Author
nuneng-rinensa
View
246
Download
0
Embed Size (px)
8/12/2019 Refrat Orto
1/21
REFERAT
Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
Oleh
Gilang Purnama Alam
Pembimbing :
dr. Risa ndra!an" Sp.OT
#AGA$ ORT%OPE&
PROGRA' PE$&&A$ PROFES &OTER
FA*TAS E&OTERA$ $+ERSTAS 'A*A%A,AT
8/12/2019 Refrat Orto
2/21
RS& - $$GA$ TA%$ /012
#A# PE$&A%*A$
1.1. *a3ar bela4ang
Tangan manusia adalah organ yang dirancang dengan baik, yang pada
dasarnya melakukan fungsi mendekap, memegang dan lain-lain. Diagnosis
cedera dan penyakit tangan sering dapat ditegakkan dengan observasi cerdik
serta pemahaman anatomi fungsional dan permukaan struktur ini. Terapioperatif dan non operatif tangan harus tepat dan kadang-kadang sulit, tetapi
pemahaman mengenai anatomi fungsional dan potensi penyembuhan penting
bagi tercapainya pemulihan optimum. Kanalis karpal adalah struktur sirkuler
yang kecil yang terdapat di atas sisi palm dari pergelengan terdapat juga
pembuluh-pembuluh darah, tendon dan nervus yang besar, semuanya
berfungsi untuk pergerakan tangan dan jari-jari. Pada keadaan normal kanalis
karpalis adalah suatu ruang untuk semua tendon dan nervus medianus.
Carpal tunnel syndrome (T!" adalah salah satu gangguan pada
tangan karena terjadi penyempitan pada tero#ongan karpal, baik akibat
edema fasia pada tero#ongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-
tulang kecil tangan sehingga terjadi penekanan terhadap nervus medianus
dipergelangan tangan. National Health Interview Study ($%&!"
memperkirakan bah#a prevalensi T! yang dilaporkan sendiri diantara
populasi de#asa adalah sebesar '.) (*,+ juta". Kejadian T! pada populasi
diperikrakan) pada #anita dan *) pada laki-laki dengan prevalensi
tertinggi pada #anita tua usia tahun, biasanya antara / 0 +/ tahun.
Penyebab T! diduga oleh karena trauma, infeksi, gangguan endokrin, dan
lain-lain, tetapi sebagian tidak diketahui penyebabnya. Penggunaan tangan
yang berlebihan dan repetitif diduga berhubungan dengan sindroma ini.
2
8/12/2019 Refrat Orto
3/21
1./ Rumusan 'asalah
Dalam refrat ini penulis akan membahas tentang definisi, diagnosis,
gambaran klinis, penatalaksanaan dari carpal tunnel syndrome.
1.2 Tu5uan Penulisan
Penulisan refrat dengan judul 1arpal Tunnel !yndrom2 diharapkan
dapat menjadi tambahan pengetahuan dasar bagi penulis dan sebagai bekal
nantinya dalam menjalankan tugas sebagai tenaga kesehatan khususnya dalam
bidang %lmu 3edah.
3
8/12/2019 Refrat Orto
4/21
#A#
PE'#A%ASA$
/.1. Carpal 3unnel syndrom
/./.1 Pendahuluan
Carpal tunnel syndrome (T!" atau sindroma tero#ongan karpal
(!TK" adalah salah satu gangguan pada lengan tangan karena terjadi
penyempitan pada tero#ongan karpal, baik akibat edema fasia pada
tero#ongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil tangan
sehingga terjadi penekanan terhadap nervus medianus dipergelangan tangan.
