23
1. Perkenalan 2. Sosial budaya Indonesia 3. Menjelaskan indonesia secara umum: banyak nya pulau, dan provinsi- provinsi yang ada 4. Walaupun... Indonesia memiliki semboyan bheinika tunggal ika 5. Jelaskan banyak nya Suku-suku di Indonesia: sebutkan suku jelaskan 6. Beberapa daerah memiliki upacara/ perayaan adat masing-masing: contoh lompat batu jelaskan 7. Sikap kebiasaan baik orang indonesia dalam bersosialisasi: keramahan, berbagi untuk yang kurang mampu 8. Mengenai kesenian budaya, Tari-tari di indonesia sangat bervariasi: contoh didaerah saya tari, dengan iringan lagu gending sriwijaya 9. Menyanyikan lagu gending sriwijaya 10. Indonesia, inilah negeri yang menakjubkan. Tempat dimana ada banyak hal akan Anda temukan di kepulauan hijau nan indah yang disebut sebagai zambrud khatulistiwa ini. Sebuah negeri yang menawan dengan pesona keanekaragaman alam dan budaya, berpadu bersama masyarakatnya yang ramah dan mampu memberi kesan mendalam. Indonesia merupakan tempat berkumpul nya berbagai macam budaya sosial masyarakat yang unik dan indah serta sangat cocok bagi para pelancong yang ingin melihat pesona sosial budaya untuk memenuhi kerinduannya menyaksikan langsung akan Natural Wonderful culture sulit ditemui pada bagian bumi yang lain sekarang. 11. So.. Indonesia, this is an amazing country. A place where there are lots of things you will find in the beautiful green islands known as the equatorial zambrud. A charming country with natural charm and cultural diversity, combined with its people friendly and able to give the impression of depth. Indonesia is a gathering place for its wide range of unique social culture and beautiful as well is perfect for travelers who want to see the socio-cultural charm to satisfy his longing to witness the Natural Wonderful culture is difficult to find in other parts of the world now. Definisi Sosiologi Sosiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata socius dan logos, di mana socius memiliki arti kawan / teman dan logos berarti kata atau

Referensi Ppt Sosial Budaya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mkmk

Citation preview

1. Perkenalan2. Sosial budaya Indonesia3. Menjelaskan indonesia secara umum: banyak nya pulau, dan provinsi-provinsi yang ada4. Walaupun... Indonesia memiliki semboyan bheinika tunggal ika5. Jelaskan banyak nya Suku-suku di Indonesia: sebutkan suku jelaskan6. Beberapa daerah memiliki upacara/ perayaan adat masing-masing: contoh lompat batu jelaskan7. Sikap kebiasaan baik orang indonesia dalam bersosialisasi: keramahan, berbagi untuk yang kurang mampu8. Mengenai kesenian budaya, Tari-tari di indonesia sangat bervariasi: contoh didaerah saya tari, dengan iringan lagu gending sriwijaya9. Menyanyikan lagu gending sriwijaya10. Indonesia, inilah negeri yang menakjubkan. Tempat dimana ada banyak hal akan Anda temukan di kepulauan hijau nan indah yang disebut sebagai zambrud khatulistiwa ini. Sebuah negeri yang menawan dengan pesona keanekaragaman alam dan budaya, berpadu bersama masyarakatnya yang ramah dan mampu memberi kesan mendalam. Indonesia merupakan tempat berkumpul nya berbagai macam budaya sosial masyarakat yang unik dan indah serta sangat cocok bagi para pelancong yang ingin melihat pesona sosial budaya untuk memenuhi kerinduannya menyaksikan langsung akan Natural Wonderful culture sulit ditemui pada bagian bumi yang lain sekarang.11. So.. Indonesia, this is an amazing country. A place where there are lots of things you will find in the beautiful green islands known as the equatorial zambrud. A charming country with natural charm and cultural diversity, combined with its people friendly and able to give the impression of depth. Indonesia is a gathering place for its wide range of unique social culture and beautiful as well is perfect for travelers who want to see the socio-cultural charm to satisfy his longing to witness the Natural Wonderful culture is difficult to find in other parts of the world now.

Definisi SosiologiSosiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata socius dan logos, di mana socius memiliki arti kawan / teman dan logos berarti kata atau berbicara. Sosiologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius yang artinya teman, dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita. Menurut Bapak Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Menurut ahli sosiologi lain yakni Emile Durkheim, sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.

Pengertian Sosial BudayaBudaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah kebudayaan melakukan kontak dengan kebudayaan asing. Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Sosial berarti segala sesuatu yang beralian dengan sistem hidup bersama atau hidup bermasyaakat dari orang atau sekelompok orang yang didalamnya sudah tercakup struktur, organisasi, nila-nilai sosial, dan aspirasi hidup serta cara mencapainya.

Budaya berarti cara atau sikap hidup manusia dalam hubungannya secara timbale balik dengan alam dan lingkungan hidupnya yang didalamnya tercakup pula segala hasil dari cipta, rasa, karsa, dan karya, baik yang fisik materiil maupun yang psikologis, idiil, dan spiritual.

Kebudayaan dan MasyarakatBudaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Dapat disimpulkan kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Komponen Kebudayaan materialKebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret.

