19
Ornamen (Ragam Hias) Ragam hias yang ada pada arsitektur Jawa di daerah Daerah Istimewa Yogyakarta antara lain terdiri dari7: 1. Lung-lungan Biasanya ragam hias ini berupa relief pada kayu yang tidak diwarnai, kecuali pada rumah bangsawan (warna dasar merah atau coklat warna lunglungan emas, warna dasar hijau tua warna lung-lungan emas, atau warna tangkai dan daun hijau – putih warna buah dan bunga merah – putih). Hiasan ini merupakan hiasan yang paling banyak ditemui pada rumah-rumah, dan biasanya ditempatkan pada balok-balok kerangka rumah, pemidangan serta tebeng pintu dan jendela. 2. Saton Ragam hias ini juga berupa pahatan pada kayu dan biasanya ditempatkan pada balokbalok kayu serta tebeng jendela dan pintu, dan selalu ditempatkan pada ujung dan pangkalnya. Saton biasanya terangkai dengan ragam hias lain. Ragam hias ini bila diwarnai, maka warna dasarnya berwarna hijau tua atau merah tua sementara

Ranti Semangat Yaaa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengetahuan tentang arsitektur jogjakarta

Citation preview

Ornamen (Ragam Hias)Ragam hias yang ada pada arsitektur Jawa di daerah Daerah IstimewaYogyakarta antara lain terdiri dari7:1. Lung-lunganBiasanya ragam hias ini berupa relief pada kayu yang tidak diwarnai, kecuali padarumah bangsawan (warna dasar merah atau coklat warna lunglungan emas, warnadasar hijau tua warna lung-lungan emas, atau warna tangkai dan daun hijau putihwarna buah dan bunga merah putih). Hiasan ini merupakan hiasan yang palingbanyak ditemui pada rumah-rumah, dan biasanya ditempatkan pada balok-balokkerangka rumah, pemidangan serta tebeng pintu dan jendela.2. SatonRagam hias ini juga berupa pahatan pada kayu dan biasanya ditempatkan pada balokbalokkayu serta tebeng jendela dan pintu, dan selalu ditempatkan pada ujung danpangkalnya. Saton biasanya terangkai dengan ragam hias lain. Ragam hias ini biladiwarnai, maka warna dasarnya berwarna hijau tua atau merah tua sementarasatonnya sendiri berwarna kuning emas. Selain itu biasa juga dijumpai hiasan initidak diwarnai.3. WajikanRagam hias ini berupa pahatan kayu yang dibuat terpisah dengan balok kayu yangdihias. Wajikan biasanya ditempatkan pada bagian tengah dari tiang atau pada titikpersilangan balok-balok kayu pada pagar. Warnanya biasanya kontras dengan warnadasarnya.4. NanasanRagam hias ini biasanya terdapat pada rumah bangsawan atau istana. Warnanyabiasanya menyesuaikan dengan warna bangunannya, kecuali jika warna bangunanadalah hijau tua atau merah tua, di mana nanasan diberi warna emas dan merah.Hiasan ini biasanya ditempatkan pada ujung sakabentung dan pada balok lainnya.5. TlacapanRagam hias ini biasa ditempatkan pada ujung balok kerangka bangunan. Padabangunan yang tidak berhias, maka hiasan ini dibiarkan tidak berwarna, sementarapada bangunan yang berhias, maka hiasan ini diwarnai emas atau hijau dan merah.Jika ada garis tepinya, maka garis tepi tersebut berwarna emas, dengan warna dasarhijau tua atau merah tua menurut warna dasar balok yang dihias.6. KebenanRagam hias ini berbentuk pahatan kayu, yang diberi warna bila digunakan padabangunan bangsawan, sementara untuk rumah biasa biasanya tidak diberi warna.Hiasan ditempatkan pada ujung-ujung sakabentung, dan pada setiap sudut blandarsisi luar pada rumah joglo. Karena itu hiasan ini banyak ditemui pada rumah jogloatau pada bangunan yang menggunakan lambang gantung.7. PatranRagam hias ini dipahatkan pada kayu kerangka bangunan. Biasanya dibiarkan polos,sementara jika diwarnai maka akan diberi warna hijau atau biru yang bervariasihingga ke putih. Hiasan ini ditempatkan pada balok kerangka bangunan. Padaumumnya hiasan ini ditemui pada sisi tipis balok dengan posisi ujung daun di bawah.8. PadmaRagam hias ini hanya digunakan pada umpak. Hiasan yang melambangkan kesucianini berupa pahatan pada batu umpak dan tidak diberi warna atau berwarna hitampekat. Biasanya penempatannya adalah pada tiang-tiang sakaguru, penanggapmaupun penitih.9. KemamangRagam hias ini berupa gambar atau relief yang mukanya diberi warna emas, rambutdan kumis hitam pekat, bibir dan lidah yang berwarna merah, walaupun ada jugayang polos. Hiasan ini tidak terdapat pada rumah biasa, tetapi pada bangunan