130
RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ANGGOTA KOMISIONER KOMISI PENYIARAN INDONESIA DALAM PEMBERITAAN SIASAT POLITIK STASIUN TELEVISI MAJALAH TEMPO SKRIPSI ANNISA HAISMAIDA 1110051100050 KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M / 1938 H

RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

  • Upload
    ledan

  • View
    240

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS

SELEKSI ANGGOTA KOMISIONER KOMISI PENYIARAN INDONESIA

DALAM PEMBERITAAN SIASAT POLITIK STASIUN TELEVISI

MAJALAH TEMPO

SKRIPSI

ANNISA HAISMAIDA

1110051100050

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M / 1938 H

Page 2: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

i

Page 3: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

ii

Page 4: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

iii

Page 5: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

iv

ABSTRAK

Annisa Haismaida, 110051100050

RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANALISIS WACANA KRITIS

PEMILIHAN ANGGOTA KOMISIONER KOMISI PENYIARAN

INDONESIA DALAM PEMBERITAAN SIASAT POLITIK STASIUN

TELEVISI DI MAJALAH TEMPO

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) merupakan lembaga penyiaran

independen pemerintah.KPI menjadi pemberitaan investigasi Majalah Tempo.

Mengenai proses pemilihan anggota komisioner yang diketahui tidak transparan

dan sesuai aturan. Adanya dugaan kuat campur tangan Partai politik terkait

menjelang pemilihan umum 2014.Peneliti melihat dari pemberitaan tersebut

adanya kenambungan kinerja KPI yang lemah menindak stasiun televisi nakal

yang melakukan pencitraan politik sebelum masa kampanye.Majalah Tempo

merupakan salah satu media yang mendalami isu ini ke dalam laporan investigasi.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah skripsi ini

adalah bagaimana memahami produksi teks serta praktik sosial budaya yang

dihasilkan Majalah Tempo dalam pemberitaan?Bagaimana penggambaran media

massa terhadap proses seleksi anggota komisoner kpi di Majalah Tempo?

Metodologi yang digunakan oleh peneliti dalam skripsi ini adalah metode

analisis wacana Norman Fairclough. Fairclough melakukan analisis berdasarkan

tiga dimensi yaitu analisis teks, discourse practice, dan sociocultural practice.

Metode ini memfokuskan bagaimana alur Majalah Tempo memberitakan KPI

kedalam laporan investigasi.Meteodologi penelitian dengan pendekatan

kualitatif.Data yang digunakan oleh peneliti laporan investigasi Siasat Politik

Stasiun Televisi yang terdapat dalam Majalah Tempo edisi 20-27 Januari 2014.

Peneliti menggunakan Ekonomi PolitikVincent Mosco dengan kosep

spasialisasi, komodifikasi dan strukturisasi (Vincent Mosco, 1996;138). Hal

tersebut agar mengetahui ideologi yang digunakan Majalah Tempo dalam

memberitakan proses seleksi anggota komisioner Komisi Penyiaran Indonesia.

Dapat disimpulkan, Majalah Tempo menekankan terhadap proses seleksi

anggota komisioner KPI yang berjalan tidak sesuai dengan aturannya dan dugaan

campur tangan partai politik. Hal tersebut terjadi saat awal mulai memasuki pesta

demokrasi pemilu tahun 2014.Teori ekonomi politik yang dilakukan Majalah

Tempo menampilkan mengenai para konglomerat media yang terjun didunia

politik sebagai pemicu menarik pembaca. Akan tetapi pemberitaan tersebut

sepenuhnya memberitakan mengenai proses pemilihan komioner KPI.

Kata kunci, Anggota Komisioner,KPI. Pemilu 2014. Siasat Politik Stasiun

Televisi

Page 6: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamualaikum Warahmatullahhi Wabarakatuh

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan nikmat serta hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat beserta salam tak lupa peneliti panjatkan kepada junjungan

Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan umat beliau yang

senantiasa mengikuti dan mengamalkan sunnah dan ajarannya.

Alhamdulillah akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ―Relasi Media Dan Politik: Analisis Wacana Kritis Seleksi Anggota

Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Dalam Pemberitaan Siasat Politik

Stasiun Televisi Majalah Tempo‖, yang disusun untuk memenuhi persyaratan

dalam memperoleh gelar Strata 1 (S1) di lingkungan Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam kesempatan ini, peneliti secara khusus ingin menyampaikan ucapan

terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orangtua peneliti, yaitu

Almarhumah Ibunda Dahniar Munir, saat menyusun skripsi, almarhumah masih

mendampingi dengan doa-doa terbaik untuk anak-anaknya. Ayahanda Hasbur

Bahrum yang telah mencurahkan kasih sayang dan dukungan baik materil maupun

moril, serta segala doa kepada peneliti. Semoga mereka selalu dalam lindungan

Allah SWT dan selalu diberikan keberkahan oleh-Nya.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

kekurangan dan kelemahan. Skripsi ini tentu tidak dapat terselesaikan dengan baik

tanpa adanya motivasi, bantuan, dan kerjasama dari berbagai pihak baik secara

langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Dr. Arief Subhan. Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Suparto,

Page 7: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

vi

M.Ed, Ph.D. Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Dr. Roudhonah,

M.Ag. Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Dr. Suhaimi, M.Si.

2. Ketua konsentrasi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si, dan Sekretaris, Dra. Hj.

Musfirah Nurlaily, MA, yang telah banyak membantu dan memberikan

kemudahan, masukan, dan solusi kepada peneliti dalam menyelesaikan kuliah

walaupun sering merepotkan.

3. Dosen pembimbing skripsi sekaligus dosen pembimbing akademik, Dr. Rulli

Nasrullah, M.Si, yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan

arahan, serta saran, selama proses penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas

segala doa, ilmu, perhatian, motivasi, saran, dan dukungan yang telah

diberikan kepada peneliti selama ini.

4. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat untuk peneliti sejak awal

perkuliahan hingga selesai.

5. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang

telah membantu peneliti dalam urusan administrasi selama perkuliahan dan

penelitian skripsi.

6. Mas Agoeng Wijaya selaku narasumber yang turut membantu melengkapi

penelitian skripsi.

7. Kakak-kakak dan adik peneliti, Afrizal, Taufik Hidayat, Hasni Rahmayanti,

Rahmat Shaleh Rahmat Fauzi, Rahmi Dita dan adik peneliti Ilham Firdaus,

yang telah memberikan dukungan baik materiil dan moril, tanpa ada kalian

motivasi untuk peneliti kurang lengkap dan sempurna.

8. Keluarga Besar Zubaidah– Bahrun, Tek Deswita, Tek Yeni, Tek Des,

Pak‘Ngah Zatirman, Pak Etek Ir. Darwis, Tek Masril, Pak Dang H. Zarlis,

bibi terbaik yang beberapa waktu belakangan ini memberikan semangat

menggantikan Almarhumah Ibunda. Lalu, ada sepupu baper, Adde Syafitri

dan Desi Siska yang selalu menemani peneliti.

Page 8: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

vii

9. Sahabat seperjuangan Irmalia, Fiqih Mutia, Indri Astuti, Regina Riwianti

yang telah berbagi motivasi, ilmu, pengalaman, inspirasi, dan bersedia

menerima semua keluh kesah peneliti dengan sabar. Semoga persahabatan

dan tali silaturahmi kita tidak akan pernah terputus sampai kapanpun.

10. Keluarga besar UKM KMF Kalacitra, UIN Jakarta, terlebih untuk angkatan

9enerasi Kece angkatan 9 ada Abdul Jalil, Ali Wafa, Ibnu Muhammad

(Gege), Zamzam, M. Fakhri, Husni, Rahmatia (Mamih), Icha, Amira, Icon,

Dewi, Cuplis, dan Helmi. Lalu ada keluarga kc lainnya, terimakasih Ka

Elisha, Bang Jose, Nidya Restu, Paul, Rahmat, Jean, Yara, Afida, dan anggota

KMF Kalacitranya yang telah membantu dan juga mau berteman dengan

peneliti sampai saat ini.

11. Gengs Rongo seperti Hanggi Tyo, M. Dwiyan, Nurfajria, Ika Suci, Athifah

Rahmah , Damar, Diyah, Latifah, Aulia Rahmi, Stiffani selalu menanyakan

kuliah peneliti sampai bosan, sampai masa waktu kuliah habis.

12. Teman-teman Jurnalistik Angkatan 2010 yang telah berjuang bersama-sama

dalam mengikuti perkuliahan Algi, Farid,Atep, Ardiansyah, Rulli, Budi,

Denisa, Amel dan Diyah. Terlebih untuk Power Of JB, Jurnalistik B 2010

Rizky Sholehudin, Dede Irvan, kompak terus yaa. Terima kasih atas

pertemanan, kenangan, pelajaran, dan pengalaman selama masa perkuliahan

juga masa sp khusus.

13. Teman-teman KKN Karisma 2013 yang telah saling support dan berbagi

keseruannya Ivan (Ipank), Egi. Jawahir, Intan Mayasari, Jawahir, Syahroni,

Firly, Novri, Ihwan, Lutfan, Amuk, Kiki, dan Sri.

14. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi

ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Namun, hal ini tidak dapat

mengurangi rasa hormat dan ucapan terima kasih peneliti.

Akhir kata peneliti berharap semoga segala bantuan yang telah diberikan

kepada peneliti, baik berupa dukungan, ilmu, dan doa mendapat balasan yang

setimpal dari Allah SWT. Peneliti menyadari skripsi ini masih belum mencapai

Page 9: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

viii

kesempurnaan, namun peneliti telah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat

menyelesaikannya dengan baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak, khususnya mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Wassalamualaikum Warahmatullahhi Wabarakatuh

Tangerang, 30 April 2017

Peneliti

Page 10: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... iii

ABSTRAK .................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah .............................................. 6

C. Tujuan dan Signifikasi Penelitian .......................................... 7

D. Metodologi Penelitian ............................................................ 8

E. Tinjauan Pustaka .................................................................... 11

F. Sistematika Penulisan ............................................................ 12

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Berita ..................................................................................... 14

1. Konsep Berita.................................................................... 14

2. Jenis Berita ........................................................................ 16

3. Investigasi ......................................................................... 17

B. Media Cetak .......................................................................... 19

C. Analisis Wacana .................................................................... 20

1. Pengertian Analisis Wacana .............................................. 20

2. Norman Fairclough ........................................................... 22

D. Teori Ekonomi Politik ............................................................ 25

1. Komodifikasi .................................................................... 26

2. Spasialisasi ........................................................................ 27

3. Sktukturiasi ....................................................................... 27

Page 11: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

x

BAB III PROFIL UMUM

A. TEMPO INTI MEDIA ........................................................... 28

1. Sejarah Singkat Tempo Inti Media .................................... 28

2. Visi dan Misi Tempo Inti Media ........................................ 32

a. Visi .............................................................................. 32

b. Misi .............................................................................. 32

3. Prestasi dan Penghargaan Tempo Inti Media ..................... 33

B. KOMISI PENYIARAN INDONESIA (KPI) .......................... 36

1. Dasar Pembentukan ........................................................... 36

2. Profil Komisi Penyiaran Indonesia .................................... 39

3. Visi dan Misi .................................................................... 42

4. Tentang Perizinan penyiaran ............................................. 42

5. Pengawasan Penyiaran ...................................................... 45

6. Tata Cara Penggantian Anggota KPI ................................. 47

BAB IV TEMUAN ANALISIS

A. Analisis Wacana Norman Fairclough ..................................... 52

1. Analisis Teks laporan investigasi berjudul ―Seleksi

Serampangan Punggawa Penyiaran” ..................................52

2. Analisis Teks Laporan Investigasi ―Ujian Tanpa Guna‖ .... 56

3. Analisis Teks Laporan Investigasi ―Cacat Sejak Lahir‖ ..... 60

4. Analisis Teks Laporan Investigasi ―Asal Tabrak Aturan‖ .. 63

5. Analisis Teks Laporan Investigasi ―Tim Bayangan

Senayan‖ ........................................................................... 67

6. Analisis Teks Laporan Investigasi ―Serangan Udara

Di Layar Kaca‖ ................................................................. 71

7. Analisis Teks Laporan Investigasi ―Loyo Hadapi Jurus

Iklan‖ ................................................................................ 74

B. Analisis Praktik Wacana ........................................................ 78

C. Analisis Sosial Budaya .......................................................... 82

D. Relasi media dan politik dalam pemberitaan Siasat Politik Stasiun

Page 12: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

xi

Televisi .................................................................................. 85

1. Komodifikasi .................................................................... 85

2. Spasialisasi ........................................................................ 88

3. Strukturisasi ...................................................................... 89

E. Interpretasi ............................................................................. 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................ 94

B. Saran ..................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 98

LAMPIRAN .................................................................................................. 101

Page 13: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kerangka Analisis Wacana Norman Fairclough .......................... 24

Tabel 3.1 Penghargaan Tempo ................................................................... 33

Tabel 3.2 Prestasi Tempo ........................................................................... 35

Tabel 4.1 Analisis Teks ―Seleksi Serampangan Punggawa Penyiaran‖ ...... 52

Tabel 4.2 Analisis Relasi dalan Teks ―Seleksi Serampangan

Punggawa Penyiaran‖ ................................................................ 54

Tabel 4.3 Analisis Identitas dalam Teks ― Seleksi Serampangan Punggawa

Penyiaran‖ ................................................................................. 54

Tabel 4.4 Analisis Teks ―Ujian Tanpa Guna‖ ............................................ 56

Tabel 4.5 Analisis Relasi dalam Teks ―Ujian Tanpa Guna‖ ....................... 58

Tabel 4.6 Analisis Identitas dalam Teks ―Ujian Tanpa Guna‖ .................... 59

Tabel 4.7 Analisis Teks ―Cacat Sejak Lahir‖ ............................................. 60

Tabel 4.8 Analisis Relasi dalam Teks ―Cacat Sejak Lahir” ..........................62

Tabel 4.9 Analisis Identitas dalam Teks ―Cacat Sejak Lahir” ......................62

Tabel 4.10 Analisis Teks ―Asal Tabrak Aturan‖ ......................................... 64

Tabel 4.11 Analisis Relasi dalam Teks ―Asal Tabrak Aturan” .......................65

Tabel 4.12 Analisis Identitas dalam teks ―Asal Tabrak Aturan” .....................66

Tabel 4.13 Analisis Teks ―Tim Bayangan Senayan‖ ..................................... 67

Tabel 4.14 Analisis Relasi dalam teks ―Tim Bayangan Senayan” ..................69

Tabel 4.15 Analisis Identitas dalam Teks ―Tim Bayangan Senayan” .............70

Tabel 4.16 Analisis Teks ―Serangan Udara Di Layar Kaca‖ ......................... 71

Tabel 4.17 Analisis Relasi dalam Teks ―Serangan Udara di Layar Kaca‖ ... 73

Tabel 4.18 Analisis Identitas dalam Teks ―Serangan Udara di Layar

Kaca‖ ......................................................................................... 73

Tabel 4.19 Analisis Teks ―Loyo Hadapi Jurus Iklan” ....................................75

Tabel 4.20 Analisis Relasi dalam Teks ―Loyo Hadapi Jurus Iklan‖ .............. 77

Tabel 4.21 Analisis Identitas dalam Teks ―Loyo Hadapi Jurus Iklan” ...........77

Page 14: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Seleksi Serampangan Punggawa Penyiaran ................................ 56

Gambar 2 Ujian Tanpa Guna ...................................................................... 60

Gambar 3 Cacat Sejak Lahir ....................................................................... 63

Gambar 4 Asal Tabrak Aturan .................................................................... 67

Gambar 5. Tim Bayangan Senayan .............................................................. 70

Gambar 6 Serangan Udara Di Layar Kaca .................................................. 74

Gambar 7 Loyo Hadapi Jurus Iklan ............................................................. 78

Page 15: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media massa adalah salah satu faktor pembentuk opini publik dalam

memandang serta menilai suatu permasalahan. Media massa adalah media

komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal

dan dapat diakses secara massal pula.1

Terkait hal tersebut, berita saat ini menjadi kebutuhan untuk masyarakat.

Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar,

menarik dan penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti

surat kabar.2

Berita dalam dunia penyiaran kini memiliki pengaruh sangat luar biasa

terhadap masyarakat. Guna mencegah efek buruk yang tidak diinginkan,

pengembangan literasi media sangat penting diterapkan bagi masyarakat. Ada tiga

keuntungan jika masyarakat melek media yaitu masyarakat jadi memahami media

yang benar, masyarakat pun dapat menyikapi media secara benar, lalu masyarakat

akan memihak isi media yang benar.3

Saat ini media mulai kehilangan ideologinya dalam menyampaikan berita.

Informasi yang disuguhkan kemasyarakat tidak lagi secara murni ditayangkan,

1 Burhan Bungin, Sosiologi komunikasi, (Jakarta : Kencana, 2008), hal. 72

2 Haris Samandria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis

Pofesional(Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2005) hal. 88 3http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/22-literasi-media/31129-literasi-media-

membentuk-pemahaman-dan-kepedulian-masyarakat-terhadap-isi-siaran

Page 16: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

2

kini sudah banyak direkayasa demi kepentingan suatu pihak. Ini dikarenakan

mulai munculnya para konglomerat media yang memiliki kepentingan politik.

Terlebih menjelang pemilihan umum, terdapat banyak pelanggaran yang

dilakukan oleh beberapa stasiun televisi. Hal tersebut perlu ditanggapi, karena

mulai padamnya kebijakan regulasi terhadap media yang dapat meracuni opini

publik yang tidak sehat. Harus ada yang bertindak, jika adanya media yang

melakukan pelanggaran sesuai iaturan undang-undang penyiaran. Oleh sebab itu

pemerintah mendirikan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) merupakan wasit yang

memantau penyiaran yang tidak sehat di negeri ini.

Undang-undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 merupakan dasar utama

bagi pembentukan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Wewenangnya adalah

pengelolaan sistem penyiaran yang merupakan ranah publik harus dikelola

olehsebuah badan independen yang bebas dari campur tangan pemodal maupun

kepentingan kekuasaan.4

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) adalah sebuah lembaga independen

di Indonesia yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya yang

berfungsi sebagai regulator penyelenggaraan penyiaran di Indonesia. Komisi ini

berdiri sejak tahun 2002 berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor

32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran.KPI terdiri atas Lembaga Komisi Penyiaran

Indonesia Pusat (KPI Pusat) dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID)

yang bekerja di wilayah setingkat Provinsi.Wewenang dan lingkup tugas Komisi

4`http://www.kpi.go.id/index.php/2012-05-03-14-44-06/2012-05-03-14-44-38/dasar-

pembentukan (Diakses tanggal 12 November 2014)

Page 17: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

3

Penyiaran meliputi pengaturan penyiaran yang diselenggarakan oleh Lembaga

Penyiaran Publik, Lembaga Penyiaran Swasta, dan Lembaga Penyiaran

Komunitas.5

Menjelang memasuki masa-masa pemilihan umum (pemilu), tahun 2014

tepatnya. KPI seakan lemah dan kurang tegas memberi sanksi dalam hal

penyiarannya saat itu. Pasalnya, 6 dari 13 stasiun televisi berskala nasional

dimiliki oleh beberapa orang yang mempunyai kepentingan di ranah politik.

Adanya dugaan lembaga independen pemerintah ini berafilifiasi dengan

konglomerator media yang terjun di partai politik.

.Literasi media masyarkat menyadari, KPI tidak melakukan kewajibannya

saat para konglomerat mudahnya menghiasi layar kaca televisi akan pencitraannya

yang bermuatan politik. Tentu saja penguasa media ini sangat tidak sehat dalam

iklim berdemokrasi dan perpolitikan bangsa ini mengingat pengaruh media yang

begitu kuat terhadap kognitif khalayak.

Keganjalan-keganjalan yang menunjukkan lemahnya KPI dalam ambil

sikap kepada stasiun televisi nakal, mengundang tanya keetegasan lembaga ini.

Tersebut. Peneliti melihat dugaan tersebut bermula dari pemilihan anggota

komisioner, KPI telah menuai berbagai protes. Mulai dari pemilihan anggota

komisioner yang kurang transparan hingga kecurigaan adanya campur tangan

anggota parpol di DPR.

5http://id.wikipedia.org/wiki/Komisi_Penyiaran_Indonesia (Diakses tanggal 12 November 2014)

Page 18: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

4

Permasalahan ini menjadi pemberitaan oleh Majalah Tempo atas

keganjalan dalam dunia penyiaran yang dapat merusak opini publik.Informasi

berita yang seharusnya rakyat dapatkan secara jujur dan adil, kini seakan

mengandung provokasi.Awalnya stasiun televisi yang yang berideologi

mencerdaskan masyarakat bangsa, kini berbelok dikarenakan adanya kepentingan

pribadi. Dalam reportase investigasinya, Majalah Tempo menelusuri akar dibalik

permasalahan ini.

Reportase investigasi merupakan sebuah kegiatan peliputan yang mencari,

menemukan dan menyampaikan fakta-fakta adanya pelanggaran, kesalahan atau

kejahatan yang merugikan kepentingan umum atau masyarakat6. Melalui proses

yang panjang, liputan demi liputan yang dikumpul oleh Tempo menghasilkan

alasan keganjalan dibalik penyiaran di Indonesia.

Majalah Tempo merupakan majalah mingguan yang terbit perdana pada

April 1971.Majalah ini populer dengan independensinya yang tinggi dan juga

keberaniannya dalam mengungkap fakta-fakta di lapangan.Selain itu, kritikan-

kritikan Tempo terhadap pemerintahan dituliskan dengan kata-kata yang kritis dan

menggelitik. Pemerintahan Orde Baru memang selalu was-was terhadap Tempo,

sehingga majalah ini selalu dalam pengawasan pemerintah. Meskipun Tempo

berani melawan pemerintah, namun bukan berarti Tempo bebas dari tekanan,

6 Santana,Septiawan, Jurnalisme Investigasi (Jakarta: Yayayasan Obor Jakarta, 2003)

h.135

Page 19: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

5

apalagi dalam hal menerbitkan sebuah berita yang menyangkut politik serta

keburukan pemerintahan7.

Penyampaian berita gaya Tempo memang sangat khas. Berita yang ditulis

dengan gaya sastra membuat berita bisa bercerita dengan sendirinya. Walaupun

begitu, berita bercerita itu tak urung sering juga menempatkan Tempo pada saat-

saat kritis dan dituntut oleh banyak khalayak. Keberanian Tempo mengungkapkan

berita-berita sensitif memang luar biasa. Harga majalah ini pernah mencapai

ratusan ribu dan menjadi langka pada saat membahas tentang rekening para

petinggi Polri.8

Fenomena mengenai dominasi media yang terpolarisasi ini menyebabkan

kemunduran pembelajaran kesadaran politik rakyat karena rakyat sebenarnya tak

memiliki pilihan selain apa yang diyakini dan disukai oleh mereka sendiri. Media

yang tak independen mengarahkan rakyat terbelah dan berpikir partisan. Tentunya

ini menjadi penyakit baru, ketika tingkat literasi media pada masyarakat

meningkat. Dalam hal ini, dibutuhkan penengah atau lembaga yang menghakimi

baik kecurangan maupun kenakalan yang dilakukan oleh para konglomerat media

demi kepentingan pribadi dan kelompoknya.

Dari penjabaran diatas, menguggah penulis untuk meneliti lebih lanjut

pemberitaan tentang proses pemilihan anggota komisioner Komisi Penyiaran

Indonesia yang menyalahkan aturan. Majalah Tempo memuat pemberitaan mulai

7Pembredelan majalah Tempo, http://nurlaila1204552.blogspot.co.id/2015/06/analisis-

mengenai-pembredelan-majalah.html (Diakses tanggal 12 November 2014) 8Tentang Majalah Tempo, http://www.anneahira.com/majalah-tempo.htm(Diakses tanggal 13

November 2014)

Page 20: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

6

dari proses adanya dugaan campur tangan politik hingga lemahnya KPI dalam

mengawasi dan member sanksi. Oleh karena itu penulis memberikan judul

penelitian ini : “Relasi Media dan Politik :Analisis Wacana Kritis Seleksi

Anggota Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia dalam Pemberitaan Siasat

Politik Stasiun Televisi di Majalah Tempo‖

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Mengingat Majalah Tempo adalah majalah terbit mingguan, maka untuk

membatasi pembahasan dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti analisis

pemberitaan yang bertema Seleksi Anggota Komisioner Komisi Penyiaran

Indonesia padalaporan InvestigasiSiasat Politik Stasiun Televisi.

2. Rumusan Masalah

Untuk memperjelas masalah yang akan diteliti oleh penulis, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah teks, praktik wacana, dan praktik sosial budaya pada

pemberitaan Pemilihan Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia di Majalah

Tempo?

2. Bagaimanakah relasi media dan politik terhadap pemberitaan Pemilihan

Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia di Majalah Tempo?

Page 21: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

7

C. Tujuan dan Signifikasi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui bagaimana Tempo

mewacanakan pemberitaan investigasi dan pengaruh terkait masa pemilihan

umum 2014.

a. Untuk mengetahui teks, praktik wacana, dan praktik sosial budaya

pada pemberitaan Pemilihan Komisioner Komisi Penyiaran

Indonesia di Majalah Tempo.

b. Untuk mengetahui relasi media dan politik terhadap pemberitaan

Pemilihan Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia di Majalah

Tempo.

2. Signifikasi Penelitian

a. Manfaat Teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi dalam perkembangan kajian media massa melalui majalah,

khususnya dalam mencari berita dalam bentuk investigasi atau

mendalam untuk Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

konsentrasi Jurnalistik.

b. Manfaat Praktis. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi

awal bagi penelitian serupa di masa mendatang. Selain itu juga

memberi masukan akademis bagi para tim produksi majalah dalam

mencari berita yang lebih mendalam.

Page 22: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

8

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini mendasarkan diri kepada hal-hal yang bersifat

diskursif, seperti transkip dokumen, catatan lapangan, hasil wawancara,

dokumen-dokumen tertulis dan data nondiskursif (seperti candi,

monument, arsitektur, foto, musik, video, gerakan-gerakan tari, fashion,

dan hidangan makanan yang tersaji dalam suatu food festival). Pijakan

analisis dan penarikan kesimpulan dalam penelitian komunikasi kualitatif

adalah kategori-kategori substansif dari makna-makna atau lebih tepatnya

adalah interpretasi-interpretasi terhadap gelaja yang diteliti.9. Serta

memfokuskan diri pada kajian seputar pemaknaan suatu konsep yang

diasumsikan berdampak pada proses kinerja media, sehingga

menghasilkan teks-teks tertentu. Seperti alur pembuktian terbalik, maka

penelitian ini dimulai pada level teks guna mengidentifikasi ada tidaknya

inkonsistensi makna yang terjadi.10

2. Metode Penelitian

Dalam metode ini, penulis menggunakan metode kualitatif,

landasan yang dinilai tepat menyusun desain riset dengan demikian adalah

analisis wacana Norman Fairclough11

9 Parwito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: LKis Pelangi Aksara, 2007,hal.37-

38.

