40
Putri Erlinda Kusumaninigarum Pengantar Konseling 1 BAB I PENGERTIAN, TUJUAN, DAN FUNGSI KONSELING A. Pengertian Konseling Konseling adalah hubungan profesional antara konselor dan konseli dengan tujuan untuk membantu konseli dalam menjadi pribadi yang mandiri baik dalam mengambil keputusan maupun menyelesaikan permasalahan yang dimiliki konseli, dilakukan melalui komunikasi lisan baik secara langsung ataupun tidak, dan secara individu ataupun berkelompok. B. Tujuan Konseling Secara khusus bimbingan dan konseling mempunyai tujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar (akademik), dan karier. 1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait bidang pribadi-sosial a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai- nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya. b. Memliki sikap tpleransi terhadap umat agama lain , dengan saling menghormati dan memilihara hak dan kewajibannya masing-masing. c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan dan yang

Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

1

BAB I

PENGERTIAN, TUJUAN, DAN FUNGSI KONSELING

A. Pengertian Konseling

Konseling adalah hubungan profesional antara konselor dan konseli dengan

tujuan untuk membantu konseli dalam menjadi pribadi yang mandiri baik dalam

mengambil keputusan maupun menyelesaikan permasalahan yang dimiliki konseli,

dilakukan melalui komunikasi lisan baik secara langsung ataupun tidak, dan secara

individu ataupun berkelompok.

B. Tujuan Konseling

Secara khusus bimbingan dan konseling mempunyai tujuan untuk membantu

konseli agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-

sosial, belajar (akademik), dan karier.

1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait bidang pribadi-sosial

a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan

ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi,

keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja,

maupun masyarakat pada umumnya.

b. Memliki sikap tpleransi terhadap umat agama lain , dengan saling menghormati

dan memilihara hak dan kewajibannya masing-masing.

c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang

menyenangkan dan yang tidak menyenangkan, serta dan mampu meresponnya

secara positif sesuai dengan ajaran agama yang diannut.

d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik

yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis.

e. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.

f. Memilki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat

g. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati, atau menghargai orang lain,

tidak melecehkan maratabat atau harga dirinya.

h. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap

tugas atau kewajibannya.

i. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial, yang diwujudkan dalam bentuk

hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.

Page 2: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

2

j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik, baik bersifat internal maupun

dengan orang lain

k. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik adalah sebagai

berikut :

a. Memiliki kesadarn tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami

bagaimana hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang

dialaminya.

b. Memilki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membeca

buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua peljaran, dan

ektif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.

c. Memilki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.

d. Memiliki ketrampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti ketrampilan

membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri

menghadapai ujian.

e. Memiliki ketrampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan,

seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri

dalam memperdalam informasi tentang berbagai hal dalam rangka

mengembangkan wawasan yang lebiih luas.

f. Memilki kesiapan mental dan kemampuan untuk menhadapi ujian.

3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan apek karier adalah sebagai

berikut :

a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat, dan kepribadian) yang terkait

dengab pekerjaan

b. Memiliki penegtahuan mengenai dunia kerja dan informasi karier yang menunjang

kematangan kompetensi karier

c. Memilki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang

pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan

sesuai dengan norma agama.

d. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasia pelajaran)

dengan persyaratan keilmuan atau ketrampilan bidang pekerjaan yang menjadi

cita-cita kariernya masa depan.

Page 3: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

3

e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karier, dengan mengenali ciri-

ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan

sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.

f. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan

secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,

kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.

g. Dapat membentu pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier. Apabila

seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus

mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan kairer

keguruan tersebut.

h. Menganal ketrampilan, kemampuan, dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan

dalam suatu karier amat dipengaruhi oleh kemapuan dan minat yang dimilki. Oleh

karena itu, maka setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya, dalam

bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakh dia berminat terhadap pekerjaan

tersebut.

i. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karier.

C. Fungsi Konseling

Fungsi bimbigan dan konseling

1. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu agar konseli

memilki pemahaman karier terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya

(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli

diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan menyesuaiakn

dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.

2. Fungsi fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai

pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan seimbang seluruh

aspek dalam diri konseli.

3. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam mabantu konseli

agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan

konstruktif

4. Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli

memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan, atau program studi, dan memantapkan

penguasaan karier atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, kehlian, dan ciri-ciri

kepribadian lainnya di dalam maupun luar lembaga pendidikan.

Page 4: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

4

5. Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala

sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program

peniddikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan

konseli. Denganmenggunakan informasi yang memadai mengenai konseli,

pembimbing/konselor dapat membatntu guru dalam memperlakukan konseli secara

tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi sekolah/Madrasah, memilih metode

dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan

kemampuan dan kecepatan konseli.

6. Fungsi pencegahan (preventif), yaitu yang berkaitan dengan upaya konselor untuk

senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk

mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor

memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari

perbuatan ata kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat

digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberpa

masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah

terjadinya tingkah laku yang tidak dihapkan, diantaranya bahanyanya minuman keras,

merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas.

7. Fungsi perbaikan yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli

sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan, dan bertindak.

Konselor melakukan intervens (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya

memilki pola berfikir yang sehat, rasional, dan memilki perasan yang tepat sehingga

dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan

normatif.

8. Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif.

Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah

mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karier.

Teknik yang dapat digunakan adalah konseling dan remedial teaching.

9. Fungsi pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu

konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan

situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli

agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas

diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik,

rekreatif, dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.

Page 5: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

5

10. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih

proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan

lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembanagn konseli.

Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya sinergi sebagai teamwork

berkolaborasi atau bekerjasama merencenakan dan melaksanakan program bimbingan

secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai

tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan adalah

pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau brain storming, home room, dan

karyawisata.

