Upload
icca-rachma
View
267
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
resum genetika 2
Citation preview
Rekayasa genetika
Rekayasa genetika adalah adanya manipulasi materi genetik dengan cara menambah atau
menghilangkan gen tertentu yang diakibatkan oleh pemutusan, penyambungan, serta
perpindahan berbagai materi genetik. Dengan demikian tanpa manipulasi atas materi genetic
dengan cara seperti tersebut, sesuatu macam bioteknologi seperti kultur jaringan, bahkan kultur
sel, tidak layak dikategorikan sebagai teknologi rekayasa genetika. Fenomena alami dari
rekayasa genetika adalah crossing over, gene pick up, transduksi-insersi, delesi, translokasi
(transposisi), fusi dan fisi.
Proses Rekayasa Genetika
Teknik-teknik Rekayasa Genetika
Menurut Smith daan Byars (1990) ada beberapa teknik yang digunakan dalam rekayasa
genetika seperti transfer vector,injeksi mikro, fusiprotoplas, dan elektroporasi.
1) Transfer Vektor
Transfer vektor merupakan cara memasukkan suatu gen ke dalam sel baru dengan
menggunakan pembawa khusus (carrier), biasanya memanfaatkan proses alami seperti yang
terjadi pada transfer DNA oleh bakteri dan virus. Vektor molekul DNA yang digunakan adalah
plasmid, bakteriofag, kosmid (cosmid), shuttle vektors (vektor ulang-alik). Sebagai vektor suatu
molekul DNA harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Mampu melakukan replikasi sendiri maupun replikasi kromosom sel inang dengan cara
membawa suatu “ori”.
b. Mengandung sejumlah tapak pemutusan enzim restriksi yang bermanfaat untuk insersi
segmen-segmen DNA.
c. Membawahi suatu penanda yang dapat dimanfaatkan untuk identifikasi sel-sel inang yang
mengandungnya.
d. Mudah terbebas kembali dari sel inang.
Selain sifat-sifat diatas ada pula sifat lain yang diharapkan yaitu:
a. Berat molekul rendah
b. Memiliki kemampuan untuk memberikan sifat fenotip yang dipilih dengan segera pada
sel inang.
(1) Plasmid
Contoh plasmid misalnya pSC101 (58 M dal), ColE1 (4,2 M dal), dan RSF2124 (7,4 M
dal).
Tabel. Rincian sifat dari 3 vektor yang terbentuk secara in vivo pada E.coli
Plasmid Ukuran (M dal) Tapak tunggal endonuklease
Penanda seleksi transforman
Inaktivasi insersi dari
pSC 101 5,8 Xho L, Eco RI, Pvu II, Hpa I, Hind III, Bam HI, Sal I
Resisten tetrasiklin
Resistensi tetrasiklin
Col El 4,2 Eco RI Imunitas terhadap colcisin S 1
Produksi colcisin E 1
RsF 2124 7,4 Eco RI, Bam HI Resistensi ampisilin
Produksi colcisin E1
(2) Bakteriofag
Bakteriofage yang banyak digunakan dalam teknologi DNA rekombinan pada E. coli
adalah fag λ. Seluruh gen fag λ sudah diidentifikasi dan dipetakan. Gambar 3
memperlihatkan genom fag λ dalam kondisi tidak sirkuler. Seluruh derivate fag λyang
digunakan sebagai vector transfer sudah direkayasa sehingga hanya siklus titik saja yang
mungkin.
Contoh lainnya yang juga digunakan sebagai vektor adalah bakteriofag M 13 yang
merupakan DNA unting tunggal. M 13 (DNA unting tunggal) akan bereplikasi
menghasilkan suatu molekul DNA unting ganda yang disebut sebagai RF jika menginfeksi
suatu sel bakteri.molekul RF serupa dengan plasmid dan DNA aing yang dapat diinsersikan
ke tapak-tapak pemutusan enzim retriksi tunggal yang ada pada genom.
