Upload
rizky-natanael-adam
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 1/25
NYERI
Nyeri merupakan fenomena kompleks mencakup baik komponen sensorik dan
afetif (Galer dkk,,2002). Komponen nyeri sensorik tergantung pada rangsangan
yang naik mealui traktus spinotalamikus dan Trigeminotalamikus ke korteks
serebri. Pengolaan sensorik pada tingkat ini mengasilakan persepsi kualitas
nyeri (menusuk , membakar , kesakitan ) , lokasi dari stimulus nyeri , intensitas
nyeri , dan lamanya nyeri. !espon afetif teradap stimulus nyeri mencakup
peratian dan gaira , refleks somatik dan otonom , respon endokrin , dan
perubaan emosi. "adi secara kolektif men#elaskan keadan tidak menyenankan
dari stimulus nyeri.
$efinisi nyeri yang diterima asosiasi internasional untuk penelitian nyeri
ditekan pada keragaman % keadaan nyeri sebagai keadaan fisik . emosi , dan
fisiologis. &al ini diketaui ba'a nyeri tidak selalu berkorelasi dengan tingkat
adanya kerusakan #aringan. Kegagalan untuk memaami banyaknya faktor yang
mempengarui rasa nyeri dan bergantung #uga pada asil pemeriksaan fisik dan
u#i laboratorium klinik , seingga paam dan dapat memberikan pengobatan yang
baik teradap nyeri. Konsep anatomi untuk inerensi sederana seperti
neuroektomi atau rioectomi yang meningkatkan nyeri atau menciptakan nyeri
yang lebi menyedikan.
Pada kenyataannya, syatem nociceptif sangat kompleks dan muda
beradaptasi. *ensitiitas sebagian besar komponennya dapat direset dengan
berbagai kondisi fisiologis dan patologis. obat inoatif sedang dikembangkan
untuk penyebab nyeri dengan tindakan transduksi nyeri , transmisi , interpretasi
dan modulasi baik dalam sistem saraf perifer (**P), dan sistem saraf pusat (**P).
DAMPAK SOSIAL
Nyeri (nyeri punggung, sakit kepala, artritis) adala satu alasan paling umum
untuk berkun#ung ke dokter. $iperkirakan ba'a nyeri kronis mempengarui
sebanyak +0 populasi de'asa (Gla#cen, 200-). Prealensi nyeri punggung
1
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 2/25
berkisar dari sampai / dan teutama pada pasien antara +1 dan 0 taun.
$iperkirakan ba'a +00 #uta orang dengan ri'ayat nyeri musulo3skeletal
(&elmic dkk. -441). Pasien dengan penyakit ganas sering mengalami
peningkatan nyeri , karena penyakit mereka berlangsung. 5iaya untuk pasien
dengan nyeri kronis #umlanya besar per taun yaitu dikaitkan dengan nyeri
punggung, migrain, sakit kepala, dan artritis adala +0 miliar dolar (tidak
termasuk prosedur beda , keilangan ari ker#a (6nand dan 7raig, -44).
NYERI NEUROLOGI
!i'ayat nyeri melibatkan serangkaian proses neuro3fisiologis kompleks yang
mencerminkan empat komponen yang berbeda8 transduksi, transmisi, modulasi
dan persepsi. Transduksi adala proses dimana stimulus berbaaya diuba
men#adi impuls listrik di u#ung saraf sensorik. Transmisi adala konduksi impuls
listrik ini ke sistem saraf pusat dengan koneksi utama pada saraf yang terdapat di
tanduk dorsal sumsum tulang belakang dan talamus dan korteks somatosensork.
9odulasi nyeri adala proses menguba transmisi nyeri. *angat mungkin ba'a
kedua mekanisme pengambatan dan rangsang nyeri memodulasi (Nociceptie)
transmisi impuls dalam sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat. Persepsi nyeri
diduga ter#adi di talamus dengan korteks men#adi penting untuk membedakan
ri'ayat sensorik tertentu (6nand dan 7raig -44).
Nyeri dapat ter#adi tanpa adanya ke#adian empat langka tersebut.
9isalnya trigeminal neuralgia ter#adi tanpa transduksi stimulus baan kimia pada
nociceptor saraf demielinasi. (tanpa aksonnya). 9odulasi rangsangan nyeri tidak
ter#adi #ika saluran sistem saraf tertentu terluka. 9isalnya nyeri tungkai antu
ter#adi dalam ketiadaan nosisepsi (reseptor nyeri).
2
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 3/25
MODULASI RESEPTOR NYERI
9odulasi rangsangan nyeri dapat ter#adi di perifer atau di setiap titik di mana
transmisi sinaptik ter#adi.
Tabel 44.1. Pengobatan nyeri nero!ati" #engan obat a$%an.
:bat 9ekanisme ker#a
7arbanaepine 5lokade saluran ion sodium
Gamapentin ;fek pada saluran ion Kalsium
<idocaine patc 5lokade saluran ion sodium
Perlindungan mekanik kulit allodynic
9e=ilentine 5lokade saluran ion sodium
>enitoin 5lokade saluran ion sodium
Noetryptiline Neurotransmitter reuptake inibitor
$esipramine Neurotransmitter reuptake inibitor
Kortikosteroid ;fek anti inflamasi
5lokade saluran ion sodium
Penurunan permiabilitas kapiler
7lonidine 5lokade aalfa adrenergic
Mo#la&i Peri'er
9odulasi penerima rangsangan perifer ter#adi dengan baik melalui pelepasan
baan kimia dekat Nociceptor tersebut. 7edera #aringan mengaktifkan nosiseptor
perifer dengan pelepasan neurotransmitter seperti substansi P dan Glutamat yang
langsung mengaktifkan nosiseptor. 9ediator lainnya (5radykinin, istamin,
prostaglandin, serotonin, kalium, dan ion idrogen, asam laktat) lebi peka dan
mengaktifkan nociceptor dan bertindak sebagai mediator inflamasi. *umber at ini
berasal dari sel iskemik yang rusak dan sel mast di daera cedera, serta plasma
dan trombosit sekitar nociceptors. 6spirin, obat anti inflamasi nonsteroid dan
3
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 4/25
inibitor cycloo=igenase memiliki efek analgesik dengan cara mengambat
sintesis prostaglandin.
Mo#la&i S!inal
9odulasi spinal merupakan asil dari aksi neurotransmitter di tanduk dorsalis
atau dari refleks Tulang belakang , yang menyampaikan impuls eferen kembali ke
nociceptie perifer. !angsang asam amino glutamat dan aspartat transmitter dan
beberapa neuropeptida (peptida intestinal asoaktif, kalsitonin, neuropeptida ?)
memodulasi transmisi sinyal aferen nociceptie. *abustance P merupakan
neuromodulator penting dapat meningkatkan atau memperburuk rasa sakit. @at
pengambat dalam regulasi impuls aferen di tanduk dorsalis termasuk #uga
gamma aminobutyric acid, glicine, enkepalins, endorfin, atau epinefrin, dopamin
dan adenosin.
