya Nusantara dengan Akta Notaris RM. Soeryanto

Partaningrat No.81 Tanggal 15 September 1979 dalam Berita Negara No. 90 Tanggal

9 November 1979.23

Dalam Akta tersebut Benteng Vredeburg Yogyakarta akan

dijadikan “Pusat Informasi dan Pengembangan Budaya Nusantara”. Kemudian

pengurus yayasan menghadap Presiden, dalam pertemuan tersebut Presiden

memberikan arahan “Bahwa Pemugaran Benteng Vredeburg bukan berarti Memugar

Kemegahan Bangunan Kolonial, namun sebaliknya Pemugaran tersebut

mencerminkan perjuangan dan kemampuan Bangsa Indonesia dalam merebut dan

mengisi Kemerdekaan”24

22

Budiharja, “Laporan Pemugaran Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

tahun 1980-1994” 23

Wawancara dengan Suseno tanggal 14 Januari 2012 24

Wawancara dengan Suseno tanggal 14 Januari 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

68

Hasil pemugaran tersebut diharapkan dalam pengembangannya sebagai obyek

wisata di Yogyakarta, bahwa gagasan pertama yang diprakarsai oleh Ki Hajar

Dewantara untuk memanfaatkan Benteng Vredeburg yang sudah dipugar bisa

dijadikan Ajang Kebudayaan. Secara fisik pemugaran baru dapat berjalan pada tahun

1981 sebagai Ketua Umum Yayasan Budaya Nusantara waktu itu adalah Ki

Suratman.25

Bila bangunan yang mewakili nilai-nilai sejarah, semacam benteng ini tidak

diperhatikan atau bahkan digusur untuk pembangunan yang bernuansa modern, tanpa

memperhatikan tata ruang kota dan segi historis keberadaan benteng, maka lenyaplah

sebagian dari sejarah kota yang sebenarnya telah menciptakan suatu identitas

tersendiri bagi “Kota Budaya Yogyakarta”.26

Generasi yang akan datang tidak akan

dapat lagi melihat sejarah daerah yang tercermin dalam lingkungan benteng. Hal ini

dikarenakan karena setiap kota berwajah tunggal (monotone) tanpa memiliki

identitas.

Keberadaan benteng ini akan mencerminkan kisah sejarah, tata cara hidup,

budaya dan peradapan masyarakatnya. Jadi hal yang paling baik dilakukan untuk

mempertahankan keberadaan benteng ini adalah melakukan konservasi.27

Konservasi dapat dilakukan dengan cara adaptasi atau revitalisasi fungsi,

karena benteng Vredeburg memenuhi syarat sebagai bangunan yang mewakili suatu

25

Wawancara dengan Suseno tanggal 14 Januari 2012 26

Tashadi., Proposal Buku Panduan dan Petunjuk Teknis Pengelolaan Museum

Perjuangan dan Bekas Benteng Vredeburg Yogyakarta., (Yogyakarta: Tidak

diterbitkan, 1988). 27

Ibid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

69

ragam karya arsitektur (bangunan militer), sebagai satu-satunya benteng kolonial

yang ada di Yogyakarta (kelangkaan), sebagai saksi sejarah penaklukan Keraton

(peranan sejarah), keberadaan benteng dapat memperkuat identitas sosial Kota

Yogyakarta sebagai Kota Budaya dapat memperkuat kawasan disekitarnya, dan

benteng ini juga memiliki keistimewaan-keistimewaan lain. Sehingga keberadaanya

perlu dipertahankan tetapi fungsinya harus diadaptasi dengan kondisi jaman sekarang

misalnya digunakan sebagai sasana budaya atau tempat wisata.

Diharapkan agar kepemilikan benteng diserahkan kepada pemerintah atau

keraton sebagai penjaga sasana budaya untuk mengurusnya. Dalam mewujudkan hal

ini maka dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak baik pemerintah sebagai

pemegang kekuasaan sebagai penjaga sasana budaya, investor sebagai pelaksana,

maupun masyarakat kota, untuk memelihara, melestarikan dan mengembangkan

kawasan benteng menjadi lebih baik. Dengan terintegrasinya keempat unsur ini maka

upaya revitalisasi fungsi benteng sebagai sasana budaya pasti akan tercapai.28

Upaya revitalisasi pada benteng tidak dilihat dari segi estetika semata, tetapi

harus dilihat sebagai sebuah warisan budaya yang dalam bentuk fisik telah

mencerminkan sejarah perkembangan masyarakat dan menjadi simbol

kesinambungan yang jauh lebih panjang dari pada masa hidup satu generasi atau akan

menumbuhkan ikatan yang erat antara masa kini dan masa lampau dan menciptakan

harga diri sebagai suatu bangsa. Dalam proses revitalisasi harus diperhatikan juga

28

Darsiti Soeratman., Kehidupan Dunia Keraton Yogyakarta, (Yogyakarta:

Tamansiswa, 1989), Hlm. 36.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

70

segi sosial ekonomi. Kususnya yang berkaitan dengan peningkatan pendapatan dan

perluasan lapangan kerja. Agar disamping memberikan pemasukan bagi daerah juga

bisa digunakan untuk memperbaiki kualitas benteng. Contohya: sebagai sasana

budaya maka didalam benteng ditempatkan barang-barang peninggalan kuno dan

setiap pengunjung yang datang ditarik kontribusi atau bisa juga memanfaatkan ruang

kosong ditengah (halaman benteng) sebagai tempat seminar atau pertemuan-

pertemuan yang semuanya ini bisa mendatangkan pendapatan yang tidak sedikit.29

Budaya sebagai bagian dari kehidupan masyarakat perlu mendapat tempat

dalam pelaksanaan revitalisasi. Sentuhan budaya akan dapat memberikan arah dan

tujuan baik pelestarian fisik maupun non fisik. Baik secara tata ruang kotanya

maupun arsitektur bangunannya harus benar-benar mendapat prioritas utama untuk

dipertahankan dari segala macam penghancuran maupun perusakan. Perlu diingat

bahwa permasalahan pada kawasan atau lingkungan bersejarah itu bukan saja hanya

persoalan arsitektur. Kebudayaan pada dasarnya merupakan segala macam bentuk

gejala kemanusiaan, baik yang mengacu pada sikap, konsepsi, ideologi, perilaku,

kebiasaan, karya kreatif, dan sebagainya. Hal ini yang perlu dipahami di dalam

melakukan revitalisasi, kecenderungan dan karakteristik wilayah dan kawasan kota

besejarah harus dipahami sebagai bekal awal untuk melangkah.30

29

Untung. 1991.“Studi Tentang Perencanan Pengembangan Benteng Vredeburg

Sebagai Museum Di Daeah Istimewa Yogyakarta”. Skripsi Akademi Pariwisata

Indonesia Yogyakarta. 30

Ibid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

71

Budaya yang melekat pada wilayah kota terbuka luas dan tidak dapat

diselesaikan dengan waktu singkat, karena budaya menyangkut semua aspek

kehidupan manusia. Faktanya sangat kompleks selain memiliki kekhasan dan

terkadang memiliki ciri yang sangat universal baik fisik dan perilaku budayanya.

Memang, dalam pengertian kebudayaan juga termasuk tradisi, dan “tradisi”dapat

diterjemahkan dengan pewarisan atau penerusan norma-norma, adat istiadat, kaidah-

kaidah, harta-harta. Itulah sebabnya mengapa kebudayaan merupakan ceritera tentang

perubahan-perubahan: riwayat manusia yang selalu memberi yang selalu memberi

wujud baru kepada pola-pola kebudayan yang sudah ada.31

Dengan adanya arus globalisasi dunia dihadapkan pada arus budaya tunggal

yang evolusinya bergulir begitu kuat, hingga bahkan dapat menggeser tatanan budaya

lokal hampir di seluruh belahan dunia. Benteng Vredeburg beberapa kali mengalami

perubahan fungsi, sampai yang terakhir difungsikan sebagai Museum Benteng

Yogyakarta, oleh karena itu bentuk bangunan juga mengalami beberapa pemugaran

untuk disesuaikan dengan fungsinya. Pada bagian luar bentuk tetap masih

dipertahankan dan hanya pada bagian dalam saja yang mengalami pemugaran.32

Sebagai benteng pertahanan Belanda dahulu digunakan untuk melindungi tempat

kediaman penguasa Belanda dari serangan meriam Keraton Yogyakarta. Sebagai

benteng pertahanan maka Benteng Vredeburg dikelilingi oleh parit dan juga menara

pengawas di keempat sudut penjuru. Sebagai Museum Perjuangan Yogyakarta

31

Van Peursen., Strategi Kebudayaan. (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1976),

Hlm 32. 32

Ibid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

72

didalam ruangan-ruangannya terdapat diorama-diorama yang mengisahkan

perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah Belanda hingga pada masa

Orde Baru.33

Budaya harus dilihat sebagai fenomena pilihan hidup yang terdapat dalam

sebuah kawasan bersejarah yang tentu saja selalu eksis dan berkembang. Cara

melihatnya pun harus dalam konteks ruang dan waktu. Kawasan bersejarah telah

menjadi milik kolektif masyarakat yang mendiami kawasan tersebut, baik dalam

perilaku dan konfigurasi unik dalam cita rasa yang khas serta gaya yang dipunyainya.

