Referat Psoriasis Pustulosa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gooddd

Citation preview

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    1/30

    REFERAT

    PSORIASIS PUSTULOSA

    Pembimbing :

    dr. Retno Sawitri, Sp.KK

    Disusun oleh :

    Nama : Aulia Ajrina

    NIM : 1110103000065

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin

    RSUD Kota Bekasi

    Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    Periode 27 Januari-22 Februari 2014

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    2/30

    ii

    LEMBAR PENGESAHAN

    Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:

    Nama : Aulia Ajrina

    NIM : 1110103000065

    Judul Referat : Psoriasis Pustulosa

    Telah menyelesaikan tugas referat dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu

    Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di RSUD

    Kota Bekasi periode 27 Januari-22 Februari 2014.

    Bekasi, 9 Februari 2014

    Mengetahui,

    Pembimbing

    dr. Retno Sawitri,Sp.KK

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    3/30

    iii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan

    limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas referat ini

    mengenai Psoriasis Pustulosa sebagai salah satu syarat Kepaniteraan Klinik Bidang Ilmu

    Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di RSUD

    Kota Bekasi periode 27 Januari-22 Februari 2014.

    Referat ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya karena adanya dukungan,

    bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

    kasih kepada :

    1. dr. Retno Sawitri, Sp.KK, selaku Ketua Program Studi dan Pembimbing KepaniteraanKlinik Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Kota Bekasi.

    2. dr. Shinta, Sp.KK dan dr. Helena Dharsana, selaku Pembimbing Kepaniteraan KlinikPenyakit Kulit dan Kelamin RSUD Kota Bekasi.

    3. Ibu Ida dan Ibu Muzaiyanah selaku perawat dibagian Poli Kulit dan Kelamin diRSUD Kota Bekasi.

    4. Teman-teman sejawat kepaniteraan klinik stase kulit RSUD Bekasi UniversitasTrisakti dan Universitas Kristen Indonesia (UKI).

    Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis

    mengharapkan kritik dan saran sebagai masukan yang membangun untuk menjadi lebih baik

    dan semoga referat ini dapat bermanfaat dengan baik.

    Bekasi, 9 Februari 2014

    Penulis

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    4/30

    iv

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

    LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................iiKATA PENGANTAR........................................................................................ iiiDAFTAR ISI ...................................................................................................... ivBAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 5BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6

    2.1. Definisi .................................................................................................. 62.2. Epidemiologi .......................................................................................... 62.3. Etiologi .................................................................................................. 62.4. Patogenesis ............................................................................................. 82.5. Klasifikasi ............................................................................................ 102.6. Manifestasi Klinis................................................................................. 112.7. Diagnosis ............................................................................................. 142.8. Diagnosis Banding ............................................................................... 182.9. Penatalaksanaan ................................................................................... 212.10. Komplikasi ........................................................................................... 282.11. Prognosis .............................................................................................. 28

    BAB III KESIMPULAN ................................................................................... 29DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 30

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    5/30

    5

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Penyakit psoriasis termasuk dermatosis eritroskuamosa yaitu penyakit kulit yang

    terutama ditandai dengan adanya eritema dan skuama. Psoriasis ialah penyakit yang

    penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak

    eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan, disertai

    fenomena tetesan lilin, Auspitz, dan Kbner. Insiden psoriasis pada orang kulit putih lebih

    tinggi daripada penduduk kulit berwarna. Di Eropa sebanyak 3-7%, di Amerika Serikat

    sebanyak 1-2% sedangkan di Jepang 0,6%. Insiden pada laki-laki agak lebih banyak

    dibandingkan perempuan. Psoriasis terdapat pada semua usia umumnya pada orang dewasa.1

    Terdapat berbagai bentuk klinis psoriasis, salah satunya adalah psoriasis pustulosa.

    Psoriasis pustulosa mempunyai beberapa faktor pencetus terjadinya penyakit tersebut, yaitu

    penghentian kortikosteroid yang mendadak, obat-obatan, banyak terpapar sinar UV,

    kehamilan, stres emosional, serta infeksi bakteri dan virus.2

    Psorisasis pustulosa bentuk lokalisata contohnya psoriasis pustulosa palmoplantar

