35
I. IDENTITAS PASIEN Nama : An. A Umur : 1 Tahun 7 bulan Alamat : Dok V Berat Badan : 8,3 Kg Panjang Badan : 82 cm Nama Orang Tua : Ayah : Tn. My Ibu : Ny. M Pekerjaan Orang Tua : Ayah : swasta Ibu : IRT Tanggal MRS : 22 Januari 2015 Tanggal Pemeriksaan : 22 Januari 2015 Tanggal Keluar RS: 26 Januari 2015 1

Revisi Responsi Diare

Embed Size (px)

DESCRIPTION

diare

Citation preview

Page 1: Revisi Responsi Diare

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. A

Umur : 1 Tahun 7 bulan

Alamat : Dok V

Berat Badan : 8,3 Kg

Panjang Badan : 82 cm

Nama Orang Tua :

Ayah : Tn. My

Ibu : Ny. M

Pekerjaan Orang Tua :

Ayah : swasta

Ibu : IRT

Tanggal MRS : 22 Januari 2015

Tanggal Pemeriksaan : 22 Januari 2015

Tanggal Keluar RS : 26 Januari 2015

1

Page 2: Revisi Responsi Diare

II. ANAMNESA

Keluhan Utama : Mencret

Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan ini dialami oleh pasien sejak ± 5 hari yang lalu SMRS. Berawal

dari pasien makan kue yang dibeli dari luar. Dalam sehari pasien mencret

> 7x dengan konsistensi cair, berampas tapi sedikit, tidak ada lendir,

berwarna kuning, tidak ada darah, banyaknya kira-kira 1/2 gelas vit.

Pasien juga muntah, muntah sejak ± 2 hari sesudah mencret, pasien

muntah sebanyak 2 sampai 3 kali isinya berupa air dan makanan,

banyaknya kira-kira ½ gelas air vit. Keluhan ini disertai dengan demam,

demam naik turun, di sertai keringat tapi tidak menggigil dan tidak kejang.

Pasien juga muntah, muntah sejak ± 2 hari yang lalu sesudah mencret,

pasien muntah sebanyak 2 sampai 3 kali isinya berupa air dan makanan,

banyaknya kira-kira ½ gelas air vit. Nafsu makan pasien menjadi menurun,

tapi pasien sering minta minum /rasa haus. Pasien juga rewel/cengeng, saat

menangis pasien banyak mengeluarkan air mata. Pasien buang air kecil

biasa, warna kuning. Sehari sebelum dirawat, pasien sempat di antar ke

UGD untuk berobat dan pasien mendapatkan obat antasid syrup, zinc

tablet, puyer panas dan oralit. Namun selama minum obat, pasien masih

tetap mencret > 3 kali, dengan konsistensi cair, berampas, masih muntah

dan demam. Karena belum ada perubahan, pasien kemudian di bawah lagi

ke UGD untuk berobat dan kemudian pasien di rawat di RKK.

Pengobatan saat di UGD :

2

Page 3: Revisi Responsi Diare

- IVFD RL 581 dalam 3 jam, dilanjutkan dosis rumatan 32 tpm

mikro

- Zinc 1x20 mg tab

- Liprolac 3x1 sachet

Riwayat Penyakit Dahulu

Menurut ibu pasien, pasien tidak pernah sakit diare dan ini adalah pertama

kali pasien di rawat karena sakit diare.

Riwayat Kehamilan

Selama hamil ibu pasien tidak pernah sakit. Riwayat konsumsi alkohol dan

minum obat–obat disangkal. Riwayat gizi selama kehamilan menurut ibu

pasien suka memakan makanan seperti buah – buahan dan makanan yang

mengandung gizi yang cukup misalnya daging – daging, ikan dan sayur-

sayuran serta mengontrol secara teratur didokter praktek dan telah

mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 x

Riwayat Kelahiran

Pasien Lahir di ruangan bersalin RSUD DOK II Jayapura , cukup bulan,

spontan dengan berat badan 2900 gr tanpa ada penyulit.

