100
PENATALAKSANAAN GANGGUAN ZAT STIMULAN Pembimbing : dr. Imelda I, Sp.KJ dr. Carlamia H. Lusikooy, Sp.KJ dr. Adhi, Sp.KJ

refrat kelompok 3 (1).pptx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: refrat kelompok 3 (1).pptx

PENATALAKSANAAN GANGGUAN ZAT STIMULAN

Pembimbing :

dr. Imelda I, Sp.KJ

dr. Carlamia H. Lusikooy, Sp.KJ

dr. Adhi, Sp.KJ

Page 2: refrat kelompok 3 (1).pptx

KELOMPOK 3 Ivan Dwi Pramudita Sunardi

112012206 Jessica 112012103 Irene Kristi Taslim 112012150 Caroline Saputro

112012164 Alvina Mulya Nanta 112013117 Vicilia 112012028 Cheryl Suseno 112012159 Santi Lestari 112013312

Page 3: refrat kelompok 3 (1).pptx

EPIDEMIOLOGI Tahun 2008 prevalensi penggunaan

NAPZA sebesar 1,99% dari penduduk Indonesia pada kelompok berumur 10-59 tahun (sekitar 3,6 juta jiwa)

Tahun 2010 prevalensi tersebut naik menjadi 2,21% tahun 2015 naik menjadi 2,8% atau setara dengan 5,1-5,6 juta orang

(Badan Narkotika Nasional, 2008).

Page 4: refrat kelompok 3 (1).pptx

EPIDEMIOLOGIDi Indonesia, serangan ecstasy telah meningkatsecara kontinu dari 0,1 ton pada 2009 hingga1,3 ton pada 2012.

Hasil survey penggunaan zat di antara pekerjaIndonesia usia antara 15 - 60 tahun pada2012,ecstasy termasuk dalam urutan ketigasubstansi yang banyak digunakan denganpersentase 2,50% setelah cannabis (7,11%) dantranquilizers and sedatives (4,09%).

Page 5: refrat kelompok 3 (1).pptx

EPIDEMIOLOGI Survey sekolah Indonesia di antara

pelajar usia 15-19 tahun juga mengindikasikan peningkatan prevalensi ecstasy dengan urutan kedua terbanyak setelah benzodiazepine (0,34%) dan cannabis (1,3%).

Page 6: refrat kelompok 3 (1).pptx
Page 7: refrat kelompok 3 (1).pptx

Apa itu stimulan??

Page 8: refrat kelompok 3 (1).pptx

STIMULAN Zat yang merangsang sistim saraf pusat

sehingga mempercepat proses-proses dalam tubuh↑HR, RR, TDStimulan dapat membuat orang lebih siaga

dan menyembunyikan kelelahan.

Page 9: refrat kelompok 3 (1).pptx

Jenis Zat Stimulan

Page 10: refrat kelompok 3 (1).pptx

Amfetamin -

metamfetamin-MDMA

Kokain

Nikotin Khat

Kafein

Page 11: refrat kelompok 3 (1).pptx

Amfetamin

Page 12: refrat kelompok 3 (1).pptx

Dulu sebagai obat untuk obesitas, epilepsy, narkolepsi, dan depresi

Psikotropik illegal:

Amfetamin

ecstasy (MDMA, 3,4 methilenedioxy-

methamphetamine) pin, tablet atau kapsul

shabu (methamphetamine)

bentuk bubuk kristal putih

Page 13: refrat kelompok 3 (1).pptx

Cara penggunaan ATS tergantung pada jenis yang digunakan sebagai berikut:

Amfetamin

•tablet atau suntikan

Amfetamin

•digigit dengan gigi sedikit demi sedikit kemudian ditelan

Ecstasy

•Uap yang dipanaskan(bong)

Shabu

Page 14: refrat kelompok 3 (1).pptx

Akibat penyalahgunaan amfetamin (termasuk ecstasy dan shabu) adalah :

Amfetamin

Problem Psikiatri

Problem Fisik

Problem sosial

Sebab kematian

Page 15: refrat kelompok 3 (1).pptx

EFEK FISIK AKUT DAN PSIKOLOGIS PENGGUNAAN AMFETAMIN

Dosis rendah Dosis tinggi

Susunan Syaraf

Pusat,

neurologi,

perilaku

Peningkatan stimulasi,

insomnia, dizziness, tremor

ringan

Euphoria/disforia, bicara

berlebihan

Meningkatkan rasa percaya

diri dan kewaspadaan diri

Cemas, panik

Menekan nafsu makan

Dilatasi pupil

Peningkatan energi, stamina

dan penurunan rasa lelah

Stereotipik atau perilaku

yang sukar ditebak

Perilaku kasar atau

irasional, mood yang

berubah-ubah, termasuk

kejam dan agresif

Bicara tak jelas

Paranoid, kebingungan

dan gangguan persepsi

Sakit kepala, pandangan

kabur, dizziness

Psikosis (halusinsi, delsi,

paranoia)