10 Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKIS,2006) h.

28 11

Ibis, h.229

Page 23: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

9

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah metode pertama yang digunakan dalam penelitian

ini, dengan melakukan pengamatan secara sistematis terhadap fenomena-

fenomena yang diselidiki. Observasi pada penelitian ini diartikan sebagai

kegiatan mengamati subjek (Majalah Tempo) dan objek (isi berita pada

laporan majalah investigasi mengenai Siasat Politik Stasiun Televisi (

Pemilihan Anggota Komisioner KPI ) secara langsung. Pada penelitian ini,

peneliti hanya menggunakan analisis dokumen sebagai instrumen

observasi. Analisis dokumen hanya mengamati dokumen sebagai sumber

informasi dan menginterpretasikannya ke dalam hasil penelitian. Dokumen

yang digunakan yaitu pada laporan investigasi Majalah Tempo mengenai

Pemilihan Anggota Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah penelitian yang mengumpulkan, membaca dan

mempelajari berbagai bentuk data tertulis (buku, majalah atau jurnal) yang

terdapat di perpustakaan, internet atau instansi lain yang dapat dijadikan

analisis dalam penelitian ini.

4. Teknik Analisis Data

Dari isi berita investigasi yang dipaparkan Majalah Tempo yang

secara struktural mengenai Seleksi Anggota Komisioner Serampangan

Punggawa Penyiaran. Penulis menggunakan analisis wacana model

Norman Fairclough.

Page 24: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

10

Wacana oleh Norman Fairclough digambarkan mempuyai tiga

dimensi, diantaranya : teks, analisis praktik wacana dan analisis social

budaya. Dalam dimensi teks yang dianalisis bagaimana struktur teks dan

strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada

level praktik wacana dipelajari bagaimana proses produksi teks berita yang

melibatkan media. Sedangkan, aspek analisis sosial budaya mempelajari

bagunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu

masalah12

5. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah media cetak Majalah Tempo.

Sedangkan objek pada penelitian ini adalah beberapa sekumpulan teks

berita dari laporan investigasi yang berjudul Siasat Politiik Stasiun

Televisi. Berdasarkan pengamatan penulis ada beberapa isi berita dalam

judul tersebut. Berikut adalah isi-isi bahasan pada berita investigasi

Majalah Tempo yaitu :

Seleksi Serampangan Punggawa Penyiaran :

Ujian Tanpa Guna

Cacat Sejak Lahir

Asal Tabrak Aturan

Tim Bayangan Senayan

Serangan Udara di Layar Kaca

12

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKIS,2006) hal. 28

Page 25: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

11

Loyo Hadapi Jurus Iklan

6. Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat pengambilan data dalam penelitian ini akan dilaksanakan

di kantor redaksi majalah Tempo, Jalan Palmerah Barat No. 8, Jakarta

Barat.

E. Tinjauan Pustaka

Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk; yang

diterbitkan oleh Center for Quality Development and Assurance (CeQDA)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sebelum menyusun skripsi lebih lanjut, maka peneliti terlebih dahulu

menelusuri penelitian dan skripsi-skripsi yang sudah ada di Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakartadan

perpustakaan dari Universitas lain. Maksudnya agar penelitian yang akan

dilakukan tidak sama dengan skripsi-skripsi sebelumnya dan ada pemetaan

perkembangan terhadap penelitian. Adapun beberapa tinjauan pustaka tersebut

ialah:

1. Skripsi karya Gana Buana, 108051000080, mahasiswa Jurusan komunikasi

Penyiaran Islam , Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

(FIDIKOM) UIN Jakarta dengan judul ―Analisis Wacana Rubrik ―Media

dan Politik : Analisis Terhadap Eksistensi Harian Republika Dalam

Pemberitaan Partai Politik Islam Jelang Pemilu 2014 ‖ Metode yang

digunakan Ganasama dengan penulis yaitu Teori Ekonomi Poltik .

Page 26: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

12

Perbedaan skripsi ini adalah subjek dan objek penelitian.

2. Skripsi karya Siti Nuhayati, mahasiswi Jurusan komunikasi Penyiaran

Islam , Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM) UIN

Jakarta dengan judul ―Citra Partai Politik Keadilan Sejahtera di Pemilu

2014 (Analisis wacana pemberitaan Partai Keadilan Sejahtera pada meda

online Detik.com ‖ Metode yang digunakan Sitisama dengan penulis yaitu

analisis wacana Norman Fairclugh. Perbedaan skripsi ini adalah subjek dan

objek penelitian.

F. Sistematika Penulisan

Secara sistematis penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab. Setiap bab

terdiri dari sub-sub yang memiliki keterkaitan satu sama lainnya.

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui landasan awal kenapa

peneliti ingin meneliti kasus Seleksi Anggota Komisioner Komisi Penyiaran

Indonesia. Bab ini menjadi landasan awal untuk mengetahui arah peneliti

menganalisis kasus tersebut.

Untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian ini, penulis akan

membagi dalam lima bab pembahasan, dengan sistematika penulisan sebagai

berikut:

BAB I Dalam Bab ini akan dijelaskan secara rinci tentang

Pendahuluan, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan

dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka serta Sistematika

Penulisan

Page 27: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

13

BABII Bab ini berisikan teori-teori yang relevan digunakan dalam

penelitian ini seperti Berita, Media Cetak, Teori Analisis Wacana

dan Teori Ekonomi Politik Media. Serta dicantumkan juga

konseptualisasi berita,

BAB III Mengenai gambaran umum Tempo dan Komisi Penyiaran

Indonesia Tentang sejarah, visi, misi, dan tujuan Tempo dan

Komisi Penyiaran Indonesia

BAB IV Menjelaskan bagaimana penafsiran mengenai temuan data dan

menganalisis sesuai pemahaman teori yang digunakan.

BAB V Merupakan berisi tentang kesimpulan dan saran

Page 28: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

14

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Berita

1. Konsep Berita

Segala sesuatu yang diketahui oleh manusia merupakan berawal dari

informasi. Didapat melalui secara langsung dan tidak langsung.Informasi yang

kita dapatkan secara langsung misalnya kita mendapatkan dari komunikasi

bertatap muka seperti diskusi, seminar dan sebagainya. Sedangkan , secara tidak

langsung didapat melalui siaran radio, televisi dan berita teks (buku, koran, jurnal

dan sebagainya) . Informasi yang didapatkan secara tidak langsung merupakan

berita.

Medium berita terbagi-bagi yaitu melalui visual (gambar dan teks) , audio

(suara) dan audiovisual (gambar dan suara). Berita melalui teks, suara dan visual

merupakan salah satu cara masyarakat mengetahui informasi lainnya. Hal ini

menjadikan berita merupakan kebutuhan penting untuk masyarakat. Kehausan

masyarakat terhadap berita yang semakin meningkat saat ini, menjadi peluang

besar bagi pemilik modal untuk kepentingan tertentu.

Berita/be·ri·ta/ adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau

peristiwa yang hangat; kabar13

. Berita adalah laporan tentang kejadian yang

aktual, bermakna, menarik. Setiap hari selalu lebih banyak kejadian daripada

jumlah berita dalam media massa, termasuk dalam pers. Karena kejadian hanya

13

http://kbbi.web.id/berita. (Diakses tanggal 7Januari 2015)

Page 29: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

15

menjadi berita setelah ―diangkat― oleh wartawan, maka terjadilah proses seleksi.

Koran, melalu wartawan, memilih-atau melakukan seleksi sejumlah kejadian yang

diliput menjadi berita.14

Terdapat delapan konsep berita yang harus diperhatikan oleh para praktisi

dan pengamat media massa. Menurut George Fox Mott dalam New Survey of

Jurnalism (1958). Kedelapan konsep itu meliputi ; (1) berita sebagai laporan

tercepat (news as timely report), (2) berita sebagai rekaman (news as record), (3)

berita sebagai fakta objektif (news as objective facts), (4) berita sebagai

interpretasi (news as interpretation),(5) berita sebagai sensasi (news assensation),

(6) berita sebagai minat insan (news as human interest),(7) berita sebagai lamaran

(news as prediction), dan (8) berita sebagai gambar(news as picture) (Effendy,

2013: 130-134)15

.

Paul De Messer dalam buku “Here‟s The News UNESCO Associate”

menyatakan, berita adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian

serta minat khalayak. Sedangkan Charlie dan James M. Neal menuturkan berita

adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi,

interpretasi yang penting, menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan

kepada khalayak (Errol Jonathan dalam Mirza, 2000:68-69)16

14

Oetama, Jakoeb. Pers Indonesia Berkomunikasi dalam Masyarakat Tidak Tulus.Penerbit Buku Kompas Jakarta. 2001. Hal.262

15AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita danFeature, Panduan Praktik

Jurnalis Profesional , hal.72

16Ibid . Hal 64

Page 30: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

16

Tingkat pentingnya suatu berita atau issue dapat ditunjukkan dengan

penampakan yang menonjol (headline), halaman pertama, judul yang mencolok,

frekuensi pemuatan, rubrik-rubrik utama atau penyajian yang memiliki nilai berita

yang tinggi atau konflik)17

Istilah berita yang diambil dari Morrisan, M. A. mungkin akan lebih

menarik. Dalam bukunya ―Jurnalistik Televisi Mutakhir‖, Morrisan memberikan

definisi berita yang lebih kritis. Dia mengawali dengan mengkritisi istilah

informasi. Informasi itu berita namun belum tentu semua informasi diberitakan

dalam media massa. Tapi tentunya informasi yang menarik yang akan diberitakan

oleh media massa. Maka, kita dapat mendefinisikan berita adalah informasi yang

penting dan menarik bagi khalayak.

2. Jenis Berita

AS Haris menambahkan, bahwa berita dapat dikelompokan kepada

beberapa jenis tertentu, diantaranya18

b. Straight news report : adalah laporan langsung mengenai suatu

peristiwa.

c. Depth news report adalah laporan langsung suatu peristiwa secara

mendalam, wartawan mencari fakta-fakta lebih mengenai persitiwa itu

sebagai informasi tambahan.

d. Comprehensive news adalah laporan tentang suatu peristiwa secara

menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek.

17

Hamidi,Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, (Malang : UMM Press, 2007), hal. 8

18 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia : Menulis berita dan Feature panduan praktis jurnalis

professional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, Hlm. 64

Page 31: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

17

e. Interpratative report adalah berita ini memfokuskan pada sebuah isu,

masalah, atau peristiwa-peristiwa kontraversial.

f. Feature story adalah kisah peristiwa atau situasi yang menimbulkan

kegemparan atau imaji (pencitraan).

g. Depth reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam,

tajam, lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual

h. Investigative reporting adalah wartawan melakukan penyelidikan

untuk memperoleh fakta yang tersembunyi di balik sebuah peristiwa.

i. Editorial writing adalah pikiran sebuah institusi yang diuji di depan

sedang pendapat umum, editorial menyajikan berita fakta dan opini

yang menafsirkan berita-berita yang penting dan mempengaruhi

pendapat umum

3. Investigasi

Menurut Atmakusumah Investigasi atau investigative berasal dari kata

vestigum, yang berarti jejak kaki. Hal ini menyiratkan bukti yang telah menjadi

fakta dalam suatu peristiwa. Investigasi merupakan sebuah peliputan yang

mencari, menemukan, dan menyampaikan fakta-fakta tentang adanya

pelanggaran, kesalahan atau kejahatan yang merugikan kepentingan umum.

Secara umum dapat juga dinamakan reportase investigasi untuk menunjukkan

pengertian investigasi dan kegiatan untuk melaporkannya.19

Jurnalisme investigasi biasanya memenuhi elemen-elemen ini20

:

19

Santana K, Septiawan. Jurnalisme Investigasi, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 20019. Hal.7 20

Dwi Laksono, DAndhy. Jurnalisme Investigasi :Trik dan Pengalaman Para Wartawan Indonesia Membuat Liputan Investigasi Di MediaCetak, Radio dan Televisi.Penerbit Kaifa.2010. hal 33

Page 32: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

18

1. Mengungkap kejahatan terhadap kepentingan publik, atau tindakan

yang merugikan orang lain.

2. Skala dari kasus yang diungkap cenderung terjadi secara luas atau

sistematis (ada kaitan atau benang merah)

3. Menjawab semua pertanyaan penting yang muncul dan memetakan

persoalan dengan gambling.

4. Mendudukan actor-aktor yang terlibat secara lugas, didukung

bukti-bukti yang kuat.

5. Publik bisa memahami kompleksitas masalah yang dilaporkan dan

bisa membuat keputusan atau perubahan berdasarkan laporan itu.

Tanpa kelima elemen tersebut, sebuah laporan panjang barangkali hanya

bisa disebut sebagai laporan mendalam (in-dept reporting).

Berita Investigasi merupakan sebuah berita serius yang mengungkapkan

apa yang sebenenarnya terjadi dibalik suatu peristiwa secara komprehensif, yang

dipersiapkan dengan sungguh-sungguh mulai dari fakta, data pendukung, analisis

sampai sudut pandang yang dipilih dealam penyajiannya.21

Goenawan Mohammad, wartawan senior Indonesia, menyatakan ia

melihat reportase investigasi itu bergerak mengikuti naluri penciuman untuk

mengungkap pihak-pihak yang menutupi suatu kejahatan. Mereka menelusuri

pelbagai dokumen, yang terkait dengan kejahatan tersebut, mencoba

mempelajarinya untuk menemukan adanya tindak kejahatan dilakukan di balik

21

Atmakusumah, dkk.Mengangkat masalah lingkungan hidup ke media massa. Yayasan Obor Indonesia.Jakarta:1996. hal 45

Page 33: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

19

sebuah peristiwa. Maka itulah pekerjaan reportase investigasi terkait laporan

kegiatan mencari informasi tersembunyi22.

Ciri peliputan investigasi meliputi :

1) Pengujian berbagai dokumen dan rekaman;

2) Pemakaian informan;

3) Keseriusan; dan

4) Perluasan riset.23

Nilai kedalaman reportase investigasi terletak pada signifikasi kegunaan

informasinya bagi kesejahteraan publik (public welfare). Investigasi menjadi

sarana penting bagi pertanggung jawaban media dan pembuat berita (responsible

newsmen) , bahkan mutu jurnalisme kepada masyarakat.

B. Media Cetak

Saat ini media massa merupakan kebutuhan bagi masyarakat untuk

mengetahui segala informasi apapun dari berbagai sektor politik, ekonomi dan

sosial. Berbagai kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda hingga akhirnya

bermunculan media-media sesuai dengan ideologi dan kebutuhan masyarakat

sendiri. Namun, meskipun lahirnya banyak media massa dengan konsep mereka

sendiri, tak jarang terlepas dari para konglomerasi media untuk memanfaatkan

perkembangan zaman modern ini. Bahkan media dengan ruang lingkup ranah

pendidikan, masih terbawa dengan ranah politik.

22

Septiawan, Santana K. Jurnalisme Investigasi, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 20019. Hal.7 hal.9

23Ibid hal.11

Page 34: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

20

Media cetak merupakan media tertua yang ada di dunia. Media cetak

berawal dari media yang disebut dengan Acta diurnal dan Acta senates di

kerajaan Romawi, kemudian berkembang pesat setelah Johannes Guttenberg

menemukan mesin cetak, hingga kini sudah beragam bentuknya, seperti surat

kabar (koran), tabloid, dan majalah.24

Media cetak masih merupakan salah satu produk media yang paling

diminati oleh segala kalangan masyarakat. Media online merupakan salah satu

sumber referensi masyarakat yang tentu menjadi kebutuhan bagi publik.

Dengan media massa, manusia memenuhi kebutuhannya akan berbagai

hal. Salah satunya dengan media cetak yang tergolong media paling lama. Media

massa cetak tidak pernah dapat dihilangkan oleh media massa terbaru tetapi

mensubtitusinya.

Ada banyak pendapat dari para ahli mengenai fungsi media massa,

salah satunya menurut Jay Black dan Federick C. Whitney yang membagi

empat fungsi media massa yaitu:

a. To inform (menginformasikan)

b. To entertaint (memberi hiburan),

c. To persuade (membujuk), dan

d. Transmission of the culture (transmisi budaya).

C. Analisis Wacana

1. Pengertian Analisis Wacana

24

Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2008),

hal.13

Page 35: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

21

Dapat dikatakan studi analisis wacana merupakan pengungkapan maksud

tersembunyi yang terdapat didalam teks, itu dapat dikategorikan sedalam analisis

wacana kritis. Pemahaman dasar analisis wacana terlebih analisis wacana kritis

(AWK) adalah wacana tidak dipahami semata-mata sebagai objek studi bahasa

saja, akan tetapi adanya pengaruh dari sebuah teks. Bahasa dalam analisis wacana

kritis selain pada teks juga pada konteks, yaitu bahasa dapat difungsikan sebagai

alat dan praktik mencapai tujuan termasuk pula pada praktik ideologi.

Pendekatan analisis wacana sendiri merupakan penelitian bersifat

kualitatif. Jika, kuantitatif dalam studinya mengkaji dengan menekankan what

atau apa sedangkan kualitatif menekan how atau bagaimana.

Dalam bukunya, Eriyanto mengungkapkan mengenai posisi bahasa dalam

pandangan wacana kritis sebagai berikut, ―Bahasa dalam pandangan kritis

dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membentuk subjek tertentu,

tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi didalamnya‖25.

Analisis Wacana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

penyelidikan terhadap suatau peristiwa untuk mengetahui keadaan yang

sebenarnya; penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahann

bagian itu sendiri serta hubungan antar-bagian untuk memperoleh pengertian yang

tepat dan pemahaman arti keseluruhan26.

25

Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta, LKiS group,2012) hal 5

26 Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai

Pustaka, 2005)

Page 36: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

22

Menurut pendapat Dedy, dalam buku Eriyanto berjudul Analisis Wacana.

Menuruttnya Analisis Wacana dapat mempelajari bagaimana kekuasaan disalah

gunakan, atau bagaimana dominasi serta ketidakadilan dijalankan dan diproduksi

melalui teks dalam sebuah konteks social politik27.

Berbeda, menurut pengertian Guy Cok menyebut ada tiga hal yang sentral

dalam pengertian wacana :teks, konteks dan wacana. Teks adalah semua bentuk

bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak dilembar kertas, tetapi juga semua

jenis ekspresi komunikasi, ucapan, music, gambar, efek suara, citra, dan

sebagainya.Konteks memasukkan semua situasi dan hal yang berada diluar teks

dan mempengaruhi pemakaian bahasa, seperti pasrtisipan dalam bahasa, situasi

dimana teks tersebut diproduksi, fungsi yang dimaksudkan dan

sebagainya.Wacana disini, dimaknai sebagai teks dan konteks bersama-sama.

Titik dari analisis wacana adalah menggambarkan teks dan konteks secara

bersama-sama dalam suatu proses komunikasi28.

2. Norman Fairclough

Setiap media memiliki isi sajian berita sesuai dengan ideologi masing-

masing.Segala informasi dikonstruksi terlebih dahulu oleh redaksi, sehingga

akhirnya sampai kepada pembaca.Baik isi teks dan judul berita, kini menjadi ciri

khas disuatu media.Dengan hal itu, masyarakat dapat memahami ideologi dari

masing-masing setiap media.Akan tetapi, kini sajian informasi dibentuk demi

27

Eriyanto, Analisis Wacana, hal. ix 28

Ibid hal. 9

Page 37: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

23

untuk kepentingan sosial, ekonomi dan politik oleh sejumlah kalangan pemilik

modal.

Norman Fairclough membangun suatu model yang mengintegrasikan

secara bersama-sama analisis wacana yang didasarkan pada linguistik dan

pemikiran sosial dan politik, dan secara umum diintegrasikan pada perubahan

sosial29

. Bahasa dapat dikatakan sebagai praktik kekuasaan dan merupakan pusat

perhatian dalam model Fairclough.

Oleh karenanya, metode ini seringkali digunakan untuk kepentingan

menggali dan membongkar bentuk struktur, rasionalitas, kepentingan, serta

ideologi yang melekat (tersembunyi) dalam sebuah teks berita.Analisis wacana

kritis memungkinkan untuk membuka makna pesan baik yang tersirat maupun

tersurat dalam sebuah penelitian.30

Menurut Fairclough, wacana memiliki tiga efek yaitu :

a. Wacana memberikan andil dalam mengkonstruksi identitas sosial

dan posisi subjek

b. Wacana membantu mengkonstruksi realitas sosial diantara orang-

orang.

c. Wacana memberikan kontribusi dalam mengkontruksi sistem

pengetahuan dan kepercayaan31

.

29

Eriyanto, Analisis WacanaPengantar analisis teks media, (Yogyakarta: LKiS Group,

2012) hal. 286 30

Machyudin Agung Harahap, Kapitalisme Media : Ekonomi Politik Berita Dan Diskursus Televisi, (Yogyakarta : Aura Pustaka, 2013), hal.57

31 Eriyanto, Analisis wacana : Pengantar analisis teks media, (Yogyakarta: LKiS Group,

2012) hal. 285

Page 38: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

24

Norman Fairclough menyatakan bahwa crictical discourse analysisi

(CDA) memperlihatkan keterpaduan analisis teks, analisis proses produksi,

konsumsi, dan distribusi teks, serta analisis sosiokultural yang berkembang

disekitar wacana itu. Untuk kepentingan analisis wacana media secara kritikal,

CDA dipakai untuk mengupas ketiga aspek wacana tersebut32

Fairclough membagi analisis wacana dalam tiga dimensi teks, discourse

practice, dan sociocultural practice.

Tabel 2.1 Kerangka Analisis Wacana Norman Fairclough

No Level Masalah Level Analisis Metode Penelitian

1. Text Mikro Teks Eklektif

Discourse Practice Meso dilakukan melalui depth interview

kepada pengelola media

Sociocultural Practice Makro Kajian dilakukan depth interview

kepada masyarakat dan didukung

kajian pustaka.

Teks sebagai level mikro dianalisis dengan menggunakan analisis wacana

eklektif. Didalam teks eklektif dapat ditemukan hasil konstruksi realitas yang

mencakup minimal tiga aspek : perlakuan atas peristiwa (tema yang diangkat dan

penempatan berita), strategi framing (sumber yang dikutip seperti nama, atribut

32

Ibid. hal. 280

Page 39: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

25

social sumber dan cara penyajian yang meliputi pilihan fakta yang dimuat serta

struktur penyajian) dan fungsi bahasa lewat penggunaan simbol (verbal : kata,

istilah, frase dan non verbal: foto, gambar).

Pada level meso, discourse practice, digunakan metode wawancara

mendalam dengan pengelola media yang menjadi "sampel" penelitian. Data

sekunder mengenai hal-hal yang berkaitan dengan media sampel juga digunakan

untuk kepentingan analisis yang sangat berarti. Pencarian data terutama

dipusatkan pada produksi teks. Bagaimana proses pra produksi dan penyusunan

teks, pertimbangan apa yang ada didalam proses tersebut dan konsumsi teks yaitu

tentang bagaiman faktor pembaca diperhitungkan dalam menyusun teks.

Pada level makro penggalian data dipusatkan pada seputar gerakan

reformasi dan perubahan struktur media dan komunikasi politik. Untuk isu-isu

tertentu metode ini dibantu dengan wawancara mendalam (depth interview)

bersama pakar sosial, budaya, komunikasi dan politik33

. Akan tetapi, suatu

wawancara akan lebih baik dan mendalam lagi jika dilakukan kepada masyarakat

yang merupakan pembaca setia atau selalu mengikuti perkembangan informasi

berita yang disajikan media massa.

4. Teori Ekonomi Politik

Peran media dalam struktur ekonomi dan politik yang berlaku disuatu

negara yang harus diperhatikan adalah dalam sistem industri kapitalis.Media

massa harus diberi fokus perhatian yang memadai sebagaimanainstitusi-

institusi produksi dan distribusi yang lain. Kondisi-kondisi yang ditemukan

33

Ibnu Ahmad, Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa, hal 48

Page 40: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

26

padalevel kepemilikan media, praktik-praktik pemberitaan, dinamika industri

radio,televisi, perfilman, dan periklanan memiliki hubungan yang saling

menentukandengan kondisi-kondisi ekonomi dan politik spesifik yang

berkembang di suatu negara, serta pada gilirannya juga dipengaruhi oleh

kondisi ekonomi politikglobal.34

Pendekatan parameter yang dilakukan Vincent Mosco padaekonomi

politik komunikasi membagi menjadi tiga (3) aspek, yaitu komodifikasi,

spasialisasi, dan strukturasi. Komodifikasi merupakan perubahan bentuk nilai

guna menjadi nilai tukar.35

1. Komodifikasi

Komodifikasi adalah, proses pertukaran use value (nilai guna) kepada

exchange (nilai tukar). Proses pertukaran antara barang dan jasa kepada nilai

guna yang ditentukan dari harga pasar. Bagi Marx komodifikasi meliputi „a

double mystification‟, yaitu: secara natural komodifikasi berhubungan erat

dengan pemilik kapital dan kelas pekerja (terkait dengan how much the

production will earn as much). Selain itu komoditi adalah sebuah

―reifikasi‖, masuk kedalam individu dan masyarakat datang untuk

membentuk keduanya36

.

Nilai guna yang bisa menghasilkan nilai tukar ini berasal dari pemanfaatan

tenaga-tenaga buruh yang para kapitalis miliki. Sumber dayaalam yang ada pun

34

Peter Golding dan Graham Murdock, The Political Economy of the Media(Northamton:

Edward Edgar Publishing Limited, 1997), hal.4 35

Vincent Mosco, The Political of Communication (London: SAGE Publication Ltd,

1996), hal141. 36

Ibid hal. 172

Page 41: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

27

tidak juga luput dari incaran pemilik modal ini. Oleh karena itu, komodifikasi

dapat diasumsikan memanfaatkan khalayak untuk dijadikan pendapatan yang

besar bagi media.

4. Spasialisasi

Spasialisasi dapat dikatakan penanggulangan atas ketidak leluasaan ruang

dan waktu dalam kehidupan sosial. Proses ini meliputi ruang dalam media massa

yang dapat menembus wilayah manapun tanpa terhambatwaktu37

.

Hal ini bisa lebih parah jika pemilik media terjun dalam dunia politik. Dapat

dikatakan jika pemilik tersebut melakukan hal demikian, dia akan memanfaatkan

kedudukannya untuk memanfaatkan ruang yang ada dalam media agar mencitrakan

kebaikannya kepada masyarakat. Masyarakat yang tidak bisa memilah pesan dari suatu

media akan terpengaruh dengan pemanfaatan ruangdan waktu yang dimiliki pemilik medi

aitu.

5. Sktukturiasi

Konsep terakhir yang dikemukakan Vincent Mosco adalah strukturasi.

