13
TUGAS INDIVIDU INTERMEDIATE MACROECONOMIC RESUME CHAPTER 1 DAN CHAPTER 2 MACROECONOMICS OLEH N. GREGORY MANKIW EDISI VII ROHMAD ADI SIAMAN KELAS BPKP MAGISTER EKONOMIKA PEMBANGUNAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2012

Resume Macroeconomics Mankiw Chapter 1 dan 2 : Ilmu Makroekonomi dan Data Makroekonomi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ilmu Makroekonomi adalah ilmu yang mempelajari ekonomi secara keseluruhan dalam suatu negara maupun regional. Dengan mempelajari ilmu makroekonomi, kita dapat mengetahui kenapa pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi suatu negara dengan negara yang lain dapat berbeda.

Citation preview

Page 1: Resume Macroeconomics Mankiw Chapter 1 dan 2 : Ilmu Makroekonomi dan Data Makroekonomi

TUGAS INDIVIDU

INTERMEDIATE MACROECONOMIC

RESUME CHAPTER 1 DAN CHAPTER 2

MACROECONOMICS

OLEH N. GREGORY MANKIW EDISI VII

ROHMAD ADI SIAMAN

KELAS BPKP

MAGISTER EKONOMIKA PEMBANGUNAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2012

Page 2: Resume Macroeconomics Mankiw Chapter 1 dan 2 : Ilmu Makroekonomi dan Data Makroekonomi

Chapter 1

Ilmu Makroekonomi

A. Apakah Ilmu Makroekonomi

Ilmu Makroekonomi adalah ilmu yang mempelajari ekonomi secara keseluruhan dalam

suatu negara maupun regional. Dengan mempelajari ilmu makroekonomi, kita dapat

mengetahui kenapa pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi suatu negara dengan

negara yang lain dapat berbeda.

Makroekonomi menjadi isu penting dalam suatu negara. Popularitas pemimpin suatu

negara dapat naik daun maupun terjun bebas, karena keadaan makro ekonomi negara

tersebut.

Meskipun pembuat kebijakan dalam bidang ekonomi di suatu negara adalah tugas dari

pemimpin negara, namun penjelasan atas bagaimana ekonomi dunia terpengaruh

menjadi tugas dari makroekonom. Dan karena ekonomi tidak dapat dieksperimenkan,

maka makroekonom tidak dapat melakukan penelitian di laboratorium. Mereka bekerja

menggunakan data atas kegiatan ekonomi yang telah terjadi.

Makroekonomi adalah ilmu yang tergolong masih muda dan belum sempurna.

Makroekonom tidak dapat secara pasti memprediksi bagaimana peristiwa ekonomi di

masa mendatang. Tapi paling tidak makroekonom tahu banyak bagaimana ekonomi

bekerja. Dengan pengetahuan ini, kita dapat menjelaskan peristiwa ekonomi yang

terjadi dan merencanakan kebijakan ekonomi yang diperlukan.

Beberapa variabel makroekonomi terpenting yang digunakan untuk mengukur

performa ekonomi adalah GDP riil, tingkat inflasi dan tingkat pengangguran. Ahli

makroekonomi juga memberi perhatian pada hal-hal seperti kebijakan moneter dan

fiscal.

Sejarah makroekonomi memberikan motivasi yang kaya akan informasi untuk

menciptakan suatu teori makroekonomi. Karena prinsip dasar dari makroekonomi tidak

berubah dari tahun ke tahun, makroekonom harus menerapkan prinsip ini disertai

dengan fleksibilitas dan kreativitas untuk memenuhi kebutuhan.

Ada tiga variabel utama yang akan dipelajari :

1. Produksi Domestik Bruto (GDP)

Dalam jangka panjang memiliki tren naik.

Page 3: Resume Macroeconomics Mankiw Chapter 1 dan 2 : Ilmu Makroekonomi dan Data Makroekonomi

Dalam jangka pendek dapat memiliki tren turun, karena depresi dan resesi.

2. Inflasi

Inflasi dapat bernilai negatif

Sering (tapi tidak selalu) bernilai tinggi saat GDP tinggi.

3. Tingkat Pengangguran

Tingkat pengangguran selalu positif

Pengangguran tinggi ketika terjadi resesi dan depresi.

B. Bagaimana Pemikiran Para Ahli Ekonomi

Ahli ekonomi menggunakan model untuk memahami apa yang terjadi dalam ekonomi.

Model disini bukan berasal dari plastik dan lem, tapi model yang dipresentasikan dalam

bentuk simbol dan persamaan. Model ini dapat membantu menjelaskan variabel

ekonomi seperti GDP, inflasi dan pengangguran.

