RAKP Mataram

  • Upload
    pizela

  • View
    255

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    1/37

    28

    BAB III

    MATERI KERJA PRAKTEK

    Dalam bab ini akan membahas tentang materi-materi yang digunakan dalam Penyusunan

    Rencana Aksi Kota Pusaka Kota Mataram Selain berisikan tentang materi-materi, juga

     berisikan hal-hal yang dikerjakan praktikan dalam Penyusunan Rencana Aksi Kota Pusaka

    Kota Mataram.

    3.1 Materi Dasar Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP)

    Subbab ini memuat tentang pengertian-pengertian yang digunakan dalam RAKP, proses

     penyusunan RAKP mulai dari input hingga output, muatan-muatan RAKP, dan metode yang

    digunakan dalam penyusunan RAKP.

    3.1.1  Pengertian-Pengertian Yang Digunakan

    a.  Pernyataan Arti penting :

    Kota Pusaka Mataram mengandung arti bahwa penyelenggaraan pembangunan dan

     pemerintahan di Kota Mataram tetap memperhatikan kelestarian nilai-nilai luhur serta

    kebudayaan yang meliputi seluruh hasil olah cipta berkembang menjadi karakter

    masyarakat menuju kesejahteraan seluruh Kota Mataram dan warganya. Rasa dan karsa

    manusia yang menjadi roh dan semangat kehidupan di Kota Mataram untuk terus

     berkembang.

    1.   Nilai Ekonomi

    Kekayaan sejarah dan budaya di Kota Mataram menjadi daya tarik bagi sektor

     pariwisata yang bertumpu kepada budaya serta sektor pendidikanuntuk tumbuh dan

     berkembang memberikan nilai ekonomi yang signifikan.

    2. 

     Nilai Ilmu Pengetahuan dan Edukasi

    Kota Mataram merupakan bagian dari sejarah dan budaya yang sangat kaya baik

    sebagai sebuah bagian kebudayaan melalui aset pusaka zaman dahulu dengan

     peninggalan bersejarah pada zaman penjajahan, sejarah pergerakan nasional dan

    kemerdekaan serta kebudayaan Mataram sendiri yang berkembang secara khas dan

    unik.

    3. 

     Nilai Budaya

    Kebudayaan di Kota Mataram sangat khas karena tumbuh dan berkembang

    dengan corak sendiri, demikian pula dengan Taman Mayura dan Makam Loang Baloq

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    2/37

    29

    yang masih berkembang hingga saat ini untuk upacara adat-istiadat. Budaya ini

    terangkum dalam bentuk budaya non ragawi berupa Tarian, Busana Adat (Kain

    Tradisional Songket), Upacara Adat (Perang Topat), Nyanyian, Permainan, Cerita

    Rakyat dan sebagainya.

    4.   Nilai Sosial

    Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,

    abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-

    unsur sosio-budaya ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

    Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan

    orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat

    rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan

    atas keistimewaannya sendiri.

       Nilai sosial merupakan suatu konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi

    diantara para anggota masyarakat.

       Nilai sosial bukan merupakan bawaan lahir, artinya nilai ini menyebar karena

    disebarkan diantara anggota masyarakat.

     

     Nilai sosial membimbing masyarakat dalam mengambil keputusan untuk

     pemenuhan –  pemenuhan kebutuhan sosial.

       Nilai sosial dapat membantu masyarakat agar berfungsi dengan baik

       Nilai sosial terbentuk melalui proses sosialisasi (proses belajar dari pengalaman)

       Nilai secara konseptual merupakan abstraksi dari unsur-unsur nilai dan macam-

    macam objek yang ada di dalam masyarakat

       Nilai sosial dapat mempengaruhi pengembangan diri sosial dalam masyarakat, baik

     positif maupun negatif.

       Nilai sosial memiliki pengaruh yang berbeda terhadap masing-masing anggota

    masyarakat.

       Nilai sosial cenderung berkaitan satu dengan lainnya secara komunikasi untuk

    membentuk berbagai pola dan sistem yang bervariasi antara kebudayaan yang satu

    dengan Kebudayaan lainnya.

    5.   Nilai Spiritual

     Nilai spiritual adalah nilai yang ada di dalam kejiwaan manusia. Nilai spiritual

    dibagi lagi menjadi 4 nilai yaitu :

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    3/37

    30

    1. 

     Nilai Estetika, adalah nilai yang terkandung pada suatu benda perdasarkan

    keindahannya, penilaian terhadap nilai estetika ini adalah indah atau jelek.

    2.   Nilai Moral, adalah nilai yang berdasarkan kepada baik atau buruknya suatu

     perbuatan seseorang manusia berdasarkan pada nilai-nilai sosial yang bersifat

    universal. Nilai ini bersifat umum walaupun setiap masyarakat memiliki pedoman

    nilai yang berbeda. Namun dalam penerapannya dapat terjadi perbedaan karena ada

     pengaruh budaya di dalamnya.

    3. 

     Nilai Religius atau Nilai Kepercayaan, adalah nilai berdasarkan kepercayaan

    seseorang.

    4.   Nilai Logika (Kebenaran Ilmu Pengetahuan), adalah tentang benar atau salah. Nilai

    ini bersumber berdasarkan benar atau tidaknya sesuatu berdasarkan sumber bukti

    atau fakta-fakta ilmiah. Nilai ini dapat pula menjadikan logika sebagai sumbernya.

    6. 

    Peran Nilai Sosial

    Dalam kehidupan bermasyarakat, nilai memiliki peran penting, yaitu :

      Sebagai petunjuk arah untuk bersikap atau bertindak dalam kehidupan

     bermasyarakat.

      Sebagai acuan dan sumber miotivasi untuk berbuat sesuatu.

     

    Alat solidaritas untuk mendorong masyarakat berkerja sama agar bisa mencapai

    tujuan yang tidak mampu dicapai sendiri.

      Mengarahkan masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku

    di dalam lingkungannya.

      Pengawas, pendorong, dan penekan individu untuk berbuat baik.

    7.   Nilai Sejarah

    Bangunan kuno bersejarah di Kota Mataram didominasi oleh bangunan dengan

    usia antara tujuh puluh enam hingga seratus tahun adalah sebesar enam puluh empat

     persen. Bangunan-bangunan tersebut didirikan berkisar antara tahun 1898 - 1930. Gaya

    arsitektur bangunan kuno adalah gaya arsitektur kolonial (eropa), arsitektur cina, serta

    arsitektur campuran antara arsitektur kolonial-tradisional, ataupun kolonial Cina.

    8.   Nilai Politik

    Gambaran tetang kehidupan sosial politik dan pemerintahan masyarakat

    Ampenan dari pra kolonial sampai masuk Imperalisme Belanda, Jepang dan masa

    kemerdekaan memiliki masa kejayaan dan pengalaman yang bersejarah tersendiri.

    Pengalaman itulah yang sekarang semakin memperkaya wawasan kehidupan

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    4/37

    31

    kemasyarakatan bagi mereka, bahwa mereka hidup ditanah rantauan dengan mengadu

    nasib untuk cita-cita dan masa depan bagi harapan keluarga yang telah ditinggalkan

    oleh mereka sejak lampau

     b.  Otentisitas/Keaslian 

    1.  Kelangkaan

    Masyarakat Kota Lama Ampenan tergolong heterogen. Di samping penduduk

    asli (Suku Sasak), suku-suku bangsa yang datang menetap di kawasan ini antara lain

    suku Bali, Jawa, Bugis, Flores, serta dari etnis Cina dan Arab.