Carpal Tunnel Syndrome diartikan sebagai kelemahan pada tangan
yang disertai nyeri pada daerah distribusi nervus medianus.Carpal tunnel
syndrome (T!" merupakan neuropati tekanan saraf medianus dalam
tero#ongan karpal di pergelangan tangan dengan kejadian yang paling sering,
bersifat kronik, dan ditandai dengan nyeri tangan pada malam hari, parestesia
jari-jari yang mendapat innervasi dari saraf medianus, kelemahan dan atrofi
otot thenar. Dulu, sindroma inijuga disebut dengan nama acroparesthesia,
median thenar neuritis atau partial thenar atrophy. Tero#ongan karpal
terdapat di bagian depan dari pergelangan tangan di mana tulang dan
ligamentum membentuk suatu tero#ongan sempit yang dilalui oleh beberapa
tendon dan nervus medianus. Tulang-tulang karpalia membentuk dasar dan
sisi-sisi tero#ongan yang keras dan kaku sedangkan atapnya dibentuk oleh
fleksor retinakulum (transverse carpal ligament danpalmar carpal ligament"yang kuat dan melengkung di atas tulang-tulang karpalia tersebut. !etiap
perubahan yang mempersempit tero#ongan ini akan menyebabkan tekanan
pada struktur yang paling rentan di dalamnya yaitu nervus medianus.
4
8/12/2019 Refrat Orto
5/21
Gamb
5
8/12/2019 Refrat Orto
6/21
ar $er6us 'edianus (a)Ana3omi 3ero!ongan 4arpal (b) &is3ribusisensori4
American Society for Surgery of the Hand mendefinisikan T! terjadi
karen4 peningkatan tekanan pada nervus medianus yang menyebabkan nervus
medianus terjepit di pergelangan tangan. 5ejalanya mati rasa, kesemutan, dan
nyeri di tangan, lengan, dan jari (6iera,*//". Kebanyakan kasus T! adalah
ringan dan hilang sendiri, misalkan pada #anita hamil setelah melahirkan.
T!dapat menimbulkan kecacatan pada pekerja karena selain menyebabkan
rasanyeri, dapat pula membatasi fungsi-fungsi pergelangan tangan dan tangan
sehingga berpengaruh terhadap pekerjaan sehari-hari. Pada kasusberat jika
tidak diobati maka otot-otot ibu jari dapat mengalami atrofi dan gangguan
sensorik pada jari bisa menetap. 3eberapa penelitian tentang T! banyak
dilakukan menyusul adanya faktor-faktor penyebab terjadinya T! di
lingkungan kerja misalkan pekerjaan yang sering menggunakan pergelangan
tangan yang dianggap sebagai salah satu faktor resiko terjadinya T! .
/./.1. &e7inisi
arpal tunnel syndrome (!T" adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan7penekanan saraf pada pergelangan tangan. arpus dari
bahasa 8unani 1karpos2 yang berarti pergelangan. Pergelangan ini dikelilingi
oleh sekelompok jaringan lunak fibrosus yang pada saat normal berfungsi
untuk mensupport joint ruang yang sempit antara sekumpulan fibrosa dan
tulang-tulang pergelangan disebut carpal tunnel. Kumpulan gejala oleh
penekanan nervus medianus pada tero#ongan karpal, berupa nyeri, paresthesi,
terbakar dan kesemutan di jari-jari dan tangan yang terkadang menjalar ke
siku. $ervus medianus mele#ati kanalis karpus tersebut. 9eliputi jari-jari
tangan. Kondisi apapun dapat menyebabkan penekanan dan perubahan posisi
pada kanalis karpalis dapat mengiritasi nervus medianus.
6
8/12/2019 Refrat Orto
7/21
/././. Epidemiologi
National Health Interview Study ($%&!" memperkirakan bah#a
prevalensi T! yang dilaporkan sendiri diantara populasi de#asa adalah
sebesar '.) (*,+juta". T! lebih sering mengenai #anita daripada pria
dengan usia berkisar * -+ tahun, prevalensi tertinggi pada #anita usia
tahun, biasanya antara / 0+/ tahun Prevalensi T! dalam populasi umum
telah diperkirakan ) untuk #anita dan /,+) untuk laki-laki T! adalah
jenis neuropati jebakan yang paling sering ditemui. !indroma tersebut
unilateral pada *) kasus ( *:) kanan,') kiri " dan ;) bilateral.
Di %ndonesia prevalensi T! karena faktor pekerjaan masih belum
diketahui dengan pasti. Prevalensi dari populasi umum sekitar ,; )
Penelitian yang dilakukan oleh !ilverstein (':;
8/12/2019 Refrat Orto
8/21
/./.2. E3iologi
T! juga mempunyai etiologi, antara lain>
'. &erediter> neuropati herediter yang cenderung menjadipressure palsy.
