Upload
leonita-budi-utami
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
1/26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangEdema cerebri merupakan suatu penyulit pada banyak gangguan atau
penyakit susunan saraf pusat yang seringkali fatal, baik kematian itu oleh karena
perkembangan edema cerebri yang amat cepat seperti pada trauma kapitis,
perdarahan dan penyakit akut yang lain, maupun oleh lesi-lesi yang berjalan
kronis misalnya tumor-tumor, abses otak dan proses desak ruang lainnya. Edemacerebri yang menyertai infark yang luas, atau yang mengakibatkan penekanan
intracranial yang massif, ataupun karena timbulnya komplikasi yang paling
ditakuti yaitu pendorongan (shift, herniasi) bagian-bagian otak sehingga menekan
pusat-pusat vital dan mengakibatkan kematian.8
Jadi telah jelas bahwa edema cerebri menambah morbiditas dan mortalitas
pada berbagai gangguan cerebral. Telah banyak penyelidikan yang dilakukan pada
hewan percobaan maupun terhadap penderita-penderita dengan edema cerebri
namun masih banyak hal yang belum jelas atau memuaskan terutama perihal
patofisiologi dan terapinya.5
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
2/26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DefinisiEdema cerebri adalah keadaan patologis terjadinya akumulasi cairan di
dalam jaringan otak sehingga meningkatkan volume otak. Dapat terjadi
peningkatan volume intraseluler (lebih banyak di daerah substansia grisea)
maupun ekstraseluler (daerah substansia alba), yang menyebabkan terjadinya
peningkatan tekanan intrakranial.5,7
Edema cerebri adalah meningkatnya volume otak akibat pertambahan
jumlah air di dalam jaringan otak sebagai reaksi terhadap proses-proses patologis
lokal ataupun pengaruh-pengaruh umum lainnya yang merusak.2
B. Anatomi1. Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf (neuron) dan sel-sel penyokong(neuroglia dan sel schwan). Kedua jenis sel tersebut demikian erat terintegrasi
berkaitan sehingga berfungsi sebagai satu unit. Neuron adalah suatu sel saraf dan
merupakan unit anatomis dan fungsional sistem saraf. Setiap neuron mempunyai
badan sel yang mempunyai satu atau beberapa tonjolan yang di sebut dendrite,
dimana berfungsi untuk menghantarkan informasi menuju badan sel. Tonjolan
tunggal dan panjang yang menghantarkan informasi keluar dari badan sel disebut
akson.4
Dendrit dan akson secara kolektif disebut serabut saraf. Neuron atau sel
saraf juga mengalami proses biokimiawi seperti semua sel hidup lainnya dan
menghasilkan energi kimia dari oksidasi nutrisi-nutrisi untuk mempertahankan
dan memperbaiki dirinya sendiri.
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
3/26
Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi.SSP terdiri dari otak dan medulla spinalis. Otak merupakan bagian susunan saraf
pusat yang terletak didalam cavum cranii, dilanjutkan sebagai medulla spinalis
setelah melalui foramen magnum. Bagian-bagian utama encephalon dapat dibagi
menjadi:6
1. ProsencephalonHemispherium cerebri
Telencephalon medium
2 MesencephalonTectum mesencephali
Tegmentum mesencephali
Pedunculus cerebri (crus cerebri)
3 RhombencephalonMetencephalon (pons dan cerebellum)
Myelencephalon (medulla oblongata)
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
4/26
2. CerebriCerebri adalah bagian terbesar dari otak dan terdiri dari dua hemispherium
cerebri yang dihubungkan oleh massa substansia alba yang disebut corpus
callosum. Setiap hemispher terbentang dari os frontal sampai ke os occipitale,
diatas fossa cranii anterior, media dan posterior, diatas tentorium cerebelli.
Hemispher ini dipisahkan oleh sebuah celah dalam yaitu fissura longitudianalis
cerebri, tempat menonjolnya falx cerebri.4,6
Lapisan permukaan hemispherium cerebri disebut cortex dan disusun oleh
substansia grisea. Cortex cerebri berlipat-lipat, disebut gyrus yang dipisahkan oleh
fissura atau sulcus. Dengan cara demikian permukaan cortex bertambah luas.