    Penduduk di sepanjang koridor utama Kota Lama Ampenan paling banyak

     bekerja pada sektor jasa mencapai sekitar empat puluh delapan persen. Jasa yang

    dimaksud meliputi jasa keuangan atau asuransi, perdagangan, penginapan, angkutan

    dan komunikasi. Di samping bidang jasa, mata pencaharian lain yang mendominasi

    adalah ABRI atau PNS sekitar sembilan belas persen dan pedagangatau wiraswasta

    sekitar tiga belas persen. Hal ini menunjukkan bahwa kota lama masih menjalankan

    fungsinya sebagai kawasan perdagangan dan jasa sejak masa kolonial dilihat dari

    dominasi mata pencahariaan penduduknya.

    2.   Nilai Fungsional

    Lingkungan pada koridor utama Kota Lama Ampenan dapat dikatakan memiliki

     potensi untuk dilestarikan. Pelestarian lingkungan terdiri dari penggunaan lahan dan

     pelestarian citra kawasan.

    3.   Nilai Orisinalitas

    Orisinalitas adalah dapat mempertahankan keasliannya. Orisinalitas pada Kota

    Mataram yaitu Gedung Ampenan 1951 dan Kota tua Ampenan menjadi salah satu

     bukti, Mataram sebagai objek wisata kota tua, keberadaannya sebagai objek wisata

     bernilai historis. Jalan pabean sekitar pasar juga dipenuhi dengan gedung-gedung tua

    yang tersirat nilai sejarah yang tinggi, mulai dari zaman colonial, sampai pada yang

    sebelumnya. Ada juga di tempat lain, akan ditemukan wihara bodhi dharma yang telah

     berdiri sejak 1804 di depan kampung melayu, khusus untuk ampenan, bangunan tua

     bergaya art deco, yang banyak ditinggali oleh warga keturunan, khususnya warga

    tionghoa

    c. 

    Integritas

    1.  Tingkat Kepentingan 

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    5/37

    32

    Tingkat kepentingan suatu lokasi titik pusaka dinilai berdasarkan

    makna/filosofi lokasi yang berdasarkan pada nilai kepenntingan aset pusaka,

    2.  Tingkat Kebutuhan 

    Tingkat kebutuhan ditinjau dari segi kebutuhan masyarakat misalkan gedung

    tua yang dipakai atau berfungsi sebagai gedung pemerintahan atau juga skala pelayanan

    masyarakat.

    d. 

    Atribut Pusaka

    Jika kita ingin mengamankan dan menyelamatkan pusaka di kota/kabupaten, tentunya kita

    harus mengenali pusaka apa saja yang kita miliki. Banyak kota/kabupaten yang belum

    mengetahui persis berbagai pusaka yang dimiliki. Langkah pertama yang perlu digarap

    adalah mengadakan inventarisasi atas semua pusaka di wilayah itu secara menyeluruh,

    yaitu: Pusaka alam, pusaka budaya ragawi, pusaka budaya tak ragawi, dan pusaka saujana.

    a.  Pusaka

    Peninggalan dari masa lalu yang sangat berharga untuk kehidupan sekarang

    dan generasi yang akan datang yang harus dilestarikan dan disampaikan kepada

    generasi yang akan datang. Pusaka tidak sama dengan warisan. Pada warisan, si

     penerima warisan mempunyai hak penuh atas warisan itu dan ia berhak melakukan

    apapun: menjual, membagi, membongkar, atau menghancurkannya. Pada pusaka, si

     penerima pusaka mempunyai kewajiban untuk menjaga, memelihara, dan

    melestarikannya.

     b.  Pusaka Alam

    Pusaka alam adalah bentukan alam yang istimewa, beserta flora dan fauna yang

     penting sebagai bagian dari mata rantai kehidupan di bumi

    c.  Pusaka Budaya

    Pusaka budaya adalah hasil cipta, rasa, karsa, dan karya yang istimewa dari

    lebih 500 suku bangsa di Tanah Air Indonesia, secara sendiri-sendiri, sebagai kesatuan

     bangsa Indonesia, dan dalam interaksinya dengan budaya lain sepanjang sejarah

    keberadaannya. Pusaka budaya mencakup pusaka budaya ragawi dan pusaka budaya

    tak ragawi.

    d.  Pusaka Budaya Ragawi (Tangible)

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    6/37

    33

    Merupakan hasil cipta, rasa, karsa yang terwujud dengan atau tanpa interaksinya

    dengan budaya lain sepanjang sejarah keberadaannya. Baik yang dapat dipindahkan

    maupun tidak dapat dipindahkan.

    e.  Pusaka Budaya Tak Ragawi (Intangible)

    Merupakan hasil cipta, rasa, karsa yang terwujud dengan atau tanpa interaksinya

    dengan budaya lain sepanjang sejarah keberadaannya. Dapat ditangkap oleh panca

    indera selain indera peraba ataupun tidak dapat ditangkap oleh panca indera seperti

    konsep-konsep dan ilmu budaya. 

    f.  Pusaka Saujana

    Pusaka saujana adalah gabungan pusaka alam dan pusaka budaya dalam

    kesatuan ruang dan waktu.

    e.  Kota Pusaka

    Kota Pusaka adalah kota yang memiliki kekentalan sejarah yang bernilai dan

    memiliki pusaka alam, budaya baik ragawi dan tak-ragawi serta rajutan berbagai pusaka

    tersebut secara utuh sebagai aset pusaka dalam wilayah/kota atau bagian dari wilayah/kota,

    yang hidup, berkembang, dan dikelola secara efektif.

    3.1.2  Proses Penyusunan Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP)

    Secara garis besar, proses penyusunan Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kota

    Mataram sebagai berikut :

    3.1.2.1 Input

    Input ini didapat dari pengumpulan bahan atau data dari literatur, kondisi faktual di

    lapangan (survey), dari dokumen peraturan atau undang-undang serta kebijakan tata ruang

    yang telah di rumuskan dan terkait dengan Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Kota Mataram.

    Rencana Aksi Kota Pusaka memuat profil kota pusaka; tujuan, kebijakan, dan strategi

     penataan dan  pelestarian kota pusaka; konsep pengelolaan kota pusaka; penetapan kawasan

     prioritas; dan arahan dan indikasi program penataan dan pelestarian kota pusaka.

    A.  Profil Kota Pusaka

    Profil Kota Pusaka terdiri dari gambaran perkembangan kota, kawasan-kawasan

     pusaka, signifikansi dan atribut pusaka (aspek fisik, sosial-budaya, ekonomi) yang

    menonjol sebagai hasil sejarah perkembangan kota.

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    7/37

    34

      Sejarah Kota Pusaka

    Sejarah kota pusaka menunjukkan perjalanan perkembangan bentuk kota sejak

    terbentuknya hingga sekarang.

     

    SignifikansiSignifikansi adalah pernyataan nilai penting kota/kabupaten pusaka, yang didukung

    dengan pernyataan mengenai keaslian dan integritasnya.

      Atribut Pusaka

    Atribut pusaka adalah keterkaitan antara berbagai aset pusaka (alam, budaya, dan

    saujana) dan signifikansi atau pernyataan nilai penting.