Kebudayaan nonmaterialKebudayaan nonmaterial adalah ciptaanciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

Definition of SociologySociology is derived from the Greek word socius and logos, which Socius has meaning friend / friends and logos means word or speech. Sociology is a term derived from the Latin word socius, which means friend, and logos from the Greek word meaning the story. According to Mr Selo Soemardjan and Soelaiman Soemardi, sociology is the study of social structure and social processes, including social changes. According to another sociologist Emile Durkheim ie, sociology is a science that studies the social facts, namely the fact that it contains a way of acting, thinking, feeling individuals who are outside where the facts have the power to control individuals.Socio-Cultural UnderstandingCulture or cultures derived from Sanskrit which buddhayah, which is the plural form of buddhi (mind or intellect) is defined as the things pertaining to the mind and human reason. In English, the culture is called culture, which is derived from the Latin word Colere, ie processing or working. Can be interpreted also as cultivate the land or farming. The word culture is also sometimes translated as "culture" in Indonesian.According to Edward B. Tylor, culture is a complex whole, that it contains the knowledge, belief, art, morals, law, customs, and other capabilities from any person as a member of society. Socio-cultural changes can occur when a culture make contact with foreign cultures. Social change is a symptom of cultural change in social structure and cultural patterns in a society. Social meant everything beralian with coexisting system or bermasyaakat life of a person or group of people who are included inside the structure, organization, indigo-social values, and aspirations of life and how to achieve it.

Culture means the way of human life or attitude is reciprocal in relation to nature and the environment within which covers the all the result of creativity, taste, intention, and work, both physical and psychological material, idiil, and spiritual.

Culture and SocietyCulture or cultures derived from Sanskrit which buddhayah, which is the plural form of buddhi (mind or intellect) is defined as the things pertaining to the mind and human reason. In English, the culture is called culture, which is derived from the Latin word Colere, ie processing or working. The word culture is also sometimes translated as "culture" in Indonesian.

It can be concluded that culture is something that will affect the level of knowledge and covering systems or ideas contained in the human mind, so that in everyday life, the culture is abstract.Component Culture materialMaterial culture refers to all people who are real creatures, concrete.

Culture nonmaterialNonmaterial culture is abstract ciptaanciptaan passed from generation to generation, for example in the form of fairy tales, folklore, and songs or traditional dances

Keadaan Sosial Budaya IndonesiaSecara spesifik keadaan sosial budaya Indonesia sangat kompleks, mengingat penduduk Indonesia kurang lebih sudah di atas 200 juta dalam 30 kesatuan suku bangsa. Oleh karena itu pada bagian ini akan dibicarakan keadaan sosial budaya Indonesia dalam garis besar. Kesatuan politis Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri atas 6000 buah pulau yang terhuni dari jumlah keseluruhan sekitar 13.667 buah pulau. Dapat dibayangkan bahwa bahasa Indonesia yang dijadikan sebagai bahasa nasional belum tentu sudah tersosialisasikan pada 6000 pulau tersebut, mengingat sebagian besar bermukim di pedesaan. Hanya 10-15% penduduk Indonesia yang bermukim di daerah urban. Indonesia sudah tentu bukan hanya Jawa dan Bali saja, karena kenyataan Jawa mencakup 8% penduduk urban. Sementara itu bahasa Indonesia masih dapat dikatakan sebagai bahasa bagi kaum terdidik/sekolahDemikianlah, Indonesia sebagai sebuah nation state yang menurut Benedict Anderson merupakan sebuah imajinasi. Kenyataan di dalam nation state terdapat komunitas dalam kemajemukan (heterogeneity), perbedaan (diversity). Dengan demikian bahasa Indonesia merupakan suatu pengertian tanda budaya yang didalamnya penuh dengan perbedaan (hibriditas). Hampir sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di daerah rural sehingga budaya heterogen pedesaan sangat mewarnai pola tutur bahasa Indonesia. Kenyataan menunjukkan tidak semua masyarakat Indonesia hidup di daerah industri dan berperan sebagai masyarakat industrial, masyarakat informatif, dan bagian dari masyarakat global. Di sebaran pulau-pulau Indonesia masih ditemui kebudayaan hunting and gathering yang terdapat secara terbatas di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan beberapa pulau kecil lain yang kira-kira berjumlah 1-2 juta dengan pola hidup langsung dari alam. Hampir semua pula di Indonesia masih banyak kebudayaan masyarakat bercorak agraris, baik dengan bercocok tanam yang berpindah-pindah, pertanian tadah hujan, pertanian irigasi sawah, perkebunan dan pertanian mekanis. Oleh karena unsur budaya agraris masih mendominasi masyarakat Indonesia, maka masih dijumpai masyarakat dengan akar primordialisme yang kuat serta kebiasaan feodal. Hal ini turut mengkondisikan warna kebudayaan Indonesia serta masyarakat dalam bertutur dalam bahasa Indonesia. Terlebih-lebih kondisi sekarang, saat politik memberi kesempatan desentralisasi dan hak otonom, maka semangat primordialisme dapat muncul dalam berbagai aspek salah satunya dalam penggunaan bahasa Indonesia.Oleh sebab itulah dalam memahami Sosial Budaya dan psikologi masyarakat Indonesia yang nantinya berimplikasi pada tindak tutur berbahasa Indonesia, paling tidak dalam pendekatan silang budaya memperhatikan tiga hal yaitu (a) masyarakat dalam perspektif agama, (b) perspektif spiritual, dan (c) perspektif budaya. Dari perspektif agama, masyarakat Indonesia dalam berperilaku menyelaraskan diri dengan tatanan yang diyakini berasal dari Tuhan, perspektif spiritual merujuk pada pengembangan potensi-potensi internal diri manusia dalam aktualisasi yang selaras dengan hukum non materi, dan perspektif budaya yang merujuk pada tradisi penghayatan dan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan untuk membangun sebuah kehidupan yang comfort baik secara individu maupun kolektif. Dalam konteks perubahan social sekarang masyarakat Indonesia dalam sekat pluralisme terakomodasi secara otomatis dalam civics responsibility, social economics responsibilities, dan personal responsibility

