48
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk di bahas. Pembahasan selalu menarik untuk diikuti oleh semua orang. Lebih-lebih yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Guru adalah orang yang sangat memegang kunci keberhasilan dalam dunia pendidikan. Guru sangat bisa diharapkan untuk menjadi pentransfer ilmu pengetahuan, penanaman nilai-nilai akhlak dan pematangan pendidikan ketrampilan pada anak didik. Pemilihan guru yang tepat memang sangat sulit. Karena pemilihan guru yang tepat membutuh beberapa hal yang sangat menguras tenaga. uru ideal adalah dambaan peserta didik. Guru ideal adalah sosok guru yang mampu untuk menjadi panutan dan selalu memberikan contoh atau keteladanan. Saat ini masih banyak guru yang belum profesional. Selain keterampilan mengajar dinilai minim, guru juga dianggap kurang memiliki motivasi mengajar. Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Dirjen PMPTK) Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) Baedhowi mengatakan, kementerian mempunyai kebijakan, yaitu untuk menjadi guru, seseorang harus mempunyai kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi pendidikan. 1

Rekrutmen Tenaga Kependidikan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk di bahas.

Pembahasan selalu menarik untuk diikuti oleh semua orang. Lebih-lebih yang

berkecimpung dalam dunia pendidikan. Guru adalah orang yang sangat

memegang kunci keberhasilan dalam dunia pendidikan. Guru sangat bisa

diharapkan untuk menjadi pentransfer ilmu pengetahuan, penanaman nilai-nilai

akhlak dan pematangan pendidikan ketrampilan pada anak didik. Pemilihan guru

yang tepat memang sangat sulit. Karena pemilihan guru yang tepat membutuh

beberapa hal yang sangat menguras tenaga. uru ideal adalah dambaan peserta

didik. Guru ideal adalah sosok guru yang mampu untuk menjadi panutan dan

selalu memberikan contoh atau keteladanan.

Saat ini masih banyak guru yang belum profesional. Selain

keterampilan mengajar dinilai minim, guru juga dianggap kurang memiliki

motivasi mengajar. Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga

Kependidikan (Dirjen PMPTK) Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas)

Baedhowi mengatakan, kementerian mempunyai kebijakan, yaitu untuk menjadi

guru, seseorang harus mempunyai kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi

pendidikan.

Memang perekrutan guru yang ideal membutuhkan banyak tenaga,

waktu dan biaya yang banyak. Sering kali setelah terjadi perekrutan guru banyak

sekali ketidak baikan dalam memilih guru. Aspek yang ditempuh dalam

perekrutan hanya mengandalkan faktor kognitif. Ujian penyaringan ( seleksi )

calon pegawai negeri sipil hanya mengandalkan ujian tertulis. Mestinya banyak

hal yang harus diuji seperti ujian akhlak lewat wawancara dan pengamatan

lapangan. Ujian cara mengajar yang baik. Baru yang terakhir adalah ujian

pengetahuan ( kognitif). Kalau hal bisa terlaksana maka akan dapat memperoleh

guru yang baik dan militan.

1

Page 2: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

B. Rumusan Masalah

1. Siapa guru itu?

2. Bagaimana menjadi guru yang baik?

3. Bagaimana meningkatkan efektifitas pembelajaran?

4. Apa saja permasalahan yang terkait dengan pengelolaan tenaga

kependidikan?

5. Apa saja kode etik profesi keguruan?

6. Bagaimana kompetensi guru berdasarkan Undang – Undang No. 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa :

1. mengetahui siapa sebenarnya guru itu, termasuk didalamnya kriteria guru,

peranan dan tanggung jawab guru

2. mengetahui bagaimana cara menjadi guru yang baik

3. mengetahui cara meningkatkan efektifitas pembelajaran

4. mengetahui permasalahan-permasalan terkait pengelolaan tenaga

kependidikan

5. mengetahui kode etik profesi keguruan.

D. Batasan Masalah

Dalam makalah ini hanya akan dibahas hal-hal yang ada pada rumusan

masalah.

2

Page 3: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tenaga Kependidikan (Guru)

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utama itu akan efektif jika guru

memiliki derajad profesionalitas yang tercermin dan kompetensi kemahiran,

kecakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma etik

tertentu. Didalam UU No. 20 Tahun 2003, kata guru dimasukkan ke dalam

genus pendidik. Sesungguhnya guru dan pendidik merupakan dua hal yang

berbeda. Kata pendidik (bahasa Indonesia) merupakan padanan dari kata

educator (bahasa Inggris). Didalam Kamus Webster, kata edukator berarti

educationist atau educationalis yang padanannya dalam bahasa Indonesia

adalah pendidik. Kata guru (bahasa Indonesia) merupakan padanan dari kata

teacher (bahasa Inggris). Dalam Kamus Webster, kata teacher bermakna

sebagai “the person who teach especially in school” atau guru adalah seorang

pengajar yang khususnya di sekolah.

Secara formal untuk menjadi profesional, guru disyaratkan memenuhi

kualifikasi akademik minimum dan bersertifikat pendidik. Guru-guru yang

memenuhi kriteria profesional inilah yang akan mampu menjalankan fungsi

utamanya secara efektif dan efisien untuk melanjutkan proses pendidikan dan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yakni

perkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi

warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

1. Syarat – Syarat Menjadi Guru

Karena pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional maka untuk menjadi

guru harus pula memenuhi persyaratan yang berat. Beberapa diantaranya

adalah :

3

Page 4: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

a. Harus memiliki bakat sebagai guru

b. Harus Memiliki Keahlian Sebagai Guru

Setiap guru profesional harus menguasai pengetahuan yang mendalam

dalam spesialisasinya. Penguasaan pengetahuan ini merupakan syarat

yang penting disamping keterampilan-keterampilan lainnya. Oleh sebab

dia berkewajiban menyampaikan pengetahuan, pengertian, keterampilan,

dan lain-lain kepada muridnya

c. Guru Harus Memiliki Kepribadian yang Baik dan Terintegrasi

Karena tuntutan tugasnya maka setiap guru harus memiliki kepribadian

yang baik dan terintegrasi. Kepribadian yang baik ini tentu saja ditinjau

dari segi murid, dari segi orang tua, dari segi kebutuhan tugasnya.

d. Guru Harus Memiliki Mental yang Sehat

Seorang guru tidak boleh memiliki mental yang terganggu. Guru tidak

boleh pemarah, pemalu, penakut, rendah diri, merasa cemas,

mengisolasikan diri, agresif, pasif, pendiam, suka melamun, dan

seterusnya. Guru yang mempunyai mental yang terganggu tidak

memungkinkan melaksanakan tugasnya dengan baik, malahan

gangguan mentalnya dapat mempengaruhi kondisi mental murid-

muridnya, hal mana tidak dihrapkan dalam pendidikan.

e. Guru Harus Berbadan sehat

Badan sehat sangat membantu lancarnya pekerjaan guru. Sebaiknya

guru yang tidak berbadan sehat atau suka sakit-sakitan, akan sangat

menggangu pekerjaannya. Apalagi seorang guru yang penyakitnya

menular kepada murid-muridnya. Karena itu guru yang sedang sakit lebih

baik tidak melaksanakan tugasnya sampai dia sehat kembali.

f. Guru Harus Memiliki Pengalaman dan Pengetahuan yang Luas

Pengalaman an pengetahuan ini sangat diperlukan dalam pengajaran.

Dia tidak cukup hanya menguasai pengetahuan spesialisasinya saja,

akan tetapi pengalaman dan pengetahuan umum perlu juga dipahami.