    B.  Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 

    Tujuan, kebijakan dan strategi merupakan dirumuskan setelah mengidentifikasi beragam

     potensi dan kendala yang dihadapi dalam mewujudkan upaya penataan dan pelestarian kota

     pusaka.

      Tujuan

    Tujuan merupakan cita-cita perwujudan kelestarian keunggulan kota pusaka yang

    diinginkan pada masa yang akan datang untuk menjadi dasar merumuskan kebijakan

    dan strategi. Tujuan juga bekal segenap pemangku kepentingan dalam kegiatan

     penataan dan pelestarian kota pusaka dan karena itu, dirumuskan dengan merujuk pada

    Visi dan misi pembangunan daerah dan Kesepakatan para pemangku kepentingan.

      Kebijakan

    Kebijakan merupakan serangkaian prinsip yang menjadi dasar dalam pelaksanaan

    kegiatan penataan dan pelestarian kota pusaka. Kebijakan berfungsi untuk memberikan

     petunjuk konkret untuk tindakan yang akan diambil, terutama diarahkan untuk

     pelindungan, pemanfaatan berbasis pada pelestarian dan pengembangan aset pusaka.

    Kebijakan penataan dan pelestarian juga bersifat komprehensif, yaitu merupakan

     jawaban atas berbagai isu-isu strategis yang meliputi aspek fisik (bangunan dan

    lingkungan), sosial-budaya, dan ekonomi.

      Strategi

    Strategi merupakan penjabaran tiap kebijakan penataan dan pelestarian kota pusaka ke

    dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    Strategi berfungsi untuk menjadi dasar penyusunan konsep pengelolaan kota pusaka

    dan memberi arah bagi penyusunan indikasi program utama. Karena itu, rumusan

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    8/37

    35

    strategi hendaknya mempertimbangkan kapasitas sumber daya kota dan dapat

    dijabarkan secara spasial.

    C.  Konsep Pengelolaan Kota Pusaka

    Konsep pengelolaan kota pusaka terdiri dari perumusan rencana pengembangan kota

     pusaka, pengembangan kelembagaan, dan pemberdayaan komunitas.

      Rencana Pengembangan Kota Pusaka

    Rencana pengembangan kota pusaka merupakan rencana kedudukan dan peruntukan

    ruang berbagai kawasan pusaka dalam kerangka rencana struktur ruang dan pola ruang

    wilayah kota.

      Rencana Pengembangan Kelembagaan

    Rencana pengembangan kelembagaan kota pusaka merupakan upaya mewujudkan

    tatakelola kota pusaka dalam mengimplementasikan rencana pengembangan kota

     pusaka yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pemerintah kota/kabupaten

    seyogyanya memiliki kelembagaan, sejak tahap perencanaan, pelaksanaan

     pembangunan, maupun selama masa operasional. Pemerintah kabupaten/kota perlu

    merancang kelembagaan yang dapat menangani fungsi-fungsi dalam penataan dan

     pelestarian. Di Pemprov DKI Jakarta ada TPAK (Tim Penasihat Arsitektur Kota) dan

    TSP (Tim Sidang Pemugaran) dan di DIY ada DP2WB (Dewan Penasihat Pelestarian

    Warisan Budaya) yang beranggotakan para ahli. Masing masing anggota tim

    memberikan advis pada pemerintah provinsi menyangkut rencanarencana

     pembangunan yang bersifat strategis serta yang terkait dengan kawasan pusaka.

    Rencana pengembangan kelembagaan kota pusaka berfungsi:

    a.  Memahami kapasitas pemerintah kota/kabupaten dalam penyelenggaraan

     pembangunan kota Pusaka yang mencangkup struktur organisasi, tata laksana,

    sumberdaya manusia, sarana dan prasarana kerja, produk-produk pengaturan serta

    organisasi no organisasi pemerintah, perguruan tinggi dan komunitas Pusaka;dan

     b.  Membentuk atau mendorong terbentuknya badan pengelola kota pusaka. Rencana

     pengembangan kelembagaan pusaka dirumuskan dengan:

    1.Mengidentifikasi berbagai para pemangku kepentingan dan perannya;dan

    2.Mempertimbangkan keterlibatan para pemangku kepentingan yang sudah dicapai.

      Rencana Partisipasi Pemangku Kepentingan

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    9/37

    36

    Rencana pemberdayaan masyarakat merupakan rencana meningkatkan kapasitas dan

     prakarsa masyararakat/komunitas pusaka dalam penataan dan pelestarian kota pusaka.

    Rencana Partisipasi Pemangku Kepentingan berfungsi:

    a.  Mendorong dan memelihara prakarsa masyarakat yang telah muncul;

     b. 

    Mengembangkan kegiatan untuk mengenalkan kota pusaka kepada masyarakat,

    seperti publikasi dan jelajah pusaka;dan

    c.  Meningkatkan kemitraan antara berbagai pihak dalam pengelolaan kota pusaka.

    D.  Penetapan Kawasan Prioritas 

    Penetapan kawasan prioritas merupakan pendekatan dalam mengalokasikan sumber daya

    kota yang terbatas serta dalam menangani keanekaragaman aset pusaka alam dan pusaka

     budaya untuk memberi dampak dan pengendalian dalam pembangunan kota.

    Penetapanmkawasan strategis sosial budaya mempertimbangkan peningkatan kondisi

    terhadapnya dapat memberi kontribusi yang berarti terhadap perkuatan karakter kota atau

     perbaikan kawasan sekitarnya.

    Penetapan kawasan prioritas dirumuskan dengan:

    1.  Memperhatikan identifikasi dari signifikansi aset pusaka alam dan budaya;

    2.  Mengantisipasi keterancaman dan degradasi aset pusaka terhadap tekanan

     perkembangan kota maupun pengelolaan yang kurang memadai sehingga memerlukan

     penanganan mendesak;

    3.  Memperhatikan keberadaan serta kesiapan partisipasi para pemangku kepentingan

    (termasuk warga/komunitas lokal) dalam penataan dan pelestarian;

    4.  Mempertimbangkan potensi ekonomi lokal dan kontribusinya terhadap pertumbuhan

    ekonomi kota/kabupaten;

    5.  Mempertimbangkan potensi kerjasama antar lembaga, investor dan/atau pihak lainnya

    dalam kerjasama yang berkelanjutan dalam penataan dan pelestarian kawasan;

    6. 

    Menjamin kejelasan perlindungan dan status kepemilikan dan pengelolaan lahan;

    7.  Membangun konsensus dan konsistensi pemerintah daerah dalam

    mengimplementasikan upaya penataan dan pelestarian kawasan;dan

    8.  Mempertimbangkan keberadaannya dalam daftar pelestarian lokal/nasional/dunia;

    3.1.2.2 Proses

    1.  Analisa Penentuan Kawasan Pusaka & Titik Lokasi Persebaran Pusaka

    Pada proses ini dilakukan pemilihan calon kawasan prioritas berdasarkan titik pusaka

    kota mataram, jika potensi lebih dari satu kawasan maka akan dilakukan Focus Group

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    10/37

    37

    Discussion (FGD) jika dalam suatu kota hanya ada satu kawasan dengan potensi dan kriteria

    kota pusaka maka langsung ditetapkan sebagai kawasan prioritas kota terkait.

