31
i REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA MATARAM NUSA TENGGARA BARAT I GEDE YUDARTA NIM 0990371002 PROGRAM DOKTOR PROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016

REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

i

REPRODUKSI SENI KAKEBYARANDI KOTA MATARAM NUSA TENGGARA BARAT

I GEDE YUDARTANIM 0990371002

PROGRAM DOKTORPROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2016

Page 2: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

ii

REPRODUKSI SENI KAKEBYARANDI KOTA MATARAM NUSA TENGGARA BARAT

DISERTASI UNTUK MEMPEROLEH GELAR DOKTORPADA PROGRAM DOKTOR, PROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

I GEDE YUDARTANIM 0990371002

PROGRAM DOKTORPROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2016

Page 3: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

iii

Halaman Pengesahan

DISERTASI INI TELAH DISETUJUIPada Tanggal 8 April 2016

Promotor,

Prof. Dr. I Nyoman Weda Kusuma, M.S.NIP. 195706181983031001

Mengetahui,

Kopromotor I

Prof. Dr. I Wayan Dibia, SST., M.A.NIP 194804121974031001

Kopromotor II

Prof. Dr. I Gde Parimartha, M.A.NIP 194312311976021001

KetuaProgram Studi Doktor

Kajian Budaya Program PascasarjanaUniversitas Udayana

Prof. Dr. Anak Agung Bagus Wirawan, S.U.NIP 194807201978031001

DirekturProgram PascasarjanaUniversitas Udayana

Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K)NIP 195902151985102001

Page 4: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

iv

HALAMAN PENETAPAN TIM PENGUJI

Disertasi Ini telah Diuji dan Dinilai pada Ujian Disertasi Tahap II (Ujian Terbuka)pada Tanggal 8 April 2016

Panitia Penguji Disertasi Berdasarkan Surat KeputusanRektor Universitas Udayana

Nomor: 1359/UN.14.4/HK/2016

TentangTim Penguji Ujian Disertasi Tahap II (Ujian Terbuka)

Program Doktor (S3) Kajian BudayaProgram Pascasarjana Universitas Udayana

No. Nama Jabatan

1 Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) Ketua

2 Prof. Dr. I Made Budiarsa, M.A. Sekretaris

3 Prof. Dr. I Nyoman Weda Kusuma, M.S. Anggota

4 Prof. Dr. I Wayan Dibia, SST., M.A. Anggota

5 Prof. Dr. I Gde Parimartha, M.A Anggota

6 Prof. Dr. I Made Suastika, S.U. Anggota

7 Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A. Anggota

8 Prof. Dr. I Nyoman Kutha Ratna, S.U. Anggota

9 Prof. Dr. Emiliana Mariyah, M.S. Anggota

10 Dr. Putu Sukarja, M.Si. Anggota

11 Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.S.Kar., M.Hum Anggota

Page 5: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

v

SURAT PERNYATAAN PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : I Gede Yudarta

NIM : 0990371002

Program Studi : Program Doktor, Kajian Budaya Universitas Udayana

Judul Disertasi : Reproduksi Seni Kakebyaran Di Kota Mataram, NusaTenggara Barat.

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah disertasi ini bebas plagiat.

Apabila di kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka sayabersedia menerima sangsi sesuai dengan Peraturan Mendiknas RI Nomor 17Tahun 2010 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 28 Maret 2016Yang membuat pernyataan

I Gede YudartaNIM 0990371002

Page 6: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

vi

UCAPAN TERIMAKASIH

Puja puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widi

Wasa/Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, karena atas karunia-Nyalah

penelitian disertasi dengan Judul “Reproduksi Seni Kakebyaran Di Kota

Mataram, Nusa Tenggara Barat” ini dapat diselesaikan. Disertasi ini merupakan

penelitian sebagai syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Doktor,

Program Studi Kajian Budaya, Program Pascasarjana Universitas Udayana,

Denpasar.

Keberhasilan penulis di dalam mewujudkan disertasi ini, tidak terlepas

dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan baik moril maupun

material. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan

terimakasih kepada sejumlah pihak di bawah ini.

Pertama-tama, Tim Promotor yang terdiri dari Prof. Dr. I Nyoman Weda

Kusuma, M.S. selaku promotor, Prof. Dr. I Wayan Dibia, SST., M.A. selaku

kopromotor I, dan Prof. Dr. I Gde Parimartha, M.A. selaku kopromotor II atas

segala bimbingan, petunjuk dan arahan yang sangat bermanfaat serta penuh

ketelitian, kesabaran dan rasa tanggung jawab dalam suasana kekeluargaan

sehingga disertasi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, Sp.D.P-

KEND., (Rektor Universitas Udayana) dan Direktur Program Pascasarjana

Universitas Udayana, Prof. Dr. dr A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K), Asisten Direktur I

Prof. Dr. I Made Budiarsa, M.A. Asisten Direktur II Prof. Dr. Made Sudiana

Page 7: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

vii

Mahendra, Ph.D. atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menerima

Beasiswa dan menjadi mahasiswa pada Program Doktor pada Program

Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar Tahun Angkatan 2009/2010.

Trimakasih juga kami sampaikan kepada, Ketua Program Studi Doktor (S3)

Kajian Budaya, Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan S.U. dan Dr. Putu Sukarja,

M.Si. selaku sekretaris atas fasilitas yang diberikan serta mengarahkan dan

membimbing penulis selama menempuh pendidikan dari awal sampai akhir

Trimakasih juga penulis ucapkan kepada Rektor Institut Seni Indonesia

Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar., M. Hum. Wakil Rektor I, Prof. Dr.

I Nyoman Artayasa, M.Kes., Wakil Rektor II, Drs. I Gusti Ngurah Seramasara,

M.Hum. Wakil Rektor III, Drs. I Wayan Gulendra., M.Sn dan Wakil Rektor IV, I

Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn., atas penugasan yang diberikan kepada penulis untuk

melanjutkan studi pada Program S3 Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Terimakasih juga penulis sampaikan kepada tim penguji yang terdiri atas

Prof. Dr. I Nyoman Weda Kusuma, M.S., Prof. Dr. I Wayan Dibia, SST., M.A.

Prof. Dr. I Gde Parimartha, M.A., Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A, Prof. Dr. I

Made Suastika, S.U., Prof. Dr. I Nyoman Kutha Ratna, M.S., Prof. Dr. Emiliana

Mariyah, M.S., dan Dr. Putu Sukarja, M.Si. yang telah memberikan arahan,

masukan, saran-saran, perbaikan, koreksi, penguatan, dan penyempurnaan dari

tahap proposal sehingga disertasi ini dapat diwujudkan.

