Upload
khairil-badawi
View
101
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Skripsi referensi akuntansi
Citation preview
i
ANALISIS PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL
SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA OPERASIONAL
PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
AREA PELAYANAN DAN JARINGAN
SURABAYA SELATAN
RANGKUMAN SKRIPSI
Oleh :
RETNO PUJI LESTARI
NIM : 2007310321
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
SURABAYA
2011
ii
PENGESAHAN RANGKUMAN SKRIPSI
Nama : Retno Puji Lestari
Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 16 Agustus 1988
N.I.M : 2007310321
Jurusan : Akuntansi
Progam Pendidikan : Strata I
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan
Judul : Analisis Penyusunan Anggaran Biaya Operasional
Sebagai Alat Pengendalian Biaya Operasional Pada
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area
Pelayanan dan Jaringan Surabaya Selatan
Disetujui dan diterima baik oleh :
Dosen Pembimbing,
Tanggal :
( Triana Mayasari, SE., Msi., Ak.)
Ketua Jurusan Akuntansi
Tanggal :
( Supriyati, SE., M.Si., Ak.)
1
1.1 Latar Belakang
.Pada saat ini fenomena yang terjadi pada Perusahan Listik Negara (PLN)
semakin kompleks mulai dari produksi listrik yang kurang mampu memenuhi
kebutuhan konsumsi listrik khususnya di daerah- daerah terpencil yang jauh dari
pusat distribusi, pemadaman listrik secara sepihak oleh PT PLN yang
mendominasi keluhan masyarakat akan pelayanan ketenagalistrikan di Provinsi
Jawa Timur, kenaikan tarif daftar listrik yang tidak diimbangi dengan pelayanan
yang baik, bahkan pelaku usaha pun mengeluhkan rendahnya kualitas pelayanan
listrik yang menjadi insiden buruk untuk investasi. Pelaku usaha semakin
kehilangan kepercayaan kepada PLN karena dalam keterbatasan sumber energi
listrik yang ada, PLN tidak melakukan pengelolaan yang akuntabel. (Sumber:
Media Indonesia.com) Masalah yang seperti ini adalah sebagian kecil saja, masih
banyak fenomena lain yang nampak yaitu mengenai penyelewengan dana atau
korupsi dimana PLN yang terus merugi meski sudah mendapatkan subsidi dari
pemerintah. Ini bisa disebabkan oleh beberapa hal misalnya pembelian dan
pengadaan alat yang mahal, jumlah pegawai yang berlebihan dan gaji yang
terlampau tinggi. PLN semakin ditantang untuk dapat bertahan dan meyakinkan
masyarakat dengan melakukan peningkatan produksinya baik dari segi kualitas
maupun kuantitas. Peningkatan produksi tersebut tidak lepas dari efisiensi dan
efektivitas kapasitas listrik yang dimiliki PLN.
PLN harus dapat mengalokasikan dan memanfaatkan sumber daya yang
ada dengan semaksimal mungkin, misalnya sumber daya manusia, bahan baku,
modal, fasilitas, dan waktu secara optimal. Kenyataan akan sumber daya terbatas
2
pada setiap produk yang dihadapi perusahaan merupakan keterbatasan yang
disebut kendala atau constraint (Hansen dan Mowen, 2000:601). Banyaknya
keterbatasan tersebut, manajemen harus mengambil suatu keputusan yang tepat
untuk dapat mengendalikan operasinya dengan efisien dan optimal.
Salah satu wilayah usaha PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur adalah
Area Pelayanan dan Jaringan Surabaya Selatan yang termasuk salah satu unit
yang terbesar di area Jawa Timur. Fenomena- fenomena yang sudah berkembang
di kalangan masyarakat mengharuskan manajemen untuk segera tanggap akan hal
tersebut. Salah satunya adalah melakukan perencanaan dan pengendalian biaya-
biaya yang terkait dengan kegiatan operasional perusahaan. Hal ini disebabkan
perencanaan dan pengendalian adalah dua hal yang tidak terpisahkan.
