Author
fina-ina-hamidah
View
229
Download
0
Embed Size (px)
7/26/2019 REVISI ANOMALI REFRAKSI
1/20
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG4
Kelainan refraksi mata atau refraksi anomali adalah keadaan dimana bayangan tegas
tidak dibentuk pada retina tetapi di bagian depan atau belakang bintik kuning dan tidak
terletak pada satu titik yang tajam. Kelainan refraksi dikenal dalam bentuk miopia,
hipermetropia, dan astigmatisma (Ilyas, 2006). World ealth !rgani"ation (W!), 200#
menyatakan terdapat $% juta orang yang mengalami buta di seluruh dunia, dan &'% juta
dengan low vision. etiap tahun tidak kurang dari juta orang mengalami kebutaan, setiap %
menit sekali ada satu penduduk bumi menjadi buta dan setiap &2 menit sekali terdapat satu
anak mengalami kebutaan. ekitar #0 * penderita kebutaan dan gangguan penglihatan ini
hidup di negara+negara miskin dan terbelakang (san, 20&0). -realensi kebutaan tersebut
disebabkan salah satunya adalah kelainan refraksi yang tidak terkoreksi, di dunia pada tahun
200 diperkirakan bah/a sekitar 2,' juta orang di dunia mengalami kelainan refraksi (li
dkk, 200).
Kebanyakan anak se1ara fisiologis sudah mengalami kelainan refraksi seperti
hipermetropia pada /aktu lahir, terutama bayi lahir prematur mengalami miopia dan sering
ada sedikit astigmatisma. esuai dalam tahap pertumbuhan, keadaan refraksi 1enderung untuk
berubah dan harus diealuasi se1ara periodik. Insidensi miopia meningkat selama tahun+
tahun sekolah, terutama sebelum dan usia sepuluhan (elson, 2000). 3ata dengan
hipermetropia lebih tinggi akan mengakibatkan 4mata malas5 atau ambliopia (anisometropik
ambliopia), hal ini sering berhubungan dengan esotropia akomodatif (starbismus konvergen)
karena adanya hubungan intrinsik antara akomodasi, konergensi dan miosis (trias dekat)
(lpers, 2006).
3enurut perhitungan W!, tanpa ada tindakan pen1egahan dan pengobatan
terhadap kelainan refraksi, hal ini akan mengakibatkan jumlah penderita akan semakin
meningkat. Kenyataan ini sangat kontradiktif dengan pentingnya hak asasi manusia yakni hak
memperoleh penglihatan yang optimal (right to sight) yang harus terjamin ketersediaannya.
1
7/26/2019 REVISI ANOMALI REFRAKSI
2/20
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kelainan refraksi adalah keadaan bayangan tegas tidak dibentuk pada retina. e1ara
umum, terjadi ketidak seimbangan sistem penglihatan pada mata sehingga menghasilkan
bayangan yang kabur. inar tidak dibiaskan tepat pada retina, tetapi dapat di depan atau di
belakang retina dan tidak terletak pada satu titik fokus. Kelainan refraksi dapat diakibatkan
terjadinya kelainan kelengkungan kornea dan lensa, perubahan indeks bias, dan kelainan
panjang sumbu bola mata. metropia adalah suatu keadaan mata dengan kelainan refraksi
sehingga pada mata yang dalam keadaan istirahat memberikan fokus yang tidak terletak pada
retina. metropia dapat ditemukan dalam bentuk kelainan miopia (rabun jauh), hipermetropia
(rabun dekat), dan astigmat. asil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media
penglihatan yang terdiri atas kornea, 1airan mata, lensa, benda ka1a, dan panjangnya bola
mata.
-ada orang normal susunan media penglihatan dan panjangnya bola mata demikian
seimbang sehingga bayangan benda yang melalui media penglihatan dibiaskan tepat di
daerah makula lutea. ikenal beberapa titik di dalam bidang refraksi seperti -ungtum
-roksimum merupakan titik terdekat dimana seseorang masih dapat melihat dengan jelas,
sedangkan -ungtum 7emotum adalah titik terjauh dimana seseorang masih dapat melihat
dengan jelas, titik ini merupakan titik dalam ruang yang berhubungan dengan retina atau
foeola bila mata istirahat.
