Upload
marmutnista
View
89
Download
26
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan
disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus. Faktor yang mempermudah radang telianga
luar ialah pH di liang telinga yang biasanya normal atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi
terhadap infeksi menurun. Pada keadaan udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur
muidah tumbuh.1 Faktor lain penyebab otitis eksterna adalah trauma lokal dan alergi. Faktor
ini menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel
skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma local yang mengakibatkan bakteri masuk
melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat. Bakteri patogen pada otitis eksterna akut
adalah pseudomonas (41%), strepokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides
(11%).1 Istilah otitis eksterna akut meliputi adanya kondisi inflasi kulit dari liang telinga
bagian luar. 2,3
Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat
menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh liang telinga
terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis
eksterna. Otitis eksterna difusa merupakan tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum
disebabkan oleh pseudomonas, stafilokokus dan proteus, atau jamur.4
Penyakit ini sering diumpai pada daerah-daerah yang panas dan lembab dan jarang pada
iklim-iklim sejuk dan kering. Patogenesis dari otitis eksterna sangat komplek dan sejak tahun
1844 banyak peneliti mengemukakan faktor pencetus dari penyakit ini seperti Branca (1953)
mengatakan bahwa berenang merupakan penyebab dan menimbulkan kekambuhan. Senturia
dkk (1984) menganggap bahwa keadaan panas, lembab dan trauma terhadap epitel dari liang
telinga luar merupakan faktor penting untuk terjadinya otitis eksterna. Howke dkk (1984)
mengemukakan pemaparan terhadap air dan penggunaan lidi kapas dapat menyebabkan
terjadi otitis eksterna baik yang akut maupun kronik.
Umumnya penderita datang ke Rumah Sakit dengan keluhan rasa sakit pada telinga,
terutama bila daun telinga disentuh dan waktu mengunyah. Bila peradangan ini tidak diobati
secara adekuat, maka keluhan-keluhan seperti rasa sakit, gatal dan mungkin sekret yang
berbau akan menetap.2
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. ANATOMI
Telinga luar termasuk aurikula atau pinna dan liang telinga. Liang telinga mempunyai
bagian tulang dan tulang rawan. Membran timfani memisahkan telinga luar dan telinga
tengah. Telinga luar berfungsi mengumpulkan dan menghantar gelombang bunyi ke struktur
–struktur telinga tengah. Karena keunikan anatomi aurikula serta konfigurasi liang telinga
yang melengkung atau seperti spiral, maka telinga luar mampu melindungi membrana
timpani dari trauma, benda asing dan efek termal.5
Panjang liang telinga kira-kira 2,5 cm, membentang dari bibir depan konka hingga
membrana timfani. Sepertiga bagian luar adalah kartilaginosa sedangkan dua pertiga bagian
dalam adalah bagian tulang. Bagian yang tersempit dari liang telinga adalah dekat perbatasan
tulang dan tulang rawan. Hanya sepertiga bagian luar atau bagian kartilaginosa dari liang
telinga dapat bergerak. Jika menggunakan otoskop, aurikula biasanya harus ditarik ke postero
lateral untuk dapat melihat bagian tulang dan membrana timpani. Bersama dengan lapisan
luar membrana timpani, liang telinga membentuk suatu kantung berlapis epitel yang dapat
memerangkap kelembapan, sehingga daerah ini menjadi rentan infeksi pada keadaan
tertentu.5
2
Gambar 1. Anatomi Telinga
Kulit yang melapisi bagian kartilaginosa lebih tebal daripada kulit bagian tulang, selain
itu juga mengandung folikel rambut yang banyaknya bervarasi antar individu namun ikut
membantu menciptakan suatu sawar dalam liang telinga. Anatomi liang telinga bagian tulang
sangat unik karena merupakan satu-satunya tempat dalam tubuh dimana kulit langsung
terletak di atas tulang tanpa adanya jaringan subkutan. Dengan demikian daerah ini sangat
peka, dan tiap pembengkakan akan sangat nyeri karena tidak terdapat ruang untuk ekspansi.5
2.2. DEFENISI OTITIS EKSTERNA
Otitis eksterna adalah suatu inflamasi, iritasi, atau infeksi kulit dari liang / saluran telinga
luar (meatus akustikus eksterna) yang disebabkan oleh kuman maupun jamur (otomikosis)
dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak di liang telinga, deskuamasi, sekret di liang
telinga dan kecenderungan untuk kambuhan. Infeksi ini bisa menyerang seluruh saluran
(otitis eksterna generalisata) atau hanya pada daerah tertentu sebagai bisul (furunkel) atau
jerawat. Pengobatan amat sederhana tetapi membutuhkan kepatuhan penderita terutama
dalam menjaga kebersihan liang telinga.6
2.3. ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI OTITIS EKSTERNA
Otitis eksterna terutama disebabkan oleh infeksi bakteri, yaitu staphylococcus aureus,
staphylococcus albus, dan escherichia coli. Penyakit ini dapat juga disebabkan oleh jamur,
alergi, dan virus. Otitis eksterna dapat juga disebabkan oleh penyebaran luas dari proses
dermatologis yang bersifat non infeksi.7
Faktor predisposisi otitis eksterna, yaitu :
a. Udara. Udara hangat /panas dan lembab memudahkan kuman bertambah banyak.