Sejumlah sulcus yang besar membagi permukaan setiap hemispher dalam lobus-
lobus.6
Lobus frontalis terletak didepan sulcus centralis dan diatas sulcus lateralis.
Lobus parietalis terletak dibelakang sulcus centralis dan diatas sulcus lateralis.
Lobus occipitalis terletak dibawah sulcus parieto-occipitalis. Dibawah sulcus
lateralis terdapat lobus temporalis.
Gyrus precentralis terletak tepat anterior terhadap sulcus centralis dan
dikenal sebagai area motoris.4
Gyrus postcentralis terletak tepat posterior terhadap sulcus centralis,
dikenal sebagai area sensoris. Gyrus temporalis superior terletak tepat dibawah
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
5/26
sulcus lateralis. Rongga yang terdapat di setiap hemispherium cerebri disebut
ventriculus lateralis. Ventriulus lateralis berhubungan dengan ventriculus tertius
melalui foramina interventricularis (Monroe).4
3. Peredaran Darah OtakSeperti jaringan tubuh lainnya, otak sangat tergantung dari aliran darah
untuk nutrisi dan pembuangan sisa-sisa metabolisme. Suplai darah otak dijamin
oleh dua pasang arteri, yaitu arteri vertebralis dan arteri karotis interna, yang
cabang-cabangnya beranastomosis membentuk sirkulus arteriosus willisi.
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
6/26
Arteri Karotis
Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteri karotis kommunis
kira-kira setinggi rawan tiroidea. Arteri karotis eksterna memperdarahi wajah,
tiroid, lidah dan faring. Cabang dari arteri karotis eksterna yaitu arteri meningea
media, memperdarahi struktur-struktur dalam di daerah wajah dan mengirimkan
satu cabang yang besar ke dura mater. Arteri karotis interna masuk ke dalam
tengkorak dan bercabang kira-kira setinggi chiasma optikum, menjadi arteri
cerebri anterior dan media.4,6
Arteri Vertebrobasilaris
Arteri vertabrobasilaris kiri dan kanan berasal dari arteri subklavia sisi
yang sama. Arteri vertebrobasilaris memasuki tengkorak melalui foramen
magnum, setinggi perbatasan pons dan medulla oblongata. Kedua arteri bersatu
membentuk arteri basilaris. Arteri basilaris terus berjalan sampai setinggi otak
tengah, dan disini bercabang menjadi dua membentuk sepasang aretri cerebri
posterior. Cabang-cabang arteri vertebrobasilaris ini memperdarahi medulla
oblongata, pons, cerebellum, otak tengah dan sebagian diencephalon.4
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
7/26
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
8/26
Adanya BBB ini mempunyai dua peranan utama, yaitu: fungsi
perlindungan dan pengendalian homeostatik. Dengan kata lain secara umum sifat-
sifat BBB menyerupai membran sel yang dilengkapi dengan kekhususan-
kekhususan dalam anatomi dan sifat-sifat fisikokhemisnya. BBB terletak antara
lumen bagian distal sistem pembuluh darah dan bagian luar jaringan otak yang
mengitari pembuluh darah tersebut. Hasil pengamatan ultrastruktur dengan
mikroskop elektron menyatakan bahwa BBB tersusun dari komponen-komponen:
1. Sel-sel endotel kapiler otak yang kontinu (tanpa fenestrate) yang tersusundengan amat ketatnya oleh pengikat yang disebut tight junctionatau zonula
occludentes. Tight junction ini terdiri atas anyaman serat-serat fibriler dan
tidak mempunyai celah, jadi merupakan suatu sabuk pengikat yang
sempurna.
