Referat Airway

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 Referat Airway

    1/34

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. Anatomi Jalan Napas

    1.2 Anatomi

    Ada dua gerbang untuk masuk ke jalan nafas pada manusia yaitu hidung yang menuju

    nasofaring (pars nasalis), dan mulut yang menuju orofaring (pars oralis). Kedua bagian ini di

    pisahkan oleh palatum pada bagian anteriornya, tapi kemudian bergabung di bagian posterior

    dalam faring (gambar 5-1). Faring berbentuk dengan struktur fibromuskuler yang memanjang

    dari dasar tengkorak menuju kartilago krikoid pada jalan masuk ke esofagus. !agian depannya

    terbuka ke dalam rongga hidung, mulut, laring, nasofaring, orofaring dan laringofaring (pars

    laryngeal). "asofaring dipisahkan dari orofaring oleh garis imaginasi mengarah ke posterior.

    #ada dasar lidah, se$ara fungsional epiglotis memisahkan orofaring dari laringofaring (atau

    hipofaring). %piglotis men$egah terjadinya aspirasi dengan menutup glotis- gerbang laring- pada

    1

  • 7/26/2019 Referat Airway

    2/34

    saat menelan. &aring adalah suatu rangka kartilago yang diikat oleh ligamen dan otot. &aring

    disusun oleh ' kartilago (gambar 5-) tiroid, krikoid, epiglotis, dan (sepasang) aritenoid,

    kornikulata dan kuneiforme. *

    +araf sensoris dari saluran nafas atas berasal dari saraf kranial (gambar 5-*). embran

    mukosa dari hidung bagian anterior dipersarafi oleh diisi ophthalmi$ (1) saraf trigeminal (sarafethmoidalis anterior) dan di bagian posterior oleh diisi ma/ila () (saraf sphenopalatina). +araf

    palatinus mendapat serabut saraf sensori dari saraf trigeminus () untuk mempersarafi

    permukaan superior dan inferior dari palatum molle dan palatum durum. +araf lingual ($abang

    dari saraf diisi mandibula 0* saraf trigeminal) dan saraf glosofaringeal (saraf kranial yang ke

    ') untuk sensasi umum pada dua pertiga bagian anterior dan sepertiga bagian posterior lidah.

    2abang dari saraf fasialis (33) dan saraf glosofaringeal untuk sensasi rasa di daerah tersebut.

    +araf glosofaringeal juga mempersarafi atap dari faring, tonsil dan bagian dalam palatum molle.

    +araf agus (saraf kranial ke 14) untuk sensasi jalan nafas dibaah epiglotis. +araf laringeal

    superior yang merupakan $abang dari saraf agus dibagi menjadi saraf laringeus eksternal yang

    bersifat motoris dan saraf laringeus internal yang bersifat sensoris untuk laring antara epiglotis

    dan pita suara. 2abang agus yang lainnya yaitu saraf laringeal rekuren, mempersarafi laring

    dibaah pita suara dan trakhea.*

    2

  • 7/26/2019 Referat Airway

    3/34

    6tot laring dipersarafi oleh saraf laringeal rekuren ($abang dari saraf laringeal superior)

    dengan penge$ualian otot krikotiroid, yang dipersarafi oleh saraf laringeal e/terna (motoris).

    6tot krikotiroid posterior mengabduksi pita suara, seraya otot krikoaritenoid lateral adalah

    adduktor utama.*

    Fonasi merupakan kerja yang simultan dari beberapa otot laring. Kerusakan saraf motoris

    yang mempersarafi laring, menyebabkan gangguan bi$ara (tabel 5-1). 7angguan persarafan

    unilateral dari otot krikotiroid menyebabkan gangguan klinis. Kelumpuhan bilateral dari saraf

    laringeal superior bisa menyebabkan suara serak atau suara lemah, tapi tidak membahayakan

    kontrol jalan nafas.*

    #aralisis unilateral dari saraf laringeal rekuren menyebabkan paralisis dari pita suara

    ipsilateral, menyebabkan kemunduran dari kualitas suara. #ada saraf laringeal superior yang

    inta$t, kerusakan akut saraf laringeal rekuren bilateral dapat menyebabkan stridor dan distress

    pernafasan karena masih adanya tekanan dari otot krikotiroid. 8arang terdapat masalah jalan

    nafas pada kerusakan kronis saraf laringeal rekuren bilateral karena adanya mekanisme

    kompensasi (seperti atropi dari otot laringeal).*

    Kerusakan bilateral dari saraf agus mempengaruhi kedua saraf laringeal rekuren dan

    superior. 8adi, denerasi agus bilateral menyebabkan pita suara flasid dan midposisi mirip