b. Derajat keasaman (pH) liang telinga. PH basa mempermudah terjadinya otitis eksterna.
PH asam memproteksi terhadap kuman infeksi.
c. Trauma mekanik. Trauma lokal dan ringan pada epitel liang telinga luar (meatus
akustikus eksterna), misalnya setelah mengorek telinga menggunakan lidi kapas atau
benda lainnya.
d. Berenang dan terpapar air. Perubahan warna kulit liang telinga dapat terjadi setelah
terkena air. Hal ini disebabkan adanya bentuk lekukan pada liang telinga sehingga
menjadi media yang bagus buat pertumbuhan bakteri. Otitis eksterna sering disebut
sebagai swimmer's ear.
e. Benda asing. Benda asing menyebabkan sumbatan liang telinga, misalnya manik-manik,
biji-bijian, serangga, dan tertinggal kapas.
3
f. Bahan iritan (misalnya hair spray dan cat rambut).
g. Alergi. Alergi obat (antibiotik topikal dan antihistamin) dan metal (nikel).
h. Penyakit psoriasis
i. Penyakit eksim atau dermatitis pada kulit kepala.
j. Penyakit diabetes. Otitis eksterna sirkumskripta sering timbul pada pasien diabetes.
k. Penyumbat telinga dan alat bantu dengar. Terutama jika alat tersebut tidak dibersihkan
dengan baik.8
Otitis eksterna kronik dapat disebabkan :
Pengobatan infeksi bakteri dan jamur yang tidak adekuat.
Trauma berulang.
Benda asing.
Alat bantu dengar (hearing aid), penggunaan cetakan (mould) pada hearing aid.8
2.4. PATOFISIOLOGI OTITIS EKSTERNA
Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan
dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih kapas telinga)
dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit mati dan serumen
akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah ini juga diperberat oleh adanya susunan
anatomis berupa lekukan pada liang telinga.9
4
Gambar 2. Liang telinga yang lecet karena dikorek-korek
Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang telinga
ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan gelap pada liang telinga
merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.9
Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya lapisan
protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal
yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa
gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya
menimbulkan rasa nyeri.8
Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa
nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan / nanah yang bisa
menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan
terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran.8
Bakteri patogen yang sering menyebabkan otitis eksterna yaitu pseudomonas (41%),
streptokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides (11%). Infeksi pada liang
telinga luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal.3
Otalgia pada otitis eksterna disebabkan :
Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan bantalan jaringan
lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain itu, edema dermis akan menekan
serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat.
Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan kulit dan
tulang rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada daun telinga akan
dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga luar sehingga mengakibatkan rasa
sakit yang hebat pada penderita otitis eksterna.7
2.5. MANIFESTASI KLINIS OTITIS EKSTERNA
Gejala otitis eksterna umumnya adalah rasa gatal dan sakit (otalgia). Gejala dan tanda
pasien otitis eksterna selengkapnya :
1. Otalgia.
2. Gatal-gatal (pruritus).
3. Rasa penuh (fullness) di liang telinga. Keluhan ini biasa terjadi pada tahap awal otitis
eksterna difus dan sering mendahului otalgia dan nyeri tekan daun telinga.
4. Pendengaran berkurang atau hilang.
5. Deskuamasi.
6. Tinnitus.
5
7. Discharge dan otore. Cairan (discharge) yang mengalir dari liang telinga (otore).
Kadangkadang pada otitis eksterna difus ditemukan sekret / cairan berwarna putih atau
kuning, atau nanah. Cairan tersebut berbau yang tidak menyenangkan. Tidak bercampur
dengan lendir (musin).
8. Demam.
9. Nyeri tekan pada tragus17 dan nyeri saat membuka mulut.
10. Infiltrat dan abses (bisul). Keduanya tampak pada otitis eksterna sirkumskripta. Bisul
menyebabkan rasa sakit berat. Ketika pecah, darah dan nanah dalam jumlah kecil bisa
bocor dari telinga.
