Referat Jiwa Perokok

  • Upload
    emdisar

  • View
    161

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

PEROKOK

Penyaji : Jericho Danika Pandeirot 07120050039

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU PSIKIATRI SANATORIUM DHARMAWANGSA PERIODE 11 OKTOBER 2010 13 NOVEMBER 2010

1

Daftar IsiHal. Kata Pengantar ........................................................................................................... 2 BAB I. Pendahuluan .................................................................................................. 3 BAB II. Definisi dan Epidemiologi........................................................................... 4-5 Etiologi ...................................................................................................... 6-12 Neurofarmakologi ........................................................................................ 13 Diagnosis ................................................................................................. 14-15 Gambaran Klinis ..16-17 Terapi ...18-20 BAB III. Kesimpulan .............................................................................................. 21 BAB IV. Daftar Pustaka .......................................................................................... 22

2

KATA PENGANTARPuji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya sehingga saya dapat menyelesaikan referat ini tepat pada waktunya. Saya juga berterima kasih kepada seluruh dokter, perawat dan staf yang bertugas, yang telah membimbing saya selama beberapa minggu terakhir ini sehingga saya dapat menyelesaikan proses belajar dan pembuatan referat ini dengan baik. Pada kesempatan ini secara khusus saya mengucapkan terima kasih kepada pembimbing saya Dr. Dharmady Agus Sp KJ juga kepada Dr. Roan Sp KJ, Dr. Engelberta Sp KJ, Dr. Ashwin Kandouw Sp KJ, Dr. Agnes Sp KJ dan Dr. Hartati Sp KJ; atas bimbingannya selama kepaniteraan klinik. Saya menyadari bahwa referat ini masih belum sempurna, masih banyak kekurangan saya yang harus diperbaiki. Oleh karena itu saya mohon kepada seluruh dokter, perawat dan staf serta rekan-rekan mahasiswa untuk dapat memberi masukan dan kritik yang membangun sehingga saya dapat memperbaiki kesalahan baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Semoga referat ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu bagi semua yang membacanya.

Jakarta, 30 Oktober 2010

Penulis

3

BAB I PENDAHULUANBerdasarkan WHO perokok adalah mereka yang merokok setiap hari untuk jangka waktu minimal 6 bulan selama hidupnya dan masih merokok pada saat survey dilakukan. Dalam makalah

ini akan dijelaskan etiologi, neurofarmakologi, diagnosis, gambaran klinis, dan terapi. Prevalensi merokok di Indonesia bervariasi menurut umur, jenis kelamin, wilayah dan prevalensi merokok diantara orang dewasa. Secara nasional, konsumsi rokok di Indonesia pada tahun 2002 berjumlah 182 milyar batang yang merupakan urutan ke-5 diantara 10 negara di dunia dengan konsumsi tertinggi pada tahun yang sama. Secara aggregat,konsumsi rokok di Indonesia meningkat 7 kali lipat selama periode 19702000 dari 33 milyar batang pada tahun 1970 menjadi 217 milyar batang pada tahun 2000. Kenaikan konsumsi rokok yang paling tinggi (159%) terjadi antara tahun 1970 dan 1980, yaitu dari 33 milyar batang menjadi 84 milyar batang, bersamaan dengan mekanisasi industri rokok kretek pada tahun 1974.

Adapun faktor-faktor penyebab kecanduan rokok adalah faktor sosial, respon mengulang otomatis, kebutuhan menghisap dan mengunyah, nikotin digunakan sebagai pengobatan, kecanduan pada sel syaraf, dan faktor genetik. Kesemua faktor ini berperan penting dalam memicu tingkat perokok dan awal mula atau pencetus seseorang untuk terpapar dengan rokok. Efek nikotin pada aliran darah serebral telah diteliti, dan hasilnya menyatakan bahwa pemaparan nikotin jangka pendek meningkatkan aliran darah serebral tanpa mengubah metabolisme oksigen serebral tetapi pemaparan nikotin jangka panjang disertai dengan penurunan aliran darah serebral. Berbeda dengan efek stimulasinya pada sistem saraf pusat, nikotin bertindak sebagai relaksan otot skeletal. Efek nikotin lainnya yaitu adiksi dan toksisitas dapat merugikan bagi kesehatan dan menyebabkan komplikasi kea rah penyakit lainnya. Hasil terapi terhadap masing-masing individu bervariasi dan berbeda tingkat keberhasilannya. Semua itu tergantung pada masing-masing individu dan jenis terapi yang dipilih untuk dijalani. Adapun beberapa terapi untuk berhenti merokok antara lain: hipnosis,4

akupuntur, yoga, nicotine patch, herbal; kesemua ini memiliki tingkat keberhasilan yang berbeda dan persentasi yang berbeda tergantung dari individu perokok itu sendiri.