Mo#la&i S!ra&!inal
*aluran pengambat yang turun dari batang otak dari sel yang terdapat di bagian
akuadutus substansia grisea. *aluran pengambat ini turun ke fasikulus
dorsolaterals dan sinapsis tanduk dorsalis. Neurotransmiter bertidak sebagai presinaptik pada saraf yang pertama (first order neuron) dan pada postsynaptic
pada saraf yang kedua (second order neuron) di tractus spinotalamikus. *earabut2
saraf yang di kenal sebagai peserta modulasi pengambatan termasuk sistem
opioid dan pembantu neurotransmiter ( endorpin , enkepalin , dan neuropeptida
lain. 6nalgesia di asilkan selama stimulasi listrik pada periaAuaductus substansia
grisea.
Neurotransmitter dilepaskan dari proyeksi yperpolarisasi 6 dan serat 7
yang berfungsi untuk meniadakan depolarisasi melalui pengurangan pelepasan
ba'a terminal pendekatan seingga mengurangi pelepasan neurotransmiter
seperti substansi P. selain #alur pengambat opioid turun , #alur monoamine
berasal dari peraAuaductal substansi griea. *timulasi #alur ini mengambat
transmisi sinaptik di tanduk dorsal. 9irip dengan pengambatan yang diasilkan
ole sistem opioid. &yperpolarisasi pada saraf ter#adi penurunan aksi potensial
4
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 5/25
dan penurunan pelepasan neurotransmitter. &yperpolarisasi saraf ter#adi karena
pembukaan saluran ion kalium dan pengambatan gerakan ion kalsium.
Mo#la&i "ogniti'
Nyeri pada modulasi kognitif melibatkan kemampuan pasien yang berubungan
dengan pengalaman nyeri. 9isalnya, pengalaman nyeri yang dialami dalam
lingkungan yang menyenangkan akan mengasilkan respon nyeri yang lebi
berkurang dari pada pengalaman nyeri yang dialami ditempat yang muda
mencetuskan depresi. 6rea lain dari persepsi ini difokuskan anya diduga pada
#umla yang tepat pada impuls aferen yang bisa mencapai pusat kortikal. "ika
konsentrasi nyeri pada seorang pasien digambarkan terpisa dan tidak
berubungan, sangat mungkin untuk mengurangi efek dari sensasi nyari
(biofeedback atau ypnosis)
Nero!la&ti&ita&
Neuroplastisitas menggambarkan modulasi dinamis dari impuls saraf. *araf
perifer meningkat, perubaan lain #uga ter#adi pada rangsangan neuron di medulla
spinalis, menguba respon tersebut men#adi impuls aferen. *ensitisasi sentral padaimpuls aferen merupakan asil dari perubaan fungsional dalam medulla spinalis
yang prosesnya disebut neuroplastisitas. Penya#ian sementara dari #umla dan
durasi dari potensial menimbulkan per stimulus yang ter#adi di neuron bagian
kornu dorsal yang disebut sebagai sebagai B >enomena Cind DpB. >enomena
Cind Dp merupakan asil dari aksi potensial yang ter#adi terus3menerus ingga
0 detik setela pengentian stimulus, dan asil dar proses perubaan pada
medulla spinalis dapat berlangsung selama - sampai / #am.
Plastisitas sinaptik medulla spinalis melibatkan pengikatan glutamat
men#adi reseptor N3metyl3$3aspartat (N9$6) serta mengikat substansi P dan
neurokins. Pengikatan glutamat pada reseptor N9$6 menguba magnesium
dependent block kanal ion, kemudian meningkatkan permeabilitas selular untuk
semua kation, terutama ion kalsium dan natrium. Glutamat #uga mengaktifkan
reseptor alpa3ydro=y3/3amino313metil3+ iso=aoleproprionate (69P6) yang
mengontrol depolarisasi terutama melalui modulasi peningkatan natrium yang
5
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 6/25
masuk ke sel. *elain peningkatan modulasi rangsangan, mekanisme tranmitter dan
seluler ini memperantarai perubaan sel postsinaptik, yang mengara ke
perubaan konduksi saraf yang menetap.
(ISIOLOGI SARA( PERI(ER
No&i&e!tor )Re&e!tor Nyeri*
Nosiceptor adala u#ung3u#ung saraf bebas yang terletak pada kulit, otot, sendi,
organ dalam, dan pembulu dara. Nociceptor ini bertanggung #a'ab untuk
mendeteksi adanya stimulus noksius yang diasilkan dari baan kimia, termal
(panas, dingin), atau perubaan mekanis. $alam #aringan normal, nosiseptor tidak
aktif sampai adanya stimulasi ole energi yang cukup untuk mengatasi ambang
stimulus tersebut. "adi nosiseptor mencega penyebaran sinyal acak (fungsi
skrining) ke **P untuk menginterpretasikan rasa nyeri.
*inaps neuron nosiseptif di bagian kornu dorsal medulla spinalis dengan
kedua interneuron lokal dan neuron proyeksi yang memba'a informasi nociceptif
ke pusat3pusat yang lebi tinggi di batang otak dan talamus. 5erbeda dengan
reseptor sensorik lainnya, reseptor rasa sakit tidak beradaptasi. Kegagalan reseptor
nyeri untuk beradaptasi adala pelindung karena memungkinkan seseorang untuk
tetap sadar dari kerusakan #aringan yang berlan#ut. *etela kerusakan tela
ter#adi, nyeri biasanya minimal. Timbulnya rasa sakit dalam #aringan
menyebabkan iskemik akut yang berubungan dengan la#u metabolisme.
9isalnya, nyeri pada otot skeletal yang mengalami iskemik pada ter#adi -1
sampai 20 detik, tetapi tidak selama 20 sampai /0 menit di kulit yang iskemik.
Nosiseptor #enis tertentu bereaksi teradap berbagai #enis rangsangan.
5eberapa nosiseptor 7 dan nosiseptor 6 delta anya bereaksi teradap rangsangan
panas atau rangsangan dingin, sedangkan nosiseptor yang lain bereaksi teradap
beberapa rangsangan (kimia, panas, dingin). 5eberapa reseptor 6 beta aktiitas
seperti nosiseptor. *erat sensorik mekanoreseptor 6 beta dapat dilibatkan untuk
mengirimkan sinyal yang akan ditafsirkan sebagai nyeri ketika lingkungan
6
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 7/25
tersebut beruba ole inflamasi dan produk inflamasinya. 6llodynia mekanik
(nyeri atau sensasi terbakar yang disebabkan ole menyentu caaya) asil dari
keterlibatan mekanoseptor 6 beta.