    3

  • 7/26/2019 Referat Airway

    4/34

    seperti setelah pemberian suksinilkolin. 9alaupun fonasi terganggu berat pada pasien ini, kontrol

    jalan nafas jarang terjadi masalah.*

    #asokan darah untuk laring berasal dari $abang arteri tiroidea. Arteri krikoaritenoid

    berasal dari arteri tiroidea superior itu sendiri, $abang pertama dari arteri karotis e/terna dan

    menyilang pada membran krikotiroid bagian atas, yang memanjang dari kartilago krikoid ke

    kartilago tiroid. Arteri tiroidea superior ditemukan sepanjang tepi lateral dari membran

    krikotiroid. Ketika meren$anakan krikotirotomi, anatomi dari arteri krikoid dan arteri tiroid harus

    dipertimbangkan tetapi jarang berefek pada praktek klinis. :eknik paling baik adalah untuk tetap

    pada garis tengah, antara kartilago krikoid dan tiroid.*

    1.2 Perbedaan anatomis antara anak dan orang dewasa

    Perbedaan anatomis saluran pernapasan anak dan dewasa

    1. +e$ara proporsional, ukuran pada anak lebih ke$il

    . !agian tersempit kartilago krikoid pada anak; plika okalis pada orang deasa

    *. pada orang deasa=. %piglottis pada anak lebih panjang, lebar dan kaku

    5. #ada anak, plika ariepiglotika lebih dekat ke daerah midline

    >. #ita suara pada anak, sudut anterior bersinggungan se$ara tegak lurus dengan laring

    ?. #ada anak kartilago laryng dapat dibengkokkan

    @. ukosa pada anak $enderung mudah rusak karena tindakan manipulatif 1,,=

    4

  • 7/26/2019 Referat Airway

    5/34

    2. Pengelolaan Jalan Napas

    !ertujuan untuk membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran udara se$ara

    normal. #emeriksaan airay dilakukan bersama-sama dengan breathing menggunakan teknik L

    (look), L (listen) dan F (feel) yang dilakukan dalam satu gerakan dalam tempo aktu yang

    singkat (lihat materi pengkajian A!2).

    #emeriksaan airay

    2.1 Tanpa Alat

    1) embuka jalan nafas dengan metode

    -Head Tilt(dorong kepala ke belakang)

    - Chin Lift Manuver(perasat angkat dahu)

    -Jaw Thrust Manuver(perasat tolak rahang)

    5

  • 7/26/2019 Referat Airway

    6/34

    7ambar . :eknik 8a :hrust

    #ada pasien yang diduga mengalami $edera leher dan kepala hanya dilakukan 8a

    :hrust dengan hati-hati dan men$egah gerakan leher.

    ) embersihkan jalan nafas

    -Finger Sweep (sapuan jari)

    7ambar *. Finger +eep

  • 7/26/2019 Referat Airway

    7/34

    -Abdominal Thrust(7entakan Abdomen)

    7ambar =. Abdominal :hrust

    - Chest Thrust (#ijatan . !a$k !lo pada bayi

    7

  • 7/26/2019 Referat Airway

    8/34

    2.2 Dengan Alat

    1) #emasangan #ipa (:ube)

    a. Faringeal airay

    8ika manuer triple airay kurang berhasil, maka dapat dipasang jalan napas

    mulut-faring leat mulut dengan !asophar"ngeal airwa" atau jalan napas

    hidung-faring leat hidung dengan #rophar"ngeal airwa"

    b. Fa$e mask

    engantar udaragas anestesi dari alat resusitasi atau sistem anestesi ke jalan

    napas pasien.

    $. &aringeal mask airay

    Alat jalan napas berbentuk sendok terdiri dari pipa besar berlubang dengan ujung

    menyerupai sendok yang pinggirnya dapat dikembang-kempiskan seperti balon

    pada pipa trakea.

    d. &aringoskop dan 3ntubasi&aringoskop ialah alat yang digunakan untuk melihat laring se$ara langsung

    supaya kita dapat memasukan pipa trakea dengan baik dan benar. ,*

    Intubasi

    3ntubasi adalah memasukan suatu lubang atau pipa trakea melalui mulut

    ataupun hidung menuju trakhea dengan tujuan untuk menjaga jalan napas *.

    Indikasi Intubasi

    +e$ara umum, intubasi adalah indikasi untuk pasien yang memiliki resiko

    untuk aspirasi dan untuk prosedur operasi meliputi rongga perut atau kepala dan

    leher. entilasi denganface masatau &A biasanya digunakan untuk prosedur

    operasi pendek seperti $ytoskopi, pemeriksaan dibaah anestesi, perbaikan hernia

    inguinal dan lain lain *

    Persiapan Intubasi

    #ersiapan untuk intubasi termasuk memeriksa perlengkapan dan posisi

    pasien. :: harus diperiksa. +istem inflasi $uff pipa dapat ditest dengan

    menggembungkan balon dengan menggunakan spuit 14 ml. #ilih :: dengan

    ukuran yang sesuai. &aringoskop harus diperiksa, blade harus terkun$i di atas

    handlelaringoskop dan bola lampu di$oba berfungsi atau tidak. 3ntensitas $ahanya

    harus tetap alaupun bola lampu bergoyang *

    8

  • 7/26/2019 Referat Airway

    9/34

    Keberhasilan intubasi tergantung dari posisi pasien yang benar. Kepala

    pasien harus sejajar atau lebih tinggi dengan pinggang dokter anestesi untuk

    men$egah ketegangan bagian belakang yang tidak perlu selama laringoskopi.