2.3 Emetroi!"
3ata dengan sifat emetropia adalah mata tanpa adanya kelainan reftraksi pembiasan
mata dan berfungsi normal. -ada mata ini daya bias adalah normal, dimana sinar jauh
difokuskan sempurna di daerah makula lutea tanpa bantuan akomodasi. 8ila sinar sejajar
tidak difokuskan pada makula lutea disebut ametropia. 3ata emetropia akan mempunyai
penglihatan normal atau 696 atau &00 *. 8ila media penglihatan seperti kornea, lensa, dan
badan ka1a keruh maka sinar tidak dapat diteruskan makula lutea. -ada keadaan media
penglihatan keruh maka penglihatan tidak akan &00 * atau 696.
2
7/26/2019 REVISI ANOMALI REFRAKSI
3/20
:ambar & ; mata normal
Keseimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh dataran depan dan
kelengkungan kornea dan panjangnya bola mata. Kornea mempunyai daya pembiasan sinar
terkuat dibanding bagian mata lainnya.
7/26/2019 REVISI ANOMALI REFRAKSI
4/20
:ambar 2 ; akomodasi mata
7efleks akomodasi akan bangkit bila mata melihat kabur dan pada /aktu melihat
dekat. 8ila benda terletak jauh bayangan akan terletak pada retina. 8ila benda tersebut
didekatkan maka bayangan akan bergeser ke belakang retina. kibat benda ini didekatkanpenglihatan menjadi kabur, maka mata akan berakomodasi dengan men1embungkan lensa.
Kekuatan akomodasi ditentukan dengan satuan ioptri (), lensa & mempunyai titik fokus
pada jarak & meter. ikenal beberapa teori akomodasi seperti ;
o eori akomodasi emholt" ; "onula =inn kendor akibat kontraksi otot siliar sirkuler,
mengakibatkan lensa yang elastis menjadi 1embung dan diater menjadi ke1il.
o eori akomodasi hsernig ; dasarnya adalah bah/a nukleus tidak dapat berubah
bentuk sedang, yang dapat berubah bentuk adalah bagian lensa yang superfisial atau
korteks lensa. Ketika akomodasi terjadi tegangan pada "onula =inn sehingga nukleus
lensa terjepit dan bagian lensa superfisial di depan nukleus men1embung.
3ata akan berakomodasi bila benda difokuskan di belakang retina. 8ila sinar jauh
tidak difokuskan pada retina seperti pada mata dengan kelainan refraksi hipermetropia
maka mata tersebut akan berakomodasi terus+ menerus /alaupun letak bendanya jauh,
pada keadaan ini diperlukan fungsi akomodasi yang baik.
2.% Ametroi!"&'
uatu keadaan pembiasan mata dengan panjang bola mata yang tidak seimbang. al
ini akan terjadi akibat kelainan kekuatan pembiasan sinar media penglihatan atau kelainan
bentuk bola mata. -ada ametropia, sinar 1ahaya paralel tidak jauh pada fokus di retina pada
mata dalam keadaan istirahat. iperlukan perubahan refraksi untuk mendapatkan penglihatan
yang jelas, dikenal berbagai bentuk ametropia, seperti ;
4
7/26/2019 REVISI ANOMALI REFRAKSI
5/20
!. Ametroi! !#si!(
erjadi akibat sumbu optik bola mata lebih panjang, atau lebih pendek sehingga
bayangan benda difokuskan di depan atau di belakang retina.
