18
Analisis Framing Pemberitaan Spirit Kurban dan Makna Kebersamaan Pada Media Nasional (Kompas, dan Republika) A. LATAR BELAKANG Dalam pandangan konstruksionis, media dipandang sebagai agen konstruksi sosial karena media mengkonstruksi realitas dengan cara mendefinisikan realita tersebut pada khalayak berdasarkan konsepsi dan pandangan media tersebut. Media mengkonstruksi realita melalui proses seleksi realitas yang dianggap penting untuk diberitakan dan mengatur bagaimana realita tersebut ditampilkan dalam berita, yaitu dengan cara memilih narasumber, memilih bahasa yang dipakai, dan membingkai dalam sudut pandang tertentu. 1 Ada tiga tahapan yang dilakukan media dalam mengkonstruksi realitas dalam berita, yaitu: (1) media menuliskan berita dalam bingkai tertentu, (2) media memberikan simbol-simbol tertentu pada peristiwa dan aktor yang terlibat dalam berita, (3) media juga menentukan apakah peristiwa ditempatkan sebagai hal yang penting atau 1 Eriyanto, ‘Analisis Framing :konstruksi, ideologi dan politik media, LkiS:2002, 1

Revisi Proposal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Revisi Proposal

Analisis Framing Pemberitaan Spirit Kurban dan Makna Kebersamaan

Pada Media Nasional (Kompas, dan Republika)

A. LATAR BELAKANG

Dalam pandangan konstruksionis, media dipandang sebagai agen konstruksi sosial

karena media mengkonstruksi realitas dengan cara mendefinisikan realita tersebut pada

khalayak berdasarkan konsepsi dan pandangan media tersebut. Media mengkonstruksi realita

melalui proses seleksi realitas yang dianggap penting untuk diberitakan dan mengatur

bagaimana realita tersebut ditampilkan dalam berita, yaitu dengan cara memilih narasumber,

memilih bahasa yang dipakai, dan membingkai dalam sudut pandang tertentu.1 Ada tiga

tahapan yang dilakukan media dalam mengkonstruksi realitas dalam berita, yaitu: (1) media

menuliskan berita dalam bingkai tertentu, (2) media memberikan simbol-simbol tertentu pada

peristiwa dan aktor yang terlibat dalam berita, (3) media juga menentukan apakah peristiwa

ditempatkan sebagai hal yang penting atau tidak. Oleh karena itulah, berita dipandang sebagai

hasil konstruksirealita yang dilakukan oleh media.2

Analisis framing dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahuibagaimana

realitas (peristiwa, aktor, atau apa saja) dibingkai oleh media.Pembingkaian ini melalui

proses yang disebut konstruksi. Di sini realitas sosial dimaknai dan dikonstruksi dengan

makna tertentu.

Analisis framing merupakan sebuah metode penelitian mengenai media massa yang

dasar penelitiannya berasal dari teori Konstruksi Sosial. Dalam teori ini dipaparkan bahwa,

realitas yang dilihat atau baca di media massa tersebut bukan merupakan realitas seperti yang

benar-benar terjadi, melainkan sebuah proses konstruksi dari media-media yang

bersangkutan.

1 Eriyanto, ‘Analisis Framing :konstruksi, ideologi dan politik media, LkiS:2002,2 Eriyanto, 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LkiS.

1

Page 2: Revisi Proposal

Menurut Robert N Entman, framing digunakan untuk menggambarkan proses seleksi

dan aspek tertentu dari realitas media.3Kata penonjolan dapat didefenisikan: membuat

informasi lebih terlihat jelas, lebih bermakna, atau lebih mudah diingat oleh khalayak. Bentuk

dari penonjolan ini juga beragam antara lain, pengulanganinformasi yang dianggap penting

dan bahkan suatu informasi dihubungkan dengan budaya yang akrab di benak khalayak.4Apa

yang ditampilkan pada media tidak semuanya kenyataan sesungguhnya, media mempunyai

kepentingan sendiri memformat, merancang,atau membuang tema-tema pokok dari fakta

yang ada melalui pembentukan frame berita tersebut secara beragam.