Page 16: refrat kelompok 3 (1).pptx

EFEK FISIK AKUT DAN PSIKOLOGIS PENGGUNAAN AMFETAMIN

Dengan penambahan

dosis dapat

meningkatkan libido

Sakit kepal

Gemerutuk gigi

Gangguan

serebrovaskular

Kejang

Koma

Gemerutuk gigi

Distorsi bentuk tubuh

secara keseluruhan

Kardiovskular Takikardia (mungkin juga

bradikardia)

Hipertensi

Palpitasi, aritmia

Stimulasi krdiak

(takikardia, angina, MI)

Vasokonstriksi /

hipertensi

Kolaps kardiovaskuler

Pernapasan Peningkatan frekuensi napas

dan kedalaman pernapasan

Kesulitan bernapas /

gagal napas

Page 17: refrat kelompok 3 (1).pptx

Gastrointestin

al

Mual dan muntah

Konstipasi,diare atau

kramabdominal

Mulut kering

Mual dan muntah

Kram abdominal

Kulit Kulit berkeringat,

pucat

Hiperpireksia

Kemerahan atau

flushing

Hiperpireksia,

disforesis

Otot Peningkatan refleks

tendon

Efek Fisik Akut dan Psikologis Penggunaan Amfetamin

Page 18: refrat kelompok 3 (1).pptx

Amfetamin

Page 19: refrat kelompok 3 (1).pptx

EFEK FISIK DAN PSIKOLOGIS JANGKA PANJANG

Berat badan menurun, malnutrisi, penurunan kekebalan

Gangguan makan, anpreksia atau defisiensi gizi Kemungkinan atrofi otak dan cacat fungsi

neuropsikologis Daerah injeksi: bengkak, skar, abses Kerusakan pembuluh darah dan organ akibat

sumbatan partikel amfetamin padapembuluh darah yang kecll.

Disfungsi seksual

Amfetamin

Page 20: refrat kelompok 3 (1).pptx

EFEK FISIK DAN PSIKOLOGIS JANGKA PANJANG

Gejala kardiovaskuler Delirium, paranoia, ansietas akut, halusinasi,

amphetamines induced psychosisakan berkurang bila penggunaan napza dihentikan,bersamaan dengan diberikan medikasi jangka pendek.

Depresi, gangguan mood yang lain (misal distimia), atau adanya gangguan makan pada protracted withdrawal.

Penurunan fungsi kognitif, terutama daya ingat dan konsentrasi.

Amfetamin

Page 21: refrat kelompok 3 (1).pptx

Perilaku sehubungan dengan kondisi intoksikasi:Agresif / perkelahian Penggunaan alkohol Berani mengambil resikoKecelakaan Sex tidak aman Menghindar dari hubungan social dengan

sekitarnyaPenggunaan obat-obatan lainProblem hubungan dengan orang lain

Amfetamin

Page 22: refrat kelompok 3 (1).pptx

DSM-IV-TR KRITERIA DIAGNOSTIK INTOKSIKASI AMPHETAMINE

A. Baru-baru ini menggunakan amphetamine atau substansi terkait (misal: methylphenidate).

B. Secara klinis perubahan perilaku atau psikologis yang signifikan (misal: euphoria atau afektif tumpul; perubahan dalam kemampuan bersosialisasi; hypervigilance; sensitivitas interpersonal; kecemasan, ketegangan, atau marah; stereotip perilaku; gangguan fungsi sosial atau pekerjaan) yang berkembang selama atau beberapa saat setelah penggunaan amphetamin atau zat terkait.

Page 23: refrat kelompok 3 (1).pptx

DSM-IV-TR KRITERIA DIAGNOSTIK INTOKSIKASI AMPHETAMINE

Dua (atau lebih) dari tanda di bawah ini, berkembang selama atau beberapa saat setelah penggunaan: takikardia or bradikardia dilatasi pupil peningkatan atau penurunan tekanan darah perspirationatauchills nausea atau muntah bukti adanya penurunan berat badan agitasi psikomotor atau retardasi kelemahan muscular, depresi pernapasan, nyeri dada

atau aritmia jantung konfusi, kejang, diskinesis, dystonia, atau koma

C. Gejala-gejalatidak disebabkan olehkondisi medis umumdantidaklebih baikdijelaskan olehgangguan mentallain.

Page 24: refrat kelompok 3 (1).pptx

DSM-IV-TR KRITESIA DIAGNOSTIK WITHDRAWAL AMPHETAMIN

A. Penghentian (atau pengurangan) penggunaan amfetamin(atau zat terkait) yang sudah berat dan berkepanjangan.

B. Mood dysphoric dan dua (atau lebih) dari perubahan fisiologis berikut, berkembang dalam beberapa jam sampai beberapa hari setelah kriteria A: 1. Kelelahan2. Mimpi yang jelas, tidak menyenangkan3 Insomnia atau hipersomnia. 4. Nafsu makan meningkat5. Retardasi psikomotoratau agitasi