BAB II DEFINISI dan EPIDEMIOLOGIDefinisi Definisi WHO untuk perokok sekarang adalah mereka yang merokok setiap hari untuk jangka waktu minimal 6 bulan selama hidupnya dan masih merokok pada saat survey dilakukan. Perokok aktif mempunyai pengertian orang yang melakukan langsung aktivitas merokok dalam arti mengisap batang rokok yang telah dibakar. Sedang perokok pasif adalah seseorang yang tidak melakukan aktivitas merokok secara langsung, akan tetapi ia ikut menghirup asap yang dikeluarkan oleh perokok aktif. Resiko kesehatan perokok pasif sebenarnya lebih buruk dibandingkan dengan perokok aktif, maksudnya daya tahan perokok pasif lebih lebih rendah terutama terhadap asap rokok. PrevalensiPrevalensi Merokok diantara Orang Dewasa. Pada tahun 2001

besarnya prevalensi merokok penduduk usia 15 tahun ke atas adalah 31,5 %, lebih tinggi dibandingkan tahun 1995 yang besarnya 26,9%. Prevalensi ini berbeda menurut jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, kelompok umur, tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan. Prevalensi Menurut Jenis Kelamin. Prevalensi merokok dewasa (umur 15 tahun ke atas) pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan prevalensi pada perempuan. Pada tahun 2001, prevalensi pada laki-laki sebesar 62,2% dan perempuan sebesar 1,3%. Prevalensi merokok laki-laki dewasa meningkat dari 53,4% tahun 1995 menjadi 62,2% pada tahun 2001. Prevalensi merokok perempuan menurun dari 1,7% tahun 1995 menjadi 1,3% tahun 2001. Prevalensi Merokok Menurut Wilayah (Perkotaan-Pedesaan). Penduduk yang tinggal di pedesaan mempunyai prevalensi merokok yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tinggal di perkotaan. Prevalensi merokok di pedesaan adalah sebesar 34,0% dan di perkotaan sebesar 28,2%. Prevalensi merokok laki-laki umur 15 tahun ke atas yang tinggal di desa adalah sebesar 67,0 % dan yang tinggal di kota 56,1 %, sedangkan prevalensi merokok wanita umur 15 tahun keatas di desa 1,5 % dan di kota 1,1 %. Prevalensi Merokok Menurut Kelompok Umur. Selama tahun 1995-2001, terjadi peningkatan prevalensi merokok pada semua kelompok umur, kecuali pada laki-laki usia5

lebih dari 65 tahun. Peningkatan tertinggi pada tahun 2001 terjadi pada kelompok umur 15-19 tahun dari 13,7% menjadi 24,2% atau naik 77% dibandingkan tahun 1995, yang diikuti dengan kelompok umur 20-24 tahun dari 42,6% menjadi 60,1% (peningkatan sebesar 41% dari tahun 1995), dan kelompok umur 25-29 tahun dari 57,3% menjadi 69,9%, naik 22% dari prevalensinya pada tahun 1995. Prevalensi merokok pada usia 25-29 tahun sampai dengan 50-54 tahun bahkan melebihi 70% dengan prevalensi tertinggi terdapat pada laki-laki umur 45-49 tahun sebesar 74,3 % pada tahun 2001. Prevalensi merokok pada laki-laki yang besarnya lebih dari 60% pada tahun 1995 terjadi pada kelompok umur 30-34 tahun sampai dengan 65-69 tahun. Pada tahun 2001 terjadi pergeseran kelompok umur yang memiliki prevalensi lebih dari 60% ke arah usia yang lebih dini yaitu 20-24 tahun dan 25-29 tahun Sebuah data menyebutkan, perokok di seluruh dunia 47 persen pria dan 12 persen wanita dengan berbagai jenjang usia. Banyak kriteria perokok, seperti perokok sangat berat, berat, sedang dan ringan. Perokok sangat berat: bila lebih dari 30 batang/hari, 5 menit setelah bangun pagi harus merokok perokok berat: 21 30 batang/hari, 6 30 menit setelah bangun pagi harus merokok perokok sedang: 11 20 batang/hari, 31 60 menit setelah bangun harus merokok perokok ringan: tidak lebih dari 10 batang/hari, 60 menit setelah bangun pagi merokok Pasien Psikiatrik Dokter psikiatrik harus memperhatikan dan mengetahui secara khusus tentang ketergantungan nikotin karena sangat banyak pasien psikiatrik yang merokok. Kira-kira 50% dari semua pasien psikiatrik rawat jalan, 70% pasien gangguan bipolar I rawat jalan, dan hampir 90% pasien skizofrenik rawat jalan adalah perokok. Selain itu, terdapat data yang menyatakan bahwa pasien dengan gangguan depresif atau gangguan kecemasan adalah jauh kurang berhasil dalam usahanya untuk berhenti merokok, jadi meyatakan bahwa bagian pendekatan kesehatan6

menyeluruh pada individu tersebut harus termasuk membantu pasien

mengatasi kebiasaan merokoknya, di samping terhadap gangguan psikiatrik primer.