    2.  Analisa Perkembangan Kota dan Kawasan Prioritas Kota Melalui Morfologi 

    Tampak bahwa ada tiga kawasan inti yang telah tumbuh mulai dari awal terbentuknya

    Kota Mataram, yaitu di lokasi yang sekarang disebut sebagai Kota Tua Ampenan, Kawasan

    Mataram dan Kawasan Cakranegara. Kota Tua Ampenan tumbuh dan berkembang sebagai

     pelabuhan utama dan pusat perdagangan regional pada awal terbentuknya Kota Mataram.

    Permukiman tertua juga terdapat di Ampenan, yaitu di Pejarakan. Dalam perkembangannya,

    komunitas dari berbagai daerah dan bangsa datang dan menetap di Kawasan Kota Tua

    Ampenan, dan membentuk kawasan yang integral dengan tetap mempertahankan identitas asli

    setiap komunitas. tampak bahwa ada tiga kawasan inti yang telah tumbuh mulai dari awal

    terbentuknya Kota Mataram, yaitu di lokasi yang sekarang disebut sebagai Kota Tua Ampenan,

    Kawasan Mataram dan Kawasan Cakranegara. Kota Tua Ampenan tumbuh dan berkembang

    sebagai pelabuhan utama dan pusat perdagangan regional pada awal terbentuknya Kota

    Mataram. Permukiman tertua juga terdapat di Ampenan, yaitu di Pejarakan. Dalam

     perkembangannya, komunitas dari berbagai daerah dan bangsa datang dan menetap di

    Kawasan Kota Tua Ampenan, dan membentuk kawasan yang integral dengan tetap

    mempertahankan identitas asli setiap komunitas.

    Gambar 3. 1 Morfologi Kota Mataram

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    11/37

    38

    3.  Analisa Penentuan Kawasan Prioritas

    Analisa penentuan kawasan prioritas kota mataram Dari ketiga calon kawasan

    cakranegara, mataram dan ampenan dapat ditentukan untuk menetapkan kawasan prioritas

    Kota Pusaka dengan mempertimbangkan beberapa variabel yaitu :

    1.  Signifikansi,

    Kawasan-kawasan dengan aset-aset pusaka yang memenuhi kriteria berdasarkan

    morfologi kota. Kawasan-kawasan yang menonjolkan karakter kota sebagai kota pusaka. Yang

    Punyai nilai-nilai sebagai variabel signifikansi kota pusaka yaitu : sosial, budaya, ekonomi,

    ilmu pengetahuan, politik, arsitektural dan sejarah

    2.  Otentisitas,

    Otentitas adalah keadaan dimana menggambarkan karakteristik keasliannya ditengah

    lingkungan eksternal yang variabel utama untuk otentisitas daerahnya meliputi : Kejamakan,

    Kelangkaan, Fungsional dan Orisinalitas.

    3.  Integritas,

    Setiap kawasan memiliki signifikansi, otentisitas/keaslian dan integritas tersendiri.

    Integritas yang dimaksud disini adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam

    menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Integritas kawasan dinilai berdasarkan

    tingkat kepentingan dan tingkat kebutuhan. Tingkat kepentingan yang didasarkan intensitas

     pergerakan masyarakat, dan tingkat kebutuhan masyarakat untuk skala pelayanan yang

    konsisten.

    Penentuan kawasan prioritas dilakukan dengan melakukan FGD yang melibatkan

    seluruh Tim TKPD, dan diselenggarakan pada tanggal 2 Oktober 2015. FGD tersebut

    melakukan penilaian terhadap kedua kawasan, dengan hasil seperti yang tercantum dalam

    (tabel dibawah) :

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    12/37

    39

    Tabel 3.1 Sebaran Titk Pusaka

    Aset Budaya

    1 Kota tua Ampenan2 Pantai Ampenan

    3 Goedang hookie

    4 Klenteng Pao Hwa Kong

    5 Taman & Makam Loang Baloq

    6 Makam PPH Van Ham

    7 Taman Mayura

    8 Pura Meru

    9 Museum Nusa Tenggara Barat

    10 Jembatan Gantung Karang Baru

    11 Pura Dalam Karang Jangkong12 Wihara Bodhi Dharma

    13 Hok Kian Kong Hwee

    14 Makam Bintaro

    15 Pasar Cakra

    No Atribut Pusaka Tangibel

    Komunitas

    1 Kerajinan Cukli2 Kerupuk Seganteng

    3 Gerabah Banyumulek 

    4 Mutiara Sekarbela

    5 Kampung Arab

    6 Perak Kamasan

    Tari - Tarian

    1 Tari Gandrung

    2 Tari Rudat

    3 Gendang Beleq

    4 Tari Batunganga

    5 Tari Mpaa Lenggogo

    Upacara

    1 Upacara U'a Pua

    2 Upacara Perang Topat

    Benda pusaka

    1 Kain Tradisional Songket

    Permainan

    1 Peresean

    Cerita/Dongeng/Legenda

    1 Legenda Putri Mandalika

    2 Dewi Anjani

    3 Ratu Jin Dewi Anjani

    4 Sandal Tak Tahu Diri

    5 Asal Usul Nama Lombok

    Makanan

    1 Ayam Taliwang

    2 Sate Rembiga

    3 Plecing kangkung

    4 Jaje Tunjak Lapis poteng5 Sate Pusut

    6 Sate Tanjung

    7  Nasi Terara

    8 Sate Bululayak 

    Saujana

    1 Taman Loang Baloq

    Aset Pusaka Alam

    1 Wisata Hutan Pusuk 

    2 Kangkung Kali Jangkok 

    3 Pantai Gading4 Pantai Tanjung Karang

    No Atribut Pusaka Intangibel

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    13/37

    40

    Tabel 3. 2 Penentuan Kawasan Prioritas

    Kawasan Ampenan Mataram Cakranegara

    a. Signifikansi

     Nilai Sosial 3 1 2

     Nilai Budaya 3 2 2

     Nilai Ekonomi 3 3 3

     Nilai Ilmu Pengetahuan 2 3 2

     Nilai Politik 3 3 3

     Nilai Arsitektur 3 2 3

     Nilai Sejarah 3 2 3

     b. Otentisitas

    Kejamakan 3 2 1

    Kelangkaan 2 2 3

    Fungsional 3 3 3

    Orisinalitas 3 2 3

    c. Integritas Tingkat kepentingan 2 3 2Tingkat kebutuhan 3 3 3

    Jumlah 36 31 33

    Berdasarkan tabel diatas, Pemerintah Kota Mataram menetapkan kawasan pusaka yang

    menjadi kawasan pusaka prioritas yang harus ditangani terlebih dahulu adalah kawasan

    Ampenan dengan hasil pembobotan yang lebih unggul dari kawasan Cakranegara dan

    Mataram. Skema dan peta kawasan prioritas untuk terwujudnya kota pusaka melalui kota tua

    Ampenan sebagai berikut :

    Gambar 3. 2 Skema Perkembangan pelestarian kota pusaka

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    14/37

    41

    Gambar 3. 3 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Kota Pusaka

    Gambar 3. 4 Langkah Kegiatan Penyusunan Konsultan Koordinator

    LANGKAH KEGIATAN PENYUSUNAN PEKERJAAN KONSULTAN KOORDINATOR

    PemahamanMateri,

    Metodologidan Lingkup

    Pekerjaan

    IdentifikasiProfil dan

    Inventarisasi

    DataData Sekunder/Instansional :

