12
JURNAL IMTIYAZ Vol 5 No 01 , Maret 2021 Relevansi Konsep Pendidikan Islam (M. Riza Zainuddin) | 1 RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF IMAM AL-GHAZALI DALAM PENGAJARAN DI STAI MUHAMMADIYAH TULUNGAGUNG M. Riza Zainuddin STAI Muhammadiyah Tulungagung, Email: [email protected] Abstrak Pada kajian ini akan peneliti paparkan tentang bagaimana relevansi konsep pendidikan Islam pespektif Imam Al-Ghazali dalam pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung dengan pendekatan studi pustaka. STAI Muhammadiyah Tulungagung dalam penyelenggaraan sistem pendidikannya berlandasakan kepada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di mana STAI Muhammadiyah Tulungagung merupakan jalur edukasi formal dengan jenjang edukasi tingkat tinggi dan jenis pendidikannya adalah keagamaan. Secara umum konsep edukasi Islam hasil pemikiran Al-Ghazali dalam pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung sangat relevan memiliki keterkaitan dan saling berhubungan. Hal ini terlihat dari hasil pemikiran beliau tentang pendidikan Islam adalah usaha yang baik, menuju jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dan dalam pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung saat ini mengacu kepada kurikulum KKNI yang didalamnya memuat salah satu capaian pembelajaran tentang sikap dan tata nilai yaitu Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga konsep hasil pemikiran Imam Al-Ghazali ketika disinkronkan dalam pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung sudah sangat relevan dan dapat saling melengkapi untuk optimalisasi praktik pengajaran yang sudah berjalan saat ini. Terlebih lagi konsep pendidikan Islam Imam Al-Ghazali dapat dijadikan bahan rujukan inovasi untuk dikombinasikan ke dalam tujuan pembelajaran, kurikulum, pendidik, peserta didik dan metode pembelajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung. Kata Kunci: Relevansi, Pendidikan, Islam, UU Nomor 20 Tahun 2003 Abstract In this study, the researcher will explain how the relevance of the concept of Islamic education from the perspective of Imam Al-Ghazali in teaching at STAI Muhammadiyah Tulungagung with a literature study approach. STAI Muhammadiyah Tulungagung in the implementation of its education system is based on Law Number 20 of 2003 concerning the National Education System. Where STAI Muhammadiyah Tulungagung is a formal education pathway with a higher education level and the type of education is religious. In general, the concept of Islamic education as a result of the thought of Imam Al-Ghazali in the care at STAI Muhammadiyah Tulungagung is very relevant to interrelation and interrelation. This can be seen from the results of his thinking that Islamic education is a good endeavor, towards a path to get closer to Allah and to get happiness in the world and the hereafter. And in building at STAI Muhammadiyah Tulungagung currently refers to the KKNI Curriculum which contains one of the learning outcomes of attitudes and values, namely fearing God Almighty. So that the concept of the thought of Imam Al-Ghazali when

RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF IMAM …

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF IMAM …

JURNAL IMTIYAZ Vol 5 No 01 , Maret 2021

Relevansi Konsep Pendidikan Islam (M. Riza Zainuddin) | 1

RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF IMAM AL-GHAZALI DALAM PENGAJARAN

DI STAI MUHAMMADIYAH TULUNGAGUNG

M. Riza Zainuddin STAI Muhammadiyah Tulungagung, Email: [email protected]

Abstrak Pada kajian ini akan peneliti paparkan tentang bagaimana relevansi konsep pendidikan Islam pespektif Imam Al-Ghazali dalam pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung dengan pendekatan studi pustaka. STAI Muhammadiyah Tulungagung dalam penyelenggaraan sistem pendidikannya berlandasakan kepada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di mana STAI Muhammadiyah Tulungagung merupakan jalur edukasi formal dengan jenjang edukasi tingkat tinggi dan jenis pendidikannya adalah keagamaan. Secara umum konsep edukasi Islam hasil pemikiran Al-Ghazali dalam pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung sangat relevan memiliki keterkaitan dan saling berhubungan. Hal ini terlihat dari hasil pemikiran beliau tentang pendidikan Islam adalah usaha yang baik, menuju jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dan dalam pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung saat ini mengacu kepada kurikulum KKNI yang didalamnya memuat salah satu capaian pembelajaran tentang sikap dan tata nilai yaitu Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga konsep hasil pemikiran Imam Al-Ghazali ketika disinkronkan dalam pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung sudah sangat relevan dan dapat saling melengkapi untuk optimalisasi praktik pengajaran yang sudah berjalan saat ini. Terlebih lagi konsep pendidikan Islam Imam Al-Ghazali dapat dijadikan bahan rujukan inovasi untuk dikombinasikan ke dalam tujuan pembelajaran, kurikulum, pendidik, peserta didik dan metode pembelajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung. Kata Kunci: Relevansi, Pendidikan, Islam, UU Nomor 20 Tahun 2003

Abstract In this study, the researcher will explain how the relevance of the concept of Islamic education from the perspective of Imam Al-Ghazali in teaching at STAI Muhammadiyah Tulungagung with a literature study approach. STAI Muhammadiyah Tulungagung in the implementation of its education system is based on Law Number 20 of 2003 concerning the National Education System. Where STAI Muhammadiyah Tulungagung is a formal education pathway with a higher education level and the type of education is religious. In general, the concept of Islamic education as a result of the thought of Imam Al-Ghazali in the care at STAI Muhammadiyah Tulungagung is very relevant to interrelation and interrelation. This can be seen from the results of his thinking that Islamic education is a good endeavor, towards a path to get closer to Allah and to get happiness in the world and the hereafter. And in building at STAI Muhammadiyah Tulungagung currently refers to the KKNI Curriculum which contains one of the learning outcomes of attitudes and values, namely fearing God Almighty. So that the concept of the thought of Imam Al-Ghazali when