Social circumstances Indonesian CultureSpecifically, the social situation of Indonesian culture is very complex, given Indonesia's population is more or less over 200 million in 30 ethnic unity. Therefore, this section will discuss the social situation of Indonesian culture in outline. Political unity of the Republic of Indonesia consists of 6000 pieces of uninhabited islands totaling about 13,667 islands. It is conceivable that the Indonesian is used as the national language may not necessarily have been socialized in 6000 the island, considering most live in the countryside. Only 10-15% of the Indonesian population living in urban areas. Indonesia is certainly not the only Java and Bali alone, due to the fact Java covers 8% of the urban population. Meanwhile Indonesian can still be regarded as "the language of the educated / schoolThus, Indonesia as a "nation state" which, according to Benedict Anderson is an imagination. Reality in the "nation state" there are communities in diversity (heterogeneity), difference (diversity). Thus Indonesian is a sign of understanding cultural differences therein are full (hybridity). Most of Indonesia's population live in the "rural" so culturally heterogeneous coloring rural Indonesian speech patterns. Reality shows are not all Indonesian people living in industrial areas and act as an industrial society, information society, and part of the global community. Distribution of islands in Indonesia are still encountered culture "hunting and gathering" that there is limited in Sumatra, Kalimantan, Sulawesi and some other small islands which totaled approximately 1-2 million with a lifestyle straight from nature. Almost all also in Indonesia are still many cultural communities agrarian nature, either with farming nomadic, rainfed agriculture, irrigated farm fields, plantations and agricultural mechanical. Therefore, elements of agrarian culture still dominates the Indonesian people, it still found people with strong primordial roots and customs of feudal. It is also conditioned the Indonesian culture and people of color in speak in Indonesian. Moreover, over-current conditions, while allowing political decentralization and autonomous rights, the primordial spirit may appear in various aspects of the use of one Indonesian.That is why in understanding the socio-cultural and psychological Indonesian society that will have implications for the Indonesian language speech act, at least in cross-cultural approach to pay attention to three things: (a) community in the perspective of religion, (b) spiritual perspective, and (c) cultural perspective . From a religious perspective, the Indonesian people to behave in order to align themselves believed to come from God, spiritual perspective refers to the potential development of internal self-actualization of man in harmony with the law of non-material, and cultural perspective refers to the tradition of the appreciation and development of value- human values to build a comfort life both individually and collectively. In the context of social change are now the people of Indonesia in the bulkhead pluralism is accommodated automatically in Civics responsibility, economics social responsibilities, and personal responsibility

Adapun sistem sosial budaya Indonesiaadalah sebagai totalitasnilai,tata sosial, dantata lakumanusiaIndonesia yangmampu mewujudkan pandangan hidup danfalsafahnegaraPancasilake dalam segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara. yang implementasinya merupakan perwujudan nilai- nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, transformasi serta pembinaan sistem sosial budaya yang harus tetap berkepribadian Indonesia. Salah satu asas yang melandasinya yaitu pola tindak sosial budaya IndonesiaPola Tindak Sistem Sosial Budaya Indonesia1. Gotong RoyongPersatuan dan kesatuan diwujudkan bangsa indonesia melaluigotong royong, yaitu suatu sikap kebersamaan dan tenggang rasa, baik dalam duka maupun suka, kehidupan keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 2. PrasajaKeadilan sosialbagi seluruh masyarakat tidak akan terwujud apabila kehidupan yangsederhana,hemat,cermat,disiplin,professional, dan tertib tidak dilaksanakan. Maka dari itu pola tindak sistem budaya prasaja memiliki nilai penting dalam upaya pencapaian perwujudan tujuan yang dilakukan indonesia.3. Musyarawah untuk MufakatSosial budaya musyawarah untuk mufakat yang ada di indonesia, Mengutamakan kepentingan umum di ataskepentingan golonganatau perorangan sehingga perpecahan atau perpisahan, maupun pertentangan dalam strutur bermasyarakat dapat dihindari seminimal mungkin karena kesepakatan bersama.4. KesatriaKesatria merupakan akumulasi sikap keberanian, kejujuran, kesetiaan, pengabdian, dan perjuangan yang tidak mengenal menyerah demi kehidupan bersama yang bercampur menjadi satu dengan tujuan memajukan dan membawa perbaikan kepada bangsa indonesia sendiri 5. DinamisKehidupan pribadi, keluarga, bangsa dan negara juga bersifat dinamis sesuai dengan zaman, sehingga waktu sangat penting dalam rangka persatuan dan kesatuan, maupun keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