    Bigid laringoskop memindahkan jaringan lunak faring untuk membentuk garis

    langsung untuk melihat dari mulut ke glotis yang terbuka. %leasi kepala sedang

    (sekitar 5-14 $m diatas meja operasi) dan ekstensi dari atlantoocipito $oint

    menempatkan pasien pada posisi sniffing yang diinginkan. !agian baah dari

    tulang leher adalah fleksi dengan menempatkan kepala diatas bantal. *

    Intubasi rotrakeal

    &aringoskop dipegang oleh tangan kiri.

  • 7/26/2019 Referat Airway

    10/34

    +etelah intubasi, dada dan epigastrium dengan segera diauskultasi dan

    $apnograf dimonitor untuk memastikan :: ada di intratrakeal. 8ika ada keragu-

    raguan tentang apakah pipa dalam esophagus atau trakea, $abut lagi :: dan

    entilasi pasien dengan fa$e mask. +ebaliknya, jika sudah yakin, pipa dapat

    diplester atau diikat untuk mengamankan posisi. 9alaupun deteksi kadar 26

    dengan $apnograf merupakan konfirmasi terbaik untuk menentukan letak :: di

    trakea, kita tetap tidak dapat mengabaikan terjadinya intubasi bronkial.

    anifestasi dini dari intubasi bronkial adalah peningkatan tekanan respirasi

    pun$ak. &okasi pipa yang tepat dapat dikonfirmasi dengan palpasi balon pada

    sternal not$h sambil menekan pilot balon dengan tangan lainnya. !alon jangan

    ada diatas leel kartilago krikoid, karena lokasi intralaringeal yang lama dapat

    menyebabkan suara serak pada post operasi dan meningkatkan resiko ekstubasi

    yang tidak disengaja. #osisi pipa dapat dilihat dengan radiografi dada, tapi ini

    jarang diperlukan ke$uali dalam 32. *

    Cal yang diuraikan diatas diambil dari pasien tidak sadar. 3ntubasi leat

    mulut ini biasanya kurang ditoleran pada pasien yang sadar. 8ika perlu, dalam

    10

  • 7/26/2019 Referat Airway

    11/34

    kasus terakhir, sedasi intraena, penggunaan lokal anestetik spray dalam

    orofaring, regional blok saraf akan memperbaiki penerimaan pasien.

    Kegagalan intubasi jangan diikuti dengan pengulangan intubasi kembali

    karena hasilnya akan sama. #erubahan harus dilakukan untuk meningkatkan

    keberhasilan, seperti mengatur kembali posisi pasien, penurunan ukuran pipa,

    pemasangan mandrin, memilih blade yang berbeda, men$oba leat hidung atau

    meminta bantuan dokter anestesi lainnya. 8ika pasien juga sulit untuk entilasi

    dengan fa$e mask, pilihan pengelolaan jalan nafas yang lain ($ontoh &A,

    $ombitube, krikotirotomi dengan jet entilasi, trakeostomi). #etunjuk yang

    dikembangkan oleh A+A untuk penanganan jalan nafas yang sulit, termasuk

    algoritma ren$ana terapi. *

    11

  • 7/26/2019 Referat Airway

    12/34

    Intubasi Nasotrakeal

    3ntubasi nasal mirip dengan intubasi oral ke$uali baha :: masuk leat

    hidung dan nasofaring menuju orofaring sebelum dilakukan laringoskopi. &ubang

    hidung yang dipilih dan digunakan adalah lubang hidung yang pasien bernafas

    lebih gampang. :etes hidung phenylephrine (4,5 D 4,5E) menyebabkan

    pembuluh asokonstriksi dan menyusutkan membran mukosa. Akan tetapi,

    pemberian tetes hidung phenyleprine yang berlebihan dapat menimbulkan

    hipertensi, takikardi dan lain lain. 8ika pasien sadar, lokal anestesi se$ara tetes dan

    blok saraf dapat digunakan. *

    :: yang telah dilubrikasi dengan jeli yang larut dalam air, dimasukkan

    dipergunakan didasar hidung, dibaah turbin inferior. !eel :: disisi lateral jauh

    dari turbin. ntuk memastikan pipa leat di dasar rongga hidung, ujung

    proksimal dari :: harus ditarik ke arah kepala. #ipa se$ara berangsur-angsur

    dimasukan hingga ujungnya terlihat di orofaring, dengan laringoskop, digunakan

    untuk adduksi pita suara. +eringnya ujung distal dari :: dapat dimasukan pada

    tra$hea tanpa kesulitan. 8ika ditemukan kesulitan memasukkan ujung pipa menuju

    pita suara mungkin difasilitasi dengan for$ep agil, yang dilakukan dengan hati-

    hati agar tidak merusakkan balon. emasukkan :: melalaui hidung atau

    pemasangan kateter nasogastrik berbahaya pada pasien dengan trauma ajah yang

    berat disebabkan adanya resiko masuk ke intrakranial. *

    Komplikasi Intubasi

    1. +elama intubasi

    a. :rauma gigi-geligi

    b. &aserasi bibir, gusi, laring

    $. erangsang saraf simpatis (hipersekresi dan takikardia)