Strukturasi berkaitan dengan hubungan ide antaragen masyarakat, prosessosial

dan praktik sosial dalam analisis struktur38

. Strukturasi dapat digambarkan

sebagai proses di mana struktur sosial saling ditegakkan oleh para agen sosial.

Para agen ini kemudian menjadi bagian dari struktur dan bertindak melayani

bagian yang lain. Hasil akhir dari strukturasi adalah serangkaian hubungan

sosial dan proses kekuasaan diorganisasikan di antara kelas, gender, ras dan

gerakan sosial yang masing-masing berhubungan satu sama lain

37

Ibid hal. 173 38

Ibid hal. 175

Page 42: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

28

BAB III

PROFIL UMUM

A. TEMPO INTI MEDIA

1. Sejarah Singkat Tempo Inti Media

Tempo merupakan majalah berita mingguan Indonesia yang umumnya

meliput berita mengenai sosial dan politik.Tempo diterbitkan oleh PT Tempo Inti

Media Tbk.

PT Tempo Inti Media Tbk sudah berstatus perusahaan terbuka. Perseroan

ini tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 8 Januari 2001.Meski masih tergolong

pemain baru dalam bursa.Tempo mempunyai sejarah yang panjang39

.

Dalam perjalanannya, ada pasang surut yang dialami untuk mencapai

kejayaan. Pemberitaan yang disuguhkan Tempo yang sangat kritis sehingga

memunculkan rasa yang tidak nyaman bagi penguasa Orde Baru saat

itu.Akibatnya Tempo dibredel dua kali pada masa Orde Baru.

Tahun 1982, Tempo pertama kalinya mengalami pembredelan karena

dianggap terlalu tajam mengkritik rezim Orde Baru dan kendaraan politiknya,

Golkar. Saat itu, tengan dilangsungkannya kampanye dan proses Pemilihan

Umum. Tempo akhirnya diperbolehkan kembali dengan syarat menandatangai

sebuah perjanjian diatas kertas yang bersegel dengan Ali Moertopo, Menteri

39

www.tempo.co/kooperat

Page 43: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

29

Penerangan saat itu (zaman Soeharto ada Departemen Penerangan yang

fungsinya, antara lain mengontrol Pers)40

.

Kemudian pada Juni 1994, untuk kedua kalinya Tempo dibredel oleh

pemerintah, melalui Menteri Penerangan Harmoko.Tempo dinilai terlalu keras

mengkritik Habibie dan Soeharto mengenai pembelian kapal-kapal bekas dari

Jerman Timur.Tempo kembali beredar pada 6 Oktober 1998.

Kantor pertama Tempo dikawasan Pecinan, Senen, Jakarta Pusat,

sekumpulan anak muda dengan umur yang masih 20-an berkeinginan untuk

menerbitkan sebuah majalah berita mingguan. Diantaranya Goenawan

Mohammad, Fikri Jufri, Bur Rasuanto, Christianto Wibisono, Yusril Djalinus, dan

Putu Wijaya. Maka dari salah satu blok gedung di Jl. Senen Raya 83, Jakarta pada

6 Maret 1971, Majalah Tempo untuk pertama kalinya terbit dengan Goenawan

Moehamad sebagai Pemimpin Redaksi.41

Goenawan Mohamad adalah salah seorang intelektual yang memiliki

wawasan yang begitu luas, mulai pemain sepak bola, ekonomi, politik, seni dan

budaya, music dan dunia perfilman. Paradigmanya yang sangat liberal dan terbuka

sehingga ia pernah dievakuasi kepolisian saat acara diskusi peluncuran buku

dengan judul "Allah, liberty and Love" karya Irshad Manji di Komunitas Salihara,

40

Tentang Majalah Tempo http://www.anneahira.com/majalah-tempo.htm. (Diakses

tanggal 11 November 2015)

41 Tentang Majalah Tempo http://www.anneahira.com/majalah-tempo.htm.

Page 44: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

30

Jakarta Selatan. Acara ini dituding mendukung Homoseks, Lesbian dan

perkawinan sesama jenis.

Alasan nama Tempo diambil karena pertama, nama itu singkat dan

bersahaja, enak diucapkan oleh lidah Indonesia dari segala bahasa. Kedua, nama

itu terdengan netral, tidak mengejutkan ataupun merangsang. Ketiga, nama itu

bukan symbol suatu golongan. Arti Tempo sama saja dengan waktu, sebuah

pengertian yang dengan segala variasinya lazim dipergunakan oleh banyak

penerbitan jurnalistik diseluruh dunia.

Tempo adalah majalah mingguan yang rubriknya (lebih dari 30 rubrik),

dan selalu mengutamakan berita peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi dengan

maksud selalu tepat, aktual, dan tepat.Dalam peliputannya dilakukan secara jujur

dan harus pula dengan kenyataan yang terjadi ditempat.

Tempo bergerak secara independen yang tidak dipengaruhi oleh pihak

lain, baik pribadi atau lembaga. Tempo sebagai forum yang memperjuangkan hak

bicara bagi semua orang atau lembaga tanpa pengecualian42

.

Edisi pertama Tempo laku sekitar 10.000 eksemplar. Di edisi kedua yang

laku sekitar 15.000 eksmplar. Tempo terus mengalami peningkatan hingga pada

tahun ke 10, perjalanan Tempo mencapai 100.000 eksemplar.Puncak kejayaan

42

Tentang Majalah Tempo http://www.anneahira.com/majalah-tempo.htm. (Diakses tanggal 11

November 2015)

Page 45: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

31

Tempo terjadi pada periode 1980-an, anggaran belanja iklan perusahaan-

perusahaan banyak masuk media cetak.

Tidak selamanya mencapai puncak tapi ada saatnya merasakan dibawah

dan Tempo mengalaminya.Setelah Tempo pindah ke Kuningan tahun 1986,

setahun kemudian terjadi eksodus puluhan wartawan.Mereka keluar Tempo untuk

mendirikan Majalah Editor.Beberapa wartawan pun ikut keluar karena merasa

Tempo sudah berubah yang tidak lagi sebagai institusi perjuangan melainkan

bisnis.Kemudian manajemen juga sering membela pemilik sehingga wartwan

tidak mencatat asset berharga lagi43

.

Terjadi pula dua ideologi kepemimpinan di tubuh Tempo antara

Goenawan dengan Bur. Perbedaan dua kubu ini terdapat dalam ide dasar.Jika

Goenawan ingin Tempo bergaya Feature (bercerita) namun Bur lebih bergaya ke

News.

Pada awal tahun 1990-an perlahan-lahan iklan televisi swasta muncul dan

perlahan pasti, iklan yang awalnya banyak dimedia cetak pun diambil alih dan

didominasi oleh media televisi. Sehingga indutri media cetak hanya memiliki 20-

30 persen dari total iklan yang ada, sedangkan media televisi mencapai 50 persen

yang dibagi dengan semakin banyak stasiun televisi.

Periode 1998 hingga sekarang inilah letak tantangan sesungguhnya yang

dialami oleh Tempo.Seiring dengan itu, Tempo Interaktif lahir sebagai situs berita

43

43 Tentang Majalah Tempo http://www.anneahira.com/majalah-tempo.htm. (Diakses

tanggal 11 November 2015)

Page 46: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

32

dengan perkembangan media melalui internet.Portal berita ini ada sejak 6 Maret

1996.

Pada awalnya situs ini bernama www.tempointeraktif.com sementara

sekarang berubah menjadi www.tempo.co.Media ini menerapkan standar tinggi

jurnalisme saat meliput peristiwa dan menyajikannya secara cerdas, tajam dan

berimbang. Isi beritanya dibagi menjadi beberapa jenis berita, yakni nasional,

metro, bisnis, olahraga, teknologi, internasional, gaya hidup, seni dan budaya,

otomotif dan selebritis.

Dengan mengalami perkembangan teknologi pula, situs ini tidak hanya

bias diakses melalui komputer pribadi tapi juga aplikasi lainnya, seperti ponsel, I-

phone, Blackberry, Ipad dan tablet android

B. Visi dan Misi Tempo Inti Media

1. Visi

Menjadi acuan dalam usaha meningkatkan kebebasan publik untuk

berpikir dan berpendapat serta membangun peradaban yang menghargai

kecerdasan dan perbedaan.

2. Misi

Menghasilkan produk multimedia yang independen dan bebas dari

segala tekanan dengan menampung dan menyalurkan secara adil

suara yang berbeda-beda.

Menghasilkan produk multimedia bermutu tinggi dan berpegang pada

kode etik.

Page 47: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

33

Menjadi tempat kerja yang sehat dan menyejahterakan serta

mencerminkan keragaman Indonesia.

Memiliki proses kerja yang menghargai dan memberi nilai tambah

kepada semua pemangku kepentingan.

Menjadi lahan kegiatan yang memperkaya khazanah artistik,

intelektual, dan dunia bisnis melalui pengingkatan ide-ide baru,

bahasa, dan tampilan visual yang baik.

Menjadi pemimpin pasar dalam bisnis multemedia dan pendukungnya.

C. Prestasi dan Penghargaan Tempo Inti Media

Tabel 3.1

Penghargaan Tempo44

No Tahun Penghargaan

1 1986 Best Cover-Asia Publishing Congress, Singapore

2 1989 Second Best Cover-Asia Publishing Congress, Hongkong

3 1989 Best Article, 25th

National Health Day Award

4 1990 Best Oudoor Ad, Adinegoro Award, Indonesia

5 1991 Best Photo, Adinegoro Award, Indonesia

6 1999 Best Foreign Series Foster, 7th

International Printed Graphid

44

www.tempo.co/koorporate-penghargaan (Diakses tanggal 15 November 2015)

Page 48: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

34

Art, Pakistan

7 1999 The Most Read News Magazine, AC Nielsen

8 1999 The Most Satisfactory News Magazine, Frontier

9 1999 The Most Recognize Magazine, AMI

10 1999 The Most Popular Brand News Magazine, Mars-Frontier –

SWA

11 1999 The Most Read Magazine by Indonesian Bussinessman,

IPSOS-RSL (Hongkong) Asian Bussinessman Readership

Survey

12 2002 Penghargaan Index Customer Satisfaction Award-Frontier

13 2004 Penghargaan Medal Of Honor dari Missouri School Of

Journalism, Amerika Serikat

14 2004 Penghargaan Dewan Pers : Koran Tempoi sebagai harian

pemberitannya paling berimbang dan Harian kedua terbaik

secara umum

Page 49: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

35

Tabel 3.2

Prestasi Tempo

No Tahun Prestasi

1 1971 Edisi Perdana TEMPO dapat menjual 20.000 kopi / eksmplar

2 1977 Penjualan mencapai 47.000 kopi

3 1988 Penjualan mencapai 166.000 kopi

4 1991 Menjadi satu-satunya jurnalis dari Indonesia yang meliput

perang teluk dari Bhagdad, Irak

5 1993 Penjualan mencapi 200.000 eksmplar

6 1996 Reporter TEMPO, Ahmad Taufik menerima penghargaan

Anugerah S Tasrieb Award

7 1997 Reporter Bina Bektiati menerima penghargaan US Woman

Journalist Award

8 1998 Penjualan pada edisi perdana TEMPO pasca dibredel

mencapai 150.000 kopi

9 1998 Goenawan mohamad menerima CPJ Award

10 2000 Media pertama yang mengungkap sengketa Buloggate,

sedangkan yang lain hanya mengutip dari TEMPO

Page 50: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

36

11 2002 Hasil survey AC Nielsen, MBM paling banyak pembacanya

12 2002 Rommy Fibri menerima penghargaan sebagai nomine dari

international Federation of Journalist (IFJ) dan European

Union (EU) di Belgia

13 2003 Karaniya Dharmasaputra mendapat penghargaan dari AJI

(Aliansi Jurnalistik Independent) untuk tulisannya mengenai

Investasi Buloggate II

14 2003 Rommy F & Maria H menerima penghargaan Apresiasi

Jurnalis Jakarta dalam peringatan 9 tahun AJI

15 2003 Merupakan media yang paling komprehensif mengangkat isu

illegal logging periode 2002-2003 dari GreenCom & Inform

(TWI, WALHI, Telapak. AMAN, TNC, FFI, BLI, CI)

16 2004 Penghargaan kepada wartawan Tempo, Nezar Patria :

Tolerance Prize dari International Federation of journalist atas

pemberitaannya mengenai Aceh.

E. KOMISI PENYIARAN INDONESIA (KPI)

1. Dasar Pembentukan

Undang-undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 merupakan dasar utama

bagi pembentukan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).Semangatnyaadalah

Page 51: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

37

pengelolaan sistem penyiaran yang merupakan ranah publik harus dikelola oleh

sebuah badan independen yang bebas dari campur tangan pemodal maupun

kepentingan kekuasaan.

Berbeda dengan semangat dalam Undang-undang penyiaran sebelumnya,

yaitu Undang-undang No. 24 Tahun 1997 pasal 7 yang berbunyi "Penyiaran

dikuasai oleh negara yang pembinaan dan pengendaliannya dilakukan oleh

pemerintah", menunjukkan bahwa penyiaran pada masa itu merupakan bagian dari

instrumen kekuasaan yang digunakan untuk semata-mata bagi kepentingan

pemerintah.

Proses demokratisasi di Indonesia menempatkan publik sebagai pemilik

dan pengendali utama ranah penyiaran. Karena frekuensi adalah milik publik dan

sifatnya terbatas, maka penggunaannya harus sebesar-besarnya bagi kepentingan

publik.Sebesar-besarnya bagi kepentingan publik artinya adalah media penyiaran

harus menjalankan fungsi pelayanan informasi publik yang sehat.Informasi terdiri

dari bermacam-macam bentuk, mulai dari berita, hiburan, ilmu pengetahuan, dll.

Dasar dari fungsi pelayanan informasi yang sehat adalah seperti yang tertuang

dalam Undang-undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 yaitu Diversity of

Content (prinsip keberagaman isi) dan Diversity of Ownership (prinsip

keberagaman kepemilikan).

Apabila ditelaah secara mendalam, Undang-undang no. 32 Tahun 2002

tentang Penyiaran lahir dengan dua semangat utama, pertama pengelolaan sistem

penyiaran harus bebas dari berbagai kepentingan karena penyiaran merupakan

Page 52: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

38

ranah publik dan digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik. Kedua

adalah semangat untuk menguatkan entitas lokal dalam semangat otonomi daerah

dengan pemberlakuan sistem siaran berjaringan.

Maka sejak disahkannya Undang-undang no. 32 Tahun 2002 terjadi

perubahan fundamental dalam pengelolaan sistem penyiaran di Indonesia.

Perubahan paling mendasar dalam semangat UU tersebut adalah adanya limited

transfer of authority dari pengelolaan penyiaran yang selama ini merupakan hak

ekslusif pemerintah kepada sebuah badan pengatur independen (Independent

regulatory body) bernama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Independen

dimaksudkan untuk mempertegas bahwa pengelolaan sistem penyiaran yang

merupakan ranah publik harus dikelola oleh sebuah badan yang bebas dari

intervensi modal maupun kepentingan kekuasaan.Belajar dari masa lalu dimana

pengelolaan sistem penyiaran masih berada ditangan pemerintah (pada waktu itu

rezim orde baru), sistem penyiaran sebagai alat strategis tidak luput dari kooptasi

negara yang dominan dan digunakan untuk melanggengkan kepentingan

kekuasaan. Sistem penyiaran pada waktu itu tidak hanya digunakan untuk

mendukung hegemoni rezim terhadap publik dalam penguasaan wacana strategis,

tapi juga digunakan untuk mengambil keuntungan dalam kolaborasi antara

segelintir elit penguasa dan pengusaha.

Terjemahan semangat yang kedua dalam pelaksanaan sistem siaran

berjaringan adalah, setiap lembaga penyiaran yang ingin menyelenggarakan

siarannya di suatu daerah harus memiliki stasiun lokal atau berjaringan dengan

lembaga penyiaran lokal yang ada didaerah tersebut.Hal ini untuk menjamin tidak

Page 53: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

39

terjadinya sentralisasi dan monopoli informasi seperti yang terjadi sekarang.Selain

itu, pemberlakuan sistem siaran berjaringan juga dimaksudkan untuk merangsang

pertumbuhan ekonomi daerah dan menjamin hak sosial-budaya masyarakat

lokal.Selama ini sentralisasi lembaga penyiaran berakibat pada diabaikannya hak

sosial-budaya masyarakat lokal dan minoritas.Padahal masyarakat lokal juga

berhak untuk memperolah informasi yang sesuai dengan kebutuhan polik, sosial

dan budayanya.Disamping itu keberadaan lembaga penyiaran sentralistis yang

telah mapan dan berskala nasional semakin menghimpit keberadaan lembaga-

lembaga penyiaran lokal untuk dapat mengembangkan potensinya secara lebih

maksimal.Undang-undang no. 32 Tahun 2002 dalam semangatnya melindungi hak

masyarakat secara lebih merata.45

F. Profil Komisi Penyiaran Indonesia

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), yang lahir atas amanat Undang-undang

Nomor 32 Tahun 2002, terdiri atas KPI Pusat dan KPI Daerah (tingkat provinsi).

Anggota KPI Pusat (9 orang) dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan KPI

Daerah (7 orang) dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.Selain itu,

anggaran program kerja KPI Pusat dibiayai oleh APBN (Anggaran Pendapatan

Belanja Negara) dan KPI Daerah dibiayai oleh APBD (Anggaran Pendapatan

Belanja Daerah).

45

http://www.kpi.go.id/index.php/2012-11-10-08-13-07/2012-11-10-13-10-08/Dasar-Pembentukan

Page 54: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

40

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), yang lahir atas amanat Undang-undang

Nomor 32 Tahun 2002, terdiri atas KPI Pusat dan KPI Daerah (tingkat provinsi).

Anggota KPI Pusat (9 orang) dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan KPI

Daerah (7 orang) dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.Selain itu,

anggaran program kerja KPI Pusat dibiayai oleh APBN (Anggaran Pendapatan

Belanja Negara) dan KPI Daerah dibiayai oleh APBD (Anggaran Pendapatan

Belanja Daerah).

Dalam pelaksanaan tugasnya, KPI dibantu oleh sekretariat tingkat eselon

II yang stafnya terdiri dari staf pegawai negeri sipil serta staf profesional non

PNS. KPI merupakan wujud peran serta masyarakat berfungsi mewadahi aspirasi

serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran harus mengembangkan

program-program kerja hingga akhir kerja dengan selalu memperhatikan tujuan

yang diamanatkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2002 Pasal 3:

"Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi

nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertaqwa,

mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka

membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil, dan sejahtera, serta

menumbuhkan industri penyiaran Indonesia."

Untuk mencapai tujuan tersebut organisasi, KPI dibagi menjadi tiga

bidang, yaitu bidang kelembagaan, struktur penyiaran dan pengawasan isi

siaran.Bidang kelembagaan menangani persoalan hubungan antar kelembagaan

KPI, koordinasi KPID serta pengembangan kelembagaan KPI.Bidang struktur

Page 55: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

41

penyiaran bertugas menangani perizinan, industri dan bisnis penyiaran.Sedangkan

bidang pengawasan isi siaran menangani pemantauan isi siaran, pengaduan

masyarakat, advokasi dan literasi media.

1. Anggota Bidang kelembagaan:

- Judhariksawan (Merangkap Ketua KPI Pusat)

- Bekti Nugroho (Koordinator)

- Fajar Arifianto Isnugroho

2. Anggota Bidang Struktur Penyiaran:

- Azimah Subagijo (Koordinator)

- Danang Sangga Buana

- Amirudin

3. Anggota Bidang Pengawasan Isi Siaran:

- Sujarwanto Rahmat

- Idy Muzayyad (Merangkap Wakil Ketua KPI Pusat)

- Agatha Lily (Koordinator)

Mekanisme pembentukan KPI dan rekrutmen anggota yang diatur oleh

Undang-undang nomor 32 tahun 2002 akan menjamin bahwa pengaturan sistem

penyiaran di Indonesia akan dikelola secara partisipatif, transparan, akuntabel

sehingga menjamin independensi KPI46

46

http://www.kpi.go.id/index.php/2012-05-03-14-44-06/2012-05-03-14-44-38/profil-kpi

Page 56: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

42

G. Visi dan Misi

1. Visi

Terwujudnya sistem penyiaran nasional yang berkeadilan dan bermartabat

untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.

2. Misi

- Mengembangkan kebijakan pengaturan, pengawasan dan pengembangan

Isi Siaran;

- Melaksanakan kebijakan pengawasan dan pengembangan terhadap Strutur

Sistem Siaran dan Profesionalisme Penyiaran;

- Membangun kelembagaan KPI dan partisipasi masyarakat terhadap

penyelenggaraan penyiaran;

- Meningkatkan kapasitas Sekretariat KPI47

.

H. Tentang Perizinan penyiaran

Perizinan adalah simpul utama dari pengaturan mengenai penyiaran.

Dalam rangkaian daur proses pengaturan penyiaran, perizinan menjadi tahapan

keputusan dari negara (melalui KPI) untuk memberikan penilaian (evaluasi)

apakah sebuah lembaga penyiaran layak untuk diberikan atau layak meneruskan

hak sewa atas frekuensi. Dengan kata lain, perizinan juga menjadi instrumen

pengendalian tanggungjawab secara kontinyu dan berkala agar setiap lembaga

penyiaran tidak melenceng dari misi pelayanan informasi kepada publik.

47

http://www.kpi.go.id/index.php/2012-05-03-14-44-06/2012-05-03-14-44-38/visi-dan-misi

Page 57: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

43

Dalam sistem perizinan diatur berbagai aspek persyaratan, yakni mulai

persyaratan perangkat teknis (rencana dasar teknik penyiaran dan persyaratan

teknis perangkat penyiaran, termasuk jaringan penyiaran), substansi/format siaran

(content), permodalan (ownership), serta proses dan tahapan pemberian,

perpanjangan atau pencabutan izin penyelenggaraan penyiaran.

Sementara itu dari sisi proses dan tahapan, pemberian dan

perpanjangan izin penyelenggaraan penyiaran akan diberikan oleh

negara setelah memperoleh:

masukan dan hasil evaluasi dengar pendapat antara pemohon dan KPI;

rekomendasi kelayakan penyelenggaraan penyiaran dari KPI;

hasil kesepakatan dalam forum rapat bersama yang diadakan khusus

untuk perizinan antara KPI dan Pemerintah; dan

izin alokasi dan penggunaan spektrum frekuensi radio oleh

Pemerintah atas usul KPI.

Pemberian izin dilakukan secara bertahap, yakni, izin sementara dan izin

tetap. Sebelum memperoleh izin tetap penyelenggaraan penyiaran, lembaga

penyiaran radio wajib melalui masa uji coba siaran paling lama 6 (enam) bulan

sedangkan untuk lembaga penyiaran televisi wajib melalui masa uji coba siaran

paling lama 1 (satu) tahun. Perlu dicatat, bahwa izin penyiaran yang sudah

diberikan dilarang dipindahtangankan (diberikan, dijual, atau dialihkan) kepada

pihak lain (badan hukum lain atau perseorangan lain).

Jangka waktu penggunaan izin penyelenggaraan penyiaran dibatasi

dalam batas waktu tertentu, yakni untuk izin penyelenggaraan

Page 58: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

44

penyiaran radio adalah 5 (lima) tahun dan untuk penyelenggaraan

penyiaran televisi adalah 10 (sepuluh) tahun. Izin ini bisa diperpanjang

melalui pengajuan kembali untuk kemudian dilakukan evaluasi dan

verifikasi ulang terhadap berbagai persyaratan pemberian izin. Izin

penyelenggaraan penyiaran yang sudah diberikan dan masih berlaku

dimungkinkan untuk dicabut kembali oleh negara jika sewaktu-waktu

lembaga penyiaran tersebut:

Tidak lulus masa uji coba siaran yang telah ditetapkan (ini berlaku bagi

lembaga penyiaran yang belum memiliki izin tetap, yakni untuk

lembaga penyiaran radio wajib melalui masa uji coba siaran paling lama

6 bulan dan untuk lembaga penyiaran televisi wajib melalui masa uji

coba siaran paling lama 1 tahun);

Melanggar penggunaan spektrum frekuensi radio dan/atau wilayah

jangkauan siaran yang ditetapkan;

Tidak melakukan kegiatan siaran lebih dari 3 (tiga) bulan tanpa

pemberitahuan kepada KPI;

Dipindahtangankan kepada pihak lain;

Melanggar ketentuan rencana dasar teknik penyiaran dan persyaratan

teknis perangkat penyiaran; atau

Melanggar ketentuan mengenai standar program siaran setelah adanya

putusan pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap.48

48

http://www.kpi.go.id/index.php/perizinan-penyiaran

Page 59: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

45

I. Pengawasan Penyiaran

Eksistensi KPI adalah bagian dari wujud peran serta masyarakat dalam hal

penyiaran, baik sebagai wadah aspirasi maupun mewakili kepentingan masyarakat

(UU Penyiaran, pasal 8 ayat 1).Legitimasi politik bagi posisi KPI dalam

kehidupan kenegaraan berikutnya secara tegas diatur oleh UU Penyiaran sebagai

lembaga negara independen yang mengatur hal-hal mengenai penyiaran (UU

Penyiaran, pasal 7 ayat 2). Secara konseptual posisi ini mendudukkan KPI sebagai

lembaga kuasi negara atau dalam istilah lain juga biasa dikenal dengan auxilarry

state institution.

Dalam rangka menjalankan fungsinya KPI memiliki kewenangan (otoritas)

menyusun dan mengawasi berbagai peraturan penyiaran yang menghubungkan

antara lembaga penyiaran, pemerintah dan masyarakat. Pengaturan ini mencakup

semua daur proses kegiatan penyiaran, mulai dari tahap pendirian,

operasionalisasi, pertanggungjawaban dan evaluasi. Dalam melakukan kesemua

ini, KPI berkoordinasi dengan pemerintah dan lembaga negara lainnya, karena

spektrum pengaturannya yang saling berkaitan.Ini misalnya terkait dengan

kewenangan yudisial dan yustisial karena terjadinya pelanggaran yang oleh UU

Penyiaran dikategorikan sebagai tindak pidana.Selain itu, KPI juga berhubungan

dengan masyarakat dalam menampung dan menindaklanjuti segenap bentuk

apresiasi masyarakat terhadap lembaga penyiaran maupun terhadap dunia

penyiaran pada umumnya.

Page 60: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

46

Berikut ini adalah kewenangan, tugas dan kewajiban KPI dalam rangka

melakukan pengaturan penyiaran.