Page 2: RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF IMAM …

2 | Relevansi Konsep Pendidikan Islam (M. Riza Zainuddin)

trampling in STAI Muhammadiyah Tulungagung is very relevant and can complement each other to optimize the practices that are already running today. Moreover, the concept of Imam Al-Ghazali's Islamic education can be used as a reference for innovation to incorporate into the learning objectives, curriculum, educators, students and learning methods at STAI Muhammadiyah Tulungagung. Keywords: Relevance, Education, Islam, Law Number 20 Year 2003 PENDAHULUAN

Dunia pendidikan mengalami perkembangan yang sangat pesat saat ini. Dimana dunia pendidikan harus dapat beradaptasi dengan kondisi yang terjadi sekarang. Kondisi dimana ada pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia. Dampaknya sangat terasa sampai di pelosok daerah. Salah satu perguruan tinggi agama Islam swasta di kabupaten Tulungagung yaitu STAI Muhammadiyah Tulungagung juga terdampak dengan adanya pandemi tersebut. Mulai pertengahan Bulan Maret Tahun 2020 sejak ditemukannya kasus suspect covid-19 di Indonesia, kampus swasta STAI Muhammadiyah Tulungagung memberikan respon cepat dengan mengeluarkan surat edaran untuk melakukan perkuliahan jarak jauh dalam jaringan atau perkuliahan online. Untuk perkuliahan online tersebut masih berlangsung sampai saat ini yang sedang memasuki semester genap Tahun Akademik 2020/2021. Perkuliahan online berlangsung merupakan bentuk dukungan kampus STAI Muhammadiyah Tulungagung dengan program-program pemerintah pusat untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19.

Sedangkan untuk pegawai administrasi kantor kampus STAI Muhamadiyah Tulungagung sempat melakukan WFH (Work From Home) hanya sampai bulan Juni 2020. Karena pekerjaan administrasi kantor membutuhkan jaringan internet yang kuat dan stabil sehingga banyak mengalami kendala jika bekerja dan dikerjakan dari rumah maka bulan Juli 2020 sampai sekarang pegawai masuk seperti biasa dengan menerapkan protokol kesehatan dengan sangat ketat.

Dengan terjadinya pandemi covid-19 yang saat ini masih berlangsung, dan sedang proses mencari pengobatan yang efektif. Salah satu langkah yang ditempuh pemerintah adalah melakukan vaksinasi dengan harapan dapat meminimalisir dampak dari paparan covid-19. Seluruh warga Negara Indonesia ditargetkan mendapatkan vaksin tersebut. Dalam situasi dan kondisi saat ini kampus STAI Muhammadiyah Tulungagung terus melakukan pembenahan dalam lingkup akademiknya yaitu dengan melakukan perbaikan kurikulum yang sesuai dengan kondisi saat ini. Perbaikan kurikulum dilakukan oleh TIM Kurikulum STAI Muhammadiyah Tulungagung. Selain kurikulum juga dilakukan pengkinian media dan metode pembelajarannya. Terlepas penyusunan kurikulum sudah ada TIM khusus yang membidangi, dan pengkinian media dan metode terus dilakukan. Peneliti ingin memberikan kontribusinya mengingat perkuliahan masih dilakukan secara online sampai sekarang. Dengan melakukan kajian secara teori tentang relevansi konsep pendidikan Islam perspektif Imam Al-Ghazali ketika dikaitkan dalam pengajaran perkuliahan di STAI Muhammadiyah Tulungagung dimana kajian ini akan dikaji dari segi tujuan pembelajaran, kurikulum, segi pendidik, segi peserta didik dan metode ajar dengan studi pustaka baik itu sumber primer maupun sekunder dengan menganalisis konsep pemikiran Imam Al-Ghazali dengan landasan hukum yang menjadi salah satu pedoman penyelenggaraan pendidikan di STAI Muhammadiyah Tulungagung yaitu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003.

Page 3: RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF IMAM …

JURNAL IMTIYAZ Vol 5 No 01 , Maret 2021

Relevansi Konsep Pendidikan Islam (M. Riza Zainuddin) | 3

Kenapa peneliti memilih konsep pendidikan hasil pemikiran Imam Al-Ghazali karena Al-Ghazali (Adi Fadli, 201; Prasetiya, 2018), merupakan sosok ahli pikir dan ulama tersohor dengan berbagai hasil karya dalam banyak bidang ilmu meliputi ilmu agama, ilmu filsafat, ilmu tasawuf, ilmu akhlak, ilmu politik, dan masih banyak lagi yang lainnya. Karya beliau yang terbesar adalah kitab Ihya ‘Ulum Ad-Din, dimana edukasi sepemahaman beliau adalah cara atau jalan kegiatan yang dilakukan secara terstruktur dan teratur untuk melahirkan perubahan progresif pada tingkah laku manusia.

