18
Referat TELINGA BERAIR DENGAN MEMBRAN TIMPANI UTUH Oleh: Ervina Wati Harahap NIM. 0708112064 Pembimbing: dr. ASMAWATI ADNAN, SpTHT-KL KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN THT-KL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

Referat THT telinga beriar dengan membran timpani utuh

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mengenai telinga berarir dengan membran timpani yang utuh.

Citation preview

Page 1: Referat THT telinga beriar dengan membran timpani utuh

Referat

TELINGA BERAIR

DENGAN MEMBRAN TIMPANI UTUH

Oleh:

Ervina Wati Harahap

NIM. 0708112064

Pembimbing:

dr. ASMAWATI ADNAN, SpTHT-KL

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

BAGIAN THT-KL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

RSUD ARIFIN ACHMAD

PEKANBARU

2013

I. Definisi

Page 2: Referat THT telinga beriar dengan membran timpani utuh

Telinga berair (otore) adalah keluarnya sekret dari liang telinga. Sekret yang

keluar bisa berupa darah, serumen telinga, pus, atau cairan lain dari liang telinga.

Jenis cairan yang keluar bisa serosa, mukoid, ataupun purulen.1

II. Anatomi Telinga

Telinga terdiri atas telinga luar, telinga tengah atau cavum timphani, dan

telinga dalam atau labyrinth. Telinga dalam berisi organ pendengaran dan

keseimbangan.1

Gambar 1. Anatomi telinga2

1. Telinga luar

Telinga luar terdiri atas auricula dan meatus acusticus externus. Auricula

mempunyai bentuk yang khas dan berfungsi mengumpulkan getaran udara. Auricula

terdiri atas lempeng tulang rawan elastis tipis yang ditutupi kulit. Auricula

mempunyai otot intrinsik dan ekstrinsik yang keduanya dipersarafi oleh N. facialis.3

Meatus acusticus externus adalah tabung berkelok yang menghubungkan

auricular dengan membrana timphani (gendang telinga). Tabung ini berfungsi

menghantarkan gelombang suara dari auricula ke membrana timphani. Pada orang

dewasa panjangnya lebih kurang 1 inci. Pada anak-anak, auricular ditarik lurus ke

1

Page 3: Referat THT telinga beriar dengan membran timpani utuh

belakang, atau ke bawah dan belakang. Bagian meatus yang paling sempit kira-kira 5

mm dari membrana timphani.3

2. Telinga tengah

Telinga tengah adalah ruang berisi udara di dalam pars petrosa ossis

temporalis yang dilapisi oleh membrana mucosa. Ruang ini berisi tulang-tulang

pendengaran yang berfungsi meneruskan getaran membrana timphani ke perilympha

telinga dalam. Cavum tymphani berbentuk celah sempit yang miring, dengan sumbu

panjang terletak lebih kurang sejajar dengan bidang membran timphani. Di depan,

ruang ini berhubungan dengan nasopharynx melalui tuba auditiva dan di belakang

dengan antrum mastoideum.3

Membran timpani adalah membrana fibrosa tipis yang berwarna kelabu

mutiara. Membran ini terletak miring, menghadap ke bawah, depan, dan lateral.

Permukaannya konkaf ke lateral dan pada dasar cekungannya terdapat lekukan kecil,

yaitu umbo, yang tebentuk oleh ujung manubrium mallei. Bila membran terkena

cahaya otoskop, bagian cekung ini menghasilkan “kerucut cahaya”, yang memancar

ke anterior dan inferior dari umbo. Membrana timphani berbentuk bulat dengan

diameter lebih kurang 1 cm, pinggirnya tebal dan melekat di dalam sulcus

tymphanicus yang di bagian atasnya berbentuk incisura. Dari sisi-sisi incisura ini

berjalan dua plica yang menuju ke processus lateralis mallei. Daerah segitiga kecil

pada membrana tymphani yang dibatasi oleh plica-plica tersebut lemas dan disebut

pars flaccida dan bagian lainnya yang tegang disebut pars tensa.3

Ossicula auditus (tulang-tulang pendengaran) adalah malleus, incus, dan

stapes. Malleus adalah tulang pendengaran terbesar yang terdiri atas caput, collum,

processus longum / manubrium, sebuah processus anterior dan lateralis. Incus

mempunyai corpus yang besar dan dua crus yakni crus longum dan breve. Stapes

mempunyai caput, collum, dua lengan, dan sebuah basis.3

Tuba auditiva terbentang dari dinding anterior cavum tymphani ke bawah,

depan, dan medial sampai ke nasopharinx. Sepertiga bagian posteriornya adalah

tulang dan dua pertiga bagian anteriornya adalah cartilago. Tuba berhubungan dengan

