RANGKUMAN ENDOKRIN

  • Upload
    joe

  • View
    69

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rangkuman blok endokrin

Citation preview

BLOK ENDOKRIN

RINGKASAN HORMON-HORMON UTAMA Sumber: Faal SherwoodKELENJAR ENDOKRINHORMONSEL SASARANFUNGSI UTAMA

HIPOTALAMUSRelasing Hormon dan inhibiting hormone (TRH, CRH, GnRH, GHIH, PRH, PIH)Hipofisis anteriorMengontrol pengeluaran hormone-hormon hipofisis anterior

HIPOFISIS POSTERIOR (Hormon disimpan disini)Vasopresin (ADH)

OksitosinTubulus GinjalArteriol

UterusKelenjar mamaria (payudara)Meningkatkan reab H2OMenyebabkan Vasokonstriksi

Meningkatkan kontraktilitasMenyebabkan penyemprotan susu

HIPOFISIS ANTERIORThyroid-stimulating hormone (TSH)

Adrenocorticotropic hormone (ACTH)

Hormon pertumbuhan

Follicle-stimulating hormone (FSH)

Luteinizing hormone (LH) (interstisial cell-stimulating hormone, ICSH)

ProlactinSel folikel tiroid

Zona fasikulata dan zona retikularis kortex adrenal

Tulang: jar.lunak

Hati

Wanita: folikel ovarium

Pria: tubulus semeniferus di testis

Wanita: folikel ovarium dan korpus luteum

Pria: sel interstisium leydig ditestis

Wanita: kelenjar mamaria

PriaMerangsang sekresi T3 dan T4

Merangsang sekresi kortisol

Merangsang pertumbuhan tulang dan jaringan lunak; efek metabolic mencakup anabolisme protein, mobilisasi lemak, dan penghematan glukosaMerangsang sekresi somatomedin

Mendorong pertumbuhan dan perkembangan folikel; merangsang sekresi esterogen Merangsang produksi sperma

Merangsang ovulasi, perkembangan korpus luteum, sekresi esterogen dan progesteroneMerangsang sekresi testosterone

Mendorong perkembangan payudara; merangsang sekresi susuTdk jelas

KELENJAR PINEALMelatoninOtak: hipofisis anterior; organ repro; system imun; Mengsinkronkan irama biologis tubuh dengan sinyal eksternal; menghambat gonadotropin, penurunannya mungkin berupa pemicu pubertas; berkerja sbg antioksidan, meningkatkan imunitas

SEL FOLIKEL KELENJAR TIROIDTetraiodotironin (T4 atau tiroksin); triiodotironin (T3)Sebagian besar selMeningkatkan laju metabolic; esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan saraf

SEL C KELENJAR TIROIDKalsitoninTulangMenurunkan konsentrasi Ca 2+ plasma

KORTEX ADRENAL:Zona glomerulosa

Zona fasikulata dan retikularisAldosterone (mineralkortikoid)

Kortiskol (glukokortikoid)

Androgen ( dehidroepoandrosteron)Tubulus ginjal

Sebagian besar sel

Wanita: otak dan tulangMeningkatkan reab Na+ dan sekresi K+

Meningkatkan glukosa darah dengan mengorbankan simpanan lemak dan protein; berperan dalam adaptasi stress

Berperan dalam lonjakan pertumbuhan masa pubertas dan dorongan seks pada wanita

MEDULA ADRENALEpinefrin dan norepinefrinReseptor simpatis di seluruh tubuhMemperkuat system saraf simpatis; berperan dalam adaptasi stress dan regulasi tekanan darah

PANKREAS ENDOKRIN(pulau Langerhans)Insulin (sel )

Glucagon (sel )

Somatostatin (sel D)Sebagian besar sel

Sebagian besar sel

System pencernaan

Sel islet pancreas Mendorong penyerapan, pemakaian, dan penyimoanan nutrient oleh sel

Penting utk mempertahankan kadar nutrient dalam darah selama masa pasca absorbs

Menghambat pencernaan dan penyerapan nutrientMenghambat sekresi semua hormone pancreas

KELENJAR PARATIROIDHormone paratiroid (PTH)Tulang, ginjal, ususMeningkatkan konsentrasi Ca2+ plasma; menurunkan konsentrasi PO43- plasma; merangsang pengaktifan vit.D

GONADWANITA: OVARIUM

PRIA: TESTIS

Testis dan ovariumEstrogen (estradiol)

Progesteron

Testosterone

Inhibin Organ sex wanita: tubuh secara keseluruhan

Tulang

Uterus

Organ sex pria; tubuh secara keseluruhan

Tulang

Hipofisis anterior Mendorong perkembangan folikel; Mengatur perkembangan karakteristik seks sekunder; Merangsang pertumbuhan uterus dan payudara Mendorong penutupan lempeng epifis

Mempersiapkan organ ini untuk kehamilan

Merangsang produksi sperma; mengatur perkembangan karakteristik sex sekunder; menimbulkan dorongan sex Meningkatkan lonjakan pertumbuhan masa pubertas; mendorong penutupan lempeng epifisis

Menghambat sekresi FSH

PLASENTAEstrogen; progesterone

Gonadotropin korionOrgan sex wanita

Korpus luteum ovariumMembantu mempertahankan kehamilan; mempersiapkan payudara utk menyusui

Mempertahankan korpus luteum kehamilan

GINJALRenin (angiotensin)

EritropoetinZona glomerulosa kortex adrenal (dipengaruhi oleh angiotensin, yang diaktifkan oleh renin)

Sumsum tulangMerangsang sekresi aldosterone

Merangsang produksi eritrosit

LAMBUNGGastrinKelenjar eksorin dan otot polos saluran cerna; pancreas; hati; kandung empeduMengontrol motilitas dan sekresi untuk mempermudah proses pencernaan dan penyerapan

DUODENUMSekretin; kolesistokinin

Peptide insulinotropik dependen glukosaKelenjar eksorin dan otot polos saluran cerna; pancreas; hati; kandung empedu

Pancreas endokrinMengontrol motilitas dan sekresi untuk mempermudah proses pencernaan dan penyerapan

Merangsang sekresi insulin

HATISomatomedin (factor pertumbuhan mirip insulin/insulin like growth factor, IGF)

TromopoietinTulang; jaringan lunak

Sumsum tulangMendorong pertumbuhan

Merangsang produksi trombosit

KULITVitamin DUsus Meningkatkan penyerapan Ca2+ dan Po43-

TIMUSTimosinLimfosit TMeningkatkan proliferasi dan fungsi limfosit T

JANTUNGPeptida natriuretic atriumTubulus ginjal Mengahambat reabsorbsi Na+

JARINGAN LEMAKLeptin

Adipokin lainHipotalamus

Berbagai tempatMenekan nafsu makan; penting dalam kontrol jangka panjang berat badan

Berperan dalam metabolism dan peradangan

ILMU PENYAKIT DALAMKOMPLIKASI DIABETIC

KOMA HIPOGLIKEMIKKETOASIDOSIS DIABETICKOMA HIPEROSMOLAR NONKETOTIK

Definisi : GD < 60 mg/dl, merupakan suatu keadaan akut pada diabetes Angka kejadian : 29 % dari seluruh penderita DM setiap tahunnya Penderita DM tipe 1 memiliki risiko yang lebih tinggi dari penderita DM tipe 2 Angka kematian : 1000 pasien/tahun Gula darah tinggi, >250 Biasanya usia mudaGlukagon, insulin(bs krn infeksi, stress)Jar. LemakHatiLipolisis Pemb. As. Lemak bebas yg berlebihanketogenesisAsidosis (Ketosis)Jar. TepiHatiPenggunaan glukosaglukoneogenesisHiperglikemiaDiuresis osmotikHipovolemiaDehidrasi