Sehingga diharapkan dengan adanya kajian ini dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan kurikulum, media dan metode pembelajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung yang dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh pendidik dan peserta didiknya. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti akan mengkajinya lebih dalam dengan judul Relevansi Konsep Pendidikan Islam Perspektif Imam Al-Ghazali dalam Pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dipakai adalah library research atau pendekatan pustaka. Kajian pustaka (Ary Antony Putra, 2016) yaitu penampilan argumentasi penalaran keilmuan yang didalamnya memuat beberapa gagasan dan proporsi yang berkaitan dengan kajian didukung oleh data dan informasi yang diperoleh dari sumber pustaka. Sumber data yang dipakai adalah sumber data primer dan sekunder. Untuk teknik pengumpulan datanya dari studi dokumentasi pustaka, dengan mengkaji literatur-literatur yang sesuai dengan kajian peneliti. DEFINISI PENDIDIKAN ISLAM

Untuk lebih memahami kandungan arti dari pendidikan Islam yang sedang peneliti kaji saat ini maka diperlukan pemaparan mengenai definisi pendidikan Islam itu sendiri. Pendidikan menurut UU no. 20 Tahun 2003 pada Bab 1 tentang Ketentuan Umum di Pasal 1 Ayat 1 (UU, 2003), berbunyi “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mendapatkan kemampuan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian yang matang, kecerdasan berpikir at, akhlak mulia, serta keterampilan kemampuan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Pada jurnal Paramurobi (Mukromin, 2019), kata Islam merupakan bentuk masdar dari akar kata aslama, yuslimu, islaman yang memiliki arti tunduk, dan patuh, Beragama Islam. lebih luas lagi dalam jurnal tersebut juga memberikan arti Islam adalah ajaran yang bersumberkan wahyu Allah, disampaikan kepada seluruh umat manusia melalui Nabi Muhammad untuk ksejahteraan manusia baik dunia maupun akhirat. Sedangkan menurut Imam Al-Ghazali (Mukromin, 2019), edukasi Islam adalah usaha yang baik, menuju jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. dan untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Jadi, dapat peneliti simpulkan pendidikan Islam adalah suatu usaha terstruktur dan terencana dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar agar peserta didik atau mahasiswa mengembangkan potensi yang dimiliki untuk mendapatkan kekuatan spiritual bidang keagamaan, pengendalian diri, pengembangan kepribadian, optimalisasi kecerdasan, akhlak mulia, serta skill yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara serta mendekatkan diri kepada Allah swt sehingga mendapatkan kabahagian dunia dan akhirat.

Page 4: RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF IMAM …

4 | Relevansi Konsep Pendidikan Islam (M. Riza Zainuddin)

KONSEP EDUKASI ISLAM PERSPEKTIF AL-GHAZALI Konsep edukasi Islam menurut hasil pikir Al-Ghazali dengan beragam aspek yang

berkaitan dengan edukasi yaitu: tujuan pengajaran atau pembelajaran, kurikulum, etika guru atau dosen, dan etika para murid atau mahasiswa dan metode ajar (Adi Fadli, 2017; Prasetiya, 2021). Ditinjau dari Tujuan Pembelajaran

Menurut Al-Ghazali (Adi Fadli, 2017), tujuan pembelajaran dipengaruhi oleh filsafat hidup seseorang atau suatu negara, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat Az-Zariyat ayat 56 (Abdul Aziz Abdur Rauf, 2020) yang artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” Dalam penjabaran tujuan pembelajaran yang dikemukakan Al-Ghazali melalui ayat tersebut dapat disimpulkan diantaranya adalah sebagai berikut (Mukromin, 2019): 1. Memberitahukan kepada manusia akan peranananya di antara sesama makhluk yang

ada dan tanggung jawab pribadinya di dalam kehidupan ini. 2. Memberitahukan kepada manusia akan interaksi sosial dan tanggung jawabnya

dalam tata kehidupan bermasyarakat. 3. Memberitahukan kepada manusia akan alam yang tercipta ini dan mengajak mereka

untuk mengetahui hikmah diciptakannya serta memberikan kemungkinan kepada mereka untuk mengambil manfaat dari alam tersebut.

4. Meberitahukan kepada manusia akan pencipta alam ini (Allah SWT), dan memerintahkan beribadah kepada-Nya.

Pandangan Al-Ghazali konsisten berorientasi pada landasan Islam yang bersumber pada wahyu, akal, dan pendekatan diri melalui sufinya, dimana tujuan pembelajaran menurut Al-Ghazali (adi Fadli, 2017) adalah kesempurnaan manusia ketika berada di dunia dan akhirat. Beliau juga menyebutkan tentang tujuan pembelajaran yang pada dasarnya untuk mencapai dua sasaran yang tertuang dalam hasil karya utamanya: kitab Ihya ‘Ulum Ad-Din berisi: (1) insan purna yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan (2) insan purna yang bertujuan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Ditinjau dari Kurikulum Pendidikan

Kurikulum yang dimaksud di sini adalah kurikulum dalam arti sempit (Adi Fadli, 2017), yaitu seperangkat ilmu yang diberikan oleh para pendidik kepada para peserta didiknya. Pendapat Al-Ghazali terhadap kurikulum pendidikan dapat dilihat dari pemikirannya mengenai ilmu pengetahuan yang dibaginya dalam beberapa perspektif. Al-Ghazali mengklasifikan ilmu pengetahuan ke dalam dua periode, sebagai berikut (Adi Fadli, 2017): 1. Periode yang pertama, ketika beliau mengacu pada argumen para filsuf dalam

pengelompokkan ilmu seperti dalam buku “Maqasid Al-Falasifah dan Ma’arij Ash-Shalihin” yaitu ilmu dibagi ke dalam ilmu yang bersifat teoritis dan bersifat praktis.

2. Periode yang kedua, ketika beliau meneliti jiwa sebagai substansi dan meneliti sifat keadaannya, yang terinci dalam kitab Ihya “Ulum Ad-Din yang menggambarkan kematangan berpikir Al-Ghazali dan kecondongan untuk mengadakan sintesis dan penyesuaian diantara beragam aliran.

Imam AL-Ghazali mengklasifikan ilmu lagi kedalam dua bagian yang dilihat dari kepentingannya, yaitu (Adi Fadli, 2017): 1. Ilmu fardhu (wajib), ilmu yang wajib diketahui dan dipelajari oleh semua Muslim,

yaitu ilmu agama.