2. Pericapillary glial processes (membrana limitans superficialis/ membranaperivaskularis dari Held). Prossesus-prossesus sel glia sering terlihat
berbatasan dengan dinding kapiler otak dan membentuk end feetatau aucker
feet. Sel-sel glia berfungsi sebagai penunjang dalam fungsi BBB dan padapengangkatan aktif molekul-molekul tertentu seperti glukosa, asam amino
dan partikel-partikel besar. Sel-sel glia terutama astrosit bekerja pula sebagai
penghantar metabolit dan cairan antara kapiler-kapiler darah dan neuron-
neuron.
Blood-Liquor Barrier (BLB)
BLB ini diduga terletak di kapiler-kapiler plexus choroideus dan kapiler-
kapiler meninges (piamater). Sel-sel endotel kapiler ini juga mempunyai tight
junction diantaranya tetapi berbeda dengan BBB, kapiler-kapiler choroidea
mempunyai fenestra dan ruang antara jaringan ikat perikapiler (pericapillary
connective tissue space). Seperti BBB, BLB juga berlaku sebagai membran lipid,
walaupun sifat-sifatnya berbeda/berlawanan dengan BBB. Misalnya BBB
permeabel terhadap zat alkalis dan impermeabel terhadap zat asam, sedangkan
BLB adalah sebaliknya.5
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
9/26
Liquor-Brain Barrier (LBB)
LBB terletak di dinding ventrikel dan pial membran pada permukaan
otak. Barrier ini mungkin hanya berlaku untuk protein karena pada umumnya
mudah terjadi perpindahan molekul antara CSP dan parenkim otak. Kadar ion-ion
K+, H+, Cl-, HCO3-yang kecil dan mudah berdifusi, kurang lebih seimbang dalam
CSF dan cairan ekstraseluler otak.3
D. EtiologiEdema cerebri dapat muncul pada kondisi neurologis dan nonneurologis:
9
a. Kondisi neurologis : Stroke iskemik dan perdarahan intraserebral,trauma kepala, tumor otak, dan infeksi otak.
b. Kondisi non neurologis: Ketoasidosis diabetikum, koma asidosis laktat,hipertensi maligna, ensefalopati, hiponatremia, ketergantungan pada
opioid, gigitan reptil tertentu, atau high altitude cerebral edema (HACE).
E.
KlasifikasiEdema cerebri dibagi atas dua bagian besar, yaitu :9
a. Berdasarkan lokalisasi cairan dalam jaringan otak1).Edema cerebri ekstraseluler, bila kelebihan air terutama dalam
substansia alba
2).Edema cerebri intraseluler, bila kelebihan air terutama dalam substansiagrisea
b. Berdasarkan patofisiologi1). Edema cerebri vasogenikPaling sering dijumpai di klinik. Gangguan utama pada blood brain
barrier. Permeabilitas sel endotel kapiler meningkat sehingga air dan komponen
yang terlarut keluar dari kapiler masuk ruangan ekstraseluler, sehingga cairan
ekstraseluler bertambah. Jenis edema ini dijumpai pada trauma kepala, iskemia
otak,tumor tak, hipertensi maligna, perdarahan otak dan berbagai penyakit yang
merusak pembuluh darah otak.9
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
10/26
.
2). Edema cerebri sitotoksikKelainan dasar terletak pada semua unsur seluler otak (neuron, glia dan
endotel kapiler). Pompa Na tidak berfungsi dengan baik, sehingga ion Na
tertimbun dalam sel,mengakibatkan kenaikan tekanan osmotik intraseluler
yangakan menarik cairan masuk ke dalam sel. Sel makin lamamakin membengkak
dan akhirnya pecah. Akibat pembengkakan endotel kapiler, lumen menjadi
sempit, iskemia otakmakin hebat karena perfusi darah terganggu.
Pada binatang percobaan, pemakaian bakterisid yang luas pada kulit
seperti heksaklorofen dan bahan yang mengandung and, seperti trietil tin, dapat
menimbulkan edema sitotoksik.