Riwayat Neonatal

Warna Kulit : Kemerahan

Sianosis/pucat/kuning dan sesak : ( - )

Perdarahan : ( - )

Lumpuh : ( - )

Menangis Kuat dan Gerak Aktif : ( + )

3

Page 4: Revisi Responsi Diare

Riwayat Imunisasi

Menurut keterangan ibunya, Pasien mendapatkan imunisasi lengkap sesuai

dengan KMS.

Riwayat Tumbuh Kembang

Menurut keterangan yang didapat dari ibu pasien, pertumbuhan dan

perkembangan sesuai dengan tumbuh kembang anak normal atau tumbuh

kembang anak sebayanya. Pasien mulai mengangkat kepala saat berusia 3

bulan dan pasien mulai berjalan saat usia memasuki 1 tahun.

Riwayat Gizi

Pasien mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan, dan selanjutnya pasien

mendapatkan susu child kidd dan makanan seperti bubur, porsi makan

pasien sehari bisa 3-4 kali dan minum susu 6-8 kali sebanyak ± 60 cc.

Riwayat Kepribadian

Pasien adalah anak tunggal yang mendapatkan perhatian dan kasih sayang

yang cukup dari kedua orangtua. Pasien termasuk anak yang manja.

Riwayat Sosial

Pasien tinggal bersama ayah dan ibu pasien di rumah yang sanitasi

lingkungannya cukup bersih, dengan rumah yang berventilasi cukup dan

air yang di gunakan adalah air PAM.

III. PEMERIKSAAN FISIK

4

Page 5: Revisi Responsi Diare

Tanggal 22 Januari 2015

Status Gizi

Berat Badan : 8,3 Kg

Panjang Badan : 82 cm

Umur : 1 Tahun 7 bulan

Kesan : - Berman 75% (gizi kurang)

- WHO -3 dan -2 (gizi kurang)

Keadaan Umum : Tampak Lemas

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda – Tanda Vital : Suhu: 38 0c ,R : 32 x /m N : 110 x / m

Kepala : Ubun – Ubun telah menutup, tidak ada kelainan

Mata : Cowong ( - ) , Anemis ( - ) Ikterik ( - ) Produksi

air Mata ( + )

Hidung : PCH ( - )

Mulut : Mucosa bibir kering ( - ) , oral trush ( - ), Sianosis

(-)

Tenggorokan : Faring Hyperemis ( - )

Leher : Pembesaran KGB ( - )

Thorax : Simetris, ikut gerak nafas, Retraksi (-)

Suara nafas vesikuler +/+, Ronki -/-, wheezing (-).

Iktus Kordis (-), thrill (-), BJ I-BJ II normal

Reguler, gallop (-), mur mur (-).

Abdomen

5

Page 6: Revisi Responsi Diare

Inpeksi : Cembung

Palpasi : Nyeri tekan ( - ) Hepar dan lien tidak teraba, tugor

kulit kembali cepat

Perkusi : Hipertimpani

Auskultasi : Bising Usus Normal ( + )↑ 6-9 x/m

Extremitas : Akral hangat ,edema ( - ) pucat dan sianosis (- ),

kekuatan otot baik

Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Lab Darah tanggal 22 Januari 2015

Leukosit : 12.000 ( 10 /UL )

HB : 11.5 ( g/dl )

HCT : 34,4 %

MCV : 76.