Page 6: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

6

BAB II

LANDASAN HISTORIS, FILOSOFIS, PSIKOLOGIS, SOSIAL-BUDAYA, DAN

TEORITIS KONSELING

A. Landasan Historis

1. Ameraka serikat

Di Amerika Serikat perkembangan konseling dapat diperinci sebagai berikut :

a. Gerakan dalam bimbingan jabatan

Gerakan ini dipelopori oleh Gerorge Merrill di san Fransisco pada tahun 1895

pada “The California School of echanical Arts”. Kemudian dialnjutkan oleh Frank

Parson, dengan “The Vocational Bureau” di Boston pada tahun 1909 kemudian

pada tahun 1911 Frank P. Goodwin menyelenggarakan usaha bimbingan secara

menyeluruh di kota Cincinati, Ohio. Sebelumnya Jesse B. Davis (1898-1907)

memusatkan perhatiannya kepada usaha penyuluhan dalam bidang jabatan dan

pendidikan jabatan di “Central High School”, Detroit, Michigan, Eli W. Weaver

(1908-1910) melakukan kegiatan-kegiata yang menarik perhatian dengan

mengorganisir lembaga bimbingan yang disebut “The New York City Vocatioanl

Guidance Surevey” (1911), dan mendorong diadakannya “The Second Natioanl

Conference on Vocational Guidance” yang diadakan di New York pada tahun

1912.

b. Gerakan kesehatan mental

Gerkan ini dipelopori oleh Clifford Beers, dengan penerbitan bukunya yang

berjudul “A Mind that Found Itself” yang sangat besar pengaruhnya. Dia

memebrikan sumbangan dalam pendirian “The National Committee for Mental

Hygiene” (1909) yang mendorong didirikannya berbagai klinik kesehatan mental.

Pada tahun 1922 Universitas Yele memperlopori pendirian klini kesehatan mental

pada tingkat perguruan tinggi.

c. Gerakan bimbingan kanak-kanak

Gerakan ini dipelopori oleh suami istri William Healy (1909) dengan mendirikan

klinik kanak-kanak di Chicago, Illinois, yang kemudian diambil alih oleh

pemerintah negara bagian Illinois dan dijadkan “The Illinois of Juvenile

Research”. Sejak tahun 1914 beratus-ratus klinik bimbingan kanak-kanak

didirikan.

d. Kegiatan personel work

Page 7: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

7

Kegiatan ini bergerak dibidang industri yang dipelopori oleh Dr. Munsterburg dari

Universitas Havard, bersama-sama dengan suatu perusahaan mobil dari Boston,

yang memperkenalkan teknik analisa jabatan dalam industri, sebagai kelanjutan

test kelompok tentang kemampuan mental.

e. Gerakan penyelengaraan test

Gerakan ini mulai berkembang dalam masa Perang Dunia I, diarahkan kepada

pengukuran kemampuan mental seseorang dalam mengahdapi wajib militer,

misalnya karya Otis dan Scott.

f. Gerakan “Dean of Girls”

Dipelopori oleh seorang Superintendant, Ella Flagg Young di Chicago pada tahun

1913.

g. Usaha-usaha organasasi dalam tingkat negara bagian dan tingkat nasional,

diantaranya :

1) National Vocational Guidance Association (NVGA), 1913

2) National Converence on Vocational Guidance (1910, 1912, 1913)

3) The National Occupatioanl Conference, 1933

4) The President’s Advisoree on Education, 1936

5) Occupational Information and Guidance Service, yang didirikan pada tahun

1938 sebagai salah bagian United State Office of Education

6) The George-Barden Act, 1946.

h. The National Defence Education Act of 1958, yang ditana tangani oleh Presiden

Eisenhower pada tanggal 2 September 1958.

i. Perkembangan terakhir dapat ditemukan di antaranya :

1) White house Conference on Children and Youth, 1960

2) Commision on guidance in American Schoo, 1960

3) Identification and Education of Academically Talented.

2. Di Indonesia

a. Tahun 1960-1970

Diawali dengan wacana tentang bimbingan dan penyuluhan di tanah air.

Bimbingan dan penyuluhan pendidikan dimasukkan kedalam kegiatan sekolah

untuk menunjang misis sekolah mencapai tujuan pendidikannya. Untuk itu

jurursan bimbingan dan penyuluhan didirikan guna menghasilkan tenaga

pembimbing dan penyuluh pendidikan yang akan bekerja di sekolah.

Page 8: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

8

b. Tahun 1971

Berdirinya Proyek Perintris Sekolah Pembanguanan pada delapan IKIP, kemudian

melalui proyek itu pelayanan bimbingan dan penyuluhan ikut dikembangkan. Dan

kemudian berhasil disusun buku “Pola Dasar Rencana dan Pengembanagn

BimbinganPenyuluhan pada Proyek Perintis Sekolah Pembangunan” yang

kemudian dimodifikasi menjadi buku “Pedoman Operasioanal Bimbingan pada

Proyek-Proyek Perintis Sekolah Pembangunan”

c. Tahun 1975

1) Lahir dan berlakunya Kurikulum sekolah Menengah Umum yang di dalamnay

ada Buku Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan

2) Diadakannya konferensi Nasioanal Bimbngan I di Malang yang menghasilkan

keputusan :

a) Terbetuknya organisasi profesi bimbingan dengan nama Ikatan Petugas

Bimbingan Indonesia

b) Tersusunnya AD/ART IPBI, kode etik jabatan konselor, dan program kerja

IPBI periode 1976-1978

3) Konverensi 1975 yang diikuti beberapa kali konvensi dan kongres secara

berturut-turut.

d. Tahun 1978

Diselenggarakannya progam PG SLT dan PG SLA Bimbingan dan Penyuluhan di

IKIP.

e. Tahun 1989

1) Lahirnya Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatus Negara no.

026/Menpan/1989 tetntang Angka Kredit bagi jabatan guru dalam lingkungan

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

2) Lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia no.2 tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasisonal

f. Tahun 1991-1993

1) Dibentuk divisi-divisi dalam IPBI

2) Diperjuangkan oleh IPBI jabtan fungsional tersendiri bagi petugas bimbingan

di sekolah.

g. Tahun 1993-1996

1) Perjuangan IPBI membuahakan hasil dengan diberlakukannya SK Menpan no.

