121
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA TAHUN 2013 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

pusat penelitian dan pengembangan hortikultura tahun 2013

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

PUSAT PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN

HORTIKULTURA TAHUN 2013

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 2

kata pengantar

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rakhmat dan karunia-Nya, akhirnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Puslitbang Hortikultura tahun 2013 dapat diselesaikan. LAKIP ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban instansi/Satuan Kerja Puslitbang Hortikultura yang mengelola keuangan mandiri untuk melaksanakan kinerjanya sesuai tugas dan fungsinya sebagai Instansi Pemerintah dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab.

Berdasarkan INPRES 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Pemerintah dan dan Surat Keputusan Kepala Lembaga Adminstrasi Negara (LAN) No.

239/IX/6/8/2003 tentang Panduan Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Permen PAN-RB No. 29/2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Puslitbang Hortikultura telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang berisi kinerja internal yang berfungsi sebagai koordinasi UPT di bawahnya (Balitsa di Lembang, Balitbu Tropika di Solok, Balithi di Segunung dan Balitjestro di Tlekung) selama tahun 2013 dan disusun berdasarkan indikator yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis Puslitbang Hortikultura 2010 – 2014 dengan melaksanakan 8 (delapan) sasaran strategis yang dijabarkan dari 1 (satu) kegiatan utama Puslitbang Hortikultura dengan 8 (delapan) indikator kinerja sasaran.

Laporan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak untuk perbaikan pada masa mendatang sangat diharapkan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian LAKIP ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk perbaikan kinerja Puslitbang Hortikultura ke depan.

Jakarta, Januari 2014

Kepala Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hortikultura,

Dr. Ir. M. Prama Yufdy, MS

NIP. 19591010 198603 1 002

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 3

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR ............................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... v

IKHTISAR EKSEKUTIF ........................................................................ 1

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 6

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ............................... 10

2.1. Visi........................................................................................ 10

2.2. Misi ...................................................................................... 10

2.3. Tujuan ................................................................................ 11

2.4. Sasaran ................................................................................ 11

2.5. Sasaran Strategis ................................................................... 12

2.6. Target Utama Puslitbang Hortikultura ....................................... 12

2.7. Arah Kebijakan ...................................................................... 13

2.8. Strategi ................................................................................ 13

2.9. Kegiatan dan Strategi Pendanaan ............................................ 14

2.10. Keterkaitan dengan Program Badan Litbang Pertanian ............... 14

2.11. Komoditas Hortikultura ........................................................... 15

2.12. Sub Kegiatan ......................................................................... 16

2.13. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama ....................................... 17

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ....................................................... 20

3.1. Indikator Keberhasilan ............................................................ 20

3.2. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja ............................................ 20

3.3. Penjelasan Memadai atas Pencapaian Kinerja ............................ 23

3.4. Akuntabilitas Keuangan .......................................................... 69

BAB IV. PENUTUP ............................................................................. 85

LAMPIRAN ........................................................................................ 95

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 4

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 1. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU)

Puslitbang Hortikultura 2010-2014 ...................................... 17

Tabel 2. Sasaran , Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Target TA. 2010-

2014 ................................................................................ 18

Tabel 3. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Renstra Puslitbang

Hortikultura Tahun 2013 .................................................... 21

Tabel 4. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Tahun 2012 dan

2013 ................................................................................ 67

Tabel 5. Rekapitulasi Penambahan Dana Hibah Lingkup Puslitbang

Hortikultura ....................................................................... 72

Tabel 6. Capaian Kegiatan Utama dan Realisasi Keuangan dalam

Pencapaian Sasaran 2013 Lingkup Puslitbang Hortikultura ..... 74

Tabel 7. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Lingkup

Puslitbang Hortikultura Tahun 2012 dan 2013 Menurut Jenis

Belanja ............................................................................ 79

Tabel 8. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Masing-Masing

UPT Lingkup Puslitbang Hortikultura TahunAnggaran 2012

dan 2013 .......................................................................... 79

Tabel 9. Rekapitulasi PNBP Tahun 2013 Lingkup Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hortikultura ............................................... 81

Tabel 10. Rekapitulasi PNBP Tahun 2012– 2013 Lingkup Pusat

Penelitian dan Pengembangan Hortikultura .......................... 84

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 5

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gambar 1. Keragaan Buah Mangga Agri Gardina ................................ 24

Gambar 2. Aksesi Durian dengan Porsi Edible > 30% .......................... 25

Gambar 3. Penampilan CVUB Buah Keprok SoE dan Pamelo Seedless ... 27

Gambar 4. TSS 1-S4/Brebes 1 .......................................................... 28

Gambar 5. TSS-KL 80 S3/Brebes 2 .................................................... 28

Gambar 6. 25 VUB Tanaman Hias ..................................................... 34

Gambar 7. Produksi Benih Sumber Buah Tropika ................................ 37

Gambar 8. Produksi BF dan BPMT Jeruk di KP. Punten 2013 ................ 38

Gambar 9. Proses Pengepakan PF dan BPMT untuk Didistribusikan ....... 38

Gambar 10. Lima Teknologi Inovativ Tanaman Sayuran ........................ 41

Gambar 11. Gejala Penyakit, A)Busuk Batang Kuning, B) Bintik Batang C)

Bercak Batang, dan D) Busuk Batang Tanaman Buah Naga .. 41

Gambar 12. Keragaan Buah Pisang pada berbagai Dosis Pupuk Kalium ... 41

Gambar 13. Dua Materi Uji Perakitan Paket Teknologi Budidaya Pisang di

Lokasi KP.Aripan ............................................................. 42

Gambar 14. Perbaikan Teknologi Perbenihan Jeruk dan Buah Subtropika

untuk menghasilkan Benih Bebas Penyakit a. Hasil

pengendalian burik kusam; b. Tanaman stroberi pada

perlakuan minus one; c. Bunga lengkeng mekar setelah

perlakuan menggunakan KCLO3 dan KMNO4 ..................... 42

Gambar 15. Aklimatiasi tanaman stroberi a. Tanaman stroberi varietas

Berastagi didalam sungkupan plastik 8 minggu setelah

tanam b. Tanaman stroberi varietas Dorit tanam di lapang

umur 12 minggu setelah tanam c. Stroberi varietas

Rosalinda yang akan ditanam di Bedugul, Bali d. Lokasi di

Lokasi pertanaman di Bedugul, Bali di dalam screen house ... 42

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 6

Gambar 16. Plasma Nutfah Tanaman Sayuran ..................................... 44

Gambar 17. Aneka Plasma Nutfah Buah Tropika ................................... 46

Gambar 18. Keragaan Hasil Explorasi Jeruk 2013 ................................. 47

Gambar 19. Keragaan Hasil Evaluasi PN Jeruk JRM 2012 ....................... 47

Gambar 20. Persentase Pagu Anggaran Puslitbang Hortikultura TA. 2013

masing-masing UK/UPT. a) sebelum revisi, b) setelah revisi

c). Revisi Hibah dan Pagu Minus ....................................... 71

Gambar 21. Pagu Anggaran Puslitbang Hortikultura TA. 2013 Per

Belanja .......................................................................... 72

Gambar 22. Grafik Persentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikultura

TA 2013 Per UK/UPT ....................................................... 76

Gambar 23. Grafik Perbandingan Presentase Realisasi Anggaran

Puslitbang Hortikuktura TA.2012 dan 2013 Per jenis

Belanja .......................................................................... 78

Gambar 24. Grafik Perbandingan Persentase Realisasi Anggaran

Puslitbang Hortikuktura TA 2012 Per UK/UPT .................. 78

Gambar 25. Grafik Komposisi Estimasi dan Realisasi PNBP Fungsional dan

Umum TA. 2013 .............................................................. 82

Gambar 26. Grafik Perbandingan Realisasi PNBP TA. 2012 dan 2013 ...... 83

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 7

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi Puslitbang Hortikultura ...................... 96

Lampiran 2. Realisasi Pelaksanaan DIPA Lingkup Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hortikultura TA. 2013 ............................. 97

Lampiran 3. Rencana Stratejik Tahun 2010 s/d 2014 .......................... 98

Lampiran 4. Keragaan SDM Lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun

2013 ........................................................................... 102

Lampiran 5. Rencana Kinerja Tahunan 2013 ...................................... 110

Lampiran 6. Penetapan Kinerja Tahun 2013 ....................................... 111

Lampiran 7. Pengukuran Kinerja Tingkat Eselon II Badan Litbang

Pertanian ...................................................................... 113

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 8

IKHTISAR EKSEKUTIF

Dalam rangka menjamin pelaksanaan program penelitian dan

pengembangan pertanian yang konsisten dan kontinyu, Puslitbang Hortikultura

telah menetapkan Rencana Strategis 2010 – 2014. Rencana Strategis ini

dilaksanakan dengan mengacu kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana Pembangunan

Pertanian Jangka Panjang 2005-2025; Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; Renstra Kementerian Pertanian Tahun

2010-2014, dan Renstra Badan Litbang Pertanian 2010 – 2014. Renstra

Puslitbang Hortikultura merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi,

misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan

penelitian dan pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan

oleh Puslitbang Hortikultura selama lima tahun ke depan (2010-2014).

LAKIP ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban instansi/Satuan

Kerja Puslitbang Hortikultura yang mengelola keuangan mandiri untuk

melaksanakan kinerjanya sesuai tugas dan fungsinya sebagai Instansi

Pemerintah dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna,

bersih dan bertanggungjawab. LAKIP disusun secara konsisten, komprehensif,

realistis dan mempunyai hubungan yang logis dengan bahan dasarnya adalah

Renstra, DIPA, RKA-KL, RKT, dan PK.

Puslitbang Hortikultura memiliki visi : Menjadi lembaga penelitian dan

pengembangan hortikultura berkelas dunia pada tahun 2014 yang menghasilkan

dan mengembangkan inovasi hortikultura untuk mewujudkan industri

hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan berbasis sumberdaya lokal.

Untuk mencapai visi tersebut Puslitbang Hortikultura memiliki misi

sebagai berikut :

• Menghasilkan dan mengembangkan teknologi inovatif hortikultura berbasis

sumber daya lokal mendukung terwujudnya industri hortikultura yang

berdaya saing dan berkelanjutan,

• Menghasilkan opsi rumusan kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura;

• Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumberdaya penelitian hortikultura dan

pemanfaatannya secara efisien, efektif dan akuntabel untuk terwujudnya

lembaga litbang hortikultura berkelas dunia,

• Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional melalui pola

kemitraan menuju kemandirian IPTEK hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 9

Dalam rangka mendukung pelaksanaan program Kementerian Pertanian,

Badan Litbang Pertanian menetapkan program utama pada periode 2010-2014

yang diarahkan untuk penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya

saing. Program utama Badan Litbang Pertanian ini dijabarkan dalam 12

kegiatan, salah satunya adalah kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura. Untuk

mendukung kegiatan tersebut, pada tahun anggaran 2013 Puslitbang

Hortikultura menetapkan 7 (tujuh) tujuan, 9 (sembilan) sasaran dan 8 (delapan)

sasaran strategis yang selanjutnya diukur dengan 8 (delapan) indikator kinerja.

Komoditas utama hortikultura terdiri dari mangga, durian jeruk, kentang,

bawang merah, anggrek, dan krisan. Indikator kinerja sasaran yang telah

ditargetkan dalam tahun 2013 sebagian besar telah tercapai dan melebihi target

yang ditetapkan. Puslitbang Hortikultura berupaya agar hasil teknologi penelitian

memiliki daya saing yang tinggi.

Indikator keberhasilan kinerja Puslitbang Hortikultura berdasarkan

kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang

dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk

mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu

(1) sangat berhasil : ≥100 persen; (2) berhasil : 80 – < 100 persen; (3)

cukup berhasil : 60 – <80 persen; dan kurang berhasil : < 60 persen.