    (Barber). Penyakit ini mengenai telapak tangan atau telapak kaki atau keduanya.Kelainan

    kulit berupa kelompok-kelompok pustul kecil steril dan dalam, di atas kulit yang eritematosa

    disertai rasa gatal. Sedangkan bentuk generalisata contohnya psoriasis pustulosa generalisata

    akut (von Zumbusch). Gejala awalnya ialah kulit yang nyeri, hiperalgesia disertai gejala

    umum berupa demam, malaise, nausea, anoreksia. Plak psoriasis yang telah ada makin

    eritematosa dan eritematosa pada kulit normal. Dalam beberapa jam timbul banyak pustul

    miliar pada plak tersebut. Dalam sehari, pustul-pustul berkonfluensi membentuk "lake of pus"

    berukuran beberapa cm.1

    Tatalaksana psoriasis pustulosa dimulai dengan menghilangkan faktor pencetus. Pada

    pasien psoriasis, semua fungsi imun pada kulit terganggu dan pasien rentan terhadap infeksi,

    kehilangan cairan, ketidakseimbangan elektrolit, kehilangan nutrisi melalui kulit dan

    hilangnya kontrol suhu.3 Pasien dengan psoriasis pustulosa bentuk generalisata sering dirawat

    di rumah sakit untuk memastikan cairan yang adekuat, tirah baring, dan menghindari

    kehilangan panas yang berlebihan.4

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    6/30

    6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Definisi

    Psoriasis pustulosa adalah salah satu bentuk klinis dari psoriasis yang ditandai

    adanya erupsi pustul yang bersifat steril (non infectious pus) dengan dasar

    eritematosa.4

    2.2. Epidemiologi

    Prevalensi psoriasis pustulosa di Jepang yaitu 7,46 kasus per 1 juta penduduk.

    Penyakit ini dapat mengenai semua ras. Perbandingan kejadian penyakit ini pada laki-

    laki dan perempuan dewasa adalah 1:1 dan pada anak-anak perbandingan kejadian

    pada laki-laki dan perempuan adalah 3:2. Usia rata-rata kejadian penyakit ini pada

    dewasa yaitu usia 50 tahun. Pada anak-anak, penyakit ini terjadi rata-rata pada usia 6-

    10 tahun.4

    2.3. Etiologi

    Psoriasis pustulosa generalisata mempunyai beberapa faktor resiko yang dapat

    memicu terjadi penyakit tersebut, yaitu penghentian kortikosteroid yang mendadak,obat-obatan seperti antimalaria, salisilat, iodine, penisilin, -blockers, IFN- dan

    lithium. Faktor lain selain obat adalah kehamilan, sinar matahari, alkohol, merokok,

    hipokalsemia sekunder akibat hipoparatiroidisme, stress emosional, serta infeksi

    bakteri dan virus.4,5

    Faktor Genetik

    Jika orang tuanya tidak menderita psoriasis risiko mendapat psoriasis 12%

    sedangkan jika salah seorang orang tuanya menderita psoriasis risikonya mencapai

    34-39%. Berdasarkan onset penyakit dikenal dua tipe. Psoriasis tipe I dengan onset

    dini bersifat famillial, psoriasis tipe II dengan onset lambat bersifat non familial.

    Psoriasis berkaitan dengan HLA. Psoriasis pustulosa berkorelasi dengan HLA-B27.1

    Faktor imunologik

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    7/30

    7

    Defek genetik pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari tiga

    jenis sel, yakni limfosit T, sel penyaji antigen (dermal) atau keratinosit. Keratinosit

    psoriasis membutuhkan stimuli untuk aktivasinya. Lesi psoriasis matang umumnya

    penuh dengan sebukan limfosit T pada dermis yang terutama terdiri atas limfosit T

    CD4 dengan sedikit sebukan limfositik dalam epidermis. Sedangkan pada lesi baru

    umumnya lebih banyak didominasi oleh limfosit T CD8.1

    Pada lesi psoriasis terdapat sekitar 17 sitokin yang produksinya bertambah.Sel

    Langerhans juga berperan pada imunopatogenesis psoriasis.Terjadinya proliferasi

    epidermis diawali dengan adanya pergerakan antigen, baik eksogen maupun endogen

    oleh sel Langerhans. Pada psoriasis pembentukan epidermis lebih cepat hanya 3-4

    hari, sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari. Lebih dari 90% kasus dapat

    mengalami remisi setelah diobati dengan imunosupresif.1

    Gambar 2.1 Perkembangan lesi psoriasis 8

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    8/30

    8

    Keterangan gambar perkembangan lesi psoriasis :8

    Faktor pencetus lainnya

    Stres psikis, infeksi lokal, trauma (fenomena Kbner), endokrin, gangguan

    metabolik, obat, alkohol dan merokok. Obat yang umumnya menyebablan residif

    ialah beta adrenergic blocking agent, litium, antimalaria dan penghentian mendadak