(3) Kosmid (Cosmid)
Kosmid adalah vektor yang dibangun/dibuat di laboratorium dengan memanfaatkan
urutan cos dan fag λ yang berguna untuk pemasukkan/pengumpulan kromosom ke dalam
kepala fag dan memanfaatkan juga urutan (bagian tengah kosmid) untuk fungsi resistensi
terhadap antibiotik serta replikasi.
(4) Vector ulang-alik (Shuttle vector)
Selain vektor-vektor transfer seperti plasmid, bakteriofage λ dan kosmid yang
digunakan untuk pengklonan DNA di dalam sel E. coli, sudah dikembangkan juga vector lain
yang dimanfaatkan untuk memasukkan molekul-molekul DNA rekombinan ke dalam sel
mahluk prokariotik lain maupun yang eukariotik. Contohnya adalah vector ulang-alik yEp
24 pada khamir dan E.coli.
2) Injeksi mikro, fusi protoplas, elektroporasi, kopresipitasikalsium fosfat dan endositosis,
serta proyeksi mikro
a. Injeksi mikro
menggunakan jarum miroskopis untuk memasukkan DNA melalui membrane sel
sasaran, termasuk kedalam inti sel.
b. Fusi protoplas
Terjadi pelarutan dua membran sel dari sel-sel yang berbeda sehingga dua sel dapat
digabung menjadi satu. Misal hasilnya berupa protoplas sel yang memperoleh DNA eksogen.
Contoh lainnya adalah lipofeksi (lipojeksion) yang dapat mentransformai atau mentransfeksi
sel melalui fusi dengan membrane plasma. Hal ini memanfaatkan liposom yang tersusun dari
suatu lipida kationik.
c. Elektroporasi
Menggunakan listrik untuk menciptakan lubang kecil di membran sel yang akan
dimanfaatkan untuk pemindahan DNA ke dalam sel. Teknik ini efektif diterapkan pada sel
hewan.
d. Kopresipitasi kalsium fosfat dan Endositosis
Butir-butir kopresipitasi kalsium fosfat dan DNA masuk ke dalam sel melalui
endositosis fagositosis. Merupakan cara yang umum diterapkan pada mamalia.
e. Proyeksi mikro
DNA ataupun RNA ditembakkan ke dalam sel. Teknik tersebut merupakan cara
memasukkan asam nukleat ke dalam sel tumbuhan memanfaatkan kecepatan tinggi.
Prosedur Dasar Teknologi DNA Rekombinan
Prosedur dasar teknologi DNA rekombinan yang akan dikemukakan pada bagian ini
dibatasi lebih pada teknik yang diperantai oleh vector. Urutan proses yang menjadi prosedur
dasar pada teknik DNA rekombinan yang diperantai vector.
1) Pembuatan fragmen DNA dengan bantuan enzim nuklease retriksi yang mengenal dan
memotong molekul DNA urutan nukleotida spesifik.
2) Segmen-segmen tersebut digabungkan ke molekul DNA lain dengan bantuan vektor.
Vektor dapat bereplikasi secara otonom sehingga memfasilitasi manipulasi dan
identifikasi molekul DNA yang baru terbentuk.
3) Vektor yang sudah terinsersi segmen DNA ditransfer ke suatu sel inang.
4) Segmen-segmen DNA yang diklon dapat diambil dari sel inang, dimurnikan dan
dianalisis.
5) Sel-sel inang yang mengandung DNA rekombinan mewariskannya kepada seluruh sel
turunan, menghasilkan suatu populasi yang identic yang membawahi urut-urutan yang
diklon.
6) Secara potensial, DNA yang diklon dapat ditranskripsikan , RNAd nya ditranslasikan
serta produk gennya diisolasi dan dikaji.
