10
REFERAT THT ETIOLOGI DAN PATOGENESIS LIMPOMA MALIGNA NONHODGKIN Disusun Oleh: Teresa Nadia Renasari (07120110050) Pembimbing: dr. Pulo Raja Soaloon Banjarnahor, SpTHT Kepaniteraan Klinik Ilmu THT Fakultas Kedokteran – Universitas Pelita Harapan Siloam Hospitals Lippo Village Rumah Sakit Umum Siloam Periode: 2 Maret – 4 April 2015 Tangerang, 2015

Refrat Limfoma Non Hidgkin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asddf

Citation preview

Page 1: Refrat Limfoma Non Hidgkin

REFERAT THT

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS LIMPOMA MALIGNA NONHODGKIN

Disusun Oleh:

Teresa Nadia Renasari (07120110050)

Pembimbing:

dr. Pulo Raja Soaloon Banjarnahor, SpTHT

Kepaniteraan Klinik Ilmu THT

Fakultas Kedokteran – Universitas Pelita Harapan

Siloam Hospitals Lippo Village

Rumah Sakit Umum Siloam

Periode: 2 Maret – 4 April 2015

Tangerang, 2015

Page 2: Refrat Limfoma Non Hidgkin

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kelenjar getah bening terdapat beberapa tempat ditubuh kita. Kelenjar

getah bening adalah bagian dari system pertahanan tubuh kita. Tubuh kita

memiliki kurang lebih sekitar 600 getah bening. Limfoma adalah penyakit

keganasan primer dari jaringan limfoid yang bersifat padat (solid) meskipun

kadang-kadang menyebar secara sistemik (Handayani, 2012). Penyakit limfoma

diklasifikasikan menjadi dua golonganya itu penyakit Limfoma Hodgkin dan

Limfoma Non Hodgkin. Lebih dari 45.000 klien di diagnosis sebagai limfoma

non-Hodgkin atau LNH setiap tahun di Amerika Serikat. Di indonesia sendiri,

frekeunsi LNH jauh lebih tinggi dibandingkan dengan limfoma Hodgkin

(Handayani, 2012). Beberapa hasil studi menemukan bahwa insiden limfoma

Non-Hodgkin adalah keganasan terbanyak ketiga pada anak-anak, LNH terjadi

pada bayi sampai remaja, dengan insidens puncak antara usia 7 - 11 tahun dan

lebih sering menyerang laki-laki dari pada perempuan dengan rasio 3:1 (Betz

&Sowden, 2009). Komplikasi yang dialami pasien dengan limfoma non-Hodgkin

dihubungkan dengan penanganan dan berulangnya penyakit. Efek-efek umum

yang merugikan berkaitan dengan kemotrapi meliputi : alopesia, mual, muntah,

supresi sumsum tulang, stomatitis dan gangguan gastrointestianal.

2

Page 3: Refrat Limfoma Non Hidgkin

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 EPIDEMIOLOGI

Pada tahun 2000 di Amerika Serikat diperkirakan terdapat 54.900 kasus

baru, dan 26.100 orang meninggal karena LNH. Di Amerika Serikat, 5% kasus

LNH baru terjadi pada pria, dan 4% pada wanita per tahunnya. LNH secara umum

lebih sering terjadi pada pria. Insidensi LNH meningkat seiring dengan

bertambahnya usia (>50 tahun) dan mencapai puncak pada kelompok usia 80-84

tahun. Saat ini angka pasien LNH di Amerika semakin meningkat dengan

pertambahan 5-10% per tahunnya, menjadikannya urutan kelima tersering dengan

angka kejadian 12-15 per 100.000 penduduk. Di Perancis penyakit ini merupakan

keganasan ketujuh tersering.

Angka kejadian limfoma malignum di Indonesia sampai saat ini belum

diketahui dengan pasti perisisnya, namun diperkirakan menduduki urutan keenam

tersering. WHO memperkirakan sekitar 1,5 juta orang di dunia saat ini hidup

dengan LNH dan 300 ribu orang meninggal karena penyakit ini tiap tahun. Sekitar

55 persen dari LNH tipenya agresif dan tumbuh cepat.