Perencanaan melihat ke masa depan yaitu menentukan tindakan- tindakan apa
yang harus dilakukan untuk merealisasikan tujuan tertentu, sedangkan
pengendalian melihat ke belakang yaitu menilai apa yang telah dihasilkan dan
membandingkannya dengan rencana yang telah disusun. Kegiatan kegiatan yang
ada didalam perusahaan semacam ini merupakan kegiatan yang saling berkaitan
antara yang satu dengan yang lainnya. Kegagalan pelaksanaan salah satu kegiatan
yang akan mempunyai akibat terhadap kegiatan lain di dalam suatu bagian, atau
bahkan dengan bagian yang lain di dalam perusahaan, sehingga perencanaan dan
pengendalian dalam perusahaan tersebut harus dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya dan secara terpadu. Jika ini diterapkan, diharapkan pemborosan dapat
dicegah atau setidak- tidaknya dapat dikurangi dari periode- periode sebelumnya.
3
Penggunaan anggaran sebagai sistem perencanaan, koordinasi dan
pengendalian dapat digunakan untuk menjawab tantangan dalam perusahaan
tersebut. Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang
disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan
rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara
kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umunya dinyatakan dalam satuan
uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang/jasa ( Nafarin, 2007:11).
Penyusunan anggaran juga harus dievaluasi sehingga tidak terjadi kesalahan atau
kejadian yang dapat merugikan perusahaan tersebut pada nantinya. Pengendalian
dalam perusahaan merupakan suatu satuan usaha secara khusus yang
memperhatikan kepentingan penyediaan data yang dapat diandalkan, pengamanan
aktiva dan catatan perusahaan, peningkatan efisiensi biaya- biaya dan dorongan
untuk ditaatinya kebijakan yang telah ditetapkan. Sesuai perkembangannya PLN
pun sudah menentukan kebijakan- kebijakan yang harus ditaati sesuai dengan
peraturan yang diberikan oleh negara yang berbadan hukum.
Perusahaan membutuhkan pembiayaan serta mengusahakan agar
mendapatkan keuntungan yang maksimal. Salah satu aspek yang berhubungan
erat dengan hal di atas adalah menyangkut pendapatan dan biaya operasional
perusahaan. Perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
memerlukan adanya suatu perencanaan yang matang dan pengendalian yang
efektif dalam bentuk anggaran biaya operasional sehingga penting untuk
dilakukan analisis penyusunan anggaran biaya operasional untuk meningkatkan
pengendalian perusahaan. Anggaran yang baik harus dapat menggambarkan
4
financial plan dari rencana kegiatan, berfungsi sebagai alat perencana, alat
koordinasi, alat untuk memotivasi, dan sebagai alat pengendali, karena anggaran
yang disusun secara memadai dapat berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan
operasi suatu perusahaan.
Berdasarkan uraian- uraian diatas maka peneliti mengambil judul
penelitian yaitu Analisis Penyusunan Anggaran Biaya Operasional Sebagai
Alat Pengendalian Biaya Operasional Pada PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Timur Area Pelayanan Dan Jaringan Surabaya Selatan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah yaitu :
1. Bagaimana proses penyusunan anggaran biaya operasional PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Dan Jaringan
Surabaya Selatan ?
2. Bagaimana proses evaluasi anggaran biaya operasional jika terjadi
penyimpangan antara biaya yang telah dianggarkan dengan
realisasinya ?
3. Bagaimana peranan anggaran biaya operasional sebagai alat
pengendalian biaya operasional perusahaan.
5
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui proses penyusunan anggaran biaya operasional PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Dan Jaringan
Surabaya Selatan.
2. Mengetahui proses evaluasi anggaran biaya operasional jika terjadi
penyimpangan antara anggaran dengan realisasi pada PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Dan Jaringan
Surabaya Selatan.
3. Mengetahui peranan anggaran biaya operasional sebagai alat
pengendalian biaya operasional PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Timur Area Pelayanan dan Jaringan Surabaya Selatan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam
meningkatkan kinerja perusahaan dan sebagai dasar pertimbangan
untuk pengambilan keputusan dalam hal anggaran biaya operasional
khususnya pengendalian biaya.
2. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
pengetahuan mengenai penyusunan anggaran biaya operasional
terhadap pengendalian perusahaan. Juga menjadi sarana untuk
6
menerapkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah
didapat selama masa studi di STIE Perbanas Surabaya.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan
referensi bagi penelitian selanjutnya yang mengambil judul yang
sama sebagai bahan penelitian.
