Upload
fahmi-aryandi
View
261
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 Resusitasi Neonatus ISI
1/18
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asfiksia pada neonatus terjadi pada 20,9% kematian neonatus. Walaupun
sebagian besar bayi baru lahir (90%) tidak memerlukan interensi untuk dapat
bernafas pada saat transisi dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin, sedangkan
!0% dari bayi baru lahir membutuhkan bantuan untuk memulai bernafas saat
lahir, dan sekitar !% membutuhkan resusitasi yang ekstensif.!
"ujuan utama resusitasi pada neonatus adalah untuk men#egah terjadinya
morbiditas dan mortalitas yang berkaitan dengan hipoksia$iskemik kerusakan
jaringan (otak, jantung, ginjal) dan juga mengupayakan respirasi dan #ardia#
output yang spontan dan adekuat.!
uideline untuk resusitasi pada neonatus telah di paparkan oleh American
Heart Association dan American Academy of Paediatrics. uideline tersebut
sangat bermanfaat untuk mengingat urutan resusitasi. &egagalan untuk mengikuti
guideline tersebut akan menghasilkan hasil yang buruk.!
B. Tujuan Penulisan
!. "ujuan umum
'engetahui langkah$langkah dan #ara melakukan resusitasi neonatus
2. "ujuan khusus
a. 'engetahui langkah aal resusitasi dalam melakukan resusitasi
neonatus
1
7/26/2019 Resusitasi Neonatus ISI
2/18
b. 'engetahui penilaian dan penatalaksanaan aal jalan nafas dalam
melakukan resusitasi neonatus
C. Manfaat Penulisan
!. 'emberikan ilmu pengetahuan tentang resusitasi neonatus2. 'enambah aasan dalam penatalaksanaan aal jalan nafas dalam
melakukan resusitasi neonatus
II. TINJAUAN PUSTAKA
Assesment yang #epat pada bayi baru lahir yang tidak memerlukan resusitasi
dapat se#ara umum di identifikasikan dengan dua karakter berikut
!. Apakah bayi benafas atau menangis*
2. Apakah bayi tersebut memiliki tonus otot yang baik*
+ika seluruh jaaban dari pertanyaan tersebut adalah iya-, maka bayi tersebut
tidak memerlukan resusitasi dan seharusnya tidak dipisahkan dari ibunya. ayi
tersebut dapat dikeringkan dan diletakkan langsung pada dada ibunya dan di
selimuti dengan kain kering, untuk menjaga suhu tubuhnya. /bserasi pernafasan,
aktifitas dan arna kulit harus dilakukan.!,2
2
7/26/2019 Resusitasi Neonatus ISI
3/18
+ika terdapat jaaban yang tidak-, terdapat persetujuan se#ara umum, baha
seharusnya bayi tersebut mendapat satu atau lebih diantara empat kategori
tindakan yang berurutan
!. tep aal pada stabilisasi (menyediakan lingkungan yang hangat,
memposisikan, membebaskan airay, mengeringkan, stimulasi, re$posisi)
2. 1entilasi
. &ompresi dada
3. 4emberian epinefrin dan atau olume ekspansi
&eputusan untuk menuju ke kategori tindakan berikutnya dinyatakan dengan
assesment yang simultan dari ketiga tanda$tanda ital respirasi, denyut jantung,
dan arna. ekitar 0 detik yang di i5inkan untuk menyelesaikan setiap step, re$
ealuasi, dan memutuskan untuk beranjak ke step berikutnya (gambar !).
3
7/26/2019 Resusitasi Neonatus ISI
4/18
6eonatus aterm yang #airan ketubannya jernih dan bersih dari mekonium,
langsung bernafas, menangis, dan tonus ototnya baik memerlukan peraatanrutin, seperti mengeringkan, menghangatkan, dan membersihkan jalan nafas
dengan balon penghisap atau kateter penghisap. ebaliknya, neonatus yang tidak
memenuhi kriteria di atas memerlukan langkah$langkah resusitasi. 6ilai Apgar
dapat digunakan untuk menentukan perlu tidaknya resusitasi.
7angkah$langkah resusitasi neonatus antara lain
!. tabilisasi
2. 1entilasi
. &ompresi dada
3. 4enggunaan medikasi
etiap langkah memerlukan aktu 0 detik untuk menuju ke langkah berikutnya.
