Upload
doannhu
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
D A F T A R I S I :
Kerangka RPJMN 1
Arah Pengelolaan
Pertanahan
1
Visi, Misi, 9 Agenda
Prioritas Presiden
dan Wakil Presiden
2
Kondisi Umum
Bidang Pertanahan
2
Isu Strategis Bidang
Pertanahan
3
Arah Kebijakan,
Strategi, dan
Sasaran Bidang
Pertanahan
3
D E F I N I S I :
RPJMN: Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional
RPJPN: Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional
Direktorat Tata Ruang
dan Pertanahan, Bappenas
Gedung Madiun Lt.3
Jln. Taman Suropati No. 2
Telp. 021 392712
Fax. 021 3926601
Email: [email protected]
B A PP ENAS
B. Arah Pengelolaan Pertanahan dalam RPJPN 2005—2025
BIDANG PERTANAHAN
A. Kerangka RPJMN 2015—2019
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH NASIONAL (RPJMN)
2015—2019
I. Amanat UUD 1945 Pasal 33 ayat 3 dan UU No. 5/1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agararia (UUPA) bahwa pemanfaatan bumi, air, dan ruang angkasa termasuk kekayaan yang terkandung didalamnya digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
II. UU No. 17/2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025.
Misi 5—Mewujudkan Pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan:
1. Menerapkan sistem pengelolaan pertanahan yang efisien dan efektif;
2. Melaksanakan penegakan hukum terhadap hak atas tanah dengan menerapkan prinsip-prinsip keadilan, transparansi, dan demokrasi;
3. Penyempurnaan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah melalui perumusan berbagai aturan pelaksanaan landreform, agar masyarakat golongan ekonomi lemah dapat lebih mudah mendapatkan hak atas tanah;
4. Penyempurnaan sistem hukum dan produk hukum pertanahan melalui inventarisasi peraturan perundang-undangan pertanahan dengan mempertimbangkan aturan masyarakat adat;
5. Peningkatan upaya penyelesaian sengketa pertanahan;
6. Penyempurnaan kelembagaan pertanahan sesuai dengan semangat otonomi daerah dan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, terutama yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia bidang pertanahan di daerah.
H a l a m a n 2
R P J M N 2 0 1 5 — 2 0 1 9 B i d a n g P e r t a n a h a n
D. Kondisi Umum Bidang Pertanahan
ISU STRATEGIS KONDISI UMUM
Jaminan Kepastian Hukum Hak Masyarakat atas Tanah;
Rendahnya cakupan peta dasar pertanahan (23,26 % dari luas wilayah nasional)
Rendahnya jumlah bidang tanah yang telah bersertipikat (51,8% dari total bidang tanah nasional)
Rendahnya kepastian batas kawasan hutan dan non hutan (49,96% kawasan hutan yang sudah dilakukan tata batas)
Rendahnya tingkat penyelesaian kasus pertanahan
Rendahnya penetapan batas wilayah tanah adat/ulayat (1 adat, Suku Badui, Provinsi Banten)
Ketimpangan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah (P4T) serta Kesejahteraan Masyarakat;
Sensus pertanian Tahun 2013 menunjukkan:
26,14 juta rumah tangga tani menguasai lahan rata-rata 0,89 hektar (Ha)
14,25 juta rumah tangga tani hanya menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar (Ha)
2. Sumber tanah redistribusi tanah hanya tinggal berasal dari tanah terlantar dan pelepasan tanah hutan, sepanjang Tahun 2004 -2013 tanah terlantar yang berhasil ditetapkan seluas 68.953,21 hektar
3. Pemberian sebidang tanah melalui kegiatan redistribusi tanah belum dapat efektif meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi petani yang sangat miskin
Kinerja Pelayanan Pertanahan; Sepanjang Tahun 2010-2014 telah dikembangkan aplikasi sistem informasi pertanahan pada seluruh Kantor Wilayah Pertanahan, namun belum mengoptimalkan pelayanan pertanahan
Ketidakseimbangan proposi SDM di BPN antara juru ukur per-tanahan dan non juru ukur. Perbandingan Juru Ukur dengan keseluruhan Pegawai Kementerian Agraria dan Tata Ruang sebe-sar 15 persen, atau 3.013 orang juru ukur dan 19.493 orang non juru ukur
Ketersediaan Tanah Bagi Pem-bangunan untuk Kepentingan Umum.