Terimakasih juga penulis sampaikan kepada seluruh dosen pengajar pada

Program Doktor Program Studi Kajian Budaya, dengan berbagai disiplin ilmu dan

keahliannya memberikan kami kekayaan ilmu pengetahuan yang sangat berguna

Page 8: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

viii

yaitu: Prof. Dr. I Nyoman Weda Kusuma, M.S., Prof. Dr. I Wayan Dibia, SST.,

M.A. Prof. Dr. I Gde Parimartha, M.A., Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A, Prof. Dr.

I Made Suastika, S.U., Prof. Dr. I Nyoman Kutha Ratna, M.S., Prof. Dr. Emiliana

Mariyah, M.S., Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan, S.U., Prof. Dr. I Gede Semadi

Astra, Prof. Dr. I Gede Wija, Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, S.H., M.H., Prof. Dr. I

Ketut Nehen, SE., M.Ec., Prof. Dr. I Wayan Tjatera, M.Sc., Prof. Dr. Ir.

Sulistyawati, M.S., M.Mis., M.M, D.Th., Prof. Dr. Aron Meko Mbete, Prof. Dr. I

Nyoman Suarka., M.Hum., Prof. Dr. I Nengah Bawa Atmaja, M.A., Prof. Dr.

A.A. Gde Putra Agung S.U., Prof. Dr. Koento Wibisono., Prof. Dr. Irwan

Abdullah, Prof. Dr. Ing. I Made Merta, Dr. Drs. I Putu Sukarja, M.Si., Dr. I Gede

Mudana, M.Si.

Seluruh pimpinan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar, Dekan I

Wayan Suharta, S.SKar., M.Si., Wakil Dekan I I Dewa Ketut Wicaksana, S.SP.,

M.Hum., Wakil Dekan II, Ni Ketut Suyatini, S.SKar., M.Sn., Wakil Dekan III Dr.

Dra. Ni Luh Sustyawati, M.Pd. Ketua Jurusan Karawitan Wardizal, S.Sen., M.Si

dan Sekretaris Jurusan I Nyoman Kariasa, S.Sn., M.Sn beserta segenap rekan

sejawat di Jurusan Karawitan Prof. Dr. I Wayan Rai S. M.A., Dr. I Komang

Sudirga, S.Sn., M.Hum., Pande Gede Mustika, S.SKar., M.Si., Ida Bagus Nyoman

Mas, S.SKar., I Nyoman Sudiana., S.S.Kar., M.Si. Kadek Suartaya, S.SKar.,

M.Si., I Ketut Partha, S.SKar., M.Si, Ni Ketut Suryatini, S.S.Kar., M.Sn. I

Nyoman Pasek, S.S.Kar., M.Si., I Made Kartawan, S.Sm., M.A. I Gede Made

Indra Sadguna, S.Sn., M.Hum. Ni Ketut Dewi Yulianti, S.S., M.Hum., Ni Putu

Tisna Andayani, S.S. M..Hum., Drs. I Ketut Muryana, M.Si. I Ketut Sudhana,

Page 9: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

ix

S.SKar., M.Sn., Desak Made Suarti Laksmi, S.SKar., M.A., Saptono, S.Sen.,

M.Si., Tri Haryanto, S.Kar., M.Si. Hendra Santosa., S.S.Kar., M.Hum., atas

motivasi dan dorongan moril yang senantiasa diberikan kepada penulis.

Seluruh staf administrasi Program Studi Kajian Budaya Universitas

Udayana, Putu Sukariawan, S.T., Dra. Ni Luh Witari, I Ketut Budiastra, I

Nyoman Candra, Putu Hendrawan, Ni Wayan Ariati,S.E., Cok. Istri Murniati, dan

A.A.A. Indrawati, atas segala layanan administrasi dan akademis selama

menempuh studi.

Seluruh teman seperjuangan pada Program Doktor, Program Studi Kajian

Budaya, Program Pascasarjana Universitas Udayana, angkatan tahun 2009, Drs.

Hardiman, M.Si, Dr. Drs. Abdurrachman May, M.Si., Dr. Ida Ayu Made Gayatri,

M.Si., Dr. Drs. Ida Bagus Beratha, M.Si., Dr. Drs. I Ketut Subrata, M.Ag., Dr.

Drs. I Nyoman Suryawan, M.Si., Dr. Drs I Made Gede Putra Wijaya, S.H., M.Si,

Dr. Drs. Made Kerta Adhi, M.Pd., Dr. I Made Yudha Bakti, SSP., M.Si., Dr. Drs.

I Nyoman Winia, M.Si., Dr. Drs. I Ketut Suardika, M.Si., Dr. Drs. I Wayan

Citrawan, M.Pd. Dr. Dra. Ni Luh Arjani, M.Hum., Dr. Drs. I Ketut Sudita, M.Si.,

Dr. Drs. Ahmad Tabrani, M.Pd., Dr. Yulinis, S.ST., M.Si., Dr. Drs. I Wayan

Adnyana, M.M., M.Erg. Dr. Drs. I Gusti Lanang Wiratma, M.Si., Dr. Drs. A.A.

Ngurah Sandiartha, M.Si., Dr. I Made Marajaya, Drs. I Nyoman Sukraliawan,

M.Si., Drs. Dewa Made Suteja, M.Si. I Wayan Dedy Sumantra, M.Si., Drs. Ida

Bagus Gde Putra, M.Si., atas kerjasama selama menempuh perkuliahan.

Para informan yang berdomisili di Kota Mataram, NTB dan di Bali: I

Made Bagiana, I Nengah Sukantha, I Wayan Pariode, I Wayan Gde Sadrasa, I

Page 10: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

x

Nyoman Adi Musti Tribudiloka, I Ketut Nita, Ni Wayan Sri Aritini, Ibu Ni Made

Darmi, Prof. David D. Harnis, Ph.D., Saeful Hamdi, Amaq Saerah, I Wayan

Drestha, Sumarni, S.Pd., Ni Putu Wijayanti, Ni Luh Sri Adriyanthi, I Made

Bambang Wijaya (Alm), I Made Kawi, I Komang Renges, Jro Mangku I Made

Getul, I Gusti Bagus Wesnawa (Alm), I Made Gustra, I Gede Partha, Ida Wayan

Astha, I Wayan Wirya, I Ketut Rudati, I Nengah Rangki, Pande Gede Mustika, I

Wayan Pasca Wirsutha seniman anggota sekaa-sakaa gong se-Kota Mataram,

segenap pengurus dan anggota Himpunan Seniman Muda Kota Mataram atas

bantuan, kerjasama dan segala informasi penting yang diberikan terkait dengan

penelitian ini.