Ada dua hal yang penting tentang model, yaitu: variabel endogen dan variabel eksogen.

Variabel endogen adalah sesuatu yang dicoba dijelaskan dengan bantuan model.

Variabel eksogen adalah variabel yang model anggap sudah benar. Dengan kata lain,

endogen adalah variabel di dalam model, dan eksogen adalah variabel di luar model.

Contoh Model:

Model Permintaan dan Penawaran Pizza

Model ini menjelaskan faktor yang menentukan harga dari pizza dan jumlah pizza ang

terjual. Diasumsikan bahwa pasar pizza adalah pasar yang kompetitif dimana tiap

penjual dan pembeli hanya memiliki sedikit pengaruh terhadap harga pasar.

Page 4: Resume Macroeconomics Mankiw Chapter 1 dan 2 : Ilmu Makroekonomi dan Data Makroekonomi

Variabel:

Q d = Jumlah permintaan pizza

Q s = Jumlah produksi pizza

P = Harga pizza

Y = Total Pendapatan

Permintaan pizza Q d = D(P,Y)

Menunjukkan bahwa jumlah permintaan pizza terkait dengan harga pizza dan total

pendapatan.

Pergeseran Permintaan : Misalnya, pendapatan Anda meningkat? Permintaan Anda

akan produk tertentu, misalnya pizza, akan meningkat juga.

Hal ini berarti pergeseran ke kanan pada kurva permintaan dari D1 ke D2. Hasilnya :

baik harga (P) dan kuantitas (Q) meninggi.

Pergeseran Penawaran : Turunnya harga bahan baku meningkatkan penawaran

pizza; pada semua harga, penjual menyadari penjualan pizza lebih menguntungkan,

sehingga penawaran pizza meningkat.

Page 5: Resume Macroeconomics Mankiw Chapter 1 dan 2 : Ilmu Makroekonomi dan Data Makroekonomi

Hal ini berarti pergeseran ke kanan pada penawaran dari S1 ke S2. Hasilnya : harga

(P) turun, kuantitas (Q) naik.

Harga : Fleksibel Vs Kaku

Ekonom biasa mengasumsikan pasar akan mencapai ekuilibrium penawaran dan permintaan,

yang disebut proses kliring pasar (market clearing process). Asumsi ini adalah pusat contoh

pizza pada bagian sebelumnya. Tapi, mengasumsikan pasar clear terus- menerus, adalah tidak

realistis. Agar pasar clear secara kontinyu, harga harus menyesuaikan seketika terhadap

perubahan penawaran dan permintaan. Tapi, bukti menyatakan bahwa harga dan upah sering

menyesuaikan dengan lambat.

Jadi, ingat meskipun model kliring pasar mengasumsikan upah dan harga fleksibel,

kenyataannya, sebagian upah dan harga adalah kaku. Model kliring pasar mungkin tidak

mendeskripsikan setiap kejadian instan dalam perekonomian, tapi model ini menggambarkan

ekuilibrium yang di mana perekonomian berkisar.

Pemikiran Mikroekonomi dan Model Makroekonomi

Mikroekonomi adalah studi bagaimana rumah tangga dan Perusahaan membuat

keputusan dan bagaimana pembuat keputusan ini berinteraksi dalam pasar. Dalam

Page 6: Resume Macroeconomics Mankiw Chapter 1 dan 2 : Ilmu Makroekonomi dan Data Makroekonomi

mikroekonomi, individu memilih memaksimalkan tingkat kepuasan (utility) dengan

batasan anggaran.

Peristiwa-peristiwa makroekonomi muncul dari interaksi banyak individu yang mencoba

memaksimalkan kemakmurannya. Karena variabel agregat adalah jumlah variabel-

variabel yang mendeskripsikan keputusan-keputusan individu, studi makroekonomi

didasarkan pada landasan-landasan mikroekonomi.

C. Susunan Dari Buku Makroekonomi Ini

Buku ini terdiri dari enam bagian dan total sembilan belas bab sebagai berikut :

1. Bagian satu : Pengenalan

2. Bagian dua : Teori Klasik, Perekonomian dalam Jangka Panjang

3. Bagian tiga : Teori Pertumbuhan, Perekonomian dalam Jangka Sangat Panjang

4. Bagian empat : Teori Siklus Bisnis : Perekonomian dalam Jangka Pendek

5. Bagian lima : Perdebatan Kebijakan Makroekonom

6. Bagian enam : Lebih banyak tentang Mikroekonomi di Belakang Makroekonomi.

Page 7: Resume Macroeconomics Mankiw Chapter 1 dan 2 : Ilmu Makroekonomi dan Data Makroekonomi

Chapter 2

Data Makroekonomi

A. Pengukuran Nilai Aktivitas Ekonomi : Produk Domestik Bruto (GDP)

GDP adalah nilai mata uang seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam satu

negara pada perioda waktu tertentu.