ETIOLOGIROKOK Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin dan karbon monoksida. Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya. Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain adalah sebagai berikut: Karbon Monoksida (CO) Gas CO adalah gas sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 3-6%, gas ini dapat dihisap oleh siapa saja. Oleh orang yang merokok atau orang yang terdekat dengan si perokok. Gas CO mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin (Hb) yang terdapat dalam sel darah merah (eritrosit) lebih kuat dibanding oksigen, sehingga setiap ada asap rokok disamping kadar oksigen udara yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah akan semakin kekurangan oksigen, oleh karena yang diangkut adalah CO dan bukan O2 (oksigen). Sel tubuh yang menderita kekurangan oksigen akan berusaha meningkatkan yaitu melalui kompensasi pembuluh darah dengan jalan menciut atau spasme. Bila proses spasme berlangsung lama dan terus menerus maka pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya proses aterosklerosis (peyempitan). Penyempitan pembuluh darah akan terjadi dimana-mana. Di otak, jantung, paru, ginjal, kaki, saluran peranakan, dll. Nikotin Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok antara 0.5-4 ng, dan semuanya diserap, sehingga di dalam cairan darah atau plasma antara 40-50 ng/ml. Nikotin bukan7

merupakan komponen karsinogenik. Hasil pembusukan panas dari nikotin seperti dibensakridin, dibensokarbasol dan nitrosamin-lah yang bersifat karsinogenik. Seperti halnya heroin dan kokain, nikotin juga memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Perokok akan merasakan kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterkaitan fisik. Hal itulah yang menyebabkan mengapa sekali merokok susah untuk berhenti. Efek nikotin menyebabkan perangsangan terhadap hormon kathekolamin (adrenalin) yang bersifat memacu jantung dan tekanan darah. Jantung tidak diberikan kesempatan isitirahat dan tekanan darah akan semakin meninggi, berakibat timbulnya hipertensi. Efek lain merangsang berkelompoknya trombosit (sel pembekuan darah), trombosit akan menggumpal dan akhirnya akan menyumbatn pembuluh darah yang sudah sempit akibat asap yang mengandung CO yang berasal dari rokok. Tar Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Kadar taar pada rokok antara 0.5-35 mg perbatang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jala nafas dan paru-paru. Akrolein Akrolein merupakan zat cair yang tidak berwarna seperti aldehid. Zat ini sedikit banyak mengandung kadar alkohol. Artinya, akrolein ini adalah alcohol yang cairannya telah diambil. Cairan ini sangat mengganggu kesehatan. Amoniak Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hydrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racu yang ada pada amonia sehingga jika masuk sedikitpun ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma. Hidrogen Sianida / HCN Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakam zat yang palimg ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran pernapasan. Sianida adalah8

salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja sianida dimasukan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian. Nitrous Oxid Nitrous oxid merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terisap dapat meyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit. Nitrous oxid ini adalah sejenis zat yang pada mulanya dapat digunakan sebagai pembius waktu melakukan operasi oleh dokter.

Formaldehid Formaldehid adalah sejenis gas tidak berwarna dengan bau tajam. Gas ini tergolong sebagai pengawet dan pembasmi hama.Gas ini juga sangat beracun keras terhadap semua organisme hidup. Fenol Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organic seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim. Hidrogen Sulfida Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi pigmen). Piridin Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat digunakan mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama. Metil Klorida Metil klorida adalah campuran dari zat-zat bervalemsi satu antara hydrogen dan karbon merupakan unsurnya yang utama. Zat ini adalah senyawa organik yang beracun.9

Metanol Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah terbakar. Meminum atau menghisap metanol mengakibatkan kebutaan dan bahkan kematian.

Gambar diunduh dari: http://novaku.files.wordpress.com/2006/12/kandungan_rokok.gif?w=460

Faktor-faktor penyebab kecanduan rokok: 1. Faktor Sosial Faktor terbesar dari kebiasaan merokok dipengaruhi oleh faktor sosial atau lingkungan, dimana karakter seseorang banyak dibentuk oleh lingkungan sekitar, baik dari keluarga, tetangga, ataupun teman pergaulannya. Jika seseorang yang bukan perokok, hidup atau berkerja bersama dengan seorang perokok, secara otomatis salah satunya akan terpengaruh. Mungkin yang bukan perokok mulai mencoba merokok, mungkin juga sebaliknya yang perokok mengurangi konsumsi rokok. Baik disadari maupun tidak disadari, adaptasi tersebut dilakukan untuk berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan dan berusaha untuk diterima di lingkungan sosial-nya.10