Lipolisis: pemb. As. LemakBebas yang berlebihan

Gula darah meningkat tanpa disertai ketosis dan asidosis, tp disertai kadar natrium yang meningkat Biasa terjadi pada org >60tahun Dikaitkan dengan dehidrasi yang berat dan hyperosmolar state Dapat terjadi sampai bbrp minggu

ETIOLOGI Obat : Obat kencing manis : Obat oral : sulfonilurea Insulin : terutama insulin yang kerjanya lama ( 12 jam) Plg berat Obat-obat lain : analgesik dari anti inflamasi antikoagulan antibiotik tranquilizer (penenang) Banyak berolahraga Lupa makan, berpuasa Penyakit penyerta : penyakit ginjal kronik: akan terjadi gangguang eksresi obat, obat kencing manis akan terakumulasi lbh lama dalam tubuh akibatnya jumlah obat dalam tubuh menjadi lebih tinggi gangguan hati (sirosis hati): metabolism karbo terganggu, salah satu obat penurun glukosa bekerja dihati sehingga metabolism gluconeogenesis menjadi tidak efektif. Defisiensi insulin relative (ada tp tidk bisa menurunkan guladarah)/absolut Peningkatan hormon kontraregulator: glukagon katekolamin (berdebar, infeksi, infark mio) kortisol (struk akut) growth hormon (tumor hypofisis)

FAKTOR PENCETUS InfeksiKebutuhan insulin mendadak naik pada keadaan infeksi (saat infeksi utk membantu membunuh bakteri, plg sering infeksi sal. Nafas, kulit, paru), misalnya ISPA, pneumonia, ISK, abses Pengobatan insulin dihentikan Stress: Infark Miokard Akut, stroke Obat-obatan Banyak obat diketahui mengurangi sekresi insulin atau menambah resistensi insulin, hidroklotiazid, penghambat beta, penghambat kalsium, dilantin (anti epilepsy), kortisol (steroid) byk digunakan pasien asma dan lupus Alkohol mungkin menghambat sekresi insulin karena dapat menyebabkan pankreatitis subklinis dan mempengaruhi sel betaPencetus: Infeksi Diabetes Obat-obatan Penyakit akut Tidak menggunakan insulin

GEJALAGejala Neurogenik Gangguan Sistem Syaraf Otonom adrenergik : gemetar berdebar-debar kolinergik : berkeringat mual lemas terasa seperti mau lumpuh

Gejala Neuroglikopeni rendahnya kadar gula yang dihantarkan ke otak (sistem syaraf pusat) perubahan kesadaran : mengantuk koma gangguan perilaku : pendiam gangguan kognitif : sulit berfikir dan berbicara gerakan yang tidak terkoordinasi

pasien dengan hipoglikemi banyak datang ke ugd dengan kondisi yang mirip struk bedanya hanya gula darah nya rendah Klinis: Riwayat DM sebelumnya Terdapat faktor pencetus yang biasa menyertai Kesadaran menurun Pernapasan cepat dan dalam (kussmaul sign), karena asidosis metabolik Tanda-tanda dehidrasi

Laboratorium: Hiperglikemia (GDS > 250 mg/dl) Asidosis (PH < 7,3, bikarbonat < 15 mEq/L) Ketosis (ketonemia dan ketonuria)

Foto toraks: tanda infeksi paru EKG: tanda infark miokard akut Laboratorium: DPL GD sewaktu aseton darah/urin analisis gas darah elektrolit tes fungsi hati tes fungsi ginjal. Hiperglikemi yang jelas, >600 Hiperosmolaritas Tdk ada ketosis Ada perubahan kesadaran Polyuria, polydipsia Dehidrasi

Gejala klinis Biasanya berusia > 50 tahun Kesadaran Tanda-tanda dehidrasi Hiperglikemia yang tinggi (> 600 mg/dl) Tanpa asidosis pH > 7.3 Ketosis ringan Hiperosmolaritas [(2 plasma Na+) + plasma glukosa] > 320 mOsm/kg > 350 mOsm/kg

TANDA-TANDA Stadium parasimpatik : lapar, mual, tekanan darah turun. Stadium gangguan otak ringan : lemah, lesu, sulit bicara, kesulitan menghitung sederhana. Stadium simpatik : keringat dingin pada muka terutama di hidung, bibir atau tangan berdebar-debar. Stadium gangguan otak berat : koma (tidak sadar) dengan atau tanpa kejang.

TATALAKSANABILA SADAR Segera beri minuman manis, Tp efeknya sementara cepat menaikkan gula darah tp cepat hilangnya juga. Berikan karbo complex spt nasi atau roti yang bertahan lbh lama Obat gula dihentikan Pantau gula darah setiap 15-30 menit sampai kadar GD > 100 mg/dl, setelah >100 pantai 2-4jam Beri makanan

TIDAK SADAR Segera dibawa ke RS Suntik 50 ml Dekstrosa 40 % secara intravena Pasang infus Infus Dekstrosa 10 % selama 6 jam Pantau gula darah setiap 1 jam sampai kadar GD > 100 mg/dl Setelah sadar langsung diberi diberi minuman dan makanan

1. Rehidrasi Rehidrasi cepat merupakan tindakan awal yang harus segera dilakukan. Cairan yang dipilih adalah NaCl 0,9%, tapi bila kadar Natrium > 145 gunakan NaCl 0,45%. Pemberian cairan sebanyak 1 liter pada 30 menit pertama kemudian 0,5 liter pada 30 menit kedua, jadi berjumlah 3 liter pada jam pertama. Setelah itu cairan diberikan sesuai tingkat dehidrasi. Pada keadaan syok dapat digunakan plasma expander Bila kadar glukosa darah < 200 mg/dl, NaCl 0,9% segera diganti dengan dextrose 5%.

2. Insulin Insulin mulai diberikan pada jam ke-2, dalam bentuk bolus (intravena) dosis 180 mU/Kg BB, dilanjutkan dengan drip insulin 90 m U/jam/kgBB dalam NaCl 0,9%. Bila glukosa darah < 200 mg %, kecepatan dikurangi menjadi 45 m U/jam/kg BB. Bila glukosa darah stabil sekitar 200-300 mg% selama 12 jam, dilanjutkan dengan drip insulin 1-2 unit/jam dan dilakukan sliding scale setiap 6 jam.

3. Bikarbonat Koreksi natrium bikarbonat dilakukan bila pH 25%. Sebenarnya kasus nya tdk banyak tetapi banyak ditemukan tdk sengaja saat pemeriksaan USG Insiden meningkat dgn pertambahan usia & : 5-10 : 1. populasi > 60 tahun : USG & otopsi insiden s/d 50%. pertumbuhan keganasan adalah hanya sebesar 1 dari 20. Pemeriksaan tiroid harus dilakukan dengan cara gerakan menelan karena tiroid melekat langsung pd os. Hyoid

KlasifikasiAdenoma (Jinak) 95%Karsinoma (ganas)Kista (berisi cairan)Lain-lain

Adenoma makrofolikuler Adenoma mikrofolikuler Adenoma embrional Adenoma sel huntler Adenoma atipik Adenoma dengan papilla Signet-ring adenoma Papiler (paling sering) Folikuler Meduler Anaplastic Limfoma tiroid Kista sederhana Tumor kistik/padat Perdarahan atau nekrosis Nodul koloid Nodul dominan pada struma multinodosa Inflamasi tiroid Tiroiditis subakut Tiroiditis limfositik kronik Penyakit granulomatosa Gangguan pertumbuhan Dermoid Agenesis lobus tiroid unilateral

Keganasan Tiroid non Medulare (papiler, folikuler, anaplastik, dan sel hurthle) 95 % merupakan kasus sporadik Keganasan Tiroid Medulare 20% merupakan kasus familial atau merupakan bagian dari Multiple Endokirn Neoplasia (MEN) Tipe 2A