A. Wewenang

- Menetapkan standar program siaran

- Menyusun peraturan dan menetapkan pedoman perilaku penyiaran

(diusulkan oleh asosiasi/masyarakat penyiaran kepada KPI)

- Mengawasi pelaksanaan peraturan dan pedoman perilaku penyiaran serta

standar program siaran

- Memberikan sanksi terhadap pelanggaran peraturan dan pedoman perilaku

penyiaran serta standar program siaran

- Melakukan koordinasi dan/atau kerjasama dengan Pemerintah, lembaga

penyiaran, dan masyarakat

B. Tugas dan Kewajiban

- Menjamin masyarakat untuk memperoleh informasi yang layak dan benar

sesuai dengan hak asasi manusia

- Ikut membantu pengaturan infrastruktur bidang penyiaran

- Ikut membangun iklim persaingan yang sehat antarlembaga penyiaran dan

industri terkait

- Memelihara tatanan informasi nasional yang adil, merata, dan seimbang

- Menampung, meneliti, dan menindaklanjuti aduan, sanggahan, serta kritik

dan apresiasi masyarakat terhadap penyelenggaraan penyiaran

Page 61: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

47

- Menyusun perencanaan pengembangan sumber daya manusia yang

menjamin profesionalitas di bidang penyiaran49

J. Tata Cara Penggantian Anggota KPI

Adapun termaktub dalam UU No. 32 Pasal 11 ayat 3 yaitu Ketentuan

mengenai tata cara penggantian anggota KPI sebagaimana dimaksud dalam ayat 1

diatur lebih lanjut oleh KPI. Termaktub dalam Pasal 10 :

(1) Untuk dapat diangkat menjadi anggota KPI harus dipenuhi syarat

sebagai berikut:

a. warga negara Republik Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa;

b. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;

c. berpendidikan sarjana atau memiliki kompetensi intelektual yang

setara;

d. sehat jasmani dan rohani;

e. berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela;

f. memiliki kepedulian, pengetahuan dan/atau pengalaman dalam

bidang penyiaran;

g. tidak terkait langsung atau tidak langsung dengan kepemilikan

media massa;

h. bukan anggota legislatif dan yudikatif;

i. bukan pejabat pemerintah; dan

49

http://www.kpi.go.id/index.php/2012-05-03-15-54-45/pengawasan-penyiaran

Page 62: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

48

j. non-partisan.

(2) Anggota KPI Pusat dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Indonesia dan KPI Daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Provinsi atas usul masyarakat melalui uji kepatutan dan

kelayakan secara terbuka.

(3) Anggota KPI Pusat secara administratif ditetapkan oleh Presiden atas

usul Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan anggota KPI

Daerah secara administratif ditetapkan oleh Gubernur atas usul Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi.

(4) Anggota KPI berhenti karena:

a. masa jabatan berakhir;

b. meninggal dunia;

c. mengundurkan diri;

d. dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang

memperoleh kekuatan hukum tetap; atau

e. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud

dalam ayat 150

Pada pasal 10 menjelaskan syarat-syarat menjadi anggota komiosioner

Komisi Penyiaran Indonesia. Lalu pada pasal 11 menjelaskan alur tata cara

pergantian. Disebutkan dalam Pasal 11 yaitu :

(1) Apabila anggota KPI berhenti dalam masa jabatannya karena alasan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) huruf b, huruf c, huruf

50

www.hukum online.com/UU-No.32.PKPI diakses tanggal 30 april

Page 63: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

49

d, dan huruf e, yang bersangkutan digantikan oleh anggota pengganti

sampai habis masa jabatannya.

(2) Penggantian anggota KPI Pusat secara administratif ditetapkan oleh

Presiden atas usul Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan

anggota KPI Daerah secara administratif ditetapkan oleh Gubernur

atas usul Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi.

(3) Ketentuan mengenai tata cara penggantian anggota KPI sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut oleh KPI.

Dalam kelembagaan pembentukan anggota komisioner, dalam Peraturan

KPI No,1 Tahun 2014, pada pasal 9 terbagi 3 ayat51

:

(1) Anggota KPI pusat dipilih oleh DPR RI atas usul masyarkat melalui uji

kepatutan dan kelayakan secara terbuka

(2) Anggota KPI Pusat secara administrative ditetapkan oleh Presiden atas

usul DPR RI

(3) DPR RI dapat dibantu oleh Tim Seleksi Pemilihan Anggota KPI Pusat

yang bertanggung jawab kepada DPR RI

Lalu tata cara pemilihan anggota KPI pusat dituliskan sub bagian satu pada

pasal 10 Peraturan KPI No. 1 Tahun 2014

(1) Penetapan Tim Seleksi Pemilihan anggota KPI Pusat dilakukan oleh

DPR RI

51

51

www.hukum online.com/UU-No.32.PKPI diakses tanggal 30 april

Page 64: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

50

(2) KPI Pusat dapat mengusulkan nama-nama calon anggota Tim Seleksi

Pemilihan Anggota KPI Pusat kepada DPR RI

(3) Tim seleksi pemilihan anggota KPI Pusat terdiri 5 (lima) orang

anggota yang dipilh dan ditetapkan oleh DPR RI dengan

memperhatikan keterwakilan unsure tokoh masyarakat,

akademisi/kampus. Pemerintah dan KPI Pusat.

(4) Surat Keputusa (SK) Penetapan Tim Seleksi Pemilihan Anggota KPI

Pusat disusun dan ditanda tangani oleh DPR RI

(5) Tim seleksi pemilihan anggota KPI Pusat secara teknis dapat dibantu

oleh Sekretariat KPI Pusat

Page 65: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

51

BAB IV

TEMUAN ANALISIS

Pada pembahasan ini, penulis menganalisis dari dua temuan berbeda

namun tetap berita yang sama. Dua temuan tersebut berasal dari Majalah Tempo

dan portal berita online Tempo.co. Pembahasan berita investigasi yang

disampaikan semua sama, namun yang membedakan adalah sub judul. Jika di

portal online terdapat sub judul, akan tetapi tidak ada di majalah. Oleh karena itu,

demi memudahkan pembahasan. Penulis menggunakan sub judul yang terdapat

pada berita online dan isi

Judul Halaman Utama Majalah Mingguan Tempo, 20 – 26 Januari 2014,

“Siasat Politik Stasiun Televisi : Permainan di balik seleksi anggota

komisioner Penyiaran Indonesia”

Sub judul penulisan terbagi :

1. Seleksi Serampangan Punggawa Penyiaran

2. Ujian Tanpa Guna

3. Cacat Sejak Lahir

4. Asal Tabrak Aturan

5. Tim Bayangan Senayan

6. Serangan Udara Di Layar Kaca

7. Loyo Hadapi Jurus Iklan

Page 66: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

52

A. Analisis Wacana Norman Fairclough

1. Analisis Teks laporan investigasi berjudul “Seleksi Serampangan

Punggawa Penyiaran”

Pada pemberitaan ini, isu yang ditampilkan ialah berawal dari beberapa

stasiun televisi melakukan sejumlah pelanggaran demi suatu kepentingan.Hal ini

terkait, mendekati masa pesta demokrasi di Indonesia. Dalam pemberitaan kali ini

Tempo memaparkan kecurigaannya mengenai kelemahan KPI menindak lanjuti

kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh baik stasiun televisi swasta dan

nasional.

Tabel 4.1 Analisis Teks ―Seleksi Serampangan Punggawa Penyiaran‖

Tindakan Di hadapan mereka, duduk rombongan anggota staf Media

Nusantara Citra (MNC) Group yang dipimpin corporate secretary

mereka, Arya Sinulingga.Dalam pertemuan itu, KPI meminta

klarifikasi atas penayangan acara berjudul Mewujudkan Mimpi

Indonesia di RCTI pada 21 Desember lalu.

Proses Mental Pada awal Desember lalu, KPI mencoba mengantisipasi

perkembangan ini dengan mengirimkan surat peringatan kepada

enam lembaga penyiaran yang dinilai menyiarkan berita politik

secara tidak proporsional

Peristiwa KPI yang limbung dan tak gesit bertindak bisa punya implikasi

panjang, lebih-lebih pada tahun politik seperti sekarang.

Keadaan Posisi strategis KPI ini yang tak banyak disadari orang ketika

pemilihan komisioner lembaga itu mulai bergulir awal tahun lalu.

Proses seleksi berlangsung adem-ayem, tanpa banyak riak.

"Padahal proses seleksi KPI bermasalah sejak awal. Ada begitu

banyak kejanggalan," ucap Roy.

Page 67: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

53

Pada penjabaran ini, tindakan merupakan suatu sikap atau langkah yang

diambil, demi terselesaikannya terhadap masalah. Representasi yang dihadirkan

ialah pertemuan Komisi Penyiaran Indonesia dengan para petinggi stasiun televisi

swasat nasional yaitu RCTI untuk mengklarifikasi program acara Mewujudkan

Mimpi Indonesia. Hal ini terlihat pada kata ‗atas‘ yang merupakan kata

penghubung. Dalam acara tersebut bermuatan politik yang menampilkan

kemeriahan acara ulang tahu salah satu partai politik. Dimana pemilik stasiun

televisi juga merupakan petinggi di parpol tersebut.

Pada tingkat proses mental ialah saat KPI memberi teguran awal kepada

enam stasiun televisi yang menayangangkan berita politik yang berlebihan atau

tidak sewajarnya. Hal ini terkait pada tayangan siaran bermuatan politik tidak

proposional. Kebijakan yang dilakukan KPI merupakan peringatan yang

seharusnya di patuhi oleh para stasiun televisi tersebut.

Terkait dengan peristiwa, Komisi Penyiaran Indonesia seperti tak dapat

berkutik lagi seperti kehabisan cara menindak lanjuti para stasiun televisi yang

melanggar aturan. Belum lagi mendekati pemilihan umum, masa-masa ini

dimanfaatkan oleh sejumlah pemilik televisi yang memiliki kepentingan politik.

Meskipun sudah beberapa kali diperingati, KPI seakan diacuhkan dan diabaikan

peringatannya. Ini memliki impilkasi, dimana adanya ketimpangan serta menyalah

gunakan frekuensi publik.

Berlanjut pada konteks keadaan, lemahnya KPI menindak lanjuti akan

kenakalan yang dilakukan oleh sejumlah stasiun televisi membuat kekhawatiran.

Page 68: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

54

Pasalnya, pemilihan anggota ini harusnya publik turut mengawasi. Seleksi

komisioner KPI terjadi tidak terlalu dipublikasikan oleh pihak tim seleksi.

Dalam sebuah berita, relasi merupakan hal terpenting yang dilibatkan oleh

wartawan dalam membuat berita.Relasi merupakan hubungan antara tiga kategori

yaitu awak media (reporter, redaktur), khalayak media dan pertisipan media

(politisi, tokoh, pengamat).Relasi yang dihadirkan oleh Tempo dalam berita ini

ialah Roy Thaniago selaku Direktur Remote TV, yang dimintai pendapatnya

mengenai Komisi Penyiaran Indonesia.Hal ini terdapat pada kalimat.

Tabel 4.2 Analisis Relasi dalan Teks ―Seleksi Serampangan Punggawa

Penyiaran‖

Relasi yang dihubungkan oleh

Roy Thaniago mengenai KPI

Dia lalu menunjuk kasus siaran konvensi Partai

Demokrat di TVRI pada September tahun lalu

sebagai contoh. "Awalnya KPI bilang TVRI tidak

salah, tapi belakangan berubah," kata Roy sambil

menggelengkan kepala.

Dalam hal ini pembaca dihubungkan bagaimana gestur maupun sikap Roy

Thaniago saat memberikan tanggapannya mengenai KPI. Rangkaian kalimat lebih

mengarah terhadap pandangan Roy tentang kinerja lembaga penyiaran publik

tersebut.

Tabel 4.3 Analisis Identitas dalam Teks ― Seleksi Serampangan Punggawa Penyiaran‖

Identitas dengan Pengamat Penyiaran Ompongnya KPI membuat khalayak

khawatir. "Apalagi, dalam beberapa kasus,

mereka seperti bingung mengambil sikap,"

ujar Roy Thaniago, awal Januari lalu.

Page 69: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

55

Pada tahap identitas, wartawan menempatkan posisi nya layaknya

melakukan percakapan biasa dengan pengamat. Dalam pemberitaan, pembaca

dibawa untuk kritis menghadapi keadaan siaran informasi dimasyarakat

mengalami ketimpangan demi kepentingan pribadi dan suatu kelompok. Hal ini

dipaparkan mengenai tayangan acara konvensi Partai Demokrat yang disiarkan

oleh TVRI, stasiun televisi milik pemerintah.

Dalam konteks ini,Komisi Penyiaran memberikan peringatan kepada

beberapa stasiun televisi swasta nasional yang diketahui melanggar aturan dan

membuat kekhatiwaran. Namun hal ini tidak luput bagi adanya kecurigaan baik

Tempo dan Roy Thaniaga selaku pengamat terhadap Komisi Penyiaran Indonesia,

selaku regulator siaran publik dinegeri ini yang dinilai kurang tegas.

Penggunaan gaya bahasa yang penulis teliti terdapat perumpamaan. Hal ini

pada sub judul Seleksi Serampangan Punggawa Penyiaran. Lalu ada,Inuendo52

yaitu gaya bahasa yang merupakan sindiran dengan mengecilkan dari kenyataan

sebenarnya. Seperti yang ada dalam kalimat ini :Ompongnya KPI membuat

khalayak khawatir. "Apalagi, dalam beberapa kasus, mereka seperti bingung

mengambil sikap," ujar Roy Thaniago, awal Januari lalu.

52

M.si, Syhaemi dan Ruli Nasrullah, M.si, Bahasa Jurnalistik, Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009. hl. 160

Page 70: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

56

Gambar 1 - Seleksi Serampangan Punggawa Penyiaran

2. Analisis Teks Laporan Investigasi “Ujian Tanpa Guna”

Pelaporan yang dijabarkan mulai berawal dari proses seleksi yang

dilakukan oleh Komisi Penyiaran Indonesia. Dalam pemberitaannya, Tempo

memulai saat pada tahap akhir yaitu fit and proper di DPR .Informasi mengenai

pemilihan komisioner memang tidak banyak sorotan dari masyarakat.Seleksi

tersebut memicuTim Tempo, dikarenakan adanya kejanggalan demi kejanggalan

yang terjadi.

Tabel 4.4 Analisis Teks ―Ujian Tanpa Guna‖

Tindakan Riyanto salah satu dari tiga anggota Tim Seleksi

Komisioner KPI periode 2013-2016. Dia ikut

menentukan 20 nama calon yang lolos ujian

kompetensi dan berhak menjalani uji kelayakan dan

kepatutan di Dewan Perwakilan Rakyat

Page 71: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

57

Proses Mental ..bulan kemudian, pada awal Oktober, barulah

pertanyaan Riza menemukan jawaban. Dono

Prasetyo, salah satu calon Komisioner KPI yang tak

lolos seleksi, menemukan bukti bahwa proses

pemilihan tidak berjalan semestinya.

Peristiwa Pada pekan pertama Juli, Komisi Informasi dan

Komunikasi Dewan Perwakilan Rakyat

mengadakan fit and proper test selama dua hari.

Lewat voting, sembilan orang akhirnya terpilih

menjadi Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia

masa bakti 2013-2016.

Keadaan ..mantan Komisioner Komisi Informasi Pusat ini

mengadukan amburadulnya proses seleksi KPI ke

Komisi Ombudsman Indonesia dan Sekretariat

Negara. Dia berharap proses seleksi diulang.

Dalam konteks tindakan dalam pemberitaan ini ialah selain panitia seleksi

(pansel) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) turut serta memilih calon

komisioner.Pemilihan yang dilakukan oleh DPR merupakan tahap final. Nama-

nama yang diajukan merupakan calon-calon yang dinilai telah lolos seleksi tahap

demi tahap yang dilakukan tim pansel. Disebutkan Riyanto yang merupakan salah

satu dari tiga anggota tim pansel, memang memiliki peran besar dalam proses.

Pada tahap proses Mental, Ahmad Riza merupakan salah satu calon

anggota yang gagal lolos seleksi untuk tahap selanjutnya. Riza mencoba cari tahu

akan kejanggalan atau keingin tahunannya yang besar. Maksud dalam hal ini, apa

yang menyebabkannya gagal lolos. Akan tetapi, tidak hanya Ahmad Riza, ada

Dono Prasetyo salah satu calon komisioner tidak lolos seleksi. Keduanya sama-

sama merasakan adanya kesalahan yang terjadi pada proses pemilihan anggotan

komisioner.

Page 72: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

58

Akan tetapi, proses fit and proper test telah berjalan saat minggu pertama

bulan juli. Selama dua hari, Komisi 1 DPR menjalankan pada akhirnya telah

memilih sembilan anggota komisioner melalui voting. Saat itu, proses yang

diadakan oleh Komisi Penyiaran Indonesia berlangsung tenang tanpa ada

permasalahan.

Pada tahap keadaan pemilihan yang telah selesai, Dono Prasetyo yang

merasa kecewa pada KPI.Usai menemukan bukti-bukti yang dia dapat, mantan

ketua Komisi Informasi Pusat melaporkan ke Ombudsman. Harapannya agar

proses pemilihan diulang kembali akan peraturan yang tidak dijalan sesuai UU

yang dibuat.

Tabel 4.5 Analisis Relasi dalam Teks ―Ujian Tanpa Guna‖

Relasi yang dihubungkan oleh

Ahmad Riza mengenai KPI

"Kalau saya dianggap bagus, bukankah saya tetap

bisa menjaga industri penyiaran di daerah dengan

menjadi Komisioner KPI pusat?" ujar dosen ilmu

komunikasi Universitas Lampung ini.

Relasi yang dihubungkan oleh

Dono Prsetyo mengenai KPI

"Saya menduga ada kepentingan politik untuk

mengamankan kepentingan industri televisi

menjelang pemilihan umum," ujar Dono. Berbekal

bukti itu, mantan Komisioner Komisi Informasi

Pusat ini mengadukan amburadulnya proses

seleksi KPI ke Komisi Ombudsman Indonesia dan

Sekretariat Negara.

Selanjutnya, dalam pemberitaan ini relasi yang dihadirkan oleh Tempo ada

dua orang yaitu Ahmad Riza dan Dono Prasetyo.Keduanya merupakan calon

anggota yang tidak lolos seleksi. Riza merupakan Komisioner KPI Lampung dan

Page 73: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

59

Dono, mantan Ketua Komisi Informasi Pusat memaparkan akan kecurigaannya

terhadap proses seleksi.

Tabel 4.6 Analisis Identitas dalam Teks ―Ujian Tanpa Guna‖

Identitas dengan mantan

calon anggota komisioner

"Saya menduga ada kepentingan politik untuk

mengamankan kepentingan industri televisi menjelang

pemilihan umum," ujar Dono. Berbekal bukti itu, mantan

Komisioner Komisi Informasi Pusat ini mengadukan

amburadulnya proses seleksi KPI ke Komisi Ombudsman

Indonesia dan Sekretariat Negara. Dia berharap proses

seleksi diulang.

Kabar soal protes Dono menyebar cepat lewat media. Di

Lampung, Riza, yang mendengar soal ini, bergegas pergi

ke Jakarta. Diam-diam dia mendapat akses untuk melihat

sendiri hasil ujian tertulis yang membuatnya gagal lolos ke

Senayan. "Ternyata nama saya ada di urutan kedua

terbaik," katanya pelan

Terakhir pada tahap identitas, keberadaan Tempo dalam pemberitaan ini,

sebagai salah satu dari dua calon anggota komisioner yang kecewa akibat gagal

masuk karena proses seleksi yang tidak semestinya. Maksudnya, dalam hal ini

baik Riza dan Dono menganggap mereka sebagai korban pada proses pemilihan

komisioner KPI. Kecurigaan timbul berlandaskan akan bukti dan ketidak jelasan

yang dilakukan lembaya pengawas penyiaran masyarakat ini.

Dalam pemberitaan ini terdapat gaya bahasa menggunakan satire yaitu

gaya bahasa mengandung unsur kritik tentang kelemahan53

. Hal ini terdapat pada

kalimat “mantan Komisioner Komisi Informasi Pusat ini mengadukan

amburadulnya proses seleksi KPI ke Komisi Ombudsman Indonesia”.

53

Ibid hal. 165

Page 74: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

60

Gambar 2 - Ujian Tanpa Guna

3. Analisis Teks Laporan Investigasi “Cacat Sejak Lahir”

Penulisan yang dihadirkan ialah mengenai jumlah anggota panitia seleksi

Komisioner KPI tidak sesuai dengan aturan. Hanya terdapat tiga dari lima anggota

dalam satu tim pansel. Jumlah tersebut dihawatirkan proses pemilihan yang

kurang maksimal. Instruksi dari Dewan Perwakilan Rakyart, untuk terus

melanjutkan proses pemilihan meskipun kurangnya anggota.

Tabel 4.7 Analisis Teks ―Cacat Sejak Lahir‖

Tindakan Mereka bekerja berdasarkan surat keputusan yang

diterbitkan Komisi Informasi Dewan Perwakilan Rakyat.

Mekanisme ini diatur dalam Peraturan KPI soal Pedoman

Rekrutmen KPI, yang disahkan pada April 2011.

Proses Mental Peraturan itu tegas-tegas menyebutkan bahwa anggota Tim

Seleksi seharusnya lima orang. Kelima anggota ini

mewakili pemerintah, tokoh masyarakat, dan akademikus.

Page 75: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

61

Peristiwa Yang jadi masalah, nama-nama tersebut tidak dipilah-pilah

dulu sebelum diajukan ke DPR Nama Edi Lisdiono,

misalnya, hampir tak pernah terdengar rekam jejaknya

dalam dunia penyiaran.

Keadaan TIM Seleksi Pemilihan KPI terdiri atas tiga orang: Ketua

KPI Mochamad Riyanto, Sekretaris Umum Majelis Ulama

Indonesia Muhammad Ichwan Syam, dan dosen Fakultas

Hukum Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag)

Semarang, Edi Lisdiono.

Tindakan yang dihadirkan dalam pemberitaan ini, Komisi 1, DPR telah

menentukan tim panitia seleksi (pansel) untuk menjalankan proses pemilihan

anggota komisioner. Komisi Informasi dan komunikasi telah menerbitkan surat

keputusan sesuai dengan mekanisme peraturan KPI yang dishakna pada tahun

2011. Dalam peraturannya, sebelum proses komisioner dimulai harus dibentuk

panitia seleksi sebelumnya.

Pada proses mental, masih menekankan pada peraturan mengenai

pembentukan anggota tim pansel. Dalam aturan undang-undang yang ada, anggota

terdiri dari lima orang. Dalam peraturan tersebut, kelima orang itu mewakili dari

berbagai sektor bidang seperti dari pemerintah, tokoh masyarakat dan

akademikus.

Peristiwa yang hadirkan oleh Tempo adalah salah satu tim panitia seleksi

yaitu Edi Lisdiono seperi asing dan kurang dikenal. Dalam pemaparannya, Edi

seakan tidak memliki peran ataupun publisitas dalam dunia penyiaran.

Page 76: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

62

Tahap keadaan yang terjadi dalam laporan ini, tim panitia seleksi hanya

terdapat tiga orang, yang seharusnya terdapat lima orang. Ketiga anggota tersebut

ialah Mochamad Riyanto, Muhammad Ichwan Syam dan Edi Lisdiono.Mereka

berasal dari berbagai bidang profesi.Riyanto dari ketua KPI, Ichwan Syam dari

Sekum MUI dan Edi merupakan dosen fakultas hukum dari Universitas Tujuh

Belas Agustus.

Tabel 4.8 Analisis Relasi dalam Teks ―Cacat Sejak Lahir”

Relasi yang

dihubungkan oleh

Mochammad Riyanto

mengenai KPI

. "Sudah saya minta tambahan nama kepada DPR, tapi mereka

bilang jalan saja terus," ucap Riyanto ketika dimintai

konfirmasi,

Relasi yang dihadirkan oleh Tim Tempo ialah Mochammad Riyanto,

selaku ketua panitia seleksi. Terkait tidak sesuai jumlah tim panitia seleksi,

beberapa nama calon telah diajukan akan tetapi banyak yang berhalangan. Riyanto

merasakan kekurangannya anggota Tim, akan tetapi DPR instruksikan proses

tetap dilanjutkan.

Tabel 4.9 Analisis Identitas dalam Teks ―Cacat Sejak Lahir”

Identitas sebagai awak

media

Walhasil, setelah ditetapkan DPR, baru terungkap bahwa

hampir semuanya berhalangan. "Sudah saya minta

tambahan nama kepada DPR, tapi mereka bilang jalan

saja terus," ucap Riyanto ketika dimintai konfirmasi,

akhir November lalu.

Page 77: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

63

Dalam tahap identitas pada pelaporan ini, Tempo memposisikan sebagai

mestinyayaitu awak media yang berusaha menelusuri kebenaran serta kejanggalan

dalam tim pansel. Konfirmasi pernyataan Riyanto mengenai meminta tambahan

anggota merupakan bukti proses pemilihan ketua KPI berjalan tidak semestinya.

Penggunaan gaya bahasa yang digunakan terdapat Antitesis yang

merupakan jenis gaya bahasa yang mengadakan perbandingan antara dua anonim

yaitu kata-kata yang mengandung ciri-ciri semantik bertentangan54

. Hal ini ada

dalam kalimat , “Ahmad Riza Faisal tersingkir meski skornya terbaik kedua

dalam ujian tertulis”.

Gambar 3 – Cacat Sejak Lahir

4. Analisis Teks Laporan Investigasi “Asal Tabrak Aturan”

Dalam laporan ini, tim Tempo menuliskan pemaparan demi pemaparan

mengenai kronologis proses seleksi. Pemilihan yang tidak berjalan sesuai

54

Ibid hal 162

Page 78: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

64

aturannya, berdampak salah satu calon anggota yang gagal masuk akibat

kewenangan tersendiri. Majalah Tempo menelusuri sesuai dengan bukti-bukti

dokumen yang diterima dari informan maupun narasumbernya.

Tabel 4.10 Analisis Teks ―Asal Tabrak Aturan‖

Tindakan Tim Seleksi bahkan berinisiatif membuat satu ujian lagi:

seleksi integritas. Cara penilaiannya amat subyektif. "Kami

menilai integritas berdasarkan pengamatan kami atas latar

belakang calon," kata Riyanto

Proses Mental Jika mengacu pada Peraturan KPI tentang Pedoman

Rekrutmen, seharusnya seleksi Komisioner KPI terdiri atas

tiga tahap

Peristiwa Nilai visi-misi itu lalu digabungkan dengan skor hasil

ujian tertulis, untuk menentukan kelulusan uji kompetensi.

Yang lebih parah, hasil tes psikologi, yang seharusnya jadi

salah satu dasar kelulusan, malah sama sekali tidak dipakai

Keadaan Akibat metode penilaian semacam itu, Ahmad Riza

Faisal tersingkir meski skornya terbaik kedua dalam ujian

tertulis. Selain dia, ada delapan peserta lain yang nilainya

memenuhi syarat tapi tak diloloskan ke DPR.

Pada tahap tindakan, adanya aturan tersendiri yang dibuat KPI tanpa

mengikuti peraturan yang ada. Seleksi Integritas merupakan tahapan yang berasal

dari inisiatif oleh tim Pansel. Menurut Riyanto, selaku ketua Tim Pansel, tahap

merpakan tahapan tim mengamati latar belakang calon.Menurut Tempo, aturan

yang baru dibuat ini, dalam penilaiannya sangat subyektif saat menseleksi calon

anggota komisioner.

