12
TINEA BARBAE Pendahuluan Tinea barbae adalah infeksi dermatofita yang jarang ditemuakan. Ia dibatasi pada area pipi, dagu dan leher yang berambut. Infeksi ini khusus ditemukan pada laki-laki dewasa dan remaja. Jamur pada janggut ini juga dikenal sebagai tinea sycosis dan umumya juga sering disebut sebagai barber’s itch. Ia biasanya menyerang orang-orang di bidang agrikultural seperti petani, veterinar dan pekerjaan lain yang kontak langusng dengan hewan, seperti sapi, kuda dan anjing. Pisau cukur yang terkontaminasi dengan penderita tinea barbae juga dapat ditransmisikan ke orang lain. 1,2,3,4, Lesinya memiliki dua tipe yaitu tipe superfisial ringan menyerupai tinea corporis, dan tipe folikulitis pustul yang parah dan dalam, serta satu tipe lagi yang cukup jarang yaitu tipe circinata. Tinea pada dagu dan daerah diatas bibir pada wanita dan anak-anak dikenal sebagai tinea faciei. Tinea faciei adalah tinea yang terjadi pada glaborous skin yaitu kulit yang tidak berambut pada wajah. 2,4,5 Etiologi Dermatofita ialah golongan jamur yang menyebabkan dermatofitosis. Golongan jamur ini mempunyai sifat mencerna keratin. Tinea barbae umumnya paling sering disebabkan oleh organisme zoofilik T.mentagrophytes dan T. verrucossum, dan cukup jarang disebabkan oleh M. canis. Diantara organisme anthropofilik yang mungkin menyebabkan tinea barbae di daerah endemik adalah T. megninii, T. violaceum, sedangkan T. rubrum dan T. tonsurans juga dapat menjadi penyebab tinea barbae walaupun jarang. 1,6 1

Referat Tinea Barbae

Embed Size (px)

DESCRIPTION

referat

Citation preview

Page 1: Referat Tinea Barbae

TINEA BARBAE

Pendahuluan

Tinea barbae adalah infeksi dermatofita yang jarang ditemuakan. Ia dibatasi pada area

pipi, dagu dan leher yang berambut. Infeksi ini khusus ditemukan pada laki-laki dewasa dan

remaja. Jamur pada janggut ini juga dikenal sebagai tinea sycosis dan umumya juga sering

disebut sebagai barber’s itch. Ia biasanya menyerang orang-orang di bidang agrikultural seperti

petani, veterinar dan pekerjaan lain yang kontak langusng dengan hewan, seperti sapi, kuda dan

anjing. Pisau cukur yang terkontaminasi dengan penderita tinea barbae juga dapat

ditransmisikan ke orang lain.1,2,3,4,

Lesinya memiliki dua tipe yaitu tipe superfisial ringan menyerupai tinea corporis, dan

tipe folikulitis pustul yang parah dan dalam, serta satu tipe lagi yang cukup jarang yaitu tipe

circinata. Tinea pada dagu dan daerah diatas bibir pada wanita dan anak-anak dikenal sebagai

tinea faciei. Tinea faciei adalah tinea yang terjadi pada glaborous skin yaitu kulit yang tidak

berambut pada wajah. 2,4,5

Etiologi

Dermatofita ialah golongan jamur yang menyebabkan dermatofitosis. Golongan

jamur ini mempunyai sifat mencerna keratin. Tinea barbae umumnya paling sering

disebabkan oleh organisme zoofilik T.mentagrophytes dan T. verrucossum, dan cukup jarang

disebabkan oleh M. canis. Diantara organisme anthropofilik yang mungkin menyebabkan

tinea barbae di daerah endemik adalah T. megninii, T. violaceum, sedangkan T. rubrum dan

T. tonsurans juga dapat menjadi penyebab tinea barbae walaupun jarang. 1,6

Tinea barbae sekarang sangat jarang terjadi. Kebanyakan infeksi ini ditemukan di

tempat cukur ketika laki-laki sering mencukur dan memotong jenggotnya dengan alat cukur

yang sama yang dipakai pelanggan sebelumnya. Dengan diperkenalkan disinfeksi untuk alat

cukur dan pengunaan alat cukur dirumah yang aman, kejadian penyakit ini dapat dikurangi.

