53
BAB I PENDAHULUAN Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup. Setiap episode dipisahkan sekurangnya dua bulan tanpa gejala penting mania atau hipomania. Tetapi pada beberapa individu, gejala depresi dan mania dapat bergantian secara cepat, yang dikenal dengan rapid cycling. Episode mania yang ekstrim dapat menunjukkan gejala-gejala psikotik seperti waham dan halusinasi. 1,2 Gangguan bipolar adalah gangguan yang lebih jarang dibandingkan dengan gangguan depresif berat. Prevalensi antara laki-laki dan wanita sama besar. Onset gangguan bipolar adalah dari masa anak-anak (usia 5-6 tahun) sampai 50 tahun atau lebih. Rata-rata usia yang terkena adalah usia 30 tahun. Gangguan bipolar cenderung mengenai semua ras. 1,2 1

Referat Gangguan Bipolar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

referat ini menjelaskan mengenai definisi hingga penatalaksanaan gangguan bipolar

Citation preview

Page 1: Referat Gangguan Bipolar

BAB I

PENDAHULUAN

Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan

ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya

rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup. Setiap episode dipisahkan

sekurangnya dua bulan tanpa gejala penting mania atau hipomania. Tetapi pada

beberapa individu, gejala depresi dan mania dapat bergantian secara cepat, yang

dikenal dengan rapid cycling. Episode mania yang ekstrim dapat menunjukkan

gejala-gejala psikotik seperti waham dan halusinasi. 1,2

Gangguan bipolar adalah gangguan yang lebih jarang dibandingkan dengan

gangguan depresif berat. Prevalensi antara laki-laki dan wanita sama besar. Onset

gangguan bipolar adalah dari masa anak-anak (usia 5-6 tahun) sampai 50 tahun atau

lebih. Rata-rata usia yang terkena adalah usia 30 tahun. Gangguan bipolar cenderung

mengenai semua ras. 1,2

1

Page 2: Referat Gangguan Bipolar

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan

ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya

rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup. Setiap episode dipisahkan

sekurangnya dua bulan tanpa gejala penting mania atau hipomania. Tetapi pada

beberapa individu, gejala depresi dan mania dapat bergantian secara cepat, yang

dikenal dengan rapid cycling. Episode mania yang ekstrim dapat menunjukkan

gejala-gejala psikotik seperti waham dan halusinasi. 1-4

B. EPIDEMIOLOGI

Gangguan bipolar adalah gangguan yang lebih jarang dibandingkan dengan

gangguan depresif berat. Prevalensi gangguan bipolar di Indonesia hanya sekitar 2%

sama dengan prevalensi skizofrenia. Prevalensi antara laki-laki dan wanita sama

besar. Onset gangguan bipolar adalah dari masa anak-anak (usia 5-6 tahun) sampai

50 tahun atau lebih. Rata-rata usia yang terkena adalah usia 30 tahun. Gangguan

bipolar cenderung mengenai semua ras.3

C. ETIOLOGI

Penyebab gangguan bipolar multifaktor. Secara biologis dikaitkan dengan

faktor genetik dan gangguan neurotransmitter di otak. Secara psikososial dikaitkan

dengan pola asuh masa kanak-kanak, stress yang menyakitkan, stress kehidupan

yang berat dan berkepanjangan, dan banyak lagi faktor lainnya.2-4

Faktor Genetik

Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa kemungkinan menderita suatu

gangguan mood menurun saat derajat hubungan kekeluargaan melebar. Sebagai 2

Page 3: Referat Gangguan Bipolar

contoh, sanak saudara derajat kedua (sepupu) lebih kecil kemungkinannya dari

pada sanak saudara derajat pertama. Penurunan gangguan bipolar juga

ditunjukkan oleh fakta bahwa kira-kira 50 persen pasien gangguan bipolar

memiliki sekurangnya satu orangtua dengan suatu gangguan mood, paling sering

gangguan depresif berat. Jika satu orangtua menderita gangguan bipolar, terdapat

kemungkinan 25 persen bahwa anaknya menderita suatu Gangguan mood. Jika

kedua orangtua menderita gangguan bipolar, terdapat kemungkinan 50-75 persen

anaknya menderita gangguan mood.2-4

Beberapa studi berhasil membuktikan keterkaitan antara gangguan bipolar

dengan kromosom 18 dan 22, namun masih belum dapat diselidiki lokus mana

dari kromosom tersebut yang benar-benar terlibat. Beberapa diantaranya yang

telah diselidiki adalah 4p16, 12q23-q24, 18 sentromer, 18q22-q23, dan 21q22.

Yang menarik dari studi kromosom ini, ternyata penderita sindrom Down (trisomi

21) beresiko rendah menderita gangguan bipolar.2-4

Sejak ditemukannya beberapa obat yang berhasil meringankan gejala bipolar,

peneliti mulai menduga adanya hubungan neurotransmitter dengan gangguan

bipolar. Neurotransmitter tersebut adalah dopamine, serotonin, noradrenalin. Gen-

gen yang berhubungan dengan neurotransmitter tersebut pun mulai diteliti seperti

gen yang mengkode monoamine oksidase A (MAOA), tirosin hidroksilase,

cathecol-ometiltransferase (COMT), dan serotonin transporter (5HTT). Penelitian

terbaru menemukan gen lain yang berhubungan dengan penyakit ini yaitu gen

yang mengekspresi brain derived neurotrophic factor (BDNF). BDNF adalah

neurotropin yang berperan dalam regulasi plastisitas sinaps, neurogenesis, dan

perlindungan neuron otak. BDNF diduga ikut terlibat dalam mood. Gen yang

mengatur BDNF terletak pada kromosom 11p13. Terdapat tiga penelitian yang

mencari tahu hubungan antara BDNF dengan Gangguan bipolar dan hasilnya

positif.2-4

Faktor Biologis

3

Page 4: Referat Gangguan Bipolar

Kelainan di otak juga dianggap dapat menjadi penyebab penyakit ini. Terdapat

perbedaan gambaran otak antara kelompok sehat dengan penderita bipolar.

Melalui pencitraan magnetic resonance imaging (MRI) dan positron-emission

tomography (PET), didapatkan jumlah substansia nigra dan aliran darah yang

berkurang pada korteks prefrontal subgenual. Tak hanya itu, Blumberg dkk dalam

Arch Gen Psychiatry 2003 pun menemukan volume yang kecil pada amygdale

dan hippocampus. Korteks prefrontal, amygdale, dan hippocampus merupakan

bagian dari otak yang terlibat dalam respon emosi (mood dan afek).2-4

Penelitian lain menunjukkan ekspresi oligodendrosit-myelin berkurang pada

otak penderita bipolar. Seperti diketahui, oligodendrosit menghasilkan membran

myelin yang membungkus akson sehingga mampu mempercepat hantaran

konduksi antar saraf. Bila jumlah oligodendrosit berkurang, maka dapat dipastikan

komunikasi antar saraf tidak berjalan lancar.2-4

Faktor Lingkungan

Penelitian telah membuktikan faktor lingkungan memegang peranan penting

dalam gangguan perkembangan bipolar. Faktor lingkungan yang sangat berperan

pada kehidupan psikososial dari pasien dapat menyebabkan stress yang dipicu

oleh faktor lingkungan. Stress yang menyertai episode pertama dari gangguan

bipolar dapat menyebabkan perubahan biologik otak yang bertahan lama.