Realisasi capaian kinerja Puslitbang Hortikultura sampai akhir tahun 2013

menunjukkan bahwa sasaran telah dapat dicapai dengan rerata sebesar

123,06% (sangat berhasil).

Sasaran stratetgis 1: Tersedianya varietas unggul baru hortikultura, yaitu

dihasilkannya VUB hortikultura, dengan indikator jumlah VUB hortikultura. Pada

tahun 2013 target VUB yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura adalah 31, tetapi

capaian realisasi belum mencapai target, yaitu 27 VUB (87,10%) dengan

kategori berhasil. Hal ini dikarenakan VUB tanaman sayuran, tanaman buah

tropika serta tanaman jeruk dan buah subtropika capaian realisasi tidak

mencapai target, tetapi VUB tanaman hias capaian realisasinya melebihi target,

yaitu 108,69% (sangat berhasil). Masing-masing VUB yang tidak mencapai

target adalah sebagai berikut: capaian realisasi VUB tanaman Balitbu Tropika

serta tanaman Jeruk dan Buah Subtropika masing-masing 80% (berhasil),

sedangkan capaian realisasi VUB tanaman sayuran mencapai 50% (kurang

berhasil).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 10

Sasaran strategis 2 : Tersedianya benih sumber, yaitu dihasilkannya benih

sumber sayuran, benih sumber buah tropika dan subtropika, benih sumber

tanaman hias bermutu tinggi, dan benih jeruk batang atas dan batang bawah

hasil perbanyakan SE, dengan indikator jumlah benih sumber pada tahun 2013

telah mencapai realisasi rerata melebihi target, yaitu 145,71% (sangat

berhasil). Namun untuk kegiatan penyediaan benih sumber bawang merah dan

sayuran potensial serta jeruk batang bawah dan batang atas hasil perbanyakan

SE capaian realisasi masih di bawah target, yaitu berturut-turut 76% (cukup

berhasil) dan 10% (kurang berhasil).

Sasaran strategis 3 : Tersedianya teknologi budidaya produksi

hortikultura ramah lingkungan, yaitu dihasilkannya teknologi budidaya produksi

hortikultura ramah lingkungan, dengan indikator kinerja jumlah teknologi

budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan yang telah ditargetkan pada

tahun 2013 telah mencapai realisasi melebihi dari target 108,69% (sangat

berhasil). Hal ini dikarenakan jumlah teknologi yang dihasilkan tanaman

sayuran dan tanaman jeruk dan buah subtropika capaian realisasinya melebihi

target, yaitu berturut-turut 125% dan 150% (sangat berhasil), sedangkan

teknologi dari tanaman hias mencapai sesuai target 100% (sangat berhasil).

Namun teknologi yang dihasilkan tanaman buah tropika belum mencapai target,

yaitu 85% (cukup berhasil).

Sasaran strategis 4 : Tersedianya Sumberdaya Genetik Hortikultura,

yaitu terkelolanya sejumlah aksesi Sumberdaya Genetik Hortikultura dengan

indikator jumlah sumberdaya genetik hortikultura yang terkonservasi dan

terkarakterisasi pada tahun 2013 secara umum telah melebihi target dengan

capaian realisasi 102,24% (sangat berhasil). Hal ini dikarenakan sumberdaya

genetik hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi dari tanaman

sayuran, tanaman buah tropika, tanaman hias, serta tanaman jeruk dan buah

subtropika ≥ dari target yang telah ditetapkan yaitu masing-masing mencapai

100%, 100,70%, 105,50% dan 118% (sangat berhasil).

Sasaran strategis 5 : Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura,

yaitu meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura

dengan indikator kinerja yaitu jumlah diseminasi inovasi hortikultura melalui

penyelenggaraan seminar, open house/field day, pameran, gelar teknologi,

transfer paket teknologi, materi web, tercetaknya: jurnal hortikultura, Majalah

Iptek Hortikultura, Buku Profil Buah Nusantara, dan leaflet/booklet. Pada tahun

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 11

2013 rerata realisasi capaian kinerja telah melebihi target, yaitu 126,71%

(sangat berhasil). Hal ini dikarenakan realisasi capaian penyelenggaraan

diseminasi pada umumnya ≥ target (100-500%).

Sasaran strategis 6 : Tersedianya rumusan kebijakan, yaitu

dihasilkannya rekomendasi kebijakan litbang hortikultura, dengan indikator

kinerja jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura realisasi yang dicapai

pada tahun 2013 telah melebihi target, yaitu 200% (sangat berhasil).

Sasaran strategis 7 : Terwujudnya kerjasama bidang hortikultura, yaitu

meningkatnya jumlah jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan

internasional, dengan indikator kinerja Jumlah Kerjasama Penelitian pada tahun

2013 telah mencapai realisasi melebihi target 113,04% (sangat berhasil). Hal

ini dikarenakan jumlah kerjasama Balitsa melebihi target yang telah ditetapkan

yaitu 500% (sangat berhasil), sedangkan realisasi capaian Balitbu Tropika,

Balithi dan Balitjestro sesuai target 100% (sangat berhasil), namun realisasi

capaian kerjasama Puslitbang Hortikultura belum mencapai target yaitu 85,71%

(berhasil).

Sasaran strategis 8 : Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura,

yaitu terselenggaranya koordinasi dan pengawalan program dukungan dan

pengembangan kawasan hortikultura, dengan indikator kinerja Jumlah Koordinasi

dan Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan Kawasan Hortikultura.

Pada tahun 2013 capaian realisasi dalam mendukung pengembangan kawasan

hortikultura tidak memenuhi target, yaitu 96,30% (berhasil). Hal ini

dikarenakan program dukungan dan pengembangan kawasan lokasi tanaman

buah subtropika tidak mencapai target, yaitu 87,5% (berhasil). Namun capaian

realisasi dukungan pemanfaatan teknologi yang diselenggarakan Puslitbang

Hortikultura, Balitsa, Balithi dan Balitjestro telah sesuai dengan target yang

ditetapkan yaitu masing-masing 100% (sangat berhasil).

Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan Per 31 Desember

2013, anggaran Puslitbang Hortikultura telah direalisasikan sebesar Rp.

95.522.187.348 (93,41%). Rata-rata realisasi anggaran masing-masing UK/UPT

lingkup Puslitbang Hortikultura menunjukkan hasil di atas 93%, kecuali

Puslitbang Hortikultura karena terputusnya kontrak pembangunan gedung

Puslitbang Hortikultura dan akan dilanjutkan pada tahun 2014. Persentase

realisasi capaian keuangan dari masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 12

adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura 83,90%, Balitsa 94,04%,

Balitbu Tropika 98,68%, Balithi 98,76%, dan Balitjestro 96,22%.

Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Puslitbang

Hortikultura TA 2013 sebesar Rp. 500.845.000,-, dengan rincian untuk masing-

masing UK/UPT tahun 2013 sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Rp

0,-, Balitsa Rp.151.000.000,-, Balitbu Tropika Rp 153.485.000,-, Balithi Rp

92.465.000,- dan Balitjestro Rp 103.895.000,-.

Realisasi PNBP sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp.

1.393.396.440,- (278,21%), dengan rincian untuk masing-masing UK/UPT

sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Rp. 13.133.000,-, Balitsa Rp.

528.584.305,-, Balitbu Tropika Rp. 420.849.798,-, Balithi Rp. 281.346.837,- dan

Balitjestro Rp. 149.482.500,-.

Jika dikelompokkan menurut jenis penerimaan, tercatat realisasi

Rp.1.163.160.893,- (232,24% dari target Rp.500.845.000,-) terdiri dari

penerimaan umum sebesar Rp 350.817.980,- (423,46%) dari target Rp.

82.845.000,-) dan penerimaan fungsional sebesar Rp. 1.042.578.460,- (249,42%

dari target Rp.418.000.000,-).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 13

BAB I

PENDAHULUAN

Peranan litbang hortikultura terhadap peningkatan kualitas produk

hortikutura yaitu berupaya untuk dapat mencapai target yang telah ditetapkan

pada tahun 2013, yaitu : (1) Perakitan varietas unggul yang diminati konsumen,

(2) konservasi dan karakterisasi sumberdaya genetik, (3) penyediaan benih

sumber hortikultura, serta (4) perakitan teknologi produksi hortikultura ramah

lingkungan. Untuk dapat mencapai target tersebut di atas, maka peran kebun,

UPBS, Sumber Daya Manusia merupakan faktor penting yang diperlukan. Dengan

adanya perubahan lingkungan strategis, maka diperlukan peningkatan peran

serta masyarakat yang lebih luas untuk membangun sub sektor hortikultura.

Pemerintah sebagai fasilitator, dinamisator, dan regulator tentu dituntut untuk

melakukan restrukturisasi kelembagaannya dengan prinsip good govermance

dengan tiga karakter utama, yaitu kredibilitas, akuntabilitas dan transparansi.

Transparansi hanya dapat dicapai dengan melibatkan publik sebagai pengawas

atas keberhasilan pelaksanaan program dan target yang telah ditetapkan.

Dalam rangka tersebut, maka Puslitbang Hortkultura telah menyusun

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2013 sebagai

wujud pertanggungjawaban instansi/Satuan Kerja Puslitbang Hortikultura yang

mengelola keuangan mandiri untuk melaksanakan kinerjanya sesuai dengan

tugas dan fungsinya. LAKIP Puslitbang Hortikultura disusun untuk dapat

menggambarkan tingkat keberhasilannya selama tahun 2013, sesuai dengan

target yang telah ditetapkan. Beberapa hasil kegiatan utama Puslitbang

Hortkultura pada tahun 2013 yang telah dicapai, yaitu 1) dihasilkannya 27 VUB

hortikultura; 2) tersedianya 1.963 plasma nutfah hortikultura yang terkonservasi

dan terkarakterisasi; 3) Tersedianya benih sumber hortikultura yang terdiri

dari:121.235 G0 kentang, 26.596,93 kg benih sumber bawang merah dan

sayuran potensial, 12.300 batang buah tropika, 14.085 planlet anggrek dan

tanaman hias lainnya, 492.253 stek krisan, 7.233 BF dan BPMT jeruk serta benih

sumber buah subtropika, 30.000 planlet benih batang bawah dan batang atas

hasil SE; 4) Tersedianya 26 teknologi budidaya produksi hortikultura ramah

lingkungan. Selain itu, telah diselenggarakan kegiatan diseminasi, dihasilkannya

6 (enam) rekomendasi kebijakan, koordinasi dan pengawalan program dukungan

pengembangan kawasan hortikultura pada 29 lokasi, serta telah melaksanakan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 14

26 kerjasama dengan berbagai institusi di dalam dan luar negeri, baik institusi

pemerintah maupun swasta.

Sesuai peran strategisnya di dalam pembangunan subsektor hortikultura

yang modern, tangguh dan berkelanjutan, diharapkan agar mampu

menghasilkan teknologi yang bermanfaat dan berdaya saing bagi para

stakeholder. Kerjasama antar pengguna, penghasil teknologi dan stakeholder

lainnya sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hortikultura pada masa mendatang.

Di dalam pelaksanaan tupoksinya akan tetap berpegang pada prinsip

akuntabilitas dan kredibilitas lembaga untuk dapat meningkatkan efektivitas dan

efisiensi program, output, serta peningkatan kualitas SDM.

Sesuai Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permen/OT.140/10/2110,

tentang organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, tugas Puslitbang

Hortikultura adalah melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan

program penelitian dan pengembangan hortikultura serta pemantauan, evaluasi

dan pelaporan pelaksanaan kegiatan. Susunan organisasi lingkup Puslitbang

Hortikultura seperti yang disajikan pada Lampiran 1.