MCHC : 33,3

PLT : 333 ( 10 /ul)

DDR : Negatif

IV. RESUME

Seorang anak ♀, 1 tahun 7 bulan, datang dengan keluhan mencret-mencret

yang di alami sejak ± 5 hari yang lalu,dengan konsistensi cair, sehari > 7

kali, berampas, banyaknya ±1/2 gelas air vit, tidak ada lendir, warna

kuning, tidak ada darah. Pasien juga demam, muntah. Dari pemeriksaan

6

Page 7: Revisi Responsi Diare

fisik didapatkan, keadaan umum pasien tampak sakit sedang dengan

kesadaran compos mentis, suhu badan 38 º C, Nadi 110 x/m, Respirasi 32

x/m. Pada pemeriksaan kepala, mata dan thorax tidak di temukan adanya

kelainan. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan bentuk perut cembung,

BU (+) meningkat 6-9 x/m, turgor kulit cukup. Pada ekstremitas, akralnya

hangat. Dari hasil pemeriksaan laboratorium jumlah leukosit yaitu 12 000.

V. DAFTAR MASALAH

Mencret

Muntah

Panas

Kembung

VI. DIAGNOSIS

Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang (Terehidrasi)

VII.DIAGNOSIS BANDING

1. Malaria

2. Demam thifoid

VIII. RENCANA DIAGNOSTIK, TERAPI, MONITORING DAN

EDUKASI

7

Page 8: Revisi Responsi Diare

Diagnostik

Feses lengkap

DDR

Urin lengkap

Widal

Serum elektrolit

Therapi

IVFD KAEN 3B 36 Tpm micro

inj Ampicilin 3x275 mg

Liprolac 2x1 sachet

zinc 1x20 mg

paracetamol 100 mg 4 x pulv 1 (bila panas)

Monitoring

Keadaan Umum

Tanda-tanda vital (terutama nadi)

Cairan (balance cairan) : intake dan output

Komplikasi : kejang dan sesak

Edukasi

Edukasi keluarga tentang keadaan pasien dan perjalanan penyakit

Edukasi keluarga pasien untuk memberikan susu yang rendah

laktosa seperti SGM LLM

Edukasi keluarga pasien untuk memperhatikan pola makan dari

pasien dan anjurkan untuk menyediakan makanan yang

8

Page 9: Revisi Responsi Diare

mengandung cukup gizi seperti daging, sayur ataupun buah-buahan

dan berikan vitamin penambah nafsu makan seperi curcuma plus

Edukasi keluarga pasien, untuk meminumkan obat zinc kepada

pasien sampai obat habis.

IX. PROGNOSIS

Ad Vitam : Bonam

Ad Fungtionam : Bonam

Ad Sanationam : Bonam

X. FOLLOW UP

Hr/tgl S O A P

9

Page 10: Revisi Responsi Diare

22-01-

2015

Mencret(+)3x,

cair, ampas(+),

lendir (+), darah(-),

dgn volume ±30-40

cc, muntah(-),

demam semalam(+),

demam pagi ini (-),

Makan (+) sedikit,

Minum (+), BAK

(+) normal.

KU : sakit sedang, Kes:

CM.

TTV : Sb:37,5º C, N:128

x/m, R:28 x/m.

K/L : ca -/-,si -/-, mata

cowong (-), P>KGB (-),

Bibir kering (-).

Thorax : Simetri ikut

gerak nafas,

Suara nafas

vesikuler +/+,

BJ I-II

reguler, Rh

-/-, Whz -/-.

Abdomen : cembung,

BU(+)↑>6x/menit,

kembung(+).H/L:ttb,

turgor kulit cukup

Ekstrimitas : akral

hangat, udem (-)

Diare Akut

Dehidrasi

Ringan Sedang

(terehidrasi)

-IVFD KAEN 3B

36 Tpm micro

-inj Ampicilin

3x275 mg

-Liprolac 3x1

sachet

-zinc 1x20 mg

-paracetamol 100

mg 4 x pulv 1

(bila panas)

-edukasi untuk

ganti susu.

23-01-

2015

Mencret(+) 6x dari

kemarin siang

sampai sore, cair,

KU : sakit sedang, Kes:

CM.

TTV : Sb:37,6º C,

Diare Akut

Dehidrasi

Ringan Sedang

-IVFD KAEN 3B

36 Tpm micro

-inj Ampicilin

10

Page 11: Revisi Responsi Diare

ampas (+) ,lendir

(+), darah (-),

berwarna kuning,

Muntah (-), demam

(+), Makan (+) tapi

3-4 sendok sedikit,

Minum (+), BAK

(+) normal.

