15
1 Rancangan Modul Basis Data Sistem Informasi Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Aplikasi SIKDA Generik di Puskesmas Kota Bogor Tahun 2014 Wijayanti, Besral Departement Demography and Biostatistics, Faculty of Public Health, Kampus Baru Depok,16424, Indonesia E-mail : [email protected] Abstrak Pada tahun 2012 penyakit gigi dan mulut menempati urutan empat besar penyakit utama di Kota Bogor , dalam proses pencatatan dan pelaporan program kesehatan gigi dan mulut Puskesmas Kota Bogor terdapat beberapa permasalahan yaitu keterlambatan saat melaporkan ke Dinas Kesehatan dikarenakan banyaknya penyalinan data, isi laporan masih ada tidak sesuai format laporan dan tidak memiliki basis data. Aplikasi SIKDA Generik menyediakan basis data dan pencatatan terintegrasi antar unit sehingga memudahkan pencatatan dan pelaporan di Puskesmas, namun masih belum tersedia indikator pelaporan program kesehatan gigi dan mulut, sehingga diperlukan pengembangan modul sistem informasi kesehatan gigi dan mulut pada aplikasi SIKDA Generik . Telah dihasilkan modul sistem informasi kesehatan gigi dan mulut pada aplikasi SIKDA Generik berbasis komputer yang dapat mempermudah dalam pencatatan dan pelaporan program kesehatan gigi dan terintegrasi antar pelayanan tanpa terjadi data yang duplikasi, tidak valid, dan keterlambatan pelaporan . Sistem informasi kesehatan gigi dan mulut pada Aplikasi SIKDA Generik masih diperlukan perbaikan dalam penerapannya sehingga membutuhkan kerjasama antar pihak yaitu Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan dan Puskemas dalam penerapan aplikasi tersebut. Kata Kunci : Penyakit Gigi dan Mulut, Pencatatan dan Pelaporan, Intergrasi Data, Basis Data, Aplikasi SIKDA Generik Designing Information Systems Database Module Dental and Oral Health on Application SIKDA Generic at Bogor City Health Center 2014. Abstract In the year 2012 oral disease ranks four major diseases in Bogor City, the process of recording and reporting oral health programs Bogor City health centers, there are several problems that may delay the time to report to the Health Department because many of duplicate the data, the contents of the report there is still no appropriate report format and do not have a database. application SIKDA Generic provides an integrated database and recording between the units so as to facilitate the recording and reporting at health centers, but is still not available indicator reporting program of oral health, so it requires the development of information systems module of oral health on the application SIKDA Generic. Has produced a module system of oral health information on the the application of computer-based SIKDA Generic to facilitate the recording and reporting of dental health programs and integrated inter-service without any data duplication, invalid, and reporting delays. System of oral health information on the application SIKDA Generic still needed improvement in its application that requires cooperation between the parties, namely the Ministry of Health, Department of Health and health centers in this application. Keyword : Dental and oral diseases, recording and reporting, integration of data, databases, applications SIKDA Generic Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014

Rancangan Modul Basis Data Sistem Informasi Kesehatan Gigi

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Rancangan Modul Basis Data Sistem Informasi Kesehatan Gigi

1

Rancangan Modul Basis Data Sistem Informasi Kesehatan Gigi dan Mulut

Pada Aplikasi SIKDA Generik di Puskesmas Kota Bogor Tahun 2014

Wijayanti, Besral

Departement Demography and Biostatistics, Faculty of Public Health, Kampus Baru

Depok,16424, Indonesia

E-mail : [email protected]

Abstrak

Pada tahun 2012 penyakit gigi dan mulut menempati urutan empat besar penyakit utama di Kota Bogor ,

dalam proses pencatatan dan pelaporan program kesehatan gigi dan mulut Puskesmas Kota Bogor terdapat

beberapa permasalahan yaitu keterlambatan saat melaporkan ke Dinas Kesehatan dikarenakan banyaknya

penyalinan data, isi laporan masih ada tidak sesuai format laporan dan tidak memiliki basis data. Aplikasi

SIKDA Generik menyediakan basis data dan pencatatan terintegrasi antar unit sehingga memudahkan pencatatan

dan pelaporan di Puskesmas, namun masih belum tersedia indikator pelaporan program kesehatan gigi dan

mulut, sehingga diperlukan pengembangan modul sistem informasi kesehatan gigi dan mulut pada aplikasi

SIKDA Generik . Telah dihasilkan modul sistem informasi kesehatan gigi dan mulut pada aplikasi SIKDA

Generik berbasis komputer yang dapat mempermudah dalam pencatatan dan pelaporan program kesehatan gigi

dan terintegrasi antar pelayanan tanpa terjadi data yang duplikasi, tidak valid, dan keterlambatan pelaporan .

Sistem informasi kesehatan gigi dan mulut pada Aplikasi SIKDA Generik masih diperlukan perbaikan dalam

penerapannya sehingga membutuhkan kerjasama antar pihak yaitu Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan

dan Puskemas dalam penerapan aplikasi tersebut.

Kata Kunci : Penyakit Gigi dan Mulut, Pencatatan dan Pelaporan, Intergrasi Data, Basis Data, Aplikasi SIKDA

Generik

Designing Information Systems Database Module Dental and Oral Health on

Application SIKDA Generic at Bogor City Health Center 2014.