Proses mental yang dihadapkan dalam hal ini, menekankan Pedoman

Rekrutment. Aturan terdapat pada peraturan saat proses seleksi Komisioner KPI

Page 79: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

65

ada tiga tahap. Diantaranya ada tahap pertama yaitu seleksi administrasi yaitu

seleksi berkas para calon, tahap kedua adalah uji komepetensi terdiri dari ujian

tertulis dan tes psikologis. Tahap ketiga, yaitu fit and proper test, oleh DPR yang

merupakan tahap akhir proses seleksi.

Peristiwa yang disajikan dalam pemberitaan ini ialah, nilai visi-misi

merupakan tes dalam tahap pertama yaitu seleksi administrasi.Namun, hal itu

digabungkan bersama ujian tertulis yang merupakan prose tahap kedua. Tes

psikologi yang merupakan bagian tahap kedua tidak digunakan menurut

penelusuran tim Tempo.

Bentuk keadaan yang terjadi, dua mantan calon anggota komisioner yaitu

Ahmad Riza dan Dono Prasetyo, menjadi korban dalam ketidak jelasan alur

pemilihan. Selain dua orang tersebut yang tersingkir, terdapat delapan peserta

calon lainnya yang memiliki nilai sesuai syarat, akan tetapi tidak lolos ke tahap

selanjutnya yaitu Fit and Proper Test. Dalam temuan penilaian ini, Ahmad Riza

memiliki jumlah nilai terbaik kedua.

Tabel 4.11 Analisis Relasi dalam Teks ―Asal Tabrak Aturan”

Relasi yang dihubungkan

oleh Mochammad Riyanto

mengenai KPI

.... Hanya Riyanto yang bersedia bicara. Dia mengakui

semua pelanggaran aturan rekrutmen KPI. Menurut dia,

"Peraturan KPI soal pedoman rekrutmen itu kan cuma

pedoman saja."

Dalam penulisan ini, Riyanto masih dihadirkan sebagai narasumber untu

memperjelas. Dari riga orang anggota panitia seleksi, hanya Mochammad Riyanto

Page 80: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

66

yang bersedia untuk memberikan penjelasan. Ketua tim pansel ini mengakui telah

melakukan pelanggaran,yang menurutnya pedoman rekrutmen hanya sebuah

pedoman.

Tabel 4.12 Analisis Identitas dalam teks ―Asal Tabrak Aturan”

Identitas dengan sebagai

calon anggota komisioner. Akibat metode penilaian semacam itu, Ahmad Riza Faisal

tersingkir meski skornya terbaik kedua dalam ujian

tertulis. Selain dia, ada delapan peserta lain yang nilainya

memenuhi syarat tapi tak diloloskan ke DPR.

Pada tahap identitas, wartawan menempatkan dirinya sebagai korban

sekaligus narasumber terkait kejanggalan-kejanggalan dalam pemilihan anggota

komisioner. Proses rekrutment yang dijalan tidak sesuai prosedur, tentu

menimbulkan pertanyaan dan permasalahan, KPI yang membuat aturan akan

tetapi, ia juga menyalahgunakan peraturan dibuatnya sendiri.

Penggunaan gaya bahasa yang digunakan terdapat antifrasis yaitu

mengandung makna dari kebalikannya. Contohnya pada sub judul yaitu ―Asal

Tabrak Aturan”. Lalu ada gaya bahasa Alusi merupakan yang menunjukkan

secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh beranggapan adanya

pengetahuan bersama yang dimiliki oleh pengarang dan pembaca serta adanya

kemampuan para pembaca untuk menangkap pengacuan itu55

. Hal ini terdapat

pada yaituSekarang bola ada di Senayan.

55

Ibid hal.164

Page 81: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

67

Gambar 4 – Asal Tabrak Aturan

5. Analisis Teks Laporan Investigasi “Tim Bayangan Senayan”

Pada tulisan ini, majalah Tempo, membahas awal proses sebelum memulai

pemilihan anggota komisioner KPI. Mula-mual, Komisi Informasi DPR,

membentuk sebuah tim khusus yang dinamakan tim sembilan untuk mengawasi

proses seleksi. Tim ini terdiri dari setiap anggota fraksi partai.Setelah Tim khusus

dibuat, barulah dibentuk Tim Panitia Seleksi atau Pansel memulai sepanjang

pemilihan anggota komisione KPI.

Tabel 4.13 Analisis Teks ―Tim Bayangan Senayan‖

Tindakan ...... , sebelum terbentuknya Tim Seleksi, pada akhir

Januari lalu, Komisi Informasi DPR membentuk

sebuah tim khusus bernama Tim Sembilan.

Anggotanya adalah perwakilan setiap fraksi di

parlemen

Proses Mental Sepanjang proses seleksi di KPI, Tim Sembilan

beberapa kali meminta laporan dari Tim Seleksi.

Dalam satu rapat, seorang anggota DPR secara

Page 82: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

68

terbuka meminta keterangan soal latar belakang para

calon

Peristiwa Pada pekan pertama Juli, uji kepatutan dan kelayakan

atas 27 calon Komisioner KPI akhirnya digelar di

Komisi Informasi DPR. Di sinilah pertarungan politik

resmi dimulai. Setiap fraksi memiliki calon unggulan

sendiri.

Keadaan Menjelang tengah malam pada Rabu pertama Juli

lalu, sembilan komisioner baru Komisi Penyiaran

Indonesia akhirnya terpilih. Sekarang, lebih dari enam

bulan kemudian, buah dari proses seleksi yang

serampangan itu mulai dirasakan publik..

Pada bagian tindakan, menjelaskan DPR memiliki peran memilih anggota

Tim seleksi, sebelum proses pemilihan anggota komisioner. Akan tetapi, sebelum

menentukan keduanya, Komisi I membentuk Tim sembilan terdiri dari anggota

setiap fraksi di DPR. Tujuan pembentukan tim khusus untuk memonitor dan

mendampingi proses seleksi komisioner yang dilakukan oleh Tim Seleksi.

Bagian proses mental, Tim sembilan selalu memonitor perkembangan

yang dilakukan oleh Tim Seleksi. Komisi Informasi meminta setiap laporan baik

dari latar belakang setiap calon hingga hasil perkembangan tes ujian yang

diadakan.

Lanjut bagian peristiwa, pada awal bulan juli pertama tahun 2013, Komisi

I DPR menyelenggarakan fit and proper test yang dilakukan selama dua hari.

Jumlah calon yang lolos uji kelayakan dan kepatutan terdapat 27 orang. Pemilihan

mulai menegangkan, dimana setiap anggota fraksi memiliki calon unggulan.

Bentuk keadaan yang tergambarkan disini, setelah menjalani perjalan

proses pemilihan selama enam bulan. Akhirnya anggota DPR telah menteapkan

Page 83: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

69

sembilan anggota KPI yang terpilih pada masa bakti 2013-2016. Ketika usai

pemilihan, publik mulai menyadari akan proses yang dilakukan tidak berjalan

semestinya.

Relasi yang dihadirkan oleh Majalah Tempo semuanya merupakan

anggota Komisi baik Wakil Ketua DPR dan anggota tergabung dalam tim

sembilan yaitu Ramdani Pohan, Tantowi Yahya, dan sumber yang tidak ingin

disebutkan akan tetapi memberikan keterangan kepada Tim Tempo.

Anggota Tim Sembilan adalah Hayono Isman (Demokrat), Tantowi

Yahya/Meutia Hafidz (Golkar), Evita Nursanti (Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan), Mardani (Partai Keadilan Sejahtera), Djazuli (Partai Kebangkitan

Bangsa), Muhammad Najib (Partai Amanat Nasional), Husnan Bey (Partai

Persatuan Pembangunan), Ahmad Muzani (Gerindra), dan Susaningtyas

Kertopati (Hanura)56

Tabel 4.14 Analisis Relasi dalam teks ―Tim Bayangan Senayan”

Relasi yang dihubungkan oleh

Ramdani Pohan mengenai

Seleksi Pemilihan

Wakil Ketua Komisi Informasi DPR Ramadhan Pohan

menjelaskan tugas tim itu dengan gamblang. "Sesuai

dengan UU Penyiaran, DPR yang berwenang memilih

Komisioner KPI pusat. Untuk itu, kami memberi

mandat penuh kepada Tim Sembilan untuk memilih

Komisioner KPI," ucapnya.

Relasi yang dihubungkan oleh

Tantowi Yahya mengenai

Seleksi Pemilihan

Ketika ditanya soal ini, anggota Tim Sembilan,

Tantowi Yahya, buru-buru meluruskan. "Kami tidak

cawe-cawe soal siapa yang lulus ujian atau tidak,"

ujarnya

Relasi yang dihubungkan oleh

Susaningtyas Kertopati

mengenai Seleksi Pemilihan

.. Politikus Hanura, Susaningtyas Kertopati, tak malu

mengakuinya. "Yang menguntungkan MNC, saya suka.

Yang tidak menguntungkan, ya, enggak suka," ujarnya

terus terang.

Relasi yang dihubungkan oleh

Sumber tidak disebutkan

SumberTempo yang mengikuti proses lobi antarfraksi

pada malam penentuan hasil uji kelayakan mengakui

panasnya negosiasi. Bahkan, kata dia, pola tawar-

56

Tim Bayangan Senayan” dalam laporan investigasi Siasat Politik Stasiun Televisipada Majalah Tempo

Page 84: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

70

mengenai Seleksi Pemilihan menawarnya pun berbeda dengan lobi pada penentuan

pemimpin lembaga negara lain, seperti Komisi

Pemberantasan Korupsi dan Komisi Yudisial.

Di tahap Identitas, Tim Tempo hadir menjadi awak media yang selalu

mengikut rangakaian proses uji kepatutan dan kelayakan yang dilakukan oleh

DPR. Selain hadir menjadi bagian notulensi dalam rapat, Tim Tempo tetap

mencoba telusuri secara mendalam seperti lobi-melobi politik saat masa fit and

proper test berlangsung.

Tabel 4.15 Analisis Identitas dalam Teks ―Tim Bayangan Senayan”

Identitas dengan Tim

Majalah Tempo Pernyataan politikus Partai Demokrat ini tercantum dalam

notulensi rapat yang salinannya diperoleh Tempo. Maka

sejak awal parlemen sebenarnya sudah mengambil alih

proses pemilihan KPI. Tim Seleksi Riyanto hanya

kepanjangan tangan dari fraksi-fraksi di Senayan.

Terdapat penggunaan gaya bahasa alusi, sebagaimana dijelaskan

perumpaan yang diketahui oleh pengarang dan pembaca. Hal ini terdapat pada

bagian sub judul yaitu ―Tim Bayangan Senayan‖.

Gambar 5. Tim Bayangan Senayan

Page 85: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

71

6. Analisis Teks Laporan Investigasi “Serangan Udara Di Layar Kaca”

Tulisan mengenai Serangan Udara di Layar Kaca merupakan strategi yang

dilakukan oleh bebeapa pemilik stasiun televisi yang memiliki kepentingan

politik.Dalam artian demi meningkatkan elektabilitas partai politik yang dinaungi

oleh para konglomerator media. Hal ini diakui secara terang-terangan baik dari

elite partai dan pemilik media akan pemuatan pemberitaan yang sudah

direncanakan untuk mendobrak popularitas di depan publik.

Tabel 4.16 Analisis Teks ―Serangan Udara Di Layar Kaca‖

Tindakan ....kampanye Hanura banyak mengandalkan media massa. Siaran

televisi diyakini mampu menyebarkan informasi secara cepat dan

akurat untuk audiens dalam jumlah yang amat besar. "Kami

menyebutnya serangan udara," ujarnya. Berita positif dan iklan yang

terus-menerus adalah "peluru-peluru" untuk memenangi pertempuran

di udara itu.

Proses Mental Tentu bukan hanya Hanura dan Hary Tanoesoedibjo yang gencar

melakukan "serangan udara" di layar kaca. Ketua Umum Partai

Golkar Aburizal Bakrie juga beriklan di dua stasiun TV miliknya: TV

One dan ANTV. Kepada wartawan, Aburizal mengakui memasang

iklan sebanyak-banyaknya adalah bagian dari strategi kampanyenya

Peristiwa rekaman audio yang diunggah ke situs media sosial YouTube pada

Mei tahun lalu itu punya makna luar biasa. Inilah untuk pertama

kalinya rencana pengurus sebuah partai memanfaatkan lembaga

penyiaran demi kepentingan kampanye politik terbongkar dengan

terang-benderang

Keadaan Berkat strategi itu, kini elektabilitas Hanura, NasDem, dan Golkar

terus merambat naik. Sebuah survei terakhir bahkan menyebutkan

dukungan buat Hanura dan NasDem sudah di atas 6 persen, di atas

partai lama, seperti Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan

Pembangunan, dan Partai Keadilan Sejahtera.

Page 86: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

72

Dalam pembahasan Tindakan, dimulai dari pengakuan salah satu elite

partai Hanura, mengakui akan media massa merupakan media kampanye utama.

Menyebarkan informasi mengenai kegiatan partai merpakan salah satu strategi

kampanye paling efektif.Selain cepat sampai ke publik, televisi merupakan media

yang paling banyak diminati.Mulai dari iklan hingga menyisipkan informasi di

sela-sela acara menjadi peluru atau serangan dalam persaingan politik.

Lalu, pembahasan pada proses mental ialah strategi kampanye melalui

media massa tidak hanya dilakukan oleh Partai Hanura melalui MNC Group. Hal

yang sama juga dilakukan oleh beberapa pemilik media yang berafiliasi politik

seperti Aburizal Bakrie, memanfaatkan medianya untuk meningkatkan

popularitasnya dimasyarakat. Bahkan, ketua umum partai Golongan Karya ini

mengakui salah satu strategi kampanyenya ialah memasang iklan yang banyak.

Peristiwa yang digambarkan oleh Tempo ialah berawal dari beredarnya

sebuah rekaman audio kepublik dalam sebuah situs media sosial yaitu

Youtube.Dimana terjadi sebuah percakapan yang dilakukan oleh beberapa para

pejabat dan elite partai, untu merencanakan sebuah strategi untuk kepentingan

politik.Hal ini mengungkapkan terbongkarnya, kecurangan yang dilakukan oleh

salah satu partai politik.

Konteks keadaan dalam pemberitaan ini, ialah bukti keberhasilan yang

dilakukan oleh beberapa pemilik media yang memiliki kepentingan politik dapat

meningkatkan popularitas partai politik dinaunginya.Strategi cukup ampuh dan

mengalahkan elektabilitas partai-partai yang tidak memiliki media.Dalam artian,

Page 87: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

73

Parta Nasdem dan Hanura, berhasil mendapatkan dukungan masyarakat diatas6%

dari partai-partai lama.

Tabel 4.17 Analisis Relasi dalam Teks ―Serangan Udara di Layar Kaca‖

Relasi yang

dihubungkan oleh Arya

Srinulingga mengenai

Serangan Udara Di

Layar Kaca

kata Arya, kampanye Hanura banyak mengandalkan media

massa. Siaran televisi diyakini mampu menyebarkan

informasi secara cepat dan akurat untuk audiens dalam

jumlah yang amat besar. "Kami menyebutnya serangan

udara," ujarny

Relasi yang

dihubungkan oleh

Aburizal Bakrie

mengenai Serangan

Udara Di Layar Kaca

Kepada wartawan, Aburizal mengakui memasang iklan

sebanyak-banyaknya adalah bagian dari strategi

kampanyenya. "Iklan itu saya bayar," kata Aburizal pada

akhir November lalu. "Meskipun dapat diskon banyak juga,"

ujarnya sambil tersenyum lebar

Terdapat dua relasi yang dihadirkan oleh Tim Tempo, sebagai sumber

yang melengkapi pemberitaan.Ada Arya Sinulingga yang merupakan sekretaris

perusahaan PT Media Nusantara Citra (MNC) Group sekaligus Wakil Ketua

Badan Pemenangan Pemilu Partai Hanura.Lalu, ada Aburizal Bakrie selaku Ketua

Umum Partai Golkar dan pemilik Viva Group yaitu ANTV dan Tv One.

Tabel 4.18 Analisis Identitas dalam Teks ―Serangan Udara di Layar Kaca‖

Identitas dengan para

pemilik media

Berkat strategi itu, kini elektabilitas Hanura, NasDem, dan

Golkar terus merambat naik. Sebuah survei terakhir bahkan

menyebutkan dukungan buat Hanura dan NasDem sudah di

atas 6 persen, di atas partai lama, seperti Partai Amanat

Nasional, Partai Persatuan Pembangunan,

Identitas dipaparkan tim redaksi tempo dalam penulisan ini ialah para

pemilik media yang memiliki kepentingan politik. Salah satu pejabat partai

sekaligus petinggi media dinaunginya bahwa masa waktu kampanye yang

Page 88: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

74

disediakan Komisi Pemilihan Umum cukup singkat.Sehingga memulai kampanye

lebih dulu sebelum memasuki masanya.Hal ini diakui cukup meningkatkan

elektabilitas baik pemilik media dan partai politik yang dianunginya.

Penggunaan gaya bahasa perumpamaan yang terdapat dalam tulisan ini

yaitu Serangan Udara Di Layar Kaca pada sub judul. Lalu ada, gaya bahasa

klimaks dimana terdapat susnan ungkapan yang semakin lama mengandung

penekanan yaitu Ketika popularitas mulai terkerek naik, barulah para politikus

Hanura turun ke lapangan, mengetuk pintu dari rumah ke rumah, untuk mencari

dukungan riil.

Gambar 6 – Serangan Udara Di Layar Kaca

7. Analisis Teks Laporan Investigasi “Loyo Hadapi Jurus Iklan”

Dalam penulisan ini menjelaskan akan tindakan Komisi Penyiaran

Indonesia yang lemah menghadapai para konglomerator media memanfaatkan

untuk kepentingan meningkatkan elektabilitas partai yang dinaungi. Dalam hal

Page 89: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

75

ini, KPI menjadi lembaga yang mengawasi dan menegur akan relugasi

pemanfaatan frekuensi publik. Ditulisan ini, menggambarkan baik pemilik media

dan partai politiknya membuat sebuah program acara sebagai bentuk kampanye.

Tabel 4.19 Analisis Teks ―Loyo Hadapi Jurus Iklan”

Tindakan ..ketika rekaman itu pertama kali terungkap pada Mei

lalu, KPI langsung memanggil Hary Tanoesoedibjo

sebagai Direktur Utama MNC Group dan kakaknya,

Direktur Utama PT MNC SkyVision Bambang

Roedijanto Tanoesoedibjo. Komisioner meminta mereka

menjelaskan ada apa di balik rencana kongkalikong itu.

Tapi keduanya tak pernah datang.

Proses Mental Menghadapi model kampanye baru seperti ini, KPI

tampak mati langkah. Agatha Lily, komisioner baru KPI

yang bertanggung jawab mengawasi isi siaran, mengaku

tak menemukan pelanggaran Undang-Undang Penyiaran

ataupun Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar

Program Siaran di acara kuis itu

Peristiwa Bersamaan dengan meredupnya kelanjutan kasus itu,

Hanura menemukan cara baru melakukan "serangan

udara". Strategi anyar ini melibatkan acara berjudul Kuis

Kebangsaan, yang ditayangkan setiap hari di RCTI.

Keadaan KPI memilih merampungkan aturan teknis baru sebagai

senjata mereka. Rancangan peraturan KPI yang

dinamakan Pengaturan Pemanfaatan Lembaga Penyiaran

untuk Kepentingan Politik ini mulai disosialisasi pada

November lalu.

Tindakan dalam tulisan ini mengenai ketika KPI memanggil Hary

Tanoedoedibjo dan Bambang Roedijanto Tanoesoedibjo selaku Direktur Utama

baik dari MNC Group dan PT MNC Skyvision terkait rekaman yang tersebar di

Page 90: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

76

media sosial Youtube. Akan tetapi, kedua tidak memenuhi panggilan untuk

menjelas perihal tersebut.

Proses Mental, ketika bergantinya para anggota komisioner lama dengan

anggota komisioner baru di KPI. Tentunya, akan ada kebijakan baru yang dibuat.

Salah satu, anggota komisioner yang menaungi isi siaran tidak menemukan

adanya kesalahan yang dilakukan oleh media MNC.Berbeda denga, anggota

komisioner sebelumnya, berani memanggil untuk mengklarifikasi terkait rekaman

meskipun rencana program siaran itu belum direalisasikan.

Peristiwa yang dihadirkan dalam tulisan ini, saat partai Hanura

menayangkan ―Kuis Kebangsaan‖ setiap hari di media yang dimiliki oleh Wakil

Ketua Umum Partai tersebut.Ini merupakan salah satu strategi kampanye demi

menaikkan popularitas pasangan yang diusung dari Parta Hanura. Selain

menyebutkan nama pasangan, slogan dari pasangan tersebut turut disebutkan

setiap acara berlangsung.

Lanjut pada keadaan yang digambarkan langkah Komisi Penyiaran

Indonesia membuat rancangan kebijakan baru.Aturan tersebut merupakan

Pengaturan Pemanfaatn Lembaga Penyiaran untuk Kepentingan Politik.Dimana,

aturan ini mengawasi serta membuat regulasi isi penyiaran terkait afilliasi

politik.Aturan ini didukung oleh Komisi I DPR, sehingga dengan cepat segera

disosialisasikan.

Page 91: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

77

Tabel 4.20 Analisis Relasi dalam Teks ―Loyo Hadapi Jurus Iklan‖

Relasi yang dihubungkan

oleh Agatha Lily mengenai

Serangan Udara Di Layar

Kaca

Agatha Lily, komisioner baru KPI yang bertanggung jawab

mengawasi isi siaran, mengaku tak menemukan

pelanggaran Undang-Undang Penyiaran ataupun Pedoman

Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran di acara

kuis itu. "Diubrek-ubrek juga enggak ketemu," ujarnya.

Selanjutnya relasi yang dihadirkan oleh tim Tempo terdapat dua

narasumber yaitu Arya Srinulingga selaku Wakil Ketua Badan Pemenangan

Pemilu Partai Hanura dan Agatha Lily selaku anggota komisioner baru yang

bertugas mengawasi isi siaran publik. Keduanya dihadirkan untuk melengkapi

akan tanggapan kelemahan KPI menindak para pelaku media yang melakukan

kecurangan.

Tabel 4.21 Analisis Identitas dalam Teks ―Loyo Hadapi Jurus Iklan”

Identitas dengan

masyarakat Acara ini tanpa malu-malu mempromosikan Hanura dan

pasangan calon presiden-wakil presiden mereka: Wiranto-

Hary Tanoesoedibjo. Setiap kali Kuis Kebangsaan

ditayangkan, pembawa acara kuis ini meminta warga yang

menelepon untuk berseru, "Bersih, Peduli, Tegas." Tiga kata

itu adalah slogan kampanye "Win-HT"—begitu pasangan

Wiranto-Hary Tanoe menyebut diri mereka. Arya sendiri

membantah kalau acara itu disebut kampanye. "Itu iklan,

kok. Silakan diperiksa," katanya

Penulis menggambarkan identitas Tim Tempo, sebagai masyarakat yang

melakukan pengamatan mengenai isi siaran yang ada di beberapa stasiun televisi

salah satunya adalah MNC Tv. Media yang dimiliki oleh pejabat partai Hanura ini

melakukan publisitas melalui tayangan apapun salah satunya adalah kuis

Page 92: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

78

interaktif. Lemahnya KPI dalam memberi sanksi merupakan buah hasil dari

pemilihan yang dicurigai adanya kepentingan politik.

Terdapat gaya bahasa Antifrasis yang merupakan penggunaan kata dengan

makna kebalikannya. Hal ini terdapat pada sub judul yaitu Loyo Hadapi Jurus

Iklan”. Lalu, ada Inuendo yang terdapat pada kalimatSayangnya, itu pun kini

makin jauh panggang dari api.

Gambar 7 – Loyo Hadapi Jurus Iklan

B. Analisis Praktik Wacana

Pada umumnya, cara kerja media dalam memproduksi berita adalah sama.

Sebelum disiarkan berita, ada proses awal yang dilakukan yaitu rapat redaksi.

Dimana seluruh awak redaksi berkumpul menentukan isu yang dibahas untuk

konsumsi publik.

Khusus pemberitaan investigasi, majalah Tempo selalu mempersiapkan

minimal satu bulan sebelumnya tergantung isu dan topik hangat di masyarakat.

Page 93: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

79

Setiap hari senin, seluruh awak media berkumpul untuk mempersiapkan berita

investigasi ataupun meninjau ulang perkembangan berita yang akan diterbitkan.

Kegiatan rutin tersebut dapat dikatakan pula sebagai sidang redaksi,

dimana para awak media atau staff redaksi, bebas mengemukakann pendapat,

mengajukan usulan berita yang akan diangkat atau menggarap lebih dalam lagi isu

yang tengah hangat ditelinga masyarakat.

“Jadi setiap senin itu kita mengadakan sidang redaksi, kita semua kumpul, baik pimred,

redaktur, para staff redaksi kita rembukin bareng-bareng. Isu apa nih yang akan tayang

untuk satu bulan kedepan. Jadi persiapan kita untuk sebuah laporan investigasi itu

kurang lebih satu bulan.Semua bebas berpendapat, mau suka atau ngga suka, datanya

gimana, narasumbernya, semua diperhitungkan untuk laporan lebih mendalam.Tentunya

kamu paham dong, perbedaan berita investigasi dan Hard news dalam media”57

.

Proyek pembahasan mengenai pemilihan anggota komisioner Komisi

Penyiaran, dibentuk oleh satu tim. Tim investigasi tersebut yaitu Wahyu

Dhyatmika selaku penanggung jawab dan Agoeng Wijaya selaku pimpinan

proyek.

Dalam satu tim investigasi terdapat beberapa bagian tugas kerja yaitu

Penanggung Jawab, Pimpinan Proyek, Penyumbang bahan, penulis, penyunting,

periset foto, dan grafis. Penyumbang bahan di tim investigasi ini, ada Agoeng

Wijaya, Agung Sedayu, Ananda Badudu dan Budi Riza. Sedangkan tim penulis

ada Agoeng Wijaya, Budi Riza Sukma N. Loppies. Ada tim penyunting yaitu

Wahyu Dhyatmika dan Sukma N. Loppies. Tim Penata letak ada Aji Yuliarto dan

Djuanedi.Terakhir , tim bahasa yaitu Iyan Bastian.

57

Wawancara dengan Agoeng Wijaya

Page 94: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

80

Adanya pembagian tim masing-masing, secara keseluruhan dilakukan

bersama. Penyumbang bahan bisa jadi penulis begitu juga sebaliknya. Ketika

semua sudah terangkum, hasil akhir akan diserahkan ke penanggung jawab dan

pimpinan redaksi.