Kerangka Pemikiran
Penjelasan Gambar :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat proses penyusunan biaya
operasional PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Dan
Jaringan Surabaya Selatan yang dimulai dari beberapa tahap yaitu :
1. Tahap pertama adalah dengan menetapkan filosofi dan misi dengan
menentukan apa yang akan dilakukan untuk mencapai sebuah visi yang
telah ditetapkan perusahaan demi kelangsungan hidup dan perkembangan
perusahaan tersebut.
Penyusunan Anggaran
Biaya Operasional
Alat Pengendalian Biaya
Operasional Perusahaan
Evaluasi antara Anggaran
dan Realisasinya
7
2. Tahap kedua adalah dengan menetapkan tujuan dan strategi perusahaan.
Manajemen puncak melakukan beberapa hal seperti :
a. Menetapkan rencana besar perusahaan seperti tujuan, kebijakan,
sebagai suatu dasar dalam penyusunan anggaran.
b. Membentuk panitia penyusunan anggaran yang dipimpin oleh Kepala
Perusahaan sebagai ketua dan selanjutnya kepanitian ditangan unit kerja
sebagai pemohon anggaran yang disusun sesuai kegiatan operasional.
3. Tahap ketiga adalah penyusunan program, dimana kepala bagian anggaran
pada masing- masing unit menyusun program anggaran yang nantinya
akan diserahkan kepada kepala bagian induk perusahaan di wilayah
tersebut untuk dilaporkan kepada kepala pusat.
4. Tahap yang terakhir adalah penyusunan anggaran yaitu tahap-tahap yang
harus dilakukan untuk menyusun anggaran biaya operasional seperti :
a. Melakukan pengumpulan data tentang semua jenis biaya- biaya
yang termasuk dalam biaya operasional.
b. Melakukan perhitungan analisis biaya operasional yang akan
disusun dan diajukan kepada kantor pusat.
c. Menentukan berapa estimasi biaya operasional yang akan dibuat
untuk anggaran masa mendatang.
Pada tahap selanjutnya yaitu mengevaluasi penyusunan anggaran antara
anggaran yang sudah dianggarkan atau disusun dengan realisasinya sehingga
dapat digunakan untuk melihat apakah ada penyimpangan antara yang sudah
8
ditetapkan dengan yang terealisasi dan dijadikan sebagai alat pengendalian biaya
operasional perusahaan untuk masa yang akan datang.
1.5 Metode Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan
pada bab pertama, maka penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif.
Metode kualitatif yaitu metode penelitian yang menekankan pada pemahaman
mengenai masalah- masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realita
atau natural setting yang holistis, kompleks dan rinci (Indriantoro, 1999:12).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif deskriptif yaitu merupakan penelitian yang mendeskripsikan
karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini
dari subjek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Subjek yang
diteliti biasanya berupa individu, kelompok, lembaga atau komunitas tertentu.
Oleh sebab itu, penulis mengadakan penelitian pada perusahan milik
negara yaitu PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Dan
Jaringan Surabaya Selatan sebagai objek penelitian. Penelitian ini merupakan
pemecahan permasalahan yang terjadi dalam perusahaan yaitu masalah anggaran
biaya operasional khususnya masalah pengendalian biaya yang ditunjukkan
dengan data penelitian. Hasil penelitian ini merupakan gambaran yang lengkap
dan terorganisir dengan baik mengenai objek yang diteliti tersebut.
9
Data dan Sumber Data
1. Data primer berupa penjelasan- penjelasan atau keterangan- keterangan
dari hasil wawancara dan dialog baik secara lisan maupun tertulis yang
berasal dari Kepala Bagian Pengendalian Anggaran dan Keuangan pada
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Dan Jaringan
Surabaya Selatan.
2. Data sekunder berupa bukti catatan atau laporan historis yang telah
disusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan, struktur organisasi, job description, anggaran biaya
operasional, daftar realisasi biaya operasional dan data- data lain yang
mendukung penyusunan anggaran biaya operasional.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara, yaitu dengan bertanya secara langsung kepada Kepala Bagian
Pengendalian Anggaran dan Keuangan pada PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Timur Area Pelayanan Dan Jaringan Surabaya Selatan mengenai
proses pembuatan anggaran biaya operasional.
2. Observasi, yaitu dengan mengamati langsung di lapangan bagaimana
proses penyusunan dan pengendalian anggaran di kantor PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Dan Jaringan Surabaya
Selatan.
