REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bhvhhghhvh

Citation preview

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    1/46

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Untuk dapat menegakkan diagnosis suatu kelainan atau penyakit kepala-leher diperlukan

    kemampuan dan keterampilan melakukan anamnesis dan pemeriksaan organ-organ tersebut.

    Kemampuan ini merupakan bagian dari pemeriksaan fisik yang merupakan syarat bila terdapat

    keluhan atau gejala yang berhubungan dengan kepala-leher (Iskandar, 2001.

    !istem aliran limfe leher sangat penting untuk dipelajari, karena hampir semua bentuk

    radang atau keganasan kepala dan leher akan terlihat dan bermanifestasi ke kelenjar limfe leher

    (Iskandar,2001.

    "asien dengan penyakit pada leher dan #ajah dapat mempunyai banyak gejala yang

    ber$ariasi. %yeri kepala, kelemahan otot atau kelompok otot, disestesia, pembengkakan ataumassa, deformitas dan perubahan pada kulit merupakan keluhan-keluhan yang paling sering

    dijumpai (&oies, 1''.

    "alpasi leher dan #ajah harus dilakukan dengan sistematik. Kelenjar limfe leher dan

    metastatik seringkali terletak pada segitiga leher depan. )aerah ini perlu di inspeksi dengan

    *ermat, khususnya di ba#ah otot sternokleidomastoideus dan sepanjang perjalanan selubung

    karotis. &angunan yang bisanya dapat dan harus dipalpasi adalah tulang hioid, ra#an tiroid dan

    krikoid, *elah tirohioid dan krikotiroid, *in*in trakea, otot sternokleidomastoideus, arteri karotis,kla$ikula dan *elah suprakla$ikula (&oies,1''.

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    2/46

    2

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 ANATOMI LEHER

    +eher merupakan bagian dari tubuh manusia yang terletak di antara thoraks dan *aput.

    &atas di sebelah *ranial adalah basis mandibula dan suatu garis yang ditarik dari angulus

    mandibula menuju ke pro*essus mastoideus, linea nu*hae suprema sampai ke protuberantia

    o**ipitalis eksterna. &atas kaudal dari $entral ke dorsal dibentuk oleh in*isura jugularis sterni,

    kla$i*ula, a*romion dan suatu garis lurus yang menghubungkan kedua a*romia(+uhulima, 2002.

    ambar 1 natomi leher

    ("abst, 2002

    aringan leher dibungkus oleh tiga fas*ia. /as*ia koli superfi*ialis membungkus

    mus*ulus !ternokleidomastoideus dan berlanjut ke garis tengah di leher untuk bertemu dengan

    fas*ia sisi lain. /as*ia koli media membungkus otot-otot pratrakeal dan bertemu pula dengan

    fas*ia sisi lain di garis tengah yang juga merupakan pertemuan dengan fas*ia *oli superfi*ial. Ke

    dorsal fas*ia koli media membungkus arteri karotis komunis, $ena jugularis interna dan ner$us

    $agus jadi satu. /as*ia koli profunda membungkus mus*ulus pre$ertebralis dan bertemu ke

    lateral dengan fas*ia koli media (de ong, 2011.

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    3/46

    &entuk umum leher adalah sebagai *onus dengan basis yang menghadap ke arah kaudal.

    )itentukan oleh pro*essus spinosus $ertebra *er$i*alis, otot-otot panni*ulus adiposus, os.

    hyoideum, tra*hea dan glandula thyroidea. urut menentukan adalah posisi kepala dan *olumna

    $ertebralis, pada posisi antefleksi kepala dan leher maka pro*essus spinosus dari $ertebra

    prominens sangat menonjol, kulit disebelah $entral melipat-lipat. "ada posisi retrofleksi kepala

    dan leher maka kulit disebelah dorsal melipat-lipat sedangkan disebelah $entral akan kelihatan

    dengan jelas laring, tra*hea dan glandula thyroidea ( terutama pada #anita (+uhulima,2002.

    +eher dibagi oleh muskulus sternokleidomastoideus menjadi trigonum anterior atau

    medial dan trigonum posterior atau lateral.

    1. rigonum anterior di anterior dibatasi oleh sternokleidomastoideus, linea mediana leher

    dan mandibulae, terdiri dari

    1. rigonum mus*ular dibentuk oleh linea mediana, mus*ulus omohyoid $entersuperior, dan mus*ulus sternokleidomastoideus.

    2. rigonum *aroti*um dibentuk oleh mus*ulus omohyoid $enter superior,

    mus*ulus sternokleidomastoideus, mus*ulus digastri*us $enter posterior.

    . rigonum submentale dibentuk oleh $enter anterior mus*ulus digastri*us, os.

    hyoid dan linea mediana.

    3. rigonum submandibulare dibentuk oleh mandibula, $enter superior musulus

    digastri*us, dan $enter anterior mus*ulus digastri*us2. rigonum posterior dibatasi superior oleh mus*ulus sternokleidomastoideus, mus*ulus

    trape4ius dan *la$i*ula, terdiri dari

    1. rigonum supra*la$i*ular dibentuk oleh $enter inferior mus*ulus omohyoid,

    *la$i*ula dan mus*ulus sternokleidomastoideus.

    2. rigonum o**ipitalis dibentuk oleh $enter inferior mus*ulus omohyoid,

    mus*ulus trape4ius dan mus*ulus sternokleidomastoideus (+uhulima, 2002.

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    4/46

    3

    ambar 2 rigonum anatomi*um

    Dikutip dari kepustakaan 6

    . "56&I% K5+5%7 +I6/5

    !ekitar 8 buah kelenjar limfe terdapat pada setiap sisi leher, kebanyakan berada pada

    rangkaian jugularis interna dan spinalis assesorius. Kelenjar limfe yang selalu terlibat dalam

    metastasis tumor adalah kelenjar limfe pada rangkaian jugularis interna (Iskandar,2001.

    Kelenjar limfe ser$i*al dibagi ke dalam gugusan superfi*ial dan gugusan profunda.

    Kelenjar limfe superfi*ial menembus lapisan pertama fas*ia ser$i*al masuk kedalam gugusan

    kelenjar limfe profunda. 6eskipun kelenjar limfe nodus kelompok superfi*ial lebih sering

    terlibat dengan metastasis, keistime#aan yang dimiliki kelenjar kelompok ini adalah sepanjangstadium akhir tumor, kelenjar limfe nodus kelompok ini masih signifikan terhadap terapi

    pembedahan.

    Kelenjar limfe profunda sangat penting sejak kelenjar-kelenjar kelompok ini menerima

    aliran limfe dari membran mukosa mulut, faring, laring, glandula sali$a dan glandula thyroidea

    sama halnya pada kepala dan leher.

    9ampir semua bentuk radang dan keganasan kepala dan leher akan melibatkan kelenjar

    getah bening leher bila ditemukan pembesaran kelenjar getah bening di leher, perhatikan

    ukurannya, apakah nyeri atau tidak, bagaimana konsistensinya, apakah lunak kenyal atau keras,

    apakah melekat pada dasar atau kulit. 6enurut !loan Kattering 6emorial :an*er :enter

    :lassifi*ation, kelenjar getah bening leher dibagi atas 8 daerah penyebaran.

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    5/46

    8

    ambar )aerah penyebaran kelenjar limfe leher

    (Iskandar,2001

    Keterangan (Iskandar,2001

    I. Kelenjar yang terletak di segitiga submentale dan submandibulae

    II. Kelenjar yang terletak di 1; atas dan termasuk kelenjar getah bening jugularis

    superior, kelenjar digastrik dan kelenjar ser$ikalis posterior.

    III. Kelenjar getah bening jugularis di antara bifurkatio karotis dan persilangan

    6us*ulus omohioid dengan mus*ulus sternokleidomastoideus dan batas posterior

    mus*ulus sternokleidomastoideus.

    I

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    6/46

    =

    1. Kelenjar limfe o**ipitalis terletak diatas os o**ipitalis pada apeks trigonum

    *er$i*alis posterior. 6enampung aliran limfe dari kulit kepala bagian belakang.

    "embuluh limfe eferen men*urahkan isinya ke dalam kelenjar limfe *er$i*alis

    profundi.

    2. Kelenjar limfe retroaurikular terletak di atas permukaan lateral pro*essus

    mastoideus. 6ereka menampung limfe sebagian kulit kepala di atas auri*ula dan

    dari dinding posterior meatus a*usti*us e>ternus. "embuluh limfe eferen

    men*urahkan isinya ke dalam kelenjar limfe *er$i*alis profundi.

    . Kelenjar limfe parotid terletak pada atau di dalam glandula parotis. 6enampung

    limfe dari sebagian kulit kepala di atas glandula parotis, dari permukaan lateral

    auri*ula dan dinding anterior meatus a*usti*us e>ternus, dan dari bagian lateral

    palpebra. "embuluh limfe eferen men*urahkan isinya ke dalam kelenjar limfe*er$i*alis profundi.