N:122 x/m, R:36 x/m.

K/L : Dalam Batas

Normal

Thorax : Dalam

keadaan normal

Abdomen:cembung,

BU (+)↑ > 6x/menit,

kembung (+). H/L ttb,

turgor kulit cukup

(terehidrasi) 3x275 mg

-Liprolac 3x1

sachet

-zinc 1x20 mg

-paracetamol 100

mg 4 x pulv 1

(bila panas)

24-01-

2015

Mencret(+) 6-7x ,

cair, ampas (+)

,lendir (+), darah (-),

berwarna kuning,

Muntah (-), demam

(+), Makan (+)

masih sedikit ,

Minum (+), BAK

(+) normal.

KU:sakit sedang, Kes:

CM.

TTV:Sb:37,7º C, N:128

x/m, R:28 x/m.

Thorax : Dalam

keadaan normal

K/L:Dalam Batas

Normal

Thorax : dalam batas

normal

Abdomen:cembung,

BU (+) ↑> 6x/menit,

kembung (+)↓. H/L ttb,

Diare Akut

Dehidrasi

Ringan Sedang

(terehidrasi)

-IVFD KAEN 3B

36 Tpm micro

-inj Ampicilin

3x275 mg

-Liprolac 3x1

sachet

-zinc 1x20 mg

-paracetamol 100

mg 4 x pulv 1

(bila panas)

11

Page 12: Revisi Responsi Diare

turgor kulit cukup

25-01-

2015

Mencret (-) sejak

malam 00:00,

Demam (-) Muntah

(-), Makan (+),

Minum (+), BAK

(+) normal.

KU:sakit sedang, Kes:

CM.

TTV:Sb:35,8º C, N:124

x/m, R:28 x/m.

K/L:Dalam Batas

Normal

Thorax : Dalam batas

normal

Abdomen:cembung,

BU (+) N, kembung (-).

H/L:ttb, turgor kulit

cukup

Diare Akut

Dehidrasi

Ringan Sedang

(terehidrasi)

-IVFD KAEN 3B

36 Tpm micro

-inj Ampicilin

3x275 mg

-Liprolac 3x1

sachet

-zinc 1x20 mg

-paracetamol 100

mg 4 x pulv 1

(bila panas)

26-01-

2015

Mencret (-), Demam

(-), Muntah (-),

Makan (+), Minum

(+),BAK (+) normal

KU:sakit sedang, Kes:

CM.

TTV:Sb:3,8º C, N:96

x/m, R:28 x/m.

Thorax : Dalam batas

normal

K/L:Dalam Batas

-IVFD KAEN 3B

36 Tpm micro

-inj Ampicilin

3x275 mg

-Liprolac 2x1

sachet

12

Page 13: Revisi Responsi Diare

Normal

Abdomen:cembung,

BU (+) N, kembung (-).

H/L:ttb, turgor kulit

cukup

-zinc 1x20 mg

-paracetamol 100

mg 4 x pulv 1

(bila panas)

Rencana:

-Off infus

-Pasien BPL

13

Page 14: Revisi Responsi Diare

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien ini di

diagnosis Diare akut. Dimana pada hasil anamnesis, pasien mencret sejak ± 5 hari

yang lalu SMRS. Dalam sehari pasien mencret > 7x dengan konsistensi cair,

berampas tapi sedikit, tidak ada lendir, berwarna kuning, tidak ada darah,

banyaknya kira-kira 1/2 gelas. Hal ini sesuai dengan pengertian diare akut, yaitu

buang air besar lebih dari tiga kali perhari, di sertai perubahan konsistensi tinja

menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari

satu minggu.1,2 Etiologi diare akut dapat dibagi beberapa faktor : 2

1. Faktor infeksi

a. Infeksi enteral infeksi pada GIT (penyebab utama)