    kortikosteroid sistemik.1

    2.4. Patogenesis

    Psoriasis pustulosa generalisata akut (Von Zumbusch) terjadi akibat proses

    autoimun dan faktor genetik. Psoriasis berkaitan dengan HLA. Untuk psoriasis

    pustulosa berhubungan dengan psoriasis tipe 2 dengan HLA-B27.1

    Kerusakan sel target pada psoriasis terdiri dari beberapa sel, termasuk

    keratinosit, namun secara histopatologik menunjukkan tiga faktor patogenik utama,

    yaitu diferensiasi abnormalitas keratinosit, hiperproliferasi keratinosit, dan infiltrasi

    komponen sel radang.6 Secara singkat terlihat adanya siklus sel yang memendek

    sekitar 1,5 hari pada proliferasi keratinosit psoriasis, fase maturasi, dan pelepasan

    keratinosit memerlukan waktu sekitar 4 hari sehingga keratinosit sel basal

    memperbanyak diri 10 kali lebih cepat dibandingkan orang normal.7

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    9/30

    9

    Analisis HLA didapatkan kerentanan terhadap psoriasis terletak pada ujung

    distal kromosom 17, dan disebut sebagai psoriasis susceptibility (Psor gene).

    Penemuan ini menunjukkan suatu lokus mayor Psor1 berdekatan dengan HLA-C pada

    kromosom 6p21, dan gen Psors lain seperti Psors2 pada kromosom 17q24-q25, dan

    Psors3 pada kromosom 4q.6,7

    Selain itu terdapat faktor pencetus yang berperan dalam menginduksi atau

    mengeksaserbasi psoriasis pada individu yang secara genetik memiliki predisposisi

    untuk psoriasis. Telah diketahui bahwa pertahanan sistem imun secara normal di kulit

    diperankan oleh limfosit T. Sel T yang teraktivasi dan berdiferensiasi menjadi sel T

    helper-1 akan menghasilkan berbagai jenis sitokin yang mampu merangsang berbagai

    sel di dekatnya, kemudian mensekresi sitokin tambahan yang mengakibatkan positive

    feed backdalam mempertahankan keadaan peradangan menahun.8

    Hal ini melengkapi bukti bahwa sel T yang teraktivasi berperan dalam

    psoriasis. Proinflamatori atau profil sitokin T helper-1 (IL-1, IL-2, IFN, TNF)

    mendominasi respons psoriatik sel T. Terdapatpeningkatan produksi IFN pada plak

    psoriasis. Pelepasan IFN akan menginduksi TNF dan sitokin lainnya untuk

    memproduksi protein inflamasi oleh keratinosit. Selain itu keratinosit yang teraktivasi

    tersebut juga akan melepaskan kemokin dan berbagai macamgrowth factoryang akan

    menstimulasi influks netrofil, perubahan vaskular, dan hiperplasia keratinosit.5,8

    Peningkatan kemotaksis polymorphonuclear (PMN) leukocyte lebih banyak

    terdapat pada psoriasis pustulosa dibandingkan psoriasis vulgaris. Hal ini berkaitan

    dengan defek intrinsik PMN atau terdapatnya chemoattractants pada lapisan

    epidermis pasien psoriasis. Adanya faktor pencetus menyebabkan migrasi PMN dari

    pembuluh darah ke epidermis dan pengaruh dari keratinosit yang melepaskan sitokin.

    Pemeriksaan menggunakan mikroskop elektron menunjukkan adanya basal

    keratinocyte herniation. Hal ini karena adanya penonjolan sitoplasma ke dalam

    dermis melalui celah-celah di lamina basal pada lesi psoriasis pustulosa. Herniasi ini

    timbul karena terkumpulnya neutrofil di dalam dermis. Oleh karena itu, adanya

    peningkatan produksi neutrophilicproteolytic enzymedi dalam dermis pasien psoriasis

    pustulosa. Homozygous missense mutation pada gen yang mengkode anti

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    10/30

    10

    inflammatory cytokine, IL-36 receptor antagonist, berkaitan dengan psoriasis

    pustulosa generalisata yang diturunkan secara autosomal resesif.4

    Gambar 2.2 Interaksi sitokin pada lesi psoriasis8

    IL-23 mempertahankan CD4 T cell, dan Th 17 memproduksi IL-17 dan IL-22.