A. Kekuatan Budaya masyarakat IndonesiaIndonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapat dijadikan sebagai aset yang tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain. Budaya lokal yang dimiliki Indonesia berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas budayanya, seperti rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Semua itu dapat dijadikan kekuatan untuk dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa dimata Internasional.Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki kekuatan tersediri. Kekhasan budaya lokal ini sering kali menarik pandangan negara lain. Salah satunya di daerah palembang, sumatera selata. Ini merupakan tempat kelahiran saya, di daerah ini terdapat kebudayaan seni yang dinamakan gending sriwijaya.Gending Sriwijaya merupakan lagu dan tarian tradisional masyarakat Kota Palembang, Sumatera Selatan. Melodi lagu Gending Sriwijaya diperdengarkan untuk mengiringi Tari Gending Sriwijaya. Baik lagu maupun tarian ini menggambarkan keluhuran budaya, kejayaan, dan keagungan kemaharajaan Sriwijaya yang pernah berjaya mempersatukan wilayah Barat Nusantara. Izinkan saya menyanyikan lagu gending sriwijaya ini, dan harapannya dapat menghibur audience yang hadir. Mungkin apabila audience ada yang tahu tentang lagu ini dapat bernyanyi bersamaSatu.. dua.. tiga.. lagu gending sriwijayaLirik Lagu Gending SriwijayaDi kala ku merindukan keluhuran dahulu kalaKutembangkan nyanyian lagu Gending SriwijayaDalam seni kunikmati lagi zaman bahagiaKuciptakan kembali dari kandungan Sang Maha KalaSriwijaya dengan Asrama Agung Sang Maha GuruTutur sabda Dharmapala Sakyakhirti DharmakhirtiBerkumandang dari puncaknya Seguntang Maha MeruMenaburkan tuntunan suci Gautama Buddha sakti.

Borobudur candi pusaka zaman SriwijayaSaksi luhur berdiri teguh kokoh sepanjang masaMemahsyurkan Indonesia di tengah AsiaMelambangkan keagungan sejarah Nusa dan BangsaTaman Sari beserta emas perak Sri KsetraDengarkanlah bualan bagai di Surga IndralayaTaman puji turunan Maharaja SyailendraMendengarkan irama lagu Gending Sriwijaya.

Tari Gending SriwijayaTarian ini digelar untuk menyambut para tamu istimewa yang bekunjung ke daerah tersebut, seperti kepala negara Republik Indonesia, menteri kabinet, kepala negara / pemerintahan negara sahabat, duta-duta besar atau yang dianggap setara dengan itu. Tarian Gending Sriwijaya digelarkan 9 penari muda dan cantik yang berbusana Adat Aesan Gede, Selendang Mantri, paksangkong, Dodot dan Tanggai. Penari paling depan membawa tepak sebagai Sekapur Sirih untuk dipersembahkan kepada tamu istimewa yang datang, diiringi dua penari yang membawa pridon terbuat dari kuningan. Persembahan Sekapur Sirih ini menurut aslinya hanya dilakukan oleh putri raja, sultan, atau bangsawan. Pembawa pridon biasanya adalah sahabat akrab atau inang pengasuh sang putri. Demikianlah pula penari-penari lainnya.

"Gending Sriwijaya" is a traditional song and dance of the people of Palembang, South Sumatra.. Ask this melody is played to accompany dance Sriwijaya Sriwijaya Gending. Both the song and the dance depicts the cultural nobility, glory, and majesty of Srivijaya empire that had triumphed unite the Western region of the archipelago.allow me to sing a little song of gending Sriwijaya:

Gending sriwijaya dance This dance was held to welcome the special guests who visit the area, such as the head of the Indonesian state, cabinet ministers, heads of state / government of neighboring countries, ambassadors or are considered equivalent to it.

To welcome the guests was held a grand traditional dances, one of which is Gending Sriwijaya, this dance originated from the heyday of empire Sriwijaya in Palembang which reflects the attitude of a gracious host, excited and happy, sincere and open to the special guests.

Gending Sriwijaya dance performed by nine dancers young and pretty dress Aesan Indigenous Gede, Shawl Mantri, paksangkong, Dodot and Tanggai. They constitute the core dancers who escorted two other dancers bring an umbrella and spear. Being behind them is singer Gending Sriwijaya. But this time the role of singer and musical accompaniment has been replaced by a tape recorder more. In its original form the musical accompaniment consists of gamelan and gong. The role of bodyguard being dispensed sometimes, especially when the dance was performed in buildings or enclosed stage. Dancers at the front carrying a slap Foreword to be presented to special guests who came, accompanied by two dancers who bring pridon made of brass. The Foreword offerings originally only performed by the daughter of the king, sultan, or nobility. Pridon carrier is usually a familiar friend or the princess's nurse. So also the other dancers.

E. Peran mahasiswa dalam kebudayaanKita sebagai seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya tidak ingin kebudayaan kita menjadi pudar bahkan lenyap karena pengaruh dari budaya-budaya luar. Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa mahasiswa merupakan anak bangsa yang menjadi penerus kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Sebagai intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada mereka harus bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan negara bangsa Indonesia dapat dipertahankan. Pembentukan kesadaran kultural mahasiswa antara lain dapat dilakukan dengan pengoptimalan peran mereka dalam pelestarian seni dan budaya daerah masing-masing

E. The role of the student in the cultureWe as a student who is active and creative culture certainly does not want us to fade even disappear due to the influence of outside cultures. Students have the position and important role in the preservation of art and culture. This is based on the assumption that the students are children of the nation who succeeded the sustainability of the society, nation and state of Indonesia. As a young intellectual who would become leaders of the people, they must reside on a cultural awareness that sustainability of the Indonesian nation state can be maintained. Formation of cultural awareness among other students can do with optimizing their role in the preservation of art and culture of each region

Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok sukubangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang gujarat dan pesisir jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah singgungan antar peradaban itu.

Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara berdampingan, saling mengisi, dan ataupun berjalan secara paralel. Misalnya kebudayaan kraton atau kerajaan yang berdiri sejalan secara paralel dengan kebudayaan berburu meramu kelompok masyarakat tertentu. Dalam konteks kekinian dapat kita temui bagaimana kebudayaan masyarakat urban dapat berjalan paralel dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan dengan kebudayaan berburu meramu yang hidup jauh terpencil. Hubungan-hubungan antar kebudayaan tersebut dapat berjalan terjalin dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika , dimana bisa kita maknai bahwa konteks keanekaragamannya bukan hanya mengacu kepada keanekaragaman kelompok sukubangsa semata namun kepada konteks kebudayaan. Didasari pula bahwa dengan jumlah kelompok sukubangsa kurang lebih 700an sukubangsa di seluruh nusantara, dengan berbagai tipe kelompok masyarakat yang beragam, serta keragaman agamanya, masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang sesungguhnya rapuh. Rapuh dalam artian dengan keragaman perbedaan yang dimilikinya maka potensi konflik yang dipunyainya juga akan semakin tajam. Perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat akan menjadi pendorong untuk memperkuat isu konflik yang muncul di tengah-tengah masyarakat dimana sebenarnya konflik itu muncul dari isu-isu lain yang tidak berkenaan dengan keragaman kebudayaan. Seperti kasus-kasus konflik yang muncul di Indonesia dimana dinyatakan sebagai kasus konflik agama dan sukubangsa. Padahal kenyataannya konflik-konflik tersebut didominsi oleh isu-isu lain yang lebih bersifat politik dan ekonomi. Memang tidak ada penyebab yang tunggal dalam kasus konflik yang ada di Indonesia. Namun beberapa kasus konflik yang ada di Indonesia mulai memunculkan pertanyaan tentang keanekaragaman yang kita miliki dan bagaimana seharusnya mengelolanya dengan benar. Pendekatan lintas budaya melalui pengajaran bahasa asing itu merupakan cara pemahaman budaya sebagai suatu keseluruhan hasil respons kelompok manusia terhadap lingkungan dalam rangka memenuhi kubutuhan dan pencapaian tujuan setelah melalui rintangan proses interaksi. Ada hal-hal pokok yang perlu diperhatikan yaitu kebutuhan dan tujuan mempelajari budaya, lingkungan target budaya, dan integrasi sosial yang diinginkan. Dengan demikian, kecurigaan-kecurigaan dalam berinteraksi akan dapat dihilangkan

Cultural diversity or "cultural diversity" is a necessity that is in the Earth Indonesia. Indonesia's cultural diversity is something that can not be denied its existence. In the context of understanding a plural society, in addition to cultural or ethnic group, Indonesian society is also composed of various cultures territorial area which is the meeting of different cultures or ethnic groups that exist in the area. With a population of 200 million people where they live scattered island-island in Indonesia. They also inhabit the territory with varying geographic conditions. Start of mountains, forest edges, coastal, lowland, rural, to urban. It is also related to the degree of civilization of ethnic groups and different people in Indonesia. Meetings with outside cultures also influence the process of cultural assimilation in Indonesia thus increasing manifold types of cultures that exist in Indonesia. Then also growing and expanding major religions in Indonesia contributed to the development of Indonesian culture so memcerminkan particular religious culture. It could be said that Indonesia is one country with cultural diversity or high levels of heterogeneity. Not only cultural diversity but also diversity of ethnic groups in the context of cultural civilization, traditionally up to the modern, and territorial.With the diversity of Indonesian culture can be said to have advantages compared with other countries. Indonesia has a cultural portrait complete and varied. And last but not least, socio-cultural and political fabric of Indonesian society has a history of dynamic interaction between cultures strung along. Interaction between cultures woven not only covers between different ethnic groups, but also includes among civilizations in the world. Labuhnya Portuguese ships in Banten in medieval Indonesia for example has opened itself to the international scope of the association at the time. Relationships between gujarat and coastal traders also gives the sense that java is important in establishing the interaction between civilizations that exist in Indonesia. Allusions civilization basically have to build the power of elasticity of the Indonesian nation in interacting with a difference. On the other hand the Indonesian people are also able to browse for and develop local culture in the midst of an allusion between the civilizations.

History proves that the culture in Indonesia is able to co-exist, co-exist, and or run in parallel. For example, culture or royal palace that stood in line in parallel with the hunting culture of certain groups of people gathering. In the present context we can find how urban culture can be run in parallel with rural or rural culture, even with hunting gathering culture who live far off the beaten track. The relationships between these cultures can run interwoven within the frame "Unity in Diversity", where can we interpret that the context of diversity is not just referring to the sheer diversity of ethnic groups, but to the cultural context.Constituted also that the number of ethnic groups about ethnic 700'an across the country, with various types of diverse social groups, and religious diversity, Indonesia is a pluralistic society people are actually frail. Fragile in the sense of the diversity of its difference is owned by his then potential conflicts will also increase sharply. The differences that exist in the community will be a driving force to strengthen the conflict issues that arise in the midst of a society where the conflict actually arises from other issues that do not respect the diversity of cultures. Such cases the conflicts that arise in Indonesia where it is stated as a case of religious and ethnic conflict. In reality these conflicts didominsi by other issues are more political and economic. Indeed, there is no single cause in case of conflict in Indonesia. However, some cases of conflict in Indonesia began raising questions about the diversity that we have and how it should manage it properly.Cross-cultural approach to teaching through a foreign language it is a way of understanding the culture as a whole the results of a human group's response to the environment in order to meet kubutuhan and achieving goals through obstacles after the interaction process. There are key points to note are the needs and objectives of studying the culture, the target culture environment, and social integration desired. Thus, the interaction suspicions can be eliminated

