33
RESPONSI ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN HERPES ZOSTER Penyusun Dita Violita 2010.04.0.0025

Responsi Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

responsi kulit

Citation preview

Responsi Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin HERPES ZOSTER

Responsi Ilmu Penyakit Kulit dan KelaminHERPES ZOSTERPenyusunDita Violita2010.04.0.0025IDENTITAS PENDERITANama: Ny. ISUmur: 30 tahunJenis Kelamin: PerempuanAlamat: Pakis Gunung Gg II/72Agama: IslamSuku/Bangsa: Jawa/IndonesiaPekerjaan: SwastaTanggal Periksa: 1 Desember 2014

ANAMNESAKeluhan UtamaMuncul gelembung-gelembung kecil berisi cairan pada glutea sisi kiri dan paha sebelah kiri Keluhan TambahanNyeri, terasa panas dan gatal pada glutea sisi kiri dan paha kiri

Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke poli kulit dan kelamin RSAL pada tanggal 1 Desember 2014 dengan keluhan muncul gelembung-gelembung kecil berisi cairan pada glutea sisi kiri dan paha sebelah kiri sejak 4 hari yang lalu. Daerah ini terasa nyeri, panas dan gatal. 6 hari yang lalu pasien sempat demam, lemas serta nyeri otot, kemudian mulai muncul kemerahan dan keesokan harinya menjadi gelembung-gelembung berisi cairan yang bergerombol. Jika digaruk gelembung pecah dan akan mengeluarkan cairan berwarna bening. Sejak 2 hari yang lalu pasien memakai salep asiklovir dan minum obat parasetamol yang dibeli sendiri di apotik tanpa resep dari dokter. Demam dan nyeri otot menghilang namun gelembung-gelembung berisi cairan di gluteus sisi kiri dan paha sebelah kiri bertambah banyak.

Riwayat Penyakit DahuluTidak pernah sakit seperti ini sebelumnyaPernah didiagnosa terkena cacar air oleh dokter umum saat kecil, namun pasien lupa saat umur berapaRiwayat rhinitis alergika disangkalRiwayat asma bronkiale disangkalRiwayat alergi makanan disangkalRiwayat alergi obat disangkalRiwayat hipertensi disangkalRiwayat diabetes disangkal

Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat keluarga yang memiliki sakit yang sama disangkalRiwayat rhinitis alergika disangkalRiwayat asma bronkiale disangkalRiwayat alergi makanan dan obat-obatan disangkalRiwayat hipertensi disangkalRiwayat diabetes disangkalRiwayat PsikososialPenderita mandi 2x sehari pada pagi hari dan sore hari memakai sabun cair dan menggunakan air PDAM. Namun semenjak sakit pasien mengganti sabunnya dengan menggunakan sabun detol. Berganti pakaian bersih sekitar 2-3 x sehari dan memakai handuk sendiriLingkungan tempat tinggal bersihTidak ada yang sakit seperti penderita di sekitar penderita

PEMERIKSAAN FISIKKeadaan umum: BaikKesadaran: Compos mentisStatus gizi: BaikTekanan darah: Tidak diukurNadi: TidakdiukurLaju pernafasan: Tidak diukurSuhu axilla: Tidak diukurStatus GeneralisKepala: dalam batas normalLeher: dalam batas normalThorax: dalam batas normalAbdomen: dalam batas normalEkstremitas: lihat status dermatologis

Status DermatologisLokasi : Regio glutea sisi sinistra dan regio femoris sinistra (L2-s1)Effloresensi : Tampak vesikel berkelompok dengan dasar eritematous, vesikel berisi cairan jernih.Terdapat pustul, krusta dan sedikit erosi, kulit diantara kelompok tampak normal.

RESUMEPasien perempuan usia 30 tahun datang ke poli kulit dan kelamin dengan keluhan muncul gelembung-gelembung kecil berisi cairan pada glutea sisi kiri dan paha sebelah kiri sejak 4 hari yang lalu. Daerah ini terasa nyeri, panas dan gatal. 6 hari yang lalu pasien sempat demam, lemas serta nyeri otot, kemudian mulai muncul kemerahan dan keesokan harinya menjadi gelembung-gelembung berisi cairan yang bergerombol. Jika digaruk gelembung pecah dan akan mengeluarkan cairan berwarna bening. Sejak 2 hari yang lalu pasien memakai salep asiklovir dan minum obat parasetamol yang dibeli sendiri di apotik tanpa resep dari dokter. Pasien belum pernah sakit seperti ini. Pasien pernah didiagnosa terkena cacar air saat kecil oleh dokter umum, namun pasien lupa saat umur berapa. Penderita mandi 2x sehari pada pagi hari dan sore hari dan semenjak sakit pasien mengganti sabunnya dengan menggunakan sabun detol.

