referat edema cerebri.docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    1/26

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangEdema cerebri merupakan suatu penyulit pada banyak gangguan atau

    penyakit susunan saraf pusat yang seringkali fatal, baik kematian itu oleh karena

    perkembangan edema cerebri yang amat cepat seperti pada trauma kapitis,

    perdarahan dan penyakit akut yang lain, maupun oleh lesi-lesi yang berjalan

    kronis misalnya tumor-tumor, abses otak dan proses desak ruang lainnya. Edemacerebri yang menyertai infark yang luas, atau yang mengakibatkan penekanan

    intracranial yang massif, ataupun karena timbulnya komplikasi yang paling

    ditakuti yaitu pendorongan (shift, herniasi) bagian-bagian otak sehingga menekan

    pusat-pusat vital dan mengakibatkan kematian.8

    Jadi telah jelas bahwa edema cerebri menambah morbiditas dan mortalitas

    pada berbagai gangguan cerebral. Telah banyak penyelidikan yang dilakukan pada

    hewan percobaan maupun terhadap penderita-penderita dengan edema cerebri

    namun masih banyak hal yang belum jelas atau memuaskan terutama perihal

    patofisiologi dan terapinya.5

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    2/26

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. DefinisiEdema cerebri adalah keadaan patologis terjadinya akumulasi cairan di

    dalam jaringan otak sehingga meningkatkan volume otak. Dapat terjadi

    peningkatan volume intraseluler (lebih banyak di daerah substansia grisea)

    maupun ekstraseluler (daerah substansia alba), yang menyebabkan terjadinya

    peningkatan tekanan intrakranial.5,7

    Edema cerebri adalah meningkatnya volume otak akibat pertambahan

    jumlah air di dalam jaringan otak sebagai reaksi terhadap proses-proses patologis

    lokal ataupun pengaruh-pengaruh umum lainnya yang merusak.2

    B. Anatomi1. Sistem Saraf

    Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf (neuron) dan sel-sel penyokong(neuroglia dan sel schwan). Kedua jenis sel tersebut demikian erat terintegrasi

    berkaitan sehingga berfungsi sebagai satu unit. Neuron adalah suatu sel saraf dan

    merupakan unit anatomis dan fungsional sistem saraf. Setiap neuron mempunyai

    badan sel yang mempunyai satu atau beberapa tonjolan yang di sebut dendrite,

    dimana berfungsi untuk menghantarkan informasi menuju badan sel. Tonjolan

    tunggal dan panjang yang menghantarkan informasi keluar dari badan sel disebut

    akson.4

    Dendrit dan akson secara kolektif disebut serabut saraf. Neuron atau sel

    saraf juga mengalami proses biokimiawi seperti semua sel hidup lainnya dan

    menghasilkan energi kimia dari oksidasi nutrisi-nutrisi untuk mempertahankan

    dan memperbaiki dirinya sendiri.

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    3/26

    Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi.SSP terdiri dari otak dan medulla spinalis. Otak merupakan bagian susunan saraf

    pusat yang terletak didalam cavum cranii, dilanjutkan sebagai medulla spinalis

    setelah melalui foramen magnum. Bagian-bagian utama encephalon dapat dibagi

    menjadi:6

    1. ProsencephalonHemispherium cerebri

    Telencephalon medium

    2 MesencephalonTectum mesencephali

    Tegmentum mesencephali

    Pedunculus cerebri (crus cerebri)

    3 RhombencephalonMetencephalon (pons dan cerebellum)

    Myelencephalon (medulla oblongata)

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    4/26

    2. CerebriCerebri adalah bagian terbesar dari otak dan terdiri dari dua hemispherium

    cerebri yang dihubungkan oleh massa substansia alba yang disebut corpus

    callosum. Setiap hemispher terbentang dari os frontal sampai ke os occipitale,

    diatas fossa cranii anterior, media dan posterior, diatas tentorium cerebelli.

    Hemispher ini dipisahkan oleh sebuah celah dalam yaitu fissura longitudianalis

    cerebri, tempat menonjolnya falx cerebri.4,6

    Lapisan permukaan hemispherium cerebri disebut cortex dan disusun oleh

    substansia grisea. Cortex cerebri berlipat-lipat, disebut gyrus yang dipisahkan oleh

    fissura atau sulcus. Dengan cara demikian permukaan cortex bertambah luas.

