Upload
dwi-arum-a
View
267
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/29/2019 refarat bedah
1/19
1
BAB I
PENDAHULUAN
Obstetrical brachial plexus palsy (Erbs palsy), merupakan kasus yang paling banyak dari
cedera saraf perifer, ini terjadi saat periode neonatus. Mayoritas anak sembuh dengan
sendirinya atau terjadi sedikit deficit neurologis, tetapi hampir dapat dipastikan bahwa
beberapa dari merekan akan tidak kembali secara normal fungsi anggota tubuhnya. Sehingga
kasus ini harus ditangani secara optimal. Saat ini masih diperdebatkan tentang factor
etiologinya, tetapi dianggap bahwa dokter kandungan yang bertanggung jawab atas masalah
ini. OBPP insidensinya saat ini sudah mulai menurun.1
Tetapi bagaimanapun juga Erbs palsy memiliki insidensi 1 atau 2 dari 1000 kelahiran
hidup. Mayoritas bayi dengan OBPP sembuh pada 2 bulan pertama kehidupannya dan setelah
itu mengalami perbaikan pada gerakan dan kekuatannya. Tetapi jika bayi tidak mengalai
perbaikan pada 3 bulan pertama kehidupannya maka akan mengalami permanen dalam
pergerakan, kekuatan yang lemah, dan penurunan dalam ukuran pada ekstremitas yang
terkena.2
Obstetrical brachial plexus palsy (OBPP) didefinisikan sebagai, flaccid paralisis (paralisis
yang disertai dengan hilangnya tonus otot dan tidak adanya refleks tendo pada ekstremitas atas
dikarenakan trauma yang diakibatkan karena trauma pada peregangan dari plexus brachialis
sewaktu lahir.1
OBPP menurut kamus kedokteran Dorland didefinisikan sebagai paralisi brakialis yang
disebabkan karena cedera lahir.3
7/29/2019 refarat bedah
2/19
2
BAB II
OBSTERICAL BRACHIAL PLEXUS PALSY
I. AnatomiPleksus brakialis merupakan jaringan nervus yang luas membentang dari leher
sampai ke lengan. Terdapat lima nervus yang besar yang diberikan symbol C5,C6,C7,C8,
dan T1 yang keluar dari medulla spinalis.4
Nervus-nervus ini berfungsi sebagai dasar dari semua sensibilitas dan pergerakan
pada ekstremitas atas. Pleksus brakialis dibagi menjadi beberapa subdivisi yaitu roots
yang berasal dari masing tingkat pada medulla spinalis, trunkus dimana roots
bergabung, divisi dimana trunkus dibagi menjadi cabang anterior dan posterior, cord
yang merupakan tampilan dari combinasi divisi-divisi, dan yang terakhir cabang-cabang
yang berjalan kedalam nervus perifer. Sebagai tambahan, berbagai macam cabang
nervur perifer berakhir dengan membentuk suatu plexus.2
Rami ventral dari C5 dan C6 bergabung untuk membentuk trunkus anterior,
dimana ventral rami dari C8 dan T1 bergabung untuk membentuk trunkus posterior.
Trunkus medial merupakan lanjutan dari ventral ramus C7. Sesudah itu, masing-masing
trunkus akan dibagi kedalam divisi anterior dan posterior. Semua 3 divisi posterior
bergabung untuk membentuk lateral cord, dimana divisi anterior dari trunkus posterior
membentuk medial cord.2
Cabang terminal melanjutkan untuk membentuk nervus mayor pada ekstremitas
atas. Khususnya, nervus ulnaris yang berasal dari medial cord, nervus radius dan brakial
berasal dari posterior cord, nervus musculocutaneus berasal dari lateral cord, dan
nervus medianus berasal dari combinasi medial dan lateral cord. Dalam membentuk
nervus medianus, lateral cord ikut berperan pada sensoris aferen sedangkan medial
cord motorik eferen.2
7/29/2019 refarat bedah
3/19
3
Brachial_plexus_book.pdf 4 BPChildBooklet.pdf5
Brachial_plexus_book.pdf 4
II. EpidemiologiTerdapat perbedaan yang besar dalam tingkat terjadinya OBPP selama beberapa
penelitian yang berbeda. Kejadian berkisar antara 0.38-3 per 1000 kelahiran hidup pada
Negara berkembang. Perbedaan pada insidensinya mungkin bergantung pada obstetric
care dan berat badan rata-rata pada bayi dalam region geografi yang berbeda.
Peningkatan pada tekhnik persalinan menyebabkan prevalensi yang lebih rendah dalam
kejadian OBPP sekitar 0.19-2.5 per 1000.1
7/29/2019 refarat bedah
4/19
4
III. Factor resiko1Factor resiko untuk OBPP dibagi dalam 3 kategori yaitu neonatal, maternal, dan
factor yang berhubungan dengan persalinan.
Paling significant factor resiko dalam literature disebutkan berat badan lahir (> 4
kg). penelitian yang terpisah menyebutkan bahwa peningkatan BBL secara kuat
berhubungan dengan peningkatan resiko distocia bahu.