Majalah Tempo juga memperhatikan faktor masyarakat dalam memilih

sebuah isu. Hal itu karena bukan dari kalangan pejabat atau pengusaha saja yang

menjadi pembaca setia Majalah Tempo, tapi beragam masyarakat. Ketika sebuah

isu menarik, tapi tidak terlalu penting dan disukai masyarakat, maka Majalah

Tempo tidak menaikkan kasus tersebut. Salah satu informasi yang memudahkan

publik untuk memahami sebuah kasus, Majalah Tempo memberikan info grafis

dihalaman utama.

Awal dari pemilihan berita ini ketika terdengar siar kabar ada keributan

terjadi saat memasuki fit and proper test komisioner KPI di DPR. Pemilihan

anggota komisioner lembaga penyiaran ini, menyalahkan aturan yang telat

dibuatnya sendiri.

―yang aku mau bilang adalah setidaknya dari investigasi kami, kami bisa

membuktikan, bahwa ternyata seleski KPI itu tidak dijalankan dengan sesuai dengan

aturan, Terlepas dari hasilnya, apakah ternyata dia benar membela kepentingan sesuatu

atau tidak? kita tidak bicara itu. Tapi yang jelas adalah ketika seleksi dan itu

celaka.Sekalipun, sekarang komisionernya berkata kami benar kok.Kami netral.Terserah.

Whatever”58

Alasan Majalah Tempo mengangkat isu pemilihan seleksi komisioner

Komisi Penyiaran Indonesia ialah KPI merupakan lembaga kecil di pemerintah

tapi mempunyai pengaruh besar untuk mengawasi isi penyiaran masyarakat.

Pada saat pemilihan prosesnya menyalahkan aturan dan waktu dilakukan mulai

58

Wawancara dengan Agoeng Wijaya

Page 95: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

81

memasuki masa pemilu raya tahun 2014. Adanya ketimpangan maupun

kecurangan yang dilakukan oleh beberapa media televisi pada saat pemilu,

berindikasi pada KPI sendiri. KPI seharusnya tidak hanya bekerja mengawasi

tapi lebih tegas memberikan sanksi.

―Waktu mengajukan membahas isu KPI, awalnya kita punya hanya dua lembar.

Ketika itu disetujui dimeja redaksi, dan semua tim terus-menerus gali-gali info dari mana

aja. Waktu itu Riza, kita temui. Kita ngga pernah tahu dan kenal namanya Riza-riza itu

awalnya. Kita tahu saat dia lagi berkicau menunjukkan protesnya sama proses pemilihan.

Ini pas banget nih dengan, isu yang akan kita jalanin. Kita hubungin lah Riza. Saat itu

kita, wanti-wanti sama Riza. Kita sebelumnya tanyain dulu ke dia, udah ada buka

omongan belum ke media lain? Karena kamu tahu ngga ? kalau sampai dia ngomong ke

media lain, itu artinya gagal kita mewawancarai narasumber secara investigatif.59

Berita yang diangkat oleh Majalah Tempo memang dapat dikatakan

sebuah lembaga kecil pemerintah tak seperti KPK misalnya. Akan tetapi lembaga

ini memiliki peranan yang besar untuk masyarakat Indonesia agar mendapatkan

informasi yang lebih baik. Ada bukti bahwa KPI menyalahkan aturan

sendiri.Selain itu, ditambah pernyataan oleh beberapa narasumber dari anggota

DPR, membenarkan adanya kepentingan politik saat memilih anggota komisioner.

Salah satu fraksi yang jelas punya kepentingan untuk mengamankan

industri televisi adalah Hanura.Bos MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, adalah

calon wakil presiden dari partai itu. Politikus Hanura, Susaningtyas Kertopati,

tak malu mengakuinya. "Yang menguntungkan MNC, saya suka. Yang tidak

menguntungkan, ya, enggak suka," ujarnya terus terang60

Memang dalam Tim Majalah Tempo, terbagi beberapa tugas kerja masing-

masing.Seperti halnya, penyumbang bahan, bukan berarti bahan laporan didapat

dari staff redaksi yang turun dari lapangan saja, tapi juga didapat dari litbang.Lalu,

ketika semua bahan terkumpul, ada beberapa orang yang bertugas menuliskan

59

Wawancara dengan Agoeng Wijaya 60

Tim Bayangan Senayan dalam Laporan Investigasi Siasat Politik Stasiun Televsi, Majalah Tempo, 20-26 Januari 2014.

Page 96: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

82

data yang sudah diperoleh.Ketika tulisan sudah rampung, baru diserahkan ke

redaktur pelaksana untuk ditinjau ulang kembali.

Terkait dengan penulisan gaya bahasa yang identik dengan Tempo yaitu

Singkat dan mendalam. Baik judul dan sub judulnya membuat rasa penasaran oleh

pembaca untuk mengetahui maksud dan makna yang dituliskan.

“Kalo yang bertanggung jawab, semua redaksi Tempo yang bertanggung jawab

Pemred.Siapa yang menentukan judul atau style, semua itu berangkat dari penulis, itu

tidak dikuasai oleh satu orang. Karena di Tempo itu punya tradisi belajar, maksudnya,

setiap hari selasa kami ada kelas misalnya, kelas bahasa, cara penulisan. Jadi itu udah

sesuatu yang by sistem, misalnya ada reporter yang menulisnya kurang baik, yah aku

edit. Sampai akhirnya nanti, untuk produk investigasi, editor terakhirnya adalah redaktur

pelaksan, dalam timnya yah mas wahyu Dhyatmika itu. Dia yang mengawasi sampai isi

redaksi. Semua proses dipercayakan oleh Redpel”61

Diakui oleh Agoeng Wijaya, penulisan berita investigasi ini tidak semata-

mata menyalahkan kinerja Komisi Penyiaran Indonesia.Akan tetapi KPI

menyalahkan aturannya sendiri atau tidak menjalankan pedoman pada

semestinya.Hal ini dikhawatirkan berindikasi pada masyarakat yang mengalami

ketimpangan mendapat informasi yang lebih dan mencerdaskan.Terlebih stasiun

televisi merupakan media alternatif yang paling banyak diminati oleh publik

dalam mencari informasi.

C. Analisis Sosial Budaya

Pada tahap analisis sosial budaya, Fairclough membagi tiga level yaitu ada

situasional, institusional dan sosial62

. Asumsi dari analisis ini merupakan hasil

dari praktik wacana yang dibuat.

61

Wawancara pribadi dengan Agoeng Wijaya 62

Eriyanto, Analisis Wacana

Page 97: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

83

Mulai dari konteks situasional, kita dapat memahami perkembangan media

yang begitu pesat berindikasi meningkatnya kebutuhan informasi yang

diinginkan publik. Semua keingintahuan yang diinginkan masyarakat kini lebih

mudah didapatkan. Bisa melalui internet, radio, koran dan televisi. Media televisi

merupakan tempat sumber informasi alternatif yang diminati meskipun media

lainnya memiliki keunggulan masing-masing.

Sebelum masa era reformasi, media memiliki keterbatasan untuk

mempublikasi hal-hal yang bersinggungan dengan pemerintah. Semenjak

lahirnya, kebebasan pers di negeri ini, masyarakat lebih mudah mengetahui dan

memantau kinerja kepemerintahan. Baik media dan masyarakat bebas

memberikan kritik dan sarannya. Hal ini memberikan dampak positif yaitu dapat

mengingkatkan literasi masyarakat akan politik, sosial, budaya dan hiburan

Akan tetapi, perkembangan ini juga memiliki dampak negatif. Kebebasan

dalam menyajikan informasi acapkali dimanfaatkan oleh beberapa pihak tertentu

termasuk pemilik yang mempunyai kepentingan.

Penulis beranggapan, adanya kebebasan dalam menyiarkan informasi

mengakibatkan ketimpangan konsumsi berita kepada masyarakat, terlebih yang

memiliki kepentingan ekonomi politik. Saat ini beberapa media stasiun televisi

dimiliki oleh orang-orang yang terjun didunia politik. Sehingga pemberitaan

menjadi tidak berimbang dikarenakan isi siaran dari stasiun tersebut cenderung

menyiarkan hal-hal baik terkait partai politik dinaungi pemilik media. Lain hal,

mempublikasikan kejelekan dan kelemahan sistem kepemerintahan yang saat ini.

Page 98: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

84

Tentu tujuan dari semua ini, tak lain menarik dukungan masyarakat baik untuk

parpol maupun pemilik media.

Contoh situasional yang ada dalam bahasan penulis adalah strategi

kampanye yang dilakukan Partai Nasional Demokrat di stasiun televisi Metro Tv,

beberapa kali menyisipkan berita agenda partai dalam program acara berita yang

ada di setiap jam. Ada lagi, strategi kampanye Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)

di RCTI mengadakan kuis kebangsaan dengan menyisipkan slogan pasangan yang

diusung, acara ini dilakukan setiap hari. Tahap situsional yang digambarkan

dalam pemberitaan Tempo adalah saat menjelang pemilihan umum (pemilu) raya.

Pemberitaan yang dituliskan Majalah Tempo lebih kepada proses

pemilihan anggota komisioner tidak dijalan semestinya. Semakin menggali

informasi, sampai akhirnya Tim investigasi mengindikasi adanya campur tangan

baik dari DPR hingga pemilik media.

Pada tahap institusional tentunya menekan kepada Komisi Penyiaran

Indonesia. Lembaga pemerintah yang bertugas mengawasi isi siaran publik dan

tidak punya kekuatan untuk memberi sanksi tegas untuk televisi-televisi yang

melakukan pelanggaran atau menyiarkan acara tidak relevan untuk ditayangkan.

Saat memasuki masa-masa pemilu raya, tentu setiap partai politik bebas

melakukan kampanye sesuai aturan kebijakan dan waktu yang ditentukan. Namun,

beberapa pelaku media sekaligus politik seringkali, memulai pencitraan atau

kampanye terselubung sebelum masuk masa kampanye. Acara kuis kebangsaan,

menyiarkan berita tentang partai atau mengiklankan diri secara terang-terangan.

Page 99: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

85

Disinilah fungsi KPI tidak hanya sekedar menegur akan tetapi tegas memberikan

sanksi.

“Sejauh ini, apa sih sanksinya KPI ? Cuma itu-itu aja. Kamu tahu tentang soal

kuis kebangsaan dan sebagainya itu ? Apa itu jawaban KPI itu? Itu aku ingat-ingat

persis, bahwa itu adalah urusan Banwaslu”63

.

Meskipun hanya lembaga kecil, KPI memiliki peranan besar untuk

mengatur siaran publik. Terlebih, KPI pusat tidak hanya memantau untuk satu

region saja akan tetapi turut memantau Komisi-komisi disetiap daerah. Peranan

Lembaga penyiaran ini memberikan kontribusi besar untuk turut membantu

mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lalu, terakhir pada level sosial, saat pemilihan komisioner usai. KPI

mendapat petisi dari masyarakat untuk mengulang kembali proses seleksi. Dengan

harapan, bagaimanapun proses seleksinya, masyarakat harus nya tahu info ini

sama sepertinya publik konsumsi berita pemilihan ketua KPK.

Adanya petisi yang ditujukan untuk KPI merupakan bahan evaluasi untuk

lembaga penyiaran tersebut. Dengan harapan untuk pemilihan selanjutnya,

masyarakat perlu tahu. Publik tentunya harus mengenal para pejabat-pejabat

dibalik perizinan tayang acara diseluruh stasiun televisi.

B. Relasi media dan politik dalam pemberitaan Siasat Politik Stasiun

Televisi

1. Komodifikasi

Pemberitaan mengenai Pemilihan Komisioner Komisi Penyiaran

Indonesia menjadi pembahasan dan mengundang petisi dari masyarakat. Proses

63

Wawancara pribadi dengan Agoeng Wijaya

Page 100: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

86

seleksi yang dilakukan secara diam-diam cukup mengundang perhatian

publik.Alasan dibalik pemilihan tak terlalu diekspos karena KPI dianggap tidak

terlalu penting untuk masyarakat ketahui. Sebagian banyak pemilihan ini penting

diikuti informasi hanyalah dari kalangan menekuni bidang komunikasi.

Komodifikasi menurut Vincent Mosco adalah perubahan bentuk nilai

guna menjadi nilai tukar.55

Masyarakat merupakan objek utama Majalah Tempo

untuk komodifikasiini.Pada konteks ini, Majalah Tempo menjadikan Pemilihan

Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia sebagai berita lalu diberikan kepada

masyarakat yang menjadi nilai tukar.

Publik yang menjadi tujuan utama diberikan konten yang menarik

sehingga mereka penasaran untuk menikmat produk tersebut. Pemberitaan yang

menarik untuk pembaca seperti ini adalah produk utama media massa.56

Memang

awalnya pemberitaan akan proses seleksi komisioner komisi hanya menarik

disebagian kalangan masyarakat dan penggiat komunikasi.

Setiap laporan investigasi yang disajikan, Majalah Tempo memang

meninjau kembali akan tanggapan masyarakat. Mereka gunaka skala respon yang

disebut call rendah dan call tnggi. Skema ini merupakan komodifikasi dalam

Majalah Tempo.

“waktu kita pas beritain tentang KPI ini, tanggapan masyarakat ngga ada. Tapi

begini, kita melihat dari callnya saja, pemberitaan seleksi ini dibilang terlalu tinggi

atau tinggi ngga, dan dibilang call rendah juga ngga yah, anya hamper mendekati call

tinggi”64

Memang Komisi Penyiaran Indonesia publik tidak terlalu mengikuti

ataupun antusias terhadap pengaruh lembaga ini seperti Ombudsman misalnya.

64

Awancara prbad dengan Agoeng Wijaya

Page 101: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

87

Pada mulanya publik hanya mengetahui jika adanya penyiaran yang tidak

sewajarnya ataupuk merusak opini, masyarakat dapat melakukan pengaduan

kepada lembaga ini.

Walaupun kasus ini termasuk dituntaskan, mulai dari awal hingga akhir

proses pemilihan diikuti dan dicari tahu. Akan tetapi, masih ada kekurangan

ataupun ketidak jelasan dalam memaparkan baik data maupun bukti yang

disampaikan.

Pemberitaan pemilihan komisi menjadi menarik perhatian karena pengaruh

sisipan sejumlah nama para konglomerator beserta foto dan gambarnya terliput

dalam pemberitaan ini. Sebenarnya, masyarakat saat ini cukup antusias akan

permasalahan, mengapa para pemilik media yang terjun didunia politik ini dengan

bebas mempromosikan diri dan partainya.

Dari segi tulisan, kasus ini menjadi sumber utama Tempo dalam

mengubah peristiwa menjadi penghasilannya.Kerja utama sebuah mediaadalah

mencari berita.Jika berita menarik dan unik, banyak masyarakat yangakan

penasaran untuk membacanya .Semakin banyak yang menikmati, semakin besar

pula keuntungan yang dimiliki sebuah media, salah satunya adalah Majalah

Tempo.

Majalah Tempo, merupakan salah satu majalah tertua di Indonesia. Media

hadir dari masa ke masa pemerintahan Indonesia yang ada.Pemberitaannya selalu

ditunggu terutama oleh kalangan pejabat, politisi dan intelek. Sajian informasi

yang disampaikan lebih sering mengungkapkan keburukan dan kelemahan baik

Page 102: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

88

untuk orang maupun lembaga dan instansi di pemerintahan.Majalah Tempo tetap

menganggap berita mengenai KPI ini penting dan harus diberitakan agar

masyarakat terbuka pikirannya mengenai kinerja lembaga pemerintahan.

2. Spasialisasi

Majalah Tempo merupakan media yang pertama dibuat sehingga

berkembang lagi menjadi adanya media online dan Koran.Akan tetapi yang

membedakan adalah waktu terbit dan penyebarannya.Majalah Tempo sering kali

merupakan hasil pendalaman berita-berita harian yang ada di Koran Tempo dan

media online Tempo.co

Majalah Tempo memanfaatkan fungsi media massa sebagaipenyebar

informasi untuk Komisi Penyiaran Indonesia lebih terbuka kepada publik selain

menjadi tempat pengaduan. Meskipun pemilihannya dipilih oleh DPR, akan tetapi

masyarakat seharusnya diajak untuk mengenali para pejabat dibidang penyiaran

ini, layaknya mengenal para pemimpin KPK.

Pemberitaan Investigasi yang dilakukan oleh Tempo ini, bermaksud agar

kedepannya pemilihan KPI selanjutnya kedepan menjalankan prosesnya sesuai

dengan aturannya sendiri. Dalam penulisannya, Majalah Tempo membeberkan

kesalahan-kesalahan yang ada saat pemilihan berlangsung. Seperti yang yang ada

dalam tulisan Cacat Sejak Lahir , bahawa tim panitia seleksi (pansel) yang

harusnya berjumlah lima orang. Akan tetapi hanya ada tiga orang bekerja,

sehingga proses yang dilakukan kurang maksimal.

“mengacu pada Peraturan KPI tentang Pedoman Rekrutmen, seharusnya seleksi

Komisioner KPI terdiri atas tiga tahap. Tahap pertama adalah seleksi administrasi atas

Page 103: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

89

berkas pendaftaran calon. Tahap kedua adalah uji kompetensi, yang terdiri atas tes

tertulis dan tes psikologis. Mereka yang tak lolos di setiap tahap langsung dicoret. Fit

and proper test di parlemen adalah tahap ketiga dan final dari proses seleksi

komisioner65

.

Publik dalam kasus ini hanya berfungsi sebagai konsumen.Konsumen

dalam arti hanya orang yang menerima hasil peliputan dan wawancara dalam

wartawan Majalah Tempo. Mereka pasrah dengan apa yang disajikan Majalah

Tempo.

Pembaca dibuat percaya dengan terbitan Majalah Tempoyang

menggambarkan Komisi Penyiaran Indonesia menyalahkan aturan dalam

pemilihan anggota Komisioner dan adanya campur tangan dari konglomerator

media yang memiliki kepentingan politik. Majalah Tempo merupakan salah satu

media yang menyajikan pembahasan mengenai pemilihan anggota komisioner

secara mendalam.

3. Strukturisasi

Strukturasi berkaitan dengan hubungan ide antaragen masyarakat, proses

sosial dan praktik sosial dalam analisis struktur. Strukturasi dapat digambarkan

sebagai proses di mana struktur sosial saling ditegakkan oleh para agensosial. Para

agen ini kemudian menjadi bagian dari struktur dan bertindakmelayani bagian

yang lain. Hasil akhir dari strukturasi adalah serangkaian hubungan sosial dan

proses kekuasaan diorganisasikan di antara kelas, gender, ras dan gerakan sosial

yang masing-masing berhubungan satu sama lain.

Majalah Tempo memanfaatkan halaman depan sebagai nilai berita yang

65

Laporan investigasi Siasat Politik Stasiun Televisi sub judul Ujian Tanpa Guna.

Page 104: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

90

layak dikonsumsi masyarakat. Gambar yang ditampilkan beberapa pemilik

media juga salah satu pemicu menarik pembaca. Lalu, judul yang di sajikan

membuat penasaran publik.Bagi penulis, Majalah Tempo cukup baik dan cerdas

menyakikan laporan investigasi mengenai KPI ini. Pasalnya, publik mungkin

akan mengira bahwa berita yang ditampilkan mungkin adalah strategi kampanye

akan tetapi tentang pemilihan anggota komisioner KPI.

Tentu pemberitaan tersebut merupakan hasil kerjasama dari antar divisi

dimulai dari para staff redaksi yang awalnya menentukan isu dibahas, lalu

melakukan wawancara dan riset secara mendalam. Setelahnya, ketika data-data

untuk tulisan sudah sipersiapkan tinggal meminta data foto atau grafik untuk

pelengkap laporan. Terakhir ketika, semua dusah disusun baik secara judul dan

naskah. Kini, tinggal mempersiapkan coveratau halaman depan untuk

ditampilkan agar menarik pembaca.

C. Interpretasi

Pemahaman bagi penulis, akan pandangannya terhadap pemberitaan

Majalah Tempo memang bukan bermaksud menjatuhkan reputasi kinerja Komisi

Penyiaran Indonesia. Hanya saja, memberikan kritikan dengan pemaparan-

pemaparan yang didapatkan oleh Tim Redaksi Tempo. Laporan pemberitaan, akan

aturan-aturan seleksi komisioner yang ada, penulis mencerna proses dijalankan

tidak sesuai dengan pedoman rekrutmen.

Meskipun Komisi Penyiaran Indonesia lembaga pemerintah yang kecil

tidak sebesar Komisi Pemberantasan Korupsi. Akan tetapi, lembaga ini memiliki

Page 105: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

91

pernanan tugas yang besar melebihi KPK.Selain mengawasi dari pusat, tentu

setiap daerah seluruh Indonesia turut diawasi fungsinya. Ini tentunya merupakan

dampak dari perkembangan pesat yang terjadi dalam teknologi media massa.

KPI hadir sebagai lembaga regulator yang sangat diandalkan, semenjak

masa rezin Presiden Soeharto turun.Media-media mulai merasakan kebebasannya

dalam mengatur isi pemberitaan serta tampilan secara terang-terangan tanpa harus

takut kecaman maupun pembredelan dari pemerintah.Namun, tentunya ini

menjadi ancaman.Dalam artian kebebasan tersebut dapat dimanfaatkan semata-

semata bukan hanya menguntungkan nilai jual perusahaan dari segi ekonomi tapi

juga menguntungkan popularitas pemilik saat memiliki kepentingan politik.

Komisi Penyiaran Indonesia dapat lebih tegas dalam dan selektif dalam

mengawasi frekuensi publik yang di saluran televisi Indonesia.Kebebasan isi

siaran baik dalam memberikan informasi serta menyajikan hiburan haruslah

cerdas dalam membentuk opini publik.Tidak adanya keberpihakan serta campur

tangan kepentingan seseorang.

Menurut pandangan penulis, meskipun seleksi pemilihan anggota

komisioner KPI selanjutnya tahun 2016 ini diserahkan ke DPR, Diharapkan

publik dapat mengenali dan mengetahui para calon anggota. Publik sama-sama

dapat mengawasi proses berjalannya seleksi ini. Agar kedepan tak ada lagi

tudingan yang disasarkan untuk KPI.

Pemberitaan Siasat Politik Stasiun Televisi di Majalah Tempo memang

dihadirkan saat memasuki jelang pesta demokrasi. Bagi penulis, tudingan adanya

Page 106: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

92

permainan para konglomerator media benar adanya. Ini tentunya menjadi

ketimpangan isu untuk masyarakat memahami demokrasi yang baik. Pandangan

penulis ini dikarenakan saat masa-masa sebelum memasuki pemilu raya, beberapa

stasiun televisi yang dimiliki oleh sekelompok elite partai dengan mudahnya

mengiklankan diri. Seperti, menyisipkan pemberitaan kegiatan partai politik, kuis

interaktif, hadirnya disela-sela tayangan sinetron dan lainnya.

Adanya campur tangan pemilik media yang mempunyai kepentingan

politik, menurut pandangan beberapa pengamat. Ini menyebabkan adanya lagi-

lagi ketimpangan isu dan informasi bagi masyarakat untuk literasi demokrasi atau

politik di Indonesia. Belum lagi, ini menjadikan kesenjangan dalam memperoleh

berita terbaru sehingga menjadikan menjadi sempitnya ruang opini publik.KPI

merupakan regulator penyiaran publik sekaligus yang menunggangi jika ada

spekulasi dalam memanfaatkan frekuensi penyiaran.

Proses pembuatan laporan investigasi, baik wawancara, riset, dan temuan-

temuan data yang diperoleh tim redaksi Majalah Tempo cukup singkat sekitar satu

bulan. Awal pemberitaan mengenai pemilihan komisioner Komisi Penyiaran

Indonesia ini di tayangkan melalui Koran Tempo dan media online Tempo.co

.Pemberitaan yang dilakukan saat itu tidaklah secara mendalam bentuk

investigasi. Hanya pemberitaan harian pada umumnya yaitu melaporkan kinerja

yang dilakukan oleh DPR.

Pemberitaannya secara mendalam baru ditayangkan enam bulan

kemudian setelah proses seleksi berakhir dan para komisioner telah dilantik dan

Page 107: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

93

menjalankan tugasnya. Sehingga, untuk menarik perhatian publik tidaklah tinggi

meskipun telah keluar adanya petisi untuk KPI mengulang kembali pemilihan.

Hal ini timbul atas keresahan masyarakat yang tidak mendapatkan informasi yang

berimbang dan terbaru akan perkembangan menjelang pemilu raya.

Tim redaksi Majalah Tempo, mulai mendalami pemberitaannya ketika

mendapatkan dua lembar bukti akan kesalahan yang terjadi saat masa pemilihan

anggota komisioner. Lalu, kembali mendapatakan isi siaran dan persaingan yang

tidak sehat yang dilakukan oleh sejumlah kalangan elite politik yang memiliki

media saat masa mulai memasuki pemilu.

Sampai akhirnya, satu per satu temuan yang dilakukan Majalah Tempo

mulai melebar.Mulanya hanya mengkritik KPI sampai beberapa stasiun televisi

dan beberapa anggota DPR ikut terkait dalam pemilihan ini. Sehingga adanya

opini publik dibalik lemahnya Komisi Penyiaran Indonesia saat masa kampanye

ini merupakan permainan campur tangan dari beberapa pihak yang memiliki

kepentingan. Harapan yang muncul dari masyarakat akan pemilihan komisioner

KPI selanjutnya, dilakukan lebih selektif, kredibel dan berani.

Page 108: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

94

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, melakukan wawancara dengan

Pimpinan Proyek, Agoeng Wijaya, dan menganalisis setiap laporan

investigasi Pemilihan Anggota KomisionerKomisi Penyiaran Indonesia

pada Majalah Tempo, peneliti memiliki kesimpulan pada penelitianini.

1. Dari segi teks, Majalah Tempo lebih menekankan terhadap proses

seleksi anggota komisione Komisi Penyiaran Indonesia tidak berjalan

sesuai dengan aturannya. Meskipun terdapat pembahasan adanya

campur tangan dari beberapa fraksi partai di parlemen. Lemahnya KPI

menindak lanjuti larangan-larangan yang dilakukan oleh para

konglomerator media demi kepentingan pribadai dan politik. Lebih dari

setengah berita yang diteliti juga condong dengan awal proses

menyalahkan aturan yang dibuat hingga jumlah panitia seleksi tidak

sesuai dengan Pedoman Rekrutmen. Akan tetapi Majalah Tempo secara

tidak langsung banyak memaparkan yang dilakukan baik salah satu

partai dan media yang berkesinambungan.

2. Perencanaan Majalah Tempo dalam membuat berita investigasi kurang

lebih dalam satu bulan. Setiap awal bulan ataupun akhir bulan, seluruh

staff redaksi berkumpul untuk membahas isu yang akan dinaikkan ke

publik. Perencanaan adanya membahas proses seleksi tentunya

Page 109: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

95

mengundang pro dan kontra. Baik yang tidak setuju menganggap, KPI

tidak terlalu penting. Akan tetapi, mereka yang setuju menemukan

kecurigaan-demi kecurigaan untuk ditelusuri. Berbekal data dua

lembar, data untuk melengkapi pemberitaan menjadi sebuah tumpukan

krtas dalam satu bundel.