10
3. Dokumentasi, yaitu dengan meminta kepada Kepala Bagian Pengendalian
Anggaran dan Keuangan pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur
Area Pelayanan Dan Jaringan Surabaya meliputi dokumen- dokumen
tertulis yang berupa bagan atau struktur organisasi, taksiran biaya
operasional dan rencana biaya operasional serta laporan anggaran dan
realisasinya.
1.6 Ringkasan Hasil Penelitian dan Pembahasan
Anggaran biaya operasional PT PLN (Persero) Distribusi Jatim APJ
Surabaya Selatan
Anggaran biaya operasional PT PLN (Persero) Distribusi Area Pelayanan
dan Jaringan Surabaya Selatan terdiri dari tiga pos anggaran yaitu biaya
kepegawaian, biaya pemeliharaan dan biaya administrasi. Biaya- biaya tersebut
meliputi beberapa pos- pos anggaran lainnya. Berikut ini rincian biaya- biaya
yang meliputinya.
a. Biaya kepegawaian terdiri dari :
1. Gaji / upah
2. Cuti dan lainnya
3. Biaya pegawai lainnya
4. Rupa- rupa biaya pegawai
11
b. Biaya pemeliharaan terdiri dari :
1. Biaya material pemeliharaan
2. Biaya jasa borongan
c. Biaya administrasi terdiri dari :
1. Biaya administrasi niaga
2. Biaya administrasi umum
Mekanisme Penyusunan Anggaran Biaya Operasional
Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada bagian penyusunan
anggaran PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Dan Jaringan
Surabaya Selatan maka dibawah ini penulis akan menjelaskan mengenai
mekanisme penyusunan anggaran biaya operasionalnya:
Mekanisme Penyusunan Anggaran Biaya Operasional
PT PLN (Persero) DisJatim APJ Surabaya Selatan
1.
Sosialisasi
Penyusunan Anggaran
Masing- masing Fungsi
yang Terkait
Perencanaan
Distribusi
Niaga
APP
SDM & Keu
Data diolah
di bagian
Keuangan
Pembahasan Oleh Tim
Penyusunan Anggaran
Usulan masuk
ke Distribusi
Pembahasan
di Kantor
Pusat Jakarta
Revisi Anggaran
Disetujui Pembahasan Final
Distribusi
Area/Unit
12
Penjelasan Gambar :
Manajer mensosialisasikan mengenai tugas untuk penyusunan anggaran
yang akan digunakan untuk periode mendatang kepada Asisten Manajer yang
membawahi dari fungsi- fungsi yang terkait dalam perusahaan. Setelah itu dari
masing- masing bagian seperti perencanaan, distribusi, niaga, APP, dan SDM &
keuangan menyusun anggaran yang akan digunakan dalam satu tahun ke depan.
Anggaran- anggaran tersebut disusun berdasarkan laporan anggaran tahun lalu dan
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat ini. Setelah masing- masing
bagian menyusun anggaran maka data- data tersebut akan diserahkan ke bagian
keuangan untuk diolah menjadi laporan anggaran seluruh bagian yang didalamya
terdapat kesemua bidang yang terkait. Dari situ maka dapat dilakukan
pembahasan dengan tim penyusunan anggaran yang sudah ditetapkan oleh
Manajer area. Dalam pembahasan penyusunan anggaran tersebut yang bertindak
sebagai ketua adalah Asisten Manajer Keuangan dan anggotanya yang terdiri dari
supervisor- supervisor per bagian. Setelah pembahasan itu dilakukan di kantor
area dan disetujui oleh Manajer maka selanjutnya usulan anggaran tersebut masuk
ke kantor Distribusi.
Dari kantor distribusi anggaran tersebut tidak langsung disetujui
melainkan diadakan rapat terlebih dahulu di kantor pusat Jakarta yang diwakili
oleh tiap Manajer wilayah/unit/area. Di kantor pusat Jakarta, anggaran tersebut
dibahas bersama dengan dewan direksi kemudian ada dua kemungkinan yang
terjadi yaitu anggaran ditolak atau anggaran tersebut disetujui. Jika anggaran
disetujui maka dari pihak Pusat langsung menyerahkan ke Distribusi untuk
13
didelegasikan ke area dan unit-unit. Namun jika anggaran tersebut ditolak maka
akan diadakan pembahasan yang kedua untuk merevisi anggaran tersebut dan
penentuan anggaran final.