PENDEKATAN KLINISANAMNESISP. FISIKP. PENUNJANG

Biasanya pasien datang dengan benjolan dileher. Gejala hipertioid atau hipotiroid, serta efek sistemik akibat metastasis keganasan pada organ tubuh lainnya. Kecurigaan Tinggi Riwayat keluarga dengan ca tiroid Pertumbuhan cepat nodul tiroid Nodul dgn konsistensi keras Fiksasi nodul tiroid dengan jar. Sekitar Paralisis saraf leher Limfadenopati regional ( daerah leher atau axila) Metastasis jauh (ke hati dan ketulang)

Kecurigaan rendah usia < 20 th atau > 70 th jenis kelamin laki laki riwayat eksposisi radiasi pada kepala dan leher nodul > 4cm atau sebagian kistik sindrom kompresi (disfagia, disfonia, suara serak, dipsnea, atau batuk)

apabila terdapat 2 dari kecurigaan tinggi, memiliki sensitivitas 100% dan mendeteksi keganasan Seringkali tidak sensitif informasi yang kurang akurat kepada klinisi. Perlu diperhatikan mengenai ukuran & konsistensi, ada tidaknya rasa nyeri pada perabaan, ada tidaknya deviasi dari trakea & limfadenopati (submandibular, supraklavikula), serta ada tidaknya distensi vena jugular & eritema fasial (penekanan pada Inlet Toraksik). Efek penekanan massa tiroid manuver Pemberton (apabila pasien disuruh mengangkat kedua tangan dan dia merasa sesak nafas, berarti sudah terjadi penekanan trakea oleh tiroid) Pemeriksaan penunjang awal Pemeriksaan hormonal tiroid Pemeriksaan thyrotropine (Thyroid Stimulating Hormon) harus yg sensitive Apabila kadar thyrotropine subnormal pemeriksaan FT4 & FT3. 10% dari keseluruhan nodul tiroid memiliki nilai thyrotropine yang rendah (kemungkinan pertumbuhan nodul yang benigna). Pemekrisaan standar: FT4, TSHs, T4 Pemeriksaan penunjang tambahan : Anti-TPO (thyroid peroxidase), berkaitan dengan autoimun spt Hashimoto dan grave disease terutama hashimoto pengukuran kadar Tiroglobulin, merupakan suatu tumor marker pd tiroid tp tdk sensitive hanya pada kanker nilainya sangat tinggi. Terutama kanker folikuler, papiler dan anaplastic pengukuran Calcitonin Serum, pd kanker meduler .

USG SINDKAN TIROID BAJAH

Mendeteksi keberdaan nodul tiroid yang tidak teraba pada pemeriksaan fisik (umumnya berukuran < 1 cm). Menentukan ukuran dan jumlah nodul (nodul soliter atau struma multinodular). Mengevaluasi karakteristik dari nodul. Menilai tingkat vaskularisasi dan fungsi nodul. Kalau vaskularisasi aktif mrpkn keganasan Membimbing BAJAH (biopsy aspirasi jarum halus) atau tindakan terapeutik lainnya (Aspirasi Kista, Injeksi Etanol, atau Terapi Laser). Karakterisitik Keganasan pada USG: Nodul yang solid Mixed Cyst Nodul hipoekogenisitas Kapsul nodul yang iregular Limfadenopati Adanya mikrokalsifikasi.Merupakan kista, berwarna hitam. Kalau hanya kista pasti jinak

Merupakan kista, dengan didalamnya tdp masa padat bisa jadi keganasan

Merupakan kista, vaskularisasinya bagus makanya jinak

Merupakan nodul, batas tegas Jinak

Merupakan nodul, berbatas tdk tegas menginvasi ketempat lain, ekogensisitas meningkat. Ganas

Merupakan , vaskularisainya jelek menunjukan keganasan

Pasien disuruh meminum cairan kontras Skintigrafi Tiroid digunakan untuk mengkonfirmasi penemuan nodul yang hiperfungsi (5-10% dari keseluruhan nodul Tiroid) jarang sekali ditemukan keganasan. Hasil nya: Hot nodul (mengabsorbsi iodium). Atau cold nodul ( tidak megabsorbsi iodium), cold nodul lebih ganas Nodul Tiroid yang nonfungsional (90% dari keseluruhan nodul tiroid), memiliki risiko sebesar 5% untuk menjadi malignan. Skintigrafi Tiroid : iodine-123 (I123), mahal iodine-131 (I131), mahal pertechnetate-technetium-99m (99mTc pertechnetate), biasa dipakai 99mTc pertechnetate positif palsu sebesar 3 hingga 8%.

Biopsi Aspirasi Jarum Halus (BAJAH) : Merupakan baku emas pemeriksaan. Untuk menentukan ganas atau jinak Dilakukan pada nodul tiroid berukuran lebih dari 1 cm. Hasil positif pada 80% kasus ( 90% dgn USG Guided FNAB) Prosedur invasif minor yang dilakukan pada pasien rawat jalan, relatif terjangkau, mudah dikerjakan, dan tanpa persiapan khusus. Hasil pemeriksaan Jinak: operasi atau observasi Ganas: harus operasi tidak dapat ditentukan (indeterminate): harus dilakukan lagi dlm jangka wkt 2-3bulan sediaan tidak representatif (unsatisfactory): salah ambil harus diulang saat itu juga Sensitivitas 95-98% dan spesifisitas 83-95%. Penggunaan USG guided FNAB : Meningkatkan cost effectivene Mengurangi risiko tindakan tiroidektomi 25 hingga 50%. Mengurangi keterlambatan diagnosis keganasan tiroid. Meningkatkan propabilitas penemuan lesi malignan. Komplikasi BAJAH Penyebaran keganasan (kalai tiroid jarang metastasis tdk spt nasofaring tdk boleh di biopsy), kerusakan saraf, trauma jaringan lunak & saraf, atau trauma vaskuler belum pernah dilaporkan sebelumnya.

FNA

ADEKUATINADEKUAT

Benign: observasi, kalau ukurannnya kecil bisa diberi obat-obatan. Kalau ukurannya besar (>5cm) maka harus dioperasiUlang, apabila inadekuat lagi harus dioperasi, diulang hanya boleh 1 dan saat itu juga

Malignant/Folicular neoplasm: harus dilakukan operasi, setelah operasi diberikan radio iodine

Suspicious: konsultasi endokirolog dan bedah

Indeterminate: diulang lagi tp tidak boleh jaraknya terlalu dekat.

PENCITRAAN

CT Scan dan MRI (jarang dilakukan) : Tujuannya adalah melihat ada perluasan atau penekanan Mengevaluasi perluasan struma ke servikal post. & substernal. Mengevaluasi keberadaan metastasis pada keganasan tiroid. PET-Scan mengevaluasi kanker primer menggunakan penanda Fluorodeoksiglukosa (F-18) karena kanker menyerap glukosa dgn baik meningkat tangkapannya, pada lesi yang hipermetabolik.

TATALAKSANATERAPI SUPRESIFPEMBEDAHAN

Menggunakan Levothyroxine (obat hormone tiroid) bertujuan untuk mencapai kadar Thyrotropine kurang dari 0,3 mU/L. Mencegah pertumbuhan nodul tiroid benigna dan nodul baru. Target agresif terapi supresi (mencapai kadar Thyrotropine kurang dari 0,1 mU/L) efektifitas yang lebih baik. Namun dengan risiko Atrial Fibrilasi dan penurunan BMD lebih tinggi Relatif dikontraindikasikan pada pasien > 60 tahun, wanita postmenopausal, serta pasien yang mengalami penurunan thyrotropine. Obat ini bertujuan mesupresi nodul tiroidnya. ES: hipertiroid, takikardi atrial fibrilasi, osteoporosis Dilakukan apbl: Pasien dengan Nodul Tiroid Malignan Pasien dengan gejala akibat adanya nodul tersebut Hemitiroidektomi pada nodul Benigna, hanya sebagian dari tiroid yg diambil Total Tiroidektomi pada nodul Maligna. Karna ganas harus diagkat semua Tiroidektomi radikal, diambil juga jaringan disekitarnya spt musculus dan kgb. Apbl sudah bermetastasis Yang lebih banyak dipakai Total atau subtotal, tp bila subtotal dilanjutkan dgn radioterapi iodine utk mencegah kekambuhan.