Peran Enzim Endonuklease Retriksi
Pada urutan pertama proses yang menjadi prosedur dasar teknik DNA rekombinan yang
diperantai oleh vector enzim endonuclease digunakan untuk memotong molekul DNA dalam
rangka pembuatan fragmen DNA. Penamaan enzim endonuclease restriksi diberi nama
berdasarkan macam mahluk hidup dalam posisi miring yang diikuti dengan suatu angka
romawi.huruf-huruf tambahan kadang-kadang disertakan untuk menandai suatu strain tertentu.
Enzim endonuclease dibagi menjadi tipe I dan tipe II.
Enzim endonukleaseTipe I Tipe II
Mengenali suatu urutan pasang basa nukleotida yang spesifik pada DNA
Mengenali suatu urutan pasang basa nukleotida yang spesifik pada DNA
Selanjutnya memotong DNA pada suatu tapak tidak spesifik jauh dari urutan tadi
Selanjutnya memotong DNA pada suatu tapak spesifik dalam urutan tadi
Pemotongan tidak spesifik Pemotongan spesifik (pada urutan yang sama)Kurang bermanfaat dalam pembentukan molekul rekombinan
Bermanfaat untuk pembentukan molekul rekombinan
Urutan pengenalan enzim endonuclease retriksi tipe II memiliki suatu sumbu simetri
yang melewati titik tengah urutan pengenalan. Dalam hal ini urutan basa 5’→3’ pada unting
DNA sama dengan urutan basa 5’→3’ pada komplementernya, sehingga disebut sebagai twofold
rotational symmetry.
Enzim endonuklease restriksi sudah diisolasi dari sejumlah besar strain bakteri yang
berbeda (Russel, 1992). Oleh karena itu setiap enzim memotong DNA pada suatu pasangan
nukleotida yang spesifik untuk enzim yang bersangkutan, jumlah potongan yang dibuat enzim
pada suatu molekul DNA tertentu tergantung pada jumlah berapa kali urutan pengenalan
ditemukan pada DNA.
Enzim endonuklease restriksi tipe II menghasilkan ujung-ujung lancip yang memiliki
nilai khusus pada pengklonal fragmen-fragmen DNA jika kedua ujung tajam hasil pemotongan
bertemu dalam larutan, maka akan berbentuk pasangan basa yang sempurna (ikatan kimia antar
gula dan asam fosfat akan terbentuk di bawah pengaruh enzim DNA ligase).
Tabel 3 contoh pemutusan molekul DNA oleh enzim endonuclease tipe II yang menghasilkan ujung tumpul dan ujung lancip
Pasangan nukleotida pada tapak restriksi
Probabilitas kejadian
4 (1/4)4 = 1 dalam 256 bp
5 (1/4)5 = 1 dalam 1024 bp
6 (1/4)6 = 1 dalam 4096 bp
8 (1/4)8 = 1 dalam 65, 476 bp
11 (1/4)11
Peluang jumlah tapak pemutusan pada suatu DNA oleh enzim endonuklease restriksi II
dapat dihitung dalam kaitannya dengan jumlah pasangan nukleotida pada setiap urutan pengenal,
sepanjang keberadaan tiap pasangan nukleotida bersifak acak. Peluang jumlah tersebut
ditunjukkan pada tabel 3.
Pertanyaan:
1. Apa yang membedakan antara enzim endonuclease tipe I dan tipe II?
Jawab:
1. Enzim endonuclease tipe I: Mengenali suatu urutan pasang basa nukleotida yang
spesifik pada DNA, selanjutnya memotong DNA pada suatu tapak tidak spesifik jauh
dari urutan tadi dan kurang bermanfaat dalam pembentukan molekul rekombinan.
Enzim endonuclease II: Mengenali suatu urutan pasang basa nukleotida yang spesifik
pada DNA, selanjutnya memotong DNA pada suatu tapak spesifik dalam urutan tadi
dan bermanfaat untuk pembentukan molekul rekombinan.