Referat 2 Agus Junaidi

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    1/32

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Seorang Intensivis yaitu dokter yang mempraktikkan ilmu dan seni

    kedokteran perawatan intensif, memiliki pekerjaan yang menantang. Bidang ini

    memiliki karakteristik unik yang membuatnya berbeda dari kebanyakan bidang

    kedokteran lain. Berurusan dengan populasi yang cukup heterogen, pasien dari

     berbagai usia, penyakit komorbiditas, alasan untuk mencari perawatan medis, dan

    kebutuhan khusus untuk perawatan. Selain itu, rentang waktu untuk intervensi

    diukur dalam beberapa menit bukan hari atau bulan. Untuk alasan inilah maka

    secara tradisional mempraktikkan spesialisasi ini dalam tempat khusus di rumah

    sakit, yang disebut Unit Perawatan Intensif I!U" di mana semua teknis dan

    keahlian manusia berkumpul untuk mengoptimalkan ilmu dan seni dalam

    mencegah, mendeteksi, dan mengelola pasien yang berisiko atau yang sudah kritis

    untuk mencapai hasil perawatan yang terbaik. #ugas ini prosesnya kompleks,

    dilakukan pada populasi pasien yang sangat heterogen dan dipengaruhi oleh

     beberapa variabel yang meliputi latar belakang agama dan budaya, struktur dan

    organisasi sistem kesehatan yang berbeda. 

    $akta fakta ini, terutama mengenai

    ketidakseragaman karakteristik pasien, status kesehatan kronis dan tingkat

    fisiologis reserve pasien, dan juga keadaan akut atau penyakit yang bertanggung

     jawab pada situasi akut dan waktu masuk dan karakteristik perawatan medis

    diterapkan sampai masuk ke I!U, membuat evaluasi dampak dari setiap praktek 

    klinis atau non klinis pada pasien kirits memiliki tugas yang menantang. %engan

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    2/32

    kata lain, ketika kita ingin membakukan kelompok pasien yang berbeda, kita perlu

    selalu menggunakan metode penyesuaian risiko, yang memungkinkan kita untuk 

    memperhitungkan semua karakteristik dari pasien yang diketahui mempengaruhi

    hasil akhir mereka, terlepas dari pengobatan yang diterima.&

    Sekitar tahun &'() beberapa intensivist memutuskan untuk menggunakan

    skor tingkat keparahan pasien yang dirawat di I!U sebagai pembanding populsi

    dan mengevaluasi hasil peawatan. *asil dari perawatan intesif tergantung pada

     beberapa faktor yang muncul sejak hari pertama perawatan I!U dan

     perkembangan pasien selama dalam perawatan I!U. #ingkat skor keparahan ini

     biasanya terbagi + bagian pertama skor itu sendiri yang berbentuk angka angka

    tertinggi berarti penyakit lebih parah. -edua kemungkinan atau peluang yang

    menunjukkan prognosa pasien.+

    Sistem skor yang digunakan pasien di I!U secara umum dapat dibagi

    sistem skor khusus untuk organ atau penyakit misalnya, lasgow !oma Scale

    !S"" dan sistem skor yang umum untuk semua pasien I!U. dalam referat ini,

    kita fokus pada sistem skor yang umum, yang secara luas dibagi skor yang

    menilai keparahan penyakit pada saat pasien masuk dan menggunakannya untuk 

    memprediksi hasil akhir perawatan misalnya, /cute Physiology and !hronic

    *ealth 0valuation /P/!*0", Simplified akut $isiologi Score S/PS", 1ortality

    Probability 1odel 1P1"", -emudian skor yang menilai keberadaan dan tingkat

    keparahan disfungsi organ 1isalnya, 1ultiple 2rgan %ysfunction Score

    12%S", Se3uential 2rgan $ailure /ssessment S2$/"".4

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    3/32

      Pada referat ini terutama akan dipelajari mengenai /P/!*0 dan S2$/

    dikarenakn kedua sistem ini digunakan di I!U 5umah Sakit *asan Sadikin

    Bandung.