Posisi dari fetus juga sangat penting. Brakial injury terjadi lebih sering dengan
pesalinan normal, yang biasanya dikombinasikan dengan berat badan lahir rendah.
Upper nerve roots lebih sering terkena dan lesinya lebih berat terjadi pada presentasi
kepala.
Karakteristik maternal meliputi diabetes mellitus, obesitas, usia (>35 tahun),
anatomi pelvis ibu dan kelahiran anak pertama.
IV. Patofisiologi1Obstetrical brachial plexus palsy secara umum disebabkan karena tarikan yang
terlalu kuat sehingga berpengaruh pada nervus. Kecelakaan ini merupakan akibat dari
dystosia bahu, pada persalinan normal terjadi traksi yang berlebihan atau misdirected,
hyperekstensi lengan bayi.
7/29/2019 refarat bedah
5/19
5
Pada kasus section caesaria atau persalinan pervaginam, obstetrical brachial
plexus palsy merupaka akibat dari traksi yang berlebihan. Sebagai tambahan, terdapat
suatu penelitian yang mengatakan terdapat dua kasus obstetrical brachial plexus palsy
disebabkan karena neoplasma.
V. Pemeriksaan Fisik2Pada neonatus yang mengalami obstetric brachial plexus palsy biasanya terdapat
berkurangnya pergerakan bahu, siku, lengan bawah, pergelangan tangan dan jari-jari.
Diagnosis dibuat berdasarkan tidak adanya refleks yang menyebabkan fleksi dari siku
dan pergelangan tangan serta ekstensi jari-jari. Maneuver ini termasuk refleks Moro dan
refleks asymetric tonus leher.
Pasien dengan birth brachial plexus palsy, harus secepatnya ditangani setelah
lahir. Riwayat harus diperhatikan, termasuk riwayat persalinan, tipe persalinan, dan
postnatal dari infant. Semua sumbu harus diperiksa untuk fraktur dan defisit neurologi,
dan pemeriksaan yang komprehensif meliputi seluruh tubuh untuk melihat ada
perlukaan yang mungkin terjadi selama persalinan.1
VI. KlasifikasiPlexus brakialis merupaka kumpulan nervus yang meliputi C5-C8 dan T1.
Berdasarkan dari tingkat keparahannya, terdapat 4 tipe yaitu : avulse, rupture,neuroma,
dan neurapraxia.1
Avulse adalah ketika nervus lepas dari dimana persambungan dengan medulla
spinalis. Tidak dapat disembuhkan. Ini tidak dapat diperbaiki dengan pembedahan.4
Rupture ketika nervus terlepas, tetapi tidak dari tempat melekatnya ke medulla
spinalis. Ini biasanya selalu terjadi diluar vertebra pada leher. Rupture membutuhkan
pembedahan untuk menyambungkan kembali dengan cabang nervus yang selanjutnya.4
Neuroma terjadi ketika fiber dari nervus terlepas dan berusaha untuk tumbuh
dan menyembuh secara sendiri, tetapi jaringan scar membuatnya menjadi tidak
7/29/2019 refarat bedah
6/19
6
mungkin tumbuh dan sekitar tempat injury. Jaringan scar ini membuat tidak
mungkinnya nervus untuk menyalurkan signal electric ke dalam otot. Pembedahan
memindahkan scar tissue di sekitar nervus dan diantara akhir nervus yang rupture
komplit.4
Brachial_plexus_book.pdf 4
Figure 2(a) Intraoperative photograph of an upper lesion with a conglomerate neuroma of the upper and
middle trunks of the brachial plexus.
http://ukpmc.ac.uk/ukpmc/ncbi/articles/PMC2695299/figure/F2/http://ukpmc.ac.uk/ukpmc/ncbi/articles/PMC2695299/figure/F2/http://ukpmc.ac.uk/ukpmc/ncbi/articles/PMC2695299/figure/F2/http://ukpmc.ac.uk/ukpmc/ncbi/articles/PMC2695299/figure/F2/http://ukpmc.ac.uk/ukpmc/ncbi/articles/PMC2695299/figure/F2/http://ukpmc.ac.uk/ukpmc/ncbi/articles/PMC2695299/figure/F2/http://ukpmc.ac.uk/ukpmc/ncbi/articles/PMC2695299/figure/F2/7/29/2019 refarat bedah
7/19
7
Neuropraxia terjadi ketika nervus hancur tetapi tidak terlepas. Pada kasus ini,
serat saraf dapat membaik dengan sendirinya. Peningkatan pergerakan dari lengan akan
terlihat kurang lebih selama 3 bulan.4
Brachial_plexus_book.pdf 4
Tipe brachial plexus injury mungkin merupakan kombinasi dari diatas.
Brachial_plexus_book.pdf 4
Menurut lokasi anatominya dibagi menjadi 4 tipe yaitu : upper, intermediate,lower, dan total plexus palsy.