Perubahan bertahan lama tersebut dapat menyebabkan perubahan keadaan

fungsional berbagai neurotransmitter dan sistem pemberian signal intraneuronal.

Perubahan mungkin termasuk hilangnya neuron dan penurunan besar dalam

kontak sinaptik. Hasil akhir perubahan tersebut menyebabkan seseorang berada

pada resiko yang lebih tinggi untuk menderita Gangguan mood selanjutnya,

bahkan tanpa adanya stressor eksternal.2,4

D. GEJALA KLINISTerdapat dua pola gejala dasar pada Gangguan bipolar yaitu, episode depresi

dan episode mania.4

Page 5: Referat Gangguan Bipolar

Episode manik/mania:

Paling sedikit satu minggu (bisa kurang, bila dirawat) pasien mengalami mood

yang elasi, ekspansif, atau iritabel. Pasien memiliki, secara menetap, tiga atau

lebih gejala berikut (empat atau lebih bila hanya mood iritabel) yaitu4,5:

Grandiositas atau percaya diri berlebihan

Berkurangnya kebutuhan tidur

Cepat dan banyaknya pembicaraan

Lompatan gagasan atau pikiran berlomba

Perhatian mudah teralih

Peningkatan energi dan hiperaktivitas psikomotor

Meningkatnya aktivitas bertujuan (sosial, seksual, pekerjaan dan sekolah)

Tindakan-tindakan sembrono (ngebut, boros, investasi tanpa perhitungan

yang matang)

Gejala yang derajatnya berat dikaitkan dengam penderitaan, gambaran

psikotik, hospitalisasi untuk melindungi pasien dan orang lain, serta adanya

gangguan fungsi sosial dan pekerjaan. Pasien hipomania kadang sulit didiagnosa

sebab beberapa pasien hipomania justru memiliki tingkat kreativitas dan

produktivitas yang tinggi. Pasien hipomania tidak memiliki gambaran psikotik

(halusinasi, waham atau perilaku atau pembicaraan aneh) dan tidak memerlukan

hospitalisasi.4-5

Episode Campuran

Paling sedikit satu minggu pasien mengalami episode mania dan depresi yang

terjadi secara bersamaan. Misalnya, mood tereksitasi (lebih sering mood disforik),

iritabel, marah, serangan panik, pembicaraan cepat, agitasi, menangis, ide bunuh

diri, insomnia derajat berat, grandiositas, hiperseksualitas, waham kejar dan

kadang-kadang bingung. Kadang-kadang gejala cukup berat sehingga

5

Page 6: Referat Gangguan Bipolar

memerlukan perawatan untuk melindungi pasien atau orang lain, dapat disertai

gambaran psikotik, dan mengganggu fungsi personal, sosial dan pekerjaan.4-5

Siklus Cepat

Siklus cepat yaitu bila terjadi paling sedikit tiga episode yaitu depresi,

hipomania, atau mania dalam satu tahun. Seseorang dengan siklus cepat jarang

mengalami bebas gejala dan biasanya terdapat hendaya berat dalam hubungan

interpersonal atau pekerjaan. 4,5

Siklus Ultra Cepat

Mania, hipomania, dan episode depresi bergantian dengan sangat cepat dalam

beberapa hari. Gejala dan hendaya lebih berat bila dibandingkan dengan

siklotimia dan sangat sulit diatasi. 4,5

Sindrom Psikotik

Pada kasus berat, pasien mengalami gejala psikotik. Gejala psikotik yang

paling sering yaitu4,5:

Halusinasi (auditorik, visual, atau bentuk sensasi lainnya)

Waham

Misalnya, waham kebesaran sering terjadi pada episode mania sedangkan

waham nihilistik terjadi pada episode depresi. Ada kalanya gejala psikotik tidak

serasi dengan mood. Pasien dengan gangguan bipolar sering didiagnosis sebagai

skizofrenia. Ciri psikotik biasanya merupakan tanda prognosis yang buruk bagi

pasien dengan gangguan bipolar. Faktor berikut ini telah dihubungkan dengan

prognosis yang buruk seperti: durasi episode yang lama, disosiasi temporal antara

gangguan mood dan gejala psikotik, dan riwayat penyesuaian sosial pramorbid

yang buruk. Adanya ciri-ciri psikotik yang memiiki penerapan terapi yang

penting, pasien dengan symptom psikotik hampir selalu memerlukan obat anti

psikotik di samping anti depresan atau anti mania atau mungkin memerlukan

terapi antikonvulsif untuk mendapatkan perbaikan klinis. 4,5

6

Page 7: Referat Gangguan Bipolar

E. KRITERIABerdasarkan DSM-IV, Gangguan bipolar digolongkan menjadi 4 kriteria6:

Gangguan bipolar I

Terdapat satu atau lebih episode manik. Episode depresi dan hipomanik tidak

diperlukan untuk diagnosis tetapi episode tersebut sering terjadi.

Gangguan bipolar II

Terdapat satu atau lebih episode hipomanik atau episode depresif mayor tanpa

episode manik.

Siklotimia

Adalah bentuk ringan dari Gangguan bipolar. Terdapat episode hipomania dan

depresi yang ringan yang tidak memenuhi kriteria episode depresif mayor.

Gangguan bipolar YTT

Gejala-gejala yang dialami penderita tidak memenuhi kriteria Gangguan

bipolar I dan II. Gejala-gejala tersebut berlangsung tidak lama atau gejala

terlalu sedikit sehingga tidak dapat didiagnosa gangguan bipolar I dan II.

F. DIAGNOSISKeterampilan wawancara dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis. Informasi

dari keluarga sangat diperlukan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria yang

terdapat dalam DSM-IV atau ICD-10. Salah satu instrumen yang dapat digunakan

untuk mengidentifikasi symptom gangguan bipolar adalah The Structured Clinical

Interview for DSM-IV (SCID). The Present State Examination (PSE) dapat pula

digunakan untuk mengidentifikasi symptom sesuai dengan ICD-10. 4,6

Pembagian menurut DSM-IV1:

Gangguan mood bipolar I

Gangguan mood bipolar I, episode manik tunggal

a) Hanya mengalami satu kali episode manik dan tidak ada rwayat depresi

mayor sebelumnya.7

Page 8: Referat Gangguan Bipolar

b) Tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, skizoafektif,

gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat

diklasifikasikan.

c) Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisi

medik umum

d) Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna

atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan dan aspek fungsi

penting lainnya.

Gangguan mood bipolar I, episode manik sekarang ini

a) Saat ini dalam episode manik

b) Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu kali episode manik,

depresi, atau campuran.

c) Episode mood pada kriteria a dan b bukan skizoafektif dan tidak

bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, Gangguan waham,

atau dengan Gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.

d) Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau

kondisi medik umum.

e) Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna

atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan dan aspek fungsi

penting lainnya.

Gangguan mood bipolar I, episode campuran saat ini1

a) Saat ini dalam episode campuran

b) Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami episode manik, depresi atau

campuran

c) Episode mood pada kriteria a dan b tidak dapat dikategorikan skizoafektif

dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizifreniform, Gangguan

waham, atau Gangguan psikotik yang tidak diklasifikasikan

8

Page 9: Referat Gangguan Bipolar

d) Gejala-gejala tidak disebabkan efek oleh fisiologik langsung zat atau

kondisi medik umum

e) Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna

atau menimbulkan hendaya dalam social, pekerjaan, atau aspek fungsi

penting lainnya.

