26
PUSTAKA SUCI VEDA I. ASAL-USUL VEDA 1. Veda berarti pengetahuan. Veda berasal dari dan disabdakan oleh Tuhan YME. Veda sendiri menyatakan sbb. a. RG, YAJUR, SAMA DAN ATHARVA VEDA DAN ITIHASA SEMUANYA KELUAR (BERASAL) DARI NAFAS KEBENARAN MUTLAK, TUHAN YME (BRHAD-ARANYAKA UPANISAD 2.4.10). b. BRAHMAKSARA-SAMUDBHAVAM , PENGETAHUAN VEDA LANGSUNG DI WEJANGKAN OLEH TUHAN YME (BG.3.15) 2. Karena itu, Veda bersifat mutlak (absolut), benar dengan sendirinya (self- authoritative), apauruseya (bukan buatan manusia) dan berhakekat menga- tasi hal-hal duniawi (transendental). 3. Veda disabdakan oleh Tuhan Krishna kepada Brahma sebelum alam mate- terial tercipta (Yo brahmanam vidadhati purvam yo vai vedam ca gapayati sma krsnah - Atharva-veda . Tene brahma hrdaya adi kavaye - Bhag. 1.1.1). 4. Kemudian Brahma mengajarkan Veda tersebut kepada putra-putranya yak- ni para Rishi . Selanjutnya melalui proses menurun (deduktip) yang disebut

PUSTAKA SUCI VEDA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PUSTAKA SUCI VEDA

PUSTAKA SUCI VEDA

I. ASAL-USUL VEDA 1. Veda berarti pengetahuan. Veda berasal dari dan disabdakan oleh Tuhan YME. Veda sendiri menyatakan sbb.

a. RG, YAJUR, SAMA DAN ATHARVA VEDA DAN ITIHASA SEMUANYA KELUAR (BERASAL) DARI NAFAS KEBENARAN MUTLAK, TUHAN YME (BRHAD-ARANYAKA UPANISAD 2.4.10).

b. BRAHMAKSARA-SAMUDBHAVAM, PENGETAHUAN VEDA LANGSUNG DI WEJANGKAN OLEHTUHAN YME (BG.3.15)

2. Karena itu, Veda bersifat mutlak (absolut), benar dengan sendirinya (self- authoritative), apauruseya (bukan buatan manusia) dan berhakekat menga- tasi hal-hal duniawi (transendental). 3. Veda disabdakan oleh Tuhan Krishna kepada Brahma sebelum alam mate- terial tercipta (Yo brahmanam vidadhati purvam yo vai vedam ca gapayati sma krsnah - Atharva-veda. Tene brahma hrdaya adi kavaye - Bhag. 1.1.1). 4. Kemudian Brahma mengajarkan Veda tersebut kepada putra-putranya yak- ni para Rishi. Selanjutnya melalui proses menurun (deduktip) yang disebut parampara dalam garis perguruan (sampradaya) resmi, para Rishi itu me- ngajarkan Veda kepada murid-muridnya (perhatikan Bg.4.2).

Page 2: PUSTAKA SUCI VEDA

5. Demikianlah melalui proses deduktip (parampara) pengetahuan Veda ak- hirnya menyebar di masyarakat manusia.

II. TUJUAN VEDA 1. Tujuan pustaka suci Veda adalah mem-bimbing umat manusia menuju kehidupan damai dan sejahtera di du- nia fana (jagadhita) dan mencapai mukti, kelepasan da- ri derita kehidupan material dunia fana yang selalu menyengsarakan. 2. Untuk mencapai tujuan ini, Veda menyajikan pengetahuan spiritual supaya setiap orang insyaf diri dan mengerti “kebenaran” bahwa hidup di dunia fa- na adalah samsara, penderitaan. 3. Ada 4 (empat) derita utama di dunia fana yaitu: Kelahiran (jan- ma), usia tua (jara), penyakit (vyadhi) dan kematian (mrtyu- Bg 13.9). Disamping itu, dalam kehidupan sehari-hari setiap orang selalu didera oleh 3 (tiga) macam derita rutin yaitu: a. Adhyat- ma-klesa, derita yang imbul dari badan dan pikiran. b. Adhiba- utika-klesa, derita yang disebabkan oleh makhluk lain, dan c. Adhidaivika-klesa, derita akibat bencana alam. 4. Karena itu Tuhan Krishna berulang-kali menyatakan, “Duhkhalayam asas- vatam, alam fana adalah tempat sementara penuh duka (Bg.8.15). Anityam asukam lokan, alam fana adalah tempat tidak kekal dan menyengsarakan (Bg. 9.33). Abrahma bhuvanal lokah punar ..., dari planet tertinggi Brahma-

Page 3: PUSTAKA SUCI VEDA

loka sampai planet terbawah (Patala-loka) di alam material adalah tempat menyengsarakan (Bg.8.16)”. 5. Jadi masalah kehidupan manusia adalah janma (kelahiran), klesa (berbagai derita rutin), jara (usia-tua), vyadhi (penyakit) dan kematian (mrtyu). Semua masalah ini tidak bisa diatasi dengan cara-cara material apapun kecuali de- ngan hidup sesuai petunjuk Veda.