84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan angka Kreditnya, SKB

Page 9: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

9

Mendikbud dan Kepala BAKN No. 1433/1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya serta SK Mendikbud

No.25/0/1995 tentang Petunjuk Teknis Ketuntasan Pelaksanaan Jabatan

Fungsional Guru dan Angka Kreditnya

2) Dilaksanakan penataran guru-guru pembimbimg SLTP dan SMU di seluruh

Indonesia di PPP Kejuruan Jakarta

3) Sarjana BK lulusan jurusan PPB sudah mulai diangkat menjadi guru

pembimbin di sekolah

4) Digalakannya kerjasama antara IPBI, Direktorat Jendral Pnedidikan dasar dan

Menengah, dan IKIP Malang dalam menyelenggarakan sertifikasi kewenangan

testing bagi para profeisonal bimbingan dan konseling

5) Dibentuknya divisi baru di IPBI

h. Tahun 1996-2000

1) Diterbitkan dan dilaksanakannya Pedoman Musyawarah Guru Pembimbing

(MGP)

2) Diterbitkannya majalah Suara Pembimbing, setahun dua kali

3) Disusunnya sejumlah panduan untuk digunakan dalam pelaksanaan bimbingan

dan konseling di sekolah

4) Disusun dan diterbitkannya buku seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan

Konseling di Sekolah

5) Perubahan 10 IKIP menjadi Universitas Negeri dan dua STKIP Negeri manjadi

IKIP Negeri dengan arah wider mandate

6) Diselenggarakannya program rintisan Pendidikan Profesi Konselor

7) Pelayanan bimbingan dan konseling diperguruan tinggi, dikemas dalam bentuk

program Student Support Service dan Carier Planning Development

i. Tahun 2001-2002

1) Diselenggarakannya kongres IX IPBI

2) Dimulainya langkah profesionalisasi tenaga kependidikan

3) Disusunnya kompetensi guru pembimbing oleh direktorat SLTP Dirjen

Dikdasmen

4) Dilanjutkan program rintisan pendidikan profesi konselor di Universitas

Negeri Padang

5) Diterbitkan Jurnal Bimbingan dan Konseling

6) Diterbitkan jurnal “Konselor”

Page 10: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

10

j. Tahun 2003-2005

1) Konselor sebagai pendidik

2) Dasar standardisasi Profesi Konselor

3) Konvensi Nasioanl di Bandung, Desember 2003

4) DSPK telah disosialisasikan ke seluruh Indonesia

5) Penyususnan panduan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Berbasis

Kompetensi

6) Izin praktek bagi konselor

7) Formasi pengangkatan Guru Pembimbing membengkak

8) Beasiswa untuk mahasiswa PPK

9) Pengembanagn BK Pola 17 menjadi Pola 17 Plus

10) Ssuai pemberlakuan KBK, pelayanan konseling di sekolah harus mampu

memberikan sumbanagn yang signifikan terhadap aktualisasi KBK tersebut

11) Secara yuridis keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional

dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi

guru, pemong belajar, tutor, widya-iswara, fasilitator dan instruktur (UU No.

20/2003, pasal 1 ayat 6)

B. Landasan Filosofis

Filsafat adalah cinta pada ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka pada hikamah da

kebijaksanaan. Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi serangkaian kegiatan atau

tindakan yang semuanya diharapakanmerupakan tindakan yang bijaksana. Untuk itu

dipersiapkan pemikiran filosofis tentang eberbagai hal yang bersangkut paut dalam

layanan bimbingan dan konseling. Pemikiran bimbingan dan konseling pada umumnya

yaitu mmebantu onselor dalam mengahdapai situasi konseling dalam membuat pilihan

yang tepat. Disamping itu pemikiran dan pemahaman filosofis yang memungkinkan

konselor menjadikan hidupnya sendiri lebih mantap, lebih fasilitatif, serta lebih efektif

dalam penerapan upaya pemberian bantuannya (Belkin, 1975 dalam prayitno dan erman

Amti 2004 :138). Dalam hal ini konselor harus merasa puas dalam membentu konseli

mengani masalahnya. Konselor menggunakan ketrampilannya untuk membantu konseli

dalam mengatasi masalah dan ketrampilan hidupnya.

John J. Pietrofosa et.al (dalam Syamsu dan Juntika, 2007 :107) selanjutnya

mengemukakan pendapat James Cribin tentang prinsip-prinsip filosofis dalam bimbingan

sebaga berikut:

Page 11: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

11

1. Bmbingan hendaknya didasarkan pada pengakuan akan kemuliaan dan harga dari

individu dan atas hak-haknua mendapatkan bantuan

2. Bimbingan merupakan proses pendidikan ang berkesinambungan, artinya bimbingan

merupakan bagian integral dari pendidikan

3. Bimbingan harus respek terhadap hak-hak setiap konseli yang meminta bantuan dan

pelayanan.

4. Bimbigan bukan prerogatif kelompok khusus profesi kesehatan mental. Bimbingan

dilaksanakan melalui kerjasama, yang masing-masing bekerja berdasarkan keahlian

atau kompetensinya sendiri.

5. Fokus bimbingan adalah membantu individu dalam merealisasikan potensi dirinya.

6. Bimbingan merupakan elemen pendidikanyang bersifat individualisasi, personalisasi,

dan sosialisasi.

C. Landasan Psikologis

Dalam proses pendidikan di sekolah, siswa sebagai subjek didik, merupakan pribadi-

pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Siswa sebagai individu yang dianamis

dan berada dalam proses perkembangan, memilki kebutuhan dan dinamiaka dalam

interaksinya dengan lingkungannya. Sebagai pribadi yang unik, terdapat perbedaan

individual antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Di samping itu, siswa sebagai

pelajar, senantiasa terjadi adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil proses belajar.

Hal tersebut di atas, merupakan beberapa aspek psikologis dalam pendidikan yang

berusmber pada siswa sebagai subjek didik, dan dapat menimbulakn berbagai masalah.

Timbulnya masalah-masalah psikologis menuntut adanya upaya pemecahan melalui

pendekatan psikologis pula. Upaya ini dilakuakn melalui layanan bimbingan dan

konseling.