Bakteri : Vibrio cholerae, Salmonella spp, E.

coli dll

Virus : Rotavirus (40-60%), Coronavirus,

Calcivirus dll

Parasit : (Ascaris, Oxyuris,dll), Protozoa

(Entamoba histolica,Giardia Lambia,

dll) Jamur (Candida Albicans)

b. Infeksi parenteral infeksi di luar GIT (OMA, BP, Ensefalitis,dll)

2. Faktor malabsorbsi : KH, Lemak, Protein

3. Faktor makanan : basi/ beracun, alergi

14

Page 15: Revisi Responsi Diare

4. Faktor psikologis : takut dan cemas

Patogenesis

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbul diare adalah:3

1. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga

terjadi pergesaran air dan elektrolit kedalam rongga usus. isi rongga usus

yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya

sehingga timbul diare.3

2. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya oleh toksin) pada dinding usus akan

terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan

selanjutnya timbulah diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus. 3

3. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk

menyerap makanan, sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus

menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan dan selanjutnya

dapat menimbulkan diare.

15

Page 16: Revisi Responsi Diare

Patofisiologi

Patofisiologi diare yang disebabkan oleh virus dan bakteri : 1,3

virus atau bakteri masuk kedalam enterosit (sel epitel usus halus)

menyebabkan kerusakan fili usus halus. Enterosit rusak diganti oleh enterosit baru

(kuboid/ sel epitel gepeng yang belum matang). Fili usus atropi sehingga tidak

dapat mengabsorbsi makanan dan cairan dengan baik, sehingga tekanan koloid

osmotik meningkat menyebabkan diare.

BAKTERI NON INFASIF (Vibrio cholerae, E. coli patogen) masuk

lambung dan kemudian ke duodenum dan berkembang biak, kemudian

bakteri mengeluarkan enzim mucinase (mencairkan lendir) lalu bakteri

masuk ke membrane, mengeluarkan subunit A & B kemudian

mengeluarkan cAMP sehingga merangsang sekresi cairan usus,

menghambat absorbsi dan menimbulkan kerusakan sel epitel tersebut

sehingga volume usus dan dinding usus teregang menyebabkan

DIARE.2

BAKTERI INFASIF (Salmonella spp, Shigella spp, E. coli infasif,

Champylobacter) prinsip perjalanan hampir sama, tetapi bakteri ini

dapat menginvasi sel mukosa usus halus dan reaksi sistemik (demam,

kram perut) dan dapat sampai terdapat darah. Toksin Shigella masuk

ke serabut saraf otak sehingga menyebabkan kejang.2

16

Page 18: Revisi Responsi Diare

Berdasarkan patofisiologi diare dibagi atas : 1

a. Diare osmotik : diare akibat adanya bahan yang tidak dapat

diabsorbsi oleh

lumen usus menyebabkan hiperosmoler dan hiperperistaltik

b. Diare sekretorik : terjadi akibat stimulasi primer dari enterotoksin

atau oleh

neoplasma

c. Diare akibat gangguan motilitas usus : gangguan pada kontrol

otonomik

Pada pasien ini kemungkinan etiologinya dikarenakan virus, yaitu rota

virus. Di lihat dari gejala klinis yang dirasakan pasien ini yang didapatkan dari

anamnesis yaitu panas dan muntah, dan dari sifat tinjanya didapatkan volume tinja

sedang atau tidak terlalu banyak, konsistensi cair, lendir tidak ada, darah tidak

ada, baunya tidak khas, dan warnanya kuning, hal ini sesuai dengan teori tentang

gejala klinis diare yang disebabkan rota virus, yaitu terdapat panas, muntah,

volume tinja sedang, konsistensi cair, lendir jarang, tidak terdapat darah, baunya