III. TUJUAN VEDA DISALAH MENGERTI 1. Oleh karena secara tegas menyatakan bahwa alam material adalah tempat derita dan mewajibkan seti- ap orang menjauhi kehidupan duniawi dengan hi- dup sebagai sannyasi menjelang usia tua, maka para sarjana dan pilosof materialistik menuduh bahwa Veda mengajarkan paham pesimistik, meng- anjurkan hidup pasrah yang mencelakakan dan menolak kehidupan mate- rial secara bodoh. 2. Veda tidak mengajarkan hal-hal seperti itu, tetapi menga- jarkan agar orang berjuang keras untuk mencapai kehidu- pan bahagia kekal-abadi di dunia rohani Vaikuntha-loka. 3. Menurut Veda, kehidupan sebagai manusia adalah kesem- patan amat baik untuk mengatasi segala macam derita ma- terial dan mencapai kemenangan atas kematian dengan memanfaatkan pe- ngetahuan Veda dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 4: PUSTAKA SUCI VEDA

4. Selanjutnya Veda menyatakan sebagai berikut.

a. KEHIDUPAN SEBAGAI MANUSIA = PERAHU BAGUS UNTUK MENYEBERANGI SAMUDRA KEHIDUPAN MATERIAL.

b.GURU KEROHANIAN (ACARYA) = NAKODA NAN ANDAL.

c. HEMBUSAN ANGIN YANG BAIK = AJARAN SPIRITUAL VEDA.

5. Orang-orang materialistik yang menetapkan tujuan hidupnya pada 3 hal yaitu: a. Srih (menumpuk kekayaan material), b. Aisvarya (mencapai jaba- tan/kedudukan tinggi di masyarakat) dan c. Prajapsavah (anak cucu yang bisa menambah srih dan meninggikan aisvarya); sesungguhnya adalah manusia bodoh. 6. Karena itu, Garga-Upanisad menyatakan, “Mereka adalah makh- luk malang karena tidak memecahkan masalah kehidupan seba- gai manusia dan akhirnya mati seperti anjing dan kucing belaka tanpa mengerti pengetahuan tentang ke-insyafan diri”.

IV. PROSES MEMPELAJARI DAN MENGERTI VEDA 1. Menurut Veda, kehidupan sebagai manusia tidak sempurna karena: a. In- driya-indriya jasmani terbatas dan tidak sempurna, dan b. Cendrung meng- khayal, menipu dan berbuat salah. 2. Karena itu mempelajari dan mengerti Veda yang spiritual dan transcenden-

Page 5: PUSTAKA SUCI VEDA

tal tidak bisa dilakukan secara pratyaksa (pengamatan dan penglihatan langsung) dan anumana (menyimpulkan berdasar tanda dan bukti-bukti empiris). 3. Veda menetapkan bahwa ia hanya bisa dipelajari dan dimenger ti secara sabda-pramana, mendengar dari sumber yang benar dan sah yaitu dari para Acarya (guru kerohanian) secara param para ( proses menurun/deduktip) dalam garis perguruan (sam- pradaya) sah dan jelas (perhatikan Bg.4.34 dan 4.2). 4. Karena itu, Veda disebut sruti, pengetahuan yang diperoleh dari mendeng- ar; dan smrti, pengetahuan yang di-ingat dari cara mendengar. 5. Tetapi proses sabda-pramana ini disalah mengerti oleh para sarjana duni- awi berwatak materialistik yang berpegang teguh pada proses empiris-in- duktip. Mereka berkata bahwa proses sabda ini mengharuskan orang per- caya secara membuta, patuh dan tunduk pada dogma, berpegang pada keyakinan tanpa dasar atau khayalan. 6. Menurut mereka, proses sabda tidak bisa dipercaya ka- rena tidak ilmiah yaitu tidak didukung bukti-bukti empi- ris yang dapat dilihat. 7. Sesungguhnya proses sabda ini adalah sederhana yai- tu mendengar dari sumber (orang) yang mengetahui se- perti sering dilakukan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Ini bukan dogma, kepercayaan atau keyakinan buta dan bukan pula khayal-

Page 6: PUSTAKA SUCI VEDA

lan. Contoh, bila seseorang ingin mengetahui secara jelas dan pasti siapa ayahnya, maka dia harus ber-tanya kepada si ibu, dan jawaban ibu harus diterima sebagai kebenaran.

V. SEJARAH VEDA MENURUT VEDA ITU SENDIRI 1. Veda diajarkan dan disebarkan melalui tradisi lisan yaitu proses mendengar (sruti) dan mengingat (smrti) berda- sarkan jalur parampara secara bersamaan dengan tercip- tanya alam semesta material. 2. Pada permulaan Kali-Yuga sekitar 5.000 th. yl. inkarnasi Tuhan Narayana dibidang sastra yaitu Krishna Dvaipayana Vyasa menyusun Veda secara tertulis agar bisa dipelajari dan dimengerti oleh orang-orang jaman Kali. 3. Mengenai Dvaipayana Vyasa sebagai penyusun Veda tertulis, dijelaskan sebagai berikut (Bhag.1.4.17-25).

Sang Rishi mulia yang berpengetahuan penuh, dengan penglihatan ro- haninya bisa melihat merosotnya segala sesuatu yang material karena pengaruh buruk Kali-Yuga ...... Beliau juga melihat orang-orang yang tidak percaya (pada Veda) jadi pendek usia dan mereka tidak penyabar karena kurang memiliki sifat- sifat bajik ...... Untuk menyederhanakan proses (belajar Veda), beliau membagi Veda yang satu (Yajur Veda) itu menjadi 4 bagian untuk di-ajarkan diantara

Page 7: PUSTAKA SUCI VEDA

manusia .... Demikianlah, Rishi Paila menjadi sarjana Rg-Veda, Rishi Jaimini menjadi sarjana Sama-Veda, Rishi Vaisampayana menjadi akhli Yajur-Veda dan Sumantu Muni diper- cayakan mengajar Atharva-Veda. Mereka mengajarkan bagian-bagian Veda itu ke- pada para muridnya masing-masing ..... Kemudian karena kasihan (kepada orang-orang kurang cerdas), Vyasa menyusun Mahabharata agar para wanita, sudra dan dvija-bandhu bisa mencapai tujuan hidup tertinggi”.