*. Trauma> dislokasi, fraktur atau hematom pada lengan ba#ah, pergelangan
tangan dan tangan.
. %nfeksi> tenosinovitis, tuberkulosis, dan sarkoidosis.
. 9etabolik> amiloidosis, gout.
. ?ndokrin> akromegali, terapi estrogen atau androgen, diabetes
mellitus,hipotiroidisme, kehamilan.
+. $eoplasma> kista ganglion, lipoma, infiltrasi metastase, myeloma.
artritis reumatoid, polimialgia reumatika,
skleroderma, lupus eritematosus sistemik.
;. Degeneratif> osteoartritis.
:. %atrogenik> pungsi arteri radialis, pemasangan shunt vaskular untuk
dialisis, hematoma, komplikasi dan terapi anti koagulan
'/. Penggunaan tangan atau pergelangan tangan yang berlebihan dan repetitif
diduga berhubungan dengan sindrom ini.
!edangkan menurut 4rroori,*//; etiologi T! adalah sbb >
8
8/12/2019 Refrat Orto
9/21
9
8/12/2019 Refrat Orto
10/21
/./.-. Pa3o7isiologi
4da beberapa hipotesa mengenai patogenesis dari T!. !ebagian
besar penulis berpendapat bah#a faktor mekanik dan vaskular memegang
peranan penting dalam terjadinya T!. @mumnya T! terjadi secara kronis
dimana terjadi penebalan fleksor retinakulum yang menyebabkan tekanan
terhadap nervus medianus. Tekanan yang berulang-ulang dan lama akan
mengakibatkan peninggian tekanan intrafasikuler. 4kibatnya aliran darah
vena intrafasikuler melambat. Kongesti yang terjadi ini akan mengganggu
nutrisi intrafasikuler lalu diikuti oleh anoksia yang akan merusak endotel.Kerusakan endotel ini akan mengakibatkan kebocoran protein
sehingga terjadi edema epineural. &ipotesa ini menerangkan bagaimana
keluhan nyeri dan sembab yang timbul terutama pada malam atau pagi hari
akan berkurang setelah tangan yang terlibat digerakgerakkan atau diurut,
mungkin akibat terjadinya perbaikan sementara pada aliran darah. 4pabila
kondisi ini terus berlanjut akan terjadi fibrosis epineural yang merusak serabut
saraf. Aama-kelamaan safar menjadi atrofi dan digantikan oleh jaringan ikat
yang mengakibatkan fungsi nervus medianus terganggu secara menyeluruh.
!elain akibat adanya penekanan yang melebihi tekanan perfusi kapiler
akan menyebabkan gangguan mikrosirkulasi dan timbul iskemik saraf.
Keadaan iskemik ini diperberat lagi oleh peninggian tekanan intrafasikuler
yang menyebabkan berlanjutnya gangguan aliran darah. !elanjutnya terjadi
vasodilatasi yang menyebabkan edema sehingga sa#ar darah-saraf terganggu
yang berkibat terjadi kerusakan pada saraf tersebut. Penelitian yang telah
dilakukan Kouyoumdjian (*///" menyatakan T! terjadi karena kompresi
saraf median di ba#ah ligamentum karpal transversal berhubungan dengan
naiknya berat badan dan %9T. %9T yang rendah merupakan kondisi kesehatan
yang baik untuk proteksi fungsi nervus medianus. Pekerja dengan %9T
minimal B* lebih mungkin untuk terkena T! dibandingkan dengan
10
8/12/2019 Refrat Orto
11/21
pekerjaan yang mempunyai berat badan ramping. American !"esity
Association menemukan bah#a
8/12/2019 Refrat Orto
12/21
otot-otot thenar (opponespollicis dan a"ductor pollicis "revis".dan otot-otot
lainya yang diinervasi olehnervus medianus
5ejala klinis T! menurut 5rafton (*//:" adalah sebagai berikut >
'. 9ati rasa, rasa terbakar, atau kesemutan di jari-jari dan telapak tangan.
*. $yeri di telapak, pergelangan tangan, atau lengan ba#ah, khususnya
selama penggunaan.