Page 5: RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF IMAM …

JURNAL IMTIYAZ Vol 5 No 01 , Maret 2021

Relevansi Konsep Pendidikan Islam (M. Riza Zainuddin) | 5

2. Ilmu fardhu kifayah yang diketahui dan dipelajari oleh sebagian Muslim untuk memudahkan dalam urusan duniawi, misalnya: ilmu hitung, ilmu kedokteran, ilmu teknik, ilmu pertanian dan ilmu industri.

Ditinjau dari Konsep Pendidik/Dosen dan Anak Didik/Mahasiswa Menurut Imam Al-Ghazali (Mukromin, 2019; Mujayyanah et al., 2021) pendidik itu

harus memiliki tiga syarat yaitu pertama, mempunyai pengetahuan yang luas, kedua mempunyai kewibawaan dan ketiga mempunyai kasih sayang terhadap muridnya. Sejalan dengan hal tersebut, para pendidik itu harus mempunyai ciri-ciri tertentu antara lain sebagai berikut (Mukromin, 2019): 1. Menyayangi peserta didik sebagaimana menyayangi kepada anaknya sendiri. 2. Tidak menginginkan materi menjadi prioritas utama, sebab mengajar atau

membimbing merupakan kewajiban yang diamanahkan Nabi Muhammad. 3. Harus mengingatkan murid bahwa tujuan mencari ilmu adalah untuk mendekatkan

diri kepada Allah SWT. 4. Mencegah murid agar tidak jatuh pada perbuatan tercela, dengan pendekatan kasih

saying bukan pendekatan mencaci maki. 5. Hendaknya seorang pendidik tidak mencela dihadapan seorang murid terhadap ilmu

lain, seperti orang yang mengajar ilmu fiqh tidak mencela ilmu hadits dsb. 6. Hendaknya seorang pendidik memperhatikan kadar kemampuan akal anak didik agar

ilmu yang disampaikan mudah dipahami dan diikuti. 7. Agar menyampaikan dengan simple, mudah dipahami khusus terhadap murid yang

memang pemahamannya terbatas. 8. Hendaknya apa yang ia ajarkan itu diamalkan bukan sebaliknya, yakni antara yang

diucapkan tidak sesuai denagn apa yang dilakukan. Selanjutnya Menurut Al-Ghazali (adi Fadli, 2017), peserta didik adalah orang yang

mendalami suatu ilmu pengetahuan di usia berapapun, berasal darimanapun, siapapun, dalam bentuk apapun, dengan biaya berapapun untuk mengembangkan intelektualitas dan moralnya serta membersihkan jiwanya untuk mengikuti jalan kebaikan. Menurut Imam Al-Ghazali para peserta didik diperlukan bersikap antara lain (Mukromin, 2019): 1. Hendaknya membersihkan jiwanya terlebih dahulu dari akhlak yang rendah dan

tercela. Menurut Imam Al-Ghazali ilmu itu adalah ibadah hati, rahasia shalat dan pendekatan batin kepada Allah maka dengan pendekatan jiwa yang bersih dari hal-hal yang bersifat rendah dan tidak baik, ilmu itu akan mudah masuk dalam jiwa dan sanubari.

2. Hendaknya peserta didik menyedikitkan ketergantungannya pada persoalan duniawi tidak terlalu sibuk memikirkan hal-hal yang ada hubungannya dengan duniawi.

3. Hendaknya peserta didik memuliakan guru dan bersikap rendah hati serta mencari pahala dan kemuliaan dengan berkhidmah kepadanya. Ilmu itu tidak akan bisa didapati kecuali dengan tawadhu’ dan memperhatikan nasihat-nasihat seorang pendidik atau guru.

4. Harus saling menyayangi dan tolong-menolong sesama teman. 5. Mempelajari bermacam-macam ilmu dengan bersungguh-sungguh sehingga

mencapai tujuan ilmu dari ilmu tersebut. kelima uraian di atas merupakan penjabaran dari tugas dan kewajiban seorang

murid atau peserta didik yang sedang menuntut ilmu. Sehingga dengan hal tersebut

Page 6: RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF IMAM …

6 | Relevansi Konsep Pendidikan Islam (M. Riza Zainuddin)

diharapkan seorang murid atau peserta didik mampu untuk menyerap ilmu pengetahuan yang dipelajarinya untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah SWT. Ditinjau dari Metode Pembelajaran dalam Pengajaran

Berhubungan dengan cara pengajaran, Imam Al-Ghazali tidak mengulasnya secara spesifik cara tertentu untuk suatu penyajian pengajaran pada pembelajaran di dalam karya-karyanya terkait pemahaman, akan tetapi beliau menentukan metode khusus pada pemahaman agama dan akhlak (Adi Fadli, 2017). Sebelum membahas metode khusus tersebut, dalam jurnal Paramurobi (Mukromin, 2019) dijelaskan dalam metode pemahaman beliau memakai metode keteladanan (Lisan al-hal Afshahu min lisan al-maqal), artinya: contoh konkrit atau keteladanan itu lebih baik dari nasihat.

Selanjutnya untuk metode pemahaman agama menurut Imam Al-Ghazali (Adi Fadli, 2017), pada pokoknya dimulai dari hapalan dan pemahaman, dilanjut dengan keyakinan dan pembenaran, selanjutnya penegakan dalil-dalil dan keterangan-keterangan yang menguatkan akidah. Sehingga, metode mengajar Imam Al-Ghazali ini tidak ikut-ikutan pada aliran tertentu, akan tetapi memiliki satu model yang didapatkan dari hasil pemikiran menurut ajaran yang sesuai dengan Islam. selain itu dalam pemahaman agama wajib dimulai dilatih kepada anak-anak sedini mungkin. Karena di tahun-tahun itu, anak- anak memiliki perencanaan memperoleh keyakinan agama semata-mata hanya dengan mengimankan saja dan tidak diminta untuk mencari sumber buktinya.

