RAngkuman Sejarah Dan Teori Arsitektur II

Embed Size (px)

Citation preview

NoRumah TradisionalFilosofiStrukturPola PerkampunganOrnamen

1.Aceh.(Rumoh Aceh) Memiliki garis imajiner antara rumah dan kabah (motif keagamaan). Menghadap dari arah barat ke timur atau sebaliknya. Penggunaan ruang yang ganjil dan anak tangga yang ganjil. Keberadaan guci air untuk membasuh kaki.

Penggunaan pondasi umpak. Tipe rumah panggung. Kayu kolom dari jenis bak thue. Dinding rumah dari bak manee. kayu tangga dari jenis pohon nangka. Menggunakan sitem pasak. Ikatan struktur atap menggunakan rotan, tali ijuk. Penutup atap dari daun rumbia. Pola perkampungan menyebar. Ditengah gampong terdapat meunasah.

Ukiran ayat-ayat Al-Quran (kaligrafi). Penggunaan motif flora.

2.Batak.(Rumah Bolon) Bentuk atap diambil dari bentuk punggung kerbau. Atap sebagai tempat yang suci. Tiang depan dan tiang belakang dihubungkan oleh 4 garis papan tebal (tustus parbarat). tiang kanan dan kiri diikat oleh 4 papan tebal (tustus ganjang). Bagian atas dihubungkan oleh balok gasang yang diikat oleh solong-solong. Menggunakan sistem linear. Penataan desa terdiri dari beberapa rumah dan sopo (lumbung). Rumah dan sopo saling berhadapan. Terdapat pohon besar diujung perkampungan. Mengacu kepada arah utara selatan. Adanya pagar dan gerbang. Menggunakan motif flora dan fauna.

3.Minangkabau.(Rumah Gadang) Berbentuk kapal (kecil dibawah dan besar diatas). Bentuk atap melengkung keatas (setengah lingkaran). Menyerupai tanduk kerbau dengan total jumlah lengkungan antara 4 6. Serta 1 lengkungan kearah depan rumah. Dibangun sejajar menurut arah mata angin, dari utara sampai selatan.

Menggunakan penutup atap dari daun rumbia. Tiang berbentuk dasar bulat yang dibentuk bersegi-segi. Tiang yang besar terdapat ditengah bangunan, dibuat berbentuk segi delapan. Tiang yang disamping berbentuk segi lima. Jumlah seluruh tiang-tiang yang ada pada istana sebanyak 50 tiang. Dengan 9 ruangan . Tiang tiang pada anjung 9 tiang yang terdiri dari 2 ruangan. Total untuk anjung kiri dan anjung kanan adala 18 tiang. Total seluruh tiang yang terdapat pada sebuah rumah gadang adalah 72 tiang besar/kecil. Pola perkampungan linear. Rumah induk berada ditengah yang dikelilingi rumah lumbung. Memiliki gerbang. Memiliki pembatas.

Menggunakan motif flora dan kaligrafi.

4.Sumatra Selatan.(rumah Limas) Atap berbentuk limas, menggambarkan kondisi alam. Tipe rumah panggung. Terdapat mahkota yang disertai ukiran yang melambangkan kerukunan dan keagungan rumah adat tersebut. Atap berbentuk piramida terpenggal. Dengan sudut kemiringan atap utama antara 45 60 derajat. Dan pada atap bagian depan ntara 10 20 derajat. Dinding terbuat dari papan. Kolom ditanam pada pondasi umpak. Sudah menggunakan pasak besi sekrup. Menggunakan penutup atap genteng tanah liat. Pola perkampungan linear. Mengikuti bentuk aliran sungai/jalan. Terdapat ornamen simbar dan tanduk. Simbar diartikan sebagai mahkota rumah dengan hiasan bunga melati.

