Referat BPVP , Tht

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/27/2019 Referat BPVP , Tht

    1/13

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Vertigo ialah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti rotasi

    (memutar) tanpa sensasi perputaran yang sebenarnya, dapat berupa sekelilingnya yang

    terasa berputar (vertigo objektif) atau badan sendiri yang berputar (vertigo subjektif).

    Vertigo berasal dari bahasa latin "vertere" = memutar.1,2,3 Vertigo termasuk kedalam

    gangguan keseimbangan yang dinyatakan sebagai pusing, pening, sempoyongan, rasa

    seperti melayang atau dunia seperti berjungkir balik.

    Jenis vertigo yang paling sering ditemukan di kalangan masyarakat umum adalah

    Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV). Berdasarkan penelitian, dari keseluruhan

    jumlah pasien yang datang dengan keluhan pusing berputar / vertigo, sebanyak 20% dari

    mereka menderita BPPV.1 Walaupun begitu, BPPV sering salah didiagnosa karena BPPV

    biasanya tidak berdiri sendiri tetapi diikuti oleh penyakit telinga bagian dalam lainnya

    (misalnya, satu pasien mungkin memiliki kedua penyakit Menire dan BPPV sekaligus).

    Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa,

    didapatkan prevalensi BPPV di Amerika adalah sebanyak 64 orang penderita pada setiap

    100.000 populasi, dengan penderita jenis kelamin wanita lebih banyak daripada pria.

    BPPV cenderung ditemukan pada usia yang lebih tua, yaitu >50 tahun dan jarang diamati

    pada penderita usia

  • 7/27/2019 Referat BPVP , Tht

    2/13

    1.2 Tujuan

    Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membahas lebih lanjut

    mengenai gangguan keseimbangan vertigo dalam populasi secara umum dan menambah

    wawasan pembaca mengenai salah satu gangguan keseimbangan vertigo yaitu Benign

    Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV), manifestasi klinis dan penatalaksanaannya

    secara tepat. Pengetahuan mengenai hal ini amat penting untuk diketahui, mengingat

    akan meningkatnya prevalensi penderita BPPV di seluruh dunia, khususnya di Indonesia

    sejak akhir-akhir ini dan diharapkan seiring dengan perkembangan teknologi dan

    peradaban zaman agar dapat memberikan terobosan baru dalam mencegah dan mengatasi

    gejala ini, di samping memperbaiki kualitas hidup penderita agar kembali optimal.

    2

  • 7/27/2019 Referat BPVP , Tht

    3/13

    BAB 2

    PEMBAHASAN

    2.1 Definisi

    Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau

    seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai

    dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo ialah adanya sensasi gerakan atau

    rasa gerak dari tubuh seperti rotasi (memutar) tanpa sensasi perputaran yang sebenarnya,

    dapat sekelilingnya terasa berputar (vertigo objektif) atau badan yang berputar (vertigo

    subjektif). Vertigo berasal dari bahasa latin "vertere"= memutar.1,2,3

    Jenis vertigo yang paling sering ditemukan di kalangan masyarakat umum adalah

    Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV), dimana vertigo terjadi secara mendadak

    dan berlangsung kurang dari 1 menit (5-10 detik). Berdasarkan penelitian, dari

    keseluruhan jumlah pasien yang datang dengan keluhan pusing berputar / vertigo,

    sebanyak 20% dari mereka menderita BPPV. Perubahan posisi kepala (biasanya terjadi

    ketika penderita berbaring, bangun, berguling diatas tempat tidur atau menoleh ke

    belakang) biasanya memicu terjadinya episode vertigo ini.1,3

    Perubahan posisi kepala - biasanya membelokkan kepala di atas bantal sebelum

    bangun pagi hari, atau menengadah untuk mencapai rak tinggi sering memicu episode

    kekacauan ini. BPPV biasanya berkembang ketika partikel kalsium yang biasanya

    terlekat pada satu bagian telinga dalam (utrikulus dan sakkulus) tergusur dan pindah ke