Entman melihat framing dalam dua dimensi: seleksi isu dan penekanan atau

penonjolan aspek tertentu dari realitas atau isu.Framing yang dilakukan oleh media berupa

menseleksi isu tertentu dan mengabaikan isu yang lain, dan menonjolkan aspek dari isu itu

dengan menggunakan berbagai strategi wacana, penempatan yang mencolok (menempatkan

di headline depan atau bagian belakang), pengulanagn, pemakaian label tertentu ketika

memberitakan suatu peristiwa, ososiasi terhadap simbol budaya, generalisasi dan lain-lain.5

Konsep framing oleh Entman ini merujuk pada pemberian defenisi, penjelasan,

avaluasi dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan informasi terhadap

peristiwa yang wacanakan.6Analisis framing merupakan sebuah metode dalam penelitian

media masaa yang berasal dari teori Konstruksi Sosial. Dalam teori tersebut menjelaskan

bahwa realitas yang kita lihat pada media massa bukanlah realitas yang sebenar-benarnya

terjadi melainkan hasil dari sebuah konstruksi institusi media.

Sedangakan menurut Erving Goffman (1974) untuk pemahaman dan penafsiran,

adanya skema pemahaman yang dilambangkan dengan frame, yang didefinisikan sebagai,

3 Eriyanto, “Analisis framing: konstruksi, ideologi dan politik media hlm 1864 Robert N. Entman, ‘Framing: Toward Clarification of Fractured Paradigm” hlm. 535Eriyanto, ‘Analisis Framing :konstruksi, ideologi dan politik media, LkiS:2002, Yogjakarta hal 1886 Ibid hal 188

2

Page 3: Revisi Proposal

“pemilihan yang ketat, penekanan dan peniadaan” terhadap berita mana yang harus di

angkat.7 Dengan frame para wartawan mampu memproses informasi menjadi berita yang

lebih terorganisir dan memberikan makna terhadap peristiwa.

Gamson dan Modigliani, peneliti yang konsisten mengimplementasikan konsep

framing, menyebut cara pandang itu sebagai kemasan (package) yang mengandung

konstruksi makna atas peristiwa yang akan diberitakan.8 Menurut mereka, frame adalah cara

bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan

konstruksi maknaperistiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana.

Kemasan (package) adalah serangkaian ide-ide yang menunjukkan isu apa yang

dibicarakan dan peristiwa mana yang relevan. Package adalah semacam skema atau struktur

pemahaman yang digunakan individu untuk mengonstruksi makna pesan-pesan yang ia

sampaikan, serta untuk menafsirkan makna pesan-pesan yang ia terima. Package tersebut

dibayangkan sebagai wadah atau struktur data yang terorganisir sejumlah informasi yang

menunjukkan posisi atau kecendrungan politik, dan yang membantu komunikator untuk

menjelaskan muatan–muatan di balik suatu isu atau peristiwa.

  Keberadaan suatu package terlihat dari adanya gagasan sentral yang kemudian

didukung oleh perangkat-perangkat wacana seperti kata, kalimat,pemakaian gambar atau

grafik tertentu atau proposisi dan sebagainya, awalnya elemen dan struktur wacana tersebut

mengarah pada ide tertentu dan mendukung ide sentral suatu berita

Tingginya minat dan perhatian media terhadap Spirit Kurban dan Makna

Kebersamaan pada Hari Raya Idul Adha ini menjadi suatu nilai berita yang dicari oleh

wartawan baik media cetak maupun media online. Lalu bagaimana media nasional antara

7 Zen,Fathurin, “NU POLITIK: Analisis Wacana Media”, LkiS, Yogjakarta:2004 8 Eriyanto.2002. Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. LKiS: Yogyakarta. Hal.217-287

3

Page 4: Revisi Proposal

lain, Kompas dan Republika mengkonstruksi Spirit Kurban dan Makna Kebersamaan pada

Hari Raya Idul Adha tersebut?