Nosiseptor isceral, tidak seperti nociceptor di kulit, tidak dirancang anya
untuk reseptor nyeri karena organ internal #arang terkena energi yang berpotensi
merusak. 5anyak rangsangan yang merusak (memotong, membakar) tidak
mengasilkan nyeri bila diterapkan pada struktur isceral. *ebaliknya,
peradangan, iskemia, peregangan mesenterika, dilatasi, atau spasme organ dalam
yang berongga dapat mengasilkan spasme yang lebi ebat. !angsangan ini
biasanya berubungan dengan proses patologis, dan nyeri yang terinduksi dapat
men#alankan fungsi penyembuan dengan mempromosikan imobilitas
Tran&#"&i
;nergi mekanik, panas, atau kimia diuba men#adi potensial aksi listrik
(transduksi) yang mampu menyebarkan (transmisi) sepan#ang serabut saraf
menu#u medulla spinalis ketika ambang istiraat dari sebua nosiseptor
terlampaui. Penyebaran aksi potensial ter#adi melalui pembukaan dan penutupan
kanal ion natrium dan kalium. Nosiseptor dapat mendeteksi stimulus (menyentu
benda panas) dan mengasilkan aksi potensial yang mengasilkan persepsi nyeri
sebelum kerusakan #aringan ter#adi (pelindung).
*elain generasi aksi potensial, ada se#umla peristi'a lain yang ter#adi
setela deteksi stimulus berbaaya. Peradangan akut merupakan perkembangan
dari respon kerusakan #aringan berat untuk melindungi #aringan yang rusak dan
menimbulkan penyembuan. 5eberapa mediator inflamasi (bradikinin,
prostaglandin, serotonin, istamin, sitokin) yang dikeluarkan untuk merespon
cedera #aringan. 5radikinin dianggap sebagai mediator pertama yang
menyebabkan aktiasi second messenger yang mengakibatkan peningkatan
konduktansi dan sensitisasi kanal ion natrium. Prostaglandin meningkatkan
aktiitas bradikinin dan berkontribusi untuk respon inflamasi.
Paparan mediator inflamasi ini menyebabkan serat 6 delta dan serat 7
melalui sensitisasi perifer seingga ambang batas stimulus tersebut menurun dan
7
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 8/25
intensitas meningkat dan berkepan#angan. &al ini menyebabkan peningkatan
frekuensi sinyal rasa nyeri yang sampai di **P. Pada kebanyakan kasus inflamasi
akut, dengan proses alami dapat menyembukan #aringan dan sensitisasi perifer
berkurang dan nosiseptor kembali ke ambang istiraat. Nyeri kronis,
bagaimanapun, ter#adi ketika suatu kondisi yang tidak diketaui berubungan
dengan peradangan tidak selesai, seingga sensasi rasa sakit terus3menerus karena
rangsangan stimulus nyeri yang normal (iperalgesia) dan ter#adinya sensasi nyeri
dalam menanggapi rangsangan biasanya tidak menyakitkan (allodynia).
+i!eralge&ia
&iperalgesia adala penurunan ambang nyeri di daera peradangan seingga #ika
rangsangan kecil dapat menyebabkan rasa nyeri. &al ini kemungkinan besar
karena reaksi lokal mediator kimia dari sel3sel yang terluka di daera yang
meradang, seingga menasilkan sensitisasi reseptor nyeri. 9etabolit dari asam
arakidonat dan bradikinin tampaknya memiliki peran penting dalam sensitisasi
reseptor nyeri.
Tran&,i&i
*inyal rasa sakit yang ditularkan dari nociceptors sepan#ang serabut mielin 63
delta (konduksi cepat untuk respon a'al) dan serat 7 unmyelinated (konduksi
lambat untuk respon yang lebi tertunda). *erat ini aferen masuk sumsum tulang
belakang meskipun akar saraf dorsal dan berakir pada sel3sel di orn dorsal.
8
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 9/25
++3- Trauma pada #aringan menyebabkan pelepasan lokal beberapa at kimia (at
P (*P), bradikinin (5K), serotonin (13&T), prostaglandin (PG;) dari kaskade
metabolit asam arakidonat dari u#ung saraf aferen seingga asodilatasi,
peningkatan permeabilitas askuler (peradangan), dan sensitisasi nosiseptor
(iperalgesia primer) ($ari $al "5, Kelet &. nonsteroid anti3inflamasi) obat8
pemikiran untuk digunakan dalam nyeri pasca operasi para 5r " 6naest -44-E
8.. 0/3 -2E dengan iin)
Nyeri La,bat #an -e!at
$ua #enis kualitatif berbeda dari rasa nyeri dapat segera timbul (Gambar. ++32 dan
++3/) (Guyton and &all, 2000). 7epat lambat nyeri, baik lokal, menusuk sensasi
yang cocok untuk stimulus, seperti cocokan peniti atau sayatan beda kulit.. Nyeri
ini dimulai tiba3tiba ketika stimulus diterapkan dan berakir segera ketika
stimulus akan diapus. &asil nyeri cepat dari stimulasi kecil. "enis mielin 63delta
serabut saraf dengan konduksi kecepatan -2 sampai /0 m % s. 9ielinisasi dari
akson menyediakan persimpangan yang memungkinkan sinyal nyeri listrik untuk
melompat, seingga transmisi sinyal nyeri yang cepat. Tipe kedua dari sensasi
nyeri, nyeri lambat, ditandai sebagai berdenyut, membakar, atau sakit sensasi yang
buruk lokal dan kurang spesifik terkait dengan stimulus. Nyeri ini dapat terus
lama setela pengapusan stimulus. &asil nyeri lambat dari stimulasi yang lebi
9
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 10/25
primitif, unmyelinated #enis serat saraf 7 dengan eloties konduksi 0,1 sampai 2m
% s. *emakin #au dari stimulus otak.
Gambar ++32. Penularan baik cepat dan sinyal rasa nyeri lambat3kronis ke dalam
dan melalui tulang belakang dalam per#alanan ke otak, (Guyton 67, 5alai ";,
Te=tbook fisiologi medis.
Gambar ++32. Transmisi sinyal rasa nyeri ke otak, talamus dan korteks serebral
dengan cara nyeri ke serabut (sarp) dan nyeri lambat (burning) serabut.
10
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 11/25
5erasal, semakin besar perbedaan temporal dua komponen. Fni adala langsung,
rasa sakit menusuk langsung memberitau orang ba'a kerusakan #aringan
ter#adi. *edangkan nyeri terbakar men#adi sumber ketidaknyamanan yang
berkelan#utan. *erabut saraf untuk suu mengikuti #alur yang sama seperti serat
untuk nyeri. 9emang, artifisial diterapkan nyeri dalam bentuk stimulus panas
menyebabkan nyeri di ampir semua indiidu ketika suu kulit melebii +/
celcius.