4

Page 5: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

Dalam kegiatan mengajar sehari-hari, siswa sering menanyakan hal-hal

diluar pelajaran, dalam hal ini guru harus pandai menjelaskannya.

g. Guru adalah Manusia Pancasila

Pancasila merupakan filsafat bangsa yang merupakan way of life bangsa

yang harus duhayati dengan baik sehingga bukan saja menjadi

pengetahuan dan pemahaman yang baik tapi juga dapat

melaksanakannya dalam tindakan sehari-hari.

h. Guru adalah Seorang Warga Negara yang Baik

Sebagaimana warga negara lainnya, maka guru harus mematuhi semua

peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Guru harus

turut serta mengkhususkan semua program pemerintah dengan jalan

turut serta melakukan kegiatan-kegiatan yang sejalan dengan program

itu. Sebagai kekuatan masyarakat maka dia harus memberi contoh yang

baik bagi masyarakat sekitarnya.

2. Tugas Guru

Daoed Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai

tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas

kemasyarakatan (sivic mission). Jika dikaitkan pembahasan tentang

kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengar logika dan estetika,

tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika.

a. Tugas Profesional

Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau

transmisi ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang

sejenis yang belum diketahui anak dan seharusnya diketahui oleh anak.

b. Tugas Manusiawi

Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar

dapat memenuhi tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-

baiknya. Tugas-tugas manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi

diri sendiri dan pengertian tentang diri sendiri.

Usaha membantu kearah ini seharusnya diberikan dalam rangka

pengertian bahwa manusia hidup dalam satu unit organik dalam

keseluruhan integralitasnya seperti yang telah digambarkan di atas. Hal

5

Page 6: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

ini berarti bahwa tugas pertama dan kedua harus dilaksanakan secara

menyeluruh dan terpadu. Guru seharusnya dengan melalui pendidikan

mampu membantu anak didik untuk mengembangkan daya berpikir atau

penalaran sedemikian rupa sehingga mampu untuk turut serta secara

kreatif dalam proses transformasi kebudayaan ke arah keadaban demi

perbaikan hidupnya sendiri dan kehidupan seluruh masyarakat di mana

dia hidup.

c. Tugas Kemasyarakatan

Tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga

negara yang baik, turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang

telah digariskan oleh bangsa dan negara lewat UUD 1945 dan GBHN.

Ketiga tugas guru itu harus dilaksanakan secara bersama-sama

dalam kesatuan organis harmonis dan dinamis. Seorang guru tidak hanya

mengajar di dalam kelas saja tetapi seorang guru harus mampu menjadi

katalisator, motivator dan dinamisator pembangunan tempat di mana ia

bertempat tinggal.

Ketiga tugas ini jika dipandang dari segi anak didik maka guru harus

memberikan nilai-nilai yang berisi pengetahuan masa lalu, masa sekarang

dan masa yang akan datang, pilihan nilai hidup dan praktek-praktek

komunikasi. Pengetahuan yang kita berikan kepada anak didik harus

mampu membuat anak didik itu pada akhimya mampu memilih nilai-nilai

hidup yang semakin komplek dan harus mampu membuat anak didik

berkomunikasi dengan sesamanya di dalam masyarakat, oleh karena anak

didik ini tidak akan hidup mengasingkan diri. Kita mengetahui cara manusia

berkomunikasi dengan orang lain tidak hanya melalui bahasa tetapi dapat

juga melalui gerak, berupa tari-tarian, melalui suara (lagu, nyanyian), dapat

melalui warna dan garis-garis (lukisan-lukisan), melalui bentuk berupa

ukiran, atau melalui simbul-simbul dan tanda tanda yang biasanya disebut

rumus-rumus.

Jadi nilai-nilai yang diteruskan oleh guru atau tenaga kependidikan

dalam rangka melaksanakan tugasnya, tugas profesional, tugas manusiawi,

dan tugas kemasyarakatan, apabila diutarakan sekaligus merupakan

pengetahuan, pilihan hidup dan praktek komunikasi. Jadi walaupun

pengutaraannya berbeda namanya, oleh karena dipandang dari sudut guru

6

Page 7: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

dan dan sudut siswa, namun yang diberikan itu adalah nilai yang sama,

maka pendidikan tenaga kependidikan pada umumnya dan guru pada

khususnya sebagai pembinaan prajabatan, bertitik berat sekaligus dan sama

beratnya pada tiga hal, yaitu melatih mahasiswa, calon guru atau calon

tenaga kependidikan untuk mampu menjadi guru atau tenaga kependidikan

yang baik, khususnya dalam hal ini untuk mampu bagi yang bersangkutan

untuk melaksanakan tugas profesional. 

Selanjutnya, pembinaan prajabatan melalui pendidikan guru ini harus

mampu mendidik mahasiswa calon guru atau calon tenaga kependidikan

untuk menjadi manusia, person (pribadi) dan tidak hanya menjadi teachers

(pengajar) atau (pendidik) educator, dan orang ini kita didik untuk menjadi

manusia dalam artian menjadi makhluk yang berbudaya. Sebab

kebudayaanlah yang membedakan makhluk manusia dengan makhluk

hewan. Kita tidak dapat mengatakan bahwa hewan berbudaya, tetapi kita

dapat mengatakan bahwa makhluk manusia adalah berbudaya, artinya di

sini jelas kalau yang pertama yaitu training menyiapkan orang itu menjadi

guru, membuatnya menjadi terpelajar, aspek yang kedua mendidiknya

menjadi manusia yang berbudaya, sebab sesudah terpelajar tidak dengan

sendininya orang menjadi berbudaya, sebab seorang yang dididik dengan

baik tidak dengan sendininya menjadi manusia yang berbudaya. 

Memang lebih mudah membuat manusia itu berbudaya kalau ia

terdidik atau terpelajar, akan tetapi orang yang terdidik dan terpelajar tidak

dengan sendirinya berbudaya. Maka mengingat pendidikan ini sebagai

pembinaan pra jabatan yaitu di satu pihak mempersiapkan mereka untuk

menjadi guru dan di lain pihak membuat mereka menjadi manusia dalam

artian manusia berbudaya, kiranya perlu dikemukakan mengapa guru itu

harus menjadi rnanusia berbudaya. Oleh kanena pendidikan merupakan

bagian dari kebudayaan; jadi pendidikan dapat berfungsi melaksanakan

hakikat sebagai bagian dari kebudayaan kalau yang melaksanakannya juga

berbudaya. Untuk menyiapkan guru yang juga manusia berbudaya ini

tergantung 3 elemen pokok yaitu :

a. Orang yang disiapkan menjadi guru ini melalui prajabatan (initial

training) harus mampu menguasai satu atau beberapa disiplin ilmu yang

akan diajarkannya di sekolah melalui jalur pendidikan, paling tidak

7

Page 8: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

pendidikan formal. Tidak mungkin seseorang dapat dianggap sebagai

guru atau tenaga kependidikan yang baik di satu bidang pengetahuan

kalau dia tidak menguasai pengetahuan itu dengan baik. Ini bukan

berarti bahwa seseorang yang menguasai ilmu pengetahuan dengan

baik dapat menjadi guru yang baik, oleh karena biar bagaimanapun

mengajar adalah seni. Tetapi sebaliknya biar bagaimanapun mahirnya

orang menguasai seni mengajar (art of teaching), selama ia tidak punya

sesuatu yang akan diajarkannya tentu ia tidak akan pantas dianggap

menjadi guru.

b. Guru tidak hanya harus menguasai satu atau beberapa disiplin keilmuan

yang harus dapat diajarkannya, ia harus juga mendapat pendidikan

kebudayaan yang mendasar untuk aspek manusiawinya. Jadi di

samping membiasakan mereka untuk mampu menguasai pengetahuan

yang dalam, juga membantu mereka untuk dapat menguasai satu dasar

kebudayaan yang kuat. Jadi bagi guru-guru juga perlu diberikan dasar

pendidikan umum.