istanadan ditempatkan pada pintu masuk, gerbang dan benteng.10. Peksi garudaRagam hias ini dapt berupa relief, lukisan atau pahatan plastis, baik dari logam, kayu,tembok ataupun tembikar. Bentuknya bisa naturalistis, stilisasi ataupun hanyasimbolik, dan sering dipergunakan sebagai sengkalan memet. Biasanya hiasan inidiberi warna kuning emas (atau prada emas pada rumah bangsawan) dan ditempatkanpada bubungan, tebeng atau pada pintu-pintu.11. NagaRagam hias ini seperti juga peksi garuda dapat berupa relief ataupun lukisanyang terbuat dari kayu, logam, dan tembok. Hiasan ini selalu muncul dalambentuk naga secara utuh dan lengkap. Pewarnaannya bisa natural, sungginganataupun polos. Bila polos biasanya menggunakan warna emas. Hiasan inibanyak ditempatkan pada pintu gerbang.12. JagoRagam hias ini terbuat dari tembikar atau seng yang tidak diberi warna dandiletakkan di atas bubungan atap.13. MirongRagam hias ini dipahatkan pada tiang dan banyak dijumpai pada sakaguru, tiangtiangpenanggap maupun penitih. Ragam hias ini selalu digunakan sepasang padasetiap tiang. Untuk tiang-tiang yang memiliki ukuran yang berbeda, maka ukuranmirongnya juga berbeda. Pewarnaannya selalu menggunakan warna emas pada garistepinya.14. GununganRagam hias ini terbuat dari seng atau tembikar yang tidak diberi warna.Penempatannya adalah pada tengah-tengah bubungan. Bentuknya bermacam-macam,bisa sederhana sekali seperti gunungan dalam wayang kulit, ataupun stilisasi bentukgunung.15. MakuthaRagam hias ini berbentuk mahkota dengan jenis yang bermacam-macam dan terbuatdari seng atau tembikar. Pewarnaannya dibiarkan polos atau diberi warna hitam danditempatkan pada tengah-tengah bubungan bangunan. Hiasan ini biasanya dipakaipada rumah joglo, walaupun ada juga yang ditempatkan pada bangunan limasan dankampung.16. PrabaRagam hias ini berupa relief yang dipahatkan pada tiang-tiang bangunan utama danselalu diberi warna baik warna emas, hijau, biru ataupun merah. Pada tiang, hiasanini ditempatkan pada keempat sisi ujung dan pangkal tiang. Hiasan ini hanya terdapatdi kraton Yogyakarta dan tidak terdapat pada sembarang bangunan.17. KepetanRagam hias ini sederhana, berupa relief dari kayu dan ditempatkan pada tiap sudutdaun pintu, patangaring, dan dinding gebyog. Biasanya hiasan ini tidak diberi warna.18. PanahanRagam hias ini berupa relief tembus dari kayu yang ditempatkan pada tebeng pintudan jendela. Panahan ini diberi warna sesuai dengan warna kayu tebengnya. Bilakayunya tidak dicat, maka panahan tersebut juga tidak dicat.19. Mega mendungRagam hias ini berupa relief pada balok-balok kayu dan juga pada tepi tebengdan daun pintu dan jendela . Hiasan ini ada yang dicat dan ada yang diberiwarna. Pewarnaan mega mendung ini selalu gelap-terang, bahkan kadangdiberi warna mengkilat yang berupa prada emas. Hiasan ini selain berdirisendiri juga biasanya dikombinasikan dengan lunglungan.20. Banyu tetesRagam hias ini berupa relief dan tidak berupa lukisan. Penempatannya adalah padabagian kerangka bangunan. Banyutetes ini selalu dipadukan dengan patran secaraberselang-seling. Bila patran diwarnai maka banyutetes juga diwarnai, sementara bilapatran tidak diwarnai maka banyutetes juga dibiarkan polos.21. MustakaRagam hias ini merupakan hiasan pada puncak bangunan berbentuk tajug, yangdibuat dari seng yang bisa dicat dan bisa juga tidak dicat.22. KaligrafiRagam hias berupa kaligrafi ini ada yang dipahatkan atau digambarkan secarawajar, ada juga yang distilisasikan , dirangkumkan dalam bentuk suatu hiasanserta kata jawa yang mirip dengan kata arab diwujudkan dalam bentukujudnya. Karena itu perwujudannya bisa dalam bentuk lukisan, relief maupunbentuk tiga dimensi. Kaligrafi pada balok kerangka bangunan diberi warnakuning atau emas, sementara kaligrafi pada umpak tidak diberi warna.Jadi ragam hias dalam arsitektur Jawa :a. Sebagian besar bermotif alam yang distilisasi, dan hanya sedikit saja yangbermotif benda-benda selain alam seperti kaligrafi, panahan, mustaka, danmakutha.b. Kebanyakan ragam hias tersebut ditempatkan pada kerangka bangunan yangterbuat dari kayu. Penempatan ragam hias tersebut pada kayu kerangkabangunan adalah pada ujung-ujung dan bagian tengah-tengah balok.