Nyeri Sara'
Nyeri neuropatik dari asal perifer adala #enis yang berbeda dari rasa nyeri
kronik yang ter#adi dalam ketidakadaan lengkap reaksi inflamasi. Kerusakan
langsung asil saraf perifer di debit spontan ektopik terus3menerus sinyal rasa
nyeri (nyeri neuropatik). *elain itu, 'ilaya anatomi yang terlibat men#adi sensitif
teradap rangsangan (mekanik, termal) yang mengakibatkan berat iperalgesia
dan pada kronis, allodynia. *ensitisasi perifer ini dapat berkontribusi untuk
iperalgesia sekunder dan sensitisasi sentral.
PUSAT SISTEM SARA( (ISIOLOGI
Transmisi nyeri dari nosiseptor perifer ke sumsum tulang belakang dan struktur
yang lebi tinggi dari **P adala dinamis.
TAEL 44/0 (AKTOR/(AKTOR YANG MEMPENGARU+I AKTIASI
PENURUNAN SISTEM NYERI
Tingkat aktiasi segmental dan neuron inibitor desenden di dorsal.
*ebelumnya suda ada konsentrasi rangsangan neurotransmitter
Tingkat aktiasi inibisi neurotransmiter
Fntensitas stimulus yang berbaaya
Tingkat sensitisasi nosiseptor di perifer
Proses yang melibatkan beberapa #alur, reseptor numoreus, neurotransmitter dan
utusan sekunder. >ungsi dorsal orn sebagai pusat pengubung untuk kegiatan
11
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 12/25
sensorik nosiseptif dan lainnya. Tingkat aktiasi sistem proyeksi nyeri naik
tergantung pada beberapa faktor
Pnggng +orn #an A&2en#ing no2i2e!ti%e Pat3ay
*erat aferen primer serta badan sel berada di akar dorsal ganglion, terubung
dengan sel saraf kedua, terletak di tandu dorsal sumsum tulang belakang. *erat
aferen dari nosiseptor perifer memasuki sumsum tulang belakang. $alam akar
dorsal dan naik atau turun beberapa segmen dalam saluran <issauer sebelum
memasuki sinaps di tanduk dorsal.
Te dorsal orn terdiri dari enam lamina (liat Gambar. ++32) (Guyton dan &all,
2000). <amina F dan FF adala situs pemutusan aferen serat37 dan dua lamina ini
dikenal sebagai substantia gelatinosa. *ubstantia gelatinosa penting untuk
integrasi dan modulasi dari informasi yang masuk pada nosiseptif. <amina
adala bagian kedua Wide Dynamic Range (WDR) dan Nociceptive Specific (N*)
dari neuron3 neuron yang menerima masukan dari neuron nociceptie dan non
nociceptie. N* neuron anya menanggapi rangsangan berbaaya di daera
perifer, sedangkan C$! menanggapi rangsangan berbaaya dari berbagai #enis.
Kedua #enis neuron ini diyakini penting dalam persepsi informasi nociceptie.
*eringkali keadaan nyeri kronis dapat di#elaskan dalam ubungannya sel3sel ini
dan koneksi supraspinalnya.
Tran&,i&i #an ,o#la&i
$orsal orn dan lamina memiliki fungsi sebagai penerima aktiasi potensial aksi
dari pinggiran melalui neuron aferen primer. Neuron aferen primer ini berakir
pada tanduk dorsal dan sinaps dengan neuron aferen sekunder. Neuron sekunder
ini bertindak sebagai sel gerbang untuk memberikan modulasi a'al potensial aksi
di tanduk dorsal. $ua kelas utama neurotransmiter yang berubungan dengan
transmisi nociceptie primer afferent di tanduk dorsal serta asam amino yang
merangsang glutamat dan neurokinin peptida seperti susbstance P.
12
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 13/25
T3ala,& #an -orte5 -erebral
*etela meninggalkan tanduk dorsal dan naik melalui #alur nyeri spinotalamikus
dan lainnya, potensial aksi nociceptie mencapai pusat yang lebi tinggi pada otak (formasi reticular, otak bag. tenga, ipotalamus, korteks serebral). *etiap daera
otak memberikan kontribusi untuk pengembangan pengalaman rasa sakit dan
reaksi selan#utnya. $aera ini bertindak untuk mengingatkan indiidu untuk rasa
sakit dan baaya yang menyertainya, mengurangi rasa sakit melalui modulasi
nyeri dan mencega kerusakan #aringan lebi lan#ut. *elain itu, fungsi otonom,
fungsi motorik, dan modulasi #alur nyeri merespon, sebagai asil dari aktiitas di
daera pusat ini. *angat mungkin ba'a beberapa sistem otak yang kompleks
yang terlibat ketika sinyal rasa sakit mencapai otak. Korteks cingulated penting
dalam memproses informasi nociceptie.
*el3sel pada lamina - dan adala sel spinotalamic, dan sekitar 1 dari serat
yang berasal dari sel3sel ini menu#u ke traktus spinotalamikus kontralateral.
5agian filogenetis yang lebi baru dari saluran spinotalamic (saluran
neospinotalamic) bertanggung #a'ab untuk bagian posterior dari talamus dan
dianggap terubung ke aspek spasial dan temporal persepsi nyeri. 5agian
filogenetis tua dari spinotalamikus (paleospinotalamic) adala saluran yang
bertanggung #a'ab ke talamus medial dan bertanggung #a'ab untuk inisiasi
aspek menyenangkan dari rasa sakit serta respon sistem saraf otonom teradap
rasa sakit. "alur lain yang terlibat dalam transmisi impuls nyeri termasuk saluran
spinoceical, traktus spinoreticular, dan saluran spinomesencepalic. Fmpuls nyeri
per#alanan dari talamus ke daera somatosensori korteks serebral. Pengapusan
lengkap daera3daera kortikal tidak mengganggu kemampuan indiidu untuk memaami rasa sakit, menun#ukkan ba'a talamus berpartisipasi dalam persepsi
sadar nyeri. &al ini menyebabkan spekulasi ba'a korteks serebral penting untuk
menafsirkan intensitas nyeri meskipun persepsi nyeri tampaknya didominasi ole
fungsi pusat otak yang lebi renda.
*erat aferen melakukan tafsiran #enis nyeri dan berakir di daera reticular batang
otak. $aera ini mengirimkan sinyal untuk mengaktifkan sebagian besar 'ilaya
otak, terutama melalui talamus ke korteks serebral dan ipotalamus. *timulasi
13
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 14/25
untuk aktiasi sistem reticular dengan rasa seperti terbakar dan nyeri
membangunkan indiidu dari tidur dan mengasilkan aktiasi umum sistem
saraf. 5akan sinyal rasa sakit yang lema melalui alur ini dengan 'aktu, dan
menguba ketidaknyamanan yang a'alnya ditoleransi dalam rasa sakit tak
tertaankan.