Sumberdaya (Manusia, Sarana-prasarana, dan Anggaran)

Dengan semakin besarnya Puslitbang Hortikultura, maka diperlukan

dukungan sumber daya yang memadai (SDM, pendanaan dan sarana-prasarana).

SDM yang sesuai akan terus dikembangkan dalam lima tahun ke depan melalui

rekruitmen berbasis kompetensi dan peningkatan kompetensi melalui pelatihan

jangka pendek dan panjang.

Sumber dana yang memadai baik untuk penelitian maupun penguatan

sarana dan prasarana akan terus diupayakan baik melalui APBN, maupun

peningkatan kerja sama dalam dan luar negeri.

Saat ini, Puslitbang Hortikultura dan Balai-balainya didukung oleh 613

orang pegawai dengan komposisi yang dapat di lihat pada Lampiran 2, Sesuai

program Kementerian Pertanian, maka sebagai institusi penelitian dan

pengembangan, dengan tugas pokok dan fungsi utama untuk melakukan

penelitian dan pengembangan komoditas hortikultura, maka peran pejabat

fungsional, khususnya peneliti, sangat diperlukan untuk melaksanakan program

tersebut. Para peneliti tergabung dalam tiga kelompok bidang disiplin ilmu, yaitu

Kelompok Peneliti (Kelti) Pemuliaan dan Sumberdaya Genetik, Fisiologi dan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 15

Agroekonomi, serta Hama dan Penyakit. Keragaman jabatan fungsional menurut

strata pendidikan yang tersedia saat ini disajikan pada Lampiran 2.

Sesuai dengan Rencana peningkatan kegiatan penelitian dan

pengembangan hortikultura pada masa yang akan datang, tentu dibutuhkan

adanya dukungan tenaga peneliti dalam jumlah yang ideal, komposisi

keberadaan tenaga peneliti yang tersedia, secara rinci dapat dilihat pada

Lampiran 2

Berdasarkan sebaran jenjang fungsional peneliti di masing-masing Balai

Penelitian, jenjang fungsional peneliti menunjukkan komposisi yang beragam.

Pada saat ini komposisi ideal ditemukan di Balitsa, Balithi, dan Balitjestro,

sedangkan di Balitbu belum mencapai ideal mengingat belum tersedianya

pejabat peneliti yang mempunyai jenjang Peneliti Utama. Secara keseluruhan

komposisi peneliti menurut jabatan yang mendekati kondisi ideal sebagaimana

ditunjukkan oleh rasio yang ada saat ini, dapat dilihat pada Lampiran 2.

Peneliti sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan kegiatan penelitian

dan pengembangan tidak dapat berlangsung optimal jika tidak didukung oleh

keberadaan tenaga fungsional non-peneliti dan staf penunjang lainnya. Secara

keseluruhan jumlah tenaga teknisi litkayasa yang ada di lingkup Puslitbang

Hortikultura sudah memadai hal ini disebabkan karena adanya tunjangan kinerja

yang menyebabkan teknisi yang semula memilih fungsional umum mengajukan

fungsional litkayasa untuk meningkatkan grade. Berdasarkan kajian critical mass,

perbandingan ideal antara peneliti dengan teknisi litkayasa adalah 1:3. Saat ini

komposisi perbandingan peneliti dan teknisis litkayasa pada masing-masing

Balai Penelitian adalah sebagai berikut: Balitsa (1 : 2), Balitbu (1 : 4), Balithi (1

: 2), dan Balitjestro (1: 2). Keragaman teknisi litkayasa menurut jenjang

fungsional lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2013 ditampilkan pada

Lampiran 2. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa empat Balai Penelitian

lingkup Puslitbang Hortikultura sudah dalam kondisi ideal.

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga

fungsional agar lebih profesional, beberapa peneliti dan staf lainnya telah

mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan jangka panjang (tugas

belajar) dan pelatihan jangka pendek (pelatihan fungsional/teknis dan non

teknis), secara lebih rinci disajikan pada Lampiran 2

Dukungan sarana dan prasarana dalam kegiatan penelitian dan

pengembangan sangat diperlukan. Sarana dan prasarana dalam lingkungan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 16

Litbang dititikberatkan pada pembenahan kebun percobaan dan penyempurnaan

laboratorium penelitian. Saat ini Puslitbang Hortikultura dan Balai-balainya

membina dan membawahi 16 kebun percobaan yang tersebar di beberapa

provinsi di Indonesia dengan luas total 361,81 ha, sedangkan laboratorium

berjumlah 21 unit, yang sebagian di antaranya telah mendapatkan akreditasi dari

Penguji SNI 17025-2005.

Kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan di kebun

percobaan dengan beragam tipe agroekosistem dan jenis tanah. Luas dan

Agroekosistem Kebun Percobaan Lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2013

ditampilkan pada Lampiran 3.

Tidak seluruh luasan kebun percobaan digunakan untuk melaksanakan

kegiatan penelitian dan pengembangan. Dari total luas lahan kebun percobaan,

seluas 14,14% digunakan untuk kegiatan penelitian, 27% untuk penanaman

koleksi plasma nutfah, 11,95% sebagai lahan produksi (termasuk untuk

kerjasama), dan 10,56% untuk bangunan emplasemen kantor. Pemetaan lahan

kebun sesuai peruntukannya tahun 2013 ditampilkan pada Lampiran 3.

Penggunaan laboratorium sebagai sarana penelitian sangat menentukan

keberhasilan pelaksanaan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Sebagai

lembaga penelitian berkelas dunia sudah sewajarnya jika semua laboratorium

dapat terakreditasi dari lembaga akreditasi yang bertaraf internasional Lampiran

3,. Saat ini sebagian laboratorium di lingkungan Puslitbang Hortikultura telah

mendapatkan status akreditasi, sedangkan yang belum diakreditasi masih dalam

proses ke arah akreditasi. Proses akreditasi untuk laboratorium memerlukan

waktu yang cukup lama.

Pengembangan sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

ditujukan untuk mengubah penggunaan IPTEK dari yang berciri tradisional ke

arah yang lebih maju. Dengan sumberdaya yang terbatas dan tatanan pasar

yang sangat kompetitif, penerapan inovasi teknologi merupakan faktor kunci

dalam pengembangan pertanian industrial unggul berkelanjutan. Inovasi

teknologi harus bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas produksi dan

produktivitas sehingga dapat memacu pertumbuhan produksi dan peningkatan

daya saing. Inovasi teknologi juga diperlukan dalam pengembangan produk

(product development) dalam rangka peningkatan nilai tambah, diversifikasi

produk dan transformasi produk sesuai dengan preferensi konsumen.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 17

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Renstra Puslitbang Hortikultura merupakan dokumen perencanaan yang

berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan

kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan pertanian yang akan

dilaksanakan oleh Puslitbang Hortikultura selama lima tahun ke depan (2010-

2014). Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang,

tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini yang dihadapi

pembangunan pertanian dan perkembangan IPTEK dalam lima tahun ke depan.

Dokumen Renstra ini merupakan acuan dan arahan bagi UPT lingkup Puslitbang

Hortikultura dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian dan

pengembangan hortikultura periode 2010-2014 secara menyeluruh, terintegrasi,

dan sinergis baik di dalam maupun antar sektor/sub-sektor terkait.

Reformasi perencanaan dan penganggaran 2010-2014 menyebabkan

Puslitbang Hortikultura merestrukturisasi kegiatan berupa RPTP/RDHP/RKTM

dalam kerangka Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance-based Budgeting).

Untuk itu, dokumen renstra ini dilengkapi dengan indikator kinerja utama

sehingga akuntabilitas pelaksana kegiatan beserta organisasinya dapat dievaluasi

selama periode tahun 2010-2014.

2.1. Visi

Visi Puslitbang Hortikultura adalah menjadi lembaga penelitian dan

pengembangan hortikultura berkelas dunia pada tahun 2014 yang menghasilkan

dan mengembangkan inovasi hortikultura untuk mewujudkan industri

hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan berbasis sumberdaya Lokal.

2.2. Misi

Untuk mencapai visi tersebut, Puslitbang Hortikultura mempunyai misi sebagai

berikut :

• Menghasilkan dan mengembangkan teknologi inovatif hortikultura

berbasis sumber daya lokal mendukung terwujudnya industri hortikultura

yang berdaya saing dan berkelanjutan,

• Menghasilkan opsi rumusan kebijakan pembangunan agribisnis

hortikultura;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 18

• Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumberdaya penelitian hortikultura

dan pemanfaatannya secara efisien, efektif dan akuntabel untuk

terwujudnya lembaga litbang hortikultura berkelas dunia,

• Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional melalui

pola kemitraan menuju kemandirian IPTEK hortikultura.

2.3. Tujuan

• Menghasilkan varietas unggul baru (VUB), benih sumber bermutu tinggi,

dan teknologi inovatif mendukung terwujudnya industri hortikultura yang

berdaya saing dan berkelanjutan,

• Mengelola dan mengembangkan potensi sumberdaya genetik

hortikultura,

• Menyebarluaskan hasil-hasil penelitian unggulan melalui jaringan

penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah

daerah dan swasta,

• Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan agribisnis

hortikultura,

• Meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian

hortikultura,

• Meningkatkan publisitas kelembagaan dan pelayanan informasi IPTEK

hortikultura berkelas dunia.

• Membangun jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan

internasional.

2.4. Sasaran

Sasaran dari kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura adalah

sebagai berikut:

1. Tersedianya Sumberdaya Genetik, yaitu terkelolanya sejumlah aksesi

sumberdaya genetik hortikultura,

2. Tersedianya inovasi hortikultura, yaitu dihasilkannya Varietas Unggul

Baru komoditas hortikultura,

3. Tersedianya benih sumber, yaitu dihasilkannya benih sumber sayuran,

benih sumber buah tropika dan subtropika, benih sumber tanaman hias

bermutu tinggi, dan benih jeruk batang atas dan batang bawah hasil SE,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 19

4. Tersedianya teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan,

yaitu dihasilkannya teknologi budidaya produksi hortikultura ramah

lingkungan,

5. Terselenggaranya diseminasi, yaitu meningkatnya penyebaran hasil-hasil

penelitian unggulan hortikultura melalui publikasi tingkat nasional dan

internasional,

6. Tersedianya rumusan kebijakan, yaitu dihasilkannya rekomendasi

kebijakan litbang hortikultura,

7. Meningkatnya kapasitas dan kompetensi sumberdaya peneliitian

hortikultura

8. Terwujudnya kerjasama bidang hortikultura, yaitu Meningkatnya jaringan

kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional

9. Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura, yaitu

terselenggaranya koordinasi dan pengawalan program dukungan dan

pengembangan kawasan hortikultura.

2.5. Sasaran Strategis

Untuk dapat menghasilkan dan mengembangkan inovasi hortikultura serta

mewujudkan industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan berbasis

sumberdaya lokal, maka sasaran strategis Puslitbang Hortikultura adalah

sebagai berikut:

1. Tersedianya Varietas Unggul Baru hortikultura,

2. Tersedianya benih sumber hortikultura,

3. Tersedianya teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan,

4. Tersedianya sumberdaya genetik hortikultura,

5. Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura,

6. Tersedianya rumusan kebijakan penelitian dan pengembangan

hortikultura,

7. Terwujudnya kerjasama bidang hortikultura,

8. Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura.

2.6. Target Utama Puslitbang Hortikultura

Dalam 5 tahun ke depan (2010-2014), Puslitbang Hortikultura mempunyai

beberapa target utama di berbagai bidang yaitu :

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 20

1. Kentang toleran suhu tinggi dan bawang merah produksi tinggi

2. Buah tropika berbiji kecil (small seeds) buah sub tropika berbiji sedikit

(seedless) manggis, durian dan jeruk

3. Tanaman Hias varietas novelty dan toleran hama penyakit utama (krisan,

anggrek),

4. Benih sumber berkualitas, harga murah, tahan penyakit, dan beradaptasi

dengan perubahan iklim (bawang merah, kentang, durian, manggis,

jeruk, krisan dan anggrek).