11. Hiperemis dan udem (bengkak) pada liang telinga. Kulit liang telinga pada otitis eksterna
difus tampak hiperemis dan udem dengan batas yang tidak jelas. Bisa tidak terjadi
pembengkakan, pembengkakan ringan, atau pada kasus yang berat menjadi bengkak yang
benar-benar menutup liang telinga.3
Tanda otitis eksterna menggunakan otoskop yaitu kulit pada saluran telinga tampak
kemerahan, membengkak, bisa berisi nanah dan serpihan sel-sel kulit yang mati.6
Otalgia. Otalgia merupakan keluhan paling sering ditemukan. Otalgia berat biasa
ditemukan pada otitis eksterna sirkumskripta. Keluhan ini bervariasi dan bisa dimulai dari
perasaan sedikit tidak enak, perasaan penuh dalam telinga, perasaan seperti terbakar, hingga
rasa sakit hebat dan berdenyut. Hebatnya rasa nyeri ini tidak sebanding dengan derajat
peradangan yang ada. Rasa nyeri terasa makin hebat bila menyentuh, menarik, atau menekan
daun telinga. Juga makin nyeri ketika pasien sedang mengunyah.7
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis
eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga.8
Gatal-gatal. Gatal-gatal paling sering ditemukan dan merupakan pendahulu otalgia pada
otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita otitis eksterna akut, tanda peradangan diawali
oleh rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak pada telinga.8
Pendengaran berkurang atau hilang. Tuli konduktif ini dapat terjadi pada otitis
eksterna akut akibat sumbatan lumen kanalis telinga luar oleh edema kulit liang telinga,
sekret serous atau purulen, atau penebalan kulit progresif pada otitis eksterna lama. Selain itu,
peredaman hantaran suara dapat pula disebabkan tertutupnya lumen liang telinga oleh
deskuamasi keratin, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang dimasukkan ke dalam
telinga. Gangguan pendengaran pada otitis eksterna sirkumskripta akibat bisul yang sudah
besar dan menyumbat liang telinga.9
6
2.6. KLASIFIKASI OTITIS EKSTERNA
Otitis eksterna diklasifikasikan atas :
1) Otitis eksterna akut :
a. Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel / bisul)
b. Otitis eksterna difus
2) Otitis eksterna kronik
2.6.1. Otitis Eksterna AKut
2.6.1.1. Otitis Eksterna Sirkumskripta (Furunkel = Bisul)
Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi oleh kuman pada kulit disepertiga luar liang
telinga yang mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar
serumen sehingga membentuk furunkel. Sering timbul pada seseorang yang menderita
diabetes. Kuman penyebabnya biasanya Staphylococcus aureus atau Staphylococcus albus.10
Gejala Klinis
Gejalanya ialah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar bisul. Hal ini
disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar dibawahnya,
sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Rasa nyeri dapat juga timbul
spontan pada waktu membuka mulut (sendi temporomandibula). Selain itu terdapat juga
gangguan pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga. Rasa sakit bila daun
telinga ketarik atau ditekan. Terdapat tanda infiltrat atau abses pada 1/3 luar liang telinga.9
Beberapa furunkel mungkin bersatu membentuk Karbunkel (carbuncle) jika infeksi
berlanjut tidak diterapi, akan timbul selulitis dan mungkin limfadenitis regional. Furunkulosis
7
Gambar 3. Otitis eksterna akut Gambar 4. Otitis eksterna kronis
sering bersama-sama dengan Otitis Eksterna Difusa. Pada kasus berat, edema dapat menyebar
ke sulkus post aurikular menyebabkan daun telinga terdorong ke depan.8
Kesulitan mendiagnosa timbul apabila liang telinga bengkak keseluruhan yang
menghalangi pemeriksaan membrana timpani. Keadaan ini harus dibedakan dari mastoiditis
akuta, pembengkakan dan tenderness dapat menyebar ke daerah post aurikula.8
Penatalaksanaan
Terapinya tergantung pada keadaan furunkel. Manajemen dari furunkulosis memerlukan
kehati-hatian dan aural toilet yang lembut (gentle cleaning). Tampon (pack/wick) kasa
diolesi/direndam dalam krem steroid/antibiotik atau gliserin (tradisionil dengan
ikhtamol/ichtamol) dimasukkan ke liang telinga akan mengurangi rasa sakit dan mengurangi
bengkak. Tampon diganti setiap hari sampai lesi kering. Bila sudah menjadi abses, diaspirasi
secara steril untuk mengeluarkan nanahnya.9
Antibiotika diberikan dengan pertimbangan infeksi yang cukup berat. Diberikan pada
orang dewasa ampisillin 250 mg qid, eritromisin 250 qid. Anak-anak diberikan dosis 40-50
mg/kg BB.