    Sejumlah sulcus yang besar membagi permukaan setiap hemispher dalam lobus-

    lobus.6

    Lobus frontalis terletak didepan sulcus centralis dan diatas sulcus lateralis.

    Lobus parietalis terletak dibelakang sulcus centralis dan diatas sulcus lateralis.

    Lobus occipitalis terletak dibawah sulcus parieto-occipitalis. Dibawah sulcus

    lateralis terdapat lobus temporalis.

    Gyrus precentralis terletak tepat anterior terhadap sulcus centralis dan

    dikenal sebagai area motoris.4

    Gyrus postcentralis terletak tepat posterior terhadap sulcus centralis,

    dikenal sebagai area sensoris. Gyrus temporalis superior terletak tepat dibawah

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    5/26

    sulcus lateralis. Rongga yang terdapat di setiap hemispherium cerebri disebut

    ventriculus lateralis. Ventriulus lateralis berhubungan dengan ventriculus tertius

    melalui foramina interventricularis (Monroe).4

    3. Peredaran Darah OtakSeperti jaringan tubuh lainnya, otak sangat tergantung dari aliran darah

    untuk nutrisi dan pembuangan sisa-sisa metabolisme. Suplai darah otak dijamin

    oleh dua pasang arteri, yaitu arteri vertebralis dan arteri karotis interna, yang

    cabang-cabangnya beranastomosis membentuk sirkulus arteriosus willisi.

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    6/26

    Arteri Karotis

    Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteri karotis kommunis

    kira-kira setinggi rawan tiroidea. Arteri karotis eksterna memperdarahi wajah,

    tiroid, lidah dan faring. Cabang dari arteri karotis eksterna yaitu arteri meningea

    media, memperdarahi struktur-struktur dalam di daerah wajah dan mengirimkan

    satu cabang yang besar ke dura mater. Arteri karotis interna masuk ke dalam

    tengkorak dan bercabang kira-kira setinggi chiasma optikum, menjadi arteri

    cerebri anterior dan media.4,6

    Arteri Vertebrobasilaris

    Arteri vertabrobasilaris kiri dan kanan berasal dari arteri subklavia sisi

    yang sama. Arteri vertebrobasilaris memasuki tengkorak melalui foramen

    magnum, setinggi perbatasan pons dan medulla oblongata. Kedua arteri bersatu

    membentuk arteri basilaris. Arteri basilaris terus berjalan sampai setinggi otak

    tengah, dan disini bercabang menjadi dua membentuk sepasang aretri cerebri

    posterior. Cabang-cabang arteri vertebrobasilaris ini memperdarahi medulla

    oblongata, pons, cerebellum, otak tengah dan sebagian diencephalon.4

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    7/26

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    8/26

    Adanya BBB ini mempunyai dua peranan utama, yaitu: fungsi

    perlindungan dan pengendalian homeostatik. Dengan kata lain secara umum sifat-

    sifat BBB menyerupai membran sel yang dilengkapi dengan kekhususan-

    kekhususan dalam anatomi dan sifat-sifat fisikokhemisnya. BBB terletak antara

    lumen bagian distal sistem pembuluh darah dan bagian luar jaringan otak yang

    mengitari pembuluh darah tersebut. Hasil pengamatan ultrastruktur dengan

    mikroskop elektron menyatakan bahwa BBB tersusun dari komponen-komponen:

    1. Sel-sel endotel kapiler otak yang kontinu (tanpa fenestrate) yang tersusundengan amat ketatnya oleh pengikat yang disebut tight junctionatau zonula

    occludentes. Tight junction ini terdiri atas anyaman serat-serat fibriler dan

    tidak mempunyai celah, jadi merupakan suatu sabuk pengikat yang

    sempurna.