. Penurunan cengkeraman kekuatan.
. Kelemahan dalam ibu jari
. !ensasi jari bengkak, ( ada atau tidak terlihat bengkak"
+. Kesulitan membedakan antara panas dan dingin.
4tropi otot Thenar pada pasien T! (4roori, *//;"
12
8/12/2019 Refrat Orto
13/21
/./.8. &iagnosis
Diagnosa T! ditegakkan selain berdasarkan gejala-klinis seperti di atasdan
perkuat dengan pemeriksaan yaitu >
'. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan harus dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada penderita
dengan perhatian khusus pada fungsi, motorik, sensorik dan otonom
tangan. 3eberapa pemeriksaan dan tes provokasi yang dapat membantu
menegakkan diagnosa T! adalah >
a. #halen$s test > Penderita diminta melakukan fleksi tangan secara
maksimal. 3ila dalam #aktu +/ detik timbul gejala seperti T!, tes ini
menyokong diagnosa. 3eberapa penulis berpendapat bah#a tes ini
sangat sensitif untuk menegakkan diagnosa T!.
Tes#hallen
13
8/12/2019 Refrat Orto
14/21
b. Torni%uet test > Pada pemeriksaan ini dilakukan pemasangan
tomiuet dengan menggunakan tensimeter di atas siku dengan
tekanan sedikit diatas tekanan sistolik. 3ila dalam ' menit timbul
gejala seperti T!, tes ini menyokong diagnosa.
c. Tinel$s sign > Tes ini mendukung diagnosa bila timbul parestesia
atau nyeri pada daerah distribusi nervus medianus jika dilakukan
perkusi pada tero#ongan karpal dengan posisi tangan sedikit
dorsofleksi.
Tes Tinnel
d. &lick$s sign > Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau
menggerak-gerakkan jari-jarinya. 3ila keluhan berkurang
ataumenghilang akan menyokong diagnosa T!. &arus diingat
bah#a tanda ini juga dapat dijumpai pada penyakit Caynaud.
e. Thenar wasting > Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan
adanya atrofi otot-otot thenar.
14
8/12/2019 Refrat Orto
15/21
f. 9enilai kekuatan dan ketrampilan serta kekuatan otot secara
manual maupun dengan alat dinamometer
g. 'rist etension test > Penderita diminta melakukan ekstensi
tangansecara maksimal, sebaiknya dilakukan serentak pada kedua
tangan sehingga dapat dibandingkan. 3ila dalam +/ detik timbul
gejala-gejala seperti T!, maka tes ini menyokong diagnosa T!.
h. #ressure test > $ervus medianus ditekan di tero#ongan karpal
denganmenggunakan ibu jari. 3ila dalam #aktu kurang dari '*/
detik timbul gejala seperti T!, tes ini menyokong diagnosa.
i. (uthy$s sign )"ottle$s sign* > Penderita diminta melingkarkan ibu
jari dan jari telunjuknya pada botol atau gelas. 3ila kulit tangan
penderita tidak dapat menyentuh dindingnya dengan rapat, tes
dinyatakan positif dan mendukung diagnosa
j. Pemeriksaan sensibilitas > 3ila penderita tidak dapat membedakan
dua titik )two+point discrimination*pada jarak lebih dari + mm di
daerah nervus medianus, tes dianggap positif dan menyokong
diagnosa
k. Pemeriksaan fungsi otonom > Pada penderita diperhatikan apakah
ada perbedaan keringat, kulit yang kering atau licin yang terbatas
pada daerah innervasi nervus medianus. 3ila ada akan mendukung
diagnosa T!
Dari pemeriksaan provokasi diatas Phalen test dan Tinel test adalah
sangat patognomonis untuk T!.
*. Pemeriksaan neurofisiologi (elektrodiagnostik"
Pemeriksaan ?95 dapat menunjukkan adanya fibrilasi, polifasik,
gelombang positif dan berkurangnya jumlah motor unit pada otot-otot
thenar. Pada beberapa kasus tidak dijumpai kelainan pada otot-otot
lumbrikal. ?95 bisa normal pada ' ) kasus T!. Kecepatan &antar
15
8/12/2019 Refrat Orto
16/21
!araf (K&!". Pada '-*) kasus, K&! bisa normal. Pada yang lainnya
K&! akan menurun dan masa laten distal (distal latency" memanjang,
menunjukkan adanya gangguan pada konduksi safar di pergelangan
tangan. 9asa laten sensorik lebih sensitif dari masa laten motorik.