Keuntungan Tindakan Pembedahan : Menurunkan ukuran struma secara signifikan dan cepat Dekompresi trakea dengan segera Bisa didapatkannya bahan pemeriksaan untuk histopatologi

Komplikasi Tindakan Pembedahan : Risiko hipotiroidisme postoperatif. Hipoparatiroidisme pada 1% kasus ketika tiroid diambil, paratiroid pasti terangkat juga. Sehingga akan terjadi penurunan metabolism kalsium (kejang, osteoporosis) Perlukaan pada nervus laringeus rekuren. suara serak atau mengecil

RADIO IODINELAIN LAIN

Ablasi Radioiodine untuk keganasan Dilakukan pada nodul-nodul fungsional Dikontraindikasikan pada pasien hamil atau menyusui. Angka keberhasilan mencapai hingga 75%, dengan reduksi volume rata-rata sebesar 40%. Prosedur tindakan dosis tunggal I131 ( 100 Gy)

Efek samping utama hipotiroidisme yang terjadi pada lebih kurang 10% ps. & terbentuknya nodul yang keras dgn gambaran histopatologi yang atipik, yakni sebagai akibat dari iradiasi.

Injeksi etanol intralesi nodul tiroid benigna dan kista tiroid menyebabkan nekrosis koagulatif dan trombosis di sekitar nodul. Angka keberhasilan 2/3 pada nodul tiroid hiperfungsional dan 3/4 pada nodul tiroid fungsional. Terapi Laser Penelitian pendahuluan menunjukkan efektifitas ~ injeksi etanol, namun dengan efek samping yang lebih rendah. Terapi Laser fotokoagulasi pada daerah nodul tiroid.

Apabila nodul jinak dengan ukuraan 1-5cm, atau pasien tdk mau dioperasi bisa diberikan Injekasi etanol intralesi/terapi laser

PENATALAKSANAAN UMUM: Nodul tiroid benigna yang fungsional Ablasi Radioiodin (prosedur bedah sebagai alternatif berikutnya). Nodul tiroid benigna yang nonfungsional kontroversi mengenai Levothyroxine (belum terdapat rekomedasi) . Pasien dengan Nodul Tiroid Benigna evaluasi berkala setiap 6 hingga 12 bulan sekali Pemeriksaan fisik yang teliti, pengukuran kadar Thyrotropine di dalam serum, serta tindakan BAJAH ulang atas indikasi tertentu.

PENYAKIT GRAVES

PENDAHULUAN merupakan penyebab tersering dari tirotoksikosis (hipertiroid) FT4, T3 , TSH Perempuan : laki-laki 5-10 : 1 insidens puncak usia 20-40 tahun gambaran klinis Tiroroksikosis Struma difusa Oftalmopati DermopatiETIOLOGI autoimun yang tidak diketahui penyebabnya predisposisi familial lebih sering pada kembar monozigotik > dizigotik, faktor lingkungan nampaknya juga berperan. stres, penggunaan tembakau, infeksi dan pajanan yodium, postpartum

ada pasien yang sudah sembuh dan mengalami stress lagi sehingga kambuh lagi

PATOGENESIS Pada Graves limfosit T menjadi tersensitisasi terhadap antigen di dalam kelenjar tiroid dan menstimulasi limfosit B untuk mensintesis antibodi terhadap antigen ini Satu dari antibodi ini ditujukan terhadap reseptor TSH di membran sel tiroid menstimulasi pertumbuhan dan fungsi kelenjar tiroid Antibodinya disebut juga thyroid-stimulating antibody (TSAb) atau TSI Adanya antibodi yang bersirkulasi berkorelasi positif dengan penyakit yang aktif dan dengan relapsnya

GAMBARAN KLINIS usia muda palpitasi, nervousness, cepat lelah, hiperkinesia, diare, keringat berlebih, tidak tahan terhadap kondisi panas penurunan berat badan tanpa penurunan nafsu makan pembesaran tiroid, oftalmopati dan takikardia ringan usia lanjut atipik (tidak jelas) Manifestasi kardiovaskular mendominasi palpitasi, dyspnea on effort, tremor, nervousness dan penurunan berat badan

OFTALMOPATI limfosit sitotoksik (sel killer) dan antibodi sitotoksik tersensitisasi terhadap antigen seperti pada reseptor TSH yang ditemukan di fibroblas orbita, otot orbita dan jaringan tiroid sitokin dari limfosit yang tersensitisasi inflamasi fibroblas orbita dan otot ekstraokuler pembengkakan otot orbita, proptosis dan edema periorbita

KLASIFIKASI WERNER ClassDefinitionClinical Activity Score

0No signs or symptoms.Spontaneous retrobulbar pain

1Only signs, no symptoms. (Signs limited to upper lid retraction, stare, lid lag.)Pain with eye movement

2Soft tissue involvement (symptoms and signs).Redness of the eyelids

3Proptosis (measured with Hertel exophthalmometer)Redness of the conjunctiva

4Extraocular muscle involvement.Swelling of the eyelids

5Corneal involvement.Swelling of the caruncle

6Sight loss (optic nerve involvement).Conjunctival edema (chemosis)

DERMOPATI DAN OSTEOPATI TIROID ATAU AKROPATI stimulasi sitokin-sitokin dari limfosit terhadap fibroblas penebalan kulit terutama di daerah tibia bawah yang disebabkan akumulasi glikosaminoglikan dikaitkan oftalmopati dan kadar TSHRAb yang sangat tinggi.

GEJALA TIROTOKSIKOSIS peningkatan sensitivitas terhadap katekolamin beberapa gejala seperti takikardia, tremor dan berkeringat

KETERLIBATAN TULANG (AKROPATI ATAU OSTEOPATI) dengan pembengkakan dan pembentukan tulang subperiosteal tulang metakarpal dan clubbing dari jari-jari onikolisis

KOMPLIKASI Thyrotoxic periodic paralysis (kelumpuhan yang hilang timbul akibat hipertiroid) Pasien tdnya sehat tiba-tiba lumpuh karena hypokalemi flaccid paralysis tiba-tiba Hypokalemia karena pada keadaan hiper tiroid terjadi perpindahan kalium kedalam intrasel, akibatnya kalium dalam darah menurun Pencetus: keadaan lelah shg dehidrasi, asupan karbo berlebihan paralisis ini dapat hilang secara spontan atau dengan terapi tirotoksikosis keadaan ini dapat dicegah dengan suplementasi Kalium dan pemberian blokade beta adrenergik.

Tirotoksikosis apathethic usia> 60 tahun tidak nafsu makan penurunan berat badan, struma kecil, AF normo response, dan depresi berat tanpa gambaran klinis yang menunjukkan peningkatan reaktivitas terhadap katekolamin

Amenorea atau infertilitas perempuan usia muda apabila sedang hamil bisa terjadi abortus KRISIS TIROID Eksaserbasi akut dari semua gejala dan tanda tirotoksikosis yang tidak ditangani dengan baik, seringkali bermanifestasi sebagai suatu sindroma yang mengancam nyawa

Manifestasi klinik hipermetabolisme yang nyata dan respons adrenergik yang berlebihan. demam antara 38-41 derajat celcius dan disertai dengan flushing dan berkeringat takikardia nyata, seringkali dengan AF dan tekanan nadi yang tinggi; kadangkala timbul gagal jantung. gejala sistem saraf pusat termasuk agitasi, restlessness, delirium dan koma. gejala gastrointestinal meliputi mual, muntah, diare, dan ikterus.