Salah satu penyebab kenapa perokok baru terus bertambah adalah karena gencarnya iklan rokok yang beredar di masyarakat, ditambah dengan adanya image yang dibentuk oleh iklan rokok tersebut sehingga terlihat seakan orang yang merokok adalah orang yang sukses dan tangguh. Iklan, promosi ataupun sponsor kegiatan yang dilakukan oleh para produsen rokok merupakan sarana yang sangat ampuh untuk mempengaruhi remaja dan anak-anak. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Hamka dan Komnas anak pada tahun 2007 memperlihatkan bahwa sebanyak 99,7% anak melihat iklan rokok di televisi, dimana 68% mengatakan memiliki kesan positif terhadap iklan rokok tersebut dan 50% mengatakan menjadi lebih percaya diri seperti di iklan. Untuk remaja, pengaruh pergaulan teman sebaya juga turut menjadi andil untuk pertumbuhan perokok baru. Terkadang remaja menjadi perokok pemula karena adanya desakan dari teman-teman mereka untuk dapat diterima dalam pergaulan ataupun supaya dapat dipandang lebih keren oleh lawan jenisnya. Para remaja tersebut tentu belum mengerti benar mengenai bahaya yang dapat disebabkan oleh rokok ataupun penyakit yang dapat timbul karena rokok. 2. Respon Mengulang Otomatis Ketika seseorang telah melakukan sesuatu berkali-kali dan cukup sering, maka akan tercipta pola pengulangan perilaku tertentu secara otomatis. Hal ini terutama berlaku jika tindakan tertentu dilakukan dalam situasi yang tidak menyenangkan, yang memberikan efek membuat seseorang merasa lebih aman dalam kehidupan sehari-hari dan rutinitas. Seperti pola pengulangan otomatis selalu menjadi komponen dalam kebiasaan merokok. Kalau anda ingin berhenti merokok, anda harus mencari tahu di mana situasi dan lingkungan anda yang biasanya mengambil sebatang rokok. Kemudian cobalah untuk menghindari situasi-situasi atau lingkungan tersebut. 3. Kebutuhan Menghisap Dan Mengunyah Setiap orang memiliki kebutuhan untuk mengisap dan mengunyah. Kebutuhan ini mulai ada sejak kita lahir yaitu kebutuhan untuk minum susu, dan secara berangsurangsur berkurang dan hilang, tetapi pada beberapa orang masih ada sampai dewasa. Beberapa orang menggunakan rokok atau perangkat merokok dan asap sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan ini.11

Jika ingin berhenti merokok, maka ganti kebutuhan menghisap rokok dengan cara lain. Misal, diganti dengan permen, atau makanan-makanan ringan untuk dikunyah, ketika keingin merokok muncul. Memang, terlalu banyak mengkonsumsi makanan ringan merupakan salah satu penyebab obesitas. Namun untuk proses awal, cara ini dinilai efektif. 4. Nikotin Digunakan Sebagai Pengobatan Nikotin memiliki efek penenang pada perasaan gugup. Pada saat yang sama memiliki beberapa efek anti-depresif, setidaknya dalam jangka pendek, dan itu membuat seseorang merasa lebih nyaman. Seseorang menderita kegugupan atau gejala depresi mungkin merasa bahwa merokok membantu dia melawan gejala mentalnya. Namun, secara bertahap akan ada kebutuhan untuk terus meningkatkan dosis nikotin yang lebih tinggi untuk memberikan efek yang lebih baik lagi, dan jika ada kekurangan nikotin di dalam tubuh, saraf atau perasaan depresif akan muncul lebih besar daripada sebelumnya. Untuk memperoleh kepuasan ini, dengan kebutuhan untuk terus meningkatkan dosis yang lebih tinggi untuk mendapatkan efek yang lebih baik merupakan alasan utama untuk kebiasaan merokok. Harus mempertimbangkan apakah ini anti-depresif atau efek penenang yang menjadi alasan untuk merokok. Maka harus mencoba untuk mencari cara lain untuk mencapai efek yang sama. Aktif dalam kegiatan olahraga atau kegiatan di luar ruangan bisa mengurangi perasaan depresif. Jika perasaan depresi lebih serius, beberapa perawatan yang tepat sangat diperlukan, dan seorang psikolog atau jika perlu psikiater adalah orang yang tepat membantu. 5. Kecanduan Pada Sel Syaraf Otak secara normal memiliki substansi-substansi yang memberikan efek penenang dan efek rangsangan pada sel-sel saraf, dimana substansi-substansi tersebut bekerja dengan cara menempel pada reseptor-reseptor sel-sel saraf. Dan nikotin memiliki efek yang sama dengan substansi-substansi tersebut terhadap saraf, ketika nikotin menempel pada reseptor-reseptor di sel-sel saraf. Dengan menempelnya nikotin pada reseptor, maka otak memproduksi dopamin. Dopamin inilah yang memberikan efek menenangkan dan merangsang organ-organ lain, yang memberikan efek menyenangkan dari merokok. Namun, ketika nikotin terus12