    bagian telinga dalam lain (kanal semisirkularis posterior). Ketidakseimbangan ini yang

    diyakini telah menghasilkan episode singkat vertigo.3,4

    Vertigo jenis ini bisa menimbulkan gejala yang berat, tetapi biasanya tidak

    berbahaya dan hilang sendiri. BPPV bisa disertai oleh gejala mual, muntah, dannystagmus khusus (gerakan mata terbelalak yang cepat pada satu arah bergantian dengan

    gerakan menurun yang lebih lambat hingga ke posisi semula). Episode vertigo dimulai

    sesudah 5 sampai 10 detik setelah perubahan posisi kepala dan bertahan kurang dari

    semenit. Episode biasanya reda dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Kadang-

    kadang, mereka menetap selama berbulan-bulan dan bisa menyebabkan dehidrasi karena

    3

  • 7/27/2019 Referat BPVP , Tht

    4/13

    mual dan muntah. BPPV khususnya dapat dibedakan dari Menire disease karena

    biasanya pada BPPV tidak terjadi kehilangan pendengaran atau telinga berdenging

    (tinnitus).1,2,5

    2.2 Epidemiologi

    Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) merupakan jenis vertigo vestibular

    perifer yang paling sering ditemui di kalangan masyarakat umum. Berdasarkan sebuah

    penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa, didapatkan prevalensi BPPV di

    Amerika adalah sebanyak 64 kasus per 100.000 penduduk, dengan penderita jenis

    kelamin wanita lebih banyak daripada pria. BPPV cenderung ditemukan pada usia yang

    lebih tua, yaitu diatas 50 tahun (5157 tahun) dan jarang diamati pada penderita berusia

    dibawah 35 tahun tanpa riwayat cedera kepala.3,4

    2.3 Patofisiologi

    BPPV terjadi akibat dari perubahan posisi kepala yang cepat dan tiba-tiba seperti

    saat berguling di tempat tidur, membungkuk, atau menengadah ke atas, dan biasanya

    akan disertai sensasi pusing yang sangat berat, yang berlangsung bervariasi pada masing-

    masing penderita, vertigo dapat berlangsung hanya beberapa menit hingga berhari-hari

    dan dapat disertai dengan gejala mual dan muntah. Beberapa dugaan yang dikemukakan

    oleh para ahli adalah kemungkinan adanya trauma pada alat keseimbangan, infeksi, sisa

    pembedahan telinga, faktor degeneratif karena usia dan kelainan pembuluh darah.

    Mekanisme pasti terjadinya BPPV masih samar. Tapi penyebabnya sudah

    diketahui pasti yaitu debris yang terdapat pada kanalis semisirkularis biasanya pada

    kanalis posterior. Debris berupa kristal kalsium karbonat itu dalam keadaan normal tidak

    ada. Diduga debris itu menyebabkan perubahan tekanan endolimfe dan defleksi kupula

    sehingga timbul gejala vertigo.1,2

    Untuk memahami patofisiologi terjadinya BPPV, dibutuhkan pemahaman tentang

    anatomi dan fisiologi normal dari kanalis semisirkularis. Setiap telinga bagian dalam

    mengandungi 3 kanalis semisirkularis. Masing-masing kanal terdiri dari krura yang

    ujungnya melebar (ampulla) yang terletak berdekatan dengan krista ampullaris (reseptor