PATOGENESIS peningkatan jumlah binding site untuk katekolamin penurunan ikatan pada Tiroksin Binding Globulin (TBG) meningkatkan kadar FT4 dan FT3 kondisi penyakit akut, infeksi dan stres operasi akan memicu peningkatan kadar katekolamin yang menambah peningkatan kadar FT4 dan T3 gambaran klinis

PEMERIKSAAN PENUNJANG

FT4 dan TSHs peningkatan FT4 dan menurunnya TSH bila kadar FT4 normal, TSH menurun, namun T3 meningkat T3 tirotoksikosis kadar FT4 dan T3 dalam batas normal, tapi kadar TSH menurunhipertiroid subklinik Oftalmopati diagnosis penyakit Graves Sidikan tiroid : peningkatan uptake tipikal untuk penyakit Graves hot nodule TSHRAb : relatif spesifik pada penyakit Graves. Apabila sedang aktif TSHRab nya , tp bila sudah sembuh TSHRab . Pasien dgn FT4 dan T3 normal tp TSHRab nya (+) blm sembuh total, masih dpt kambuh kembali CT scan dan MRI orbita

TATALAKSANAANTI TIROIDRADIOAKTIF YODIUMOPERASI

Merupakan terapi lini pertama

PTU dan Metimazole Mekanisme kerja menghambat iodinasi tiroglobulin yang dimediasi oleh TPO untuk membentuk T4 dan T3 di dalam kelenjar tiroid Efek imunosupresi (metimazole) menghambat konversi T4 menjadi T3 di perifer (PTU) dimulai dengan dosis besar kemudian kecilkan dosisnya sampai eutiroid setelah 4-12 minggu setelah terapi maintenance dengan dosis yang lebih rendah minum obat 18-24 bulan ada beberapa pasien yang harus minum obat seumur hidup krn bbrp factor, spt genetic Regimen PTU : 100mg tiap 8 jam pada awal terapi dan pada minggu 4-8 dosisnya diturunkan sampai 50-200mg sekali atau dua kali sehari. Metimazol : durasi kerja yang lebih lama sekali sehari meningkatkan kepatuhan pasien dosis 10-20mg di pagi hari selama 1-2 bulan, kemudian dosis ini diturunkan menjadi 5-10mg tiap pagi selama terapi maintenance Pemantauan lab: pemantauan awal adalah FT4 dan T3. TSH dan TSHRab Remisi: apabila fungsi tiroid yang normal selama 1 tahun setelah penghentian dari obat antitiroid, terjadi pada 20-50% kasus, namun biasanya tidak seumur hidup

Reaksi terhadap Obat Anti-tiroid minor, terutama rash (5% pasien) pemberian antihistamin, kecuali sangat berat, bukan merupakan indikasi untuk menghentikan pengobatan mayor, terutama agranulositosis (0.5% pasien). ditandai dengan radang tenggorokan dan demam memerlukan penghentian segera dari obat antitiroid pemberian antibiotik yang sesuai dan mengganti dengan modalitas terapi lain Reaksi lain yang jarang ikterus kolestatik, toksisitas hepatoselular, vaskulitis dan artritis akut Yodium radioaktif (I131) dapat diberikan sebagai terapi awal maupun setelah kegagalan dengan terapi obat antitiroid Setelah pemberian yodium radioaktif, kelenjar tiroid akan mengecil dan pasien biasanya akan menjadi eutiroid dalam jangka waktu 2-6 bulan Paling jarang dikerjakan. Pilihan operasi: tiroidektomi subtotal atau total Indikasi: struma yang sangat besar atau multinodosa, pada pasien yang alergi atau tidak patuh terhadap pemberian terapi obat antitiroid, pada pasien yang menolak terapi yodium radioaktif, dan pada pasien hamil dengan Graves. Komplikasi operasi hipoparatiroidisme dan trauma pada saraf laringeus rekurens Harus diberikan suplementasi hormone pasca operasi. Kalau Pada kanker tiroid harus sampai dosis dgn target tsh serendah mungkin. Kalau pada grave tidak, cukup pemberian sehari-hari

Tatalaksana komplikasi: Krisis Tiroid

Pemberian terapi yang agresif Beta bloker: Propanolol 1-2 mg diberikan secara intravena perlahan tiap 5-10menit mencapai total 10 mg, atau diberikan per oral 40-80 mg tiap 6 jam akan sangat membantu mengkontrol aritmia. Menghambat sintesis hormon tiroid: pemberian PTU 250 mg tiap 6 jam Menghambat pelepasan hormon : larutan kalium yodida, 10 tetes dua kali sehari Menghambat inflamasi: Hidrokortison dosis 50 mg intravena tiap 6 jam Terapi suportif selimut pendingin asetaminofen untuk menurunkan demam Penanganan cairan, elektrolit dan terapi nutrisi Sedasi fenobarbital : mempercepat metabolisme perifer dan inaktivasi T4 dan T3. Oksigen, diuretik dan digitalis diindikasikan untuk gagal janutng. Mengatasi proses yang mendasari tercetusnya krisis Plasmafereses atau dialisis peritoneal

PROGNOSIS Perjalanan penyakit Graves yang diterapi dengan antitiroid dapat terjadi remisi dan eksaserbasi selama periode waktu yang tidak dapat diperkirakan, Pemantauan seumur hidup diindikasikan pada semua pasien dengan penyakit Graves

KELENJAR ADRENAL

CORTEX ADRENALMEDULLA ADRENAL

Berasal dari mesoderm Berasal dari ectoderm, dan neural crest mengeluarkan hormone yang berkorelasi dengan simpatis dan parasimpatis

Hormon adrenocortical Semua merupakan hormone steroid Sintesis dari hormone ini melibatkan enzim P-450 cytochrome enzim yang memetabolisme obat Enzim berlokasi di mitokondria dan reticulum endoplasma Setiap zona mensekresi hormone yang berkorelasi dgn enzim tsb

ZONA FASICULATA Mensekresi glukokortikoid yang utama cortisol dan corticosterone Terikat dengan globulin dan transcortin Diatur oleh ACTH yang dihasilkan dari hypophysis

Semakin tinggi tingkat stress akan memicu peningkatan kortisol yang ditandai dengan glukosa darah meningkat Kadar kortisol yang berada didalam tubuh dipengaruhi oleh ACTH: kortiksol akan menstimulasi ACTH kotiksol akan menghambat pelepasan ACTH Dipengaruhi oleh biorhythms: paling tinggi 2 jam sebelum dan sesudah tidur, kurang lebih jam 5am-7am orang normal akan bangun pd jam sgt karna hormone acth meningkat dan itu sebabnya apbl kita tidak makan pada malam hari, pagi hari guldar akan ttp normal periksa kortisol paling baik pd pagi hari ACTH akan menurun sekitar jam 4sore Mekanisme kerja glukokortikoid: Meningkatkan glukosa darah dgn cara meningkatkan gluconeogenesis dan glikogenesis. Dan menghambat kerja insulin dan menghambat uptake glukosa di jaringan. extrahepatic (katabolisme) mengubah protein menjadi asam amino, dan anabolisme dihati merubah asam amino menjadi protein dijaringan lemak: menstimulasi lipolysis asam lemak bebas. Seperti keadaan ketoasidosis, dmn tubuh mengalami stress shg kortisol meningkat. Elektrolit garam dan air tdk terlalu dipengaruhi antiinflamasi dan anti alergi dengan cara menghambat respon imun dgn cara merusak jaringan limfoid digunakan utk obat pykt autoimun

ZONA GLOMERULOSA mesekresi mineralokortikoid, terutama aldosterone terikat dengan albumin Mengatur keseimbangan garam dan tekanan darah Control dari aldosterone dipengaruhi RAAS RAAS akan mengatur tekanan darah dan osmolalitas Kerja dari aldosterone: Menstimulasi reabsorbsi garam retensi air Menstimulasi eksresi kalium dan hydrogen Scr tdk langsung menigkatkan tekanan darah Kalau kelebihan aldosterone: Hipernatremi, hipokalemi, hipertensi Apabila Na aldosterone dan apabila K aldosterone