8ntuk menuju ke langkah berikutnya diperlukan penilaian terhadap respirasi,
detak jantung, dan kulit bayi. ontohnya, apneadangasping merupakan indikasi
bantuan entilasi. 4eningkatan atau penurunan detak jantung dapat menunjukkan
kondisi perbaikan atau perburukan. ianosis sentral, penurunan cardiac output,
hipotermia, asidosis, atau hipoolemia merupakan indikasi dari resusitasi lebih
lanjut.!,2
A. LANKAH A!AL "ESUSITASI!,2
7angkah aal untuk memulai resusitasi meliputi mengurangi pengeluaran
panas, memposisikan kepala pada sniffing positionuntuk membuka jalan nafas,
membersihkan jalan nafas, dan memberikan rangsangan.
#. Meng$angatkan
"ermoregulasi merupakan aspek penting dari langkah aal resusitasi. :al ini
dapat dilakukan dengan meletakkan neonatus di baah radiant warmer.
ebaiknya bayi yang diletakkan di baah radiant warmer dibiarkan tidak
berpakaian agar dapat diobserasi dengan baik serta men#egah terjadinya
hipertermi. ayi yang dengan berat kurang dari !;00 gram, mempunyai risiko
tinggi terjadinya hipotermi. 8ntuk itu, sebaiknya bayi tersebut dibungkus dengan
4
7/26/2019 Resusitasi Neonatus ISI
5/18
plastik, selain diletakkan di baah radiant warmer. "ujuan dari resusitasi
neonatus yaitu untuk men#apai normotermi dengan #ara memantau suhu,
sehingga tidak terjadi hipertermi iatrogenik.
%. Me&'(sisikan Ke'ala )an Me&*ersi$kan Jalan Nafas
etelah diletakkan di baah radiant warmer, bayi sebaiknya diposisikan
terlentang dengan sedikit ekstensi pada leher pada posisi sniffing position.
&emudian jalan nafas harus dibersihkan. +ika tidak ada mekonium, jalan nafas
dapat dibersihkan dengan hanya menyeka hidung dan mulut dengan handuk, atau
dapat dilakukan suctiondengan menggunakan bulb syringeatausuction catheter
jika diperlukan. ebaiknya dilakukan suction terhadap mulut lebih dahulu
sebelumsuctionpada hidung, untuk memastikan tidak terdapat sesuatu di dalam
rongga mulut yang dapat menyebabkan aspirasi. elain itu, perlu dihindari
tindakan suction yang terlalu kuat dan dalam karena dapat menyebabkan
terjadinya refleks agal yang menyebabkan bradikardi dan apneu.
sniffing position
+ika terdapat mekonium tetapi bayibugar, yang ditandai dengan laju nadi lebih
dari !00 kali per menit, usaha nafas dan tonus otot yang baik, lakukan suction
pada mulut dan hidung dengan bulb syringe ( balon penghisap ) atau kateter
penghisapbesar jika diperlukan.
4neumonia aspirasi yang berat merupakan hasil dari aspirasi mekonium saat
proses persalinan atau saat dilakukan resusitasi. /leh karena itu, jika bayi
menunjukan usaha nafas yang buruk, tonus otot yang melemah, dan laju nadi
kurang dari !00 kali per menit, perlu dilakukan su#tion langsung pada tra#hea dan
harus dilakukan se#epatnya setelah lahir. :al ini dapat dilakukan dengan
5
7/26/2019 Resusitasi Neonatus ISI
6/18
laringoskopi langsung dan memasukan kateter penghisap ukuran !2
7/26/2019 Resusitasi Neonatus ISI
7/18
+. Mengeringkan )an Me&*eri "angsangan
&etika jalan nafas sudah dibersihkan, bayi dikeringkan untuk men#egah terjadinya
kehilangan panas, kemudian diposisikan kembali. +ika usaha nafas bayi masih
belum baik, dapat diberikan rangsang taktil dengan memberikan tepukan se#ara
lembut atau menyentil telapak kaki, atau dapat juga dilakukan dengan
menggosok$gosok tubuh dan ekstremitas bayi.!,2
4enelitian laboratorium menunjukkan baha pernapasan adalah tanda ital
pertama yang berhenti ketika bayi baru lahir kekurangan oksigen. etelah periode
aal pernapasan yang #epat maka periode selanjutnya disebut apnu primer.