Pada kasus yang tidak responsif/infeksi rekuren, perlu dilakukan kultur dan tes
sensitiviti, serta pemeriksaan apakah diabetes melitus
Kalau dinding furunkel tebal, dilakukan incisi kemudian dipasang drain untuk
mengalirkan nanahnya. Biasanya tidak perlu diberikan obat simtomatik seperti analgetik dan
obat penenang.8
2.6.1.2. Otitis Eksterna Difus
Otitis eksterna difusa yang dikenal juga sebagai telinga cuaca panas ( hot weather ear),
telinga perenang ( swimmer ear), adalah merupakan suatu problema umum dibagian otologi
yang didapat pada 5 – 20 % penderita yang berobat ke dokter di daerah-daerah tropis dan
subtropis pada musim panas. Otitis eksterna difusa merupakan komplek gejala peradangan
yang terjadi sewaktu cuaca panas dan lembab dan dapat dijumpai dalam bentuk ringan,
sedang, berat dan menahun.7
Diduga bahwa suhu yang tinggi, kembaban yang tinggi dan kontaminasi kulit
(kolonisasi) dengan basil gram negatif merupakan tiga faktor terpenting yang menunjang
didalam hal patogenesis otitis eksterna difusa. Berdasarkan kepustakaan bahwa peningkatan
yang cepat dari insiden otitis eksterna terjadi apabila suhu menaik pada lingkungan yang
kelembaban relatif tinggi. 7
8
Tidak adanya serumen didalam liang telinga luar bisa merupakan suatu keadaan
predisposisi untuk terjadinya infeksi telinga. Telah dikemukakan bahwa serumen dari telinga
penyebab terjadinya lapisan asam (acid cloak) yang bersifat anti bakteri yang dianggap
berguna untuk mempertahankan telinga yang sehat.8
Gejala Klinis
Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul). Kadang-
kadang kita temukan sekret yang berbau namun tidak bercampur lendir (musin). Lendir
(musin) merupakan sekret yang berasal dari kavum timpani dan kita temukan pada kasus
otitis media.9
Rasa sakit didalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak sedikit,
perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat, serta
berdenyut, pada suatu penelitian multisenter yang melibatkan 239 pasien yang dilakukan oleh
Cassisi dkk, rasa sakit yang hebat 20%, sedang 27%, ringan 36% dan tidak ada rasa sakit
17%. Meskipun rasa sakit sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering
merupakan gejala sering mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknya tidak sebanding
dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari liang
telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan perikondrium,sehingga edema
dermis menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat.9
Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit dan
tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan
dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang
hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna. 8
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis
eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga.
Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa sakit
yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Rasa gatal yang hebat 9%, sedang 23%, ringan
35%, tidak didapat rasa gatal 33%. Pada kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa penuh
dan rasa tidak enak merupakan tanda permulaan peradangan suatu etitis eksterna akuta. Pada
otitis eksterna kronik merupakan keluhan utama.9
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna akut.
Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen, penebalan kulit yang progresif
pada otitis eksterna yang lama, sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan
timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan
9
yang digunakan kedalam telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman
hantaran suara. 10
Diagnosis
Diagnosis otits eksterna difusa ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan keluhan telinga terasa nyeri, terasa
penuh, pendengaran berkurang, dan gatal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kulit liang
telinga hiperemis, dan edema dengan batas yang tidak jelas, adanya sekret yang berbau dan
tidak mengandung musin.8
Histopatologi
Pada otitis eksterna difusa akut tampak adanya gambaran hiperkeratosis epidermis,
parakeratosis, akanthosis, erosi, spingiosis, hiperplasia stratum korneum dan stratum
germinativum, edema, hiperemis, infiltrasi leukosit, nekrosis, nekrosis fokal diikuti
penyembuhan fibroblastic pada dermis dan aparatus kelenjar berkurang, aktifitas sekretoris
kelenjar berkurang.9
Penatalaksanaan
Langkah pertama yang terpenting untuk terapi otitis eksterna difusa berupa pembersihat
cermat semua debris dan nanah di dalam liang telinga, yang mudah dilakukan dengan
menggunakan ujung penghisap yang kecil. Kemudian liang telinga dioleskan aluminium
suasetat 0,025 % atau alkohol, walaupun alkohol dapat menyebabkan ketidaknyamanan
hebat. Kemudian beberapa tetes larutan antibiotika dimasukan ke dalam liang telinga
tersebut.8
Ingat bahwa antibiotika harus berkontak seluruhnya dengan kulit liang telinga secara
efektif. Bila terdapat saluran yang baik dengan membrana timpani, pasien disuruh berbaring
pada satu sisi tubuhnya, kemudian diteteskan antibiotika dan dipasang sumbat kapas dalam
telinga. Harus diberikan 4 atau 5 tetes ke dalam telinga setiap 4 jam untuk 48 jam pertama,
setelah itu liang diperiksa kembali. Biasanya terjadi perbaikan dramatis. Kemudian tetesan
antibiotika harus diberikan 3 kali sehari selama 1 minggu. Kadang-kadang terdapat
pembengkakkan sedemikian rupa sehingga tetesan tersebut tidak dapat masuk ke liang
telinga. Pada keadaan ini, masukkan dengan hati-hati gumpalan kapas tipis 5-7,5cm dan
ditekan hati-hati ke dalam liang telinga deengan forsep bayonet atau forsep buaya. Ujung
dalam gumpalan ini harus sedikit mungkin ke membran timapani dan ujung luarnya harus
menonjol ke luar dari liang telinga. Dengan pasien pada salah satu sisinya, gumpalan tersebut
harus dibasahi dengan larutan antibiotika setiap 3-4 jam. Setelah kapas tersebut dibasahi,
10
pasang sumbatan kapas ke dalam telinga. Dua puluh empat jam setelah itu kapas harus
diangkat dan telinga dibersihkan, serta kemudian dimasukkan gumpalan kapas yang lebih
besar. Biasanya dalam waktu 48 jam, edema akan mengurai sedemikian rupa sehingga tetesan
antibiotika dapat langsung masuk ke dalam telinga.8
Suatu antibiotika yang mengandung neomisin bersama polimiksin B sulfat (cortisporin)
atau kolistin (colymiysin) akan efektif untuk sekitar 99 % pasien. Bila infeksi disebabkan
oleh jamur, salep Nystatin (mycostatin) dapat dioleskan semuanya ke kulit liang telinga dan
dapat digunakan tetesan m-kresil asetat (creysylate) atau mertiolat dalam air (1:1000). Harus
dihindarkan masuknya air selama 2 minggu setelah infeksi teratasi untuk mencegah
rekurensi.9
Biasanya terapi yang tepat menyebabkan penurunan dramatis bagi nyeri dalam 34-48
jam. Untuk nyeri hebat yang biasanya menyertai otitis ekterna difusa dapat diberikan kodein
atau aspirin.
Kadang-kada ada individu yang sangat rentan terhadap otitis eksterna, pasien-pasien ini
harus diinstruksikan untuk menghindari masuknya air, busa sabun dan smprotan rambut ke
dalam telinga. Mereka dapat membersihkan telinganya dengan alkohol.9
Sehabis berenang pembilasan telinga dengan alkohol, asam asetat 2 % di dalam
aluminium asetat (domeboro atic), atau asam asetat 2% di dalam propilen glikol (vosol)
sering dapat menceegah timbulnya otitis eksterna. Bagi pasien yang tidak mendapat manfaat
dengan larutan tersebut, dapat menggunakan custom mode ear molds bila terdapat
kemungkinan masuknya air ke dalam telinga. Setelah berenang, walaupun telah
menggunakan molds tersebut, telinga tetap harus disemprotkan dengan salah satu larutan
tersebut.7
Terapi topikal biasanya cukup efektif, tetapi bila dijumpai adenopathy dan gejala
toksisitas, antibiotika sistemik dibutuhkan. Penggunaan kortikosteroid diharapkan dapat
mengurangi proses inflamasi.