ZONA RETICULARIS Mensekresi androgen Pada perempuan bekontribusi utk pubertas dan postmenopausal Postmenopausal tetosteron meningkat Menghasilkan hormone yang bersifat protein Bekerja seperti ganglion simpatik Bekerja sebagai penguat perifer Diaktifasi oleh rangsangan yang sama dengan system saraf simpatis Katekolamin epinefrin & norepinefrinReseptor (cardia) (otot polos yg lain)

Norepinefrin+++++++

Epinefrin++++++++

Kerja hormone adrenal: Meningkatkan glukosa darah dengan: glikogenolisis dan gluconeogenesis, Meghambat sekresi insulin Menstimulasi lipolysis peningkatan asam lemak bebas Meningkatkan kontraksi jantung Mengakibatkan Bronkodilatasi Kontriksi pembuluh darah musculoskeletal Menurunkan fungsi visceral Meningkatkan kebutuhan oksigen Meningkatkan metabolism basal takikardi, gemetar

PENYAKIT KELENJAR ADRENAL

CUSHING DISEASECONNS SYNDROME

Peningkatan sekresi kortisol dari kortex adrenal terutama zona fasiculata 4x lebih banyak di wanita Biasanya diusia 35-50tahun Peningkatan sekresi aldosterone, di zona glomerulosa mineralokortikoid Hiper aldosterone hiper tensi

ETIOLOGI Primer: Tumor di kortex adrenal Sekunder: tumor di hipofisis anterior Tumor yang mensekresi ACTH tp ektopik: paru, pancreas, hati sindroma paraneoplastik bs mensekresi enzim2 yang mempengaruhi ACTH Pemberian steroid iatrogenic (salah) yang berlebihan Paling banyak disebabkan oleh tumor atau hyperplasia Tumor di hipotensi

GEJALA Peningkatan katabolisme protein hipotrofi otot kehilangan support kolagen: tipis, mudah memar luka sulit sembuh luka semakin luas eksudat mengandung albumin keluar banyak resiko hipoalbumin semakin tinggi gangguan metabolism karbo hiperglikemi bisa terkena diabetes tipe lain krn glukoneogenesisnya meningkat dan uptake insulin menurun poliuri gula darah menarik air metabolism lemak obesitas trunkal hanya perutnya yang besar tp badannya tidak, kaki dan tangan malah kecil buffalo hump seperti ada punuk moon face bulat berat badan tapi kekuatan penurunan respon imun mudah mengalami infeksi penurunan resistensi thd stress dapat menyebabkan kematian jk tdk ditangani dengan baik peningkatan sekresi androgen pertumbuhan rambut yang berlebihan jerawat pada seluruh tubuhnya perubahan suara serak anak rambut berkurang peningkatan mineralocorticoid karena zona glomerulosanya jg terganggu retensi garam dan air hipertensi, hiperosmolaritas perubahan mental suasana hati terganggu euphoria depresi ringan sampai berat gelisah susah konsentrasi dan gangguan memory psikosis gangguan tidur siang tidur, malam tidak pemeriksaan lab: Hb , karena pasien mengalami perdarahan kecil-kecil, anemia penyakit kronik (normositik normokrom) Limfosit Eusinofil Retensi garam dan air hiper tensi Hipokalemi Biasanya tidak ada udem

DIAGNOSIS Kadar kortisol Jam 8 pagi sangat meningkat jam 8 malam tetap meningkat harusnya turun urin: metabolit steroid 17-OHCS (hydroxycorticoid steroid) 17-KS (ketosteroid) Hipernatremi dan hipokalemi aldosteron, renin Kalium urin meningkat Darah: Na K CT Scan Perubahan EKG

TREATMENT Operasi Tumor adrenal adrenalectomy bs unilateral/bilateral. Kalau bilateral butuh hormone pengganti Tumor hipofisis transsphenoidal removal of pituitary tumor lewat hidung (ini kalau tumornya kecil) Tapi kalau tumor hipofisisnya besar kraniotomi Ektopik obati penyebabnya, mis: kanker paru Untuk pasien iatrogenic hentikan steroid scr perlahan Obat: ketoconazole (obat jamur) karena kerjanyaa menghambat enzim P450 supaya tdk terbentuk steroid Radiasi scr eksterna: untuk tumor yang dikepala Palliative drug: mitotane merusak jaringan kortex adrenal Antagonis aldosterone Diharapkan aldosterone Natrium dan kalium Hati-hati dengan gangguan ginjal karna kalium akan meningkat Koreksi hipokalemi dengan supplement kalium klorida Kalau karna tumor adrenalectomy total/parsial

ADRENAL INSUFFICIENCY PHEOCHROMOCYTOMA

Primer kegagalan di kelenjar adrenal Kehilangan 3 tipe steroid adrenal 90% kelenjarnya rusak Addison disease autoimun Thrombosis/perdarahan sepsis, DIC, antifosfolipid sindrom (termasuk lupus) Infiltrative kanker, dsb TB milier oleh sebab itu pada pasien tb milier diberikan steroid HIV

ADDISON DISEASE

ETIOLOGI

Hipofungsi kortex adrenal glukokortikoid mineralokortikoid androgen Autoimun antibody menyerang kortex adreal 90% jaringan rusak

GEJALA

Kurus, anorexia Kulit menjadi hitam: karna terjadi penurunan kortisol menyebabkan peningkatan ACTH peningkatan MSH (melatonin secreting hormone) hiperpigmentasi di muka dan tangan Kelemahan otot Ketidakseimbangan air dan elektrolit hipotensi hiponatremi, hiperkalemi, hipoglikemi menjadi lemas tidak kuat puasa androgen hair loss, sex Gangguan mental gelisah, dll Salt craving karena kalau kekurangan garam akan mengalami kejang

DIAGNOSIS Kadar kortisol menurun urin: metabolit steroid 17-OHCS (hydroxycorticoid steroid) 17-KS (ketosteroid) K Na Glukosa darah

TERAPI Kalau karna autoimun: beri kortikosteroid jangka panjang dengan dosis yang cukup tdk boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah Glukokortikoid: kortison Mineralokortikoid

KOMPLIKASI KRISIS ADRENAL Karena kekurangan hormone adrenal Mengancam jiwa hipotensi, hipoglikemi, hiponatremi Gejala: kelemahan, sakit kepala, shok hipovolemik, koma, dll Terapi: dextrose 10%, infus cairan (NaCl) kalau kadar Na 130 berikan NaCl 0,9%, kalau 126mg/dl DM tipe 1 Penyakit ginjal kronik: eGFR 20 tahun 80% DMTI tidak mempunyai riwayat keluarga dengan penyakit serupa Terjadi kerusakan pada sel pankreas produksi insulin bahkan terhenti

PATOFISIOLOGILINGKUNGAN: Bahan kimiaInfeksi virusAutoimun, menyerang sel pankreas

DM TIPE 1

Ada yang namanya honey moon period belum semua sel pancreas shg masih menghasilkan insulin.