Gangguan mood bipolar I, episode hipomanik saat ini

a) Saat ini dalam episode hipomanik

b) Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manic atau

campuran

c) Gejala mood menyebabkan penderita yang secara klinik cukup bermakna

atau hendaya social, pekerjaan atau aspek fungsi penting lainnya

d) Episode mood pada kriteria a dan b tidak dapat dikategorikan sebagai

skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia,

skizofreniform, Gangguan waham, dan dengan Gangguan psikotik yang

tidak dapat diklasifikasikan.

Gangguan mood bipolar I, episode depresi saat ini

a) Saat ini dalam episode depresi mayor

b) Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami episode manik dan campuran

c) Episode mood pada kriteria a dan b tidak dapat dikategorikan sebagai

skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia,

skizofreniform, Gangguan waham, dan dengan Gangguan psikotik yang

tidak dapat diklasifikasikan.

d) Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisi

medik umum

e) Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna

atau menimbulkan hendaya dalam social, pekerjaan, atau aspek fungsi

penting lainnya.

Gangguan mood bipolar I, Episode yang tidak dapat diklasifikasikan saat ini

9

Page 10: Referat Gangguan Bipolar

a) Kriteria, kecuali durasi, saat ini, memenuhi kriteria untuk manik, hipomanik,

campuran atau episode depresi.

b) Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manik atau

campuran.

c) Episode mood pada kriteria a dan b tidak dapat dikategorikan sebagai

skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia,

skizofreniform, Gangguan waham, atau dengan Gangguan psikotik yang

tidak dapat diklasifikasikan di tempat lain.

d) Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup

bermakna atau menimbulkan hendaya dalam social, pekerjaan, atau aspek

fungsi penting lainnya.

Gangguan Mood Bipolar II

Satu atau lebih episode depresi mayor yang disertai dengan paling sedikit satu

episode hipomanik.

Gangguan Siklotimia

a) Paling sedikit selama dua tahun, terdapat beberapa periode dengan gejala-

gejala hipomania dan beberapa periode dengan gejala-gejala depresi yang tidak

memenuhi criteria untuk Gangguan depresi mayor. Untuk anak-anak dan

remaja durasinya paling sedikit satu tahun.

b) Selama periode dua tahun di atas penderita tidak pernah bebas dari gejala-

gejala pada kriteria a lebih dari dua bulan pada suatu waktu.

c) Tidak ada episode depresi mayor, episode manik, episode campuran, selama

dua tahun Gangguan tersebut

Catatan: setelah dua tahun awal, siklotimia dapat bertumpang tindih dengan

manic atau episode campuran (diagnosis GB I dan Gangguan siklotimia dapat

dibuat) atau episode depresi mayor (diagnosis GB II dengan Gangguan

siklotimia dapat ditegakkan)

10

Page 11: Referat Gangguan Bipolar

d) Gejala-gejala pada criteria a bukan skizoafektif dan tidak bertumpangtindih

dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan Gangguan

psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.

e) Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisi

medik umum

f) Gejala-gejala di atas menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup

bermakna atau menimbulkan hendaya dalam social, pekerjaan atau aspek

fungsi penting lainnya.

Pembagian menurut PPDGJ III7:

F31 Gangguan Afek bipolar

Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (sekurang-kurangnya dua episode)

dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu

tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas

(mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai

pengurangan energi dan aktivitas (depresi). Yang khas adalah bahwa biasanya

ada penyembuhan sempurna antar episode. Episode manik biasanya mulai

dengan tiba-tiba dan berlangsug antara 2 minggu sampai 4-5 bulan, episode

depresi cenderung berlangsung lebih lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun

jarang melebihi 1 tahun kecuali pada orang usia lanjut. Kedua macam episode

itu seringkali terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh stress atau trauma

mental lainnya (adanya stress tidak esensial untuk penegakan diagnosis).

Termasuk: gangguan atau psikosis manik-depresif

Tidak termasuk: Gangguan bipolar, episode manic tunggal (F30)

F31.0 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Klinik Hipomanik

Episode yang sekarang harus memenuhi criteria untuk hipomania (F30); dan

11

Page 12: Referat Gangguan Bipolar

Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik ,

depresif, atau campuran) di masa lampau.

F31.1 Gangguan afektif Bipolar, Episode kini Manik Tanpa Gejala Psikotik

Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala

psikotik (F30.1); dan

Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,

depresif, atau campuran) di masa lampau.

F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan gejala psikotik

Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala

psikotik (F30.2); dan

Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,

depresif atau campuran) di masa lampau

F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau Sedang

Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresi ringan

(F32.0) atau pun sedang (F32.1); dan

Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau

campuran di masa lampau

F31.4 gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik

Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat

tanpa gejala psikotik (F32.2); dan

Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau

campuran di masa lampau

12

Page 13: Referat Gangguan Bipolar

F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala

Psikotik

Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat

dengan gejala psikotik (F32.3);dan

Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau

campuran dimasa lampau

F31.6 Gangguan Afektif Bipolar Campuran

Episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manik, hipomanik, dan

depresif yang tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala mania/hipomania

dan depresif yang sama-sama mencolok selama masa terbesar dari episode

penyakit yang sekarang, dan telah berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu);

dan

Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau

campuran di masa lampau

F31.7 Gangguan Afektif Bipolar, kini dalam Remisi

Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan

terakhir ini, tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode afektif

hipomanik, manik atau campuran di masa lampau dan ditambah sekurang-

kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depres if atau

campuran)

F31.8 Gangguan Afektif Bipolar Lainnya

F31.9 Gangguan Afektif Bipolar YTT

Gangguan Bipolar pada Anak-anak

13

Page 14: Referat Gangguan Bipolar

Kebanyakan kasus gangguan bipolar didiagnosis pada usia dewasa, tetapi

penelitian membuktikan bahwa sebagian anak yang didiagnosa dengan depresi

sebenarnya menderita gangguan bipolar. Anak-anak dengan gangguan bipolar

sebaiknya tidak diberikan “label” tertentu yang dapat membuat mereka terhindar dari

pergaulannya. Anak-anak tersebut juga beresiko tinggi menderita gangguan

kecemasan dan juga Attention Deficit-Hyperactivity Disorder (ADHD).7

G. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

Terdapat beberapa gangguan mental lainnya yang memiliki gejala yang sama

dengan gangguan bipolar seperti skizofrenia, skizoafektif, intoksikasi obat, gangguan

skizofreniform, dan gangguan kepribadian ambang.4,8

H. PENATALAKSANAAN Farmakoterapi

Hingga sekarang masih belum ada pengobatan tuntas untuk bipolar, tetapi harus

ada obat untuk mengontrol mood dan gejala yang berkaitan. Oleh karena itu penyakit

bipolar bisa menyebabkan rekurensi dan pengobatannya berlaku sepanjang hayat.

Bipolar merupakan penyakit yang memerlukan pengobatan jangka panjang,

walaupun pasien merasa sudah sembuh. pengobatan haruslah di atur oleh psikiater.