Penentuan atau pemilihan setting kawasan yang akan direvitalisasi harus benar-benar

siap respek dijadikan objek pelestarian. Tempat atau lokasi yang akan dijadikan objek

revitalisasi harus mempunyai peninggalan fisik arsitektural baik bangunan,

lingkungan maupun budaya masyarakatnya, fenomena budaya lingkungan dan

masyarakat setempat harus menjadi nilai penting dalam proses pelaksanaan

revitalisasi.34

Dengan adanya pengembangan Museum Bekas Benteng Vredeburg maka

akan dapat diperoleh berbagai manfaat baik bagi masyarakat setempat,

pengunjung maupun bagi pemerintah daerah setempat khususnya Yogyakarta.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh antara lain adalah sebagai berikut:

1. Dapat diketahui model atau motif bangunan jaman dahulu atau belanda

yang mempunyai kekhasan tersendiri.

2. Dapat diketahui sejarah berdirinya organisasi-organisasi yang ada di

Yogyakarta yaitu: taman siswa, muhamadiyah dan sebagainya.

3. Dapat diketahui semangat bangsa Indonesia terutama Yogyakarta di dalam

menghadapi penjajah, baik Belanda maupun Jepang.

33

Wawancara dengan Suseno tanggal 1 Februari 2012. 34

Widayati N., Penyertaan Peran Serta Masyarakat Dalam Progam

Revitalisasi, (Yogyakarta: Gadjah mada university prees, 2000). hlm. 54.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

73

4. Sebagai pusat informasi dan inspirasi semangat perjuangan kepahlawanan

bangsa Indonesia.

5. Dapat diketahui berbagai latar belakang kota Yogyakarta yaitu sebagai

kota budaya, kota pelajar atau pendidikan maupun kota perjuangan.35

Dengan keberadaan Benteng Vredeburg yang dikembangkan sebagai museum

perjuangan kepahlawanan nasional, maka akan dapat memperkaya khasanah dunia

kepariwisataan di Yogyakarta. Lebih penting lagi adalah Museum bekas benteng

vredeburg merupakan salah satu obyek wisata yang berada di kawasan malioboro

yang merupakan pusat kota Yogyakarta dengan segala aktifitas wisatawan nusantara

maupun wisatawan mancanegara. Keberadaan museum bekas benteng vredeburg

akan mendukung keberadaan obyek-obyek lain yang letaknya berdekatan seperti

kraton Yogyakarta, Monumen Serangan Umum maupun Istana Keprisidenan Gedung

Agung. Obyek wisata ini adalah merupakan obyek wisata yang strategis dengan

dukungan obyek-obyek wisata lain dan transpotasi yang mudah dijangkau dengan

dukungan kawasan malioboro sebagai kawasan wisata yang menyediakan barang-

barang cinderamata yang diperlukan wisatawan maupun jasa yang menyediaklan jasa

makanan minuman serta jasa akomodasi sebagai tempat menginap selama wisatawan

mengadakan perjalanan wisata. Oleh karena itu koleksi di museum Benteng

Vredeburg akan mendukung bagi wisatawan yang akan berkunjung ke obyek wisata

tersebut. Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata ke dua setelah

Bali memiliki cukup potensi yang dapat diandalkan, baik untuk konsumen wisatawan

nusantara maupun wisatawan mancanegara, sehingga perlu adanya pengembangan

35

Skipsi Untung “Studi Tentang Perencanan Pengembangan Benteng

Vredeburg Sebagai Museum Di Daeah Istimewa Yogyakarta”., Loc.cit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

74

BAB IV

PEMANFAATAN BENTENG VREDEBURG SEBAGAI

MUSEUM

A. Penataan dan Pengelolaan Benteng Vredeburg Periode 1976 – 1991

1. Kepemimpinan Ki Suratman

Pada periode tahun 1976 terjadi perubahan pengelolaan Benteng Vredeburg,

Ki Suratman sebagai Ketua Umum Yayasan Budaya Nusantara ditunjuk sebagai

Pelaksana Pemugaran Benteng Vredeburg berdasarkan Akta Notaris RM. Soeryanto

Partaningrat Nomor 81. Rapat tersebut menghasilkan keputusan sebagai berikut:

a. Pemugaran Benteng Vredeburg dilakukan oleh Yayasan Budaya Nusantara.

b. Pemanfaatan Benteng Vredeburg sebagai Cultur Centrum seperti pernah

disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara untuk melestarikan Benteng Vredeburg

harus dibentuk sebuah Yayasan.

c. Ditetapkan nama yayasan yaitu Yayasan Budaya Nusantara.

d. Susunan pengurus sebagai berikut:

1) Ketua Umum : Ki Suratman

2) Ketua I : Kepala Bidang PSK Kanwil Dekdikbud Propinsi DIY

3) Ketua II : Handung Kus Sudyarsono

4) Sekertaris I : Doktor Judowibowo Poerwowidagdo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

75

5) Sekertaris II : Ki Nayono

6) Bendahara I : Brigjen TNI A. Poerwosasmito

7) Bendahara II : Soemiharjo1

2. Kegiatan Kelembagaan

Pada tahun 1976 waktu itu kondisi Benteng Vredeburg keadaannya sangat

memprihatinkan dalam kondisi kosong tidak difungsikan sehingga terjadi kerusakan

dibeberapa elemen tidak terawat.

Gambar 4.

Benteng tidak terawat dan rusak

Sumber: Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 1976

Namun setelah dalam penataan dan pengelolaan Benteng Vredeburg

mengalami perubahan. Pada Kepemimpinan Ki Suratman, terjadi beberapa penataan:

a. Setelah kepengurusan Yayasan Budaya Nusantara terbentuk, Presiden

memutuskan bersedia menjadi Pembina Utama dan sekaligus memberikan dana

1 Wawancara dengan Amin Sukrilah tanggal 10 Desember 2011.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

76

dengan nomor surat 017/B/Tahun 1980 untuk Yayasan Budaya Nusantara

Yogyakarta

b. Selanjutnya Pemugaran Benteng Vredeburg dijalankan pada tahun anggaran

1980/1981 dengan Dana BANPRES yaitu hasil pemugaran dan renovasi sebagai

berikut: Pintu Gerbang, Kantor, Ruang rapat, Diorama I, II, III dan Ruang

Pengkajian.

c. Pemugaran bangunan ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya berdasarkan

ketetapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0224/V/1981 Tanggal

15 Juli 1981. Pihak yang diberi wewenang untuk menggunalan dan mengelola

Benteng Vredeburg:

1) Diwajibkan memelihara, melestarikan dan menyelamatkan dengan sebaik-

baiknya.

2) Dilarang melakukan perubahan bentuk, pemindahan, penambahan, pemugaran

bangunan dan situs Benteng Vredeburg sesuai dengan ketentuan, tanpa izin

tertulis Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau pejabat yang ditujukan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.2

2 Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia

Menyatakan Museum Benteng Vredeburg Sebagai Cagar Budaya Nasional sebagai

bangunan mempunyai nilai penting bagi Sejarah Nasional Indonesia sehingga perlu

dilindungi dan dilestarikan 15 Juli 1981. Koleksi Museum Benteng Vredeburg

Yogyakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

77

Benteng sebagai Pusat Pengembangan Budaya Nusantara, pada waktu periode

ini Benteng Vredeburg pernah dipergunakan sebagai:

1. Ajang Jambore Seni Tanggal 26 – 28 Agustus 1978

2. Pendidikan dan latihan Dodiklat POLRI

3. Tanggal 16 April 1985 benteng dimanfaatkan sebagai Museum

Perjuangan dan dibuka untuk umum tanggal 11 Maret 1987.3

Waktu itu museum dibawah pengelolaan Kanwil Depdikbud Propinsi DIY.