Bentuk Keragaman Sosial dan Kebudayaan di IndonesiaKebudayaan dibagi menjadi dua yakni kebudayaan jasmani dan kebudayaan rohani. Kebudayaan jasmani dapat dirasakan, dilihat, dan diraba sebagai contoh alat music tradisional, pakaian adat dan arsitektur bangunan. Sedangkan kebudayaan rohani adalah kebudayaan yang hanya bisa dirasakan namun tidak dapat diraba dan dilihat contohnya kepercayaan dan ideologi. Keragaman sosial dan budaya Indonesia salah satunya yang paling jelas adalah keragaman suku bangsaSuku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari golongan sosial lainnya karena memiliki ciri paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal-usul dan tempat asal dan kebudayaannya. Ciri suku bangsa, antara lain bersifat tertutup dari kelompok lain, memiliki nilai-nilai dasar yang tercermin dalam kebudayaan, memiliki komunikasi dan interaksi.Salah satu suku bangsa yang terkenal di Indonesia adalah SukuAsmat. Suku Asmat adalah nama dari sebuah suku terbesar dan paling terkenal di antara sekian banyak suku yang ada di Papua, Irian Jaya, Indonesia. Salah satu hal yang membuat suku asmat cukup dikenal adalah hasil ukiran kayu tradisional yang sangat khas. Beberapa ornamen / motif yang seringkali digunakan dan menjadi tema utama dalam proses pemahatan patung yang dilakukan oleh penduduk suku asmat adalah mengambil tema nenek moyang dari suku mereka, yang biasa disebut mbis. Bagi penduduk asli suku asmat, seni ukir kayu lebih merupakan sebuah perwujudan dari cara mereka dalam melakukan ritual untuk mengenang arwah para leluhurnya.Populasi suku Asmat terbagi dua yaitu mereka yang tinggal di pesisir pantaidan mereka yang tinggal di bagian pedalaman. Kedua populasi ini saling berbeda satu sama lain dalam haldialek, cara hidup, struktur sosial dan ritual. Populasi pesisir pantai selanjutnya terbagi ke dalam dua bagian yaitu suku Bisman yang berada di antara sungai Sinesty dan sungai Nin serta suku Simai.

Penduduk Asmat pada umumnya memiliki ciri fisik yang khas,berkulit hitam dan berambut keriting. Tubuhnya cukup tinggi.Makanan Pokok orang Asmat adalah sagu, hampir setiap hari mereka makan sagu yang dibuat jadi bulatan-bulatan yang dibakar dalam bara api. Kegemaran lain adalah makan ulat sagu yang hidup dibatang pohon sagu,biasanya ulat sagu dibungkus dengan daun nipah,ditaburi sagu,dan dibakar dalam bara api. Selain itu sayuran dan ikan bakar dijadikan pelengkap.Rumah Tradisional Suku Asmat adalah Jeu dengan panjang sampai 25 meter.Sampai sekarang masih dijumpai Rumah Tradisional ini jika kita berkunjung ke Asmat Pedalaman. Bahkan masih ada juga di antara mereka yang membangun rumah tinggal diatas pohon.Satu hal yang patut ditiru dari pola hidup penduduk asli suku asmat,mereka merasa dirinya adalah bagian dari alam, oleh karena itulah mereka sangat menghormati dan menjaga alam sekitarnya, bahkan, pohon disekitar tempat hidup mereka dianggap menjadi gambaran dirinya. Batang pohon menggambarkan tangan, buah menggambarkan kepala, dan akar menggambarkan kaki mereka