tidak khas, dan warna tinja kuning kehijauan.1

Pada pasien ini juga telah terjadi salah satu kompliksai diare yaitu

dehidrasi ringan sedang. Hal ini berdasarkan hasil anamnesis yaitu Pasien juga

rewel/cengeng, dari hasil pemeriksaan fisik saat pertama kali pasien masuk IGD

di dapatkan beberapa tanda-tanda dehidrasi ringan sedang seperti mata cowong,

turgor kulit berkurang. Hal ini sesuai dengan tanda-tanda dehidrasi menurut WHO

18

Page 19: Revisi Responsi Diare

1995 yaitu; gelisah, rewel, haus, ingin minum banyak dan turgor kulit kembali

lambat.1,2 Namun setelah pengobatan (terehidrasi) tanda-tanda bintang tersebut

telah menghilang dan pada saat pemeriksaan fisik hari ke tiga perawatan, tanda-

tanda tersebut tidak di temukan sehingga diagnosisnya adalah diare akut dehidrasi

ringan sedang (terehidrasi).

Pada pasien ini di dapatkan juga adanya gejala penyerta seperti muntah,

demam, dan kembung. Muntah pada anak biasanya merupakan suatu petanda

adanya infeksi1. Muntah pada anak yang mengalami infeksi biasanya disertai oleh

gejala lain seperti demam, mual, sakit perut.1 Keadaan ini biasanya akan berhenti

dalam waktu 6-48 jam. Muntah yang di sertai demam lebih sering di sebabkan

oleh infeksi bakteri di banding virus atau parasit.1

Pada seseorang yang menderita diare, kembung dapat terjadi akibat

hipokalemi atau intoleransi laktosa, di mana mekanisme tinja cair yang terjadi

adalah akibat karbohidrat yang tidak di absorpsi dengan baik, sehingga terjadi

beban osmotik yang meningkat, menyebabkan sekresi cairan dan elektrolit.

Dilatasi usus halus yang terjadi akibat proses osmosis tersebut akan menginduksi

percepatan waktu singgah di usus halus dan hal ini sesuai dengan derajat

maldigesti. Waktu singgah yang cepat ini akan menyebabkan proses hidrolisis

akan berkurang, karena berkurangnya waktu kontak antara laktosa dan enzim

laktase yang tersisa.1

Sejumlah besar K+ dapat hilang secara langsung melalui saluran cerna bagian

bawah pada waktu diare, keluarnya feses dalam jumlah banyak mengakibatkan

terjadinya kekurangan volume cairan ekstrasel, yang akan merangsang

peningkatan sekresi aldosteron melalui mekanisme renin-angiotensin-aldosteron.

19

Page 20: Revisi Responsi Diare

Aldosteron merangsang ekskresi K+ dan membantu mempertahankan

hipokalemi.7

Gejala perut kembung (distensi abdomen) dan rasa sakit (cramp) yang

terjadi berasal dari modifikasi keadaan usus halus dan kolon, seperti waktu

singgah dan komposisi flora usus dan hal tersebut mempengaruhi derajat

beratnya gejala. Gejala malabsorpsi laktosa bervariasi di antara individu. Jika

laktosa di konsumsi dalam jumlah sedikit tetapi dalam jangka waktu yang lama

oleh individu yang intoleransi laktosa, maka flora usus akan beradaptasi terhadap

beban laktosa tersebut, sehingga gejala yang timbul akibat gas dan asam di kolon

akan berkurang atau hilang.1

Pasien di diagnosis banding dengan malaria dan demam tifoid karena

pada penyakit malaria dan demam tifoid dapat terjadi gejala yang sama dengan

diare yaitu demam, mencret serta muntah. Demam dapat bersifat intermiten (naik

turun) dan dapat bersifat kontinue.