    d. 3ntubasi bronkuse. 3ntubasi esofagus

    f. Aspirasi

    g. +pasme bronkus 5

    . +etelah ekstubasi

    a. +pasme laring

    12

  • 7/26/2019 Referat Airway

    13/34

    b. Aspirasi

    $. 7angguan fonasi

    d. %dema glotis-subglotis

    e. 3nfeksi laring, faring trakea 5

    ) #enghisapan !enda 2air %Suctioning&

    !ila terdapat sumbatan jalan napas karena benda $air maka dilakukan

    penghisapan %suctioning&. #enghisapan dilakukan dengan menggunakan alat bantu

    pengisap (penghisap manual portabel, pengisap dengan sumber listrik).

    7ambar '. :eknik +u$tion

    embersihkan benda asing padat dalam jalan napas !ila pasien tidak sadar dan

    terdapat sumbatan benda padat di daerah hipofaring yang tidak mungkin diambil dengan

    sapuan jari, maka digunakan alat bantuan berupa laringoskop, alat penghisap %suction&

    dan alat penjepit %forceps&. ,*

    =) :rakeostomiG:rakeostomi adalah tindakan membuat lubang pada dinding depan atay anterior

    trakea untuk bernapas. enurut letak stoma, traleostomi dibedakan letak yang tinggi dan

    letak yang rendah dan batas letak ini ada;;ah $in$in trakea ketiga. +edangkan menurut

    aktu dilakukan tindakan maka trakeostomi dibagi dalam 1) trakeostomi darurat, )

    trakeostomi beren$ana. +yatan kulit trakeostomi dapat ertikal di garis tengah leher mulai

    di baah krikoid sampai fosa suprasternal ata jika membuat sayatan horiHontal dilakuakn

    pada pertengahan jarak antara kartilago krikoid dengan fosa suprasternal atau kira-kira

    jari dibaah krikoid orang deasa. >

    13

  • 7/26/2019 Referat Airway

    14/34

    5) Krikotirotomi

    erupakan tindakan penyayatan pada pasien dalam keadaan gaat napas.

    !. Indikasi "antuan Jalan Napas

    1. 6bstruksi jalan napas

    A. +umbatan di atas laring

    a. &idah yang jatuh ke hipofaring- #asien tidak sadar. #ada pasien tidak sadar, tonus otot penyangga lidah

    menurun sehingga lidah jatuh ke arah posterior dan menempel pada

    dinding posterior faring. :erutama pada pasien gemuk, leher pendek, lidah

    besar pada bayi.?

    b. !enda asing

    - &endir

    - !ekuan darah

    - 7igi palsu yang terlepas

    - untahan

    - akanan ?

    $. #enyakit infeksi atau tumor jalan nafas bagian atas- #embesaran tonsil

    - #olip pada rongga hidung

    - :umor rongga mulut dan dasar lidah ?

    d. :rauma di daerah muka- :rauma kepala yang mengenai daerah maksilo-fasial, yang dapat merusak

    anatomi regio tersebut sehingga mengganggu pasase udara melalui jalan

    napas atas ?

    !. +umbatan pada laringa. !enda asing menyumbat rima glottis

    b. Beaksi alergi anafilaktik

    14

  • 7/26/2019 Referat Airway

    15/34

    $. :umor laring

    d. :rauma laring

    e. #aralisis pita suaraf. +pasme laring ?

    2. +umbatan di baah laringa. :umor mendesak trakea

    b. !enda asing bronkus

    $. +pasme bronkustumor bronkus ?

    . Centi nafas depresi pusat nafas, kelumpuhan otot pernafasan ?

    *. #embedahan durasi lama, posisi khusus

    =. #en$egahan terhadap regurgitasi aspirasi dan regurgitasi

    5. empermudah entilasi positif dan oksigenasi saat resusitasi 5

    #. Di$$i%ult Airwa&

    #.1 De$inisi

    'ifficult airwa" (Kesulitan 8alan "apas), menurut The American Societ" of

    Anesthesiolog" (A+A) 44* adalah adanya situasi klinis yang menyulitkan baik entilasi

    dengan masker atau intubasi yang dilakukan oleh dokter anestesi yang berpengalaman dan

    terampil.@

    #.2 Jenis Kesulitan Jalan Napas

    enurut A+A jenis kesulitan jalan napas dibagi menjadi =

    Kesulitan entilasi dengan sungkup atau supraglotti$ airay (+7A)

    Ketidakmampuan dari ahli anestesi yang berpengalaman untuk menjaga +6 I '4 E

    saat entilasi dengan menggunakan masker ajah dan 6 inspirasi 144E, dengan

    ketentuan baha tingkat saturasi oksigen pra entilasi masih dalam batas normal.