Berdasarkan mekanisme penyusunan yang telah diungkapkan diatas,
penulis dapat mengambil kesimpulan dari menganalisis mekanismenya yaitu
bahwa mekanisme penyusunan anggarannya sudah berjalan dengan baik. Hal itu
bisa dilihat dari kerjasama tim penyusunan anggaran dengan bagian/ fungsi-
fungsi lain yang terkait dalam pelaksanaan program kerja perusahaan. Hanya saja
kelemahan yang masih sering terjadi adalah keterlambatan pihak- pihak yang
belum menyerahkan formulir yang berisi angka- angka prediksi untuk anggaran
periode mendatang sehingga pelaksanaan rapat pembahasan terundur.
Pelaksanaan Anggaran Biaya Operasional
Pelaksanaan anggaran biaya operasional PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Timur Area Pelayanan Dan Jaringan Surabaya Selatan menggunakan metode dari
bawah ke atas (Bottom Up) yaitu anggaran disusun oleh bawahan dari fungsi-
fungsi yang terkait dalam perusahaan untuk melaksanakan program kerja
perusahaan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan. Keuntungan dari
metode ini untuk perusahaan adalah anggaran yang diberikan dari setiap fungsi
yang terkait mampu memberikan kontribusi dalam penyusunan anggaran sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan dari tiap- tiap bagian untuk periode
mendatang. Kerugiannya adalah memerlukan waktu yang lama dan tenaga yang
tidak sedikit.
14
Setelah anggaran biaya operasional disusun dan disahkan maka anggaran
biaya operasional mulai dilaksanakan dalam perusahaan sebagai pedoman
pelaksanaan kerja bagi setiap bagian yang terdapat di perusahaan, anggaran biaya
operasional berfungsi sebagai pedoman yang memberikan batas- batas dan hak-
hak bertanggung jawab dari masing- masing bagian dalam pelaksanaan pekerjaan
bagian administrasi dan lainnya. Biaya operasional pada PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Dan Jaringan di dapat dari cash budget
yang sudah disetujui oleh manajer pusat dan diserahkan ke kantor distribusi untuk
didelegasikan ke kantor area berupa SKKO (Surat Kuasa Kerja Operasi). SKKO
ini disusun setiap triwulan yaitu triwulan I (Januari- Maret), triwulan II (April-
Juni), triwulan III (Juli- September), dan triwulan IV (Oktober- Desember).
Berikut ini akan disajikan laporan anggaran biaya operasional PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Dan Jaringan Surabaya Selatan secara
kumulatif sampai dengan triwulan IV.
Evaluasi Perbandingan Realisasi Dengan Anggaran
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak PLN yaitu kepada kepala
bagian pengendalian anggaran dan keuangan, evaluasi yang dilakukan dalam
penyusunan anggaran biaya operasional tidak melalui tahapan- tahapan seperti
proses penyusunan anggaran. Evaluasi yang dilakukan hanya melihat seberapa
besar anggaran yang sudah dikeluarkan/ realisasi dengan anggaran yang telah
ditetapkan pusat. Bagian keuangan akan melaporkan kepada distribusi setiap
bulan, triwulan, dan per tahun.
15
Pengendalian Anggaran
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Kepala Bagian
Pengendalian Anggaran Dan Keuangan dan setelah dianalisis oleh penulis maka
dapat disimpulkan bahwa pengendalian perusahaan dilakukan secara internal dan
eksternal. Untuk yang bersifat internal, alat yang digunakan adalah Kartu
Pengawasan Anggaran (KPA) yang digunakan selama periode satu tahun. Kartu
ini selain digunakan sebagai alat pengendalian juga digunakan untuk pemantauan
anggaran dan pembayaran tunai pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur
Area Pelayanan Dan Jaringan Surabaya Selatan. Bentuk KPA dapat
dikembangkan sesuai kebutuhan dan cara pengisiannya secara manual yaitu
langsung ditulis tangan oleh staff bagian anggaran. Kelemahan dalam pengisian
KPA ini adalah kurangnya disiplin dari pihak anggaran dalam meminta bukti-
bukti pembayaran di masing- masing fungsi yang terkait. Sehingga biasanya pada
akhir periode, staff anggaran meminta bukti- bukti tersebut dan itu membutuhkan
waktu yang lumayan lama. Hal itu bisa disebabkan karena bukti- bukti
pengeluaran yang tercampur oleh dokumen- dokumen lainnya. Di dalam KPA ini
dicantumkan antara lain :
a. Uraian kegiatan yang menggunakan formulir- formulir dan data yang
lengkap untuk meminta dana sesuai kebutuhan yang akan dilaksanakan.
