68
RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri Rumah Tangga Pembuatan Kemplang di Kampung Sekip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kota Bandar Lampung) (SKRIPSI) FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018 Oleh LOVVI MALINO

RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

  • Upload
    others

  • View
    34

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN

(Studi Pada Usaha Industri Rumah Tangga Pembuatan Kemplangdi Kampung Sekip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kota Bandar Lampung)

(SKRIPSI)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

OlehLOVVI MALINO

Page 2: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

ABSTRAK

RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN(Studi Pada Usaha Industri Rumah Tangga Pembuatan Kemplang di

Kampung Sekip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kota Bandar Lampung)

Oleh

LOVVI MALINO

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis mengenai relasisosial antara buruh dan majikan pada usaha industri rumah tangga pembuatankemplang di Kampung Sekip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kota BandarLampung. Metode yang digunakan penelitian kualitatif, teknik pengumpulandata dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancaradilakukan secara purposive dengan jumlah informan tujuh orang masing-masing 4 orang buruh 3 orang majikan. Observasi dilakukan denganpengamatan secara langsung pada objek penelitian. Hasil peneltianmenunjujkkan bahwa relasi kerja yang terjadi antara buruh dan majikan padausaha pembuatan kemplang tercermin pola hubungan patron klien yangmelibatkan persahabatan instrumental. Karena pada dasarnya buruh yangbekerja berasal dari tetangga, teman, atau bahkan keluarga dari majikan itusendiri. Hal ini akan memberikan kemudahan-kemudahan baik dalamhubungan kerja maupun di luar hubungan kerja untuk mendapatkan tenagakerja, pekerjaan, pinjaman, dan termasuk jasa pribadi.

Kata Kunci : buruh dan majikan, hubungan sosial.

Page 3: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

ABSTRACT

RELATIONSHIP OF SOCIAL WORKERS AND EMPLOYER(Studies in Industrial Business Development Domestic Kemplang in

Kampung Sekip Rahayu Village Bumi Waras City Of Bandar Lampung)

By

LOVVI MALINO

This study aims to examine and analyze the social relations between workersand employers in the domestic industry in Kampung Sekip kemplangmanufacture Rahayu Village Bumi Waras City Of Bandar Lampung. Themethod used qualitative research, data collection techniques by interviewing,observation, and documentation. Interviews were conducted purposively bythe number of informants seven persons each laborer 4 3 employer. Theobservations were made by direct observation on the object of research.Menunjujkkan research findings that the working relationship that occursbetween workers and employers in the business of making kemplangreflected the pattern of patron-client relationships involving instrumentalfriendship. Because basically laborer working originating from neighbors,friends, or even family of the employer itself.

Keywords: workers and employers, social relations.

Page 4: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN(Studi Pada Usaha Industri Rumah Tangga Pembuatan Kemplang di

Kampung Sekip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kota Bandar Lampung)

Oleh

LOVVI MALINO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk MencapaiGELAR SARJANA SOSIOLOGI

pada

Jurusan SosiologiFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 5: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan
Page 6: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan
Page 7: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan
Page 8: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Lovvi Malino. dilahirkan di Bukit

Kemuning, 25 Mei 1995. Merupakan anak ke dua dari 4

bersaudara dari pasangan Bapak Sapri dan Ibu Yetty Muriana.

Penulis berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh antara lain:

1. TK Pertiwi pada tahun 2001

2. Sekolah Dasar (SD) Negeri 03 Bukit Kemuning yang diselesaikan pada

tahun 2007

3. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 01 Bukit Kemuning yang

diselesaikan pada tahun 2010

4. Sekolah Menengah Atas (SMA) Taruna Tunas Bangsa Baturaja Sumatra

Selatan yang diselesaika pada tahun 2013

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur ujian mandiri

(UM). Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada bulan Januari

sampai Maret tahun 2016 di Desa Suka Mulya Kecamatan Pugung Kabupaten

Tanggamus. Pada semester akhir tahun 2018 penulis menyelesaikan skripsi yang

berjudul Relasi Sosial Buruh dan Majikan.

Page 9: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

MOTTO

Selalu Ada Tempat Kembali Kepada-Nya Sejauh Keningmu Dengan Sejadah

Tempatmu Bersujud

Ya Allah, Tidak Ada Kemudahan Kecuali Yang Engkau Buat Mudah. Dan

Engkau Menjadikan Kesedihan (Kesulitan), Jika Engkau Kehendaki Pasti

Akan Menjadi Mudah

(HR. Ibnu Hibban)

Untuk Masa-Masa Sulitmu, Biarlah Allah Yang Akan Menguatkanmu.

Tugasmu Adalah Memastikan Bahwa Jarak Antara Kamu Dengan Allah Tidak

Pernah Jauh..

Page 10: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

PERSEMBAHAN

Yang Utama Dari Segalanya Yang Menciptakan Bumi Dan Seisinya..

Sembah sujud serta syukur kepada Allahهلالج لجDengan rahmat dan kasih sayang-Mu lah yang memberikanku kekuatan, kesabaran,

serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini yangmemiliki banyak kekurangan dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu

terlimpahkan kehadiran Rasulullah Muhammad ملسو هيلع هللا ىلص

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dankusayangi

Ibunda dan Ayahanda Tercinta

Sebagi tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhinggakupersembahkan karya kecil ini kepada Ibu dan Ayah yang telah memberikan kasih

sayang, segala dukungan, dan cinta kasih sayang yang tiada terhingga yang tiadamungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan

persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Ayahbahagia karena kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk Ibu dan

Ayah yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami dengan kasih sayang,selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik, Terima Kasih Ibu...

Terima Kasih Ayah

Page 11: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya, skripsi yang berjudul “RELASI SOSIAL BURUH DAN

MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri Rumah Tangga Pembuatan Kerupuk

Kemplang di Kelurahan Bumi Waras Kota Bandar Lampung) ini sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik di Universitas Lampung.

Penyelesaian penulisan ini tidak lain adalah karena jasa orang-orang yang telah

berperan penting di dalamnya. Untuk itulah dalam kesempatan ini saya

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Syarief Makhya, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

IlmuPolitik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Ikram, M.Si., selaku Ketua Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu

Sosialdan Ilmu Politik Universitas Lampung sekaligus Dosen Pembimbing

Akademik, yang selalu sabar dalam membimbing saya selama menjadi

mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung.

3. Bapak Damar Wibisono, S.Sos., M.A., selaku sekertaris jurusan yang

sudah sangat membantu penulis dan welcome dalam membantu

Page 12: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

menyelesaikan masalah mata kuliah. Beliau sangat menginspirasi penulis,

disiplin, pintar, tegas dan rendah hati mahasiswanya.

4. Ibu Dr. Erna Rochana, M.Si. selaku dosen Pembimbing Skripsi.

Terimakasih atas waktu, tenaga, pikiran atau bahkan materi yang telah

dicurahkan guna terselesaikannya skripsi ini. Terimakasih juga atas

perhatian dan kesabaran Ibu dalam membimbing saya saat proses

pembuatan skripsi. Semoga ilmu yang telah Ibu berikan dapat berguna

dikemudian hari.

5. Bapak Dr. Sindung Haryanto, M.Si. selaku dosen Pembahas. Penulis

menyadari begitu banyak kekurangan dalam proses penulisan skripsi ini.

Terimakasih atas kritik dan saran yang telah bapak berikan sehingga

menjadikan skripsi ini lebih baik.

6. Seluruh Dosen Sosiologi Universitas Lampung. Terimakasih atas ilmu

yang telah diberikan, semoga ilmu yang didapatkan penulis selama kuliah

bisa bermaanfaat dan berguna untuk masa depan penulis.

7. Mbak Dona Silviana A.Md. dan Mas Rizki, selaku Staff Jurusan yang

selalu siap membantu kapanpun saat dibutuhkan. Kalian orang-orang

terbaik yang pernah saya temui.

8. Terimakasih kepada kedua orang tua saya, Bapak Sapri dan Ibu Yetty

Muriana, atas segala cinta, kasih sayang, doa dan motivasi yang tiada henti

diberikan selama ini. Mohon maaf belum bisa memberikan yang terbaik

untuk bapak dan ibu.

Page 13: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

9. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan saya, Aripin Eko Saputra,

Agung Syaiful Bahri, Ari Syaiful, Armando, Dwi Sugeng Nugroho, Indra

Riski Kurniawan, Riangga, Rifat Vicron, Rio Permono, Hergo Vina, Vito

Septian, M. Didi Eka Fazri, I Wayan Andika, Rahmat Taufiq, dan semua

teman-teman Sosiologi 2013 (kalian Luar biasa) yang tidak bias penulis

sebutkan satu persatu, yang selalu memberikan semangat, motivasi dan

membantu dalam proses penyelesaian skripsi.

10. Terima kasih kepada Bapak Katma dan Ibu Katma yang telah menjadi

orang tua selama 2 bulan di Tempat KKN (Desa Suka Mulya, Pugung,

Tanggamus.)

11. Semua pihak yang tidak bias disebutkan satu-persatu, namun telah

membantu dan berpartisipasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, penulis sepenuhnyasadar bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, akan tetapi setidaknya penulis berhadap skripsi yang sederhana ini

dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Bandar lampung, 19 Desember 2018Penulis,

Lovvi Malino

Page 14: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAKABSTRACTHALAMAN JUDULPENGESAHANHALAMAN PERNYATAANMOTTOPERSEMBAHANSANWACANADAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR GAMBAR

I. PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang .................................................................................... 1

1.2 RumusanMasalah ............................................................................... 8

1.3 TujuanPenelitian................................................................................. 8

1.4 ManfaatPenelitian............................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Relasi Sosial Buruh dan Majikan .......................................................11

2.2 Sektor Informal ..................................................................................17

2.3 Indistri Rumah Tangga Pembuatan Kemplang ..................................22

2.4 Kerangka Fikir....................................................................................26

III. METODE PENELITIAN

3.1 TipePenelitian.....................................................................................29

3.2 Fokus Penelitian .................................................................................30

3.3 Lokasi Penelitian ................................................................................30

3.4 Teknik Penentuan Informan ............................................................... 31

Page 15: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................32

3.6 Analisa Data ....................................................................................... 33

3.6.1 Analisis Domain .................................................................... 34

3.6.2 Analisis Taksonomi................................................................ 35

IV. GAMBARAN UMUM

4.1 Keadaan Umum Kota Bandar Lampung ............................................36

4.1.1 Keadaan Umum......................................................................36

4.1.2 Topografi ................................................................................37

4.2 Keadaan Umum Kecamatan Bumi Waras..........................................38

4.2.1 Sejarah Singkat ......................................................................38

4.2.2 Keadaan Geografis dan Luas Kecamatan............................... 38

4.2.3 Topografi ................................................................................39

4.3 Keadaan Umum Kelurahan Bumi Waras ...........................................39

4.3.1 Sejarah Singkat.......................................................................39

4.3.2 Luas dan Batas Wilayah Kelurahan Bumi Waras ..................40

4.3.3 Keadaan Pneduduk Berdasarkan Agama ............................... 41

4.3.4 Keadaan Pnduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ................42

4.3.5 Sarana dan Prasarana Kelurahan Bumi Waras .......................43

4.3.6 Letak daerah Penelitian .......................................................... 44

4.3.7 Latar Belakang Usaha Pembuatan Kemplang .......................44

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Profil Informan...................................................................................47