Sekarang, kebanyakan infeksi ini didapat dari kontak langsung dengan hewan seperti sapi,

kuda, anjing yang biasanya terjadi pada petani dan pengusaha peternakan. Tinea barbae lebih

sering terjadi di daerah tropis, dengan suhu dan kelembaban yang tinggi. 1,4, 7

Patofisiologi

Tinea barbae pada umumnya disebabkan Tricophyton mentagrophytes dan

Trichophyton verrucosum. Ia adalah jamur dermatofit yang bersifat keratinolitik sehingga ia

sering menyebabkan infeksi jamur pada bagian superfisial kulit. Ia menyerang lapisan stratum

korneum pada epidermis, rambut dan kuku. Enzim keratinase yang dihasilkan oleh

1

Page 2: Referat Tinea Barbae

dermatofita membantunya untuk menginvasi jaringan epidermis. Rambut dan folikel rambut

di invasi oleh jamur sehingga menghasilkan respon inflamasi. Tinea barbae bisa disebabkan

oleh dermatofita zoofilik maupun anthropofilik. Infeksi dermatofita zoofilik lebih jelek

daripada infeksi dermatofita antropofilik. Zoofilik merupakan penyebab utama terbentuknya

plak kerion. Kerion merupakan akibat dari infeksi Trichophyton rubrum. Terdapat dua teori

pembentukan kerion pada tinea barbae. Teori pertama beranggapan bahwa ia merupakan hasil

dari difusi metabolisme dan/ atau toksik dari jamur. Teori yang kedua mengatakan bahwa ia

merupakan hasil dari respon imunologi terhadap antigen dermatofit.4,8

Gejala klinis

Tinea barbae pada umumnya unilateral dan lebih sering terjadi pada daerah jenggot

daripada daerah kumis dan daerah diatas bibir. Sering didapati tinea barbae terjadi pada

hanya satu sisi pada wajah atau leher. Gejala klinisnya berupa inflamasi pustular folikulitis

yang sering menunjukan gambaran kerion. 2,9

Rambut pada daerah jenggot dan kumis dikelilingi oleh inflamasi papul atau pustul

yang biasanya disertai eksudat. Rambut pada daerah yang terinfeksi rapuh dan mudah terlepas

bila ditarik dengan pinset tanpa rasa nyeri. Lesi inflamasi bisa sembuh spontan, dan bisa juga

persisten selama berbulan-bulan. Biasanya setelah 4-6 minggu, tinea barbea sembuh spontan

bila imunitas tubuh penderita tinggi. Infeksi yang tidak berat berupa lesi sirkuler yang kering,

kemerahan, bersisik dan rambut mudah rontok sama ada patah diatas permukaan kulit atau

terlepas dari folikelnya.2,3

Berdasarkan klinis, tinea barbae dapat dibedakan menjadi 3 tipe :

1. Tipe inflammatori.

Biasanya disebabkan oleh T. mentagrophytes dan T. verrucosum. Ia mirip dengan

pembentukan inflamasi kerion pada tinea kapitis. Lesi berbentuk nodular dan disertai

krusta sekret seropurulent. Bengkak pada tipe ini biasanya konfluen dan berbentuk

infiltrasi difusa seperti rawa dengan abses. Kulit yang terkena meradang, rambut-rambut

menjadi hilang dan pus mungkin muncul melalui folikel sisa yang terbuka. Rambut-

rambut di daerah ini tidak mengkilat, rapuh dan mudah diepilasi untuk

mendemonstrasikan terdapat sebuah massa purulen di sekitar akarnya. Pustulasi

perifolikel dapat bergabung membentuk saluran sinus dan kumpulan pus seperti abses,

yang akhirnya menjadi lesi alopesia. Umumnya lesi ini hanya berbatas pada satu bagian

muka atau leher pada laki-laki.1

2

Page 3: Referat Tinea Barbae

2. Tipe superfisial.

Tipe ini disebabkan oleh inflamasi ringan oleh organisme antropofilik. Tipe

superfisial dari tinea barbae menyerupai lesi pada tinea corporis. Ada lesi berbentuk

lingkaran dengan tepi vesikopustul. Reaksi host terhadap penyakit ini tidak terlalu parah,

meskipun alopesia mungkin timbul di pusat lesi. Tinea barbae tipe superfisial dicirikan

dengan follikulitis bakteri dengan eritema difusa ringan dan papul perifolikular dan

pustul. Rambut yang kusam dan rapuh menyebabkan infeksi endrotriks dengan T.

verolaceum sebagai etiologi yang lebih sering daripada T. rubrum. Rambut yang

terinfeksi biasanya mudah terlepas. 1,10

3. Tipe circinata.

Rambut dari daerah jenggot atau kumis dikelilingi oleh papula inflammatori

atau pustul, biasanya dengan eksudasi atau pengerasan kulit. Beberapa infeksi

tidak terlalu parah dan terdiri dari permukaan kering, melingkar, kemerahan,

3

Gambar 1. Tine barbae kerion. Nodul berbatas tegas dengan pus berwarna

kekuningan. Permukaan nodul udem dan tidak ada rambut diatasnya. 1

Gambar 2. Tinea barbae tipe superfisial. Pada daerah diatas

bibir tersebar papul dan pustul. 1

Page 4: Referat Tinea Barbae

bersisik. Tipe ini mirip sekali dengan tinea circinata pada kulit glaborous. Perbedaannya

adalah lesi tinea barbae circinata aktif, batasnya berupa vesikulopustular yang aktif

dengan sisik ditengahnya dan rambut yang jarang-jarang pada daerah terserbut.1,11

