Reni Sugiarti

Embed Size (px)

Citation preview

Konsep Pemberian Cairan dan Nutrisi Pada Bayi dan Anak

KONSEP PEMBERIAN CAIRAN DAN NUTRISI PADA BAYI DAN ANAKA. PENGERTIAN Nutrisi ialah zat penyusun makanan yang diperlukan oleh tubuh untuk metabolism, yaitu air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Melaksanakan pemberian makan yang sebaik-baiknya kepada bayi dan anak, bertujuan sebagai berikut: a) Memberikan nutrisi yang cukup untuk kebutuhan, memelihara kesehatan dan memulihkannyabila sakit, melaksanakan berbagai aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotor. b) Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai, dan menentukan makanan yang diperlukan. B. JENIS JENIS CAIRAN DAN NUTRISI

1. Cairan sehari hari ASI Pemberian Air Susu Ibu (ASI) sangat penting, mengingat : Air Susu Ibu adalah satusatunya makanan dan minuman terbaik untuk bayi dalam masa empat bulan pertama kehidupannya. Bayi harus segera disusui setelah lahir. Pada dasarnya setiap ibu dapat menyusui anaknya dan hendak nya disusui secara tepat. Kandungan ASI nyaris tak tertandingi. ASI mengandung zat gizi yang secara khusus diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang otak dan memperkuat daya tahan alami tubuhnya. Kandungan ASI yang utama terdiri dari: 1. Laktosa merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang berperan penting sebagai sumber energi . Selain itu laktosa juga akan diolah menjadi glukosa dan galaktosa yang berperan dalam perkembangan sistem syaraf. Zat gizi ini membantu penyerapan kalsium dan magnesium di masa pertumbuhan bayi. Laktosa berperan dalam membangun system syaraf dan juga asupan energy bagi bayi untuk beraktifitas. Laktosa akan dioleh oleh tubuh menjadi galaktosa dan glukosa sebagai bahan utama pertumbuhan syaraf.2. Lemak merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber energi utama bayi serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh bayi. Lemak di ASI mengandung komponen asam lemak esensial yaitu: asam linoleat dan asam alda linolenat yang akan diolah oleh tubuh bayi menjadi AA dan DHA. AA dan DHA sangat penting untuk perkembangan otak bayi. Lemak sangat penting dalam memberikan asupan energy kepada bayi, dan juga membantu bayi dalam mengatur suhu tubuhnya. Ada dua macam lemak yang terkandung di dalam ASI yaitu lemak linoleat dan asam alda linoleat yang nantinya akan diproses oleh tubuh bayi menjadi AA dan DHA yang dominan membantu pertumbuhan otak bayi. 3. Oligosakarida merupakan komponen bioaktif di ASI yang berfungsi sebagai prebiotik karena terbukti meningkatkan jumlah bakteri sehat yang secara alami hidup dalam sistem pencernaan bayi.

4. Protein Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai pembentuk struktur otak. Beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu taurin, triptofan, dan fenilalanin merupakan senyawa yang berperan dalam proses ingatan. Protein adalah zat utama dalam pembentukan struktur otak bayi sehingga dapat meningkatkan kecerdasan bayi. Komposisi zat utama dalam ASI: 1. Laktosa- 7gr/100ml. 2. Lemak- 3,7-4,8gr/100ml. 3. Oligosakarida- 10-12 gr/ltr. 4. Protein- 0,8-1,0gr/100ml.

Cara meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI: a. Banyak minum dan mengkonsumsi cairan. Jangan lupa mengkonsumsi susu. b. Memakai saputangan handuk yang diletakkan diantara bra dan payudara. Usahakan untuk selalu memakai baju berlengan. c. minum kaldu ayam : 1/2 kg ayam + 1/4 kg jahe (dimemarkan), 4 batang lengkuas (dimemarkan), 1 buah jeruk nipis (ambil airnya), 1 liter air ,garam secukupnya. seluruhnya direbus sampai kira2 10 menit mendidih. diminum sebelum dan sesudah menyusui. hal ini dilakukan setiap harinya minimal selama pemberian asi ekslusif. c. makan makanan yang bergizi. hindari terlambat makan. d. mengkonsumsi sayur daun katuk dan kacang-kacangan. e. istirahat cukup.jaga kestabilan emosi. usahakan selalu ceria, berpikiran positif dan menjaga semangat menyusui. PASI dan MP-ASI PASI ( Pengganti Air susu Ibu ) adalah makanan bayi yang secara tunggal dapat memenuhi kebutuhan gizi bagi per-tumbuhan dan perkembangan bayi sampai berumur antara empat dan enam bulan, contohnya susu. Cara memberikan PASI: Berikan PASI sesuai petugas kesehatan. Gunakan takaran dalam pengeceran PASI sesuai dengan label yang ada dalam kaleng PASI. Air yang digunakan untuk mengencerkan PASI adalah air yang sudah dimasak mendidih. Peralatan yang digunakan untuk mengencerkan dan memberikan PASI sebaiknya dibilas dengan air panas mendidih. Disamping pemberi an PASI, berikan makanan pendamping ASI setelah bayi berumur empat bulan. Segera setelah ibu sembuh, upayakan me-nyusui kembali. Untuk pemberian PASI sementara ibu sakit, usahakan tidak menggunakan botol dan dot, tapi gunakan gelas dan sendok agar bayi tidak bingung. Kerugian akibat pemberian PASI: - Bagi Ibu :Tidak ekonomis dan tidak praktis - Bagi Bayi : 1. Bayi tidak memperoleh zat kekebalan yang ada pada ASI, dengan demikian dapat meningkatkan resiko infeksi. 2. Ancaman kekurangan gizi, apabila diberikan tidak sesuai dengan ketentuan petunjuk penggunaan PASI. 3. Ancaman kegemukan, apabila diberikan secara berlebihan. 4. Lebih mudah terserang diare dan alergi. 5. Pertumbuhan mulut, rahang dan gigi tidak baik. 6. Mengurangi hubungan kasih sayang ibu dan anak yang dapat menghambat perkembangan mental selanjutnya.

Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi yang diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya selain ASI setelah umur 6 bulan, pada umur 4 6 bulan (masa transisi). Bayi terus minum ASI dan mulai diperkenalkan dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Departemen Kesehatan). Menurut Departemen Kesehatan RI (2003 : 3), MP-ASI adalah makanan bergizi yang diberikan untuk memenuhi kecukupan gizinya. Menurut Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia ( 2000 : 5 ): - Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi / anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. - MP-ASI diberikan mulai umur 6 bulan sampai 24 bulan. - Semakin meningkat umur bayi/anak, kebutuhan zat gizi semakin bertambah untuk tumbuh kembang anak, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi. - MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI ke makanan keluarga, pengenalan dan pemberian MP-ASI harus melakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi / anak. - Pemberian MP-ASI yang cukup kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang sangat pesat pada periode ini. 2. Cairan yang ada pada RS (Rumah Sakit) Jenis jenis cairan: ASERING Indikasi: Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma. Komposisi: Setiap liter asering mengandung:

Na 130 mEq K 4 mEq Cl 109 mEq Ca 3 mEq Asetat (garam) 28 mEq

Keunggulan:

Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan hati Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih baik dibanding RL pada neonatus Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi dengan isofluran Mempunyai efek vasodilator Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA, dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil risiko memperburuk edema serebral

KA-EN 1B Indikasi:

Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam) < 24 jam pasca operasi Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya 300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam

KA-EN 3A & KA-EN 3B Indikasi:

Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam) Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B

KA-EN MG3 Indikasi :

Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam) Mensuplai kalium 20 mEq/L Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L

KA-EN 4A Indikasi :

Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai kadar konsentrasi kalium serum normal Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

Komposisi (per 1000 ml):

Na 30 mEq/L K 0 mEq/L Cl 20 mEq/L Laktat 10 mEq/L Glukosa 40 gr/L

KA-EN 4B Indikasi:

Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko hipokalemia Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

Komposisi:

Na 30 mEq/L K 8 mEq/L Cl 28 mEq/L Laktat 10 mEq/L Glukosa 37,5 gr/L

Otsu-NS Indikasi:

Untuk resusitasi Kehilangan Na > Cl, misal diare Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum, insufisiensi adrenokortikal, luka bakar)

Otsu-RL Indikasi:

Resusitasi Suplai ion bikarbonat Asidosis metabolik

MARTOS-10 Indikasi:

Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi berat, stres berat dan defisiensi protein Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam Mengandung 400 kcal/L

AMIPAREN Indikasi:

Stres metabolik berat

Luka bakar Infeksi berat Kwasiokor Pasca operasi Total Parenteral Nutrition Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit

AMINOVEL-600 Indikasi:

Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI Penderita GI yang dipuasakan Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca operasi) Stres metabolik sedang Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)

PAN-AMIN G Indikasi:

Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolik ringan Nitrisi dini pasca operasi Tifoid

Pada anak dan bayi : Air : Sesuai dengan berat badan 0-10 kg : 100 ml/kgBB 11-20 kg : 1000 ml/kgBB + 50 ml/kgBB diatas 10 kg Lebih 20 kg : 1500 ml/kgBB + 20 ml/kgBB diatas 20 kg Na+ : 2 mek/kgBB K+ : 2 mek/kgBB Keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran air Air masuk : Air keluar Minuman : 800-1700 ml Urine : 600-1600 ml Makanan : 500-1000 ml Tinja : 20- 200 ml Hasil oksidasi : 200- 300 ml Insensible loss : 850-1200 ml C. TAHAP-TAHAPPEMBERIAN NUTRISI SESUAI DENGAN USIA 1. Umur 0 4 Bulan Berikan Air Susu Ibu (ASI) sesuai dengan keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari, siang maupun malam. Jarngan diberikan makanan atau minuman lain selain ASI. 2. Umur 4 6 Bulan Berikan Air Susu Ibu (ASI) sesuai dengan keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari, siang maupun malam. Beri makanan pendamping ASI 2 kali sehari, tiap kali 2 sendok makan. Pemberian makanan pendamping ASI dilakukan setelah pemberian ASI.