Orangtua kami tercinta, I Nyoman Yudha, S.SKar.(alm), dan Ni Wayan

Nasa, istri terkasih Ni Ketut Seriani, anak-anaku tersayang Putu Yudiasih, I Made

Adi Sedana, Ni Dyah Ayu Purnami, cucu-cucuku Luh Gede Jyoti Lestari dan Ni

Luh Putu Feby Cahyani, serta adik-adik I Made Suryawan, Ni Nyoman Ayu

Widuri, kakak yang penulis banggakan Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A.

atas segala dorongan dan motivasi, kesabarannya dan kesetiaannya menanti hasil

perjuangan ini.

Penulis sadari bahwa disertasi hasil penelitian ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan para

pembimbing, promotor dan promotor, penguji, serta pembaca disertasi ini demi

kesempurnaan dan dapat dijadikan bekal tambahan pengetahuan di kemudian hari.

Denpasar, Februari 2016

Penulis

Page 11: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

xi

ABSTRAK

Seni kakebyaran merupakan bagian dari seni pertunjukan Bali yang mulaiberkembang pesat pada awal abad XIX. Pesatnya perkembangan seni kakebyaranmenjadikan seni pertunjukan ini tidak saja popular di wilayah Pulau Bali, meluasmenembus ke wilayah provinsi dan negara-negara di berbagai belahan dunia. DiIndonesia, salah satu wilayah penyebaran seni kakebyaran adalah di PulauLombok, khususnya di Kota Mataram. Adanya kebijakan di bidang budaya yangdikeluarkan oleh penguasa lewat jargon “Maju, Religius dan Berbudaya”,menegaskan orientasi pembangunan di Kota Mataram mempergunakanpendekatan nilai-nilai keagamaan yaitu Islam yang dianut secara mayoritas danmengurangi simbol agama dan budaya lain. Fenomena ini menarik untuk dikajikarena di samping berhasil menembus wilayah kepulauan, keberadaan senikakebyaran juga berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat diKota Mataram.

Sebagai budaya masyarakat minoritas tentunya menjadi tantangan bagimasyarakat etnik Bali untuk mengembangkan seni, tradisi dan budaya khususnyapengembangan seni kakebyaran. Untuk itu terkait dengan studi ini dirumuskantiga permasalahan yaitu: 1) bentuk reproduksi seni kakebyaran, 2) mengapaterjadi reproduksi seni kakebyaran serta 3) bagaimanakah dampak dan maknareproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat diKota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Untuk membahas dan menganalisis beberapa permasalahan tersebutdipergunakan tiga teori di antaranya teori reproduksi budaya, teori identitas danteori semiotika. Teori reproduksi budaya dipergunakan untuk membedah rumusanmasalah pertama yaitu bentuk reproduksi seni kakebyaran. Teori identitasdipergunakan untuk menganalisis rumusan masalah kedua dan teori semiotikauntuk membahas permasalahan ketiga. Dari ketiga teori tersebut tidak tertutupkemungkinan dipergunakan secara eklektis untuk membahas substansi pokokbahasan dan subpokok bahasan yang terdapat pada masing-masing bab.

Penelitian dilaksanakan dengan mempergunakan metode kualitatif denganberbagai teknik yang berlaku sesuai dengan paradigma kajian budaya. Di dalampengumpulan data dipergunakan metode observasi partisipasi, wawancara, studidokumen, dan studi pustaka yang relevan. Analisis dan pembahasan permasalahansebagaimana telah dirumuskan, dideskripsikan sebagai berikut: pertama, bentukreproduksi seni kakebyaran terdapat beberapa aspek di antaranya musikalitas,bentuk dan instrumen, tata penyajian, fungsi, dan perannya di dalam penguatanbudaya Bali dan Sasak. Kedua, penyebab terjadinya reproduksi seni kakebyaran,di antaranya: budaya, komunikasi budaya antara budaya Bali dan Sasak, agama,kehidupan sosial dan ekonomi. Ketiga, reproduksi seni kakebyaran berdampakterhadap kehidupan spiritual, sosio-kultural, dan berdampak ekonomis. Terkaitdengan itu, makna yang ditimbulkan di antaranya, makna estetik/artistik maknakultural.

Kata Kunci: reproduksi, seni kakebyaran, Kota Mataram

Page 12: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

xii

ABSTRACT

Kakebyaran is part of the performing art of Bali which began to developflourishingly at the beginning of the 19th century. Such a dramatic development ofthis kakebyaran has made this performing art become popular not only in Bali butalso outside the island and even to all over the world. In Indonesia, one of itsspreading regions is Lombok Island, especially in Mataram City. There are thecultural policies issued by the authorities from their slogan it is advanced religiousand cultured, it confirmed that the orientation of the development in Mataram Cityis approach using values of religion, which is embraced of Islam by the majorityand reducing the symbols of religions and other cultures. This kind ofphenomenon is worth investigating since apart from its ability to spread across thearchipelago, the existence of this kakebyaran has influenced various aspects oflife of the urban people of Mataram City.

As the culture of minority people, this certainly becomes the challenges ofthe Balinese ethnic group to develop art, tradition and culture particularly thedevelopment of kakebyaran. For that reason, in relation to this study, threeresearch questions were formulated, they are: 1) Forms of reproduction ofkakebyaran, 2) Why to be the reproduction of the kakebyaran art, and 3) Theimpacts and meanings of the reproduction of kakebyaran on the life of art andculture of the people of Mataram City, West Nusa Tenggara.

There are three theories employed to discuss and analyze the researchquestions formulated above. Those theories are: the theory of culturalreproduction, identity theory and semiotic theory. The Cultural Reproductiontheory was used to discuss and analyze the first research question, that is the formof reproduction of the kakebyaran. Meanhile, the identity theory was employed toanalyze the second research question and the semiotic theory was utilized todiscuss and analyze the third research question. However, it is also possible to usethe three theories eclectically to discuss and analyze the substance of the points ofdiscussion and sub - points of discussion of each chapter.