4. Jadi menurut penjelasan Veda itu sendiri, Veda bukanlah hasil karya tu- lis banyak orang selama beribu-ribu tahun dimasa lalu. 5. Tetapi para sarjana duniawi tidak bisa menerima penjelasan Veda ini kare- na tidak sesuai dengan pemahaman modern tentang peradaban manusia di masa purba.

VI. PENDEKATAN EMPIRIS TERHADAP VEDA 1. Dengan menerapkan pendekatan empiris-induktip dalam mempelajari dan memahami Veda, para sarjana duniawi berwatak materialistik menolak: a. Semua penjelasan Veda tentang Veda itu sendiri. b. Pendapat para Acarya yang secara tradisional dianggap otorita (penguasa) sah dalam mempelajari Veda. 2. Berikut adalah ringkasan penolakan mereka.

Page 8: PUSTAKA SUCI VEDA

NO. PERNYATAAN VEDA PENDAPAT PARA SARJANA DUNIAWI

1.

2.

3.

4.

5.

6.

VEDA MENYATAKAN DIRINYA BERA- SAL DARI SUMBER ROHANI YAITU TU- HAN YME.

VEDA BERTUJUAN MENUNTUN MANU- SIA MENUJU MUKTI, KELEPASAN DARI KEHIDUPAN MATERIAL YANG SELALU MENYENGSARAKAN.

VEDA MENG INGATKAN BAHWA AJA- RANNYA BERHAKEKAT TRANSCEN- DENTAL, BERADA DILUAR JANGKAU- AN PENELITIAN EMPIRIS.

VEDA MENSYARATKAN BAHWA VEDA HARUS DIPELAJARI DENGAN MENDE- NGAR DARI PARA ACARYA (GURU KE- ROHANIAN) SECARA PARAMPARA (PROSES MENURUN/DEDUKTIP).

VEDA MENSYARATKAN AGAR SANG ACARYA DIHORMATI DAN DILAYANI DE NGAN HATI TULUS.

VEDA MENETAPKAN BAHWA SESEORA NG HARUS MENURUTI ATURAN-ATUR- AN MORAL KETAT SERTA PERTAPAAN SEBELUM BERUSAHA MEMPELAJARI DAN MENGERTI VEDA.

MEREKA MENGANGGAP VEDA HANYALAH KUMPULAN MITOS (DONGENG) KUNO TAN- PA SUMBER JELAS.

MEREKA BERPIKIR BAHWA BELAJAR VEDA DENGAN TUJUAN (MUKTI) DEMIKIAN TIDAK ILMIAH.

MEREKA MENOLAK PERINGATAN VEDA INI DENGAN MENGANGGAPNYA SEBAGAI TA- BU KEBATINAN DAN TERUS MENGANALISA VEDA DENGAN SEMANGAT EMPIRIS.

MEREKA TIDAK PERDULI PADA PERSYARA- TAN INI, SEBAB POLA DAN ATURAN KESAR JANAANNYA TIDAK MEMUNGKINKAN ME- REKA MENURUTI PERSYARATAN INI.

MEREKA BERPIKIR BAHWA PERSYARATAN INI TIDAK OBYEKTIP DAN TIDAK ILMIAH.

MEREKA MENGANGGAP ATURAN DAN KE- TENTUAN DEMIKIAN TIDAK PERLU UNTUK MEMPELAJARI DAN MENGERTI VEDA.

Page 9: PUSTAKA SUCI VEDA

3. Berikut adalah pandangan para Indologist (sarjana barat yang mempe- lajari Veda) pada abad ke 18 di India.

NO.

NAMA ORANG/SARJANA

PENDAPAT MEREKA TENTANG VEDA

1.

2.

3.

4.

5.

6.

ALEXANDER DUFF WILLIAM CAREY

JAMES MILL

SIR WILLIAM JONES

H.H WILSON

FREDRICK MAX MULLER

SIR MONIER WILLIAMS

VEDA ADALAH KUMPULAN CERITRA BOHONG UNTUK KESENANGAN ANAK-ANAK. PENDUDUK INDIA TIDAK PERNAH MAJU DAN KLAIM MERE- KA (BERDASARKAN VEDA) BAHWA DIMASA SILAM MERE- KA SUDAH PERNAH MAJU ADALAH KHAYALAN BELAKA.

BHAGAVATA-PURANA (SRIMAD-BHAGAVATAM) ADALAH CERITA GADO-GADO.

TAKHYUL (VEDA) MEREKA BERPONDASI KEBODOHAN. SELAMA PONDASI INI BELUM DIBONGKAR, MAKA BANGU- NAN DIATASNYA (YAITU VEDA), BAGAIMANAPUN GILA DAN BUSUKNYA, AKAN TETAP DIPERCAYA. ..... KARENA ITU, TUNJUKKAN BAHWA OTORITA MEREKA (YAITU PARA BRAHMANA) TIDAK BERGUNA.

VEDA ADALAH KUMPULAN MITOS (DONGENG) ORANG- ORANG ARYA. MEREKA (PARA PENGANUT VEDA) PADA AKHIRNYA AKAN BER-EVOLUSI MENJADI PEMELUK KRIS- TEN SETELAH PELAN-PELAN MENJADI LEBIH TERDIDIK (SECARA MODERN).

KITAB NON BIBLE (=VEDA) INI MENUNTUN MENUJU HIDUP

Page 10: PUSTAKA SUCI VEDA

6.

7.

8.

SIR MONIER WILLIAMS

THEODORE GOLDSTUC- KER.