    4

  • 7/27/2019 Referat BPVP , Tht

    5/13

    saraf). Krista ampullaris memiliki cupula, yang mendeteksi aliran cairan dalam kanalis

    semisirkularis. Jika seseorang tiba-tiba menoleh ke kanan, cairan dalam kanal horizontal

    kanan akan tertinggal, menyebabkan cupula terdeviasi ke kiri (ke arah ampulla, atau

    ampullopetal). Deviasi ini berikutnya akan diterjemahkan menjadi sinyal saraf yang

    menegaskan bahwa posisi kepala sedang berputar ke kanan. Ketidakcocokan informasi

    sensorik antara gerakan kepala dan deviasi cupula inilah yang menghasilkan sensasi

    vertigo.3,4

    Teori Cupulolithiasis

    Pada tahun 1962, Harold Schuknecht, MD, mengusulkan teori cupulolithiasis

    sebagai penjelasan untuk BPPV. Melalui pemeriksaan photomicrograph, beliau

    menemukan partikel basofilik atau densitas yang adheren terhadap cupula tersebut.

    Beliau menduga bahwa kanal semisirkularis posterior akan lebih sensitif terhadap

    gravitasi dikarenakan partikel padat yang melekat pada cupula tersebut.

    Teori ini dianalogkan dengan situasi benda berat yang melekat pada puncak tiang,

    di mana berat ekstra akan membuat tiang tidak stabil dan sulit mempertahankan posisi

    netral. Bahkan, tiang cenderung terlempar dari satu sisi ke sisi lainnya tergantung pada

    arah itu dimiringkan. Setelah posisi tersebut tercapai, berat partikel tersebut akan

    mempertahankan posisi cupula kembali ke netral. Hal ini tercermin dari nystagmus

    persisten dan menjelaskan sensasi pusing ketika pasien melentur ke belakang.

    Teori Canalithiasis

    Pada tahun 1980, Epley memperkenalkan teori-teorinya tentang canalithiasis.

    Beliau berpikir bahwa gejala BPPV jauh lebih konsisten dengan partikel bebas-bergerak

    (canaliths) di kanalis semisirkularis posterior daripada partikel melekat pada cupula

    tersebut.Sementara kepala ditegakkan, partikel di kanalis semisirkularis posterior berada

    pada posisi yang tergantunggravitasi. Ketika kepala melentur ke belakang (supinasi),

    partikel berputar sampai sekitar 90 sepanjang arkus kanalis semisirkularis posterior.

    Setelah lag sesaat (inersia), gravitasi akan menarik partikel menuruni arkus. Hal ini

    menyebabkan aliran endolimfe untuk menjauh dari ampula dan menyebabkan cupula

    terdefleksi. Defleksi cupular menghasilkan nystagmus.

    5

  • 7/27/2019 Referat BPVP , Tht

    6/13

    Teori canalithiasis dibuktikan lebih lanjut oleh Parnes dan McClure pada tahun

    1991 dengan penemuan partikel bebas-bergerak dalam kanalis semisirkularis posterior

    setelah dilakukan pembedahan.3,4,6

    2.4 Faktor Predisposisi

    Sehingga kini etiologi pasti BPPV masih belum diketahui. Meskipun penelitian-

    penelitian belum mengidentifikasi penyebab tunggal gangguan BPPV, namun para

    peneliti dan tenaga medis sepakat bahwa terdapat beberapa faktor predisposisi yang

    mendukung terjadinya BPPV termasuklah kurangnya aktivitas, alkoholisme akut, operasi

    mayor, dan penyakit sistem saraf pusat (SSP). Pemeriksaan neurologis lengkap sangat

    penting dalam membantu menegakkan diagnosa BPPV karena kebanyakan pasien turut

    mengidap penyakit telinga bagian dalam secara bersamaan, sebagai berikut:3

    * Idiopatik - 39%

    * Trauma - 21%

    * Penyakit telinga - 29%

    * Otitis media - 9%

    * Neuritis vestibular - 7%

    *Mnire disease - 7%

    6

  • 7/27/2019 Referat BPVP , Tht

    7/13

    * Otosklerosis - 4%

    * Penyakit sistem saraf pusat (SSP) - 11%

    * Insufisiensi vertebra basilar - 9%

    * Neuroma akustik - 2%

    * Vertigo servikal - 2%

    2.5 Gejala Klinis dan Diagnostik

    Penderita BPPV biasanya akan menimbulkan keluhan jika terjadi perubahan

    posisi kepala pada suatu keadaan tertentu. Pasien akan merasa berputar atau merasa