=angsangan seperti mengeringkan atau menepuk telapak kaki akan menimbulkan
pernapasan.
Walaupun demikian bila kekurangan oksigen terus berlangsung, bayi akan
melakukan beberapa usaha bernapas dan kemudian masuk ke dalam periode apnu
sekunder. elama masa apnu sekunder, rangsangan saja tidak akan menimbulkan
kembali usaha pernapasan bayi baru lahir. antuan pernapasan dengan entilasi
tekanan positif harus diberikan untuk mengatasi masalah akibat kekurangan
oksigen.
7/26/2019 Resusitasi Neonatus ISI
8/18
(gasping). Gasping menunjukkan adanya usaha nafas yang tidak efektif dan
memerlukan entilasi tekanan positif. elain itu, laju nadi harus lebih dari !00
kali per menit, yang diukur dengan #ara melakukan palpasi tekanan nadi di daerah
dasar umbilikus,atau dengan auskultasi dinding dada sebelah kiri. +ika laju nadi
kurang dari !00 kali per menit, segera lakukan entilasitekanan positif.
4enilaian arna kulit dapat dilakukan dengan memperhatikan bibir dan batang
tubuh bayi untuk menilai ada tidaknya sianosis sentral. ianosis sentral
menandakan terjadinya hipoksemia, sehingga perlu diberikan oksigen tambahan.
+ika masih terjadi sianosis setelah diberikan oksigen tambahan, entilasi tekanan
positif perlu dilakukan, bahkan dengan laju nadi lebih dari !00 kali per menit. +ikasianosis sentral masih terjadi dengan entilasi tekanan positif yang adekuat, perlu
dipikirkan adanya penyakit jantung baaan atau adanya hipertensi pulmoner yang
persisten.!,2
B. PENILAIAN DAN PENATALAKSANAAN A!AL JALAN NA/AS!,2
Penilaian Jalan Nafas
eperti yang sudah disebutkan, penilaian dan penatalaksanaan dari jalan
nafas dapat dilakukan dengan #ara pembersihan jalan nafas, memposisikan bayi
pada sniffing position untuk membuka jalan nafas. elain itu, dapat pula
dilakukan ealuasi terhadap laju nadi dan arna kulit bayi. >aluasi ini harus
dilakukan dengan baik karena bila ada salah satu tanda ital yang abnormal, akan
segera membaik jika diberikan entilasi. +adi, di dalam resusitasi neonatus,
pemberian entilasi yang adekuat merupakan langkah yang paling penting dan
paling efektif.
8
7/26/2019 Resusitasi Neonatus ISI
9/18
Pe&*erian 0ksigen
4emberian oksigen diperlukan apabila neonatus dapat bernafas, laju nadi
lebih dari !00 kali per menit, tetapi masih terjadi sianosis sentral. /ksigen aliranbebas oksigen diberikan dengan #ara dialirkan ke hidung bayi se#ara pasif, dapat
diberikan menggunakan sungkup, Tpiece resuscitator, atau selang oksigen
(o!ygen tubing) sesuai dengan #ara yang diperlukan. 8ntuk memastikan neonatus
mendapatkan oksigen dengan konsentrasi tinggi, sungkup harus diletakkan
menempel pada ajah, agar men#iptakan tekanan yang setara dengan "ontinuous
Positi#e Airway Pressure ("PAP)atauPositi#e $nd $!piratory Pressure (P$$P).
+ika menggunakan selang oksigen, posisi tangan harus dibentuk seperti mangkok
di ujung selang dan diletakkan di depan ajah bayi. /ksigen tidak boleh
diberikan lebih dari !0 liter per menit (74') untuk aktu yang lama. /ksigen
#ukup diberikan dengan aliran ; 74' dalam resusitasi.
tandar oksigen yang digunakan dalam resusitasi neonatus yaitu oksigen
!00%. "erdapat penelitian yang meneliti penggunaan udara ruangan (oksigen
2!%) dan oksigen !00% untuk resusitasi neonatus. ?isebutkan baha
penggunaan oksigen !00% dapat merugikan selama masa post asfiksia, hal ini
berdasarkan teori
!. 4ada obserasi in itro , produksi oksigen radikal saat reoksigenasi hipoksia
bergantung pada konsentrasi oksigen
2. peningkatan konsentrasi hipo@antine di plasma selama hipoksia men#apai
leel lebih tinggi pada saat resusitasi. &arena hipo@antine terakumulasi pada
neonatus yang asfiksia , maka dapat kita artikan baha limitasi oksigen pada
masa post asfiksi se#ara potensial dapat mengurangi luka akibat akumulasi
dari oksigen radikal.