    Sitokin dihasilkan juga dari sel dendritik, CD4 T cell, CD8 T cell, & keratinosit. IFN

    gama & TNF alfa menginduksi keratinosist untuk memproduksi IL-7, IL-8, IL-12, IL-

    15, IL-18. IL-12 dengan IL-18 bekerja pada sel dendritik untuk meningkatkan

    produksi IFN gama, IL-7 & IL-15 yang penting untuk proliferasi & homeostatic

    maintenance sel CD8 T cell.8

    2.5. Klasifikasi

    Terdapat 2 pendapat yang membahas mengenai psoriasis pustular, pertama

    dianggap sebagai penyakit tersendiri, kedua dianggap sebagai varian psoriasis.

    Terdapat 2 bentuk pustular psoriasis yaitu bentuk lokalisata dan generalisata. Bentuk

    lokalisata, contohnya psoriasis pustulosa palmo-plantar (Barber) sedangkan bentuk

    generalisata, contohnya psoriasis pustulosa generalisata akut (von Zumbusch).Pada

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    11/30

    11

    kasus psoriasis pustulosa generalisata dapat disertai dengan gejala konstitusional

    seperti sakit kepala, menggigil, demam, kelelahan dan malaise berat.1

    2.6. Manifestasi Klinis

    Psoriasis pustulosa generalisata akut (Von Zumbusch)

    Psoriasis pustulosa generalisata akut (Von Zumbusch) merupakan penyakit

    kulit dengan gejala awalnya ialah kulit yang nyeri, kemerahan dan hiperalgesia

    dengan disertai gejala umum berupa demam, atralgia, malaise, nausea, dan anoreksia.

    Plak psoriasis yang telah ada makin eritematosa. Setelah beberapa jam timbul banyak

    plak eritematosa dan eritematosa pada kulit yang normal. Kemudian dalam beberapa

    jam timbul banyak pustul miliar pada plak tersebut, pustul superfisial berdiameter 2-3

    mm. Dalam sehari pustul-pustul tersebut akan berkonfluensi membentuk lake of pus

    berukuran beberapa cm.1,8

    Tempat yang paling banyak terjadi psoriasis pustulosa adalah bagian fleksural

    dan anogenital sedangkan pada area wajah jarang terjadi. Pustul dapat terjadi pada

    lidah sehingga menyebabkan disfagia. Pustul juga terjadi pada kuku dan

    menghasilkan onikodistrofi, onikolisis dan defluvium unguim. Arthritis juga sering

    menyertai penyakit ini, baik secara akut maupun kronis, dan terjadi pada sepertiga

    kasus. Daerah interphalangeal distal, begitu juga pola polyarthritic lainnya dan

    bahkan sacroilitis, dapat terjadi pada episode penyakit ini. Episode pustul akan terjadi

    dalam harian atau minggu sehingga menyebabkan ketidaknyamanan dan kelelahan.4,9

    Telogen effluvium dapat terjadi dalam 2-3 bulan. Remisi dari psoriasis

    pustulosa ditandai dengan hilangnya gejala sistemik kemudian menjadi eritroderma

    psoriasis pustulosa

    generalisatapsoriasis pustulosa

    generalisata akut(von Zumbusch)

    lokalisata

    psoriasis pustulosapalmoplantar

    Acropustulosis(Acrodermatitis

    continua ofHallopeau)

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    12/30

    12

    atau menjadi lesi psoriasis vulgaris. Pada tipe ini akan menjadi subakut atau kronik

    dengan manifestasi klinis yang tidak berat. Penyakit ini dapat muncul pada orang

    yang sedang menderita psoriasis atau telah menderita psoriasis. Dapat pula muncul

    pada penderita yang belum pernah menderita psoriasis.4,9

    Gambar 2.3 Kelainan kulit pada psoriasis pustulosa generalisata8

    Psoriasis pustulosa palmoplantar (Barber)

    Psoriasis pustulosa palmoplantar (Barber) pada dasarnya adalah dermatosis

    bilateral dan simetris. Predileksi tersering pada tenar atau hipotenar, bagian tengah

    telapak tangan dan telapak kaki. Lesi mulai sebagai daerah eritematosa dan timbul

    pustul. Awalnya berukuran seperti jarum pentul, lalu membesar dan bergabung

    membentuk lake of pus.9Kelainan kulit berupa kelompok-kelompok pustul kecil steril

    dan dalam, di atas kulit yang eritematosa disertai rasa gatal.1

    Acropustulosis (Acrodermatitis continua of Hallopeau)