Selama itu berhubungan dengan pemahaman akhlak (Adi Fadli, 2017; Harimulyo et al., 2021; Ulil, Hidayah, Benny, 2019), pengajaran wajib mengarah kepada pembentukan akhlak yang mulia dan terpuji. Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa akhlak adalah suatu sikap yang mengakar di dalam jiwa yang akan melahirkan beragam tindakan baik dengan mudah dan gampang tanpa perlu pemikiran dan pertimbangan. Dalam karya beliau yang terkenal yaitu kitab Ihya ‘Ulum Ad-Din, beliau menyatakan dua metode yang diperlukan pada pembentukan akhlak mulia dan terpuji yaitu (Adi Fadli, 2017; Prasetiya, 2018): 1. Riyadah yaitu mendidik dan membentuk peserta didik untuk membiasakan dirinya

pada budi pekerti yang baik melalui pembiasaan. 2. Pengalaman/At-Tajribah yaitu memberitahukan kekurangan-kekurangan yang

dimiliki para peserta didik secara langsung tanpa teori melalui beragam cara yaitu berteman dengan dengan teman yang memiliki budi pekerti yang mulia, memetik pelajaran dari kawan dengan mengetahui kekurangan untuk perbaikan, dan menggali ilmu secara langsung dari masyarakat umum.

RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IMAM AL-GHOZALI PADA PENGAJARAN DI STAI MUHAMMADIYAH TULUNGAGUNG

Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Tulungagung dalam penyelenggaraan sistem pendidikannya berlandasakan kepada (Dokumentasi, 2020): 1. Peraturan Tertulis UU No. 20 Tahun 2003, mengenai Sistem Pendidikan Nasional; 2. Peraturan Tertulis PP No. 60 Tahun 1999, mengenai Pendidikan Tinggi; 3. Peraturan Tertulis PP No. 37 Tahun 2009, mengenai Dosen; 4. Peraturan Tertulis SK Dirjen Pendis Kemenag RI No. Dj.I/1470/2011 Tgl. 27 Oktober

2011 mengenai Ijin Operasional Program Studi Pendidikan Agama Islam; 5. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik

Indonesia Nomor: Dj.I/177/2010 Tanggal 9 April 2010 tentang Ijin Operasional Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah;

Page 7: RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF IMAM …

JURNAL IMTIYAZ Vol 5 No 01 , Maret 2021

Relevansi Konsep Pendidikan Islam (M. Riza Zainuddin) | 7

6. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia Nomor : 1222 Tahun 2012 Tanggal 15 Agustus 2012 tentang Ijin Operasional Program Studi Ekonomi Syariah;

7. Statuta STAI Muhammadiyah Tulungagung;

Pada kajian kali ini untuk melihat relevansi antara konsep pendidikan Islam perspektif Imam Al-Ghazali dalam pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung peneliti akan melakukan analisa landasan peraturan tertulis yang pertama yaitu UU No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional. Dalam landasan peraturan tersebut berisikan data yang peneliti perlukan dalam kajian kali ini meliputi tujuan pendidikan, kurikulum, peserta didik, dan pendidik. Sedangkan untuk metode pembelajaran peneliti akan mencari dari sumber yang lainnya. Selain itu Undang-Undang ini berlaku terhadap semua penyelenggaraan sistem pendidikan yang ada di Indonesia baik formal maupun informal mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini sampai perguruan tinggi. Sehingga sudah sesuai untuk dijadikan sumber pustaka primer dalam kajian kali ini. Sebelum membahas tujuan pendidikan, kurikulum, peserta didik, dan pendidik serta metode pembelajaran peneliti akan memberikan penjelasan terkait STAI Muhammadiyah Tulungagung dari sisi jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa STAI Muhammadiyah Tulungagung merupakan jalur pendidikan formal dengan jenjang pendidikan tinggi dan jenis pendidikannya adalah keagamaan. Jadi, beroperasinya perguruan tinggi STAI Muhammadiyah Tulungagung memiliki landasan yang jelas sesuai Undang-Undang yang berlaku di Indonesia.

Secara umum relevansi hasil pemikiran Imam Al-Ghazali dalam pengajaran yang berkonsep pendidikan Islam di STAI Muhammadiyah Tulungagung memiliki keterkaitan dan saling berhubungan karena pendidikan Islam menurut beliau adalah usaha baik, menuju pada jalan yang dapat mendekatkan diri pada Allah SWT dan bakal mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung mengacu kepada kurikulum KKNI yang didalamnya memuat tentang sikap dan tata nilai salah satunya Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dimana konsep hasil pemikiran Imam Al-Ghazali ketika di implementasikan dalam pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung dapat melengkapi praktik kurikulum yang sudah berjalan saat ini. Ditinjau dari Tujuan Pendidikan

Pemaparan tujuan pendidikan nasional di Indonesia tertuang dengan jelas pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (UU, 2003. Dalam praktiknya pada jenjang perguruan tinggi setiap mata kuliah yang diajarkan memiliki tujuan pembelajaran yang melekat menjadi satu kesatuan dengan mata kuliah tersebut. Sehingga akan lebih tearah lagi materi pada mata kuliah yang disampaikan kepada peserta didik dapat memberikan kontribusi dalam pembentukan pemahaman pengetahuan, karakter, maupun skill dari setiap materi yang tersampaikan kepada peserta didik.