menginduksi pelepasan dopamin, otak secara bertahap mengurangi produksi dopamin ketika nikotin tidak ada, dan otak akan merasakan kebutuhan yang lebih besar terhadap nikotin untuk tetap bekerja normal dan merasa nyaman. 6. Faktor Genetik Tidak semua orang sangat tergantung pada nikotin. Ada beberapa orang yang lebih mudah kecanduan nikotin daripada yang lain, dengan alasan yang masih susah untuk dipahami. Dan alasan-alasan tersebut diyakini diwariskan dalam kode genetik.

13

NEUROFARMAKOLOGIKomponen psikoaktif dari tembakau adalah nikotin, yang mempunyai efek pada sistem saraf pusat dengan bekerja sebagai suatu agonis pada reseptor asetilkolin subtipe nikotinik. Kira-kira 25 persen nikotin yang di inhalasi saat menghisap rokok mencapai darah, mencapai otak dalam waktu kira-kira 15 detik. Waktu paruh nikotin adalah kira- kira 2 jam. Nikotin dianggap mempunyai sifat mendorong positif dan adiktif karena nikotin mengaktivasi jalur dopaminergik yang keluar dari area tegmental ventral ke korteks serebral dan sistem limbik. Di samping mengaktivasi sistem dopamin tersebut, nikotin menyebabkan peningkatan konsentrasi norepinefrin dan epinefrin dalam sirkulasi dan peningkatan pelepasan vasopressin, endorphin-beta, hormone adrenokortikotropik (ACTH), dan kortisol. Hormon-hormon tersebut diperkirakan berperan dalam efek stimulasi dasar dari nikotin pada sistem saraf pusat. Apabila nikotin terserap dalam darah akan diteruskan ke otak, di otak diterima reseptor 42. Reseptor tersebut melepas dopamin yang meberikan rasa nyaman pada penghisap. Apabila kadar Dopamin yang beredar berkurang, pada perokok reguler memicu bertambahnya reseptor 42 sampai 300 % atau 3 kali lipat, inilah yang menyebabkan perokok menjadi ketagihan (craving) dan gejala lepas zat (withdrawal) dan perokok akan kembali merokok.

14

DIAGNOSISDiagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV) menuliskan tiga gangguan berhubungan dengan nikotin tetapi mempunyai kriteria diagnostik spesifik hanya untuk putus nikotin dalam bagian gangguan berhubungan dengan nikotin. Gangguan penggunaan nikotin lain yang dimasukkan adalah ketergantungan nikotin dan gangguan berhubungan dengan nikotin yang tidak ditentukan. Ketergantungan Nikotin Ketergantungan pada nikotin berkembang dengan cepat, kemungkinan karena aktivasi sistem dopaminergik area segmental ventral oleh nikotin, sistem yang sama dipengaruhi oleh kokain dan amfetamin.perkembangan ketergantungan dipercepat oleh faktor sosial yang kuat yang mendorong merokok dalam beberapa lingkungan dan oleh efek yang kuat dari iklan perusahaan tembakau. Orang kemungkinan merokok jika orangtuanya atau saudara kandungnya juga merokok dan yang berperan sebagai model peran. Beberapa penelitian terakhir juga meyatakan suatu diathesis genetik kearah ketergantungan nikotin. Sebagian besar orang yang merokok ingin berhenti dan telah mencoba berhenti tetapi belum berhasil dalam usahanya. Putus Nikotin Gejala putus nikotin dapat timbul dalam dua jam setelah menghisap rokok yang terakhir, biasanya memuncak dalam 24 jam sampai 48 jam pertama, dan dapat berlangsung selama beberapa minggu sampai bulan. Gejala yang umum adalah pencarian nikotin yang kuat, ketegangan, iritabilitas, kesulitan berkonsentrasi, mengantuk dan gangguan paradoksikal dalam tidur, penurunan kecepatan denyut jantung dan tekanan darah, peningkatan nafsu makan dan penambahan berat badan, penurunan kinerja motorik, dan peningkatan ketegangan otot. Sindrom putus nikotin yang ringan dapat tampak jika perokok mengganti dari rokok yang biasanya menjadi rokok dengan nikotin rendah.

Gangguan Berhubungan dengan Nikotin yang Tidak Ditentukan15

Gangguan berhubungan dengan nikotin yang tidak ditentukan (not otherwise specified; NOS) adalah suatu kategori diagnostik untuk gangguan penggunaan nikotin yang tidak memenuhi salah satu kategori yang dibicarakan. Diagnosis tersebut dapat termasuk intoksikasi nikotin, penyalahgunaan nikotin, dan gangguan mood dan gangguan kecemasan berhubungan dengan penggunaan nikotin.