    sekelilingnya berputar jika akan ke tempat tidur, berguling dari satu sisi ke sisi lainnya,

    bangkit dari tempat tidur di pagi hari, mencapai sesuatu yang tinggi atau jika kepala

    ditengadahkan ke belakang. Biasanya vertigo hanya berlangsung 5-10 detik.1,5

    Kadang-kadang pada penderita BPPV dapat disertai rasa mual dan seringkali

    pasien merasa cemas. Penderita biasanya menyadari keadaan ini dan berusaha

    menghindarinya dengan tidak melakukan gerakan yang dapat menimbulkan vertigo.

    Vertigo tidak akan terjadi jika kepala dalam posisi tegak lurus atau berputar secara aksial

    tanpa ekstensi. Pada hampir sebagian besar pasien, vertigo akan berkurang dan akhirnya

    berhenti secara spontan dalam jangka waktu beberapa hari sampai beberapa bulan, tetapi

    kadang-kadang dapat juga sampai beberapa tahun. BPPV khususnya dapat dibedakan dari

    Menire disease karena biasanya pada BPPV tidak terjadi gangguan pendengaran atau

    telinga berdenging (tinnitus).1,2

    Diagnosis BPPV dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis,

    pemeriksaan THT, uji posisi dan uji kalori. Pada anamnesis, penderita BPPV sering

    mengeluhkan kepala terasa pusing berputar pada perubahan posisi kepala dengan kondisi

    tertentu. Secara klinis vertigo terjadi pada perubahan posisi kepala dan akan berkurang

    serta akhirnya berhenti secara spontan setelah beberapa waktu. Pada pemeriksaan THT

    secara umum tidak didapatkan kelainan berarti.

    Pada uji kalori, gerakan mata yang abnormal menunjukkan adanya kelainan

    fungsi di telinga bagian dalam atau saraf yang menghubungkannya dengan otak.

    Nistagmus adalah gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah.

    7

  • 7/27/2019 Referat BPVP , Tht

    8/13

    Arah dari gerakan tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosa. Nistagmus bisa

    dirangsang dengan menggerakkan kepala penderita secara tiba-tiba atau dengan

    meneteskan air dingin ke dalam telinga.5,6

    Uji posisi dapat membantu membedakan lesi perifer atau sentral sekaligus

    mendiagnosa BPPV, yang paling baik dan mudah adalah dengan melakukan manuver

    Dix-Hallpike: penderita duduk tegak, kepalanya dipegang pada kedua sisi oleh

    pemeriksa, lalu menggerakkan kepala pasien dengan cepat ke kanan, kiri dan kembali ke

    tengah. Pada lesi perifer, dalam hal ini positif BPPV, akan didapatkan nistagmus posisi

    dengan gejala:3,4

    1. Mata berputar dan bergerak ke arah telinga yang terganggu dan mereda setelah 5-

    20 detik.

    2. Disertai vertigo berat.

    3. Mula gejala didahului periode laten selama beberapa detik (3-10 detik).

    4. Pada uji ulangan akan berkurang sampai menghilang (fatigue), tetapi juga

    berguna sebagai cara diagnosis yang tepat.

    Berbeda dengan lesi sentral, periode laten tidak ditemukan, vertigo dan nistagmus

    berlangsung lebih dari 1 menit, dan bila diulang gejala tetap ada (non fatigue).6

    2.6 Diagnosis Banding

    Diagnosis diferensial untuk BPPV dapat dibagi menjadi 3 gangguan utama:

    labirin, saraf vestibular, dan lokasi lesi. Ini dibagi lebih lanjut sebagai berikut:3,4

    * BPPV kronis sering tersalah diagnosa dengan Mnire disease karena pasien tidak

    memberi anamnesis tambahan mengenai gejala yang timbul akibat perubahan posisi

    kepala. Hal ini turut membingungkan karena BPPV juga dapat timbul secara bersamaan

    denganMnire disease.