Berikut ini aakan diuraikan mengenai beberapa masalah psikologis yang merupakan latar

belakang perlunya bimbingan di sekolah.

a. Masalah perkembangan individu

Sejak individu terbentuk, individu akan terus berkembang.proses perkembangan itu

dipengaruhi beberapa faktor baik dari dalam maupun dari luar. Perkembanagn dapat

berhasil jika faktor-faktor tersebut dapat saling melengkapi.

Pendidikan sebagai salah satu lingkungan, bertnaggung jawab dalam memberikan

asuhan terhadap proses perkembangan individu. Bimbingan dan konseling merupakan

bantuan individu di dalam memperoleh penyesuasian diri sesuai dengan tingkat

Page 12: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

12

perkembangannya. Melalui bimbingan dan konseling siswa dibantu mencapai tugas-

tugas perkembanganya dengan baik.

Masa belajar di sekolah merupakan masa transisi, masa tercapainya kematangan, dan

masa persiapan untuk mencapai kehidupan dewasa yang berarti. Dari sisnilah dapat

diketahui bahwa bimbingan dan konseling memiliki posisi yang urgensial dalam

pendidikan.

b. Masalah perbedaan individu

Di sekolah seringkali tampak masalah perbedaan individu, misalnya ada siswa yang

sangat cepat dan ada yang lambat belajar , ada yang cerdas, dan ada yang berbakat

dalam bidang tertentu, dan sebagainya. Kenyataan ini akan membawa konsekuensi

begi pelayanan pendidikan, khususnya yang menyangkut bahan pelajran, metde

mengajar, alat-alat pelajaran, penilaian. Dan pelayanan lainnya. Disamping itu,

perbedaan-perbedaan ini seringali banyak menimbulkan masalah-masalah baik bagi

siswa itu sendiri, maupun bagi lingkungan. Dengan demikian tampak sekali bahwa

dalam dunia pendidikan diperlukan pelayanan yang mampu malayani siswa secara

individual dengan segala keunikan yang mereka miliki, dan itulah bidang bimbingan

dan konseling.

c. Masalah kebutuhan individu

Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhannya.

Pemenuhan kebutuhan ini bersifat mendasar bagi kelangsungan hidup individu itu

sendiri. Dengan berpegang pada prinsip bahwa tingkah laku merupakan cara individu

memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan belajar hakikatnya merupakan perwujudan

usaha pemenuhan kebutuhan tersebut. Pengenalan terhadap jenis dan tingkat

kebutuhan siswa sangat diperlukan bagi usaha membantu mereka. Program bimbingan

dan penyluhan merupakan salah satu ke arah itu.

d. Masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku

Proses penyesuaian diri ini banyak sekali menimbulkan berbagai masalah terutama

bagi diri individu sendiri. Jika individu gagal dalam memperoleh penyesuaian diri,

maka ia akan dimanifestasikan dlam bentuk tingkah laku yang kurang wajar atau

disebut dengan kelainan tingkah laku. Oleh karena iu diperlukan adanya suatu usaha

nyata untuk menanggulanagi gejala-gejala tersebut. Dalam hubungan ini bimbingan

dan konseling memberikan peranan yang cukup penting.

e. Masalah belajar

Page 13: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

13

Dalam perbuatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pengajar itu sendiri

maupun bagi pengajar. Beberapa masalah belajar misalnya bagaimana menciptakan

kondisi yang baik agar perbuatan belajar berhasil, memilih metode dan alat-alat yang

tepat sesuai dengan jenis dan situaso belajar, membuat rencana elajar bagi siswa,

penialaian hasil belajar, diagnosis kesulitan belajar, dan sebagaginya. Bagi siswa

sendiri, masalah belajar yang mungkin timbul misalnya pengaturan waktu belajar,

memilih cara belajar, memeprsiapkan ujian, memilih mata kuliah yang cocok, dan

sebagainya.

Jadi jelas bahwa dalam kegiatan belajar ini banyka masalah yang timbul terutama

yang dirasakan oleh pelajar. Untuk itu hendaknya sekolah memberikan bantuan

kepada siswa dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajara.

Disinilah letak penting dan perlunya program bimbingan dan konseling untuk

membantu agar mereka berhasi dalam belajar.

D. Landasan Sosial-Budaya

Kebutuhan akan bimbingan timbul karena adanya masalah-masalah yang dihadapi oleh

individu yang terlibat dalam kehidupan masyarakat. Semakin rumit struktur masayarakat

dan keadaannya, semakin banya dan rumit pulalah masalah yang dihadapi oleh individu

yang terdapat dalam masyarakat itu.

Jadi kebutuhan akan bimbingan itu muncul karena terdapat faktor yang menambha

rumitnya keadaan masyarakat dimana itu hidup. Faktor-fakto itu diantaranya adalah

sebagai berikut (John J. Pietrfosa dkk. 1980; M. Surya dan rochman N. 1986; dalam

Syamsu dan Juntika 2008:119)

a. Perubahan konselasi keluarga

Pada tahun 1970 keluarga di Amerika mengalami perubahan ynag cukup berarti,

seperti : melemahnya otoritas usami, meningkatnya tuntutan kesamaan hak dan

kewajiban kaum perempuan dan itu meretakkan kehidupan kehidupan hubungan antar

keluarga. Yang ekmudian berdampak pada banyaknya perceraian dan kehidupan

single parents. Hal ini mendorong munculnya hal negatif lain pada moralitas anak.

Bagi keluarga yang disfungsional seperti inidihadapkan pada kebutuhan atau kesulitan

mencari penyelesaian masalah yang dihadapinya, sehingga memerlukan bantuan dari

luar. Salah satu bantuan yang dapat memfasilitasi keluarga memecahkan masalah yang

dihadapinya adalah layanan bimbingan dan konseling yang berupaya membantu untuk

memelihara kebutuhan dan keharmonisan keluarga.