Abstract

In the year 2012 oral disease ranks four major diseases in Bogor City, the process of recording and

reporting oral health programs Bogor City health centers, there are several problems that may delay the time to

report to the Health Department because many of duplicate the data, the contents of the report there is still no

appropriate report format and do not have a database. application SIKDA Generic provides an integrated

database and recording between the units so as to facilitate the recording and reporting at health centers, but is

still not available indicator reporting program of oral health, so it requires the development of information

systems module of oral health on the application SIKDA Generic. Has produced a module system of oral health

information on the the application of computer-based SIKDA Generic to facilitate the recording and reporting of

dental health programs and integrated inter-service without any data duplication, invalid, and reporting delays.

System of oral health information on the application SIKDA Generic still needed improvement in its application

that requires cooperation between the parties, namely the Ministry of Health, Department of Health and health

centers in this application.

Keyword : Dental and oral diseases, recording and reporting, integration of data, databases, applications SIKDA

Generic

Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014

Page 2: Rancangan Modul Basis Data Sistem Informasi Kesehatan Gigi

2

Pendahuluan

Arah pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesedaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya dapat berwujud. (Departemen Kesehatan, 2009). Undang-Undang No

36 2009 tentang Kesehatan, dijelaskan mengenai tanggung jawab pemerintah dalam

ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk

meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. ( Kementerian

Kesehatan RI, 2012).

Pencegahan penyakit gigi dan mulut belum efektif, disebabkan oleh prilaku masyarakat

yang belum tahu pentingnya kesehatan gigi dan mulut. Dalam hal ini bisa dibuktikan dari

hasil Riskesdas (2007) Prevalensi Nasional Masalah Gigi-mulut adalah 23,5%, Prevalensi

pengalaman karies adalah 72,1% Prevalensi nasional Karies Aktif adalah 43,4%. Indeks

DMF-T secara nasional sebesar 4,85. Ini berarti rata-rata kerusakan gigi pada penduduk

Indonesia 5 buah gigi per orang. Riskesdas (2007) juga melaporkan penduduk Indonesia yang

menyadari atau mempunyai persepsi dirinya bermasalah gigi dan mulut hanya 23%, dan

diantara mereka yang sadar akan hal itu, hanya 30% yang menerima perawatan atau

pengobatan dari tenaga profesional gigi.

Menurut data Dinas Kesehatan Kota Bogor penyakit gigi dan mulut, data yang diterima

dari 24 Puskesmas di Kota Bogor penyakit gigi dan mulut. Gigi dan mulut merupakan 4 besar

penyakit utama dari 10 penyakit utama setiap tahunnya. Seperti yang terlihat pada grafik di

bawah ini (Dinas Kesehatan Kota Bogor, 2012).

Grafik 1 Sepuluh Penyakit Utama Rawat Jalan

di Puskesmas Untuk Semua Gol. Umur Kota Bogor 2012

Sumber:Laporan LB1 Puskesmas, tahun 2012

16,89

9,31 6,54

4,33 3,93 3,81 3,78 3,78 3,49 3,49

02468

1012141618

%

Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014

Page 3: Rancangan Modul Basis Data Sistem Informasi Kesehatan Gigi

3

Keberhasilan dan kinerja program pelayanan dasar kesehatan gigi dan mulut di Dinas

Kesehatan Kota Bogor harus di dukung dengan manajemen yang baik. Pelaporan dan

pencatatan program pelayanan kesehatan gigi dan mulut merupakan alat manajemen untuk

memperbaiki kinerja program, oleh karena itu ketepatan kecepatan dan kelengkapan

pelaporan sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan untuk

mengambil kebijakan, perencanaan, monitoring dan evaluasi agar program tersebut bisa

berjalan dengan baik. Puskesmas merupakan unit pelaksana tingkat pertama pencatatan

dan pelaporan dalam penyelenggaraan program pelayanan dasar kesehatan gigi dan mulut .

Upaya kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas terdiri dari pelayanan kesehatan gigi dan

mulut di BPG (Balai Pengobatan Gigi), UKGM (Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat) dan

UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah).

Pada penelitian ini Puskesmas yang dipilih oleh penulis yaitu Puskesmas Bogor

Timur dikarenakan kunjungan penyakit gigi dan mulut tertinggi dari Puskesmas di kota

bogor lainnya, pencatatan dan pelaporan di Puskesmas Bogor Timur masih dilakukan

secara manual, dari pencatatan data BPG,UKGS dan UKGM serta perhitungan rekapitulasi

masih menggunakan metode manual. Bedasarkan masalah yang dihadapi pada pelaporan di

Puskesmas Bogor Timur mengakibatkan laporan yang diberikan belum di analisis dan

mengalami keterlambatan. Karena keterlambatan laporan pihak Dinas Kesehatan Kota

Bogor sering melaporkan data tidak lengkap sehingga kumulatif data setiap bulannya

sering mengalami perbedaan akibat masih ada Puskesmas yang belum melaporkan.