c. Pendidikan terhadap guru atau tenaga kependidikan dalam dirinya

seharusnya merupakan satu pengantar intelektual dan praktis kearah

karir pendidikan yang dalam dirinya (secara ideal kita harus mampu

melaksanakannya) meliputi pemagangan. Mengapa perlu pemagangan,

karena mengajar seperti juga pekerjaan dokter adalah seni. Sehingga

ada istilah yang populer di dalam masyarakat tentang dokter yang

bertangan dingin dan dokter yang bertangan panas, padahal ilmu yang

diberikan sama. Oleh karena mengajar dan pekerjaan dokter merupakan

art (kiat), maka diperlukan pemagangan. Karena art tidak dapat

diajarkan adalah teknik mengajar, teknik untuk kedokteran. Segala

sesuatu yang kita anggap kiat, begitu dapat diajarkan diakalau menjadi

teknik. Akan tetapi kalau kiat ini tidak dapat diajarkan bukan berarti tidak

dapat dipelajari. Untuk ini orang harus aktif mempelajarinya dan

mempelajari kiat ini harus melalui pemagangan dengan jalan

memperhatikan orang itu berhasil dan mengapa orang lain tidak

berhasil, mengapa yang satu lebih berhasil, mengapa yang lain kurang

berhasil

8

Page 9: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

3. Peranan Guru

a. Motivator

Motivasi sangat penting di dalam kelas untuk membolehkan semua

tugasan diselesaikan dengan jayanya. Motivasi ialah sesuatu yang

memberi dorongan, kekuatan, tenaga untuk mengarah,

mempertahankan idealisme dan rantaian usaha untuk mencapai sesuatu

matlamat. Jadi, peranan kita sebagai guru di sini adalah sebagai

motivator yang boleh menggerakkan pelajar kita berusaha ke arah

mencapai kejayaan yang diingini.

b. Pemudah Cara

Apakah yang anda tahu tentang pemudah cara atau fasilitator?

Pemudah cara ialah seseorang yang membimbing, menggerakkan

individu lain atau kumpulan dalam menyiapkan sesuatu tugasan yang

diberikan di dalam sesuatu aktiviti pembelajaran.

Berikut adalah apa yang dibuat oleh seorang pemudah cara:

1) Memberikan arahan yang jelas;

2) Mewujudkan hubungan secara kolaboratif dengan peserta atau

pelajar;

3) Membantu membina dan mengekalkan suasana pembelajaran yang

terbuka, semua pelajar boleh memberikan pendapat dan

kepelbagaian pandangan dihormati;

4) Menjamin semua pelajar merasakan diri dilibatkan dan boleh

mengambil bahagian;

5) Memotivasikan pelajar memperoleh pencapaian yang baik;

6) Menyediakan pembelajaran yang berstruktur yang memasukkan

latar,

7) masa pemerhatian, set induksi dan penutup di samping

mematuhinya;

8) Memastikan perancangan pengajaran dan pembelajaran dibuat

dengan rapi; dan

9) Membantu menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih

berkesan.

9

Page 10: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

Pemudah cara bukannya orang yang bertanggungjawab

menjadikan

pembelajaran berlaku. Sebaliknya, pembelajaran adalah tanggungjawab

semua ahli kumpulan. Bagaimanapun pelajarlah yang menentukan

tajuk-tajuk yang perlu diberikan penekanan.

Pemudah cara tidak semestinya seorang yang pakar di dalam

bidang tersebut. Pemudah cara mungkin merancang setiap sesi

perbincangan tetapi ahli di dalam kumpulan mungkin mempunyai

kepakaran dan pengalaman yang lebih di dalam bidang itu.

Tahukah anda, pemudah cara tidak menguasai perbincangan

tetapi menggalakkan ahli berbincang. Oleh itu mungkin pemudah cara

adalah orang yang paling kurang bercakap di dalam sesi itu.

Setelah selesai sesi perbincangan siapakah yang selalunya

mengemaskan semua peralatan? Sebenarnya ini bukanlah tugas

pemudah cara tetapi tugas yang perlu dilakukan secara kolaboratif oleh

semua ahli.

10

Page 11: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

c. Pembimbing

Sebagai guru, anda sebenarnya adalah pembimbing pelajar anda.

Untuk membimbing, pastinya anda perlu menguasai kemahiran yang

tinggi dalam aspek yang akan dibimbing. Anda bukan sahaja akan

membimbing semasa aktiviti sedang berlangsung tetapi sebelum

berlangsung juga pelajar perlu dibimbing untuk membuat persediaan.

Selepas aktiviti selesai, anda akan membimbing pelajar membuat

refleksi. Sepatutnya, mereka boleh merenung kembali kekurangan dan

kelebihan aktiviti itu, di samping memberikan cadangan

penambahbaikan untuk melaksanakan aktiviti itu dengan lebih baik di

masa akan datang.

Di dalam kelas anda terdapat pelbagai tahap pencapaian pelajar:

1) Pelajar Cerdas

11

Page 12: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

Perlukan bimbingan untuk pengayaan supaya perasaan jemu dapat

dielakkan; tugasan untuk kumpulan ini perlu lebih mencabar.

2) Pelajar Lemah

Perlukan pemulihan untuk memastikan mereka sentiasa berusaha

menyiapkan tugasan yang diberi; kumpulan ini memerlukan lebih

banyak bimbingan berbanding dengan pelajar cerdas.

Bimbingan guru juga diperlukan bagi pelajar yang menghadapi

masalah peribadi. Misalnya guru boleh membimbing pelajar

menyelesaikan masalah berkaitan dengan keluarga atau masalah

mendapatkan bantuan kewangan untuk melanjutkan pelajaran dan

sebagainya.

Pelajar yang bermasalah komunikasi juga perlukan bimbingan

guru. Pembentukan tingkah laku positif supaya diterima oleh rakan

sebaya perlukan bimbingan guru. Murid yang pendiam boleh dibentuk

melalui pelbagai latihan supaya lebih berkeyakinan untuk berhubung

sekurang-kurangnya dengan rakan sebaya.

12

Page 13: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

B. Menjadi Guru yang Baik

Teori-teori tentang mengajar dan belajar sebagaimana terpapar di muka

semua menuju pada pola dan model belajar yang berpusat pada siswa atau

pembelajar, dan tingkat keberhasilannya sangat ditentukan juga oleh seberapa

besar mereka merasa perlu belajar, dan seberapa besar mereka siap untuk

belajar.

Gilbert H. Hunt dalam bukunya Effective Teaching menyatakan bahwa

guru yang baik itu harus memenuhi tujuan kriteria (Hunt, 1999: 15-16), yaitu:

1. Sementara itu, dengan mengadaptasi teori Peter G. Beidler, dalam buku

Inspiring Teaching yang diedit oleh John K. Roth, terdapat sepuluh (10)

kriteria Sifat; Guru yang baik harus memiliki sifat-sifat antusias, stimulatif,

mendorong siswa untuk maju, hangat, berorientasi pada tugas dan pekerja

keras, toleran, sopan, dan bijaksana, demokratis, penuh harapan bagi siswa,

tidak semata mencari reputasi pribadi, mampu mengatasi stereotipe siswa,

bertanggung jawab terhadap kegiatan belajar siswa, mampu menyampaikan

perasaannya, dan memiliki pendengaran yang baik.

2. Pengetahuan; Guru yang baik juga memiliki pengetahuan yang menandai

dalam mata pelajaram yang dimampunya, dan terus mengikuti kemajuan

dalam bidang ilmunyaitu.

3. Apa yang disampaikan; Guru yang baik juga mampu memberikan jaminan

bahwa materi yang disampaikannya mencakup senua unit bahasan yang

diharapkan siswa secara maksimal.

4. Bagaimana Mengajar; Guru yang baik mampu menjelaskan berbagai

informasi secara jelas, dan terang, memberikan layanan yang variatif,

menciptakan dan memelihara momentum, menggunakan kelompok kecil

secara efektif, mendorong semua siswa untuk berpatisipasi, memonitor dan

bahkan sering mendatangi siswa, mampu mengambil berbagai keuntungan

dari kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, memonitor tempat duduk

siswa, senantiasa melakukan formatif test dan post test, melibatkan siswa

dalam tutorial atau pengajaran sebaya, menggunakan kelompok besar untuk

pengajaran instructional, menghindari kesukaran beberapa bahan

tradisional, menunjukkan pada siswa tentang pentingnya bahan-bahan yang

mereka pelajari, menunjukkan proses berpikir yang penting untuk belajar,

13

Page 14: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

berpartisipasi dan mampu memberikan perbaikan terhadap kesalahan

konsepsi yang dilakukan siswa.