Page 14: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

14

b. Perkembangan pendidikan’

Perkembangan pendidikan di indoensia memberikan kesempatan begitu besar untuk

seluruh warga Indonesia dalam memperoleh pendidikan. Kesempatan yang terbuka ini

menyebabkan munculnya peserta didik dari berbagai kalangan yang berebda latar

belakang, agam, etis, keadaan sosial, adat istiadat, dan ekonomi. Hal semacam ni

menimbulkan bertumpuknya masalah yang dihadapi leh orang yang terlibat dalam

kelompok campuran itu. Pemecahan ini dapat diperoleh dengan ,elaksanakan

bimbingan bagi anggota kelompok.

c. Dunia kerja

Berbagai perubahan dalam dunia kerja menuntut keahlian khusus dari para pekerja.

Untuk itu perlu dipersiapkan tenaga-tenaga yang terampil dan memiliki sikap mental

yang atngguh dalam bekerja. Bimbingan dan konseling diperlukan untuk membantu

menyiapakn mental para pekerja yang tangguh itu.

d. Perkembangan kota metropolitan

Kecenderungan bertumbuhnya kota-kota metropolitan akan mendorong semakin

meledaknya arus urbansasi. Kondisi ini menimbulkan dampak sosial yang buruk bagi

masyarakat di perkotaan. Kondisi tersbeut dapata memicu masalah psikologis seperti

gejala “maladjustment” dan “pathologi”. Bimbingan dan konseling dibutuhkan untuk

membanti masyarkat mengenai masalah-masalah psikologis sehingga mereka dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

e. Sekrisme dan rasisme

Sekrisme merupakan paham yang mengunggulakn salah satu jenis kelamin dari jenis

kelamin lainnya. Sementara rasiseme adalah paham yang mengunggulkan ras yang

satu atas ras yang lainnya. Berdasarkan kondisi tersebut, program bimbingan dan

konseling mempunyai peran penting dalam upaya memberikan pemahaman bahwa

anak laki-laki dan perempuan mempunyai peluan sama dalam melakukan segala hal

tanpa ada batasn-batasan gender dan memberikan pemahaman bahwa perlakuan

diskrimintaif terhadap ras-ras yeng berbeda bukanlah suatu pemecahan masalah yang

baik.

f. Kesehatan mental

Masalah kesehatan mental ini semakin marak muncul di beberapa tempat di dunia ini,

seperti orang yang mengalami gangguan jiwa (neurotik), sakit jiwa (psikoses),

kepribadian antisosial, gangguan emosial, orang dewasa atau remaja yang melakukan

tindak kejahatan yang serius, orang yang kecanduan minuman keras,

Page 15: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

15

menyalahgunakan obat-obatan terlarang dan lain-lain. Terkait dengan masalah ini,

maka sekolah-sekolah atau lembaga-lembaga, perusahaan dituntut untuk

menyelenggarakan program layanan bimbingan dan konseling dalam upaya

mengembangakn mnetal yang sehat dan mencegah serta menyembuhkan mental yang

tidak sehat.

g. Perkembangan teknologi

Dengan perkembangan teknologi yang pesat, timbul dua masalah penting yang

menyebabkan kerumitan struktur dalam masyarakat yakni :

1) Penggantian secara besar tenaga kerja menusia dengan mesin menyebabkan

jumlah pengangguaran meningkat

2) Bertambahnya jenis-jenis pekerjaan yang menghendaki keahlian khusus dan

memerlukan pendidikan yang khusus pula.

Kedua masalah tersebut membuat seseorang membutuhkan bantuan dari orang lain.

Disinilah bimbingan dan konseling berperan.

Selain itu ada pula dampak perkembangan teknologi yang lain, misalnya kemudahan

untuk mendapatkan informasi baik dari media cetak maupun media elektronikyang

mana baik kita sadari atau tidak, di dalamnya terkandung beberapa muatan negatif

yang membuat seseorang untuk berbuat negatif pula. dalam Hal ini bimbingan dan

konseling diperlukan untuk membimbing seseorang agar tidak larut dalam dampak

negatif tersebut.

h. Kondisi moral dan keagamaan

Kebebasan utnuk menganut agam sesuai dengan keyakinan masing-masing individu

menyebabkan individu berfikir dan menilai setiap agama yang dianutnya. Kadang-

kadang menilainya berdasarkan nilai moral umum yang dianggapnya paling baik,

kadang berdasarkan kesenangan pribadi yang nyata membuata perasaan tertekan

dengan norma-norma agama ataupun keraguan atau melemahnya keyakinan akan

agama yang telah diwarisisnya. Ini tidak mudah untuk ditentukan segera karena

menyangkut hal yang sanagt medasar dan peka. Oleh karena itu, makin dibutuhkanlah

layanan bimbingan yang baik untu menanggulanginya.

i. Kondisi sosial ekonomi

Perbedaan yang besar dalam faktor ekonomi diantara anggota kelompok campuran,

menimbulkan manusia yang berat. Masalah initerutama sangat dirasakan oleh

Page 16: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

16

individudari golongan ekonomi rendah. Tidak mustahil timbul kecemburuan sosial

atau perasaan tidak nyaman untuk bergaul dengan kelompok orang kaya. Untuk

mengatasi hal ini dengan sendirinya memerlukan adanya bimbingan, baik mereka dri

golongan ekonomi rendah atau pun dari golongan lain.

E. Teoritis Konseling

Page 17: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

17

BAB III

KAITAN KONSELING DENGAN LAYANAN LAIN

Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah tidak dapat

dilepaskan dengan keterkaitan antara berbagai layanan lain yang juga behubungan dengan

lingkungan seorang individu. Berikut ini adalah gambaran tentang kaitan antara konseling

dengan layanan yang disajikan dalam mind map.

Page 18: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

18

KAITAN KONSELING

DENGAN LAYANAN

LAINDengan layanan bimbingan

di sekolah

Dengan layanan bimbingan belajar

Dengan psikoterapi

Memiliki hubungan timbal balik dengan layanan orientasi, melalui orientasi dapat diketahui

seluk beluk tentang konseling, dan

konseling menyelesaikan masalah yang

muncul setelah orientasi

Hubungan dengan layanan informasi :

Melalui layanan informasi diketahui

info tentang konseling, dan

konseling memperjalas

informasi yang belum mendetail

Hubungan dengan layanan penempatan

dan penyaluran :Layanan

penempatan dan penyaluran

memerlukan layanan konseling untuk

melakukan assesment

Konselor dibutuhkan untuk membantu peserta

didik menyelesaikan permasalahan

akademik, melakukan training

motivasi, tes psikologi,

pembuatan angket, dll.