2.7. Arah Kebijakan

Arah kebijakan dalam mengimplementasikan kegiatan penelitian dan

pengembangan tanaman hortikultura adalah sebagai berikut :

1. Mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan

2. Mendorong peningkatan diversifikasi pangan, nilai tambah, daya saing

dan ekspor

3. Mendukung perlindungan Petani dan Usaha Pertanian

4. Meningkatkan kapasitas institusi

2.8. Strategi Litbang Hortikultura

Strategi yang ditentukan dalam rangka pencapaian keluaran (output) dari

kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura dalam kurun waktu

2010-2014, ialah :

1. Optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya genetik

hortikultura,

2. Prioritasi penyediaan VUB komoditas hortikultura yang berdaya saing

berbasis sumber daya lokal,

3. Prioritasi penyediaan benih sumber bermutu tinggi varietas unggul

hortikultura untuk memenuhi kebutuhan pengguna,

4. Penyediaan teknologi produksi dan perbenihan yang fokus komoditas

dan bidang masalah, efisien serta ramah lingkungan,

5. Pengembangan inovasi hortikultura melalui pemanfaatan media

komunikasi, jaringan litkaji dan kerjasama kemitraan dengan perguruan

tinggi, pemerintah daerah, dan swasta dalam rangka mendukung

pengembangan kawasan agribinis hortikultura,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 21

6. Analisis dan sintesis kebijakan berorientasi pada percepatan

pembangunan industri hortikultura berdaya saing yang berbasis

sumberdaya lokal,

7. Optimalisasi peningkatan kapasitas dan pembinaan kompetensi

sumberdaya lingkup Puslitbang hortikultura,

8. Pembinaan kinerja institusi lingkup Puslitbang Hortikultura,

9. Peningkatan kapasitas teknologi informasi untuk memperluas jaringan

komunikasi IPTEK,

10. Perluasan kemitraan dengan komunitas IPTEK hortikultura di tingkat

nasional dan internasional.

2.9. Kegiatan dan Strategi Pendanaan

Berdasarkan orientasi output dan outcome yang ingin dicapai 2010-2014,

kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura di masing-masing UPT

diarahkan pada dua kategori, sebagai berikut :

a. Kategori I: Scientific Recognition, yaitu kegiatan penelitian

upstream untuk menghasilkan inovasi teknologi dan kelembagaan

pendukung yang mempunyai muatan ilmiah, fenomenal, dan futuristik

untuk mendukung peningkatan produksi komoditas prioritas.

b. Kategori II: Impact Recognition, yaitu kegiatan litbang yang lebih

bersifat penelitian adaptif untuk mendukung pencapaian program utama

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Upaya peningkatan pendanaan di luar APBN akan dilakukan melalui

peningkatan kerja sama penelitian dan pemanfaatan hasil penelitian baik dalam

maupun luar negeri. Khusus kerjasama dalam negeri akan ditingkatkan melalui

kerja sama dengan pemerintah daerah dan swasta dengan mengacu pada PP

35/2008 (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2010).

2.10. Keterkaitan Kegiatan dengan Program Badan Litbang Pertanian

Restrukturisasi program dan kegiatan merupakan upaya pemerintah

untuk optimasi penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM),

Anggaran Berbasis Kinerja, dan Anggaran Terpadu yang diamanatkan oleh

Undang-Undang No. 25 tahun 2004 mengenai Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional. Hasil dari restrukturisasi program dan kegiatan tersebut

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 22

diimplementasikan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2010-2014 dan Rencana Strategis (Renstra)

Kementerian/Lembaga (K/L) 2010-2014 (Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian, 2010).

Berdasarkan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan (Bappenas,

2009), setiap eselon 1 dari Kementerian/ Lembaga Negara hanya melaksanakan

satu program yang telah ditetapkan dalam Renstra Kementerian/Lembaga untuk

periode 2010-2014. Selanjutnya, program yang dilaksanakan oleh eselon 1 pada

Kementerian/Lembaga dijabarkan lebih lanjut ke dalam kegiatan-kegiatan untuk

dilaksanakan oleh eselon-eselon 2 di bawahnya. Dengan demikian, program yang

dilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian diuraikan lebih lanjut dalam kegiatan-

kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap eselon 2 di bawahnya.

Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian 2010-2014, maka Pusat

Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Hortikultura, mempunyai tugas

sebagai pelaksana Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Hortikultura, sebagai salah satu kegiatan pada Program Penciptaan

Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing yang dilaksanakan oleh

Badan Litbang Pertanian.

2.11. Komoditas Hortikultura

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura menetapkan dua

kategori komoditas dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan

hortikultura berdasarkan Renstra Badan Litbang Pertanian dalam 2010-2014,

yaitu : (1) Komoditas Utama, dan (2) Komoditas Potensial. Komoditas Utama

merupakan komoditas prioritas penelitian dan pengembangan yang mencakup

manggis, durian, jeruk, kentang, bawang merah, anggrek, dan krisan. Komoditas

potensial adalah komoditas selain komoditas utama yang memiliki potensi dan

peluang tinggi untuk dikembangkan dalam rangka memenuhi permintaan pasar

dalam negeri dan ekspor yang mencakup: (a) sayuran (cabai, tomat, mentimun,

dan sayuran daun), (b) buah tropika (pisang, mangga, alpokat, melon, dan

nenas), (c) buah subtropika (lengkeng, anggur, dan strowberi), dan (d) tanaman

hias (lili, mawar, anyelir, gladiol, Araceae, dan Zingiberaceae). Beberapa

komoditas potensial diharapkan akan menjadi komoditas trendsetter untuk masa

mendatang.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 23

2.12. Subkegiatan

Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Hortikultura menghasilkan

indikator kinerja atau output yang terukur dengan satuan yang spesifik untuk

kurun waktu 2010-2014. Output yang dihasilkan akan merupakan bagian

integratif pada outcome dari program di tingkat Badan Litbang Pertanian.

Penganggaran kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura

untuk kurun waktu 2010-2014 diusulkan berdasarkan output yang direncanakan

(performance based budgeting).

Kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura lebih lanjut

diuraikan ke dalam subkegiatan-subkegiatan pada lingkup Puslitbang

Hortikultura, yang dilaksanakan di satker Puslitbang Hortikultura, dan yang

dilaksanakan di masing-masing Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Puslitbang

Hortikultura, yaitu Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Balai Penelitian Tanaman

Buah Tropika, Balai Penelitian Tanaman Hias, dan Balai Penelitian Tanaman

Jeruk dan Buah Subtropika.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 24

2.13. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama

Tabel 1. Sasaran strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU)

Puslitbang Hortikultura 2010-2014

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

1. Tersedianya Varietas Unggul Baru hortikultura

Jumlah VUB Hortikultura

2. Tersedianya benih sumber hortikultura

- Jumlah Benih Sumber (G0) Kentang, Bawang Merah dan Sayuran Potensial

- Jumlah Benih Sumber Buah Tropika

- Jumlah Benih Sumber Tanaman Hias

- Jumlah Benih Sumber Jeruk dan Buah Subtropika

Benih Batang Bawah dan Batang Atas Hasil Perbanyakan SE

3. Tersedianya Teknologi Budidaya Produksi hortikultura Ramah lingkungan

Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan

4. Tersedianya Sumber daya genetik

hortikultura

Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura yang

Terkonservasi dan Terkarakterisasi Jumlah benih sumber :

5. Terselenggaranya diseminasi inovasi Hortikultura

Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura

6. Tersedianya Rumusan Kebijakan penelitian dan pengembangan hortikultura

Jumlah Rekomendasi Kebijakan litbang Hortikultura

7. Terwujudnya Kerjasama Bidang Hortikultura

Jumlah Kerjasama Penelitian

8. Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura

Jumlah Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan Kawasan Hortikultura

Indikator kinerja merupakan bagian yang selaras dengan sasaran yang akan

dicapai dengan target per tahun selama TA 2010 – 2014 seperti disajikan pada

Tabel 1.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 25

Tabel 2. Sasaran, Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Target TA 2010

– 2014

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan TARGET

2010 2011 2012 2013 2014

1 Tersedianya Varietas Unggul Baru

Hortikultura

Jumlah VUB Hortikultura

VUB 18 19 25 16 13

2

Tersedianya Benih Sumber Hortikultura

Jumlah Benih Sumber (G0) Kentang, Bawang

Merah dan Sayuran Potensial

Go Kentang 20.000 22.000 24.000 26.000 28.000

Kg Bawang merah & sayuran

potensial

20.000 25.000 30.000 35.000 40.000

- Jumlah Benih Sumber Buah Tropika

batang 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000

- Jumlah Benih Sumber Tanaman Hias

planlet 1.800 2.400 3.100 3.700 4.000

stek 150.000 200.000 250.000 250.000 250.000

- Jumlah Benih Sumber Jeruk dan

Buah Sub Tropika

batang 2.335 3.035 4.000 5.200 6.700

- Benih Batang Bawah dan Batang Atas Hasil Perbanyakan SE

planlet 100.000 500.000 500.000 500.000 500.000

3 Tersedianya Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan

Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan

teknologi 12 13 12 14 12

4 Tersedianya Sumberdaya Genetik Hortikultura

Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura yang Terkonservasi dan Terkarakterisasi

aksesi 1.435 1.560 1.560 1.560 1.560

5

Terselenggaranya Diseminasi Inovasi Hortikultura

Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura

seminar 7 8 8 8

open house 1 1 1 1

pameran 20 24 24 24

jurnal 4 4 4 4

6 Tersedianya Rumusan Kebijakan Penelitian dan Pengembangan

Hortikultura

Jumlah Rekomendasi Kebijakan litbang Hortikultura

rekomendasi 1 1 1 1

7 Terwujudnya Kerjasama Bidang Hortikultura

Jumlah Kerjasama Penelitian

kerjasama 10 15 15 15

8 Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi Hortikultura

Jumlah Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan dan

Pengembangan Kawasan Hortikultura

lokasi 19 20 20 20

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 26

Indikator kinerja beserta targetnya tersebut akan dijadikan sebagai

indikator utama pencapaian sasaran kegiatan pada masing-masing UK/UPT

lingkup Puslitbang Hortikultura.

Keterkaitan antara tujuan, sasaran dan cara mencapai tujuan dan

sasaran yang tertuang dalam Renstra Puslitbang Hortikultura tahun 2010-2014

disusun dalam Form Rencana Stratejik (RS) disajikan pada Lampiran 2. Rencana

Kinerja Tahunan (RKT) 2013 telah disusun dan ditandatangani pada tahun 2012

(Lampiran 3). Selanjutnya pada Januari 2013 ditetapkan Penetapan Kinerja (PK)

tanpa ada perubahan dari RKT yang telah disusun (Lampiran 4). PK merupakan

kontrak kinerja antara Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, dan menjadi

acuan dalam melaksanakan kegiatan di Puslitbang Hortikultura beserta Balai-

Balai Penelitiannya dalam upaya mencapai target yang telah ditetapkan.

Sebagai evaluasi terhadap pencapaian kinerja yang telah ditetapkan,

dilaksanakan pengukuran capaian kinerja dengan membandingkan antara

capaian yang diperoleh dengan target yang ditetapkan mengikuti format yang

telah ditetapkan (Lampiran 5).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 27

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan kinerja Puslitbang Hortikultura berdasarkan kriteria

keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan

serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur

keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1)

sangat berhasil : ≥100 persen; (2) berhasil : 80 – < 100 persen; (3) cukup

berhasil : 60 – <80 persen; dan kurang berhasil : < 60 persen. Realisasi

kinerja yang dicapai Puslitbang Hortikultura sampai akhir tahun 2013

menunjukkan bahwa sasaran telah dapat dicapai dengan rata-rata capaian

sebesar 123,06% (sangat berhasil).

Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut disebabkan oleh faktor

pengawalan kegiatan melalui monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian yang

cukup ketat, mulai dari tahap awal hingga tahap akhir kegiatan. Keberhasilan

pencapaian sasaran juga didorong oleh dukungan manajemen penelitian, baik

aspek pelayanan keuangan, pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan

sarana penelitian.

3.2 HASIL PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA

Berdasarkan RPJM 2010–2014, Puslitbang Hortikultura mempunyai 9

(sembilan) sasaran dan 8 (delapan) sasaran strategis dengan 8 (delapan)

indikator kinerja. Target dan capaian untuk tahun 2013 adalah sebagai berikut :

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 28

Tabel 3. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Renstra Puslitbang

Hortikultura Tahun 2013

Program/ Kegiatan Prioritas

Sasaran Strategis

Indikator Satuan Target Capaian Persen

Program (Badan Litbang Pertanian): Penciptaan

Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing

Kegiatan (Puslitbang

Hortikultura): Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Hortikultura

1. Tersedianya Varietas Unggul Baru Hortikultura

Jumlah VUB Hortikultura VUB 31 27 87,10

2. Tersedianya Benih Sumber Hortikultura

- Jumlah Benih Sumber (G0) Kentang, Bawang Merah dan Sayuran Potensial

G0 kentang 101.000

121,235 98,01

- Bawang merah dan sayuran potensial

kg 35.000 26.596,93

- Jumlah benih sumber buah tropika

batang 12.000 12.300 102,5

- Jumlah benih sumber tanaman hias

Planlet anggrek dan

tanaman hias lain

3.700 14.085 360,68

Stek krisan 300.000 492,253 164,08

- Jumlah Benih Sumber Jeruk

dan Buah Subtropika

BF & BPMT

jeruk, benih sumber buah subtropika

5.200 7.233 139

- Benih Batang Bawah dan Batang Atas Hasil Perbanyakan SE

planlet 300.000 30.000 10

3. Tersedianya Teknologi

Budidaya Produksi Hortikultura Ramah

Lingkungan

Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah

Lingkungan

teknologi 24 26 108,69

4. Tersedianya Sumberdaya

Genetik

Hortikultura

Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura Yang

Terkonservasi dan

Terkarakterisasi

aksesi 1.920 1.963 102,24

5. Terselenggaranya Diseminasi Inovasi

Hortikultura

Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura

Seminar 5 13 260

Open house/field

day

4 4 100

Pameran 31 42 135,48

Jurnal 6* 4 100

Leaflet/booklet (eks)

12.000 12.000 100

Materi web 12 12 100

Gelar

teknologi

1 2 200

Majalah Iptek

400 400 100

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 29

Hortikultura

(eks)

Buku Profil Buah

Nusantara

(eks)

300 300 100

Promosi TV (kali)

4 6 150

Diseminasi teknologi ke BPTP (paket)

1 1 100

6. Tersedianya

Rumusan Kebijakan Penelitian dan Pengembangan

Hortikultura

Jumlah Rekomendasi

Kebijakan litbang Hortikultura

rekomendasi 3 6 200

7. Terwujudnya Kerjasama Bidang

Hortikultura

Jumlah Kerjasama Penelitian kerjasama 23 26 113,04

8. Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi

Hortikultura

Jumlah Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan

Kawasan Hortikultura

lokasi 27 26 96,30

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 30

3.3 PENJELASAN MEMADAI ATAS PENCAPAIAN KINERJA

Pengukuran tingkat capaian kinerja Puslitbang Hortikultura Tahun 2013

dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran

dengan realisasinya. Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2013 Puslitbang

Hortikultura dapat dijelaskan sebagai berikut :

Sasaran

Strategis 1 :

Tersedianya Varietas Unggul Baru Hortikultura yaitu

dihasilkannya Varietas Unggul Baru (VUB) komoditas

hortikultura

Untuk mencapai sasaran strategis pertama tersebut, diukur dengan 1

(satu) indikator kinerja yaitu Jumlah VUB Hortikultura. Adapun pencapaian target

dari indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah VUB Hortikultura 31 27 87,10

Terdiri dari:

- VUB sayuran 4 2 50

- VUB buah tropika 2 2 CVUB 80

- VUB tanaman hias 23 25 108,69

- VUB jeruk dan buah

subtropika

2 2 VUB 80

Berdasarkan indikator kinerja sasaran strategis pertama dengan indikator

jumlah VUB hortikultura pada tahun 2013 telah dihasilkan 27 VUB hortikultura

dari target 31 VUB dengan capaian realisasi tidak memenuhi target, yaitu

87,10% (berhasil). Tidak tercapainya target VUB Hortikultura disebabkan oleh :

A) Realisasi VUB tanaman sayuran mencapai 50% (kurang berhasil). Hanya

diperoleh 2 VUB sayuran dari 4 VUB sayuran yang ditargetkan, hal ini disebabkan

karena tiga genotipe/klon yaitu CIP-394614.117, CIP 391846.5 & CIP-397073.7

statusnya telah diuji keunggulannya di dataran medium pada musim hujan,

namun pengujian musim kemarau mengalami kegagalan karena kekeringan dan

pola musim yang mengalami perubahan sehingga endemik penyakit bakteri yang

tidak dapat diatasi; B) Capaian VUB realisasi buah tropika mencapai 80%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 31

(berhasil) hal ini disebabkan karena dari 2 (dua) VUB buah tropika yang

ditargetkan diperoleh 2 calon varietas unggul baru (CVUB) yang saat ini dalam

proses pendaftaran menjadi VUB yaitu durian Kalumpang Sijunjung dan mangga

Agri Gardina 45. Naskah pendaftaran durian telah dievaluasi namun ada

perbaikan yaitu varietas pembanding harus memakai varietas yang telah dilepas

yang berasal dari Sumatera Barat dengan alasan karena durian bersifat spesifik

lokasi. Durian ini dieksplorasi mulai tahun 2011, kemudian terus dievaluasi

sampai tahun 2013 dalam proses pendaftaran VUB. Pada tahun 2013 juga telah

diperoleh 1 CVUB mangga yang diusulkan dengan nama Agri Gardina 45. Saat

ini CVUB tersebut masih dalam proses pendaftaran dan pelepasan varietas.

Keunggulan dari varietas ini adalah rasa manis, warna kulit buah merah

kekuningan, tajuk tanaman rendah yaitu ± 3 m, tanaman genjah (umur 3 tahun

berbuah), umur panen genjah (90-100 hari setalah bunga mekar) dan produksi

tinggi (25-30 kg/pohon/tahun) (Gambar 1). Pada aksesi durian diketahui

mempunyai keunggulan porsi buah yang dapat dimakan > 30%, rasa manis,

pulen, serat rendah dan berwarna kuning (Gambar 2).

Gambar 1. Keragaan buah mangga Agri Gardina 45

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 32

Lb-Trk 02

Lb-Trk 04

Lb-Trk 06

Gambar 2. Aksesi durian dengan porsi edible >30%

Bjnra-012

BK.Sgu.005-2013

BK.Sgu.004-2013

BK.Sgu.006-2013

Dairi.SU.002A.2013

Bjnra-001

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 33

C) Capaian realisasi VUB tanaman jeruk dan buah subtropika berdasarkan

indikator jumlah VUB yang ditargetkan pada tahun 2013 menghasilkan 2 (dua)

VUB, belum tercapai sepenuhnya dengan realisasi capaian sebesar 80%

(berhasil). VUB tersebut yaitu jeruk keprok SoE dan jeruk Pamelo dengan

sifat seedless, daya hasil tinggi, rasa manis dan warna kulit menarik. Hasil

evaluasi sampai akhir tahun 2013 menyimpulkan bahwa meskipun kedua VUB

telah memiliki karakter unggul sifat seedless, daya hasil tinggi, rasa manis dan

warna kulit menarik (Gambar 3), tetapi karakter yang dimiliki oleh kedua VUB

tersebut belum stabil, sehingga masih diperlukan evaluasi lanjutan. Sebagai

tindak lanjut dari permasalahan ini, pada tanggal 16-17 Desember 2013 di

Bogor. Puslitbang Hortikultura telah menyelenggarakan diskusi mengenai

Refocusing Kegiatan Penelitian Perakitan Varietas Jeruk, hasil diskusi

menyarankan tindak lanjut dan langkah efektif agar capaian target dapat segera

terealisasi, yaitu: dalam program pemuliaan seedless perlu difokuskan pada

upaya memastikan mekanisme seedlesness pada kasus pemuliaan jeruk, dengan

tujuan agar segera mendapatkan solid mutant yang stabil. Seedlesness

disebabkan oleh beberapa faktor reproductive cycle yang kegagalannya

mengakibatkan seedlessness : 1) parthenocarpi alami; male/female sterility; 2)

self-incompatibility; 3) anther dari bunga yang sarna tidak dapat menyerbuki

kepala putik, sedangkan dari pohon yang lain dapat menyerbuki putik; 4) aborsi

embryosach; 5) induced mutation yang mengakibatkan pollen tidak viable; 6)

aplikasi zpt; auksin GA3; 7) poliploidi; triploid; endosperm, embryo rescue

tanaman seedless, fusi/persilangan diploid dan tetraploid. Sebagai contoh

diilustrasikan kasus di Mesir, dimana mutasi diinduksi dengan oryzalin 30-50 uM

2-3 hari repeat 5 kali pada tunas muda (embryogenic). Dengan asumsi meristem

terdiri dari sekitar 200 sel, (100 urn), maka diharapkan mampu menghasilkan

200 tanaman, one cell one plant.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 34

Adapun 27 VUB yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura pada tahun 2013 adalah

sebagai berikut :

VUB Sayuran

1) TSS 1-S4/Brebes 1. Keunggulan: hasil umbi 20-21 t/ha, toleran terhadap

penyakit alternaria porii, susut bobot umbi 18-19%, daya simpan umbi

4-6 bulan pada suhu 27C, kebutuhan benih per hektar 2 kg dengan

daya berkecambah benih 80%. Wilayah adaptasi Tegal dan Brebes

(pada ketinggian 4-600 m dpl. Dapat ditanam di luar musim (Mei-

Agustus) (Gambar 4).

2) TSS-KL 80 S3/Brebes 2. Keunggulan: hasil umbi 14-23 t/ha, toleran

terhadap curah hujan tinggi, beradaptasi luas (18 m – 1200 m dpl.) daya

simpan umbi 4 bulan pada suhu 27C, kebutuhan benih per hektar 1-2

kg. Wilayah adaptasi Tegal dan Brebes (pada ketinggian 4-600 m dpl.

Dapat ditanam di luar musim (Mei-Agustus) (Gambar 5).

Gambar 3. Penampilan CVUB buah Keprok SoE dan Pamelo Seedless

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 35

Gambar 4. TSS 1-S4/Brebes 1 Gambar 5. TSS-KL 80 S3/Brebes 2

VUB Tanaman Hias

Tanaman hias menghasilkan sebanyak 25 (dua puluh lima) VUB (Gambar 6)

terdiri dari :

3 (tiga) VUB anggrek Phalaenopsis tipe standar, 2 (dua) VUB anggrek

Phalaenopsis tipe multiflora, 1 (satu) VUB anggrek Dendrobium, 2 (dua)

varietas krisan pot, 5 (lima) varietas krisan tipe spray, 7 (tujuh) varietas

krisan mutan, dan 5 (lima) varietas Anyelir

Keunggulan dari 25 (dua puluh lima) tanaman hias tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Anggrek Phal. Standar varietas Ayu Larasati. Bentuk bunga bulat;

arah menghadap bunga segala arah; corak bunga bergaris dan berbintik;

warna tugu Purple (Violet groups 76B Royal Hort. Colour Chart), splas

violet (Violet groups 87D Royal Hort. Colour Chart); jumlah bunga mekar

14 – 18kuntum; lama kesegaranbunga3 – 4 bulan. Tipe multiflora bunga

besar dan jumlah kuntum bunga banyak. Susunan bunga berderet rata

dan rapih jika diletakan di atas meja akan sangat indah

2. Anggrek Phal. Standar varietas Ayu Pratiwi. Bentuk bunga bulat;

arah menghadap bunga dua arah; corak bunga bergaris dan berbintik;

warna tugu Purple violet (Violet groups 81B Royal Hort. Colour Chart)

warna garis dan bintik pada sepal lateral dan petal tajam, tipe standard

dan jumlah kuntum bunga banyak. Susunan bunga berderet rata dan

rapih jika diletakan di atas meja akan sangat indah.