5. Harapan, Guru yang baik mampu memberikan harapan pada siswa, mampu

membuat siswa akuntabel, dan mendorong partisipasi orang tua dalam

memajukan kemampuan akademik lainnya.

6. Reaksi guru terhadap siswa; Guru yang baik biasa menerima berbagai

masukan, risiko, dan tantangan, selalu memberikan dukungan pada

siswanya, konsisten dalam kesepakatan-kesepakatan dengan siswa,

bijaksana terhadap kritik siswa, pengajaran yang memperhatikan individu,

mampu memberikan atas kesetaraan pasrtisipasi siswa, mampu

menyediakan waktu yang pantas untuk siswa dalam membantu mereka

belajar, peduli dan sensitif terhadap perbedaan-perbedaan latar belakang

sosial ekonomi dan kultur siswa, dan menyesuaikannya pada kebijakan-

kebijakan menghadapi berbagai perbedaan.

7. Management; Guru yang baik juga harus mampu menunjukkan keahlian

dalam perencanaan, memiliki kemampuan mengorganisasi kelas sejak hari

pertama dia bertugas, cepat memulai kelas, melewati masa transisi dengan

baik, memiliki kemampuan dalam mengatasi dua atau lebih aktivitas kelas

dalam satu waktu yang sama, mampu memelihara waktu bekerja serta

menggunakannya secara efisien dan konsisten, dapat meminimalisasi

gangguan, dapat menerima suasana kelas yang ribut dengan kegiatan

pembelajaran, memiliki teknik untuk mengontrol kelas, memberi hukuman

dengan bentuk yang paling ringan, dapat memelihara suasana tenang dalam

belajar, dan tetap menjaga siswa untuk tetap belajar menuju sukses.

guru yang baik (Beidler, 1997: 3-10), yaitu:

1. Seorang guru yang baik harus benar-benar berkeinginan untuk menjadi guru

yang baik. Guru yang baik harus mencoba, dan terus mencoba, dan biarkan

siswa-siswa tahu bahwa dia sedang mencoba, dan bahkan dia juga sangat

menghargai siswanya yang senantiasa melakukan percobaan-percobaan,

walaupun mereka tidak pernah sukses dalam apa yang mereka kerjakan.

2. Seorang guru yang baik berani mengambil risiko, mereka berani menyusun

tujuan yang sangat muluk, lalu mereka berjuang untuk mencapainya.

14

Page 15: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

3. Seorang guru yang baik memiliki sikap positif. Seorang guru tidak boleh sinis

dengan pekerjaannya. Seorang guru tidak boleh berkata bahwa profesi

keguruan adalah profesi orang-orang miskin. Mereka harus bangga dengan

profesinya sebagai guru.

4. Seorang guru yang baik selalu tidak pernah punya waktu yang cukup.

Menurut Beidler, bahwa para guru yang baik hampir bekerja antara 80-100

jam per minggu, termasuk Sabtu dan Minggu. Guru yang baik hampir tidak

punya waktu untuk bersantai, waktunya habis untuk memberikan pelayanan

terbaik untuk siswa-siswanya.

5. Guru yang baik berpikir bahwa mengajar adalah tugas menjadi orang tua

siswa, yakni bahwa guru punya tanggung jawab terhadap siswa sama

dengan tanggung jawab orang tua terhadap putra-putrinya sendiri dalam

batas-batas kompetensi.

6. Guru yang baik harus selalu mencoba membuat siswanya percaya diri,

karena tidak semua siswa memiliki rasa percaya diri, karena tidak semua

siswa memiliki rasa percaya diri yang seimbang dengan prestasinya.

7. Seorang guru yang baik juga selalu membuat posisi tidak seimbang antara

siswa dengan dirinya, yakni dia selalu menciptakan jarak antara

kemampuannya dengan kemampuan siswanya, sehingga mereka mereka

senantiasa sadar bahwa perjalanan menggapai kompetensinya masih

panjang, dan membuat mereka terus berusaha untuk menutupi berbagai

kegiatan kegiatan dan menambah pengalaman keilmuannya.

8. Seorang guru yang baik selalu mencoba memotivasi siswa-siswanya untuk

hidup mandiri, lebih independent, khususnya untuk sekolah-sekolah

menengah atau college, mereka harus sudah mulai dimotivasi untuk mandiri

dan independent.

9. Seorang guru yang baik tidak percaya penuh terhadap evaluasi yang

diberikan siswanya, karena evaluasi mereka terhadap gurunya bisa tidak

objektif, walaupun pernyataan-pernyataan mereka itu pentng sebagai

informasi, namun tidak sepenuhnya harus dijadikan patokan untuk

mengukur kinerja keguruannya.

10. Seorang guru yang baik senantiasa mendengarkan terhadap pernyataan-

pernyataan-pernyataan siswanya, yakni guru itu harus aspiratif

15

Page 16: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

mendengarkan bijak permintaan-permintaan siswa-siswanya, kritik-kritik

siswanya serta berbagai saran yang mereka sampaikan.

Terakhir, guru harus mampus membuat persiapan mengajar dengn baik,

mampu mengevaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa-siswanya

memahami berbagai bahan ajar yang ditawarkan.

C. Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas mengajar , menurut Hunt terkait dengan penyelesaian semua

itu (Hunt,1999:4). Mengajar itu efektif, jika pembelajar mengalami berbagai

pengalaman baru dan perilakunya menjadi berubah menuju titik akumulasi

kompetensi yang dikehendaki.Akan tetapi,idealitas tidak akan tercapai jika tidak

melibatkan siswa dalam perencanaan dan proses pembelajaran.Mereka harus

dilibatkan secara penuh agar tidak ada yang tertinggal,karena proses tersebut

akan membuat perhatian guru menjadi individual.jika semua itu berjalan maka

semua siswa akan mencapai kompetensi harapan.

Dalam teori Hunt ada lima bagian penting dalam peningkatan efektifvitas

pembelajaran,yaitu perencanaan,komunikasi,pengajaran,pengaturan dan

evaluasi (Hunt,1999”21”).Kenneth D.Moore,mengembangkannya menjadi 7

langkah peningkatan perencanaan pembelajaran efektif,yakni dari mulai

perencanaan,perumusan berbagai tujuan,pemaparan perencanaan

pembelajaran pada siswa,proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai

strategi,penutupan proses pembelajaran dan evaluasi yang akan memberikan

feed back untuk perencanaan.Siklus pengembangan perencanaan tersebut

dapat dilihat dalam diagra sebagia mana berikut ini :

16

PENETAPAN CONTENT/ PENETAPAN KEMBALI

CONTENT

Penulisan Tujuan Pembelajaran

PEMAPARAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

PENETAPAN CONTENT/ PENETAPAN KEMBALI

CONTENT

PENETAPAN CONTENT/ PENETAPAN KEMBALI

CONTENT

PENETAPAN CONTENT/ PENETAPAN KEMBALI

CONTENT

Page 17: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

Model siklusini menghendaki bahwa guru sudah memegang kurikulum yanng

sudah disepakati oleh pemerintah,pemakai lulusan atau pelanggan sekolah

sendiri.Mereka menurunkan dari isi kurikulum yang telah ada bentuk tema besar

( pokok bahasan atau subpokok bahasan ).

Hunt dan Moore sebenarnya berbicara fokus yang sama hanya saja Hunt

lebih menyederhanakan topik,sementara Moore menguraikan sebagian

topik,sepeti perencanaan dibagi menjadi dua yaitu penentapan topi yang akan

diajarkan dengan perumusan pebelajaran. Demikin pula evaluasi diurai dengan

dua kegiatan penutupan dan evaluasi.Pada hakikiatnya Hunt dan Moore

membahas topik dan kisaran persoalan yang samaa,bahwa guru efektif itu harus

memulai dengan perencanaan terssebut dengan client-nya,yaitu

siswa,kemudian menyelenggarakan proses pembelajaran,mengelola kelas

sehingga efektif,dan terakhir melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil

belajar,yang hasilnya akan menjadi input untuk perencanaan berikutnya.