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    4/32

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Perkembangan Sistem Skor di IU

      Perkembangan sistem skor yang berlaku untuk kelompok pasien yang

    dirawat di I!U dimulai pada tahun &'()6an. Sistem skor pertama yaitu /cute

    Physiology and !hronic *ealth 0valuation /P/!*0". %ikembangkan di eorge

    7ashington University 1edical !entre pada tahun &'(& oleh 7illiam -naus et

    al., sistem /P/!*0 mendemostrasikan kemampuannya untuk mengevaluasi

    tingkat keparahan penyakit dengan akurat dan dapat dilakukan berulang. %ua

    tahun kemudian, 8ean65oger 9e all dan rekan kerja menerbitkan Simplifed

    /cute Physiology Score S/PS" yang merupakan penyederhanaan dari sistem

    /P/!*0. Sistem ini dengan cepat menjadi sangat populer di 0ropa, terutama di

    Prancis. Penyederhanaan lain dari sistem /P/!*0 adalah /P/!*0 II,

    diterbitkan pada tahun &'(: oleh penulis yang sama dari sistem aslinya. Sistem

    skor lainnya yaitu 1ortality Probability 1odels 1P1", yang dikembangkan oleh

    Stanley 9emeshow menggunakan teknik regresi logistik. Perkembangan terakhir 

    di bidang ini meliputi versi ketiga dari sistem /P/!*0 /P/!*0 III" dan versi

    kedua dari S/PS S/PS II" dan 1P1 1P1 II". Semua dari mereka

    menggunakan regresi logistik ganda untuk memilih dan mempertimbangkan

    variabel, dan mampu menghitung probabilitas kematian untuk kelompok pasien di

    I!U dan telah menunjukkan bahwa mereka lebih baik daripada yang sebelumnya

    dan perkembangan terus berlanjut hingga saat ini. ;

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    5/32

    #abel &. Perkembangan 5evisi Sistem Skor di I!U

    SistemSkor

    Ta!"n #entang$akt"

    Uk"ran

    o!ort

    IU Negara

    S/PS &'(; +; jam

     pertama

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    6/32

    variabel dan menetapkan bobot untuk setiap variabel berdasarkan pendapat

     pribadi mereka. 1isalnya /P/!*0 II, 2%IA dan S2$/. Ailai 2bjektif variabel

    dikumpulkan dengan menggunakan teknik model regresi logistik dan penilaian

    klinis untuk menentukan rentang dan bobot nilainya. 1isalnya /P/!*0 III,

    S/PS II, 1P1 II, 12%S,92% dan #5I2S. Umumnya sistem skor untuk 

     populasi orang dewasa di I!U menggunakan

    /P/!*0 II

    S/PS II

    12%S

    S2$/

    92%S

    1P1 II pada penerimaan, +; jam, ;( jam, =+ jam

    2%IA

    #5I2S

    lasgow koma skor !S"

    #elah banyak penelitian menunjukkan efektivitas sistem skor dalam memprediksi

    kematian di rumah sakit dan sebagian besar skor yang tersedia adalah sebanding

    dalam hal hasil prediksi. Aamun model Prediksi harus berkala diperbarui untuk 

    merefleksikan perubahan dalam praktek medis dan kasus kasus campuran dari

    waktu ke waktu. Sebuah studi prospektif oleh 1eyer et al. menunjukkan bahwa di

    antara pasien yang diprediksi oleh penilaian klinis dan skor /P/!*0 II

    meninggal, lebih dari ;)Cnya selamat. mereka menyimpulkan bahwa tidak ada

    metode yang dapat diandalkan untuk memprediksi mortalitas pasien I!U bedah.

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    7/32

    *al ini menimbulkan pertanyaan karakteristik apa yang dibutuhkan dari risiko

    yang disesuaikan dengan prediksi mortalitas dan bagaimana untuk menghindari

    kebingungan yang ada antara menafsirkan kemungkinan probabilitas mortalias

    dan memprediksi apakah seorang pasien akan hidup atau mati.<

    2.& A'"te P!(sio)og( Age and !roni' Hea)t! E*a)"ation +APAHE,

    Pada tahun &'(& -naus dan rekan6rekannya menjelaskan sistem /P/!*0,

    sebuah sistem klasifikasi berdasarkan fisiologis untuk mengukur tingkat

    keparahan penyakit pada kelompok pasien sakit kritis. mereka mengatakan sistem

    ini dapat digunakan untuk mengendalikan casemiD, membandingkan hasil akhir,

    mengevaluasi terapi baru dan mempelajari pemanfaatannya di I!U. /P/!*0 II,

    versi sederhana, diperkenalkan di &'(: dan meskipun digantikan oleh /P/!*0

    III di &''&, /P/!*0 II tetap yang paling banyak dipelajari dan digunakan secara

    luas sebagai sistem penilaian tingkat keparahan penyakit. /P/!*0 I?