The research was carried out using qualitative methods along with varioustechniques in accordance with paradigms of cultural studies. For data collection,the methods used were participative observation, interview, documentary studyand related literatures study. Analize and discussion of the problem as beenformulated, to descripted as as follows: First, there are several aspects in the formof reproduction of the kakebyaran. They are musicality, forms and instruments,the art of the performance/presentation, functions and its roles in strengthening theBalinese and Sasak cultures. Second, the cause of the reproduction of thekakebyaran, such as: cultural, cultural communication between the Balinese andSasak cultures, religions, social life, and economic. Third, the reproduction of thekakebyaran art has brought some impacts on the spiritual life, socio-cultural life,and economy of the people in Mataram City. In line with this, the meanings thatemerge from this phenomenon are aesthetic or artistic meaning and culturalmeaning.

Key words: reproduction, kakebyaran, Mataram City

Page 13: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

xiii

RINGKASAN DISERTASI

Seni kakebyaran merupakan bagian dari seni pertunjukan Bali yang mulai

berkembang pesat pada awal abad XIX. Pesatnya perkembangan seni kakebyaran

menjadikan seni pertunjukan ini sangat popular di wilayah Pulau Bali. Berawal

dari munculnya gong kebyar, seni kakebyaran pada saat ini berkembang dan

memiliki cakupan wilayah artistik yang sangat luas. Apabila sebelumnya seni

kakebyaran dipahami terbatas sebagai salah satu bentuk kesenian yang dihasilkan

dengan seperangkat gamelan gong kebyar, saat ini pemahaman seni kakebyaran

sudah meluas melingkupi berbagai bentuk seni yang lain seperti seni tari

sehingga munculah istilah tari kakebyaran yaitu tari-tarian yang diiringi dengan

gamelan gong kebyar atau tari-tarian yang diiringi dengan pola-pola musikal yang

ngebyar. Demikian luasnya eksistensi estetika kakebyaran berkembang dalam

seni pertunjukan Bali, sehingga mampu memengaruhi wilayah ensambel gamelan

lainnya. Saat ini pola-pola kakebyaran dan komposisi kakebyaran secara utuh

juga dimainkan dengan mempergunakan beberapa jenis gamelan seperti gamelan

gong gede, smar pagulingan, palegongan, angklung, gender wayang dan yang

lainnya.

Indikator popularitas seni kakebyaran dapat diketahui dari wilayah

penyebarannya. Saat ini seni kakebyaran tidak hanya berkembang di wilayah

Pulau Bali, namun sudah menyebar ke berbagai wilayah di seluruh Indonesia,

bahkan mampu menembus ke negara-negara di berbagai belahan dunia. Di

Indonesia, seni kakebyaran menyebar hampir ke seluruh wilayah provinsi

terutama provinsi yang menjadi daerah tujuan transmigrasi. Dalam cakupan

wilayah internasional, seni kakebyaran sudah menyebar ke berbagai wilayah atau

negara di benua Amerika, Eropa, Asia, Australia, dan benua Afrika. Dari berbagai

wilayah penyebaran tersebut, salah satu wilayah penyebaran yang menarik untuk

dikaji adalah wilayah Pulau Lombok, khususnya di Kota Mataram.

Kota Mataram sebagai bagian dari wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat

(NTB) memiliki keunikan tersendiri. Masyarakatnya pluralistik dengan berbagai

etnik yang masing-masing hidup dengan tradisi budayanya. Keunikan lainnya,

Page 14: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

xiv

sebagai wilayah yang plural sebagian besar atau mayoritas masyarakatnya adalah

masyarakat suku Sasak yang menganut agama Islam sebagai sistem kepercayaan

mereka. Tingginya fanatisme terhadap sistem kepercayaan tersebut menimbulkan

slogan-slogan seperti: “dengan Sasak nu dengan Islam”, “Lombok Pulau Seribu

Masjid” dan motto yang diangkat oleh Kota Mataram adalah Maju, Religius dan

Berbudaya.

Sebagai budaya masyarakat minoritas yang berada di tengah-tengah

masyarakat yang demikian tinggi fanatisme terhadap kepercayaan, tentunya

menjadi tantangan bagi masyarakat etnik Bali yang menganut keyakinan agama

Hindu untuk mengembangkan seni, tradisi dan budaya khususnya pengembangan

seni kakebyaran. Untuk itu terkait dengan studi ini akan dirumuskan tiga

permasalahan yang dikaji yaitu: 1) bentuk reproduksi seni kakebyaran, 2)

mengapa terjadi reproduksi seni kakebyaran serta 3) bagaimanakah dampak dan

makna reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya

masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Diangkatnya ketiga rumusan permasalahan ini tujuannya secara umum

adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang holistik tentang

reproduksi seni kakebyaran dalam kehidupan masyarakat di Kota Mataram, Nusa

Tanggara Barat. Secara khusus tujuannya adalah 1) mengetahui bentuk reproduksi

seni kakebyaran, 2) untuk memahami penyebab terjadinya reproduksi seni

kakebyaran dan 3) untuk menginterpretasi dampak dan makna reproduksi seni

kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram,

Nusa Tenggara Barat.

Disasarnya tujuan tersebut agar penelitian ini secara teoritis bermanfaat 1)

bagi bidang keilmuan khususnya penyetaraan pengembangan di bidang seni

pertunjukan dalam konteks kajian budaya, 2) meningkatkan pemahaman tentang

reproduksi seni kakebyaran sebagai salah satu ikon dan identitas budaya

masyarakat Bali ketika direpresentasikan di wilayah yang baru dan 3) untuk dapat

dipergunakan sebagai referensi alternatif dalam penelitian lebih lanjut tentang

reproduksi budaya khususnya dalam seni pertunjukan. Secara praktis penelitian

ini: 1) dapat dipergunakan sebagai suatu sumbangan pemikiran dan sebagai acuan

Page 15: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

xv

di dalam menentukan berbagai kebijakan dalam pemerataan dan penyetaraan

perkembangan seni pertunjukan khususnya seni kakebyaran di Kota Mataram, 2)

sebagai suatu bentuk solusi dalam memecahkan permasalahan kesenjangan yang

terjadi dalam pekembangan seni kakebyaran di Kota Mataram, sehingga nantinya

terjadi pemerataan pengembangan kesenian tersebut baik secara kuantitas,

utamanya kualitas, 3) untuk meningkatkan kesadaran para penentu kebijakan dan

kepedulian semua pihak akan pentingnya peran kesenian dalam kehidupan

masyarakat secara lebih luas, mempererat jalinan komunikasi antarbudaya,

penguatan identitas, jati diri dan pembangunan karakter bangsa sehingga

diharapkan tidak terjadi marjinalisasi budaya dalam kondisi masyarakat dengan

budaya yang heterogen dan multikultur, 4) sebagai modal budaya yang dapat

dimanfaatkan dalam meningkatkan berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi,

politik serta pembangunan daerah pada umumnya.