    3. Kelenjar submandibular terletak sepanjang bagian ba#ah dari mandibula pada

    kedua sisi lateral, pada permukaan atas glandula submandibularis diba#ah lamina

    superfisialis. 6enerima aliran limfe dari struktur lantai dari mulut. "embuluh

    limfe eferen men*urahkan isinya ke dalam kelenjar limfe *er$i*alis profundi.

    8. Kelenjar submental terletak diba#ah dari mandibula dalam trigonum

    submentale. 6enerima aliran dari lidah dan *a$um oral. "embuluh limfe eferenmen*urahkan isinya ke dalam kelenjar limfe submandibularis dan *er$i*alis

    profundi.

    =. Kelenjar supra*la$i*ular terletak didalam *ekungan diatas *la$i*ula, lateral dari

    persendian sternum. 6enerima aliran dari bagian dari *a$um toraks dan abdomen.

    &. !7UKU7 )% /U%!I K5+5%7 +I6/5

    Kelenjar limfe adalah organ limfoid perifer yang berhubungan dengan sirkulasi pembuluh

    limfatik aferen dan eferen dan melalui $enula pas*akapiler berendotel tinggi. !ejumlah tipe sel

    membentuk kerangka dan stroma penyokong kelenjar kapiler. /ibroblas adalah tipe sel dominan

    pada kapsul dan trabekula kelenjar limfe. +alu lintas kelenjar limfe melalui jalur aferen dan

    eferen. +imfe aferen mengandung limfosit makrofag dan antigen memasuki kelenjar limfe

    melalui ruang subkapsul dan mengalir melalui daerah parakorteks dan medula ke dalam sinus

    medula yang menyatu membentuk pembuluh limfatik eferen.

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    7/46

    Kelenjar limfe berfungsi sebagai tempat sel yang memperkenalkan antigen,

    sel dan sel & berkontak dengan antigen yang dengan struktur tertentu meningkatkan interaksi

    sel , sel & dan sel-sel yang mempresentasikan antigen se*ara optimum. )alam keadaan normal,

    interaksi seperti itu menyebabkan efisiensi pengenalan antigen, akti$asi lengan reaksi imun

    seluler dan humoral dan berakhir dengan pembasmian antigen.

    ambar 8 liran drainase kelenjar limfe

    Dikutip dari kepustakaan 12

    2.2 MEKANISME TIMBULNYA BENJOLAN PADA LEHER

    da banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya benjolan pada leher, seperti

    trauma, infeksi, hormon, neoplasma dan kelainan herediter. /aktor-faktor ini bekerja dengan

    *aranya masing-masing dalam menimbulkan benjolan. 9al yang perlu ditekankan adalah tidak

    selamanya benjolan yang ada pada leher timbul karena kelainan yang ada pada leher. idak

    jarang kelainan itu justru berasal dari kelainan sistemik seperti limpoma dan &:.

    9ampir semua struktur yang ada pada leher dapat mengalami benjolan entah itu kelenjar

    tiroid, paratiroid dan getah bening, maupun benjolan yang berasal dari struktur jaringan lain

    seperti lemak, otot dan tulang.

    Infeksi dapat menyebabkan timbulnya benjolan pada leher melalui beberapa *ara yang di

    antaranya berupa benjolan yang berasal dari in$asi bakteri langsung pada jaringan yang terserang

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    8/46

    ?

    se*ara langsung maupun benjolan yang timbul sebagai efek dari kerja imunitas tubuh yang

    bermanifestasi pada pembengkakan kelenjar getah bening.

    6ekanisme trauma dalam menimbulkan benjolan pada leher agak menyerupai

    mekanisme infeksi. 9anya saja trauma yang tidak disertai infeksi sekunder pada umumnya tidak

    menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening.

    ika jaringan tubuh manusia terkena rangsangan berupa trauma dan reaksi imun, maka

    otomatis sel-sel akan mengalami gangguan fisiologis. !ebagai responnya, sel tubuh terutama

    mast sel dan sel basofil akan mengalami granulasi dan mengeluarkan mediator radang berupa

    histamin, serotonin, bradikinin, sitokin berupa I+-2, I+-= dan lain-lain. 6ediator-mediator

    radang ini terutama histamin akan menyebabkan dilatasi arteriola dan meningkatkan

    permeabilitas $enula serta pelebaran intraendothelialjun*tion. 9al ini mengakibatkan *airan yang

    ada dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya sehingga timbul benjolan pada daerahyang terinfeksi ataupun terkena trauma. Infeksi dapat menimbulkan pembesaran kelenjar limfe

    karena apabila mekanisme pertahanan tubuh berfungsi baik, sel-sel pertahanan tubuh seperti

    makrofag, neutrofil dan sel akan berupaya memusnahkan agen infeksius sedangkan agen

    infeksius itu sendiri berupaya untuk menghan*urkan sel-sel tubuh terutama eritrisot agar bisa

    mendapatkan nutrisi. Kedua upaya perla#anan ini akan mengakibatkan pembesaran kelenjar

    limfe karena bekerja keras untuk memproduksi sel limfoid maupun menyaring sel tubuh yang

    mengalami kerusakan dan agen infeksius yang masuk agar tidak menyebar ke organ tubuh lain.!edangkan mekanisme timbulnya benjolan akibat neoplasma entah itu di otot, sel

    limfoid, tulang maupun kelenjar se*ara umum hampir sama. #alnya terjadi displasia dan

    metaplasia pada sel matur akibat berbagai faktor sehingga diferensiasi sel tidak lagi sempurna.

    )isplasia ini menimbulkan sejumlah kelainan fisiologis molekuler seperti peningkatan laju

    pembelahan sel dan inaktifasi mekanisme bunuh diri sel terprogram. 9al ini berakibat pada

    proliferasi sel tak terkendali yang bermanifestasi pada timbulnya benjolan pada jaringan.

    %eoplasma dapat terjadi pada semua sel yang ada di leher entah itu kelenjar tiroid-adenoma

    tiroid, lemak-lipoma, kartilago-kondroma, jaringan limfe-limfoma maupun akibat dari metastase

    kanker dari organ di luar leher.

    1. Anamnesis dan pemeriksaan tambahan yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis

    Anamnesis, Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    9/46

    '

    ika ditemukan pasien dengan keluhan benjolan di leher, maka beberapa hal yang perlu

    dilakukan pada pasien untuk mengarahkan diagnosis adalah sebagai berikut

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    10/46

    10

    2. Diferensial Diagnosis

    I. Kongenital

    a. Kisti Hig!o"a

    De#inisi

    9igroma kistik berasal dari sistem limfe sehingga se*ara patologi anatomi lebih tepat

    disebut limfangioma kistik. 9igroma kistik dapat terjadi pada anak lelaki maupun anak

    perempuan dengan frekuensi yang sama. Kebanyakan (8@ higroma kistik terdapat di leher.

    !ekitar 8@ kasus terjadi saat lahir mauun masa neonatus (de ong, 2011.

    Etiologi $an Patogenesis

    nyaman pembuluh limfe yang pertama kali terbentuk di sekitar pembuluh $ena

    mengalami dilatasi dan bergabung membentuk jala yang di daerah tertentu akan berkembang

    menjadi sakus limfatikus(de ong, 2011.

    "ada embrio usia dua bulan, pembentukan sakus primitif telah sempurna. &ila hubungan

    saluran ke arah sentral tidak terbentuk, timbullah penimbunan *airan yang akhirnya membentuk

    kista berisi *airan. 9al tersebut sering terjadi di daerah leher. Kelainan ini dapat meluas ke segala

    arah seperti ke jaringan sublingualis di mulut (de ong, 2011.

    "ada mulanya bagian dalam kista dilapisi oleh selapis sel endotel dan berisi *airan jernih

    kekuningan yang sesuai dengan *airan limfe. "ada permukaaan ditemukan kista besar yang

    makin ke dalam menjadi makin ke*il seperti buih sabun. 9igroma kistik dapat men*apai ukuranyang besar dan menyusup ke otot leher dan daerah sekitarnya seperti faring, laring, mulut dan

    lidah. Aang terakhir dapat menyebabkan makroglosia (de ong, 2011.

    %e&ala linis

    Keluhan adalah adanya benjolan di leher yang telah lama atau sejak lahir tanpa nyeri atau

    keluhan lain. &enjolan ini berbentuk kistik, berbenjol-benjol dan lunak. "ermukaannya halus dan

    lepas dari kulit, dan sedikit melekat pada jaringan dasar. Kebanyakan terletak di regio trigonum

    posterior *olli. !ebagai tanda khas, pada pemeriksaan transluminasi positif tampak terangsebagai jaringan tembus *ahaya (de ong, 2011.