Pendapatan, Pengeluaran dan Aliran Sirkuler

Dari diagram alir diatas, dapat dilihat bahwa GDP dapat dihitung melalui dua cara,

yaitu :

1. Pendapatan total semua orang dalam negara

2. Pengeluaran total output barang dan jasa dalam negara

Secara keseluruhan, pendapatan harus sama dengan pengeluaran. Dari sini dapat

diambil kesimpulan bahwa GDP mengukur aliran rupiah dalam ekonomi.

Aturan Menghitung GDP

Terdapat beberapa aturan yang harus ditaati dalam menghitung GDP, yaitu :

Page 8: Resume Macroeconomics Mankiw Chapter 1 dan 2 : Ilmu Makroekonomi dan Data Makroekonomi

1. Untuk menghitung nilai total barang dan jasa yang berbeda, pos pendapatan

nasional (national income accounts) menggunakan harga pasar.

2. Barang bekas tidak dimasukkan dalam perhitungan GDP.

3. Perlakuan terhadap persediaan bergantung apakah barang disimpan atau

dibiarkan. Bila barang disimpan, nilainya dimasukkan dalam GDP. Bila dibiarkan,

GDP tidak berubah. Bila akhirnya terjual, barang tersebut dianggap sebagai

barang bekas (tidak dihitung).

4. Barang setengah jadi (intermediate goods) tidak dihitung dalam GDP (hanya

barang jadi), karena nilai barang setengah jadi telah dimasukkan dalam harga

pasar. Nilai tambah (value added) sebuah perusahaan sama dengan nilai output

perusahaan itu dikurangi nilai barang setengah jadi yang dibeli perusahaan.

5. Sebagian barang tidak dijual di pasar dan karena itu tidak memiliki harga pasar.

Kita harus menggunakan nilai terkait (imputed value) sebagai perkiraan nilainya.

Misalnya, jasa perumahan dan layanan pemerintah.

GDP Riil Vs GDP Nominal

GDP Nominal adalah Nilai barang jadi dan jasa yang diukur dengan harga yang

berlaku. GDP ini bisa berubah setiap saat, baik karena ada perubahan dalam jumlah

(nilai riil) barang dan jasa atau ada perubahan dalam harga barang dan jasa tersebut.

Sehingga, GDP nominal Y = P ´ y, di mana P adalah tingkat harga dan y adalah output

riil—di sini output dan GDP serupa.

GDP Riil atau, y = YP adalah nilai barang dan jasa yang diukur menggunakan harga

konstan.

Perbedaan antara riil dan nominal ini dapat juga diterapkan pada nilai moneter lain,

seperti gaji. Gaji nominal (atau uang) dinotasikan oleh W dan dibagi jadi nilai riil (w)

dan variabel harga (P).

Sehingga : W = gaji nominal = P • w dan w = gaji riil = W/P

Konversi dari satuan nominal ke riil ini memungkinkan kita untuk menghilangkan

masalah yang muncul ketika mengukur nilai rupiah yang berubah sepanjang waktu

sebagaimana tingkat harga berubah.

Contoh perhitungan GDP Riil dihitung dalam ekonomi apel dan jeruk :

Misalnya, kita ingin membandingkan output pada 2009 dan 2010, kita pilih harga-

dasar tahunan (base-year prices), misal harga 2009.

Page 9: Resume Macroeconomics Mankiw Chapter 1 dan 2 : Ilmu Makroekonomi dan Data Makroekonomi

GDP riil pada 2009 :

(Harga Apel 2009 ´ Jumlah Apel 2009) +(Harga Jeruk 2009 ´ Jumlah Jeruk 2009).

GDP riil pada 2010 :

(Harga Apel 2009 ´ Jumlah Apel 2010) +(Harga Jeruk 2009 ´ Jumlah Jeruk 2010).

GDP riil pada 2011 :

(Harga Apel 2009 ´ Jumlah Apel 2011) +(Harga Jeruk 2009 ´ Jumlah Jeruk 2011).

Harga 2009 digunakan untuk menghitung GDP riil untuk semua tahun di atas. Karena

harga dibuat konstan dari tahun ke tahun, GDP riil bervariasi hanya jika jumlah yang

diproduksi berbeda.