    2. Pericapillary glial processes (membrana limitans superficialis/ membranaperivaskularis dari Held). Prossesus-prossesus sel glia sering terlihat

    berbatasan dengan dinding kapiler otak dan membentuk end feetatau aucker

    feet. Sel-sel glia berfungsi sebagai penunjang dalam fungsi BBB dan padapengangkatan aktif molekul-molekul tertentu seperti glukosa, asam amino

    dan partikel-partikel besar. Sel-sel glia terutama astrosit bekerja pula sebagai

    penghantar metabolit dan cairan antara kapiler-kapiler darah dan neuron-

    neuron.

    Blood-Liquor Barrier (BLB)

    BLB ini diduga terletak di kapiler-kapiler plexus choroideus dan kapiler-

    kapiler meninges (piamater). Sel-sel endotel kapiler ini juga mempunyai tight

    junction diantaranya tetapi berbeda dengan BBB, kapiler-kapiler choroidea

    mempunyai fenestra dan ruang antara jaringan ikat perikapiler (pericapillary

    connective tissue space). Seperti BBB, BLB juga berlaku sebagai membran lipid,

    walaupun sifat-sifatnya berbeda/berlawanan dengan BBB. Misalnya BBB

    permeabel terhadap zat alkalis dan impermeabel terhadap zat asam, sedangkan

    BLB adalah sebaliknya.5

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    9/26

    Liquor-Brain Barrier (LBB)

    LBB terletak di dinding ventrikel dan pial membran pada permukaan

    otak. Barrier ini mungkin hanya berlaku untuk protein karena pada umumnya

    mudah terjadi perpindahan molekul antara CSP dan parenkim otak. Kadar ion-ion

    K+, H+, Cl-, HCO3-yang kecil dan mudah berdifusi, kurang lebih seimbang dalam

    CSF dan cairan ekstraseluler otak.3

    D. EtiologiEdema cerebri dapat muncul pada kondisi neurologis dan nonneurologis:

    9

    a. Kondisi neurologis : Stroke iskemik dan perdarahan intraserebral,trauma kepala, tumor otak, dan infeksi otak.

    b. Kondisi non neurologis: Ketoasidosis diabetikum, koma asidosis laktat,hipertensi maligna, ensefalopati, hiponatremia, ketergantungan pada

    opioid, gigitan reptil tertentu, atau high altitude cerebral edema (HACE).

    E.

    KlasifikasiEdema cerebri dibagi atas dua bagian besar, yaitu :9

    a. Berdasarkan lokalisasi cairan dalam jaringan otak1).Edema cerebri ekstraseluler, bila kelebihan air terutama dalam

    substansia alba

    2).Edema cerebri intraseluler, bila kelebihan air terutama dalam substansiagrisea

    b. Berdasarkan patofisiologi1). Edema cerebri vasogenikPaling sering dijumpai di klinik. Gangguan utama pada blood brain

    barrier. Permeabilitas sel endotel kapiler meningkat sehingga air dan komponen

    yang terlarut keluar dari kapiler masuk ruangan ekstraseluler, sehingga cairan

    ekstraseluler bertambah. Jenis edema ini dijumpai pada trauma kepala, iskemia

    otak,tumor tak, hipertensi maligna, perdarahan otak dan berbagai penyakit yang

    merusak pembuluh darah otak.9

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    10/26

    .

    2). Edema cerebri sitotoksikKelainan dasar terletak pada semua unsur seluler otak (neuron, glia dan

    endotel kapiler). Pompa Na tidak berfungsi dengan baik, sehingga ion Na

    tertimbun dalam sel,mengakibatkan kenaikan tekanan osmotik intraseluler

    yangakan menarik cairan masuk ke dalam sel. Sel makin lamamakin membengkak

    dan akhirnya pecah. Akibat pembengkakan endotel kapiler, lumen menjadi

    sempit, iskemia otakmakin hebat karena perfusi darah terganggu.

    Pada binatang percobaan, pemakaian bakterisid yang luas pada kulit

    seperti heksaklorofen dan bahan yang mengandung and, seperti trietil tin, dapat

    menimbulkan edema sitotoksik.