    diperkenalkan pada tahun +))< dan seperti /P/!*0, dikarenakan sistem ini

    dipatenkan. /kibatnya, seluruh dunia didominasi /P/!*0 II sebagai sistem

    untuk pelaporan tingkat keparahan penyakit daripada versi setelahnya. /P/!*0

    II dikembangkan dan divalidasi pada :)4) bypass arteri noncoronary atau pasien

    luka bakaryang dirawat di I!U di /merika Serikat. Sistem ini dihitung dari tiga

    komponen

    &. Skor fisiologi yang akut /PS"

    +. Skor kesehatan kronis berdasarkan keadaan premorbid

    4. Skor berdasarkan usia pasien

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    8/32

    &+ variabel dari /PS dan relatif bobot mereka diputuskan oleh pendapat ahli.

    ?ariabel ini dikumpulkan dalam +; jam pertama setelah masuk ke intensif 

     perawatan dan harus mewakili nilai6nilai fisiologis terburuk.:

    Sistem /P/!*0 II menggunakan skor berdasarkan nilai6nilai dari

     perhitungan &+ rutin fisiologis yang diambil selama +; jam pertama setelah

    masuk, usia dan status kesehatan sebelumnya untuk memberikan penilaian umum

    tingkat keparahan penyakit. %engan skor antara )6=&, skor yang lebih tinggi

    menunjukkan tingkat keparahan penyakit yang lebih dan resiko kematian lebih

    tinggi. Skor /P/!*0 II dapat memprognosis kelompok pasien akut dan

    membantu penelitian membandingkan keberhasilan terapi yang berbeda dan baru.

    8ika variabel belum diukur, maka diberikan poin nol. kematian di rumah sakit

    diperkirakan dengan menggunakan skor /P/!*0 II, berdasarkan kategori

    diagnostik pada saat pasien masuk dan juga tergantung pada apakah perlu atau

    tidak pasien dilakukan operasi darurat. 0stimasi resiko dari kematian di rumah

    sakit dihitung dengan persamaan regresi logistik, memanfaatkan koefisien spesifik 

    yang dibuat untuk tujuan tersebut tabel + dan 4". %alam sebuah penelitian

    retrospektif dari 4'< pasien oleh Peter et al. 1engevaluasi kinerja Sistem

    /P/!*0 II, S/PS II, 1P1 II dan Poisoning Severity Score PSS", mereka

    menemukan bahwa bahkan dalam kasus keracunan, skor sistem /P/!*0 II dan

    S/PS II mengungguli PSS. Aamun, skor /P/!*0 II tidak sensitif atau spesifik 

    dalam hal prediksi kematian. -eterbatasan utama sistem skor ini adalah bahwa

     banyak pasien memiliki beberapa kondisi co6morbid dan kesulitan menentukan

    kategori diagnostik utama yang berlaku kepada pasien tersebut. Selain itu,

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    9/32

    variabel fisiologis semua dinamis dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

    termasuk resusitasi dan pengobatan yang sedang berlangsung, maka, muncul bias

    menentukan waktu yang merupakan pertimbangan penting ketika merawat pasien

    di I!U. Semua faktor ini dapat menyebabkan prediksi mortalitas berlebihan.