Pembebasan tanah sering kali berlarut-larut dan dalam kurun waktu yang tidak dapat ditentukan
Perangkat hukum yang ada belum dapat mengantisipasi perma-salahan kepastian dari sisi perencanaan dan penganggaran pe-ngadaan tanah
C. Visi, Misi, 9 Agenda Prioritas Presiden dan Wapres 2015—2019 (NAWACITA)
Menjamin Kepastian Hukum Hak Kepemilikan Tanah
Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia
Program Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera Melalui Reformasi Agraria 9 Juta Ha untuk Rakyat Tani dan Buruh Tani, Ru-mah Susun Bersubsidi, dan Jaminan Sosial
NAWACITA 5
Memperkuat Kehadiran Negara Dalam
Melakukan Reformasi Sistem dan Pene-
gakan Hukum yang Bebas Korupsi, Ber-
martabat, dan Terpercaya
NAWACITA 4
H a l a m a n 3
R P J M N 2 0 1 5 — 2 0 1 9 B i d a n g P e r t a n a h a n
Sumber:
Buku I, II, dan III RPJMN 2015—2019
Bidang Pertanahan
ISU STRATEGIS SASARAN ARAH KEBIJAKAN
Jaminan Kepastian Hukum Hak Masyarakat atas Tanah;
Ketimpangan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah (P4T) serta Kesejahteraan Masyarakat;
Kinerja Pelayanan Per-tanahan;
Ketersediaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
1) Meningkatnya kepastian hukum hak atas tanah;
2) Semakin baiknya proporsi kepemilikan, penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah dan meningkatnya kese-jahteraan masyarakat;
3) Meningkatnya kepastian keterse-diaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum;
4) Meningkatnya pelayanan per-tanahan.
1) Membangun Sistem Pendaftaran Tanah Publikasi Positif
2) Reforma Agraria melalui redistribusi tanah, pemberian tanah dan bantuan pemberdayaan masyarakat
3) Pencadangan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
4) Pencapaian Proporsi Kompetensi SDM Ideal Bidang Pertanahan untuk mencapai kebutuhan minimum juru ukur pertanahan
F. Arah Kebijakan, Strategi, dan Sasaran Bidang Pertanahan ( ...1)
E. Isu Strategis dan Sasaran Bidang Pertanahan
Arah Kebijakan 1: Membangun Sistem Pendaftaran Tanah Publikasi Positif
STRATEGI SASARAN BIDANG KELEMBAGAAN
A. Percepatan Cakupan Peta Dasar Pertanahan Meliputi 80% dari
luas wilayah darat
nasional bukan hutan
1. Kementerian Agraria dan Tata Ruang
2. Badan Informasi Geospasial (BIG)
3. LAPAN
B. Percepatan Cakupan Bidang Tanah Bersertipikat
(Memperhatikan kemampuan penyelenggaraan
pembangunan dan sumber daya yang ada, dalam
RPJMN 2015-2019 ditetapkan sasaran 70% dari tar-
get ideal sebesar 80% dari luas wilayah nasional)
Meliputi 70% dari
luas wilayah nasional
1. Kementerian Agraria dan Tata Ruang
2. Kementerian Keuangan
C. Publikasi Tata Batas Kawasan Hutan Pada Skala
Pendaftaran Tanah (Kadastral 1:5000) yang
terintegrasi dalam sistem pendaftaran tanah di BPN
Sepanjang 189.056,6
km
1. Kementerian Agraria dan Tata Ruang
2. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
D. Sosialisasi peraturan perundangan penetapan tanah
adat/ulayat
Sebanyak 34 provinsi
dan 539 kab/kota
1. Kementerian Agraria dan Tata Ruang
2. Kementerian Dalam Negeri 3. Pemerintah Daerah