    &enjolan ini jarang menimbulkan gejala akut, tetapi suatu saat dapat *epat membesar

    karena radang dan menimbulkan gejala gangguan pernafasan akibat pendesakan saluran nafas

    seperti trakea, orofaring, maupun laring. &ila terjadi perluasan ke arah mulut dapat timbul

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    11/46

    11

    gangguan menelan. "erluasan ke aksila dapat menyebabkan penekanan pleksus brakialis dengan

    berbagai gejala neurologik (de ong, 2011.

    Penatalasanaan

    5ksisi total merupakan pilihan utama. "embedahan ini dimaksudkan untuk mengambil

    keseluruhan massa kista. kan tetapi,bila tumor besar dan telah menyusup ke organ penting,

    seperti trakea, esofagus, atau pembuluh darah, ekstirpasi total sulit dikerjakan. Bleh karena itu,

    penanganannya *ukup dengan pengambilan sebanyak-banyaknya kista. Kista yang letaknya

    didalam dan sangat melekat dengan struktur $ital dipe*ahkan dengan melakukan eksisi parsial.

    9al ini merupakan *ara penaganan yang paling bail dan aman.

    "ada akhir pembedahan, pemasangan penyalir isap sangat dianjurkan. &ila residif dapat

    dilakukan operasi ulang atau pemberian bleomisin ke dalam kista yang telah diaspirasi isinya

    terlebih dahulu. "embedahan sebaiknya dilakukan setelah periode neonatus karena mortalitas

    akibat pembedahan pada periode neonatus *ukup tinggi (de ong, 2011.

    '. Kista B!an()ial

    Kelainan brankial dapat berupa fistel, kista, dan tulang ra#an ektopik. rkus brankial ke-

    membentuk os hioid, sedangkan arkus brankial ke-3 membentuk skelet laring, yaitu ra#an

    tiroid, krikoid, dan aritenoid.

    /istel kranial dari tulang hioid yang berhubungan dengan meatus akustikus eksternusberasal dari *elah brankial pertama. /istel antara fosa tonsilaris ke pinggir depan

    m.sternokleidomastoideus berasal dari *elah brankial kedua. /istel yang masuk ke sinus

    piriformis berasal dari *elah ketiga. !inus dari *elah brankial keempat tidak pernah ditemukan.

    !inus atau fiste mungkin berupa saluran yang lengkap atau mungkin menutup sebagian.

    /istel brankial sisa *elah brankial ke-2 akan terdapat tepat di depan

    m.sternokleidomastoideus. bila penutupan terjadi sebagian, sisanya dapat membentuk kista yang

    terletak agak tinggi di ba#ah sudut rahang. &ila terbuka ke kulit, akan terjadi fistel. &ila masih

    ada sinus tonsilaris, fistel selalu berjalan melalui per*abangan a.karotis.

    "ada anamnesis diketahui kista merupakan benjolan sejak lahir. /istel terletak di depan

    m.sterno*leidomastoideus dan mengeluarkan *airan. /istel yang buntu akan membengkak dan

    merah, atau merupakan lekukan ke*il yang dapat ditemukan unilateral atau bilateral.

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    12/46

    12

    Penatalasanaan

    Kista dapat langsung diekstirpasi bersama saluran menuju orofaring. !eringkali

    diperlukan insisi multipel sejajar di atas insisi pertama (stepladder incision. /istel diisi bahan

    #arna seperti biru metilen, kemudian dapat diekstirpasi melalui insisi ke*il multipel. Bperasi ini

    tidak tergolong bedah minor karena fistel harus dikeluarkan seluruhya melalui per*abangan

    a.karotis komunis sampai ke sinus tonsilaris. &ila sebagian saja, fistel tertinggal akan kambuh

    dan biasanya mengalami infeksi.

    (. Kista D*(t*s Ti!oglos*s

    De#inisi

    Kista duktus tiroglosus merupakan kista yang terbentuk dari duktus tiroglosus yang

    menetap sepanjang alur penurunan kelenjar tiroid, yaitu dari foramen sekum sampai kelenjar

    tiroid bagian superior di depan trakea.

    E+i$e"iologi

    &eberapa penulis menyatakan bah#a kasus ini merupakan kasus terbanyak dari massa

    non neoplastik di leher, merupakan 30@ dari tumor primer di leher. da penulis yang

    menyatakan hampir 0@ dari seluruh kista di leher adalah kista duktus tiroglosus. Kasus ini

    lebih sering terjadi pada anak-anak,#alau-pun dapat ditemukan di semua usia."redileksi umur

    terbanyak antara umur 0 C 20 tahun yaitu 82@, umur sampai 8 tahun terdapat ?@. idak

    terdapat perbedaan risiko terjadinya kista berdasarkan jenis kelamin dan umur yang bisa didapat

    dari lahir sampai 0 tahun, rata-rata pada usia 8,8 tahun.

    Etiologi $an Patogenesis

    erdapat dua teori yang dapat menyebabkan terjadinya kista duktus tiroglosus

    1 infeksi tenggorok berulang akan merangsang sisa epitel traktus, sehingga

    mengalami degenerasi kistik.

    2 sumbatan duktus tiroglosus akan mengakibatkan terjadinya penumpukan sekretsehingga membentuk kista.

    eori lain mengatakan mengingat duktus tiroglosus terletak di antara beberapa kelenjar limfe di

    leher, jika sering terjadi peradangan, maka epitel duktus juga ikut meradang, sehingga

    terbentuklah kista.

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    13/46

    1

    Loasi

    Kista duktus tiroglosus dapat tumbuh di mana saja di garis tengah leher, sepanjang jalur bebas

    duktus tiroglosus mulai dari dasar lidah sampai ismus tiroid.+okasi yang sering adalah

    intra lingual 2,1@

    suprahioid 23,1@

    tirohioid =0,'@

    suprasternal 12,'@

    !edangkan Dardmendapatkan dari 2 pasien dengan kista duktus tiroglosus, lokasinya terdapat

    di

    - submental 2

    - suprahioid 1?, transhioid 2

    - infrahioid 3

    - suprasternal

    %e&ala linis

    Keluhan yang sering terjadi adalah adanya benjolan di garis tengah leher, dapat di atas

    atau di ba#ah tulang hioid. &enjolan membesar dan tidak menimbulkan rasa tertekan di tempat

    timbulnya kista. Konsistensi massa teraba kistik, berbatas tegas, bulat, mudah digerakkan, tidak

    nyeri, #arna sama dengan kulit sekitarnya dan bergerak saat menelan atau menjulurkan lidah.

    )iameter kista berkisar antara 2-3 *m, kadang-kadang lebih besar. &ila terinfeksi, benjolan akan

    terasa nyeri. "asien me-ngeluh nyeri saat menelan dan kulit di atasnya ber#arna merah.

    Diagnosis

    )iagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinikE yang harus dipikirkan pada setiap

    benjolan di garis tengah leher. Untuk fistula, diagnosis dapat ditegakkan menggunakan suntikan

    *airan radioopak ke dalam saluran yang di*urigai dan dilakukan foto 7ontgen.

    Penatalasanaan

    "enatalaksanaan kista duktus tiroglosus ber$ariasi dan banyak ma*amnya, antara lain

    insisi dan drainase, aspirasi perkutan, eksisi sederhana, reseksi dan injeksi dengan bahan

    sklerotik. )engan *ara-*ara tersebut angka kekambuhan dilaporkan antara =0-100@. !*hlange

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    14/46

    13

    (1?' melakukan eksisi dengan mengambil korpus hioid dan kista beserta duktus-

    duktusnyaEdengan *ara ini angka kekambuhan menjadi 20@.

    !istrunk (1'20 memperkenalkan teknik baru berdasarkan embriologi, yaitu kista beserta

    duktusnya, korpus hioid, traktus yang menghubungkan kista dengan foramen sekum serta otot

    lidah sekitarnya kurang lebih 1 *m diangkat. :ara ini dapat menurunkan angka kekambuhan

    menjadi 2-3 @.

    :ara !istrunk

    1 "enderita dengan anestesi umum dengan tube endotrakea terpasang, posisi terlentang, kepala

    dan leher hiperekstensi.

    2 )ibuat irisan melintang antara tulang hioid dan kartilago tiroid sepanjang empat sentimeter.

    &ila ada fistula, irisan ber-bentuk elips megelilingi lubang fistula.

    Irisan diperdalam mele#ati jaringan lemak dan fasiaE fasia yang lebih dalam digenggamdengan klem, dibuat irisan me-manjang di garis media. Btot sternohioid ditarik ke lateral untuk

    melihat kista di ba#ahnya.

    3 Kista dipisahkan dari jaringan sekitarnya, sampai tulang hioid. Korpus hioid dipotong satu

    sentimeter.

    8 "emisahan diteruskan mengikuti jalannya duktus ke foramen sekum. )uktus beserta otot

    berpenampang setengah sentimeter diangkat. /oramen sekum dijahit, otot lidah yang longgar

    dijahit, dipasang drain dan irisan kulit ditutup kembali.