Makanan pendamping ASI adalah : Bubur tim lumat ditambah kuning telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak. 3. Umur 6 12 Bulan Berikan Air Susu Ibu (ASI) sesuai dengan keinginan anak Berikan bubur nasi ditambah telur / ayam / ikan / tempe / tahu / daging sapi/ wortel / bayam / kacang hijau / santan / minyak. Makanan tersebut diberikan 3 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sebagai berikut : Umur 6 Bulan : 6 sendok makan Umur 7 Bulan : 7 sendok makan Umur 8 Bulan : 8 sendok makan Umur 9 Bulan : 9 sendok makan Umur 10 Bulan : 10 sendok makan Umur 11 Bulan : 11 sendok makan Berikan juga makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan seperti : bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari dan sebagainya. 4. Umur 12 24 Bulan Berikan Air Susu Ibu (ASI) sesuai keinginan anak Berikan nasi lembik yang ditambah telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak. Berikan makan tersebut 3 kali sehari Berikan juga makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan seperti: bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari dan sebagainya. 5. Umur 2 Tahun atau Lebih 2. Berikan makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi, lauk,pauk,sayur dan buah. 3. Berikan juga makanan yang bergizi sebagai selingan 2 kali sehari diantara waktu makan seperti : Bubur kacang hijau Biskuit Nagasari Cucilah tangan sebelum menyuapkan makanan anak. Gunakan bahan makanan yang baik dan aman, peralatan masak yang bersih dan cara memasak yang benar. Anjuran Pemberian Makan untuk anak dengan Diare Persisten : - Jika masih mendapatkan ASI, berikan lebih sering dan lebih lama, siang dan malam. - Jika anak mendapat susu selain ASI : Gantikan dengan meningkatkan pemberian ASI atau Gantikan dengan setengah bagian susu dengan bubur nasi dan ditambah tempe, jangan diberi susu kental manis. - Untuk makanan lain, ikuti anjuran pemberian makanan yang sesuai dengan umur anak. D. MENENTUKAN JUMLAH CAIRAN DAN NUTRISI Kebutuhan cairan relative besar pada anak-anak kecil, dalam hal ini dapat di kemukakan sebagai berikut:

a. Bagi bayi berumur 3 hari setelah lahir antara 80-100 cc per kg BB b. Umur 10 hari antara 125-150 cc per kg BB c. Triwulan I sekitar 175 cc per kg BB Setelah mencapai maksimum dengan bertambahnya umur kebutuhan mulailah menurun, untuk dewasa misalnya sekitar 40 cc kg BB. Kebutuhan air per 100 cc kal yang dibutuhkananak dan dewasa, di mana dewasa menetabolisme 100 kal perlu air relatif lebih banyak dari bayi, oleh karena itu bayi tidak dapat disamakan dengan dewasa sehubungan dengan metabolismenya. Jadi, kalori pada anak sebagian besar digunakan untuk metabolism. Jumlah kalori yang dibutuhkan : 1. Pada triwulan I telah terjadi pengurangan, yaitu 120 kal/ kg BB per hari 2. Pada triwulan IV yaitu 100 kal/kg BB per hari 3. Ketika umur 1-3 tahun, yaitu 1300 kal/kg BB 4. Ketika umur 10-12 tahun, yaitu 2500 kal/kg BB Pada umumnya makin besar umur maka relative kebutuhan kalori makin kurang per kilogram berat badan, juga kebutuhan akan cairan. Cairan yang dibutuhkan oleh tubuh adalah air. Air sangat sedikit diabsorbsi dalam lambung, sedikit diabsorbsi di usus, sebagian lagi mulalui vuli-vuli lumphe, sebagian diabsorbsi. Eksresi 50% melalui ginjal, 3-10% melalui usus dan 40-50% melalui pernafasan. Skema : Umur BB Air/24 jam Air/kg BB /24 jam 80-100 cc 3 hari 3 kg 250-300 cc 125-130 cc 10 hari 3,2 kg 400-500 cc 140-160 cc 3 bulan 5,4 kg 750-850 cc 130-150 cc 6 bulan 7,3 kg 950-1100 cc 125-145 cc 9 bulan 8,6 kg 1100-1250 cc 120-135 cc 1 tahun 9,5 kg 1150-1300 cc 115-125 cc 2 tahun 11,8 kg 1350-1500 cc 100-110 cc 4 tahun 16,8 kg 1600-1800 cc 90-100 cc 6 tahun 20,0 kg 1800-2000 cc 70-85 cc 10 tahun 28,7 kg 2000-2500 cc 50-60 cc 14 tahun 45,0 kg 2200-2700 cc 40-50 cc 18 tahun 54,0 kg 2200-2700 cc

TINDAKAN PEMASANGAN NASOGASTRIC TUBE( NGT ) DIPUBLIKASIKAN OLEH: KELOMPOK I FON SUDIRYO NPM. 220111080041 TUGAS KELOMPOK VII KDM DISUSUN OLEH : 1.ANANG RACHYUDI NPM. 220111080040 2.SUDIRYO NPM. 220111080041

UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM KELAS KHUSUS KUWAIT 2008/2009

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...1 BAB I PENDAHULUAN ...3 A. Latar Belakang...3 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...4 A. Landasan teori ...4 B. Pengkajian ...8 C. Perencanaan ...10 D. Indikasi dan Kontra Indikasi ...16 BAB III. PEMBAHASAN ...18 Implementasi ...18 BAB IV. KESIMPULAN ...25 BAB V. DAFTAR PUSTAKA ...26

TINDAKAN PEMASANGAN NASOGASTRIK TUBE ( NGT )

BAB I : PENDAHULUAN A. Later belakang

Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan hanya dalam waktu yang singkat. (Metheny & Titler, 2001). Untuk memenuhi kebutuhan pasien, pengetahuan dan kemampuan perawat dalam memasukan dan melakukan perawatan NGT adalah sangat dibutuhkan. Bagi anak-anak,kebutuhan akan NGT disebabkan oleh beberapa kondisi seperti anomali anatomi jalan makanan; oesophagus atau alat eliminasi, kelemahan reflek menelan, distress pernafasan atau tidak sadarkan diri. Keselamatan adalah selalu menjadi perhatian,dimana kerjasama perawat pasien dan keluarga sangat dibutuhkan dan pada sebagian anak terkadang agak sedikit dipaksakan. Sebagai perawat profesional,harus berhati-hati dalam melaksanakan tindakan serta memperhatikan keunikan variasi di dalam melaksanakan tindakan secara aman dan nyaman. (WALLEY & WONG, 2000).