Kedua taktil dan stimulasi afferent termal memiliki pengaru pengambatan pada
persepsi nyeri. $asar dari teori kontrol gerbang adala ba'a serat stimulasi 63
delta mengaktifkan interneuron di tanduk dorsal yang mengambat aktiitas
neuron transmisi nociceptie. Pengambatan ini adala dasar dari stimulasi
transkutan listrik saraf, serta stimulasi saraf tulang belakang dan stimulasi
talamic untuk mengontrol rasa sakit.
Sel Gerbang
*el gerbang layar potensial aksi dengan menentukan mana yang ditransmisikan ke
**P untuk dipersepsi. *el3sel ini #uga terlibat dalam menentukan tindakan dan
mengasilkan potensi respon refleks daripada #aringan yang #au dari stimulus
berbaaya dan mengindari cedera lebi lan#ut. Keterlibatan interneuron
pengambat yang melepaskan neurotransmitter seperti gamma3aminobutyric acid
(G656), yang #uga memiliki reseptor pada neuron aferen sekunder ini dan
mengasilkan pengambatan potensial aksi postsynaptic, menangkal penularan
potensial aksi rangsang yang diterima dari neuron aferen primer. >ungsi sel
gerbang menentukan sifat eksitasi dan potensial aksi pengambatan dan efek yang
diasilkan pada transmisi sinyal lebi lan#ut.
$alam kondisi normal, neuron aferen sekunder tidak spontan aktif melainkan
diaktifkan ole potensial aksi yang diasilkan di tepi. 9irip dengan nociceptors
perifer, sel3sel gerbang ini memiliki peran tertentu dalam pysiologyc (mengatur
potensial aksi masuk) dan ambang stimulus yang arus dicapai untuk depolarisasi
ter#adi
14
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 15/25
Glta,at
5eberapa #enis reseptor asam amino yang terlibat dalam inisiasi eksitasi yang
mengara ke transmisi informasi nyeri. Glutamat adala asam amino yangdilepaskan dari u#ung presinaptik neuron aferen primer dan berakir di tanduk
dorsal (&udspit, -44). 6sam amino ini mengaktifkan reseptor termasuk kainate,
69P6, dan reseptor N9$6. Tindakan glutamat pada reseptor 69P6
menyebabkan depolarisasi cepat neuron aferen sekunder dan generasi potensial
aksi. *elain itu, pengikatan glutamat dapat menyebabkan aktiasi kaskade proses
enimatik dan sistem second3messenger yang mungkin terlibat dalam nosisepsi
dan bertanggung #a'ab untuk modulasi nyeri di a'al. *ama seperti modulator
perifer (bradikinin), glutamat bertindak sebagai mediator nyeri sentral di ampir
semua neuron aferen sekunder yang terlibat dalam pengolaan nociceptie (Coolf
dan 9annion, -444).
NMDA Re&e!tor
!eseptor N9$6 adala postsynaptic ke neuron aferen primer yang terletak di
neuron aferen sekunder. *aluran ion N9$6 diblokir ole ion magnesium dan
dalam keadaan normal neuron aferen sekunder tidak mengalami depolarisasi
cukup lama untuk memungkinkan ion magnesium yang akan terlepas dan ion
kalsium untuk menyeberang. Glutamat cepat diapus dari cela sinaps dan dengan
demikian tidak ada aktiitas di reseptor N9$6 dalam proses transmissioon
nociceptie normal. Namun, dalam keadiran nyeri persisten yang timbul dari
kondisi normal (sensitisasi perifer, nyeri neuropatik, nyeri kronis), yang frekuensi
transmisi sinyal rasa sakitnya meningkat mengakibatkan peningkatan #umla
glutamat tersedia di cela sinaptik. 6kibatnya, neuron aferen sekunder mengalami
depolarisasi yang cukup lama untuk ion magnesium memblokir reseptor N9$6
yang berfungsi untuk mengaktifkan second3messenger dan proses enimatik dan
generasi berbagai at (nitrico=ide) untuk berkontribusi pada sensitiitas neuronal
serta ditingkatkan yang dikenal sebagai sensitisasi sentral.
Protein 73Kinase diaktifkan ole aktiitas rangsangan asam amino pada reseptor
N9$6 dengan mekanisme yang mengakibatkan penurunan tanggap teradap
15
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 16/25
opioid. 6kibatnya, administrasi opioid yang berkepan#angan dapat menyebabkan
pengaru pada tulang belakang dan sustained rilis rangsangan asam amino,
(ter#adi dengan bagian neuropatik) dan mengurangi tanggap teradap opioid
(Pockett, -441).
Sen&iti&a&i &entral
*ensitisasi sentral diyakini berasal dari banyak kondisi sakit yang kronis, terutama
yang tergolong neuropatik (Coolf dan 9annion, -444). *ensitisasi sentral
men#elaskan peningkatan rangsangan neuron aferen sekunder ditimbulkan ole
perubaan neurokimia yang diasilkan dari aktiasi reseptor N9$6 (Petrenko et
al, 200/). Peningkatan rangsangan pada neuron aferen sekunder menguba
tanggapan berikutnya dari neuron ini untuk masukan di masa depan. Peningkatan
#umla potensial aksi yang diasilkan ole c3serat masukan perifer disebut sebagai
pusat wind-up atau sensitisasi sentral. 9asukan berkepan#angan dari nociceptors
peka akibat peradangan atau spontan abis berubungan dengan cedera saraf
dapat menyebabkan keadaan kronis sensitisasi sentral (5ennett, 2000). *angat
mungkin ba'a banyak kondisi sakit kronis mencerminkan sensitisasi sentral
yang diasilkan dari masukan sensorik yang berkelan#utan dari PN* sensorik
berkelan#utan ke sumsum tulang belakang dan aktiasi reseptor N9$6.
*elan#utnya, fungsi gate keeping neuron aferen sekunder terganggu,
meninggalkan efek rangsang transmisi nyeri yang tidak bisa dila'an. &al ini
menyebabkan generasi spontan sinyal rasa sakit dan dibesar3besarkan respon
sistem saraf teradap rangsangan sensorik (Coolf dan 9annion, -444). Nyeri
persisten #uga dapat menyebabkan perubaan anatomi baik PN* dan **P. *etela
cedera saraf, berbagai perubaan plastisitas neuron ter#adi, seperti tumbunyadendrit pada neuron memproyeksikan ke tanduk dorsal atau ingro't dari serat
simpatis ke ganglia akar dorsal. Perubaan anatomi kemungkinan mengasilkan
perubaan fungsional karakteristik daera nyeri kronis (5aron et al. 2002).