Secara administrasi pengelola museum bertanggungjawab pada Kanwil Depdikbud

Propinsi DIY, namun secara tehnis bertanggung jawab kepada Direktur Jendral

Kebudayaan.4

Karena telah difungsikan sebagai museum , Benteng Vredeburg memiliki

koleksi lengkap meliputi koleksi bangunan, koleksi realia, koleksi foto termasuk

miniatur dan replika serta koleksi lukisan, Selain itu terdapat pula empat ruang

diorama sejarah perjuangan bangsa Indonesia.5

3 Wawancara dengan Amin sukrilah tanggal 10 Desember 2011.

4 Buletin Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 2009. Koleksi

Benteng Vredeburg Yogyakarta 5Ibid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

78

B. Perubahan Pengelolaan Benteng Vredeburg Periode 1992-2004.

1. Kemimpinan Budiharja

Dibawah Kepemimpinan Budiharja perkembangan Benteng Vredeburg

Yogyakarta telah mengalami perubahan yang cukup signifikan dibanding

kepemimpinan sebelumnya kedudukan, tugas, fungsi dan susunan organisasi mulai

tertata.

a. Kedudukan Benteng Vredeburg

Museum Benteng Yogyakarta sebagai Museum khusus adalah unit pelaksana

teknis di bidang kebudayaan di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

yang berada di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan.6

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta dipimpin oleh seorang Kepala yang

dalam melaksananakan tugas sehari-hari secara administratif bertanggung jawab

kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi

setempat dan secara teknis kepala Permusiuman Direktorat Jenderal Kebudayaan.7

Pada tahun 1992 tepatnya tanggal 23 November secara resmi Museum Bekas

Benteng Vredeburg Yogyakarta menjadi UPT (Unit Pelaksanaan Teknis) di

lingkungan Direktorat Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI

6 Wawancara dengan Rosyid tanggal 17 Desember 2011.

7 Wawancara dengan Rosyid tanggal 17 Desember 2011.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

79

Nomor: 0475/0/1992, dengan nama Museum Benteng Yogyakarta. Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan waktu itu dijabat oleh Prof. Dr. Fuad Hasan.8

b. Tugas Benteng Vredeburg

Museum Benteng Yogyakarta bertugas mengumpulkan, merawat,

mengajarkan, mengkaji, menyajikan, menerbitkan hasil penelitian dan memberikan

bimbingan edukatif kultural tentang benda yang bernilai sejarah, budaya dan ilmiah.9

c. Fungsi Benteng Vredeburg

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Museum Benteng Yogyakarta

mempunyai fungsi:

1) Melakukan pengumpulan, perawatan, pengawetan, dan penyajian benda

yang bernilai sejarah, budaya dan ilmiah.

2) Melakukan urusan perpustakaan, dokumentasi dan pengkajian ilmiah.

3) Memperkenalkan dan memperluaskan hasil pengkajian ilmiah.

4) Melakukan bimbingan edukatif kultural tentang benda yang bernilai

sejarah, budaya dan ilmiah.

5) Melakukan urusan tata usaha.10

8Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

menyatakan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta sebagai Museum Khusus

adalah uji pelaksanaan teknis di bidang kebudayaan di lingkungan Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan yang berada di bawah Drektorat Jendral Kebudayaan

23 November 1992. Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. 9 Ibid.

10 Ibid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

80

Benteng Vredeburg juga ditetapkan sebagi Museum khusus perjuangan

nasional dengan nama Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta untuk meningkatkan

fungsionalisasi museum, maka pada tanggal 5 September 1997 mendapat limpahan

untuk mengelola Museum Perjuangan Yogyakarta di Brontokusuman Yogyakarta,

dari Museum Negeri Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Sonobudoyo.11

d. Susunan organisasi Benteng Vredeburg

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta terdiri atas:

1) Kepala Museum: Kepala Museum bertugas memimpin pelaksanaan tugas dan

fungsi Museum Benteng Yogyakarta.

2) Urusan Tata Usaha: Urusan Tata Usaha bertugas melaksanakan urusan

kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga, perpustakaan,

regestrasi dan dokumentasi koleksi, pelaporan, kearsipan dan keamanan di

lingkungan Museum.

3) Kelompok Tenaga Fungsional: Kelompok tenaga fungsional melaksanakan

tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku, jumlah dan jenjang jabatan

tenaga fungsional sebagaimana ditentukan sesuai dengan kebutuhan.12

11

Wawancara dengan Rosyid tanggal 17 Desember 2011. 12

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

menyatakan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta sebagai Museum Khusus

adalah uji pelaksanaan teknis di bidang kebudayaan di lingkungan Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan yang berada di bawah Drektorat Jendral Kebudayaan

23 November 1992., op. cit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

81

Bagan 1.

Bagan Organisasi Museum Benteng Yogyakarta.

2. Kegiatan kelembagaan

Kegiatan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta telah mencanangkan

berbagai kegiatan dalam progam kerja yang disusun pada setiap tahun anggaran.

Meskipun bentuk serta materinya berubah-ubah dan selalu mengalami infrofisasi

namun pada hakikatnya kegiatan yang dilakukan di museum meliputi: pameran,

lomba-lomba mewarnai dan melukis dengan tema perjuangan dan sebagainya.13

Pengadaan Koleksi Benteng Vredeburg Yogyakarta

a. Tahun 1993-1994

Pengadaan koleksi:

Rencana kegiatan

13

Wawancara dengan Widada tanggal 24 Desember 2011.

KEPALA

URUSAN

TATA USAHA

KELOMPOK

TENAGA

FUNGSIONAL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

82

(1) Dasar kegiatan

Salah satu tujuan museum adalah meningkatkan peran apresiasi masyarakat

terhadap museum, dengan demikian dilaksanakan kegiatan pengadaan koleksi sebagai

upaya untuk melengkapi pameran khusus museum.

Dalam rangka penyempurnaan atau melengkapi tata pameran Museum

Benteng Vredeburg Yogyakarta, perlu adanya koleksi yang mendukung

sejarah/peristiwa yang pernah terjadi di Yogyakarta yaitu:

a) Reproduksi foto dokumenter Benteng Vredeburg dan peristiwa yang terjadi di

Yogyakarta serta transfer film dokumenter ke dalam satu kaset video

mengenai peristiwa di Yogyakarta, terdiri tujuh judul:

(1) Unci on Duty In Indonesia.

(2) Second Military Acttion.

(3) Journalist Visit Eyited Republic leader.

(4) Republic Leaders return to Yogya.

(5) Return of General Soedirman.

(6) End of Fasting Month.

(7) Inter Indonesia Conference.

b) Pengadaan peralatan dapur padaa masa Agresi Militer Belanda II di dusun

Jetis, Gilangharja, Pandak, Bantul merupakan markas kompi Mayor Widodo

berupa Dandang dan Nampan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

83

c) Peralatan yang digunakan Kolonel TB. Simatupang beserta anak buahnya

suatu bermarkas di dusun Banaran, Banjarsari, Samigaluh, Kulon Progo yaitu:

Mesin jahit engkel tangan, cangkir, cawan/lepek dan gamelan.14

(2) Tujuan

Sesuai dengan Petunjuk Operasional Rutin Museum benteng Vredeburg

Yogyakarta adalah sebagai berikut:

a) Reproduksi foto dokumenter tentang Benteng Vredeburg dan peristiwa di

Yogyakarta serta transfer film dokumenter ke dalam satu kaset video terdiri

tujuh judul:

(1) Unci on Duty In Indonesia.

(2) Second Military Acttion.

(3) Journalist Visit Eyited Republic leader.

(4) Republic Leaders return to Yogya.

(5) Return of General Soedirman.

(6) End of Fasting Month.

(7) Inter Indonesia Conference.

b) Dandang dan Nampan digunakan pada masa Agresi Militer Belanda II oleh

Kompi Mayor Widodo di dusun Gilangharjo Pandak Bantul.

14

Amin Sukrilah., Laporan pengadaan/pembelian Benda-benda Koleksi

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Tahun Anggaran 1993/1994, (Yogyakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993/1994).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

84

c) Mesin jahit engkel tangan, Cangkir, Cawan atau lepek dan gamelan di

gunakan pada perang gerilya di dusun Banaran Banjarsari Samkigaluh Kulon

Progo oleh Kolonel TB Simatupang.

(3) Ketenagaan

Sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Museum Benteng Yogyakarta Nomor:

689/F44.113/C4/93 tanggal 11 Nopember 1993 tentang petugas tim pengadaan

koleksi tahun anggaran 1993/1994. Susunan ketenagaanya adalah sebagai berikut:

(1) Dra. Amien sukrinah Ketua/Anggota

(2) Drs. Dadang Darmayana Anggota

(3) Widodo Anggota

(4) Persiapan Pelaksanan

Pelaksana Tim pengadaan Koleksi, melalui beberapa tahap kegiatan yaitu

sebagai berikut:

(1) Sebelum melakukan kegiatan. Tim pengadaan koleksi perlu mengetahui

kesiapan dana.

(2) Anggota Tim mengadakan rapat dengan Kepala Museum Benteng

Yogyakarta mengenai pengadaan koleksi dan penyusunan rencana kerja

(3) Menyiapkan blangko yang diperlukan untuk keperluan kegiatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

85

(5) Pelaksanaan Kegiatan

a) Adanya surat keputusan Kepala Museum Benteng Yogyakarta Nomor:

689/F4.113/C1/93 Tanggal 11 Nopember 1993 mengenai Tim Pengadaan

Koleksi, maka dikeluarkan:

(1) SPPD Nomor: 091/F4.113/C4/93, Tanggal 14 Oktober 1993

(2) SPPD Nomor: 092/F4.113/C4/93, Tanggal 14 Oktober 1993

(3) SPPD Nomor: 130A/F4.113/C4/93, Tanggal 9 Nopember 1993

(4) SPPD Nomor: 130B/F4.113/C4?93, Tanggal 9 Nopember 1993

b) Pelaksanaan Tim Pengadaan Koleksi adalah sebagai berikut:

(1) Tim Pengedaan Koleksi mengadakan rapat untuk membahas RKS.