2.6.2. Otitis Eksterna Kronik/Maligna
Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang berlangsung lama dan ditandai oleh
terbentuknya jaringan parut (sikatriks). Adanya sikatriks menyebabkan liang telinga
menyempit.5
Di Amerika Serikat, Otitis eksterna maligna lebih banyak timbul di tempat dengan iklim
lembab dan basah daripada iklim lain, lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan
11
perempuan, dan dilaporkan menyerang kelompok semua umur tetapi lebih banyak pada
pasien yang lebih tua.5
Etiopatologi
Otitis eksterna maligna merupakan infeksi yang menyerang liang telinga luar dan tulang
temporal. Organisme penyebab umumnya oleh Pseudomonas aeroginosa, dan umumnya
menyerang pasien diabetik yang berusia tua. Infeksi dimulai dengan otitis eksterna yang
progresif menjadi osteomielitis pada tulang temporal. Penyebaran penyakit keluar dari liang
telinga luar melalui fissura santorini dan hubungan antara tulang dan tulang rawan.5
Kecenderungan Otitis eksterna maligna umumnya ditemukan pada kondisi berikut :
1) Diabetik (90 % ), diabetik merupakan faktor resiko utama berkembangnya otitis eksterna
maligna. Vaskulopati pembuluh darah kecil dan disfungsi immun yang berhubungan
dengan diabetik merupakan penyebab utama predisposisi ini. Serumen pada pasien
diabetik mempunyai pH yang tinggi dan menurunnya konsentrasi lisosim mempengaruhi
aktifitas antibakteri lokal.Tidak perbedaan antara DM tipe I dan II.
2) Immunodefisiensi seperti gangguan proliferasi limfosit atau adanya immunosupresi
karena penggunaan obat
3) AIDS
4) Irigasi telinga, dilaporkan sebanyak 50% kasus otitis eksterna maligna karena trauma
irigasi telinga pada pasien diabetik.8
Gejala Klinis
Gejalanya dapat dimulai dengan rasa gatal pada liang telinga yang dengan cepat diikuti
oleh nyeri yang hebat dan sekret yang banyak dan pembengkakan liang telinga. Rasa nyeri
tersebut semakin meningkat menghebat, liang telinga tertutup oleh tumbuhnya jaringan
granulasi secara subur. Saraf fasial dapat terkena, sehingga menimbulkan paresis dan
paralisis fasial. Kelainan patologik yang penting adalah osteomielitis yang progresif, yang
disebabkan akibat oleh infeksi kuman pseudomonas aeroginosa. Penebalan endotel yang
mengiringi diabetes melitus berat bersama-sama dengan kadar gula darah yan tinggi yang
diakibatkan oleh infeksi yang sedang aktif menimbulkan kesulitan pengobatan yang adekuat.9
12
Diagnosis
Anamnesis
Penderita diabetik (90 %) atau immunosupresi ( penyakit atau pengobatan)
Otalgi hebat, nyeri tak tertahankan serta agak dalam
Sakit kepala temporal
Otore purulent
Mungkin disfagi, suara serak, dan/atau disfungsi nervus fasialis5
Pemeriksaan fisik
Adanya inflamasi yang terlihat pada liang telinga luar dan jaringan lunak periaurikuler
Nyeri yang hebat, yang ditandai adanya kekakuan pada jaringan lunak pada ramus
mandibula dan mastoid
Jaringan granulasi terdapat pada dasar hubungan tulan dan tulang rawan. Jaringan ini
patognomonik pada otitis eksterna maligna. Pemeriksaan otoskopi juga dapat melihat
keterlibatan tulang.
Nervus kranialis harus (V-XII) diperiksa
Status mental harus diperiksa. Gangguan status mental dapat menunjukkan komplikasi
intrakranial
Membran timfani biasanya intak
Demam tidak umum terjadi.5
Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
a. Jumlah leukosit
13
Gambar 5. Otitis eksterna Maligna
- Jumlah leukosit biasanya normal atau sedikit meninggi
- Adanya pergeseran ke kiri
b. Laju endap darah
- Laju endap darah meningkat bervariasi dengan rata-rata 87 mm/jam
- Laju endap darah dapat digunakan untuk mendukung diagnosis klinik dari otitis
eksternal akut atau keganasan pada telinga yang tidak menyebabkan peningkatan
tes ini.
c. Kimia darah
- Pasien yang diketahui dengan diabetik perlu pemeriksaan kimia darah untuk
menentukan intoleransi glukosa basal.
- Pasien tanpa riwayat diabetes perlu diperiksa toleransi glukosanya
d. Kultur dan tes sensivitas dari liang telinga
- Kultur dari drainase telinga perlu dilakukan sebelum pemberian antibiotic
- Organisme penyebab utama otitis eksterna maligna adalah P. Aeruginosa (95 %).