Definition of cultureUnderstanding culture is derived from Sanskrit, meaning Budhayah mind or intellect. Culture is everything that is learned, experienced and socially inherited together that bore significance hidupp view that will influence the attitudes and behavior of the members of a society. The following cultural understanding of various experts: Ki Hajar Dewantara interpret culture fruit means the human mind as a result of human struggle against two strong influence of the age and nature which is a testament to the triumph of human life to face many obstacles and difficulties in life in order to achieve salvation and happiness.Koentjaraningrat, "culture is a whole system of ideas, actions, and results of man's work in the context of people's lives who made belongs to yourself. Dr. K. Kupper defines culture as a system of ideas that guide and referring to humans in attitude and behavior, both individually and collectively. Edward B. Taylor defines culture as a complex whole that it contains knowledge, belief, art, morals, law, customs and other capabilities from any person as a member of society.Being Culturea) culture system is an ideal form of culture that is characterized examples of abstract ideas, ideas, values, norms, rules and so forth. b) the social system is a form of cultural as well as the activity pattern of human action in society. An example is the human activity mingle and interact based on customary code of conduct. c) is a form of cultural artifacts as objects that can be seen clearly and tangible history. For example Borobdur temple, Puppet, Boat Pinisi, and so forth.Forms of Social and Cultural Diversity in IndonesiaCulture is divided into two physical culture and spiritual culture. Physical culture can be felt, seen, and touched as an example of a traditional music instrument, traditional clothing and architecture of the building. While the spiritual culture is a culture that can only be felt but can not be felt and seen Contonya beliefs and ideology. Social and cultural diversity of Indonesia is categorized as follows:Ethnic diversityEthnic groups are social groups that are distinguished from other social groups because it has the most basic and common characteristics related to the origin and the place of origin and culture. Characteristics tribes, among others, are covered from other groups, have basic values are reflected in culture, have communication and interaction.Famous tribes in Indonesia is Javanese (Java), Batak and Nias (North Sumatra), Minangkabau (West Sumatara), Sundanese (West Java), Batavia (Jakarta), and Tengger tribe Madura (East Java), Dayak (Borneo ), Sasak and Sumbawa (NTB), Bugis and Toraja (South Sulawesi), Sentani and Asmat (Papua). Also in Indonesia are ethnic Chinese also divided into Chinese and Chinese Peranakan totok.Language DiversityLanguage is a tool that is used by humans to communicate well in writing, orally atapun movement. The function of culture in general is a tool of expression, communication and social adaptation. Example bahasaAceh (Aceh), Batak (North Sumatra), Minangkabau (West Sumatra), Batavia (Jakarta), Sundanese (West Java and Banten), Java (Central Java, East Java and Yogyakarta).Traditional HouseEvery tribe in Indonesia has different customs house with the other tribes. Like the example of traditional house Bolon (North Sumatra), Tower (West Sumatra), Joglo (Javanese), Lamin (East Kalimantan), Tongkonan (South Sulawesi and West Sulawesi), and Honai (Papua)Traditional ClothingTraditional clothes worn on special occasions. Examples of custom clothing include: Blangkong and Clothes Beskap (Central Java), Clothes Surjan and balngkon (Yogyakarta), clothes and negligee belangan bay (Riau), Ulos and Sabe-sabe (North Sumatra).Traditional WeaponsCurrently used as a complement to traditional weapons in traditional clothes. Example Rencong (Aceh), Keris (Javanese), Saber (Borneo), Badik (Betawi), sickles (Madura) Badik (Sulawesi), Jenawi (Riau) and Trident (South Sumatra).Typical foodExample; Warm (Yogyakarta), rendang (Padang), Pempek (Palembang), Rojak Cingur (Surabaya), Chicken Betutu (Bali), Pepeda (Maluku and Papua).CeremonyUapacara associated with indigenous customs and beliefs of a society. Example: Ceremony Kasodo (Tengger), Jump stone (Nias), Grebeg Suro (Solo), cremation (Bali).ArtArt forms include: Traditional Dance, a traditional dance example: Saudati and Saman (Aceh), Serampang twelve and Tor-Tor (North Sumatra), Plates and Umbrella (Sumatra), Gending Srivijaya (Sumatra), Mask,-ondel and Ronggeng (DKI Jakarta), Jaipon and Peacock (West Java), Serimpi, Bambangan Cakil and gandrung (Central Java), Jaran braid, Remong row, Ketek Ogleng (East Java), and Pendet Kecak (Balinese) Traditional Musical Instruments, Sample Tambo (Aceh ), Anglung (West Java), Gamelan (Javanese), Sasando (NTT and NTB), Kolintang (Sulawesi and Gorontalo), Tifa (Papua), Baboon (South Kalimantan). Performing Arts ie Ketoprak and Puppet (Central Java), Ludrok (East Java), Lenong (DKI Jakarta) and Mamanda (South Kalimantan) DaerahContoh Song: Bungong Jeumpa (Aceh), Chicken den lapeh (Sumatra), Soleram (Riau), Injit-injit ant (Jambi), Jali-jali (DKI), Bubuy Month and Dadali (West Java), Bald hoe, Xylophone Flute and Lir-ilir (Central Java), Pitik Tukung (Yogyakarta), sapid Karapan an Majeng Horn (East Java), Desaku, Cut the duck, my kid (NTT), Goon-ovary (Kaltim), Ampar-ampar banana (South Kalimantan), o ina ni keke (Sulawesi), kaka old bird (Maluku) and Apuse (Papua) Folklore example: Malinkundang ( Minangkabau), Sangkuriang (West Java), Kleting Yellow and Keong Mas (Central Java).Religious DiversityIn Indonesia there are six religions recognized by the countries of Islam, Christianity, Catholicism, Hinduism, Buddhism and Confucianism. Every religion has a feast day each as Eid al-Fitr and Eid al-Adha (Islam), Christmas (Christian), Easter (Catholic), Nyepi (Hindu), Vesak (Buddha) and Copgome (Confucian). Each religion has its own institute keagaaman ie MUI (Islam), PGI (Christian), the bishops (Catholic), PHDI (Hindu), Walubi (Buddhist) and Matakin (Confucian).

Bhinneka Tunggal Ika dalam Konteks IndonesiaIndonesia merupakan negara yang sangat kaya akan keberagaman. Jika dilihat dari kondisi alam saja Indonesia sangat kaya akan ragam flora dan fauna, yang tersebar dari ujung timur ke ujung barat serta utara ke selatan di sekitar kurang lebih 17. 508 pulau. Indonesia juga didiami banyak suku(sekitar kurang lebih 1128 suku) yang menguasai bahasa daerah masing-masing(sekitar 77 bahasa daerah) dan menganut berbagai agama dan kepercayaan. Keberagaman ini adalah ciri bangsa Indonesia. Warisan kebudayaan yang berasal dari masa-masa kerajaan hindu, budha dan islam tetap lestari dan berakar di masyarakat. Atas dasar ini, para pendiri negara sepakat untuk menggunakan bhinneka tunggal ika yang berarti "berbeda-beda tapi tetap satu jua" sebagai semboyan negara.Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari keanekaragaman.