Seperti restitusi kesehatan pegawai, pembelian lemari dan lain- lain.
b. Saldo awal tahun dari budget yang sudah ditetapkan dan disahkan dari kantor
distribusi.
16
c. Sisa budget dari masing- masing pos anggaran.
Sedangkan untuk pengendalian anggaran biaya operasional yang bersifat
eksternal adalah sebagai berikut :
a. Masalah biaya administrasi : Langkah - langkah dan upaya yang dilakukan
adalah meniadakan invoice dan menyarankan pelanggan untuk melihat
informasi tagihan di web, dan juga memanfaatkan fasilitas email untuk
informasi ke pelanggan, mengurangi biaya sewa kendaraan, mengurangi
biaya konsumsi, menghemat biaya listrik dengan mengganti lampu TL
(Neon) dengan LHE (Lampu Hemat Energi) dan mematikannya jika tidak
perlu, menghemat biaya air untuk mencuci mobil dinas dan menyirami taman
dengan menggunakan air sumur, menghimbau setiap pegawai untuk
mematikan AC jika tidak diperlukan, dan mengurangi biaya telepon dengan
memanfaatkan JWATS (Saluran telepon yang dimiliki PLN).
Dari pengamatan penulis yang diperoleh di lapangan, langkah- langkah
tersebut sudah cukup baik untuk mengatasi membengkaknya biaya administrasi
tapi ada satu masalah besar yang merupakan kebiasaan pelanggan yang sulit
dirubah, yaitu kesadaran pelanggan untuk membayar tepat waktu yang masih
kurang sehingga menimbulkan banyak tunggakan.
b. Masalah biaya pemeliharaan : Langkah- langkah dan upaya yang dilakukan
adalah melakukan skala prioritas pemeliharaan peralatan/hal-hal yang
mempunyai kontribusi paling besar terjadinya gangguan, dilakukan skala
prioritas pemeliharaan peralatan/ komponen distribusi yang harganya mahal,
17
menyeleksi pekerjaan yang berkaitan dengan pencapaian target susut, dan
saidi / saifi, optimalisasi fungsi pelayanan teknik sesuai SLA (Service Level
Agreement) dengan meningkatkan pengendalian dan pengawasan, prioritas
pekerjaan pemeliharaan preventif pada penyulang yang gangguannya paling
banyak, dan menggunakan material yang berstandar PLN.
Dari pengamatan penulis yang diperoleh di lapangan, langkah- langkah
tersebut dapat berjalan dengan baik meskipun terdapat beberapa kendala yang
dihadapi seperti anggaran pemeliharaan yang terbatas sementara aset yang
hendak dipelihara jumlahnya banyak sedangkan tidak semua pekerjaan
pemeliharaan jaringan bisa dikerjakan PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan
Bertegangan), sehingga perlu mengatur jadwal pemadaman secara cermat,
kendala yang juga dialami adalah mengenai SKKO (Surat Kuasa Kerja Operasi)
yang turun tidak sesuai dengan RKAP sehingga biaya pemeliharaan menjadi naik
dan mengakibatkan defisit.
c. Masalah biaya kepegawaian : Langkah- langkah dan upaya yang dilakukan
adalah mengendalikan biaya kesehatan bekerja sama dengan DAK (Dokter
Ayoman Keluarga), membuat potret kesehatan pegawai, menyediakan
fasilitas konsultasi kesehatan di klinik DAK, melakukan audit pelayanan dan
audit biaya kesehatan, melakukan verifikasi biaya pengobatan dan melakukan
klarifikasi kepada provider/dokter sesuai hasil audit.
Dari pengamatan penulis yang diperoleh di lapangan bahwa langkah- langkah
tersebut sudah dapat berjalan dengan baik. Itu terbukti bahwa setiap pegawai yang
18
berobat ke dokter diharuskan memiliki surat pengantar dari perusahaan untuk
mengantisipasi terjadinya lonjakan biaya kesehatan.