5.2 Majikan Memulai Usaha Kemplang ..................................................65

5.3 Kendala Yang Dihadapi Majikan.......................................................74

5.4 Mencari Buruh....................................................................................80

5.5 Alasan Menjadi Buruh .......................................................................83

5.6 Pembagian Kerja ................................................................................88

5.7 Peraturan Jam Kerja ...........................................................................90

5.8 Pembayaran Upah ..............................................................................92

5.9 Konflik dan Penyelesaian Konflik .....................................................94

Page 16: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

5.10 Relasi Sosial Antara Buruh dan Majikan ..........................................96

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan.........................................................................................101

6.2 Saran...................................................................................................103

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

1

I. PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang Masalah

Keberadaan dan keberlangsungan kegiatan sektor informal dalam sistem

ekonomi kotemporer bukanlah gejala negatif, namun lebih sebagai realitas

ekonomi kerakyatan yang berperan cukup penting dalam pengembangan

masyarakat dan pembangunan nasional. Setidaknya, ketika program

pembangunan kurang mampu menyediakan peluang kerja bagi angkatan

kerja, sektor informal dengan segala kekurangannya mampu berperan sebagai

penampung dan alternatif peluang kerja bagi para pencari kerja. (Wauran,

2012)

Saat ini, sektor informal menjadi bagian penting dalam perumusan kebijakan

ketenagakerjaan. Sektor informal merupakan salah satu alternatif kesempatan

kerja yang mempu menampung tenaga kerja tanpa persyaratan tertentu seperti

tingkat pendidikan dan keterampilan kerja. Hal ini merupakan salah satu

faktor utama yang memudahkan tenaga kerja untuk memasuki sektor informal

yang kehadirannya memberikan kesempatan atau solusi terhadap kelebihan

tenaga kerja (Hastuty, dalam Muzakir, 2010)

Page 18: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

2

Menurut Saparini dan Basri dalam Kuemba (2010), tenaga kerja sektor

informal adalah tenaga kerja yang bekerja pada segala jenis pekerjaan tanpa

adanya perlindungan dari Negara dan usaha tersebut tidak dikenakan pajak.

Pekerja sektor informal merupakan pekerja kasar (blue collar) sebagai

pekerja yang mengandalkan kekuatan fisik, pada kelompok lapangan usaha.

Seperti pekerjaan disektor pertanian, kehutanan, perburuan, tenaga produksi

dan pekerja kasar.

Pekerja atau buruh di sektor informal merupakan kepanjangan industri besar,

kewajiban mereka sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pegawai yang

statusnya resmi. Perbedaannya adalah hubungan-hubungan produksi yang

terjadi tidak diatur oleh peraturan-peraturan yang formal. Hal ini

menyebabkan perlindungan dan berbagai hak yang biasanya diperoleh

pegawai tetap yang ada di sektor formal, tidak dapat dinikmati bagi mereka

yang bekerja di sektor informal (Andrijani et al, 2003).

Hubungan kerja atau relasi kerja (labourrelation) yang terjadi antara buruh

dan majikan menurut Munck (dalam Safaria,et,al 2003) merupakan perluasan

dari pengertian hubungan industrial. Karena hubungan industrial lebih

mengacu pada hubungan yang hanya terjadi pada industri formal. Maka

hubungan kerja menjadi istilah yang lebih luas dari pada itu, sehingga

hubungan kerja tidak hanya terjadi pada usaha industri formal tetapi juga

terjadi pada usaha industri informal.

Page 19: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

3

Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan di sektor

informal merupakan relasi kerja yang berdasarkan perjanjian/kontrak tidak

tertulis (lisan). Jenis kontrak seperti ini dapat merugikan pihak-pihak yang

memiliki posisi tawar yang rendah, yakni para buruh. Faktor terpenting dalam

keadaan ini adalah surplus cadangan buruh dari kalangan penganggur, dalam

kedudukannya yang rawan karena banyak orang lain yang siap

menggantikannya (Safaria, et, al, 2003).

Permasalahan umum yang sering dihadapi oleh para buruh informal adalah

ancaman terhadap kelangsungan kerja di mana tingkat cadangan tenaga kerja

atau buruh dari kalanganan penganggur dalam kedudukannya yang sangat

rawan dapat menggantikan posisi buruh dalam mempertahankan

pekerjaannya, pendapatan yang rendah, serta kondisi-kondisi dalam

lingkungan kerja yang kurang atau tidak memadai bagi mereka. dimana posisi

buruh yang bekerja pada usaha sektor informal mengalami ketidakpastian,

ketakterjaminan, atau ancaman dalam suatu hubungan kerja sektor informal.

Sehingga mereka para buruh harus menerima kondisi kerja yang tidak

memberikan jaminan ekonomi apalagi jaminan sosial (Safaria, et, al, 2003).

Melihat permasalahan yang dihadapi oleh buruh sektor informal seperti

ketidakpastian, pendapatan yang rendah, dan tidak memiliki jaminan ekonomi

ataupun jaminan sosial dalam hubungan kerja. Hal ini menunjukan bahwa

para buruh yang bekerja pada sektor informal mampu bertahan dari bebrbagai

ancaman tersebut. Bahkan pada krisis tahun 1997, sektor informal mampu

menunjukan ketangguhan dan mampu menjadi peredam gejolak di pasar

Page 20: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

4

pekerja perkotaan dengan menampung limpahan jutaan buruh korban

pemutusan hubungan kerja di sektor formal. Keberadaan sektor informal

membuat angka pengangguran tidak meledak sedahsyat yang ditakutkan.

Sektor informal kembali menjadi katup pengaman di tengah ketidak

mampuan pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan (Wauran,

2012).

Menurut Widodo 2005 (dalam Riyadi 2009) sektor informal adalah sektor

yang tidak terorganisasi, tidak teratur, dan kebanyakan legal tapi tidak

terdaftar.Sektor informal memiliki karakteristik seperti jumlah unit usaha

yang banyak dalam skala kecil yang dimiliki oleh perorangan atau keluarga,

Teknologi yang sederhana dan padat tenaga kerja, tingkat pendidikan yang

rendah dan tingkat upah yang juga relatif lebih rendah dari sektor formal.

Motivasi pekerja adalah memperoleh pendapatan yang cukup untuk sekedar

mempertahankan hidup.

Sektor informal merupakan sektor yang meliputi jenis pekerjaan yang sangat

beragam seperti, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang

keliling, pedagang kaki lima, dan pemulung. Dari segi pelaku usaha, terdiri

dari anak-anak hingga orang dewasa, baik pria maupun wanita. Pengertian

pekerja sektor informal adalah mereka yang berusaha sendiri, dibantu buruh

tidak tetap/buruh tidak dibayar (Haryanto, 2016).

Industri rumah tangga pembuatan kemplang merupakan salah satu usaha

sektor informal di mana hubungan kerja yang terjalin antara buruh dan

Page 21: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

5

majikan tidaklah sebatas hubungan kerja semata, seperti layaknya sektor

informal. Hubungan buruh dan majikan sebagai hubungan kerja dalam proses

produksi baiasanya terkait dengan hubungan-hubungan sosial dalam

masyarakat tempat mereka tinggal karena pada dasarnya buruh atau pekerja

yang bekerja pada usaha pembuatan kemplang merupakan buruh yang berasal

dari tetangga, teman bahkan saudara dari majikan/pengusaha itu sendiri.

Sehingga hubungan buruh dan majikan yang terjalin dalam hubungan kerja

tidak hanya terjadi relasi produksi saja namun juga terjadi relasi sosial. Pola

relasi sosial sendiri pada umumnya berdasarkan hubungan kekerabatan dan

ketetanggaan dan relasi produksi yang terbangun memberikan jaminan sosial

ekonomi, baik bagi para buruh maupun majikan untuk tetap memperoleh

pekerjaan, dan tenaga kerja, pinjaman, dan sebagainya dengan berbagai

aturan yang relatif lebih longgar dibandingkan dengan yang berlaku dalan

struktur yang formal. hal ini terjadi karena majikan maupun buruh merupakan

warga dari suatu sistem sosial yang sama (Safaria, et, at, 2003).

Dalam menjalankan suatu hubungan kerja tidak lepas dari adanya pertukaran

sosial sesuai yang telah diungkapkan oleh Homan (dalam Wibawa, 2015)

berangkat dari sebuah asumsi dasar do ut des yang artinya saya memberi

supaya engkau memberi yang artinya semua kontak diantara manusia berawal

dari skema memberi dan mendapatkannya kembali dalam jumlah yang sama,

bahwa tingkah laku manusia didasarkan atas pertimbangan untung dan rugi

atau cost dan reward. Manusia dalam berinteraksi selalu mempertimbangkan

Page 22: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

6

cost suatu pengorbanan dan reward suatu penghargaan atau manfaat yang

diperoleh dalam sebuah interaksi.

Berbicara mengenai pertukaran sebenarnya tidak hanya menyangkut

persoalan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, akan tetapi juga

menimbulkan persoalan membangun kerjasama, seperti halnya pertukaran

yang terjadi antara buruh dan majikan yang terlibat dalam usaha ekonomi

dimana majikan memberikan pekerjaan terhadap buruh sedangkan buruh akan

mengerjakan pekerjaan yang telah diberikan oleh majikan. Hal ini disebabkan

adanya hubungan sosial atau relasi sosial yang merupakan aspek penting

dalam melaksanakan usaha ekonomi. Dikatakan penting karena berhubungan

dengan pihak yang secara langsung atau tidak langsung untuk mendukung

kelancaran usaha ekonomi (Rismawati, 2005).

Menurut Scott (dalam Sugiarti 2016) hubungan hubungan antara majikan dan

buruh tidak sekedar hubungan sosial tetapi dilihat sebagai suatu hubungan

patron klien. Menurut Scott (1993) hubungan patron-klien adalah sebuah

pertukaran hubungan antara kedua peran lapisan bawah dengan lapisan atas

yang dapat dinyatakan sebagai kasus khusus dari ikatan dyadic (dua orang)

yang melibatkan persahabatan instrumental di mana seorang individu dengan

status sosial ekonomi yang lebih tinggi (patron) menggunakan pengaruh dan

sumberdaya yang dimilikinya untuk menyediakan perlindungan dan/atau

keuntungan-keuntungan bagi seseorang dengan status lebih rendah (klien).

Pada gilirannya, klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum

dan bantuan,termasuk jasa pribadi kepada patron (Sugiarti, 2016).

Page 23: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

7

Hubungan patron klien itu sendiri mempunyai pengertian bahwa adanya pola

hubungan timbal balik antara majikan dengan buruh yang menempatkan

majikan sebagai patron dan buruh sebagai klien. Terdapat sebuah hubungan

yang saling membutuhkan antara kedua belah pihak dimana buruh

membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan

majikan membutuhkan buruh dalam membantu usahanya untuk mendapatkan

keuntungan (Wibawa dan Santosa, 2015).