Page 25: refrat kelompok 3 (1).pptx

DSM-IV-TR KRITESIA DIAGNOSTIK WITHDRAWAL AMPHETAMIN

C. Gejala pada kriteria B menyebabkan The symptoms in Criterion B

D. menyebabkan distress yang bermakna secara klinisatau gangguandalam bidang sosial, pekerjaan, ataufungsi penting.

E. Gejalatidak disebabkan olehkondisi medis umum dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain.

Page 26: refrat kelompok 3 (1).pptx
Page 27: refrat kelompok 3 (1).pptx

Erythroxylon coca 3 cara penggunaan :

Bubuk kokain (dalam bentuk garam kokain hidrokhlorid) langsung diinhalasi memalui lubang hidung (sering disebut dengan istilah snorting) dan kemudian diabsorbsi ke dalam pembuluh darah melalui mukosa lubang hidung

Free-base cocain, adalah garam kokain yang dikonversikan dengan larutan yang mudah menguap. Setelah dipanaskan, uap diinhalasi melalui bibir (seperti merokok), dengan cepat diabsorbsi melalui membrane alveoli paru

Garam kokain yang disuntikkan melalui intravenous

Kokain

Page 28: refrat kelompok 3 (1).pptx

DSM-IV-TR KRITERIA DIAGNOSTI INTOKIKASIKOKAINA. Penggunaan kokain baru-baru iniB. Secara klinisperubahan perilakuatau

psikologisyangsignifikan (misal: euforia atau afektif tumpul; perubahan dalam sosialisasi; hypervigilance; sensitivitas interpersonal; ansietas; ketegangan, atau marah; stereotip perilaku; gangguan fungsi sosial atau pekerjaan) yang berkembang selama atau beberapa saat setelah penggunaan kokain.

Page 29: refrat kelompok 3 (1).pptx

DSM-IV-TR KRITERIA DIAGNOSTI INTOKIKASIKOKAINC. Dua (atau lebih) dari tanda di bawah ini, berkembang selama

atau beberapa saat setelah penggunaan kokain:C. takikardia or bradikardia D. dilatasipupilE. peningkatan atau penurunan tekanan darahF. perspirationatauchills G. nausea atau muntah

H. bukti adanya penurunan berat badanI. agitasi psikomotor atau retardasiJ. kelemahan muscular, depresi pernapasan, nyeri dada atau aritmia

jantungK. konfusi, kejang, diskinesis, dystonia, atau koma

D. Gejala-gejalatidak disebabkan olehkondisi medis umumdantidaklebih baikdijelaskan olehgangguan mentallain

E. Tentukan jika:   Disertai gangguan persepsi

Page 30: refrat kelompok 3 (1).pptx

AKIBAT PENYALAHGUNAAN KOKAIN ADALAH :

Problem Psikiatri

Problem Fisik

Problem sosial

Sebab kematian

Page 31: refrat kelompok 3 (1).pptx
Page 32: refrat kelompok 3 (1).pptx

Efek akut pada dosis rendah :Anastesi lokalDilatasi pupilVasokonstriksiPeningkatan pernapasanPeningkatan denyutjantungPeningkatan tekanan darahPeningkatan suhu tubuh

Kokain

Page 33: refrat kelompok 3 (1).pptx

EFEK AKUT PADA DOSIS TINGGI (REAKSI TOKSIK):

Stereotipik, perilaku repetitif

Ansietas/ agitasi berat/ panik

Agresif Kedutan

otot/tremor/hilang koordinasi

Peningkatan refleks Gagal napas

Peningkatan tekanan darah yang bermakna

Nyeri dada/angina Edema paru Gagal ginjal akut Konvulsi Penglihatan kabur Stroke akut

Kokain

Page 34: refrat kelompok 3 (1).pptx

EFEK AKUT PADA DOSIS TINGGI (REAKSI TOKSIK):

Kebingungan/delirium Halusinasi, lebih sering

halusinasi dengar Dizziness Kekakuan otot Lemah, nadi cepat Sakit kepala Nyeri

perut/mual/muntah

Aritmia jantung Iskemi miokardial dan

infark Berkeringat/suhu

tubuh sangat tinggi (suhu rektal bisa mencapai 41°C)

Kokain

Page 35: refrat kelompok 3 (1).pptx

EFEK PADA PENGGUNAAN KRONIS : Insomnia Depresi Agresif atau liar Kehilangan nafsu makan dan penurunan

berat badan Kedutan otot Ansietas Psikosis - waham curiga, halusinasi Hilang libido dan/atau impotensi Peningkatan refleks Peningkatan denyut nadi

Kokain

Page 36: refrat kelompok 3 (1).pptx

GEJALA PUTUS KOKAIN Mood disforia (anhedonia atau kesedihan

mirip depresi) dan Kelelahan Insomnia atau hipersomnia Agitasi psikomotor atau retardasi Craving Peningkatan nafsu makan Mimpi buruk

Gejala putus alkohol mencapai puncaknya dalam 2-4 hari

Gejala disforia bisa berlangsung sampai 10 minggu

Kokain

Page 37: refrat kelompok 3 (1).pptx

Nikotin

Page 38: refrat kelompok 3 (1).pptx

70% perokok ingin berhenti 3-4% yang berhasil berhenti

Nikotin meningkatkan pelepasan neurotransmiter, salah satunya adalah dopamine yang membuat seseorang merasakan kenyamanan atau kesenangan.

