4
Refleks Refleks Primitif 1. Refleks crossed ekstensor. Pada posisi bayi terlentang, tungkai di ekstensikan kemudian telapak satu kaki digores. Akan terlihat respon berupa fleksi kemudian ekstensi dan aduksi tungkai kontralateral. Refleks menhilang sesudah umur 1-2 bulan. Refleks negatif pada lesi medula spinalis dan menetap pada lesi traktus piramidalis 2.Refleks withdrawal. Rangsangan pada telapak kaki sewaktu telentang dengan tungkai ekstensi akan menyebabkan fleksi lutut, panggul dan kaki serta ekstensi jari jari kaki. Refleks ini harus menhilang pada akhir bulan ke-2. Refleks negatif pada kerusakan n.ischiadicus. 3. Refleks galant. Goresan pada kulit sejajar vertebra pada posisi tengkurap akan menyebabkan panggul fleksi (meliuk) ke sisi yang digores. Refleks ini menetap 2-3 bulan dan negatif pada lesi medulla spinalis dan depresi SSP 4. Refleks leher tonik asimetrik. Jika dalam posisi telentang kepala bayi menoleh ke satu sisi baik secara pasif maupun aktif, akan terjadi ekstensi eksterimitas sisi ipsilateral dan fleksi eksterekitas sisi kontralateral. Refleks menetap sampai usia 2 bulan dan berangsur menghilang pada usia 3 bulan. Bila menetap maka curiga palsi cerebral. 5.Refleks tonik simetrik. Ekstensi kepala akan menyebabkan gerakan lengan dan fleksi tungkai. Sebaiknya fleksi kepala akan menimbulkan fleksi lengan serta ekstrensi tungkai. Pada usia 6-8 bulan gerakan ini muncul dalam bentuk terintegrasi dan menjadi dasar untuk gerakan merangkak. Menetap refleks menunjukkan gangguan susunan saraf pusat serta menghalangi gerakan mengangkat kepala pada posisi telentang dan telungkup, duduk, keseimbangan pada saat berjalan dan tahap perkembangan lain. 6. Refleks penopang positif dan negatif. Jika bayi ditopang pada ketiak dan tapak kaki disentuhkan di alas, akan terjadi rangsangan eksteroseptif dan propioseptif yang menyebabkan ekstensi tungkai bawah. Muncul pada usia 3-8 bulan ketika anak

Refleks Refleks Primitif 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

refleks refleks primitif

Citation preview

Page 1: Refleks Refleks Primitif 3

Refleks Refleks Primitif1. Refleks crossed ekstensor. Pada posisi bayi terlentang, tungkai di ekstensikan kemudian telapak satu kaki digores. Akan terlihat respon berupa fleksi kemudian ekstensi dan aduksi tungkai kontralateral. Refleks menhilang sesudah umur 1-2 bulan. Refleks negatif pada lesi medula spinalis dan menetap pada lesi traktus piramidalis2.Refleks withdrawal. Rangsangan pada telapak kaki sewaktu telentang dengan tungkai ekstensi akan menyebabkan fleksi lutut, panggul dan kaki serta ekstensi jari jari kaki. Refleks ini harus menhilang pada akhir bulan ke-2. Refleks negatif pada kerusakan n.ischiadicus.3. Refleks galant. Goresan pada kulit sejajar vertebra pada posisi tengkurap akan menyebabkan panggul fleksi (meliuk) ke sisi yang digores. Refleks ini menetap 2-3 bulan dan negatif pada lesi medulla spinalis dan depresi SSP4. Refleks leher tonik asimetrik. Jika dalam posisi telentang kepala bayi menoleh ke satu sisi baik secara pasif maupun aktif, akan terjadi ekstensi eksterimitas sisi ipsilateral dan fleksi eksterekitas sisi kontralateral. Refleks menetap sampai usia 2 bulan dan berangsur menghilang pada usia 3 bulan. Bila menetap maka curiga palsi cerebral.5.Refleks tonik simetrik. Ekstensi kepala akan menyebabkan gerakan lengan dan fleksi tungkai. Sebaiknya fleksi kepala akan menimbulkan fleksi lengan serta ekstrensi tungkai. Pada usia 6-8 bulan gerakan ini muncul dalam bentuk terintegrasi dan menjadi dasar untuk gerakan merangkak. Menetap refleks menunjukkan gangguan susunan saraf pusat serta menghalangi gerakan mengangkat kepala pada posisi telentang dan telungkup, duduk, keseimbangan pada saat berjalan dan tahap perkembangan lain.6. Refleks penopang positif dan negatif. Jika bayi ditopang pada ketiak dan tapak kaki disentuhkan di alas, akan terjadi rangsangan eksteroseptif dan propioseptif yang menyebabkan ekstensi tungkai bawah. Muncul pada usia 3-8 bulan ketika anak sudah dapat mengembangkan keseimbangan. Refleks penopang negatif memungkinkan bayi merelaksasi tungkainya ketika telapak kaki tak lagi bersentuhan dengan alas. Saat usia 8-9 bulan reaksi ini memungkinkan bayi mengangkat kaki dan membuat gerakan melangkah. Bayi dengan gangguan SSP hanya memperlihatkan reaksi penopang positif tanpa timbulnya reaksi penopang negatif.7. Refleks melangkah. Pada suspensi vertikal, jika satu telapak kaki menekan alas, akan terlihat gerakan melangkah dan dengan mengerakkan bayi ke depan terlihat seolah-olah ia dapat berjalan. Refleks melangkah ini tanpa disertai stabilitas panggul dan ayunan tangan. Refleks ini menhilang pada usia 3-4 bulan. Terdapatnya fleksi plantar, asimetri dan refleks yang menetap sesudah 4 buan menunjukkan gangguan SSP.8.Refleks genggam palmar. Timbul jika diberikan rangsang taktil di daerah palmar, respon berupa fleksi ke-4 jari tangan. Menghilang pada usia 4 bulan, Gerakan menggenggam yang timbul setelah usia ini bukan refleks tapi gerakan volunter. Refleks ini dasar dari gerakan volunter meraih dan menggenggam.9. Respon tarikan. Bayi dalam posisi telentang ditarik pada ke-2 tangannya ke posisi duduk. Akan terjadi fleksi lengan dan ia berusaha menarik tubuh ke posisi duduk. Head lag yaitu tertinggalnya kepala karena leher belum kuat harus sudah tak terlihat pada usia 4 bulan atau terlihat hiperekstensi pada tungkai menunjukkan kerusakan SSP.