Untuk mempermudah dan mempercepat proses pelaporan kesehatan gigi dan mulut

di Puskesmas Wilayah Dinas Kesehatan Kota Bogor, maka perlu dikembangkan sebuah

sistem informasi kesehatan berbasis komputer yang terintergrasi antar pelayanan. Salah

satu sistem informasi yang telah dibuat oleh Kementerian Kesehatan sebagai pendukung

pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi dan dapat menghubungkan secara online adalah

Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) Generik. Namun terdapat beberapa

kekurangan pada aplikasi SIKDA Generik yaitu tidak terdapat indikator mengenai Program

kesehatan dasar gigi dan mulut seperti kegiatan luar gedung yaitu UKGS dan UKGM, serta

tidak terdapat laporan khusus mengenai Program kesehatan dasar gigi dan mulut. Oleh

karena itu penulis akan mengembangkan atau menambahkan indikator mengenai kesehatan

gigi dan mulut pada aplikasi tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan modul

sistem informasi Program kesehatan dasar gigi dan mulut Puskesmas pada SIKDA Generik

dalam upaya percepatan analisis data, distribusi data dan kelancaran informasi agar data

yang disampaikan tepat waktu, akurat dan berkualitas.

Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014

Page 4: Rancangan Modul Basis Data Sistem Informasi Kesehatan Gigi

4

Tinjauan Teoritis

1. Masalah Kesehatan Gigi yang sering Muncul

Ada dua penyakit mulut yang sering dialami masyarakat yaitu karies gigi dan

periodental, Jika tidak ditangani, penyakit gigi dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi,

infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan mematikan.

a. Caries Gigi

Karies gigi berasa dari bahasa latin yang artinya lubang gigi yang ditandai oleh

rusaknya email dan dentin secara progresif yang disebabkan oleh aktivitas metabolisme plak

bakteri. Karies gigi timbul karena empat faktor yaitu host yang meliputi gigi dan saliva,

mikroorganisme,substrat serta waktu atau lamanya proses interaksi antar faktor tersebut

(Junaidi, 2004)

b. Periodontal

Periodontitis adalah suatu penyakit peradangan jaringan pendukung gigi yang disebabkan

oleh kelompok mikroorganisme tertentu yang biasanya berasal dari plak gigi, yang dapat

mengakibatkan penghancuran progresif jaringan ikat periodontal dan tulang alveolar, dengan

pembentukan saku, resesi, atau keduanya. Infeksi periodontal dimulai oleh invasi oral patogen

yang berkolonisasi pada biofilm plak gigi pada permukaan akar gigi (Nugroho, 2011)

2. Program Upaya Kesehatan Gigi di Puskesmas

Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan

permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan

kemampuan Puskesmas. Salah satu program upaya kesehatan pengembangan di Puskesmas

adalah Program kesehatan dasar gigi dan mulut. Program upaya kesehatan gigi dan mulut di

Puskesmas terdiri atas pelayanan kesehatan gigi di balai pengobatan gigi, usaha kesehatan

gigi sekolah (UKGS), dan usaha kesehatan gigi masyarakat (UKGM). (Departemen

Kesehatan RI, 2007)

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut terutama ditujukan kepada golongan rawan

terhadap gangguan kesehatan gigi dan mulut yaitu : ibu hamil atau menyusui, anak pra

sekolah, dan anak sekolah dasar serta ditujukan pada keluargan dan masyarakat

berpenghasilan rendah di pedesaan dan perkotaan. (Departemen Kesehatan RI, 2007).

a. Pelayanan Kesehatan Gigi di BPG

Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014

Page 5: Rancangan Modul Basis Data Sistem Informasi Kesehatan Gigi

5

Pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas ditujukan kepada masyarakat atau penderita yang

berkunjung ke Puskesmas. Tujuan umum upaya kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas yaitu

tercapainya derajat kesehatan gigi yang layak.

Pelayanan medik gigi dasar yang diberikan di Puskesmas adalah tumpatan gigi tetap

dan gigi sulung, perawatan saluran akar, pencabutan gigi tetap dan gigi sulung, pengobatan,

pembersihan karang gigi, tindakan bedah ringan seperti insisi abses, dan operkulektomi.

(Departemen Kesehatan RI, 2007)

b. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM)

UKGM adalah suatu pendekatan edukatif yang bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan dan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi, dengan

mengintegrasikan upaya promotif, preventif kesehatan gigi pada berbagai upaya kesehatan

bersumberdaya masyarakat yang berlandaskan pendekatan primary health care (posyandu,

bina keluarga balita, polindes, ponstren, dan taman kanak-kanak). Sasaran UKGM yaitu

semua masyarakat yang berpenghasilan rendah dan diutamakan bagi kelompok rentan

penyakit gigi mulut yaitu golongan balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.(Departemen

Kesehatan RI, 2004).

c. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah upaya kesehatan masyarakat yang

ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di

sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupaya upaya kuratif

bagi individu (peserta didik) yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut.

(Departemen Kesehatan RI, 2012)

3. Sistem Informasi Kesehatan

Menurut (Hartono, 2002)) sistem informasi kesehatan terdiri dari komponen yang saling

berhubungan yang dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu proses informasi dan

struktur manajemen sistem informasi. Proses informasi, yang terdiri dari: pengumpulan data,

pengiriman data, pengolahan data, analisis data, presentasi informasi sedangkan struktur

manajemen sistem informasi, terdiri dari sumber daya sistem informasi kesehatan yang

meliputi orang-orang (perencana, manajer, ahli statistik, ahli epidemiologi, pengumpul data),

perangkat keras (register, telepon, komputer), perangkat lunak (kertas karbon, format laporan,

program pengolah data) dan sumber dana serta aturan-aturan organisasi, misalnya penggunaan

standar diagnosa dan penanganan, uraian tugas staf, prosedur manajemen distribusi, prosedur

Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014

Page 6: Rancangan Modul Basis Data Sistem Informasi Kesehatan Gigi

6

pemeliharaan komputer yang akan memungkinkan efisiensi penggunaan sumber daya sistem

informasi kesehatan.