Psikoterapi terfokus mengatsi

kelemhan-kelemahan yang ada dengan cara

praktis, sedangkan konseling terfokus

pada pengembangan

kelebihan kearah positif

Dengan layanan pengobatan alternatif

Layanan yang diberikan oleh kyai bisa dikatakan sebagai layanan

konseling karena kyai adalah orang yang ahli dalam bidang agama, walaupun tidak memiliki dasar

psikologis

Page 19: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

19

BAB IV

RAGAM KONSELING BERDASARKAN MASALAH, TAHAP PERKEMBANGAN,

DAN JUMLAH KONSELI

Dalam praktek konseling terdapat pembagian konseling menurut masalah, tahap

perkembangan, maupun jumlah konseli. Dari setiap pembagia tersebut digunakan untuk

mengategorikan koneli dan permalahannya agar lebih mudah diketahui kecenderungan

layanan seperti apa yang sesuai dan dapat diterapkan secara efektif dalam layanan bimbingan

dan konseling.

Page 20: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

20

RAGAM KONSELING BERDASARKAN MASALAH

Merupakan usaha bimbingan dalam menghadapi dan memecahkan masalah pribadi-sosial

Konseling Karier

Mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu keusksesan belajar, dan menyesuaikan diri dengan tuntutan pendidikan

Konseling yang diharapkan untuk membentu para individu dalam memecahkan masalah-masalah akademik atau pendidikan

Permasalahan yang ditangani adalah :Konflik, hubngan dangan masyarakta, sifat dan kemampuan diri, serta adaptasi dengan lingkungan

Jenis layanan :Masalah akademis, masalah ssial, masalah keluarga dan pribadi, masalah berkaitan dengan emosi, dan masalah karier

Merupakan proses dimana kegiatan, strategi, dan intervensi digunakan untuk membantu konseli dalam eksplorasi karier, perencanaan, dan pengambilan keputusan karier

Konseling akademik

Konseling Pribadi-Sosial

Page 21: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

21

RAGAM KONSELING BERDASARKAN TAHAP PERKEMBANGAN

Konseling pada remaja

Konseling pada orang lanjut usia

Konseling pada usia madya

Konseling pada orang dewasa

Konseling pada anak

Terdiri dari konseling anak usia dini, middle childhood, dan pra remaja (2-12 tahun)

Fungsi konselor anak :

Melaksanakan tes, menulis

dan menyimpan berbagai

catatan, melakukan rujukan

dan penempatan

Diberikan pada individu usia 12-18 tahun

konselor memfasilitasi konseli agar konseli tersebut bisa menemukan jati dirinya

pada masa dewasa akan terus berlanjut dan terjadi banyak konflik intrapersonal dan interpersonal yang

mengganggu proses adaptasi

Tugas konselor adalah memaksimalkan pertumbuhan dan kemampuan coping dan membantu mengeksplorasi berbagai area dalam kehidupan konseli

Seseorang telah mempunyai tujuan yang jelas kondisi

keuangan yang telah mapan

Berkutat pada permasalahan pribadi

masa penarikan diri dari pekerjaan dan hubungan dengan

lingkungan sosial

Konselor harus memahami sikap menarik yang dimiliki lansia

Page 22: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

22

RAGAM KONSELING BERDASARKAN

JUMLAH KONSELI

Konseling Individual

Terdiri dari satu konselor dan satu konseli

Proses belajar melalui hubungan khusus secara

pribadi dalam wawancara antara

konselor dan konseli

Konseling Kelompok

Terdiri dari satu konselor dan lebih dari satu konseli

Merupakan usaha bantuan yang diberikan

pada individu dalam suasana kelompok

Bersifat pencegahan serta perbaikan

Terdapat hubungan antara konselor-konseli,

dan antar konseli

Tanggung jawab konseli lebih banyak tergantung

pada konselor

Masalah yang dibicarakan bersifat

sangat rahasia

Berpusat pada hal-hal khusus yang disepakati

anggota kelompok

Ditujukan untuk membantu konseli

memecahkan masalah pribadi-sosial, akademik,

dan karier

Page 23: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

23

BAB V

PROSES PELAKSANAAN KONSELING

PROSES KONSELING

Konseling merupakan proses yang digunakan

untuk menolong konseli menyelesaikan masalah

Dapat berlangsung dalam satu kali pertemuan, beberapa kali,

atau lebih banyak

Faktor yang mempengaruhi kesiapan :Motivasi untuk memperoleh bantuan, pengetahuan konseli tentang konseling, tingkat kesadaran terhadap masalah, harapan terhadap peran konselor, sistem pertahan diri,

dan fasilitas yang tersedia

Cara mencapai kesiapan konseli :Pendekatan incaal-them, maintain-good-relation, developing-a-desire-

for-counseling, dan interview condititon

Tahap-tahap konseling :

Kondisi yang Mempengaruhi

Konseling

Eksternal :Physical SettingProxemicsPrivacyBeliefValuesPenerimaan

Internal : Rapport Empathy GenuinenessAttentiveness

Tahap awal :o Rapport,

memperjelas dan mendefinisikan masalah, membuat penaksiran dan perjajagan, serta menegosiasikan

Tahap kerja:o Menjelajahi dan

mengeksplorasi masalah klien secara lebih mendalam, reassessment , dan menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara

Tahap akhir :Konselor bersama konseli membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling, menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan, danmengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera)

o Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya

Page 24: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

24

BAB VI

HUBUNGAN, DIAGNOSIS, NILAI-MORAL-ETIKA HUKUM, PENELITIA DAN

EVALUASI KERAGAMAN BUDAYA DAN GENDER

HUBUNGAN DAN DIAGNOSIS NILAI MORAL ETIKA DALAM PRAKTIK KONSELING

Nilai dapat didefinisikan sebagai keyakinan kuat bahwa suatu kondisi akhir atau mode perbuatan adalah suatu yang bisa diterima. Rokeach (1973) membedakan antara nilai “terminal” dan “instrumental”

Moral dalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi

pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur

tingkah lakunya

Kitchener (1984) mengidentifikasi empat level pemikiran moral berbeda yang dijadikan sandaran oleh konselor : intuisi personal, panduan etik yang dibakuakan oleh organisasi prosesi, prinsip etik, dan teori umum tindakan moral.