MORIZ WINTERNITZ

KITAB NON BIBLE (=VEDA) INI MENUNTUN MENUJU HIDUP SESAT. AJARANNYA BERMULA DENGAN SEDIKIT CAHAYA KEBENARAN, TETAPI BER-AKHIR DENGAN KEADAAN GE- LAP, KOTOR DAN BUSUK MENYEDIHKAN. ..... PELAJARI (VEDA) INI SECARA CERMAT DAN TUNJUK- KAN KEPADA MEREKA (PENDUDUK INDIA) KEPALSUAN-KE PALSUAN KEYAKINANYA.

PENDUDUK INDIA TERBEBANI OLEH AJARAN VEDA DAN MENYEBABKAN MEREKA JADI BAHAN TERTAWAAN DAN CEMOHAN SELURUH DUNIA.

NAMA PENGARANG VEDA TIDAK DIKETAHUI PASTI, DISE- BUTKAN (OLEH VEDA) BAHWA SEORANG RISHI PRIMITIP ADALAH PENGARANGNYA.

Catatan: 1. Veda menceritrakan beraneka-macam peristiwa yang ter-jadi di berba- gai planet di alam semesta material yang kondisinya berbeda dari di Bhumi. Ia juga menceritrakan para Deva, Rishi, Asura (Daitya, Danava, Raksasa ) ya- ng berusia amat panjang dan mampu melakukan berbagai kegiatan ajaib ya- ng tidak bisa di lakukan manusia. Karena berpikir seperti kodok, maka para sarjana modern menganggap Veda adalah kumpulan mitos (dongeng). 2. Veda hanya memuat riwayat dan kegiatan rohani (lila) Tuhan dan para Avata- tara serta bhaktaNya dari jaman ke jaman di berbagai tempat di alam semes- ta, sehingga uraiannya tidak tersusun secara kronologis. Karena ber-pola pi- kir akademik, maka mereka menganggap Veda adalah ceritra gado-gado.

Page 11: PUSTAKA SUCI VEDA

3. Sarana yang dipergunakan oleh para sarjana duniawi dalam mempelajari dan memahami Veda adalah ber-macam-macam cabang ilmu pengetahu- an material seperti: Sosiologi, Arkeologi, Antropologi, Pilologi, dll. 4. Tetapi studi mereka terhadap Veda dengan cara-cara empiris seperti itu tidak pernah sampai pada kesimpulan pasti yang memuaskan. Mereka te- tap dan terus beda pendapat mengenai asal-usul Veda, sejarah Veda dan hal-hal lain menyangkut Veda.

VII. BAGIAN-BAGIAN VEDA Berdasarkan penjelasan Veda itu sendiri, bagian-bagian Veda dapat dijelas- kan sebagai berikut. 1. Dalam Bhavisya-Purana (sebagaimana dikutip oleh Madhvacarya dalam ulasannya atas sloka Vedanta-Sutra 2.1.6) dikatakan:

RG YAJUH SAMATHARVAS CA BHARATAM PANCARATRAKAM MULA RAMAYANA CAIVA VEDAITI EVA SABDITAH ... PURANANI CA YANIHA VAISNAVANI VIDO VIDUH

(RG, YAJUR, SAMA DAN ATAHRVA-VEDA, MAHABHARATA, PANCARATRA DAN RAMAYANA DANJUGA KITAB-KITAB PURANA SERTA VAISNAVA TERGOLONG PUSTAKA VEDA.

2. Dalam Chandogya-Upanisad (7.1.4) dan Srimad Bhagavatam (1.4.20).

ITIHASA PURANAH PANCAMAH VEDANAM VEDAH

(KITAB-KITAB ITIHASA DAN PURANA TERMASUK VEDA KELIMA)

Page 12: PUSTAKA SUCI VEDA

3. Dalam Mahabharata (bagian Moksa-Dharma 3.40.11) dikatakan pula.

ITIIHASA PURANAM CA PANCAMO VEDA UCYATE

(KITAB-KITAB ITIHASA DAN PURANA DISEBUT VEDA KELIMA)

4. Disamping ke-empat Veda (Rg, Yajur, Sama dan Atharva), kitab-kitab Itiha- sa (Ramayana dan Mahabharata) dan Purana, Veda memiliki pula Upanisad, kitab yang memuat uraian pilosofis tentang Tuhan. Ringkasan seluruh Upa- nisad adalah Vedanta-Sutra. 5. Jadi bagian-bagian Veda adalah: a. Ke-empat Veda (Rg, Yajur, Sama dan Atharva-Veda), Itihasa (Ramayana dan Mahabharata), ke 18 Purana dan 108 Upanisad beserta ringkasannya yaitu Vedanta-Sutra. 6. Tetapi para sarjana duniawi berwatak materialistik hanya mengakui ke-em- pat Veda (Catur-Veda: Rg, Yajur, Sama dan Atharva-Veda) sebagai pustaka Veda. Mereka menganggap Itihasa dan Purana sebagai kumpulan dongeng belaka dan Upanisad sebagai karya pilosofis manusia biasa. 7. Pendapat para sarjana duniawi ini telah menyebabkan para penganut aja- ran rohani non Vedik berpikir keliru tentang ajaran Veda itu sendiri.

VIII. TIGA SUMBER PENGETAHUAN VEDA 1. Ada tiga sumber pengetahuan Veda yang disebut prasthana-traya. Ketiga sumber ini dapat diringkas sebagai berikut.

Page 13: PUSTAKA SUCI VEDA

1. SRUTI-PRASTHANA 2. SMRTI-PRASTHANA 3. NYAYA-PRASTHANA

a. CATUR-VEDA (RG, YAJUR, SAMA DAN ATHARVA-VE- DA). b. KITAB-KITAB UPANISAD (108 UPANISAD)

a. ITIHASA (RAMAYANA DAN MAHABHARATA) b. KITAB-KITAB PURANA (18 PURANA UTAMA) c. VEDANGA DAN UPA-VEDA

VEDANTA-SUTRA.