Gambar . Ragam hias Jawa (sumber: Dakung, 1987)

ARSITEKTUR EROPA Arsitektur KlasikArsitektur Jawa diberi nama berdasarkan bentuk atapnya, sementara arsitektur Eropa diberi nama berdasarkan bentuk kolomnya dan detil-detil yang menyertai kolom tersebut. Arsitektur Eropa berasal dari arsitektur Yunani yang dikenal adanya tiga order utama, yaitu Doric, Ionic dan Corinthian serta arsitektur Romawi yang kemudian menambahkan dua order tambahan yaitu Tuscan dan Composite. Kelima order tersebut memiliki penampang kolom yang berbentuk bundar.

Gambar. Order klasik Yunani(sumber: Porphyrios, 1991)

Gambar. Order klasik yang diciptakan oleh Romawi(sumber: Harris, 1975)

Doric merupakan order yang paling sederhana, Ionic merupakan bentuk orderyang lebih rumit daripada Doric, dengan kepala yang memiliki dua lengkungan yangsaling membelakangi (volutes). Bentuk Ionic lebih ringan dan lebih feminin daripadaDoric. Bentuk Corinthian merupakan yang paling rumit dari ketiga order Yunani, bentuk kolomnya lebih langsing dan kepala kolomnya berbentuk dua susun daundaun acanthus yang memiliki detil yang lebih rumit dari kedua order yang sebelumnya.

Gambar . Daun acanthus(sumber: Harris, 1975)

Order Corinthian ini kemudian banyak dipakai oleh bangsa Romawi karena penampakannya yang menonjol. Order Composite dan Tuscan adalah order ciptaan bangsa Romawi yang merupakan pengembangan dari ketiga order Yunani tersebut.Order Composite merupakan gabungan dari Corinthian dan Ionic. Kepala kolomnyaterdiri dari dua susun daun acanthus dengan volute Ionic. Order Tuscan merupakanmodifikasi dari order Doric yang disederhanakan. Dasar kolom (base) dari tiapkolom tersebut berbeda-beda.

Gambar. Base kolom klasik Eropa(sumber: Harris, 1975)

Di bawah base kolom, terdapat suatu dasar berbentuk persegi atau bujur sangkar yang disebut plinth. Jika kolom yang digunakan akan dikelompokkan menjadi dua-dua, kadang-kadang di bawah plinth terdapat suatu balok yang menggabungkan dua plinth dan sekaligus dua kolom. Balok ini disebut scamillus.