Gejala putus obat: kecemasan dan iritabilitas.

Nikotin

Page 39: refrat kelompok 3 (1).pptx

Nikotin

Page 40: refrat kelompok 3 (1).pptx

GEJALA- GEJALA KETERGANTUNGAN NIKOTIN : Tidak dapat berhenti merokok. Meskipun telah

serius berusaha untuk berhenti merokok, tetapi tetap tidak berhasil.

Mengalami gejala – gejala putus obat ketika mencoba untuk berhenti merokok, misalnya keinginan yang kuat untuk merokok, kecemasan, irritabilitas, gelisah, sulit brekonsentrasi, mood depresif, frustasi, marah, rasa lapar meningkat, sulit tidur, konstipasi atau diare.

Tetap merokok meskipun mengalami gangguan kesehatan, misalnya masalah pada paru-paru dan jantung.

Tidak mengikuti aktivitas sosial atau rekreasi karena ingin merokok.

Page 41: refrat kelompok 3 (1).pptx

Khat

Page 42: refrat kelompok 3 (1).pptx

Khat

Page 43: refrat kelompok 3 (1).pptx

Katinona, (bahasa Inggris: Cathinone) atau benzoyletanamina (dipasarkan dengan nama haggigat di Israel) atau bisa juga disebut Neropedron (bahasa Inggris: Nerophedrone)

Zat kationa adalah bentuk alami dari amfetamin.

Katinona menginduksi pelepasan dopamina dari preparasi striatal yang di pra-labelkan dengan dopamina atau prekursornya.

Khat

Page 44: refrat kelompok 3 (1).pptx

Efek katinona : berpengaruh terhadap psikomotorik, seperti euforia, hiperaktif, dan insomia.

Katinona yang berlebihan dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, gelisah, irritabel, insomnia, halusinasi dan serangan panik.

Pengguna kronis : gangguan kepribadian dan menderita infark miokard

Khat

Page 45: refrat kelompok 3 (1).pptx

EFEK KATINON PADA PEMAKAIAN JANGKA PANJANG: Meningkatkan tekanan darah sampai

stoke Depresi berat sampai bunuh diri Anoreksia (tidak nafsu makan) Kesulitan tidur Halusinasi – halusinasi yang mengerikan

esok paginya Gangguan irama jantung Gangguan jiwa berat (gangguan

psikotik)

Page 46: refrat kelompok 3 (1).pptx

Kafein

Page 47: refrat kelompok 3 (1).pptx

stimulan sistem saraf pusat, dan penggunaan rutin kafein tidak menyebabkan ketergantungan fisik ringan

160 mg di beberapa minuman energi, paling sedikit 4 mg dalam porsi 1 ons sirup rasa coklat

Dosis harian : 300 miligram (sekitar dua cangkir kopi)

Kafein

Page 48: refrat kelompok 3 (1).pptx

Kafein

Page 49: refrat kelompok 3 (1).pptx

GANGGUAN KESEHATAN MENTAL YANG PALING SERING

Jenis NAPZA Ggn.

Amnesi

s

Ggn.

Cemas

Delirium Ggn.

Mood

Ggn.

Psikotik

Ggn.

Fs.

Seksual

Ggn.

Tidur

CNS

Stimulant

Amfetamin X X X X X X

Kafein X X

Kokain X X X X X X

Nikotin X X

Page 50: refrat kelompok 3 (1).pptx

Penatalaksanaan

Page 51: refrat kelompok 3 (1).pptx
Page 52: refrat kelompok 3 (1).pptx

METODE NON FARMAKOLOGI PROGRAM

Program berhenti merokok Terapi alternatif dan komplementer

Self-help program Konseling individu Konseling kelompok Konseling Web-

based

Akupuntur Hipnoterapi

Page 53: refrat kelompok 3 (1).pptx

METODE FARMAKOLOGI

Terapi lini pertama: Nicotine replacement therapy (NRT)

Nikotin gum, patch, lozenge, nasal spray, inhaler Jenis obat psikotropik

Bupropion Agonis parsial nicotinic reseptor

Varenicline

Terapi lini kedua: Nortriptyline Clonidine

Di Indonesia, hanya varenicline yang tersedia untuk terapi lini pertama

Page 54: refrat kelompok 3 (1).pptx
Page 55: refrat kelompok 3 (1).pptx

NIKOTIN GUM: DOSIS Dosis didasarkan pada “pertama kali merokok di pagi hari” sebagai indikator ketergantungan nikotin