    #abel +. /cute Physiology /ge and !hronic *ealth 0valuation

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    10/32

    #abel 4. Bobot -ategori %iagnostik /P/!*0 II

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    11/32

    Sistem /P/!*0 III dirancang untuk memperbaiki /P/!*0 II. Ini terdiri dari

    dua bagian

    Skor /P/!*0 III, yang dapat memberikan stratifikasi awal pada pasien sakit

     berat yang dirawat di rumah sakit dalam kelompok pasien apapun

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    12/32

    Ailai prediksi /P/!*0 III, yang menggunakan skor dan referensi data

    /P/!*0 III pada kategori penyakit utama dan lokasi pengobatan segera sebelum

    masuk I!U untuk memberikan perkiraan risiko kematian di rumah sakit.

    /P/!*0 III sebagian besar menggunakan variabel yang sama seperti /P/!*0

    II, tetapi berbeda dalam hal mengumpulkan data neurologis tidak lagi

    menggunakan !S. 1enambah dua variabel penting asal pasien dan waktu bias.

    %iagnosis akut dihitung sehingga satu diagnosis harus ditetapkan. Skor /P/!*0

    III dievaluasi dari +; jam pertama di I!U" bervariasi antara ) dan +'' poin,

    termasuk +:+ poin untuk variabel &( fisiologis, +; poin untuk usia dan +4 poin

    untuk status kesehatan kronis@ semua variabel yang dipilih untuk meningkatkan

    kekuatan hasil dari sistem skor. /P/!*0 I? secara bertahap dikembangkan,

    menggunakan variabel yang sama dengan /P/!*0 III. ?ariabel baru yang

    ditambahkan adalah ?entilasi mekanik, trombolisis, dampak sedasi pada !S,

    !S dan Pa2+ > $i2+.<

    2.- Sim%)iied A'"te P!(sio)og( S'ore +SAPS,

    Pertama dijelaskan pada tahun &''4 oleh 9e all et al., S/PS II #abel ;"

    digunakan untuk menentukan skor tingkat keparahan pasien I!U. 1odel ini

    mencakup &= variabel &+ variabel fisiologis, usia, tipe masuknya pasien dan tiga

     penyakit variabel6terkait. Seperti sistem penilaian lain, S/PS II skor register nilai

    terburuk variabel yang dipilih, dalam +; jam pertama setelah masuk. 5ata rata

    skor S/PS II dapat bervariasi antara ) dan &

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    13/32

    fisiologis, )6&= untuk usia, dan )64) poin untuk diagnosis sebelumnya".

    Probabilitas kematian kemudian dihitung menggunakan logistik regresi #abel ;".

    #abel ;. S/PS II

     Aamun, diskriminasi dan khususnya kalibrasi model S/PS II tidak cocok bila

    diterapkan pada populasi baru. 2leh karena itu, untuk menghitung rasio kematian

     perlu distandarkan kinerja I!U dengan proposal y dibuat by 9ang dibuat all et

    al., di mana enam variabel penerimaan yang ditambahkan ke S/PS II Usia, jenis

    kelamin, lama perawatan di I!U rumah sakit, lokasi pasien sebelum I!U, kategori

    klinis dan apakah ada atau tidak overdosis obat. probabilitas kematian P" untuk 

    sistem inil diperluas ini lagi dihitung menggunakan regresi logistik, di mana

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    14/32

    database di seluruh dunia dari &'.:== pasien kemudian digunakan untuk 

    mengembangkan S/PS III pada tahun +)):, terdiri dari tiga bagian variabel

    kronis, variabel akut termasuk sepsis dan karakteristik dan fisiologi. %ata yang

    diperoleh dalam satu jam setelah masuk. Probabilitas kematian I!U dan rumah

    sakit dihitung dengan menambahkan diagnosis kedalam sistem. Baru6baru ini, 9iu

    et al., 1engembangkan elektronik S/PS 4 yang diuji pada

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    15/32

    mungkin berguna sebagai alternatif akhir untuk uji klinis yang melibatkan pasien

    sakit kritis.

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    16/32

    #abel :. 12%S

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    17/32

    2. Se3"entia) rgan 4ai)"re Assessment +S4A,

      Sistem S2$/ #abel

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    18/32

    1eskipun tidak ada langsung konversi skor S2$/ ke angka kematian, perkiraan

    kasar dari risiko kematian dapat dilakukan berdasarkan dua makalah yang telah

    dipublikasikan #abel ;". Penilaian disfungsi organ selama. beberapa hari pertama

    di I!U adalah indikator yang baik untuk prognosis. Sebuah studi prospektif oleh

    Bale dkk. menunjukkan bahwa baik rata rata dan skor S2$/ lebiih tinggi berguna

    sebagai prediktor hasil akhir, skor awal dan peningkatan skor S2$/ pada ;( jam

    menunjukkan peningkatan angka mortalitas. %alam studi $erreira et al.