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A.Teori Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan hanya dalam waktu yang singkat. (Metheny & Titler, 2001). Tindakan pemasangan Selang Nasogastrik adalah proses medis yaitu memasukkan sebuah selang plastik ( selang nasogastrik, NG tube) melalui hidung, melewatI tenggorokan dan terus sampai ke dalam lambung.

http://en.wikipedia.org/wiki/Nasogastric_intubation) Nasogastrik: Menunjuk kepada jalan dari hidung sampai ke lambung. Selang Nasogastrik adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung ( melewati nasopharynx dan esophagus ) menuju ke lambung. Singkatan untuk Nasogastrik adalah NG. Selangnya disebut selang Nasogastrik. "Nasogastric" terdiri dari dua kata, dari bahasa Latin dan dari bahasa Yunani, Naso adalah suatu kata yang berhubungan dengan hidung dan berasal dari Latin nasusuntuk hidung atau moncong hidung. Gastik berasal dari bahasa Yunani gaster yang artinya the paunch ( perut gendut ) atau yang berhubungan dengan perut. Istilah nasogastric bukanlah istilah kuno melainkan sudah disebut pada tahun 1942. ( http://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=9348) Definisi NGT : Selang Nasogastrik atau NG tube adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan obatobatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan, cairan, dan obat-obatan secara oral. Juga dapat digunakan untuk mengeluarkan isi dari lambung dengan cara disedot. (http://dying.about.com/od/glossary/g/NG_tube.htm )

Tujuan dan Manfaat Tindakan Naso Gastric Tube digunakan untuk: 1. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam lambung(cairan,udara,darah,racun) 2. Untuk memasukan cairan( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi) 3. Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi lambung 4. Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia 5. Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan operasi pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan aspirasi isi lambung sewaktu recovery (pemulihan dari general anaesthesia)

NUTRISI ENTERAL Nutrisi Enteral merupakan pemberian nutrient melalui saluran cerna dengan menggunakan sonde (tube feeding). Nutrisi enteral direkomendasikan bagi pasien-pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya secara volunter melalui asupan oral. Pemberian nutrisi enteral dini (yang dimulai dalam 12 jam sampai 48 jam setelah pasien masuk ke dalam perawatan intensif [ICU]) lebih baik dibandingkan pemberian nutrisi parenteral. Manfaat dari pemberian nutrisi enteral antara lain: Mempertahankan fungsi pertahanan dari usus Mempertahankan integritas mukosa saluran cerna Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik mukosa saluran cerna Mengurangi proses katabolic Menurunkan resiko komplikasi infeksi secara bermakna Mempercepat penyembuhan luka Lebih murah dibandingkan nutrisi parenteral Lama perawatan di rumah sakit menjadi lebih pendek dibandingkan dengan Nutrisi Parenteral Pasien-pasien yang dapat diberikan nutrisi enteral adalah mereka yang tidak bisa makan, tidak dapat makan, dan tidak cukup makan (ASPEN, 1998) Bila usus bekerja, gunakanlah. Kalimat yang sudah sering diucapkan berulangulang kali itu, merupakan panduan untuk pemberian dukungan nutrisi. Biasanya, adanya bunyi usus dan flatus merupakan indikator bahwa saluran cerna berfungsi, khususnya pada pasien-pasien paska pembedahan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa motilitas saluran cerna yang menurun pada periode paska operasi ini, hanya mempengaruhi lambung dan usus besar (kolon), dan tidak mempengaruhi fungsi usus halus. Berkurangnya ataupun hilangnya bunyi usus tidak perlu sampai menghambat pemberian nutrisi enteral (Lewis et al 2001).

Sebaliknya, adanya bunyi usus juga tidak menjamin bahwa pemberian nutrisi enteral bisa sukses, misalnya pada pasien-pasien dengan Intractable diarrhea.

DOKUMENTASI Catat hal-hal berikut pada lembar dokumentasi: Tanggal dan waktu insersi slang Warna dan jumlah drainase ukuran dan tipe slang Toleransi klien terhadap prosedur KOMPLIKASI YANG DISEBABKAN OLEH NGT 1. Komplikasi mekanis -Sondenya tersumbat. -Dislokasi dari sonde, misalnya karena ketidaksempurnaan melekatkatnya sonde dengan plester di sayap hidung. 2.Komplikasi pulmonal: misalnya aspirasi. Dikarenakan pemberian NGT feeding yang terlalu cepat 3.Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnanya kedudukan sonde -Yang menyerupai jerat -Yang menyerupai simpul -Apabila sonde terus meluncur ke duodenum atau jejunum. Hal ini dapat langsung menyebabkan diare. 4.Komplikasi yang disebabkan oleh zat nutrisi