Hubugan timbal balik antara buruh dan majikan terdapat suatu hubungan

yang saling membutuhkan di mana manusia dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya sehari-hari berinteraksi dalam melakukan transaksi pertukaran

dengan yang lain dalam jalinan interaksi yang kompleks. Apa yang

ditukarkan tidak selalu berwujud barang material, tetapi juga dapat berupa

jasa, termasuk dalam hal tenaga kerja (Haryanto, 2016).

Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri yang

memerlukan bantuan orang lain untuk memperoleh kebutuhan-kebutuhan

yang diperlukan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, sehingga

manusia melakukan interaksi yang menimbulkan sebuah relasi seperti relasi

atau hubungan yang terjadi antara buruh dan majikan dalam sebuah hubungan

kerja di mana buruh membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuahan-

kebutuhannya dan majikan membutuhkan buruh untuk membantu

kelangsungan usahanya. Oleh karena itu penelitian ini ingin mengkaji

bagaimana relasi sosial buruh dengan majikan pada usaha pembuatan

Page 24: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

8

kemplang yang ada di Kampung Sekip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kota

Bandar Lampung.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan

masalah yang diangkat dalam penelitian ini ialah bagaimana relasi sosial

buruh dengan majikan pada usaha industri rumah tangga pembuatan kerupuk

kemplang di Kampung Sekip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kota Bandar

Lampung?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada maka tujuan dari penelitian ini

ialah untuk mengetahui atau menganalisis relasi sosial yang terjadi antara

buruh dan majikan dalam hubungn kerja pada usaha industri rumah tangga

pembuatan kemplang di Kampung Sekip Rahayu Kelurahan Bumi Waras

Kota Bandar Lampung.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun

praktis:

1. Kegunaan penelitian secara teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pengetahuan di

bidang ilmu sosiologi ekonomi. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan

sebagai referensi empirik dan pengetahuan untuk penelitian selanjutnya

Page 25: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

9

mengenai buruh di Kampung Sekip Rahayu KelurahanBumi Waras Kota

Bandar Lampung.

2. Kegunaan penelitian secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber penelitian yang lebih

mendalam dalam ruang lingkup yang lebih luas dan juga diharapkan dapat

bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pola

hubungan relasi sosial yang terjadi antara buruh dengan majikan di Kampung

Sekip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kota Bandar Lampung.

Page 26: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Relasi Sosial Buruh dan Majikan

Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu

dengan sesamanya serta alam lingkungan disekitarnya. Dengan menggunakan

naluri, perasaan, keinginan dan sebagainya, manusia memberi reaksi dan

melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pada awalnya manusia hidup

secara sendiri-sendiri (solitaire), namun pada perkembangannya, karena

menyadari tidak dapat hidup sendiri atau tidak dapat hidup tanpa manusia

lainnya, maka manusia berinteraksi dengan manusia lainnya. (Nofiawaty,

2012)

Hubungan antar sesama disebut relasi atau relation. Relasi sosial juga disebut

hubungan sosial merupakan hasil dari interaksi (rangkaian tingkah laku) yang

sistematik antara dua orang atau lebih. Relasi sosial merupakan hubungan

timbal balik antara individu dengan individu lain yang saling mempengaruhi.

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial dinamis menyangkut

hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia

maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Seperti yang

telah dikemukakan oleh Blumer dalam (Swistantoro, 2012) bahwa interaksi

Page 27: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

11

dijambatani oleh penafsiran-penafsiran, oleh kepastian makna dari tindakan-

tindakan orang lain (Swistantoro, 2012).

Menurut Puspito (dalam Ulumi 2016) menyatakan bahwa pada umumnya

bahwa para ahli sosiologi mengklarifikasikan bentuk dan pola interaksi sosial

menjadi dua, yaitu proses sosial yang bersifat menggabungkan (associative

processes) dan proses sosial yang menceraikan (dissociative processes).

Proses sosial yang mempengaruhi ditujukan bagi terwujudnya nilai-nilai yang

disebut sebagai kebijakan-kebijakan sosial, cinta kasih, kerukunan, solidaritas

dan dikatakan sebagai proses positif, Sedangkan proses menceraikan

mengarah kepada terciptanya nilai-nilai negatif atau asosial seperti kebencian,

permusuhan, egoisme, kesombongan, pertentangan, perpecahan dan ini

dikatakan sebagai proses negatif (Puspito dalam ulumi, 2016.).

Menurut Max Weber (dalam Swistantoro 2012) arti suatu hubungan sosial

ialah dapat disepakati atas dasar persetujuan mutual, yang artinya pada pihak

terlibat dalam suatu hubungan dapat memuat perjanjian mengenai prilaku di

masa depan, dengan demikian setiap dalam keadaan normal dan selama

prilaku rasional akan dianuti oleh pihak lain dengan siapa dia berhubungan

dan menyesuaikan diri dengan pemahamannya terhadap kesepakatan yang

ada namun untuk sebagian prilaku berorientasi pada nilai-nilai artinya dia

wajib mentaati yang ada.

Hubungan antar sesama dalam istilah sosiologi disebut sebagai relasi atau

relation. Relasi sosial merupakan hubungan sosial yang dipergunakan untuk

menggambarkan suatu keadaan dimana dua orang atau lebih terlibat dalam

Page 28: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

12

proses prilaku. Hubungan sosial merujuk kepada hubungan timbal balik

antara individu yang satu dengan individu yang lain. Menurut Taneko (dalam

Zalmizy, 2013) hubungan sosial merujuk kepada adanya interaksi antara

individu dengan individu, individu dengan kelompok dinamika yang

menghasilkan perubahan. Menurut Speadley dan McCurdy (dalam Astuti,

2012) menyatakan bahwa relasi sosial atau hubungan sosial yang terjalin

antara individu yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama akan

membentuk suatu pola, sehingga pola hubungan ini disebut dengan pola relasi

sosial. (Spedley dan McCurdy, dalam Astuti, 2012).

Dari beberapa pernyataan di atas menunjukan bahwa relasi sosial merupakan

hasil dari interaksi sosial yang sistematis antara individu dengan individu,

individu dengan kelompok yang menghasilkan perubahan. Dikatakan

sistematis karena interaksi yang berlangsung terus melakukan pengulangan

hubungan sehingga dalam hubungan tersebut terdapat hubungan timbal balik.

Relasi sosial juga disebut sebagai hubungan sosial yang merupakan hasil dari

interaksi yang sistematik antara dua orang atau lebih seperti buruh dan

majikan yang terikat dalam hubungan kerja. Relasi sosial juga merupakan

hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lain

dan saling mempengaruhi, seperti buruh membutuhkan pekerjaan untuk

memenuhi kebutuhannya sedangkan majikan membutuhkan buruh untuk

membantu usahanya.

Page 29: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

13

Hubungan kerja atau relasi kerja (labourrelation) yang terjadi antara buruh

dan majikan menurut Munck (dalam safariaet al 2003) merupakan perluasan

dari pengertian hubungan industrial. Karena hubungan industrial lebih

mengacu pada hubungan yang hanya terjadi pada industri formal. Maka

hubungan kerja menjadi istilah yang lebih luas daripada itu, sehingga

hubungan kerja tidak hanya terjadi pada usaha industri formal tetapi juga

terjadi pada usaha industri informal.

Menjalankan suatu hubungan kerja tidak lepas dari adanya pertukaran sosial

sesuai yang telah diungkapkan oleh Homan (dalam Wibawa, 2015) berangkat

dari sebuah asumsi dasar do ut des yang artinya saya memberi supaya engkau

memberi yang artinya semua kontak diantara manusia berawal dari skema

memberi dan mendapatkannya kembali dalam jumlah yang sama, bahwa

tingkah laku manusia didasarkan atas pertimbangan untung dan rugi atau cost

dan reward. Manusia dalam berinteraksi selalu mempertimbangkan cost suatu

pengorbanan dan reward suatu penghargaan atau manfaat yang diperoleh

dalam sebuah interaksi.

Relasi sosial atau hubungan sosial yang terjadi dalam sebuah hubungan kerja

antara buruh dan majikan dapat disebut sebagai hubungan patron-klien karena

dalam hubungan ini terjadi apabila terdapat dua orang atau lebih yang

mempunyai kepentingan yang sama, yaitu antara patron dan klient. Masing-

masing pihak memiliki sejumlah sumberdaya yang dapat dipertukarkan satu

sama lain yang saling menguntungkan. Seperti patron biasanya memiliki

sumberdaya yang cukup besar misalnya perlindungan, rasa aman, fasilitas,

Page 30: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

14

kedudukan, keuangan, dan lain sebagainya. Sementara klient menyediakan

dukungan, dan tenaga (baik yang berbentuk keahlian maupun tenaga kasar,

seperti misalnya penggarap sawah) dengan demikian hubungan antara buruh

dan majikan terjadi hubungan yang saling meguntungkan atau hubungan yang

bersifat timbal balik. (Gaffar, 1991)

Menurut Scott (1972 dalam Rustin, 2011) “hubungan patron klien adalahsuatu kasus khusus antara dua orang yang sebagian besar melibatkanpersahabatan instrumental, dimana seseorang yang lebih tinggi ekonominyamenggunakan pengaruh sumber daya yang dimilikinya untuk memberikanperlindungan atau keuntungan kepada orang yang lebih rendah statuskedudukannya (klien). Yang pada gilirannya membalas pemberian tersebutdengan memberikan dukungan termasuk jasa-jasa pribadi. Pola hubungankerja patron klien sangat mengutamakan hubungan sosial pertemanan dankekeluargaan tanpa adanya perjanjian kerja.”

hubungan patron klien merupakan hubungan pertukaran antara kedua peran

yang dapat dinyatakan sebagai kasus khusus dari ikatan yang melibatkan

persahabatan instrumental di mana seseorang individu dengan status sosial

yang lebih tinggi (patron) menggunakan pengaruh dan sumberdaya untuk

menyediakan perlindungan, serta keuntungan-kuntungan bagi seseorang

dengan status yang dianggapnya lebih rendah (klien), kemudian seseorang

yang dianggap rendah atau yang disebut sebagai klien membalasnya dengan

menawarkan dukungan umum dan bantuan termasuk jasa pribadi kepada

patronnya. Sebagai pola pertukaran yang tersebar, jasa dan barang yang

dipertukarkan oleh patron dan klien mencerminkan kebutuhan yang timbul

dan sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing pihak (prastijo, 2008).

Page 31: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

15

Hubungan patron klien merupakan hubungan yang bersifat tatap muka,

artinya bahwa patron klien mengenal secara pribadi klien karena berteman

secara langsung atau bertemu secara tatap muka, saling mengenal pribadinya

dan saling mempercayai satu sama lain.