Pada pasien ini di berikan terapi cairan kristaloid seperti KAEN 3B,

karena pada pasien yang diare biasanya akan kekurangan elektrolit dalam jumlah

yang cukup banyak dan biasanya pada anak feses yang dikeluarkan banyak

mengandung kalium. Setiap harinya seseorang membuang tinja seberat 125-250

gram tinja/feses. Secara normal feses berbentuk padat, dan mengandung air

sebanyak 75% sedangkan 25 % lagi adalah bagian padat yang tersusun atas 30%

bakteri mati, 10-20 % lemak, 10-20% bahan inorganik, 2-3% protein, dan 30%

serat-serat makanan yang tidak di cerna dan unsur-unsur kering dari getah

pencernaan seperti pigmen empedu dan sel-sel epitel yang terlepas.6 Cairan

kristaloid juga banyak mengandung elektrolit berupa natrium, kalium, kalsium,

20

Page 21: Revisi Responsi Diare

laktat dan glukosa.4 Pemberian cairan ini di tujukan untuk : memperbaiki

dinamika sirkulasi, mengganti defisit yang terjadi, dan diberikan cairan rumatan

(maintenance) tujuannya untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit yang

sedang berlangsung.1

Pasien juga di berikan zinc, dasar penggunaan zinc dalam pengobatan

diare akut didasarkan pada efeknya terhadap fungsi imun atau terhadap struktur

dan fungsi saluran cerna dan terhadap proses perbaikan epitel saluran cerna

selama diare.1 Pemberian zinc pada diare dapat meningkatkan absorpsi air dan

elektronik oleh usus halus, meningkatkan kecepatan regenerasi epitel usus,

meningkatkan jumlah brush border apical, dan meningkatkan respon imun yang

mempercepat pembersihan patogen usus.1 Pemberian zinc juga dapat menurunkan

frekuensi dan volume buang air besar sehingga dapat menurunkan resiko

terjadinya dehidrasi pada anak. 1 Zinc di berikan selama 10-14 hari berturut-turut

meskipun anak telah sembuh dari diare, dosisnya yaitu anak dibawah umur 6

bulan 10 mg (1/2 tablet) perhari dan anak umur di atas 6 bulan 20 mg (1 tablet)

perhari.1

Selain zinc, pasien juga di berikan dialac sachet. Dialac termasuk obat

Regulator GIT dan Antiflatulen. Komposisinya terdiri dari per sachet (1 g)

Tyndallized Lyophilisate lactobacillus acidophilus 340 mg, dextrose 322 mg,

vegetable cream powd45,1 mg, milk calcium 20 mg, bubuk aroma strwberry 200

mg, bubuk perasa strawberry 40 mg, niacin 1 mg, Zn oxide 1,3 mg, thiamine HCL

3 mg, riboflavin 0,3 mg, pyrodoxine HCL 0,3 mg, sucrose 1 mg, stevioside 1 mg,

ascorbic acid 25 mg. Dosis pemberiannya yaitu anak umur 3-6 bulan 3x1/3

21

Page 22: Revisi Responsi Diare

sachet, anak umur 6 bulan – 1 tahun 1x1/2 sachet, dan anak umr > 1 tahun 3x1

sachet. Idikasi pemberian dialac yaitu untuk memelihara fungsi normal usus.4

Pasien juga di berikan obat paracetamol, hal ini di karenakan pada saat

pasien mengalami diare pasien juga demam. Paracetamol termasuk dalam

golongan analgesik dan antipiretik, efek analgesiknya yaitu menghilangkan atau

mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang.5 Dan efek antipiretiknya yaitu dapat

menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang di duga berdasarkan efek

sentralnya.5 Paracetamol tersedia dalam bentuk obat tunggal, berbentuk tablet 500