). Ametroi! refr!#tif
akibat kelainan sistem pembiasan sinar di dalam mata. 8ila daya bias kuat maka
bayangan benda terletak di depan retina (miopia) atau bila daya bias kurang maka
bayangan benda akan terletak di belakang retina (hipermetropia).
metropia dapat disebabkan kelengkungan kornea atau lensa yang tidak normal
(ametropia kuratur) atau indeks bias abnormal (ametropia indeks) di dalam mata. -anjang
mata normal. metropia dapat ditemukan dalam bentuk+bentuk kelainan ;
2.%.1 Mioi!3&"&'&1*
3iopia disebut rabun jauh karena berkurangnya kemampuan melihat jauh tapi dapat
melihat dekat dengan lebih baik. 3iopia terjadi jika kornea (terlalu 1embung) dan lensa
(ke1embungan kuat) berkekuatan lebih atau bola mata terlalu panjang sehingga titik fokus
sinar yang dibiaskan akan terletak di depan retina.
:ambar ' ; miopia%
5
7/26/2019 REVISI ANOMALI REFRAKSI
6/20
ikenal beberapa bentuk miopia seperti ;
a) 3iopia refraktif, bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti pada
katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih 1embung sehingga pembiasan lebih
kuat. ama dengan miopia bias dimana terjadi akibat pembiasan nedia penglihatan
kornea dan lensa terlalu kuat.
b) 3iopia aksial ; akibat panjangnya sumbu bola mata, dengan kelengkungan
kornea dan lensa yang abnormal.
3enurut derajat beratnya miopia dibagi dalam ;
a) 3iopia ringan ; dimana miopia ke1il daripada &+' dioptri
b) 3iopa sedang ; dimana miopia lebih antara '+6 dioptri
1) 3iopia berat9 tinggi ; dimana miopia lebih besar dari 6 dioptri
:ambar $ ; nellen 1hart miopia
3enurut perjalanan miopia dikenal dengan bentuk ;
a) 3iopia stasioner ; miopia yang menetap setelah de/asa
b) 3iopia progresif ; miopia bertambah terus pada usia de/asa akibat bertambah
panjangnya bola mata.
1) 3iopia maligna ; miopia yang berjalan progresif, yang dapat mengakibatkan
ablasia retina dan kebutaan atau sama dengan 3iopia pernisiosa > miopia
maligna > miopia degeneratif. 3iopia jenis ini biasanya bila miopia lebih dari6 dioptri disertai kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata
6
7/26/2019 REVISI ANOMALI REFRAKSI
7/20
sampai terbentuk stafiloma postikum yang terletak di bagian temporal papil
disertai dengan atrofi korioretina. trofi ini berjalan kemudian setelah
terjadinya atrofi sklera dan kadang+kadang terjadi ruptur membran 8ru1h yang
dapat menimbulkan rangsangan untuk terjadinya neuroaskularisasi subretina.
-ada miopia, dapat terjadi ber1ak fu1h berupa hiperplasi pigmen epitel dan
perdarahan, atrofi lapis sensoris retina luar, dan de/asa akan terjadi degenarsi papil saraf
optik. -asien dengan miopia akan menyatakan melihat jelas bila dekat malahan melihat
terlalu dekat, sedangkan melihat jauh kabur atau disebut pasien adalah rabun jauh. -asien
dengan miopia memiliki keuntungan dapat memba1a di titik jauh tanpa ka1amata bhkan pada
usia presbiopik.
3iopia derajat tinggi menimbulkan peningkatn kerentanan terhadap gangguan+
gangguan retina degeneratif, termasuk pelepasan retina.
Etio(o+i
?tiologi miopia dipengaruhi berbagai faktor, antara lain ;
&. :enetika (erediter)
-enelitian genetika menunjukkan bah/a miopia ringan dan sedang biasanya bersifatpoligenik, sedangkan miopia berat bersifat monogenik. -enelitian pada pasangan kembar
mono"igot menunjukkan bah/a jika salah satu dari pasangan kembar ini menderita miopia,
terdapat risiko sebesar $ * pada pasangannya untuk menderita miopia juga dengan
perbedaan kekuatan lensa di ba/ah 0,% .