Untuk 2 mg gum: Jika pasien merokok pertama dalam waktu ≥ 30 menit setelah bangun tidur

Untuk 4 mg gum: Jika pasien merokok pertama dalam waktu < 30 menit setelah bangun tidur

Page 56: refrat kelompok 3 (1).pptx

Jadwal Penggunaan Nitotin Gum

Minggu 1-6 Minggu 7-9 Minggu 10-12

1 gum tiap 1-2 jam 1 gum tiap 2-4 jam 1 gum tiap 4-8 jam

Jangan lebih dari 24 gum per hari

Page 57: refrat kelompok 3 (1).pptx

NICOTINE LOZENGE

menghantarkan ~25% nikotin lebih banyak dibanding dengan bentuk gum

sugar-free mint, cherry flavors Berisi agen buffer untuk meningkatkan

absorpsi nikotin Tersedia : 2 mg, 4 mg

Page 58: refrat kelompok 3 (1).pptx

TRANSDERMAL NICOTINE PATCH Nikotin diabsorpsi baik melalui kulit,

untuk menghindari first pass metabolism

Kadar nikotin plasma lebih rendah dan berfluktuasi, dibandingkan dengan merokok

Page 59: refrat kelompok 3 (1).pptx

VARENICLINE

terikat dengan afinitas tinggi dan selektif di reseptor a4b2 neuronal nicotinic acetylcholine Menstimulasi aktivitas sebagai agonis level rendah Secara kompetitif menghambat ikatan nikotin

Efek klinik < gejala withdrawal Mem-blok stimulasi dopaminergik yang

berperan dalam dorongan dan keinginan merokok

Page 60: refrat kelompok 3 (1).pptx

Pasien harus memulai terapi 1 minggu sebelum jadwal berhenti merokok (quit date). Dosis dinaikkan bertahap untuk mengurangi mual dan insomnia

Page 61: refrat kelompok 3 (1).pptx

NORTRYPTILINE Secara umum diresepkan untuk

pengobatan depresi; nortriptyline banyak digunakan untuk

terapi berhenti merokok jika terapi lini pertama gagal

Dikategorikan sebagai norepineprine re-uptake blocker

Menstimulasi efek neurotransmitter noradrenergic dari nikotin di otak

Page 62: refrat kelompok 3 (1).pptx
Page 63: refrat kelompok 3 (1).pptx

CLONIDINE Secara luas digunakan untuk terapi

antihipertensi Clonidine bekerja dengan mengurangi gejala

withdrawal, dan digunakan jika terapi lini pertama tidak berhasil.

kategori agonis α2-adrenergic receptor Berperan di otak utamanya mengurangi

sympathetic neural outflow Keuntungan Clonidine sebgai terapi berhenti

merokok berkaitan dengan efeknya yang menenangkan dan efek anxiolytic nya

Berguna untuk pasien yang mengalami pengalaman kecemasan yang tinggi dalam usahanya berhenti merokok.

Page 64: refrat kelompok 3 (1).pptx
Page 65: refrat kelompok 3 (1).pptx

KETERGANTUNGAN KOKAIN Tujuan pengobatan membantu pasien

menjauhkan diri dari penggunaan kokain dan pasien dapat kembali mengendalikan kehidupan mereka.

Beberapa mekanisme pendekatan prilaku untuk ketergantungan kokain :

1.Dengan mengurangi atau menghilangkan efek kesenangan dari pemakaian dosis kokain (misalnya, dengan mengurangi euforia atau tinggi),

Page 66: refrat kelompok 3 (1).pptx

KETERGANTUNGAN KOKAIN

2. Dengan mengurangi atau menghilangkan keadaan subyektif (seperti keinginan) yang mempengaruhi untuk menggunakan kokain,

3. Dengan mengurangi atau menghilangkan efek buruk dari pemakaian kokain (seperti dengan mengurangi efek gejala putus obat),

4. Menganggap kokain sebagai musuh, atau

5. Dengan meningkatkan efek positif yang diperoleh dari perilaku tidak menggunakan kokain.

Page 67: refrat kelompok 3 (1).pptx

KETERGANTUNGAN KOKAIN Pendekatan farmakologis yang berperan dalam

pengobatan ketergantungan kokain :

1. Terapi substitusi dengan stimulan cross-toleran

2. Pengobatan dengan obat antagonis yang menghambat pengikatan kokain di jalan

3. Pengobatan dengan obat yang fungsinya sebagai antagonis dari efek kokain

4. Perubahan farmakokinetik kokain sehingga pada pemakaian obat yang sedikit sudah bisa mencapai jalan kerjanya di otak.

Page 68: refrat kelompok 3 (1).pptx

KETERGANTUNGAN KOKAIN Saat ini tidak ada obat yang disetujui oleh

Badan Makanan dan Obat pemerintah Amerika Serikat (FDA) untuk pengobatan ketergantungan kokain, terutama karena tidak ada obat-obatan yang telah memenuhi standar ilmiah ketat.