. Pemeriksaan Cadiologi
Pemeriksaan sinar-E terhadap pergelangan tangan dapat membantu
melihat apakah ada penyebab lain seperti fraktur atau artritis. Foto
polosleher berguna untuk menyingkirkan adanya penyakit lain pada
vertebra. @!5, CT+scan dan 9C% dilakukan pada kasus yang selektif
terutama yang akan dioperasi.
. Pemeriksaan Aaboratorium
3ila etiologi T! belum jelas, misalnya pada penderita usia mudatanpa
adanya gerakan tangan yang repetitif, dapat dilakukan
beberapapemeriksaan seperti kadar gula darah , kadar hormon tiroid
ataupun darahlengkap.
/./.9 &iagnosis #anding
Diagnosis dari T! antara lain >
'. Cervical radiculopathy. 3iasanya keluhannya berkurang bila leher
diistirahatkan dan bertambah hila leher bergerak. Distribusi gangguan
sensorik sesuai dermatomnya.
*. lnoracic outlet syndrome. Dijumpai atrofi otot-otot tangan lainnya selain otot-
otot thenar. 5angguan sensorik dijumpai pada sisi ulnaris dari tangan dan
lengan ba#ah. #ronator teres syndrome. Keluhannya lebih menonjol pada
rasa nyeri di telapak tangan daripada T! karena cabang nervus medianus ke
kulit telapak tangan tidak melalui tero#ongan karpal.
16
8/12/2019 Refrat Orto
17/21
. de uervain$s syndrome. Tenosinovitis dari tendon muskulus abduktor
pollicis longus dan ekstensor pollicis brevis, biasanya akibat gerakan tangan
yang repetitif. 5ejalanya adalah rasa nyeri dan nyeri tekan pada pergelangan
tangan di dekat ibu jari. K&! normal. FinkelsteinGs test >
palpasi otot abduktor ibu jari pada saat abduksi pasif ibu jari, positif
bila nyeri bertambah.
/./. Terapi
Terapi yang dilakukan selain ditujukan langsung terhadap T!, terapi
juga harus diberikan terhadap keadaan atau penyakit lain yang mendasari
terjadinyaT!. Hleh karena itu sebaiknya terapi T! dibagi atas * kelompok,
yaitu >
'. Terapi langsung terhadap T!
a. Terapi konservatif
'" %stirahatkan pergelangan tangan.
*" Hbat anti inflamasi non steroid.
" Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan. 3idai
dapat dipasang terus-menerus atau hanya pada malam hari
selama *- minggu.
" %njeksi steroid. Deksametason '- mg ' atau hidrokortison '/-
* mg atau metilprednisolon */ mg atau / mg diinjeksikan ke
dalam tero#ongan karpal dengan menggunakan jarum no.*
atau * pada lokasi ' cm ke arah proksimal lipat pergelangan
tangan di sebelah medial tendon musculus palmaris longus.
3ila belum berhasil, suntikan dapat diulangi setelah * minggu
atau lebih. Tindakan operasi dapat dipertimbangkan bila hasil
terapi belum memuaskan setelah diberi kali suntikan.
" 6itamin 3+ (piridoksin". 3eberapa penulis berpendapat bah#a
salah satu penyebab T! adalah defisiensi piridoksin sehingga
17
8/12/2019 Refrat Orto
18/21
mereka menganjurkan pemberian piridoksin '//-// mg7hari
selama bulan. Tetapi beberapa penulis lainnya berpendapat
bah#a pemberian piridoksin tidak bermanfaat bahkan dapat
menimbulkan neuropati bila diberikan dalam dosis besar
+" Fisioterapi. Ditujukan pada perbaikan vaskularisasi
pergelangan tangan.