(2) Pemberitahuan dari kantor kerekanan

(3) Surat penawaran dari rekanan

(4) Penerbitan SPK

(5) Berita Acara Serah Terima SPK hasil pekerjaan

(6) Penilaian terhadap hasil yang didapat

a) Reproduksi enam foto dokumenter dan transfer film dokumenter ke dalam

satu kaset video terdiri tujuh judul yaitu:

(1) Pelaksanaan kegiatan pengadaan koleksi ini dilakukan sejak SPK

dikeluarkan

(2) Transaksi dianggap selesai apabila pihak pelaksana dan Kepala Museum

Benteng Yogyakarta telah menandatangani Berita Acara Serah Terima

Koleksi, serta pengirimannya ke tempat tujuan yang telah ditetapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

86

b) Koleksi realita

Setelah selesai mengadakan survey ke Bantul dan Kulon progo Tim

Pengadaan menilai terhadap hasil yang didapat yaitu Dandang, Nampan,

Mesin Jahit Engkel Tangan, Cangkir, Cawa/Lepek dan Gamelan yaitu

berdasarkan:

(1) Keaslian

Benda-benda yang didapat merupakan benda bersejarah yang masih asli.

(2) Nilai Historis/Fungsi dan Peranannya

Benda-benda yang didapat ini memiliki nilai historis dan fungsi serta

peranan sangat penting dan besar sebagai sarana pada masa perjuangan

dalam merebut dan mempertahankan serta mengisi Kemerdekaan RI.

(3) Kualitas, Kondisi Benda

Benda-benda yang didapat berkualitas dan kondisinya baik.15

b. Tahun 1996-1997

Pengadaan/pembelian benda-benda koleksi Museum Benteng Vredeburg

Yogyakarta:

(1) Proses pengadaan koleksi selalu dikonsultasikan tim pengadaan dengan Kepala

Museum Benteng Yogyakarta

(2) Teknis Pengadaan

a. Imbalan jasa langsung pemilik

b. Pesan kepada pengrajin

15

Ibid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

87

(3) Tata laksana administrasi dan keuangan dilaksanakan oleh bendaharawan

Museum Benteng Yogyakarta dan tidak meninggalkan fungsi dan peranan tim

pengadaan

(4) Hasil pengadaan koleksi Museum Benteng Yogyakarta :

a. Foto-foto Perjuangan : 65 Buah

b. Pakaian Prajurit Panji Prawirotomo : 1 Stel

c. Duaja Dara ( Kraton Mataram) : 21 Buah

d. Pedang Prajurit Panji : 3 Buah

e. Pakaian Pejuang Tahun 1945-1949 : 24 Buah

f. Foto Pahlawan Revolusi : 9 Buah

g. Senjata Tradisional Rakyat : 17 Buah

h. Meja Kerja : 1 Set

i. Jam Dinding : 1 Buah

Jumlah koleksi seluruhnya sebanyak 132 Buah.

Tahap akhir dari pengadaan koleksi yaitu ditandai dengan serah terima barang

yang diikuti pembayaran oleh bendaharawan Museum Benteng Yogyakarta.

Mengenai daftar berita acara serah terima koleksi dalam rangka pengadaan

koleksi ini terlampir.16

16

Amin Sukrilah., Laporan pengadaan/pembelian Benda-benda Koleksi

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Tahun Anggaran 1996/1997, (Yogyakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996/1997).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

88

c. Tahun 1998

Pengadaan/pembelian benda-benda koleksi Benteng Vredeburg Yogyakarta

(1) Pengadaan koleksi Museum antara lain:

a. Lukisan Jendral Soederman : 1 buah.

b. Lukisan Ki Hadjar Dewanta : 1 buah.

c. Foto : 57 buah.

d. Lampu Gantung : 1 buah.

e. Lumpang : 1 set.

f. Pedang : 1 buah.

g. Ransel : 1 buah.

h. Meja Kursi Tamu, peralatan minum : 1 set.

i. Patung : 15 buah.

j. Lampu : 1 buah.

k. Piring Nampan : 10 buah.

l. Kenop dan Pedang : 1 buah.

m. Wayang : 22 buah.

n. Gong Beri : 1 buah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

89

o. Peta : 1 buah.17

Jumlah koleksi seluruhnya sebanyak 211 Buah.

C. Perubahan Pengelolaan Benteng Vredeburg Periode 2004 – 2008

1. Kepemimpinan Wahyu Indrasana

Pada periode Wahyu Indrasana yang telah menggantikan Kepala Benteng

Vredeburg Yogyakarta sebelumnya Budiharja, melanjutkan rencana program-

program yang telah dicanangkan oleh Budiharja termasuk kedudukan, tugas dan

fungsi tetap berjalan didalam Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Disamping

itu beliau juga mempunyai gagasan untuk meneruskan progam-progam yang belum

terlaksana lebih meningkat baik.

Visi dan Misi Museum

a. Visi Museum

Visi Museum Benteng Vredeburg adalah terwujudnya pelestarian,

pengembangan, dan pemanfaatan museum yang mampu mencerdaskan kehidupan

bangsa, memperkokoh jati diri, ketahanan budaya dan integrasi nasional.

17

Amin Sukrilah., Laporan pengadaan/pembelian Benda-benda Koleksi

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Tahun Anggaran 1997/1998, (Yogyakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997/1998).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

90

b. Misi Museum

(1) Mewujudkan peran museum sebagai sarana edukasi, pariwisata, pusat

infoormasi dan pengembangan ilmu pengetahuan.

(2) Mewujudkan pelestarian benda-benda peninggalan sejarah dan kebudayaan

untuk memperkokoh jati diri bangsa.

(3) Mewujudkan museum sebagai sarana dan prasarana bagi pengembangan

pembelajaran ilmu sejarah dan kebudayaan.

(4) Mewujudkan nuansa edutaimen dalam penyajian tata pameran benda-benda

peninggalan sejarah dan kebudayaan.

(5) Meningkatkan pemahaman sejarah dan kebudayaan kepada masyarakat untuk

mewujudkan kesadaran nasional dalam rangka memperkokoh jati diri,

ketahanan budaya dan integrasi bangsa.18

Sebagai aktualisasi dari visi misinya, Museum Benteng Vredeburg

Yogyakarta telah mencanangkan berbagai kegiatan dalam progam kerja yang disusun

pada setiap anggaran. Meskipun bentuk serta materinya dapat berubah -ubah dan

selalu mengalami perkembangan namun pada hakekatnya kegiatan yang dilakukan

museum meliputi: pameran, seminar, penelitian dan lomba. Setelah dikemas dengan

tambahan tema-tema tertentu kegiatan-kegiatan tersebut akan mempunyai judul yang

18

Suharja., Buku Panduan Museum Benteng Vredeburg, (Yogyakarta:

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2007), hlm. 2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

91

banyak ragamnya. Untuk pengembangan kegiatan tersebut tentunya harus disesuaikan

dengan visi dan misi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.19

2. Kegiatan kelembagaan

a. Peranan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

Peranan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta dalam Dunia Pendidikan

Kebutuhan dan minat masyarakat akan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi selain melalui dunia pendidikan formal, juga tak terelakan mendapat

pengaruh dari globalisasi informasi, sedemikian pesatnya informasi tersebut sampai

pada tataran yang membahayakan dari munculnya budaya metamorfosa dari budaya

lokal ke budaya metropolis, konsumtif dan sebagainya yang berdampak kepada

rendahnya aspirasi masyarakat khususnya generasi muda terhadap masa lalu.

Museum sebagai pelestari warisan seni budaya bangsa dan jendela budaya

bangsa, merupakan suatu lembaga tetap, tidak mencari keuntungan dan terbuka untuk

umum yang bertugas mengumpulkan, menyimpan, merawat, meneliti, mengkaji,

menyajikan dan mengkomunikasikan untuk kepentingan studi, pendidikan dan

rekreasi bukti-bukti material manusia dan lingkungannya.

Museum bukan merupakan sesuatu yang mati, bisu, dan tertutup tetapi secara

teoristis fungsional, simbolis filosofis merupakan bangunan yang hidup dan selalu

berbicara dan memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat umum.