2. Hubungan ketiga sumber ini sbb. : Smrti adalah penjelasan Sruti dan Nyaya. Maksudnya, untuk bisa mengerti Sruti dan Nyaya, seseorang ha- rus ingat uraian Smrti. 3. Dalam Vayu-Purana 1.20 dikatakan, “Itihasa puranabhyam veda samupa- brmhayet bibhetyalpasrutad vedo mamayam prahisyati, Veda hendaklah dipelajari melalui kitab-kitab Itihasa dan Purana. Pustaka Veda takut bila ia dipelajari oleh orang bodoh karena ia merasa sakit seperti dipukul-pu- kul oleh orang bodoh itu”. 4. Aturan mempelajari Veda-Sruti berdasarkan Veda-Smrti tercantum pula dalam Manu-Smrti, Mahabharata (Adi-Parva 1.267) dan di bagian-bagian lain pustaka Veda.

IX. VEDANGA DAN UPA-VEDA 1. Untuk mempelajari dan mempraktekkan ajaran Veda dalam kehidupan

Page 14: PUSTAKA SUCI VEDA

sehari-hari tersedia Vedanga yang terdiri dari enam cabang pengetahuan Veda yaitu: a. Siksa, ilmu mengucapkan mantra-mantra Veda. b. Vyakarana, ilmu tata-bahasa (sanskerta). c. Nirukti, kamus Veda. d. Canda, lagu/irama/tembang membaca sloka-sloka. e. Jyotisha, ilmu Astronomi untuk menentukan hari baik melaksanakan ritual (yajna), dan f. Kalpa, pengetahuan tentang ritual (yajna) dan aturan hidup sehari-hari. 2. Pengetahuan tentang Kalpa tercantum dalam kitab Kalpa-Sutra. Ia memuat uraian tentang: a. Srouta, yajna kolektip. b. Grhya, yajna keluarga atau pri- badi. c.Dharma, tugas-pekerjaan (dalam hubungannya dengan sistem lem- baga Varna- Asrama) dan d. Sulva, aturan membuat tempat persembahya- ngan, arena yajna, dsb. 3. Upa-Veda berarti Veda tambahan atau Veda pelengkap. Yang termasuk Upa Veda adalah: Ayur-Veda (ilmu medis/kedokteran), Dhanur-Veda (ilmu senja- ta dan perang), Gandharva-Veda (seni tari dan musik), Manu-Smrti, Brahma Samhita, Niti-Sastra dan berbagai kitab Dharma-Sastra. 4. Menurut Veda, Vedanga dan Upa-Veda adalah bagian utuh dari pustaka Ve- da itu sendiri. X. CATUR-VEDA

Page 15: PUSTAKA SUCI VEDA

X. CATUR VEDA 1. Isi ajaran Catur-Veda dapat diringkas sebagai berikut.

NAMA VEDA JUMLAH SLOKA

TUJUAN AJARAN

URAIAN

1. RG-VEDA

2. YAJUR-VEDA

3. SAMA-VEDA

4. ATHARVA- VEDA

1.017

-

1.549

-

HIDUP BAHAGIA DI DUNIA FANA DENGAN MEMUJA PARA DEVA MELA LUI PELAKSANA- AN RITUAL (YAJ- NA)

BERISI DOA-DOA PUJIAN, KEBANYAKAN KEPADA INDRA DAN AGNI DAN SEDIKIT KEPADA DEVA-DEVA LAIN.

MEMUAT PETUNJUK-PETUNJUK PELAKSA- NAAN RIUAL (YAJNA).

BERISI DOA-DOA PUJIAN KEPADA PARA DEVA DAN KEUTAMAAN MINUMAN SOMA. BERISI MANTRA-MANTRA UNTUK RITUAL (YAJNA) DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT.

2. Menutut Veda, ada 33 juta Deva yang memiliki wewenang dalam mengatur kehidupan segala makhluk di alam material. 3. Sementara itu, ada beraneka-macam pemujaan kepada para Deva dengan melaksanakan berbagai-macam ritual (yajna) agar hidup bahagia di dunia fana melalui pemuasan indriya badan jasmani. 4. Contoh: Bila ingin kuat pisik, sembah Prthivi. Banyak rejeki, sembah Durga Devi. Kuat seksual, sembah Indra. Ingin keturunan, sembah Prajapati, dsb.

Page 16: PUSTAKA SUCI VEDA

5. Secara umum, ajaran memuaskan indriya secara terkendali sebagaimana di-atur dalam Catur-Veda, disebut ajaran Karma-Kanda Veda. Tujuan tertinggi yang ditawarkan adalah kebaha- giaan sorgawi dengan lahir di planet Svarga-loka. 6. Dalam hubungannya dengan Karma-Kanda Catur Veda ini, Tuhan Krishna berkata bahwa ajaran ini diperuntuk- kan bagi mereka yang kurang cerdas dan di-cengkram kuat oleh sifat-sifat alam material (Tri-Guna).

a. MENGANGGAP ALAM SORGAWI SEBAGAI TUJUAN HIDUP TERTINGGI ADALAH CITA-CITA MERE- KA YANG TERGOLONG VEDA-VADA-RATAH, TIDAK MEMAHAMI TUJUAN VEDA (BG.2.42-43). DAN MEREKA TIDAK TAHU BAHWA KEHIDUPAN DAN KEBAHAGIAAN SORGAWI TIDAK KEKAL, BER- LANGSUNG SEBENTAR SAJA KARENA MASIH BERHAKEKAT MATERIAL (BG.9.20-21).