Karena tingkat yang lebi tinggi dari otak tidak dapat membedakan asal sinyal
rasa sakit, pasien dalam keadaan terus3menerus sakit. &al ini tidak diketaui
kapan peristi'a normal yang terkait dengan nyeri akut men#adi beruba untuk
mengasilkan rasa sakit patologis dan titik di mana aktiitas yang ter#adi di
16
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 17/25
tanduk dorsal menyebabkan neuron aferen sekunder men#adi kronis peka. 6pa
yang diketaui adala ba'a reseptor N9$6 penting dalam memfasilitasi
sensitisasi sentral dan pengembangan toleransi opioid.
*tres emosional atau fisik memperburuk nyeri neuropatik sentral dalam naik 10
dari kasus tapi #arang menyertai nyeri neuropatik perifer. $ingin membangkitkan
allodynia lebi umum dengan nyeri neuropatik sentral. Gambaran paling umum
dari sakit spontan nyeri neuropatik sentral terbakar atau panas. Gabapentin lisan,
diberikan kepada sukarela'an seat dalam re#imen yang sama dengan yang
digunakan dalam mengobati nyeri neuropatik kronis, mengurangi ukuran
sensitisasi sentral ditimbulkan ole capsaicin intradermal (Gottrup dkk, 200+) ini
menun#ukkan ba'a rasa sakit efek dalam nyeri neuropatik kronis mengilangkan
terkait dengan efek gabapentin pada sensitisasi sentral.
Sel glial
*el glial (mikroglia, astrosit, oligodendrocytes) me'akili ampir tiga perempat
dari semua sel dalam **P dan secara istoris tela dipandang sebagai memberikan
dukungan fisik untuk neuron. *ekarang diketaui ba'a sel3sel glial memiliki
neuromodulatory penting dan efek neurotropik dan ba'a mereka sangat penting
dalam memberikan fungsi kekebalan tubu setela cedera, peradangan atau
infeksi. *etela cedera saraf, ada aktiasi cepat sel3sel glial dalam **P dengan
pelepasan at yang mengaktifkan astrosit. 9ikroglia memulai respon imun
sementara astrosit mempertaankannya. Kedua #enis sel mengasilkan sitokin
proinflamasi termasuk interleukin F<3- dan F<3 dan tumor necrosis factor yang
menyebar melalui lingkungan seluler sekitarnya dan mengasilkan perubaan
fungsional dalam sel saraf. @at inflamasi berperan dalam modulasi nyeri dengan
mengganggu transduksi nociceptie, konduksi, dan transmisi sinyal nociceptie
mengasilkan sinyal yang berkepan#angan atau permanen ke pusat3pusat kognitif
otak tanpa adanya suatu berbaaya atau nonno=ious stimulus yang menyakitkan
($ugong et al 200/). 9odulasi ini mungkin akibat dari perubaan tingkat
transkripsi dan % atau perubaan posttranslational dalam protein yang terlibat
dalam #alur nyeri.
17
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 18/25
*itokin adala penting dalam acure dan sakit kronis karena mereka menginduksi
pelepasan berbagai at yang berpartisipasi dalam sensitisasi neuron sensorik. Fni
termasuk cycloo=ygenase32, diinduksi nitrat oksida sintase, dan substansi P.
Pengaktifkan sel glial #uga melepaskan glutamat, oksida nitrat, spesies oksigen
reaktif, eikosanoid, dan at lain yang bertindak melalui reseptor N9$6 untuk
mengasilkan sensitisasi tulang belakang. F<3 adala sitokin yang disintesis
setela cedera saraf di saraf perifer, ganglion akar dorsal, dan sumsum tulang
belakang.
Analge&ia !ree,!ti'
6nalgesia preemptif didasarkan pada konsep ba'a memblokir masukan aferen
nosiseptif atau efek mereka pada neuron dorsal orn sebelum dimulainya cedera
#aringan akan menunda atau mengentikan proses sensitisasi sentral (Coolf dan
cong, -44/). *ecara klinis, itu berspekulasi ba'a nyeri pasca operasi akan
menurun preemptie tergantung pada se#au mana impuls aferen dikendalikan
selama periode perioperatif seluru. :le karena itu, strategi preemptie
kompreensif arus dimulai sebelum stimulus yang menyakitkan (insisi beda)
dan dipertaankan selama seluru periode stimulasi nociceptie intens.
Pendekatan ini lebi tepat diliat sebagai analgesia perioperatif daripada analgesia
preemptif (kat, 2000)
6ALUR PENEKANAN NYERI ENDOGEN
6da ariasi besar antar indiidu dalam menanggapi rasa sakit yang sebagian
mencerminkan kemampuan otak untuk menekan input sinyal rasa sakit ke sistem
saraf dengan mengaktifkan #alur penekanan nyeri endogen (gbr. ++3+) (Guyton
dan &all, 2000). *istem penekanan nyeri endogen terdiri dari tiga komponen
utama.
18
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 19/25
Gambar ++3+. sistem analgesia dari pengambatan otak dan sumsum tulang
belakang menun#ukkan sinyal rasa sakit yang masuk di tingkat kabel dan adanya
enkepalin3 neuron mensekresi yang menekan sinyal rasa sakit di kedua sumsum
tulang belakang dan saraf tulang belakang dan batang otak. (Guyton 67, ruang
";.Te=tbook fisiologi medis edisi -0 *aunders Piladelpia, 2000E.. dengan iin)
TAEL 44/7
Ko,!onen/"o,!onen &i&te, &!re&i nyeri en#ogen
• 6rea PeriaHueduktal abu3abu dan area perientrikuler disekitar aAueduktus *ylius dan
bagian3bagian entrikel ketiga dan keempat (menyebarkan tanda ke komponen sistem
supresi nyeri endogen berikutnya)
• Fnti !ape 9agnus (pons ba'a dan medulla atas) dan paragigantoselularis retikularis
inti (medulla) (menyebarkan sinyal ke komponen sistem supresi nyeri endogen
berikutnya)
• Tanduk dorsal dari saraf tulang belakang (sinyal3sinyal analgesia bisa diambat di area
ini sebelum menyebar ke otak
(Tabel ++3/). *timulasi listrik baik dalam area periaAueductal abu3abu ataupun
dalam rape magnus inti ampir bisa secara lengkap menekan sinyal nyeri yang
masuk dalam saraf tulang belakang. Neurotransmitter, kususnya encepalin dan
serotonin terlibat dalam sistem supresi nyeri endogen. ;nkepalin diyakini
19
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 20/25
menyebabkan pengambatan pra3sinaptik dan pengambatan pasca sinaptik dari
serat nyeri Tipe 7 dan Tipe 6 yang datang dimana al tersebut mensinapsis tanduk
dorsal. Pengambatan%inibisi pra3sinaptik kemungkinan dicapai dengan
mengambat saluran3saluran ion kalsium dan ion3ion kalsium menyebabkan
pelepasan neurotransmitter pada persimpangan ini. "alur nyeri ba'a diaktiasi
karena asil dari deteksi nyeri , diskriminasi, dan persepsi pada leel 7N* yang
tertinggi. "alur neuroanatomik inibitori dan eksitatori berasal dari batang otak
dan turun dalam dorsal faskikulus longitudinal untuk memodulasi nosisepsi dan
persepsi nyeri (5asbaum dan >ields, -4). Ketika diaktifkan, #alur3#alur ini
mengambat stimuli nosiseptif. Neurotransmitter teridentifikasi dalam #alur3#alur
ba'a meliputi norepinefrin, serotonin, dan opioid3opioid endogen. "alur3#alur
pengambat diaktifkan ole opioid3opioid dan #alur3#alur perangsang diambat
ole opioid3opiod seingga memberikan mekanisme analgesia yang dipicu ole
obat3obat sepertti morfin (#uga antidepresan trisiklik dan agonis alfa23 adrenergic).