Diagnosis

Diagnosis dari Tinea Barbae dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan

fisis, dan pemeriksaan penunjang. Pada saat anamnesis didapatkan keluhan utama

berupa benjolan-benjolan berwarna merah pada sekitar mulut, pipi, dagu dan/atau

leher. Keluhan lainnya berupa diawali dengan bercak eritem dan datar. Lama-

kelamaan menjadi nodul disertai pustul dan eksudat. Rambut pada daerah tersebut

mudah terlepas. Sering disertai demam dan malaise. Pasien juaga mempunyai riwayat

berkerja di bidang pertanian dan peternakan yang kontak langsung dengan hewan

seperti sapi, kuda, anjing kucing dan riwayat pernah cukur di tempat cukur, dimana

tukang cukurnya menggunakan pisau cukur yang sama dengan pelanggan

sebelumnya. 4

Pada pemeriksaan fisis, ditemukan nodul eritema yang meradang, dengan

pustul folikuler. Rambut mudah terlepas dan mudah patah, terdapat eksudat, pus dan

krusta di atas permukaan kulit. Apabila rambut ditarik dengan menggunakan pinset,

tidak nyeri dan juga ditemukan limfadenopati.3

Pada pemeriksaan penunjang, ada beberapa pemeriksaan yang bisa di lakukan

antara lain adalah investigasi mikologi yaitu dasar untuk mendiagnosis. Pemeriksaan

lampu Wood akan sangat membantu. Akan tampak efloresensi hijau kusam pada

rambut yang terinfeksi. Prosedur selanjutnya yang dilakukan adalah direct microscopic dan

4

Gambar 3. Tinea barbae circinata dengan batas jelas. pinggirnya terdiri dari papul-papul kecil, vesikel dan bersisik. 1

Page 5: Referat Tinea Barbae

kultur. Spesimen yang diperlukan adalah rambut yang diepilasi dengan pinset dan pustula.

Pemeriksaan mikroskopik langsung dilakukan dengan meletakkan spesimen diatas kaca objek

dan tambahkan larutan potassium hidroksida 10-20%, dengan atau tanpa dimetil sulfoksida.

Larutan ini dapat memperlihatkan elemen-elemen jamur. Panaskan gelas objek perlahan-

lahan, terutama bila tidak dicampurkan dimetil sulfoksida. Kemudian tambahkan pewarnaan

hitam chorazol E atau tinta biru-hitam Parker. Kemudian lihat dibawah mikroskop untuk

melihat hifa dan arthrokonidia. 10

Pemeriksaan kultur digunakan untuk mengidentifikasi penyebab jamur dan memakan

waktu sekitar 3-4 hari. Biasanya dilakukan pada agar Sabouraud ditambah dengan

sikloheksimida dan kloramfenikol. Kedua zat ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri

dan jamur non dermatofitik sehingga diperoleh koloni dermatofit murni yang hidup. Kultur

dilakukan selama 3 minggu untuk mendapatkan hasil positif dan kemudian jamur di

identifikasi berdasarkan morfologi dan koloni. Pemeriksaan tambahan kadangkala diperlukan.

Pemeriksaan dermatofit yang cepat bisa dilakukan dengan indikator warna. Bilamana

terdapat dermatofit, warna akan berubah dari kuning ke merah. 10

Temuan histopatologi mirip dengan yang terlihat dengan tinea capitis. Jamur

dapat ditunjukkan dalam rambut dan stratum korneum, tapi tidak dalam dermis.

Sebuah respon inflamasi kronis terlihat perifolikular, seringkali ditemukan neutofil

menyusup ke dalam folikel.10

Pada pemeriksaan biopsi, akan terlihat folikulitis dan perifolikulitis dengan infiltrat

seluler dan perubahan spongiotik didalam epithel folikuler. Limfosit dan neutrofil

menunjukkan bahwa adanya infiltrat didalam epitel folikuler. Neutofil juga bisa dilihat

dibawah keratin folikuler sebagai mikroabses. Jamur lebih mudah terlihat dengan

menggunakan pewarnaan acid- periodic schiff (PAS). Arthrokonidia dan hifa menunjukkan

jamur didalam selubung rambut dan didalam folikel rambut. Inflamasi infiltrat tampak pada