    * Gegar telinga bagian dalam dapat menyebabkan transient positional vertigo dan

    nystagmus.

    * Intoksikasi alkohol dapat menyebabkan nystagmus posisional, biasanya menetap

    8

  • 7/27/2019 Referat BPVP , Tht

    9/13

    dalam posisi tertentu, dan bervariasi sesuai dengan posisi kepala.

    * Nystagmus yang ditemukan pada labyrinthitis bersifat spontan, persisten, dan tidak

    terlalu dipengaruhi oleh posisi kepala.

    * Tiada kriteria diagnostik yang spesifik untuk menegakkan sindroma loop vaskular.

    Diagnosa ini harus dipertimbangkan hanya setelah semua kemungkinan lain telah

    disingkarkan.

    * Nystagmus posisional sentral dapat mengarah pada lesi fossa posterior seperti pada

    neuroma akustik atau meningioma.

    * Vertigo servikalis biasanya muncul gejala dengan posisi ekstensi kepala, dapat

    berupa suatu manifestasi dari kompresi vaskular (arteri vertebralis).

    2.7 Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan elektronystagmography (ENG) atau videonystagmography (VNG).

    Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi gerakan mata abnormal. ENG

    (yang menggunakan elektroda) atau VNG (yang menggunakan kamera kecil) dapat

    membantu menentukan apakah pusing disebabkan karena penyakit telinga bagian dalam

    dengan mengukur gerakan involunter bola mata sementara kepala penderita ditempatkan

    pada posisi yang berbeda atau organ keseimbangan dirangsang dengan air atau udara.

    Magnetic Resonance Imaging (MRI). Teknik ini menggunakan medan magnet

    dan gelombang radio untuk menciptakan gambaran cross-sectional kepala dan tubuh

    penderita. MRI dapat dilakukan untuk menyingkirkan diagnosa neuroma akustik - sebuah

    tumor otak jinak dari persarafan yang menghantar suara dan informasi keseimbangan dari

    telinga bagian dalam ke otak - atau lesi lain yang dapat menjadi penyebab vertigo.6,7

    2.8 Terapi

    9

  • 7/27/2019 Referat BPVP , Tht

    10/13

    Pilihan pengobatan untuk penatalaksanaan BPPV adalah observasi, medikasi

    vestibulosuppresan, rehabilitasi vestibular, reposisi canalith, dan pembedahan.1,3

    * Observasi: Sejak BPPV adalah jinak dan gejalanya dapat berkurang dan menghilang

    tanpa pengobatan dalam beberapa minggu ke bulan, ada beberapa argumentasi

    mengatakan bahwa penatalaksanaan BPPV cukup dengan observasi sederhana.

    * Medikasi vestibulosuppresan: Pengobatan ini biasanya tidak mengatasi vertigo

    tersebut secara tuntas, malah cenderung dihindari karena penggunaan obat

    vestibulosuppresan yang berkepanjangan hingga lebih dari 2 minggu dapat mengganggu

    mekanisme adaptasi susunan saraf pusat terhadap abnormalitas vestibular perifer yang

    sudah terjadi. Selain itu, efek samping yang timbul bisa berupa kantuk, letargi, dan

    perburukan keseimbangan.

    * Rehabilitasi vestibular: Rehabilitasi vestibular adalah terapi non-invasif yang bisa

    sukses setelah melewati jangka waktu yang panjang. Pasien dapat diinstruksikan lewat

    latihan Cawthorne yang membantu dalam penyebaran partikel.

    * Reposisi Canalith: Sejak rasio manfaat-resikonya sangat tinggi setelah dilakukan

    penelitan, reposisi canalith tampaknya menjadi pilihan pertama di antara semua modalitas

    pengobatan yang tersedia. Reposisi partikel diwakili oleh dua manuver utama yang

    dikembangkan secara bersamaan di Amerika Serikat dan Perancis. Kedua metode ini

    merupakan manuver Epley dan manuver Semont.