. elain itu hiperoksia memperlambat aliran darah pada bayi aterm maupun
preterm dan pemberian oksigen !00% saat persalinan dapat menyebabkan
penurunan aliran darah jangka panjang pada bayi preterm.
9
7/26/2019 Resusitasi Neonatus ISI
10/18
4ada penelitian tersebut didapatkan baha mortalitas neonatus lebih
rendah pada penggunaan oksigen 2!% daripada oksigen !00% ( ;, % dan 9,;% )
dan pada neonatus preterm juga berlaku hal yang sama yaitu mortalitas pada
penggunaan oksigen 2!% lebih rendah daripada oksigen !00% ( 2! % dan ; % ).
:al ini menunjukkan resusitasi menggunakan oksigen 2!% (udara ruangan)
tampaknya potensial sebagai strategi untuk menurunkan mortalitas neonatus
bahkan pada neonatus preterm. Bni dapat berimplikasi terhadap aturan di negara
berkembang yang masih men#ari #ara lebih murah namun dapat menurunkan
angka kematian pada neonatus maupun bayi.
4enggunaan oksigen memiliki efek samping seperti dapat merusak paru$paru dan
jaringan, terutama pada bayi prematur. :al ini menyebabkan
direkomendasikannya penggunaan oksigen dengan konsentrasi kurang dari !00%,
yang dapat diperoleh dengan menggunakan o!ygen blender yang dapat
men#ampur oksigen dan udara untuk menghasilkan konsentrasi udara yang
diinginkan. 4ada bayi yang menderita penyakit jantung baaan, penggunaan
oksigen !00% dapat mengganggu perfusi jaringan. e#ara umum, saturasi oksigen
harus dijaga antara ;$9;%, dimana C0$0% didapatkan pada menit aal
kehidupan. !
10
7/26/2019 Resusitasi Neonatus ISI
11/18
4emberian oksigen tambahan juga diberikan pada bayi yang memerlukan
entilasi tekanan positif. Bndikasi dari entilasi tekanan positif dengan oksigen
tambahan antara lain
!. ayi yang apnea
2. 7aju nadi kurang dari !00 kali per menit setelah 0 detik
. "erjadi sianosis sentral setelah diberikan oksigen tambahan
1entilasi Tekanan P(sitif 'a)a Ba2i Ater&
eberapa penelitian menunjukkan pada bayi yang mengalami apnea atau
gasping (megap megap), pemberian entilasi tekanan positif dengan ke#epatan
30$D0 kali per menit dengan oksigen !00% merupakan #ara yang efektif untuk
mem#apai laju nadi lebih dari !00 kali per menit. "ekanan yang diperlukan untuk
dapat melakukan entilasi tekanan positif pada bayi aterm dan preterm dengan
efektif yaitu antara 0$30 #m :2/, alaupun dengan tekanan 20 #m :2/ sudah
#ukup efektif. "anda dari entilasi yang adekuat yaitu adanya peningkatan dari
laju nadi. Apabila tidak terjadi peningkatan laju nadi, reposisi ulang kepala dan
sungkup, serta bersihkan kembali jalan nafas atau lakukan su#tion lagi. ila masih
gagal dengan entilasi yang non$inasif, perlu dilakukan intubasi.
1entilasi Tekanan P(sitif 'a)a Ba2i Preter&
4aru$paru pada bayi preterm lebih mudah terluka oleh olume inflasi yang
besar, sehingga lebih sulit untuk dilakukan entilasi. "ekanan sebesar 20$2; #m
11
7/26/2019 Resusitasi Neonatus ISI
12/18
:2/ sudah #ukup adekuat dalam entilasi pada bayi preterm. 4ada bayi yang
menunjukkan tanda$tanda pernapasan yang buruk danEatau sianosis dapat
digunakan "ontinuousPositi#e Airway Pressure ("PAP) sekitar 3$D #m :2/.
ama seperti bayi aterm, jika masih gagal, perlu dilakukan intubasi.