Hubungan patron klien merupakan sebuah hubungan pertukaran yang terjadi

antara patron dan klien menurut Scoot (dalam Rustin 2011) sebagai berikut:

1. Penghidupan subsistensi dasar

Yaitu memberikan pekerjaan tetap kepada klien, seperti yang telah dijelaskan

dalam sistem rekruitmen tenaga kerja, majikan memberikan pekerjaan kepada

buruh. Meskipun perjanjian yang ada secara tidak tertulis selama hubungan

kerja berlangsung pihak patron memberikan upah pokok dan upah tambahan,

selain itu pihak patron memberikan tunjangan-tunjangan lain seperti THR,

meskipun hal tersebut tidak tertulis dalam perjanjian kerja.

2. Jaminan krisis subsistensi

Yaitu dengan memberikan pinjaman bantuan kepada klien, pada saat klien

membutuhkan ataupun klien mengalami musibah atau sakit, dalam hal ini

terlihat pada pihak patron memberikan pinjaman uang ketika klien

membutuhkan bantuan dalam hal ekonomi.

3. Perlindungan

Yang dimaksud disini adalah penyediaan jasa dari patron yang bertujuan

untuk melindungi klien dalam hal terjadinya konflik sebagai akibat hubungan-

hubungan yang dijalin oleh klien dengan “orangluar”.

Page 32: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

16

Menurut Scott (dalam Rustinsyah 2011) menyatakan bahwa patron klien

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Terdapat suatu ketimpangan dalam pertukaran. ketidak sinambungan yang

terjadi karena patron berada dalam posisi pemberi barang atau jasa yang

sangat diperlukan bagi klien atau keluarganya agar mereka tetap hidup. Rasa

wajib membalas pada diri klien muncul akibat pemberian tersebut, selama

pemberian itu masih mampu memenuhi kebutuhan pokok klien. Sebaliknya

apabila klien merasa apa yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang

diharapkannya maka klien akan melepaskan diri dari hubungan tersebut.

2. Bersifat tatap muka, sifat ini memberikan makna bahwa hubungan patron

klien adalah hubungan pribadi yaitu hubungan yang dirasa saling percaya.

Masing-masing pihak mengandalkan penuh kepercayaan, karena hubungan

ini tidak terikat oleh perjanjian.

3. Bersifat luwes dan meluas, dalam relasi ini bantuan yang diminta patron

dapat bermacam-macam, mulai dari membantu memperbaiki rumah,

mengolah tanah, sampai kampanye politik. Hubungan ini dapat dimanfaatkan

ketika klien mengalami kesulitan mengurus sesuatu, sehingga hubungan ini

dapat dimanfaatkan berbagai macam keperluan oleh kedua belah pihak dan

klein tidak hanya mendapat bantuan ketika klien mengalami musibah.

Menurut beberapa pernyataan di atas bahwa, hubungan patron klien

merupakan hubungan pertukaran antara buruh dan majikan dimana majikan

memberikan pekerjaan kepada buruh dengan memberikan upah, sedangkan

buruh membutuhkan pekerjaan tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-

Page 33: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

17

hari dengan mengandalkan tenaga atau keterampilan yang di milikinya, selain

itu hubungan patron klien bersifat tatap muka, saling mengenal secara pribadi

dan saling mempercayai. Hubungan patron klien itu sendiri mempunyai

pengertian bahwa adanya pola hubungan timbal balik antara majikan dan

buruh yang menempatkan majikan sebagai patron atau orang yang memiliki

kekuasaan, status wewenang, dan pengaruh, Sedangkan klien adalah orang

yang diperintah dan yang disuruh (buruh).

2.2 Sektor Informal

Istilah sektor informal mula-mula diperkenalkan oleh Keith Hart yang

merupakan hasil kajian mengenai aktivitas perekonomian yang unik di Accra

dan Gana, dalam penelitiannya dia menemukan adanya fariasi yang besar

dalam hal tersedianya peluang pendapatan legal dan ilegal pada kelompok

miskin perkotaan. (Gilbert dan Gugler, dalam Rini 2012)

Sektor informal meliputi semua usaha komersial dan non komersial, yang

tidak memiliki struktur formal dalam organisasi dan operasinya. Usaha-usaha

ini tidak terdaftar, tidak membayar pajak dan tidak mengikuti peraturan

undang-undang yang berlaku. Hal ini menunjukan bahwa sektor informal

tidak memiliki akses kredit atau asuransi formal, dan tidak bisa berharap

mendapatkan perlindungan unndang-undang. Sektor informal memiliki

aturan-aturan budaya sendiri dalam proses berlangsungnya usaha ini yaitu,

hukum dan kecakapan terapan tradisional, nilai dan pola sosial, cara-cara

bertranaksi dan berproduksi, sistem hubungan sosial dan kontrol sosial sendiri

Munker dan Walter (dalam Suradi, 2011).

Page 34: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

18

Menurut Burger dan Buvinic (dalam Pitoyo 2007) menjelaskan

perkembangan sektor informal secara multiperspektif. Ada empat teori yang

secara kenseptual mampu menjelaskan lahirnya sektor informal, yakni Excess

of labor supply approach, neo Marxist approach, underground approach, dan

neo –liberal approach. Teori kelebihan tenaga kerja menjelalskan

perkembangan sektor informal berdasarkan konsep supply dan demand.

Menurut teori ini, berkembangnya sektor informal adalah respon terhadap

keterbatasan sektor formal dalam menyerap excess tenaga kerja. Hal ini

terjadi karena ketidak sempurnaan pasar tenaga kerja formal. Disebutkan

tenaga kerja formal cenderung memilih tenaga kerja yang memiliki

persyaratan keahlian tertentu dan terdidik, padahal tenaga kerja yang ada

tidak semuanya memenuhi persyaratan tersebut. Sebagai akibatnya tenaga

kerja yang tidak terserap kedalam sektor formal akan mencari usaha alternatif

yang lebih mudah, yaitu sektor informal.

Berbeda halnya dengan kelebihan tenaga kerja, pendekatan neo Marxist lebih

memandang sistem kapitalis dengan ditandai dengan padat modal dan buta

akan distribusi hasil produksi sebagai biang keladi dari tumbuhnya sektor

informal. Yang secara gamblang menimbulkan dua kutub yang berseberangan

yaitu sistem ekonomi inti dan sistem ekonomi pinggiran yang berimbas pada

ketergantungan ekonomi pinggiran terhadap sistem ekonomi inti.

Menurut underground approach sektor informal tumbuh sebagai akibat

kompetisi international diantara industri-industri besar dunia. Industri

bersekala besar tersebut lebih menguasai pasar dan selajutnya dikenal sebagai

Page 35: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

19

sektor formal. Keberadaan industri besar secara ilmiah akan menumbuhkan

banyak industri kecil sehingga memunculkan berbagai bentuk persaingan

yang memaksa industri kecil melakukan berbagai kegiatan informal agar tetap

bertahan.

Sedangkan pendekatan keempat dalam menjelaskan pertumbuhan sektor

informal adalah neo liberal approach. Sektor informal muncul sebagai akibat

berbagai persyaratan birokrasi dan administrasi yang harus dipenuhi untuk

menjadi sektor formal (Maldonada,dalam Pitoyo, 2007) akibatnya banyak

unit produksi skala menengah dan kecil tidak dapat memenuhi persyaratan

birokrasi dan administrasi. Ketidak mampuan unit produksi dalam memenuhi

aturan-aturan tersebut untuk menjadi sektor formal mengondisikannya dengan

cara di sektor formal. Sektor baru dengan mekanisme usaha tidak beraturan

ini selanjutnya disebut sebagai sektor informal.

Suthuraman (dalam Pitoyo 2007) menjelaskan bahwa istilah sektor informal

biasanya digunakan untuk menunjukan sejumlah kegiatan ekonomi yang

bersekala kecil. Karena itu mereka yang memasuki kegiatan bersekala kecil

ini bertujuan untuk mencari kesempatan kerja dan pendapatan dari pada

mempertimbangkan keuntungan, karena mereka yang masuk ke dalam sektor

ini umumnya dari kalangan miskin, berpendidikan sangat rendah, tidak

terampil, dan kebanyakan para migran.

Muzamdar dalam Siregar 2013, mendeskripsikan sektor informal sebagai

sektor yang tidak terproteksi/terlindungi dan sektor formal yang terproteksi

lebih lanjut ia mengatakan:

Page 36: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

20

“perbedaan yang mendasar antara kedua sektor tersebut adalah pada idebahwa kesempatan kerja disektor formal dalam beberapa atau segala hal yangterproteksi, sehinggga tingkat upah dan kondisi kerja di dalam sektor ini padaumumnya tidak tersedia bagi pencari kerja dalam pasar tenaga kerja, kecualimereka dapat mengatasi kendala untuk masuk kedalam sektor ini. Proteksitersebut dapat dilakukan oleh tindakan organisasi buruh, pemerintah ataukedua-duanya.”

Sektor informal dikenal dengan beberapa istilah, tergantung pada konteks dan

sudut pandangnya. Istilah-istilah tersebut antara lain, ekonomi informal,

ekonomi tidak terstruktur/teratur, sektor yang tidak terorganisir atau

pekerjaan yang tidak tampak dan terperhatikan, dalam konteks perkotaan,

sering kali sektor informal merujuk kepada keberdaan perusahaan kecil yang

memproduksi serta menjual barang dan makanan, atau menawarkan jasa yang

melibatkan transaksi pasar dan pembayaran yang dilakukan secara tunai.

Seperti, pedagang kaki lima, penjual Koran, pengamen, pengemis, pedagang

asongan, industri rumah tangga, dan lain-lain. Mereka merupakan pekerja

yang tidak terikat dan tidak terampil dengan pendapatan yang rendah

(Suharto, dalam Suradi, 2011).

Konsep sektor informal oleh Afrida (dalam Sari 2012) dikemukakan sebagai

status hubungan kerja yang terdiri atas pekerja mandiri dengan bantuan

tenaga kerja lepas, dan pekerja keluarga tanpa bayaran. Ciri-ciri lain pada

sektor informal adalah dengan mudahnya menyerap tenaga kerja karena tidak

mempunyai persyaratan khusus dalam penerimaan tenaga kerja, seperti

pendidikan formal maupun informal serta modal yang besar.

Munker dan Walter (dalam Suradi 2011) mengidentifikasi beberapa

karakteristik sektor informal, yaitu mudah dimasuki, ketergantungan pada

Page 37: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

21

sumberdaya asli, modal yang diperoleh secara lokal dan sedikit, kepemilikan

bersifat kekeluargaan, operasi skala kecil, kurang perencanaan, padat karya

dan teknologi yang diadaptasikan, produkstivitas cenderung lebih rendah,

biaya produksi dan biaya tetap rendah, flesibelitas tinggi dalam pasokan,

harga dan kesesuaian anggaran pendanaan. Kemudian keterampilan diperoleh

dari sistem pendidikan nonformal, (Munker dan Walter dalam Suradi, 2011 )

Menurut Hidayat (dalam Lamba 2011) menyimpulkan ciri-ciri pokok sektor

informal sebagai berikut:

1. Merupakan kegiatan yang tidak terorganisir dengan baik, karena itu

kegiatannya tidak menggunakan atau berhubungan dengan lembaga formal

dan fasilitas yang tersedia.