GDP Deflator

GDP Nominal mengukur nilai uang yang berlaku dari output perekonomian,

sedangkan GDP Riil mengukur output yang dinilai pada harga konstan.

GDP Deflator, disebut juga deflator harga implisit untuk GDP, mengukur harga

output relatif terhadap harganya pada tahun dasar. GDP Deflator mencerminkan apa

yang sedang terjadi pada seluruh tingkat harga dalam perekonomian.

Ukuran Rantai Tertimbang GDP Riil

Penggunaan harga-dasar tahunan untuk menghitung GDP tidak selalu tepat,

terutama jika yang dijadikan harga dasar adalah harga 10 atau 20 tahun lalu (misal,

komputer dan biaya kuliah). Kemudian pada tahun 1995, Biro Analisis Ekonomi

memutuskan untuk memakai ukuran rantai-tertimbang GDP riil. Dengan ukuran ini,

tahun dasar berubah terus-menerus. Ukuran baru ini lebih baik daripada ukuran

sebelumnya karena menjamin harga yang dipakai untuk menghitung GDP riil tidak

terlalu out-of-date.

Harga rata-rata pada 2009 dan 2010 digunakan untuk mengukur pertumbuhan riil

dari 2009 sampai 2010. Harga rata-rata pada 2010 dan 2011 digunakan untuk

mengukur pertumbuhan riil dari 2010 sampai 2011, dan seterusnya. Tingkat

pertumbuhan tahun-ke-tahun ini disatukan membentuk rantai untuk

membandingkan output antara dua waktu.

Page 10: Resume Macroeconomics Mankiw Chapter 1 dan 2 : Ilmu Makroekonomi dan Data Makroekonomi

Komponen Pengeluaran

Komponen pengeluaran terdiri dari :

Konsumsi (Y) : Barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga, terdiri dari barang

habis pakai, barang tidak habis pakai dan jasa.

Investasi (I) : Pembelian barang untuk konsumsi masa depan, terdiri dari

investasi bisnis tetap, investasi rumah tangga tetap dan investasi persediaan.

Pengeluaran Pemerintah (G) : Pembelian barang dan jasa oleh pemerintah pusat

maupun daerah, seperti peralatan militer, jalan tol dan jasa layanan umum

kepada masyarakat. Tidak termasuk di dalamnya bantuan kepada individu

seperti bantuan sosial dan kesejahteraan, karena bantuan ini bersifat realokasi

dari pendapatan yang ada dan tidak dibuat dalam rangka perolehan barang dan

jasa.

Ekspor Netto (NX) : Nilai dari barang dan jasa yang dijual ke negara lain (ekspor)

dikurangi nilai barang dan jasa yang negara lain jual ke negara kita (impor).

Dari komponen ini tercipta persamaan GDP (Y) yaitu jumlah konsumsi, investasi,

pengeluaran pemerintah dan ekspor netto. Persamaan ini disebut identitas pos

pendapatan nasional. Yang dituliskan sebagai berikut :

Ukuran Lain Pendapatan

Selain GDP, terdapat alternatif lain penghitungan pendapatan suatu negara, yaitu

GNP. Untuk mendapatkan produk nasional bruto (gross national product, GNP), kita

menambah GDP dengan penerimaan dari pendapatan faktor produksi (upah, laba,

dan sewa) dari seluruh dunia dan mengurangi pembayaran dari pendapatan faktor

ke seluruh dunia.

GNP = GDP + Pembayaran dari mancanegara – Pembayaran ke mancanegara

Bila GDP mengukur pendapatan total yang diproduksi secara domestik, GNP

mengukur pendapatan total yang diperoleh oleh negara (penduduk suatu negara).

Selain GDP dan GNP, ada produk nasional netto (net national product, NNP), yang

diperoleh dari GNP dikurangi depresiasi modal (jumlah persediaan pabrik, peralatan,

dan struktur residensial yang habis dipakai selama setahun).

Page 11: Resume Macroeconomics Mankiw Chapter 1 dan 2 : Ilmu Makroekonomi dan Data Makroekonomi

NNP = GNP – Depresiasi

Depresiasi disini sering disebut sebagai konsumsi dari modal tetap, yang sebanding

dengan sekitar 10% dari GNP. Produk Nasional Netto hampir sebanding dengan

Pendapatan Nasional. Perbedaan keduanya disebut dengan ketidaksesuaian statistik,

yang timbul karena perbedaan sumber data yang tidak sepenuhnya konsisten.