GEJALA KLINISAnamnesis P. FisikP. Penunjang

Polifagi, poliuri, polidipsi Terdapat penuruan berat badan, yang tdk diketahui penyebabnya Badan lemas dan lesu Makan banyak tp ttp kurus krn sel kelaparan Dehidrasi menilainya dengan turgor yaitu mencubit kulit diperut Hambatan pertumbuhan Maturitas kelamin terganggu Tanda dehidrasi dan asidosis metabolik (pada KAD) Tanda infeksi, penyakit autoimun lain, sindrom genetikDarah Glukosa darah puasa (GDP) >128 mg/dl dan atau Gula darah sewaktu (GDS) >200 mg/dl Pada pasien asimptomatik GDS >200 mg/dl, GDP > normal, uji toleransi glukosa ada gangguan (pada >1x pemeriksaan) HBA1C dapat menggambar kadar glukosa pasien dalam 3 bulan terakhir, N: >6% C-peptida menggambarkan fungsi sel Autoantibodi (islet cell antibody/ICA, insulin autoantibody/IAA, glutamic acid decarboxylase/GAD)

Tes Toleransi Glukosa (TTG) Pada anak tidak perlu klinis sudah khas (3P+penurunan bb) Cara: persiapan: anak diberi diet tinggi KH (150-200 g/hari) 3 hari berturut-turut dan puasa semalam menjelang TTG Glukosa: 1,75 g glukosa/kgBB diberikan p.oral dalam 200-250 cc air dalam waktu 5 menit sampel darah diambil pada menit ke 0 (sblm diberi glukosa),60, dan 120 interpretasi

URIN Reduksi positif Ketonuria (pada KAD) Kontrol hiperglikemiknya jelek Mikroalbuminuria (pada penyulit ginjal)

PENATALAKSANAAN Umum: Prinsip KONTROL DIABETIK tumbuh kembang optimal Khusus: Insulin Pengaturan makanan Edukasi diabetes Olahraga Boleh olah raga tp harus dipersiapkan dhl Pemantauan INSULIN Pasien baru harus lsg dirawat 7-10 hari untuk mengetahui profil guladarah harian 1 hari 4x penyesuaian dosis insulin 1st : Insulin short acting (Regular Insulin/RI) 0,5-1 U/kgBB/hari, subkutan (masa kerja pendek 6-8jamberikan 4x/hari pada pagi hari harus diberikan lebih tinggi), kenapa diberikan yg short acting pertama kali karena harus menurunkan kadar glukosa scr perlahan agar tdk terjadi hipoglikemi. Somogyi effect penurunan kadar glukosa pada malam hari mestimulus pelepasan hormon2 utk glukoneogenesis shg pada pagi hari mengalami hyperglikemi. Terapi: diberi snack dan.. (ga kedengeran) Down phenomen tdp rangsangan thd hormon counter regulatory insulin (hormon yang kontradiksi insulin) utk melakukan glukoneogenesis shg hyperglikemi pagi hari. Terapi: peningkatan kadar insulin *masih belum ngerti.*

2nd : campuran short + intermediate acting jika kadar gula darah dibawah 180mg/dl atau GDP 140mg/dl 3rd : long acting 1x suntik masa kerja 24jam Kebutuhan insulin infeksi, trauma, pubertas

Sebelum suntik insulin harus siapkan makanannya dl, jam sebelum makan suntik insulin. PENGATURAN MAKAN Jumlah kalori = [1000 + (usia dalam tahunx100) kilo kalori Komposisi: 55-60% KH (KH kompleks dan tinggi serat) 15% Protein 25% Lemak (rendah kolesterol dan LDL) Pemberian: 20% makan pagi 20% makan siang 30% makan malam 10% snack malam 10% snack sorePEMANTAUAN Kesehatan secara umum Tumbuh kembang KURVA CDC Tingkat maturasi seksual (TMK) Pemantauan Laboratorium Target kontol GD tercapai bila: GD post prandial (GDPP) 4 rujuk pemeriksaan FT4 & TSHs!

Anamnesis: emosi labil, mudah lelah, intoleransi terhadap panas, otot lemah, tremor, nafsu makan tetapi BB , BAB sering Pemeriksaan Fisik: gelisah, emosi labil, sering berkeringat gangguan kardiovaskuler takikardi, palpitasi, TD tinggi, bising sistolik di apeks rawat optalmopati proptosis, mata merah Pembesaran kelenjar tiroid: goiter difus, simetris, tidak nyeri Anak tampak tinggi Sering mengalami keterlambatan pubertas Neonatus : IUGR, takikardi, irritable, tremor, hiperaktif, flushing, gangguan GIT (muntah, diare), hepatosplenomegali, kraniosinostosis (penutupan ubun2 sblm wktnya) Pemeriksaan penunjang Laboratorium: T3 dan FT4 dan TSH EKG : RAD, takikardi lihat kelainan jantung Umur tulang : lebih dari umur kronologis menggunakan tangan kiri, pake atlas Sidik tiroid USG, MRI Biopsi

TERAPI Sedini mungkin agar tdk terjadi retardasi mental Dengan Na L tiroksin

Hentikan saat sudah normal. Kalau agenesis pakai seumur hidup dosis bergantung usia

PEMANTAUAN Penyesuaian dosis bedasarkan respons klinis serta hasil pemeriksaan T4 dan TSH Pada 3 bulan pertama evaluasi dilakukan setiap bulan, kemudian setiap 3 bulan, selanjutnya 6 bulan sekali Usia prasekolah tes IQ untuk penentuan sekolah SLB/normalPenatalaksaan bergantung tujuannya: Menghentikan sintesis hormon tiroid obat anti tiroid Obat anti tiroid Propiltiourasil (PTU) 5-7 mg/kgbb/hari (bayi 5-10 mg/kgbb/hari) dibagi 3 dosis(maks 300 mg/hari) Metimazol (MMI) atau carbimazol (CBI) 0,5-0,7 mg/kgbb/hari (bayi 0,5-1 mg/kgbb/hari) dibagi 3 dosis (maks 30 mg/hari) Dosis rumatan dosis terapeutik bila kadar T3, T4, dan TSH normal Terapi dilanjutkan sampai 1-2 tahun setelah remisi (biasanya 2-3 tahun) Merusak kelenjar tiroid Iodium 131 Iodium 131 sebaiknya dihindari pada anak Mengangkat kelenjar tiroid tiroidektomi subtotal Tiroidektomi dilakukan bila: gagal dengan terapi antitiroid, terjadi toksisitas obat anti tiroid, ketidakpatuhan makan obat Sebaiknya dirawat untuk diagnosis, penentuan derajat penyakit, edukasi orangtua Boleh pulang setelah membaik Kebutuhan nutrisi ditingkatkan karena terjadi peningkatan metabolisme Jika toksik Propanolol 80 mg/m2/hari atau 0,5-2 mg/kgbb/hari (bayi 1-2 mg/kgbb/hari), dibagi dalam 3-4 dosis (KI: asma, blokade jantung) Digitalis bila terjadi gagal jantung

PROGNOSISBerantung penatalaksanaan Terapi usia 90 pada usia 3 atau 4 tahun Terapi usia < 3 bulan IQ 85 Terlambat hilang 1 point IQ tiap 1 bulan keterlambatan

KRIPTOKISMUS

Terhentinya proses penurunan satu atau kedua testis di jalur penurunan normal antara rongga abdomen dan skrotum, sehingga testis tidak berada di dalam skrotum ETIOLOGI Belum diketahui pasti, Diduga akibat kelainan aksis hipotalamus-hipofise-testis

KLASIFIKASIPATOFISIOLOGIKRITERIA DIAGNOSISTERAPIPENYULIT DAN PROGNOSIS

True undescended testis proses penurunan testis terhenti di jalur penurunan normal (Melalui canalis ingunalis) Testis retraktil testis kadang-kadang turun ke dalam skrotum tp naik lagi. periksa dengan menggores bagian medial paha testis akan turun Testis ektopik testis menyimpang dari jalur penurunan normal bs di abdomen,dll potensi keganasan

BERDASARKAN LOKASI Testis letak skrotal tinggi/preskrotal Testis di kanalis inguinalis (kanalikuler) Testis tidak teraba Testis ektopik