Alat3alat 1entilasi
1entilasi pada neonatus dapat menggunakan beberapa ma#am alat seperti
%. &elfinflating bags
'. lowinflating bag . Tpiece resuscitator
*. +aryngeal mask airways
. $ndotracheal tube
&elfinflating bags merupakan alat yang paling banyak dipakai dalam
entilasi manual. Alat ini memiliki katup pengaman yang menjaga
tekanan inflasi sebesar ; #m :2/. 6amun katup pengaman ini kurang
efektif bila digunakan terlalu kuat. Positi#e $nd$!piratory Pressure
(P$$P)dapat diberikan apabila katup P$$P disambungkan. "etapi self
inflating bags tidak dapat menggunakan "PAP. elain itu, selfinflating
bagstidak dapat digunakan untuk mengalirkan oksigen aliran bebas (free
flowo!ygen).
lowinflating bags atau balon tidak mengembang sendiri dapat mengembang
apabila ada sumber gas. Alat ini tidak memiliki katup pengaman, namun dengan
12
7/26/2019 Resusitasi Neonatus ISI
13/18
alat ini dapat dilakukan P$$P atau "PAP karena adanya katup yang dapat
mengatur aliran udara. elain itu, dengan alat ini dapat dialirkan oksigen aliran
bebas dan lebih baik dalam resusitasi neonatus.
Tpiece resuscitatormerupakan alat yang dapat mengatur aliran udara serta juga
dapat membatasi tekanan yang diberikan. "ekanan inflasi yang diinginkan dan
aktu inspirasi lebih stabil dengan alat ini dibandingkan dengan selfinflating
bags danflowinflating bags. elain itu, dengan alat ini dapat dilakukan P$$P
dan dapat mengalirkan oksigen aliran bebas.
+aryngeal mask airway (+-A) merupakan alat yang dapat digunakan apabila
penggunaan sungkup sudah tidak efektif. 8kuran yang biasa digunakan yaitu !.!,2
Bndikasi penggunaan endotracheal tubeantara lain
!. 4enghisapan mekonium dari trakea
2. aat entilasi menggunakan sungkup sudah tidak efektif
. &oordinasi dengan kompresi dada
3. 4enggunaan >pinefrin
;. &eadaan resusitasi khusus (seperti hernia diafragma kongenital)
8ntuk mengurangi terjadinya hipoksia saat melakukan intubasi, sebaiknya
dilakukan pre$oksigenasi, dengan #ara memberikan oksigen aliran bebas selama
20 detik. iasanya digunakan blade yang lurus pada tindakan ini. lade no.!
digunakan untuk bayi aterm, no.0 untuk bayi preterm, dan no.00 untuk bayi yang
sangat preterm. 8kuran dari endotracheal tube dipilih berdasarkan berat dari
neonatus.
4osisi dari endotracheal tubeyang benar dapat ditandai dengan peningkatan laju
nadi, adanya pengeluaran /2, terdengarnya suara nafas, pergerakan dinding
dada, adanya embun pada selang, dan tidak ada distensi abdomen saat entilasi.
13
7/26/2019 Resusitasi Neonatus ISI
14/18
Apabila tidak ada peningkatan dari laju nadi dan tidak ada pengeluaran /2,
posisi dari endotracheal tubeharus diperiksa dengan laringoskop.
8kuran >" erat (gram) 8sia gestasi (minggu)
2,; F!000 F2
,0 !000$2000 2$3
,; 2000$000 3$
,;$3,0 G000 G
K(&'resi Da)a
&ompresi dada harus dilakukan apabila laju nadi kurang dari D0 kali per
menit alaupun sudah dilakukan entilasi se#ara adekuat dengan pemberian
oksigen tambahan selama 0 detik. &ompresi dada harus dilukan dengan
ke#epatan 90 kali per menit dengan perbandingan kompresi dengan entilasi !
(900). &ompresi dilakukan di baah sela iga ketiga dengan kedalaman sepertiga
dari diameter anterior dan posterior. Ada 2 #ara yang dapat digunakan, yaitu
dengan metode 2 jari (' finger method) dan metode ibu jari (thumb method).