B. RUMUSAN MASALAH

Berkaitan dengan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti

membatasi penelitian ini pada berita Mengenai Spirit Kurban dan Makna Kebersamaan di

Media Nasional: Kompas dan Republika edisi 27 Oktober 2012. Sedangkan rumusan masalah

penelitian ini sebagai berikut:

a. Bagaimana define problem pemberitaan Spirit Kurban dan Makna Kebersamaan

antara Kompas dan Republika?

b. Bagaimana diagnose cause pemberitaan Spirit Kurban dan Makna Kebersamaan

antara Kompas dan Republika?

c. Bagaimana make moral judgement pemberitaan Spirit Kurban dan Makna

Kebersamaan antara Kompas dan Republika?

d. Bagaimana treatment recomendation pemberitaan Spirit Kurban dan Makna

Kebersamaan antara Kompas dan Republika?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Spirit Kurban dan Makna

Kebersamaan pada Hari Raya Idul Adha dibingkai oleh media nasional: Kompas, dan

Republika melalui pemberitaan masing-masing media.

Selain itu penelitian ini juga menemukan beberapa faktor yang mempengaruhi media

nasional: Kompas dan Republika dalam mengkonstruksi Spirit Kurban dan Makna

Kebersamaan dalam bentuk berita.

4

Page 5: Revisi Proposal

Kemudian dengan mengetahui bagaimana media nasional tersebut memaknai serta

mengkonstruksi dan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian akan dapat

memaparkan bahwa terdapatnya perbedaan pada masing-masing media dalam memaknai dan

mengkonstruksi suatu peristiwa.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat peneliatian ini diharapkan agar menyumbangkan pemahaman kepada publik

bahawa apa yang diberitakan oleh media atau bagaimana realitas yang terdapat dalam

pemberitaam suatu media merukan hasil dari konstruksi media tersebut. Maksudnya realitas

yang terdapat dalam media belum tentu adalah realitas sesungguhnya dilapangan. Realitas

atau pemberitaan tersebut telah dikonstruksi oleh media dengan menonjolkan, memberi

penekanan bahkan pengaburan terhadap beberapa aspek dari realitas yang ada.

Dari segi penelitian analisis framing ini dapat menyumbangkan konstribusi bagi

penelitian-penelitian komunikasi khususnya mengungkapkan cara pandang suatu media

memaknai dan mengkostruksi suatu peristiwa seperti: Hari Raya Idul Adha. Lalu penelitian

ini juga akan mendeskripsikan faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perbedaan cara

pandang antar media tersebut.

E. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Skripsi yang menjadi pedoman dan acuan penulis adalah skripsi yang berjudul

Analisis Framing Berita Kekerasan Terhadap Wartawan Sun Tv di Okezone.com oleh Ratna

Sari Dewi mahasiswa Jurnalistik Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta 2012. Alasan

penulis memilih skripsi tersebut untuk dijadikan sebagai rujukan adalah karena menggunakan

dengan pendekatan framing yang sama dengan pendekatan yang penulis gunakan yaitu, teori

5

Page 6: Revisi Proposal

Robert N Entman. Tentu terdapat perbedaan antara skripsi tersebut dengan skripsi penulis,

yakni kasu yang diangkat, media massa, konsep, hasil temuan dan analisa data.

F. KERANGKA TEORITIS

Pada era globalisasi ini kebutuhan dan ketergantungan manusia akan informasi atau

berita begitu tinggi. Dengan pesatnya perkembangan teknologi, telah membantu kita manusia

yang haus akan informasi dan berita untuk dapat mengakses informasi secara mudah dari

berbagai sumber. Ribuan bahkan jutaan berita tersedia setiap hari. Di antara banyaknya berita

dan di sela-sela kesibukan, biasanya hanya beberapa berita saja yang sanggup kita baca dalam

sehari.