2

Page 4: Referat THT telinga beriar dengan membran timpani utuh

nasopharynx dengan berjalan melalui pinggir atas m. constrictor pharynges superior.

Tuba berfungsi menyeimbangkan tekanan udara di dalam cavum timphani dengan

nasopharynx.3

Gambar 2. Membran timpani normal.4

3. Telinga dalam

Telinga dalam atau labyrinthus terletak di dalam pars petrosa ossis temporalis,

medial terhadap telinga tengah, dan terdiri atas (1) labyrinthus osseus, tersusun dari

sejumlah rongga di dalam tulang, dan (2) labyrinthus membranaceus, tersusun dari

sejumlah saccus dan ductus membranosa di dalam labyrinthus osseus.3

Labyrinthus osseus terdiri dari vestibulum, canalis semicircularis, dan

cochlea. Ketiganya merupakan rongga-rongga yang terletak di dalam substantia

compacta tulang, dilapisi oleh endosteum seta berisi cairan bening, yaitu perilympha

yang didalamnya terdapat labyrinthus membranaceus.3

Labyrinthus membranaceus terletak di dalam labyrinthus osseus, dan berisi

endolympha dan dikelilingi oleh perilympha. Labyrinthus membranaceus terdiri atas

utriculus dan sacculus, tiga ductus semicircularis, dan ductus cochlearis yang terletak

di dalam cochlea. Struktur-struktur ini saling berhubungan dengan bebas.3

3

Page 5: Referat THT telinga beriar dengan membran timpani utuh

III. Otitis Eksterna

Otitis eksterna merupakan radang telinga akut maupun kronis yang

disebabkan oleh bakteri tetapi dapat juga disebabkan oleh jamur dan virus. Faktor

yang mempengaruhi radang telinga luar ialah pH di liang telinga, yang biasanya

normal atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun.1 Pada

keadaan udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh.

Presdisposisi otitis eksterna yang lain adalah trauma ringan ketika mengorek telinga.5

Gambar 3. Otitis eksterna6

a. Otitis eksterna akut

Otitis eksterna akut terdiri dari otitis eksterna sirkumskripta dan otitis eksterna

difus.

1. Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel atau bisul)

Otitis eksterna sirkumskripta aalah infeksi di sepertiga luar liang telinga yang

mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar

serumen, maka di tempat itu dapat terjadi infeksi pada polisebasea, sehingga

membentuk dapat membentuk furunkel. Kuman penyebabnya biasanya

Staphylococcus aureus atau Staphylococcus albus.5

a. Gejala

4

Page 6: Referat THT telinga beriar dengan membran timpani utuh

Gejala dari otitis eksterna ialah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan

besar bisul. Hal ini disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung

jaringan longgar dibawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan

perikondrium. Rasa nyeri dapat juga timbul spontan pada waktu mulut (sendi

temporomandibula). Selain itu terdapat juga gangguan pendengaran, bila furunkel

besar dan menyumbat liang telinga.5

b. Terapi

Terapi tergantung pada keadaan furenkel, bila telah menjadi abses dilakukan

aspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal diberikan antibiotika

dalam bentuk salep, seperti polymixin B atau bacitracin atau antiseptik (asam asetat

2-5% dalam alkohol).5 Bila dinding furunkel tebal, dilakukan insisi, kemuadian

dipasang salir (drain) untuk mengairkan nanahnya. Biasanya tidak perlu diberikan

antibiotik secara sistemik, hanya diberikan obat simptomatik seperti analgetik dan

obat penenang.5

2. Otitis eksterna difus

Otitis eksterna difues biasanya mengenai kulit liang telinga duapertiga dalam.

Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya. Kuman

penyebab biasanya golongan Pseudomonas. Kuman lain yang dapat sebagai penyebab

ialah Staphylococcus albus, Escherichia colli dan sebagainya.5

a. Gejala

Gejala sama dengan otitis eksterna sirkumskripta, kadang terdapat sekret

yang berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir (musin) seperti sekret yang ke luar

dari kavum timpani pada otitis media.5

b. Terapi

Pengobatnya ialah dengan membersihkan liang telinga,memasukkan tampon

yang mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik

5

Page 7: Referat THT telinga beriar dengan membran timpani utuh

antara obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat

antibiotik sisitemik.5

IV. Otitis Eksterna Maligna

Otitis eksterna maligna disebut merupakan suatu infeksi difus pada liang

telinga luar dan peradangan dapat meluas secara progresif ke lapisan subkutis, tulang

rawan dan tulang di sekitarnya yang disebabkan organisme Pseudomonas.5

Otitis eksterna maligna lebih sering terjadi pada orang tua dengan penyekit

diabetes.5 Diabetes merupakan faktor resiko utama tetapi tidak ada hubungan yang

jelas dengan berat atau lamanya menderita diabetes dengan otitis eksterna maligna.

Pasien diabetik mempunyai pH serumen yang tinggi dan menurunnya konsentrasi

lisosim yang menghalangi aktivitas antibakteri. Penyakit ini juga pernah dilaporkan

pada pasien dengan imunitas yang rendah, pasien dengan HIV.7

Gejala dapat dimulai dengan rasa gatal diliang telinga yang dengan cepat

diikuti dengan rasa nyeri yang hebat dan sekret yang banyak serta pembengkakan

liang telinga.5 Rasa nyeri akan semakin hebat dan bila tumbuh jaringan granulasi

yang banyak akan menyebabkan liang telinga akan tertutup. Saraf fasialis dapat

terkena sehingga menimbulkan paralisis fasial. Kelainan patologik yang penting

adalah osteomielitis yang progresif, yang disebabkan oleh infeksi kuman

Pseudomonas aeruginosa. Penebalan endotel yang mengiringi diabetes melitus berat,

kadar gula darah yang tinggi yang diakibatkan oleh infeksi yang sedang aktif,

menimbulkan kesulitan pengobatan yang adekuat.5

Diagnosis otitis eksterna maligna dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan radiologi.

Empat gejala yang meninjol adalah otalgia yang menetap lebih dari 1 bulan, otorea

purulen dan menetap dengan adanya jaringan granulasi dalam beberapa minggu,

riwayat diabetes melitus, status imun yang rendah dan usia lanjut dan adanya

gangguan saraf cranial.8

Pada pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan laboratorium, dapat

ditemukan adanya peningkatan leukosit, laju endap darah dan gula darah sewaktu.

6

Page 8: Referat THT telinga beriar dengan membran timpani utuh

Pemeriksaan kultur yang diperoleh dari sekret liang telinga sangat diperlukan untuk

sensitivitas antibiotik.7

Pengobatan harus secepatnya diberikan, sesuai dengan hasil kultur dan

resistensi. Kuman penyebab tersering adalah Pseudomonas aeruginosa maka

diberikan antibiotic dosis tinggi sesuai dengan Pseudomonas aeruginosa. Sementara

menuggu hasil kultur dan resistensi, diberikan golongan fluo-roquinolone

(ciprofloxacin) dosis tinggi peroral. Pada keadaan yang berat diberikan antibiotic

golongan aminoglikosida yang diberikan selama 6-8 minggu. Antibiotik yang sering

digunakan ciprofloxasin, ticarcilin-clavunalat, piperacilin (dikombinasikan dengan

aminoglikosida), ceftriaxone, ceftazidine, cefepime, tobramicin (dikombinasikan

dengan aminoglikosida), gentamicin (dikombinasikan dengan penicilin).5

V. Otomikosis

Otomikosis, didefinisikan oleh Perin et al, sebagai infeksi jamur pada telinga.

Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembapan yang tinggi di daerah

tersebut. Penyakit ini ditandai dengan inflamasi eksudatif dan pruritus pada liang

telinga. Otomikosis biasanya bersifat unilateral dengan karakteristik inflamasi,

pruritus dan pembentukan sisik pada kanalis auditorius eksterna.9

Agen jamur yang menyebabkan penyakit ini adalah saprofit pada lingkungan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Kumar A, adalah Aspergillus sp, diikuti oleh

candida sp. Aspergillus Niger adalah organisme yang paling banyak diisolasi (40%-

79%), diikuti oleh Aspergillus Flavus, Aspergillus Fumigatus, dan Candida Albicans

(2,5%-30%). Beberapa penelitian lainnya juga melaporkan isolasi organisme lainnya

seperti Penicillum sp, Acremonium sp, Fusarium sp dan spesies Candida lainnya

seperti Candida Parasilois, Candida Gullermondi dengan persentase insidensi yang

berbeda.10

Pruritus merupakan gejala utama pada otomikosis. Pada penelitian yang

dilakukan oleh Tang Ho et al, otalgia dan otore merupakan gejala paling sering yang

timbul sebagai keluhan utama pasien untuk berobat, diikuti oleh penurunan

pendengaran, perasaan penuh pada telinga, dan pruritus. Dari 132 pasien, otalgia

7

Page 9: Referat THT telinga beriar dengan membran timpani utuh

merupakan keluhan utama pada 63 pasien (48%), otore pada 63 pasien, penurunan

pendengaran pada 59 pasien, perasaan penuh pada telinga pada 44 pasien dan pruritus

pada 20 pasien.11

Pemeriksaan biasanya menunjukkan penampakan debris jamur berwarna abu-

abu keputihan pada kanalis auditorius eksterna yang melekat pada kulit yang

hiperemis dan biasanya edema. Oleh karena itu, sangat sulit untuk membedakan

secara klinis dari otitis eksterna lainnya, terutama pada tipe alergi, dimana terdapat

debris epitel yang terdeskuamasi berwarna keputihan pada kanalis auditorius

eksterna. Dalam banyak keadaan, otomikosis tidak terdiagnosis dan penyakit ini di

tatalaksana dengan menggunakan antibiotika topikal dan kortikosteroid yang dapat

memperburuk keadaan.12

Gambar 4. Gambaran klinis otomikosis11

Preparat langsung dapat dilakukan untuk pemeriksaan penyaring untuk

menentukan infeksi jamur. Skuama dari kerokan kulit kanal diperiksa dengan KOH

10%. Pada pemeriksaan mikroskopik, akan terlihat hifa-hifa lebar, berseptum, dan

kadang-kadang dapat ditemukan spora-spora kecil. Mikroskopi langsung lebih

direkomendasikan karena hal ini dapat menyediakan diagnosis presumtif yang lebih

cepat dan dapat menolong untuk memilih media kultur yang lebih tepat. Mikroskopi

8

Page 10: Referat THT telinga beriar dengan membran timpani utuh

langsung, sediaan tinta india, potasium hidroksida atau calcoflour white mounts

dengan pemeriksaan fluorecent mikroskopi.12

Gambar 5. pemeriksaan mikroskopis Candida albicans dan Aspergillus niger13

Pengobatanya ialah dengan membersihkan laing telinga. Larutan asam asetat

2-5% dalam alcohol, larutan iodium povion 5% atau tetes telinga yang mengandung

campuran antibiotic dan steroid yang diteteskan ke liang telinga biasanya dapat

menyembuhkan. Kadang-kadang diperlukan juga obat anti jamur (sebagai salep) yang

diberika secara topical yang mengandung nistatin, klotrimazol.5

VI. Miringitis Granulomatosa

Miringitis granulomatosa, merupakan kelainan akibat peradangan kronis dari

permukaan lateral membran timpani, ditandai dengan adanya jaringan granular di

sebagian atau seluruh membran timpani dan dapat mengenai kanalis auditorius

eksterna.14

Miringitis dapat berkembang sebagai penyakit primer yang sembuh sendiri

dari membran timpani (miringitis primer) atau sebagai sebuah proses inflamasi dari

jaringan yang berdekatan dari telinga luar atau tengah (miringitis sekunder).15

Keluhan pasien datang dengan 2-3 hari riwayat telinga tersumbat dan pendengaran

berkurang. Pasien punya riwayat mengorek liang telnga, trauma, atau penetrasi air ke

kanalis auditorius eksterna. Sensasi berat dan nyeri ringan telinga dikeluhkan.