4. SIKDA Generik

Aplikasi SIKDA Generik adalah aplikasi sistem informasi kesehatan daerah yang

berlaku secara nasional yang menghubungkan secara online dan terintegrasi seluruh

puskesmas, rumah sakit, dan sarana kesehatan lainnya, baik itu milik pemerintah maupun

swasta, dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, dan Kementerian

Kesehatan. Aplikasi SIKDA Generik dikembangkan dalam rangka meningkatkan pelayanan

kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas data

dan informasi manajemen kesehatan melalui pemanfaatan teknologi informasi komunikasi

(Kementerian Kesehatan , 2014).

5. Siklus Pengembangan Sistem (SDLC)

Tahapan-tahapan SDLC menurut (Jogiyanto, 2005) yang menuliskan tahapan

pengembangan sistem sebagai berikut:

Gambar 1 Tahapan-Tahapan SDLC

Berdasarkan tahapan-tahapan SDLC mengacu pada proses standar yakni dimulai oleh

analisis sistem, desain atau perancangan sistem dan implementasi sistem (Jogiyanto, 2005).

Lima macam kelayakan pada proses perencanaan menurut (Jogiyanto, 2005) yaitu sebagai

berikut :

1). Kelayakan teknik (Technical Feasibility), hal hal yang harus diertimbangkan dalam

kelayakan ini adalah :

Ketersediaan teknologi di pasaran, yaitu tersedianya perangkat keras(hardware)

Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014

Page 7: Rancangan Modul Basis Data Sistem Informasi Kesehatan Gigi

7

dan perangkat lunak (software) di pasaran. Misalnya dibutuhkan alat cetak

laporan program kesehatan gigi dan mulut, teknologi yang dibutuhkan disini

seperti Printer. Apakah printer tersebut mudah atau tidak didapatkan dipasaran.

Ketersediaan ahli yang mengoperasikannya, yaitu tersedianya personel atau orang

yang bisa mengoperasikan teknologi yang tersedia.

2). Kelayakan Operasi

Kemampuan dari personil-personil yaitu kemampuan personil yang ada untuk

mengoperasikan fungsi-fungsi sistem yang akan dikembangkan, dalam hal ini

apakah diperlukan training atau penambahan personil

Kemampuan dari operasi sistem untuk menghasilkan informasi yaitu apakah

sistem yang dikembangkan akan dapat beroperasi dengan semestinya untuk

menyediakan informasi berkualitas kepada para pemakainya.

Kemampuan pengendalian dari operasi sistem, yaitu apakah sistem yang akan

dikembangkan memilikai pengendalian yang cukup dalam hal ini seperti

keamanan sistem

3). Kelayakan Jadual digunakan untuk menentukan bahwa pengembangan yang akan

dilakukan akan selesai sesuai dengan waktu yang disepakati.

4). Kelayakan Ekonomi

Besarnya dana yang diperlukan untuk mengembangkan sistem ini

Manfaat yang diperoleh oleh sistem dibandingkan dengan biaya

pengembangannya.

5). Kelayakan Hukum yaitu penerapan sistem yang akan dikembangkan tidak boleh

menimbulkan masalah dikemudian hari karena menyimpang dari hukun yang berlaku.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode observasi,

wawancara mendalam dan telaah dokumen untuk mengetahui gambaran program kesehatan

dasar gigi dan mulut dan untuk mengetahui sistem informasi yang ada pada sebelumnya.

Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Bogor Timur, Dinas Kesehatan Kota Bogor dan

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan, informan yang dipilih oleh penulis terdiri

dari beberapa orang yang pemilihannya sesuai dengan kaidah penelitian kualitatif yaitu kaidah

kecukupan (adequacy) dan kaidah kesesuaian (appropriatness), informan terdiri dari Kepala

seksi pelayanan kesehatan dan rujukan Dinas Kesehatan Kota Bogor, Pengelola progam

Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014

Page 8: Rancangan Modul Basis Data Sistem Informasi Kesehatan Gigi

8

kesehatan dasar gigi dan mulut di Dinas Kesehatan Kota Bogor dan Pelaksana program

kesehatan dasar gigi dan mulut di Puskesmas Tim Pengelola SIKDA Generik PUSDATIN

Kementerian Kesehatan. Tahap pengembangan sistem yang dilakukan oleh penulis yaitu

tahap analisis sistem, pada tahap ini yang dilakukan yaitu melakukan survei terhadap sistem

yang lama, identifikasi kebutuhan informasi dan melakukan analisis kelayakan. Tahap

selanjutnya yaitu tahap rancangan atau desain sistem yaitu melakukan perancangan model

sistem yaitu perancangan data flow diagram (DFD),perancangan desain antarmuka, basis data

dan melakukan identifikasi kebutuhan perangkat lunak atau perangkat keras apa yang

digunakan dalam pengembangan sistem. Tahap terakhir adalah tahap implementasi yaitu

penulis melakukan kegiatan pemograman, dan melakukan pengetesan program. Dalam

penelitian ini dibutuhkan entitas sistem berikut rancangan entitas secara umum yang penulis

buat dalam perancangan sistem informasi program kesehatan dasar gigi dan mulut Puskesmas

Kota Bogor.