    Nasional,

    Provinsi danKota /

    Kabupaten

     Analisis &Sintesis :

      Monitoring

      Pendampingan

      Pengendalian

    1. Rangkuman hasilpendampingan

    2. Konsep ProfilPenyelenggaraanKP di Daerah

    3. Rekomendasi

    Rekomendasi untukkeberlanjutan

    Program

    Laporan Pendahuluan Laporan Akhir

    WORKSHOP II

    KAJIAN

    PUSTAKA

    PerumusanKerangka Kerjadan Langkah

    Kegiatan

    Data Lapangan :Pengamatan di 34

    Kota Pustaka

    Studi KasusLiteratur Obyek

    Sejenis

    RR A APP A ATT KKOOOORRDDIINN A ASSII TTIIMM KKKK ddeennggaann TTIIMM TTEEKKNNIISS KKRR 

    KUNJUNGAN LAPANGANTIM KK, TIM TEKNIS &

    NARASUMBER

    KUNJUNGAN LAPANGANTIM KK, TIM TEKNIS &

    NARASUMBER

    WORKSHOP I

    Laporan Antara

    KUNJUNGAN LAPANGANTIM KK, TIM TEKNIS &

    NARASUMBER

    RAPAT KOORDINASI TIMKK, TIM TEKNIS &

    NARASUMBER

    RAPAT KOORDINASI TIMKK, TIM TEKNIS &

    NARASUMBER

    Buku Profil

    PenyelenggaraanP3KP 2015

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    15/37

    42

    Gambar 3. 5 Struktur Pekerjaan

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    16/37

    43

    3.1.2.3 Output

    Output merupakan tahap akhir dari pekerjaan yang berisi Target Penataan & Pelestarian,

    yang telah ditetapkan, Konsep olah Desain & Pengembangan Kawasan Prioritas dan Olah

    Fungsi Kota. Output yang diharapkan dalam penyusunan RAKP Rencana Aksi Kota Pusaka

    Kota Mataram, yaitu

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    17/37

    44

    Peta 3.1 Peta Sebaran Tangibel

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    18/37

    45

    Peta 3.2 Peta Sebaran Aset Pusaka Intangibel

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    19/37

    46

    Peta 3. 3 Kawasan Prioritas I

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    20/37

    47

    Peta 3. 4 KAWASAN PRIORITAS II

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    21/37

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    22/37

    45

    Peta 3. 5 KAWASAN PRIORITAS III

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    23/37

    46

    Keluaran dari proses perencanaan disini tidak hanya rencana pembangunan fisik bagi kota atau

    wilayah tersebut, tapi perangkat strategi yang saling berkaitan bagi pembangunan, termasuk di

    antaranya tata guna lahan, prasarana, keuangan dan kelembagaan. Strategi tersebut

    dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat dan swasta guna berperan serta dalam proses

     perencanaan (dan pelaksanaan yang mengikutnya) serta melalui pembangunan daerah atau

    wilayah dimana orang tidak hanya hidup untuk dirinya akan tetapi juga untuk lingkungannya

    dalam skala yang lebih luas.

    a.  Target Penataan Dan Pelestarian Kota Pusaka Yang Sudah Dan Akan Dicapai

    1)  Kesiapan Stakeholders

    untuk tercapainya aksi kota pusaka Mataram yang tersalur melalui program revitalisasi eks

     pelabuhan ampenan dan RTBL kota tua ampenan yang terealisasi pada 16 september 2013,

    menjadi sebuah gebrakan untuk perwujudan kota tua ampenan sebagai kawasan prioritas I

    dalam penyusunan kota pusaka Mataram. Lampiran Info tentang upaya yang sudah dicapai :

    Gambar 3. 6 Kesiapan Stakeholders

    2) 

    Potensi Pertumbuhan Ekonomi Lokal

    Kekayaan alam dan sosial budaya masyarakat menciptakan dasar ekonomi yang kuat terdiri

    dari aktivitas ekonomi hulu dan aktivitas hilir. Ekonomi base ini menciptakan lapangan kerja

    dan meningkatkan pendapatan (income) untuk masyarakat banyak. Untuk itu perencanaan dan

     pembangunan kawasan harus sensitif terhadap potensi-potensi khas suatu kawasan. Hal ini

     berarti perencanaan Area kota pusaka pada area pengembangan strategis harus dapat

    memberdayakan (empoverment) masyarakat dan mengoptimalkan potensi-potensi ekonomi

    lokal sebagai industri ekonomi kreatif bagi peningkatan pariwisata kawasan maupun kota

    secara keseluruhan.

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    24/37

     

    47

    3) 

    Potensi Kerjasama Antar Lembaga/Investor Yang Berkelanjutan,

    Keluaran dari proses perencanaan disini tidak hanya rencana pembangunan fisik bagi

    kota atau wilayah tersebut, tapi perangkat strategi yang saling berkaitan bagi pembangunan,

    diantarnya potensi kerja sama dengan pihak swasta untuk mewujudkan wajah kota pusaka

    Strategi tersebut dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat dan swasta guna berperan

    serta dalam proses perencanaan pembangunan daerah atau wilayah. Beberapa upaya yang telah

    dilakukan pemda dengan pihak swasta untuk indikasi program kota pusaka :

    Gambar 3. 7 Potensi Kerjasama Antar Lembaga/Investor Yang Berkelanjutan,

    4) 

    Kejelasan Perlindungan Perubahan wajah dan fungsi akibat gerusan pembangunan

    modern namun mengabaikan sejarah yang tercermin dari keberadaan bangunan-bangunan tua

    yang memiliki nilai sejarah. Bagi sebagian pemerintah daerah, keberadaan bangunan kuno dan

    gedung tua dipandang sebagai “sampah” kota bahkan mirip  penyakit kota yang harus

    dilenyapkan. Sejak dekade 1960-an hingga dekade 1990-an, wacana pelestarian bangunan dan

    gedung tua (cagar budaya) sebenarnya sudah menjadi wacana masyarakat internasional. Fakta

    tersebut dapat kita saksikan dengan adanya beberapa dokumen penting berupa piagam

     pelestarian bangunan tua, diantaranya, The Venice Charter (1964-1965), The Burra Charter

    (1979), Rekomendasi UNESCO (1976), Piagam Washington (1987), serta The World

    Herritage Cities Management Guide (1991). Sementara di Indonesia telah ada dokumen

     pelestarian bangunan tua bernama PiagamPelestarian Pusaka Indonesia. Sebagai perwujudan

    kota pusaka mataram, upaya yang dilakukan dengan perlindungan bangunan tua yang

     pertahankan khususnya di wilayah kota tua ampenan maka pemda Kota Mataram

    mengupayakan kejelesan perlindungan melalui program ecodistrict dan RTBL Kota Tua

    Ampenan :

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    25/37

    48

    b.  Konsep Olah Desain dan Pengembangan Kawasan Prioritas Ampenan

    Langkah-langkah kreatif dan inovatif melakukan kesinambungan fisik elemen bentuk

    urban/rural pusaka yang menerima perubahan secara selektif tanpa merusak nilai-nilai pusaka

    yang ada. Keseimbangan fungsi kontemporer, ekonomi pusaka dan pelestarian alam dan

     budaya menjadi tantangan utama pelestarian pusaka. Diperlukan interaksi dan keterpaduan

    karya dan kinerja dari profesi-profesi yang terkait. Termasuk dalam menghasilkan karya-karya

     baru yang akan mampu menjadi pusaka masa dating yang menghargai pusaka yang ada

    c.  Olah Fungsi Kota Pusaka.