3. Kondisi sosial budaya yang terjadi saat awal mulai pemilihan memang

saat banyak partai politik tengah melakukan lobi-lobi politik untuk

mencalonkan pasangan Presiden Wakil Presiden Tahun 2014—2019.

Awalnya, tidak ada sangkut paut akan KPI dengan pemilu. Akan tetapi,

pemilihan terasa berbeda saat memasuki pesta demokrasi. Isu ini

diangkat saat masa-masa memasuki pemilihan imum Presiden dan

Wakil Presiden 2014-2019.

4. Dari segi relasi media dan politik Majalah Tempo, dalam teori

ekonominya. Dalam pelaporannya memaparkan kejanggalan yang

terjadi pada proses seleksi komisioner. Berbeda dengan judul berita

investigasi dan sampul majalah yang memperlihatkan wajah-wajah

konglomerat media yang terjun di dunia politik. Peneliti menyimpulkan

ini menjadi nilai jual Tempo kepada masyrakat. Sehingga khalayak

dinuat penasaran dengan penulisan judul dilatar belakangi gambar

frekuesnsi televisi dan terdapat beberapa sosok konglomerator media

ini, dengan wajah setengah dilatar belakangi gambar bar frekuensi

siaran. Masyarakat yang tertarik dengan kasus ini, akan membeli produk

Page 110: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

96

Majalah Tempo sehingga menghasilkan pendapatan bagi mereka. Tentu

semakin banyak pembaca, pengiklan semakin banyak pula pengiklan

yang tertarik memasarkan produknya di Majalah Tempo.

B. Saran

Memasuki masa-masa perkembangan teknologi dan informasi,

semakin tera meningkatnya kebutuhan masyarakat mencarai banyak

informasi. Media massa merupakan tempat dimana penyampai kabar untuk

masyarakat. Seperti halnya, Majalah Tempo, merupakan salah satu media

cetak tertua di Indoensia dan masih menjadi primadona untuk publik.

Seharusnya media massa harus menjelaskan secara retoris dan bukti yang

jelas dipaparkan.Masih dengan pemaparan, Majalah Tempo sebaiknya dapat

menjaelaskan bukti yang valid. Seperti misalnya, ada panita seleksi KPI yang

namanya belum dikenal dan ada rekam jejaknya. Seakan menambah kesan

negatif lagi, bahwa panitia seleksi bukan berasal dari tenaga yang kompetitif.

Dalam mewawancarai seorang narasumber, wartawanprofesional

seharusnya sedikit lebih skeptis dengan pernyataan narasumber. Dari berita

yang ada, masih banyak pertanyaan didalam benak peneliti yang harus

dipertanyakan kepada narasumber, seperti Ahmad Riza, Dono Prasetyo, Edi

Lisdiono sebagai narasumberutama MajalahTempo.

Dalam pencarian data profil seseorang harus lebih mendalami lagi.

Hal tersebut, tentunya membuat tanggapan masyarakat terhadap Majalah

Tempo kurang kredible atau seada-adanya data mentah langsung dijadikan

Page 111: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

97

berita. Selain itu, waktu jeda tayang pemberitaan oleh Tempo terbilang

cukup lama usai pemilihan anggota komisioner berlangsung. Meskipun saat

pemberitaan ini keluar dan mengundang petisi akan tetapi dirasa kurang

menarik pandangan publik.

Page 112: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

98

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Atmakusumah, dkk.Mengangkat masalah lingkungan hidup ke media

massa.Yayasan Obor Indonesia.Jakarta:1996.

AS, Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia : Menulis berita dan Feature

Panduan praktis jurnalis professional, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005

Bungin, Burhan, Sosiologi komunikasi, (Jakarta : Kencana, 2008)

Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta : Balai Pustaka, 2005)

Dwi Laksono, Dandhy. Jurnalisme Investigasi :Trik dan Pengalaman

Para Wartawan Indonesia Membuat Liputan Investigasi Di

MediaCetak, Radio dan Televisi.Penerbit Kaifa.2010

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media

(Yogyakarta: LKIS,2006)

Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, (Malang : UMM Press, 2007)

Machyudin Agung Harahap, Kapitalisme Media : Ekonomi Politik Berita

Dan Diskursus Televisi, (Yogyakarta : Aura Pustaka, 2013

Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik,

(Bogor: PenerbitGhalia Indonesia, 2008)

Page 113: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

99

M.si, Syhaemi dan Ruli Nasrullah, M.si, Bahasa Jurnalistik, Jakarta :

Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009

Oetama, Jakoeb. Pers Indonesia Berkomunikasidalam Masyarakat Tidak

Tulus.Penerbit Buku Kompas Jakarta. 2001

Parwito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta:

(LKis Pelangi Aksara, 2007)

Peter Golding dan Graham Murdock, The Political Economy of the Media

(Northamton: Edward Edgar Publishing Limited, 1997),

Santana, Septiawan, Jurnalisme Investigasi

(Jakarta: Yayayasan Obor Jakarta, 2003) Vincent Mosco,

The Political of Communication (London: SAGE Publication Ltd,

1996)

JURNAL

Ibnu Ahmad, Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa,

Fakultas Komunikasi, Universitas Indonesia

REFERENSI PENDUKUNG

Transkip wawancara Pribadi dengan Agoeng Wijaya, Redaktur Produksi,

dikantor Tempo pada tanggal 22 Desember 2015

Page 114: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

100

Tentang Majalah Tempo http://www.anneahira.com/majalah-

tempo.htm.

http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/22-literasi-media/31129

literasi-media-membentuk-pemahaman-dan-kepedulian

masyarakat-terhadap-isi-siaran

http://id.wikipedia.org/wiki/Komisi_Penyiaran_Indonesia

http://kbbi.web.id/berita

Page 115: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

101

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Transkip wawancara dengan : Pimpinan Proyek dalam lamporan investigasi

“Siasat Politik Stasiun Televisi”

Nama narasumber : Agoeng Wijaya

Jabatan :Pimpinan Proyek dalam lamporan investigasi “Siasat

Politik Stasiun Televisi”

Hari/Tangga : Selasa,22Desember 2015

Jam :13:30WIB

Q : Bagaimana alur proses redaksional Majalah Tempo dalam menyajikan laporan

Investigasi?

A :―Jadi gini, di Tempo itu ngga ada namanya awak media, tapi kita sebut sebagai

staff redaksi. Jadi setiap senin itu kita mengadakan sidang redaksi, kita semua

kumpul, baik pimred, redaktur, para staff redaksi kita rembukin bareng-bareng.

Isu apa nih yang akan tayang untuk satu bulan kedepan. Jadi persiapan kita untuk

sebuah laporan investigasi itu kurang lebih satu bulan.Semua bebas berpendapat,

mau suka atau ngga suka, datanya gimana, narasumbernya, semua diperhitungkan

untuk laporan lebih mendalam.Tentunya kamu paham dong, perbedaan berita

investigasi dan Hard news dalam media

Q : Siapa saja yang terlibat saat mencanangkan isu Seleksi Komisioner disini?

Page 116: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

102

A :Siapa saja, pada saat itu semua kumpul dari berbagai departmen, yaitu ada

departemen redakasi politik dan hukum, ekonomi, sosial dan budaya, olahraga,

kesehatan semua departemen redaksi berkumpul semua ikut sidang redaksi.

Misalnya dari departmen ini, dia punya isu ini, dari departement ekonomi ada isu

ini, mana nih yang akan disetujui? Tergantung keputusan suara yang ada di sidang

redaksi.

Nah, kalau untuk liputan sehari-hari, tentu akan ditayangkan ke koran dan

onlinenya dan isu-isu yang hangat diperbincangkan kadang akan menjadi isu

utama, atau pelengkap isu yang sebelumnya atau berkembanglah. Tapi ada saja,

isu berita yang hangat bisa dijadikan laporan investigasi, ketika kita punya celah

melihat, berita ini layak untuk nanti tayang di majalah, ‖

Q : Bagaimana awal prosesnya, meliput isu seleksi komisioner ini hingga selesai ?

A :Awalnya, kita dengar-dengar kalau terjadi ribut-ribut saat pemilihan komisiner

KPI ini di komisi satu. Kita dapat informasi ada kisruh-kisruh katanya

penyelewengan aturan lah, terus lobi-lobian politik lah.Ada lah, isu-isu

kejanggalan yang terima informasinya.Pokoknya kita tahu-tahu ada info,

pemilihan komisioner KPI sudah pada tahap fit and proper test aja di DPR. Loh,

proses pemilihannya ini kok udah sampai sejauh ini saja. Ini kan lembaga

pemerintah yang harusnya diketahui secara transparan dan tau-tau mau tek dung

aja, melahirkan komisioner.Waktu mengajukan membahas isu KPI, awalnya kita

punya hanya dua lembar. Ketika itu disetujui dimeja redaksi, dan semua tim terus-

menerus gali-gali info dari mana aja.Sampai akhirnya, waktu itu Riza, kita temui.

Page 117: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

103

Kita ngga pernah tahu dan kenal namanya Riza-riza itu awalnya. Kita tahu saat

dia lagi berkicau menunjukkan protesnya sama proses pemilihan. Ini pas banget

nih dengan, isu yang akan kita jalanin. Kita hubungin lah Riza. Saat itu kita,

wanti-wanti sama Riza. Kita sebelumnya tanyain dulu ke dia, udah ada buka

omongan belum ke media lain? Karena kamu tahu ngga? kalau sampai dia

ngomong ke media lain, itu artinya gagal kita mewawancarai narasumber secara

investigatif. Gagal juga kita dalam menuliskan investigasi.Kalau bicara soal

informan, kita dapat dari berbagai sumber seperti para calonnya yang gagal seperti

Riza dan Dono, terus-temuan-temuan lain kita temukan di lapangan.Berawal

tadinya data itu dua lembar, itu menjadi tumpuk segini masuk ke dapur redaksi

jadi berita investigasi.

Q : Apa sih sebenenarnya yang ingin disampaikan mengenai seleksi komisioner

KPI dari hasil investigasi ini ?

A : Sekarang gini, KPI lembaga yang bisa orang bilang itu lembaga apaan sih? Itu

lembaga ngga penting-penting amat.Terus, KPI juga, bisa dibilang lembaga kecil

tapi dia punya peran besar sekali.Luar biasa pentingnya mengawasi isi siaran

televisi di negeri ini.Dia memiliki peran mengawasi frekuensi publik yang begitu

banyak. Hanya sayangnya, tidak memiliki taring. Sejauh ini, apa sih sanksinya

KPI ?Cuma itu-itu aja, paling sebatas teguran dan basa-basi. Kamu tahu tentang

soal kuis kebangsaan dan sebagainya itu ?Apa jawaban KPI? Itu aku ingat-ingat

persis, bahwa itu adalah urusan Banwaslu. Maksudnya coba kamu ini teliti, ini

mungkin ngga relevan dengan skripsi mu .pokoknya ngga relevan

Page 118: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

104

Tapi, yang aku mau bilang adalah setidaknya dari investigasi kami, kami bisa

membuktikan, bahwa ternyata seleski KPI itu tidak dijalankan dengan sesuai

dengan aturan, Terlepas dari hasilnya, apakah ternyata dia benar membela

kepentingan sesuatu atau tidak? kita tidak bicara itu. Tapi yang jelas adalah ketika

seleksi dan itu celaka.Sekalipun, sekarang komisionernya berkata kami benar

kok.Kami netral.Terserah.Whatever. Tapi, menjadi celaka, beruntung kalau

komisioner yang dipilih memang benar baik. Nah kalau seleksi model pemilihan

seleksi ini diterapin dan ngga banyak orang yang ngawasin dan yang dipilih

adalah orang-orang yang memiliki kepentingan bagaimana? Pertanyaannya kan

begitu? Syukurlah kalau memang yang dipilih itu memang baik, terserah

meskipun itu produk orang-orang yang melanggar aturan.Alhamdulillah aja.Nah

kalau, kejadian lagi dan hasilnya ternyata berkebalikan gimana? Kan disitu

Q :Sejauh ini pendapat publik sendiri mengenai pemberitaan ini muncul?

A : Aku udah lupa yah, bagaimana tanggapan publik setelah ini muncul.

Sepertinya tidak ada sih, baik tanggapan baik atau miring, karena kita harus sadar,

ngga ada yang melihat KPI.

Q : Menurut Mas Agung sendiri, ada ngga sih mas, perubahan yang terjadi di

KPI?

A : Sejauh ini, aku udah ngga pernah mantau, tapi waktu itu, fakta-fakta yang

awal-awal banget ya, komisioner yang baru itu memang sepertinya mereka galak

banget, entah apa itu dari efek berita ini, untuk membuktikan berita-berita Tempo

itu tidak benar. Aku ngga tahu, apa ada efek atau tidak. Tapi memang ada sedikit

Page 119: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

105

cercah dalam KPI, kemudian mau terlihat tegas.Semoga kita harap kedepan KPI

memiliki taring yang disegani oleh untuk mengawasi dan memberi sanksi kepada

satsiun-stasiun yang membuat ketimpangan opini publik dan ga mendidik.

Q : Ada tinjauan ulang ngga sih mas, dari Tempo sendiri?

A : Jika mengenai informasi apa dipantau? Jelas kita tetap memantau.Dinamika,

dari dalam kita tetap terus memantau entah dari antar komisioner berantem, kita

tetap memantau bahwa, ini sedikit mengindikasikan kita tetap memantau.Karena

itu sudah berlalu, kami tidak telalu memantau kembali tentang seleksinya.Tapi

itupun kalau memang KPI memang ngga melakukan apa-apa pasti ngga ada

beritanya. Kalo Cuma menegur, pasti akan kalah dengan berita lain, tapi ngga tahu

juga.

Q : Dengan pemberitaan ini, apakah tempo, merasa pencapaiannya kah?

A : Belum. Dalam setiap project kami memiliki call tinggi dan call rendah. Nah

mungkin ini proses yang memenuhi call rendah tapi diatas ekspetasi call

rendahlah.

Ya call tinggi perlu pengejaran yang lebih intens, lebih lama, dan perlu data lebih

banyak. Next time, jika kita dapat project lagi, mungkin call tinggi mudah

tercapai.

Q : Gaya penulisan Tempo ? siapa yang bertanggung jawab? Sehubungan dengan

A : Kalo yang bertanggung jawab, semua redaksi Tempo yang bertanggung jawab

Pemred. Siapa yang menentukan judul atau style, semua itu berangkat dari

Page 120: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

106

penulis, itu tidak dikuasai oleh satu orang. Karena di Tempo itu punya tradisi

belajar, maksudnya, setiap hari selasa kami ada kelas misalnya, kelas bahasa, cara

penulisan. Jadi itu udah sesuatu yang by sistem, misalnya ada reporter yang

menulisnya kurang baik, yah aku edit. Sampai akhirnya nanti, untuk produk

investigasi, editor terakhirnya adalah redaktur pelaksan, dalam timnya yah mas

wahyu Dhyatmika itu. Dia yang mengawasi sampai isi redaksi. Semua proses

dipercayakan oleh Redpel.

Q : Apa yang membedakan tugas kerja yang dilakukan Penanggung jawab,

Pimpinan Proyek dan tim lainnya seperti penulis dan penyumbang bahan?

A : Pimpinan proyek, itu adalah saya. Penulis tetap dia yang menulis. Lalu,

biasanya, Pimpro merupakan yang menulis berita front up nya dan paling banyak

yang diawal dan yang penting kan ada beberapa yang menulis tulisan 1, tulisan

ke-2 sepertinya loyo hadapi jurus iklan, tabrak aturan, itu ditulis mungkin bukan

saya misalnya Mas Agung.

Jadi ketika bahan semua sudah kumpul, oke kita deadline, apa yang akan kita dari

berapa bab.kalo penyumbang bahan kankami bisa, misalnya minta bantuan

korespinden untuk meminta bantuan tanggapan dari beberapa orang, mungkin

orang litbang baik yang ada dari dalam dan luar Tempo. Terus kalo periset foto,

tentunya dia mencarikan foto-foto yang bisa melengkapi liputan investigasi

ini.Semua bekerjasama saling berkordinasi untuk melengkapi agar berita

investigasi yang kita buat sudah layak dan sesuai dengan pembaca Tempo.

Page 121: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

107

Page 122: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

20-26 JANUARI 2014

Permainan di balik

seleksi anggota Komisi

Penyiaran Indonesia.

RP 33.000 WWW.TEMPO.CO MAJALAH BERITA MINGGUAN ISSN: 0126 - 4273

00047 9 770126 427302

Page 123: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

SELEKSI

SERAMPANGAN

PUNGGAWA

PENYIARAN

PEMILIHAN sembilan Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia mengundang pertanyaan. Investigasi Tempo menemukan bukti

bagaimana hasil uji kompetensi justru dikesampingkan.

Menjelang pemilihan umum, pemilik stasiun televisi yang

punya kepentingan politik diuntungkan.

PERTEMUAN itu digelar di gedung

Komisi Penyiar-an Indonesia (KPI) di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, pada awal pekan kedua Ja-nuari lalu. Wakil Ketua KPI

Idy Muzayyad memimpin rapat, didam-pingi

komisioner bidang pengawasan isi si-aran,

Agatha Lily. Di hadapan mereka, du-duk

rombongan anggota staf Media Nusan-tara

Citra (MNC) Group yang dipimpin cor-porate

secretary mereka, Arya Sinulingga. Dalam pertemuan itu, KPI meminta kla-

rifikasi atas penayangan acara berjudul

Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI

pada 21 Desember lalu. Acara itu ditengarai

ber-muatan kampanye politik karena merupa-

kan siaran langsung gegap-gempita pera-yaan

ulang tahun Partai Hati Nurani Rak-yat

(Hanura) di Sentul International Con-vention

Center, Bogor. Bukan kebetulan kalau Hary Tanoesoe-

dibjo, pemilik MNC Group—yang mengua-sai

RCTI serta dua stasiun TV lain, MNC TV dan

Global TV—adalah Ketua Badan Peme-

nangan Pemilu Partai Hanura. Dia baru pindah

ke partai yang didirikan mantan Panglima TNI

Jenderal Purnawirawan Wi-ranto itu pada

Februari tahun lalu. Sebe-lumnya, Hary aktif di

Partai NasDem, yang dipimpin mantan

politikus Golkar, Surya Paloh.

”Tayangan ini mendapat banyak kri-tik dari

masyarakat luas,” ujar Agatha Lily pada awal

pertemuan. ”Kami ingin menda-pat

penjelasan,” dia menambahkan. Tapi, sampai

rapat itu berakhir, penjelasan yang diminta

Agatha tak sepenuhnya diperoleh. Perwakilan

MNC berkeras semua program siaran di stasiun

televisi mereka sudah di-kemas sesuai dengan

peraturan. Tak ada yang dilanggar.

Menyemprit acara ulang tahun partai politik

seperti ini hanya satu dari seabrek

ILU

ST

RA

SI:

KE

ND

RA

PA

RA

MIT

A

50 | | 26 JANUARI 2014

Page 124: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

pekerjaan rumah yang sedang menumpuk di

meja KPI. Mendekati hari-H pemilihan umum

pada 9 April mendatang, materi si-aran

sejumlah stasiun televisi memang te-rasa kian

tak berimbang. Kepentingan pe-milik media

makin kencang berkibar. Pada awal Desember lalu, KPI menco-ba

mengantisipasi perkembangan ini de-ngan

mengirimkan surat peringatan kepa-da enam

lembaga penyiaran yang dinilai menyiarkan

berita politik secara tidak pro-porsional. Selain

menyemprit RCTI, para punggawa penyiaran

menegur dua stasiun TV lain milik MNC

Group. Stasiun Metro TV milik bos Partai

NasDem, Surya Paloh, ser-ta dua media milik

kelompok media Viva Group, ANTV dan TV

One, tak ketinggal-an dijewer. Pemilik Viva,

Aburizal Bakrie, adalah Ketua Umum Partai

Golkar. ”Ada ketimpangan informasi karena afi-liasi

politik. Soalnya, para pemilik stasiun televisi

ini juga politikus,” kata Ketua KPI

Judhariksawan ketika mengumumkan ke-

putusan itu. Jika keenam redaksi stasiun te-

levisi itu tidak memperbaiki diri, Judha me-

mastikan lembaganya akan menerbitkan surat

teguran kedua, yang bisa berujung pada sanksi

penghentian siaran. Sayangnya, ancaman Judha sepertinya tak

bikin jeri. Buktinya, tak sampai dua pe-kan

setelah surat teguran itu, RCTI mena-yangkan

acara ulang tahun Partai Hanu-ra. Promosi

partai berlambang anak panah itu malah

menjadi-jadi dengan munculnya acara-acara

berbau kampanye, seperti Kuis Kebangsaan

dan Kuis Indonesia Cerdas di Global TV.

Ompongnya KPI membuat khalayak kha-

watir. ”Apalagi, dalam beberapa kasus, me-

reka seperti bingung mengambil sikap,” ujar

Roy Thaniago, awal Januari lalu. Roy adalah

Direktur Remotivi, lembaga yang meman-tau

isi siaran stasiun televisi nasional.

Dia lalu menunjuk kasus siaran konven-si

Partai Demokrat di TVRI pada September

tahun lalu sebagai contoh. ”Awalnya KPI bi-

lang TVRI tidak salah, tapi belakangan ber-

ubah,” kata Roy sambil menggelengkan ke-

pala. KPI yang limbung dan tak gesit bertindak

bisa punya implikasi panjang, lebih-lebih pada

tahun politik seperti sekarang. Berha-sil-

tidaknya lembaga negara ini mengawal

kepentingan publik di ranah penyiaran bisa jadi

faktor kunci yang menentukan ha-

26 JANUARI 2014 | | 51

Page 125: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

Unjuk rasa Gerakan Frekuensi Milik

Publik menuntut ketegasan KPI di

Bundaran HI, Jakarta, 16 Januari 2014.

sil pemilihan umum.

Posisi strategis KPI ini yang tak banyak

disadari orang ketika pemilihan komisio-ner

lembaga itu mulai bergulir awal ta-hun lalu.

Proses seleksi berlangsung adem-ayem, tanpa

banyak riak. ”Padahal pro-ses seleksi KPI

bermasalah sejak awal. Ada begitu banyak

kejanggalan,” ucap Roy.

■ ■ ■

AHMAD Riza Faisal masih ingat betul

percakapannya dengan Ketua Komisi Pe-

nyiaran Indonesia Mochamad Riyanto pada

pertengahan Juni lalu. Komisioner KPI daerah

di Lampung itu dihubungi Ri-yanto lewat

telepon dan mendapat kabar buruk: dia tak

lulus seleksi menjadi Komi-sioner KPI pusat.

Ketika itu, proses pemilihan Komisio-ner

KPI sudah memasuki babak terakhir. Dimulai

sejak April, semula ada 120 orang yang

melamar menjadi pejabat negara yang bertugas

mengawal frekuensi publik itu. Riza lolos

seleksi administrasi, tapi ter-

sandung di tahap ujian tertulis.

Riyanto salah satu dari tiga anggota Tim

Seleksi Komisioner KPI periode 2013-2016.

Dia ikut menentukan 20 nama calon yang lolos

ujian kompetensi dan berhak menja-lani uji

kelayakan dan kepatutan di Dewan Perwakilan

Rakyat. Selain mereka, tujuh ko-misioner

inkumben yang mencalonkan diri lagi otomatis

ikut seleksi final di Senayan. Jadi total ada 27

orang yang lolos ke DPR. ”Pak Riyanto bilang saya tidak lolos kare-na

saya masih muda dan bagus,” kata Riza kepada

Tempo, akhir November lalu. ”Dia ingin saya

tetap di daerah, menjaga Lam-pung.” Nada

suaranya bingung. ”Kalau saya dianggap bagus, bukankah saya

tetap bisa menjaga industri penyiaran di daerah

dengan menjadi Komisioner KPI pusat?” ujar

dosen ilmu komunikasi Uni-versitas Lampung

ini.

Sederet pertanyaan Riza itu tak segera

mendapat jawaban. Proses seleksi mengge-

linding cepat. Pada pekan pertama Juli, Ko-

misi Informasi dan Komunikasi Dewan Per-

wakilan Rakyat mengadakan fit and proper

test selama dua hari. Lewat voting, sembi-lan

orang akhirnya terpilih menjadi Komi-sioner

Komisi Penyiaran Indonesia masa

bakti 2013-2016.

Tiga wajah lama bertahan: Judhariksa-wan,

Azimah Subagijo, dan Idy Muzayyad. Enam

lainnya nama baru, yakni Bekti Nu-groho,

Agatha Lily, Amirudin, Sujarwanto Rahmat M.

Arifin, Danang Sangga Buwana, dan Fajar

Arifianto Isnugroho. Pada awal Agustus,

Presiden Susilo Bambang Yudho-yono

menandatangani keputusan presiden yang

mengukuhkan mereka menjadi komi-sioner

baru Komisi Penyiaran Indonesia. Dua bulan kemudian, pada awal Okto-ber,

barulah pertanyaan Riza menemukan jawaban.

Dono Prasetyo, salah satu calon Komisioner

KPI yang tak lolos seleksi, me-nemukan bukti

bahwa proses pemilihan ti-dak berjalan

semestinya.

”Tim Seleksi KPI tidak transparan dan tidak

akuntabel,” kata Dono ketika dihu-bungi

Tempo, akhir Desember lalu. Dia pu-nya dua

lembar dokumen yang berisi daf-tar skor calon

komisioner yang ikut ujian tertulis. Mereka

yang nilainya bagus jus-tru gugur, termasuk

Dono. Jika dokumen itu otentik, ada indikasi

Tim Seleksi sengaja mengesampingkan hasil

ujian kompetensi tersebut.

Apa motifnya? ”Saya menduga ada ke-

pentingan politik untuk mengamankan ke-

pentingan industri televisi menjelang pe-

milihan umum,” ujar Dono. Berbekal bukti itu,

mantan Komisioner Komisi Informasi Pusat ini

mengadukan amburadulnya pro-ses seleksi KPI

ke Komisi Ombudsman In-donesia dan

Sekretariat Negara. Dia berha-rap proses

seleksi diulang. Kabar soal protes Dono menyebar cepat

lewat media. Di Lampung, Riza, yang men-

dengar soal ini, bergegas pergi ke Jakarta.

Diam-diam dia mendapat akses untuk me-lihat

sendiri hasil ujian tertulis yang mem-buatnya

gagal lolos ke Senayan. ”Ternya-ta nama saya

ada di urutan kedua terbaik,” katanya pelan.