    Edema serebri sitotoksik sering ditemukan pada hipoksia/ anoksia (cardiac

    arrest),iskemia otak, keracunan air dan intoksikasi zat-zat kimia tertentu. Juga

    sering bersama-samadengan edema serebri vasogenik, misalnya pada stroke

    obstruktif (trombosis, emboli serebri) dan meningitis.5,9

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    11/26

    3). Edema cerebri osmoticEdema terjadi karena adanya perbedaan tekanan osmotic antara plasma

    darah (intravaskuler) dan jaringan otak (ekstravaskuler).9

    4). Edema cerebri hidrostatik/interstisialDijumpai pada hidrosefalus obstruktif.

    Karena sirkulasi terhambat, cairan

    srebrospinal merembes melalui dinding

    ventrikel, meningkatkan volume ruang

    ekstraseluler.

    Pembagian edema serebri menurut Groningen

    Edema

    Serebri

    Problem

    Vasogenik Sitotoksik Osmotik Hidrostatik

    Gangguan

    primer

    Blood brain

    sodium barrier

    Gangguan

    pump-cell

    Obstruksi

    osmotik

    Sirkulasi

    Lokalisasi :

    Bag. Putih otak

    Bag. Kelabu

    otak

    + +

    +

    +

    +

    +

    Permeabilitas

    vaskuler

    Bertambah Normal Normal Normal

    Ultrastruktur :

    Ekstraseluler

    Infraseluler

    +

    +

    +

    +

    +

    Komposisi

    cairan

    Filtrat plasma

    (protein)

    Plasma Hanya kadar

    air bertambah

    Air + Na

    Terapi Dexametason ? Bahan osmotik Operasi

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    12/26

    F. Patofisiologi8,9a) Vasogenic edema

    Pada vasogenic edema, terdapat peningkatan volume cairan ekstrasel

    yang berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler. Vasogenic

    edema ini disebabkan oleh faktor tekanan hidrostatik, terutama

    meningkatnya tekanan darah dan aliran darah dan oleh factor osmotic.

    Ketika protein dan makromolekur lain memasuki rongga ekstraseluler otak

    karena kerusakan sawar darah otak, kadar air dan natrium pada rongga

    ekstraseluler juga meningkat.

    Vasogenic edema ini lebih terakumulasi pada substansia alba cerebral

    karena perbedaan compliance antara substansia abla dan grisea. Edema

    vasogenic ini juga disebut edema basah karena pada beberapa kasus,

    potongan permukaan otak nampak cairan edema.

    Tipe edema ini terlihat sebagai respon terhadap trauma, tumor,

    inflamasi fokal, stadium akhir dari iskemia cerebral.8,9

    Gambar: mekanisme terjadinya edema vasogenik, plasma yang terdiri dari air, protein dan

    elektrolit menembus BBB dan mengisi ruang intersisial.

    b) Edema SititoksikPada edema sitotoksik terdapat peningkatan volume cairan intrasel,

    yang berhubungan dengan kegagalan dari mekanisme energy yang secara

    normal tetap mencegah air memasuki sel, mencakup fungsi yang inadekuat

    dari pompa natrium dan kalium pada membrane sel glia.

    Neuron, glia dan sel endotelial pada substansia alba dan grisea

    menyerap air dan membengkak.9

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    13/26

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    14/26

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    15/26

    mempertahankan aliran darah otak tetap konstan pada keadaan

    meningkatnya resistensi serebrovaskular akibat kompresi pembuluh

    darah kapiler serebral oleh edema.

    b. Penurunan frekuensi dan dalamnya pemapasan; respirasi menjadilambat dan dangkal secara progresif akibat peningkatan tekanan

    intracranial (TIK) yang menyebabkan herniasi unkal. Saat terjadi

    kompresi batang otak, timbul perubahan pola pernapasan menjadi pola

    Cheyne-Stokes, kemudian timbul hiperventilasi, diikuti dengan

    respirasi yang ireguler, apnea, dan kematian.

    c. Gambaran papil edema pada funduskopi; ditandai dengan batas papilyang tidak tegas, serta cup and disc ratio lebih dari 0,2.

    d. Gangguan fungsi gait bila edema membesar dan menekan cerebellum.e. Gangguan fungsi vegetative apabila edema menekan susunan saraf

    pusat yang merupakan pusat dari fungsi otonom / vegetatif.