Unity in Diversity in the Context of Indonesia Indonesia is a country that is very rich in diversity. When viewed from the natural condition only Indonesia is very rich variety of flora and fauna, which spread from the east end to the west end and north to south at approximately less than 17.508 islands. Indonesia is also inhabited by many tribes (approximately less than 1128 parts) that controls the language of each region (approximately 77 local language) and adheres to a variety of religions and beliefs. This diversity is the hallmark of Indonesia. Cultural heritage from the times of the kingdom of Hindu, Buddhist and Islamic remain stable and rooted in the community. On this basis, the founders agreed to use unity in diversity which means "different but nevertheless remains one" as the state motto. Unity in Diversity is the motto that expresses the unity and integrity that comes from diversity.

Lompat batu (hombo batu) merupakan tradisi yang sangat populer pada masyarakat Nias di Kabupaten Nias Selatan. Tradisi ini telah dilakukan sejak lama dan diwariskan turun temurun oleh masyarakat di Desa Bawo Mataluo (Bukit Matahari).Tradisi lompat batu sudah dilakukan sejak jaman para leluhur ,di mana pada jaman dahulu mereka sering berperang antar suku sehingga mereka melatih diri mereka agar kuat dan mampu menembus benteng lawan yang konon cukup tinggi untuk dilompati.Seiring berkembangnya jaman, tradisi ini turut berubah fungsinya. Karena jaman sekarang mereka sudah tidak berperang lagi maka tradisi lompat batu digunakan bukan untuk perang lagi melainkan untuk ritual dan juga sebagai simbol budaya orang Nias. Tradisi lompat batu adalah ritus budaya untuk menentukan apakah seorang pemuda di Desa Bawo Mataluo dapat diakui sebagai pemuda yang telah dewasa atau belum. Para pemuda itu akan diakui sebagai lelaki pemberani apabila dapat melompati sebuah tumpukan batu yang dibuat sedemikian rupa yang tingginya lebih dari dua meter. Ada upacara ritual khusus sebelum para pemuda melompatinya. Sambil mengenakan pakaian adat, mereka berlari dengan menginjak batu penopang kecil terlebih dahulu untuk dapat melewati bangunan batu yang tinggi tersebut.Sampai sekarang tradisi ini tetap eksis di tengah budaya moderen yang semakin menghimpit. Semoga saja kita dapat melestarikan budaya ini agar menjadi kebanggaan tersendiri untuk bangsa kita.

Jump stone (Hombo stone) is a very popular tradition in Nias people in South Nias. This tradition has been done long ago and passed down from generation to generation by the people in the village Bawo Mataluo (Mount of the Sun).Traditional stone jumping has been done since the days of the ancestors, which in ancient times they were often at war among tribes so they train themselves to be strong and capable of penetrating the opponents castle supposedly high enough to jump.Along the development era, this tradition also change its function. Because today they are no longer fighting the traditional stone jumping again used not for war but for ritual and also as a symbol of the culture of Nias. Traditional stone jumping is a rite of culture to determine whether a young man in the village Bawo Mataluo be recognized as a young adult or not. The young men will be recognized as a brave man if it can jump over a pile of rocks that are made in such a way that more than two meters high. There is a special ritual before the youth jump. While wearing traditional clothes, they ran with the support of small stepping stone in advance to be able to pass through the tall stone buildings.Until now this tradition still exist in the modern culture that increasingly chokes. Hopefully we can preserve this culture in order to become a pride for our nation.

Terdapat lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia.[1] atau tepatnya 1.340 suku bangsa menurut sensus BPS tahun 2010.[2]

Pembagian kelompok suku di Indonesia tidak mutlak dan tidak jelas akibat perpindahan penduduk, percampuran budaya, dan saling mempengaruhi; sebagai contoh sebagian pihak berpendapat orang Cirebon adalah suku tersendiri dengan dialek yang khusus pula, sedangkan sementara pihak lainnya berpendapat bahwa mereka hanyalah subetnik dari suku Jawa secara keseluruhan. Demikian pula suku Baduy dan suku Banten yang sementara pihak menganggap mereka sebagai bagian dari keseluruhan suku Sunda. Contoh lain percampuran suku bangsa adalah Ssuku Betawi yang merupakan suku bangsa hasil percampuran berbagai suku bangsa pendatang baik dari Nusantara maupun Tionghoa dan Arab yang datang dan tinggal di Batavia pada era kolonial.There are more than 300 ethnic groups or tribes in Indonesia. [1] or exactly 1,340 BPS tribes according to census of 2010. [2]

The Javanese are the largest ethnic group in Indonesia, with the number reaching 41% of the total population. People gathered on the island of Java, mostly Java, but millions of people have transmigrated and spread to various islands in the archipelago [3] even migrated abroad like Malaysia and Suriname. Sundanese, ethnic Malays, and Madurese are the next largest group in the country. [3] Many remote tribes, especially in Kalimantan and Papua, has a small population of just hundreds of people. Most of the local languages included in the Austronesian group, though a large number of tribes in Papua belonging to the Papuan or Melanesian language family.

The division of ethnic groups in Indonesia are not absolute and it is not clear due to the movement of people, the mixing of cultures, and influence each other; for example, some people argue the separate parts of Cirebon is also special dialects, while others argue that while they are just subetnik from the Javanese as a whole. Similarly Banten Baduy tribe and the tribe that while the parties consider them as part of the overall Sundanese. Another example is the ethnic mix Ssuku Betawi is the result of mixing various ethnic nationalities of immigrants both domestic and Chinese and Arabs who came and lived in Batavia in the colonial era.