Headline news menjadi faktor penentu apakah sebuah berita akan dibaca atau

dilewatkan begitu saja. Secara sederhana, Headline news didefinisikan sebagai kepala berita

atau judul utama yang mengawali berita, serta merupakan salah satu cara menarik perhatian

pembaca, karena judul adalah inti sari berita atau yang mewakili berita.

Headline yang bagus adalah yang mampu membuat orang tertarik dan penasaran

membaca beritanya hingga tuntas. Hanya dalam hitungan detik seseorang dapat memutuskan

akan membaca berita tersebut atau hanya melewatkan begitu saja. Detik-detik tersebutlah

yang harus digunakan dengan seefektif mungkin oleh penulis headline supaya mampu

menjaring dan memikat pembaca. Karena pentingnya fungsi dari headline news, banyak

media massa menggunakan gaya bahasa yang bombastis dan provokatif pada headline hanya

demi mendapatkan perhatian pembaca. Selain itu, headline news juga berarti berita-berita

menarik yang dijadikan topik utama dan dipasang di halaman pertama pada media massa

seperti koran.

6

Page 7: Revisi Proposal

Namun terdapat empat jenis headline menurut kepentingannya dalam media cetak

yaitu, banner headline (judul untuk berita utama, huruf paling besar dan dan menempati

tempat strategis), spread headline (judul berita yang penting dan menempati urutan kedua

setelah berita utama), secondary headline (judul berita yang kurang penting, biasanya besar

dan ketebalan hurufnya pun lebih kecil), dan subordinated headline ( judul berita yang

dianggap tidak penting, dimuat apabila masih ada tempat yang kosong). Sedangkan secara

umum headline dibagi menjadi dua macam, yakni pertama, headline teller (pemberitahu atau

headline yang menimbulkan perhatian pembaca dengan cara memberi tahu isi ringkasn

berita), kedua headline teaser (penggoda atau headline yang menimbulkan perhatian

pembaca dengan cara membangkitkan rasa ingin tahu atau dengan menghibur pembaca).

Ciri-ciri headline teller adalah:

Berusaha menarik perhatian dengan meringkas berita penting secara jelas dan tepat

Langsung kesasaran

Didesain dengan menggunakan satu atau dua jenis huruf standar.

Ciri-ciri headline teaser adalah:

Terkait dengan berita feature atau berita yang bukan berita utama

Membangkitkan rasa ingin tahu dan menghibur

Jenis hurufnya sering mencerminkan isi beritanya.

Kemudian juga terdapat beberapa jenis headline berdasarkan tampilannya, yakni

cross lina headline (satu baris), pyramyde headline (lebih dari satu baris dan disusun seperti

piramida), inverted pyramide headline (lebih dari satu baris dan disusun seperti piramida

terbalik), flush left headline (lebih dari satu baris dan disusun dengan tepi kirinya rata), flush

right headline (lebih dari satu baris dan disusun dengan tepi kanannya rata), hanging

7

Page 8: Revisi Proposal

indentionheadline (tiga baris atau lebih, dengan baris pertama paling panjang, sedangkan

baris kedua dan ketiga sama panjang), deck (headline sekunder yang diletakkan dibawah

headline utama, selalu menambah informasi dan membantu menjelaskan berita yang

kompleks), hammer (frasa singkat atau bahkan satu kata yang ditulis dengan huruf yang lebih

besar dibandingkan headline dibawahnya), tripod (kombinasi huruf atau frasa berukuran

besar yang diakui dengan dua baris headline yang diketik dengan ukuran huruf setengahnya),

headline jump (headline yang mengiringi bagian dari suatu berita yang berlanjut dihalaman

yang berbeda), headline designer ( headline yang biasanya dipakai untuk feature koran, atau

majalah).