Dengan pola pikir tersebut di atas, maka Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

19

Wawancara dengan Edy Purwanto tanggal 5 Januari 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

92

sebagai salah satu Museum Khusus Sejarah Perjuangan Bangsa dalam melaksanakan

tugas pokok dan fungsinya dalam mengemban misi, visi dan fungsinya selain dengan

menyelenggarakan pameran juga berkewajiban mensosialisasikan museum kepada

masyarakat melalui kegiatan ceramah baik yang diselenggarakan di lingkungan

museum maupun di luar museum.20

Museum dalam rangka menyebarluaskan informasi tersebut senantiasa

dilaksanakan secara berkesinambungan seperti yang telah dilaksanakan. Museum

Benteng Vredeburg Yogyakarta dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi

bekerjasama dengan instansi terkait khususnya Cabang Dinas Pendidikan di setiap

kabupaten, wilayah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.21

Dengan

terselenggaranya kegiatan sosialisasi diharapkan masyarakat khususnya pelajar dapat

memahami peranan museum serta mereka dapat memanfaatkan museum sebagai

media studi dan pendidikan, meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya

pelajar terhadap sejarah dan kebudayaan Indonesia serta dapat bersikap dan berbuat

sesuai dengan kepribadian bangsa dan menumbuh kembangkan wawasan berbangsa

sebagai dasar pengikat persatuan dan kesatuan bangsa.

Pada masa jabatan beliau , Benteng Vredeburg menyelenggarakan seminar

Pendidikan dengan lunturnya kesadaran sejarah, nasionalisme, tawuran antar pelajar,

kurangnya kedisiplinan, tidak mau tahu bahwa bangsa ini terlahir melalui perjalanan

sejarah yang panjang, berkat kerja keras para pejuang bangsa, pengorbanan tanpa

20

Wawancara dengan Edy Purwanto tanggal 5 Januari 2012. 21

Wawancara dengan Edy Purwanto tanggal 5 Januari 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 112: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

93

batas pendiri bangsa dan tumpahan darah untuk sebuah kemerdekaan. Kesadaran

sejarah dikalangan siswa benar–benar telah mencapai tingkat yang

mengkhawatirkan.22

Salah satu upaya untuk itu maka hasil seminar yang diselenggarakan Benteng

Verdeburg bertujuan Sebagai Pelestari Warisan seni budaya bangsa dan jendela

budaya bangsa dengan menumbuhkan kesadaran sejarah dikalangan masyarakat dan

generasi muda dengan Tema :

a) Peranan Badan–Badan Kelaskaran pada masa Revolusi Fisik Di Yogyakarta 5

Mei 2007

b) Palang Merah Indonesia pada masa Revolusi Fisik di Yogyakarta 7 Mei 2007

c) Peranan Pemimpin Keagamaan pada masa Revolusi fisik di Yogyakarta 19 Juli

2007

d) Kajian Historis Estetis Tata pameran Minirama I 7 Agustus 2007

e) Wawasan Kebangsaan dalam rangka pembentukan Kesadaran Sejarah 27 Agustus

2007.23

b. Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

Melihat kembali Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor :

PM.34/OT.001/MKP-2006 Tanggal 7 September 2006 disebutkan bahwa Museum

Benteng Vredeburg Yogyakarta sebagai Museum Khusus merupakan Unit Pelaksana

Teknis di lingkungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, berkedudukan di

22

Wawancara dengan Edy Purwanto tanggal 5 Januari 2012. 23

Wawancara dengan Edy Purwanto tanggal 5 Januari 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

94

bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Museum. Disebutkan pula

bahwa Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta mempunyai tugas melaksanakan

pengumpulan, perawatan, pengawetan, penelitian, penyajian, penerbitan hasil

penelitain dan memberikan bimbingan edukatif kultural mengenai benda dan sejarah

perjuangan Bangsa Indonesia di wilayah Yogyakarta.24

Mengenai bentuk koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

(1) Bangunan yaitu meliputi bangunan keseluruhan yang terdapat di dalam kompleks

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta lengkap dengan pendukungnya, antara

lain tembok benteng, parit, jembatan, anjungan, tanah lapang di luare benteng,

lapangan di dalam benteng, dan bangunan-bangunan yang ada di dalam benteng.

(2) Benda realita saksi peristiwa bersejarah dalam perjuangan merintis, mencapai,

mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.

(3) Benda replika, yaitu tiruan dari benda asli yang berperan dalam perjuangan dalam

rangka merintis, mencapai, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.

(4) Benda visualisasi peristiwa bersejarah dalam rangka merintis, mencapai,

mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang dapat berupa patung, lukisan,

minirama, maket, miniature dan sebagainya.

(5) Foto dan duratan serta hasil pendokumentasian lainya yang terkait dengan

perjuangan dalam rangka merintis, mencapai, mempertahankan dan mengisi

24

Wawancara dengan Edy Purwanto tanggal 5 Januari 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

95

kemerdekaan. Untuk kelompok ini dapat berupa foto, foto duratran, film,

microfilm, slide dan sebagainya.25

Benda-benda tersebut dalam penyimpananya dipisahkan dalam dua tempat

yaitu dalam ruang pameran dan dalam gudang koleksi. Koleksi yang telah mengalami

proses penelitian, sehingga kredibilitas informasinya telah memenuhi kriteria untuk

disajikan. Sedangkan koleksi yang tersimpan di gudang koleksi adalah koleksi-

koleksi yang belum mengalami proses penelitian. Meskipun demikian, ada juga

koleksi yang telah mengalami proses penelitian namun disimpan di gudang koleksi

karena keterbatasan luas ruang pameran.26

D. Perubahan Pengelolaan Benteng Vredeburg Periode 2008 – 2011

1. Kepemimpinan Sri Ediningsih.

Kepala Museum Benteng Vredeburg saat ini adalah Sri Ediningsih.M.Hum

menyertakan sebuah museum yang bertugas melayani masyarakat dalam hal

pengembangan ilmu pengetahuan, sejarah dan kebudayaan.

Beliau mengedepankan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta sesuai dengan

tugas pokok dan fungsinya, Museum Benteng Vredeburg mempunyai visi

terwujudnya pengembangan dan pemanfaatan Museum yang mampu mencerdaskan

25

Buletin Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 2007. Koleksi

Benteng Vredeburg Yogyakarta 26

Ibid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

96

kehidupan bangsa, memperkokoh identitas dan jati diri, integrasi nasional dan

ketahanan budaya.27

Adapun misi yang diemban adalah mewujudkan peran museum sebagai sarana

edukasi, pariwisata, pusat informasi dan pengembangan ilmu pengetahuan melalui

kegiatan pelestarian, penyajian dan pengembangan sejarah dan budaya dengan nuansa

edutaiment.28

2. Kegiatan Kelembagaan

Museum Benteng Yogyakarta telah memiliki visi dan misi yang jelas. Dalam

rangka meningkatkan pelayanan publik dapat digolongkan dalam perlindungan,

pengembangan, dan pamanfaatan koleksi-koleksi museum. Memang koleksi museum

tidak semuanya termasuk dalam kategori cagar budaya. Namun karena nilai

pentingnya dapat diperlukan mirip dalam cagar budaya.29

Kegiatan-kegiatan tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Perlindungan

Museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan

pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan

lingkunganya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya

bangsa.

27

Wawancara dengan Sri Ediningsih tanggal 16 Januari 2012. 28

Wawancara dengan Sri Ediningsih tanggal 16 Januari 2012. 29

Wawancara dengan Sri Ediningsih tanggal 16 Januari 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

97

Perlindungan adalah upaya pencegahan koleksi museum dari kerusakan dan

kehilangan. Perlindungan termasuk didalamnya adalah melindungi koleksi museum

secara fisik (bendanya) dan secara atministratif (keberadaanya secara atministratif).

Yang termasuk perlindungan antara lain :

(1) Perawatan dan Pemeliharaan koleksi Museum

Koleksi museum merupakan harta paling berharga bagi sebuah museum.

Melalui koleksi-koleksinya sebuah museum ditentukan spesialisasinya. Jadi koleksi

museum adalah menunjukan ciri dan karakteristik sebuah museum. Koleksi museum

juga merupakan jantungnya museum karena sumber informasi yang dimiliki oleh

museum berasal dari koleksi museum. Oleh karena itulah koleksi harus senantiasa di

jaga kelestarianya dengan cara dipelijhara dan dirawat. Memelihara dan merawat

koleksi ada dua yaitu bersifat preventif (pencegahan) dan kuratif (pengobatan atau

penanganan bagi koleksi yang telah sakit atau rusak).

(2) Administrasi Koleksi Museum

Administrasi koleksi adalah suatu tata tertip dalam tata lakasana secara

sistematis dalam hubunganya dengan objek museum. Administrasi koleksi juga

merupakan suatu proses pengelolaan koleksi kegiatan dalam pengelolaan koleksi

untuk mencapai tujuan museum sesuai dengan visi dan misi museum. Administrasi

koleksi sering dikaitkan dengan kegiatan tatausaha dalam pengelolaan koleksi, yaitu

kegiatan penyelenggaraan urusan tulis menulis, dokumentasi dan kearsipan dalam

pengelolaan koleksi, termasuk dalam pencatatan ke buku infentaris dan buku

registrasi koleksi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

98

b. Pengembangan.