2. Umumnya tidak memiliki izin usaha

3. Kegiatan tidak teratur baik lokasi maupun jam kerja

4. Kebijakan dan bantuan pemerintah tidak menyentuh sektor ini

5. Para pelakunya mudah keluar masuk, karena tidak terlalu memerlukan

skill dan modal besar

6. Metode dan teknologi yang digunakan masih bersifat tradisional

7. Modal yang digunakan relatif kecil dan perputarannya agak lambat

8. Tidak memerlukan pendidikan, keterampilan maupun pengalaman yang

tinggi

9. Tidak mempekerjakan orang melainkan sebagian besar berasal dari

tetangga atau bahkan keluarga

10 Sumber modal berasal dari tabungan sendiri

Page 38: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

22

11 Hasil produksi yang dihasilkan dan ditawarkan terutama barang kebutuhan

pokok atau barang yang dikonsumsi oleh golongan masyarakat ekonomi

menengah kebawah.

Berdasarkan berbagai pendapat tersebut bahwa sektor informal tidak mudah

untuk didefinisikan istilah ataupun karakteristiknya karna tergantung pada

konteks dan sudut pandangnya, dalam studi ini sektor informal didefinisikan

sebagai unit usaha yang berskala kecil yang menghasilkan dan

mendistribusikan barang dengan tujuan utama untuk menciptakan kesempatan

kerja dan pengahasilannya sendiri.

2.3 Industri RumahanTangga Pembuatan Kemplang

Pengertian industri sangat luas, dapat dalam lingkup makro maupun mikro.

Secara mikro industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang

menghasilkan barang-barang yang mempunyai sifat yang saling mengganti

sangat erat, dari segi pendapatan yaitu bersifat makro. Industri adalah

kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah, jadi batasan industri secara

mikro sebagai kumpulan perusahaan yang menghasilkan barang, sedangkan

secara mikro dapat membentuk pendapatan (Hasibuan, dalam Firmansyah,

2015).

Industri kecil atau industri mikro didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi

yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau

barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk

penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan

Page 39: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

23

industri. Industri kecil adalah jenis industri mikro dengan modal dibawah

Rp500.000.000 dengan menggunakan peralatan yang sederhana untuk proses

produksinya (Rahmatiah, 2017).

Menurut Anoraga (dalam Sholikhah 2017) industri kecil memiliki peranan

penting dalam penyerapan tenaga kerja, penggerak roda perekonomian dan

pelayanan masyarakat. Hal tersebut memungkinkan karakteristik dari usaha

kecil tersebut yang tahan terhadap krisis ekonomi karena usaha kecil

dijalankan dengan ketergantungan yang rendah terhadap pendanaan.

Fenomena industri kecil juga terdapat di Negara-Negara berkembang.

Definisi industri kecil berkembang dari definisi yang sempit (sederhana)

sampai dengan definisi luas dan kompleks. Definisi ini berkembang seiring

perkembangan penelitian tentang industri kecil dan perkembangan kehidupan

industri kecil itu sendiri. Definisi industri kecil secara sederhana adalah

kumpulan perusahaan-perusahaan secara sektoral dan spasial yang didominasi

oleh satu sektor. Definisi ini banyak digunakan oleh peneliti-peneliti industri

kecil yang melakukan penelitian di Negara berkembang (Schmitz dan Nadya

dalam Rahmawati, 2017)

Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang perindustrian (dalam Firmansyah

2015) pengertian industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah

bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi yang

mempunyai nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya. Menurut Sutmaja

(dalam Sugiarti 2016) pembangunan industri yang dimaksud untuk

meningkatkan pendapatan nasional dan kesejahteraan masyarakat harus

Page 40: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

24

sejalan dengan pemecahan masalah-masalah lainnya dan sedapat mungkin

tidak tidak menimbulkan masalah baru yang lebih gawat. Oleh karena itu,

potensi yang ada diberbagai daerah dengan segala masalah yang ada pada

daerah yang bersangkutan harus diintegrasikan sebagai upaya untuk

mensejahterakan masyarkat di daerah yang bersangkutan.

Dari beberapa pendapatan tersebut dapat disimpulkan bahwa industri

merupakan kumpulan-kumpulan sebuah perusahaan yang mengelolah barang

mentah, bahan baku, barang setengah jadi menjadi barang yang memiliki nilai

yang lebih tinggi untuk penggunaannya. Sehingga dengan adanya industri

dapat meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan kesejahteraan

msyarakat.

Perkembangan ekonomi dan dinamika penduduk telah mengakibatkan

perkembangan industri rumah tangga, pada umumnya bergerak pada industri

pengolahan yaitu usaha yang memproduksi barang-barang yang sederhana

dan terjangkau yang berasal dari bahan mentah menjadi barang jadi atau

barang setengah jadi, diantaranya ialah seperti produk kerajinan dan pangan

(wijaya dan Mutia, 2016).

Page 41: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

25

Menurut Azhari (dalam Sugiarti 2016) berdasarkan eksistensinya industri

rumah tangga dibedakan menjadi tiga kelompok, diantaranya yaitu industri

lokal, industri sentra, industri mandiri.

1. Industri lokal

Industri lokal adalah kelompok industri yang menggantungkan kelangsungan

hidupnya kepada pasar setempat yang terbatas dan relatif tersebar disuatu

lokasi saja. Skala industri kecil dan termasuk kedalam pola industri yang

bersifat sub.

2. Industri sentra

Industri sentra merupakan industri yang berskla kecil dengan membentuk

kelompok atau kawasan produksi yang terdiri dari beberapa unit usaha yang

menghasilkan barang sejenis. Target pemasaraan umumnya menjangkau

pasar yang lebih dari industri lokal. Sehingga peranan perantara menonjol.

3. Industri mandiri

Industri mandiri merupakan jenis industri rumah tangga tetapi telah memiliki

sarana yang canggih. Pemasaran hasil produksinya tidak tergntung pada

perantara.

Berdasarkan eksistensi industri rumah tangga yang telah dijelaskan di atas

bahwa industri rumah tangga pembuatan kemplang yang ada di Kampung

Sekip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kota Bandar Lampung termasuk

kedalam kelompok industri sentra karena di Kampung Sekip Rahayu terdiri

dari beberapa unit usaha yang menghasilkan barang yang sejenis.

Page 42: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

26

Industri rumah tangga pembuatan kemplang adalah jenis makanan ringan

yang pada umumnya dibuat dari adonan tepung tapioka dan dicampur bahan

perasa seperti ikan. Proses pembuatan kemplang tidak sulit dengan

menggunakan alat-alat sederhana. Kerupuk kemplang dibuat dengan

mengukus adonan sampai matang, kemudian dipotong-potong hingga tipis

kemudian dikeringkan dengan bantuan sinar matahari. Kerupuk bukanlah

makanan asing bagi masyarakat Indonesia khususnya pada masyarakat

Sumatra, bagi masyarakat Indonesia kerupuk merupakan makanan ringan

yang digunakan sebagai pelengkap makanan.

2.4 Kerangka Fikir

Hubungan antara buruh dan majikan merupakan sebuah hubungan pertukaran,

yang bersifat saling membutuhkan, di mana buruh membutuhkan pekerjaan

untuk memenuhi kebutuhan pokoknya sedangkan majikan membutuhkan

pekerja atau buruh dalam membantu usahanya agar terus berjalan.

Menjalankan suatu hubungan kerja tidak lepas dari adanya pertukaran sosial

sesuai yang telah diungkapkan oleh Homan (dalam Wibawa, 2015) berangkat

dari sebuah asumsi dasar do ut des yang artinya saya memberi supaya engkau

memberi yang artinya semua kontak diantara manusia berawal dari skema

memberi dan mendapatkannya kembali dalam jumlah yang sama, bahwa

tingkah laku manusia didasarkan atas pertimbangan untung dan rugi atau cost

dan reward. Manusia dalam berinteraksi selalu mempertimbangkan cost suatu

pengorbanan dan reward suatu penghargaan atau manfaat yang diperoleh

dalam sebuah interaksi.

Page 43: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

27

Dalam teori pertukaran, pola hubungan kerja tersebut tercermin kedalam

hubungan patron klien. Menurut Scoot (dalam rustinsyah 2006) hubungan

patron klien adalah suatu kasus khusus hubungan antara dua orang yang

sebagian besar melibatkan persahabatan instrumental, di mana seseorang

yang lebih tinggi sosial ekonominya (patron) menggunakan pengaruh sumber

daya yang dimilikinya untuk memberikan perlindungan atau keuntungan

kepada orang yang lebih rendah kedudukannya yaitu klien, yang pada

gilirannya membalas pemberian tersebut dengan memberikan dukungan yang

umum dan bantuan termasuk jasa-jasa pribadi kepada patron

Relasi sosial atau hubungan sosial yang terjadi dalam sebuah hubungan kerja

antara buruh dan majikan dapat disebut sebagai hubungan patron-klien karena

dalam hubungan ini terjadi apabila terdapat dua orang atau lebih yang

mempunyai kepentingan yang sama, yaitu antara patron dan klient. Masing-

masing pihak memiliki sejumlah sumberdaya yang dapat dipertukarkan satu

sama lain yang saling menguntungkan. Seperti patron biasanya memiliki

sumberdaya yang cukup besar misalnya perlindungan, rasa aman, fasilitas,

kedudukan, keuangan, dan lain sebagainya. Sementara klient menyediakan

dukungan dan tenaga (baik yang berbentuk keahlian maupun tenaga kasar)

dengan demikian hubungan antara buruh dan majikan terjadi hubungan yang

saling meguntungkan atau hubungan yang bersifat timbal balik

Hubungan kerja sektor informal merupakan hubungan kerja yang tidak hanya

terjadi relasi produksi tetapi juga terjadi relasi sosial, Pola relasi sosial

umumnya berdasarkan hubungan kekerabatan atau ketetanggaan sehingga

Page 44: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

28

dalam relasi produksi yang terbangun dalam hubungan kerja memberikan

kemudahan untuk memperoleh pekerjaan dan tenaga kerja, pinjaman dan

sebagainya. Hal inilah yang menarik untuk dilakukan penelitian yang

mengkaji bagaimana hubungan atau relasi sosial buruh dan majikan pada

usaha kemplang yang ada di Kampung Sekip Rahayu Kelurahan Bumi Waras

Kota Bandar Lampung.

Gambar. 1. Bagan Kerangka Fikir

Majikan

Buruh/pekerja

Relasi sosial

Hubungankerja

Pertukaransosial

HubunganPatron Klien

Page 45: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

III METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Menurut Spradley

(dalam Sugiyono, 2012) pendekatan kualitatif adalah pendekatan untuk

membangun pernyataan pengetahuan berdasarkan perspektif kontruktif

(misalnya, makna-makna yang bersumber dari pengalaman individu, nilai-

nilai sosial dan sejarah, dengan tujuan untuk membangun teori atau pola

pengetahuan tertentu). Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami objek

yang diteliti secara mendalam, sehingga dengan demikian penelitian kualitatif

ini lebih cocok dan relevan dengan topik atau pembahasan yang akan diteliti

karena orientasinya kualitatif ini dapat mengungkapkan bagaimana relasi

sosial yang terjadi antara buruh dan majikan di Kampung Sekip Rahayu

Kelurahan Bumi Waras Kota Bandar Lampung.