6nti depresan ttrisiklik mengambat penyerapan pra3sinaptik serotonin dan
norepinefrin dan dengan demikian menamba aksi3aksi pasca3sinaptik dalam #alur
supresi nyeri ba'a.
KLASI(IKASI NYERI
Pengalaman nyeri adala unik di tiap3tiap indiidu pasien bakan ketika cedera
fisik adala identik dengan pasien yang lain. Kemunculan takut, amara,
kecemasan, depresi, dan kelelaan dapat memperngarui cara dimana nyeri
dirasakan. *ub#ektifitas nyeri membuatnya sulit dikategorikan dan sulit dalam
memaami mekanisme3mekanisme nyeri. *atu pendekatan adala mengklasifikasi
nyeri berkaitan dengan durasi (akut banding kronis) dan patofisiologi (nyeri
nosiseptif atau neuropatik) (table ++3+) (Galer dkk.,, 2002).
TAEL 44/4
20
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 21/25
KATEGORI NYERI (ISIK
7onto 9ekanisme
Nosiseptif 6rtritis
>raktur Tulang
9etastasis ulang
*elulitis
6ktiasi nosiseptor
iseral Pankreatik
5isul perut
Fnfark 9iokard
6ktiasi nosiseptor
Neuropatik Neuralgia pasca3tepatik
Neuropati diabetic
Nyeri Pasca3stroke Neuralgia Trigeminal
;ktopik yang dilepas dalam
sistem saraf
6ktifitas *pontan dalam saraf
Pembentukan Neuroma
*indrom nyeri regional
kompleks
Nyeri fokal yang bertaan
setela trauma dengan atau
tanpa bukti sistem saraf
simpatetik yang terlibat
*ensitisasi dari neuron3neuron
tulang belakang
$iadaptasi dari Galer 5, Gammaitoni 6, 6lare N6. Nyeri, *ci 6m 9ed
20028--IF8-32
Nyeri A"t #an Kroni&
Nyeri akut umumnya terkait dengan kerusakan #aringan yang nyata dan dari
terbatasnya durasi setela dimana nosieptif kembali ke batas stimulus yang
normal. Pendekatan pera'atannya meliputi pengobatan analgesic umum (opioid
dan non3opioid). Nyeri kronis bisa dikategorikan ganas atau non3ganas. Nyeri
kronis ganas biasanya memiliki tanda3tanda patologi dan adala indikasi dari
penyakit pelema nya'a seperti kanker, disfungsi organ stadium akir, atauinfeksi &F. Nyeri kronis bisa memiliki elemen nosiseptif dan neuropatik. Nyeri
kronis non3ganas (nyeri punggung, sakit kepala sebela, artiritis, neuropati
diabetic) sering tidak memiliki patologi yang terdeteksi dan perubaan
neuroplastik yang tela muncul dalam lokasi yang #au(dorsal orn dari saraf
tulang belakang) membuat pera'atannya men#adi sulit.
Pasien3pasien dengan nyeri akut dan kronis bisa memunculkan tanda3tanda dan
ge#ala sistem saraf otonomik (takikardia, naiknya tekanan dara, diaporesis,
21
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 22/25
bernafas cepat) ketika nyeri muncul. 9enaan adala lebi umum pada pasien
dengan nyeri kronis yang memanifestasikan allodynia. Namun muncul atau tak
munculnya tanda3tanda dan ge#ala otonomik tidak menkonfirmasi ba'a nyeri
muncul atau tidak
Nyeri No&i&e!ti' #an Nero!ati"
Nyeri organik bisa dibagi dalam nyeri nosiseptif atau neuropatik. Nyeri nosiseptif
meliputi nyeri isceral dan somatik dan meru#uk paa nyeri karena stimulasi perifer
atau nosiseptor dalam struktur3strukur isceral atau somatic (Portenoy dan !agen,
-440). Nyeri nosiseptif biasanya responsif pada anagelsik :pioid atau non3opioid.
Nyeri neuropatik meliputi #alur neural perifer atau aferen pusat dan umumnya
digambarkan sebagai nyeri yang membakar atau nyeri yang pedi. Pasien yang
mengalami nyeri neuropatik sering berespon dengan buruk pada analgesic3
analgesik opioid.
Nyeri i&eral
!eseptor3reseptor nyeri dalam isera adala sama dengan nyeri pada kulit namun
lebi terdistribusi dengan menyebar disbanding dalam struktur3struktur somatic."elas, kerusakan yang sangat terlokalisasi pada sebua iskus, asil dari
penyisipan beda, adala tidak terkait dengan nyeri yang intens. Namun kapsul
ati sangat sensitie langsung pada trauma dan perenggangan, dan duktus empedu
adala sensitie pada nyeri. Ke#adian apapun yang menyebabkan stimulasi saraf
beru#ung pada sebua iskus menyebabkan nyeri yang intens yang mnyebar,
trlokalisasi dengan buruk dan sering terkait dengan mual dan tanda3tanda aktiasi
sistem saraf otonomik. Nyeri isceral biasanya meradiasi dan bisa menu#u pada
area3area permukaan tubu yang #au dari iskus yang nyeri namun dengan asal
dermatom yang sama dengan iskus yang sakit. *ering, nyeri isceral muncul
sebagai kontraksi ritmik yang sering menyertai gastroenteritis, dan penyakit
kandung kemi, obstruksi ureteral, menstruasi, dan distensi uterus. Nyeri isceral,
seperti nyeri somatic dalam, menga'ali kontraksi refle= dari otot skeletal yang
berdekatan, yang membuat kaku dinding perut ketika proses inflamasi melibatkan
peritoneum. Nyeri isceral karena inasi ganas dari sebua iskus berlubang atau
22
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 23/25
padat sering tergambarkan sebagai tersebar, peri sekali, keram #ika sebua iskus
berlubang yang terlibat dan teras ta#am #ika iskus padat yang terlibat (asburn
dan lipmann, -44/).