    Kesulitan dilakukan laringoskopi

    Kesulitan untuk melihat bagian pita suara, setelah di$oba beberapa kali denganlaringoskop sederhana.

    Kesulitan intubasi trakea

  • 7/26/2019 Referat Airway

    16/34

    Kegagalan intubasi

    #enempatan %:: gagal setelah beberapa kali per$obaan intubasi.@

    #.! 'tiologi ( )aktor *esiko

    16

  • 7/26/2019 Referat Airway

    17/34

    17

    :abel 1. +indrom yang berperan sebagai penyulit dalam tatalaksana jalan napas.

    Keadaan #atologis Keadaan Klinis yang empengaruhi 8alan "apas

    Kongenital

    +indroma #ierre Bobin

    +indroma :rea$her 2ollins

    (dysostosis mandibulofa$ial)

    +indroma 7oldenhars

    (okulo-aurikula-ertebral)

    +indroma

  • 7/26/2019 Referat Airway

    18/34

    #.+ Diagnosis

    Anamnesis

    %aluasi preoperatif harus men$akup anamnesa atau riayat terutama yang berhubungan

    dengan jalan napas atau gejala-gejala yang berhubungan dengan saluran pernapasan atas. !ila

    mungkin, perlu dilakukan dokumentasi terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan

    saluran pernapasan atas. :anda dan gejala yang berhubungan dengan jalan napas harus dijelaskan

    misalnya snoring atau mengorok (misalnya pada sleep apneayang obstruktif), gigi terkikis,

    perubahan suara, disfagi, stridor, nyeri serikal atau pergerakan leher yang terbatas, neuropathi

    ekstremitas atas, nyeri atau disfungsi sendi temporo-mandibular dan nyeri tenggorokan atau

    rahang yang berlangsung lama setelah pembiusan. !anyak kelainan kongenital dan gejala yang

    didapat , berhubungan dengan penyulit tatalaksana jalan napas.'

    Pemeriksaan )isik

    #enilaian Kesulitan entilasi % #B(S(& #ver weight (body mass inde/ I > kgm)

    Beard

    (lderl" (I 55 tahun)

    Snoring

    (dentulous ?

    :anda kegagalan entilasi

    - :idak adekuat atau tidak adanya gerakan dinding dada

    - !erkurangnay atau tidak adanya suara napas

    - #ada auskultasi ditemukan tanda obstruksi

    - +ianosis

    -

  • 7/26/2019 Referat Airway

    19/34

    - !erkrangnya atau tidak adanya pengeluaran karbondioksida

    - !erkurangnya atau tidak adanya hembusan udara pada spirometri

    - #erubahan hemodinamik, hipoksia atau hiperkarbia @

    #enilaian Kesulitan 3ntubasi

    allampati

    Klasifikasi allampati+amsoon-Joung berdasarkan penampakan dari orofaring. ?

    19

  • 7/26/2019 Referat Airway

    20/34

    easurements *-*--1 or 1--*-* Fingers* - Fingers outh 6pening

    * - Fingers Cypomental

  • 7/26/2019 Referat Airway

    21/34

    8ika s$ore pasien @ atau lebih, maka memungkinkan diffi$ult airay

    Pemeriksaan Penun,ang

    Badiografi , 2:-s$an , fluoroskopi dapat mengidentifikasi berbagai keadaan yang

    didapat atau baaan pada pasien dengan kesulitan jalan napas.

    +. Penanganan Jalan Napas Sulit

    +.1 '-aluasi Jalan Napas

    emperoleh riayat kesulitan jalan napas

    - Biayat penyakit (kesulitan jalan napas) dapat membantu dalam $ara menghadapi

    kesulitan jalan nafas,riayat operasi atau riayat anestesi, jika ada kemudian tanyakan

    aktu pelaksanaan.@

    #emeriksaan fisik

    - 2iri-$iri anatomi tertentu ($iri-$iri fisik dari kepala dan leher) dan kemungkinan dari

    kesulitan jalan nafas.@

    %aluasi tambahan

    - :es diagnostik tertentu (Badiografi , 2:-s$an , fluoroskopi ) dapat mengidentifikasi

    berbagai keadaan yang didapat atau baaan pada pasien dengan kesulitan jalan napas

    @

    +.2 Persiapan Standar pada anagemen Kesulitan Jalan Napas

    (1) :ersedianya peralatan untuk pengelolaan kesulitan jalan napas- &aryngos$ope dengan beberapa alternatif desain dan ukuran yang sesuai- %ndotrakea tube berbagai ma$am ukuran.