'etode ibu jari lebih direkomendasikan karena tidak #epat lelah dan dapat
mengatur kedalaman tekanan dengan baik. elain itu, menurut beberapa
penelitian, metode tangan melingkari dada menghasilkan tekanan sistolik,
diastolik, mean arterial pressure, dan perfusi jaringan yang lebih baik daripada
metode 2 jari. 'etode 2 jari digunakan apabila dibutuhkan akses ke umbilikus
untuk memasangumbilical catheter.
etelah dilakukan kompresi dada selama 0 detik, lakukan penilaian
kembali terhadap laju nadi, laju pernafasan, dan arna kulit. &ompresi dada harus
14
7/26/2019 Resusitasi Neonatus ISI
15/18
dilakukan sampai laju nadi lebih dari atau sama dengan D0 kali per menit se#ara
spontan.
Peng$entian "esusitasi!,2
?i dalam persalinan, ada kondisi dimana tidak dilakukan resusitasi, antara
lain bayi dengan masa gestasi kurang dari 2 minggu, bayi dengan berat lahir
kurang dari 300 gram, anen#ephaly, dan bayi yang dipastikan menderita trisomi
! dan !. edangkan penghentian resusitasi dapat dilakukan apabila tidak terjadi
sirkulasi spontan dalam aktu !; menit.
15
7/26/2019 Resusitasi Neonatus ISI
16/18
C. MEDIKASI!,2
!. E'inefrin
>pinefrin sangat penting penggunaannya dalam resusitasi, terutama saat
oksigenasi dengan entilasi dan kompresi dada tidak mendapatkan hasil yang
memuaskan. >pinefrin dapat menyebabkan asokontriksi perifer, meningkatkan
kontraktilitas jantung, dan meningkatkan frekuensi jantung. ?osis yang digunakan
0.0!$0.0 mgEkg yang dapat diberikan B1 atau dosis yang lebih tinggi 0.0
sampai 0.! mgEkg melalui pipa endotrakeal. 4emberian ini dapat diulang setiap $
; menit sekali.
2. 1(lu&e e4'an)ers
pada neonatus yang membutuhkan resusitasi, harus dipikirkan kemungkinan
terjadinya hipoolemia terutama pada neonatus dengan respons yang tidak
adekuat terhadap resusitasi yang diberikan. 1olume e@panders yang dapat
digunakan hole blood /$rh negatie !0mlEkg, atau =inger 7a#tate !0mlEkg, dan
normal saline !0 mlEkg. emuanya ini dapat diberikan se#ara intra ena selama ;$
!0 menit.
. Nal(4(ne $2)r(5$l(ri)e
'erupakan antagonis opioid yang sebaiknya diberikan pada neonatus dengan
depresi nafas yang tidak responsif terhadap resusitasi entilasi yang sebelumnya
lahir dari ibu dengan mendapatkan narkotik 3 jam sebelum kelahiran. ?osis yang
diberikan 0.! mgEkg se#ara B1 ataupun melalui pipa endotrakeal. ?osis ini dapat
diulangi setiap ; menit apabila dibutuhkan.
3. De4tr(se
lukosa darah seaktu harus diperiksa setidaknya 0 menit setelah lahir padaneonatus yang mengalami asfiksia, neonatus yang lahir dari ibu dengan diabetes,
atau prematur. olus de@trosa !0% diberikan dengan dosis !$2 mlEkg B1 dan
selanjutnya dapat diberikan de@trosa !0% dengan laju 3$DmlEkgEmenit (0$!00
mlEkgEhari)
16
7/26/2019 Resusitasi Neonatus ISI
17/18
III. PENUTUP
6eonatus aterm yang #airan ketubannya jernih dan bersih dari mekonium,
langsung bernafas, menangis, dan tonus ototnya baik memerlukan peraatanrutin, seperti mengeringkan, menghangatkan, dan membersihkan jalan nafas
dengan balon penghisap atau kateter penghisap. ebaliknya, neonatus yang tidak
memenuhi kriteria di atas memerlukan langkah$langkah resusitasi. 7angkah$
langkah resusitasi neonatus antara lain stabilisasi, entilasi, kompresi dada, dan
penggunakan medikasi.
17
7/26/2019 Resusitasi Neonatus ISI
18/18
DA/TA" PUSTAKA
!. B?AB. =esusitasi 6eonatus. +akarta adan 4enerbit B?ABH20!;.
2. ?iisi 6eonatologi ?epartemen B&A ='$