Untuk membahas dan menganalisis beberapa permasalahan yang dikaji

dalam penelitian ini dipergunakan tiga teori yakni teori reproduksi, teori identitas

dan teori semiotika. Ketiga teori tersebut dipergunakan secara eklektik untuk

membedah permasalahan sebagaimana yang telah dirumuskan. Namun demikian

secara spesifik teori reproduksi budaya dipergunakan untuk membedah rumusan

masalah pertama yang berkaitan dengan bentuk reproduksi seni kakebyaran. Teori

identitas dipergunakan untuk menganalisis rumusan masalah kedua dan teori

semiotika untuk membahas permasalahan ketiga. Dari ketiga teori yang

dipergunakan tidak tertutup kemungkinan ketiga teori tersebut juga dipergunakan

secara ekletis untuk membahas pokok bahasan dan subpokok bahasan yang

terdapat pada masing-masing bab.

Penelitian tentang reproduksi seni kakebyaran di Kota Mataram Nusa

Tenggara Barat mempergunakan metode deskriptif kualitatif dengan berbagai

teknik yang berlaku sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian ilmiah. Di dalam

pengumpulan data dipergunakan metode observasi partisipasi yaitu mengamati

secara langsung dan secara aktif terlibat dalam berbagai aktivitas berkesenian. Hal

ini dilakukan sebagai strategi pendekatan untuk memperoleh data yang otentik.

Diketahuinya latar belakang peneliti sebagai seorang seniman, sering kali diminta

Page 16: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

xvi

untuk memberikan pembinaan dan pelatihan secara langsung terhadap sekaa-

sekaa atau sanggar seni yang menjadi objek penelitian. Dari kegiatan ini dapat

dieksplorasi secara langsung dan mendalam berbagai informasi data yang penting

terkait dengan aktivitas berkesenian para seniman di Kota Mataram.

Dari analisis dan pembahasan terhadap ketiga permasalahan sebagaimana

telah dirumuskan, hasil penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Pertama, bentuk reproduksi seni kakebyaran di Kota Mataram merupakan

aktivitas masyarakat etnis Bali di dalam menumbuhkembangkan kesenian

utamanya yang terkait dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat. Seni

kakebyaran sebagai salah satu hasil karya cipta budaya masyarakat Bali, memiliki

karakter dan identitas budaya yang sangat kuat dan sangat fleksibel, serta

memiliki nilai universal. Dalam reproduksi seni kakebyaran terdapat beberapa

aspek diantaranya musikalitas, bentuk dan instrumen, tata penyajian, fungsi dan

perannya di dalam penguatan budaya Bali dan Sasak.

Kedua, terdapat beberapa penyebab terjadinya reproduksi seni kakebyaran,

di antaranya: budaya yang di dalamnya terdapat pemertahanan budaya,

representasi budaya Bali dan Sasak, komunikasi budaya antara budaya Bali dan

Sasak, agama, kehidupan sosial dan ekonomi.

Ketiga, reproduksi seni kakebyaran berdampak terhadap kehidupan

spiritual, sosiokultural, dan berdampak ekonomis. Terkait dengan itu, makna yang

ditimbulkan di antaranya, makna astetik/artistik di mana muncul berbagai bentuk

kreatifitas dari para seniman untuk menghasilkan karya-karya baru dari

pengalaman estetis yang dialami selama menggeluti seni kakebyaran. Di samping

makna estetik juga terdapat makna edukatif di mana kesenian khususnya seni

kakebyaran dapat dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya para seniman untuk

meningkatkan kualitas hidup (quality of life) di dalam mencapai kesejahteraan

material dan non material. Terakhir, reproduksi seni kakebyarn memiliki makna

kultural yaitu pemertahanan identitas budaya, penguatan budaya Bali dan Sasak.

Dari pembahasan terhadap rumusan masalah, dapat disimpulkan aktivitas

reproduksi menghasilkan pemahaman terhadap musikalitas, instrumentasi, dan

fungsi seni kakebyaran di dalam kehidupan masyarakat di Kota Mataram. Kedua,

Page 17: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

xvii

pemahaman terhadap penyebab terjadinya reproduksi seni kakebyaran yaitu,

budaya, media komunikasi dan aspek ekonomi. Ketiga, reproduksi seni

kakebyaran berdampak terhadap kehidupan spiritual, sosiokultural, dan

berdampak ekonomis, serta bermakna estetik/artistik, edukatif dan kultural.

Dari penelitian ini terdapat empat temuan berikut ini.

Pertama, dalam reproduksi seni kakebyaran terdapat 3 (tiga) bentuk seni

kakebyaran yang berhasil direproduksi yaitu: 1) seni kakebyaran gaya Bali, 2)

seni kakebyaran gaya Bali-Lombok, dan 3) seni kakebyaran gaya Pesasakan.

Adapun seni kakebyaran gaya Bali yang direproduksi adalah seni kakebyaran

gaya Bali Utara dan seni kakebyaran gaya Bali Selatan. Reproduksi seni

kakebyaran merupakan salah satu bentuk reproduksi kebudayaan. Munculnya

beberapa bentuk gaya kakebyaran di Kota Mataram sesuai dengan pandangan

Bourdieu tentang konsep habitus dan arena serta hubungan dialektis dari

keduanya. Adanya persamaan dan perbedaan di dalam reproduksi disebabkan oleh

kebudayaan sebagai fenomena yang senantiasa bergerak secara fleksibel, adaptif

dan konfiguratif.

Kedua, seni kakebyaran sebagai salah satu identitas budaya Bali dibangun

dan direproduksi secara bersama-sama tidak saja oleh masyarakat etnis Bali,

namun juga oleh kalangan seniman etnis Sasak. Direproduksinya seni kakebyaran

di kedua etnis tersebut membuktikan bahwa seni kakebyaran sebagai media

komunikasi yang ampuh untuk mempersatukan berbagai kelompok etnis yang ada

di NTB dan sebagai bukti kekuatan seni sebagai media integrasi sosial.