    Manuver Epley : Pengobatan sederhana untuk vertigo

    Beberapa orang mengalami vertigo kalau mereka mengubah posisi kepala merekasecara cepat, sepertii kalau menggulingkan kepala mereka di atas bantal,

    memandang ke bawah untuk mengikat sepatu mereka, atau menoleh ke atas untukmenggapai barang di atas rak tinggi. Vertigo ini biasanya karena BPPV. Terjadi kalau

    partikel kalsium sangat kecil lepas dari lokasi biasa mereka untuk membentukkotoran, biasanya di kanal semisrkular posterior (salah satu kanal di telinga dalam).

    Gangguan sering bisa dilenyapkan dengan mempergunakan manuver Epley untukmengeluarkan partikel dari kanal dan mengembalikan ke mana mereka berasal. Pada

    manuver ini, badan dan kepala orang digerakkan ke dalam posisi berbeda, beriringan.Masing-masing posisi ditahan selama sekitar 30 detik untuk membolehkan partikel

    pindah oleh gravitasi ke bagian kanal lain. Untuk memeriksa jika manuver berjalan,

    orang memindahkan kepala ke arah dimana dulunya menyebabkan vertigo. Jikavertigo tidak terjadi, manuver berjalan baik. Tetap dalam posisi semi-tegak selama 24

    jam setelah manuver Epley, dulunya dianjurkan, tidak lagi perlu dipertimbangkan.

    10

  • 7/27/2019 Referat BPVP , Tht

    11/13

    Akhirnya, kepala dan badan dibalik

    semakin banyak, sampai hidung menunjukke lantai dengan bulu burung. Orangkemudian duduk tegak tetapi menjaga

    kepala agar tetap dibelokkan sejauhmungkin. Satu kali orang lurus, kepala

    bisa menghadap ke depan.

    Terlebih dulu, dengan orang duduk, kepala

    dibalik sekitar 45 ke sebelah kanan ataukiri, tergantung pada sisi pemicu vertigo.

    Orang kemudian berbaring dengan kepalabergantung di balik pinggir meja periksa

    (atau tempat tidur). Kotoran memicusinyal dibesar-besarkan ke otak,

    menghasilkan vertigo.

    Kepala dibelokkan lebih jauh ke sebelahkiri, agar telinga sejajar dengan lantai.

    Kepala kemudian diubah ke arahi yang laindengan sudut yang sama.

    Manuver Epley ini bertujuan untuk mengembalikan debris dari kanalis semisirkularis

    posterior ke vestibular labirin. Angka keberhasilan manuver Epley dapat mencapai 100%

    bila dilatih secara berkesinambungan. Bahkan, uji Dix-Hallpike yang semula positif

    menjadi negatif. Angka rekurensi ditemukan 15% dalam 1 tahun. Setelah melakukanmanuver Epley, pasien disarankan untuk tetap tegak lurus selama 24 jam untuk mencegah

    kemungkinan debris kembali lagi ke kanal semisirkularis posterior. Bila pasien tidak ada

    perbaikan dengan manuver Epley dan medikamentosa, operasi dapat dipertimbangkan.

    BAB 3

    KESIMPULAN

    11

  • 7/27/2019 Referat BPVP , Tht

    12/13

    Vertigo ialah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti rotasi

    (memutar) tanpa sensasi perputaran yang sebenarnya, dapat sekelilingnya terasa berputar

    (vertigo objektif) atau badan yang berputar (vertigo subjektif). Vertigo berasal dari

    bahasa latin "vertere"= memutar.