Jadi, perhatian klinis dan penelitian terfokus pada pendekatan ke dua dan ke tiga yang disebutkan diatas

Page 69: refrat kelompok 3 (1).pptx

KETERGANTUNGAN KOKAIN Mengurangi atau menghambat cara kerja

dari kokain, baik secara langsung di jalan ikatan saraf atau tidak langsung.

Jadi, pengobatan psikososial sebaiknya harus menyertai pengobatan farmakologis dalam penanganan ketergantungan kokain.

Page 70: refrat kelompok 3 (1).pptx

PILIHAN MEDIKASI KOKAIN Antidepresan Agonis Dopamin Produk herbal dan Suplemen

Page 71: refrat kelompok 3 (1).pptx

ANTIDEPRESAN Antidepresan Heterosiklik

Merupakan medikasi yang paling sering digunakan

Digunakan pada atas dasar pengguna kokain dengan gejala depresi dan mekanisme farmokokinetiknya yang menghambat reuptake Serotonin dan norepinefrin secara tidak selektif

Despiramine (Serotonin) 150-300 mg/hari

Reboxetine (Noreepinefrin), Imipramine (prekusor despiramine), Nefazodone & Venlafaxine (Serotonin dan noreepinefrin)

PILIHAN MEDIKASI KOKAIN

Page 72: refrat kelompok 3 (1).pptx

Selective Serotonine Reuptake Inhibitors (SSRI)Menghambat secara selektif reuptake

serotoninCitalopram digunakan sebagai

tambahan dalam Cognition Behavioral therapy (CBT)

PILIHAN MEDIKASI KOKAIN

Page 73: refrat kelompok 3 (1).pptx

Antidepresan lainBupoprion & Ritanserin tidak memiliki

efek yang lebih daipada plasebo pada penelitian

PILIHAN MEDIKASI KOKAIN

Page 74: refrat kelompok 3 (1).pptx

AGONIS DOPAMIN (ANTI PARKISON) Stimulasi aktivitas sinaps dopamine,

akan memperbaiki efek penurunan aktivitas dopamine yang diakibatkan dari peningkatan penggunaan kokainBromocriptine, Pergolide, Amantadine,

Levadopa, L-tyrosine tidak memiliki efek yang lebih baik dari plasebo pada penelitian

PILIHAN MEDIKASI KOKAIN

Page 75: refrat kelompok 3 (1).pptx

Disulfiram (250 mg/hari) memblok konversi dopamin menjadi norepinefrin melalui enzim dopamine-B-hidoksilase

Menjadi terapi pilihan bagi penyalahguna kokain sekaligus penyalahguna alkohol

ES : mempotensiasi aritmia, hipertensi, dan meningkatkan waktu paruh konsentrasi kokain dalam plasma

PILIHAN MEDIKASI KOKAIN

Page 76: refrat kelompok 3 (1).pptx

STIMULAN Penggunaan zat stimulant sebagai

terapi maintenance pada ketergantungan kokain untuk mengatasi penggunaan kokain dan cocaine craving.

≠ efek samping yang berarti tingkat keamanan baik

Kapsul garam kokain oral (100 mg, 4 kali sehari) dapat menjadi terapi pengganti pada penggunaan kokain intravena (25 mg)

Page 77: refrat kelompok 3 (1).pptx

Modafinil (stimulant lemah)Mekanisme kerjanya belum jelas, tetapi

termasuk dalam blok transporter dopamine presinaps meningkatkan pelepasan glutamate pada otak dan menurunkan kadar pelepasan GABA.

Penelitian : penggunaan 200 - 400 mg/hari secara teratur dapat meningkatkan abstinensi pada penggunaan kokain. Modafinil adalah agen stimulant yang sangat aman dan dapat ditoleransi dengan baik, tidak pernah dilaporkan penggunaan agen ini dapat mengakibatkan cocaine craving maupun menyebabkan euphoria.

STIMULAN

Page 78: refrat kelompok 3 (1).pptx

ANTIPSIKOTIK

APG I (reseptor antagonis dopamine poten), tidak secara signifikan merubah penggunaan ataupun cocaine craving

Kegunaan yang lebih besar diharapkan pada APG II karena spectrum mekanisme kerja yang lebih luas pada pengikatan reseptor ( pada dopamine dan serotonin ).

Pada penelitian, olanzapine digunakan pada 18 pasien ketergantungan opiate dan kokain mengalami penurunan pemakaian kokain sebanyak 53.2%.

Page 79: refrat kelompok 3 (1).pptx

ANTIPSIKOTIK

Waspada dalam penggunaan antipsikotik pada pengguna kokain potensinya dapat mengakibatkan terjadinya neuroleptic malignant syndrome penurunan level dopamine pada pengguna kokain.

Pengguna kokain dan amphetamine juga dapat berada di risiko yang meningkat dalam terjadinya dyskinesia yang disebabkan oleh antipsikotik.