B.PENGKAJIAN Pengkajian pada pasien yang akan dilakukan pemasangan NGT meliputi: 1.Biodata klien: Nama, jenis kelamin, usia, pekerjaan,tingkat pendidikan, Diagnosa

medis,Tanggal admission. 2.Riwayat kesehatan: Riwayat Masa lalu klien, Riwayat kesehatan keluarga dan Riwayat kesehatan klien saat ini. 3.Kondisi kesehatan saat ini Pemeriksaan fisik: *Kesadaran umum: Allert/letargic, (regular/irregular),Pulse rate,Blood pressure. *Tanda-tanda Vital: Respiration(regular/irregular),Respiration rate,Pulse rate,Blood pressure. *Head to too; Apakah terdapat trauma di bagian kepala; nasophageal trauma,skull fracture,maxilo fracture,cervical fracture,disphagia,atresia oesophagus,naso-oropharyngeal burn.apakah terdapat paresthesia, hemipharesis,Apakah terdapat alat bantu pernafasan;pemasangan mask oksigen,nasal canula,endotracheal tube,guedel/mayo,ventilator,distensi abnominal, muntah(cairan,darah;warna,konsistensi) Data Penunjang: Oxygen saturation Chest X-Ray NGT on Chest-X Ray dan Upper Abdominal X Ray sesudah insertion untuk memastikan posisi NGT di lambung Laboratorium: sample darah lengkap,urine,stool PENGKAJIAN SECARA UMUM Pengkajian harus berfokus pada: Instruksi dokter tentang tipe slang dan penggunaan slang Ukuran slang yang digunakan sebelumnya, jika ada Riwayat masalah sinus atau nasal Distensi abdomen, nyeri atau mual

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan pemasangan NGT adalah sebagai berikut : Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan Gangguan Rasa Nyaman : mual muntah Kurang pengetahuan

C.PERENCANAAN SECARA UMUM Perencanaan untuk pemasangan NGT sesuai dengan tujuan dan manfaat tindakan dan indikasi kontraindikasi Perencanaan keperawatan yang bertujuan untuk menghindari beberapa komplikasi 1. Komplikasi mekanis a) Agar sonde tidak tersumbat perawat atau pasien harus teratur membersihkan sonde dengan menyemprotkan air atau teh sedikitnya tiap 24 jam bila aliran nutrisi enteral sementara terhenti, sonde harus dibersihkan setiap 30 menit dengan menyemprotkan air atau teh. b) Agar sonde tidak mengalami dislokasi sonde harus dilekatkan dengan sempurna di sayap hidung dengan plester yang baik tanpa menimbulkan rasa sakit posisi kepala pasien harus lebih tinggi dari alas tempat tidur (+ 30) 2. Komplikasi pulmonal: aspirasi a) Kecepatan aliran nutrisi enteral tidak boleh terlalu tinggi b) Letak sonde mulai hidung sampai ke lambung harus sempurna. Untuk mengontrol letak sonde tepat di lambung, kita menggunakan stetoskop guna auskultasi lambung sambil menyemprot udara melalui sonde.

3. Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnanya kedudukan sonde a) sebelum sonde dimasukkan, harus diukur dahulu secara individual (pada setiap pasien) panjangnya sonde yang diperlukan, dari permukaan lubang hidung sampai keujung distal sternum. b) sonde harus diberi tanda setinggi permukaan lubang hidung c) sonde harus dilekatkan dengan sempurna di sayap hidung dengan plester yang baik tanpa menimbulkan rasasakit d) perawat dan pasien harus setiap kali mengontrol letaknya tanda di sonde, apakah masih tetap tidak berubah (tergeser). 4. Komplikasi yang disebabkan oleh yang zat nutrisi antara lain 4.1. Komplikasi yang terjadi di usus a) Diare b) Perut terasa penuh c) Rasa mual, terutama pada masa permulaan pemberian nutrisi enteral

4.2. Komplikasi metabolik hiperglikemia Perencanaan keperawatanya dari komplikasi yang terjadi di usus Pemberian nutrisi enteral harus dilakukan secara bertahap. Tahap pembangunan; dengan mempergunakan mesin pompa Hari 1 : kecepatan aliran 20 ml/jam = 480 ml/hari Hari 2 : kecepatan aliran 40 ml/jam = 960 ml/hari Hari 3 : kecepatan aliran 60 ml/jam = 1440 ml/hari Hari 4 : kecepatan aliran 80 ml/jam = 1920 ml/hari Hari 5 : kecepatan aliran 100 ml/jam = 2400 ml/hari = 2400 kcal/hari Kekurangan kebutuhan cairan dalam tubuh pada hari pertama sampai dengan hari keempat harus ditambahkan dalam bentuk air, teh atau dengan sistem infus

(parenteral). Selanjutnya ada dua kemungkinan: Kemungkinan I Nutrisi enteral konsep 24 jam: Kecepatan aliran nutrisi enteral tetap 100 ml/jam = 2400 ml/hari = 2400 kcal/hari. Kemungkinan II Hari 6: kecepatan aliran 120 ml/jam (selama 20 jam/hari) Hari 7: kecepatan aliran 140 ml/jam (selama 17 jam/hari) Hari 8: kecepatan aliran 160 ml/jam (selama 15 jam/hari) Hari 9: kecepatan aliran 180 ml/jam (selama 13 jam/hari) Hari 10: kecepatan aliran 200 ml/jam (selama 12 jam/hari) Nutrisi enteral konsep 12 jam Kecepatan aliran nutrisi enteral tetap 200 ml/jam = 2400ml/hari = 2400 kcal/hari Maksud konsep 12 jam ini agar pasien hanya terikat oleh pemberian nutrisi enteral selama 12 jam sehari. Misalnya,hanya antara jam 19 sampai jam 7 pagi sambil tidur. Apabila timbul rasa mual atau diare, pada waktu tahap pembangunan dianjurkan supaya kecepatan aliran nutrisi enteral diturunkan 40 ml/jam. Contoh : 26 Cermin Dunia Kedokteran No. 42, 1987 Pada kecepatan 100 ml/jam, pasien merasa mual dan mendapat diare. Dianjurkan: -- kecepatan diturunkan sampai 60 ml/jam -- ditunggu 24 sampai 48 jam sehingga rasa mual dan diare hilang -- setelah rasa mual dan diare hilang, kecepatan boleh dinaikkan lagi menjadi 80 ml/jam -- tunggu lagi 48 jam -- bila tak ada keluhan, kecepatan boleh dinaikkan lagi menjadi 120 ml/jam, dan