    II. In#esi

    a. Li"#a$enitis Le)e! A*t

    De#inisi $an Etiologi

    +infadenitis leher akut merupakan pembesaran kelenjar getah bening (kgb akibat

    kegagalan mengatasi infeksi di daerah pertahanan regionalnya. +imfadenitis leher dapat

    disebabkan oleh infeksi daerah telinga, gigi, tenggorokan, hidung. )apat mengenai satu kelenjar

    limfe atau satu kelompok kelenjar limfe, bisa unilateral atau bilateral leher.

    +imfadenitis sendiri disebabkan oleh berbagai infeksi dari berbagai organisme, seperti

    bakteri, $irus, proto4oa, riketsia, dan jamur. %ama-nama bakteri yang masuk dalam kategori

    bakteri penyebab limfadenitis adalah !treptokokus beta hemolitikus. rup atau stafilokokus

    aureus. &akteri anaerob bila berhubungan dengan *aries dentis (gigi berlubang dan penyakit

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    15/46

    18

    gusi. )ifteri, 9emofilus influen4a tipe b jarang menyebabkan hal ini. Untuk penyebarannya ke

    kelenjar getah bening melaluiinfeksi pada kulit, hidung, telinga, dan mata (de ong, 2011.

    Penatalasanaan

    ata laksana pada imfadenitis akut lebih disarankan untuk mengobati penyakit dasar

    sebagai penyebabnya. ika dengan konser$atif atau penatalaksanaan penyakit dasar tidak

    berhasil, dapat dilakukan pembedahan, namun hanya dapat menghilangkan benjoannya saja tidak

    menghilangkan penyakit dasar.

    '. Li"#a$enitis TB-

    De#insi

    +imfadenitis tuberkulosis, suatu peradangan pada satu atau lebih kelenjar getah

    bening."enyakit ini masuk dalam kategori tuberkolosis luar. uberkolosis sendiri dikenal sejak

    1000 tahun sebelum 6asehi seperti yang tertulis dalam kepustakaan !anskrit kuno. %ama

    Ftuber*ulosisF berasal dari kata tuber*ulum yang berarti benjolan ke*il yang merupakan

    gambaran patologik khas pada penyakit ini. &egitu juga dengan limfadenitis, penyakit ini

    ditandai benjolan pada bagian leher penderitanya.

    Etiologi $an Patogenesis

    !iklus mun*ulnya penyakit ini adalah bakteria dapat masuk melalui makanan ke rongga

    mulut dan melalui tonsil men*apai kelenjar limfa di leher, sering tanpa tanda &: paru. Kelenjar

    yang sakit akan membengkak dan mungkin sedikit nyeri. 6ungkin se*ara berangsur kelenjar di

    dekatnya satu demi satu terkena radang yang khas dan dingin ini.

    )i samping itu, dapat terjadi juga perilimfadenitis sehingga beberapa kelenjar melekat

    satu sama lain berbentuk massa. &ila mengenai kulit, kulit akan meradang, merah, bengkak,

    mungkin sedikit nyeri. Kulit akhirnya menipis, mengeluarkan bahan keperti keju. ukak yang

    terbentuk akan ber#arna pu*at dengan tepi membiru dan menggangsir, disertai sekret yang

    jernih. ukak kronik itu dapat sembuh dan meninggalkan jaringan parut yang tipis atau berbintil-bintil. !uatu saat tukak meradang lagi dan mengeluarkan bahan seperti keju lagi, demikian

    berulang-ulang. Kulit seperti ini disebut skrofuloderma.

    %e&ala linis

    +imfadenitis tuberkulosa ini ditandai oleh pembesaran kelenjar getah benng, padat ; keras

    multiple dan dapat berkonglomerasi satu sama lain. )apat pula sudah terjadi perkijuan seluruh

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    16/46

    1=

    kelenjar, sehingga kelenjar itu melunak seperti abses tetapi tidak nyeri seperti abses banal.

    pabila abses ini pe*ah ke kulit, lukanya sulit sembuh oleh karena keluar se*ara terus menerus

    sehingga seperti fistula. +imfadenitis tuber*ulosa pada kelenjar getah bening dapat terjadi

    sedemikian rupa, besar dan konglomerasi sehingga leher penderita itu disebut seperti bull ne*k.

    Penatalasanaan

    "engobatan dilakukan dengan tuberkulostatik. &ila terjadi abses, perlu dilakukan aspirasi,

    dan bila tidak berhasil, sebaiknya dilakukan insisi serta pengangkatan dinding abses dan kelenjar

    getah bening yang bersangkutan (de ong, 2011.

    (. Ti!oi$itis

    De#inisi

    iroiditis adalah peradangan kelenjar tiroid. "enyebab pasti untuk penyakit ini belum

    diketahui. /akta yang ada menunjukkan bah#a penyakit ini lebih banyak menyerang #anita

    daripada pria. Umumnya menyerang orang berusia 1-?0 tahun.

    7adang tiroid dapat terrjadi akut, subakut atau menahun. 7adang akut biasanya

    disebabkan oleh infeksi S. aureus. iroiditis bakterial akut ni sangat jarang ditemukan. iroiditis

    subakut yang juga jarang ditemukan umumnya terjadi pada infeksi $irus di saluran nafas.

    iroiditis menahun pada umumnya adalah penyakit autoimunyang disertai kenaikan kadar

    antibodi terhadap hormon tiroid;produk tiroid di dalam darah. %e&ala linis

    ejala paling a#al adalah kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme. ejala-

    gejala ini dapat berlangsung selama bulan, kadang ada yang kurang dari bulan. ejala

    biasanya ringan, gejala tersebut antara lain

    G Kelelahan

    G !ering buang air besar

    G !elera meningkatG Keringat bertambah

    G "eriode menstruasi tidak teratur

    G Iritabilitas

    G Kram otot

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    17/46

    1

    G ugup dan gelisah

    G &erat badan menurun

    Ti!oi$itis Has)i"oto

    iroiditis kronik yang sering dijumpai adalah tiroiditis limfositik atau tiroiditid

    9ashimoto. "ada tiroiditis 9ashimoto didapatkan infiltrasi limfosit ke seluruh kelenjar tiroid

    yang menyebabkan destruksi progresif folikel kelenjar. )alam beberapa tahun terjadi atrofi

    kelenjar dengan fibrosis. &erbagai ma*am antibodi antitiroid dapat ditemukan dalam kadar tinggi

    di darah sebagai tanda reaksi autoimun.

    "enyakit ini sering ditemukan dan sering dijumpai pada #anita. &iasanya mulai pada usia

    de#asa dengan atau tanpa pembesaran kelenjar tiroid. ika terdapat pembesaran kelenjar tiroid,

    akan dirasakan sedikit nyeri, padat pada palpasi, dan nyeri pada penekanan. "ada a#alnya

    penderita eutiroidisme, kemudian berubah se*ara bertahap menjadi hipotiroidisme yang

    memerlukan terapi substitusi dengan sediaan hormon tiroid. !truma 9ashimotot sering asimetrik.

    )iagnosis banding adalah karsinoma karena itu sering kali diperlukan tindakan biopsi guna

    konfirmasi diagnosis. "engobatannya trutama bersifat tindak bedah paliatif dan simptomatik (de

    ong,2011.

    Ti!oi$itis $e *e!/ain

    iroiditis menurut de Huer$ain merupakan inflamasi akut yang mengenai seluruhkelenjar tiroid, yang mungkin disbabkan oleh infiltrasi sel neurofil yang disusul oleh sel limfosit

    dan histiosit, jenis radang ini jarang ditemukan.

    ambaran klinis berupa pembesaran tiroid sedang atau ringan yang sangat nyeri disertai

    gejala dan tanda sistemik. "enyakit ini biasanya mereda setelah beberapa minggu, tetapi sering

    kambuh kembali. Umumnya penderita eutiroidisme, tetapi pada tahap akut mungkin terjadi

    hipertiroidisme. "engobatan dengan sediaan salisilat untuk menghilangkan nyeri. "ada stadium

    akut juga digunakan kortikosteroid untuk menekan inflamasi (de ong,2011.

    Ti!oi$itis Rie$el

    iroiditis 7iedel merupakan jenis yang sangat jarang ditemukan, juga dianggap sebagai

    reaksi autoimun. Kelenjar tiroid menjadi keras sehingga kelainan ini disebut juga struma kayuJ.

    Kelenjar sering berbentuk asimetris sehingga sukar dibedakan dengan adenokarsinoma

    anaplastik karena konsistensinya sangat padat. )iagnosis hanya dapat ditentukan dengan biopsi

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    18/46

    1?

    insisi. !truma 7iedel mungkin mengakibatkan kompresi trakea sehingga kadang membutuhkan

    dekompresi dengan pembelahan istmus atau istmektomi (de ong,2011.