Ketiga, reproduksi seni kakebyaran memicu kreativitas para seniman

sehingga muncul berbagai bentuk karya seni baru yang bersifat representtif,

akulturatif, dan hibrid. Karya seni yang diciptakan oleh para seniman Bali dan

seniman Sasak menjadi representasi identitas dan budaya sesuai dengan latar

belakang budaya Bali dan Sasak. Asimilasi dua budaya terjadi melalui media seni

kakebyaran yang memunculkan kreatifitas seni yang akulturatif dan bernuansa

hibrid.

Keempat, kuatnya keberadaan seni kakebyaran banyak memengaruhi

beberapa jenis kesenian Sasak. Beberapa jenis kesenian seperti Gandrung, Cupak

Page 18: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

xviii

Gerantang dan beberapa tarian lainnya mengalami perubahan iringan, dari

instrumen musik tradisional Sasak ke gamelan gong kebyar. Hal ini menunjukkan

bahwa seni kakebyaran, walaupun merupakan bagian dari budaya masyarakat

minoritas ternyata mampu memengaruhi budaya masyarakat mayoritas. Fenomena

seperti ini, menjadi salah satu kasus yang berbeda dengan rumusan yang

dipaparkan oleh Milton M. Gordon dan Arnold M. Rose (dalam Poerwanto,

2000:118) yang mengatakan asimilasi mengharuskan para migran untuk

menyesuaikan diri pada kelompok yang kebudayaan yang didatangi (host societe)

dan dalam asimilasi loyalitas mereka (para migran) terhadap kebudayaan asal

mereka semakin kecil dan akhirnya kelompok tersebut mengidentifikasikan

dirinya ke dalam kebudayaan yang baru. Direproduksinya berbagai bentuk budaya

oleh etnis Bali hal ini menunjukkan adanya peningkatan loyalitas terhadap budaya

asalnya, dan peningkatan tersebut mampu mempengaruhi budaya lokal.

Kendatipun demikian pola penyesuaian yang dilakukan hanya bersifat partisipatif

sebagai salah satu bentuk toleransi dalam aktivitas budaya.

Page 19: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

xix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PENETAPAN PENGUJI iv

SURAT PERNYATAAN PLAGIAT v

UCAPAN TERIMAKASIH vi

ABSTRAK xi

ABSTRACT xii

RINGKASAN xiii

DAFTAR ISI xix

DAFTAR TABEL xxiii

DAFTAR PETA xxiv

DAFTAR GAMBAR xxv

DAFTAR LAMPIRAN xxvii

GLOSARIUM xxviii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 10

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 11

1.3.1 Tujuan Umum…………………………………………………… 11

1.3.2 Tujuan Khusus………………………………………………….. 11

1.4 Manfaat Penelitian…...................................................................... 12

1.4.1 Manfaat Teoritis…………………………………………………. 12

1.4.2 Manfaat Praktis………………………………………………….. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP LANDASAN TEORI DAN

MODEL......................................................................................... 14

2.1 Tinjauan Pustaka............................................................................. 14

2.2 Konsep............................................................................................ 25

Page 20: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

xx

2.2.1 Reproduksi...................................................................................... 25

2.2.2 Seni Kakebyaran............................................................................. 26

2.3 Landasan Teori ............................................................................... 33

2.3.1 Teori Reproduksi Budaya.............................................................. 35

2.3.2 Teori Identitas................................................................................. 42

2.3.3 Teori Semiotika............................................................................... 47

2.4 Model Penelitian............................................................................. 49

BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 52

3.1 Rancangan Penelitian...................................................................... 52

3.2 Lokasi Penelitian............................................................................. 55

3.3 Jenis dan Sumber Data.................................................................... 58

3.3.1 Jenis Data………………………………………………………… 58

3.3.2 Sumber Data……………………………………………………… 58

3.4 Penentuan Informan........................................................................ 59

3.5 Instrumen Penelitian....................................................................... 62

3.6 Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 63

3.6.1 Observasi Partisipasi...................................................................... 64

3.6.2 Wawancara.................................................................................... 65

3.6.3 Studi Dokumen.............................................................................. 66

3.7 Teknik Analisis Data....................................................................... 67

3.8 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data............................................ 68

BAB IV GAMBARAN UMUM KONDISI SOSIAL BUDAYA

MASYARAKAT BALI DI KOTA MATARAM.......................... 70

4.1 Gambaran Umum Kota Mataram.................................................... 70

4.1.1 Sejarah Kota Mataram.................................................................... 74

4.1.2 Geografi.......................................................................................... 77

4.1.3 Peta, dan Batas-Batas Wilayah Kota Mataram…...…………........ 79

4.2 Demografi Bali di Kota Mataram................................................... 79

4.2.1 Jumlah Penduduk............................................................................ 79

Page 21: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

xxi

4.2.2 Mata Pencaharian.......................................................................... 80

4.2.3 Agama............................................................................................. 86

4.2.4 Pendidikan....................................................................................... 94

4.3 Sistem Sosial................................................................................... 96

4.3.1 Sistem Sosial Masyarakat Kota Mataram....................................... 99

4.3.2 Sistem Sosial Masyarakat Bali di Kota Mataram.......................... 101

4.4 Seni, Tradisi dan Budaya Masyarakat............................................ 108

4.4.1 Kesenian Tradisional...................................................................... 109

4.4.2 Tradisi dan Budaya Masyarakat Bali Di Kota Mataram................ 120

BAB V BENTUK DAN FUNGSI REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN

DI KOTA MATARAM.................................................................. 142

5.1 Musikalitas...................................................................................... 142

5.1.1 Musikalitas Kebyar Gaya Bali Utara.............................................. 145

5.1.2 Musikalitas Kebyar Gaya Bali Selatan........................................... 158

5.1.3 Musikalitas Kebyar Gaya Pesasakan.............................................. 166

5.2 Instrumentasi................................................................................... 177

5.2.1 Bentuk Dan Jenis Instrumen........................................................... 177

5.2.2 Setting Instrumen............................................................................ 191

5.3 Fungsi Seni Kakebyaran................................................................. 196

5.3.1 Fungsi Ritual.................................................................................. 197

5.3.2 Sajian Seni Pertunjukan................................................................ 203

5.3.3 Penguatan Budaya Setempat........................................................ 209

BAB VI TERJADINYA REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI

KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT..................... 214

6.1 Budaya........................................................................................ 216

6.1.1 Pemertahanan Budaya................................................................... 217

6.1.2 Representasi Budaya....................................................................... 228

6.2 Media Komunikasi.......................................................................... 230

Page 22: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

xxii

6.2.1 Komunikasi Intra Etnis................................................................... 233

6.2.2 Komunikasi Antaretnis.................................................................. 236

6.3 Ekonomi....................................................................................... 241

BAB VII. DAMPAK DAN MAKNA REPRODUKSI SENI

KAKEBYARAN DI KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA

BARAT........................................................................................ 253

7.1Dampak Reproduksi Seni Kakebyaran Di Kota Mataram, Nusa

Tenggara Barat……………………………………………………253

7.1.1 Dampak Spiritual........................................................................... 254

7.1.2 Dampak Sosiokultural................................................................. 265

7.1.3 Dampak Ekonomis......................................................................... 280

7.2 Makna Reproduksi Seni Kakebyaran di Kota Mataram, Nusa

Tenggara Barat................................................................................ 290