Tujuan pendidikan nasional dirinci kedalam kurikulum yang memuat mata kuliah yang akan diberikan dan diajarkan kepada peserta didik. Selanjutnya pendidik akan mempersiapkan rencana pembelajaran semester sebelum memulai mengajar sehingga

Page 8: RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF IMAM …

8 | Relevansi Konsep Pendidikan Islam (M. Riza Zainuddin)

akan lebih jelas terurai di dalamnya tentang tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Di sini konsep tujuan pendidikan dari Imam Al-Ghazali perlu untuk dijadikan pertimbangan oleh pendidik yaitu bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan (2) mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Kombinasi antara konsep tujuan pendidikan Imam Al-Ghazali dan UU Nomor 20 Tahun 2003 akan memberikan inovasi yang sangat baik dalam pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung jika dapat diterapkan dalam kondisi pandemi sekarang. Ditinjau dari Kurikulum

Mengenai definisi kurikulum dapat kita jumpai pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (UU, 2003) Bab 1 mengenai Ketentuan Umum Pasal ke-1 Ayatnya 19 yaitu “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

Di Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Tulungagung memliki tiga program studi meliputi pendidikan agama Islam, pendidikan guru madrasah ibtidaiyah dan ekonomi syariah. Dimana untuk kurikulumnya saat ini sudah menggunakan kurikulum KKNI dan setelah melakukan peninjauan langsung terhadap kurikulum KKNI yang ada di tiga program studi STAI Muhammadiyah Tulungagung telah memuat tiga komponen yang dijabarkan pada Pasal 37 Ayat 2. Sehingga kurikulum yang berlaku sudah sesuai dengan yang diminta oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Yang terpenting di dalam kurikulum tersebut sudah memuat semua hal yang berurusan dengan akhirat dan duniawi sesuai dengan konsep kurikulum Imam Al-Ghazali. Ditinjau dari Konsep Pendidik/Dosen dan Anak Didik/Mahasiswa

Uraian definisi pendidik tertuang dalam Bab 1 Ketentuan Umum Pasal ke-1 Ayat ke-6 (UU, 2003): “pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,

pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”.

Pembahasan tentang pendidik dalam UU No. 20 Tahun 2003 termuat dalam Bab XI Pendidik dan Tenaga Pendidikan Pasal ke-39 sampai ke-44, tetapi pada pembahsan kali ini peneliti hanya akan memaparkan 2 pasal saja yaitu Pasal ke-39 dan Pasal ke-40.

Memperhatikan uraian di atas tentang pendidik dan peserta didik diharapkan hak dan kewajibannya terpenuhi selama proses pengajaran berlangsung di STAI Muhammadiyah Tulungagung. Konsep yang dihasilkan dari pemikiran Imam Al-Ghazali dapat dijadikan suatu pertimbangan untuk berbenah menjadi lebih baik lagi menjadi seorang pendidik sehingga hak dan kewajiban peserta didik terpenuhi dan pengembangan potensi diri peserta didik bisa maksimal. Untuk peserta didik yang belum sesuai dengan konsep pemikiran Imam Al-Ghazali, sebagai seorang pendidik memiliki kewajiban untuk saling mengingatkan kepada peserta didiknya agar proses pengajaran optimal dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Ditinjau dari Metode Pembelajaran dalam Pengajaran

Metode pembelajaran menurut Reigeluch (Erni Ratna Dewi, 2018) adalah mempelajari sebuah proses yang mudah diketahui, diaplikasikan dan diteorikan dalam membantu pencapaian hasil belajar. Sementara itu metode pembelajaran menurut Djamarah, SB (Muhamad Afandi dkk., 2013) yaitu “suatu cara yang dimanfaatkan dalam mendapatkan tujuan yang telah ditetapkan”. Pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), cara yang diperlukan oleh pendidik agar penggunaanya bervariasi sesuai yang ingin digapai setelah pengajaran usai.

Selanjutnya, metode dalam KBM (Siti Maesaroh, 2013; Devy, 2020) merupakan media perubahan dalam KBM, supaya kompetensi yang diinginkan dalam KBM tercapai. Metode yang beragam sesuai dengan kemampuan yang diinginkan akan merangsang

Page 9: RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF IMAM …

JURNAL IMTIYAZ Vol 5 No 01 , Maret 2021

Relevansi Konsep Pendidikan Islam (M. Riza Zainuddin) | 9

minat dan motivasi para peserta didik, sehingga dengan motivasi yang kuat, maka prestasi belajar peserta didik akan meningkat. Selanjutnya, Uno & Mohamad (Ukti Lutvaidah, 2015) mengutarakan pendapatnya yaitu “metode pembelajaran: cara yang digunakan oleh guru dalam menjalankan fungsinya dan menjadi alat untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar”. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai suatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Setiap materi pembelajaran tidak dapat menggunakan metode pembelajaran yang sama, oleh karena itu sebelum mengajar seorang guru harus memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi. Macam-macam metode yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran (Muhammad Afandi dkk., 2013) antara lain: 1. Metode Macam Karya Wisata Outdoor

Menurut Muslisch M (Muhammad Afandi dkk., 2013) Pembelajaran luar kelas adalah setiap guru hendaknya mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan yang bertujuan mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Dengan pembelajaran di luar kelas peran guru yaitu motivator artinya guru sebagai pemandu agar peserta didik dapat belajar secara aktif, kreatif, dan akrab dengan lingkungan.

2. Macam Metode Talking Stick Metode pembelajaran talking stick dipergunakan oleh tenaga pendidik atau pengajar dalam mencapai tujuan KBM yang berorientasi pada terciptanya kondisi belajar melalui permainan tongkat yang diberikan dari satu peserta didik kepada peserta didik yang lainnya pada saat pendidik menjelaskan materi pelajaran dan selanjutnya mengajukan pertanyaan. Saat guru selesai mengajukan pertanyaan, maka siswa yang sedang memegang tongkat, itulah yang yang memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut.