5.Betawi.(Rumah Betawi) Bersifat terbuka, sesuai dengan karakter masyarakat betawi yang terbuka. Orientasi bangunan menghadap kearah jalan. Bentuk simetris. Penutup atap menggunakan genteng tanah liat atau atep (daun kiraiyang yang dianyam). Tipe atap pelana. Menggunakan pondasi batu bata. Untuk tipe rumah betawi joglo menggunakan pondasi umpak. Dinding dan kolom menggunakan kayu gowok / pohon nangka. Sebagian dinding menggunakan batu bata dan anyaman bambu (gedhek).

Menyebar. Memiliki gerbang. Terdapat mesjid. Menggunakan motif flora dan gigi balang (ornamen segitiga berjajar). Secara umum patung ondel ondel ditempatkan diteras rumah.

6.Jawa.(Rumah Joglo) Tumpang sari yang disusun ganjil. Status sosial ditentukan dengan banyaknya ruang didalam rumah. Pondasi umpak. Empat kolom utama yang terletak ditengah bangunan disebut sokoguru. Sunduk merupakan stabilisator konstruksi tiang. Sunduk kili merupakan balok pengunci sunduk dan tiang. Penggeret merupakan balok pengikat tumpang sari. Santen merupakan penyangga penggeret yang terletak diantara penggeret dan sunduk kili. Dadha peksi merupakan balok penggerat yang melintang ditengah tengah pamidhangan. Pamidhangan (langit- langit rumah joglo) merupakan rongga yang terbentuk dari rangkaian tumpang sari. Ander merupakan balok yang berfungsi sebagai penopang molo. Molo merupakan balok yang letaknya paling atas yang dianggap sebagai kepala bangunan. Penitih dan penangkur merupakn balok yang melintang di kolom terluar dari sokoguru. Emprit Ganthil merupakan pengunci purus tiang yang berbentuk tonjolan. Kecer merupakan balok yang menyangga molo sekaligus penopang atap. Dudur merupakan balok yang menghubungkan sudut pertemuan penanggap dan penangkur dengan molo. Elar merupakan bagian perluasan keluar dari bagian atas sokoguru yang menopang atap. Linear. Flora.

7.Tana Toraja.(Rumah Tongkongan) Pembagian rumah kedalam 3 fungsi yang berbeda. Yaitu bagian utara, tengah dan selatan. Bagian utara sebagai ruang tamu, tempat tidur anak, dan ruang sesaji. Bagian tengah sebagai ruang makan, pertemuan keluarga, dapur serta tempat meletakkan orang mati. Bagian selatan sebagai ruang kepala keluarga, namun juga dianggap sebagai sumber penyakit. Jumlah tanduk kerbau menandakan tingkat sosial pemilik rumah. Tinggi panggung dari muka tanah disesuaikan dengan ketinggian punggung kerbau. Tata letak atau denah rumah adat toraja sangat ditentukan oleh kosmologi aluk todolo dengan faktor utama arah matahari terbit (tempat para dewata) dan matahari tenggelam (tempat bersemayam arwah leluhur). Menggunakan pondasi dari batu gunung yang disusun tanpa pengikat antara tanah, kolom dan pondasi itu sendiri. Bentuk kolomnya persegi empat yang menggunakan kayu uru dan kayu nibung. Balok pengikat yang menyambungkan kolom kolom berfungsi sebagai sloof. Hubungan balok dan kolom menggunakan sambungan pasak (tidak menggunakan pasak baut/paku). Total jumlah balok ada 3 sedangkan pada bagian alang hanya 1, yaitu sebagai pengikat bagian bawah. Lantai terbuat dari kayu uru yang disusun meamnjang sejajar dengan balok utama. Sedangkan lantai pada bagian alar terbuat dari kayu banga. Dinding pada rumah tongkongan disusun satu sama lain dengan sambungan pada sisi papan dengan pengikat utama yang dinamakan sambo rinding. Bambu yang disusun tumpang tindih dan dikaitkan oleh beberapa reng yang juga terbuat dari bambu serta diikat oleh tali bambu/rotan menjadi struktur utama atap rumah tongkongan. Berfungsi sebagai ventilasi, karena pada rumah tongkongan tidak terdapat celah pada dindingnya. Menyebar mengikuti aliran sungai. Rumah tertua berada dibagian barat, dan berturut- turut ke arah timur yang lebih baru dari rumah sebelumnya.