3. Anggrek Phal. Standar varietas Ayu Respati. Bentuk bunga bulat;

arah menghadap bunga segala arah; corak bunga bergaris dan berbintik;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 36

warna tugu Purple (Violet groups 76B Royal Hort. Colour Chart), splas

violet (Violet groups 87D Royal Hort. Colour Chart); jumlahbungamekar

14 – 18kuntum; lama kesegaran bunga3 – 4 bulan. Tipe multiflora

bunga besar dan jumlah kuntum bunga banyak. Susunan bunga berderet

rata dan rapih jika diletakan di atas meja akan sangat indah

4. Anggrek Phal. Multiflora varietas Atminda, lama kesegaran bunga

3 - 4 bulan; hasil bunga 2 - 3 spike / tanaman / tahun; Jumlah kuntum

bunga 7 – 12 / tangkai; beradaptasi baik di dataran ketinggian 1.000 m

dpl

5. Anggrek Phal. Multiflora varietas Abbrittyas, lama kesegaran

bunga 3 - 4 bulan; hasil bunga 2 - 3 spike / tanaman / tahun; Jumlah

kuntum bunga 18 - 20/tangkai; beradaptasi baik di dataran ketinggian

600 – 1.400 m dpl.

6. Anggrek Dendrobium varietas Syifa. Bentuk bunga bintang; arah

menghadap bunga dua arah; warna tugu Hijau kekuningan (Yellow

green group 145D); jumlah bunga mekar 6-9 kuntum; lama kesegaran

bunga 1,5-2 bulan. Ukuran bunga dan warna bunga; Adaptif di dataran

rendah sampai dataran tinggi.

7. Krisan pot varietas Aiko. Tinggi tanaman 24,5–27,5 cm; Tipe bunga

spray; Bentuk bunga ganda; Jumlah bunga 7-23 kuntum per tangkai;

Warna bunga pita Greyed orange group 175 B; warna bunga tabung

Yellow green group 153 C. Respon time 50-60 hari setelah periode hari

panjang; dapat dibudidayakan tanpa menggunakan alat, bentuk bunga

ganda dengan warna kuntum bunga merah, jumlah kuntum bunga yang

banyak; beradaptasi baik pada ketinggian 700 - 1200 m dpl.

8. Krisan pot varietas Avanthe. Tinggi tanaman 17,8 - 26 cm; Tipe

bunga pot; Bentuk bunga dekoratif; Jumlah bunga 4 - 5 kuntum; Warna

bunga ungu respon time 56 - 65 hari setelah periode hari panjang;

beradaptasi baik pada ketinggian 700 – 1.200 m dpl.

9. Krisan tipe spray varietas Solinda Pelangi. Tinggi tanaman 130,0 -

134,5 cm; Tipe bunga spray; Bentuk ganda; Jumlah bunga 8 - 12

kuntum; Warna bunga putih. lama kesegaran bunga 14 - 17 hari; respon

time 55 - 65 hari setelah periode hari panjang; beradaptasi baik pada

ketinggian 700 – 1.200 m dpl

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 37

10. Krisan tipe spray varietas Arosuka Pelangi. Tinggi tanaman 121,5

- 128,5 cm; Tipe bunga spray; Jumlah bunga 14 - 17 kuntum; Warna

bunga kuning lama kesegaran bunga 14 - 17 hari; respon time 56 - 61

hari setelah periode hari panjang; beradaptasi baik pada ketinggian 700

– 1.200 m dpl

11. Krisan tipe spray varietas Sabiya. Tinggi tanaman 130,0 - 134,5 cm;

Tipe bunga spray; Bentuk ganda; Jumlah bunga 8 - 12 kuntum; Warna

bunga kuning lama kesegaran bunga 14 - 17 hari; respon time 55 - 65

hari setelah periode hari panjang; beradaptasi baik pada ketinggian 700

– 1.200 m dpl

12. Krisan tipe spray varietas Awanis. Tinggi tanaman 100,0 – 107,0

cm; Tipe bunga spray; Bentuk ganda; Jumlah bunga 8 - 10 kuntum;

Warna bunga putih; warna bunga tabung Yellow Green Group RHS

Colour Chart 154 A. Lama kesegaran bunga 18 - 21 hari; respon time 57

- 64 hari setelah periode hari panjang; beradaptasi baik pada ketinggian

700 - 1200 m dpl.

13. Krisan tipe spray varietas Erika, Tinggi tanaman 113,5 – 126,5 cm;

Tipe bunga standar; Bentuk dekoratif; Jumlah buLama kesegaran bunga

16 - 20 hari; respon time 49 - 55 hari setelah periode hari panjang;

bentuk bunga dekoratif standar dengan warna kuntum bunga ungu

muda, ukuran bunga yang relative besar dan agak tahan terhadap

penyakit karat; beradaptasi baik pada ketinggian 700 - 1200 m dpl nga 1

kuntum; Warna bunga Red Purple Group RHS Color Chrat 75 D.

14. Krisan Mutan varietas Jayani. Tinggi tanaman 110-120 cm; tipe

bunga standar; Bentuk bunga dekoratif; Jumlah bunga 1 kuntum; Warna

bunga putih. Respon time 9-10 minggu setelah periode hari panjang;

Batang besar dan kekar untuk menunjang ukuran bunga yang besar.

Ketahanan segar dalam vas yang relatif lama.

15. Krisan Mutan varietas Pinka Pinky. Tinggi tanaman 100-110 cm;

tipe bunga standar; Bentuk bunga dekoratif; Jumlah bunga 1 kuntum;

Warna bunga pink. Respon time 8-9 minggu setelah periode hari

panjang; Bunga berukuran besar yang ditopang oleh batang yang tebal;

Ketahanan segar bunga potong relatif lama

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 38

16. Krisan Mutan varietas Dwimahyani. Tinggi tanaman 100-110 cm;

tipebunga spray; Bentuk bunga tunggal; Jumlah bunga 9-15 kuntum per

tangkai; Warna bunga pita pink dan oranye; warna bunga tabung hijau.

Respon time 8-8,5 minggu setelah periode hari panjang; Tangkai bunga

terminal yang pendek sehingga kuntum bunga menandan membentuk

kubah yang kompak.

17. Krisan Mutan varietas Hartuti. Tinggi tanaman 110-120 cm;

tipebunga spray; Bentuk bunga tunggal; Jumlah bunga 16-22 kuntum

per tangkai; Warna bunga pita pink; warna bunga tabung hijau. Respon

time 8-9 minggu setelah periode hari panjang; Pertumbuhan sangat

cepat, batangnya sangat kuat dengan daun yang agak tebal untuk

menunjang diameter bunga yang besar.

18. Krisan Mutan varietas Suciyono. Tinggi tanaman 110-120 cm; tipe

bunga standar; Bentuk bunga dekoratif; Jumlah bunga 1 kuntum; Warna

bunga pita putih. Respon time 8-9 minggu setelah periode hari panjang;

Batang kuat untuk mendukung ukuran bunga dan cakram bunga yang

besar. Kuntum bunga padat dan masif sehingga bunga pita tidak mudah

gugur. Ketahanan segar dalam vas yang lebih lama.

19. Krisan Mutan varietas Pinkana. Tinggi tanaman 110-120 cm; tipe

bunga spray; Bentuk bunga semi ganda; Jumlah bunga 15-22 kuntum

per tangkai; Warna bunga pita violet kemerahan; warna bunga tabung

hijau. Respon time 9-10 minggu setelah periode hari panjang;

Batangnya sangat kuat dengan daun yang agak tebal untuk menunjang

jumlah kuntum bunga yang banyak.

20. Krisan Mutan varietas Marina. Tinggi tanaman 90-110 cm; tipe

bunga standar; Bentuk bunga dekoratif; Jumlah bunga 1 kuntum; Warna

bunga putih. Respon time 8-9 minggu setelah periode hari panjang;

Kuntum bunga padat dan masif yang ditopang oleh batang yang kuat

dan memiliki ketahanan segar yang lebih lama.

21. Anyelir varietas Laras. Tinggi tanaman 37 - 40 cm; Tipe bunga spray;

Bentuk bunga semi ganda; Jumlah petal 10 - 11 helai; Warna bunga

merah lama kesegaran bunga 10 - 12 hari; umur tanaman 30 - 36 hari;

beradaptasi baik pada ketinggian 700 - 1500 m dpl

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 39

22. Anyelir varietas Aruna. Tinggi tanaman 36 - 51 cm; Tipe bunga spray;

Bentuk bunga semi ganda; Jumlah petal 15 - 23 helai; Warna bunga

merah tua lama kesegaran bunga 9 - 12 hari; umur tanaman 30 - 36

hari; beradaptasi baik pada ketinggian 700 – 1.500 m dpl

23. Anyelir varietas Belani. Tinggi tanaman 35 - 47 cm; Tipe bunga

spray; Bentuk bunga semi ganda; Jumlah petal 10 - 14 helai; Warna

bunga ungu merah lama kesegaran bunga 10 - 11 hari; umur tanaman

30 - 36 hari; beradaptasi baik pada ketinggian 700 – 1.500 m dpl

24. Anyelir varietas Bintari. Tinggi tanaman 41 - 44 cm; Tipe bunga

spray; Bentuk bunga semi ganda; Jumlah petal 13 - 19 helai; Warna

bunga merah lama kesegaran bunga 10 - 11 hari; umur tanaman 30 - 36

hari; beradaptasi baik pada ketinggian 700 – 1.500 m dpl

25. Anyelir varietas Laksmi, Tinggi tanaman 31 - 35 cm; Tipe bunga

spray; Bentuk bunga semi ganda; Jumlah petal 13 - 15 helai; Warna

bunga merah ungu lama kesegaran bunga 10 - 12 hari; umur tanaman

30 - 36 hari; beradaptasi baik pada ketinggian 700 – 1.500 m dpl.

Anggrek Phal.

Multiflora Var.

Atmindra

Anggrek Phal.

Multiflora Var.

Abrittyas

Anggrek

Dendrobium

Var. Syifa

Standar Var. Ayu

Larasati

Standar Var. Ayu

Respati

Standar Var. Ayu Pratiwi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 40

Krisan Pot

Var. Aiko

Krisan Pot Var.

Avanthe

Krisan tipe Spray

Var. Solinda Pelangi

Krisan tipe Spray

Var.Arosuka

Pelangi

Krisan tipe

Spray

Var.Sabiya

Krisan tipe Spray Var.Awanis

Krisan tipe Spray

Var.Erika

Krisan Mutan Var. Marina

Krisan Mutan Var.

Jayani

Krisan Mutan Var.

Dwimahyani

Krisan Mutan

Var. Pinka

Pinky

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 41

Gambar 6. 25 VUB Tanaman Hias

Sasaran Strategis

2 :

Tersedianya benih sumber hortikultura, yaitu

dihasilkannya benih sumber (G0) kentang, bawang

merah dan sayuran potensial, benih sumber buah

tropika dan subtropika, benih sumber tanaman hias,

dan benih jeruk batang bawah dan batang atas hasil

perbanyakan SE.