    Mengolah fungsi suatu kota pusaka beserta ruang-ruang pusaka di dalamnya. Olah

    fungsi ini merupakan upaya pengembangan karakter dan kehidupan kota pusaka. Pada

    dasarnya kota pusaka memiliki karakter yang terampil berdasarkan keunggulan nilai pusaka

    yang dimiliki. Keberhasilan pelestariannya adalah bila masyarakat meningkat kualitas

    hidupnya, penghasilan bertambah, memperoleh keuntungan fisik dan non-fisik, serta ramah

    lingkungan. Karakter dan kehidupan kota pusaka perlu direncanakan dengan seksama

    senyampang dengan perencanaan-perencanaan lainnya. Keunggulan olah fungsi kota pusaka

    kemudian dapat dijadikan slogan untuk persatuan warga kota, proteksi pusaka hingga

     pemasaran bagi kota itu sendiri.

    1.  Perencanaan Tata Ruang Kota Pusaka

    Perencanaan pusaka untuk digunakan dalam mengkaji kembali berbagai rencana tata

    ruang dari RPJMD hingga RTBL yang ada. Perencanaan tata ruang kota pusaka yang disusun

    merupakan hasil kajian terhadap perencanaan-perencanaan yang sudah ada tersebut dan muara

    integrasi hasil pembahasan isu-isu dalam instrument-intrument sebelumnya. Sekaligus

    mempertimbangkan pula berbagai persoalan kontemporer yang dihadapi pada saat ini.

    Termasuk perencanaan-perencanaan spesifik yang belum dipertimbangkan sebelum RAKP.

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    26/37

     

    49

    Secara lebih detail diatur lebih lanjut dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata

    Ruang Wilayah Kota Mataram Tahun 2011-2031 yang dimaksud dalam Kawasan Cagar

    Budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) huruf d, terdiri dari:

    a. Kawasan Cagar Budaya Taman Mayura - Pura Meru di Kelurahan Cakranegara Utara;

     b. Kawasan Cagar Budaya Makam Van Ham di Kelurahan Cilinaya;

    c. Kawasan Cagar Budaya Kota Tua di Kelurahan Ampenan Utara;

    d. Kawasan Cagar Budaya Makam Loang Baloq di Kelurahan Tanjung Karang; dan

    e. Kawasan Cagar Budaya Makam Bintaro di Kelurahan Bintaro Ampenan.

    Arahan Indikasi Program Penataan Dan Pelestarian kota Pusaka

    1)  Arahan Penataan Dan Pelestarian Kota Pusaka

    Rencana aksi inventarisasi pusaka budaya, pusaka alam dan pusaka saujana di Kota

    Mataram berkaitan dengan hasil-hasil penelitian dan pendokumentasian yang telah dilakukan

    oleh berbagai lembaga terkait. Inventarisasi cagar budaya dilakukan untuk menentukan zonasi-

    zonasi kawasan dan atau situs cagar budaya. Inventarisasi ini dilakukan oleh Dinas

    Perhubungan, Pariwisata, da Kebudayaan dan Dinas Pekerjaan Umum bekerjasama dengan

    Organisasi Non Pemerintah atau komunitas pemerhati seni budaya.

    Analisis pusaka budaya dan pusaka alam dilakukan dengan mengidentifikasi nilai

     penting pusaka tersebut yang meliputi nilai ilmu pengetahuan, nilai budaya, nilai sejarah dan

    nilai edukatif. Dengan mengidentifikasi nilai penting pusaka atau cagar budaya yang ada, dapat

    ditetapkan suatu peninggalan warisan budaya sebagai pusaka Kota Mataram.

    Penyajian informasi mengenai Kota Mataram sebagai Kota Pusaka dilakukan dalam

     berbagai media yang dapat dijangkau publik, baik media cetak, media elektronik maupun

    internet. Data base pusaka budaya dan alam Kota Mataram akan dibentuk sebagai pusat data

    dan informasi yang menarik dan komunikatif bagi publik. Selanjutnya perlu dibentuk Sistem

    Informasi Kota Pusaka (SIKP) Kota Mataram yang memadukan database dan grafis (foto,

    gambar, peta, film, video) yang dapat diolah dengan aplikasi Geographic Information System

    (GIS) dan jaringannya dengan membuat website.

    Manajemen Siaga Bencana merupakan pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan

    resiko bencana untuk Pusaka. Pada hakekatnya pengelolaan berbasis pada antisipasi sebelum

    terjadinya bencana, baik bencana yang disebabkan oleh faktor alam maupun oleh faktor

    manusia

    Pada sub bab ini berisi perencanaan dan olah desain kawasan yang telah ditetapkan

    sebagai kawasan pusaka Kota Mataram. Pada Kota Mataram penyebutan kawasan pusaka erat

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    27/37

    50

    kaitannya dengan kawasan cagar budaya atau kawasan heritage sebagaimana disebutkan dalam

    dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Mataram tahun 2011-2031. Beberapa acuan

    definisi dalam peraturan daerah Kota Mataram tahun 2011-2031 yang berkaitan dengan acuan

    Kota Mataram sebagai kota Pusaka, antara lain:

    Kawasan cagar budaya di Kota Mataram merupakan kawasan yang meliputi:

    a. Kawasan Cagar Budaya Taman Mayura - Pura Meru di Kelurahan Cakranegara Utara;

     b. Kawasan Cagar Budaya Makam Van Ham di Kelurahan Cilinaya;

    c. Kawasan Cagar Budaya Kota Tua di Kelurahan Ampenan Utara;

    d. Kawasan Cagar Budaya Makam Loang Baloq di Kelurahan Tanjung Karang; dan

    e. Kawasan Cagar Budaya Makam Bintaro di Kelurahan Bintaro Ampenan.

    2)  Indikasi Program Penataan Dan Pelestarian Kota Pusaka

    Dalam menyusun perencanaan dan olah desain pada aset-aset pusaka di Kota Mataram,

    langkah awal yang ditempuh adalah melakukan penyusunan prioritas penanganan aset pusaka,

    melalui pemberian pembobotan nilai pusaka berdasarkan nilai sejarah dan nilai budayanya

    sebagaimana terdapat dalam bab 3 dalam dokumen ini.

    Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Mataram dalam menata

    kembali Kawasan Kota Tua Ampenan yang termasuk didalamnya kawasan Eks Pelabuhan

    Ampenan.

    a.  Matriks Kelembagaan Pemerintah DaerahTabel 3. 1 Matriks Kelembagaan Pemerintah Daerah dalam Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka

    NO SKPD TUPOKSI

    1 Pokja I :

    - Bappeda

    - Dinas Sosnakertrans

    - B P M

    - Bag. Humas dan Protokol

    - Bag. Kesra

    - Camat Ampenan

    - Lurah

    - Melakukan koordinasi

    -Menyusun Masterplan penataan Eks

    Pelabuhan Ampenan

    - Melakukan sosialisasi

    2 Pokja II

    - Dinas PU

    - BLH

    - Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan

    - Dinas Tata Kota

    - Bag. Perekonomian

    - Bag. Umum

    - Melakukan koordinasi

    - Mengajukan saran dan pertimbangan -

    Menyusun DED penataan kawasan

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    28/37

     

    51

    NO SKPD TUPOKSI

    3 Pokja III :

    -Asisten Tata Praja

    -Satpol PP

    -Bakesbangpol

    -Dinas Hubkominfo

    - BPBD PMK-Kapolsek Ampenan

    - Bag. Hukum

    -Bag. Pemerintahan

    - Melakukan koordinasi

    - Menjaga keamanan dan ketertiban

    4 Pokja IV :

    -Asisten Administrasi Umum

    -BPKAD

    -Dinas Dikpora

    -Dinas Koperindag

    -Dinas Pertamanan

    -Dinas Budpar

    -Kantor Perpusatakaan dan Arsip

    -Melakukan pendataan dan pengawasan

    pemanfaatan aset

    b. 

    Matriks Aksi Pelestarian

    Tabel 3. 2 Matriks Aksi Pelestarian Terlaksana dalam 5 Tahun Terakhir

     NO. PROGRAM KEGIATAN

     NILAI

    ANGGARAN  KENDALA

    TAHUN

    2009 -

    2013

    1Penataan Jl. Pabean

    Ampenan

    Pembangunan Gerbang Masuk

    Kawasan Jl. Pabean AmpenanRp. 200 juta 2012

    Pembangunan drainase pada Jl.

    Pabean Ampenan

    Rp. 200 juta 2012

    2

    Revitalisasi Kota

    Tua Ampenan

    Penyusunan DED RevitalisasiKawasan Eks Pelabuhan Ampenan

    Rp. 50 juta 2012

    Pembangunan Sarana Prasarana di

    Kawasan Eks Pelabuhan AmpenanRp. 2,8

    milyar

    2013 -

    2014

    Penataan kawasan tepi Sungai

    JangkokRp. 200 juta 2013

    Penyusunan PerencanaanPembangunan Anjungan di Eks

    Pelabuha Ampenan

    Rp. 100 juta 2013

    3 Penyusunan RTBL Kota

    Tua Ampenan

    Penyusunan RTBL dan DEDKawasan Prioritas

    Rp. 700 juta 2013

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    29/37

    52

    c.  Aksi Pelestraian Terencana

    Tabel 3. 3 Matriks Aksi Peletarian Selama 5 Tahun

     NO PROGRAM KEGIATANRENCANA

    ANGGARAN

    RENCANASUMBER

    DANA

    TAHUN Instansi

    2016 2017 2018 2019 2020

    1 RTBLPenataan kawasan Jl.

    Pabean

    Rp. 1,5

    milyarAPBN

    2 RevitalisasiPembangunanAnjungan di Kawasan

    Eks Pelabuhan

    Ampenan

    Rp. 3,8

    milyar

    APBD +

    CSR

    Pengecatan bangunan

    tua di kawasan Jl.

    Pabean

    Rp. 2 milyar CSR

    3 RTBLPenyusunan RTBL

    Kawasan CakranegaraRp. 700 juta APBN

    Penataan Kawasan

    Kota Tua Ampenan

    Rp. 1,5

    milyarAPBN

    Penataan Kawasan

    Kota Tua Ampenan

    Rp. 1,5

    milyarAPBN V

    4 Eco District

    Penyusunan

    Perencanaan program

    Ecodistrict

    APBN

    5 KLHS

    Penyusunan KLHS

    atau AMDAL dan

    AMDALALIN untukRTBL Kawasan Kota

    Tua Ampenan

    Rp. 300 juta APBD V

    BLH &

    DISHUB

    6 DED

    Penyusunan DED

    Revitalisasi Pelabuhan,

    Kawasan Kota Tua

    Ampenan

    Rp. 800 juta APBN V DPU

    7 DED

    Penyusunan DED

    water front heritage

    city

    Rp 2 milyar APBN V DPU

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    30/37

     

    53

     NO PROGRAM KEGIATANRENCANA

    ANGGARAN

    RENCANA

    SUMBERDANA

    TAHUN Instansi

    2016 2017 2018 2019 2020

    8 DED

    Penyusunan DED

    Identitas kawasan di

    Kawasan Kota TuaAmpenan

    Rp 150 Juta APBN DPU

    9 Pengembangan Penambahan koleksimuseum NTB Rp 100 juta APBD V

    Dispobpar,

    KantorPerpustakaan &

    Arsip Daerah

    10 Pengembangan

    Pengembangan

    kesenian daerah

    kawasan Cakranegara

    Rp 150 Juta APBD VDPU,

    Disbudpar

    11 RevitalisasiRevitalisasi pasar

    cakranegaraRp 300 Juta APBD V

    DPU, Bina

    Marga

    12 Pelestarian

    Pelestarian makanan

    khas Kota Mataram

    serta pengembangan

    kuliner

    Rp 100 Juta APBD V

    Diskoperindag

    dan Dispobpar,

    Dispendik,

    13 Pelestarian

    Pelestarian terhadap

    gedung dan transportasi

     bersejarah

    Rp 500 juta APBN VDPU, Dishub

    dan Dispobpar;

    14 Pengembangan

    Pengembangan industri

    kreatif untukmenunjang cagar

     budaya dan seni

    Rp 500 Juta APBD V BLH,Diskoperindag

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    31/37

    54

     NO PROGRAM KEGIATANRENCANA

    ANGGARAN

    RENCANA

    SUMBERDANA

    TAHUN Instansi

    2016 2017 2018 2019 2020

    15 OptimalisasiMengoptimal gedung

    kesenianRp 250 Juta V

    Dispendik dan

    DPU, Kantor

    Perpustakaan

    dan Arsip

    Daerah,

    Dispendik;

    16 Aksi

    Penyelenggaraan

    festival seni dan

     budaya

    Rp 150 Juta APBD V V

    Dispobpar,

    Dispendik dan

    Diskoperindag;

    17 Pelestarian

    Pelestarian cagar

     budaya yang sudah ada

    serta upaya

     pengembangan situs

    cagar budaya

    Rp 500 Juta APBN V

    Dispobpar,

    Kantor

    Perpustakaan

    dan Arsip

    Daerah;

    18Sosialisasi

    Masyarakat

    Promosi, Sosialisasi

    dan Pemberdayaan

    masyarakat dalam

     pengelolaan asset

     pusaka secara

    terintegrasi antar

     pelaku / stakeholders

    Rp 200 Juta APBD V

    Pemkot,

    Komunitas

    Masyarakat,

    Swasta melalui

    al CSR)

    Diskominfo

    19

    Penyusunan

    Perda Cagar

    Budaya

    Peraturan cagar budaya Rp 100 Juta Bappeda, V Bappeda,

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    32/37

     