Fauna.

8.Suku dayak(Rumah Betang) Rumah dibagi dalam tiga bagian. Kepala sebagai atap. Badan sebagai dinding. Kaki sebagai pondasi dan kolom. Merupakan tempat tinggal yang bersambung, karena terdapat beberapa keluarga. Anak tangga biasanya mempunyai hitungan tonggak/ganjil. Kepala tangga dibuat berbentuk patung kepala manusia yang dianggap sebagai penunggu/penjaga rumah. Berbentuk panggung dengan ketinggian 3 5 meter dari permukaan tanah. Memilik panjang 150 meter dan lebar 30 meter. Serambi merupakan area publik untuk melakukan aktifitas menganyam dan menenun. Sami, bilik terbuka milik bersama sebagai tempat penerima tamu. dapur berada diujug dan menghadap kearah sungai. Sandong, merupakan tiang yang dipenuhi oleh ukiran. Tinggi lantai dari atas tanah 4 meter. Berbahan kayu ulin. Dengan ukuran papan 6cm * 30cm. Anjur lantai vertikal. Warna kayu agak basah dan kelihatan kasar. Dinding terdiri dari dua bagian. Bagian luar dari kulit kayu dan bagian dalam dari papan ulin. Tinggi dinding setengah dari tinggi badan bangunan. Kurang lebih 280cm. Tinggi keseluruhan 6 meter. Pintu diletakkan ditengah tengah bangunan untuk memperlihatkan pola simetris. Letak jendela hanya pada bilik bilik saja. Bentuk atap curam. linear. Membelakangi sungai. Hiasan palang silang.

9.Suku Asmat (Rumah Bujang atau Jew dan rumah keluarga) Rumah merupakan pusat kehidupan kampung sebagai tempat segala macam musyawarah desa

Panjang rumah 30-60 m dan lebr 10 meter Setiap tiang penyangga utama rumah adat Suku Asmat menggunakan kayu besi yang diukir Sebagai pengikat menggunakan tali dari rotan atau akar pohon Atap terbuat dari daun sagu dan daun nifah yang dianyam Jumlah pintu sama dengan jumlah tungku api. Menyebar disepanjang pantai dan pegunungan jayawijaya. Menghadap ke arah sungai untuk rumah bujang dan disekitar pegunungan untuk rumah keluarga. Seni ukir yang sarat simbol leluhur mereka.

10Rumah Adat Lio Ende NTT Flores Bentuk rumah mengikuti filosofi bentuk perahu

Pondasi disebut leke lewu Struktur lantai disebut maga Kolom disebut wisu Kuda2 disebut jara Mengikuti prinsip lintas orbit tata surya Pola permukiman merupakan pola grid yang ditandai dengan adanya jalan2 setapak yang membelah kawasan permukiman. Flora dan fauna

11Rumah Adat Bali Sistem konstruksi menurut konsep hirarki dari hirarki yaitu: nista, madya dan utama Material alam merupakan zat hidup yang harus diperlakukan secara baik

Bentuk segi 4 panjang adalah bentuk yang paling banyak digunakan sebagai bangunan induk rumah tinggal Sebagian besar atap berbentuk limasan dan pelana Struktur badan bangunan tradisional menggunakan tiang (sesaka) yang terbuat dari kayu, kerangka tiang menggunakan kayu dengan konstruksi rangka dan sunduk serta pasak (lait)

Berdasarkan beberapa aspek:sosial, simbolik, marfologis, dan fungsional

Ukiran dan pahatan yang ditempatkan pada bangunan berupa manusia, binatang dan tumbuhan.