Hukumadalah suatu sistem aturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat dan dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah atau otoritas melalui lembaga atau institusi hukum.

a. Undang-Undang dasar 1945, Bab XIII tentang pendidikan dan kebudayaan pasal 31b. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas bab 1 pasal 1 ayat 1, ayat 6 Bab II pasal

3, dan bab V pasal 12 ayat 1bc. Permendiknas No. 22/2006 tentang standar isi dan satuan pendidikan dasar dan

menengahd. Permendiknas No. 27 Tahun 2008 tentang standar kualifikasi akademik kompetensi

konselore. PP No. 38 tahun 1992 tentang tenaga kependidikan pasal 1 ayat 2 dan 3 serta pasal 3

ayat 2f. SK Menpan No. 84/1993 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya pasal 3

dan pasal 5 g. SKB Mendikbud dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1993 tentang

petunjuk pelaksanan jabatan funsional Guru dan angka kreditnya pasal 1,4, dan 5.h. SK Mendikbud No. 025/0/1995 tentang petunjuk teknis ketentuan pelaksanaan jabatan

fungsional guru dan angka kreditnya. i. SK Menpan No. 118/1996 tentang jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya. Pasal 1 dan 23.

i. SK Mendikbud No. 020/U/1998 tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya.

Page 25: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

25

PENELITIAN ASESMEN DAN

EVALUASI, KERAGAMAN

BUDAYA, JENDER

Asesmen yaitu mengukur suatu proses konseling yang harus dilakukan konselor sebelum, selama, dan setelah konseling

tersebut dilaksanakan

Ruang lingkup :a. System assesmentb. Program planningc. Program implementationd. Program improvemente. Program certification

Tujuan asesmen yaitu mengumpulkan informasi yang memungkinkan bagi konselor

untuk menentukan masalah dan memahami latar belakang serta situasi yang ada pada masalah

klien

Langkah-langkah asessment :a. Perencanaanb. Pelaksanaanc. Analisis datad. Interpretasi datae. Tindak lanjut

Evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat diartikan

sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai

segala sesuatu dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di

sekolah

Konseling lintas budaya mempunyai arti suatu hubungan konseling yang terdiri

dari dua peserta atau lebih, berbeda dalam latar belakang budaya, nilai-nilai dan gaya

hidup.

Konseling lintas budaya berfungsi membantu konselor dalam melakuakn pendekatan

sesuai dengan keragaman budaya tersebut dalam

melaksanakan konseling

Ruang lingkup evaluasi :

a. Evaluasi peserta didikb. Evaluasi programc. Evaluasi proses

Aspek penilaian :

a. Panilaian progarm bimbingan dan konseling

b. Penilaian proses pelaksanaan bimbingan dan konseling

c. Penilaian hasil dari pelaksanaan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling

Gender ialah suatu sifat laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi oleh masyarakat

baik secar kultural maupun sistematik

Page 26: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

26

BAB VII

FAKTOR-FAKTOR EFEKTIVITAS KONSELING, KARAKTERISTIK KONSELOR,

KARAKTERISTIK KONSELI, DAN SETTING LINGKUNGAN

FAKTOR-FAKTOR EFEKTIVITAS KONSELING

Karakteristik KonselorKarakteristik Konseli

Efektif

Menarik

Menurut Brammer, Abrego & Shostrom :Sikap hangat, dapat memahami, positif regard, self-revealing, kondisi fasilitatif, dan keterbukaan diri konselor

Menurut Carl Rogers :

Congruence (Genuineness, Authenticity),

Unconditional positive

Memahami Konseli

Keberhasilan dan kegagalan proses konseling ditentukan oleh tiga hal yaitu :

a. Kepribadian Konselib. Harapan Konselic. Pengalaman dan

Pendidikan Konseli

Aneka Ragam Konseli :a. Konseli Suka Relab. Konseli Terpaksac. Konseli Enggand. Konseli Bermusuhan /

Menentange. Konseli Krisis

Page 27: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

27

BAB VIII

LANGKAH-LANGKAH PROFESIONALISASI KONSELOR

Profesioanalisasi yaitu proses peningkatan kualitas maupun kemampuan para anggota suatu

profesi dalam mencapai kriteria standar dalam penampilannya sebagai angota suatu profesi.

Ciri utama dari profesi yaitu :

a. Suatu profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang memiliki fungsi dan

kebermaknaan sosial yang sangat menentukan

b. Untuk mewujudkan fungsi para anggota harus menapilkan pelayanan yang khusus

didasarkan pada teknik intelektual dan ketrampilan yang unik

c. Penampilan pelayanan bersifat pemecahan masalah atau penanganan situasi krisis

yang menuntut pemecahan dengan menggunakan teori dan metode ilmiah

d. Para naggota memilki kerangka ilmu yang sama yaitu didasrkan atas ilmu yang jelas,

sistematis, dan eksplisit.

e. Untuk menguasai kerangka ilmu diperlukan pendidikan dan latihan dalam jangka

waktu yang ukup lama.

f. Dalam anggota secara tegas dituntut memilki kompetensi minimum melalui prosedur

seleksi, pendidikan dan latihan, serta lisensi atau sertifikasi.

g. Para anggota memiliki kebebasan dan tanggung jawab pribadi dalam memeberikan

pendapat dan pertimbangan serta membuat keputusan yang berkenaan dengan

penyelenggaraan pelayanan profesional yang dimaksud.

h. Pelayanan yang diberikan lebih bersifat sosial dari pada pelayanan yang mengejar

keuntungan yang bersifat ekonomi.

i. Standar tingkah laku bagi anggotanya dirumuskan secara tersurat melalui kode etik

ysng benar-banar diterapkan.

j. Para anggota terus menerus berusaha menyegarkan dan meningkatkan kompetensi

yang dimiliki. Secara ideal seluruh persyaratan diatas harus dipenuhi oleh suatu

profesi.