Peranan yang bisa dilakukan oleh seorang guru bagi meningkatkan

efektifitas belajar siswa adalah sebagai berikut :

1. Persepsi dalam hakikatnya pada kemampuan guru. Peresepsi akan

cenderung baik apabila kemampuan guru meningkat.Akan tetepi penampilan

dan cara guru di dalam membawakan diri dengan hubungannya bersama

siswa/siswi akan sangat mempengaruhi persepsi siswa/siswi

tersebut.Sedangkan dalam kenyataan masihbanyak ditemui apalagi

dilapangan guru yang tidak merasa perlu memperbaiki bagi metodologi

pengajarannya yang pada selama ini mereka lakukan,sebab mereka

menganggap dalam cara mengajar mereka sudah merupakan yang

benar.Bahkan mereka pun tak berusaha bagi meningkatkan persepsi

siswa/siswi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung di sekolah.

2. Untuk meningkatkan persepsi siswa/siswi terhadap kemampuan para guru

yang meliputi ekspektasi dan atensinya.Pada kemampuan guru yang

berbeda-beda cenderung persepsi siswa terhadap kemampuan guru pun

berbeda antara ditentukannya karakteristik pribadi dengan perilaku persepsi

yang diantanra harapan,minat,motif dan sikap.Dari faktor internal yang

melekat didalam diri perilaku terhadap persepsi siswa/siswi adalah belajar

17

Page 18: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

sebab merasa perlu bagi meningkatnya keterampilan dan

pengetahuan.Sebagai pelaku – pelaku terhadap persepsi perlu diajak yang

mampu berpikir rasional dan logis.Hal ini dipengaruhi oleh faktor – faktor

internal saja yang bersumber dari karakteristik kepribadian dan keyakinan

seseorangan.

3. Seorang guru didalam memberikakan uji coba dan demontrasi bagi diikuti

oleh siswa/siswinya.Untuk demonstrasi tidak hanya berupa percontohan

secara taknis saja,akan tetapi juga menunjukkan kinerja yang sangat baik.

4. Bagi seorang guru tidak hanya sekedar memberikan bimbingan dan

melaksanakan tugas belajar saja,tetapi juga memberikan informasi-informasi

yang sangat jelas sehingga mudah dicerna oleh para peserta didiknya.

5. Bagi seorang guru juga harus berkualitas tinggi dalam keilmuannya,hal

seperti ini sangat diperlkakan agar seorang guru mampu bisa menyadarkan

siswa/siswi terhadap adanya faktor – faktor eksternal yang bersumber dari

lingkungan dan situasi yang melalui proses informasi yang bisa

mempengaruhi persepsi

6. Seleksi-seleksi tersebut guru yang tidak hanya menguasai masalah-

masalah teknik,melainkan juga dituntut untuk harus bisa menyalurkan

keterampilan dan kemampuannya terhadap para peserta

didik.Persyaratannya sebagai guru adalah kemampuan bagi melakukan

komunikas.Kualitas seorang guru akan memberikan kontribusi beserta

terhadap efektiitas pembelajaran.Di dalam praktiknya mungkin gagasan ini

tak mudah diterapkan,sebab guru yang mempunyai penguasaan teknik baik

dan sekaligus mempunyai kemampuan terhadap komunikasi yang baik itu

jumlahnya relatif sangat terbatas.

7. Mencairkan kontradiksi dan suasana sebab bervariasinya

sisswa/siswi.Siswa/siswi cenderung kontradiktif sebab :

a. terdapatnya siswa/siswi yang bergerak secara cepat,aktif dan

sebaliknya adapula yang justru sangat lambat.

b. Di satu sisi siswa/siswi kelompok terlalu aktif dalam berbicara,di lain

pihak ada kelompokyang selalu berdiam saja.

c. Siswa yang mengalami problem dalam kepribadian

d. Siswa yang merasa sudah tahu tentang semuanya.

18

Page 19: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

D. Rekrutmen Tenaga Kependidikan

Dalam rangka memiliki guru yang berkualitas sangat tergantung pada

kualitas proses rekrutmennya. Semakin baik prosesnya, semakin besar pula

kemungkinan didapatkannya individu-individu yang sangat memenuhi kualifikasi

sesuai dengan yang diharapkan oleh sekolah.

Rekrutmen atau Penerimaan tenaga kependidikan merupakan kegiatan

untuk memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan pada lembaga pendidikan, baik

jumlah maupun kualitasnya, untuk kegiatan tersebut diperlukan kegiatan

penarikan. Menurut T. Hani Handoko mengemukakan bahwa Penarikan

(rekrutmen) adalah proses pencarian dan pemikatan para calon karyawan

(pelamar) yang mampu untuk melamar sebagai karyawanî. Pengelolaan unsur

manusia mulai dari perencanaan sampai pada tahap akhir, pada intinya

diorientasikan untuk tahap mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam

organisasi. Dalam hal ini mencari dan mendapatkan calon-calon tenaga

kependidikan yang memenuhi syarat sebanyak mungkin.

Selain itu menurut T.Hani Handoko Penarikan berkenaan dengan

pencarian dan penarikan sejumlah karyawan potensial yang akan di seleksi

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi. Dari pengertian di atas

tentang rekrutmen, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa rekrutmen

adalah proses menghasilkan satu kelompok para pelamar kerja yang memenuhi

syarat untuk bekerja di dalam organisasi. Kegiatan rekrutmen sebagai suatu

proses selalu diikuti dengan seleksi untuk menemukan kesesuaian kebutuhan

dengan kemampuan pribadi sumber daya manusia.

Menurut Ibrahim Bafadal Rekrutmen guru merupakan satu aktivitas

manajemen yang mengupayakan didapatkannya seorang atau lebih calon

pegawai yang betul-betul potensial untuk menduduki posisi tertentu di sebuah

lembagaî. Sebagai bagian dari organisasi seluruh sumber daya manusia (SDM)

yang ada memang harus mendapatkan perhatian, karena mereka akan

memberikan kontribusinya masing-masing dalam pencapaian tujuan organisasi.

1. Rekrutmen yang Efektif

Rekrutmen yang efektif dipengaruhi oleh bagaimana organisasi dapat

melaksanakan sejumlah kegiatan ini di dalam proses tersebut. Menurut

Stoner, kegiatan yang dilaksanakan dalam proses rekrutmen adalah sebagai

berikut:

19

Page 20: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

a. Menentukan dan membuat kategori kebutuhan Sumber Daya Manusia

jangka pendek dan jangka panjang

b. Selalu memperhatikan perubahan kondisi di dalam pasar tenaga kerja

c. Mengembangkan media (promosi) rekrutmen yang paling sesuai untuk

menarik para pelamar.

d. Menyimpan data tentang jumlah dan kualitas peramal pekerja dari

setiap sumber

e. Menindaklanjuti dari setiap permohonan pelamar kerja untuk

kemudian melakukan evaluasi efektivitas dengan upaya rekrutmen

yang telah dilakukan.

2. Alasan – Alasan Dasar Rekrutmen

Menurut Faustino Cardoso Gomes mengatakan bahwa Rekrutmen

dilaksanakan dalam suatu organisasi karena kemungkinan adanya

lowongan dengan beraneka ragam alasan yaitu sebagai berikut :

a. Berdirinya organisasi baru

b. Adanya perluasan kegiatan organisasi

c. Terciptanya pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan baru

d. Adanya pekerja yang pindah keorganisasi lain

e. Adanya pekerja yang berhenti, baik dengan hormat maupun tidak

hormat

f. Adanya pekerja yang berhenti karena memasuki usia pensiun

g. Adanya pekerja yang meninggal dunia.

Dari ketujuh alasan tersebut maka pemerintah melakukan rekrutmen

tenaga kependidikan (guru) calon guru baru.