Edema serebri sitotoksik sering ditemukan pada hipoksia/ anoksia (cardiac
arrest),iskemia otak, keracunan air dan intoksikasi zat-zat kimia tertentu. Juga
sering bersama-samadengan edema serebri vasogenik, misalnya pada stroke
obstruktif (trombosis, emboli serebri) dan meningitis.5,9
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
11/26
3). Edema cerebri osmoticEdema terjadi karena adanya perbedaan tekanan osmotic antara plasma
darah (intravaskuler) dan jaringan otak (ekstravaskuler).9
4). Edema cerebri hidrostatik/interstisialDijumpai pada hidrosefalus obstruktif.
Karena sirkulasi terhambat, cairan
srebrospinal merembes melalui dinding
ventrikel, meningkatkan volume ruang
ekstraseluler.
Pembagian edema serebri menurut Groningen
Edema
Serebri
Problem
Vasogenik Sitotoksik Osmotik Hidrostatik
Gangguan
primer
Blood brain
sodium barrier
Gangguan
pump-cell
Obstruksi
osmotik
Sirkulasi
Lokalisasi :
Bag. Putih otak
Bag. Kelabu
otak
+ +
+
+
+
+
Permeabilitas
vaskuler
Bertambah Normal Normal Normal
Ultrastruktur :
Ekstraseluler
Infraseluler
+
+
+
+
+
Komposisi
cairan
Filtrat plasma
(protein)
Plasma Hanya kadar
air bertambah
Air + Na
Terapi Dexametason ? Bahan osmotik Operasi
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
12/26
F. Patofisiologi8,9a) Vasogenic edema
Pada vasogenic edema, terdapat peningkatan volume cairan ekstrasel
yang berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler. Vasogenic
edema ini disebabkan oleh faktor tekanan hidrostatik, terutama
meningkatnya tekanan darah dan aliran darah dan oleh factor osmotic.
Ketika protein dan makromolekur lain memasuki rongga ekstraseluler otak
karena kerusakan sawar darah otak, kadar air dan natrium pada rongga
ekstraseluler juga meningkat.
Vasogenic edema ini lebih terakumulasi pada substansia alba cerebral
karena perbedaan compliance antara substansia abla dan grisea. Edema
vasogenic ini juga disebut edema basah karena pada beberapa kasus,
potongan permukaan otak nampak cairan edema.
Tipe edema ini terlihat sebagai respon terhadap trauma, tumor,
inflamasi fokal, stadium akhir dari iskemia cerebral.8,9
Gambar: mekanisme terjadinya edema vasogenik, plasma yang terdiri dari air, protein dan
elektrolit menembus BBB dan mengisi ruang intersisial.
b) Edema SititoksikPada edema sitotoksik terdapat peningkatan volume cairan intrasel,
yang berhubungan dengan kegagalan dari mekanisme energy yang secara
normal tetap mencegah air memasuki sel, mencakup fungsi yang inadekuat
dari pompa natrium dan kalium pada membrane sel glia.
Neuron, glia dan sel endotelial pada substansia alba dan grisea
menyerap air dan membengkak.9
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
13/26
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
14/26
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
15/26
mempertahankan aliran darah otak tetap konstan pada keadaan
meningkatnya resistensi serebrovaskular akibat kompresi pembuluh
darah kapiler serebral oleh edema.
b. Penurunan frekuensi dan dalamnya pemapasan; respirasi menjadilambat dan dangkal secara progresif akibat peningkatan tekanan
intracranial (TIK) yang menyebabkan herniasi unkal. Saat terjadi
kompresi batang otak, timbul perubahan pola pernapasan menjadi pola
Cheyne-Stokes, kemudian timbul hiperventilasi, diikuti dengan
respirasi yang ireguler, apnea, dan kematian.
c. Gambaran papil edema pada funduskopi; ditandai dengan batas papilyang tidak tegas, serta cup and disc ratio lebih dari 0,2.
d. Gangguan fungsi gait bila edema membesar dan menekan cerebellum.e. Gangguan fungsi vegetative apabila edema menekan susunan saraf
pusat yang merupakan pusat dari fungsi otonom / vegetatif.