Page 2: Refleks Refleks Primitif 3

10. Refleks labirin tonik. Refleks ini menyebabkan dominasi tonus fleksor pada posisi tengkurap dan dominasi tonus ekstensor pada posisi terlentang. Refleks ini makin berkurang dan menghilang pada usia 4 bulan. Refleks menetap sesudah 6 bulan pada palsi serebral11. Refleks Moro. Bila bayi diangkat dalam posisi telentang, kemudian kepala dijatuhkan tiba-tiba, ia akan menggenggam lengan, jari dan tungkai, kemudian terjadi gerakan seperi memeluk. Menetap sampai usia 4 bulan serta berangsur-angsur menghilang saat usia 6 bulan. Refleks ini tidak ditemukan pada retardasi mental dan kerusakan otak, terlihat asimetri pada kelumpuhan pleksus brakialis atau fraktur klavikula dan humerus.12. Refleks neck righting. Jika bayi dalam keadaan posisi telentang diputar kepalanya ke satu sisi, ia akan memutar bahu, tubuh dan bokongnya ke arah yang sama. Refleks menetap sampai usia 9-10 bulan13. Refleks penempatan. Sentuhan dorsum pedis pada tepi meja menyebabkan fleksi pada panggul dan lutut, serta gerakan meletakkan kaki pada meja. Refleks menetap sampai umur 10-12 bulan. Refleks ini tidak muncul pada lesi medulla spinalis.14. Refleks genggam plantar.Tekanan pada bagian depan plantar pedis menyebabkan fleksi jari jari kaki seolah-olah menggenggam. Refleks menetap sampai usia 12 bulan. Refleks ini tidak ada pada lesi saraf medulla spinalis.15. Refleks Babinsky. Timbul jika dilakukan penekanan ringan mulai dari sisi lateral plantar pedis sampai ke bagian depan. Reaksi berupa ekstensi ibu jari kaki dan fleksi jari lainnya. Refleks ini menghilang pada umur 12-18 bulan. Reaksi yang berlebihan menunjukkan lesi traktus piramidalis dan refleks yang negatif terdapat pada lesi medulla spinalis bagian bawah. Refleks menetap pada spasitisitas dan asimetris hemiplegia.16.Refleks Landau, muncul antara bulan ke-3 s/d 6 dan menetap sampai berusia 12-24 bulan. Refleks ini memungkinkan bayi mengekstensikan tungkai dan punggung nya bila kepala terekstensi secara pasif maupun aktif dalam posisi suspensi horizontal, sebaliknya jika keppala fleksi maka tungkai dan punggung nya akan fleksi pula. Refleks ini di duga sebagai persiapan berdiri. Tidak timbulnya refleks ini mungkin menunjukkan kelainan medulla spinalis dan gangguan labirin seperti pada palsi serebral

Komplikasi Bayi Preaterm1. Gangguan Pernapasan , kekurangan surfaktan. HMD (Hyalin Membbran Disease)2. Hipoglikemi3. Hipotermi4. Neonatal Infeksi5. PDA (Persistent Ductus Arteriosus)6. RDP (Retinopati of Prematurity)7. Gangguan Pendengaran8. Ikterik9. Perdarahan Intracranial10. Apneu of Prematurity11. Apneu of Prematurity

Page 3: Refleks Refleks Primitif 3

12. HIE (Hipoksik Iskemik Enchepalopaty)

PMCTC (Preventation Mother to Child Transmision)Risiko penularan dari ibu ke bayi adalah lebi tinggi bila :1. Viral load perempuan di atas 10002. Ada infeksi plasenta, tampaknya malaria dapat mempengaruhi ini3. Perempuan terinfeksi suati IMS4. bila gizi perempuan kurangRisiko juga ditingkatkan oleh intervensi yang keras waktu lahir (seperti membantu persalinan dengan cara menyedot kepala bayi), dan bila si ibu menyusui bayi sekaligus memberi pengganti ASI.

Pengobatan pada ibu Azitomicin 2x300 mg mulai 36 minggu dan 300 mg/3jam saat persalinan+Nevirapin dosis tunggal 200 mg saat persalinanPengobatan pada bayi: nevirapin 2mg/kg dosis tunggal (segera)+Azitomicin 4x2 mg/kg sampai dengan 6 minggu .Lalu lanjut kotrimoksazol