    %itentukan bahwa terlepas dari skor awal S2$/ peningkatan skor S2$/ selama

    ;( h pertama di I!U memprediksi tingkat kematian minimal :)C. ?osylius et al.

    1enunjukkan bahwa skor S2$/ kumulatif lebih baik dalam diskriminatif hasil

    akhir dibandingkan dengan skor tunggal disfungsi organ. Sebuah studi yang

    diterbitkan pada tahun +))=, rissom et al. mengusulkan dan menerbitkan versi

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    19/32

    sederhana dari skor S2$/ dikenal sebagai 1odified S2$/ 1S2$/" Score. Skor 

    1S2$/ menghilangkan perlunya pemeriksaan laboratorium seperti jumlah

    trombosit dan mengganti pengukuran Pa2+ > $i2+ dan serum kadar bilirubin

    dengan rasio Sp2+ > $i2+ diperoleh dengan membagi pulse oDymeter saturasi

    dengan fraksi oksigen inspirasi" dan pemeriksaan klinis untuk penyakit kuning.

    1eskipun sederhana, skor ini memiliki lebih banyak validasi.<

    2.5 Logisti' rgan D(s"n'tion +LD,

    9e all et al. awalnya mengusulkan 92%S #abel =" pada tahun &''

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    20/32

    keparahan untuk kejadian yang terjadi di I!U. Studi prospektif lain oleh -im dan

    Eoon pada :+& pasien yang dirawat di I!U neurologi, menunjukkan bahwa baik 

    92%S dan Skor /P/!*0 II memiliki diskriminasi yang sangat baik tetapi 92%S

    memiliki kalibrasi unggul@ karena itu mereka menyimpulkan bahwa 92%S lebih

    stabil daripada skor /P/!*0 II sistem dalam I!U neurologi. Aamun,

    1accariello et al. mengevaluasi kinerja 92%S pada pasien yang mendapat terapi

    renal replacement, menemukan korelasi yang buruk antara skor 92%S dan

     prediksi angka kematian. 1ereka mengatakan bahwa korelasi yang buruk ini

    adalah fakta bahwa skor 92% dipelajari pada kasus kasus lama tidak pada pasien

     pasien dengan berbagai penyakit komorbid, sepsis, gangguan fungsional kapasitas

    dan kebutuhan ventilasi mekanis dan vasoaktif. <

    2.6 0orta)it( Predi'tion 0ode) +0P0,

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    21/32

    Pertama dijelaskan oleh 9emeshow et al. 1P1 II #abel (" adalah sebuah

    model yang memberikan probabilitas kematian di rumah sakit secara langsung.

    #abel (. 1P1 II

    0mpat model telah diusulkan 1P1 II saat pasien masuk dan pada +;, ;( dan =+

     jam. ?ersi awal model ini dirancang untuk memprediksi kematian di 5S

     berdasarkan data dari penerimaan dan setelah +; jam pertama di I!U. model lain

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    22/32

    kemudian dikembangkan dan mencakup data ;(6=+ jam setelah masuk ke I!U.