Pengembangan adalah peningkatan potensi nilai, informasi, dan promosi

cagar budaya (koleksi museum) serta pemanfaatanya melalui penelitian, revitalisasi,

dan adaptasi secara berkelanjutan serta tidak bertentangan tujuan pelestarian. Yang

termasuk kegiatan pengembangan antara lain :

(1) Penelitian Koleksi Museum

Sebuah koleksi museum aklan memiliki manfaat jika koleksi tersebut mampu

memberikan informasi bagi pengunjung. Agar koleksi museum mampu memberikan

informasi kepada pengunjung tentunya harus “dipaksa untuk berbicara” yaitu dengan

diadakan peneliotian terhadap koleksi tersebut. Oleh karena itu penelitian koleksi

museum merupakan cara pengembangan informasi museum.

(2) Revitalisasi Museum Termasuk Pelayanannya

Dalam mengembangkan koleksi museum sehingga menjadi koleksi yang

informasi dan komunikatif tentunya harus di dukung oleh SDM (Sumber Daya

Manusia) museum yang memadai dan sarana serta prasarana yang mendukung. Oleh

karena itu perlu dalam pengembangan koleksi museum perlu di dikung dengan

adanya revitalisasi baik bagi SDM museum supaya menjadi SDM yang professional.

(3) Lomba dan Festival

Pengembangan informasi koleksi museum juga dapat ditempuh dengan

kegiatan lomba maupun festival . dengan kegiatan lomba maupun festifal yang

berorientasi pada koleksi museum akan meningkatkan daya apresiasi peserta lomba

tentang museum dan koleksi-koleksi yang dikelolanya. Adanya dampak koknitif dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 118: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

99

afektif dari pemahaman koleksi museum sehingga akan mengerakan peserta menjadi

tindakan psikomotorik dalam operasional lomba maupun festival yang berlangsung

pada tanggal 17 Februari 2011 tingkat TK, SD, SMP dengan tema Perjuangan yang

diadakan di kawasan area Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

(4) Ceramah dan Diskusi

Kegiatan ceramah dan diskusi juga merupakan salah satu kegiatan yang dapat

memberikan dampak pengembangan pemahaman sejarah. Tergantung tema apa yang

disampaikan dalam kegiatan tersebut. Ceramah dan diskusi yang digelar oleh

museum tentunya tidak akan jauh beranjak dari karakteristik museum yang

menyelenggarakannya. Tema-tema yang diangkat tidak akan jauh dari nilai informasi

dari koleksi-koleksi yang dikelolanya. Ini jelas akan meningkatkan nilai informasi

koleksi museum.

(5) Telah dibuka Cafe.

Pengembangan pada tahun 2011 telah dibuka cafe yang keberadaanya di

dalam area Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang mana bisa dimanfaatkan

untuk umum.30

E. Bangunan dan Perubahan Fungsi Ruang di Benteng Vredeburg

Bangunan Benteng Vredeburg tidak mengalami perubahan bentuk bangunan

meskipun telah dilakukan revitalisasi. Hasil revitalisasi bisa dilihat pada pintu

gerbang utama, begitu masuk ada dua bangunan yang saling berhadapan. Dua

30

Wawancara dengan Sri Ediningsih tanggal 16 Januari 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 119: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

100

bangunan ini disebut sebagai gedung pengapit utara (kiri) dan gedung pengapit

selatan (kanan) telah mengalami perkembangan. Utara berfungsi sebagai kantor

administrasi utama. Sedangkan pengapit selatan (kanan) berfungsi sebagai sel

tahanan khusus yaitu tawanan keraton yang berpangkat tinggi.31

Dilihat dari bentuk

dan performance Gedung Pengapit Utara dulu pernah digunakan sebagai ruang tamu

VIP dan merupakan kantor informasi museum.

Gambar 5

Kantor Benteng Vredeburg

Sumber : Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 2010

Dua bangunan ini bergaya Eropa murni dapat dilihat dari bentuk atap yang

lancip.32

31

Wawancara dengan Sunyoto tanggal 5 Januari 2012. 32

Wawancara dengan Sunyoto tanggal 5 Januari 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 120: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

101

Gambar 6.

Bagunan Eropa Atap Lancip

Sumber : Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 2010

Bangunan dibelakang gedung pengapit selatan dulu dipakai sebagai rumah

sakit. Semenjak TNI menduduki benteng bangunan dijadikan mushola sekarang

berfungsi sebagai café.33

33

Wawancara dengan Hari Supono tanggal 10 Januari 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 121: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

102

Gambar 7.

Bangunan Bekas Rumah Sakit

Sumber : Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 2010

Sebelah selatan dari pintu masuk ada bangunan bekas Perumahan Perwira

Selatan I dapat diketahui dari susunan ruangan yaitu ada teras depan bangunan utama

dan teras belakang mengalami perubahan dari teras depan menjadi ruang depan saat

ini bangunan difungsikan sebagai ruang pameran diorama I.34

34

Wawancara dengan Hari Supono tanggal 10 Januari 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 122: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

103

Gambar 8.

Ruang Pameran Diorama I

Sumber : Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 2010

Tepat di seberang bangunan Perumahan Perwira Selatan I ada Perumahan

Perwira Utara II. Bangunan ini dapat diketahui sebagai rumah untuk para perwira.

Ketika TNI menguasai benteng ini, maka, bangunan ini kembali digunakan sebagai

tempat tinggal bagi prajurit yang sudah berkeluarga. Saat ini bangunan berfungsi

sebagai Ruang Pameran Diorama II.35

35

Wawancara dengan Hari Supono tanggal 10 Januari 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 123: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

104

Gambar 9.

Ruang Pameran Diorama II

Sumber : Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 2010

Tepat di belakang bangunan Perumahan Perwira Utara I terdapat bangunan

Barak Prajurit terdiri dari dua lantai. Bangunan ini mengalami beberapa perubahan

tapi tetap memiliki fungsi yang sama. Di dasar lantai ada lobang-lobang yang

membentuk jarak pola tertentu menunjukkan bahwa dibagi menjadi beberapa unit dan

mempunyai besar yang sama dan dibuat partisi. Perlengkapan tersebut menjadi

fasilitas bagi prajurit yang sudah berkeluarga. Saat ini bangunan menjadi Ruang

Pameran Diorama III.36

36

Wawancara dengan Hari Supono tanggal 10 Januari 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 124: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

105

Gambar 10.

Bangunan Barak Prajurit

Sumber : Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 2010

Bagian belakang utara atau timur laut benteng terdapat bangunan yang disebut

dengan Societet Militaire. Bangunan ini berfungsi sebagai ruang pertemuan. Ketika

jaman TNI menduduki benteng, bangunan ini dijadikan sebagai tempat tinggal atas

dan bawah. Pada tahun berikutnya dikembalikan ke fungsi semula sebagai bangunan

fasilitas umum bukan tempat tinggal. Bangunan yang lantai bawah digunakan sebagai

Ruang Pameran Diorama IV. Lantai atas disewakan untuk kegiatan atau pameran.37

37

Wawancara dengan Hari Supono tanggal 10 Januari 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 125: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

106

Gambar 11.

Diorama IV

Sumber : Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 2010

Gudang senjata berat terletak dibagian kiri selatan benteng berdekatan dengan

gudang senjata ringan dan gudang miseu, disekitarnya masih ada ruangan lain

berfungsi sebagai ruang perawatan senjata dan gudang. Bangunan ini tidak

mengalami perubahan bentuk dan sejak dulu hingga sekarang berfungsi sebagai

gudang miseu.38

38

Wawancara dengan Hari Supono tanggal 10 Januari 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 126: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

107

Gambar 12.

Gudang Senjata dan Gudang Miseu

Sumber : Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 2010

F. Pemanfaatan Benteng Vredebug di Yogyakarta Sebagai Museum

Museum adalah sebuah Lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan,

melayani masyarakat dan perkembangannya terbuka untuk umum yang mengumpulkan,

merawat, mengkomunikasikan dan memamerkan, untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan

kesenangan, bukti–bukti material manusia dan lingkungannya.39

Museum secara keseluruhan dijabarkan dalam berbagai kegiatan rutin yang

terbagi ke dalam tiga bagian kegiatan sebagai berikut:

a. Pelestarian sejarah dan budaya melalui berbagai kegiatan seperti perawatan dan

pemeliharaan benteng sebagai cagar budaya, konservasi, fumigasi dan restorasi

benda-benda sejarah Perjuangan. Perawatan dan pemeliharaan benteng sebagai

cagar budaya dilakukan secara bersama-sama dengan Balai Pelestarian

Peninggalan Purbakala. Sedangkan kegiatan konservasi, fumigasi dan restorasi

39

Lukman Prurakusumah., Pedoman Pendirian Museum, (Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional, 2000), hlm. 35.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 127: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

108

terhadap benda-benda koleksi sejarah perjuangan dilakukan secara intern oleh

petugas pemeliharaan dan perawatan museum. Adapun koleksi benda – benda

sejarah perjuangan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta terdiri dari benda –

benda realita, replika, foto, lukisan dan koleksi lainnya yang berjumlah kurang

lebih 7000 buah. Seluruh benda koleksi museum disimpan diruang pameran tetap

maupun di Storage dengan perlakuan khusus sesuai dengan standar Internasional

Museum.