2. utrisi
utrisi diduga terlibat pada perkembangan kelainan+kelainan refraksi. -enelitian di
frika menunjukkan bah/a pada anak+anak dengan malnutrisi yang berat terdapat prealensi
kelainan refraksi (ametropia, astigmatisma, anisometropia) yang tinggi.
'. ekanan Intraokuler
-eningkatan tekanan intraokuler atau peningkatan tekanan ena diduga dapat
menyebabkan jaringan sklera teregang. al ini ditunjang oleh penelitian pada monyet, yang
mana ekornya digantung sehingga kepalanya terletak di ba/ah. -ada monyet+monyet tersebut
ternyata timbul miopia.
7
7/26/2019 REVISI ANOMALI REFRAKSI
8/20
P!tofisio(o+i
&) 3iopia aksial ; karena sumbu aksial mata lebih panjang dari normal
2) 3iopia kuratura ; karena kuratura kornea atau lensa lebih kuat dari normal
') 3iopia indeks ; karena indeks bias mata lebih tinggi dari normal
Ge,!(! #(inis
:ejala utamanya kabur melihat jauh, sakit kepala disertai juling, 1endering memi1ingkan
mata bila melihat jauh. 3engernyitkan matanya untuk men1egah aberasi sferis atau
mendapatkan efek pinhole (lubang ke1il).
Di!+nos!
es Pin Hole dilakukan untuk mengetahui apakah penglihatan yang buram
disebabkan oleh kelainan refraksi atau bukan. etelah itu dilakukan pemeriksaan refraksi
untuk menentukan kelainannya dan juga besar koreksi yang diperlukan, seperti yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
Koreksi pada mata dengan miopia dilakukan dengan memberi lensa minus atau
negatif yang ukurannya teringan dengan tajam penglihatan terbaik. Koreksi dapat dilakukan
dengan pemberian ka1amata atau lensa kontak. elain itu bisa juga dilakukan tindakan
operasi dengan metode+metode berikut;
a.Laser-assisted in-situ keratomileusis (
7/26/2019 REVISI ANOMALI REFRAKSI
9/20
a) 7etinoskopi ; dengan lensa kerja @ 2.00 pemeriksa mengamati refleks fundus
yang bergerak berla/anan dengan arah gerakan retinoskop kemudian dikoreksi
dengan lensa sferis negatif sampai ter1apai netralisasi.
b) utorefraktometer (komputer)
Pen!t!(!#s!n!!n
&. Ka1amata
Koreksi dengan lensa sferis negatif terlemah yang menghasilkan tajam penglihatan
terbaik.
2.
7/26/2019 REVISI ANOMALI REFRAKSI
10/20
2.%.2 Hiermetroi!3&"&'&1*
:ambar% ;
hipermetropia
ipermetropia adalah keadaan mata yang tidak berakomodasi memfokuskan
bayangan di belakang retina. ipermetropia terjadi jika kekuatan yang tidak sesuai antara
panjang bola mata dan kekuatan pembiasan kornea dan lensa lemah sehingga titik fokus sinar
terletak di belakang retina. ipermetropia dapat disebabkan ;
a) ipermetropia sumbu atau hipermetropia aksial merupakan kelainan refraksi
akibat bola mata pendek, atau sumbu anteroposterior yang pendek.
b) ipermetropia kuratur ; dimana kelengkungan kornea atau lensa kurang
sehinga bayangan difokuskan di belakang retina.
1) ipermetropia refraktif ; dimana terdapat indeks bias yang kurang pada sistem
optik mata.
ipermetropia dikenal dalam bentuk ;
&) ipermetropia manifes
ipermetropia yang dapat dikoreksi dengan ka1amata positif maksimal yang
memberikan tajam penglihatan normal. ipermetropia ini terdiri atas hipermetropia
absolut ditambah dengan hipermetropia fakultatif. ipermetropia manifes didapatkan
10
7/26/2019 REVISI ANOMALI REFRAKSI
11/20
tanpa siklopegik dan hipermetropia yang dapat dilihat dengan koreksi ka1amata
maksimal.