SIKDA

GENERIK

Sistem Informasi

Kesehatan Gigi dan Mulut

Aplikasi Sikda Generik

Puskesmas Kota Bogor

PUSKESMAS

DINAS KESEHATAN

KOTA BOGOR

Data Dasar

Data Kegiatan Kesehatan Gigi dan

Mulut

Laporan Program Kesehatan

Gigi Mulut

Laporan Program Kesehatan

Gigi Mulut

Gambar 2 Entitas Sistem Informasi Kesehatan Gigi dan Mulut Aplikasi Sikda Generik

Puskesmas Kota Bogor

Hasil Penelitian

1. Permasalahan Sistem

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan semua responden, dikumpulan informasi

bahwa dalam pelaksanaan program kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Kota Bogor masih

terdapat hambatan atau masalah begitu juga terdapat permasalahan pada Aplikasi SIKDA

generik. Hambatan atau masalah yaitu pada sisi input Keterbatasan SDM dalam pencatatan

dan pelaporan khususnya program kesehatan gigi dan mulut,keterbatasan dana dalam

memenuhi sarana prasarana seperti komputer disetiap unit yang akan dibutuhkan dalam

penerapan sistem nantinya, sering terjadi keterlambatan pelaporan dari Puskesmas ke Dinas

Kesehatan Kota Bogor dimana data yang dikirim harus sebelum tanggal 5 setiap bulannya, hal

Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014

Page 9: Rancangan Modul Basis Data Sistem Informasi Kesehatan Gigi

9

ini mengakibatkan data yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi sering tidak lengkap

dan berbeda.Tidak tersedia indikator kesehatan gigi dan mulut seperti kegiatan luar gedung

yaitu kegiatan UKGS dan UKGM dalam aplikasi SIKDA Generik. Masalah pada proses

Pencatatan yang dilakukan di Puskesmas masih dilakukan secara manual yaitu dicatat masih

menggunakan kertas setelah itu laporan di rekap menggunakan Ms.Excel dan dipisah setiap

bulannya sehingga tidak tersedia database yang terintergrasi. Banyaknya penyalinan data pada

proses pencatatan dan pelaporan di Puskesmas. proses perhitungan masih dilakukan manual

sehingga bisa menimbulkan kesalahan perhitungan. Masalah pada output masih adanya

kesalahan pengisian data pada pelaporan yaitu data jumlah murid berdasarkan tahap UKGS

yang sudah dicapai. Tidak tersedianya laporan kesehatan gigi dan mulut pada aplikasi SIKDA

Generik.Tidak Tersedianya form input kegiatan kesehatan gigi dan mulut luar gedung seperti

kegiatan UKGS dan UKGM pada aplikasi SIKDA Generik.Tidak tersedianya form input

usaha kesehatan sekolah pada aplikasi SIKDA Generik.

2. Analisis Kebutuhan Informasi

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen, kebutuhan informasi mengenai

program kesehatan gigi dan mulut belum tersedia di dalam aplikasi SIKDA Generik

sedangkan kebutuhan informasi kesehatan gigi dan mulut dalam laporan sudah sesuai dengan

kebutuhan. Kebutuhan informasi pada aplikasi SIKDA Generik yang dibutuhkan yaitu

laporan kesehatan gigi dan mulut, kegiatan luar gedung UKGS Preventif, Kegiatan luar

gedung UKGS Kuratif, Kegiatan luar gedung UKGM, Usaha kesehatan sekolah, Jumlah

Penduduk wilayah kerja Puskesmas, Jumlah Bumil wilayah kerja Puskesmas, Jumlah Anak

Prasekolah wilayah keja Puskesmas, Status Hamil,status belajar, status penerimaan.

kebutuhan informasi disini dapat berupa laporan, form Input dan query.

3. Peluang Pengembangan Sistem

Peluang pengembangan sistem dalam penelitian ini adalah menyediakan sistem informasi

kesehatan gigi dan mulut pada aplikasi SIKDA Generik yang terintegrasi antar pelayanan dan

mempunyai basis data. Peluang pengembangan dinilai pada sisi man yaitu Penambahan 1

orang petugas untuk melakukan manajemen data dasar puskesmas, sisi material yaitu

penyediaan 1 unit komputer di poli gigi, sisi dana yaitu dana khusus pemeliharaan sistem, sisi

manajemen Peluang pengembangan sistem informasi kesehatan gigi dan mulut yang

terintegrasi antar pelayanan pada aplikasi SIKDA Generik. Pada sisi teknologi yaitu

Pengembangan sistem informasi kesehatan gigi dan mulut pada aplikasi SIKDA Generik.

Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014

Page 10: Rancangan Modul Basis Data Sistem Informasi Kesehatan Gigi

10

4. Analisis Kelayakan

Penulis menguji 3 aspek pada studi kelayakan yaitu kelayakan teknik, operasi dan

ekonomi. Analisis kelayakan ini dihasilkan berdasarkan observasi, wawancara dan telaah

dokumen, ketiga aspek yang penulis jabarkan sebagai berikut :

› Kelayakan teknik

Berdasarkan hasil observasi dan telaah dokumen yang penulis dapatkan, Perangkat lunak

(Software) yang digunakan sebagai penunjang sistem merupakan software freeware atau tidak

berbayar. Untuk semua software penunjang tersebut sudah diberikan saat aplikasi SIKDA

Generik diberikan kepada pengguna. Aplikasi SIKDA Generik khususnya pada modul sistem

informasi kesehatan gigi dan mulut mudah dioperasikan.