Pasien juga biasanya mendapat tim perawatan yang terdiri dari psikolog , pekerja

sosial, perawat psikater. Perawatan primer dapat berupa obat, konseling peribadi,

keluarga atau kelompok atau bisa juga edukasi dan support group.9,10

Paramedis mungkin akan mengambil langkah untuk merawat inapkan pasien

dengan indikasi jika pasien bertingkah berbahaya, atau pasien ingin bunuh diri atau

menjadi psikotik. Obat yang digunakan adalah obat yang berguna untuk

14

Page 15: Referat Gangguan Bipolar

menstabilkan mood dengan segera. Apabila gejala telah membaik dan bisa dikontrol,

psikiater akan mencoba pengobatan yang terbaik untuk jangka panjang.9,10

Pengobatan rumatan digunakan untuk mencegah penyakit bipolar dalam jangka

panjang. Pasien yang tidak patuh pada pengobatan rumatan akan relaps dan timbul

gejala bipolar atau akan timbul perubahan mood yang minor dan bisa berganti

dengan episode depresi dan episode mania yang lengkap. Jika pasien mempunyai

masalah penyalahgunaan zat atau alkohol, pengobatannya juga akan berbeda karena

harus memperbaiki keadaan penyalahgunaan zat. Jika tidak, pengobatan akan

menjadi lebih sulit karena harus memperkirakan zat yang disalahgunakan.9,10

Pengobatan bipolar termasuk untuk menstabilkan mood pasien agar tidak berada

dikutub mood yaitu episode mania dan episode depresi. Oleh karena itu mood

stabilizer diperlukan dalam pengobatan, dan juga pengobatan yang dapat

meghilangkan anxietas dan depresi. Berikut adalah obat-obatan yang dapat

digunakan pada gangguan bipolar :9,10

Lithium

Lithium (lithobid) adalah merupakan obat yang efektif dalam menstabilkan mood

dan mencegah pasien berada dalam episode mania dan episode depresi, obat ini juga

telah digunakan sejak lama. Lithium biasannya digunakan pada pengobatan bipolar.

Pada umumnya ia merupakan pengobatan lini pertama untuk pengobatan bipolar.

Lithium (escalith atau lithobid) merupakan mood stabilizer yang pertama yang

diluluskan oleh FDA di tahun 1970 untuk pengobatan episode mania. Penggunaan

lithium ini begitu efektif dalam mengawal symptom episode manik dan mencegah

terjadinya rekuren episode manik dan episode depresi. Penggunaan lithium haruslah

disertai dengan pemeriksaan darah rutin karena pengunaan litihium pada jangka

panjang bisa menyebabkan kegagalan ginjal dan masalah tiroid.4,9,10

- Farmakologi

15

Page 16: Referat Gangguan Bipolar

Sejumlah kecil lithium terikat dengan protein. Lithium diekskresikan dalam

bentuk utuh hanya melalui ginjal.

- Indikasi

Episode mania akut, depresi, mencegah bunuh diri, dan bermanfaat sebagai terapi

rumatan GB.9,12

- Dosis

Respons lithium terhadap mania akut dapat dimaksimalkan dengan mentitrasi

dosis hingga mencapai dosis terapeutik yang berkisar antara 1,0-1,4 mEq/L.

Perbaikan terjadi dalam 7-14 hari. Dosis awal yaitu 20 mg/kg/hari. Dosis untuk

mengatasi keadaan akut lebih tinggi bila dibandingkan dengan terapi rumatan. Untuk

terapi rumatan, dosis berkisar antara 0,4-0,8 mEq/L. Dosis kurang dari 0,4 mEq/L,

tidak efektif sebagai terapi rumatan. Sebaliknya, gejala toksisitas litium dapat terjadi

bila dosis 1,5 mEq/L.9,10,12

- Efek samping

Efek samping yang dilaporkan adalah mual, muntah, tremor, somnolen,

penambahan berat badan, dan penumpulan kognitif. Neurotoksisitas, delirium, dan

ensefalopati dapat pula terjadi akibat lithium. Neurotoksisitas bersifat irreversible.

Akibat intoksikasi litium, defisit neurologi permanen dapat terjadi misalnya, ataksia,

defisit memori, dan gangguan pergerakan. Untuk mengatasi intoksikasi lithium,

hemodialisis harus segera dilakukan. Litium dapat merusak tubulus ginjal. Faktor

resiko kerusakan ginjal adalah intoksikasi litium, polifarmasi dan adanya penyakit

fisik yang lainnya. Pasien yang mengkonsumsi litium dapat mengalami poliuri. Oleh

karena itu, pasien dianjurkan untuk banyak meminum air.9,12

- Pemeriksaan laboratorium

Sebelum memberikan lithium, fungsi ginjal (ureum dan kreatinin) dan fungsi

tiroid, harus diperiksa terlebih dahulu. Untuk pasien yang berumur di atas 40 tahun,

pemeriksaan EKG harus dilakukan. Fungsi ginjal harus diperiksa setiap 2-3 bulan

16

Page 17: Referat Gangguan Bipolar

dan fungsi tiroid dalam enam bulan pertama. Setelah enam bulan, fungsi ginjal dan

tiroid diperiksa sekali dalam 6-12 bulan atau bila ada indikasi.9,12

- Wanita hamil

Penggunaan lithium pada wanita hamil dapat menimbulkan malformasi janin.

Kejadiannya meningkat bila janin terpapar pada kehamilan yang lebih dini. Wanita

dengan GB yang derajatnya berat, yang mendapat terapi lithium rumatan, dapat

melanjutkan lithium selama kehamilan bila ada indikasi klinis. Kadar lithium

darahnya harus dipantau dengan seksama. Pemeriksaan USG untuk memantau janin,

harus dilakukan. Selama kehamilannya, wanita tersebut harus disupervisi oleh ahli

kebidanan dan psikiater. Sebelum kehamilan terjadi, risiko litium terhadap janin dan

efek putus litium terhadap ibu harus didiskusikan.4

Valproat

Valproat merupakan obat antiepilepsi yang disetujui oleh FDA sebagai antimania.

Asam valproat atau divaproex (depatoke) diluluskan oleh FDA pada tahun 1995

digunakan untuk mengobati mania, ia merupakan pengobatan yang popular karena

bisa mengantikan lithium untuk pengobatan bipolar karena ia juga berfungsi sebagai

mood stabilizer. Dari segi efektifitas asam valproat juga sama efektif dengan

penggunaan lithium. Valproat tersedia dalam bentuk :9,10,2

1. Preparat oral;

a. Sodium divalproat, tablet salut, proporsi antara asam valproat dan sodium

valproat adalah sama (1:1)

b. Asam valproat

c. Sodium valproat

d. Sodium divalproat, kapsul yang mengandung partikel-partikel salut yang

dapat dimakan secara utuh atau dibuka dan ditaburkan ke dalam makanan.