Organisme ini anaerobik, gram negatif. Spesies pseudomonas mempunyai lapisan
mukoid untuk fagositosis. Eksotoksin ( yaitu eksotoksin A, kolagenase, elastase)
dapat menyebabkan nekrosis jaringan, dan beberapa strain menghasilkan
neurotoksin yang menyebabkan neuropati cranial5
2) Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan ini penting untuk menentukan adanya osteomielitis, perluasan penyakit, dan
respon terapi, antara lain :
- Technetium Tc 99 metylene diphosphonate bone scan
- Gallium citrate Ga 67 scan
- Indium In 111-labelled leucocyte scan
- CT scan dan MRI keduanya berguna untuk memeriksa perluasan inflamasi terhadap
anatomi jaringan lunak, pembentukan abses, komplikasi intrakranial5
Staging
Stage I : Otitis eksterna nekrotikan
(otalgi yang menetap, terbatas pada liang telinga luar, tidak ada kelumpuhan n. fasialis)
Stage II : osteomielitis pada basis tengkorak yang terbatas
(kelumpuhan nevus fasialis pada foramen jugualar bagian lateral)
Stage III : Osteomielitis pada basis tengkorak yang ekstensif
14
(Ekstensi sampai foramen jugular dan lebih medial bawah dari kepala)5
Diagnosa Banding
Tumor ganas pada tulang temporal
Penalatalksanaan
Pengobatan otitis eksterna maligna termasuk memperbaiki imunosupresi (kalau bisa),
pengobatan lokal pada liang telinga, terapi sistemik antibiotik jangka panjang, pada pasien
tertentu dilakukan pembedahan.5
Pengobatan tidak boleh ditunda-tunda sebab penyakit akan segera menyerang bagian-
bagian penting di sekitarnya. Pasien otitis eksterna maligna harus dirumah sakitkan minimum
4-6 minggu. Pasang cairan IV untuk pemberian obat. Gentamisin sulfat IM atau tobramisin
IM, 3-5 perkilogram berat badan harus diberikan dalam dosisi terbagi setiap 8 jam.
Karbenisilin harus diberikan IV dengan dosis 4-5 mg setiap 4 jam. Terapi antibiotik
parenteral harus diteruskan selama 2 minggu sampai infeksi terlihat telah teratasi. Karena
gentamisin dan tobramisin bersifat nefrotoksik dan ototoksik, maka kadar kreatinin dan urin
harus diawasi ketat dan pendengaran diperiksa secara periodik.5
Telinga harus dibersihkan dengan teliti setiap hari dan diolesi salep gentamisin. Diantara
waktu membersihkan, harus diberikan obat tetes gentamisin setiap 4-6 jam. Setelah terapi
diberikan dan infeksi terkontrol, maka pengangkatan jaringan granulasi manapun yang
menetap di liang telinga dan biasanya dilakukan dengan obat anastesi lokal, akan
mempercepat penyembuhan. Kecuali kadang-kadang diperlukan debrideman meatus
akustikus eksternus. Biasanya tidak dperlukan pembedahan dan ia dihindarkan. Tetapi bila
keadaan pasien konstan atau memburuk walaupun telah diberikan terapi medis, mungkin
diperlukan mastoidektomi radikal.8
Meskipun mastoidektomi yang diperluas merupakan bentuk terapi yang banyak dipilih,
namun dengan temuan antibiotik spesifik pseudomonas, maka kini intervensi dengan
antibiotik sistemik merupakan bentuk utama terapi. Ada dugaan bahwa pembedahan invasif
tanpa perlindungan antibiotik akan mendukung penyebaran infeksi pada pasien-pasien yang
telah mengalami kemunduran ini. Oleh sebab itu pembedahan sebaiknya dibatasi pada
pengangkatan sekuestra, drainase abses, debridemant lokal jaringan granulasi.9
Prognosis
Rekurensi penyakit dilaporkan sekitar 9-27 % dari pasien. Hal ini berhubungan dengan
lamanya pemberian terapi yang tidak cukup dan manifestasinya biasanya berupa sakit kepala
dan otalgi. Laju endap darah mulai meningkat. Otitis eksterna maligna kambuh sekitar satu
15
tahun pengobatan komplit. Chandler melaporkan rata-rata kematian 50 % tanpa pengobatan.
Kematian berkurang sampai 20 % dengan ditemukannya antibiotik yang cocok dan perbaikan
modalitas imaging. Penelitian sekarang melaporkan kematian turun sampai 10 %, tetapi
kematian tetap tinggi pada pasien dengan neuropati atau adanya komplikasi intrakranial.5
2.7. PENCEGAHAN OTITIS EKSTERNA
Telinga perenang kemungkinan dicegah dengan meneteskan cairan yang mengandung
campuran alkohol dan cuka di dalam telinga sebelum dan sesudah berenang. Orang tersebut
harus menghindari berenang di dalam air yang terpolusi, menggunakan semprotan rambut,
dan menghabiskan waktu yang lama di air hangat, iklim yang lembab.10
Berusaha untuk membersihkan saluran dengan lap kapas mengganggu mekanisme
membersihkan-sendiri yang normal dan bisa mendorong serpihan ke dalam gendang telinga,
dimana kotoran menumpuk. Juga, tindakan ini bisa menyebabkan kerusakan kecil yang
mempengaruhi otitis eksternal.10
16
BAB III
KESIMPULAN
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan
disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus. Faktor yang mempermudah radang telianga
luar ialah pH di liang telinga yang biasanya normal atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi
terhadap infeksi menurun. Pada keadaan udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur
mudah tumbuh.