Untuk kebutuhan perangkat keras pada aplikasi SIKDA Generik, minimum perangkat

keras atau komputer yang dibutuhkan berjumlah 6 buah komputer untuk bagian pendaftaran,

apotik, pelayanan umum, laporan, pelayanan pengobatan gigi, dan kasir. Ketersedian unit

komputer sesuai kebutuhan aplikasi SIKDA Generik saat ini di Puskesmas Bogor Timur

tersedia 3 unit komputer yaitu berada di apotik, balai pengobatan umum dan pendaftaran

sehingga masih dibutuhkan 3 unit komputer untuk balai pengobatan gigi, laporan dan kasir.

Berdasarkan perbandingan ketersediaan minimum dengan ketersediaan unit di Puskesmas

Bogor Timur, aplikasi SIKDA Generik belum cukup layak untuk diterapkan di Puskesmas

Bogor Timur.

› Kelayakan operasi

Penilaian kelayakan operasi dikatakan layak jika terpenuhi 4 item penilaian yang penulis

pilih. Berikut penilaian kelayakan proyek sistem.

Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014

Page 11: Rancangan Modul Basis Data Sistem Informasi Kesehatan Gigi

11

Tabel 1 Kelayakan Operasi

No Item Penilaian Status Keterangan

1 Kemampuan Personil Belum

Mampu

Dibutuhkan pelatihan untuk

mengunakan aplikasi

2 Kemampuan Sistem

meghasilkan informasi

Kurang Masih terdapat kekurangan dan

diperlukan perbaikan pada aplikasi

SIKDA Generik yang belum

dikembangkan dan sesudah

dikembangkan penulis

3 Kemampuan pengendalian

operasi sistem

Baik Terdapat pembatasan akses pengguna

yaitu tersedianya login untuk masuk ke

sistem

4 Efisiensi dari sistem Baik Tidak melalukan penyalinan yang

berulang-ulang karena data sudah

terintegrasi antar unit

Berdasarkan hasil penilaian yang penulis lakukan, aplikasi SIKDA Generik belum cukup

layak untuk diterapkan di Puskesmas Kota Bogor. Sehingga masih diperlukan perbaikan

pengoperasian dari segi kemampuan personil dan kemampuan sistem mengahsilkan

informasi.

› Kelayakan Ekonomi

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, sistem yang dihasilkan tidak memerlukan

biaya besar namun dalam penerapannya membutuhkan dukungan dana yang cukup besar

dikarenakan perlunya penyediaan unit komputer disetiap bagian di Puskesmas, dimana sistem

ini merupakan sistem yang terhubung antar unit lain. Ketersediaan dana khusus sistem

informasi di Dinas Kesehatan Kota Bogor sangat terbatas dan memerlukan waktu untuk

menganggarkan dana untuk keperluan pengembangan sistem informasi yang akan diterapkan,

pada tempat penelitian yang penulis lakukan yaitu Puskesmas Bogor Timur ketersediaan dana

untuk sistem infomasi tidak ada, dana yang diberikan sudah ditetapkan untuk anggaran

tertentu dan tidak ada untuk anggaran sistem informasi, sehingga untuk penerapan aplikasi

SIKDA Generik berdasarkan kelayakan ekonomi, aplikasi ini belum cukup layak untuk

dikembangkan di Puskesmas Kota Bogor atau Puskesmas Bogor Timur.