Bangsal KencanaBangsal Kencana merupakan bangsal yang sangat penting, berfungsi untuk menerima tamu kerajaan, melantik pangeran, tempat upacara persembahan putra-putri (sembah bekti) dan acara-acara penting lainnya serta sebagai tempat untuk menari bedaya. Bangsal Prabayeksa berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan tempat pengambilan sumpah bagi sultan baru. Dua bangsal ini merupakan bangunan utama pada kompleks Kedhaton. Bangsal Kencana ini pada awalnya bernama Bangsal Alus, yang dibangun pada tahun 1763M. pada masa sultan Hamengku Buwana VIII, bangsal ini dipugar. Perubahan yang terjadi pada saat itu adalah penambahan sekat kaca yang memisahkan antara bangsal Kencana dengan tratag Prabayeksa.Bangsal Kencana merupakan bangunan terbesar pada kompleks ini, yang berbentuk joglo mangkurat, yaitu bangunan dengan atap joglo susun tiga yang terbuat dari lei. Atapnya disangga oleh 36 buah kolom dengan empat di antaranya adalah sakaguru. Sakaguru tersebut berukuran 27 x 27 cm. Di sebelah luarnya terdapat 12 kolom berukuran 19 x 19 cm. Dan bagian paling luar disangga oleh 20 buah kolom berukuran 17 x 17 cm. Ketiga jenis kolom tersebut terbuat dari kayu, dengan umpak berbentuk bunga padma yang berornamen kaligrafi, dan kolom yang dicat hijau dan ornamen-ornamen pada bagian bawah, tengah dan puncaknya. Ornamen pada bagian bawah kolom berwujud praba yang berwarna emas. Pada bagian atas, selain berwarna emas juga terdapat sedikit warna merah. Bagian tengah kolom berornamen mirong dengan warna emas, tumpal yang diisi suluran. Di sekitarnya terdapat tratag dengan atap yang disangga oleh kolom-kolom hijau dari besi cor dengan bentuk yang mengecil ke atas. Kolom-kolom tersebut bertekstur garis-garis vertikal. Kepala kolom berbentuk dua susun dedaunan, dan pada bagian tengah kolom terdapat ornamen bunga padma merah dan di atasnya terdapat ornament bunga-bunga kecil yang terpilin mengelilingi kolom.Hiasan yang ada pada bangsal ini antara lain adalah hiasan motif suluran berwarna prada dan merah, patran, bunga dan daun pada blandar di langit-langit, sementara hiasan pada kolomnya bermotif mirong, tumpal yang diisi suluran. Bentuk kolom ini sama dengan bentuk kolom yang ada pada tratag Pancaniti.

Gambar . Denah bangsal Kencana(sumber: PT. Kertagana)

Tampak barat

Tampak utara

Gambar . Analisis golden section pada tampak bangsal Kencana(sumber: PT. Kertagana)

Bangsal Kencana terbagi dua, yaitu bagian inti dan bagian tratagnya. Bagian inti bangsal memiliki kolom K15 sementara bagian tratag memiliki kolom K11 seperti yang terdapat pada tratag bangsal Pancaniti. Kolom K11 merupakan kolom Eropa dengan ornamen Jawa.a. Bentuk Bangsal KencanaBentuk joglo (Jawa)Kolom bagian tratag adalah kolom K11 (klasik Eropa)Kolom bagian dalam adalah kolom K15 (Jawa)b. Ornamen--c. ProporsiGolden section (klasik Eropa)

Gambar IV.52. Analisis kolom K15(sumber: PT. Kertagana)

Bentuk K15Kolom kayu berpenampang persegi (Jawa)Umpak batu berbentuk padma (Jawa)b. OrnamenOrnamen mirong dan kaligrafi (Jawa)Ornamen praba (Jawa)c. ProporsiTidak menggunakan proporsi golden section.Kolom K15 ini merupakan kolom Jawa. Kolom ini terdapat pada bangsalKencana. Bangsal Kencana merupakan sebuah bangunan Jawa, sementaratratagnya merupakan suatu arsitektur Jawa dengan kolom Eropa.