    III. Neo+las"a

    a. Ka!sino"aNaso#a!ing

    De#inisi

    )iperkirakan kira-kira ?0@-'0@ keganasan nasopharyn> adalah berkembang dari sel

    epithelium. erdapat jenis *ar*inoma nasopharyn> berdasarkan gambaran histopatologisnya.

    6enurut D9B, dibagi

    -D9B type 1,atau suamous karsinoma sel

    -D9B type 2,atau non-keratin *ar*inoma

    -D9B type ,atau undifferentiated karsinoma

    E+i$e"iologi

    Karsinoma %asofaring merupakan keganasan tertinggi didaerah leher dari bidang ilmu

    penyakit 9 . sal tumor adalah dari epitel sel squamospada daerah nasofaring dan tempat

    predileksinya pada fossa Rossen Mulleri yang letaknya sangat tersembunyi sehingga sulit

    mendiagnosis penyakit ini pada stadium dini, selain juga tanda dan gejalanya yang tidak

    khas.ngka kematiannya *ukup tinggi.)i Indonesia penyakit ini termasuk dalam sepuluh besar

    keganasan dari seluruh tubuh.&anyak menyerang pada usia 30-=0 tahun, perbandingannya antaralaki-laki dan perempuan 2,81 (de ong, 2011.

    Etiologi

    /aktor "en*etus karsinoma nasofaring ada berbagai ma*am, antara lain

    enetik 9+-2, 9+-&.sin

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    19/46

    1'

    9igiene buruk

    .6aka ia di gunakan sebagai tumor maker.untuk menilai keberkesanan

    terapi.6enurut pemerhatian baha#a ?0@ penderita nasopharyn> *arsinoma menunjukkan

    adanya produk &:+2."roduk ini menyebabkan terjadinya penghalangan proses apoptosis.Ini

    menyebabkan perkembangan kanser tersebut.6enurut pemerhatian,memakan ikan asin dan

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    20/46

    20

    bahan kimia tertentu dapat memi*u terjadinya kanser nasopharyn> karsinoma tersebut (de ong,

    2011.

    Sta$i*" t*"o!

    T 0T*"o! +a$a naso#a!ing

    is umor insitu

    1 umor terbatas pada satu tempat ;sisi atau tumor tak tampak (hanya

    dengan biopsy.

    2 umor mengenai dua tempat

    5kstensi tumor ke*a$um nasi dan orofaring

    3 umor in$asi dasar tengkorak dan ner$i *ranialis.

    N 0Metastasis +a$a elen&a! li"#e

    %B idak ada metastase kelenjar limfe

    %1 unggal,ipsilateral,L M *m

    %2a unggal ipsilateral,L M -= *m.

    %2b 6ultipel ipsilateral,L M = *m.

    %2* &ilateral,L M = *m.

    % 6etastase pada nodus L M *m

    M 0Metastasis

    60 idak ada metastasis61 da metastasis jauh

    %e&ala lini

    sal tumor adalah dari epitel sel squamos pada daerah nasofaring dan tempat

    predileksinya pada fossa Rossen Mulleri yang letaknya sangat tersembunyi sehingga sulit

    mendiagnosis penyakit ini pada stadium dini, selain juga tanda dan gejalanya yang tidak khas.

    dapun tanda ataupun gejala yang timbul tergantung dimana perluasan tumor (de ong, 2011.

    pabila perluasannya ke arah atas, penderita akan merasakan diplopia. pabila

    perluasannya ke arah lateral, !ebelumnya penderita merasakan adanya lendir dibelakang hidung

    terus menerus yang tidak bisa dikeluarkan, rasa penuh ditelinga, telinga berdenging;gembrebeg

    (tinnitus, otalgia, adanya radang pada telinga tengah ( *ongeJan sampai dengan terjadinya

    robekan gendang telingan tanpa sebab yang jelas, dan tidak sembuh dengan pengobatan serta

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    21/46

    21

    terjadi berulang-ulang. 9al ini Karena adanya tumor pada daerah tenggorok bagian atas

    (nasofaring menutupi saluran yang menuju keliang telinga tengah (oklusib uba eusta*hi .

    &ila tumor sudah membesar (stadium lanjut, maka ia dapat meluas kerongga hidung

    bagian belakang ( koana dengan keluhan adanya hidung tersumbat ataupun mimisan ber*ampur

    dengan ingus dalam jumlah yang ber$ariasi .Keluhan pada tenggorok merupakan gangguan

    bi*ara,bernafas dan menelan dapat dijumpai bila tumor sudah membesar karena mendesak

    kerongga tenggorok (de ong, 2011.

    !ementara keluhan penglihatan dobel, karena tumor sudah meluas kedasar tengkorak

    sehingga mengakibatkan kelumpuhan pada syaraf-syaraf otot penggerak bola mata, dan mata

    menjadi juling yakni ner$us okulomotorius dan abdusen. danya gejala neurology pada syaraf

    *ranial seperti nyeri kepala dan nyeri disekitar #ajah juga sering dijumpai pada penderita kanker

    tenggorok akibat dari penekanan tumor pada syaraf disekitar kepala yakni ner$us trigeminus,glossofaringeus, $agus, assesorius .

    !tadium lanjut, karsinomanya mengalami metastasis ke kelenjar getah bening

    bermanifestasi sebagai benjolan yang teraba keras umumnya pada rantai kelenjar limfe jugularis

    profunda superior (de ong, 2011.

    Penatalasanaan

    7adioterapi masih merupakan pengobatan utama dan ditekankan pada penggunaan

    mega$oltage dan pengaturan dengan *omputer. "engobatan tambahan yang diberikan dapatberupa diseksi leher, pemberian tetrasiklin, faktor transfer, interferon, kemoterapi, seroterapi,

    $aksin dan anti $irus (de ong, 2011.

    !emua pengobatan tambahan ini masih dalam pengembangan, sedangkan kemoterapi

    masih tetap terbaik sebagai terapi adju$ant (tambahan. &erbagai ma*am kombinasi

    dikembangkan, yang terbaik sampai saat ini adalah kombinasi dengan *is C platinum sebagai inti.

    "emberian adju$ant kemoterapi *is C platinum, bleomy*in, dan 8 Cfluoroura*il sedang

    dikembangkan di bagaian 9 /KUI dengan hasil sementara *ukup memuaskan. )emikian pula

    telah dilakukan penelitian pemberian kemoterapi praradiasi dengan epirubi*in dan *is platinum,

    meskipun ada efek samping yang *ukup berat, tetapi memberikan harapan kehidupan yang *ukup

    baik.

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    22/46

    22

    Kombinasi kemo-radioterapi dengan mitomy*in : dan 8-fluoroura*il oral setiap hari

    sebelum diberikan radiasi yang bersifat Gradio sensiti4erG memperlihatkan hasil yang memberi

    harapan akan kesembuhan total pasien karsinoma nasopharing.

    "engobatan pembedahan diseksi leher radikal dilakukan terhadapa benjolan dileher yang

    tidak menghilang pada penyinaran (residu atau timbul kembali setelah penyinaran selesai, tetapi

    dengan syarat tumor induknya sudah hilang yang dibuktikan dengan pemeriksaan radiologik dan

    serologik. Bperasi tumor induk sisa (residu atau kambuh (residif diindikasikan, tetapi sering

    timbul komplikasi yang berat akibat operasi (de ong, 2011.

    Pe!aatan +aliati#

    "erhatian pertama harus diberikan pada pasien dengan pengobatan radiasi. 6ulut rasa

    kering disebabkan oleh kerusakan kelenjar liur mayor maupun minor se#aktu penyinaran. idak

    banyak yang dapat dilakukan selain menasihatkan pasien untuk makan dengan banyak kuah,

    memba#a minuman kemana pun pergi dan men*oba memakan dan mengunyah bahan yang rasa

    asam sehingga merangsang keluarnya aar liur. angguan lain adalah mukositis rongga mulut

    karena jamur, rasa kaku didaerah leher karena fibrosis jaringan akibat penyinaran, sakit kepala,

    kehilangan nafsu makan dan kadang kadang muntah dan rasa mual (de ong, 2011.

    Kesulitan yang timbul pada pera#atan pasien pas*a pengobatan lengkap dimana tumor

    tetap ada atau kambuh kembali. )apat pula timbul metastasis jauh pas*a pengobatan seperti

    ketulang, paru, hati, otak. "ada kedua keadaan tersebut diatas tidak banyak tindakan medis yangdapat diberikan selain pengobatan simptomatis untuk meningkatan kualitas hidup.

    Pen(ega)an

    "emberian $aksinasi pada penduduk yang bertempat tinggal didaerah dengan resiko

    tinggi. 6emindahkan (migrasi penduduk dari daerah dengan resiko tinggi ketempat lainnya.