    3. Pemeriksaan Penunjanga. Sinar-X

    Radiograf tengkorak polos adalah pemeriksaan pertama pada

    pasien dengan gejala SSP dan tetap bermanfaat. Erosi dorsum sellae oleh

    pulsasi ventrikel ketiga adalah gambaran khas peninggian TIK dan bila

    foto polos digunakan secara rutin, dapat ditemukan pada sepertiga pasien

    namun hanya setelah sakit 5-6 bulan. Kelenjar pineal yang tergeser, erosi

    tulang, kalsifikasi abnormal dan hiperostosis tidaklah merupakan tanda

    spesifik dari lesi desak ruang, jadi tidak harus berarti peninggian TIK.

    Pada anak-anak, radiograf tengkorak tetap bernilai pada tes skrining. Baik

    peninggian TIK akut maupun kronik hingga usia 8-9 tahun menyebabkan

    diastasis (splitting) sutura dan erosi dorsum sellae. Peninggian TIK kronik

    mungkin juga berakibat penipisan vault tengkorak dan impresi

    konvolusional pada bagian atas tulang frontal dan parietal.5,7

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    16/26

    b. Tomografi TerkomputerYang paling berguna pada pemeriksaan pasien dengan dugaan

    peninggian TIK adalah scan tomografi terkomputer (CT scan). Karena

    sangat akurat, cepat dan aman. Tanda yang paling berguna dari

    berkurangnya cadangan TIK adalah pergeseran garis tengah, obliterasi

    sisterna CSS sekeliling batang otak, dilatasi ventrikel kontralateral,

    penyempitan sulci serebral, dan pada cedera kepala adanya clott kecil

    multipel intraserebral. Bila obstruksi aliran CSS mulai berakibat pada

    ukuran ventrikular, tanda pertama adalah dilatasi tanduk temporal.

    c. Pencitraan Resonansi MagnetikMagnetic Resonance Imaging (MRI) juga sangat berguna pada

    pemeriksaan penderita yang diduga mempunyai peninggian TIK namun

    bukan pemeriksaan yang pertama pada pasien. Pemeriksaan ini lebih

    mahal, lebih lambat dalam pengerjaannya dan lebih memerlukan

    kerjasama dengan pasien dibanding CT scan; lebih rumit melaksanakannya

    untuk pasien yang memerlukan pemantauan atau sistem life support.7,8

    H. Penatalaksanaan5Non Medika Mentosa

    1) Posisi Kepala dan Leher.Posisi kepala harus netral dan kompresi venajugularis harus dihindari. Fiksasi endotracheal tube (ETT) dilakukan

    dengan menggunakan perekat yang kuat dan jika posisi kepala perlu

    diubah harus dilakukan dengan hati-hati dan dalam waktu sesingkat

    mungkin. Untuk mengurangi edema otak dapat dilakukan elevasi kepala

    30.

    2) Ventilasi dan Oksigenasi. Keadaan hipoksia dan hiperkapnia harusdihindari karena merupakan vasodilator serebral poten yang menyebabkan

    penambahan volume darah otak sehingga terjadi peningkatan TIK,

    terutama pada pasienm dengan pernicabilitas kapiler yang abnormal.

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    17/26

    Intubasi dan ventilasi mekanik diindikasikan jika ventilasi atau oksigenasi

    pada pasien edema otak buruk. Sasaran pCO2, yang diharapkan adalah 30-

    35 mmHg agar menimbulkan vasokonstriksi serebral sehingga

    menurunkan volume darah serebral.5,9

    Medikamentosa

    1) Analgesik, Sedasi, dan Zat Paralitik. Nyeri, kecemasan, dan agitasimeningkatkan kebutuhan metabolisme otak, aliran darah otak, dan tekanan

    intrakranial. Oleh karena itu, analgesik dan sedasi yang tepat diperlukan

    untuk pasien edema otak. Pasien yang menggunakan ventilator atau ETT

    harus diberi sedasi supaya tidak memperberat TIK. Obat sedasi yang

    sering digunakan untuk pasien neurologi diantaranya adalah opiat,

    benzodiazepin, dan propofol.