    Jenis vertigo yang paling sering ditemukan di kalangan masyarakat umum adalah

    Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV), dimana vertigo terjadi secara mendadak

    dan berlangsung kurang dari 1 menit (5-10 detik). Perubahan posisi kepala (biasanya

    terjadi ketika penderita berbaring, bangun, berguling diatas tempat tidur atau menoleh ke

    belakang) biasanya memicu terjadinya episode vertigo ini.

    Diagnosis BPPV dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis, uji posisi

    dan uji kalori. Pada anamnesis, pasien biasanya mengeluhkan kepala terasa pusing

    berputar pada perubahan posisi kepala dalam aktivitas tertentu seperti berbaring, bangun,

    berguling di atas tempat tidur atau menoleh ke belakang. Secara klinis vertigo terjadi

    pada perubahan posisi kepala dan akan berkurang serta akhirnya berhenti secara spontan

    kurang dari 1 menit. Uji posisi dapat membantu menegakkan diagnosa BPPV, yang

    paling baik adalah dengan melakukan manuver Dix-Hallpike.

    Pilihan pengobatan untuk penatalaksanaan BPPV adalah melalui observasi,

    medikasi vestibulosuppresan, rehabilitasi vestibular, reposisi canalith, dan pembedahan.Reposisi canalith menjadi pilihan utama di antara semua modalitas pengobatan yang

    tersedia lewat manuver Epley yang bertujuan untuk mengembalikan debris dari kanalis

    semisirkularis posterior ke vestibular labirin. Angka keberhasilan manuver Epley dapat

    mencapai 100% bila dilatih secara berkesinambungan.

    Prognosis bagi penderita gangguan BPPV biasanya baik setelah menjalani

    prosedur reposisi canalith di atas. Remisi spontan dapat timbul dalam jangka waktu 6

    minggu, walaupun tidak pernah terjadi remisi pada sesetengah kasus. Setelah

    ditatalaksana dengan manuver reposisi canalith, angka rekurensi berkisar 10-25% dalam

    1 tahun.

    DAFTAR PUSTAKA

    12

  • 7/27/2019 Referat BPVP , Tht

    13/13

    1. Ropper AH, Brown RH. Deafness, Dizziness and Disorders of Equilibrium: Benign

    Positional Vertigo. Adams & Victors Principles of Neurology. 8th Edition. New York:

    McGraw-Hill Medical Publishing Division; 2005. page 261 - 62

    2. Simon RP, Greenberg DA, Aminoff MJ. Disorders of Equilibrium: Benign Positional

    Vertigo. Clinical Neurology. 7th Edition. New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill

    Medical Publishing Division; 2009. page 107 - 09

    3. Li JC, Epley J. Vertigo & Dizziness: Benign Paroxysmal Positional Vertigo. [online]

    Updated: Mar 18, 2010 [cited 2010 May 14] Available from: URL:

    http://www.emedicine.medscape.com/article/884261-print

    4. Simic PJ, Plantz SH. Benign Positional Vertigo (BPV) Symptoms, Causes, Treatments.

    [online] Updated: Aug, 2005 [cited 2010 May 14] Available from: URL:

    http://www.emedicinehealth.com/script/main/art.asp?articlekey=590256

    5. Bloom JC, David RB. Vertigo and Other Forms of Dizziness: Benign Paroxysmal

    Positioning Vertigo. Clinical Adult Neurology. 3rd Edition. New York: Demos Medical;

    2009. page 104 07

    6. Hain TC. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. Vestibular Disorders Association

    (VEDA). [online] Updated: Feb , 2003 [cited 2010 May 14] Available from: URL:

    http://www.tchain.com/otoneurology/disorders/bppv/bppv.html

    7. Benign Paroxysmal Positioning Vertigo. American Hearing Research Foundation.

    [online] Updated: Nov , 2007 [cited 2010 May 15] Available from: URL:

    http://www.american-hearing.org/disorders/benign-paroxysmal-positional-vertigo bppv/

    13

    http://www.emedicine.medscape.com/http://www.emedicine.medscape.com/