Page 80: refrat kelompok 3 (1).pptx

ANTIKONVULSAN Antikonvulsan memblokir perkembangan

kokain. Antikonvulsan mampu meningkatkan sensitivitas saraf untuk obat karena paparan intermiten sebelumnya.

Di tingkat neurotransmitter, antikonvulsan mungkin efektif karena mampu meningkatkan penghambatan aktivitas GABA dan / atau menurunkan rangsang aktivitas glutamat di otak, baik yang akan mengurangi respon terhadap kokain dalam dopaminergik, cortico mesolimbic otak.

Gabapentin ≠ efektif

Page 81: refrat kelompok 3 (1).pptx

ANTIKONVULSAN

Tiagabine meningkatkan aktivitas GABA dengan menghambat reuptake presynapticnya mengurangi penggunaan kokain dalam dua uji klinis terkontrol pada dosis 12 atau 24 mg setiap hari, tetapi tidak memiliki efek dalam uji klinis ketiga pada 20 mg per hari.

Topiramate menurunkan aktivitas glutamat dengan memblokir AMPA-jenis reseptor glutamat dan meningkatkan aktivitas GABA mengurangi penggunaan kokain dalam percobaan klinis terkontrol sampai dengan 200 mg sehari

Page 82: refrat kelompok 3 (1).pptx

Vigabatrin (ɤ-vinyl-GABA) meningkatkan aktivitas GABA dengan menghambat pemecahan GABA oleh GABA-transaminase, mengurangi penggunaan kokain. E.S : penglihatan

Fenitoin (300 mg sehari) pada konsentrasi serum di atas 60 µg / ml.

Baclofen (antispasmotic) meningkatkan aktivitas GABA dengan berperan sebagai agonis pada reseptor GABAβ.

Baclofen (60 mg sehari) tidak secara signifikan mengurangi penggunaan kokain, kecuali pada kelompok pengguna kokain berat.

ANTIKONVULSAN

Page 83: refrat kelompok 3 (1).pptx

• Tirosin (asam amino prekursor L-DOPA) dan L-triptofan (asam amino prekursor serotonin

• campuran tirosin dan triptofan tidak berpengaruh signifikan (1 gram setiap hari) pada ketergantungan kokain atau gejala withdrawal.

Suplemen gizi

• Ibogaine, alkaloid indol yang ditemukan di kulit akar semak Tabernanthe iboga di Afrika Barat menekan penggunaan terhadap kokain (dan opioid dan alkohol) untuk beberapa bulan setelah dosis oral tunggal

• Ginkgo Biloba (120 mg / hari selama 8 minggu) tidak lebih baik dibandingkan plasebo dalam uji klinis terkontrol.

Produk herbal

• Pengaruh terhadap pelepasan neurotransmiter dan penghambatan efek psikologis kokain di beberapa orang, tapi tidak semua

Calsium Channel Blocker

• Ondansentron• Naltrexone

Obat lainnya

Page 84: refrat kelompok 3 (1).pptx

KOMBINASI PENGOBATAN Penggunaan gabungan phentermine , dopamin release

dan serotonin release, fenfluramine (“phen-fen”) Kombinasi ini tidak lagi tersedia dikarenakan adanya

hubungan antara hipertensi pulmonal dan penyakit katup jantung

Kombinasi lain : fenfluramine dengan inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) seperti fluoxetine (belum dievaluasi)

Kombinasi yang tepat dari flumazenil intravena ( reseptor benzodiazepine antagonis ) dan gabapentin oral dan hydroxyzine ( histamin antagonis ) secara substansial mengurangi metamfetamin yang digunakan.

Page 85: refrat kelompok 3 (1).pptx

KETERGANTUNGAN COCAIN Terapi kombinasi

Penggunaan bersamaan agen dopaminergik, bupropion & bromocriptine menunjukkan sedikit kemanjuran.

Penggunaan bersamaan pergolide (antagonis reseptor D1/D2 dopamin) dirancang untuk menghasilkan aksi agonis D1 relatif murni, juga menemukan sedikit bukti kemanjuran.

Begitu juga pada kombinasi amantadine dan propranolol.

Page 86: refrat kelompok 3 (1).pptx

KETERGANTUNGAN AMFETAMIN

Banyak dari obat-obatan yang dievaluasi untuk pengobatan

ketergantungan kokain juga telah diteliti untuk pengobatan ketergantungan

amfetamin, sering untuk alasan farmakologis sama. Seperti dengan ketergantungan kokain, kebanyakan

hasil uji klinis tidak menunjukkan kemanjuran.

Page 87: refrat kelompok 3 (1).pptx

Pelepasan lambat methylphenidate (54 mg sehari) mengurangi penggunaan amfetamin secara signifikan lebih daripada plasebo dalam satu uji klinis terkontrol.