    Penyakit ini merupakan tipe yang jarang pada psoriasis, yang ditandai adanya

    lesi kulit pada ujung jari tangan dan jari kaki. Kadang-kadang lesi kulit muncul

    setelah adanya trauma pada kulit atau infeksi. Lesi yang timbul dapat membuat cacat

    dan deformitas pada kuku.2Penyakit ini bersifat kronik residif, terjadi pada nail folds,

    nail beddan ujung-ujung jari yang dapat menyebabkan hilangnya kuku. Penyakit ini

    dapat terjadi dengan atau tanpa psoriasis pustulosa generalisata. 11

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    13/30

    13

    Gambar 2.4 Kelainan kulit pada psoriasis pustulosa palmoplantar8

    Gambar 2.5 Kelainan kulit pada acrodermatitis8

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    14/30

    14

    Mekanisme Manifestasi Klinis 12

    2.7. Diagnosis

    Anamnesis

    Psoriasis pustulosa generalisata (von Zumbusch)

    Psoriasis bentuk ini didominasi oleh erupsi pustula milier yang disertai dengan

    gejala sistemik seperti demam, malaise, anoreksia yang berlangsung beberapa hari.

    Pustulanya bersifat steril dengan ukuran 23 mm, tersebar pada tubuh dan

    ekstremitas, jarang mengenai muka. Kulit sekitar pustulosa biasanya eritematosa.

    Pada awalnya kelainan kulit berupa bercak dengan sejumlah pustula yang kemudian

    menyatu (konfluen) membentuk gambaran danau (lake of pus). Psoriasis pustulosa

    von Zumbuschbiasanya sebagai komplikasi psoriasis setelah penghentian mendadak

    kortikosteroid topikal atau sistemik, dapat juga karena obat topikal yang iritatif,

    iodida, dan litium.8

    Psoriasis pustulosa lokalisata

    Pada bentuk ini, kelainan kulit berupa pustula yang terbatas pada jari tangan,

    telapak tangan, dan telapak kaki.Tidak didapatkan gejala sistemik. Terdapat dua

    bentuk psoriasis pustulosa lokalisata, yaitu psoriasis pustulosa palmaris et plantaris

    dan akrodermatitis kontinua Hallopeau.8

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    15/30

    15

    Pemeriksaan Fisik

    Psoriasis Area and Severity Index (PASI)

    Derajat keparahan psoriasis dinilai dari luas permukaan tubuh yang terkenalesi psoriasis. Psoriasis Area and Severity Index (PASI) adalah metode yang

    digunakan untuk mengukur intensitas kuantitatif penderita berdasarkan gambaran

    klinis dan luas area yang terkena, cara ini digunakan ntuk mengevaluasi perbaikan

    klinis setelah pengobatan. Beberapa elemen yang diukur oleh PASI adalah eritema,

    skuama dan ketebalan lesi dari setiap lokasi di permukaan tubuh seperti kepala,

    badan, lengan dan tungkai. Bagian permukaan tubuh dibagi menjadi 4 bagian antara

    lain: kepala (10%), abdomen, dada dan punggung (20%), lengan (30%) dan tungkai

    termasuk bokong (40%).8,10

    Karakteritis klinis yang dinilai adalah; eritema (E), skuama (S), dan ketebalan

    lesi/indurasi (T). Karakteristik klinis tersebut diberi skor sebagai berikut:

    tidak ada lesi =0, ringan=1, sedang=2, berat=3 dan sangat berat=4.10

    Gambar 2.6 Skor keparahan lesi psoriasis10

    Nilai derajat keparahan diatas dikalikan dengan weighting factor sesuai

    dengan area permukaan tubuh : kepala = 0,1, tangan/lengan = 0,2, badan = 0,3,

    tungkai/kaki = 0,4. Total nilai PASI diperoleh dengan cara menjumlahkan keempat

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    16/30

    16

    nilai yang diperoleh dari keempat bagian tubuh. Total nilai PASI kurang dari 10

    dikatakan sebagai psoriasis ringan, nilai PASI antara 10-30 dikatakan sebagai

    psoriasis sedang, dan nilai PASI lebih dari 30 dikatakan sebagai psoriasis berat.8,10

    Tabel 2.1Psoriasis Area and Severity Index (PASI)10

    Pada pemeriksaan umum pasien psoriasis pustulosa generalisata akut dapat

    terlihat sangat ketakutan, takipneu, takikardia dan demam. Pada pemeriksaan mukosa

    orofaringeal dapat terlihat hiperemis dan fisura lidah.