b. Penyajian sejarah dan budaya melalui berbagai kegiatan seperti pameran tetap dan

pameran temporer, penyediaan film – film sejarah perjuangan, perpustakaan

sejarah serta penerbitan buku dan bulletin. Museum Benteng Vredeburg

Yogyakarta memiliki 5 ruang pameran tetap yang terdiri dari 4 ruang diorama dan

1 ruang realita. Ruang Pameran tetap berisi koleksi benda sejarah yang

memvisualkan peristiwa sejarah perjuangan bangsa, terutama perjuangan dari

Yogyakarta sejak kedatangan bangsa barat ke Indonesia sampai saat ini. Selain itu

pengunjung juga bisa menikmati sajian film–film sejarah perjuangan di ruang

Bioskop Sejarah Perjuangan. Museum juga dilengkapi dengan perpustakaan yang

berisi buku-buku sejarah dan budaya. Sarana pembelajaran sejarah bagi anak-

anak sekolah juga disediakan melalui CD interaktif.

c. Pengembangan sejarah dan budaya melalui kegiatan penelitian dan pengkajian

sejarah perjuangan, festival, lomba, ceramah, diskusi, loka karya, workshop,

pentas seni, baik diselenggarakan sendiri, kerjasama instansi terkait, maupun

memfasilitasi masyarakat melalui sarana dan prasarana museum. Pengkajian

sejarah difokuskan pada sejarah perjuangan di Yogyakarta baik peristiwa yang

berkaitan dengan koleksi tata pameran tetap maupun yang tidak berkaitan dengan

tata pameran Museum. Festifal, lomba, diskusi, pentas seni bernuansa sejarah

juga rutin dilakuakan seperti festifal busana perjuangan, lomba lagu, teater, lukis

dan mewarnai dengan nuansa perjuangan, cerdas cermat permuseuman,

kesejahteraan dan kepurbakalaan dan kemah budaya. Selain itu museum juga

menyediakan sarana dan prasarana bagi masyarakat untuk mengadakan pameran,

lomba, festival, ceramah, diskusi dan kegiatan lain yang bernuansa budaya.40

1. Fasilitas Museum

Penyajian sejarah dan budaya melalui berbagai kegiatan seperti pameran tetap

dan pameran temporer, penyediaan film-film sejarah perjuangan, perpustakaan,

koleksi museum dan dokumen-dokumen serta taman untuk lebih jelasnya dalam

rangka mewujudkan tugas dan pemanfaatan Benteng Vredeburg sebagai Museum

40

Buletin Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 2009. Koleksi

Benteng Vredeburg Yogyakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 128: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

109

diperlukan adanya adanya Fasilitas sebagai sarana meningkatkan kualitas pelayanan

antara lain sebagai berikut:

a. Ruang Pameran

Ruang pameran adalah ruang yang ditata sedemikian rupa sehingga menjadi

tempat untuk menyiapkan koleksi-koleksi museum yang dapat dikunjungi oleh umum

pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Ruang pameran yang terdapat di Museum

Benteng Vredeburg Yogyakarta dibagi menjadi dua kategori, yaitu ruang pameran

tetap dan ruang pameran temporer. Ruang pameran tetap adalah ruang pameran yang

dipergunakan untuk menyajikan koleksi-koleksi museum dalam jangka waktu relative

lama, kurang lebih tiga tahun. Sedangkan ruang pameran temporer adalah ruang

pameran yang dipergunakan untuk menyajikan koleksi dengan tema-tema tertentu

dalam kurun waktu tertentu yang relative singkat.

Ruang pameran tetap Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta terdiri dari

ruang pameran minirama I sampai dengan IV, yang masing-masing menempati

gedung M3, M1 dan M2 dan G. pada masa lampau gedung tersebut dipergunakan

masing-masing sebagai barak perwira Selatan I, barak perwira Utara II. Barak

perwira Utara I dan Societeit. Ruang minirama I menceritakan peristiwa sejarah yang

terjadi di Yogyakarta sejak berakhirnya perang diponegoro hingga masa pendudukan

Jepang. Ruang minirama II menceritakan tentang peristiwa sejarah di Yogyakarta

sejak proklamasi kemerdekaan hingga masa Agresi Militer Belanda I. ruang

minirama III menceritakan tentang peristiwa sejak ditandatanganinya perjanjian

Renville hingga pengakuan kedaulatan RIS. Sedangkan untuk ruang minirama IV

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 129: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

110

dipakai untuk menyajikan peristiwa-peristiwa sejak pemilu I tahun 1951 sampai

dengan pencanangan P4 oleh Presiden Soeharto di Universitas Gajah Mada pada

tahun 1974. sedangkan untuk tata pameran di luar gedung, yang juga termasuk dalam

tata pameran tetap Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta adalah susunan dan tata

letak bangunan di dalam komplek Museum. Meskipun itu merupakan bangunan

namun karena nilai sejarah yang terkandung di dalamnya serta merupakan saksi

terjadinya peristiwa-peristiwa penting masa colonial Belanda di Yogyakarta, maka

bangunan-bangunan tersebut diberlakukan sebagai koleksi museum. Sedangkan ruang

pameran temporer yang terdapat di Museum Benteng Vredeburg menempati gedung

E lantai 2 gedung D lantai 2.

Bangunan-bangunan tersebut berfungsi msing-masing sebagai barak perwira

utara I dan barak prajurit barat. Ruang temporer ini dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat umum untuk keperluan pameran maupun keperluan lain yang identik

seperti gelar seni budaya, workshop dan sebagainya. Selain ruang pameran indoor

atau dalam ruangan ada juga masyarakat yang memanfaatkan ruang-ruang lain selain

yang telah disebutkan diatas untuk menggelar pameran. Antara lain di serambi ruang

minirama III dan halaman tengah.41

41

Wawancara dengan Rudi Bambang tanggal 23 Januari 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 130: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

111

Gambar 13.

Ruang pameran tempat untuk menyiapkan koleksi-koleksi museum

yang dapat dikunjungi oleh umum pada waktu-waktu yang telah ditentukan

Sumber : Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun

2010

b. Perpustakaan

Bagi museum sebagai Institusi yang bergerak dalam bidang Ilmu

Pengetahuan, keberadaan perpustakaan adalah menjadi sebuah keharusan. Disamping

sebagai sumber informasi pendamping di museum, perpustakaan ini diperuntukan

untuk umum, khususnya bagi masyarakat pelajar. Kekurang lengkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 131: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

112

yang tertera di dalam label koleksi, materi pameran dapat dinetralisir dengan

tersedianya berbagai referensi yang tersedia di perpustakaan Museum Benteng

Vredeburg Yogyakarta. Perpustakaan ini menempati gedung (dulu gudang

perlengkapan non militer) sebelumya perpustakaan menempati gedung F lantai I.

gedung ini dulu dipergunakan sebagai fasilitas umum (rumah sakit). Perpindahan

terebut dengan pertimbangan agar pelayanan terhadap pengunjung museum,

khususnya para pengguna perpustakaan lebih meningkat, mengingat letaknya yang

relative dekat dengan pintu masuk sehingga sangat mudah diakses oleh pengunjung.

Disamping itu untuk memisahkan ruang publik dan ruang admidnistrasi agar

perannya optimal.42

Gambar 14

Perpustakaan bagi museum sebagai institusi yang bergerak dalam

bidang ilmu pengetahuan

Sumber : Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun

2010

42

Wawancara dengan Rudi Bambang tanggal 23 Januari 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 132: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

113

c. Ruang Studi Koleksi (STORAGE)

Ruang studi koleksi merupakan ruang penyimpanan koleksi-koleksi museum

yang tidak disajikan dalam tata pameran. Sistem penyimpanan koleksi museum

berbeda dengan penyimpanan barang-barang bukan koleksi. Suhu dan kelembapan

harus senantiasa dikontrol dan dikondisikan pada keadaan standar penyimpanan

koleksi museum, baik yang berbahan organk maupun anorganik. Hal ini dilakukan

untuk menjaga koleksi dari kerusakan baik oleh alam maupun oleh manusia. Ruang

studi koleksi Museum Benteng Vredeburg terdiri dari tiga buah yaitu gedung K1

(bekas dapur selatan), K2 (bekas dapur Utara) dan gedung 1 (bekas gedung mesiu).

Ruang studi koleksi gedung K1 tersimpan koleksi-koleksi realia maupun replica,

sedangkan gedung K 2 tersimpan koleksi foto. Untuk gedung 1 terdapat koleksi realia

maupun foto.43

Gambar 15.