Krisan Mutan Var. Pinkana Krisan Mutan Var.

Marina

Laras Laksmi

Aruna Belani Bintari

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 42

Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu

jumlah benih sumber. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator

kinerja digambarkan sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Benih Sumber (G0) Kentang

101.000 G0 kentang

121.235 98,01

Jumlah Benih Sumber Bawang Merah dan Sayuran Potensial (kg)

35.000 kg 26.596,93

Jumlah Benih Sumber Buah Tropika,

12.000 batang 12.300 102,5

Jumlah Benih Sumber Tanaman Hias,

3.700 planlet 300.000 stek

14.085 492.253

380,68 164,08

Jumlah benih sumber jeruk dan buah subtropika

5.200 BF & BPMT jeruk

7.233 139

Jumlah benih batang bawah dan

batang atas hasil perbanyakan SE

300.000 planlet 30.000 10

Berdasarkan indikator kinerja sasaran strategis 2 dengan indikator jumlah

benih sumber hortikultura yang telah ditargetkan pada tahun 2013 mencapai

realisasi rata-rata 145,71% (sangat berhasil). Keberhasilan pencapaian target

realisasi benih sumber ini dikarenakan telah dikuasainya teknik produksi benih

sumber yang mengacu pada DOKSISTU SMM UPBS yang dikelompokkan menjadi

4 jenis dokumen (panduan mutu, prosedur kerja, instruksi kerja dan

formulir/catatan). Dokumen tersebuat telah mendapat sertifikasi dari Lembaga

Sertifikat Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (LSSMBTPH)

yang dikeluarkan oleh PT. Mutu Agung Lestari (Mall) serta meningkatnya

kemampuan sumber daya manusia dan kondisi lingkungan yang mendukung

produksi benih. Secara bertahap UPBS-Puslitbang Hortikultura juga telah mampu

melayani permintaan konsumen dengan mendistribusikan benih sumber

hortikultura secara tepat jenis, tepat waktu, tepat harga, tepat jumlah, tepat

mutu, dan tepat tempat serta berupaya melakukan transparansi keuangan

sehingga memenuhi prinsip accountable. Keberhasilan pencapaian target

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 43

didukung juga oleh koordinasi dengan pihak-pihak terkait misalnya BPSB yang

telah memberi kemudahan dalam proses pelabelan benih dan untuk memenuhi

kebutuhan industri florikultura yang sangat tinggi.

Benih sumber yang dihasilkan hampir semua melebihi dari target 100%,

bahkan ada yang melebihi jauh dari target yang telah ditetapkan, dengan

kategori keberhasilan sampai 380,68%, yaitu pada penyediaan benih sumber

tanaman hias menghasilkan 14.085 dari target 3.700 planlet. Realisasi capaian

benih sumber tanaman hias stek krisan 492.253 stek, 164,08% (sangat

berhasil), melebihi target yang ditetapkan 300.000 stek. Untuk realisasi capaian

benih sumber jeruk dan buah subtropika 7.233 BF & BPMT jeruk mencapai 139%

(sangat berhasil) melebihi target yaitu 5.200 BF & BPMT. Realisasi capaian

benih sumber buah tropika juga melebihi target 12.300 batang, 102,5% (sangat

berhasil), dari target 12.000 batang. Namun realisasi capaian benih sumber

tanaman sayuran berdasarkan indikator keberhasilan mencapai 98,01%

(berhasil), terdiri dari 121.235 kg benih sumber G0 kentang dari target

101.000 kg G0 kentang dan realisasi capaian benih sumber bawang merah dan

sayuran potensial 26.596,93 kg dari target 35.000 kg. Target produksi benih

sumber tidak tercapai dikarenakan jumlah benih inti/ benih sumber sebagai

bahan perbanyakan benih terbatas. Jumlah benih sumber/benih inti yang

tersedia hanya cukup untuk memproduksi benih di lingkup Puslitbang

Hortikultura sehingga terjadi kekurangan benih sumber/benih inti untuk

mendukung produksi benih melalui kemitraan. Oleh karena diharapkan teknologi

produksi/perbanyakan benih inti bermutu yang dapat memproduksi dalam

jumlah banyak dan cepat, salah satunya dengan teknologi somatik

embriogenesis. Keterbatasan dalam memprediksi musim yang berkepanjangan

juga menjadi kendala sehingga ada beberapa varietas yang tidak tumbuh

optimal. Hal ini juga disebabkan mekanisme kemitraan yang kurang efektif

sehingga perlu tinjauan ulang, perbaikan dan penyempurnaan mekanisme

kemitraan.

Selanjutnya, untuk kegiatan penyediaan benih batang bawah dan batang

atas jeruk hasil perbanyakan SE hanya mencapai 10% (kurang berhasil).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 44

Penyebab kurang berhasilnya produksi benih batang bawah dan batang atas

hasil perbanyakan SE karena mengalami hyperhydricity sehingga terjadi

kematian embrio masal pada proses maturasi yang dilakukan di media cair.

Benih-benih sumber hortikultura yang dihasilkan pada tahun 2013 tersebut

adalah: 1) 121.235 G0 kentang; 2) 26.596,93 kg benih sumber bawang merah

dan sayuran potensial; 3) 12.300 batang benih sumber dari 2 varietas manggis

Ratu Tembilahan dan Ratu Kamang (1.500 batang), 2 varietas mangga (5.000

batang), 14 varietas durian (3.200 batang), 3 varietas alpukat (600 batang), dan

1 varietas sirsak ratu (2.000 batang); 4) 14.085 planlet anggrek dan tanaman

hias lain; 5) 492.253 stek krisan; 6) 7.233 benih sumber jeruk dan buah

subtropika dengan rincian kelas benih Blok Fondasi sebanyak 501 pohon dan

kelas benih Blok Penggandaan Mata Tempel sebanyak 6.732 pohon dan telah

didistribusikan kepada pemesan instansi pemerintah maupun swasta; dan 7)

30.000 planlet benih batang bawah dan batang atas jeruk hasil perbanyakan SE.

Gambar 7. Produksi benih sumber buah tropika

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 45

Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator

kinerja yaitu Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah

Lingkungan. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja

dapat digambarkan sebagai berikut:

Sasaran

Strategis 3 :

Tersedianya teknologi budidaya produksi hortikultura

ramah lingkungan, yaitu dihasilkannya teknologi

budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan

Gambar 8. Produksi BF dan BPMT Jeruk di KP. Punten 2013

Gambar 9 . Proses pengepakan BF dan BPMT untuk didistribusikan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 46

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Teknologi Budidaya Produksi

Hortikultura Ramah Lingkungan

24 26 108,69

Terdiri dari :

- Teknologi sayuran 4 5 125

- Teknologi buah tropika 5 4 85

- Teknologi tanaman hias 11 11 100

- Teknologi jeruk dan buah

subtropika

4

6 150

Berdasarkan indikator kinerja sasaran strategis 3 dengan indikator

kinerja Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan

yang telah ditargetkan pada tahun 2013 capaian realisasi telah melebihi target

sebesar 108,69% (sangat berhasil). Namun untuk teknolgi buah tropika

capaian realisasi teknologi belum mencapai target, yaitu 85% (berhasil) hal ini

disebabkan karena: “Teknologi Pemupukan Kalsium dan Boron Untuk

Meningkatkan Produksi dan Kualitas Buah Manggis” belum memperoleh hasil

secara maksimal melalui kegiatan peningkatan produktivitas dan kualitas buah

manggis di lokasi pengembangan kawasan manggis. Target peningkatan

produksi sebesar 25% belum tercapai karena panen raya di lokasi penelitian

belum terjadi. Perkiraan panen raya terjadi pada akhir Pebruari 2014.

Adapun teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan yang

dihasilkan Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut.

1) Biopestisida Untuk Mengendalikan OPT Tanah pada Komoditas Kentang

2) Teknologi Pengendalian Penyakit Virus Kuning pada Cabai Merah.

3) Teknologi Budidaya Bawang Merah Menggunakan TSS (True Shallot Seed)

di Dataran Tinggi

4) Teknik Produksi Benih TSS Yang Efisien Dari Segi Kualitas dan Kuantitas di

Dataran Tinggi

5) Teknik Produksi Umbi Mini Asal Benih TSS di Dataran Rendah

6) Teknologi untuk Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Produksi Mangga

Sebesar ≥ 15%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 47

7) Komponen Teknologi Pengendalian Penyakit Busuk Batang Buah Naga

dengan Fungisida

8) Teknologi Perbanyakan Durian dan Manggis Secara Massal melalui Teknik

Embriogenesis Somatik

9) Teknologi Budidaya Pisang dengan Memanfaatkan Fungi Mikoriza

Arbuskula dan Pemupukan untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan

Kesehatan Tanaman

10) Teknologi Optimasi Kultur Meristem untuk Perbanyakan Masalah pada

Anggrek Phalaenopsis

11) Teknologi perbanyakan anggrek Vanda secara in vitro

12) Teknologi budidaya Krisan Hemat Sumber Daya

13) Teknologi budidaya Leather Leaf

14) Teknologi responvarietas krisan terhadap pemberian pupuk P

15) Teknologi Perbanyakan Masal Gerbera

16) Teknologi pengendalian bakteri busuk lunak pada Anggrek Phalaenopsis

17) Teknologi pengendalian CyMV pada anggrek Dendrobium

18) Teknologi Pengendalian Penyakit Karat Putih dengan Cendawan

Antagonis pada Tanaman Krisan

19) Teknologi pengendalian hama pengorok daun dengan insektisida nabati

pada tanaman krisan

20) Teknologi Pengendalian Penyakit Karat Putih dengan Inducer untuk

Ketahanan Tanaman Krisan

21) Teknologi Meningkatkan Rasa Manis Buah Jeruk Keprok

22) Teknologi Menguningkan Kulit Buah Jeruk Keprok

23) Teknologi Memuluskan Kulit Buah Jeruk Keprok dari Serangan Penyebab

Burik Kusam

24) Teknologi Pemacuan Pembungaan dan Pembuahan Lengkeng

25) Teknologi Produksi Benih Stroberi Melalui Kultur Meristem

26) Teknologi Protein Rekombinan untuk Memproduksi Protein Bakteri

Penyebab Penyakit Huanglongbing (HLB=CVPD), Sebagai Materi

Imunogen Dalam Pembuatan Antiserum Poliklonal.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 48

Umbi asal TSS Perendaman BAP 37,5 ppm Medium tanam TSS

Gambar 11. Gejala penyakit, A) Busuk Batang Kuning, B) Bintik Batang, C)

Bercak Batang, dan D) Busuk Batang tanaman buah naga

A B C D

600 400 200 0

g K2O/tan/tahun

Gambar 12. Keragaan buah pisang

pada berbagai dosis pupuk Kalium

Gambar 10. Lima teknologi inovativ tanaman sayuran

Biopestisida Pengendalian virus kuning

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 49

A B

Gambar 13. Dua materi uji perakitan paket

teknologi budidaya pisang di lokasi KP. Aripan

Gambar 15. Aklimatiasi tanaman stroberi a. Tanaman stroberi varietas Berastagi didalam sungkupan plastik 8 minggu setelah tanam b. Tanaman stroberi varietas Dorit tanam di lapang umur 12 minggu setelah tanam c. Stroberi varietas Rosalinda yang akan ditanam di Bedugul, Bali d. Lokasi d. Lokasi pertanaman di Bedugul, Bali di dalam screen house

Gambar 14. Perbaikan Teknologi Perbenihan Jeruk dan Buah Subtropika untuk menghasilkan Benih Bebas Penyakit a. Hasil pengendalian burik kusam; b. Tanaman stroberi pada perlakuan minus one; c. Bunga lengkeng mekar setelah perlakuan menggunakan KCLO3 dan KMNO4

a

b

b

b

b

b

c

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 50

Sasaran

strategis 4 :

Tersedianya Sumberdaya Genetik Hortikultura, yaitu

terkelolanya sejumlah aksesi sumberdaya genetik

hortikultura

Untuk mencapai sasaran strategis ke empat, diukur dengan 1 (satu) indikator

kinerja yaitu Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura Yang Terkonservasi dan

Terkarakterisasi. Pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat

digambarkan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Sumberdaya Genetik

Hortikultura yang Terkonservasi

dan Terkarakterisasi

1.920

aksesi

1.963

aksesi

102,24

Terdiri dari :

- SDG sayuran 200 200 100

- SDG buah tropika 1.400 1.410 100,70

- SDG tanaman hias 200 211 105,50

- SDG jeruk dan buah

subtropika

120 142 118

Berdasarkan indikator kinerja sasaran strategis 4 dengan indikator

Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi

capaian realisasi telah melebihi target yang telah ditetapkan, yaitu 102,24%

(sangat berhasil). Hal ini dikarenakan capaian realisasi sumberdaya genetik

hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi dari tanaman buah tropika,

tanaman hias, serta tanaman jeruk dan buah subtropika melebihi dari target

yang telah ditetapkan berturut-turut 100,70; 105,50 dan 118%, sedangkan

capaian realisasi sumberdaya genetik hortikultura tanaman sayuran sesuai

dengan target 100%.