Pembahasan

A. Data Flow Diagram(DFD)

› DFD 0

Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014

Page 12: Rancangan Modul Basis Data Sistem Informasi Kesehatan Gigi

12

SIKDA

GENERIK

Sistem Informasi

Kesehatan Gigi dan Mulut

Aplikasi Sikda Generik

Puskesmas Kota Bogor

PUSKESMAS

DINAS KESEHATAN

KOTA BOGOR

Data Dasar

Data Kegiatan Kesehatan Gigi dan

Mulut

Laporan Program Kesehatan

Gigi Mulut

Laporan Program Kesehatan

Gigi Mulut

Gambar 3 DFD 0 Sistem informasi kesehatan gigi dan mulut aplikasi SIKDA Generik

Puskemas Kota Bogor

B. Table Relationship Diagram (TRD)

pelayanan

PK kd_pelayanan

FK1 kd_puskesmas

tgl_pelayanan

unit_pelayanan

FK3 kd_pasien

FK2 kd_unit

keadaan_keluar

pasien

PK kd_pasien

FK1 kd_puskesmas

tanggal_pendaftaran

nama_lengkap

Jenis_kelamin

Alamat

pel_tindakan

PK kd_tindakan

FK1 kd_pelayanan

FK2 kd_puskesmas

harga_tindakan

Keterangan

mst_puskesmas

PK kd_puskesmas

puskesmas

alamat

jml_penduduk

jml_bumil

jml_prasekolah

FK1 kd_kecamatan

mst_unit

PK kd_unit

unit

pel_rujuk_pasien

PK kd_rujukan

FK1 kd_pasien

poli_rujukan

rs_rujukan

FK2 kd_pelayanan

pel_diagnosa

FK2 kd_puskesmas

jenis_kasus

FK1 kd_pelayanan

FK3 kd_penyakit

mst_icd

PK kd_penyakit

penyakit

kunjungan

PK kd_kunjungan

FK4 kd_pasien

FK2 kd_unit_layanan

FK1 kd_unit

tgl_masuk

status

is_new

is_bumil

is_prasekolah

is_sekolah

rujukan_masuk

FK3 kd_pelayanan

mst_unit_pelayanan

PK kd_unit_layanan

nama_unit

mst_petugas

PK kd_petugas

FK2 kd_puskesmas

nama_petugas

unit

FK1 kd_unit

uks

PK id_uks

FK1 kd_puskesmas

nama_sekolah

jenjang

status

jml_murid

jml_murid i

jml_murid iii

jml_murid v

tahap

is_binaan

ukgmd

PK id_ukgmd

FK1 ID

jml_gigi_bumil

jml_gigi_balita

jml_sikat_gigi_masal

jml_rujukan_puskesma_dewasa

jml_rujukan_puskesma_anak

jml_kunjungan_petugas

jml_penyuluhan_kesgilut

tanggal

ukgs_promotif

PK kd_ukgs_promotif

jml_gigi_bumil

jml_gigi_balita

jml_sikat_gigi_masal

jml_rujukan_puskesma_dewasa

jml_rujukan_puskesma_anak

jml_kunjungan_petugas

jml_penyuluhan_kesgilut

tanggal

FK1 id_uks

ukgs_kuratif

PK id_ukgs_kuratif

nama

jenis_kelamin

Alamat

is_new

tanggal

FK1 id_uks

ukgs_preventif

PK id_ukgs_preventif

jml_karies_gigi

jml_pulpa

jml_penyakit_gusi

jml_kelainan_gusi_lainnya

jml_murid_diperiksa

jml_murid_perawatan

tanggal

FK1 id_uks

mst_kecamatan

PK kd_kecamatan

FK1 kd_kabupaten

kecamatan

mst_kabupaten

PK kd_kabupaten

FK1 kd_provinsi

kabupaten

mst_provinsi

PK kd_provinsi

provinsi

mst_kelurahan

kd_kelurahan

FK1 kd_kecamatan

kd_puskesmas

kelurahan

t_posyandu

PK ID

nama_posyandu

FK2 kd_provinsi

FK1 kd_kelurahan

RT

RW

alamat

jumlah kader

jenis_posyandu

is_binaan_ukgmd

FK3 kd_kecamatan

ukgs_kuratif_detail

PK id_ukgs_kuratif_deta

tindakan

tindakan_ket

rujukan

FK1 id_ukgs_kuratif

Gambar 4 Tabel Relationship Database Sistem Informasi Kesehatan Gigi dan Mulut

C. Skema Rancangan Antarmuka Sistem

Sistem Informasi Kesehatan Gigi

Mulut SIKDA Generik

Kegiatan Luar Gedung

Transaksi

Pengaturan

Pelayanan

Pendaftaran

Sarana

UKS

UKGM

UKGS

Laporan Gigi &

Mulut

Puskesmas

Laporan

UKGS

Promotif

UKGS

Kuratif

UKGS

Preventif

Posyandu

Login

Petugas

Kelola Data

Pendaftaran

Kelola Data

Pelayanan

Kelola Data

Sarana

Kelola Data

UKS

Kelola Data

UKGM

Kelola Data

Posyandu

Cetak Laporan

Gigi & Mulut

Kelola Data

Puskesmas

Kelola Data

Petugas

Gambar 5 Skema rancangan antarmuka sistem

Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014

Page 13: Rancangan Modul Basis Data Sistem Informasi Kesehatan Gigi

13

D. Kelebihan & Kekurangan Sistem

Aplikasi yang dikembangkan mempunyai sisi kelebihan dan kekurangan sistem, sisi

kelebihan yaitu Mempermudah proses pencatatan, pengolahan dan analisis data kegiatan gigi

dan mulut di puskesmas, Data tersimpan dan terintegrasi dengan baik sehingga

mempermudah pencarian data jika sewaktu-waktu diperlukan, Menyediakan database yang

mampu menyimpan data dalam waktu lama, Meminimalisir duplikasi data dalam pencatatan

dan Menghasilkan informasi yang valid dan akurat. Sedangkan sisi kekurangannya yaitu

Membutuhkan koneksi antar unit lain sehingga dalam penerapannya membutuhkan kesiapan

Puskesmas untuk menyediakan penunjang kebutuhan sistem seperti ketersediaan komputer di

setiap unit, Dibutuhkan pelatihan bagi petugas yang berhubungan langsung dengan sistem,

Keluaran masih berupa laporan saja belum tersedia grafik khusus kegiatan gigi dan mulut dan

Pengaturan grup pengguna pada Aplikasi Sikda masih perlu perbaikan dalam pemilihan

modul yang ditampilkan.