Status GeneralisKepala, leher, thorax dan abdomen : dalam batas normalEkstremitas: lihat status dermatologis

Status DermatologisLokasi: Regio glutea sisi sinistra dan regio femoris sinistraEffloresensi : Tampak vesikel berkelompok dengan dasar eritematous, vesikel berisi cairan jernih.Terdapat pustul, krusta dan sedikit erosi, kulit diantara kelompok tampak normal. Lesi sesuai dermatom thorakal

DIAGNOSA Herpes ZosterDIAGNOSA BANDINGVaricella : papul eritematosa yang berubah menjadi vesikel yang khas seperti tetesan embun (tear drops). Penyebaran di daerah badan kemudian menyebar ke muka dan ekstremitas. Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal dan tidak terlalu nyeri.Herpes Simpleks : penyakit yang disebabkan virus Herpes Simpleks yang ditandai dengan vesikel yang berkelompok di atas dasar eritema, berulang, mengenai permukaan mukokutaneus. Jumlah lesi lebih sedikit dan tidak terlalu nyeri dibandingkan herpes zoster. Dapat mengenai genital (labium major, labium minor, vagina, serviks, anus, penis) dan ekstragenital (hidung, bibir, lidah). Impetigo bulosa: timbul bula yang bertambah besar, tidak cepat pecah dapat tahan 2-3 hari. Isi bula mula-mula jernih, kemudian keruh, jika pecah tampak krusta kecoklatan yang tepinya meluas dan tengahnya menyembuh sehingga tampak gambaran lesi sirsiner.

PENATALAKSANAAN

Planning DiagnosisPemeriksaan TzanckPlanning TerapiOral : Acyclovir 5x800 mg/hari selama 7 hariAsam Mefenamat 3x500 mg/hari Topikal : Bedak salisilat 2 % dipakai sehabis mandi (lesi masih utuh)Kompres dengan NaCl 0,9% (lesi pecah)

Planning MonitoringSetelah obat habis pasien diharapkan kontrol untuk melihat perbaikanPlanning EdukasiPasien dianjurkan beristirahatTetap diperbolehkan mandiTidak menggaruk / memecah luka saat terasa panas ataupun gatalMengingatkan pasien untuk selalu meminum obat secara rutin dan teraturMenjelaskan pada pasien bahwa dapat timbul rasa nyeri pada daerah bekas penyembuhanMenjelaskan bahwa penyakit ini dapat kambuh lagi jika daya tahan tubuh penderita menurunMenerangkan kepada pasien bahwa penyakit yang diderita disebabkan oleh virus dan dapat menularkan kepada orang dan anak yang belum pernah terkena cacar atau penyakit serupa pasien

PROGNOSISBaik jika dirawat secara dini dan belum terjadi komplikasi

HERPES ZOSTER

DefinisiHerpes zoster penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer. Setelah seseorang menderita varisela, virus varicella-zoster akan menetap dalam kondisi dorman (tidak aktif atau laten) pada satu atau lebih ganglia (pusat saraf) posterior.

EtiologiVaricella zoster virus (VZV)

EpidemiologiInsiden zoster dengan usia Pria = wanitaUntuk alasan yang tidak diketahui, orang yang bukan berkulit putih resiko terjadinya herpes zoster Resiko me Imunosupresi, keganasan dan infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus), Transplantasi sumsum tulang, leukimia, limfoma, penggunaan kemoterapi dan penggunaan kortikosteroid

Epidemiologi herpes zoster dan neuralgia pascaherpertik. A. Angka kejadian herpes zoster per 1000 orang pada praktek kedokteran; B. Presentase pasien dengan nyeri yang tetap berlangsung setelah ruam herpes zoster; C. Proporsi pasien dengan neuralgia pascaherpertik berdasarkan usiaPatogenesis

Infeksi primer virus dari luar masuk ke tubuh hospes melalui inhalasi dari sekresi pernapasan atau kontak langsung dengan lesi kulit. Penggabungan virus dengan DNA hospes multiplikasi atau replikasi menimbulkan kelainan pada kulit. Virus akan menjalar melalui serabut saraf sensorik ke ganglion saraf berdiam secara permanen dan bersifat latenVirus berdiam di ganglion posterior kelainan kulit sesuai persyarafanGanglion anterior (motorik kranalis) gejala gangguan motorik

Faktor resiko reaktivasi virus

Faktor resiko imunosupresi, stres emosional, tumor yang menyerang ganglion dorsal, orang dengan terapi kemoterapi dan radiasi