3. Pemeriksaan Penunjanga. Sinar-X
Radiograf tengkorak polos adalah pemeriksaan pertama pada
pasien dengan gejala SSP dan tetap bermanfaat. Erosi dorsum sellae oleh
pulsasi ventrikel ketiga adalah gambaran khas peninggian TIK dan bila
foto polos digunakan secara rutin, dapat ditemukan pada sepertiga pasien
namun hanya setelah sakit 5-6 bulan. Kelenjar pineal yang tergeser, erosi
tulang, kalsifikasi abnormal dan hiperostosis tidaklah merupakan tanda
spesifik dari lesi desak ruang, jadi tidak harus berarti peninggian TIK.
Pada anak-anak, radiograf tengkorak tetap bernilai pada tes skrining. Baik
peninggian TIK akut maupun kronik hingga usia 8-9 tahun menyebabkan
diastasis (splitting) sutura dan erosi dorsum sellae. Peninggian TIK kronik
mungkin juga berakibat penipisan vault tengkorak dan impresi
konvolusional pada bagian atas tulang frontal dan parietal.5,7
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
16/26
b. Tomografi TerkomputerYang paling berguna pada pemeriksaan pasien dengan dugaan
peninggian TIK adalah scan tomografi terkomputer (CT scan). Karena
sangat akurat, cepat dan aman. Tanda yang paling berguna dari
berkurangnya cadangan TIK adalah pergeseran garis tengah, obliterasi
sisterna CSS sekeliling batang otak, dilatasi ventrikel kontralateral,
penyempitan sulci serebral, dan pada cedera kepala adanya clott kecil
multipel intraserebral. Bila obstruksi aliran CSS mulai berakibat pada
ukuran ventrikular, tanda pertama adalah dilatasi tanduk temporal.
c. Pencitraan Resonansi MagnetikMagnetic Resonance Imaging (MRI) juga sangat berguna pada
pemeriksaan penderita yang diduga mempunyai peninggian TIK namun
bukan pemeriksaan yang pertama pada pasien. Pemeriksaan ini lebih
mahal, lebih lambat dalam pengerjaannya dan lebih memerlukan
kerjasama dengan pasien dibanding CT scan; lebih rumit melaksanakannya
untuk pasien yang memerlukan pemantauan atau sistem life support.7,8
H. Penatalaksanaan5Non Medika Mentosa
1) Posisi Kepala dan Leher.Posisi kepala harus netral dan kompresi venajugularis harus dihindari. Fiksasi endotracheal tube (ETT) dilakukan
dengan menggunakan perekat yang kuat dan jika posisi kepala perlu
diubah harus dilakukan dengan hati-hati dan dalam waktu sesingkat
mungkin. Untuk mengurangi edema otak dapat dilakukan elevasi kepala
30.
2) Ventilasi dan Oksigenasi. Keadaan hipoksia dan hiperkapnia harusdihindari karena merupakan vasodilator serebral poten yang menyebabkan
penambahan volume darah otak sehingga terjadi peningkatan TIK,
terutama pada pasienm dengan pernicabilitas kapiler yang abnormal.
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
17/26
Intubasi dan ventilasi mekanik diindikasikan jika ventilasi atau oksigenasi
pada pasien edema otak buruk. Sasaran pCO2, yang diharapkan adalah 30-
35 mmHg agar menimbulkan vasokonstriksi serebral sehingga
menurunkan volume darah serebral.5,9
Medikamentosa
1) Analgesik, Sedasi, dan Zat Paralitik. Nyeri, kecemasan, dan agitasimeningkatkan kebutuhan metabolisme otak, aliran darah otak, dan tekanan
intrakranial. Oleh karena itu, analgesik dan sedasi yang tepat diperlukan
untuk pasien edema otak. Pasien yang menggunakan ventilator atau ETT
harus diberi sedasi supaya tidak memperberat TIK. Obat sedasi yang
sering digunakan untuk pasien neurologi diantaranya adalah opiat,
benzodiazepin, dan propofol.