3. Metode Simulasi menurut Hamalik (Muhammad Afandi dkk., 2013), simulasi adalah suatu teknik yang digunakan dalam semua sistem pengajaran, terutama dalam desain instruksional yang berorientasi pada tujuan-tujuan tingkah laku. Latihan-latihan ketrampilan menuntut praktik yang dilaksanakan di dalam situasi kehidupan nyata (dalam pekerjaan tertentu), atau dalam situasi simulasi yang mengandung ciri-ciri situasi kehidupan senyatanya.

4. Metode Discovery Learning Menurut Djamarah Discovery Learning adalah belajar mencari dan menemukan sendiri. Dalam sistem belajar mengajar ini guru menyajikan bahan pelajaran yang tidak berbentuk final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan pemecahan masalah.

5. Metode Brainstorming Brainstorming merupakan bentuk dari pengembangan metode diskusi. Menurut Danajaya (Muhammad Afandi, dkk., 2013), brainstorming adalah dirancang untuk mendorong kelompok mengekspresikan berbagai macam ide dan menunda penilaian-penilaian kritis.

6. Metode Diskusi Diskusi menurut (Muhammad Afandi dkk., 2013), adalah percakapan ilmiah oleh beberapa yang tergabung dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat

Page 10: RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF IMAM …

10 | Relevansi Konsep Pendidikan Islam (M. Riza Zainuddin)

tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.

Untuk metode pembelajaran peneliti membatasi pemaparan hanya sampai enam macam-macam metode pembelajaran seperti penjelasan di atas. Karena untuk metode pembelajaran sendiri memiliki beraneka ragam macam metodenya. Metode mana yang tepat dan efektif digunakan dikembalikan lagi kepada pendidik yang lebih mengetahui substansi materi yang akan disampaikan, siapa peserta didiknya, apa yang menjadi tujuan pembelajaran dari materi yang akan disampaikan. Dan konsep dari Imam Al-Ghazali tentang metode pembelajaran perlu untuk di tiru antara lain metode keteladanan, metode hafalan dan pemahaman, metode riyadah serta metode Pengalaman/At-Tajribah. Untuk praktiknya tetap disesuaikan dengan kebutuhan. KESIMPULAN

Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Tulungagung dalam penyelenggaraan sistem pendidikannya berlandasakan kepada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dimana STAI Muhammadiyah Tulungagung merupakan jalur pendidikan formal dengan jenjang pendidikan tinggi dan jenis pendidikannya adalah keagamaan. Secara umum relevansi konsep pendidikan Islam hasil pemikiran Imam Al-Ghazali dalam pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung memiliki keterkaitan dan saling berhubungan karena pendidikan Islam menurut beliau adalah usaha yang baik, menuju jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung mengacu kepada kurikulum KKNI yang didalamnya memuat tentang sikap dan tata nilai salah satu capaian pembelajarannya adalah Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dimana konsep hasil pemikiran Imam Al-Ghazali ketika disinkronkan dalam pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung sudah sangat relevan dan dapat saling melengkapi praktik kurikulum yang sudah berjalan saat ini. Ditinjau dari Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan nasional di Indonesia antara lain meliputi mengembangkan skill dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik dalam dunia pendidikan agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam praktiknya di jenjang perguruan tinggi setiap mata kuliah yang diajarkan memiliki tujuan pembelajaran yang melekat menjadi satu kesatuan dengan mata kuliah tersebut. Sehingga akan lebih tearah lagi materi di setiap mata kuliah yang di transfer pada peserta didik dapat memberikan kontribusi pada pembentukan pemahaman pengetahuan, karakter, maupun skill dari setiap materi yang tersampaikan kepada peserta didik.

Tujuan pendidikan nasional dirinci kedalam kurikulum yang memuat berbagai mata kuliah pada universitas yang akan ditransfer kepada peserta didik. Selanjutnya pendidik akan mempersiapkan rencana pembelajaran semester sebelum memulai mengajar sehingga akan lebih jelas terurai di dalamnya tentang tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Di sini konsep tujuan pendidikan dari Imam Al-Ghazali perlu untuk dijadikan pertimbangan oleh pendidik yaitu bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan (2) mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Page 11: RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF IMAM …

JURNAL IMTIYAZ Vol 5 No 01 , Maret 2021

Relevansi Konsep Pendidikan Islam (M. Riza Zainuddin) | 11

Kombinasi antara konsep tujuan pendidikan Imam Al-Ghazali dan UU Nomor 20 Tahun 2003 akan memberikan inovasi yang sangat baik dalam pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung jika dapat diterapkan dalam kondisi pandemi sekarang. Ditinjau dari Kurikulum

Kurikulum yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan KBM untuk mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Kurikulum pada pendidikan tinggi wajib memuat: a. pendidikan agama; b. pendidikan kewarganegaraan; dan c. bahasa.

Di Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Tulungagung memiliki tiga program studi meliputi pendidikan agama Islam, pendidikan guru madrasah ibtidaiyah dan ekonomi syariah. Dimana untuk kurikulumnya saat ini sudah menggunakan kurikulum KKNI dan setelah melakukan peninjauan langsung terhadap kurikulum KKNI yang ada di tiga program studi STAI Muhammadiyah Tulungagung telah memuat tiga komponen yang dijabarkan pada Pasal 37 Ayat 2. Sehingga kurikulum yang berlaku sudah sesuai dengan yang diminta oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Yang terpenting di dalam kurikulum tersebut sudah memuat semua hal yang berurusan dengan akhirat dan duniawi sesuai dengan konsep kurikulum Imam Al-Ghazali. Ditinjau dari Konsep Pendidik/Dosen dan Anak Didik/Mahasiswa

Pendidik ditingkat universitas yaitu tenaga profesional yang memiliki tugas tri dharma meliputi pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Serta dilengkapi dengan tiga syarat yang harus dimiliki pendidik menurut Imam Al-Ghazali yaitu pertama, mempunyai pengetahuan yang luas, kedua mempunyai kewibawaan dan ketiga mempunyai kasih sayang terhadap muridnya. Dengan demikian hak dan kewajibannya akan dapat optimal dilakukan.