7.2.1 Makna Estetik/Artistik.................................................................... 290

7.2.2 Makna Edukatif............................................................................... 297

7.2.3 Makna Budaya................................................................................ 301

BAB VIII. PENUTUP.................................................................................. 314

8.1 Simpulan......................................................................................... 314

8.2 Temuan........................................................................................... 318

8.3 Saran-Saran..................................................................................... 321

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 323

LAMPIRAN 329

Lampiran 1. Daftar Informan........................................................................ 239

Lampiran 2. Pedoman Wawancara............................................................... 333

Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Penelitian............................................ 335

Lampiran 4. Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana Tentang

Penguji Ujian Disertasi Tahap I (Tertutup)............................... 340

Page 23: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

xxiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Kecamatan, Desa/Kelurahan di Kota Mataram………… 71

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kepadatan

Penduduk Per Kecamatan di Kota Mataram Tahun 2011........... 80

Tabel 4.3 Jumlah Umat Agama di Kota Mataram........................................ 87

Tabel 4.4 Jumlah Sarana Peribadatan Per Kecamatan Tahun 2009............. 89

Tabel 4.5 Jumlah Sekolah SD, SMP dan SMA dan Sebaran di Masing-

Masing Kecamatan Di Kota Mataram Tahun 2009..................... 96

Tabel 4.7 Jenis Kesenian dan Sanggar Seni di Kota Mataram………….... 112

Page 24: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

xxiv

DAFTAR PETA

Peta 4.1 Wilayah Kecamatan di Kota Mataram…………………………. 77

Peta 4.2 Pulau Lombok…………………………………………………… 78

Peta 4.3 Batas-Batas Wilayah Kota Mataram…………………………….. 79

Page 25: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

xxv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Lambang Kota Mataram........................................................... 73

Gambar 4.2 Tari Rejang Dedari di Pura Bukit Ngandang Pagutan,

Mataram....................................... ……………………………. 119

Gambar 4.3 Gibungan dan Tradisi Magibung............................................. 129

Gambar 4.4 Prosesi Masuci Rah, Mandi Sakral dengan Darah Kerbau...... 133

Gambar 4.5 Prosesi Narat dalam Rangkaian Pujawali di Pura Bukit

Ngandang Pagutan.................................................................... 136

Gambar 4.6 Pembacaan Sloka pada perayaan Dharma Santi Hari Raya

Nyepi......................................................................................... 138

Gambar 5.1 Prasasti Dan Rerajahan di Dalam Instrumen Kendang I

Kusuma Galangan………………………………..................... 147

Gambar 5.2 Gamelan Gong Kebyar dari Paketan Singaraja yang Dibawa

Pada tahun 1923………………………………………………. 152

Gambar 5.3 Instrumen Gender Rambat di Karang Kubu............................ 153

Gambar 5.4 Gamelan Gong Kebyar Karang Kubu Setelah Perombakan

Tahun 1934 dan Penambahan Instrumen Gangsa Jongkok dan

Terompong pada Tahun 1995………………………………… 155

Gambar 5.5 Gamelan Angklung.................................................................. 156

Gambar 5.6 I Ketut Loncah (Alm)…………………………………...…… 160

Gambar 5.7 Sekaa Gong Cri Ganesa Dharma, Pagutan Mataram, I Ketut

Loncah (baris II berdiri paling kiri)…………………………..

162

Gambar 5.8 Ni Made Darmi (78Th)........................................................... 164

Gambar 5.9 Pelawah Gamelan yang Dihiasi dengan Cukli......................... 176

Gambar 5.10 Pelawah Model Bakiakan Gaya Bali Utara............................ 179

Gambar 5.11 Pelawah Gamelan yang Bergaya Bali Selatan........................ 180

Gambar 5.12 Pelawah/Tungguhan Gamelan Pasasakan.............................. 181

Gambar 5.13 Gamelan Gong Gede (palawasan).......................................... 184

Gambar 5.14 Gamelan Angklung................................................................. 185

Gambar 5.15 Gamelan Gong Kebyar Mini .................................................. 187

Page 26: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

xxvi

Gambar 5.16 Gamelan Gong Kebyar Utama................................................ 189

Gambar 5.17 Setting Posisi Limas............................................................... 192

Gambar 5.18 Setting Posisi Limas............................................................... 192

Gambar 5.19 Setting /Formasi Lajur........................................................... 193

Gambar 5.20 Setting/Formasi ”L”................................................................ 194

Gambar 5.21 Formasi Gamelan Bebarungan................................................ 195

Gambar 5.22 Sekaa Gong Wala Astha Pasanthi, Sindu Seksari Ngayah di

Pura Pulaki, Ambengan, Cakranegara...................................... 199

Gambar 5.23 Beberapa Jenis Gamelan dalam upacara Pitra Yadnya........... 201

Gambar 5.24 Topeng Sidakarya................................................................... 204

Gambar 5.25 Mebarung antara Mahasiswa ISI Denpasar dengan Sekaa

Gong Arga Yadnya Swara, Pancaka, Mataram……………… 206

Gambar 5.26 Tari Cendrawasih pada acara resepsi pernikahan di Aula

Universitas Mataram................................................................. 207

Gambar 5.27 Tari Gandrung diiringi dengan Gamelan Gong Kebyar......... 212

Gambar 6.1 Pelepasan dan pelaksanaan KKN ISI Denpasar di Kota

Mataram Tahun 2012/2013…………………………………… 228

Gambar 6.2 Kemasan Kesenian Sasak sebagai Seni Pertunjukan Wisata.... 251

Gambar 7.1 Gamelan Gong Kebyar Kolaborasi dengan Rebana pada

Acara Pembukaan Seleksi Tilawatil Qur’an se NTB XXII

Tahun 2012................................................................................ 264

Gambar 7.3 Gamelan Kelentang................................................................. 278