Page 28: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

28

A. Tugas profesionalisasi konselor

Mc Cully mamandang bahwa bidang pelayanan konseling harus mampu menempuh dan

behasil dalam enam “tugas perkembangan” apabila ia hendak menjadi bidang pekerjaan

yang benar-benar profesional, yaitu :

a. Pelayanan sosial yang unik yang ditampilkan oleh konselor harus dirumuskan

sedemikian rupa sehingga secara jelas memperlihatkan perbedaannya dari pelayanan

ahli atau petugas lain

b. Standar seleksi dan latihan bagi calon konselor dikembangkan,

c. Agar standar seleksi dan latihan itu berguna dan menemui sasarannya perlu

dirumuskan prosedur akreditasi terhadap lembaga penyiapan konselor

d. Diselenggarakan program sertifikasi yang benar-benar sahih terhadap kompetensi

minimum yang diharapkan

e. Harus secara aktif memperjuangkan pengembangan dan penyelenggaraan kebebasan

profesional yang memungkinkannya melaksanakan pelayanan khusus yang menjadi

kewajiban

f. Kelompok konselor harus memiliki dan menerapkan kode etik yang mengatur dan

mengontrol tingkah laku para anggotanya.

B. Profil Konselor

Sifat-sifat kepribadian yang menonjol yaitu :

a) Konselor sebagai model

Dalam konseling, konseli meniru tingkah laku konselor serta mengambil hal-hal yang

diyakini baik menjadi miliknya sendiri.

b) Hubungan konseling

Konselor yang efektif adalah mereka yang dapat menciptakan hubungan yang bersifat

memebantu dan tanpa mendapat tekanan dengan konseli

c) Keberanian melakukan konseling

Konselor memerlukan keberanian melakuakn keberanian dan kepercayaan terhadap

diri sendiri guna memberi bantuan kepada konseli.

C. Pedoman konselor sekolah

Pedoman yang hendaknya diikuti konselor disekolah apabila ingin diakui

keprofesionalannya konselor harus :

Page 29: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

29

a. Memulai kariernya sejak hari-hari pertama konselor di sekolah dengan program kerja

yang jelas dan siap untuk melaksanakan program tersebut

b. Selalu mepertahankan sikap profesional tanpa mengganggu keharmonisan hubungan

antara konselor dengan personil sekolah dengan siswa.

c. Tanggung jawab konselor untuk memahami peranannya sebagai konselor profesional

dan menerjemahkan peranannya itu kegiatan nyata.

d. Harus memahami tanggung jawabnya kepada semua siswa, baik siswa bermasalah,

yang menimbulkan gangguan, gagal, yang kemungkinan putus sekolah, yang

mengalami permasalahan emosional

e. Harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk membantu siswa yang

mengalami masalah dengan kadar yang cukup parah dan siswa yang menderita

gangguan emosional, khususnya melalui penggunaan program-program kelompok,

program kegiatan diluar sekolah dan kegiatan pendidikan pengajaran di sekolah, dan

bentuk pelayanan lain.

D. Pengembangan profesi bimbingan dan konseling

a. Standardisasi untuk kerja professional konselor

b. Standardisasi penyiapan konselor

c. Akreditasi

d. Stratifikasi dan lisensi

e. Pengembangan organasi profesi

E. Dasar pemikiran standardisasi profesi konselor

Keberadaan konselor dalam sistem penddikan nasioanal dinyatakan sebagai salah satu

kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar (UU No. 20

Tahun 2003 Pasal 1 ayat 6).

F. Sosok utuh kompetensi konselor

a. Kompetensi akademik konselor

1) mengenal secara mendalam dengan penyikapan yang empatik serta menghormati

keragaman yang mengedepankan permasalahn konseli yang dilayani

2) menguasai khasanah teoritik tentang konteks, pendekatan, asas, dan prosedur serta

sarana yang digunakan dalam penyelenggaraan pelayanan ahli bimbingan

3) menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling yang memandirikan

Page 30: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

30

4) menegmbangkan profesioanlitas sebagaikonselor secara berkelanjutan.

b. Kompetensi profesional Konselor

c. Kompetensi profesional konselor mencerminkan penguasaan kiat pelayanan

bimbingan dan konseling.

G. Assesmen pengauasaan kompetensi profesioanlisai konselor

Penguasaan kemampuan profesoanl hanya dapat diferivikasi melalui pengamatan ahli lain

yang dalam pelaksanaanya juga sering mempersyaratkan penggunaan sarana assesmen

yang longgar untuk memberikan ruang gerak bagi diambilnya pertimbangan ahli secara

langsung. Asessmen kemampuan profesional konselor itu tidak cukup apabila hanya

dilaksanakan melalui pemotertan sesaat, melainkan harus melalui pengamatan berulang.

Page 31: Resume 8 Topik Perkuliahan Pengantar Konseling

Putri Erlinda KusumaninigarumPengantar Konseling

31

DAFTAR RUJUKAN

C.Nelson, Richard. 1972. Guidance and Counseling in the Elementary School. Amerika : Holt, Rinehart, and winston, Inc.

L.Dryanggi.2011. Landasan Bimbingan dan Konseling,(online),(dryanggilestari.blogspot.com/2011/07/landasan-bimbingan-dan-konseling.html ) diakses tanggal 3 Mei 2012

Mappiare, Andi AT. 2004. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Mc Leod, John. 2008. Pengantar Konseling : Teori dan Studi Kasus Edisi Ketiga. Alhi bahasa oleh A.K. Anwar. Jakarta : Kencana Perdana

Santoso, Djoko Budi. 2009. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.Malang : Tanpa Penerbit.

Sari, Hardika Denik. 2009. Landasan-Landasan Bimbingan dan Konseling,(online),(www.scribd.om/doc/24800435/landasan-BK). Diakses tanggal 3 Mei 2012