Peserta didik adalah bagian dari anggota masyarakat yang berupaya mengembangkan potensi pada dirinya lewat proses KBM pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan yang tersedia. Untuk dapat maskimal dalam menuntut ilmu hendaknya peserta didik membersihkan jiwanya terlebih dahulu dari akhlak yang rendah dan tercela, menyedikitkan ketergantungannya pada persoalan duniawi, memuliakan guru dan bersikap rendah hati, saling menyayangi dan tolong-menolong sesama teman, dan mempelajari bermacam-macam ilmu dengan bersungguh-sungguh. Sehingga dengan hal tersebut diharapkan peserta didik dapat menyerap disiplin ilmu pengetahuan yang dipelajari dan diterimanya untuk bekal mendekatkan diri mereka kepada pencipta Alam ini yakni Allah SWT dan pengembangan potensi diri peserta didik bisa maksimal. Untuk peserta didik yang belum sesuai dengan konsep pemikiran Imam Al-Ghazali, sebagai seorang pendidik memiliki kewajiban untuk saling mengingatkan kepada peserta didiknya agar proses pengajaran optimal dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Ditinjau dari Metode Pembelajaran dalam Pengajaran

Metode pembelajaran sebagai suatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Macam-macam metode pembelajaran antara lain: 1. Metode Karya Wisata Outdoor, 2. Metode Talking Stick, 3. Metode Simulasi, 4. Metode Discovery Learning, 5. Metode Brainstorming, dan 6. Metode Diskusi.

Untuk melengkapi metode pembelajaran yang memiliki banyak ragam dapat ditambahkan konsep metode pembelajaran Imam Al-Ghazali dalam pengajaran di STAI

Page 12: RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF IMAM …

12 | Relevansi Konsep Pendidikan Islam (M. Riza Zainuddin)

Muhammadiyah Tulungagung meliputi metode/cara keteladanan, hafalan dan pemahaman, riyadah serta Pengalaman/At-Tajribah. Untuk praktiknya tetap disesuaikan dengan kebutuhan.

REFERENSI Afandi, Muhammad, dkk. (2013). Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah. Semarang:

Unissula Press Dewi, Erni Ratna. (2018). Metode Pembelajaran Modern dan Konvensional pada Sekolah

Menengah Atas. Pembelajar: Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 1 April, 44-52.

Fadli, Adi. (2017). Konsep Pendidikan Imam Al-Ghazali dan Relevansinya dalam Sistem Pendidikan di Indonesia. El Hikam Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman, Volume X Nomor 2 Juli –Desember, 276-299.

Lutvaidah, Ukti. (2015). Pengaruh-Metode-dan-Pendekatan Pembelajaran-Terhadap-Penguasaan-Konsep-Matematika. Jurnal Fornatif 5 (3): ISSN: 2088-351X, 279-285.

Maesaroh, Siti. (2013). Peranan- Metode-Pembelajaran-Terhadap Minat-dan-Prestasi-Belajar-Pendidikan-Agama-Islam. Jurnal Kependidikan Volume 1 Nomor 1 Nopember, 150-168.

Mukromin. (2019). Pemikiran Imam Al-Ghazali dalam Pendidikan Islam. Jurnal Paramurobi, Vol. 2, No. 1 Januari-Juni, 33-42.

Putra, Ary Antony. (2016). Konsep Pendidikan Agama Islam Perspektif Imam Al-Ghazali. Jurnal Al-Thariqah Vol. 1 No. 1 Juni, 41-54.

Rauf, Abdul Aziz Abdul. (2020). Al-Qur’anul Karim. Bandung: Cordoba Setkab. (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003.

https://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/7308/UU0202003.htm STAI Muhammadiyah Tulungagung. (2020). Kumpulan Dokumentasi Administrasi STAI

Muhamdiyah Tulungagung. Tulungagung: STAI Muhammadiyah Devy, H. M. (2020). IMPLEMENTASI PENDIDIKAN HUMANISME RELIGIUSITAS DALAM

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERAREVOLUSI INDUSTRI 4.0. Jurnal Edumaspul, 4(2), 122–131.

Harimulyo, M. S., Prasetiya, B., & Muhammad, D. H. (2021). Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Risalatul Mu’awanah Dan Relevansinya. Jurnal Penelitian IPTEKS, 6(1), 72–89. https://doi.org/10.32528/ipteks.v6i1.5253

Mujayyanah, F., Prasetiya, B., & Khosiah, N. (2021). Konsep Pendidikan Akhlak Luqmanul Hakim ( Kajian Tafsir Al-Misbah Dan Al-Maraghi ). Jurnal Penelitian IPTEKS, 6(1), 52–61. https://doi.org/10.32528/ipteks.v6i1.5251

Prasetiya, B. (2018). Dialektika Pendidikan Akhlak dalam Pandangan Ibnu Miskawaih dan Al-Gazali. Intiqad: Jurnal Agama Dan Pendidikan Islam, 9950(December), 249–267.

Prasetiya, B. (2021). Metode Pendidikan karakter Religius paling efektif di sekolah. Academia Publication.

Ulil, Hidayah, Benny, P. (2019). MULTICULTURAL EDUCATION IN MADRASAH DINIYAH AS PREVENTION OF RELIGIOUS CONSERVATISM. JURNAL TARBIYAH, 26(1), 168–184. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004