seterusnya. Tiap kali timbul rasa mual atau diare, kecepatan aliran nutrisi langsung dikurangi 40 ml/jam dan perlahan-lahan setelah rasa mual dan diare hilang, kecepatan dinaikkan lagi.

perencanaan keperawatan dari komplikasi metabolik - periksa kadar gula dalam darah selama nutrisi enteral - bila terjadi hiperglikemia, terutama pada pasien-pasien yang menderita dibetes melitus, harus dilakukan terapi dengan insulin.

BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN A. Nutrisi enteral per sonde tak perlu dihentikan, bila 1. diare ringan 2. perut terasa penuh 3. pasien terus menerus harus bertahak 4. dislokasi sonde yang tidak terlalu berat Dalam hal ini, pasien dan perawat dapat menanggulanginya dengan cara-cara sebagai berikut : -- kecepatan nutrisi enteral harus diturunkan 40 ml/jam -- apakah ada kemungkinan kontaminasi pada waktu mempersiapkan zat nutrisi? Bila demikian, sistem saluran dan zat nutrisi harus diganti dengan yang baru dan bersih. -- periksa letak sonde. Gunakan stetoskop untuk mengauskultasi lambung sambil menyemprot udara ke dalam sonde.

B. Nutrisi enteral harus dihentikan sementara sampai kesukaran-kesukaran ditanggulangi, bila: 1. muntah-muntah

2. pilek (rinitis) yang berat 3. kalau simtom-simtom dari A dalam waktu 48 jam tidak mereda Selama penghentian ini, perawat atau pasien harus secara teratur membersihkan sonde dengan menyemprotkan air atau teh agar sonde tidak tersumbat. C. Nutrisi enteral harus langsung dihentikan dan konsultasi ke dokter, bila: 1. muntah-muntah yang berat 2. diare yang berat 3. diduga aspirasi KONTROL RUTIN 1. Setiap 2 hari menimbang berat badan -- ini merupakan kontrol rutin yang mudah dan efektif -- bila berat badan tidak naik atau bahkan menurun menunjukkan sesuatu yang tidak sempurna -- dalam hal ini harus konsultasi ke dokter. 2. Pasien atau perawat harus secara teratur membuat protokol tentang frekuensi, jumlah dan konsistensi dari tinja. 3. Pasien atau perawat harus setiap kali mengontrol apakah letak tanda pada sonde masih berada di permukaan lubang hidung dan tidak tergeser. Sonde harus tetap melekat sempurna di sayap hidung dengan plester yang baik, tanpa menimbulkan rasa sakit. 4. Mesin pompa dan sistem pipa plastik harus dikontrol baik- baik kebersihannya dan tidak boleh bocor "CHECK LIST" Harus konsultasi ke dokter, bila : 1. berat badan turun 2. pilek (rinitis) yang berat 3. diduga aspirasi 4. muntah-muntah yang berat Apakah kedudukan sonde masih sempurna? Bila: 1. pasien terus menerus bertahak (refluks)

2. diare: ini akan terjadi bila sonde meluncur terus menuju abdomen atau jejunum. Dalam hal ini sonde harus agak ditarik ke luar. Apakah osmolaritas zat nutrisi sesuai dengan yang dianjurkan? Bila: 1. diare 2. perut terasa penuh. Dalam hal ini harus diperiksa apakah zat nutrisi dipersiapkan sesuai dengan yang dianjurkan oleh pabrik. Perhatikan perbandingan antara jumlah air terhadap jumlah bubuk zatnutrisi. Apakah kecepatan aliran nutrisi enteral tidak terlalu cepat? Apakah mesin pompa atau sistem pipa tidak sempurna? Bila 1. diare 2. perut terasa penuh D. Indikasi dan Kontraindikasi Pemasangan NGT INDIKASI: Pasien dengan distensi abdomen karena gas,darah dan cairan Keracunan makanan minuman Pasien yang membutuhkan nutrisi melalui NGT Pasien yang memerlukan NGT untuk diagnosa atau analisa isi lambung KONTRAINDIKASI: Nasogastric tube tidak dianjurkan atau digunakan dengan berlebihan kepada beberapa pasien predisposisi yang bisa mengakibatkan bahaya sewaktu memasang NGT,seperti: Klien dengan sustained head trauma, maxillofacial injury, atau anterior fossa skull fracture. Memasukan NGT begitu saja melalui hidung maka potensial akan melewati criboform plate, ini akan menimbulkan penetrasi intracranial. Klien dengan riwayat esophageal stricture, esophageal varices, alkali ingestion juga beresiko untuk esophageal penetration. Klien dengan Koma juga potensial vomiting dan aspirasi sewaktu memasukan NGT, pada tindakan ini diperlukan tindakan proteksi seperti airway dipasang terlebih dahulu sebelum NGT