    "enerangan akan kebiasaan hidup yang salah, mengubah *ara masak makanan untuk men*egah

    akibat yang timbul dari bahan bahan yang berbahaya. "enyuluhan mengenai lingkungan hidup

    yang tidak sehat, meningkatkan keadaan sosial-ekonomi dahn berbagai hal yang berkaitan

    dengan kemungkinan kemungkinan faktor penyebab. 6elakukan tes serologik Ig anti

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    23/46

    2

    Etiologi

    5tiologi pasti dari Karsinoma iroid ini belum dapat dipastikan, karena se*ara umum

    penyebab dari kanker itu sendiri sampai sekarang belum diketahui pasti. %amun terdapat

    beberapa fa*tor fa*tor resiko yang dapat menyebabkan karsinoma tiroid, yang antara lain ialah

    7i#ayat 7adiasi

    7i#ayat keluarga

    %odul soliter

    nak C anak

    +aki laki de#asa

    %odul tiroid timbul relatif *epat dan tidak sakit

    !truma pada anak anak!truma pada #anita N38 tahun

    Umur O 28 tahun 80@ ganas

    Umur O 18 tahun 8@ ganas.

    E+i$e"iologi

    Karsinoma tiroid agak jarang didapat , yaitu sekitar C 8@ dari semua tumor malignant.

    Insidennya lebih tinggi dinegara dengan struma endemik, terutama jenis tidak berdeferensiasi.

    Karsinoma tiroid didapat pada segala usia dengan pun*ak pada usia muda ( C 20 tahun dan usiasetengah baya (30 C =0 tahun. Insiden pada pria adalah sekitar ;100.000;tahun dan #anita

    ?;100.000;tahun. Kurang lebih 28@ terjadi pada struma nodusa. Karsinoma aganya timbal

    diantara nodul bukan didalamnya. ?0 @ Pdalah jenis papiller

    Patogenesis

    )ifrensiasi

    !el %ormal !el Kanker

    Bnkogen

    7adiasi

    "rotoonkogen

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    24/46

    23

    "roses Inisiasi

    "romosi

    "rogresi"ada keadaan a#al dimana sel sel tiroid dalam keadaan normal %amun setelah ada

    paparan dengan bahan bahan karsinogenik seperti terlihat pada bagan yakni radiasi maka sel

    normal tersebut dapat berubah menjadi sel kanker, dimana sel kanker juga melalui beberapa

    tahap, yakni Inisiasi, yakni dimana terjadi amplifikasi dari )% %amun &elum menimbulkan

    ekspresi gen, sehingga pada tahapo ini dapat dikatakan bah#a jumlah dari gen gen meningkat

    %amun belum menimbulkan efek kepada sel itu sendiri, %amun pada proses +!o"osidimana

    pada tahap ini terpapar lagi oleh bahan bahan karsinogenik dapat serupa dengan bahan pada saat

    tahap inisisai %amun dapat pula berbeda, pada tahap ini terjadi ekspresi gen dimana sel sel telah

    menjadi sel abnormal %amun pada tahap ini sel sel tersebut bersifat re$ersible dengan kata lain

    apabila pada tahap ini kita dapat mengobati dengan komplit maka sel tersebut dapat kembali

    menjadi sel normal kembali %amun apabila tidak komplit maka dapat menjadi sel kanker, dan

    selanjutnya pada tahap +!og!esimaka terjadi perubahan serta perbanyakan sel se*ara *epat dan

    tidak terkendali lagi (de ong, 2011.

    )an perubahan dari sel normal menjadi sel kanker perlu digarisba#ahi juga bah#a disini

    terjadi perubahan dari protoonkogen menjadi onkogen, dan terjadi inakti$asi dari supresorsehingga tidak ada lagi penghambat bagi sel tersebut untuk terus memperbanyak diri, maka

    jadilah sel normal tersebut menjadi sel ganas.

    %a"'a!an Klini

    "ada karsinoma tiroid ini terdapat beberapa tipe, dan masing masing tipe tersebut juga

    berbeda gambaran kliniknya, adapula pembagiannya ialah (de ong, 2011.

    a. 5pitelial

    denokarsinoma papillerdenokarsinoma folikuler

    Undifferentiated karsinoma;anaplastia

    !mall *ell karsinoma

    iant *eel karsinoma

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    25/46

    28

    !pindle *ell karsinoma

    Karsinoma meduller

    !uamos *ell karsinoma

    b. %on 5pitelial+imphoma

    !ar*oma

    6etastasis tumor

    6alignant teratoma

    Un*lassified tumor

    *. Dell )ifferentiated

    ype papillerype folikuler

    ype meduller

    d. Undifferentiated

    ype anaplastik

    Pe"e!isaan Ta"'a)an

    Untuk pemeriksaan tambahan guna dapat mendiagnosis karsinoma tiroid kita

    dapat lakukan sesuai dengan type karsinoma itu sendiri, yang antara lain

    1. A$enoa!sino"a Pa+ille!

    umor biasanya dapar diraba dengan mudah dan umunya dapat pula dilihat. Aang khas

    untuk tumor tiroid ialah tumor ikut dengan gerakan menelan.

    Ultrasonografi dapat dilakukan untuk membedakan nodul kistik atau padat dan

    menentukan $olume tumor. "emeriksaan 7oentgen berguna untuk melihat dorongan dan tekanan

    pada trakea serta kalsifikasi didalam jaringan tiroid. /oto thora> dibuat untuk melihat

    kemungkinan penyebaran kemediastinum bagaian atas atau ke paru (de ong, 2011.

    "emeriksaan sidik radioaktif tiroid dilakukan dengan yodium 11. &erdasarkan

    banyaknya yodium yang ditangkap oleh nodul tiroid dikenal nodul dingin, yaitu nodul yang

    menangkap yodium lebih sedikit dibandingkan sel kelenjar normal, atau tidak menangkat sama

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    26/46

    2=

    sekali. %odul hangat menangkap yodium radioaktif sama banyak dengan kelenjar normal, dan

    nodul panas menangkap yodium radioaktif lebih banyak. Karsinoma papiller biasanya kurang

    menangkap yodium atau sama sekali tidak menagkap.

    &iopsi insisi dianjurkanpada karsinoma tiroid yang masih layak bedah. &iopsi aspirasi

    jarum halus dapat dilakukan tetapi ketepatan diagnosis tergantung kepada kejelian ahli patologi

    atau sitologi.

    2. A$enoa!sino"a Me$*le!

    ika di*urigai denokarsinoma meduler maka dilakukan pemeriksaan kadar kalsitonin

    dalam darah sebelum atau sesudah suntikan pentagastrin atau kalsium.

    . A$enoa!sino"a Ana+lasti

    "ada anamnesis ditemukan struma yang telah diderita *ukup lama dan kemudian

    membesar dengan *epat. &ila disertai suara parau harus di*urigai denikarsinoma naplastik."emeriksaan penunjang berupa foto roentgen tora> dan seluruh tulang tubuh dilakukan

    untuk men*ari metastasis keorgan tersebut.

    Penatalasanaan

    Untuk penataksanaan karsinoma tiroid dilakukan sesuai dengan masing masing tipe

    karsinoma tiroid (de ong, 2011.

    1. A$enoa!sino"a Pa+ille!

    "ada struma nodul tunggal sebainya tidak dilakukan enukleasi, sebab bila hasilpemeriksaan patologi ternyata ganas maka sel tumor sudah ter*e*er dan pembedahan berikutnya

    menjadi tidak sempurna lagi. 9arus diingat bah#a sebagian struma nodul tunggal adalah ganas,

    dan juga nodul yang terba tunggal adalah tunggal mungkin merupakan bagian struma

    multinodusa. %odul soliter jinak jarang terdapat pada anak, pria (semua umur, dan #anit

    diba#ah 30 tahun. &ila ditemukan struma nodul tunggal pada golongan tersebut harus dianggap

    suatu keganasan dan dilakukan istmolobektomi. "ada pemeriksaan histopatologi, sekitar 10@

    menunjukkan keganasan dan biasanya jenis adenokarsinoma papiller.

    &ila ditemukan pembesaran kelenjar limfe leher, kemungkinan besar telah terjadi

    penyebaran melalui saluran limfe didalam kelenjar sehingga perlu dilakukan tiroidektomi total

    dan diseksi kelenjar leher pada sisi yang sama.

    )iseksi leher merupakan pengeluaran semua kelenjar limfe leher. &ila tidak ada

    penyusupan struktur diluar kelenjar getah bening, diseksi dapat dibatasi pada kelenjar getah

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    27/46

    2

    bening saja, artinya m. !terno*leidomastyoideus, n. **esorius dan $. ugularis interna tidak

    turut diangkat.; &edah diseksi leher yang dimodifikasi ini menguntungkan, karena pengangkatan

    m. !terno*leidomastoideus dan atrofi m trape4ius mengakibatkan gangguan kosmetik yang

    men*olok sekali. trofi m. rape4ius disebabkan karena putusnya n. **esorius pada

    pengeluaran m sterno*leidomastoideus.