Nyeri dan agitasi dapat memperburuk oedem cerebri dan meningkatkan
tekanan intrakranial secara signifikan. Pemberian bolus morphine (2-5 mg)
dan fentanyl (25 -50 mikrogram) atau intravenous infusion fentanyl (25 -
200 mikrogram/jam) dapat digunakan sebagai analgetik.9
2) Penatalaksanaan Cairan. Osmolalitas serum yang rendah dapatmenyebabkan edema sitotoksik sehingga harus dihindari. Keadaan ini
dapat dicegah dengan pembatasan ketat pemberian cairan hipotonik. Pada
umumnya kebutuhan cairan ialah 30ml/kgBB/hari. Balans cairan
diperhitungkan dengan mengukur produksi urin sehari ditambah dengan
pengeluaran cairan yang tidak dirasakan (produksi urin sehari ditambah
500 ml untuk kehilangan cairan yang tidak nampak).
Umumnya semua lesi intracranial diberikan 85% dari kebutuhan normal.
Karena pada masa akut ada retensi cairan sehingga bila diberikan cairan
yang banyak, dapat jadi semakin edema.5,7,9
3) Penatalaksanaan Tekanan Darah. Tekanan darah yang idealdipengaruhi oleh penyebab edema otak. Pada pasien stroke dan trauma,
tekanan darah harus dipelihara dengan cara menghindari kenaikan tekanan
darah tiba-tiba dan hipertensi yang sangat tinggi untuk menjaga perfusi
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
18/26
tetap adekuat. Tekanan perfusi serebral harus tetap terjaga di atas 60-70
mmHg pascatrauma otak.
Penggunaan obat penurun tekanan darah masih kontroversial dalam kasus-
kasus perdarahan intraserebral, tetapi aman untuk mengobati hipertensi
pada fase akut, dan penggunaan ini dapat mengurangi risiko pertumbuhan
hematoma awal. Pada pasien dengan stroke iskemik, penurunan tekanan
darah yang cepat merugikan dalam fase akut (24 - 48 jam pertama) karena
dapat menghasilkan memburuknya defisit neurologis dari hilangnya
perfusi di penumbra. Tekanan darah normal juga harus menjadi tujuan
pada pasien dengan lesi terutama terkait dengan edema vasogenic, seperti
tumor dan massa inflamasi atau infeksi.9
4) Pencegahan Kejang, Demam, dan Hiperglikemi. Kejang, demam, danhiperglikemi merupakan faktor-faktor yang dapat memperberat sehingga
harus dicegah atau diterapi dengan baik bila sudah terjadi. Penggunaan
antikonvulsan profilaktik seringkali diterapkan dalam praktek klinis. Bisa
digunakan fenitoin 2 x 100mg. Manfaat penggunaan profilaksis
antikonvulsan tetap tidak terbukti pada pasien dengan kondisi yang paling
beresiko menyebabkan edema otak. Ada beberapa bukti bahwa aktivitas
epilepsi subklinis mungkin terkait dengan perkembangan pergeseran garis
tengah (midline shifting) dan hasil yang buruk setidaknya pada pasien
kritis dengan pendarahan intraserebral. Demam dan hiperglikemia
memperburuk kerusakan otak iskemik dan nyatanya dapat memperburuk
edema cerebri. Normothermia ketat dan normoglycemia (yaitu, glukosa
darah paling tidak di bawah 120 mg / dL) harus dijaga setiap saat.
5) Terapi Osmotik. Manitol dan Salin Hipertonik adalah 2 agen osmotikyang paling sering digunakan untuk memperbaiki edema otak dan
hipertensi intracranial.5,7,9
a. ManitolDosis awal manitol 20% 1-1,5 g/kgBB IV bolus, diikuti dengan 0,25-
0,5 g/kgBB IV bolus tiap 4-6 jam. Efek mak-simum terjadi setelah 20
menit pemberian dan durasi kerjanya 4 jam.
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
19/26
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
20/26
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
21/26
pembedahan. Namun, steroid tidak berguna untuk mengatasi edema
sitotoksik dan berakibat buruk pada pasien iskemi otak.