Ruang studi koleksi (Ruang Storage)

Sumber : Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun

2010

43

Wawancara dengan Rudi Bambang tanggal 23 Januari 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 133: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

114

d. Ruang Konservasi

Ruang Konservasi adalah ruang yang dipergunakan untuk merawat koleksi

baik secara kuratif maupun prefentif. Ruang konservasi menempati gedung N yang

dulu masa colonial Belanda difungsikan sebagai gudang senjata berat dan ringan. Di

dalam ruangan ini terdapat bermacam-macam perlengkapan yang terkait dengan

penanganan koleksi kuratif maupun prefentif antara lain Oven, kotak Fumigasi,

Mikroskop, Obat-obat kimia dan sebagainya.44

Gambar 16.

Ruang Konservasi

Sumber : Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun

2010

44

Wawancara dengan Rudi Bambang tanggal 23 Januari 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 134: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

115

e. Ruang Dokumentasi.

Ruang dokumentasi adalah ruangan yang dipergunakan sebagai tempat

pengelolaan dokumentasi museum, baik dokumentasi koleksi secara khusus atau

dokumentasi museum dan berbagai kegiatan museum secara umum. Di ruang

dokumentasi ini juga tersimpan dokumen-dokumen aaudio yaitu suara hasil rekaman

wawancara tokoh maupun pelaku sejarah, audio visual yaitu hasil rekaman dengan

teknik multimedia tentang tokoh peristiwa maupun film berlatar belakang sejarah,

serta dokumentasi visual berupa foto-foto tokoh dan peristiwa sejarah. Kebanyakan

dari dolumen-dokumen tersebut sudah dilakukan proses digitalisasi sehingga sudah

dapat diakses dalam bentuk CD untuk data visual dalam tata bentuk VCD untuk data

Audio Visual.45

Gambar 17.

Ruang dokumentasi

Sumber : Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun

2010

45

Wawancara dengan Rudi Bambang tanggal 23 Januari 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 135: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

116

f. Taman.

Taman merupakan fasilitas yang dimiliki oleh Museum Benteng Vredeburg

Yogyakarta. Taman ini dibedakan menjadi dua yaitu taman yang berada di luar

benteng, taman yang berada di dalam benteng cukup luas dan dapat dipakai untuk

berbagai kegiatan, pameran pendidikan, pameran pembangunan serta di sisi paling

timur dapat dibuat panggung terbuka. Sedangkan diluar benteng adalah lokasi taman

yang terletak di sisi barat dan selatan Museum Benteng Vredeburg di bagian barat

daya yang terdapat Monomen Serangan Umum 1 Maret 1949 sering dipergunakan

sebagi ajang pentas pertunjukan seperti band, pagelaran wayang dan sebagainya.46

Gambar 18.

Taman merupakan fasilitas yang dimiliki oleh Museum Benteng Vredeburg

Yogyakarta.

Sumber : Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun

2010

46

Wawancara dengan Rudi Bambang tanggal 23 Januari 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 136: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

117

2. Pemanfaatan

Pemanfaatan adalah Pendayagunaan pada cagar budaya, dalam hal ini adalah koleksi

museum untuk kepentingan sebesar–besarnya kesejahteraan rakyat dengan tetap

mempertahankan kelestariannya, yang termasuk kegiatan Pemanfaatan antara lain:

a. Pameran Museum

Cara paling efektif bagi museum untuk menyediakan koleksi–koleksinya agar dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat dengan memajangnya dalam pameran baik itu pameran tetap

maupun pameran temporer maupun pameran keliling, melalui pameran museum jelas

memiliki manfaat bagi pengunjung dan meningkatkan pengetahuan tentang informasi yang

terkandung dalam materi pameran sehingga diharapkan masyarakat khususnya generasi muda

dan pelajar dapat mengerti dan memahami berbagai aspek kehidupan yang melatar belakangi

keberadaan koleksi benda-benda yang ditampilkan dalam pameran. Museum Benteng

Vredeburg bersama dengan Museum Khusus Sejarah yang lain secara periodik dan

berkesinambungan mengadakan program pameran bersama.

b. Layanan Pengunjung Minat Khusus

Disamping disajikan dalam pameran koleksi juga dapat dimanfaatkan diruang studi

koleksi yaitu untuk melayani pengunjung dengan minat khusus antara lain peneliti, mereka

berhak mendapatkan pelayanan khusus dengan memperbolehkan melihat gudang koleksi

namun tentunya dalam pengawasan petugas dan tetap dalam koridor batas-batas penelitian.

c. Benteng Vredeburg Yogyakarta Sebagai Ajang Seminar

Ruang seminar yang biasa digunakan dan dimanfaatkan masyarakat umum, pelajar,

mahasiswa menempati gedung lantai atas pada bangunan Diorama empat untuk acara

seminar, diskusi dan sarahsean.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 137: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

118

d. Monumen Serangan Umum

Halaman luas yang letaknya berada di area depan Museum Benteng Vredeburg

Yogyakarta dimanfaatkan oleh masyarakat umum untuk berbagai kegiatan seperti : Pagelaran

Seni, Gelar Budaya dan Kegiatan lainya yang berorientasi pada pengembangan

kebudayaan.47

47

Wawancara dengan Sri Ediningsih tanggal 15 Januari 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 138: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

119

BAB V

KESIMPULAN

Benteng Vredeburg di Yogyakarta dibangun tahun 1760 oleh Pemerintah

Belanda. Benteng tersebut dibangun dalam rangka pertahanan Tentara Belanda,

Tentara Inggris dan Tentara Jepang berbentuk segi empat memiliki menara pengawas

di keempat sudutnya. Bangunan bekas benteng tersebut dilihat dari umurnya lebih

dari dua setengah abad, banyak peristiwa sejarah terjadi di Benteng Vredeburg.

Pada tahun 1965 Pengelolaan Benteng Vredeburg diserahkan dari pihak

HANKAM hingga tahun 1976, Benteng Vredeburg difungsikan sebagai: 1. Markas,

Kantor Militer, Asrama Pasukan Tentara, Rumah Sakit untuk melayani korban

pertempuran dan melayani kesehatan pasukan, keluarganya; 2. Menahan para Tokoh

yaitu: Moh. Yamin, Tan Malaka dan RP. Soedarsono. Tahun 1977 pengelolaan

Benteng Vredeburg telah diserahkan dari pihak HANKAM ke Pemerintah Daerah

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta hingga ke rencana pelestarian bangunan

benteng vredeburg terlihat jelas, mulai direncanakan pemugaran bangunan sampai

mengalami berkali-kali pergantian pengelola yaitu: 1. Ki Suratman; 2. Drs.Budiharja;

3. Drs.Wahyu Indrasana; 4. Dra Sri Ediningsih.M.Hum.

Berbagai usaha untuk merevitalisasi dilakukan, yaitu melalui berbagai

tahapan: 1. Intervensi fisik mengawali kegiatan fisik revitalisasi dilakukan secara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 139: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

120

bertahap meliputi perbaikan dan peningkatan kualitas kondisi fisik bangunan; 2.

Revitalisasi Ekonomi, revitalisasi yang diawali dengan proses peremajaan artefak,

memugar bangunan yang ada dalam benteng vredeburg; 3. Revitalisasi Sosial

institusional sebuah kawasan akan terukur bila mampu menciptakan lingkungan yang

menarik.

Dengan telah selesainya pembangunan Benteng Vredeburg pada tahun 1987,

maka pemanfaatan Benteng Vredeburg sebagai museum merupakan wahana

komunikasi masa sekarang dan masa lampau, dengan begitu rasa cinta akan sejarah

dapat dipupuk sejak dini. Dengan berkunjung ke Museum masyarakat dapat

mengetahui,mencermati,serta memahami makna yang terkandung dalam sajian

diruang pameran sehingga dapat merangsang aspirasi masyarakat guna mengisi

kemerdekaan dengan tindakan yang positif.

Pengunjung Museum turut berperan serta dalam membantu, memelihara dan

mempublikasikan keberadaan museum kepada masyarakat sehingga fungsi edukatif,

rekreatif dan inspirasinya dapat berjalan dengan baik. Museum Benteng Vredeburg

Yogyakarta adalah sebuah museum didirikan untuk melayani masyarakat. Ditetapkan

sebagai Pusat Informasi dan Pengembangan Budaya, dibuka untuk umum, pada tahun

1992 Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta menjadi Unit Pelaksana Tehnis

hingga tahun 2007 setatusnya sebagai Museum Negeri (Pemerintah). Menurut

jenisnya Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta adalah termasuk Museum Khusus

yaitu Museum Khusus Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia diwilayah Yogyakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 140: REVITALISASI DAN PEMANFAATAN BENTENG …... · BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ... TKR : Tentara Keamanan Rakyat ... Laporan pengadaan/Pembelian Benda-benda Koleksi

121

Berdirinya Museum Benteng Vredeburg perlu disambut positif oleh

masyarakat khususnya pengunjung museum peran serta masyarakat yang bersikap

pro aktif dapat memanfaatkan sebagai media Perlawanan ke masa silam melalui

koleksi- koleksinya. Melalui proses Revitalisasi diharapkan terjadi peningkatan baik

kognitif, efektif terhadap perkembangannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user