e. Divalproat dalam bentuk lepas lambat, dosis sekali sehari

2. Preparat intravena

3. Preparat sipusitoria

17

Page 18: Referat Gangguan Bipolar

- Farmakologi

Terikat dengan protein. Diserap dengan cepat setelah pemberian oral. Konsentrasi

puncak plasma sodium valproat dan asam valproat dicapai dalam dua jam sedangkan

sodium divalproat dalam 3-8 jam. Absorbsi divalproat lebih cepat bila dibandingkan

dengan tablet biasa. Absorbsi menjadi lambat bila obat diminum bersamaan dengan

makanan. Ikatan valproat dengan protein meningkat bila diet mengandung rendah

lemak dan menurun bila diet mengandung tinggi lemak.9,12

- Dosis

Dosis terapeutik untuk mania dicapai bila konsentrasi valproat dalam serum

berkisar antara 45 -125 mg/mL. Untuk GB II dan siklotimia diperlukan divalproat

dengan konsentrasi plasma < 50 mg/mL. Dosis awal untuk mania dimulai dengan 15-

20 mg/kg/hari atau 250 – 500 mg/hari dan dinaikkan setiap 3 hari hingga mencapai

konsentrasi serum 45- 125 mg/mL. Efek samping, misalnya sedasi, peningkatan

nafsu makan, dan penurunan leukosit serta trombosit dapat terjadi bila konsentrasi

serum > 100 mg/mL. Untuk terapi rumatan, konsentrasi valproat dalam plasma yang

dianjurkan adalah antara 75-100 mg/mL.9,10,12

- Indikasi

Valproat efektif untuk mania akut, campuran akut, depresi mayor akut, terapi

rumatan GB, mania sekunder, GB yang tidak berespons dengan lithium, siklus cepat,

GB pada anak dan remaja, serta GB pada lanjut usia.9,12

- Efek Samping

Valproat ditoleransi dengan baik. Efek samping yang dapat terjadi, misalnya

anoreksia, mual, muntah, diare, dispepsia, peningkatan (derajat ringan) enzim

transaminase, sedasi, dan tremor. Efek samping ini sering terjadi pada awal

pengobatan dan bekurang dengan penurunan dosis atau dengan berjalannya waktu.

Efek samping gastrointestinal lebih sering terjadi pada penggunaan asam valproat

dan valproat sodium bila dibandingkan dengan tablet salut sodium divalproat.9,12

Lamotrigin

18

Page 19: Referat Gangguan Bipolar

Lamotrigin efektif untuk mengatasi episode bipolar depresi. Ia menghambat kanal

Na+. Selain itu, ia juga menghambat pelepasan glutamat.4,9,10

- Farmakokinetik

Lamotrigin oral diabsorbsi dengan cepat. Obat cepat melewati sawar otak dan

mencapai konsentrasi puncak dalam 2-3 jam. Sebanyak 10% lamotrigin dieksresikan

dalam bentuk utuh.9,12

- Indikasi

Efektif untuk mengobati episode depresi, GB I dan GB II, baik akut maupun

rumatan. Lamotrigin juga efektif untuk GB, siklus cepat.

- Dosis

Berkisar antara 50-200 mg/hari.9,12

- Efek Samping

Sakit kepala, mual, muntah, pusing, mengantuk, tremor, dan berbagai bentuk

kemerahan di kulit.9,12

Antipsikotika Atipik

Antipsikotika atipik, baik monoterapi maupun kombinasi terapi, efektif sebagai

terapi lini pertama untuk GB. Beberapa antipsikotika atipik tersebut adalah

olanzapin, risperidon, quetiapin, dan aripiprazol.4,9,12

Risperidon

Risperidon adalah derivat benzisoksazol. Ia merupakan antipsikotika atipik

pertama yang mendapat persetujuan FDA setelah klozapin.9,12

- Absorbsi

Risperidon diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian oral. Ia dimetabolisme oleh

enzim hepar yaitu CYP 2D6.9,12

- Dosis

Untuk preparat oral, risperidon tersedia dalam dua bentuk sediaan yaitu tablet dan

cairan. Dosis awal yang dianjurkan adalah 2 mg/hari dan besoknya dapat dinaikkan

hingga mencapai dosis 4 mg/hari. Sebagian besar pasien membutuhkan 4-6 mg/hari. 19

Page 20: Referat Gangguan Bipolar

Risperidon injeksi jangka panjang (RIJP) dapat pula digunakan untuk terapi rumatan

GB. Dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa atau orang tua adalah 25 mg setiap

dua minggu. Bila tidak berespons dengan 25 mg, dosis dapat dinaikkan menjadi 37,5

mg - 50 mg per dua minggu.9,10,12

- Indikasi

Risperidon bermanfaat pada mania akut dan efektif pula untuk terapi rumatan.10,11

- Efek Samping

Sedasi, fatig, pusing ortostatik, palpitasi, peningkatan berat badan, berkurangnya

gairah seksual, disfungsi ereksi lebih sering terjadi pada risperidon bila dibandingkan

dengan pada plasebo. Meskipun risperidon tidak terikat secara bermakna dengan

reseptor kolinergik muskarinik, mulut kering, mata kabur, dan retensi urin, dapat

terlihat pada beberapa pasien dan sifatnya hanya sementara. Peningkatan berat badan

dan prolaktin dapat pula terjadi pada pemberian risperidon.9,12

Olanzapin

Olanzapin merupakan derivat tienobenzodiazepin yang memiliki afinitas terhadap

dopamin (DA), D2, D3, D4, dan D5, serotonin 2 (5-HT2); muskarinik, histamin

1(H1), dan a1- adrenergik.4,9,12

- Indikasi

Olanzapin mendapat persetujuan dari FDA untuk bipolar episode akut mania dan

campuran. Selain itu, olanzapin juga efektif untuk terapi rumatan GB.9,12

- Dosis

Kisaran dosis olanzapin adalah antara 5-30 mg/hari.9,10,12

- Efek Samping

Sedasi dapat terjadi pada awal pengobatan tetapi berkurang setelah beberapa lama.

Efek antikolinergik dapat pula terjadi tetapi kejadiannya sangat rendah dan tidak

menyebabkan penghentian pengobatan. Risiko terjadinya diabetes tipe-2 relatif tinggi

bila dibandingkan dengan antipsikotika atipik lainnya. Keadaan ini dapat diatasi

20

Page 21: Referat Gangguan Bipolar

dengan melakukan psikoedukasi, misalnya merubah gaya hidup, diet dan latihan

fisik.9,12

Quetiapin

Berfungsi untuk mengurangkan simptom episode manik yang sudah berat dan

episode manik yang datang dengan tiba-tiba. Quetiapin merupakan suatu derivat

dibenzotiazepin yang bekerja sebagai antagonis 5-HT1A dan 5 -HT2A, dopamin D1,

D2, histamin H1 serta reseptor adrenergik a1 dan a2. Afinitasnya rendah terhadap

reseptor D2 dan relatif lebih tinggi terhadap serotonin 5-HT2A.9,12

- Dosis

Kisaran dosis pada gangguan bipolar dewasa yaitu 200-800 mg/hari. Tersedia

dalam bentuk tablet IR (immediate release) dengan dosis 25 mg, 100 mg, 200 mg,

dan 300 mg, dengan pemberian dua kali per hari. Selain itu, juga tersedia quetiapin-

XR dengan dosis 300 mg, satu kali per hari.9,10,1

- Indikasi

Quetiapin efektif untuk GB I dan II, episdoe manik, depresi, campuran, siklus

cepat, baik dalam keadaan akut maupun rumatan.9,12

- Efek Samping

Quetiapin secara umum ditoleransi dengan baik. Sedasi merupakan efek samping

yang sering dilaporkan, efek samping ini berkurang dengan berjalannya waktu.