    "enyulit tiroidektomi terpenting adalah gangguan n laryngeus inferior (n. 7e*urrens dan

    hipoparatiroid. "ada setiap tiroidektomi n re*urrens harus dipisahkan untuk men*egah *edera.

    "engobatan dengan radioaktif tidak memberi hasil karena adenokarsinoma papiller pada

    umumnya tidak menyerap yodium. "as*atiroidektomi total ternyata yodium dapat ditangkap oleh

    sel anak sebar tumor papiller tertentu sehingga pemberian pada keadaan itu yodium radioaktif

    bermanfaat. 7adiasi ekstern dapat diberikan bila tidak terdapat fasilitas radiasi intern. 6etastasis

    ditanggulangi se*ara ablasio radioaktif.2. A$enoa!sino"a 3oli*le!

    "embedahan untuk adenokarsinoma folikuler adalah tiroidektomi total. Karena sel

    karsinoma ini menangkap yodium, maka radioterapi dengan A 11 dapat digunakan. &ila masih

    tersisa ataupun terdapat metastasis, maka dilakukan pemberian yodium radioaktif ini.

    7adiasi ekstern untuk metastasis ternyata memberi hasil yang *ukup baik.

    . A$enoa!sini"a Me$*le!

    "enanggulangan tumor ini adalah tiroidektomi total. "emberian radioterapi tidakmemuaskan. "emberian yodium radioaktif juga tidak akan berhasil karena tumor ini berasal dari

    sel : sehingga tidak menangkap dan menyerap yodium.

    4. A$enoa!sino"a Ana+lasti

    "embedahan biasanya sudah tidak memungkinkan lagi, sehingga hanya dapat dilakukan

    biopsi insisi untuk mengetahui jenis karsinoma. !atu satunya terapi yang bisa diberikan adalah

    radiasi ekstern.

    P!ognosis

    Untuk prognosis dari karsinoma tiroid ini, maka dapat dikatakan bah#a denokarsinoma

    "apiller mempunyai prognosis yang bagus jika dibandingkan dengan tipe yang lainnya,

    sedangkan untuk denokarsinoma naplastik mempunya prognosis yang buruk jika dibanding

    denga tipe adenokarsinoma tiroid yang lainnya. )an untuk adenokarsinoma folikuler mempunyai

    prognosis bagus jika tipenya mikroin$asif.

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    28/46

    2?

    Ko"+liasi

    Karena untuk adenokarsimona tiroid ini ditangani sebagian besar dengan tiroidektomi

    total maka ada beberapa komplikasi dari tindakan tersebut, yang antara lain

    a. )urante Bperasi

    "erdarahan

    Krisis tiroid

    :edera ner$us, trakea dan esofagus

    "ratiroid terangkat

    b. "as*a operasi

    9ematoma

    ra*heomala*ia

    9ipokalsemia

    !uara parau; hilang

    ersedak

    (. Ka!sino"a La!ing

    De#inisi

    Karsinoma laring merupakan keganasan pada pita suara, kotak suara (laring atau daerah

    lainnya di tenggorokan.

    E+i$e"iologi

    Karsinoma laring jarang ditemukan pada #anita, rasio antara laki-laki dan #anita Qoleh

    beberapa peneliti disebutkan sebesar 10R18 1. )ata terakhir rasio ini memperlihatkan

    ke*enderungan peningkatan jumlah kasus penderita #anita. Usia penderita umumnya telah

    menginjak usia tua antara 38-8 tahun.

    "enelitian epidemiologik tumor ganas laring memperlihatkan beberapa faktor yang

    diduga berhubungan langsung atau tidak langsung dengan timbulnya keganasan, tersebut.

    &anyak bahan tertentu yang terdapat di lingkungan kita yang mempunyai sifat karsinogen atau

    pen*etus akti$itas karsinogen.

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    29/46

    2'

    7okok sigaret sering diasumsikan mempunyai peranan penting dalam timbulnya

    karsinoma laring, meskipun masih perlu dipertimbangkan faktor lain Qyang dapat bekerja sama

    dalam proses timbulnya tumor ganas.

    Etiologi $an Patogenesis

    5tiologi karsinoma laring sampai sekarang belum diketahui dengan pasti, tetapi para ahli

    menghubungkannya dengan bahan asing yang mengakibatkan iritasi kronis pada laring, sehingga

    dengan kemajuan industri dan perubahan kebiasaan mungkin insidensinya akan meningkat.

    &ahan FagentF karsinogen;prekarsinogen larings.

    Agent Dite"*an $i 5 $ala"

    sbes5tanolas mustard%ikel"olisiklik hidrokarbonembakau, nitrosamin6inyak, bahan kimia (hidrokarbon6$inyl, ben4en dan sebagainya.

    7 lingkungan, produk pabrik, tambangR dietR produk pabrikR produk pabrik, tambangR lingkungan, produk pabrikR rokokR produk pabrik

    )i dalam asap rokok sigaret terkandung suatu senya#a polisiklik aromatik hidrokarbon

    yang merupakan bahan bersifat prekarsinogen. !edang di dalam tubuh manusia terdapat sistem

    ensim arilhidrokarbonhidroksilase yang mampu mengubah bahan prekarsinogen (polisiklik

    aromatik hidrokarbon menjadi karsinogen. 6akin tinggi kadar kandungan 99 di dalam tubuh

    seseorang, makin tinggi pula risiko untuk menderita karsinoma laring.

    %e&ala linis

    ejala a#al yang memaksa penderita datang berobat umumnya karena perubahan suaraserak. )okter yang memeriksa pertama kali biasanya menghubungkannya dengan penyakit

    infeksi tuberkulosa laringQ . !uara serak menunjukkan adanya gangguan mekanisme getar pita

    suara karena adanya penambahan masa laring, kerusakan atau kelumpuhan. 9al ini dapat terjadiQ

    pada semua tingkat usia. !uara serak , akibat penambahan massa dapat terjadi pada. radang atau

    trauma yang menyebabkan edema laring. "enambahan massa oleh tumor disebabkan oleh

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    30/46

    0

    perubahan struktur histologis se*ara bertahap. Bleh karena ituQ akan mudah dibedakan kelainan

    suara serak se*ara akut dan disebabkan karena trauma, radang akut atau benda asing, sedangkan

    kelainan yang berlangsung kronis mungkin disebabkan radang kronis atau tumor. "ada tumor

    laring suara serak dimulai dengan gejala hilang timbul yang berjalan progresif dan akhirnya

    menetap. &iasanya gejala dini berupa suara serak pada pagi hari tanpa disertai gejala batuk.

    &ilamana disertai batuk umumnya berupa batuk kering non produktif2 .

    Karsinoma laring berdasarkan lokasi anatomis dibedakan atas karsinoma laring

    supraglotis, glotis dan subglotis. Karsinoma laring glotis dan subglotis akan menimbulkan gejala

    suara serak, sedangkan karsinoma laring supraglotis pada keadaan a#al tidak memberikan

    gangguan suara penderita2.

    Penatalasanaan

    !e*ara umum ada jenis penanggulangan karsinoma laring yaitu pembedahan, radiasi

    dan sitostatika, ataupun kombinasi daripadanya.

    I. Pe"'e$a)an

    indakan operasi untuk keganasan laring terdiri dari

    A. La!ingeto"i

    1. +aringektomi parsial

    +aringektomi parsial diindikasikan untuk karsinoma laring stadium I yang tidak

    memungkinkan dilakukan radiasi, dan tumor stadium II.2. +aringektomi total

    dalah tindakan pengangkatan seluruh struktur laring mulai dari batas atas (epiglotis dan

    os hioid sampai batas ba#ah *in*in trakea.

    B. Disesi le)e! !a$ial

    idak dilakukan pada tumor glotis stadium dini (1 C 2 karena kemungkinan metastase

    ke kelenjar limfe leher sangat rendah. !edangkan tumor supraglotis, subglotis dan tumor glotis

    stadium lanjut sering kali mengadakan metastase ke kelenjar limfe leher sehingga perlu

    dilakukan tindakan diseksi leher.

    "embedahan ini tidak disarankan bila telah terdapat metastase jauh.

    II. Ra$iote!a+i

    7adioterapi digunakan untuk mengobati tumor glotis dan supraglotis 1 dan

    2 dengan hasil yang baik (angka kesembuhannya '0@. Keuntungan dengan *ara

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    31/46

    1

    ini adalah laring tidak *edera sehingga suara masih dapat dipertahankan. )osis yang

    dianjurkan adalah 200 rad perhari sampai dosis total =000 C 000 rad.