Berdasarkan pandangannya wartawan akan menentukan peristiwa mana yang

ditampilkan sebagai headline. Dalam menyajikan suatu peristiwa atau fakta kedalam sebuah

berita khususnya headline wartawan juga menggunakan sudut pandang yang konseptual.

Namun, seorang wartawan media massa pun belum tentu dipercaya untuk membuat suatu

headline atas berita yang meraka tulis sendiri. Pemberian headline news atau judul berita ini

biasanya tanggung jawab redaktur dan pemimpin redaksi. Dan penentuan headline pada

setiap media massa akan ada perbedaan di masing-masing media.

Contoh nyatanya, pada halaman utama atau berita utama surat kabar memuat berita

yang berbeda. Perbedaan ini menandakan dan menjelaskan berita mana yang dianggap

penting oleh media. Hal ini juga erat kaitannya dengan bagaimana seorang wartawan

melakukan framing terhadap suatu peristiwa. Tidak semua peristiwa yang terjadi dianggap

penting oleh media. Biasanya yang menjadi peristiwa penting oleh harian lokal maupun

nasional itu berupa berita politik karena kedua topik tersebut masalah utama Indonesia. Dapat

kita lihat pada pemberitaan mengenai kasus korupsi yang menjerat anggota dewan, naiknya

harga kebutuhan pokok rumah tangga, kebijak-kebijak baru yang dikeluarkan oleh

8

Page 9: Revisi Proposal

pemerintah atau masalah kenaikan harga BBM. Topik-topik yang demikian selalu menjadi

berita hangat pada media.

Salah satu peristiwa yang menarik perhatian peneliti adalah peristiwa Hari Raya umat

Islam yaitu Hari Raya Idul Adha atau yang biasa disebut juga Hari Raya Haji atau Hari raya

Kurban. Bagaimana framing media nasional di Indonesia: Kompas dan Republika dalam

memberitakan peristiwa Hari Raya Idul Adha yang mempunyai khalayak di Indonesia

mayoritas Islam. Idul Adha atau yang sering kita kenal dengan Idul Kurban, mengandung arti

yang sangat dalam yang di antara nya adalah spirit kurban dan nilai kebersamaan.

Mengingatkan kepada kita bagaimana proses perjuangan yang dilakukan oleh Nabi Allah

Ibrahim as. Dimana nabi Ibrahim mendapatkan wahyu untuk menyembelih putranya sendiri,

yang bernama Ismail as, putra yang ditunggu-tunggu selama bertahun-tahun. Disinilah nabi

Ibrahim dituntut untuk memilih antara melaksanakan perintah Tuhan atau mempertahankan

buah hati yang dicintainya, sebuah pilihan yang cukup dilematis. Namun karena ketakwaan

dan kecintaan nya kepada sang Kholik melebihi segalanya, maka perintah tsb beliau

laksanakan juga, walau pada akhirnya nabi Ismail as digantikan dengan seekor hewan kurban.

Berdasarkan peristiwa Nabi ibrahim tersebut maka adanya perintah yang menganjurkan umat

islam yang mampu untuk berkurban. Yang mana nanti daging kurban itu akan dibagi-bagikan

kepada kaum duafa dan fakir miskin. Peristiwa berkurban ini mengandung makna solidaritas

diantara sesama manusia.

Tidak hanya peristiwa berkurban namun pada Hari Raya ini umat islam juga

menjalankan rukun islam yang kelima, yakni menunaikan ibadah haji ke Mekkah bagi yang

mampu. Idul Adha merupakan puncak dari ibadah haji seseorang yaitu ketika jamaah haji

wukuf di Arafah.Masyarakat indonesia yang mayoritas umat islam, selalu berbondong-

bondong untuk menunaikan ibadah haji tersebut. Bahkan indonesia termasuk negara yang

mengirim jamaah haji dengan jumlah yang banyak.