    4

    Tabel 2.2 Psoriasis pustulosa lokalisata8

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    17/30

    17

    Pemeriksaan Penunjang

    Pada pemeriksaan laboratorium darah lengkap pada pasien psoriasis pustulosa

    generalisata akut dapat ditemukan adanya leukositosis (leukosit dapat mencapai

    20.000/ul) dan peningkatan laju endap darah. Pada pemeriksaan kimia darah dapat

    ditemukan peningkatan plasma globulin dan penurunan albumin. Pada pemeriksaan

    elektrolit dapat ditemukan adanya penurunan kalsium dan zink. Jika pasien menderita

    oligemik, akan terjadi peningkatan BUN (blood urea nitrogen) dan kreatinin. Pada

    pemeriksaan kultur dapat dilakukan untuk menyingkirkan adanya infeksi bakteri atau

    viral.4,11

    Pemeriksaan Histopatologi

    Gambar 2.7 Histopatologi pada lesi psoriasis5

    Perubahan histopatologi pada psoriasis yang dapat terjadi pada epidermis

    maupun dermis adalah sebagai berikut:8

    Hiperkeratosis adalah penebalan lapisan korneum. Parakeratosis adalah terdapatnya inti pada stratum korneum Akanthosis adalah penebalan lapisan stratum spinosum dengan elongasi rete

    ridgeepidermis.

    Granulosit neutrofilik bermigrasi melewati epidermis membentuk Munromicroabsesdi bawah stratum korneum.

    Peningkatan mitosis pada stratum basalis. Edema pada dermis disertai infiltrasi sel-sel polimorfonuklear, limfosit, monosit

    dan neutrofil.

    Pemanjangan dan pembesaran papila dermis.

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    18/30

    18

    Gambar 2.8 Histologi spongioform pustul8

    Pada pemeriksaan histopatologi salah satu kriteria diagnosis dari psoriasis

    pustulosa generalisata adalah ditemukannya kogojs spongioform pustules, yaitu

    dengan ditunjukkannya akumulasi neutrofil dibawah stratum korneum dan

    pembengkakan atau perusakan keratinosit yang dapat ditemui pada lesi kulit psoriasis

    termasuk parakeratotik hiperkeratosis, Munros microabses, dilatasi kapiler pada

    dermis dan infiltrasi sel mononuklear di dermis.4

    2.8. Diagnosis Banding

    Penyakit ini mempunyai diagnosis banding yaitu eritema yang luas dengan

    pustul.Hal ini dapat dibedakan dengan psoriasis pustulosa generalisata dengan melihat

    onset yang cepat dan evolusi dari penyakit psoriasis pustulosa generalisata ini. Kultur

    juga dilakukan untuk mengeksklusi dari infeksi bakteri.8

    Tabel 2.3 Diagnosis banding penyakit psoriasis pustulosa8

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    19/30

    19

    Tabel 2.4 Diagnosis Banding Psoriasis Pustulosa1,8

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    20/30

    20

    Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kbner

    (isomorfik). Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi

    putih pada goresan seperti lilin yang digores, disebabkan oleh berubahnya indeks bias.

    Cara menggores dapat dengan pinggir gelas alas. Pada fenomena Auspitz tampak

    serum atau darah berbintik-bintik yang disebabkan oleh papilomatosis. Skuama yang

    berlapis-lapis itu dikerok, misalnya dengan pinggir gelas alas. Setelah skuamanya

    habis, maka pengerokan harus dilakukan perlahan, jika terlalu dalam tidak akan

    tampak perdarahan yang berbintik-bintik melainkan perdarahan yang merata. Trauma

    pada kulit penderita psoriasis, misalnya garukan dapat menyebabkan kelainan yang

    sama dengan kelainan psoriasis dan disebut fenomenaKebneryang timbul setelah 3

    minggu.1

    Gambar 2.9 Fenomena tetesan lilin,AuspitzdanKbner8

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    21/30

    21

    2.9. Penatalaksanaan

    Gambar 2.10 Algoritma tatalaksana psoriasis pustulosa3

    Meskipun isotretinoin kurang efektif dibandingkan etretinate dalam pengobatan plak

    psoriasis, namun 10 dari 11 pasien psoriasis pustulosa berespon baik pada pengobatan dengan

    isotretinoin. Dosis siklosporin 4-5 mg/kg per hari efektif dalam pengobatan psoriasis

    pustulosa. Dosis etanercept 25-50 mg/kg dua kali seminggu selama 48 minggu efektif karena