b. Terapi Hperatif
Hperasi hanya dilakukan pada kasus yang tidak mengalami perbaikan
dengan terapi konservatif atau bila terjadi gangguan sensorik yang
berat atau adanya atrofi otot-otot thenar. Pada T! bilateral biasanya
operasi pertama dilakukan pada tangan yang paling nyeri #alaupun
dapat sekaligus dilakukan operasi bilateral. Penulis lain menyatakan
bah#a tindakan operasi mutlakdilakukan bila terapi konservatif gagal
atau bila ada atrofi otot-otot thenar, sedangkan indikasi relatif tindakan
operasi adalah hilangnya sensibilitas yangpersisten. 3iasanya tindakan
operasi T! dilakukan secara terbuka dengananestesi lokal, tetapi
sekarang telah dikembangkan teknik operasi secaraendoskopik.
Hperasi endoskopik memungkinkan mobilisasi penderita secaradini
dengan jaringan parut yang minimal, tetapi karena terbatasnya
lapanganoperasi tindakan ini lebih sering menimbulkan komplikasi
operasi seperticedera pada saraf. 3eberapa penyebab T! seperti
adanya massa atau anomalimaupun tenosinovitis pada tero#ongan
karpal lebih baik dioperasi secara terbuka.
Terapi terhadap keadaan atau penyakit yang mendasari T! Keadaan atau
penyakit yang mendasari terjadinya T! harus ditanggulangi, sebab bila tidak
dapat menimbulkan kekambuhan T! kembali. Pada keadaan di mana T!
terjadi akibat gerakan tangan yang repetitif harus dilakukan penyesuaian
ataupun pencegahan. 3eberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya T! atau mencegah kekambuhannya antara lain >
18
8/12/2019 Refrat Orto
19/21
a. 9engurangi posisi kaku pada pergelangan tangan, gerakan repetitif, getaran
peralatan tangan pada saat bekerja.
b. Desain peralatan kerja supaya tangan dalam posisi natural saat kerja.
c. 9odifikasi tata ruang kerja untuk memudahkan variasi gerakan
d. 9engubah metode kerja untuk sesekali istirahat pendek serta mengupayakan
rotasi kerja.
e. 9eningkatkan pengetahuan pekerja tentang gejala-gejala dini T! sehingga
pekerja dapat mengenali gejala-gejala T! lebih dini.
Di samping itu perlu pula diperhatikan beberapa penyakit yang sering
mendasari terjadinya T! seperti > trauma akut maupun kronik pada
pergelangan tangan dan daerah sekitarnya, gagal ginjal, penderita yang sering
dihemodialisa, myedema akibat hipotiroidi, akromegali akibat tumor
hipofise, kehamilan atau penggunaan pil kontrasepsi, penyakit kolagen
vaskular, artritis, tenosinovitis, infeksi pergelangan tangan, obesitas dan
penyakit lain yang dapat menyebabkan retensi cairan atau menyebabkan
bertambahnya isi tero#ongan karpal.
/./.; Prognosis
Pada kasus T! ringan, dengan terapi konservatif umumnya prognosa baik.
3ila keadaan tidak membaik dengan terapi konservatif maka tindajan operasiharus
dilakukan. !ecara umum prognosa operasi juga baik, tetapi karena operasi hanya
dilakukan pada penderita yang sudah lama menderita T! penyembuhan post
opratifnya bertahap. (3arnardo,*//, Cambe, *//"3ila setelah dilakukan tindakan
operasi, tidak juga diperoleh perbaikanmaka dipertimbangkan kembali kemungkinan
berikut ini >
'. Kesalahan menegakkan diagnosa, mungkin jebakan7tekanan terhadap nervus
medianus terletak di tempat yang lebih proksimal.
*. Telah terjadi kerusakan total pada nervus medianus.
19
8/12/2019 Refrat Orto
20/21
&AFTAR PSTAA
'. 4rmstrong 3!, Dale 94,FranIblau 4,?vanoff 34, *//;, -isk &actor for
Carpal Tunnel Syndrome and edian Neuropathy in a 'orking
#opulation.JH?9/ ('*"> '-'+.
*. 4roori !omaiah, !pence Coy 4J, *//;, Carpal tunnel syndrome, /lster ed
0 99(1) +-'