Kesimpulan

1. Formulir yang diteliti dalam pengembangan sistem ini yaitu formulir kegiatan UKGS,

laporan kegiatan UKGM, dan laporan program kesehatan gigi dan mulut

2. Terdapat beberapa kendala atau permasalahan dalam pencatatan dan pelaporan

a) Masukan

Keterbatasan SDM dalam pencatatan dan pelaporan khususnya program

kesehatan gigi dan mulut

Keterbatasan sarana prasarana yaitu tersedianya komputer untuk pencatatan dan

pelaporan program kesehatan gigi dan mulut

Masih ada Puskesmas yang terlambat melaporkan kegiatan program kesehatan

gigi dan mulut dimana batas pelaporan terkumpul tanggal 5 setiap bulannya

sehingga data yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan ke Provinsi tidak lengkap.

b) Proses

Pencatatan yang dilakukan di Puskesmas masih dilakukan secara manual yaitu

dicatat masih menggunakan kertas setelah itu laporan di rekap menggunakan

Ms.Excel dan dipisah setiap bulannya sehingga tidak tersedia database yang

terintergrasi.

Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014

Page 14: Rancangan Modul Basis Data Sistem Informasi Kesehatan Gigi

14

Banyaknya penyalinan data pada proses pencatatan dan pelaporan di Puskesmas

dan proses perhitungan masih dilakukan manual sehingga bisa menimbulkan

kesalahan perhitungan.

c) Keluaran, Masih adanya kesalahan pengisian data pada pelaporan yaitu data jumlah

murid berdasarkan tahap UKGS yang sudah dicapai.

3. Terdapat penambahan modul pada aplikasi SIKDA Generik Puskesmas yang

dibutuhkan khusus program kesehatan gigi dan mulut yaitu modul pelaporan program

kesehatan gigi dan mulut, modul kegiatan luar gedung yaitu UKGS, UKS dan UKGM

berdasarkan indikator laporan kesehatan program kesehatan gigi dan mulut.

4. Aplikasi SIKDA Generik menurut studi kelayakan yang telah dilakukan, aplikasi ini

masih belum cukup layak untuk diterapkan di Puskesmas Kota Bogor.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik beberapa saran agar sistem

informasi kesehatan gigi dan mulut pada aplikasi SIKDA Generik Puskesmas dapat berjalan

dengan baik. Saran tersebut sebagai berikut :

1. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan

Melakukan Perbaikan salah satu fungsi aplikasi SIKDA Generik yaitu fungsi grup

pengguna Puskesmas untuk mengakses modul yang diperlukan.

Melakukan perbaikan salah satu fungsi submenu sarana posyandu agar mengubah

nama menjadi master posyandu pada menu pelayanan yang berfungsi untuk memilih

jenis sarana pada menu sarana, karena pengguna dapat salah persepsi atau tidak

mengetahui dalam pengisian daftar sarana.

Menyediakan kamus data pada basis data SIKDA Generik agar memudahkan

pengembang sistem untuk melakukan pengambangan sistem selanjutnya.

2. Dinas Kesehatan Kota Bogor

Penyediaan sarana komputer di Puskemas minimal 6 buah unit komputer pada unit

pendaftaran, pelayanan umum, pelayanan balai pengobatan gigi, apotik, kasir, dan

laporan dan menyediakan kebutuhan jaringan yang diperlukan dalam penerapan sistem

nantinya.

Pelatihan petugas sebanyak 6 orang sesuai unit yang ditetapkan sebelum aplikasi

SIKDA Generik di implementasikan.

Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014

Page 15: Rancangan Modul Basis Data Sistem Informasi Kesehatan Gigi

15

Penambahan petugas kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas yang masih mengalami

kekurangan petugas.

3. Puskesmas

Melakukan perawatan terhadap sistem informasi.

Menggunakan sistem sesuai dengan petunjuk penggunaan aplikasi SIKDA Generik.

Daftar Pustaka

Kementerian Kesehatan RI. (2012). Rencana Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut.

Jakarta: Jenderal Bina Upaya Kesehatan.

Budiharto, M. (2006). Upaya Penyempurnaan Sistem Informasi Tingkat Kabupaten/Kota.

Departemen Kesehatan RI. (2004). Pedoman usaha kesehatan gigi masyarakat. Jakarta:

Direktorat Jendral Pelayanan Medik.

Departemen Kesehatan RI. (2012). Pedoman usaha kesehatan gigi sekolah. Jakarta:

Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.

Departemen Kesehatan RI. (2007). Risest Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan.

Departemen Kesehatan RI. (2007). Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di

Puskesmas. Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan Medik Dasar.

Departemen Kesehatan RI. (2009). UU_No._36_Th_2009_ttg_Kesehatan.pdf. Dipetik 2014,

dari http://www.depkes.go.id/downloads/UU_No._36_Th_2009_ttg_Kesehatan.pdf

Departemen Kesehatan. (2009). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.

Dinas Kesehatan Kota Bogor. (2012). Profil Kesehatan Kota Bogor. Kota Bogor: Dinas

Kesehatan Kota Bogor.

Hartono, B. (2002). Pengembangan SIK Daerah Dalam Pusdatin. Jakarta: Pusat Data dan

Informasi Kementerian Kesehatan.

Jogiyanto, H. (2005). Analisis dan Desain. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Kementerian Kesehatan . (2014). Tentang Kami. Dipetik Juni 2014, dari SIKDA Generik.

Nugroho, P. (2011). Penyakit Periodontal Sebagai Penyebab Jantung Koroner di RSUP

DR.Kariadi Semarang. Skripsi .

Rancangan modul..., Wijayanti, FKM UI, 2014