    1odel ini menggunakan status kesehatan kronis, diagnosis akut, beberapa variabel

    fisiologis dan beberapa variabel lain termasuk ventilasi mekanis. 1P1 II pada ;(

    dan =+ jam menggunakan variabel yang sama dengan 1P1 II pada +; jam dan

     berdasarkan nilai6nilai yang paling akhir dari sebelum +; jam dengan bobot yang

     berbeda untuk menghitung probabilitas kematian menggunakan regresi logistik 

    #abel (".<

    2.7 rgan D(s"n'tion and Ine'tion S(stem +DIN,

    $agon et al. mengusulkan sistem 2%IA #abel '" pada tahun &''4. Ini

    termasuk data yang tercatat dalam +; jam pertama dari I!U dengan ada tidaknya

    disfungsi dalam enam organ ditambah satu infeksi dan membedakan prognosis

    sesuai dengan jenis kegagalan, tingkat kematian tertinggi ditemukan terkait

    dengan disfungsi hepar diikuti oleh hematologi dan ginjal dan terendah dengan

    disfungsi pernapasan dan infeksi. %engan mempertimbangkan baik jumlah dan

     jenis disfungsi organ, model regresi logistik kemudian digunakan untuk 

    menghitung probabilitas kematian individu yang tergantung pada bobot statistik 

    yang ditetapkan setiap 2%IA dalam urutan berikut makin turun tingkat

    keparahan -ardiovaskular, ginjal, pernapasan, neurologis, hematologi, disfungsi

    hati dan infeksi".<

    #abel '. 2%IA

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    23/32

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    24/32

    #abel &). #5I2S

    BAB III

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    25/32

    SI0PULAN

    Skor keparahan penyakit umum banyak digunakan di I!U untuk menilai

     penggunaan sumber daya, memprediksi hasil, dan mencirikan keparahan penyakit

    dan tingkat disfungsi organ. semua Skor dikembangkan untuk digunakan dalam

    kelompok campuran dari pasien I!U dan akurasi mereka dalam subkelompok 

     pasien dapat menjadi dipertanyakan, sistem skor penyakit6spesifik semakin

    dikembangkan. mengikuti perubahan populasi I!U dan diagnostik baru, terapi

    dan tersedia teknik prognostik, semua sistem skor akan perlu diperbarui. Penting

    diketahui bahwa perbedaan sistem skor memiliki perbedaan tujuan dan parameter 

    yang diukur, kami percaya bahwa mereka harus dipandang sebagai pelengkap satu

    sama lain, daripada bersaing dengan satu sama lainnya. 1isalnya, model prediksi

    hasil akhir tidak dapat digunakan untuk menilai tingkat keparahan disfungsi organ

    individu atau untuk memantau perkembangan pasien dari waktu ke waktu. 1eski

    skor disfungsi organ berkorelasi dengan hasil akhir, bukan untuk ini hal tersebut

    dikembangkan dan prediksi hasil akhir harus dibuatkan skor seperti /P/!*0 dan

    S/PS. Skor kesemuanya memberikan gambaran yang lengkap dengan

    memberikan informasi bagaimana penyakit pasien akan berdampak pada

    kebutuhan ketenagaan dan penggunaan sumber daya. -ami membayangkan

     bahwa semakin semua pasien awalnya akan dievaluasi menggunakan 1odel

    umum prediksi hasil akhir dihitung mulai masuk atau dalam +; jam pertama,

    dikombinasikan dengan skor disfungsi organ seperti S2$/ selama pasien tinggal

    I!U. akan memberikan hasil yang lebih akurat mengenai indikasi tingkat

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    26/32

    keparahan penyakit dan prognosis, yang bisa membantu baik kepada dokter yang

     bertanggung jawab atas pasien dan manajer yang terlibat dalam alokasi sumber 

    daya dan penilaian kinerja.

    DA4TA# PUSTAKA

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    27/32

    &. ullo /ntonino, Beso 8ose, 9umb Philip %, 7illiams ed $. Intensive

    and !ritical 1edicine. Italy Springer@ +))'. *lm. '46'(.

    +. 9e all 8ean65oger. #he Use of Severity Scores in the intensive !are

    Unit. Intensive care 1edicine +)):@ 4& hlm. &

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    28/32

    %/$#/5 ISI . ................................................................................................... i

    %/$#/5 #/B09 ............................................................................................. ii

    B/B I P0A%/*U9U/A ................................................................................ &

    B/B II #IA8/U/A PUS#/-/ .................................................................... ;

     +.& Perkembangan sistem skor di I!U ............................................... ;

     +.+ #ipe Skor di I!U .......................................................................... :

     +.4 /cute Physiology /ge and !hronic *ealth 0valuation ............... =

     +.; Simplified /cute Physiology Score ................................................ &&

     +.: 1ultiple 2rgan %ysfunction Score ................................................ &4

     +.< Se3uentional 2rgan $ailure /ssesment ......................................... &;