Testis harus berada diskrotum karena suhu harus lebih rendah utk spermatogenesis Penurunan testis tergantung pada interaksi antara faktor hormonal dan mekanik Pada bulan ke-3 kehamlan testis dalam fosa iliaka Pada bulan ke-7 kehamilan testis dalam kanalis inguinalis Pada bulan ke-8 kehamilan testis menuju skrotum, sehingga saat lahir testis berada dalam skrotum. Penting untuk mempertahankan fungsi epididimis dan spermatogenesis karena suhu skrotum 1,5-2 lebih rendah daripada suhu tubuh. Anamnesis: testis tidak teraba atau retraktil PF: testis tidak teraba rujuk ke bedah uro bisa uni/bilateral, agenesis testis teraba tapi di luar jalur yang normal Pemeriksaan penunjang: USG CT Scan biasanya utk mencari testis ektopik MRI, uji HCG Kalau True undescended testis Tunggu sampai usia 10 bulan kl tdk turun baru terapi hormonal Hormonal (usia 10-24 bulan) Human chorionic gonadotropin (HCG) i.m selama 5 minggu Dosis menurut International Health Foundation 3-12 bulan:2x250IU/minggu 1-6 tahun:2x500IU/minggu >6 tahun:2x1.000 IU/minggu Dosis menurut WHO 5 tahun:2x1.000 IU/minngu Luteinizing hormone releasing hormone tetes hidung 3x400 g (1,2 g/hari) Setelah terapi hormonal dilanjutkan dengan operasi Untuk testis retraktil tanpa terapi Bila ditemukan pada bayi baru lahir--. Tidak langsung diterapi, tapi dimonitor tiap 3 bulan bila pada usia 10-12 bulan belum turun berikan terapi hormonalPENYULIT: Menganggu kesuburan Keganasan Torsi testis Hernia inguinalis Beban psikologik

PROGNOSIS Keberhasilan terapi tergantung dari posisi testis sebelum operasi dan usia saat mulai terapi

ILMU KESEHATAN MATARETINOPATI DIABETICAGRAVES OPTHALMOPATHY

Kelainan pada retina, retina terletak pada bagian paling belakang bola mata DM tipe 1 40%, DM tipe 2 20% Deteksi dini sangat penting. Begitu terkena visus tdk dapat diperbaiki lagi Factor resiko Lama menderita DM, aplg kalau GD tdk terkontrol Diagnose usia 30tahun 90% Control metabolic yang buruk gula darah tdk teratur Kehamilan Hipertensi yang tdk terkontrol Nefropati berat dilakukan terapi penyakit ginjalnya akan diikuti membaiknya respon RD thd fotokoagulasi Merokok, obes, hiperlipidemia Disebut juga Thyroid-associated orbitopathy (TAO) Nama lain ophthalmopathy disthyroid, penyakit mata dengan tiroid,orbitopathy thyroid, exophthalmos thyrotoxic Merupakan peradangan dibagian orbita yang disebabkan kelainan autoimun Dapat terjadi bersamaan dengan Hashimoto tiroiditis ( immune induced hypothyroidism ) atau tanpa terjadinya gangguan fungsi tiroid Mata terletak di cavum orbita, mata mengisi 1/3 cavum orbita. Peradangan terjadi di otot mata dan jaringan pengikatnya shg mata terdorong kedepan Perempuan > laki-laki terkait hormonal Rata-rata usia 43 tahun

PEMERIKSAAN Deteksi dini sangat penting! Sebelum tjd gangguan visus Pemeriksaan retina dilakukan dalam 3 tahun setelah diagnose DM tipe 1&2 Selanjutnya setiap tahun Pd kehamilan setiap 3 bulan sampai partus Diagnosis TAO ditegakkan berdasarkan 2 atau 3 dari kelainan dibawah ini : Immune-related thyroid dysfunction ,1 atau 2 dari kelainan dibawah ini : Graves hyperthyroidism Hashimoto thyroiditis Terdapat antibodi tiroid dalam darah tanpa ada gangguan fungsi tiroid : TSH-reseptor antibodi , thyroid binding inhibitory immunoglobine ( TBII), thyroid stimulating immunoglobulins (TSI), antimicrosomal antibody. Kelainan pada orbita / orbital sign Retraksi palpebra unilateral / bilateral Bilateral proptosis Restrictive strabismus mata spt juling Kompresi optic neuropathy Edema palpebrae Chemosis bengkak Pada pemeriksaan radiologi terdapat hipertrofi salah satu dari : M Rektus Medialis M Rektus Inferior M Rektus Superior / levator

Apabila hanya kelainan di daerah orbita saja, pasien diobservasi untuk kelainan orbita lain atau berkembang menjadi penyakit tiroid.

PATOGENESIS Terjadinya mikroangiopati (dinding pemb darah menipis dan spt balon) pd pre kapiler arteriol, kapiler, dan post kapiler vena pembuluh darahnya sgt halus Penebalan membrane basalis endotel dan berkurangnya perycitekapiler menjadi tipis dan membentuk seperti kantungMikroaneurismatjd kebocoranperdarahan pd retina iskemi pd retina Kalau sampai ke macula lutea akan terjadi gangguan pengelihatan Karna autoimun Fibroblast orbita berperan aktif untuk mendorong terjadinya proses peradangan melalui surface receptor, gangliosides dan gen proinflammatory Bertambahnya volume rongga orbita meningkatnya pembengkakan jaringan retobulbar Limfosit di lemak orbital otot ekstraokuler TSH reseptor ( TSH-R ) merangsang imunoglobulin

KLASIFIKASI dan GAMBARAN KLINIS NONPROLIFERATIF (NPDR)PROLIFERATIF (PDR)

Ringan, Ditandai dengan:hanya 1 Mikroaneurisma

Sedang ditandai dengan: mikroaneurisma yang ekstensif perdarahan intra retina penyempitan vena cotton wool spot bercak putih Retina mengalami iskhemi yang progresive mengakibatkan terbentuknya neovaskularisasi. Neurovaskularisasi tjd disaat jaringan tdk tdp aliran darah, tubuh akan membentuk vaskularisasi baru memperburuk RD Neovaskularisasi terjadi di Diskus Optikus (NVD) di daerah retina ( NVE ). NVD dan NVE menyebabkan perdarahan vitreous. buta. Perdarahan vitreus jaringan fibrosa menarik retina traksi vitreoretina ablasio retina (robek) Neurovaskularisasi ke iris rubeosis iridis neovascular glaucoma

Makulopati macula mengalami iskemi ditandai dengan edema macula, perdarahan, eksudat Eyelid retraction (kelopak mata tdk bs menutup) unilateral / bilateral Lid lag Exophthalmos mata menonjol keluar 40% kelainan di otot ektraokuler 6% di nervus optikus bs terjadi kebutaan karna n. optikus terjepit 5% memiliki gambaran yang lengkap yaitu: eyelid retraction, exophthalmos, kelainan nervus optikus, kelainan pada otot ekstra okuler dan hipertiroidisme

TERAPI Mencegah progresivitas control, hiperglikemi, hipertensi, dan hiperkolesterolemi Fotokoagulasi laser: indikasi utk neurovaskularisasi untuk mencegah kebutaan. Kalau sudah buta tdk bs diperbaiki lagi Lubrikan menghindari gejala iritative, mempertahankan kelembapan mata Kortikosteroid sistemik mengurangi orbital congestion dan inflamasi Dekompresi orbita (operasi) kalau mata sudah tdk bs ditutup sm skl memperluas rongga orbita dgn membuat lobang pd cavum orbita Perbaikan fungsi tiroid yang abnormal Bila terjadi strabismus diberikan lensa prisma atau operasi. ototnya dipotong

SCREENING Semua penderita DM rujuk ke spesialis mata utk evaluasi visus dan pemeriksaan fundus Pemeriksaan tahunan: Fundus normal RD ringan: sedikit perdarahan dan atau sedikit eksudat Pemeriksaan rutin: RD dengan eksudat yang besar tanpa gangguan fovea RD tanpa makulopati dengan visus menurun Rujukan awal: RD dengan hard exudate dan atau perdarahan jarak 1diameter diskus dr fovea Preproliferatif diabetic retinopathy Rujukan segera: Proliferative diabetic retinopathy Preretinal atau perdarahan vitreus reflex fundus gelap Rubeosis iridis Retinal detachment visus 0

RANGKUMAN BLOK ENDOKRIN | SITI FARHANAH AULIA

29