    7adioterapi dengan dosis menengah telah pula dilakukan oleh Bgura, !om,

    Dang, dkk, untuk tumor-tumor tertentu. Konsepnya adalah untuk memperoleh

    kerusakan maksimal dari tumor tanpa kerusakan yang tidak dapat disembuhkan

    pada jaringan yang melapisinya. Dang dan !*hul4 memberikan 3800C8000 rad

    selama 3C= minggu diikuti dengan laringektomi total.

    III. Ke"ote!a+i

    )iberikan pada tumor stadium lanjut, sebagai terapi adju$ant ataupunpaliati$. Bbat yang diberikan adalah *isplatinum ?0C120 mg;m2

    dan 8 /U ?00C1000 mg;m2.

    Re)a'ilitasi

    7ehabilitasi setelah operasi sangat penting karena telah diketahui bah#a

    tumor ganas laring yang diterapi dengan seksama memiliki prognosis yang baik.

    rehabilitasi men*akup Vocal Rehabilitation, Vocational Rehabilitation dan Social

    Rehabilitation. P!ognosa

    ergantung dari stadium tumor, pilihan pengobatan, lokasi tumor dan

    ke*akapan tenaga ahli. !e*ara umum dikatakan fi$e years sur$i$al pada karsinoma

    laring stadium I '0 C '?@ stadium II 8 C ?8@, stadium III =0 C 0@ dan stadium

    I< 30 C 80@. danya metastase ke kelenjar limfe regional akan menurunkan 8 year

    sur$i$al rate sebesar 80@.

    $. Li"#o"a Maligna

    +imfoma merupakan golongan gangguan limfoproliferatif. "enyebabnya tidak diketahui,

    tetapi dikaitkan dengan $irus, khususnya 5pstein-&arr $irus yang ditemukan pada limfoma

    &urkitt. danya peningkatan insidens penderita limfoma pada kelompok penderita I)!

    pengidap $irus 9I

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    32/46

    2

    disebabkan oleh $irus. #al pembentukan tumor pada gangguan ini adalah pada jaringan

    limfatik sekunder (seperti kelenjar limfe dan limpa dan selanjutnya dapat timbul penyebaran ke

    sumsum tulang dan jaringan lain (de ong, 2011.

    +imfoma dibedakan atas dasar histopatologi mikroskopik dari kelenjar limfe yang

    terlibat. "enggolongan tersebut terdiri dari +imfoma 9odgkin dan %on 9odgkin. Dalaupun

    tanda dan gejala limfoma saling menutupi, pengobatan dan prognosis berbagai limfoma saling

    menutupi, pengobatan dan prognosis berbagai limfoma tetap berlainan. )engan demikian adalah

    suatu keharusan untuk menegakkan diagnosis se*ara tepat. Untuk tujuan ini, diambil sebuah

    kelenjar limfe atau lebih untuk diperiksa se*ara mikroskopis. +imfoma dibedakan menurut jenis

    sel yang men*olok yang terdapat pada kelenjar limfe. Umumnya, prognosis yang lebih baik

    dihubungkan dengan distribusi nodular dimana terdapat limfosit yang menonjol. Untuk

    mengenali asal neoplastik baik sebagai limfosit & ataupun sebagai limfosit , dilakukanpemeriksaan imunologis dan sitokimia#i (de ong, 2011.

    !alah satu determinan utama dari pengobatan maupun prognosis adalah stadium klinik

    penderita #aktu diagnosis itu dibuat. !etelah diagnosis jaringan ditegakkan, harus dilakukan

    penggolongan meurut stadiumnya. Ini biasanya berupa (de ong, 2011.

    1. "emeriksaan fisik dengan perhatian khusus pada system limfatik (kelenjar limfe, hati dan

    limpa

    2. 9itung sel darah rutin, pemeriksaan diferensiasi dan hitung trombosit. "emeriksaan kimia#i darah (fungsi ginjal dan hatiE asam urat

    3. "embuatan radiogram dada untuk melihat adanya adenopati di hillus (pembesaran

    kelenjar limfe bronkial

    8. : !*an dada, abdomen dan pel$is

    =. +imfangiogram bipedal untuk memeriksa adanya keterlibatan kelenjar retroperitoneal dan

    iliaka.

    . !*an tulang jika ada nyeri tekan pada tulang

    &iopsi sumsum tulang bilateral merupakan indikasi bagi penderita yang disertai gejala

    sistemik atau pada stadium III. "ada keadaan dimana sumsum tulang tidak terlibat, biasanya

    dilakukan laparatomi dengan splenektomi dan biopsi hati untuk mendapatkan diagnosis akurat

    pada penderita penyakit 9odgkin. indakan ini tidak rutin dilakukan pada penderita limfoma

    non-hodgkin.

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    33/46

    Li"#o"a Non,Ho$gin

    +imfoma non hodgkin merupakan salah satu jenis limfoma maligna atau keganasan sel

    limfoid. Keganasan ini dapat berasal dari sel limfosit &, +imfosit atau berasal dari sel %atural

    Killer. +imfoma %on 9odgkin yang berasal dari +imfosit & adalah yang paling sering (?8 @

    sedangkan yang berasal dari +imfosit dan %K berjumlah 18 @. Kemajuan ilmu pengetahuan

    dalam bidang imunologi dan fisiologi limfosit, seperti membedakan limfosit dalam jenis sel &

    atau sel memberikan klasifikasi yang lebih pasti dari limfoma non 9odgkin. !e*ara garis besar

    berdasarkan gradenya +imfoma %on 9odgkin dibedakan atas lo#-grade, intermediateCgrade dan

    high-grade (de ong, 2011.

    Etiologi

    a ranslokasi kromosom memegang peranan penting penyebab terjadinya limfoma

    maligna.

    b

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    34/46

    3

    o +imfadenopati difus tanpa rasa sakit dan dapat menyerang satu atau seluruh

    kelenjar limfe perifer

    o 7egresi spontan kelenjar limfe yang membesar

    o ejala konstitusional berupa demam (N?T:, penurunan berat badan,

    berkeringat pada malam hari

    o pabila menginfiltrasi atau mengin$asi sumsum tulang belakang akan

    menyebabkan *ytopenia.

    o +emah dan lesu

    Intermediate-grade lymphomas 9igh-grade lymphomas

    o denopathy

    o ejala konstitusional

    o +ymphoblasti* lymphoma, high-grade lymphoma, menunjukkan adanya massa

    mediastinum anterior dan posterior

    o "asien dengan limfoma burkitt menunjukkan adanya massa abdomen yang besar

    dan adanya gejala obstruksi dari saluran pen*ernaan

    o 9idronefrosis obstruksi terjadi pada penderita limfoma burkitt akibat obstruksi

    dari ureter

    o ejala-gejala lain pada saluran pen*ernaan, kulit, tulang, traktus urinarius, tiroid

    dan susunan saraf pusat

    Pe"e!isaan ta"'a)an

    a. 3isi

    +o#-grade lymphomas

    o denopathy perifeer

    o !plenomegali

    o 9epatomegali

    Intermediate- and high-grade lymphomas

    o +imphadenopathi

    o !plenomegali

    o 9epatomegali

    o 6assa abdomen yang besar.

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    35/46

    8

    o 6assa testis

    o +esi pada kulit berupa lesi yang berhubungan dengan limfoma sel kutaneus

    (my*osis fungoides, anaplasti* large *ell lymphoma, dan angioimmunoblasti*

    lymphoma

    o /oto dada menunjukkan massa mediastinum bulky, yang berhubungan dengan

    primary mediastinal large &-*ell lymphoma atau lymphoblasti* lymphoma

    '. La'o!ato!i*"

    "emeriksaan darah rutin menunjukkan

    o nemia akibat autoimun hemolysis, perdarahan dan akibat inflamasi kronik.

    o rombositopenia, leu*openia hingga pansitopenia akibat infiltrasi pada sumsum

    tulang.

    o +ymphositosis dan trombositosis

    "eningkatan kadar +aktat )ehirogenase (+)9 dan gangguan fungsi hati

    "eningkatan beta 2-mikroglobulin

    Penatalasanaan

    erapi pada limfoma milignat non hodkin diberikan berdasarkan staging

    a. !tage Ia, Ib, IIa 7adioterapi

    b. !tage IIb dan seterusnya Kemoterapi

    Karena pada +imfoma %on 9odkin dibagi atas tipe lo# grade dan high grade maka

    terapinya juga berdasarkan grade tersebut.

    Lo %!a$e

    7egimen :imad

    Hig) %!a$e

    7egimen :9B"

    - :y*lopospamid

  • 5/24/2018 REFERAT BENJOLAN PADA LEHER FIFI.doc

    36/46

    =

    - )o>orubi*in

    - imad

    ransplantasi stem sel autolog

    P!ognosis

    /aktor prognosis buruk

    Usia N =0 tahun

    Kadar +aktik )ehidrogenase meningkat

    !tage III;I