mg atau sirup yang mengandung 120 mg/5 mL. Dosisnya untuk anak umur 1-6

tahun : 60-120 mg/kali dan bayi di bawah 1 tahun : 60 mg/kali; pada keduanya di

berikan maksimum 6 kali sehari.5

Pemberian antibiotik pada pasien ini, dilakukan karena jumlah leukosit

pada pasien ini > 10.000. Peningkatan jumlah leukosit biasanya disebabkan oleh

karena adanya infeksi, misalnya infeksi yang di sebabkan oleh bakteri ataupun

parasit. Ampisilin merupakan golongan amino pinisiln yang berspektrum luas

yang biasanya di gunakan untuk pengobatan pada kuman gram positif.5 Akan

tetapi sebaiknya pemberian antibiotik pada pasien diare harus selektif sebab

pemberian antibiotik yang tidak selektif justru akan memperpanjang lamanya

diare karena akan mengganggu keseimbangan flora usus dan Clostridium difficile

yang akan tumbuh dan menyebabkan diare sulit di sembuhkan.1 Selain itu,

pemberian antibiotik yang tidak selektif akan mempercepat resistensi kuman

terhadap antibiotik dan menambah biaya pengobatan yang tidak perlu.1

22

Page 23: Revisi Responsi Diare

Pasien juga di anjurkan untuk mengganti susu formula dengan susu SGM

LLM yang diminum selama seminggu karena Susu SGM LLM mengandung

kadar Laktosa yang rendah sehingga berfungsi meringankan kerja enzim

laktase, mengandung Mineral Na,K,Cl yang merupakan mineral esensial

pengganti minerak yang hilang saat diare, Mengandung Omega 3 (240 mg/100

g), omega 6 (2900 mg/100 g) yang dapat membantu mengoptimalkan

pertumbuhan otak serta mengandung Probiotik FOS (300 mg/100g) yang dapat

merangsang pertumbuhan Bifidobacteria (bakteri yang baik) dan menghambat

pertumbuhan bakteri patogen (bakteri yang jahat) dalam saluran cerna.4

Pada pasien ini, prognosisnya yaitu bonam (baik) karena umunya

penyakit diare dengan dehidrasi ringan sedang dapat diobati dan dapat di

sembuhkan, kecuali pada pasien yang terlambat penanganan dan pengobatan akan

mengakibatkan komplikasi yang lebih berat seperti dehidrasi berat, dan dapat

menyebabkan kematian. Dan diare akibat malabsorbsi karbohidrat (intoleransi

laktosa) pada kelainan primer (kongenital) prognosisnya kurang baik, sedangkan

pada kelainan yang sekunder seperti diare, prognosisnya baik.3

Kesimpulan dari pembahasan kasus ini adalah diare akut dapat

menyerang semua golongan umur, dan diare akut biasanya di ikuti oleh gejala

penyerta seperti demam, mual/muntah dan kembung. Diare akut juga, dapat

mengakibatkan komplikasi dehidrasi yaitu dehidrasi ringan sedang ataupun berat.

Bila penanganan maupun pengobatannya dilakukan dengan cepat dan tepat maka

tidak akan mengakibatkan keadaan yang memburuk, dan umumya penderita diare

akut dapat di sembuhkan.

23

Page 24: Revisi Responsi Diare

DAFTAR PUSTAKA

1. Subagyo B, Santoso N. Diare akut. Dalam : Juffrie M, Oswari H, Arief S,

Rosalina I, dkk,ed. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1.

Jakarta : IDAI ; 2011:87-118

2. Hutagaol H. Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang. [serial online] 2008 April

[Diunduh1 Jan 2012]. Tersedia dari: URL: http:// belibis

a17.Com/2008/04/25/Diare Akut .

3. Hassan R, Alatas H. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : FKUI, 1985:283-311

4. MIMS edisi bahasa indonesia. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer, 2009

5. Gunawan GS. Farmakologi Dan Terapi. Edisi 5. Jakarta : FKUI, 2007

6. Fitriana F. Komposisi Feses Manusia. [serial online] 2010 Juli [Diunduh 22

Jan 2012]. Tersedia dari: URL: http://Faridafitriana.wordpress

com/2010/07/05/

7. Price AS, Wilson ML. Gangguan volume, osmolalitas, dan elektrolit cairan.

Dalam: Hartanto H, Susi N, Wulansari P, Mahanani DW, penyunting.

Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke-6. Jakarta: EGC;

2005. H. 328-72.

24