Deksametasonpaling disukai karena aktivitas mineralokorti-koidnya yang
sangat rendah. Dosis awal adalah 10 mg IV atau per oral, dilanjutkan
dengan 4 mg setiap 6 jam. Dosis ini ekuivalen dengan 20 kali lipat
produksi kortisol normal yang fisiologis. Responsnya seringkali muncul
dengan cepat namun pada beberapa jenis tumor hasilnya kurang responsif.
Dosis yang lebih tinggi, hingga 90 mg/hari, dapat diberikan pada kasus
yang refrakter. Setelah penggunaan selama berapa hari, dosis steroid harus
diturunkan secara bertahap (tape* off) untuk menghindari komplikasi
serius yang mungkin timbul, yaitu edema rekuren dan supresi kelenjar
adrenal.
Deksametason kini direkomendasikan untuk anak > 2 bulan penderita
meningitis bakterialis. Dosis yang dianjurkan adalah 0,15 mg/kg IV setiap
6 jam pada 4 hari pertama pengobatan disertai dengan terapi antibiotik.
Dosis pertama harus diberikan sebelum atau bersamaan dengan terapi
antibiotik.9
Operatif
Pada pasien dengan peningkatan TIK, drainase cairan serebrospinal adalah
ukuran pengobatan cepat dan sangat efektif. Pernyataan ini berlaku bahkan jika
tidak ada hidrosefalus. Sayangnya, drainase ventrikular eksternal membawa risiko
besar ventriculitis, bahkan di bawah perawatan terbaik.
I. KomplikasiPada edema serebri, tekanan intrakranial meningkat, yang
menyebabkan meningkatnya morbiditas dan menurunnya cerebral blood flow
(CBF). Peningkatan tekanan intrakranial menyebabkan tekanan tambahan pada
sistem, memaksa aliran yang banyak untuk kebutuhan jaringan. Edema serebri
dapat menyebabkan sakit kepala, penurunan kesadaran dan muntah, pupil
edema. Herniasi dapat menyebabkan kerusakan yang berhubungan dengan
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
22/26
tekanan kepada jaringan yang bersangkutan dan tanda-tanda dari disfungsi
struktur yang tertekan.2,7,9
a. Fungsi OtakPada edema serebri dapat terjadi gangguan fungsi otak, baik oleh
edema serebri sendiri sehingga neuron-neuron tidak berfungsi sepenuhnya
maupun oleh kenaikan TIK akibat edema serebri. Otak terletak dalam
rongga tengkorak yang dibatasi oleh tulang-tulang keras; dengan adanya
edema serebri, mudah sekali terjadi kenaikan TIK dengan akibat-akibat
seperti herniasi, torsi dan lain-lain yang akan mengganggu fungsi otak.
b. Aliran Darah ke OtakBerdasarkan hasil percobaan, terdapat hubungan antara TIK dan
aliran darah yang menuju ke otak. Perfusi darah ke jaringan otak
dipengaruhi oleh tekanan arteri (tekanan sistemik), TIK dan mekanisme
otoregulasi otak. Perfusi darah ke jaringan otak hanya dapat berlangsung
apabila tekanan arteri lebih besar daripada TIK. Perbedaan minimal antara
tekanan arteri dan TIK yang masih menjamin perfusi darah ialah 40 mmHg.
Kurang dari nilai tersebut, perfusi akan berkurang/ terhenti sama sekali.