Peran Penyusunan Anggaran Biaya Operasional Sebagai Alat Pengendalian
Biaya Operasional
Penyusunan anggaran biaya operasional dapat dijadikan sebagai alat yang
sangat membantu untuk pengendalian biaya operasional itu sendiri. Salah satunya
adalah dengan melihat dan mengawasi pekerjaan sebelum dan sesudah
pelaksanaan. Dibawah ini penulis akan memberikan contoh bagaimana
penyusunan anggaran biaya operasional tersebut dapat dijadikan sebagai alat
pengendalian :
Sebelum pelaksanaan pekerjaan :
1. Mengecek anggaran biaya operasional yang akan dikeluarkan apakah sudah
diterima atau belum dalam RKAP.
2. Jika anggaran tersebut belum masuk dalam RKAP maka pekerjaan tersebut
tidak boleh dilakukan kecuali bila terjadi kejadian mendadak misalnya untuk
mengatasi gangguan mesin pembangkit dan penyaluran tenaga listrik,
bencana alam, dan gardu- gardu listrik rusak sehingga jaringan rusak.
3. Hal- hal yang termasuk dalam biaya operasional yang tidak terduga tersebut
akan ditindaklanjuti oleh pihak direksi melalui rapat umum.
19
Sesudah pelaksanaan pekerjaan :
Pekerjaan yang sudah terlaksana harus dimonitor dan dilihat seberapa
besar pengeluaran biaya- biayanya dengan cara membandingkan antara
pelaksanaan dan anggaran. Jika terdapat penyimpangan atau ketidaksesuaian
maka harus dianalisis apa penyebabnya. Setiap bagian harus membuat laporan
pelaksanaan tugas yang terkait dengan operasional perusahaan.
Lima Kunci Dasar Untuk Meningkatkan Kinerja Perusahaan
1. Kekhususan
Karyawan membutuhkan spesifikasi. Informasi spesifik secara lengkap
dengan tata cara pelaksanaan yang baik dan terarah sangat membantu
stabilitas kinerja, sekaligus memperbaiki kekurangan. Manajer tak perlu
sibuk memandori dan karyawan tahu keinginan perusahaan, ini menunjang
kreativitas. Hal ini bisa dicapai dengan manajemen Job Description
(pembagian bidang kerja, tugas pokok dan fungsi, kewenangan, dll) yang
baik. Hal ini dapat pula diwujudkan dengan penempatan orang yang tepat
pada posisi/jabatan yang sesuai bidang keahliannya (right man in the right
job)
2. Konsistensi .
Dalam hal ini sistem monitoring dan evaluasi perusahaan harus
mempunyai arah pencapaian/standar kinerja dan target yang jelas. Hal ini
akan mempermudah perusahaan dalam melihat perkembangan kemajuan
20
yang telah dicapai dan data laporan yang akurat. Sehingga dapat menjadi
acuan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang baik.
3. Waktu yang tepat
Umpan balik sebaiknya segera diberikan agar pegawai termotivasi untuk
memperbaiki. Jika terlalu lama dan ada keengganan mengevaluasi dapat
mengakibatkan mereka terlanjur merasa benar dan akan sangat terpukul
jika mendapatkan nilai rapor yang jelek.
4. Komunikasi yang efektif
Manajer harus mampu menciptakan komunikasi yang efektif untuk
menumbuhkan persamaan persepsi dengan pegawai. Jika pernyataan atau
instruksi Manajer tidak dimengerti atau diterima dengan baik maka sasaran
tak akan tercapai. Komunikasi yang efektif sangat berperan dalam
penciptaan suasana kerja yang sehat.
5. Niat baik dan kerjasama
Manajer perlu menunjukkan niat baik dan kerjasama. Umpan balik yang
hanya bertujuan menjatuhkan atau mempermalukan pegawai tidak akan
mampu menciptakan kondisi kerja yang sehat.
21
1.7 Kesimpulan
Adapun simpulan dari hasil analisis penyusunan anggaran biaya operasional
adalah sebagai berikut :
1. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Dan Jaringan
Surabaya Selatan dalam menyusun anggaran membuat usulan RKAP
(Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) yang akan dilaksanakan oleh
perusahaan untuk periode yang akan datang. RKAP ini akan menjadi acuan
setiap unit untuk melaksanakan kegiatan dalam periode mendatang, sehingga
anggaran yang telah ditetapkan akan tepat sasaran.
2. Anggaran PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan Dan
Jaringan Surabaya Selatan disusun dengan metode Bottom up
3. Evaluasi yang dilakukan oleh perusahaan masih kurang optimal karena hanya
melaporkan realisasi anggaran setiap bulan, triwulan, dan per tahun ke kantor
distribusi. Untuk proses evaluasi dalam intern perusahaan belum terlihat.