3. Proses Rekrutmen Guru yang Adil

Tujuan utama dalam proses rekrutmen adalah mendapatkan tenaga

kependidikan (guru) yang tepat bagi suatu jabatan tertentu sehingga orang

tersebut mampu bekerja secara optimal dan dapat bertahan di sekolah untuk

waktu yang lama. Pelaksanaan rekrutmen merupakan tugas yang sangat

penting, krusial dan membutuhkan tanggung jawab yang besar. Hal ini

karena kualitas sumber daya manusia yang akan digunakan pemerintah

20

Page 21: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

sangat bergantung pada prosedur rekrutmen dan seleksi yang dilaksanakan.

Proses rekrutmen guru bisa dilakukan melalui empat kegiatan yaitu sebagai

berikut:

a. Persiapan Rekrutmen Guru

Kegiatan pertama dalam proses rekrutmen guru baru adalah

melakukan persiapan rekrutmen guru baru. Persiapan rekrutmen guru

baru harus matang sehingga melalui rekrutmen tersebut pemerintah bisa

memperoleh guru yang baik. Kegiatan persiapan rekrutmen guru baru ini

meliputi:

1) Pembentukan panitia rekrutmen guru baru.

2) Pengkajian berbagai undang-undang atau peraturan pemerintah,

yang berkenaan dengan peraturan penerimaan guru, walaupun

akhir-akhir ini telah diberlakukan otonomi daerah.

3) Penetapan persyaratan-persyaratan untuk melamar menjadi guru baru.

4) Penetapan prosedur pendaftaran guru baru.

5) Penetapan jadwal rekrutmen guru baru.

6) Penyiapan fasilitas yang diperlukan dalam proses rekrutmen guru

baru,

seperti media pengumuman penerimaan guru baru, format

rekapitulasi

pelamar, dan format rekapitulasi pelamar yang diterima.

7) Penyiapan ruang atau tempat memasukan lamaran guru baru.

8) Penyiapan bahan ujian seleksi, pedoman pemeriksaan hasil ujian

dan tempat ujian.

b. Penyebaran Pengumuman Penerimaan Guru Baru

Begitu persiapan telah selesai dilakukan, maka kegiatan

berikutnya penyebaran pengumuman dengan melalui media yang ada

seperti brosur, siaran radio, surat kabar dan sebagainya. Sudah barang

tentuyang digunakan sebaiknya media yang dapat dengan mudah

dibaca dan didengar oleh masyarakat. pengumuman penerimaan guru

baru yang baik berisi tentang waktu, tempat, persyaratan, dan prosedur

mengajukan lamaran.

c. Penerimaan Lamaran Guru Baru

21

Page 22: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

Begitu pengumuman Penerimaan lamaran guru baru telah

disebarkan tentu masyarakat mengetahui bahwa dalam jangka waktu

tertentu, sebagaimana tercantum dalam pengumuman, ada penerimaan

guru baru. Mengetahui ada penerimaan guru baru itu, lalu masyarakat

yang berminat memasukkan lamarannya. Panitia pun mulai menerima

lamaran tersebut. Kegiatan yang harus dilakukan panitia meliputi:

1) Melayani masyarakat yang memasukkan lamaran kerja.

2) Mengecek semua kelengkapan yang harus disertakan bersama surat

lamaran.

3) Mengecek semua isian yang terdapat didalam surat lamaran, seperti

nama pelamar, alamat pelamar.

4) Merekap semua pelamar dalam format rekapitulasi pelamar.

Untuk melamar, seseorang diharuskan mengajukan surat lamaran.

Surat lamaran tersebut harus dilengkapi dengan berbagai surat

keterangan, seperti ijazah, surat keterangan kelahiran yang menunjukan

umur pelamar, surat keterangan warga Negara Indonesia (WNI), surat

keterangan kesehatan dari Dokter, surat keterangan kelakukan baik dari

kepolisian.

d. Seleksi Pelamar

Setelah pendaftaran atau pelamaran guru baru ditutup, kegiatan

berikutnya adalah seleksi atau penyaringan terhadap semua pelamar.

seleksi merupakan suatu proses pembuatan perkiraan mengenai

pelamar yang mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam

pekerjaanya setelah diangkat menjadi guru. Ada lima teknik dalam hal

ini yaitu wawancara, pemeriksaan badan, biografis, dan teknik tes.

Dari beberapa proses kegiatan rekrutmen di atas dapat di simpulkan

bahwa strategi rekrutmen yang baik akan memberikan hasil yang positif bagi

sekolah. Semakin efektif proses rekrutmen dan seleksi, semakin besar

kemungkinan untuk mendapatkan guru yang tepat. Selain itu, rekrutmen dan

seleksi yang efektif akan berpengaruh langsung pada produktivitas dan

kinerja guru. Dengan demikian, pengembangan dan perencanaan sistem

rekrutmen dan seleksi merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan oleh

pemerintah agar proses yang berlangsung cukup lama dan mengeluarkan

22

Page 23: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

biaya cukup besar tersebut menjadi tidak sia-sia karena mendapatkan hasil

yang berkualitas.

Menurut Sondang P. Siagian Dalam proses rekrutmen secara

konseptual dapat dikatakan bahwa langkah yang segera mengikuti proses

rekrutmen, yaitu seleksi, bukan lagi merupakan bagian dari rekrutmen. Jika

proses rekrutmen ditempuh dengan baik, maka hasilnya ialah adanya

sekelompok pelamar yang kemudian diseleksi guna menjamin bahwa hanya

yang paling memenuhi semua persyaratannyalah yang diterima sebagai

pekerja dalam organisasi yang memerlukannya.

4. Guru yang Ideal

Dari hasil perenungan yang mendalam, dan juga hasil wawancara

dengan teman-teman guru di mana penulis bertugas didapatkan pendapat

yang beragam dan mengerucut pada tiga pendapat tentang guru ideal. Guru

ideal yang diperlukan saat ini adalah pertama, guru yang memahami benar

akan profesinya. Profesi guru adalah profesi yang mulia. Dia adalah sosok

yang selalu memberi dengan tulus dan tak mengharapkan imbalan apapun,

kecuali ridho dari Tuhan pemilik bumi. Falsafah hidupnya adalah tangan di

atas lebih mulia daripada tangan di bawah. Hanya memberi tak harap

kembali. Dia mendidik dengan hatinya. Kehadirannya dirindukan oleh

peserta didiknya. Wajahnya selalu ceria, senang, dan selalu menerapkan 5S

dalam kesehariannya (Senyum, Salam, Sapa, Syukur, dan Sabar).

Kedua, Guru yang ideal adalah guru yang memiliki sifat selalu berkata

benar, penyampai yang baik, kredibel, dan cerdas. Guru yang memiliki

keempat sifat itu adalah guru yang mampu memberikan keteladanan dalam

hidupnya karena memiliki budi pekerti yang luhur. Selalu berkata benar,

mengajarkan kebaikan, dapat dipercaya, dan memiliki kecerdasan yang luar

biasa. Sifat tersebut di atas harus dimiliki oleh guru dalam mendidik anak

didiknya karena memiliki motto iman, ilmu, dan amal. Memiliki iman yang

kuat, menguasai ilmunya dengan baik, dan mengamalkan ilmu yang

dimilikinya kepada orang lain.

Selain itu, Guru yang ideal adalah guru yang memiliki 5 kecerdasan.

Kecerdasan yang dimiliki terpancar jelas dari karakter dan perilakunya

23

Page 24: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

sehari-hari. Baik ketika mengajar, ataupun dalam hidup ditengah-tengah

masyarakat.