dermis, dimana lesi kronik mengandung banyak sel giant.4, 7

Diagnosis banding

Diagnosis lain perlu dipertimbangkan adalah folikulitis bakteri (vulgaris

sycosis), dermatitis perioral, Pseudofolliculitis barbae, dermatitis kontak, acne

vulgaris, dan herpes simpleks. Follikulitis bakteri lebih sering bilateral dan lebih

menyakitkan. 10

1. Bakteri folikulitis (sycosis vulgaris) adalah suatu kondisi kulit yang ditandai

dengan infeksi kronis pada dagu atau wilayah berjenggot. iritasi ini disebabkan

5

Page 6: Referat Tinea Barbae

oleh infeksi yang mendalam folikel rambut, sering oleh spesies Staphylococcus

atau Propionibacterium. 10

2. Perioral dermatitis adalah iritasi kulit yang umum wajah mempengaruhi kulit di

sekitar mulut, pipi, dan kurang umum di sekitar mata atau dahi. Sekitar 90% kasus

adalah perempuan antara usia 16 dan 35 dan sangat jarang terlihat pada pria. Hal

ini juga jarang terjadi pada anak-anak. Penyebab dermatitis perioral tidak

diketahui, namun diyakini bahwa penggunaan jangka panjang krim steroid

mungkin menjadi faktor. 10

3. Pseudofolikulitis barbae adalah inflamasi kronis pada folikel rambut yang

umumnya mucul pada wajah laki-laki, tetapi juga bisa terjadi pada bagian lain dari

tubuh mana rambut dicukur atau dicabut, seperti ketiak, area pubis dan kaki.

Penyakit ini lebih sering ditemukan pada orang yang berkulit hitam dan berambut

keriting. Ia terjadi bila rambut dipotong dengan sudut miring sehingga hujung

rambut yang keriting tersebut menjadi tajam dan masuk kembali ke dalam kulit

kepala dan akirnya mengakibatkan reaksi inflamasi.12

6

Gambar 4. Sycosis vulgaris

Gambar 5. Dermatitis perioral

Page 7: Referat Tinea Barbae

4. Dermatitis kontak adalah peradangan di kulit karena kontak dengan sesuatu yang

dianggap asing oleh tubuh. Ditandai dengan bercak merah, kering yang disertai

gatal. 10

5. Acne vulgaris adalah penyakit, ditandai dengan daerah kulit dengan kulit merah

bersisik, komedo (blackheads dan whiteheads), papula (pinheads), pustula

(jerawat ), nodul dan jaringan parut. 10

6. Herpes simpleks adalah sejenis penyakit yang menjangkiti mulut, kulit dan alat

kelamin. Penyakit ini menyebabkan kulit melepuh dan terasa sakit pada otot di

7

Gambar 6. Pseudofolikulitis barbae

Gambar 7. Dermatits kontak

Gambar 8. Acne vulgaris

Page 8: Referat Tinea Barbae

sekitar daerah yang terjangkit. Hingga saat ini, penyakit ini masih belum dapat

disembuhkan, tetapi dapat diperpendek masa kambuhnya. 10

Penatalaksanaan

Pengobatan sama dengan bahwa untuk tinea kapitis dengan menggunakan

antimikosis topikal. Tetapi untuk hasil yang efektif, harus digabungkan pengobatan

antimikosis topikal dan sistemik dalam perawatan tinea barbae selama 4-6 minggu.

Bila terjadi infeksi pada rambut, sebaiknya dicukur terlebih dahulu. Kemudian

kompres dengan air hangat untuk membersihkan krusta dan debris. 4,7,13

Untuk pengobatan sistemik pada tinea barbae dapat di lakukan pemberian

secara oral antara lain, griseofulvin 500-1000 mg/hari selama 6-12 minggu,

terbinafine 250 mg/hari selama 4 minggu, itraconazole 200 mg/hari selama 4-6

minggu, fluconazole 150 mg/hari selama 6 minggu. Untuk pengobatan topikal

biasanya dari 2 kelompok anti jamur yaitu golongan allylamine yang menghambat

sintesis ergosterol dan golongan azole seperti ketokonazole 2%. Penggunaan

ketoconazole untuk pengobatan infeksi dermatofit telah sangat berkurang dengan

pengenalan itrakonazol, flukonazol, dan terbinafine. Ini obat baru yang lebih efektif

dan kurang cenderung menyebabkan toksisitas hati.13,14

Prognosis

Infeksi ini bisa sembuh jika sumber-sumber infeksi dapat dieliminasi, seperti

mengobati hewan ternak dan hewan peliharaan yang terinfeksi dan juga mengobati

infeksi jamur di daerah tubuh yang lain seperti tinea pedis, onikomikosis dan

sebagainya kerana besar kemungkinan bisa terjadi otoinokulasi 9,15

8

Gambar 9. Herpes simpleks