b. MEMUJA PARA DEVA UNTUK MEMPEROLEH KESENANGAN DUNIAWI MELALUI PELAKSANAAN RITUAL ADALAH KEGIATAN MEREKA YANG TERGOLONG ALPA-MEDASAM, TIDAK CERDAS (BG. 7.23), HRTA-JNANAH, BERPIKIR TIDAK WARAS (BG.7.20) DAN DICENGKRAM KUAT OLEH TRI-GU- NA, TIGA SIFAT SIFAT ALAM MATERIAL (BG.2.45)

7. Meskipun Catur-Veda mengajarkan pemujaan kepada pa- ra Deva, namun semua doa-doa pujian ritual selalu di-ak- hiri dengan Om Tat Sat. Ke-tiga suku kata ini me-nunjuk Tuhan Krishna yang juga di-sebut Visnu atau Narayana. Lengkapnya adalah sebagai berikut , “Om tad visnoh pa-

Page 17: PUSTAKA SUCI VEDA

“Om tad visnoh paramam padam sada pasyanti surayah, para Deva sela- lu menengadah ke-arah tempat tinggal Visnu yang maha utama” (Rg-Ve- da 1.2.22.20).

8. Dikatakan pula, “Om tat sad iti nerdeso brahmanas tri vidah ..... tena vedas ca yajnas ca vihitah pura, sejak alam semesta material tercipta, tiga suku kata Om Tat Sad sudah dipakai menyapa Tuhan dan di-ucapkan oleh para brahmana ketika melaksanakan ritual untuk memuaskan Beliau” (Bg.17.23). 9. Jadi mantra Om Tat Sat di-ucapkan pada setiap akhir doa-doa pujian su- paya ritual berhasil, sebab para Deva selalu bergantung kepada Tuhan Krishna dalam melaksanakan tugasnya mengatur urusan-urusan materi- al dunia fana termasuk menyediakan kebutuhan hidup segala makhluk. (Dalam hubungan ini perhatikan Bg.7.21-22).

XI. UPANISAD 1. Upanisad berarti “Duduk dekat (Guru kerohanian untuk mendengarkan ajaran rohani). Ini ber-arti Upanisad me- nandai mulai nya kehidupan spiritual, sebab ia (Upani- sad) tidak lagi membahas kegiatan pemuasan indriya dengan memuja pa- ra Deva melalui pelaksanaan ritual (yajna). Melainkan, Upanisad penuh de ngan diskusi pilosofis tentang Tuhan.

Page 18: PUSTAKA SUCI VEDA

2. Ajaran tentang ke-Tuhanan yang tercantum dalam Upanisad disebut jna- na-kanda. Ia (jnana-kanda) dimaksudkan untuk menuntun sang manusia melepaskan diri dari kelahiran dan kematian (samsara) di dunia fana de- ngan khusuk berpikir tentang Tuhan. 3. Upanisad menyatakan bahwa Kebenaran Mutlak (Tuhan) berha- kekat non material alias spiritual dan disebut Brahman. Dikata- kan, “Brahman tidak terpahami, karena Ia tidak bisa dimengerti” (Br-had-Aranyaka Upanisad 3.9.26). Dikatakan demikian karena Ia (Brahman) tidak berwujud, tidak bersifat atau berciri material. 4. Meskipun Upanisad mengajarkan meditasi kepada Brahman im- personal, ia tidak menolak bahwa Tuhan memiliki wujud pribadi atau ke- pribadian spiritual. Dengan demikian, pernyataan Upanisad tidak berla- wanan dari Veda-Siddhanta (kesimpulan Veda) yaitu Bhagavad-Gita bah- wa aspek Tuhan tertinggi adalah Kepribadian Tuhan YME spiritual dan disebut Sri Bhagavan. 5. Berikut adalah pernyataan kitab-kitab Upanisad yang secara la- ngsung dan tidak langsung menunjukkan bahwa Tuhan memi- liki wujud, sifat dan ciri spiritual. a. Tam isvaranam paramam mahesvaram, Tuhan adalah peng- endali tertinggi atas semua pengendali (Svetasvatara- Upani- sad 6.7). Mungkinkah sang Pengendali tanpa wujud, sifat dan ciri apapun? Tentu saja tidak mungkin!

Page 19: PUSTAKA SUCI VEDA

b. Nityo nityanam cetanas cetananam eko bahunam yo vidadhaki kaman, Ia (Tuhan) yang maha kekal diantara yang kekal, Ia yang maha sadar diantara yang sadar, Ia yang satu ini memelihara dan memenuhi kebu- tuhan mereka (para makhluk hidup) yang jumlah nya sangat banyak (Katha-Upanisad 2.2.13). c. Sang Pengendali paling utama ini (Tuhan) adalah sumber yang penuh tenaga/energi (sakti) dan penyebab terjadinya seluruh ciptaan material ini (Aitareya-Upanisad 1.1.2 dan Prasna-Upani- sad 6.3). d. Tuhan adalah adrsta, tidak punya mata, tetapi Ia drsta, bisa me- lihat. Ia adalah asrutah, tidak ber-telinga, tetapi Beliau srutah, bisa mendengar. Ia adalah amantah, tidak punya pikiran, tetapi Beliau mantah, berpikir. Dan Ia adalah avijnatah, tidak ber-pe- ngetahuan, tetapi Beliau vijnatah, maha mengetahui ( Brhad- Aranyaka Upanisad 7.2.3). e. Apani pado javano grahita, Ia (Tuhan) tidak punya kaki ataupun tangan, namun Beliau bisa bergerak dan menerima persembah- an yang dihaturkan kepadaNya (Svetasvatara-Upanisad 3.19). 6. Dapat disimpulkan bahwa Tuhan berwujud spiritual dengan indriya-indri- ya spiritual. Demikianlah, dengan meng-uraikan hakekat Tuhan sebagai sesuatu yang no material, Upanisad melapangkan jalan menuju pemaha- man yang benar tentang Sri Bhagavan, Kepribadian Tuhan YME Krishna

Page 20: PUSTAKA SUCI VEDA

yang penuh dengan segala macam kehebatan spiritual dan menjadi obyek cinta-kasih (bhakti) bagi para bhakta.