2) ipermetropia absolut
Kelainan refraksi tidak diimbangi dengan akomodasi dam memerlukan ka1amata
positif untuk melihat jauh. 8iasanya hipermetropia laten yang ada berakhir dengan
hiermetropia yang abssolut ini. ipermetropia manifes yang tidak memakai tenaga
akomodasi sama sekali disebut hieprmetropia absolut, sehingga jumlah hipermetropia
fakultatif dengan hipermetropia absolut adalah hpermetropia manifes.
') ipermetropia fakultatif
Kelainan hipermetropia dapat diimbangi dengan akomodasi ataupundenga ka1amata
positif. -asien yang hanya mempunyai hieprmetropia fakultatif akan melihat normal
tanpa ka1amata yang bila diberikan ka1amata positif yang memberikan penglihatan
normal maka otot akomodasinya akan mendapatkan istirahat. ipermetropia manifes
yang masih memakai tenaga akomodasi disebut sebagai hipermetropia fakultatif.
$) ipermetropia laten
Kelainan tanpa siklopegia atau dengan obat yang melemahkan akomodasi diimbangi
seluruhnya dengan akomodasi. ipermetropia jenis ini hanya dapat diukur bila
diberikan siklopegia, makin muda makin besar komponen hipermetropia laren
seseorang. 3akin tua seseorang akan terjadi kelemahan akomodasi sehingga
hipermetropia laten menjadi fakultatif dan kemudia menjadi absolut. ipermetropia
sehari+hari diatasi pasien dengan akomodasi terus+menerus, terutama bila pasien
masih muda dan daya akomodasinya masih kuat.
%) ipermetropia total
ipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah diberikan siklopegia.
ipermetropia berdasarkan besar kelainan refraksi, dibagi ;
&. ipermetropia ringan ; @ 0.2% s9d @ '.00 2. ipermetropia sedang ; @ '.2% s9d @ 6.00
11
7/26/2019 REVISI ANOMALI REFRAKSI
12/20
'. ipermetropia berat ; @ 6.2% atau lebih
P!tofisio(o+i
a) ipermetropia aksial karena sumbu aksial mata lebih pendek dari normal
b) ipermetropia kuratura karena kuratura kornea atau lensa lebih lemah dari normal
1) ipermetropia indeks karena indeks bias mata lebihrendah dari normal
Ge,!(! #(inis
&. -englihatan jauh kabur, terutama pada hipermetropia ' atau lebih, hipermetropia
pada orang tua dimana amplitudo akomodasi menurun.
2. -englihatan dekat kabur lebih a/al, terutama bila lelah, bahan 1etakan kurang terang
atau penerangan kurang.
'. akit kepala terutama daerah frontal, makin kuat pada penggunaan mata yang lama
dan memba1a dekat.
$. -englihatan tidak enak ( asthenopia akomodatif > eye strain ) terutama bila melihat
pada jarak yang tetap dan diperlukan penglihatan jelas pada jangka /aktu yang lama,
misalnya menonton C.
%. 3ata sensitif terhadap sinar
6. pasme akomodasi yang dapat menimbulkan pseudomiopia
. -erasaan mata juling karena akomodasi yang berlebihan akan diikuti konergensi
yang berlebihan pula.
Di!+nos!
7efraksi subyektif ; metode 4rial and ?rror5
Darak pemeriksaan 6 meter 9 % meter 9 20 feet digunakan kartu snellen yang diletakkan
setinggi mata penderita.
12
7/26/2019 REVISI ANOMALI REFRAKSI
13/20
3ata diperiksa satu persatu
itentukan isus 9 tajam penglihatan masing+masing mata
-ada de/asa dan bila isus tidak 696 dikoreksi dengan lensa sferis positif.
-ada anak+anak dan remaja dengan isus 696 dan keluhan asthenopia akomodatia
dilakukan tes siklopegik, kemudian ditentukan koreksinya.