■ ■ ■

TIM Seleksi Pemilihan KPI terdiri atas tiga

orang: Ketua KPI Mochamad Riyanto,

Sekretaris Umum Majelis Ulama Indone-sia

Muhammad Ichwan Syam, dan dosen Fakultas

Hukum Universitas Tujuhbelas

RO

SZ

AN

DI

TIM INVESTIGASI PENANGGUNG JAWAB: Wahyu Dhyatmika PEMIMPIN PROYEK: Agoeng Wijaya PENYUNTING: Wahyu Dhyatmika, Sukma N. Loppies

PENULIS: Agoeng Wijaya, Budi Riza, Sukma N. Loppies PENYUMBANG BAHAN: Agoeng Wijaya, Agung Sedayu, Ananda Badudu, Budi Riza PERISET FOTO: Nita Dian DESAIN: Aji Yuliarto, Djunaedi BAHASA: Iyan Bastian

TE

MP

O/D

AS

RIL

52 | | 26 JANUARI 2014

Page 126: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

INVESTIGASI: SELEKSI SERAMPANGAN PUNGGAWA PENYIARAN

TE

MP

O/A

MS

TO

N P

RO

BE

L

Agustus (Untag) Semarang, Edi Lisdiono.

Mereka bekerja berdasarkan surat ke- putusan yang diterbitkan Komisi Informa-si

Dewan Perwakilan Rakyat. Mekanisme ini

diatur dalam Peraturan KPI soal Pedo-man

Rekrutmen KPI, yang disahkan pada April

2011. Peraturan ini merupakan pen-jabaran

dari Undang-Undang Penyiaran yang mengatur

tata cara umum seleksi Ko-misioner KPI. Peraturan itu tegas-tegas menyebutkan

bahwa anggota Tim Seleksi seharusnya lima

orang. Kelima anggota ini mewakili

pemerintah, tokoh masyarakat, dan aka-

demikus.

Sumber Tempo di KPI menyebutkan se-

mula memang ada lebih dari 20 nama yang

diajukan ke DPR sebagai anggota Tim Se-

leksi. Mereka di antaranya Rektor Univer-sitas

Islam Negeri Komaruddin Hidayat; to-koh

pers dari Lembaga Penelitian, Pendi-dikan,

dan Penerbitan Yogyakarta, Asha-di Siregar;

dan eks Direktur Antara Moha-mad Sobary.

Selain itu, praktisi penyiaran Inke Maris dan

psikolog Elly Rusman Musa diusulkan.

Yang jadi masalah, nama-nama terse-but

tidak dipilah-pilah dulu sebelum diaju-kan ke

DPR. Nama Edi Lisdiono, misalnya, hampir

tak pernah terdengar rekam jejak-nya dalam

dunia penyiaran. Edi dan Riyan-to sama-sama

tenaga pengajar di Untag Se-marang.

Selain itu, nama-nama ini diajukan tan-

pa ditanya kesediaannya. Walhasil, setelah

ditetapkan DPR, baru terungkap bahwa hampir

semuanya berhalangan. ”Sudah saya minta

tambahan nama kepada DPR, tapi mereka

bilang jalan saja terus,” ucap Riyanto ketika

dimintai konfirmasi, akhir November lalu.

Dengan proses yang karut-marut itu, pada

Mei lalu, Tim Seleksi mulai bekerja.

■ ■ ■

JIKA mengacu pada Peraturan KPI ten-tang

Pedoman Rekrutmen, seharusnya se-leksi

Komisioner KPI terdiri atas tiga tahap. Tahap

pertama adalah seleksi administra-si atas

berkas pendaftaran calon. Tahap kedua adalah

uji kompetensi, yang terdiri atas tes tertulis dan

tes psikologis. Mereka yang tak lolos di setiap

tahap langsung di-coret. Fit and proper test di

parlemen ada-lah tahap ketiga dan final dari

proses selek-si komisioner.

Kenyataannya, semua tahapan itu di-

abaikan. Dokumen-dokumen hasil pemi-lihan

yang diperoleh Tempo menunjuk-kan

bagaimana Tim Seleksi membuat atur-an

sendiri untuk menilai calon. Makalah mengenai

visi dan misi calon komisioner— yang

seharusnya dinilai di tahap seleksi

administrasi—justru dinilai pada tahap uji

Penghitungan voting uji kelayakan

pemilihan Komisioner Komisi Penyiaran

Indonesia di DPR, Jakarta, 3 Juli 2013.

kompetensi.

Nilai visi-misi itu lalu digabungkan de-ngan

skor hasil ujian tertulis, untuk me-nentukan

kelulusan uji kompetensi. Yang lebih parah,

hasil tes psikologi, yang seha-rusnya jadi salah

satu dasar kelulusan, ma-lah sama sekali tidak

dipakai.

Tim Seleksi bahkan berinisiatif membu-at

satu ujian lagi: seleksi integritas. Cara pe-

nilaiannya amat subyektif. ”Kami menilai

integritas berdasarkan pengamatan kami atas

latar belakang calon,” kata Riyanto.

Meski sudah dihubungi berkali-kali, dua

anggota Tim Seleksi KPI, Ichwan Syam dan

Edi Lisdiono, menolak diwawanca-rai. Hanya

Riyanto yang bersedia bicara. Dia mengakui

semua pelanggaran aturan rekrutmen KPI.

Menurut dia, ”Peraturan KPI soal pedoman

rekrutmen itu kan cuma pedoman saja.”

Akibat metode penilaian semacam itu,

Ahmad Riza Faisal tersingkir meski skor-nya

terbaik kedua dalam ujian tertulis. Se-lain dia,

ada delapan peserta lain yang ni-lainya

memenuhi syarat tapi tak diloloskan ke DPR.

Posisi mereka diisi oleh sembilan orang lain

yang nilainya pas-pasan tapi terdong-krak oleh

hasil ujian ”visi-misi” dan ”peni-laian

integritas”. Ada calon yang nilai ujian

kompetensinya amat buruk tapi tetap lolos

karena mengantongi rekomendasi sebuah

lembaga negara. Satu calon lain lolos kare-na

”sudah senior”. Bukan hanya itu. Hasil tes psikologi yang

menemukan ada 13 calon komisioner yang

tidak disarankan menjadi pejabat publik juga

diabaikan. Dua Komisioner KPI seka-rang

sebenarnya tak lolos psikotes.

Pada akhir Juni tahun lalu, daftar 20 nama

yang dihasilkan dari proses seleksi nan

semrawut itu kemudian disetorkan ke DPR,

bersama nama tujuh komisioner in-kumben

yang kembali mencalonkan diri. Sekarang bola

ada di Senayan.

■ ■ ■

TIDAK banyak yang tahu, sebelum ter-

bentuknya Tim Seleksi, pada akhir Januari lalu,

Komisi Informasi DPR membentuk se-buah

tim khusus bernama Tim Sembilan.

Anggotanya adalah perwakilan setiap frak-si di

parlemen. Dalam pertemuan konsultasi Tim Selek-si

dengan Tim Sembilan pada 14 Mei tahun

26 JANUARI 2014 | | 53

Page 127: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

Priyo Budi Santoso

memberikan

selamat kepada

Agatha Lily

disaksikan delapan

Komisioner KPI

lainnya di gedung

DPR, Jakarta,

11 Juli 2013.

lalu, Wakil Ketua Komisi Informasi DPR Ra-

madhan Pohan menjelaskan tugas tim itu

dengan gamblang. ”Sesuai dengan UU Pe-

nyiaran, DPR yang berwenang memilih Ko-

misioner KPI pusat. Untuk itu, kami mem-beri

mandat penuh kepada Tim Sembilan untuk

memilih Komisioner KPI,” ucapnya. Pernyataan politikus Partai Demokrat ini

tercantum dalam notulensi rapat yang

salinannya diperoleh Tempo. Maka sejak awal

parlemen sebenarnya sudah meng-ambil alih

proses pemilihan KPI. Tim Se-leksi Riyanto

hanya kepanjangan tangan dari fraksi-fraksi di

Senayan. Ditanya soal ini, Ramadhan membenar-kan.

”Yang menyeleksi nantinya kan DPR juga.

Jadi sebelas-dua belaslah,” katanya Desember

lalu. Riyanto juga mengaku tahu soal ini.

”Tugas Tim Seleksi hanya mem-presentasikan

hasil pemilihan kepada Tim Sembilan,”

ujarnya. ”Semua kami lapor-kan kepada

mereka.” Anggota Tim Sembilan adalah Hayono

Isman (Demokrat), Tantowi Yahya/Meutia

Hafidz (Golkar), Evita Nursanti (Partai De-

mokrasi Indonesia Perjuangan), Mardani

(Partai Keadilan Sejahtera), Djazuli (Par-tai

Kebangkitan Bangsa), Muhammad Na-jib

(Partai Amanat Nasional), Husnan Bey (Partai

Persatuan Pembangunan), Ahmad Muzani

(Gerindra), dan Susaningtyas Ker-

topati (Hanura).

Sepanjang proses seleksi di KPI, Tim

Sembilan beberapa kali meminta laporan dari

Tim Seleksi. Dalam satu rapat, seorang

anggota DPR secara terbuka meminta kete-

rangan soal latar belakang para calon. ”Ka-lau

perlu CV-nya sekalian,” kata seorang politikus,

seperti tercantum dalam notu-lensi rapat KPI

yang diperoleh Tempo. Ketika ditanya soal ini, anggota Tim Sem-

bilan, Tantowi Yahya, buru-buru melurus-kan.

”Kami tidak cawe-cawe soal siapa yang lulus

ujian atau tidak,” ujarnya, November lalu. Tim

ini, kata dia, hanya ingin memas-tikan siapa

saja yang ikut seleksi KPI. ”Supa-ya kami

tidak kecolongan,” ucapnya. ”Inter-vensi” DPR

sejak awal proses seleksi sema-cam ini tak

pernah terjadi sebelumnya. Pada pekan pertama Juli, uji kepatutan dan

kelayakan atas 27 calon Komisioner KPI

akhirnya digelar di Komisi Informasi DPR. Di

sinilah pertarungan politik resmi dimulai.

Setiap fraksi memiliki calon ung-gulan sendiri.

Salah satu fraksi yang jelas punya ke-

pentingan untuk mengamankan industri televisi

adalah Hanura. Bos MNC Group, Hary

Tanoesoedibjo, adalah calon wakil presiden

dari partai itu. Politikus Hanura, Susaningtyas

Kertopati, tak malu meng-akuinya. ”Yang

menguntungkan MNC,

saya suka. Yang tidak menguntungkan, ya,

enggak suka,” ujarnya terus terang. Fraksi Golkar, yang terafiliasi dengan grup

media Viva (ANTV dan TV One), juga tak

menutupi kepentingannya. ”Fraksi lain juga

begitu, apa bedanya? Ini demokrasi,” kata

Agus Gumiwang Kartasasmita, politi-kus

Golkar di Komisi Informasi. Sumber Tempo yang mengikuti proses lobi

antarfraksi pada malam penentuan hasil uji

kelayakan mengakui panasnya ne-gosiasi.

Bahkan, kata dia, pola tawar-mena-warnya pun

berbeda dengan lobi pada pe-nentuan

pemimpin lembaga negara lain, seperti Komisi

Pemberantasan Korupsi dan Komisi Yudisial.

”Biasanya setiap fraksi punya daftar nama

yang didukung, kali ini ada frak-si yang terang-

terangan minta ada nama yang tidak boleh

lolos,” ujar sumber ini. Dia mengaku tak

pernah mengalami dinamika politik sekencang

itu dalam proses pemi-lihan komisioner

lembaga lain. ”Ini non-ne-gotiable,” katanya

menirukan tuntutan se-orang politikus fraksi

itu. Menjelang tengah malam pada Rabu per-

tama Juli lalu, sembilan komisioner baru

Komisi Penyiaran Indonesia akhirnya ter-pilih.

Sekarang, lebih dari enam bulan ke-mudian,

buah dari proses seleksi yang se-rampangan itu

mulai dirasakan publik. ●

TE

MP

O/T

ON

Y H

AR

TA

WA

N

54 | | 26 JANUARI 2014

Page 128: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

INVESTIGASI: SELEKSI SERAMPANGAN PUNGGAWA PENYIARAN

KETUA TIM SELEKSI KOMISI PENYIARAN INDONESIA 2013-2016 MOCHAMAD RIYANTO:

SEHARUSNYA INI TIDAK BOCOR

TE

MP

O/D

AS

RIL

RO

SZ

AN

DI

MOCHAMAD Riyanto bukan wajah baru di

dunia penyiar-an. Dia pernah menjadi Ke-tua Komisi Penyiaran Indo-

nesia Daerah Jawa Tengah selama tiga ta-hun

sebelum naik kelas menjadi anggota Komisi

Penyiaran Indonesia (KPI) pusat pada 2007.

Pada masa baktinya yang ke-dua (2010-2013),

Riyanto dipercaya menja-di Ketua KPI sampai

melepas jabatan pada pertengahan tahun lalu.

Tak banyak yang tahu bahwa dosen Fa-

kultas Hukum Universitas Tujuhbelas Agus-

tus Semarang ini juga pengurus Pemuda

Pancasila; pembina organisasi kemasyara-

katan Golkar, Musyawarah Kekeluargaan

Gotong Royong; dan aktif di Forum Komu-

nikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Pol-ri di

kampung halamannya di Jawa Tengah. Selepas

mengawal frekuensi publik selama enam tahun

lebih, kini Riyanto menjadi Sek-retaris

Perusahaan Kompas TV. Dihubungi akhir November lalu, Riyan-to

bersedia berbicara soal proses seleksi

Komisioner KPI yang kini banyak diperta-

nyakan. Meski agak kaget ketika tahu Tem-po

telah memiliki semua dokumen hasil se-leksi

yang seharusnya dirahasiakan, ia te-tap

menjawab semua pertanyaan dengan tangkas.

Sekarang ada suara yang

mempertanyakan keabsahan proses seleksi

Komisioner KPI. Apa tanggapan Anda? Tidak etis buat saya untuk bicara menge-nai

KPI lagi. Saya sudah tidak berkompe-ten

karena sudah lama tidak di sana. Bukankah Anda ketua tim seleksinya.... Bukan. Ketuanya Ichwan Syam, Sekjen

Majelis Ulama Indonesia. Saya hanya fasili-

tator yang mewakili KPI. Dalam dokumen seleksi, nama Anda ter-

cantum sebagai ketua tim.... Iya, ha-ha-ha.... Mengapa jumlah anggota Tim Seleksi

Pe-milihan KPI melanggar peraturan KPI? Beberapa orang mengundurkan diri dari

Tim Seleksi. Saya sudah meminta pe-

nambahan anggota kepada DPR, tapi tidak

dikabulkan.

Kami punya dokumen yang menunjukkan

hasil seleksi KPI melanggar peraturan KPI

sendiri. Apa tanggapan Anda?

Begini. Di dalam Tim Seleksi, kami mem-

buat kesepakatan untuk tidak semata-mata

menggunakan skor hasil ujian tertu-lis saja

(untuk meloloskan calon ke DPR). Kami juga

menilai latar belakang peng-alaman mereka,

serta membaca makalah yang mereka tulis

mengenai visi dan misi-nya. Jadi hasil ujian

tertulis adalah bagian dari penilaian akumulatif

mengenai kom-petensi calon.

Jadi kesepakatan Tim Seleksi itu

boleh me-langgar peraturan KPI? Peraturan KPI mengenai Pedoman

Rekrutmen itu kan hanya pedoman.... Benarkah ada calon komisioner yang

dico-ret karena terlalu muda? Itu usul dari Pak Ichwan Syam, agar

kami juga mempertimbangkan kapasitas,

integritas, dan usia para calon.

Jadi, meski memenuhi semua syarat, seo-

rang calon bisa dicoret karena terlalu muda?

Saya memang meminta beberapa calon

yang berusia muda berkonsentrasi meng-awal

eksistensi KPI di daerah dulu, karena kami

membutuhkan tenaga bagus di sana. Tak ada

maksud merekayasa. Tim Seleksi juga melakukan uji integritas

calon. Bagaimana cara penilaiannya? Kami melihat latar belakang orang per

orang. Saya sebagai Ketua KPI, misalnya,

memperhatikan semua calon komisioner yang

berasal dari KPI daerah. Ada bebera-pa calon

yang sudah senior, sudah dua pe-riode

menjabat di KPI daerah, itu juga di-

pertimbangkan. Ada calon yang nilai ujiannya buruk tapi te-

tap lolos.... Kami mempertimbangkan juga apakah calon

itu mewakili instansi tertentu, seper-ti Dewan

Pers. Jadi ada banyak pertimbangan lain…. Saya tidak tahu hasil penilaian siapa yang

Anda maksud. Itu kan seharusnya ti-dak

boleh bocor. Apa peran Tim Sembilan DPR dalam

proses seleksi di KPI? Tim Seleksi selalu mempresentasikan

perkembangan proses pemilihan kepada Tim

Sembilan untuk dievaluasi. Kalau ha-sil kerja

kami diterima, berarti tugas kami sudah

selesai. Apakah Tim Sembilan menitipkan

nama-nama tertentu agar diloloskan? Tidak. Saya hanya melaporkan apa yang

dilakukan Tim Seleksi. Kalau laporan kami

kurang, mereka mengoreksi. Setelah kami

menyelesaikan seleksi dan mendapatkan 27

nama calon komisioner untuk ikut fit and

proper test, kami sampaikan dulu ke-pada

Tim Sembilan sebelum diumumkan ke publik.

Kenapa Anda laporkan ke Tim

Sembilan dulu sebelum diumumkan? Itu sudah kewajiban kami.

26 JANUARI 2014 | | 55

Page 129: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

1

SERANGAN UDARA

DI LAYAR KACA

Partai politik memanfaatkan televisi untuk mendongkrak

elektabilitas. Remnya hanya ada di Komisi Penyiaran.

salahnya di mana?” ujar Arya tenang ketika

didesak soal benar-tidaknya isi percakap-an itu.

Suaranya berubah serius. Dia meng-klaim

permintaan kader-kader Hanura itu tak pernah

benar-benar dipenuhi MNC. Tanpa berusaha menutupi, Arya—yang juga

menjabat Pemimpin Redaksi Global TV—

menjelaskan bahwa percakapan dua menit itu

terjadi di kantor Perindo di Sura-baya, Jawa

Timur. Perindo adalah singkat-an dari

Persatuan Indonesia, organisasi ke-

masyarakatan yang didirikan Hary Tanoe

REKAMAN percakapan itu terdengar samar-

samar. Se-jumlah pria berbicara, seba-gian dengan logat Jawa Timur yang kental. Sesekali terde-

ngar nama Partai Hati Nurani Rakyat (Ha-

nura) disebut, juga nama stasiun televisi RCTI

dan Indovision. Mereka berbincang dua menit

lebih sedikit. Sepotong-sepotong tertangkap kalimat

seperti ini: ”Kami kepingin ada satu chan-

nel di Indovision itu, yaitu informasi

tentang Partai Hanura.” Di bagian lain, percakapan mengarah ke soal

kampanye dan bantuan pemberitaan. ”Nanti aku

mau izin, pokoknya kalian mau bikin berita,

baik teks atau apa pun, langsung ke Willy

saja. Willy yang koordinir semua.” Satu suara menyahut, terdengar berse-

mangat, ”Ini sudah kami programkan di

par-tai lama. Mudah-mudahan bersama

Hanura bisa dilakukan lagi, Pak Arya.”

Meski singkat, rekaman audio yang di-

unggah ke situs media sosial YouTube pada

Mei tahun lalu itu punya makna luar bia-sa.

Inilah untuk pertama kalinya renca-na

pengurus sebuah partai memanfaat-kan

lembaga penyiaran demi kepenting-an

kampanye politik terbongkar dengan te-rang-

benderang.

■ ■ ■

ARYA Sinulingga semula hanya terta-wa

ketika diingatkan soal insiden video YouTube

itu. Ditemui pada awal Desem-ber lalu,

Sekretaris Perusahaan PT Media Nusantara

Citra (MNC) Group ini tak mem-bantah kalau

rekaman percakapan terse-but berkaitan

dengan rencana pemenang-an Partai Hanura di

Jawa Timur. Arya sendiri adalah Wakil Ketua Badan

Pemenangan Pemilu Hanura. Ketua badan itu

adalah bos MNC, Hary Tanoesoedibjo.

”Itu hanya permintaan pemberitaan. Lalu

selepas dia keluar dari Partai NasDem.

Menurut Arya, permintaan pemberitaan semacam itu seharusnya bisa dimaklumi.

Soalnya, Komisi Pemilihan Umum mela-rang

partai dan calon legislator memasang iklan di

media sampai tiga pekan menjelang hari

pemungutan suara. ”Waktunya sempit sekali

untuk memperkenalkan diri secara langsung

kepada masyarakat,” ucapnya.

Karena itulah, kata Arya, kampanye Ha-nura

banyak mengandalkan media massa. Siaran

televisi diyakini mampu menyebar-kan

informasi secara cepat dan akurat un-tuk

audiens dalam jumlah yang amat be-sar. ”Kami

menyebutnya serangan udara,” ujarnya. Berita

positif dan iklan yang terus-menerus adalah

”peluru-peluru” untuk memenangi

pertempuran di udara itu. Ketika popularitas mulai terkerek naik,

barulah para politikus Hanura turun ke la-

pangan, mengetuk pintu dari rumah ke ru-mah,

untuk mencari dukungan riil. ”Ini na-

FO

TO

-FO

TO

: Y

OU

TU

BE

56 | | 26 JANUARI 2014

Page 130: RELASI MEDIA DAN POLITIK : ANAL;ISIS WACANA KRITIS SELEKSI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34783/1/ANNISA... · adalah bagaimana memahami produksi teks serta

INVESTIGASI: SELEKSI SERAMPANGAN PUNGGAWA PENYIARAN

2 manya serangan infanteri,” kata Arya. Un-tuk

mendongkrak elektabilitas Hanura tiga bulan

menjelang pemilihan legislatif 9 April nanti,

dia mengakui partainya sedang mela-kukan

serangan udara dan infanteri secara besar-

besaran. ”Ini harus simultan.” Tentu bukan hanya Hanura dan Hary Ta-

noesoedibjo yang gencar melakukan ”se-

rangan udara” di layar kaca. Ketua Umum

Partai Golkar Aburizal Bakrie juga berik-lan di

dua stasiun TV miliknya: TV One dan ANTV.

Kepada wartawan, Aburizal meng-akui

memasang iklan sebanyak-banyak-nya adalah

bagian dari strategi kampanye-nya. ”Iklan itu

saya bayar,” kata Aburizal pada akhir

November lalu. ”Meskipun da-pat diskon

banyak juga,” ujarnya sambil tersenyum lebar.

Ketua Umum Partai NasDem Surya Pa-loh

tak mau ketinggalan. Sebagai bos Me-dia

Group, yang terafiliasi dengan Metro TV,

wajah Surya kerap muncul di acara sta-siun

TV itu. Acara Partai NasDem juga se-ring

ditayangkan, lebih banyak daripada

pemberitaan mengenai partai lain. Berkat strategi itu, kini elektabilitas Ha-

nura, NasDem, dan Golkar terus merambat

naik. Sebuah survei terakhir bahkan menye-

butkan dukungan buat Hanura dan NasDem

sudah di atas 6 persen, di atas partai lama,

seperti Partai Amanat Nasional, Partai Per-

satuan Pembangunan, dan Partai Keadilan

Sejahtera. Sedangkan Golkar tak pernah tu-run

dari kisaran 15-20 persen.

■ ■ ■

SATU-SATUNYA harapan untuk menge-

rem pemanfaatan frekuensi publik buat

kampanye ada di pundak Komisi Penyiar-an

Indonesia. Sayangnya, itu pun kini ma-kin jauh

panggang dari api. Kasus rekaman Hanura di

YouTube saja kini tak jelas kelan-jutannya.

Padahal, ketika rekaman itu pertama kali

terungkap pada Mei lalu, KPI langsung

memanggil Hary Tanoesoedibjo sebagai

Direktur Utama MNC Group dan kakaknya,

Direktur Utama PT MNC SkyVision Bam-

bang Roedijanto Tanoesoedibjo. Komisio-ner

meminta mereka menjelaskan ada apa di balik

rencana kongkalikong itu. Tapi ke-duanya tak

pernah datang. Dua Komisioner KPI yang getol menin-

daklanjuti kasus ini, Eski Tri Rezeki Widi-anti

dan Nina Mutmainnah Armando, se-karang tak

terpilih lagi menjadi komisio-ner. Kasus ini

pun seperti dipetieskan.

Bersamaan dengan meredupnya kelan-jutan

kasus itu, Hanura menemukan cara baru

melakukan ”serangan udara”. Strate-gi anyar

ini melibatkan acara berjudul Kuis

Kebangsaan, yang ditayangkan setiap hari di RCTI.

Acara ini tanpa malu-malu mempromosi-kan

Hanura dan pasangan calon presiden-wakil

presiden mereka: Wiranto-Hary Ta-

noesoedibjo. Setiap kali Kuis Kebangsaan

ditayangkan, pembawa acara kuis ini me-minta

warga yang menelepon untuk ber-

1 Aburizal Bakrie

tampil di ANTV.

2 Wiranto dan Hary

Tanoesoedibjo dalam

tayangan deklarasi

pasangan calon

presiden dan wakil

presiden Partai

Hanura di stasiun

televisi RCTI.

3 Suryo Paloh

di Metro TV.

3 seru, ”Bersih, Peduli, Tegas.” Tiga kata itu

adalah slogan kampanye ”Win-HT”—begi-tu

pasangan Wiranto-Hary Tanoe menye-but diri

mereka. Arya sendiri membantah kalau acara

itu disebut kampanye. ”Itu ik-lan, kok. Silakan

diperiksa,” katanya. Menghadapi model kampanye baru se-perti

ini, KPI tampak mati langkah. Agatha Lily,

komisioner baru KPI yang bertang-gung jawab

mengawasi isi siaran, mengaku tak

menemukan pelanggaran Undang-Un-dang

Penyiaran ataupun Pedoman Perila-ku

Penyiaran dan Standar Program Siaran di acara

kuis itu. ”Diubrek-ubrek juga eng-gak

ketemu,” ujarnya. Karena itulah, kata Agatha, KPI memilih

merampungkan aturan teknis baru sebagai

senjata mereka. Rancangan peraturan KPI yang

dinamakan Pengaturan Pemanfaat-an Lembaga

Penyiaran untuk Kepentingan Politik ini mulai

disosialisasi pada Novem-ber lalu. Sepekan

kemudian, pada awal De-sember, Komisi

Informasi Dewan Perwakil-an Rakyat

menyatakan dukungannya terha-dap rancangan

peraturan tersebut. Masalahnya, entah dengan pertimbang-an

apa, KPI juga menyodorkan rancangan aturan

itu kepada industri penyiaran, yang kemudian

menolaknya mentah-mentah. Walhasil, senjata

baru KPI itu langsung ma-suk kotak. Padahal

”serangan udara” dari berbagai partai kini

makin kerap menyer-bu layar kaca.

26 JANUARI 2014 | | 57