Kelima kecerdasan itu adalah:

a. kecerdasan intelektual

b. kecerdasan moral

c. kecerdasan social

d. kecerdasan emosional

e. kecerdasan motorik

Kecerdasan intelektual harus diimbangi dengan kecerdasan moral,

mengapa? Bila kecerdasan intelektual tidak diimbangi dengan kecerdasan

moral akan menghasilkan peserta didik yang hanya mementingkan

keberhasilan ketimbang proses. Segala cara dianggap halal, yang penting

target tercapai semaksimal mungkin. Inilah yang terjadi pada masyarakat

kita sehingga kasus plagiarisme (menjiplak karya tulis ilmiah milik orang lain)

dan korupsi merajalela di kalangan orang terdidik. Karena itu kecerdasan

moral akan mengawal kecerdasan intelektual sehingga akan mampu berlaku

jujur dalam situasi apapun. Kejujuran adalah kunci keberhasilan dan

kesuksesan.

Selain kecerdasan intelektual dan moral, kecerdasan sosial juga

harus dimiliki oleh guru ideal agar tidak egois, dan selalu memperdulikan

orang lain yang membutuhkan pertolongannya. Dia pun harus mampu

bekerjasama dengan karakter orang lain yang berbeda. Kecerdasan

emosional harus ditumbuhkan agar guru tidak mudah marah, tersinggung,

dan melecehkan orang lain. Dia harus memiliki sifat penyabar dan pemaaf.

Sedangkan kecerdasan motorik diperlukan agar guru mampu

melakukan mobilitas tinggi sehingga mampu bersaing dalam memperoleh

hasil yang maksimal. Kecerdasan motorik harus senantiasa dilatih agar guru

dapat menjadi kreatif dan berprestasi. Dia memiliki ambisi dan cita-cita yang

tinggi seperti menggapai bintai di langit. Tak salah bila pada akhirnya

peserta didik mengatakan, “guruku mampu menggapai bintang di

langit.”

Oleh karena itu, sudah sewajarnya bila anda berprofesi sebagai

seorang guru harus mampu berlomba-lomba untuk menjadi sosok guru yang

ideal. Ideal di mata peserta didik, ideal di mata masyarakat, dan ideal di

24

Page 25: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

mata Sang Maha Pemberi. Bila semakin banyak guru ideal yang tersebar di

sekolah-sekolah kita, maka sudah dapat dipastikan akan banyak pula

sekolah-sekolah berkualitas yang mampu membentuk karakter siswa untuk

memiliki budi pekerti yang luhur. Mampu mewujudkan tujuan pendidikan

nasional yang diharapkan oleh para leluhur bangsa. Semoga sosok guru

ideal semakin banyak dalam dunia pendidikan kita.

5. Proses Rukretmen Guru

Secara umum proses rekrutmen mempertimbangkan tentang kriteria

utama yang harus dimiliki oleh seorang calon guru yakni kemampuan

(ability), kepribadian (personality), motivasi (motivation) dan komitmen

(commitment). Keempat kriteria tersebut dinilai akan mempengaruhi kinerja

seorang guru dalam melaksanakan tugasnya.

Adapun kendala yang ditemukan pada kriteria rekrutmen adalah

kemampuan guru, baik kemampuan intelektual maupun kemampuan fisik.

Dilihat dari kemampuan intelektual, sebagian guru masih kurang mampu

menyusun perangkat pengajaran dan lain-lain dengan baik, kurang mampu

dalam menggunakan alat multi media seperi komputer, laptop, in fokus.

Dilihat dari kemampuan fisik, sebagian guru masih terlihat kurang memiliki

stamina yang baik, kurang cekatan, hal ini kadang mempengaruhi dirinya

dalam melaksanakan tugas, sehingga hasil kerja menjadi kurang baik.

Kendala lain adalah motivasi guru yang masih tergolong rendah, hal

ini terlihat dari adanya sebagian guru yang mudah sekali meninggalkan jam

pelajaran, tidak hadir mengajar dengan alasan yang tidak jelas, sengaja

melambat-lambatkan waktu masuk keruangan kelas untuk mengajar, kurang

bersemangat saat melaksanakan tugas, juga terlihat dari masih ada guru

yang mengajar hanya sekedar menyuruh siswa membaca buku pelajaran,

meringkas isi pelajaran, mengerjakan latihan soal begitu seterusnya.

Sebagian guru juga sepertinya kurang tertarik untuk meningkatkan

motivasinya dalam meningkatkan kemampuan, wawasan dan kurang

termotivasi untuk mengembangkan diri.

Kendala berikutnya adalah kepribadian. Sebagian guru masih

memiliki kepribadian yang kurang sesuai dengan profesionalisme guru.

Seperti masih dilihat adanya sebagian guru yang masih sulit mengendalikan

25

Page 26: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

emosi, kurang memperhatikan siswa, kurang respon terhadap masalah yang

dihadapi siswa dalam belajar, dan kurang komunikatif. Faktor kepribadian

guru yang masih kurang itu juga terlihat dari adanya guru yang menunjukkan

perilaku pribadi yang negatif, seperti kurang ramah, terlalu santai, kurang

peka terhadap lingkungan, kurang percaya diri, dan malas.

Untuk meningkatkan kemampuan intelektual guru, perguruan

melaksanakan program pendidikan dan pelatihan. Namun, hal ini pun

mengalami kendala karena terlihat masih ada guru yang kurang berminat

untuk mengikuti dengan baik pendidikan dan pelatihan yang dilakukan. Baik

yang dilakukan dilingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah,

baik di dalam kota maupun dil luar kota. Guru memang ikut menjadi peserta

pendidikan dan pelatihan namun kurang tertarik untuk

mengimplementasikannya dalam proses pembelajaran yang dilakukannya.

Permasalahan rekrutmen guru salah satunya adalah jarang

dilakukannya tes kemampuan akademik dan bakat mengajar. Menurut

Baedhowi, banyaknya guru yang belum profesional disebabkan rekrutmen

yang masih amburadul. Dalam proses rekrutmen guru, semestinya diadakan

tes kemampuan akademik, bakat mengajar, dan tes kemampuan mengajar

(praktik), bukan hanya tes teori. Saat ini rekrutmen guru sudah tidak

dilakukan oleh dinas pendidikan, tapi Badan Kepegawaian Daerah (BKD).

Guru dianggap sebagai pegawai biasa, tidak seperti mengetes guru.

Seorang guru profesional harus menguasai ilmu pengetahuan ( knowledge )

sesuai bidang keilmuannya, metodologi, atau kemampuan mengajar,

kesadaran mengembangkan diri ( good profesional atitude ), dan

mempunyai keahlian memilih alat dan metode yang cocok untuk mengajar.

Selain itu, guru juga diharapkan menguasai teknologi, tidak ketinggalan dari

muridnya, menguasai kurikulum, dan menjadi contoh bagi muridnya.

Dalam setiap pelatihan guru selama ini semua kriteria dan metode

pengajaran sudah sering dibahas. Kendalanya, materi pelatihan yang

disampaikan lebih banyak teori. Konsep pelatihan sudah bagus jika

diimplementasikan dengan baik. Melalui pelatihan, guru harus memecahkan

permasalahan. Tapi masalahnya, guru merasa tidak punya masalah. Guru

harus mengubah paragidma, bukan teaching, tapi learning. Untuk itu,

komitmen menjadi penting.

26

Page 27: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

E. Kode Etik Profesi Keguruan

Setiap profesi,harus mempunyai kode etik profesi.Dengan demikian

jabatan apa saya yanng merupakan bidang pekerjaan profesi mempunyai

kode etik.Sama halnya dengan kata profesi sendiri,penafsiran tentang kode

etik juga belum memiliki pengertian yang sama.

1. Pengertian kode etik

a. Menurut Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok –

pokok kepegawaian.