Penyebab nyeri iseral termaksud iskemia, peregangan ligamen, spasem otot
polos, distensi struktur berongga seperti kandung empedu lebi sering saluran
empedu atau ureter. $istensi dari iskus berongga mengakibatkan rasa sakit akibat
peregangan #aringan dan memungkinkan teradinya iskemia karena tertekannya
pemubulu dara akibat distensi #aingan.
!espon nyeri dari perut dan organ dada disalurkan melalui serabut aferen yang
ber#alan melalui sistem saraf simpatis, sebaliknya impuls dari esofagus, trakea,
dan faring disalurkan melalui saraf agus dan glossofaringeal, dan respon dari
struktur di dalam pelis disalurkan melalui nerus parasimpatis. (fug ++31)
(Ganong,200/). !espon nyeri dari #antung disalurkan melalui sistem saraf
simpatis ke bagian tenga serikal ganglia, sistem saraf pusat, torakal - sampai +
atau 1 sistem saraf simpatis. Fmpuls ini masuk melalui medula spinalis melalui
torakal 2,/,+ dan 1. Penyebab nyeri dari #antung ampir selalu disebabkan ole
iskemia miokardial. Parenkim otak, ati, dan aleolus tidak memiliki respon
nyeri. Namun bronkus dan parietal pleura sangat sensitif teradap nyeri.
Nyeri &o,ati"
Nyeri somatik dirasakan seperti ta#am, menusuk, terlokalisir yang biasanya
muncul dari kulit, otot skeletal dan perotonium (asburn dan lipman, -44/). Nyeri
dari insisi pembedaan, kala ke dua persalinan atau iritasi peritonium adala nyeri
somatik. Penyakit iskus yang menyebar ke dinding parietal, menimblkan rasa
sakit menusuk yang menyebar melalui saraf spinal. $alam al ini, dinding parietal
menyerupai lapisan atas yang secara luas diinerasi melalui nerus spinal.
Tentunya insisi pembedaan melalui peritonium parietal dirasakan sangat nyeri,
sedangkan insisi peritonium iseral tidak begitu nyeri. *ebaliknya, nyeri yang
menyebar dan nyeri lokal iseral, nyeri perietal bisanya secara langsung
terlokalisir pada daera berbaaya.
23
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 24/25
Persentase dari nyeri iseral dan parietal dapat mengasilkan nyeri lokal iseral
dari ke dua permukaan tubu secara bersamaan. 7ontonya nyeri inflamasi
apendi= yang melalui sistem saraf simpatis nyeri serabut iseral dalam rangkaian
sistem simpatis dan kemudian melalui medula spinal di torakal -0 sampai --.
Nyeri ini terdapat pada area sekitar umbilikus dan memiliki sifat nyeri dan kram.
*elain itu impuls nyeri berasal dari peritonium parietal dimana inflamasi apendiks
secara langsung berdekatan dengan dinding perut, dan impuls impuls ini melalui
nerus spinal didalam medula spinalis lumbal -3lumbal 2. Nyeri menusuk ini
terlokalisr secara langsung pada permukaan peritoneum yang teriritasi di daera
kuadran kanan ba'a.
Re&!on ner%& &i&te, &ara' &i,!ati&
*timulasi nyeri mungkin dapat menimbulkan peningkatan refleks sistem saraf
simpatis. &al ini bisa menyebabkan asokonstriksi akibatnya dapat ter#adi
asidosis, iskemia #aringan, dan pelepasan mediator kimia yang lebi mengaktifkan
reseptor nyeri. 9engasilkan intensitas yang treus3menerus, produk rangsangan
nyeri meningkatkan akititas sistem saraf simpatis, dan suatu efek buruk yang
disebut distrofi refleks simpatis (sindrom kompleks nyeri regional) mungkin dapat
ter#adi.
*tela ter#adi cedera saraf tertentu, nyeri mungkin dapat te#adi tanpa aktiasi dari
resptor nyeri. !angsangan spontan yang berlangsung dari cedera saraf perifer,
kususnya dalam meresponi stimulasi sistem saraf simpatis, dapat mengaktifkan
proliferasi dari reseptor alfa adrenergik seingga meningkatkan #umla
neuroma($eor,-4/). !angsangan spontan dapat #uga ter#adi dari bagian dorsal
ganglia dimana proyeksi dari perifer tela terganggu, seperti sama alnya setala
saraf terputus atau bagaian tubu yang diamputasi.
agian yang #a!at #i!erbole3"an nt" #ibe#a3 !a#a $alr nyeri
24
7/26/2019 Referat Anestesi 2
http://slidepdf.com/reader/full/referat-anestesi-2 25/25
5anyak bagian dari sistem saraf perifer maupun sentral yang dapat dilakukan
prosedur beda untuk mengurangi nyeri. Pembedaan melalui anterolateral dari
kuadran medula spianlis (cordotomy) pada tingkat torakal memotong #alur traktus
spinotalamikus anterolateral dan mengurangi nyeri dari bagian sisi yang
berla'anan dari potongan spinal. Cordotomy mungkin dapat gagal karena
beberapa serabut nyeri tidak dapat mele'ati bagian sisi yang berla'anan dari
medual spinalis sampai serabut3serabut tersebut dapat mencapai otak. *elan#utnya
nyeri yang lebi intens dari biasanya dapat ter#adi beberapa bulan setela
cordotomy.
EMRIOLOGI DAN LOKASI NYERI
Posisi dari medula spinalis yang dile'ati serabut iseral aferen untuk tiap organ
bergantung pada ruas dari bagian tubu organ tersebut dipersarafi. Keadaan ini
men#elaskan Ge#ala dari nyeri pada sisi distal dari #aringan yang menyebabkan
rasa sakit (>ig ++3) (Guyton and all, 2000). *ebagai conto, #antung berasal dari
leer dan dada bagian atas seingga saraf iseral memasuki sumsum tulang
belakang di c/ ke c1. &aslinya, nyeri men#alar dari iskemia miokard dirasakan
pada leer dan lengan. Kandung empedu berasal dari torakal 4, #adi saraf iseral
dari kandung empedu masuk ke dalam sum3sum tulang belakang torakal 4.
*pasme otot rangka menyebabkan kerusakan pada #aringan yang berdekatan dapat
#uga menyebabkan nyeri men#alar. 7onto lainnya, nyeri dari ureter dapat
menyebabkan refleks spasme dari otot lumbal.