Sampai pada batas-batas tertentu perubahan tekanan arteri TIK dapat
diimbangi oleh mekanisme otoregulasi otak, sehingga perfusi darah tidak
terganggu dan fungsi otak dapat berlangsung seperti biasa. Mekanisme
otoregulasi mudah mengalami kerusakan oleh trauma, tumor otak,
perdarahan, iskemia dan hipoksia.2
c. Kenaikan Tekanan IntrakranialKarena mekanisme kompensasi ruang serebrospinalis dan sistem
vena, maka pada awal penambahan volume cairan jaringan otak belum ada
kenaikan TIK. Mekanisme kompensasi tersebut terbatas kemampuannya
sehingga penambahan volume intrakranial selanjutnya akan segera disertai
kenaikan TIK. Pertambahan volume 2% atau 10 -15 ml tiap hemisfer sudah
menimbulkan kenaikan TIK yang hebat.5
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
23/26
d. Herniasi Jaringan OtakEdema serebri yang hebat menyebabkan terjadinya herniasi jaringan
otak terutama pada tentorium serebellum dan foramen magnum.9
1). Herniasi tentorium serebelumAkibat herniasi tentorium serebelum ialah tertekannya
bangunan-bangunan pada daerah tersebut seperti mesensefalon, N. III,A. serebri posterior, lobus temporalis dan unkus. Yang mungkin terjadi
akibat herniasi ini ialah :1,6
a) Unkus lobus temporalis tertekan ke bawah dan menekan bangunanpada hiatus.
b) N. III yang mengandung serabut parasimpatis untuk konstriksipupil mata tertekan sehingga pupil berdilatasi dan refleks cahaya
negatif. 6
Tekanan pada mesensefalon antara lain dapat menimbulkan
gangguan kesadaran, sebab di sini terdapat formatio retikularis.
Penderita menjadi somnolen, sopor atau koma. tekanan pada A. serebri
posterior menyebabkan iskemia dan infark pada korteks oksipitalis.
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
24/26
2). Herniasi foramen magnumPeninggian TIK terutama pada fossa posterior akan mendorong
tonsil serebelum ke arah foramen magnum. Herniasi ini dapat mencapai
servikal 1 dan 2 dan akan menekan medulla oblongata, tempatnya
pusat-pusat vital. Akibatnya antara lain gangguan pernapasan dan
kardiovaskuler.9
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
25/26
BAB III
KESIMPULAN
A. KesimpulanEdema cerebri adalah keadaan patologis dimana terjadi akumulasi cairan
didalam jaringan otak sehingga meningkatkan volume otak. Edema cerebri dapat
muncul pada kondisi neurologis dan nonneurologis. Penyebab nya dapat
dibedakan menurut lokasi dan patofisiologinya.
Edema cerebri dapat didiagnosa dari anamnesa, pemeriksaan fisik dengankarakter klinis berupa tanda-tanda dari peningkatan tekanan intracranial, serta dari
pemeriksaan penunjang berupa sinar-x; CT-Scan; dan MRI. Penatalaksanaan dari
edema cerebri berupa terapi non-medis dan terapi medis.
8/13/2019 referat edema cerebri.docx
26/26
DAFTAR PUSTAKA
1. Bickley, Lynn S : Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat KesehatanBates. 2009. Edisi 8. Jakarta : EGC.
2. Harsono. Buku Anjar Neurologi Klinis, Yogyakarta; UGM Press, 2005
3. Goetz GC.Cerebrospinal Fluid And Intracranial Pressure in: ClinicalNeurology 2th edition. 2003. Phlidelphia: Elsevier Science. P511-529.
4. Grant A, Anne W. The Nervous System In: Anatomy And Physiology InHealth An Illness 9thEdition.2001. London: Curchill Livingstone. P148-51
5. Lt Col SK Jha (Retd). Cerebral Edema and its Management. 2003.http://medind.nic.in/maa/t03/i4/maat03i4p326.pdf. Diakses tanggal 30
November 2013
6. Moore, Keith L., R. Anne M : Anatomi Klinis Dasar. 2002. Jakarta :Hipokrates
7. Panitia Lulusan Dokter 2002-2003 FKUI, Update In Neuroemergencies,Balai Penerbit FKUI Jakarta, 2002. 24-26.
8. Price S.A. Sistem saraf. In: Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-ProsesPenyakit. 2002. Jakarta: EGC.
9. Suwono Wita J., Dewanto George, Riyanto Budi,dkk. Panduan PraktisDiagnosis & Tatalaksana Penyakit Saraf. Jakarta. EGC
http://medind.nic.in/maa/t03/i4/maat03i4p326.pdfhttp://medind.nic.in/maa/t03/i4/maat03i4p326.pdf