XII. VEDA SMRTI 1. Kitab Ramayana (24.000 sloka) disusun oleh Rishi Valmiki dan menguraikan tentang lila (kegiatan ro- hani) Avatara Sri Rama. Sedangkan kitab Mahabha- rata (110.000 sloka) disusun oleh Rishi Dvaipayana Vyasa dan mengurai- kan tentang lila Avatara Sri Krishna. 2. Kitab-kitab Purana utama ada 18 (delapan belas). Menurut Brahma-Vaivar- ta Purana, ke 18 Purana ini digolongkan menjadi 3 (tiga) kelompok sbb.

SATTVIK PURANA RAJASIK PURANA TAMASIK PURANA

1. VISNU-PURANA

2. PADMA-PURANA 3. BHAGAVATA-PURANA

4. NARADIYA-PURANA

5. GARUDA-PURANA

6. VARAHA-PURANA

1. BRAHMA-PURANA 2. BRAHMANDA-PURANA

3. BRAHMA-VAIVARTA PURANA 4. MARKANDEYA-PURANA

5. BHAVISYA-PURANA

6. VAMANA-PURANA

1. SIVA-PURANA

2. LINGA-PURANA

3. AGNI-PURANA

4. MATSYA-PURANA

5. SKANDA-PURANA

6. KURMA-PURANA

3. Pada umumnya setiap Purana membahas 5 (lima) macam topik berikut.

Page 21: PUSTAKA SUCI VEDA

a. SARGA, PENCIPTAAN UNSUR-UNSUR MATERI ALAM FANA OLEH VISNU. b. VISARGA, PENCIPTAAN ALAM SEMESTA MATERIAL BESERTA PLANET-PLANETNYA DAN BERANEKA-MACAM BADAN JASMANI MAKHLUK HIDUP OLEH BRAHMA. c. VAMSA, ASAL-USUL PARA RAJA DAN PENGUASA YANG MEMERINTAH DIBERBAGAI PLA- NET DI ALAM SEMESTA. d. MANVANTARA, MASA PEMERINTAHAN SETIAP MANU DALAM SETIAP HARI BRAHMA. e. VAMSANUCARITA, KETURUNAN PARA RAJA DAN PENGUASA DI MASA DATANG.

4. Kitab-kitab Upaveda memperkaya Veda dengan beraneka-macam penge- tahuan yang diperlukan manusia dalam kehidupannya di dunia fana.

XIII. VEDANTA-SUTRA 1. Vedanta berarti akhir (puncak) pengetahuan Veda. Ia meru- pakan ringkasan seluruh kitab Upanisad. 2. Dua bab pertama menyajikan sambandha-jnana, pengetahu- an tentang hubungan makhluk hidup (jiva) dengan Tuhan (Brahman). Bab ke tiga menyajikan abhideya-jnana, penge- tahuan tentang cara membina kembali hubungan itu dengan Tuhan. Dan bab ke-empat menyajikan prayojana-jnana, pengetahuan tentang phala/ha- sil dari hubungan itu. 3. Menurut Bhagavata-Purana (Srimad-Bhagavatam) yang merupakan penje-

Page 22: PUSTAKA SUCI VEDA

lasan /ulasan (bhasya) asli Vedanta-Sutra, hubungan antara sang makh- luk hidup (jiva) dengan Tuhan (Brahman berwujud spiritual yaitu Bhagavan) adalah hubungan cinta-kasih (bhakti) timbal-balik ya- ng sungguh-sungguh membahagiakan. 4. Pengetahuan tentang hubungan cinta-kasih (bhakti) yang terba- gi menjadi 3 sub bagian pengetahuan (sambandha, abhideya dan prayojana-jnana) ini, dapat diringkas sebagai berikut.

SAMBANDHA-JNANA ABHIDEYA-JNANA PRAYOJANA-JNANA

1. SANTA-RASA (HUBUNGAN NETRAL). 2. DASYA-RASA (HUBUNGAN SEBAGAI PELAYAN TUHAN). 3. SAKHYA-RASA (HUBUNGAN SEBAGAI SAHABAT). 4. VATSALYA-RASA (HUBUNG- AN SEBAGAI ORANG-TUA). 5. MADHURYA-RASA (HUBU- NGAN SEBAGAI KEKASIH).

1. SRAVANAM (MENDENGAR TENTANG TUHAN). 2. KIRTANAM (MEMUJI-MUJI TU- HAN DAN KEGIATAN NYA). 3. SMARANAM (MENGINGAT TU- HAN DAN KEGIATAN NYA). 4. PADA-SEVANAM (MELAYANI KAKI PADMA TUHAN). 5. ARCANAM (MEMUJA ARCA TUHAN). 6. VANDANAM (MENGUCAPKAN DOA-DOA PUJIAN KPD NYA). 7. DASYAM (MENJADI PELAYAN TUHAN). 8. SAKHYAM (MENJADI SAHA- BAT KARIB TUHAN) 9. ATMA NIVEDANAM, BERSE- DIRI KEPADA NYA.

HIDUP KEKAL DI DUNIA ROHANI VAIKUNTHA-LO- KA DALAM BERBAGAI- RAGAM HUBUNGAN CINTA-KASIH (BHAKTI) DENGAN TUHAN (BHA- GAVAN) DENGAN KEBA- HAGIAAN YANG TERUS BERTAMBAH-TAMBAH SAJA.