7efraksi obyektif
7etinoskop
engan lensa kerja @ 2.00, pemeriksa mengamati refleks fundus yang bergerak
searah gerakan retinoskop (/ith moement), kemudian dikoreksi dengan lensa sferis
positif sampai ter1apai netralisasi.
utorefraktometer
Pen!t!(!#s!n!!n
Ka1amata
Koreksi dengan lensa sferis positif terkuat yang menghasilkan tajam penglihatan
yang terbaik.
7/26/2019 REVISI ANOMALI REFRAKSI
14/20
mbliopia terutama hipermetropia dan anisotropia. ipermetropia merupakan
penyebab tersering ambliopia pada anak dan bisa bilateral.
2.%.3 Pres)ioi!2&'&-&1*
:ambar 6 ; presbiopia
-resbiopia adalah perkembangan normal yang berhubungan dengan usia, yaitu
akomodasi untuk melihat dekat perlahan+lahan berkurang. -resbiopia terjadi akibat penuaan
lensa (lensa makin keras sehingga elastisitas berkurang) dan daya kontraksi otot akomodasi
berkurang. 3ata sukar berakomodasi karena lensa sukar memfokuskan sinar pada saat
melihat dekat. eseorang dengan mata emetropik (tanpa kesalahan refraksi) akan mulai
merasakan ketidakmampuan memba1a huruf ke1il atau membedakan benda+benda ke1il yang
terletak berdekatan pada sekitar usia $$+$6 tahun. al ini semakin buruk pada 1ahaya yang
termaram dan biasanya lebih nyata pada pagi hari atau apabila subyek lelah. 8anyak orang
14
7/26/2019 REVISI ANOMALI REFRAKSI
15/20
mengeluh mengantuk apabila memba1a. :ejala+gejala ini meningkat sampai usia %% tahun,
kemudian stabil tetapi menetap.
kibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia lebih dari $0 tahun akan
memberikan keluhan setelah memba1a yaitu berupa mata lelah, berair dan sering terasa
pedas. -ada pasien presbiopia ka1amata atau adisi diperlukan untuk memba1a dekat yang
berkekuatan tertentu, biasanya ;
@&.0 untuk usia $0 tahun
@ &.% untuk usia $% tahun
@ 2.0 untuk usia %0 tahun
@ 2.% untuk usia %% tahun
@ '.0 untuk usia 60 tahun
P!tofiso(o+i
-ada mekanisme akomodasi normal terjadi peningkatan daya refraksi mata karenaadanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa
menjadi 1embung. engan meningkatnya umur maka lensa menjadimlebih keras (sklerosis)
dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi 1embung, dengan demikian kemampuan melihat
dekat makin kurang.
Ge,!(! #(inis
karena daya akomodasi berkurang maka titik dekat makin menjauh dan pada
a/alnya akan kesulitan /aktu memba1a dekat huruf dengan 1etakan ke1il. alam upayanya
untuk memba1a lebih jelas maka penderita 1enderung menegakkan punggungnya atau
menjauhkan obyek yang diba1anya sehingga men1apai ttik dekatnya dengan demikian obyek
dapat diba1a lebih jelas.
Di!+nosis
15
7/26/2019 REVISI ANOMALI REFRAKSI
16/20
-enderita terlebih dahulu dikoreksi penglihatan jauhnya dengan metoda 4rial and
?rror5 hingga isus men1api 696.
engan mengoreksi jauhnya kemudian se1ara binokuler ditambahkan lensa sferis
positif dan diperiksa dengan menggunakan kartu 4Daeger5 pada jarak 0,'' meter.
Pen!t!(!#s!n!!n
diberikan penambahan lensa sferis positif sesuai pedoman umur yaitu $0 tahun (umur
rata+rata) diberikan tambahan sferis @ &.00 dan setiap % tahun diatasnya ditambahkan lagi
sferis @0.%0. lensa sferis (@) yang ditambahkan dapat diberikan dalam berbagai 1ara ;
Ka1amata ba1a untuk melihat dekat saja
Ka1amata bifokal untuk melihat jauh dan dekat
Ka1amata progresif dimana tidak ada batas bagian lensa untuk melihat jauh
dan melihat dekat.