Gejala klinis Gejala prodromal: - sistemik (demam, pusing, malese), - lokal (nyeri otot-tulang, gatal, pegal dan sebagainya) Erupsi: eritema vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit eritematosa dan edema. Vesikel berisi cairan yang jernih pustul krusta Unilateral dan distribusi sesuai dermatom dari saraf sensorik kranial atau spinal seringkali meluas ke dermatom atas dan di bawah jarang melewati garis tengah tubuhKadang vesikel mengandung darah herpes zoster hemoragikInfeksi sekunder ulkus dengan penyembuhan berupa sikatriks Lokasi yang sering dermatom T3-L2Dermatom thorax 55% kranial 20%(trigeminal) lumbar 15% sacral 5%pembesaran kelenjar getah bening regional bisa +/-total lama lesi tergantung 3 faktor- umur- luas dan keparahan lesi- gangguan imun yang mendasariPasien lebih muda sembuh 2-3 minggu Pasien usia lanjut sembuh 6 minggu

26DiagnosisGambaran klinis yang muncul biasanya sudah cukup jelas untuk menegakkan diagnosisPemeriksaan laboratoriumTzanck smear multinucleated giant cellDirect fluorescent assay (DFA) cepat, membutuhkan mikroskop fluorescence menemukan antigen virus varisela zosterPolymerase chain reaction (PCR) cepat dan sangat sensitif. Dapat menggunakan berbagai jenis preparat seperti kerokan dasar vesikel, krusta dan CSF (cerebrospinal fluid) menemukan nucleic acid dari VZV.Biopsi KulitHistopatologis: vesikel intraepidermal dengan degenerasi sel epidermal dan akantolisisdermis bagian lymphocytic infiltrate.

KomplikasiHerpes zoster generalisata lebih dari 20 lesi di luar dermatom yang terkena pada orang tua, daya tahan tubuh (keganasan atau AIDS)Herpes zoster oftalmikus nervus kranial kelima (N.Trigeminus) cabang I (ophtalmicus) kelainan pada mata (uveitis, keratitis, glaukoma, neuritis optik, nekrosis retina akut). Cabang II (maxillaris) dan III (mandibularis) kelainan kulit pada daerah persyarafannyaNeuropati saraf motorik sesuai dermatomRamsay Hunt Syndrom gangguan nervus fasialis dan otikus paralisis otot muka (Bells palsy), kelainan kulit sesuai dengan tingkat persyarafan, tinitus, vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus, nausea dan gangguan pengecapanNeuralgia pasca herpertik rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan lebih dari sebulan setelah penyakit sembuh. Umum usia > 40 tahunInfeksi sekunder

PenatalaksanaanTujuan terapi Herpes zoster (1) membatasi luas, lama dan tingkat keparahan nyeri serta ruam pada dermatom primer; (2) mencegah komplikasi, (3) mencegah neuralgia pascaherpetik.Terapi sistemik simtomatikNyeri analgesik oral: asam mefenamat, asetaminofen, NSID, dan opiat (jika perlu) Infeksi sekunder antibiotik. Ex: eritromisin 4 x 250-500 mgAntiviral indikasi resiko tinggi reaktivasi VZV, orang yang beresiko mengalami nyeri yang persisten (> umur 50 tahun), pasien dengan nyeri dan zoster yang parah, herpes zoster oftalmikus, Ramsay Hunt Syndrom, imunosupresi, herpes zoster generalisata dan neuropati motorik- Asiklovir 5 x 800 mg - Famsiklovir 3 x 500mg- Valacyclovir 3 x 1000mgDiberi selama 7 hari

Neruralgia pasca herpes :Anti konvulsan: gabapentin dan pregabalinAntidepresan trisiklik: amitriptyline (atau nortriptyline) dan desipramineAnalgesik: tramadolIndikasi pemberian kortikosteroid Ramsay Hunt SyndromPrednison 3 x 20 mg sehari, setelah 1 minggu dosis diturunkan secara bertahap. Imunitas akan tertekan lebih baik digabung dengan obat antiviralPengobatan topikal tergantung stadium- Stadium vesikel bedak yang mengandung asam salisiat 2% ( tujuan: protektif untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak terjadi infersi sekunder - Erosi kompres terbuka, ulserasi salep antibiotik misal : bacitracin 3 kali sehari.

Selain terapi medikamentosa kepada pasien juga di sarankan agar banyak istirahat dan cukup nutrisi.

Pencegahan ZosterVaksin menggunakan virus yang dilemahkan sama seperti di vaksinasi pada varisela, tetapi pada titer yang lebih tinggi- Booster vaccine terutama pada individu> 60 tahun- Karena vaksin virus hidup, orang yang sedang mengkonsumsi obat antivirus harus menghentikan pemakaian obat 24 jam sebelum imunisasi dan tidak mengkonsumsi obat selama 14 hari setelah imunisasiPrognosisUmumnya baik jika di tangani sedini mungkin dan pengobatannya adekuat.

TERIMAKASIH