    kerja obat cepat dan dibutuhkan dalam pengobatan psoriasis pustulosa generalisata yang

    dapat mengancam nyawa. Adalimumab injeksi 40 mg subkutan sekali seminggu dapat

    mempercepat waktu penyembuhan psoriasis pustulosa. Methotrexate sangat efektif untuk

    pengobatan psoriasis pustulosa dengan dosis awal 15 mg per minggu.3

    Gambar 2.11 Alur Diagnosis Psoriasis

    Terapi Psoriasis Pustulosa

    first line therapies

    topical corticosteroids

    retinoids

    ciclosporin

    infliximab

    adalimumab

    methotrexate

    second line therapies

    topical calcipotriol

    etanercept

    6-Thioguanine

    hydroxyurea

    mycophenolate mofetil

    azathioprine

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    22/30

    22

    Tabel 2.5 Macam-macam pengobatan pada psoriasis8

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    23/30

    23

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    24/30

    24

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    25/30

    25

    Pengobatan cara Goeckerman

    Pada tahun 1925, Goeckerman menggunakan pengobatan kombinasi ter berasal dari

    batu bara dan sinar ultraviolet. Yang pertama digunakan ialah crude coal tar bersifat

    fotosensitif. Lama pengobatan 4-6 minggu, penyembuhan terjadi setelah 3 minggu. UVB

    lebuh efektif dibandingkan UVA.1

    1. Psoriasis Pustulosa Palmo-Plantar (Barber)

    Tetrasiklin diberikan selama 4 minggu, metotreksat untuk bentuk yang parah dengan dosis

    15-25 mg per minggu, etretinat 25-50 mg sehari, kortikosteroid (prednison) dengan dosis 40-

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    26/30

    26

    50 mg sehari. Kolkisin juga dapat digunakan dengan dosis 0,5-1 mg sehari, diberikan dua

    kali. Setelah ada perbaikan, dosis diturunkan menjadi 0,2-0,5 mg sehari. Selain itu juga

    PUVA sebagai pengobatan topikal dengan kortikosteroid topikal secara oklusi.1

    2. Psoriasis Pustulosa Generalisata Akut (Von Zumbusch)

    Kortikosteroid topikal dapat dipakai sebagai pengobatan penyakit ini, dosis prednison sehari

    40 mg. Setelah membaik dosis diturunkan perlahan-lahan. Obat lain yang dapat digunakan

    ialah asitretin dengan dosis 2x25 mg sehari. Kedua obat tersebut bila digabung lebih

    efektif.Jika menyembuh dosis keduanya diturunkan, kortikosteroid lebih dahulu.1

    Tabel 2.6 Pengobatan palmoplantar pustulosis dan acrodermatitis8

    Fototerapi

    Cara yang terbaik adalah dengan penyinaran secara alamiah, karena itu digunakan

    sinar ulraviolet artifisial, diantaranya sinar A yang dikenal sebagai UVA. Sinar tersebut dapat

    digunakan secara tersendiri atau berkombinasi dengan psoralen (8-metoksipsoralen,

    metoksalen) dan disebut PUVA, atau bersama-sama dengan preparat ter yang dikenal sebagai

    pengobatan cara Goeckerman. Range penyinaran dengan UVA yaitu 100-245 J/cm2.

    Kombinasi PUVA dengan acitretin (25-50 mg/hari) untuk pasien laki-laki, sedangkan

    kombinasi PUVA dengan isotretinoin (1 mg/kgBB) biasanya untuk pasien perempuan.1,8

    Psoralen bersifat fotoaktif sehingga akan terjadi efek sinergik dengan UVA. Dosis 10-

    20 mg psoralen diberikan per oral, 2 jam kemudian dilakukan penyinaran. Dilakukan 4x

    seminggu. Penyembuhan mencapai 93% setelah 3-4 minggu, setelah itu dilakukan terapi

    pemeliharaan seminggu sekali atau dijarangkan untuk mencegah rekuren.1

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    27/30

    27

    Tabel 2.7 Tatalaksana psoriasis pustulosa8

    Gambar 2.12 a) pengobatan psoriasis pustulosa dengan 13-cis retinoid acid 1 mg/kgBB,

    perbaikan tampak setelah 10 hari. B) pengobatan psoriasis pustulosa generalisata (von