    Nyeri dan agitasi dapat memperburuk oedem cerebri dan meningkatkan

    tekanan intrakranial secara signifikan. Pemberian bolus morphine (2-5 mg)

    dan fentanyl (25 -50 mikrogram) atau intravenous infusion fentanyl (25 -

    200 mikrogram/jam) dapat digunakan sebagai analgetik.9

    2) Penatalaksanaan Cairan. Osmolalitas serum yang rendah dapatmenyebabkan edema sitotoksik sehingga harus dihindari. Keadaan ini

    dapat dicegah dengan pembatasan ketat pemberian cairan hipotonik. Pada

    umumnya kebutuhan cairan ialah 30ml/kgBB/hari. Balans cairan

    diperhitungkan dengan mengukur produksi urin sehari ditambah dengan

    pengeluaran cairan yang tidak dirasakan (produksi urin sehari ditambah

    500 ml untuk kehilangan cairan yang tidak nampak).

    Umumnya semua lesi intracranial diberikan 85% dari kebutuhan normal.

    Karena pada masa akut ada retensi cairan sehingga bila diberikan cairan

    yang banyak, dapat jadi semakin edema.5,7,9

    3) Penatalaksanaan Tekanan Darah. Tekanan darah yang idealdipengaruhi oleh penyebab edema otak. Pada pasien stroke dan trauma,

    tekanan darah harus dipelihara dengan cara menghindari kenaikan tekanan

    darah tiba-tiba dan hipertensi yang sangat tinggi untuk menjaga perfusi

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    18/26

    tetap adekuat. Tekanan perfusi serebral harus tetap terjaga di atas 60-70

    mmHg pascatrauma otak.

    Penggunaan obat penurun tekanan darah masih kontroversial dalam kasus-

    kasus perdarahan intraserebral, tetapi aman untuk mengobati hipertensi

    pada fase akut, dan penggunaan ini dapat mengurangi risiko pertumbuhan

    hematoma awal. Pada pasien dengan stroke iskemik, penurunan tekanan

    darah yang cepat merugikan dalam fase akut (24 - 48 jam pertama) karena

    dapat menghasilkan memburuknya defisit neurologis dari hilangnya

    perfusi di penumbra. Tekanan darah normal juga harus menjadi tujuan

    pada pasien dengan lesi terutama terkait dengan edema vasogenic, seperti

    tumor dan massa inflamasi atau infeksi.9

    4) Pencegahan Kejang, Demam, dan Hiperglikemi. Kejang, demam, danhiperglikemi merupakan faktor-faktor yang dapat memperberat sehingga

    harus dicegah atau diterapi dengan baik bila sudah terjadi. Penggunaan

    antikonvulsan profilaktik seringkali diterapkan dalam praktek klinis. Bisa

    digunakan fenitoin 2 x 100mg. Manfaat penggunaan profilaksis

    antikonvulsan tetap tidak terbukti pada pasien dengan kondisi yang paling

    beresiko menyebabkan edema otak. Ada beberapa bukti bahwa aktivitas

    epilepsi subklinis mungkin terkait dengan perkembangan pergeseran garis

    tengah (midline shifting) dan hasil yang buruk setidaknya pada pasien

    kritis dengan pendarahan intraserebral. Demam dan hiperglikemia

    memperburuk kerusakan otak iskemik dan nyatanya dapat memperburuk

    edema cerebri. Normothermia ketat dan normoglycemia (yaitu, glukosa

    darah paling tidak di bawah 120 mg / dL) harus dijaga setiap saat.

    5) Terapi Osmotik. Manitol dan Salin Hipertonik adalah 2 agen osmotikyang paling sering digunakan untuk memperbaiki edema otak dan

    hipertensi intracranial.5,7,9

    a. ManitolDosis awal manitol 20% 1-1,5 g/kgBB IV bolus, diikuti dengan 0,25-

    0,5 g/kgBB IV bolus tiap 4-6 jam. Efek mak-simum terjadi setelah 20

    menit pemberian dan durasi kerjanya 4 jam.

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    19/26

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    20/26

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    21/26

    pembedahan. Namun, steroid tidak berguna untuk mengatasi edema

    sitotoksik dan berakibat buruk pada pasien iskemi otak.