Pendapatan Nasional dibagi menjadi enam komponen, tergantung dari siapa yang

menghasilkan pendapatan tersebut. Enam komponen tersebut adalah :

Kompensasi pekerja (63,7%) : Gaji dan jaminan sosial yang diperoleh pekerja

Laba pemilik (8,6%) : Laba dari perusahaan nonkorporat seperti pertanian kecil,

toko kelontong dan kantor advokasi hukum.

Pendapatan sewa (0,3%) : Pendapatan yang diterima oleh pemilik aset.

Laba korporat (13,4%) : Pendapatan yang diterima perusahaan setelah

pembayaran kepada karyawan dan kreditur.

Bunga bersih (5,4%)

Pajak tidak langsung (8,6%)

Dari Pendapatan Nasional, kita bisa menghitung Pendapatan Personal dengan rumus

sebagai berikut :

Personal Income = National Income

− Indirect Business Taxes

− Corporate Profits

− Social Insurance Contributions

− Net Interest

+ Dividends

+ Government Transfers to Individuals

+ Personal Interest Income

Dari Pendapatan Personal, kemudian kita bisa menghitung Disposable Personal

Income, dengan rumus sebagai berikut :

Disposable Personal Income = Personal Income − Personal Tax and Nontax Payments

Page 12: Resume Macroeconomics Mankiw Chapter 1 dan 2 : Ilmu Makroekonomi dan Data Makroekonomi

B. Mengukur Biaya Hidup : Indeks Harga Konsumen (IHK)

Indeks harga konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI) mengubah harga

berbagai barang dan jasa menjadi sebuah indeks tunggal yang mengukur seluruh

tingkat harga. Biro Statistik Tenaga Kerja mengukur semuanya dengan menghitung

harga sejumlah barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen tipikal. CPI adalah harga

sekeranjang barang ini relatif terhadap harga keranjang yang sama pada tahun

dasar.

Contoh Perhitungan :

Konsumen membeli 5 apel dan 2 jeruk setiap bulan. CPI dihitung sebagai berikut :

CPI =(5XHargaApelsekarang) +(2´HargaJeruksekarang)

(5´HargaApel2010)+(2´HargaJeruk2010)

Pada perhitungan CPI, 2010 adalah tahun dasar. Index menyatakan berapa yang

harus dibelanjakan untuk membeli 5 apel dan 2 jeruk sekarang relatif terhadap harga

sekeranjang buah yang sama tahun 2010.

Indeks Harga Konsumen Vs GDP Deflator

Deflator GDP mengukur harga semua barang yang diproduksi, sementara CPI hanya

mengukur harga barang dan jasa yang dibeli konsumen. Sehingga, peningkatan harga

barang yang dibeli hanya oleh perusahaan-perusahaan dan pemerintah akan muncul

dalam deflator GDP, bukan dalam CPI.

Perbedaan lain adalah deflator GDP hanya mencakup barang dan jasa yang

diproduksi secara domestik. Barang-barang impor bukan bagian dari GDP dan

karenanya tidak muncul dalam deflator GDP.

Perbedaan ketiga adalah cara keduanya mengagregasi harga. CPI menerapkan

timbangan tetap pada harga barang yang berbeda-beda, sementara deflator GDP

menerapkan timbangan yang berubah.

C. Mengukur Pengangguran : Tingkat Pengangguran

Angkatan kerja (labor force) didefinisikan sebagai jumlah orang yang bekerja dan

orang yang menganggur, dan tingkat pengangguran (unemployment rate)

didefinisikan sebagai persentase dari angkatan kerja yang tidak bekerja.

Page 13: Resume Macroeconomics Mankiw Chapter 1 dan 2 : Ilmu Makroekonomi dan Data Makroekonomi

Tingkat partisipasi angkatan kerja (labor-force participation rate) adalah persentase

dari populasi orang dewasa yang ada dalam angkatan kerja.

Survei Rumahtangga dan survei pembangunan

Biro statistik menyelenggarakan dua survei tentang angkatan kerja, sehingga

menghasilkan dua ukuran angkatan kerja. Survei pembangunan mengestimasi

jumlah pekerja yang perusahaan miliki berdasarkan daftar gaji.

Survei rumah tangga mengestimasi jumlah orang yang mengatakan mereka bekerja.

Dua ukuran angkatan kerja tidak perlu identik, meskipun berkorelasi positif.

Beberapa ahli ekonomi meyakini bahwa survei pembangunan lebih akurat karena

memiliki ukuran sampel yang lebih besar.