Pasien dengan gastric bypass surgery yang mana pasien ini mempunyai kantong lambung yang kecil untuk membatasi asupan makanan konstruksi bypass adalah dari kantong lambung yang kecil ke duodenum dan bagian bagain usus kecil yang menyebabkan malabsorpsi(mengurangi kemampuan untuk menyerap kalori dan nutrisi

BAB III. PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI (PEMASANGAN) NGT Insersi slang nasogastrik meliputi pemasangan slang plastik lunak melalui nasofaring klien ke dalam lambung. Slang mempunyai lumen berongga yang memungkinkan baik pembuangan sekret gastrik dan pemasukan cairan ke dalam lambung. Pelaksana harus seorang professional kesehatan yang berkompeten dalam prosedur dan praktek dalam pekerjaannya. Pengetahuan dan ketrampilan dibutuhkan untuk melakukan procedure dengan aman adalah : 1) Anatomi dan fisiologi saluran gastro-intestinal bagian atas dan system pernafasan.. 2) Kehati-hatian dalam procedure pemasangan dan kebijaksanaan penatalaksanaan NGT. Pengetahuan mendalam pada pasien ( misalnya : perubahan anatomi dan fisiologi yang dapat mambuat sulitnya pemasangan NGT tersebut PERALATAN - Slang nasogastrik (ukuran tergantung pada kebutuhan pasien) - Pelumas/ jelly - Spuit berujung kateter 60 ml - Stetoskop - lampu senter/ pen light - klem - Handuk kecil

- Tissue - Spatel lidah - Sarung tangan dispossible - Plester - Kidney tray - Bak instrumen UKURAN SELANG NASOGASTRIC Digunakan berbagai ukuran selang, and pemilihan ukuran yang sesuai tergantung pada tujua penggunaan dan perkiraan lama/ durasi penggunaan selang Selang berdiameter kecil ( 8 Fr sampai 12 Fr ), lunak, fleksible, sering digunakan untuk pasien yang membutuhkan enteral feeding untuk kurang dari 6 minggu

NGT berdiameter besar, kurang flexible, lebih kaku, digunakan untuk pemberian obat, dekompresi/pengurangan tekanan udara di lambung, dan untuk feeding jangka pendek ( biasanya kurang dari 1 minggu ). Keuntungan NG tubes ukuran kecil dengan ukuran besar meliputi : kurang menimbulkan trauma pada mukosa nasal baik selama pemasangan maupun NG tube insitu, dan toleransi klien lebih

Penggunaan NGT ukuran kecil sebagai tindakan propilaksis untuk pencegahan gastro-oesofageal reflux dan micro-aspiration isi lambung, ke dalam jalan napas bagian bawah meskipun masih kontroversial sebagaimana yang lain menunjukkan tak ada hubungan antara ukuran NGT dan komplikasi-komplikasi ini. Displacement dapat terjadi ukuran besar maupun kecil, namun ukuran kecil lebih mudah dislokasi, sering ke dalam jalan napas dan tanpa tanda-tanda dapat terlihat dari luar, dan mudah terjadi kemacetan dan melilit. . Insertion of the NG tube adalah suatu procedure yang kompleks, and

membutuhkan skill and keahlian sebaimana kesalahan-kesalahan penempatan dapat berakibat pada komplikasi-komplikasi . Selama awal pemasangan NGT, misplacement dapat meliputi respiratory tract , brain, oesophagus, peritoneum, stomach (duodenal tube) and intestine (gastric tube) . Upward displacement meningkatkan resiko pada pulmonary aspiration, sedangkan downward displacement meningkatkan resiko feeding intolerance jika formula atau obat-obatan diberikan melalui tubing itu.

HASIL YANG DIHARAPKAN Klien tidak mempunyai keluhan mual atau muntah. Klien berkurang rasa nyeri dari distensi abdomen Distensi abdomen berkurang Kebutuhan Nutrisi terpenuhi Tidak terjadi aspirasi

LANGKAH PELAKSANAAN Cuci tangan dan atur peralatan Jika memungkinan, jelaskan prosedur kepada klien dan keluarga Identifikasi kebutuhan ukuran NGT klien Bantu klien untuk posisi semifowler Posisi klien yang diperlukan : Posisi untuk memudahkan memasukan NGT adalah semi sitting position atau highFowler jika tidak ada kontra indikasi (misalnya pasien dengan patah tulang belakang). Berdirilah disisi kanan tempat tidur klien bila anda bertangan dominant kanan(atau sisi kiri bila anda bertangan dominan kiri). Periksa dan perbaiki kepatenan nasal:Minta klien untuk bernafas melalui satu