    21

  • 7/26/2019 Referat Airway

    22/34

    - #emandu endotrakeal tube. 2ontohnya stylets semirigid dengan atau tanpa lubang

    tengah untuk jet entilasi, senter panjang, dan mangil tang diran$ang khusus

    untuk dapat memanipulasi bagian distal endotrakeal tube.- #eralatan 3ntubasi fiberoptik.-

    #eralatan 3ntubasi retrograd.- #erangkat entilasi jalan nafas darurat nonsurgi$al. 2ontohnya sebuah jet

    transtra$heal entilator, sebuah jet entilasi dengan stylet entilasi, &A, dan

    $ombitube.

    - #eralatan yang sesuai untuk akses pembedahan napas darurat (misalnya,

    $ri$othyrotomy).- +ebuah detektor 26 nafas (kapnograf). 14

    () enginformasikan kepada pasien atau keluarga tentang adanya atau dugaan kesulitan

    jalan nafas, prosedur yang berkaitan dengan pengelolaan kesulitan jalan nafas, dan risiko

    khusus yang kemungkinan dapat terjadi(*) emastikan baha setidaknya ada satu orang tambahan sebagai asisten dalam

    manajemen kesulitan jalan nafas,

    (=) elakukan preoksigenasi dengan sungkup ajah sebelum memulai manajemen kesulitan

    jalan nafas,(5) +e$ara aktif memberikan oksigen tambahan di seluruh proses manajemen kesulitan jalan

    nafas.

  • 7/26/2019 Referat Airway

    23/34

    . &aringoskopi dengan bantuan ideo.

    *. 3ntubasi stylets atau tube-$hanger.

    =. +7A untuk entilasi (&A, laringeal tube)

    #enggunaan &A meningkat untuk menggantikan pemakaian face masdan ::

    selama pemberian anestesi, untuk memfasilitasi entilasi dan pemasangan :: pada pasien

    dengan jalan nafas yang sulit, dan untuk membantu entilasi selama bronchoscop"

    fiberoptic, juga pemasangan bronkhoskop. &A memiliki kelebihan istimea dalam

    menentukan penanganan kesulitan jalan nafas dibandingkan $ombitube. Ada = tipe &A

    yang biasa digunakan &A yang dapat dipakai ulang, &A yang tidak dapat dipakai

    ulang, #ro+eal &A yang memiliki lubang untuk memasukkan pipa nasogastrik dan

    dapat digunakan entilasi tekanan positif, dan Fastra$h &A yang dapat memfasilitasi

    intubasi bagi pasien dengan jalan nafas yang sulit. *

    23

  • 7/26/2019 Referat Airway

    24/34

    &A terdiri dari pipa dengan lubang yang besar, yang di akhir bagian proksimal

    dihubungkan dengan sirkuit nafas dengan konektor berukuran 15 mm, dan dibagian distal

    terdapat balon berbentuk elips yang dapat dikembangkan leat pipa. !alon dikempiskan

    dulu, kemudian diberi pelumas dan masukan se$ara membuta ke hipofaring, sekali telah

    dikembangkan, balon dengan tekanan rendah ada di muara laring. #emasangannya

    memerlukan anestesi yang lebih dalam dibandingkan untuk memasukan oral airwa".

    9alaupun pemasangannya relatif mudah, perhatian yang detil akan memperbaiki

    keberhasilan. #osisi ideal dari balon adalah dasar lidah di bagian superior, sinus

    pyriforme dilateral, dan spin$ter oesopagus bagian atas di inferior. 8ika esophagus

    terletak di rim balon, distensi lambung atau regurgitasi masih mungkin terjadi. ariasi

    anatomi men$egah fungsi &A yang adekuat pada beberapa pasien. Akan tetapi, jika

    &A tidak berfungsi semestinya dan setelah men$oba memperbaiki masih tidak baik,

    kebanyakan klinisi men$oba dengan &A lain yang ukurannya lebih besar atau lebih

    ke$il. Karena penutupan oleh epiglotis atau ujung balon merupakan penyebab kegagalan

    terbanyak, maka memasukkan &A dengan penglihatan se$ara langsung dengan

    laringoskop atau bron$hoskop fiberoptik (F6!) menguntungkan pada kasus yang sulit.

  • 7/26/2019 Referat Airway

    25/34

    &A memberikan alternatif untuk entilasi selain fa$e mask atau ::.

    Kontraindikasi untuk &A adalah pasien dengan kelainan faring (misalnya abses),

    sumbatan faring, lambung yang penuh (misalnya kehamilan, hernia hiatal), atau

    komplians paru rendah (misalnya penyakit restriksi jalan nafas) yang memerlukan

    tekanan inspirasi pun$ak lebih besar dari *4 $m C6. +e$ara tradisional, &A dihindari

    pada pasien dengan bronkhospasme aatau resistensi jalan nafas tinggi, akan tetapi, bukti-

    bukti baru menunjukkan baha karena tidak ditempatkan dalam trakea, penggunaan

    &A dihubungkan dengan kejadian bronkospasme lebih kurang dari pada dengan ::.