Perubahan berat badan dengan quetiapin sedang dan tidak perlu dilakukan

penghentian pengobatan. Peningkatan berat badan lebih kecil bila dibandingkan

dengan antipsikotika tipik.9,12

Aripiprazol

Seperti olanzapine, aripiprazol juga dipakai untuk pengobatan antipiskotik dengan

episode campuran dan episode manik. Aripiprazole juga digunakan untuk

pengobatan rumatan penyakit bipolar, dan mempunyai sediaan injeksi yang

digunakan sebagai usaha dalam penatalaksanaan pada saat darurat. Ia juga digunakan

21

Page 22: Referat Gangguan Bipolar

pada episode manik yang datang dengan tiba-tiba dan juga pada keadaan manik yang

berat. Aripiprazol adalah stabilisator sistem dopamin-serotonin.4,9,12

- Farmakologi

Aripiprazol merupakan agonis parsial kuat pada D2, D3, dan 5-HT1A serta

antagonis 5- HT2A. Ia juga mempunyai afinitas yang tinggi pada reseptor D3,

afinitas sedang pada D4, 5-HT2c, 5-HT7, a1-adrenergik, histaminergik (H1), dan

serotonin reuptake site (SERT), dan tidak terikat dengan reseptor muskarinik

kolinergik.9,12

- Dosis

Aripiprazol tersedia dalam bentuk tablet 5,10,15,20, dan 30 mg. Kisaran dosis

efektifnya per hari yaitu antara 10-30 mg. Dosis awal yang direkomendasikan yaitu

antara 10-15 mg dan diberikan sekali sehari. Apabila ada rasa mual, insomnia, dan

akatisia, dianjurkan untuk menurunkan dosis. Beberapa klinikus mengatakan bahwa

dosis awal 5 mg dapat meningkatkan tolerabilitas.9,10,12

- Indikasi

Aripiprazol efektif pada GB, episode mania dan episode campuran akut. Ia juga

efektif untuk terapi rumatan GB. Aripiprazol juga efektif sebagai terapi tambahan

pada GB I, episode depresi.9,12

- Efek Samping

Sakit kepala, mengantuk, agitasi, dispepsia, ansietas, dan mual merupakan

kejadian yang tidak diinginkan yang dilaporkan secara spontan oleh kelompok yang

mendapat aripiprazol. Efek samping ekstrapiramidalnya tidak berbeda secara

bermakna dengan plasebo. Akatisia dapat terjadi dan kadang-kadang dapat sangat

mengganggu pasien sehingga sering mengakibatkan penghentian pengobatan.

Insomnia dapat pula ditemui. Tidak ada peningkatan berat badan dan diabetes

melitus pada penggunaan aripiprazol. Selain itu, peningkatan kadar prolaktin juga

tidak dijumpai. Aripiprazol tidak menyebabkan perubahan interval QTc.9,12

Antidepresan

22

Page 23: Referat Gangguan Bipolar

Antidepresan efektif untuk mengobati GB, episode depresi. Penggunaannya

harus dalam jangka pendek. Penggunaan jangka panjang berpotensi meginduksi

hipomania atau mania. Untuk menghindari terjadinya hipomania dan mania,

antidepresan hendaklah dikombinasi dengan stabilisator mood atau dengan

antipsikotika atipik. Tergantung pada simptom dokter yang merawat mungkin akan

merekomendasikan pasien untuk mengunakan anti depresan. Pada beberapa pasien

yang menderita gangguan bipolar, obat anti depresan juga bisa menyebabkan

tercetusnya episode manik. Dengan itu dokter yang merawat akan

merekomendasikan juga pengobatan dengan kombinasi mood stabilizer dan hal ini

tidak menjadi satu masalah. Efek samping anti depresan yang sering adalah

penurunan kegairahan sex dan masalah untuk mencapai orgasme. Anti depresan

generasi terdahulu yang terdiri dari trisiklik dan inhibitor MAO juga bisa

menyebabkan efek samping yang berbahaya dan membutuhkan monitoring

pengobatan yang rutin. Fluoxetine (Prozac), paroxetine (paxil), sertraline (Zoloft)

dan bupropion (wellbutrin) adalah contoh anti depresan yang digunakan untuk

pengobatan kelainan bipolar.13

Symbyax

Pengobatan symbyax ini terdiri dari dari kombinasi antidepresan fluoxetine dan

atipsikotik olanzepin. Ia berfungsi sebagai penggobatan depresi dan penstabil

mood/mood stabilizer. Symbyax juga teah diluluskan oleh FDA terutama pada

pengobatan bipolar. Efek samping symbyax termasuk peningkatan berat badan,

pusing dan peningkatan nafsu makan Obat ini juga dapat menyebabkan masalah

seksual mirip dengan yang disebabkan oleh antidepresan.13

Benzodiazepin

Benzodiazepin merupakan suatu obat anti anxietas, dimana ia berfungsi untuk

mengurangkan anxietas dan memperbaiki kualitas tidur. Contoh obat golongan

benzodiazepin termasuk clonezepam (klonopin), lorazepam (ativan), diazepam

(valium), chlordiazepoxide (Librium) dan alprozolam (niravam, xanax). 23

Page 24: Referat Gangguan Bipolar

Benzodiazepin pada umumnya digunakan untuk mengurangkan anxietas hanya pada

jangka waktu yang pendek. Efek samping benzodiazepine antaranya pusing,

penurunan koodinasi otot, masalah keseimbangan dan memori.9-12

Tabel 1. FDA-approved Bipolar Disorder TreatmentsAgents Manic Mixed Depression Maintenance

MOOD STABILISER

Lithium √ – – √

Divalproex DR √ – – –

Divalproex ER √ √ – –

Carbamazepine ER √ √ – –

ATYPICALS –

Risperidone √ √ – –

Olanzapine √ √ – √

Quetiapine √ – √ √

Ziprasidone √ √ – –

Aripiprazole √ √ – √

OTHER

Lamotrigine – – – +

Olanzapine/fluoxetine – – √ –

- Drugs listed in order of approval for a bipolar disorder indication. This chart

does not imply comparable efficacy or tolerability profiles.

- Physicians’ Desk Reference®. 60th ed. Montvale, NJ: Medical Economics

Co; 2006

Pengobatan dalam kehamilan

Banyak obat-obatan yang digunakan pada terapi ganngguan bipolar bisa

menyebabakan defek kongenital pada janin. Pada wanita hamil, menjalani terapi

24

Page 25: Referat Gangguan Bipolar

farmakologi merupakan satu cobaan yang sukar untuk para psikater. Dokter yang

merawat haruslah mempertimbangkan pengobatan dan resiko pada janin, namun jika

terapi obat-obatan dihentikan, ia dapat menyebabkan simptom bipolar timbul ketika

usia kehamilan masih berjalan. Beberapa penelitian mengatakan bahwa penggunaan

lithium bersifat aman, namun ada juga penelitian yang mengatakan ia bisa

membahayakan janin di dalam kandungan. Dan kebanyakkan obat-obatan untuk

gangguan bipolar bisa menebusi ASI. Dengan itu regimen pengobatan yang lebih

ketat haruslah di lakukan. 4,11

Berikut merupakan efek samping pengobatan pada wanita yang sedang hamil :

Asam valproate mempunyai resiko kepada fetus dan mempengaruhi

perkembangan anak tersebut.