9

Page 10: Revisi Proposal

G. METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah metode penelitian kualitatif

dengan metode analisi framing model Robert N Entman. Dalam penelitian analisis framing

ini penulis menggunakan paradigma konstruktivisme. Paradigma ini mempunyai pandangan

tersendiri terhadap media dan teks berita yang dihasilkannya. Rancangan konstruksivisme ini

melihat realitas pemberitaan media sebagai aktivitas konstruksi sosial. Penulis menganalisis

pemberitaan mengenai permasalahan Spirit Kurban dan Makna Kebersamaan pada Hari Raya

Idul Adha di media Nasional: Kompas, dan Republika edisi 27 Oktober 2012. Lalu

menyimpukkan hasil dari penelitian tersebut yaitu, bagaiman media Nasional mengkonstruksi

Spirit Kurban dan Makna Kersamaan pada Hari Raya Idul Adha tersebut kedalam sebuah

pemberitaan.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan untuk proses

pengumpulan data.

• Observasi

Observasi merupakan proses mengamati hal atau peristiwa yang terjadi di sekitar.

Observasi pada riset ini merupakan kegiatan mengamati subjek dan objek penelitian secara

langsung.

• Pengolahan Data

10

Page 11: Revisi Proposal

Dalam pengolahan data penulis menggabungkan hasil temuan dari data-data yang

didapat. Kemudian hasil tersebut diteliti menggunakan metode analisis framing Robert N

Entman.

• Dokumentasi

Penulis mengkliping data yang tertulis tang terdapat pada media nasional yang

memuat berita mengenai Spirit Kurban dan Makna Kebersamaan pada Hari raya Idul Adha.

Subjek dan Objek Penelitian

Untuk melakukan penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah surat kabar

nasional: Kompas dan Republika. Sedangkan objek penelitiannya adalah pemberitaan

mengenai Spirit Kurban dan Makna Kebersamaan pada Hari Raya Idul Adha dalam berita

edisi 27 Oktober 2012.

H. ANALISIS DATA

Dalam penelitian ini menggunakan analisis framing model Entman (1993)yang

menjelaskan media dalam menekankan atau menonjolkan informasi terhadap peristiwa yang

diwacanakan dengan membagi perangkat framing ke dalam empat elemen define problem,

diagnose cause, make moral judgement dan tretment recomendation suatu masalah atau

wacana. 9

Define Problem (pendefinisian masalah) adalah elemen pertama atau master frame,

bagaiman wartawan memaknai suatu peristiwa. Peristiwa yang sama dapat pahami atau

dimaknai secara berbeda. Bingkai dan pemahaman yang berbenda ini menbentuk realitas

yang berbeda pula.

9Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi da Politik Media:2002. LkiS, Yogjakarta (189-191)

11

Page 12: Revisi Proposal

Diagnose Cause (menjelaskan penyebab masalah), penyebab ini bisa berarti apa

(what), tetapi bisa juga berarti siapa (who). Masalah yang dipahami secara berbeda, penyebab

masalah secara tidak langsung juga akan berbeda.

Make moral judgement (memberikan nilai moral), bagaimana media memberikan

argumentasi, penekan , penonjolan terhadap Spirit Kurban dan Makna Kebersamaan pada

Hari Raya Idul Adha ke dalam pemberitaan masing-masing media.

Treatment recomendation, pada hal ini untuk mengetahui bagaiman meberikan,

merekomendasikan cara pandangnya dalam menyelasaikan masalah, atau memprediksi

realitas.

DAFTAR PUSTAKA

Eriyanto, “Objektivitas Media, Pandangan Konstruktivis dan Positivis

Eriyanto, “Analisis Framing Kontruksi, Ideologi dan Politik Media:2002. Yogjakarta

Zen,Fathurin, “NU POLITIK: Analisis Wacana Media”, LkiS, Yogjakarta:2004

12