    9alaupun hal ini nyata tidak sebagai penganti untuk trakeal intubasi, &A membuktikan

    sangat membantu terutama pada pasien dengan jalan nafas yang sulit (yang tidak dapat

    dientilasi atau diintubasi) disebabkan mudah untuk memasangnya dan angka

    keberhasilannya relatif besar ('5-''E). &A telah digunakan sebagai pipa untuk jalurstylet ( gum elastik, bougie), entilasi jet stylet, fleksibel F6!, atau :: diameter ke$il

    (>,4 mm). *

    25

  • 7/26/2019 Referat Airway

    26/34

    :ersedia &A yang telah dimodifikasi untuk memfasilitasi penempatan :: yang

    lebih besar dengan atau tanpa menggunakan F6!. #emasukannya dapat dilakukan

    dibaah anestesi topikal dan blok saraf laringeal bilateral jika jalan nafas harus bebas

    seraya pasiennya sadar. *

    5. +7A untuk intubasi (3&A),

    >. &aryngos$opi$ bilah rigid dari berbagai desain dan ukuran,

    &aringoskop adalah instrumen untuk pemeriksaan laring dan untuk fasilitas intubasi

    trakea. Handle biasanya berisi baterai untuk $ahaya bola lampu pada ujung blade, atau untuk

    energifiberoptic bundleyang berakhir pada ujung blade. 2ahaya dari bundle fiberopti tertuju

    langsung dan tidak tersebar.

    26

  • 7/26/2019 Referat Airway

    27/34

    &aringoskop dengan lampufiberoptic bundledapat $o$ok digunakan diruang B3.Blade

    MacintoshdanMillerada yang melengkung dan bentuk lurus. #emilihan dari blade tergantung

    dari kebiasaan seseorang dan anatomi pasien.

  • 7/26/2019 Referat Airway

    28/34

    mengalirkan $ahaya dan gambar oleh refleksi internal-$ontohnya sorotan $ahaya akan terjebak

    dalam fiberdan terlihat tidak berubah pada sisi yang berlaanan. #emasangan pipa berisi

    bundel dari $iber, masing-masing berisi 14.444 D 15.444fiber. +atu bundel menyalurkan $ahaya

    dari sumber $ahaya ( sumber $ahaya bundel) yang terdapat diluar alat atau berada dalam handle

    yang memberikan gambaran resolusi tinggi. *

    anipulasi langsung untuk memasangkan pipa dilakukan dengan kaat yang kaku.

    +aluran aspirasi digunakan untuk su$tion dari sekresi, insuflasi 6 atau penyemprotan

    anestesi lokal. +aluran aspirasi sulit untuk dibersihkan, akan tetapi, sebagai sumber

    infeksi sehingga memerlukan kehati-hatian pada pembersihan dan sterilisasi telah

    digunakan. *

    2ara intubasi "asal Fiberoptik Fleksibel

    Kedua lubang hidung dipersiapkan dengan pemberian tetes asokonstriktor.

    3dentifikasi lubang hidung dimana pasien bernafas lebih mudah. 6 dapat diinsuflasi

    melalui ujung su$tion dan saluran untuk aspirasi dari F6! untuk memperbaiki oksigenasi

    dan membuang sekret dari ujung tip. *

    #ilihan lain, nasal airay ukuran besar (ukuran *>F) dapat dipasang dalam lubang hidung

    kolateral. !reathing sirkuit dapat langsung dihubungkan pada ujung dari nasal airay untuk

    memberikan 6144E selama laringoskopi. 8ika pasien tidak sadar dan tidak bernafas spontan,

    mulut dapat diplester dan entilasi dilakukan melalui na sal airay tunggal. !ila teknik ini

    digunakan adekuat entilasi dan oksigenasi harus di konfirmasi dengan $apnograph dan pulse

    o/imetry. :: yang telah diberi pelumas dan dimasukkan ke dalam lubang hidung lainnya

    sepanjang nasal airay. :angkai dari F6! yang telah diberi peli$in dimasukan ke dalam lubang

    28

  • 7/26/2019 Referat Airway

    29/34

    ::. +elama endoskopi, jangan dimajukan jika hanya dinding dari :: atau membran mukosa yang

    terlihat. 3ni juga penting untuk mempertahankan tangkai bronkoskop relatif lurus, jadi jika kepala

    dari bronkhoskop diputar se$ara langsung, ujung distal akan bergerak dengan derajat yang sama.

    Ketika ujung dari F6! masuk ujung distal dari ::, epiglotis dan glotis harus tampak. jung dari

    bron$hoskop dimanipulasi untuk meleati pita suara yang telah abduksi. *

    3ni tidak perlu dilakukan dengan $epat karena pasien sadar dapat bernafas adekuat

    dan pada pasien dianestesi, jika entilasi dan oksigenasi tidak adekuat, F6! ditarik

    danlakukan entilasi dengan fa$e mask. inta asisten untuk ja thrust atau lakukan

    tekanan pada krikoid dapat membantu penglihatan pada kasus sulit. 8ika pasien bernafas

    spontan, tarik lidah dengan klem dapat memfasilitasi intubasi. *

    +ekali dalam trakea, F6! didorong masuk ke dekat $arina. Adanya $in$in trakhea

    dan $arina adalah membuktikan posisi yang tepat. :: di dorong dari F6!. +udut sekitar

    $artilago arytenoid dan epiglotis dapat men$egah mudahnya memasukan pipa.