Carbamazepine mempunyai limitasi dalam efektifitas dan mempunyai resiko

membahayakan fetus.

Lithium mempunyai resiko kepada bayi seperti masalah jantung.

Iamotrigine mempunyai risko membahayakan fetus.

Paroxetine memiliki reskio kepada fetus seperti masalah kadiovaskular

malformation.

Penggunanaan jangka masa panjang benzodiazepine bisa menyebabkan

masalah kepada anak seperti cleft plate dan floppy baby syndrome.

Penatalaksanaan Kedaruratan Agitasi Akut Pada Gangguan Bipolar

Terapi Lini 1:

- Injeksi IM aripiprazol efektif untuk pengobatan agitasi pada pasien dengan

episode mania atau campuran akut. Dosis adalah 9,75 mg/injeksi. Dosis

maksimum adalah 29,25 mg/hari (tiga kali injeksi perhari dengan interval dua

jam). Berespon dalam 45-60 menit.

25

Page 26: Referat Gangguan Bipolar

- Injeksi IM olanzapin efektif untuk agitasi pada pasien dengan episode mania

atau campuran akut. Dosis 10 mg/injeksi. Dosis maksimum adalah 30 mg/hari.

Berespon dalam 15-30 menit. Interval pengulangan injeksi adalah dua jam.

Sebanyak 90% pasien menerima hanya satu kali injeksi dalam 24 jam pertama.

Injeksi lorazepam 2 mg/injeksi. Dosis maksimum Lorazepam 4 mg/hari. Dapat

diberikan bersamaan dengan injeksi IM Aripiprazol atau Olanzapin. Jangan

dicampur dalam satu jarum suntik karena mengganggu stabilitas antipsikotika.

Terapi lini 2:

- Injeksi IM Haloperidol yaitu 5 mg/kali injeksi. Dapat diulang setelah 30 menit.

Dosis maksimum adalah 15 mg/hari.

- Injeksi IM Diazepam yaitu 10 mg/kali injeksi. Dapat diberikan bersamaan

dengan injeksi haloperidol IM. Jangan dicampur dalam satu jarum suntik.

Penatalaksanaan Terapi Farmakologi Pada Mania Akut

Terapi lini 1:

- Litium, diivalproat, olanzapin, risperidon, quetiapin, quetiapin XR, aripiprazol,

litium atau divalproat + risperidon, litium atau divalproat + quetiapin, litium

atau divalproat + olanzapin, litium atau divalproat + aripiprazol.

Terapi lini 2:

- Karbamazepin, Terapi Kejang Listrik (TKL), litium + divalproat, paripalidon

Terapi lini 3:

- Haloperidol, klorpromazin, litium atau divalproat haloperidol, litium

+karbamazepin, klozapin.

26

Page 27: Referat Gangguan Bipolar

Tabel 1. Algoritma Terapi Mania Akut pada Gangguan Bipolar

27

Page 28: Referat Gangguan Bipolar

Penatalaksanaan Episode Depresi Akut pada Gangguan Bipolar 1

Terapi lini 1:

- Litium, lamotrigin, quetiapin, quetiapin XR, litium atau divalproat + SSRI,

Olanzapin + SSRI, litium + divalproat.

Terapi lini 2:

- Quetiapin + SSRI, divalproat, litium atau divalproat + lamotrigin

Terapi lini 3:

- Karbamazepin, olanzapin, litium + karbamazepin, litium atau divalproat +

venlafaksin, litium + MAOI, TKL, Litium atau divalproat atau AA + TCA,

litium atau divalproat atau karbamazepin + SSRI + Lamotrigin, penambahan

topiramat.

Obat-obat yang tidak direkomendasikan : Gabapentin monoterapi, aripiprazol

mono terapi

Rekomendasi terapi rumatan pada gangguan bipolar 1

Terapi lini 1:

- Litium, lamotrigin monoterapi, divalproat, olanzapin, quetiapin, litium atau

divalproat + quetiapin, risperidon injeksi jangka panjang (RIJP), penambahan

RIJP, aripiprazol

Terapi lini 2:

- Karbamazepin, litium +divalproat, litium + karbamazepine, litium + divalproat

+ olanzapin, litium + risperidon, litium + lamotrigin, olanzapin + fluoksetin

Terapi lini 3:

- Penambahan fenitoin, penambahan olanzapin, penambahan ECT, penambahan

topiramat, penambahan asam lemak omega-3, penambahan okskarbazepin

Obat-obatan yang tidak direkomendasikan: Gabapentin, topiramat atau

antidepresan monoterapi

28

Page 29: Referat Gangguan Bipolar

Penatalaksanaan Depresi akut pada Gangguan Bipolar II

Terapi lini 1:

- Quetiapin

Terapi lini 2:

- Litium, lamotrigin, divalproat, litium atau divalproat + antidepresan, litium +

divalproat, antipsikotika atipik + antidepresan.

Terapi lini 3:

- Antidepresan mono terapi (terutama untuk pasien yang jarang mengalami

hipomania)

Rekomendasi Terapi Rumatan pada Gangguan Bipolar II

Terapi lini 1:

- Litium, lamotrigin

Terapi lini 2:

- Divalproat, litium atau divalproat atau antipsikotika atipik + antidepresan,

kombinasi dua dari: litium, lamotrigin, divalproat, atau antipsikotika atipik.

Terapi lini 3:

- Karbamazepin, antipsikotika atipik, ECT

Obat-obatan yamg tidak dianjurkan: Gabapentin.

29

Page 30: Referat Gangguan Bipolar

Tabel 2. Algoritma terapi Episode Depresi pada Gangguan Bipolar.

Intervensi Psikososial

1. Penyuluhan Psikososial

Informasikan kepada orang dengan gangguan bipolar (tidak dalam episode manik

akut) dan pada anggota keluarga pasien gangguan bipolar.7

30

Page 31: Referat Gangguan Bipolar

Penjelasan : gangguan bipolar ialah suatu keadaan alam perasaan yang ekstrim

dimana dapat merasa sangat depresi, lemah, lesu kemudian beralih pada

keadaan energik, sangat semangat.

Dalam keadaan ini diperlukan cara untuk mengawasi alam perasaan dalam

waktu 1 hari yang dapat terjadi marah, sensitif dan kesenangan yang berlebihan

Penting untuk mengatur pola tidur yang normal (contohnya waktu saatnya tidur

yang sama, mencoba untuk tidur dalam kuantitas yang sama sebelum sakit

serta hindari kebutuhan tidur yang berlebihan dari biasanya).

Kekambuhan perlu dicegah dengan mengenali gejala, seperti berkurangnya

waktu tidur, menghabiskan uang atau merasa lebih enegik dari biasanya dan

segera mulai terapi jika hal tersebut terjadi.

Pasien yang berada dalam keadaan manik tidak sadar akan penyakit yang

sedang dideritanya dan merasa hebat serta energi yang meluap-luap, jadi

pengasuh sangat perlu menjadi bagian dalam upaya pencegahan.

Hindari penggunaan alkohol maupun zat psikoaktif

Perubahan gaya hidup sebaiknya terus dilanjutkan dan perlu diupayakan serta

direncanakan

Pasien harus diberikan semangat untuk mencari dukungan setelah kejadian

yang menyedihkan dan mebicarakannya pada keluarga dan sahabat.