Page 23: PUSTAKA SUCI VEDA

XIV. VEDA-SIDDHANTA: BHAGAVAD-GITA 1. Veda-siddhanta (kesimpulan Veda) adalah Bhagavad-Gita. Fakta ini di- tunjukkan oleh pernyataan Tuhan Krishna, “Vedais ca sarvair aham eva vedyah, suluruh pustaka Veda dimaksudkan untuk mengenal di- riKu” (Bg.15.15). 2. Seperti halnya Vedanta-Sutra (dan bhasya nya Srimad Bhagava- tam) yang mengajarkan jalan kerohanian bhakti, Bhagavad-Gita adalah kitab penuntun praktis tentang bhakti kepada Sri Bhaga- van, Kepribadian Tuhan YME Krishna. Hal ini di-tunjukkan oleh sloka-sloka Gita berikut.

NO. SLOKA MAKNA SLOKA

1.

2.

3.

4.

BHAKTO’ SI ME SAKHA CE TI RAHA- SYAM HY ETD UTTAMAN (BG.4.3).

PURUSAH SA PARAH PARTHA BHAK- TYA LABHYAS TU ANANYAYA (BG.8.22) BHAKTYA TU ANANYAYA SAKYA AHAM EVA VIDHO’ RJUNA (BG.11.54).

BHAKTYA MAM ABHIJANATI (BG.11.55).

MAN MANA BHAVA MAD BHAKTAH (BG.9.34 DAN 18.67).

YO MAD BHAKTAH SA ME PRIYAH .....

GITA HANYA BISA DIMENGERTI OLEH MEREKA YANG MENJADI BHAKTA TUHAN KRISHNA.

TUHAN KRISHNA HANYA BISA DIMENGERTI DENGAN BHAKTI (CINTA-KASIH) KEPADA- NYA.

TUHAN KRISHNA MINTA AGAR SETIAP ORANG MENJADI BHAKTANYA.

TUHAN KRISHNA .....

Page 24: PUSTAKA SUCI VEDA

4.

5.

YO MAD BHAKTAH SA ME PRIYAH, BHAKTI MAM YAH SA ME PRIYAH, BHAKTI MAN ME PRIYO NARAH, BHAK- TAS TE TIVA ME PRIYAH (BG.12.14-20).

IDAM TE... NABHAKTAYA KADACANA ... NA CA MAM YO’ BHYASUYATI (BG. 18.67).

TUHAN KRISHNA SANGAT MENYAYANGI/MEN- CINTAI/MENGASIHI BHAKTA NYA.

GITA TIDAK BOLEH DIAJARKAN KEPADA ORA- NG BUKAN BHAKTA DAN ORANG YANG IRI- DENGKI KEPADA TUHAN KRISHNA.

3. Jadi sebagai kesimpulan Veda, Bhagavad-Gita mengajarkan umat manu- sia agar kembali mencintai Sri Bhagavan, Kepribadian Tuhan YME Krish- na. Bukti bahwa seseorang sungguh mencintai Beliau di-tunjukkan oleh penyerahan diri kepadaNya (Bg.18.66). 4. Ajaran tentang bhakti yang tercantum dalam Bhagavad-Gita dan Vedanta Sutra (serta bhasya nya Srimad-Bhagavatam) agar sang manusia lepas dari kelahiran dan kematian (samsara) di dunia fana, di-sebut Upasana- Kanda. XV. LAIN-LAIN 1. Ajaran Karma-Kanda yang tercantum dalam kitab- kitab Catur Veda (Rg, Yajur, Sama dan Atharva-Ve da) disebut Pravrtti-Marga, jalan kehidupan mate- rial. 2. Ajaran Jnana-Kanda yang tercantum dalam kitab-kitab Upanisad dan ajar-

Page 25: PUSTAKA SUCI VEDA

ran Upasana-Kanda yang tercantum dalam Vedanta-Sutra dan Bhagavad- Gita, disebut Nivrtti-Marga, jalan kehidupan spiritual. 3. Menurut jenis, isi dan tujuannya, pustaka suci Veda dapat diringkas sbb.

JENIS (BAGIAN) VEDA

ISI AJARAN TUJUAN

A. SRUTI 1. CATUR-VEDA (RG, YA- JUR, SAMA DAN ATHAR- VA-VEDA).

2. KITAB-KITAB UPANISAD

3. VEDANTA-SUTRA DAN BHAGAVAD-GITA

B. SMRTI (ITIHASA, PURANA DAN UPAVEDA)

KARMA-KANDA

JNANA-KANDA

UPASANA-KANDA

LILA TUHAN BESERTA PARA AVATARA DAN BHAKTA NYA.

MENCAPAI ALAM SORGAWI.

BERSATU DENGAN TUHAN (BRAHMAN).

MEMBINA HUBUNGAN CINTA- KASIH (BHAKTI) TIMBAL-BALIK DENGAN TUHAN (BHAGAVAN).

MENJELASKAN VEDA-SRUTI.

4. Veda disusun sedemikian rupa agar setiap orang mampu secara berang- sur-angsur meningkatkan kesadarannya dari material ke spiritual. 5. Kitab-kitab Agama yang muncul kemudian dan bertentangan dari Veda-

Page 26: PUSTAKA SUCI VEDA

siddhanta (kesimpulan Veda) dan tidak disebutkan dalam Veda, tidak da- pat digolongkan sebagai bagian dari pustaka Veda.

PENUTUP Demikianlah saya telah uraikan secara ringkas tentang pustaka suci Veda. Semoga bermanfaat. Haribol!

Bandung, 24 Oktober 2007.