Dika koreksi jauhnya tidak dapat men1apai 696 maka penambahan lensa sferis (@)
tidak terikat pada pedoman umur, tetapi boleh diberikan seberapun sampai dapat memba1a
1ukup memuaskan.
2.%.4 Asti+m!tisme4&"&'&-&1*
Kelainan refraksi dimana pembiasan pada meridian yang berbeda tidak sama, dalam
keadaan istirahat (tanpa akomodasi) sinar sejajar yang masuk ke mata difokuskan pada lebih
dari satu titik.
16
7/26/2019 REVISI ANOMALI REFRAKSI
17/20
:ambar ; stigmatism
8entuk stigmatism ;
Asti+m!t re+(!r ; astigmat yang memperlihatkan kekuatan pembiasan bertambah
atau berkurang perlahan+lahan se1ara teratur dari satu meridian ke meridian
berikutnya. 8ayangan yang terjadi pada astigmat regular dengan bentuk yng teratur
dapat berbentuk garis, lonjong, atau lingkaran.
Asti+m!t ire+(!r ; astigmat yang terjadi tidak mempunyai meridian saling tegak
lurus. stigmat iregular terjadi akibat infeksi kornea, trauma dan distrofi atau akibat
kelainan pembiasan pada meridian lensa yang berbeda.
Etio(o+i
3ata mempunyai 2 bagian untuk memfokuskan bayangan F kornea dan lensa. -ada
mata yang bentuknya sempurna, setiap elemen untuk memfokus mempunyai kuratura yang rata
seperti permukaan bola karet. Kornea atau lensa dengan permukaan demikian merefraksikan
semua sinar yang masuk dengan 1ara yang sama dan menghasilkan bayangan yang tajam terfokus
pada retina. Dika permukaan kornea atau lensa tidak rata, sinar tidak direfraksikan dengan 1ara
yang sama dan menghasilkan bayangan+bayangan kabur yang tidak terfokus pada retina.
stigmatisme bisa terjadi dengan kombinasi kelainan refraksi yang lain, termasuk;
&. 3iopia. Ini terjadi bila kuratura kornea terlalu melengkung atau jika aksis mata lebih panjang
dari normal. 8ayangan terfokus di depan retina dan menyebabkan objek dari jauh terlihat kabur.
2. iperopia. Ini terjadi jika kuratura kornea terlalu sedikit atau aksis mata lebih pendek dari
normal. 8ayangan terfokus di belakang retina dan menyebabkan objek dekat terlihat kabur.
8iasanya astigmatisme terjadi sejak lahir. stigmatisme diper1ayai diturunkan dengan
1ara autosomal dominan. stigmatisme juga bisa terjadi setelah trauma atau jaringan parut pada
kornea, penyakit mata yang termasuk tumor pada kelopak mata, insisi pada kornea atau karena
faktor perkembangan. stigmatisme tidak menjadi lebih parah dengan memba1a di tempat yang
kurang pen1ahayaan, duduk terlalu dekat dengan layar teleisi atau menjadi juling.
Dika distorsi terjadi pada kornea, disebut astigmatisme kornea, sedangkan jika distorsi
terjadi pada lensa, disebut astigmatisme lentikular. stigmatisme juga bisa terjadi karena traksi
pada bola mata oleh otot+otot mata eksternal yang merubah bentuk sklera menjadi bentuk
astigma, perubahan indeks refraksi pada itreous, dan permukaan yang tidak rata pada retina.
17
7/26/2019 REVISI ANOMALI REFRAKSI
18/20
P!tofisio(o+i
-enyebab tesering dari astigmastism adalah kelainan bentuk kornea. -ada sebagian ke1il
dapat pula disebabkan kelainan lensa.