    55

     NO PROGRAM KEGIATANRENCANA

    ANGGARAN

    RENCANA

    SUMBERDANA

    TAHUN Instansi

    2016 2017 2018 2019 2020

    20

    Penyusunan

    Perda insentif

    dan disinsentif

    Melestarikan cagar

     budaya dari pemerintah

    kota ke pemilik cagar

     budaya

    Rp.500 Juta APBD V

    Dinas

    Pendidikan dan

    Kebudayaan

    21

    Pembangunan

    Pasar Seni di

    Kota Mataram

    Pengadaan Pasar Rp1,4 MilyarAPBN

    Dinas PUV V

    Diskoperindag,

    Dinas PU

    22

    Revitalisasi

    dan Penataan

    Kawasan Kota

    Tua Ampenan

    Penataan Kota Tua Rp 500 JutaAPBN,

    APBD ProvV V V V V

    APBN, APBD

    Prov, APBD

    dan CSR

    23

    Pembangunan

    Sunset Roadsepanjang 9

    km garis

     pantaiAmpenan

    Rp 6,9 MilyarAPBN,

    APBD

    Bappeda, DPU,Balai Wilayah

    Jalan Nasional,

    APBN, APBD

    24

    Pembangunan

    Galeri Kota

    Tua Ampenan

    Pengumupulan Barang

    Pusaka Kota MataramRp 3 Milyar

    APBN,

    APBDV V V V V

    APBN, APBD

    Prov, APBD

    dan CSR

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    33/37

    56

     NO PROGRAM KEGIATANRENCANA

    ANGGARAN

    RENCANA

    SUMBERDANA

    TAHUN Instansi

    2016 2017 2018 2019 2020

    25

    Pengembangan

    kesenian

    daerah

    dimasukkan dalam

    kurikulum sekolahRp 250 Juta

    Dinas

    Pendidikan,

    Pemuda dan

    Olah Raga,

    Dinas

    Kebudayaan

    dan

    Pariwisata

    V V V V V

    Dinas

    Pendidikan,

    Pemuda dan

    Olah Raga,

    Dinas

    Kebudayaan

    dan Pariwisata,

    Komunitas

    26

    Penyusunan

    PeraturanWalikota

    untuk menyajikan

    makanan khas daerahdalam setiap kegiatan

    Rp 150 juta CSR VPKK dan

    Darmawanita

    27

    Pelestarian

    makanan khasKota Mataram

     pengembangan kuliner

    dalam bentuk festivalmakanan dan lomba

    makanan khas

    Rp 100 Juta CSR V V V V V

    Kantor

    Ketahanan

    Pangan KotaMataram dan

    PKK,

    Komunitas

    28

    Pembinaan

    dan Pelestarian

    Seni danBudaya Kota

    Mataram

     pengembangan pusat

     pelatihan, Workshop,

    Sarasehan Kebudayaan,

    lomba inovasi motif

     batik khas Sasambo,karnaval, penggunaan

    untuk seragam

     pegawai, anak sekolah

    Rp 2 Milyar

    APBD,

    CSR V

    Dinas

    Pendidikan,

    Pemuda dan

    Olah Raga,Dinas

    Kebudayaan

    dan Pariwisata;

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    34/37

     

    57

     NO PROGRAM KEGIATANRENCANA

    ANGGARAN

    RENCANA

    SUMBERDANA

    TAHUN Instansi

    2016 2017 2018 2019 2020

    29

    Pelestarian

    terhadap

    mainan

    tradisional

    anak –  anak

    Kota Mataram

    festival permainan

    tradisional dan lomba

     permainan tradisional

    Rp 100 Juta CSR V V V V V

    Komunitas,

    Dinas

    Pendidikan,

    Pemuda dan

    Olah Raga,

    Dinas

    Kebudayaan

    dan Pariwisata

    30

    Pelestarian

    dan

     pengembangan

    Batik Sasambo

    (Batik

    Mataram)

    Kota Mataram

     pengembangan pusat

     pelatihan, Workshop,

    Sarasehan Kebudayaan,

    lomba inovasi motif,

    karnaval, penggunaan

    untuk seragam

     pegawai, anak sekolah

    Rp 250 JutaAPBD,

    CSRV V V V V

    Diskoperindag,

    Komunitas,

    Dinas

    Pendidikan,

    Pemuda dan

    Olah Raga,

    Dinas

    Kebudayaan

    dan Pariwisata;

    31

    Kegiatan

    tahunanFestival

    Mataram

    Pelestarian budaya Rp 300 Juta CSR V V V V V

    BPPD, Dinas

    Kebudayaan

    dan Pariwisata

    32 pengembangan

    industri kreatif

    menunjang

     pengembangan aset

     budaya dan seni

    Rp 1 Milyar CSR APBD  V V V V V

    Diskoperindag,

    Komunitas,

    Dinas

    Kebudayaandan Pariwisata;

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    35/37

    58

     NO PROGRAM KEGIATANRENCANA

    ANGGARAN

    RENCANA

    SUMBERDANA

    TAHUN Instansi

    2016 2017 2018 2019 2020

    33

    Pembangunan

    Taman

    Pelestarian

    Budaya Sasak

    di RTH

    Pagutan

    Rp 800 Juta APBD V V V V V

    Bappeda, Dinas

    Pertamanan,Dinas

    Kebudayaan

    dan Pariwisata,

    Dinas PU,

    Proyek P2KH

    34Pelestarian

    cagar budaya

    upaya pemanfaatan

    situs cagar budaya

    Mayure Kompleks

    Rp 800 Juta

    APBN, APBD,

    Dinas

    Pariwisata

    V V V V V

    , APBN,

    APBD,

    Pemerintah

    Pusat / PUPR,

    Dinas

    Kebudayaan

    dan Pariwisata;

    35

    Penataan

    Penanda yang

    mendukung

     penunjukan

    Lokasi Cagar

    Budaya di

    KotaMataram

    Sistem Informasi Rp 2 Milyar

    APBD,

    Dinas

    Pariwisata

    V V V V V

    Dinas

    Kebudayaan

    dan Pariwisata

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    36/37

     

    59

    d.  Organisasi/ Intitusi dan Kelembagaan terkait Kota Pusaka

    Tabel 3. 4 Organisasi/ Intitusi dan Kelembagaan terkait Kota Pusaka 

    Organisasi/Institusi Kelembagaan

    1Pembentukan Forum Komunikasi Antar Pelaku

    Industri Pariwisata dan Kebudayaan 2016

    Dekranasda

    Mataram

    2 Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)

    Badan Promosi dan

    Pengembangan

    Pariwisata Daerah Kota

    Mataram

    3PembentukanKomunitas dan Kampung Wisata,

    2017, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,

    komunitas

    Komunitas Kota Hijau

    4Peningkatan keikutsertaan Forum CSR –   Setda

    Kota Mataram

    Komunitas Sanggar

    Seni Budaya

    5Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kota

    Mataram Dishubkominfo, Bagian Humas 2013

    6

    PHRI Kota dan HPI (Himpunan Pramuwisata

    Indonesia),Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,

    2010

  • 8/16/2019 RAKP Mataram

    37/37

    Table of Contents

    3.1 Materi Dasar Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) ......................................................................28

    3.1.1 Pengertian-Pengertian Yang Digunakan ...............................................................................28

    1. Tingkat Kepentingan .......................................................................................................................31

    2. Tingkat Kebutuhan ..........................................................................................................................32

    3.1.2 Proses Penyusunan Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) .....................................................33

    3.1.2.1 Input ..................................................................................................................................33

    3.1.2.2 Proses ................................................................................................................................36

    3.1.2.3 Output................................................................................................................................43