Namun laporan realisasi anggaran biaya operasional tersebut dapat dijadikan
sebagai acuan untuk menyusun anggaran biaya administrasi tahun berikutnya.
22
1.8 Saran
Sedikit saran yang dapat diberikan penulis baik untuk perusahaan maupun
untuk pembaca penelitian ini, sehingga dapat menyempurnakannya lagi di masa
yang akan datang, yaitu:
1. Sebaiknya dalam penyusunan anggaran, anggota dan tim penyusun wajib
mengetahui dan memegang pedoman dasar tertulis.
2. Sebaiknya PT PLN (Persero) DisJatim APJ Surabaya Selatan melakukan
proses evaluasi dengan prosedur yang ditetapkan untuk penyusunan
anggarannya sehingga tidak hanya menjadi tim pelaksana saja.
3. Sebaiknya dari setiap fungsi- fungsi yang terkait dalam struktur organisasi
selalu tepat waktu dalam menyampaikan usulan anggaran ke pihak
keuangan.
4. Dengan adanya pengendalian maka perusahaan dapat mengetahui
penyimpangan dan penyebab penyimpangan serta memberikan umpan
balik penyempurnaan perencanaan yang akan datang dan meningkatkan
kinerja suatu program dalam perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan&Asri, Marwan. 2003. Penganggaran Perusahaan. Jakarta :
Salemba Empat.
Alim, Nizarul. 2008. Efektivitas Perpaduan Komponen Anggaran dalam Prosedur Anggaran: Pengujian Kontinjensi Matching . Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 10, No.2. Hal 76
Arifin, Johan. 2007. Pengaruh Karakteristik Gaya Penyusunan Anggaran Terhadap Efisiensi Biaya . Kajian Bisnis dan Manajemen Vol. 9, No. 1. Hal 23-35
Christina,Ellen,. Sugiarto,Fuad,. Sukarno,Edi. 2001. Anggaran Perusahaan Suatu
Pendekatan Praktis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Eko Winarno. Personal Interview in PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur
Area Pelayanan dan Jaringan Surabaya Selatan. Surabaya., 26 Januari 2011.
Fisher, G. Joseph. 2002. Using Budgets for Performance Evaluation : Effect of Resources Allocation and Horizontal Information Asymmetry on Budget
Proposals, Budget Slack, and Performance . The Accounting Review Vol. 77 No. 4. Pp 847- 865
Gitosudarmo, Indriyo & Najmudin, Mohamad. 2003. Anggaran Perusahaan Teori
& Soal Jawab. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Hansen, Don R. Dan Maryanne M.Mowen. 2004. Management Accounting. Edisi
Keempat. Salemba Empat. Jakarta.
Harahap, Sofyan Safri, 2001. Budgetting Penganggaran: Perencanaan
Lengkap untuk Membantu Manajemen. Edisi Pertama, Cetakan Kedua,
Buku 1. Jakarta : PT. Indah karya (Persero) Raja Grafindo Persada
Haruman, Tendi dan Rahayu, Sri. 2007. Penyusunan Anggaran Perusahaan.
Bandung : Graha Ilmu.
Menteri Badan Usaha Milik Negara. 2002. Keputusan Menteri Nomor 101 Tahun
2002 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Badan
Usaha Milik Negara
Munandar, M. 2001. Budgeting. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Nafarin, M. 2007. Penggangaran Perusahaan. Edisi Ketiga, Cetakan Kedua,
Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.
Nasehatun, Apandi. 1999. Budget & Control : Sistem Perencanaan dan
Pengendalian Terpadu. Edisi Kelima, Cetakan Keenam, Buku 1, Jakarta
:Grasindo
Rudianto. 2009. Penganggaran. Jakarta : Erlangga.
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Graha
Ilmu. Yogyakarta
Sunarto, Lina. 28 Oktober 2010. Artikel untuk Media Indonesia
(www.mediaindonesia.com)
Supranoto. Personal Interview in PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area
Pelayanan dan Jaringan Surabaya Selatan. Surabaya., 12 Januari 2011.
Usry, Carter. 2006. Akuntansi Biaya. Buku 1, Edisi 13. Jakarta :Salemba Empat.
Zuina.,Sucipto. 2009. Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan . Jurnal Akuntansi No. 38.