2
SENDY ODHISTA 20100310223 KOASS 49 085643975975 Refleksi Rotasi IKK Puskesmas Kotagede II P eriode 14 – 26 September 2015 Dengan munculnya BPJS, membuat masyarakat lebih mudah dalam memperoleh pelayanan kesehatan sehingga kesadaran akan kesehatan semakin meningkat dan memeriksakan kesehatan di pelayanan kesehatan yang salah satunya adalah puskesmas. Puskesmas berperan sebagai gate keeper masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Hal ini menjadi tantangan untuk dokter maupun tenaga kesehatan yang ada di puskesmas berkaitan dengan pendekatan kedokteran keluarga sehingga lebih berperan dalam usaha promosi kesehatan dan preventif padahal perbandingan jumlah tenaga medis dan tenaga kesehatan masih belum ideal dengan jumlah pasien. Prinsip kedokteran keluarga seperti holistik, komprehensif, kontinyu, preventif, dan melibatkan keluarga serta kolaborasi idealnya dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas. Berdasar pengalaman yang saya dapat ketika stase di puskesmas, kebanyakan pasien hanya dilihat dari aspek biologis saja, memeriksa dan memberi terapi tanpa melihat aspek lain dari pasien. Hal ini berbeda dengan prinsip kedokteran keluarga yang memberi terapi secara komprehensif.

Refleksi Ikk - Sendy-1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SSTR

Citation preview

Page 1: Refleksi Ikk - Sendy-1

SENDY ODHISTA20100310223

KOASS 49085643975975

Refleksi Rotasi IKK

Puskesmas Kotagede II ◦ Periode 14 – 26 September 2015

Dengan munculnya BPJS, membuat masyarakat lebih mudah dalam

memperoleh pelayanan kesehatan sehingga kesadaran akan kesehatan semakin

meningkat dan memeriksakan kesehatan di pelayanan kesehatan yang salah

satunya adalah puskesmas. Puskesmas berperan sebagai gate keeper masalah

kesehatan yang ada di masyarakat. Hal ini menjadi tantangan untuk dokter

maupun tenaga kesehatan yang ada di puskesmas berkaitan dengan pendekatan

kedokteran keluarga sehingga lebih berperan dalam usaha promosi kesehatan dan

preventif padahal perbandingan jumlah tenaga medis dan tenaga kesehatan masih

belum ideal dengan jumlah pasien. Prinsip kedokteran keluarga seperti holistik,

komprehensif, kontinyu, preventif, dan melibatkan keluarga serta kolaborasi

idealnya dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas.

Berdasar pengalaman yang saya dapat ketika stase di puskesmas,

kebanyakan pasien hanya dilihat dari aspek biologis saja, memeriksa dan memberi

terapi tanpa melihat aspek lain dari pasien. Hal ini berbeda dengan prinsip

kedokteran keluarga yang memberi terapi secara komprehensif.

Saya melihat pendekatan kedokteran keluarga sangat diperlukan untuk

diterapkan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pasien sebagai makhluk sosial harus

dipandang menyeluruh secara bio-psiko-sosial tidak melulu hanya biologis saja.

Banyak manfaat ketika mengelola pasien secara komprehensif dan holistik karena

kita tahu bahwa psikologis sangat mempengaruhi keadaan fisik pasien. Ketika

prinsip kedokteran keluarga telah diterapkan maka diharapkan kesehatan

masyarakat meningkat sehingga angka kesakitan di masyarakat menurun,

kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan juga meningkat, dan

pelayanan kesehatan untuk masyarakat dapat tepat sasaran untuk ditujukan siapa,

tepat ahli yang merawat, tepat waktu penanganan, tepat diagnosis, tepat obat yang

diberikan, tepat biaya pengobatan.