    Zumbusch) dengan kombinasi acitretin 1 mg/kgBB dengan PUVA.11

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    28/30

    28

    2.10. Komplikasi

    Komplikasi pada psoriasis pustulosa generalisata yaitu hipokalsemia yang

    kemungkinan berhubungan dengan hipoparatiroidisme, dan dapat menyebabkan

    tetani, delirium, serta kejang. Komplikasi lain yang dapat terjadi pada psoriasis

    pustulosa generalisata :4

    Secondary bacterial skin infections, hair loss (telogen effluvium), nail loss Hypoalbuminemia secondary karena kehilangan protein plasama ke jaringan Hypocalcemia, Malabsorption and malnutrition Renal tubular necrosis akibat dari oligemia Kerusakan hepar karena oligemia dan general toxicity

    2.11. Prognosis

    Acute respiratory distress syndromemerupakan komplikasi pada penyakitgeneralized

    pustular psoriasis. Prognosis buruk pada generalized pustular psoriasis karena

    penyakit ini dapat mengancam nyawa.Kematian pada penyakit ini sering disebabkan

    karena cardiorespiratory failure.4

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    29/30

    29

    BAB III

    KESIMPULAN

    Psoriasis pustulosa adalah salah satu bentuk klinis dari psoriasis yang ditandai adanya

    erupsi pustul yang bersifat steril (non infectious pus) dengan dasar eritematosa.4 Psoriasis

    pustulosa mempunyai beberapa faktor pencetus terjadinya penyakit tersebut, yaitu

    penghentian kortikosteroid yang mendadak, obat-obatan,banyak terpapar sinar UV,

    kehamilan, stress emosional, serta infeksi bakterial dan virus.2

    Psorisasis pustulosa bentuk lokalisata contohnya psoriasis pustulosa palmoplantar

    (Barber). Penyakit ini mengenai telapak tangan atau telapak kaki atau keduanya. Kelainankulit berupa kelompok-kelompok pustul kecil steril dan dalam, di atas kulit yang eritematosa

    disertai rasa gatal.Sedangkan bentuk generalisata contohnya psoriasis pustulosa generalisata

    akut (von Zumbusch).Gejala awalnya ialah kulit yang nyeri, hiperalgesia disertai gejala

    umum berupa demam, malaise, nausea, anoreksia. Plak psoriasis yang telah ada makin

    eritematosa dan eritematosa pada kulit normal. Dalam beberapa jam timbul banyak pustul

    miliar pada plak tersebut. Dalam sehari, pustul-pustul berkonfluensi membentuk "lake of pus"

    berukuran beberapa cm.

    1

  • 5/28/2018 Referat Psoriasis Pustulosa

    30/30

    30

    DAFTAR PUSTAKA

    1.

    Djuanda,A. et.al. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Jakarta : FKUI;2008.2. National Psoriasis Foundation USA. Pustular Psoriasis.Diakses dari

    http://www.psoriasis.org/about-psoriasis/types/pustular pada 8 Februari 2014.

    3. Lebwohl MG, et.al. Treatment of Skin Disease : Comprehensive TherapeuticStrategies. 3

    rdedition. USA: Saunders Elsevier;2010.

    4. Carlos Ricotti, MD; Chief Editor: Dirk M Elston, Pustular Psoriasis. Jun 21, 2013.Available from URL : http://emedicine.medscape.com/article/1108220-overview#a30.

    Cited 8 February 2014.

    5. Hunter J et.al.Clinical Dermatology. 3rd edition. Oxford: Blackwell Publishing;2003.6. Kerkhof PCM. Pathogenesis. In: Peter Van de Kerkhof, ed. Textbook of psoriasis.

    Oxford: Blackwell Publishing; 1999.7. Ferrandiz C, Pujol RM, Gracia-Palos V, Bordas X, et al. Psoriasis of early and late

    onset: a clinical and epidemiologic study from Spain. J Am Acad Dermatol. 2002.

    8. Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI, dkk.Fitzpatricks Dermatology in General Medicine 7th ed. Volume 1 & 2. New York Mc

    Graw Hill, 2008.

    9. James, WD, et.al. Andrews Disease of The Skin Clinical Dermatology. 10th edition.Philadelphia,USA:Saunders Elsevier;2006.

    10.Department of Health and Ageing. Psoriasis Area and Severity Index form 4178 PASI calculation and whole body diagram. Commonwealth of Australia; 2005.

    11.Klaus Wolff, Richard Allen Johnson, dkk. Fitzpatricks Color Atlas & Synopsis ofClinical Dermatology 5th ed.New York Mc Graw Hill. 2007.

    12.Corwin, EJ. Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta:EGC;2009.