    Deksametasonpaling disukai karena aktivitas mineralokorti-koidnya yang

    sangat rendah. Dosis awal adalah 10 mg IV atau per oral, dilanjutkan

    dengan 4 mg setiap 6 jam. Dosis ini ekuivalen dengan 20 kali lipat

    produksi kortisol normal yang fisiologis. Responsnya seringkali muncul

    dengan cepat namun pada beberapa jenis tumor hasilnya kurang responsif.

    Dosis yang lebih tinggi, hingga 90 mg/hari, dapat diberikan pada kasus

    yang refrakter. Setelah penggunaan selama berapa hari, dosis steroid harus

    diturunkan secara bertahap (tape* off) untuk menghindari komplikasi

    serius yang mungkin timbul, yaitu edema rekuren dan supresi kelenjar

    adrenal.

    Deksametason kini direkomendasikan untuk anak > 2 bulan penderita

    meningitis bakterialis. Dosis yang dianjurkan adalah 0,15 mg/kg IV setiap

    6 jam pada 4 hari pertama pengobatan disertai dengan terapi antibiotik.

    Dosis pertama harus diberikan sebelum atau bersamaan dengan terapi

    antibiotik.9

    Operatif

    Pada pasien dengan peningkatan TIK, drainase cairan serebrospinal adalah

    ukuran pengobatan cepat dan sangat efektif. Pernyataan ini berlaku bahkan jika

    tidak ada hidrosefalus. Sayangnya, drainase ventrikular eksternal membawa risiko

    besar ventriculitis, bahkan di bawah perawatan terbaik.

    I. KomplikasiPada edema serebri, tekanan intrakranial meningkat, yang

    menyebabkan meningkatnya morbiditas dan menurunnya cerebral blood flow

    (CBF). Peningkatan tekanan intrakranial menyebabkan tekanan tambahan pada

    sistem, memaksa aliran yang banyak untuk kebutuhan jaringan. Edema serebri

    dapat menyebabkan sakit kepala, penurunan kesadaran dan muntah, pupil

    edema. Herniasi dapat menyebabkan kerusakan yang berhubungan dengan

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    22/26

    tekanan kepada jaringan yang bersangkutan dan tanda-tanda dari disfungsi

    struktur yang tertekan.2,7,9

    a. Fungsi OtakPada edema serebri dapat terjadi gangguan fungsi otak, baik oleh

    edema serebri sendiri sehingga neuron-neuron tidak berfungsi sepenuhnya

    maupun oleh kenaikan TIK akibat edema serebri. Otak terletak dalam

    rongga tengkorak yang dibatasi oleh tulang-tulang keras; dengan adanya

    edema serebri, mudah sekali terjadi kenaikan TIK dengan akibat-akibat

    seperti herniasi, torsi dan lain-lain yang akan mengganggu fungsi otak.

    b. Aliran Darah ke OtakBerdasarkan hasil percobaan, terdapat hubungan antara TIK dan

    aliran darah yang menuju ke otak. Perfusi darah ke jaringan otak

    dipengaruhi oleh tekanan arteri (tekanan sistemik), TIK dan mekanisme

    otoregulasi otak. Perfusi darah ke jaringan otak hanya dapat berlangsung

    apabila tekanan arteri lebih besar daripada TIK. Perbedaan minimal antara

    tekanan arteri dan TIK yang masih menjamin perfusi darah ialah 40 mmHg.

    Kurang dari nilai tersebut, perfusi akan berkurang/ terhenti sama sekali.

    Sampai pada batas-batas tertentu perubahan tekanan arteri TIK dapat

    diimbangi oleh mekanisme otoregulasi otak, sehingga perfusi darah tidak

    terganggu dan fungsi otak dapat berlangsung seperti biasa. Mekanisme

    otoregulasi mudah mengalami kerusakan oleh trauma, tumor otak,

    perdarahan, iskemia dan hipoksia.2

    c. Kenaikan Tekanan IntrakranialKarena mekanisme kompensasi ruang serebrospinalis dan sistem