2.2 DEFINISI

Limfoma Non-Hodgkin (LNH) adalah kelompok keganasan prirner

limfosit yang dapat berasal dari limfosit B, limfosit T, dan sangat jarang berasal

dari sel  NK ("natural killer") yang berada dalam sistem lirnfe; yang sangat

heterogen, baik tipe histologis, gejala, perjalanan klinis, respon terhadap

pengobatan, maupun  prognosis

Pada LNH sebuah sel limfosit berproliferasi secara tak terkendali yang

kemudian mengakibatkan terbentuknya tumor. 

3

Page 4: Refrat Limfoma Non Hidgkin

2.3 ETIOLOGI

Penyebab pasti limfoma non Hodgkin tidak diketahui. Terdapat beberapa

faktor risiko yang diketahui tetapi, walaupun demikian, faktor-faktor risiko ini

tidak diperhitungkan melebihi bagian kecil dari jumlah seluruh kasus limfoma non

Hodgkin. Pada kebanyakan pasien dengan limfoma non Hodgkin, tidak ada

penyebab penyakit yang dapat ditemukan. Lebih jauh lagi,

banyak orang yang terpapar pada salah satu faktor risiko yang diketahui tidak

menderita limfoma non Hodgkin Jadi, penting untuk diingat bahwa tidak ada

tindakan apapun yang dilakukan oleh seseorang dengan limfoma non Hodgkin

yang menyebabkan timbulnya penyakit. Dua faktor risiko terpenting adalah:

Infeksi

Menurunnya sistem kekebalan tubuh (imunosupresi)

Tidak ada bukti adanya faktor keturunan yang berhubungan dengan kasus-

kasus limfoma non Hodgkin. Karena itu, kemungkinan keluarga pasien untuk

menderita penyakit ini tidak ada berbeda dengan orang lain. Merokok juga tidak

dikaitkan dengan timbulnya penyakit ini.

Infeksi Sebagai Penyebab

Beberapa infeksi virus telah memperlihatkan adanya hubungan dengan

peningkatan limfoma non Hodgkin. Termasuk:

Human immunodeficiency virus (virus yang menyebabkan HIV/AIDS)

Human T cell leukaemia-lymphoma virus-1 (HTLV-1)

Epstein-Barr virus (EBV)

Orang dengan HIV positif lebih mungkin mengidap limfoma non Hodgkin

dari pada orang lainnya. Munculnya limfoma non Hodgkin pada orang dengan

HIV positif mengindikasikan bahwa full-blown AIDS telah terjadi.

Meningkatnya risiko kemungkinan terjadi karena penekanan sistim kekebalan

yang disebabkan oleh infeksi HIV. AIDS-yang berhubungan dengan limfoma non

4

Page 5: Refrat Limfoma Non Hidgkin

Hodgkin memberikan gambaran tidak seperti umumnya atau timbul disisi yang

tidak umum dibandingkan dengan jenis limfoma non Hodgkin.

Virus Epstein-Barr adalah virus yang umum, menyerang kebanyakan orang

pada suatu waktu tertentu dalam masa hidupnya, dan mengakibatkan infeksi

singkat atau demam glandular. Akan tetapi, dalam sejumlah kecil kasus ekstrim,

ia dikaitkan dengan Limfoma Burkitt dan bentuk limfoma non Hodgkin yang

berhubungan dengan imunosupresi.

Human T-cell leukaemia–lymphoma virus-1 (HTLV-1), aslinya berasal dari

Jepang dan Karibia, juga suatu penyebab yang sangat jarang dari limfoma non

Hodgkin, terdapat suatu jarak antara infeksi virus dan timbulnya penyakit. Infeksi

bakterial lebih jarang dikaitkan dengan limfoma non Hodgkin dibandingkan

dengan infeksi virus. Akan tetapi, infeksi dengan Helicobacter pylori, yang dapat

menyebabkan tukak lambung dan menyerang lambung, dihubungkan dengan

bentuk limfoma yang jarang yang dikenal sebagai limfoma MALT, yang biasanya

timbul di lambung. Antibiotik untuk mengeradikasi infeksi bakteri sering

menyembuhkan kondisi ini, jika diberikan cukup dini.