lubang hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang hidung yang lain, Bersihkan mukus dan sekresi dari hidung dengan tissue lembab atau lidi kapas. Tempatkan handuk mandi diatas dada klien. Pertahankan tissue wajah dalam jangkauan klien. Gunakan sarung tangan Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan dan ditandai dengan plester. Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga, dengan menempatkan ujung melingkar slang pada daun telinga; Lanjutkan pengukuran dari daun telinga ke tonjolan sternum; tandai lokasi tonjolan sternum di sepanjang slang dengan plester kecil Minta klien menengadahkan kepala, masukkan selang ke dalam lubang hidung yang paling bersih Pada saat anda memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta klien menahan kepala dan leher lurus dan membuka mulut Ketika slang terlihat dan klien bisa merasakan slang dalam faring, instruksikan klien untuk menekuk kepala ke depan dan menelan Masukkan slang lebih dalam ke esofagus dengan memberikan tekanan lembut tanpa memaksa saat klien menelan (jika klien batuk atau slang menggulung di tenggorokan, tarik slang ke faring dan ulangi langkah-langkahnya), diantara upaya tersebut dorong klien untuk bernafas dalam Ketika tanda plester pada selang mencapai jalan masuk ke lubang hidung, hentikan insersi selang dan periksa penempatannya:minta klien membuka mulut untuk melihat slang, Aspirasi dengan spuit dan pantau drainase lambung, tarik udara ke dalam spuit sebanyak 10-20 ml masukkan ke selang dan dorong udara sambil mendengarkan lambung dengan stetoskop jika terdengar gemuruh, fiksasi slang. Untuk mengamankan slang: gunting bagian tengah plester sepanjang 2 inchi, sisakan 1 inci tetap utuh, tempelkan 1 inchi plester pada lubang hidung, lilitkan

salah satu ujung, kemudian yang lain, satu sisi plester lilitan mengitari slang Plesterkan slang secara melengkung ke satu sisi wajah klien. Pita karet dapat digunakan untuk memfiksasi slang. Kurangi manipulasi atau merubah posisi klien sewaktu memasukan NGT, termasuk juga batuk atau tersedak karena bisa menyebabkan cervical injury karena manual stabilization of the head sangat diperlukan sewaktu melaksanakan prosedur. Stabilisasikan posisi kepala. INITIAL CONFIRMATION OF POSITION Posisi tubing yang benar harus dipastikan seebelum penggunaan NGT untuk tujuan apapun. Biarkan guide wire di tempat sampai posisi Untuk meyakinkan tubing didalam lambung sebelum cairan diberikan Cirgin-Elliott et al (1999) X-Ray confirmation , harus dilakukan pada semua klien, Peringatan : X Ray confirmation hanya valid pada waktu X_Ray dilakukan. Warning x-ray Semua NGT yang telah dimasukkan, harus mempunyai X-Ray Thorax dan upper abdomen untuk konfirmasi X-Ray harus di review oleh seorang dokter dan konfirmasi tentang posisi di catat dalam catatan medis. Kemudianm introducer dapat di removed dan aspirate di test untuk di check pH-nya. Metheny N.A.& Titler M (2001) Testing of aspirate Sebelum aspirating flush the tube dengan 20 ml udara untuk membebaskan selang NGT dari zat-zat lain (gunakan syringe > 30 ml). Aspirate 20 mls dari tubing ( gunakan large syringe > 30ml ) and test pH dengan indicator strips. pH 4 atau kurang mengindikasikan gastric placement dan confirms correct positioning.

BAB IV. EVALUASI Setelah melakukan proses keperawatan baik dari hasil pengkajian diagnosa perencananaan pemasangan NGT perlu dikaji hasil yang diharapkan sudah tercapai atau belum. Pengkajian yang terus menerus terhaap kriteria hasil yang diharapkan sehingga tercapai tindakan keperawatan yang berkualitas. 1. Tidak terjadi komplikasi aspirasi, nasal irritation, sinusitis, epistaxis, rhinorrhea, skin erosion or esophagotracheal fistula sebagai dampak dari pemasangan NGT. 2. Tingkat pengetahuan pasien dan keluarga akan bertambah, bisa diajak berkerjasama dalam melaksanakan asuhan keperawatan secara utuh baik pengkajian, menentukan masalah, perencanaan, pelaksanaan juga evaluasi. 3. Kebutuhan pasien terpenuhi secara adekuat baik berupa kebutuhan nutrisi maupun cairan

Referensi: ADA Pocket Guide to Enteral Nutrition. American Dietetic Association, 2006. http://en.wikipedia.org/wiki/Nasogastric_intubation http://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=9348 http://dying.about.com/od/glossary/g/NG_tube.htm Canaby A, Evans L and Freeman ( 2002 ) Nursing care of patients with nasogastric feedingtube. British Journal of Nursing 11 (6 ) http://www.southtees.nhs.uk/UseFiles/pages/2249.pdf Mallett, J & Dougherty, L (2000) Marsden Manual 5TH Ed Blackwell Science, United Kingdom McConnell E A (1997) Clinical Dos and Donts: Inserting a Naso-gastric Tube Nursing Jan. 72 NightingaleJ M D (2001) Insertion and Care of Enteral Feeding Tubes. In Nightingale J M D (Ed) Intestinal Failure Greenwich Medical Media, London Metheny N A et al (1998) Detection of improperly positioned feeding tubes, Journal of Health Risk Management 18(3) p37-48 Metheny, N A. & Titler, M. (2001) Assessing Placement of Feeding Tubes. American Journal of Nursing 101(5)

Payne-James, J (1995) Enteral Nutrition: Tubes and techniques of delivery. In: Artificial Nutritional Support in Clinical Practice (Payne James, J Grimble, G & Silk, D) p197 - 213. Edward Arnold. London Practical Aspects of Nutritional Supports: an Advanced Practice Guide. Saunders, 2004 Source : http://athearobiansyah.blogspot.com/2008/06/pemasangan-slangnasogastrik-ngt.htm Walley and Wong (2000) Paediatric Variations of Nursing Interventions. Clinical Manual of Nursing Procedures, Tube feeding in children ch 21. P680-682