Kadang-kadang rasa gatal ada di liang telinga atau keluar cairan dari liang telinga.16

9

Page 11: Referat THT telinga beriar dengan membran timpani utuh

Pada miringitis granulomatosa, lapisan epidermis terluar membran timpani dan

lapisan kulit kanalis auditorius eksternus diselubungi oleh jaringan granulasi. Ini

sering berhubungan dengan otitis eksterna yang berulang. Jaringan granulasi ini

dapata menyebabkan stenosis pada kanalis auditorius eksternus.; pada kasus

miringitis kronis, membran timpani mengalami perforasi, batas mengalami inflamasi,

dan jaringan granulasi; tuli dapat terjadi; cairan keluar dari kanalis auditorius

eksterna.16

Gambar 6. Miringitis granulomatosa4

Prosedur penatalaksanaan miringitis sebagai berikut: pertama, pembersihan

kanalis auditorius eksterna; kedua, irigasi liang telinga untuk membuang debris

(kontraindikasi bila status membran timpani tidak diketahui); ketiga, timpanosintesis,

yaitu pungsi kecil yang dibuat di membran timpani dengan sebuah jarum untuk jalan

masuk ke telinga tengah. Prosedur ini dapat memungkinkan dilakukan kultur dan

identifikasi penyebab inflamasi; keempat, miringotomi, dimana pada otitis media

akut, miringotomi dan pembuangan cairan mencegah terjadinya pecahnya membran

timpani setelah “bulging”. Tindakan ini menyembuhkan gejala lebih cepat, dan insisi

sembuh dalam waktu lebih cepat; kelima, timpanostomi dengan insersi pipa ke

telinga tengah memungkinkan drainase.16

VII. Dermatitis

10

Page 12: Referat THT telinga beriar dengan membran timpani utuh

Peradangan kulit (epidermis dan dermis)sebagai respons terhadap pengaruh

faktor eksogen dan atau faktor endogen,menimbulkan kelainan klinis berupa

efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan

keluhan gatal. tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan,bahkan mungkin hanya

beberapa (oligormofik), dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis. banyak

dermatitis yang belum diketahui dengan pasti patogenesisnya, terutama yang

penyebabnya faktor endogen. yang telah banyak dipelajari adalah tentang dermatitis

kontak (baik tipe alergik maupun iritan), dan dermatitis atopik.17

Penyebab dematitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahkan kimia

(contoh: detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (contoh: sinar,suhu), ‘’mikro-

organisme (bakteri, jamur); dapat pula dari dalam (endogen), sebagian lain tidak

diketahui etiologinya yang pasti. pada umumnya penderita dermatitis mengeluh gatal.

Kelainan kulit bergantung pada stadium penyakit, batasnya sirkumskrip, dapat pula

difus. penyabarannya dapat setempat, generalisata, dan universalis.

pada stdium akut kelainan kulit berupa eriteme, edema, vesikel atau bula, erosi dan

eksudasi, sehingga tampak basah (madidans). stadium subakut, aritema dan adema

berkurang, eksudat mengering menjadi krusta. sedang pada stadium kronis lesi

tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul, dan likenifikasi, mungkin juga

terdapat erosi atau ekskoriasi karena garukan. stadium tersebut tidak terlalu

berurutan, bisa saja suatu dermatitis sejak awal memberi gambaran klinis berupa

kelainan kulit stadium kronis.17

Pengobatan yang tepat didasarkan kausa, yaitu menyingkirkan penyababnya.

tetapi, seperti diketahui penyabab dermatitis multi faktor, kadang juga tidak diketahui

dengan pasti. jadi pengobatan bersifat simtomatis, yaitu dengan menghilangkan

/mengurangi keluhan dan gejala dan menekan peradangan.17

11

Page 13: Referat THT telinga beriar dengan membran timpani utuh

12