Patogenesis dari otitis eksterna sangat komplek dan sejak tahun 1844 banyak peneliti
mengemukakan faktor pencetus dari penyakit ini seperti Branca (1953) mengatakan bahwa
berenang merupakan penyebab dan menimbulkan kekambuhan. Senturia dkk (1984)
menganggap bahwa keadaan panas, lembab dan trauma terhadap epitel dari liang telinga luar
merupakan faktor penting untuk terjadinya otitis eksterna. Howke dkk (1984) mengemukakan
pemaparan terhadap air dan penggunaan lidi kapas dapat menyebabkan terjadi otitis eksterna
baik yang akut maupun kronik.
Gejala otitis eksterna adalah otalgia, gatal-gatal (pruritus), rasa penuh (fullness) di liang
telinga, pendengaran berkurang atau hilang, deskuamasi, tinnitus, discharge dan otore,
demam, nyeri tekan pada tragus dan nyeri saat membuka mulut, infiltrat dan abses (bisul),
serta hiperemis dan udem (bengkak) pada liang telinga.
Otitis eksterna diklasifikasikan atas : 1) Otitis eksterna akut : (a) Otitis eksterna
sirkumskripta (furunkel / bisul), (b) Otitis eksterna difus, 2) Otitis eksterna kronik.
Penatalaksanaan otitis eksterna bertujuan : membuang serumen, kotoran, dan sel-sel kulit
mati dari liang telinga, mengeluarkan mikroorganisme, mengurangi rasa sakit, peradangan
dan edema, menghilangkan rasa tidak enak, memulihkan pendengaran, menghilangkan gatal
dan penggarukan yang berulang, terapi antifungal untuk menghindari infeksi jamur, dan erapi
antialergi dan antiparasit.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Sosialisman, Alfian F.Hafil, & Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ilmu
Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-6. dr. H. Efiaty Arsyad
Soepardi, Sp.THT, dkk (editor). Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
2007. Hal : 58-59.
2. Oghalai, J.S. 2003. Otitis Eksterna. Di unduh dari:
http://www.bcm.tme.edu/oto/grand/101295.htm. Di Akses pada tanggal : 4 September
2010.
3. Abdullah, F. 2003. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring dengan Salep
Ichthyol (Ichthammol) pada Otitis Eksterna Akut. Di unduh dari:
http:// www.usudigitallibrary.com . Di Akses pada tanggal : 4 September 2010.
4. Kotton, C. 2004. Otitis Eksterna. Di unduh dari:
http://www.sav-ondrugs.com/shop/templates/encyclopedia/ENCY/artcle/000622.asp. Di
Akses pada tanggal : 4 September 2010.
5. Irga. Koass Unhas. Otitis Eksterna Maligna. Di Unduh dari :
http://irwanshari.blogspot.com Di Akses pada tanggal : 4 September 2010.
6. Suardana, W. dkk. 1992. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Telinga, Hidung
dan Tenggorok RSUP Denpasar. Lab/UPF Telinga Hidung dan Tenggorok FK Unud.
Denpasar.
7. Fatih, M. 2007. Otitis Eksterna. Di unduh dari:
http://www.hennykartika.wordpress.com/2007/12/29/otitis-eksterna/. Di Akses pada
tanggal : 4 September 2010.
8. I Dewa Ayu Vanessa. 2009. Otitis Eksterna. Di unduh dari: http://tht-
fkunram.blogspot.com/2009/02/otitiseksterna-oe_24.html. Di Akses pada tanggal : 4
September 2010.
9. dr. Susana Sp.THT. 2009. Nyeri Telinga. Di unduh dari:
http://www.ssmedika.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=53:nyeritelinga&catid=38:telinga&Itemid=61. Di
Akses pada tanggal : 4 September 2010.
10. dr. Dani Iswara. 2008. Otitis Eksterna karena Menggaruk Liang Telinga. Di unduh dari:
http://daniiswara.net/2008/03/otitis-eksterna-karena-menggaruk-liang-telinga/. Di Akses
pada tanggal : 4 September 2010.
18