Adapun alasan untuk menggunakan jenis penelitian ini, karena sesuai dengan

masalah yang diajukan dalam penelitian ini yang menekankan pada

pendeskripsian pola relasi social antara buruh dan majikan pada usaha

pembuatan kemplang di Kampung Sekip Rahayu, di samping itu penelitian

ini lebih banyak bersifat terbuka terhadap keseluruhan data yang diperoleh

dilapangan. Data deskriptif kualitatif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan

Page 46: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

30

dari orang-orang dan prilaku yang sedang diamati, maka dari itu sangat

relevan apabila penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif

3.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini sangat penting dalam melakukan suatu penelitian agar

dapat membatasi studi yang akan diperoleh. Pengumpulan data dapat tertuju

pada suatu batasan pemahaman masalah-masalah yang akan menjadi tujuan

penelitian. Suatu penelitian tanpa adanya focus penelitian maka akan terjebak

oleh banyaknya data yang diperoleh dilapangan sehingga dalam penelitian ini

ingin memaparkan bagaimana relasi sosial buruh dan majikan dalam

hubungan kerja pada usaha industri rumah tangga pembuatan kemplang

seperti:

1. Recruitmen tenaga kerja/mencari pekerja

2. Pembagian kerja

3. Peraturan jam kerja

4. Pembayaran upah

3 .3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam penelitian ini dilaksanakan di Kampung Sekip

Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kota Bandar Lampung. Adapun alasan

penelitian dilakukan di Kampung Sekip Rahayu ini dengan beberapa alasan

atau perimbangan antara lain:

1. Kampung Sekip Rahayu merupakan sentra industri rumah tangga

pembuatan kemplang

Page 47: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

31

2. Banyak masyarakat Kampung Sekip Rahayu yang bekerja sebagai buruh

pengolahan kemplang.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut, maka penelitian ini mengambil lokasi di

Kampung Sekip Rahayu, Kelurahan Bumi Waras Kota Bandar Lampung.

3. 4. tekhnik Penentun Informan

Informan yang dijadikan sebagai sumber informasi dalam penelitian ini

adalah buruh dan majikan pada usaha pembuatan kemplang di Kampung

Sekip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kota Bandar Lampung yang

mempunyai rutinitas bekerja sebagai buruh dan memiliki informasi kuat

untuk memberikan data, dipilih dengan sengaja dengan tujuan tertentu.

Penentuan informan dalam penelitian kualitatif berfungsi untuk mendapatkan

informasi yang maksimum, dalam penelitian ini penentuan informan

menggunkan tekhnik purvose sampling yaitu penentuan dengan menetapkan

berdasarkan criteria dan pertimbangan tertentu.

Spradley dalam (Sugiyono 2014) mengatakan bahwa agar dapat data yang

diperoleh lebih valid, maka perlu mempertimbangkan beberapa criteria dalam

menentukan informans ebagai berikut:

1. Subjek telah lama dan intensif menyatu dengan lokasi penelitian. Hal ini

ditandai dengan kemampuan memberikan informasi diluar kepala tentang

sesuatu yang ditanyakan.

Page 48: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

32

2. Subjek masih terikat secara penuh serta aktif pada kegiatan yang menjadi

sasaran penelitian.

3. Subjek mempunyai cukup informasi yang dibutuhkan untuk penelitian ini,

serta memiliki banyak waktu atau kesempatan untuk diminta informasi.

Penelitian ini memilih pemilik usaha kemplang beserta buruhnya untuk

menjadi informan berdasarkan persebaran daerah usaha yang dapat mewakili

data di Kampung Sekip Rahayu Kelurahan Bumi Waras yang dikelola

informan yang dipilih.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dapat diperlukan adalah

sebagai berikut :

1. Observasi non partisipatif

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan secara

sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala

yang diamati, dalam penelitian ini menggunkan teknik obeservasi non

partisipatif. Observasi tersebut hanya mendatangi lokasi dan mengadakan

pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian, dan mencatat

fenomena yang diselidiki. Data yang dikumpulkan dalam pengamatan ini

untuk mengetahui secara langsung bagaimana pola hubungan kerja yang

terjadi antara buruh dan majikan pada usaha industri rumah tangga

pembuatan kemplang.

Page 49: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

33

2. Wawancara Mendalam

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam. Wawancara secara

mendalam bertujuan untuk memperoleh dan menggali informasi secara

mendalam dan menyeluruh mengenai usaha industri rumah tangga pembuatan

kemplang di Kampung Sekip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kota Bandar

Lampung. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara tatap muka

kepada informan dan melakukan wawancara melalui telpon kepada informan.

Wawancara tatap muka yaitu wawancara dengan Tanya jawab dan bertatap

muka kepada informan, sedangkan wawancara melalui telepon yaitu

melakukan wawancara dengan tanya jawab melalui telepon.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan cara pengumpulan data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen, rapat agenda, dan sebagainya teknik dokumentasi dalam

penelitian ini digunakan untuk melengkapi data yang bersifat skunder seperti

data jumlah penduduk luas wilayah letak administrasi dan jumlah sektor

informal

3. 6. Analisis Data

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

analisis Spradley (dalam Sugiyono 2014) yaitu model data penelitian

kualitatif yang dikemukakan oleh Spradley pada tahun 1980. Spradley

mengemukakan empat tahapan dalam analisis data pada penelitian kualitatif

namun dalam penelitian ini hanya menggunkan analisis domain saja.

Page 50: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

34

3.6.1 Analisis Domain

Menurut penjelasan Sugiyono (2012) analisis domain dilakukan untuk

memperoleh suatu gambaran umum dan menyeluruh tentang situasi sosial

yang diteliti atau obyek penelitian. Data diperoleh dari grand tour dan

minitourquestions, merupakan pertanyaan umum yang relatif mudah untuk

dijawab, dan apabila sudah mendapatkan tanggapan berupa gambaran umum

maka grand tour dan minittour questions menukik pada salah satu jawaban

dari informan, yang sebelumnya belum pernah diketahui, dalam analisis ini

informasi yang diperoleh belum mendalam, masih dipermukaan, namun

sudah menentukan domain-domain atau kategori dari situasi sosial yang akan

diteliti.

Dalam permulaan penelitian, mengumpulkan data apa saja yang diperlukan

untuk mendapatkan gambaran umum tentang relasi sosial buruh dan majikan

pada usaha industri rumah tangga pembuatan kemplang di Kampung Sekip

Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kota Bandar Lampung, sebelum melakukan

wawancara ada beberapa prosedur yang harus dilewati, pertama menemui

kepala kelurahan Bumi Waras untuk mendapatkan izin melakukan penelitian,

setelah itu menemui ketua RT Kampung Sekip Rahayu untuk meminta izin

dan rekomendasi tentang masyarakat Kampung yang memproduksi kerupuk

kemplang, kemudian melakukan wawancara kepada ketua RT tentang

Bagaimana awal mula berkembangnya usaha kemplang yang ada di Kampung

Sekip Rahayu.

Page 51: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

IV. GAMBARAN UMUM

4.1. KeadaanUmum Kota Bandar Lampung

4.1.1 KeadaanUmum

Kota Bandar Lampung merupakan ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena

itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintah, sosial, politik, pendidikan

dan kebudayaan, kota ini juga merupakan pusat perekonomian Daerah

Lampung. Kota Bandar Lampung terletak di wilayah yang strategis karena

merupakan daerah transit kegiatan perekonomian antara pulau Sumatra dan

pulau Jawa, sehingga menguntungkan bagi pertumbuhan dan pengembangan

Kota Bandar Lampung sebagai pusat perdagangan, industri dan pariwisata.

(Badan Pusat Statistik, 2017)

Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada 5o20 sampai dengan

5o30 lintang selatan dan 105o28 sampai dengan 105o37 bujur timur. Ibu Kota

Propinsi Lampung ini berada di Teluk Lampung yang terletak di ujung

Selatan Pulau Sumatra.

Page 52: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

36

Kota Bandar Lampung memiliki luas area 197,22 km2 yang terdiri dari 20

Kecamatan dan 126 Kelurahan. Secara administratif Kota Bandar Lampung

di batasi oleh :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Selatan

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Lampung.

3. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Gedung Tataan dan Padang

Cermin Kabupaten Pesawaran.

4. Sebelah timur dengan Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung

Selatan (BPS, 2017).

4.1.2Topografi

Kota Bandar Lampung terletak pada ketinggian 0 sampai 700 meter di atas

permukaan laut dengan topografi yaitu: (BPS, 2017)

1. Daerah pantai yaitu sekitar Teluk Betung bagian selatan dan Panjang

2. Daerah perbukitanya itu sekitar Teluk Betung bagian utara

3. Daerah dataran tinggi serta sedikit gelombang terdapat di sekitar Tanjung

Karang bagian barat yang dipengaruhi oleh Gunung Balau serta perbukitan

Batu Serampok di bagian Timur Selatan

4. Teluk Lampung dan pulau-pulau kecil bagian selatan

Page 53: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

37

4.2. Keadaan Umum Kecamatan Bumi Waras

4.2.1 Sejarah Singkat

Kecamatan Bumi Waras merupakan salah satu dari 20 Kecamatan di Kota

Bandar Lampung. Kecamatan Bumi Waras merupakan hasil pemekaran dari

wilayah Kecamatan Teluk Betung Selatan, berdasrkan Peraturan Daerah Kota

Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang penataan dan pembentukan

Kelurahan dan Kecamatan, letak geografis dan wilayah administrative

Kecamatan Bumi Waras berasal dari sebagian wilayah geografis dan

administratif Kecamatan Teluk Betung Selatan dengan batas-batas sebagai

berikut: (BPS, 2017)

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kedamaian

2. Sebelah selatan berbatasan denganTeluk Lampung

3. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Panjang

4. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Teluk Betung Utara

4.2.2 Keadaan Geografi dan Luas Kecamatan

Kecamatan Bumi Warasa dalah wilayah Kecamatan Kota Bandar Lampung

dan Merupakan 1 wilayah pantai yang membujur dari Timur kearah Barat

Pantai Teluk Lampung, dengan luas wilayah 376,5ha dengan jumlah

penduduk 56.823 jiwa.