GAMBARAN KLINIS16

Secara perilaku, efek stimulasi dari nikotin menyebabkan peningkatan perhatian, belajar, waktu reaksi, dan kemampuan untuk memecahkan masalah. Pemakai tembakau juga melaporkan bahwa menghisap rokok meningkatkan mood mereka, menurunkan ketegangan, dan menghilangkan perasaan depresif. Efek nikotin pada aliran darah serebral telah diteliti, dan hasilnya menyatakan bahwa pemaparan nikotin jangka pendek meningkatkan aliran darah serebral tanpa mengubah metabolisme oksigen serebral tetapi pemaparan nikotin jangka panjang disertai dengan penurunan aliran darah serebral. Berbeda dengan efek stimulasinya pada sistem saraf pusat, nikotin bertindak sebagai relaksan otot skeletal. Efek Merugikan Nikotin adalah zat kimia yang sangat toksik. Dosis 60 mg pada orang dewasa adalah mematikan sekunder karena paralisis pernapasan; dosis 0,5 mg diberikan dengan menghisap rokok yang umum. Pada dosis rendah tanda dan gejala toksisitas nikotin adalah mual, muntah, salivasi, pucat (yang disebabkan oleh vasokonstriksi perifer), kelemahan, nyeri abdominal (disebabkan oleh peningkatan peristalsis), diare, pusing, nyeri kepala, peningkatan tekanan darah, takikardia, tremor, dan keringat dingin. Toksisitas juga berhubungan dengan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, konfusi, dan gangguan sensoris. Nikotin lebih lanjut berhubungan dengan penurunan jumlah tidur REM (rapid eye movement) pada pemakainya. Penggunaan tembakau selama kehamilan telah dihubungkan dengan peningkatan insidensi bayi dengan berat badan lahir yang rendah. Manfaat Menyehatkan dari Berhenti Merokok Dalam suatu laporan oleh Surgeon General tahun 1990 tentang manfaat menyehatkan dari berhenti merokok, didapatkan lima kesimpulan utama seperti di bawah ini: (1) Berhenti merokok mempunyai manfaat kesehatan yang besar dan langsung bagi orang dalam semua usia dan memberikan manfaat bagi orang dengan atau tanpa penyakit yang berhubungan dengan merokok. (2) Bekas perokok hidup lebih lama dibandingkan oleh orang yang terus merokok. (3) berhenti merokok menurunkan risiko kanker paru-paru dan kanker lain, infark miokardium, penyskit kardiovaskular, dan penyakit paru-paru kronis. (4) Wanita yamg berhenti merokok sebelum kehamilan menurunkan resiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah sampai resiko pada wanita yang tidak pernah merokok. (5) Manfaat menyehatkan dari berhenti merokok jelas melebihi tiap resiko dari penamahan berat badan rata-rata 5 pon (2,3 Kg) atau adanya efek psikologis yang merugikan setelah berhenti merokok.17

TERAPIPengobatan Kombinasi penggunaan nikotin tansdermal (nicotine patches) dan konseling perilaku telah menghasilkan angka abstinensi yang menetap 60% pada percobaan klinis yang18

terkontrol baik. Angka tersebut secara bermakna lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan angka keberhasilan 10% pada orang yang berhenti menghisap rokok tanpa pengobatan suportif spesifik. Program bantuan perilaku yang paling efektif menjawab masalah tersebut seperti bagaimana melakukan aktivitas harian yang biasa (sebagai contoh, makan, mengendarai, dan bersosialisasi) tanpa merokok dan bagaimana mengatasi mood disforik dan peningkatan berat badan yang dapat menyertai berhenti merokok. Manfaat lebih lanjut dari penggunaan nikotin transdermal adalah bahwa dosis nikotin dapat dititrasi secara individual untuk memenuhi kebutuhan pasien dan gejala putus nikotin yang dialaminya. Berbagai obat psikofarmakologi lainnya juga telah digunakan dengan keberhasilan yang sama dalam mempertahankan abstinensi dari nikotin. Preparat dan obat lain tersebut adalah permen karet yang mengandung nikotin, lobeline (suatu tablet isap nikotin), clonidine (Catapres), antidepresan khususnya fluoxetine (Prozac), dan buspirone (Bu Spar). Di samping itu, orang yang berhasil berhenti merokok kemungkinan telah didorong oleh seseorang yang dekat dengannya (seperti pasangan hidup atau anak-anak), merasa takut akan efek peyakit dari nikotin, dan telah bergabung dengan suatu jenis kelompok pendukung untuk bekas perokok. Dorongan dari dokter psikiatrik yang tidak merokok juga sangat berhubungan dengan abstinensi. Akupunktur Bekerja dengan menempatkan jarum tipis di titik-titik tertentu pada bagian tubuh tertentu pula. Hal ini akan merangsang aliran darah, sehingga meningkatkan jumlah oksigen yang dikirim ke seluruh tubuh dan sejumlah racun tetentu keluar. Titik-titik ini dikenal sebagai acupoints dan telah digunakan selama ribuan tahun untuk membantu menyembuhkan segala macam penyakit. Tapi ketika sampai pada perokok, akupunktur sangat efektif karena berhubungan dengan alasan utama bahwa kebanyakan orang merokok adalah stres. Para ahli menyatakan bahwa akupunktur mempunyai tingkat keberhasilan sekitar 85 dan 90%, yang akan membuatnya menjadi salah satu prosedur yang paling berhasil untuk membantu orang berhenti merokok. Prosedurnya yaitu membantu menenangkan pikiran dengan melepaskan endorfin (morfin alami) dalam tubuh. Endorfin ini akan memberi perasaan tenang dalam pikiran dan akan membuang perasaan negatif untuk mengakhiri kecanduan ini. Hipnosis