Perencanaan untuk kembali bekerja atau bersekolah yang dapat menghindari

pengurangan waktu tidur, memperbaiki hubungan dukungan sosial, berdiskusi

serta meminta pendapat tentang keputusan penting misalnya tentang uang atau

keputusan penting lainnya)

Kesehatan fisik, sosial, jiwa anggota keluarga juga patut diperhatikan.

Bangun kepercayaan: rasa percaya antara pasien dan staf perawat memegang

peranan penting dalam perawatan pasien dengan gangguan bipolar, dimana

hubungan saling percaya secara medis ikut membantu pemulihan pasien secara

simultan.

31

Page 32: Referat Gangguan Bipolar

2. Membangun hubungan sosial

Mencari tahu kegiatan pasien, yang jika dianjurkan dapat mebantu secara

langsung maupun tidak langsung dukungan psikososial (contohnya pertemuan

keluarga, bepergian bersama teman, mengunjungi tetangga, berolahraga).

Secara aktif memberi semangat kepada pasien untuk memulai kembali segala

kegiatan sosial yang pernah dijalaninya serta menasehati keluarga pasien

tentang ini.7

3. Rehabilitation

Memfasilitasi kesempatan kepada pasien dan perawatnya untuk berpartisipasi

dalam kegitan ekonomi, pendidikan serta kesenian di lingkungannya baik

secara formal maupun informal.

Menyediakan lapangan pekerjaan bagi mereka yang sulit dalam usaha untuk

mencari pekerjaan yang baik.7

4. Follow-up

Follow yang berkesinambungan wajib diperlukan. Tingkat kekambuhannya

tinggi dan pasien yang berada dalam keadaan manik seringkali tidak sadar

untuk mencari pengobatan bagi dirinya, jadi pengobatan serta perawatan yang

tidak dilakukan secara bersamaan sangat merugikan pada saat tertentu.

Pada setiap follow up, gejala serta efek samping dari pengobatan dan

kebutuhan akan intervensi psikososial perlu dicantumkan.

Pasien dengan gangguan manik sebaiknya melakukan evaluasi secara berkala.

Evaluasi harus lebih sering sampai episode manik berakhir.

Kumpulkan informasi mengenai penyakit serta terapi dari pasien dan

perawatnya, khususnya yang tentang gejala dan tanda serta pengelolaan terapi

secara bersamaan, saat hilangnya gejala. Jika pasien tidak memiliki perawat

yang merawatnya amak pemeriksaan dilakukan secara berkala, diusahakan

merekrut seorang perawat, idealnya yang berasal dari lingkungannya dapat

teman atau keluarganya.7

32

Page 33: Referat Gangguan Bipolar

Psikoterapi

Sedikit data yang menguatkan keunggulan salah satu pendekatan psikoterapi

dibandingkan yang lain dalam terapi gangguan mood masa anak-anak dan remaja.

Tetapi, terapi keluarga adalah diperlukan untuk mengajarkan keluarga tentang

gangguan mood serius yang dapat terjadi pada anak-anak saat terjadinya stress

keluarga yang berat. Pendekatan psikoterapetik bagi anak terdepresi adalah

pendekatan kognitif dan pendekatan yang lebih terarah dan lebih terstruktur

dibandingkan yang biasanya digunakan pada orang dewasa. Karena fungsi

psikososial anak yang terdepresi mungkin tetap terganggu untuk periode yang lama,

walaupun setelah episode depresif telah menghilang, intervensi keterampilan

sosial jangka panjang adalah diperlukan. Pada beberapa program terapi, modeling

dan permainan peran dapat membantu menegakkan keterampilan memecahkan

masalah yang baik. Psikoterapi adalah pilihan utama dalam pengobatan depresi.

Beberapa jenis psikoterapi yaitu :7,13-15

a. Cognitive behavioral therapy (CBT) membantu penderita gangguan bipolar

untuk mengubah pola pikir dan perilaku negative.

b. Family-focused therapy melibatkan anggota keluarga. Terapi ini juga

memfokuskan pada komunikasi dan pemecahan masalah.

c. Interpersonal and social rhythm therapy membantu penderita gangguan

bipolar meningkatkan hubungan sosial dengan orang lain dan mengatur

aktivitas harian mereka.

d. Psychoeducation mengajarkan pada penderita gangguan bipolar mengenai

penyakit yang mereka derita beserta dengan penatalaksanaannya. Terapi ini

membantu penderita mengenali gejala awal dari episode baik manik maupun

depresi sehingga mereka bisa mendapatkan terapi sedini mungkin.

33

Page 34: Referat Gangguan Bipolar

Pendidikan dan Pencegahan

Pencegahan primer dapat dilakukan apabila diketahui bahwa dalam keluarga

terdapat yang mengalami gangguan ini, maka diharapkan pasien dan atau

keluarganya melakukan antisipasi. Pencegahan sekunder yaitu bila telah mengalami

gangguan ini, diharapkan tetap berkonsultasi dengan dokter yang merawat,

mengikuti anjuran unruk mengkonsumsi obat sesuai anjuran.3,13,14,15

I. PROGNOSIS

Prognosis tergantung pada penggunaan obat-obatan dengan dosis yang tepat,

pengetahuan komprehensif mengenai penyakit ini dan efeknya, hubungan positif

dengan dokter dan therapist, kesehatan fisik. Semua faktor ini merujuk ke prognosis

bagus. 4,13-16

Akan tetapi prognosis pasien gangguan bipolar I lebih buruk dibandingkan

dengan pasien dengan gangguan depresif berat. Kira-kira 40%-50% pasien gangguan

bipolar I memiliki episode manik Kedua dalam waktu dua tahun setelah episode

pertama. Kira-kira 7% dari semua pasien gangguan bipolar I tidak menderita gejala

rekurensi, 45% menderita lebih dari satu episode, dan 40% menderita gangguan

kronis. Pasien mungkin memiliki 2 sampai 30 episode manik, walaupun angka rata-

rata adalah Sembilan episode. Kira-kira 40% dari semua pasien menderita lebih dari

10 episode. 4,13-16

BAB III

PENUTUP34

Page 35: Referat Gangguan Bipolar

KESIMPULAN

Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan

ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya

rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup. Penyebab gangguan bipolar

multifaktor. Secara biologis dikaitkan dengan faktor genetik dan gangguan

neurotransmitter di otak. Secara psikososial dikaitkan dengan pola asuh masa kanak-

kanak, stress yang menyakitkan, stress kehidupan yang berat dan berkepanjangan,

dan banyak lagi faktor lainnya. Terdapat dua pola gejala dasar pada Gangguan

bipolar yaitu, episode depresi dan episode mania. Diagnosis ditegakkan berdasarkan

kriteria yang terdapat dalam DSM-IV dan PPDGJ III. Penatalaksanaan gangguan

bipolar terdiri dari farmakoterapi, intervensi psikososial dan psikoterapi. Prognosis

tergantung pada penggunaan obat-obatan dengan dosis yang tepat, pengetahuan

komprehensif mengenai penyakit ini dan efeknya, hubungan positif dengan dokter

dan therapist serta kesehatan fisik.

35