Page 54: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

38

4.2.3Topografi

Kecamatan Bumi Waras secara topografis mempunyai wilayah yang relative

datar terutama bagian yang menyusuri pantai dan sebagian kecil mempunyai

wilayah berbukit atau bergelombang

4.3. Keadaan Umum Kelurahan Bumi Waras

4.3.1 Sejarah KelurahanBumiWaras

Pada mulanya Bumi Warasa dalah tempat untuk mengkarantina penderita

penyakit menular (cacar, kolera dll) terutama bagi penumpang kapal laut dan

kereta api yang akan melanjutkan perjalananya kepulau Jawa. Setelah

menjalankan karantina kemudian para penderita penyakit berangsur-angsur

sembuh. Mengingat banyaknya penderita penyakit yang sembuh, maka

masyarakat menyebutnya sebagai Kampung Bumi Waras yang berarti

(Bumi=Tanah, Waras=sehat/sembuh) dengan kata lain Bumi Waras berarti:

tanah yang sehat (Profil Kelurahan Bumi Waras, 2013)

Kelurahan Bumi Waras pada awalnya merupakan suatu dusun (Dusun Bumi

Waras) yang menginduk pada Kampung Kupang Teba Kecamatan Teluk

Betung Utara. Kemudian pada Tahun 1972 diadakan pemekaran menjadi satu

Kampung (Kampung Bumi Waras) yang berdiri sendiri dalam Kecamatan

Teluk Betung Utara Kotamadya Daerah Tk III Tanjung Karang-Teluk

Betung. Pada tahun 1981 status Kampung Bumi Waras berubah menjadi

Kelurahan Bumi Waras. (Profil Kelurahan Bumi Waras, 2013)

Page 55: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

39

4.3.2 Luas dan Batas Wilayah Kelurahan Bumi Waras

BumiWaras merupakan kelurahan yang berada di Kecamatan Bumi Waras

yang merupakan hasil pemekaran dari wilayah Kecamatan Teluk Betung

Selatan, berdasarkan peraturan daerah No. 04 tahun 2012 tanggal 17

September 2012. Secara rinci luas Kelurahan Bumi Waras yang ada saat ini

73ha, yang sebagian digunakan untuk kepentingan pemukiman penduduk.

Dengan jumlah penduduk 13.987 jiwa dengan 3.321 jiwa Kepala

Keluarga(KK). Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Bumi Waras

berdasarkan data kelurahan Bumi Waras sebagai berikut.

1. . Sebelah Utara : Kelurahan Bumi Raya

2. . Sebelah Selatan : Teluk Lampung

3. . Sebelah Barat : Kelurahan Suka Raja, serta

4. . Sebelah Timur : Kelurahan Kangkung

Kelurahan Bumi Waras terdiri dari 3 Lingkungan (LK) dan 45 Rukun

Tetangga (RT). Kelurahan Bumi Waras terbagi menjadi 3 Lingkungan (LK)

dengan rincian sebagai berikut:

1. Lingkungan (LK) I terdiridari Kampung Kebon Dangder, Cendana, dan

Sekip Rahayu.

2. Lingkungan (LK) II terdiri dari Kampung Tanjung Raman Bawah,

Tanjung Raman Atas, dan Jualang

3. Lingkungan (LK) III terdiri dari Kampung Sriasih dan Kunyit

Dalam.

(Monografi Kelurahan Bumi Waras, 2017).

Page 56: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

40

4.3.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama

Keadaan penduduk Kelurahan Bumi Waras yang dilihat dari agama terdiri

dari 5 agama yaitu, agama Islam, Kristen, Katholik, Budha, dan Hindu.

Mengenai jumlah penduduk Kelurahan Bumi Waras berdasarkan agama dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama yang dianut Tahun 2016No Agama Jumlah1. Islam 121142. Kristen 7923. Katholik 3664. Hindu 405. Budha 792

Jumlah Penduduk 14104Sumber :Monografi Kelurahan Bumi WarasTahun 2017

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui masyarakat yang bermukim di

Kelurahan Bumi Waras berdasarkan agama sangat beragam, yaitu Islam,

Kristen, Katholik, Hindu, Budha, walaupun ada perbedaan agama di

Kelurahan Bumi Waras ini senantiasa hidup rukun dan saling menghargai.

Hal ini dapat dibuktikan dengan tidak adanya konflik antara masyarakat yang

berakar dari perbedaan agama. Keanekaragaman agama yang ada di

Kelurahan Bumi Waras tidak terlepas dari keadaan Daerah Bumi Waras itu

sendiri yang merupakan daerah tempat transit kegiatan perekonomian antara

pulau Sumatra dan pulau Jawa, sehingga banyak masyarakat yang memiliki

latar belakang agama, ras, dan suku yang berbeda memilih menetap untuk

berdagang. Seperti awal mula usaha pembuatan kemplang yang ada di

Page 57: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

41

Kampung Sekip Rahayu yang dilakukan oleh etnis Cina yang beragama hindu

dan Kristen.

4.3.4 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Penduduk Kelurahan Bumi Waras bermata pencaharian sebagai buruh,

pedagang atau wirasawasta, meskipun ada pula yang bekerja sebagai PNS dan

lain-lain. Keadaan penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 5. JumlahPendudukBerdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2016NoJenis Mata Pencaharian Jumlah1. Pegawai Negri Sipil (PNS) 1102. TNI/POLRI 153. Wiraswasta 35114. Buruh 64165. Pertanian -6. Pensiunan 707. Lain-Lain 3865JumlahPenduduk 13987Sumber: Monografi Kelurahan BumiWaras 2017

Kelurahan Bumi Waras secara geografis merupakan kelurahan yang tidak

jauh dari Kota Bandar Lampung, dilihat dari mata pencahariannya yang

beragam, hal ini dipengaruhi oleh tersedianya lapangan pekerjaan dan

kemudahan untuk mengaksesnya.

Adapun usaha atau pekerjaan masyarakat Kelurahan Bumi Waras dalam

memenuhi kebutuhan hidup, sebagaimana disajikan tabel di atas, dapat

diketahui bahwa hampir sebagian besar penduduk bekerja di sektor

nonformal. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan masyrakat sehingga

masyarakat memilih untuk bekerja di sektor informal dari pada formal. seperti

Page 58: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

42

di lingkungan I tepatnya di Kampung Sekip Rahayu yang sebagian besar

masyarakat kampung memilih bekerja sebagai buruh pembuatan kemplang.

4.3.5 Sarana dan Prasarana Kelurahan Bumi Waras

Sarana dan prasarana Kelurahan Bumi Waras meliputi:

Tabel 6. JumlahSarana dan Prasarana Tahun 2016NoSarana dan Prasarana Jumlah1. Masjid dan Mushola 212. SaranaKesehatan 173. Sarana Pendidikan 13Jumlah 51Sumber :Profil Kelurahan Bumi Waras Tahun 2017

1. Sarana dan prasarana peribadatan merupakan tempat untuk menjalankan

ibadah umat beragama secara berjamaah untuk memenuhi kebutuhan rohani.

fasilitas peribadatan yang ada di Kelurahan Bumi Waras hanya terdapat

masjid dan musolla, karena mayotitas penduduk yang ada di Kelurahan Bumi

Waras menganut agama islam, sedangkan untuk agama hindu, budha,

katholik, dan kristen, berada di batas sebelah selatan Kelurahan Bumi Waras

tepatnya di Daerah Teluk seperti gereja, dan vihara.

2. Sarana dan prasarana kesehatan merupakan salah satu sarana yang vital

dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat untuk mencegah

dan perlindungan penyakit untuk dapat dirawat secara medis. Sarana

kesehatan yang ada di Kelurahan Bumi Waras meliputi, puskesmas

pembantu, poli klinik, apotik posyandu, dan tempat praktik dokter.

Page 59: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

43

3. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang

penyelenggaraan proses belajar mengajar. Sarana dan prasarana pendidikan

yang ada di Kelurahan Bumi Waras meliputi Taman Kanak-Kanak (TK),

Sekolah Dasar (SD), Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), dan Pendidikan

Keagamaan

4.3.6 Letak Daerah Penelitian

Sekip Rahayu adalah salah satu lingkungan di Kelurahan Bumi Waras,

Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung. Sekip Rahayu terdiri dari 6

RT, yaitu RT 14 – RT 19. Jarak dari Sekip Rahayu ke Kecamatan Bumi

Waras kurang lebih 1 (satu) km dengan waktu tempuh sekitar 5 menit.

Kampung Sekip Rahayu langsung berbatasan dengan Teluk Lampung yang

merupakan penghasil ikan sebagai bahan baku kemplang. Selain itu, Sekip

Rahayu juga didukung dengan keberadaannya yang dekat dengan pasar ikan

gudang lelang dan pasar kangkung, sehingga tidak terlalu sulit untuk

menemukan bahan baku untuk keperluan produksi kemplang.

4.3.7 LatarBelakangPembuatan Usaha Kemplang

Industri rumah tangga pembuatan kemplang yang ada di Kampung Sekip

Rahayu sudah ada sejak tahun 80an. Awal mula pembuatan kemplang

dilakukan oleh etnis Cina, karena di Kampung Sekip Rahayu memiliki

persedian ikan yang cukup melimpah karena letaknya sendiri berada di

pinggir pantai. Penduduk setempat mengelola menjadi panganan ringan,

seperti kemplang dan kerupuk, yang pada awlanya hanya masih dengan

Page 60: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

44

jumlah produksi yang kecil dan hanya sebagai mata pencaharian tambahan.

Pembuatan kemplang dilakukan secara manual, alat yang digunakan dalam

pembuatan kemplang masih tergolong sederhana dan masih memanfaatkan

sinar matahari sebagai pengeringan. Sebagian besar penduduk Kampung

Sekip Rahayu yang memproduksi kemplang belajar dari tetangga atau

keluarga yang sebelumnya telah terlebih dahulu menggeluti usaha industry

rumah tangga pembuatan kemplang tersebut. Melihat permintaan pasar yang

semakin meningkat dari tahun ketahun membuat usaha ini masih bertahan

sampai sekarang bahkan bertambah peminatnya, terutama pada saat

memasuki musim lebaran ataupun tahun baru. Pemasaran kemplang saat ini

tidak hanya di Daerah Lampung bahkan sudah sampai keluar Lampung yaitu

pulau Jawa. (wawancaradengan HM 2017).

Page 61: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Relasi atau hubungan sosial yang terjadi antara buruh dan majikan pemilik usaha

kemplang menunjukan adanya suatu pola hubungan kerja patron klien yang

menempatkan posisi majikan sebagai patron dan buruh sebagai klien. Terjadi

sebuah hubungan pertukaran antara buruh dan majikan. Buruh melakukan

kewajiban dengan cara melakukan semua pekerjaannya yaitu membuat

kemplang, sedangkan majikan berkewajiban memberikan hak kepada buruh

berupa upah yang telah malakukan kewajiban sesuai dengan perjanjian

walaupun perjanjian tersebut hanya secara lisan tidak tertulis. Hubungan patron

klien merupakan hubungan yang bersifat tata pmuka, bersifat luwes dan maluas

serta rasa wajib membalas antara buruh dan majikan.

Mencari pekerja atau buruh majikan memberitahukan secara langsung lowongan

pekerjaan kepada orang yang sudah bekerja terlebih dahulu kepadanya bahkan

majikan mendatangi tetangga-tetangga sekita runtuk menawarkan pekerjaan hal

ini dilakukan ketika banyaknya pesanan kemplang. Para pekerja atau buruh

Page 62: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

102

merupakan tetangga sekitar sehingga dalam hubungan kerja memiliki sifat

hubungan ketetanggaan atau bahkan hubugan kekeluargaan dan saling percaya.