1
Upper plexus palsy mengenai C5, C6, dan kadang C7. Juga disebut Erbs palsy, ini
merupakan obstetrical brachial plexus palsy yang paling sering. Ditandai dengan adduksi
7/29/2019 refarat bedah
8/19
8
lengan, yang berotasi kedalam mengarah ke bahu. Pergelangan tangan fleksi, dan jari-
jari ekstende, yang disebut juga waiters tip posture.1
Intermediate plexus palsy, mengenai C7 dan kadang C8 dan T1.1
Lower plexus palsy mengenai C8 dan T1. Yang disebut juga Klumpke paralysis, ini
sangat jarang dan hanya sekitar
7/29/2019 refarat bedah
9/19
9
MRI, focus pertamanya adalah untuk pada mencari foramina yang sering
mengalami avulse.6
7/29/2019 refarat bedah
10/19
10
7/29/2019 refarat bedah
11/19
11
VIII. Penatalaksanaan 2Terdapat scoring system untuk indikasi bedah dan kemudia sesudah itu hasil
setelah rekonstruksi saraf telah dibuat oleh Michelow et al dan yang terakhir adalah
Toronto Score. Scoring ini berdasarkan penyembuhan abduksi bahu, fleksi siku, ekstensi
pergelangan tangan, ekstensi jari-jari dan ekstensi ibu jari tangan. Masing-masing 5
fungsi ini diberi tingkat antara 0-2, dimana 0 adalah tidak berfungsi, 1 fungsinya parsial,
dan 2 fungsinya normal. Scor
7/29/2019 refarat bedah
12/19
12
Figure 1: Drawing of the newly modified Mallet System demonstrating the addition of the sixthcategory, hand to belly button.
http://ukpmc.ac.uk/ukpmc/ncbi/articles/PMC2695299/figure/F3/7/29/2019 refarat bedah
13/19
13
Figure 3Result after primary reconstruction in a case of C5 and C6 nerve root avulsion during a breech
delivery; (a) shoulder abduction/flexion; (b) elbow flexion (hand to mouth).
Non-surgical ketika pertama kali neonates di diagnose sebaga obstetric brachial
pleksus palsy, penatalaksanaan segera adalah menggerakan secara pasif semua sendi.
Pasif motion harus sering dilakukan setiap harinya dan seringkali membutuhkan ahlinya
untuk menuntut therapy tersebut.
Figure 2: Clinical photograph demonstrating that attention should be paid to glenohumeral jointstretching while stabilizing the scapulothoracic articulation to prevent glenohumeral capsulartightness and subsequent deformity. Figure 3: Clinical photograph depicting an internal rotation
http://ukpmc.ac.uk/ukpmc/ncbi/articles/PMC2695299/figure/F3/http://ukpmc.ac.uk/ukpmc/ncbi/articles/PMC2695299/figure/F3/http://ukpmc.ac.uk/ukpmc/ncbi/articles/PMC2695299/figure/F3/http://ukpmc.ac.uk/ukpmc/ncbi/articles/PMC2695299/figure/F3/http://ukpmc.ac.uk/ukpmc/ncbi/articles/PMC2695299/figure/F3/http://ukpmc.ac.uk/ukpmc/ncbi/articles/PMC2695299/figure/F3/http://ukpmc.ac.uk/ukpmc/ncbi/articles/PMC2695299/figure/F3/7/29/2019 refarat bedah
14/19
14
contracture of the left shoulder secondary to the pull of the normally functioning adductors and
internal rotators overpowering the weakened external rotators.
7/29/2019 refarat bedah
15/19
15
7/29/2019 refarat bedah
16/19
16
7/29/2019 refarat bedah
17/19
17
Surgical Treatment,neuroma resection dengan verve graft adalah saat ini gold-
dtandard. Nervus surae graft ditandur dari kaki. Nerve graft pada ekstremitas atas
menunjukka perbaikan pada fungsi bahu 60% sampai 80% dan bisep fungsinya kembali
80-100%.
Tendon transfer, factor yang menentukan terjadinya remodeling pada
glomerulohumeral adalah dengan open reduksi pada sendi glomerulohumeral. Sebagai
alternative adalah open reduksi dengan arthtroscopisc reduksi.
Osteotomies, pada pasien dengan deformitas yang berat glomerulohumeral
dengan meletakkan lengan pada posisi yang sesuia. Tehnik yang terbaru adalah
melingkari dengan triangle tilt. Prosedur ini meliputi pembedahan pada distal
7/29/2019 refarat bedah
18/19
18
acromioclavicular triangle dikombinasi dengan mengencangkan pada kapsul posterior
glomerulohumerus.
7/29/2019 refarat bedah
19/19
19
BAB III
PENUTUP
Obsterical brachial pleksus palsy diperbaikin dengan meningkatkan obstetric
care. Ketika diagnosis telah ditegakkan pertama kalinya, keluarga disarankan untuk
dating ke occupational therapy untuk melakukan latihan passive range motion pada
ekstremitas yang terkena. Anak dengan global palsy direncanakan unutk mendapatkan
microsurgical pada usia mendekati 3 bulan. anak dengan lesi pada upper trunk
diobservasi untuk mengembalikan fungsi bisepnya. Jika bisep tidak kembali pada usia 5-
6 bulan, microsurgery dilakukan.