KETERGANTUNGAN AMFETAMIN

Page 88: refrat kelompok 3 (1).pptx

KETERGANTUNGAN AMFETAMIN Vigabatrin, antikonvulsan yang

meningkatkan aktivitas GABA dengan menghambat pemecahan GABA oleh GABA-transaminase, secara substansial mengurangi pemakaian methamphetamine dalam dua uji label terbuka.

Vigabatrin tidak dipasarkan lagi di amerika serikat dikarenakan adanya efek samping ophthalmologik

Page 89: refrat kelompok 3 (1).pptx

Baclofen, antispasmotic yang meningkatkan aktivitas GABA dengan bertindak sebagai agonis di GABAB reseptor, sama sekali tidak memiliki efek pada pengguna metamfetamin

KETERGANTUNGAN AMFETAMIN

Page 90: refrat kelompok 3 (1).pptx

Bupropion sebagai antidepresan sama sekali tidak menunjukkan kemanjuran dalam dua uji klinis tetapi secara signifikan menunjukkan pengurangan pada subgrup pengguna methamphetamin dengan tingkat penggunaan dosis rendah.

KETERGANTUNGAN AMFETAMIN

Page 91: refrat kelompok 3 (1).pptx

Antipsikotik risperidone, baik pemakaian secara oral atau disuntikkan, menunjukkan pengurangan pada pengguna methamphetamin dalam dua uji label terbuka.

Generasi kedua antipsikotik yang lain, aripiprazole (15 mg sehari) menunjukkan tidak berkhasiat pada sebuah uji klinis yang kecil.

KETERGANTUNGAN AMFETAMIN

Page 92: refrat kelompok 3 (1).pptx

Obat-obatan yang tidak menunjukkan efektivitas dalam pengobatan ketergantungan amfetamin : antidepresan trisiklik (misalnya, imipramine, despiramine), inhibitor reuptake serotonin selektif (e.g.,fluoxetine, sertraline, paroxetine), ondansetron (antagonis reseptor 5-HT3), dan calcium shannel blocker seperti amlodipine.

KETERGANTUNGAN AMFETAMIN

Page 93: refrat kelompok 3 (1).pptx

COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY

Page 94: refrat kelompok 3 (1).pptx

COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY

= sebuah bentuk psikoterapi yang menekankan pada apa yang pasien pikirkan dan apa yang pasien lakukan

- Terapi ini menganggap kesulitan-kesulitan emosional berasal dari pikiran atau keyakinan yang salah (kognisi) yang menyebabkan perilaku yang tidak produktif.

Page 95: refrat kelompok 3 (1).pptx

Prinsip-prinsip terapi :

Terapis perlu memahami bahwa perilaku klien ditentukan oleh pikiran, perasaan, proses fisiologis, dan akibat yang dialaminya

Penyebab kesulitan emosional yang dialami pasien adalah proses kognitif merupakan proses interaksi yang kompleks

Tugas penting dari seorang terapis adalah menolong klien untuk memahami cara klien membentuk dan menafsirkan realitas.

CBT

Page 96: refrat kelompok 3 (1).pptx

- Modifikasi perilaku-kognitif memahami persoalan dengan pendekatan psikoterapi yang diambil dari sisi rasional atau objektif.

- Modifikasi perilaku-kognitif ditekankan pada penjabaran serta penemuan proses pemahaman pengalaman klien

- Dimensi yang cukup penting adalah untuk mencegah kekambuhan kembali.

- Modifikasi perilaku-kognitif melihat bahwa hubungan baik yang dibangun antara klien dan terapis merupakan sesuatu yang penting dalam proses perubahan klien. CBT

Page 97: refrat kelompok 3 (1).pptx

- Emosi memainkan peran yang penting dalam terapi, untuk itu klien perlu dibawa ke dalam suasana terapi yang mengungkap pengalaman emosi.

- Terapis perlu menjalin kerjasama dengan pihak keluarga ataupun pasangan klien.

- Modifikasi perilaku-kognitif dapat diperluas sebagai proses pencegahan timbulnya perilaku maladaptif.

CBT

Page 98: refrat kelompok 3 (1).pptx

TUJUAN

= pendekatan pemberian bantuan yang bertujuan mengubah suasana hati dan perilaku individu dengan mempengaruhi pola berfikirnya

= mengenali kejadian yang memberi tekanan

= mengenali dan memantau gangguan-gangguan kognitif yang muncul dalam menanggapi kejadian atau peristiwa

= mengubah cara berfikir dalam menginterpretasikan dan menilai kejadian dengan cara-cara yang lebih sehat.

CBT

Page 99: refrat kelompok 3 (1).pptx

KESIMPULAN

Disulfiram dapat digunakan untuk pasien yang mengalami kecanduan alkohol

Anti depresan trisiklik dapat digunakan pada pasien yang mengalami depresi

Selain dengan terapi farmakologis, dapat digunakan juga psikoterapi

Manipulasi glutamat dapat menjadi pengobatan yang menjanjikan di masa depan, namun masih membutuhkan penelitian lebih lanjut

Page 100: refrat kelompok 3 (1).pptx