Gambar 7.3 Pak Yusuf dan Tapel Cupak.................................................... 279

Gambar 7.4 Promosi Jasa Penyewaan Gamelan di Karang Kecicang.......... 283

Gambar 7.5 Gamelan Gong Kebyar dalam Festival Senggigi Tahun 2013.. 289

Gambar 7.6 Pementasan HSM dalam PKB Tahun 2015 di Taman Budaya

Denpasar.................................................................................... 301

Page 27: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

xxvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Informan …………………………………………………..330

Lampiran 2. Pedoman Wawancara..…………………………………………....333

Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Penelitian………………………………...335

Lampiran 4. Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana

No. 1359/UN14.4/HK/2016……………………………………….340

Lampiran 5. Sertifikat Kelulusan Promosi Doktor……………………………..343

Page 28: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

xxviii

GLOSARIUM

Adonan : beberapa jenis bahan masakan yang dicampurmenjadi satu

Angkul-Angkul : gapura/pintu gerbang

Apit Lawang : rongga yang terdapat pada pintu gerbang tempatmenaruh sesajen

Arja : dramatari tradisional Bali dimana para pemainnyasenantiasa melantunkan tembang-tembang macapatsebagai penghantar dialog

Bakiakan : tungguhan gamelan yang dipahat secara sederhanatanpa ukiran

Banjar : tempat berkumpulnya masyarakat Bali/ organisasisosial masyarakat Bali

Banjar Karya : organisasi sosial yang keanggotaannya hanyabekerja jika ada kegiatan upacara

Banjar Rojong : organisasi masyarakat yang keanggotaannya masihmemiliki hubungan kekeluargaan

Banjar Suka Duka : organisasi masyarakat yang keanggotaannyaberasal dari berbagai kalangan masyarakat

Barong Tengkoq : alat musik tradisional Sasak yang salah satualatnya (riyong) dimainkan di atas pundak

Betuakan : minum tuakCatur Warna : tingkatan struktur sosial masyarakat berdasarkan

tugas dan fungsinya dalam kehidupan masyarakat.di Bali, pembagian Catur Warna terdiri atasbrahmana, kesatria, wesia dan sudra.

Ceretan : tempat minuman dari tanah liat

Comprang : alat musik tradisional Sasak, sering juga disebutdengan Barong Tengkok

Dius Kumaliki : kelahiran kembali secara spiritual dengan saranaritual

Page 29: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

xxix

Ebatan : adonan masakan tradisional Bali

Gangsa Gantung : instrumen gangsa yang daun bilahnya digantungpada bagian pelawahnya dengan mempergunakanutas tali yang terbuat dari kulit sapi/kambing

Gangsa Jongkok : instrumen gamelan Bali yang dibuat dengan ukuranpendek di mana daun bilahnya di pancang denganbesi/paku

Gender Barangan : instrumen gamelan palegongan yang berdaun bilah13-14 bilah yang ukurannya lebih kecil dari genderrambat

Gender Rambat : instrumen gamelan palegongan yang berdaun bilah13-14 bilah

Gibungan : Hidangan masakan tradisional yang di dalamnyaterdapat berbagai jenis masakan yang terdiri darinasi, berbagai jenis ebatan, sate, komoh, adonansayur dan aseman.

Janger : seni pertunjukan Bali yang tergolong senipergaulan

Kelentang : musik tradisional Sasak yang 10 bilah nadanyamasing-masing terbagi dalam 1 tungguhan.

Kendang Gupekan : kendang yang dimainkan hanya denganmempergunakan tangan

Lalonggoran. : komposisi karawitan klasik gaya Bali Utara

Lelembaran : salah satu ebatan dalam menu gibungan.

Lelengisan. : tungguhan gamelan yang berbentuk polos/tidakdiukir

Megocek : main judi sabungan ayam

Mesuci Rah : ritual pembersihan diri secara spiritual denganmempergunakan darah kerbau

Narat : tradisi menusuk diri sendiri dengan senjata tajam(keris) pada saat dilaksanakannya ritual upacara

Page 30: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

xxx

Ngelegu : tradisi makan snak bersama pada malam hari yangdilakukan oleh masyarakat yang terdapat diwilayah Karang Medain pada saat dilaksanakanupacara adat.

Ngurek tradisi menusuk diri semdiri dengan senjata tajam(keris) pada saat dilaksanakannya ritual upacara

Norot : salah satu motif dan teknik memainkan gamelanBali dengan memukul 1 nada secara beruntun

Oncang-Oncangan : salah satu motif dan teknik memainkan gamelanBali, permaduan antara pukulan polos dan sangsihdengan memukul selisih satu nada.

Palawasan : komposisi karawitan klasik yang dimainkandengan mempergunakan gamelan pelawasan (gonggede)

Pamaksan : Sistem keanggotaan tempat pemujaan yang masihmemiliki ikatan persaudaraan.

Panca Aksara : lima aksara suci

Pangenter : pemandu acara kegiatan adat istiadat

Panguakas : pemandu acara magibung

Pejagrean : tradisi melek atau begadang semalam seuntuk yangdilaksanakan pada saat perayaan hari rayaCiwalatri

Penyacah : salah satu instrumen yang terdapat dalam barungangamelan gong kebyar yang berbilah tujuh

Penyengker : tembok batas pekarangan rumah

Prembon : dramatari Bali yang merupakan perpaduan antaratopeng dengan arja.

Preret : alat musik tradisional Sasak yang tergolong alatmusik aerophone yang dimainkan dengan caraditiup.

Rerajahan. : lukisan yang memiliki simbol dan makna sakral

Page 31: REPRODUKSI SENI KAKEBYARAN DI KOTA …...reproduksi seni kakebyaran terhadap kehidupan seni dan budaya masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Untuk membahas dan menganalisis

xxxi

Riyong, : alat musik tradisional Bali yang dalam satutungguhan teriri atas 12 pencon nada.

Sekaa Tajen : organisasi sosial yang anggotanya adalah parapemain sabungan ayam.

Sekatian : komposisi karawitan gaya Bali Utara yangdimainkan dengan mempergunakan media gamelangong kebyar, dan motif lagunya adalah gendingpengecet yang dimainkan dengan teknik oncang-oncangan

Sidikara : ikatan persaudaran

Tajen : judi sabungan ayam

Teleq : jenis tarian Sasak klasik yang ditarikan oleh duaorang wanita.

Toya Kumkuman : air suci yang di dalamnya terdapat berbagai jenisbunga

Tuak : minuman tradisional yang terbuat dari buaharen/kelapa