Pemberian upah diberikan sesuai kesepakatan yang telah disepakati, pemberian

upah sesuai dengan kebutuhan para pekerja atau buruh, ada yang mengambil

upah per-hari ada juga yang mengambil upah per-minggu sesuai dengan

permintaan buruh. Upah yang diberikan majikan kepada buruh berkisar

Rp65.000 untuk buruh laki-laki sedangkan untuk buruh perempuan Rp50.000

untuk tugas yang memanggang, sedangkan Rp15.000 untuk buruh perempuan

yang bertugas mengemas kemplang, selain upah pokok yang didapat oleh buruh

terdapat pula upah tambahan seperti tunjangan hari raya (THR).

Relasi social atau hubungan sosial yang terjalin antara buruh dan majikan semua

berjalan dengan bebas namun bertanggung jawab antara satu dengan yang lain

dan hubungan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Hal tersebut bertujuan

untuk mengambarkan bahwa dengan hubungan yang bersifat santai,

kekeluargaan, dan saling percaya. Ketika buruh membutuhkan bantuan berupa

pinjaman uang atau buruh mengalami sakit maka majikan memberikan pinjaman

kepada buruhnya. Sikap kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh majikan

terhadap buruhnya seperti ketika buruh membutuhkan pinjaman uang, sampai

buruh melunasi hutang. Majikan tidak membuat persyaratan barang-barang atau

surat-surat berharga sebagai jaminannya.

Page 63: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

103

Dalam pola hubungan kerja yang ada pada sektor informal yang tidak hanya

terjadi relasi produksi tetapi juga relasi sosial; terdapat suatu pola hubungan

pertukaran yang saling menguntungkan di mana kebutuhan terpenuhi sehingga

pola hubungan kerja dapat berjalan dengan baik.

6.2 Saran

Usaha sektor informal merupakan tumpuan hidup bagi masyarakat marginal di

kota, karena sektor ini menyerap cukup banyak tenaga kerja. Meskipun

bersekala kecil, sektor informal dapat bertahan dalam krisis ekonomi

dikarenakan sector ini dimiliki oleh perorangan dengan kepemilikan bersifat

kekeluargaan, operasi sekala kecil, produktifitas relatif rendah, fleksibelitas

tinggi dalam pasokan dan kesesuaian anggaran pendanaan, sehingga peran

pemerintah disini menjadi penting dalam rangka mendukung kemandirian

masyarakat untuk membuka usaha sendiri agar para buruh tidak lagi hanya

bergantung pada majikan, dalam hal ini dukungan yang diberikan sifatnya

membantu permodalan dalam membuka usaha sendiri dengan menawarkan

permodalan atas nama koprasi atau lembaga keuangan dengan bunga rendah dan

syarat yang tidak terlalu berbelit-belit.

Page 64: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. PT Raja Grafindo, Jakarta.

Anonim. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung 2015, Lampung Dalam Angka2015. BPS Provinsi Lampung.

Anonim. Badan Pusat Statistik, 2017. Kcamatan Bumi Waras dalam Angka2017. BadanPusatStatistik Kota Bandar Lampung

Haryanto, Sindung. 2006. Sosiologi ekonomi. Ar-Ruzz Media, Jogjakarta

Rahmatiah. 2017. Relasi Sosial Dalam Pembangunan Industri Kecil Menengah.Ideas Publishing. Gorontalo

Safari et, al. 2003. Hubungan Perburuhan di Sektor Informal Akatiga. Bandung

Sari. 2012. Transformasi Pekerja Informal ke Arah Formal: Analisis Deskriptifdan Regresi Logistik. Badan Pusat Statistik (BPS) Bali.

Skripsi :

Anwar. 2012. Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Interaksi Sosial PadaPerawat di Rumah Sakit Islam Surakarta. Skripsi.UniversitasMuhammadiyah. Surakarta

Astuti. 2012. Pola Relasi Sosial Petani Dan Buruh Tani Dalam ProduksiPertanian. Skripsi. Universitas Sumatra Utara.

Page 65: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

Koswara. 2009. Pengolahan Aneka Kerupuk. Skripsi. UniversitasMuhammadiyah Semarang

Kurniasih. 2009. Pola-Pola Hubungan Patron Klien di Sentra Kerajinan PerakKotagede Yogyakarta. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Lamba. 2011. Kondisi Sektor Informal Perkotaan dalam PerekonomianJayapura-Papua. Skripsi. Universitas Candrawasih. Papua.

Nofiawaty. 2012. Hubungan Antara Faktor Penduduk Setempat TerhadapKecenderungan Preferensinya. Skripsi. Universitas Sriwijaya.Palembang

Pitoyo. 2007. Dinamika Sektor Informal di Indonesia. Skripsi. UniversitasGadjah Mada, Yogyakarta.

Rahmawati dan Amir. 2003. Studi Potensi Industri Kecil di Desa TertinggalDalam Rangka Pemberdayaan Pengusaha Kecil di KabupatenBanyumas. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purwekerto

Sholikhah. 2017. Peran Usaha Industri Kecil Tahu Terhadap Kondisi SosialEkonomi Masyarakat Desa Kalisari Kecamatan Cilongok KabupatenBanyumas. Skripsi. Universita Negri Yogyakarta.

Siregar. 2013. Profi lSektor Informal. Skripsi. Universitas Maritim Raja AliHaji. Riau

Sugiarti. 2016. Buruh Deplok Kajian Hubungan Sosial Buruh Deplok PadaUsaha Emping Rumahan Di Kampung Nambah Dadi Terbanggi Besar.Skripsi. Universitas Lampung

Tumengko. 2012. Teori Sosiologi Suatu Perspektif Tentang Teori Konflik dalamMasyarakat Industri. Skripsi Universitas Sam Ratulangi. Manado

Wauran. 2012. Strategi Pemberdayaan Sektor Informal Perkotaan di KotaManado. Skripsi Universitas Sam Ratulangi. Sulawesi Utara

Page 66: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

Jurnal :

Darman. 2015. Kehidupan Sosial Pedagang Kaki Lima di Kota Samarinda.Jurnal Sosiologi Konsentrasi Volume 3 Nomor 1. 2015.

Firmansyah. 2015. Pengaruh Kosentrasi Industri Terhadap Efesiensi IndustriKecap di Indonesia Jurnal Ekonomi Pembangunan, Juni 2015. Volume13 No.1 hal 53-59

Rahmat. 2009. Penelitian Kualitatif. JurnalVol 5 No 9, dalam JurnalEquilibrium. vol. 5, No. 9, Januari 2009 : 1-8

Rustinsyah. 2011. Hubungan Patron Klien di Kalangan Petani Desa Kebonrejo.jurnal. Volume 24, Nomor 2.

Sukmawati. 2008. Struktur Pola Hubungan Sosial Ekonomi Juragan denganBuruh Dikalangan Nelayan Pantai Utara Jawa Barat. JurnalKependudukan Padjajaran Vol. 10, No. 1.

Sulaiman. 2015. Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan MenggunakanMetode Eoq Pada. Adi Mabel. Jurnal Teknovasi. Volume. 02, Nomor. 1,2015, 1-11.

Suradi. 2011. Peranan Sektor Informal Dalam Penanggulangan Kemiskinan.Jurnal Informasi, Vol. 16 No.03

Wibawa dan Santosa. 2015. Hubungan Kerja Patron Klien di Sentra IndustriPembuatan Genteng Winong. Jurnal Sosiologi Dilema, vol.30, No. 1.

Wijaya dan Mutia, 2016. Analisis Perkembangan Industri Kecil dan RumahTangga Dengan Pendekatan Dpsir, Studi Kasus di Kecamatan Ciparay,Kabupaten Bandung. Jurnal Volume 18 No 3.

Sumber Internet :

Ali dan Swistantoro. 2012. Hubungan Sosial Masyarakat Pendatang denganMasyarakat Tempatan di Desa Koto Mesjid Kecamatan XIII KotaKampar Kabupaten Kampar. Riauhttp://repository.unti.ac.id/xmlui/bitstream/handle/jurnal.pdf diaksestanggal 12 september 2016 Jam 08.00 WIB)

Page 67: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

Aman. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakartahttp://staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/dr-aman-mpd/c-1pelatihan.pdf diakses 12 September 2016 jam 20.00 WIB)

Faozi. 2016. Sistem Pengupahan Tenaga Kerja Home Industri.http://download.portalgaruda.org/article/sistem.pengupahan.tenaga.kerja.htm.pdf diakses 25 Mei 2018 jam 12.00 WIB.

Gaffar. 1991. Hubungan Patron Client dan Konsikuensinya Terhadap LahirnyaPengusaha Indonesia. http://journal.uii.ac.id/Unisia/article. diakses 28Mei 2018 jam 20.00 WIB.

Kuemba. 2010. Buruh Bagasi Kapal di Pelabuhan Kota Bitung.http://ejournal.unsrat.ac.id/holistik/article.pdf diakses 29 Mei 2018 jam14.00 WIB.

Prastijo. 2008. Hubungan Patron Klien. https://etnobudaya..net/hubungan-patron-klien.pdf diakses 25 Mei 2018 11:00 WIB

Rini. 2012. Dilema Keberadaan Sektor Informal.http://researchgate.net/dilema-keberadaan-sektor-informal.pdf diakses 29Mei 2018 20:00 WIB.

Rismawati. 2005. Pertukaran dan Hubungan Sosial di Kalangan Ina-Ina.http://media.neliti.com/media/publication/pertukaran-dan-hubungan-sosial-dikalangan-ina-ina/studi-antropologi-ekonomi.pdf diakses 5 april2017 21:00 WIB

Riyadi. 2009. Peran Sektor Informal Sebagai Katup Pengaman MasalahKetenagakerjaan. http://www.bappenas.go.id/files/kajian-peran-sektor-informal.pdf diakses 2 Juni 2018 18:00 WIB.

Sugiyono. 2014. Resume Buku Penelitian Kualitatifhttp://www.academia.edu/resume-buku-penelitian-kualitatif.pdf. diakses12 Oktober 08:00 WIB.

Susilo, et al. 2002. Strategi Bertahan Industri Makanan Skala Kecil PascaKenaikan Harga Pangandan Energi di Kota Yogyakartahttp://ejournal.stiesia.ac.id/ekuitas/article.pdf. diakses pada 10 Oktober20:00 WIB.

Wijaya. 2018. Analisis Data Kualitatif Model Spradley (Etnografi).http://www.researchgate.net/publication/analisis-data-kaulutatif-model-spradley.pdf. diakses 15 September 09:00 WIB.

Page 68: RELASI SOSIAL BURUH DAN MAJIKAN (Studi Pada Usaha Industri …digilib.unila.ac.id/55077/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Relasi buruh dan majikan atau hubungan buruh dan majikan

Zalmizy. 2013. Hubungan Sosial Mat Rampit.(http://www.academia.edu/hubungan-sosial-mat-rampit.pdf. diakses 15Juli 2017 10:00 WIB.