     +.= 9ogistic 2rgan %ysfunction .......................................................... &<

     +.( 1ortality Prediction 1odel ............................................................. &(

     +.' 2rgan %ysfunction and Infection System ........................................ &'

     +.&) #5I2S ........................................................................................ +)

    B/B III SI1PU9/A ......................................................................................... ++

    %/$#/5 PUS#/-/ ........................................................................................ +;

    DA4TA# TABEL

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    29/32

    #abel &. Perkembangan 5evisi Sistem Skor di I!U ........................................ :

    #abel +. /cute Physiology /ge and !hronic *ealth 0valuation .................... '

    #abel 4. Bobot -ategori %iagnostik /P/!*0 II ............................................. &)

    #abel ;. S/PS II ............................................................................................... &+

    #abel :. 12%S ............................................................................................... &;

    #abel

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    30/32

    Ag"s J"naidi= Er;in Pradian

    %epartemen /nestesi dan #erapi Intensif

    $akultas -edokteran Universitas Padjadjaran5umah Sakit *asan Sadikin

    Abstrak 

    -eterbatasan sumber daya kesehatan dan tingginya biaya manajemen kesehatan,

     prognosa suatu penyakit menjadi sangat penting didalam area ilmu kesehatan. Bagian unit

     perawatan intensif 5umah Sakit *asan Sadikin Bandung sebagai bagian dari area ilmu

    kesehatan yang memiliki keterbatasan sumber daya kesehatan dan tingginya biaya

    kesehatan manajemen kesehatan memiliki skor skor tertentu yang digunakan dalam

    memprognosa suatu penyakit pasien.

    Skor tingkat keparahan merupakan instrumen yang berfungsi mengelompokkan pasien

     berdasarkan tingkat keparahan suatu penyakit, semakin tinggi tingkat skornya semakintinggi keparahan penyakitnya. Penilaian prognosis selain bertujuan untuk 

    mengkategorikan pasien berdasarkan tingkat berat ringannya penyakit juga untuk 

    memprediksi hasil akhir tertentu biasanya penting dalam menentukan status kriteria

    keluar pasien" berdasarkan pada variabel prognostik dan penilaian persamaan tertentu.

    Kata k"n'i9 Sistem skor, I!U

     Scoring System at ICU

     Abstract 

     Health resource limitations and the high cost of health management, the prognosis of a

    disease becomes very important in the area of health sciences. Intensive care units Hasan

    Sadikin Hospital as part of the health science areas which have limited resources and the

    high cost of health care management has a certain score scores used in prognosis a

     patient's illness.

    Severity scores is an instrument that serves to classify patients according to the severity

    of the disease, the higher the score the higher the level of severity of the disease.

     Prognosis assessment in addition to aiming to categorize patients based on the severity

    level of the disease as well as to predict the outcome of certain usually important in

    determining the patient's status e!it criteria" based on prognostic variables and 

    assessment of certain e#uations.

     $eywords% Scoring System, I& 

    SISTE0 SK# DI IU

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    31/32

     ICU SCORING SYSTEM

    )e!9

    Ag"s J"naidi

    1&8121118885

    Pembimbing9

    Er;in Pradian= dr.= S%An>KI= KA#= 0.Kes.

    #E4E#AT II

    P#?#A0 PENDIDIKAN DKTE# SPESIALIS I

    4AKULTAS KEDKTE#AN UNI@E#SITAS PADJADJA#AN

    BANDUN?

    281-

    SISTE0 SK# DI IU

  • 8/18/2019 Referat 2 Agus Junaidi

    32/32

     ICU SCORING SYSTEM 

    )e!9

    Ag"s J"naidi

    1&8121118885

    #E4E#AT II

    Dis"s"n "nt"k memen"!i t"gas i)mia! %ada Program Pendidikan Dokter S%esia)is 1

    Anestesio)ogi dan Tera%i Intensi 

    Band"ng= Se%tember 281-

    Ket"a Program St"di= Pembimbing=

    Ike Sri #= dr.= S%An>KI.K0N= 0.kes Er;in P= dr.= S%An>KI= KA#= 0.Kes.

    NIP. 17/812117568/2881 NIP. 175682212818122881