19

Dimaksudkan untuk memperkuat pikiran. Hal ini dilakukan dengan mengulang berkali-kali bahwa pasien tidak ingin dan tidak perlu merokok. Ini semua dilakukan pada saat pasien dalam kondisi terhipnotis (relaksasi) dan membuat pikiran bawah sadar lebih terbuka terhadap saran luar (sugesti). Praktisi hipnosis mengklaim bahwa mengambil bagian dalam sesi-sesi ini akan meningkatkan peluang pasien untuk berhenti merokok sampai dengan 1000%. Apabila melalui pikiran sendiri efektif hanya 6%, dan jika ingin sampai 60% maka harus melalui sesi hipnosis. Masalah utama dalam perawatan ini adalah banyak orang yang masih menganggap bahwa hipnotis itu tidak ilmiah dan berhubungan dengan alam gaib, padahal tidak demikian. Hipnotis merupakan suatu komunikasi antara penghipnotis dengan klien (orang yang dihipnotis) melalui pikiran bawah sadar manusia. Terapi Laser Terapi dengan laser berkekuatan rendah ini bekerja seperti akupuntur laser. Sinar infra merah diarahkan untuk ke satu titik untuk mematikan saraf yang mengirim sinyal keinginan mengonsumsi nikotin. Titik akupuntur itu biasanya terdapat di telinga. Setiap kali terapi hanya membutuhkan waktu 30 menit penyinaran. Dengan melakukan lima kali terapi, pecandu rokok bisa berhenti. Menurut para peneliti, terapi laser ini lebih mudah, cepat dan efektif, serta tidak menimbulkan efek samping. Para ilmuwan dari Middlesex University melakukan studi terhadap 340 perokok yang mendapatkan tiga kali dan empat kali. Mayoritas responden yang mendapat empat kali terapi laser ini bisa berhenti merokok. Dan responden yang mendapat tiga kali terapi 50% berhasil menghentikan kebiasaannya. Responden juga mengaku lebih rileks dan tidur lebih nyenyak setelah terapi. Setelah berhenti merokok, mereka juga tidak mengalami kenaikan berat badan seperti yang dikhawatirkan. Bahkan ada yang bisa menurunkan berat badannya tanpa bantuan rokok. Tapi ada pula yang kembali ke kebiasaannya merokok setelah tiga bulan sejak terapi karena faktor stres. Yoga Yoga membantu untuk meningkatkan kekuatan mental dan kekuatan kehendak individu yang membantu untuk mengurangi rasa ingin merokok. Latihan yoga juga dapat membantu dalam menenangkan pikiran dan menjaga keseimbangan emosional dan psikologis dalam tubuh. Hal ini juga membantu dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan juga melemaskan otot-otot tubuh dan membuatnya lebih fleksibel.20