Imunosupresi Sebagai Faktor Risiko Untuk Limfoma Non Hodgkin

Orang dengan imunosupresi, dimana sistim pertahanannya menurun,

menghadapi peningkatan risiko terserang limfoma non Hodgkin. Hal ini mungkin

karena kontrol multiplikasi sel B tergantung pada fungsi normal sel T. Jika fungsi

sel T menjadi abnormal, seperti pada kasus orang dengan imunosupresi, sel B

dapat berlipat ganda melalui suatu cara yang tidak terkontrol, meningkatkan

peluang untuk terserang penyakit ini.

Salah satu sebab utama imunosupresi adalah obat yang diberikan untuk

mencegah penolakan dari organ yang ditransplantasikan atau transplantasi

sumsum tulang. Pasien yang mendapatkan transplantasi organ mempunyai

peningkatan risiko menderita limfoma non Hodgkin.

5

Page 6: Refrat Limfoma Non Hidgkin

2.4 PATOGENESIS

Tejadi perubahan morfologi yang mencolok pada keadaan ini, dimana

sitoplasma yang sedikit/kecil pada limfosit B "tua" menjadi bersitoplasma banyak

dan luas pada sel plasma, pembahan ini terjadi pada sel limfosit B disekitar atau di

dalam "centrum germinativum"; sedangkan limfosit T aktif berukuran lebih besar

dibanding limfosit T "tua". 

Perubahan sel limfosit normal menjadi sel limfoma merupakan akibat

terjadinya mutasi gen pada salah satu sel dari sekelompok sel limfosit tua yang

tengah berada dalam proses transformasi menjadi imunoblas (terjadi akibat

adanya rangsangan irnunogen). Hal yang perlu diketahui adalah proses ini terjadi

di dalam kelenjar getah bening, dimana sel limfosit tua berada diluar "centrum

genninativum" sedangkan imunoblast berada di bagian paling sentral dari

"centrum germinativum " Beberapa perubahan yang terjadi pada limfosit tua

antara lain: 1). Ukurannya makin besar; 2). Kromatin inti menjadi lebih'halus"; 3).

Nukleolinya terlihat; 4). Protein permukaan sel mengalami perubahan. 

Hal mendasar lain yang perlu diingat adalah bahwa sel yang berubah

menjadi sel kanker seringkali tetap mempertahankan sifat dasarnya. Misalnya sel

kanker dari limfosit tua tetap mempertahankan sifat mudah masuk aliran darah

namun dengan dengan tingkat mitosis yang rendah, sedangkan sel kanker dari

imunoblas amat jarang masuk ke dalam aliran darah, namun dengan tingkat

mitosis yang tinggi. 

6

Page 7: Refrat Limfoma Non Hidgkin

7

Page 8: Refrat Limfoma Non Hidgkin

DAFTAR PUSTAKA

1. Dessain, S.K. 2009. Hodgkin Disease. [serial online].

http://emedicine.medscape.com/article/201886-overview. [17 Maret 2015].

2. Ford-Martin, Paula. 2005. Malignant Lymphoma. [serial online].

http://www.healthline.com/galecontent/malignant-lymphoma/. [17 Maret

2015].

3. Price, S.A dan Wilson, L.M. 2005. “Pathophysiology: Clinical Concepts of

Disease Processes, Sixth Edition”. Alih bahasa Pendit, Hartanto, Wulansari

dan Mahanani. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 6.

Jakarta: EGC

4. Reksodiputro, A. dan Irawan, C. 2006. “Limfoma Non-Hodgkin”. Disunting

oleh Sudoyo, Setyohadi, Alwi, Simadibrata, dan Setiati. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

8