Pasal 28 Undang – Undang ini dengan jelas menyatakan bahwa “

Pegawai Negeri Sipil mempunyai Kode Etik sebagai pedoman sikap,

tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan.”Dalam

penjelasan undang-undang tersebut menyatakan bahwa dengan

adanya kode etik ini,pegawai negeri sipil sebagai aparator

negara,abdi negara,dan abdi masyarakat mempunyai pedoman

sikaf,tingkah laku,dan perbuatan dalam melaksanakan tugasnya dan

dalam kehidupan sehari-hari.Selanjutnya,dalam kode etik pegawai

negeri sipil itu digariskan pula prinsip-prinsip pokok tentang

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pegawai negeri.Dari uraian

ini dapat disimpulkan bahwa kode etik merupakan pedoman

sikap,tingkah laku,dan perbuatan didalam melaksanakan tugas dan

dalam hidup sendiri-sendiri.

b. Dalam pidato pembukaan kongres PGRI XIII,basuni sebagai ketua

umum PGRI menyatakan bahwa kode etik guru indonesia merupakan

landasan moral dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam

melaksanakan panggilan pengabdiannya bekerja sebagai guru(PGRI

1973).Kode etik unsur indonesia terdiri dari dua unsur yakni:

1) Sebagai landasan moral

2) Sebagai pedoman tingkah laku

Kode etik landasan suatu profesi adalah norma-norma yang harus

diindahkan oleh setiap anggota profesi didalam melaksanakan tugas

profesinya dan didalam hidupnya dimasyarkat.

2. Tujuan kode etik

27

Page 28: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

Secara umum tujuan mengadakan tujuan etik adalah sebagai

berikut(R.Hermawan S,1979):

a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi

Setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk

tindakan-tindakan atau kelakuan anggota profesi yang dapat

mencemarkan nama baik profesi yang dapat mencamarkan nama bak

profesi terhadap dunia luaer.Dalam segi ini kode etk juga sering

disebut kode kehormatan.

b. Untuk menjaga dan memeliharaan kesejahteraan para anggotanya

Yang dimaksud kesejahteraan disini meliputi baik kesejahteraan

lahir(material)maupun kesejahteraan batin(spritual atau mental)dalam

kesejahteraan lahir para anggota profesi,kode etik umumnya memuat

larangan-larangan kepada para anggota-anggotanya untuk

melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan kesejahteraan

anggotanya.Dalam hal kesejahteraan batin para anggota profesi,kode

etik umumnya memberikan petunjuk-petunjuk kepada para

anggotanya untuk melaksanakan profesinya.kode etik juga sering

mengandung peraturan-peraturan yang bertujuan membatasi tingkah

laku yang tidak pants atau tidak jujur bagi para anggota profesi dalam

berinteraksi dengan sesama rekan anggota profesi.

c. Untik meningkatkan pengabdian para angota profesi

Tujuan lain kode etit dapat juga berkaitan dengan peningkatan

kegiatan pengabdian profesi sehingga bagi para angota profesi dapat

dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab

pengabdiannya dalam melaksanakan tugasnya.Oleh karena itu,Kode

etik merumuskan ketentuan – ketentuan yang perlu dilakukan para

angota profesi dalam menjalankan tugasnya

d. Untuk meningkatkan mutu profesi

Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat norma –

norma dan anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha untuk

meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya

28

Page 29: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi

Untuk meningkatkan mutu organisasu profesi,maka diwajibkan

kepada setiap anggota untuk secara aktif berpartisipasi dalam

membina organisasi profesi dan kegiatan – kegiatan yang dirancang

organisasi.

Tujuan suatu profesi menyusun kode etik adalah menjunjung tinggi

martabat profesi, meningkatkan pengabdian anggota profesi,menjaga

dan memelihara kesejahteraan para anggota,dan meningkatkan mutu

profesi dan mutu organisasi profesi.

3. Penetapan Kode etik

Penetapan kode etik lazim dilakukan pada suatu kongres organisasi

profesi dengan demikian,penetapan kode etik tidak bleh dilakukan oleh

orang secara perorangan,melainkan harus dilakukan orang – orang yang

diutus untuk dan atas nama anggota – anggota profesi dari organisasi

tersebut.

4. Sanksi pelanggaran kode etik

Sebagai contoh dalam hal ini jika seseorang anggots profesi bersaing

secara tidak jujur atau curang dengan sesama anggota profesinya,dan

jika dianggap kecurangan itu serius ia dapat dituntut di muka

pengadilan.Kode etik adalah landasan moral dan merupakan pedoman

sikap,tingkah laku,dan perbuatan maka sanksi terhadap pelanggaran

kode etik adalah sanksi moral.

5. Kode etik guru indonesia

Kode etik guruindonesia adalah sebagai landasan moral dan pedoman

tingkah laku setiap guru warga PGRI dalam menunaikan tugas

pengbdian sebagai guru baik didalam maupun diluar sekolah.Dengan

demikian maka kode etik guru indonesia merupakan alat yang amat

penting untuk pembentukkan sikap profesional.

Guru Indonesia terpanggil untuk menunanaikan karyanya dengan

memedomani dasar – dasar sebagai berikut :

a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia

indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila

b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional

29

Page 30: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai

bahan melakukan bimbingan dan pembinaan

d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik- baiknya yang

menjunjung berhasilnya proses belajar mengajar

e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan

masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa

tanggung jawab bersama terhadap pendidikan

f. Guru secara pribadi dan bersama –sama mengembangkan dan

meningkatkan mutu martabat dan profesinya

g. Guru memelihara hubungan seprofesi,semangat kekeluargaan dan

setia kawan sosial

h. Guru secara bersama – sama memelihara mutu organisasiPGRI

sebagai sarana perjuangan

i. Guru melaksanakan segala kebikjasanaan pemerintah dalam bidang

pendidikan.

E. Undang – Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

UNDANG-UNDANG TENTANG GURU DAN DOSEN.BAB I KETENTUAN

UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamamendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih,menilai, dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah.

2. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama

mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat.

3. Guru besar atau profesor yang selanjutnya disebut profesoradalah jabatan

fungsional tertinggi bagi dosen yang masihmengajar di lingkungan satuan

pendidikan tinggi.

4. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukanoleh seseorang

dan menjadi sumber penghasilan kehidupanyang memerlukan keahlian,

kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu

serta memerlukan pendidikan profesi.

30

Page 31: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

5. Penyelenggara pendidikan adalah Pemerintah, pemerintahdaerah, atau

masyarakat yang menyelenggarakanpendidikan pada jalur pendidikan formal.

31

Page 32: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada jalur pendidikan formal. Maka dari itu untuk menjadi guru

harus pula memenuhi persyaratan diantaranya; bakat, keahlian, kepribadian

baik, mental yang sehat, pengalaman dan pengetahuan yang luas, karena hal

ini mengacu pada peranan seorang guru.

Guru yang baik dilihat dari; Sifat; (antusias, stimulatif), Pengetahuan,apa

yang disampaikan, bagaimana mengajar; harapan, reaksi guru terhadap siswa,

management.

Dalam teori Hunt ada lima bagian penting dalam peningkatan efektifvitas

pembelajaran yaitu; perencanaan, komunikasi, pengajaran, pengaturan dan

evaluasi.

Dalam rangka memiliki guru yang berkualitas sangat tergantung pada

kualitas proses rekrutmennya. Rekrutmen atau Penerimaan tenaga

kependidikan merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tenaga

kependidikan pada lembaga pendidikan, baik jumlah maupun kualitasnya, untuk

kegiatan tersebut diperlukan kegiatan penarikan.

Menjadi guru berarti berprofesi sebagai guru, dan setiap profesi harus

mempunyai kode etik profesi. Secara umum tujuan mengadakan tujuan etik

adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi untuk menjaga dan

memeliharaan kesejahteraan para anggotanya, untuk meningkatkan

pengabdian para angota profes, untuk meningkatkan mutu profesi, untuk

meningkatkan mutu organisasi profesi.

B. Saran

Diharapkan kepada semua pihak agar dapat turut serta memberi gagasannya

terkait solusi dari masalah rekrutmen tenaga kependidikan ini.

32

Page 33: Rekrutmen Tenaga Kependidikan

Daftar Pustaka

Hamalik, Oeman. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Rosyada, Dede. 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta : Prenada Media

Jatilawang, Kastowo. 2011. “Implementasi Rekrutmen Guru”. http://jatilawang-

tulisan.blogspot.com/2011/03/implementasi-rekrutmen-guru.html (diakses

tanggal 2 Oktober)

33