Terlepas dari postur yoga, juga diatur latihan pernapasan (Pranayama), pernapasan hidung alternatif (Anulom Vilom) dan Jala Neti yang membantu membersihkan tubuh dari racun berbahaya terakumulasi sebagai akibat dari merokok. Teknik ini juga membantu dalam memiliki paru-paru yang sehat bersama dengan mekanisme pernapasan yang lebih baik dalam tubuh yang membantu tubuh untuk mengendalikan keinginan untuk rokok. Herbal Mengkonsumsi herbal adalah salah satu cara terbaik untuk berhenti merokok dan ada beberapa alasan untuk ini. Tidak seperti patch dan permen karet yang dianggap membantu orang berhenti merokok, herbal tidak mengandung nikotin. Herbal akan membantu perokok benar-benar mengakhiri asupan nikotin. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa herbal memberikan cara terbaik dan paling efektif untuk berhenti merokok. Karena herbal terbuat dari bahan alami, maka memiliki efek samping minimum dibandingkan dengan obat lainnya. Herbal juga membantu menghilangkan keinginaan (craving) dan gejala penarikan (withdrawal) yang perokok alami selama beberapa minggu pertama berhenti merokok. Herbal juga tidak menambahkan efek negative yang dimiliki dibandingakan dengan obat produksi lain yang kadang-kadang dapat menyebabkan pengguna mengalami susah tidur (insomnia) dan mual. Salah satu ramuan herbal adalah ekstrak Lobelia. Tanaman ini juga dikenal sebagai tembakau India dan akan memberikan efek yang sama seperti menghisap rokok, tanpa efek negatif. Bunga Passion juga salah satu jenis herbal yang dapat membantu untuk berhenti merokok dengan membantu mengurangi stress dan menenangkan sistem saraf. Sangat penting untuk mengkonsumsi herbal dalam jumlah yang tepat. Tersedia dalam bentuk pil yang mencakup semua bahan herbal tersebut untuk membantu berhenti merokok.

BAB III KESIMPULAN Definisi WHO untuk perokok sekarang adalah mereka yang merokok setiap hari untuk jangka waktu minimal 6 bulan selama hidupnya dan masih merokok pada saat survey dilakukan.

Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin

21

dan karbon monoksida. Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandung bahanbahan kimia lain yang tak kalah beracunnya.

Faktor-faktor penyebab kecanduan rokok adalah faktor sosial, respon mengulang otomatis, kebutuhan menghisap dan mengunyah, nikotin digunakan sebagai pengobatan, kecanduan pada sel syaraf, dan faktor genetik.

Komponen psikoaktif dari tembakau adalah nikotin, yang mempunyai efek pada sistem saraf pusat dengan bekerja sebaga suatu agonis pada reseptor asetilkolin subtipe nikotinik. Kira-kira 25 persen nikotin yang di inhalasi saat menghisap rokok mencapai darah, mencapai otak dalam waktu kira-kira 15 detik.

Nikotin dianggap mempunyai sifat mendorong positif dan adiktif karena nikotin mengaktivasi jalur dopaminergik yang keluar dari area tegmental ventral ke korteks serebral dan sistem limbik.

Kombinasi penggunaan nikotin tansdermal (nicotine patches) dan konseling perilaku telah mengghasilkan angka abstinensi yang menetap 60% pada percobaan klinis yang terkontrol baik. Angka tersebut secara bermakna lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan angka keberhasilan 10% pada orang yang berhenti menghisap rokok tanpa pengobatan suportif spesifik.

Beberapa jenis terapi yang dapat membantu untuk berhenti merokok adalah: akupuntur, hypnosis, terapi laser, yoga, dan herbal.

BAB IV DAFTAR PUSTAKA1. Kaplan Harold l., M.D., Sadock Benjamin J., MD, Grebb Jack A., MD. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Jilid Satu. Binarupa Aksara Publisher 2010. Hal. 667-672. 2. Pradono dan Kristanti. Updated: 2004 March. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2010. Diunduh dari:22

http://www.litbang.depkes.go.id/tobaccofree/media/TheTobaccoSourceBook/BukuTe mbakau/ch.1-march.ino_SB1.mar04.pdf 3. Fowles Jeff, Ph.D. Chemical Composition of Tobacco and Cigarette Smoke in Two Brands of New Zealand Cigarettes. Updated: 2003 August. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2010. Diunduh dari: http://ndp.govt.nz/moh.nsf/pagescm/1005/$File/chemicalcompositioncigarettesbrands. pdf 4. Walters Sheryl. Acupuncture Proves Successful in Helping People Quit Smoking. Updated: 2009 August 21. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2010. Diunduh dari: http://www.naturalnews.com/026890_acupuncture_smoking_hypnosis.html 5. Anamika S. Quit Smoking Through Yoga. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2010. Diunduh dari: http://hubpages.com/hub/Quit-Smoking-stop-cessation-with-Yoga 6. Bekti. Lindungi Remaja dari Bahaya Rokok. Updated: 2010 March 3. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2010. Diunduh dari: http://medicastore.com/artikel/299/index.html 7. Chandran Sheelaa. Use Herbs To Quit Smoking. Updated: 2010 January 24. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2010. Diunduh dari: http://www.suite101.com/content/useherbs-to-quit-smoking-a193256&rurl 8. Abidin. Faktor-Faktor Penyebab Kecanduan Rokok. Updated: 2009 November 28. Diakses rokok pada tanggal 31 Oktober 2010. Diunduh dari: http://www.lintasberita.com/Lifestyle/Kesehatan/faktor-faktor-penyebab-kecanduan-

23