    #enggunaan pipa yang berkaat baja biasanya menurunkan masalah ini disebabkan lebih

    besarnya fleksibilitas dan sudut pada bagian distal lebih tumpul. #osisi :: yang tepat

    dikonfirmasi dengan melihat ujung dari pipa diatas karina sebelum F6! ditarik. *

    29

  • 7/26/2019 Referat Airway

    30/34

    @. +tylets menyala atauLigth )and. @

    5.= Akibat dari kesulitan ,alan napas

    Akibat dari kesultan jalan napas adalah

    Akibat yang dapat terjadi dari kesulitan jalan napas, adalah

    a. kematian,

    b. kerusakan otak,

    $. $ardia$ arrest,

    d. trauma jalan napas,

    e. kerusakan gigi.@

    +.+ Algoritma Kesulitan Jalan Napas

    1. enilai kemungkinan dan dampak klinis dari masalah pada penanganan dasar

    O Kesulitan dengan kerjasama atau persetujuan pasien

    O Kesulitan entilasi sungkup

    O Kesulitan penempatan +upraglotti$ Airay

    O Kesulitan laringoskopi

    O Kesulitan intubasi

    O Kesulitan akses bedah jalan napas @

    . Aktif memberikan oksigen tambahan selama proses manajemen kesulitan jalan

    napas

    *. empertimbangkan manfaat relatif dan kelayakan dari penanganan dasar

    O Aake intubation s intubasi setelah induksi anestesi umum

    O :eknik non-inasif s teknik inasif untuk pendekatan aal untuk intubasi

    O ideo laringoskopi sebagai pendekatan aal untuk intubasi

    O enjaga entilasi spontan s ablasi entilasi spontan @

    =. engembangkan strategi primer dan strategi alternatie

    Kotak A dipilih bila kesulitan jalan nafas diantisipasi, sedangkan kotak ! untuk situasi

    dimana kesulitan jalan nafas tidak diantisipasi. AAA tidak pada retardasi mental, intoksikasi,

    ke$emasan, penurunan derajat kesadaran, atau usia. #asien ini mungkin masih memasuki kotak A,

    30

  • 7/26/2019 Referat Airway

    31/34

    tetapi intubasi PaakeQ mungkin membutuhkan modifikasi teknik yang mempertahankan

    entilasi spontan ($th, induksi inhalasi) @

    #emasangan fa$e mask, jika Pfa$emaskQ adekuat, masuk jalur nonemergensi A+A-

  • 7/26/2019 Referat Airway

    32/34

    !ila entilasi &A gagal, dilanjutkan dengan jalur emergen$y. A+A-

  • 7/26/2019 Referat Airway

    33/34

    :: dilepas dari plester dan balon dikempiskan. #emberian sedikit tekanan positif pada jalan

    napas pada kantong anestesia yang dihubungkan dengan :: dapat membantu meniup sekret

    yang terkumpul pada ujung balon supaya ke luar ke arah atas, menuju faring, yang kemudian

    dapat disu$tion. #en$abutan :: pada saat akhir ekspirasi atau akhir inspirasi mungkin tidak

    terlalu penting. :: di$abut dengan satu gerakan yang halus, dan sungkup ajah biasanya

    digunakan untuk menghantarkan oksigen 144E sampai pasien menjadi $ukup stabil untuk

    diantar ke ruang pemulihan. #ada beberapa institusi, oksigen dengan sungkup ajah

    dipertahankan selama pengantaran pasien. *

    +.0 Perawatan an,ut

    1) endokumentasikan adanya dan sifat dari kesulitan jalan napas dalam rekam medis,

    ) enginformasikan pasien atau orang yang bertanggung jaab dari kesulitan jalan napas

    yang dihadapi,

    *) engealuasi dan mengaasi pasien tentang kemungkinan komplikasi yang terjadi pada

    manajemen kesulitan jalan nafas @

    33

  • 7/26/2019 Referat Airway

    34/34

    DA)TA* PUSTAKA

    1. 7uyton. Fisiologi Kedokteran. %72. 8akarta, 44?.

    . AbhiRue. G ana,emen Airwa& "reat3ing dan 4ir%ulation, aailable athttpabhiRue.blogspot.$om44'14konsep-keperaatan-gaat-darurat.html. A$$esed on @th

    February 41=.

    *. organ 7% et al. 2lini$al Anesthesiology. =thedition. "e Jork &ange edi$al !ook. 44>=. "ugraha, A., ana,emen Jalan Na$as 5 Anatomi, httpkomitekeperaatan

    rsdsoreang.blogspot.$om4144'manajemen-jalan-nafas-anatomi.html. A$$esed on nd ar$h 41=.5. &atief +, +uryadi K,