    vena, maka pada awal penambahan volume cairan jaringan otak belum ada

    kenaikan TIK. Mekanisme kompensasi tersebut terbatas kemampuannya

    sehingga penambahan volume intrakranial selanjutnya akan segera disertai

    kenaikan TIK. Pertambahan volume 2% atau 10 -15 ml tiap hemisfer sudah

    menimbulkan kenaikan TIK yang hebat.5

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    23/26

    d. Herniasi Jaringan OtakEdema serebri yang hebat menyebabkan terjadinya herniasi jaringan

    otak terutama pada tentorium serebellum dan foramen magnum.9

    1). Herniasi tentorium serebelumAkibat herniasi tentorium serebelum ialah tertekannya

    bangunan-bangunan pada daerah tersebut seperti mesensefalon, N. III,A. serebri posterior, lobus temporalis dan unkus. Yang mungkin terjadi

    akibat herniasi ini ialah :1,6

    a) Unkus lobus temporalis tertekan ke bawah dan menekan bangunanpada hiatus.

    b) N. III yang mengandung serabut parasimpatis untuk konstriksipupil mata tertekan sehingga pupil berdilatasi dan refleks cahaya

    negatif. 6

    Tekanan pada mesensefalon antara lain dapat menimbulkan

    gangguan kesadaran, sebab di sini terdapat formatio retikularis.

    Penderita menjadi somnolen, sopor atau koma. tekanan pada A. serebri

    posterior menyebabkan iskemia dan infark pada korteks oksipitalis.

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    24/26

    2). Herniasi foramen magnumPeninggian TIK terutama pada fossa posterior akan mendorong

    tonsil serebelum ke arah foramen magnum. Herniasi ini dapat mencapai

    servikal 1 dan 2 dan akan menekan medulla oblongata, tempatnya

    pusat-pusat vital. Akibatnya antara lain gangguan pernapasan dan

    kardiovaskuler.9

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    25/26

    BAB III

    KESIMPULAN

    A. KesimpulanEdema cerebri adalah keadaan patologis dimana terjadi akumulasi cairan

    didalam jaringan otak sehingga meningkatkan volume otak. Edema cerebri dapat

    muncul pada kondisi neurologis dan nonneurologis. Penyebab nya dapat

    dibedakan menurut lokasi dan patofisiologinya.

    Edema cerebri dapat didiagnosa dari anamnesa, pemeriksaan fisik dengankarakter klinis berupa tanda-tanda dari peningkatan tekanan intracranial, serta dari

    pemeriksaan penunjang berupa sinar-x; CT-Scan; dan MRI. Penatalaksanaan dari

    edema cerebri berupa terapi non-medis dan terapi medis.

  • 8/13/2019 referat edema cerebri.docx

    26/26

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Bickley, Lynn S : Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat KesehatanBates. 2009. Edisi 8. Jakarta : EGC.

    2. Harsono. Buku Anjar Neurologi Klinis, Yogyakarta; UGM Press, 2005

    3. Goetz GC.Cerebrospinal Fluid And Intracranial Pressure in: ClinicalNeurology 2th edition. 2003. Phlidelphia: Elsevier Science. P511-529.

    4. Grant A, Anne W. The Nervous System In: Anatomy And Physiology InHealth An Illness 9thEdition.2001. London: Curchill Livingstone. P148-51

    5. Lt Col SK Jha (Retd). Cerebral Edema and its Management. 2003.http://medind.nic.in/maa/t03/i4/maat03i4p326.pdf. Diakses tanggal 30

    November 2013

    6. Moore, Keith L., R. Anne M : Anatomi Klinis Dasar. 2002. Jakarta :Hipokrates

    7. Panitia Lulusan Dokter 2002-2003 FKUI, Update In Neuroemergencies,Balai Penerbit FKUI Jakarta, 2002. 24-26.

    8. Price S.A. Sistem saraf. In: Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-ProsesPenyakit. 2002. Jakarta: EGC.

    9. Suwono Wita J., Dewanto George, Riyanto Budi,dkk. Panduan PraktisDiagnosis & Tatalaksana Penyakit Saraf. Jakarta. EGC

    http://medind.nic.in/maa/t03/i4/maat03i4p326.pdfhttp://medind.nic.in/maa/t03/i4/maat03i4p326.pdf