Ge,!(! #(inis
eseorang dengan astigmat akan memberikan keluhan ; melihat jauh kabur sedang
melihat dekat lebih baik, melihat ganda dengan satu atau kedua mata, melihat benda yang bulat
menjadi lonjong, penglihatan akan kabur untuk jauh ataupun dekat, bentuk benda yang dilihat
berubah, menge1ilkan 1elah kelopak, sakit kepala, mata tegang dan pegal, mata dan fisik lelah.
Koreksi mata astigmat adalah dengan memakai lensa dengan kedua kekuatan yang berbeda.
stigmat ringan tidak perlu diberi ka1a mata.
Di!+nosis
7efraksi subyektif ; metoda 4rial and ?rror5
Darak pemeriksaan 6 meter 9 % meter 9 20 feet digunakan kartu snellen yang diletakkan
setinggi mata penderita.
3ata diperiksa satu persatu
itentukan isus 9 tajam penglihatan masing+masing mata
8ila isus tidak 696 dikoreksi dengan lensa silinder negatif atau positif dengan aksis
diputar 0osamapi &G0o. kadang F kadang diperlukan kombinasi lensa sferis negatif atau
positif.
7efraksi obyektif
engan lensa kerja @ 2.00, pemeriksa mengamati refleks fundus yang bergerak
searah gerakan retinoskop (/ith moement), kemudian dikoreksi dengan lensa sferis
negatif, sedangkan bila searah dengan gerakan retinoskop dikoreksi dengan lensa
sferis positif. 3eridian yang netral lebih dlu adalah komponen sferisnya. 3eridian
18
7/26/2019 REVISI ANOMALI REFRAKSI
19/20
yang belum netral dikoreksi lensa silinder positif sampai ter1apai netralisasi. asil
akhirnya dilakukan transposisi.
utorefraktometer
Pen!t!(!#s!n!!n
stigmastisme teguler diberikan ka1amata sesuai kelainan yang didapatkan yaitu
dikoreksi dengan lensa silinder negatif atau positif dengan atau tanpa kombinasi lensa
sferis.
stigmastisme irreguler bila ringan bisa dikoreksi dengan lensa kontak keras, tetapi
bila berat bisa dilakukan transplantasi kornea.
DA/TAR PUSTAKA
&. ailable at http;99///.eyeglassguide.1om91ontent9en9images9presbyopia+
treatment.jpg
2. ailable at http;99///.perdami.or.id9Hpage>ne/sseminat.detailJid>'
'. ailable at http;99///.iteps1ien1e.org9resour1es9artikel97efraksi.pdf
$. Ilyas .Ilmu Penyakit Mataedisi+$.Dakarta; 8alai -enerbit LKAI.20&2
%. Ilyas . asar-!eknik Pemeriksaan alam Ilmu Penyakit Mata ?disi ke+$.Dakarta;
8adan -enerbit LKAI.20&2
6. Dames 8ru1e, Mhris Mhe/, nthony 8ron. Lecture "otes #ftalmologi.?disi ke+
#.Dakarta; irlangga.2006
. -edoman iagnosis dan erapi 8ag93L Ilmu -enyakit 3ata edisi III. urabaya.
7umah akit Amum okter oetomo urabaya. 2006
19
http://www.eyeglassguide.com/content/en/images/presbyopia-treatment.jpghttp://www.eyeglassguide.com/content/en/images/presbyopia-treatment.jpghttp://www.perdami.or.id/?page=news_seminat.detail&id=3http://www.eyeglassguide.com/content/en/images/presbyopia-treatment.jpghttp://www.eyeglassguide.com/content/en/images/presbyopia-treatment.jpghttp://www.perdami.or.id/?page=news_seminat.detail&id=37/26/2019 REVISI ANOMALI REFRAKSI
20/20
G. Caughn :, sbury , 7iordan+?a -. ?ditor.!ftalmologi Amum. ?disi &. Dakarta;
-enerbit Widya 3edikaN 200.
20