Arah Kebijakan 2: Reforma Agraria Melalui Redistribusi Tanah, Pemberian Tanah dan Bantuan Pemberdayaan Masyarakat
STRATEGI SASARAN BIDANG KELEMBAGAAN
A. Penyediaan sumber Tanah
Obyek Reforma Agraria
(TORA) dan terlaksananya
redistribusi tanah dan legal-
isasi aset
Inventarisasai Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan
Pemanfaatan Tanah (P4T) sebanyak 18 juta bidang atau
sedikitnya mencapai 9 juta ha
Kementerian Agraria dan Tata Ruang
Identifikasi kawasan hutan yang akan dilepaskan sedikitnya
sebanyak 4,1 juta ha
1. Kementerian Agraria dan Tata Ruang
2. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Identifikasi tanah hak (HGU yang akan habis masa berlaku,
tanah terlantar, dan tanah transmigrasi yang belum ber-
sertipikat, sedikitnya sebanyak 1 juta ha
Kementerian Agraria dan Tata Ruang
Identifikasi tanah masyarakat dengan kriteria penerima
reforma agraria sebanyak 3,9 juta ha
Kementerian Agraria dan Tata Ruang
Terlaksanya redistribusi tanah sedikitnya sebanyak 4,5 juta ha yang meliputi:
tanah pada kawasan hutan yang dilepaskan dan
tanah hak (termasuk didalamnya tanah HGU yang akan habis masa berlakunya dan tanah terlantar)
1. Kementerian Agraria dan Tata Ruang
2. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
B. Pelaksanaan pemberian hak
milik atas tanah (reforma
aset) yang meliputi redistri-
busi tanah dan legalisasi aset
Terlaksananya legalisasi aset sedikitnya sebanyak 4,5 juta ha yang meliputi :
1) tanah transmigrasi yang belum dilegalisasikan dan;
2) legalisasi aset masyarakat dengan kriteria penerima reforma agrarian
1. Kementerian Agraria dan Tata Ruang
2. Pemerintah Daerah
Arah Kebijakan 3: Pencadangan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
STRATEGI SASARAN BIDANG KELEMBAGAAN
A. Pembentukan instrumen
kelembagaan khusus penye-
diaan tanah atau bank tanah
Penyusunan Peraturan Presiden (Perpres) terkait pemben-
tukan kelembagaan penyediaan tanah
Kementerian Agraria dan Tata Ruang
Pembentukan Kelembagaan Bank Tanah 1. Kementerian Agraria dan Tata Ruang
2. Kementerian Keuangan
Arah Kebijakan 4: Pencapaian Proporsi Kompetensi SDM Ideal Bidang Pertanahan untuk Mencapai Kebutuhan Minimum Juru Ukur Pertanahan
STRATEGI SASARAN BIDANG KELEMBAGAAN
A. Perbaikan proporsi pe-
nerimaan SDM Juru Ukur Per-
tanahan melalui penerimaan
PNS Kementerian Agraria dan
Tata Ruang yang terencana
(memperhatikan kemampuan
penyelenggaraan pem-
bangunan dan sumber daya
yang ada, dalam RPJMN 2005-
2019 ditetapkan sasaran 30%
dari target ideal sebesar 40%
dari seluruh pegawai Kemen-
terian ATR/BPN)
Proporsi Juru Ukur mencapai 30% dari seluruh pegawai
Kementerian ATR/BPN.
Termanfaatkannya Teknologi Informasi dan Kompu-
terisasi (TIK) dalam pelayanan pertanahan dan penge-
lolaannya di 34 kantor wilayah BPN dan 539 kantor per-
tanahan kab/kota.
1. Kementerian Agraria dan Tata Ruang
2. Kementerian PAN—RB 3. Kementerian Keuangan 4. Badan Kepegawaian Negara (BKN)
F. Arah Kebijakan, Strategi, dan Sasaran Bidang Pertanahan ( ...2)