Sumberdaya genetik hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi

yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura pada tahun 2013 sejumlah 1.963 aksesi

yang dihasilkan:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 51

1. Melalui kegiatan eksplorasi plasma nutfah tanaman sayuran (Gambar 16)

telah didapat 19 komoditas dengan total 50 nomor aksesi sayuran meliputi

bawang merah 2 aksesi, bayam cabut 2 aksesi, cabai rawit 8 aksesi, kacang

panjang 5 aksesi, caisim 2 aksesi, kecipir 1 aksesi, koro 1 aksesi, terung 7

aksesi, mentimun 1 aksesi, tomat 6 aksesi, paria 1 aksesi, wortel 1 aksesi,

bawang daun 4 aksesi, gambas 2 aksesi, labu siam 1 aksesi, kacang tunggak

1 aksesi, kacang merah 1 aksesi, cabai gendot 1 aksesi, katuk 1 aksesi dan

okra 3 aksesi. Disamping hasil eksplorasi tersebut telah dilakukan

karakterisasi koleksi plasma nutfah sayuran meliputi 3 komoditas dengan

total 94 nomor aksesi sayuran yaitu rawit 42 aksesi, kecipir 12 aksesi dan

terung 40 aksesi. Pada tahun 2013 juga telah dilakukan rejuvinasi 8

komoditas dengan total 56 nomor aksesi sayuran meliputi bawang merah 12

aksesi, cabai rawit 10 aksesi, kacang panjang 5 aksesi, koro 2 aksesi, terung

10 aksesi, tomat 5 aksesi, kentang 10 aksesi dan gambas 2 aksesi.

Cabai rawit Terung

Kecipir Cabai gendot

Gambar 16. Plasma Nutfah Tanaman Sayuran

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 52

2. Pengelolaan plasma nutfah tanaman buah tropika (Gambar 17) telah

terkonservasi dan terkaraterisasi sebanyak 1.410 aksesi termasuk dalam

kategori sangat berhasil (100,7%) dari target 1.400 aksesi. Sumberdaya

genetik tanaman buah tropika yang terkonservasi dan terkarakterisasi

berjumlah 1.410 aksesi tersebut terdiri dari 39 komoditas (salak 426 aksesi,

nenas 291 aksesi, mangga 259 aksesi, pisang 131 aksesi, durian 71 aksesi,

rambutan dan manggis masing-masing 47 aksesi, belimbing 22 aksesi,

jambu biji 20 aksesi, alpukat 18 aksesi, sawo 13 aksesi, semangka 9 aksesi,

jambu air 8 aksesi, melon 6 aksesi, genitu 5 aksesi, kesemek dan pepaya

masing-masing 4 aksesi, biwa 3 aksesi, jambu bol 3 aksesi, mundu, duwet

dan namnam masing-masing 2 aksesi, alkesa, abiu, bencoi, bisbul, blighia

sapadi, dewandaru, harendong leuweung, karamunting, karendang, markisa,

marang, matoa, malaka, sawo kecik masing-masing 1 aksesi) yang

dilaksanakan melalui kegiatan pengelolaan plasma nutfah tanaman buah

tropika. Aksesi lain yang telah dilengkapi datanya adalah mangga, nenas,

salak dan durian. Meskipun demikian masih terdapat kendala dalam

pengelolaannya karena beberapa aksesi belum berbuah/belum masuk fase

generatif, ada yang tidak berbuah, buah hilang atau dicuri, dan beberapa

aksesi hanya melengkapi karakter yang sudah ada sehingga data yang

diperoleh belum maksimal. Kendala lainnya adalah perubahan iklim,

menyebabkan beberapa komoditas sampai bulan Desember 2013 buahnya

belum panen/panen dengan buah yang sangat sedikit. Fenomena ini terjadi

KP. Subang, dimana beberapa komoditas belum panen (durian, rambutan

dan buah lainnya). Demikian juga di KP. Cukurgondang, tidak semua aksesi

mangga berbuah dan beberapa aksesi buahnya sangat sedikit.

Kerabat manggis 5452

Jambu Jamaika

Jambu bol

Jambu air

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 53

Gambar 17. Aneka plasma nutfah buah tropika

Nenas

Jambu Air

Nagasari

Alkesa

Bisbol

Duwet hitam

Karamunting

Nenas Alpukat

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 54

3. Pengelolaan plasma nutfah tanaman hias berjumlah 211 aksesi dengan

capaian realisasi 105,50% (sangat berhasil), hal ini melebihi target yang

telah ditetapkan, yaitu 200 aksesi. Tanaman hias juga mempunyai tambahan

220 aksesi plasma nutfah, yaitu aksesi koleksi, data karakterisasi dan aksesi

terkonservasi Plasma Nutfah (PN) 119 Anggrek (Phalaenopsis, Dendrobium,

Vanda, Paphiopedilum, Cymbidium, and Oncidium); 42 varietas Balithi

(Spathoglottis, mawar, krisan, anyelir,lili); 14 tanaman hias subtropis

(mawar, krisan dan gerbera); 39 tanaman hias tropis (heliconia, aglaonema,

anthurium, melati); 6 tanaman hias lain (puring dan amarilis);dan

tersedianya 1 paket dokumen data base plasma nutfah anggrek dan

tanaman hias lain dalam bentuk katalog, leaflet, CD dan lain-lain.

4. Sumberdaya Genetik Hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi

pada tanaman jeruk dan buah subtropika telah mencapai 142 aksesi (118%),

terdiri dari 112 aksesi plasma nutfah jeruk (Pamelo, Manis, Keprok, Siam,

Batang bawah dan batang atas Biofarmaka) dan terkarakterisasi sebanyak

20 aksesi jeruk (Keprok, Manis, Siam dan Biofarmaka) dan 10 asesi buah

subtropika. Sumberdaya Genetik Hortikultura yang terkonservasi dan

terkarakterisasi ini melebihi target yang ditetapkan, yaitu 120 aksesi.

Gambar 18. Keragaan hasil explorasi jeruk 2013

Gambar 18. Keragaan Hasil Explorasi jeruk 2013

Gambar 19. Keragaan hasil evaluasi PN Jeruk JRM2012

Gambar 19. Keragaan Hasil Evaluasi PN Jeruk JRM 2012

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 55

Sasaran 5 :

Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura, yaitu

meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian

unggulan hortikultura melalui seminar, open

house/wisata petik jeruk, pameran, publikasi cetak dan

elektronik ditingkat nasional maupun internasional.

Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu

Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura yang terdiri dari seminar, open house,

pameran, gelar teknologi, publikasi cetak dan elektronik.

Berdasarkan indikator kinerja sasaran 5 indikator kinerja yaitu Jumlah

Diseminasi Inovasi Hortikultura pada tahun 2013 secara umum telah mencapai

realisasi lebih dari target, yaitu 126,71% (sangat berhasil). Hal ini didukung

dari pelaksanaan kegiatan diseminasi dimana realisasi capaiannya melebihi target

yaitu penyelenggaraan seminar 260%, pameran 135,48%, gelar teknologi 200%

dan promosi inovasi melalui meteri web 150%. Sedangkan kegiatan diseminasi

dimana capaian realisasinya sesuai dengan taget adalah tercetaknya: Jurnal

Hortikultura, leaflet/booklet, Majalah Iptek Hortikultura, Buku Profil Buah

Nusantara, dan terlaksananya transfer 1 paket teknologi ke BPTP masing-masing

100%. Namun capain realisasi penyelenggaraan open house/field day tidak

mencapai target 75%.

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Diseminasi

Inovasi Hortikultura

5 kali Seminar 13 260

4 kali Open house/field day 4 100

31 kali Pameran 42 135,48

6 Jurnal* 4 100

12.000 eks leaflet/booklet 12.000 100

12 buah materi web 12 100

1 kali Gelar teknologi 2 200

400 eks Majalah Iptek 400 100

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 56

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Hortikultura

300 eks Buku Profil Buah

Nusantara

300 100

4 kali Promosi TV (kali) 6 150

1 paket diseminasi teknologi

ke BPTP

1 100

Terdiri dari :

- Puslitbanghorti 15

pameran

19

126,67

2 seminar 2 100

4 Jurnal 4 100

400 eks Majalah Iptek 400 100

4 kali Promosi TV 6 150

- Balitsa 1 kali Open

house/launching

1 100

1 kali Seminar 5 500

5 kali Pameran 10 200

2 Jurnal 0

- Balitbu Tropika 10.000 expl. leaflet/booklet 11.000 110

1 ekspose 1 100

1 kali Gelar teknologi 2 200

Transfer 10 paket teknologi

ke BPTP

1 100

- Balithi 1 Seminar

1 open house

1

1

100

100

6 pameran 8 114,28

7 kerjasama 7 100

- Balitjestro 2 Seminar 5 250

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 57

Indikator Kinerja Target Realisasi %

3 pameran 5 167

1 kali Open house (wisata

petik jeruk)

1 100

1) Puslitbang Hortikultura

Kegiatan diseminasi yang diselenggarakan oleh Puslitbang Hortikultura pada

tahun 2013 telah mencapai realisasi rata-rata melebihi target, yaitu

115,33% (sangat berhasil). Hal ini didukung oleh karena pelaksanaan

masing-masing kegiatan diseminasi Puslitbang Hortikukltura mencapai

realisasi ≥ 100.

2) Tanaman Sayuran

Kegiatan diseminasi inovasi teknologi tanaman sayuran bertujuan untuk

memperkenalkan teknologi yang telah dihasilkan oleh Balitsa. Pada tahun

2013 ini kegiatan diseminasi Balitsa telah mencapai realisasi melebihi

target, yaitu sebesar 190% (sangat berhasil). Diseminasi inovasi teknologi

tanaman sayuran yang telah dilakukan adalah terselenggaranya launching

VUB 1 kali, seminar 5 kali dan berpartisipasi dalam ekspose/pameran 10

kali, sedangkan sasaran jurnal tidak tercapai karena terdapat ketentuan UPT

tidak boleh menerbitkan jurnal. Namun demikian, peneliti Balitsa telah

berkontribusi menerbitkan KTI sebanyak 18 KTI yang terbit pada Jurnal

Hortikultura Puslitbang Hortikultura dan 2 KTI pada Jurnal Internasional.

3) Tanaman Buah Tropika

Terselenggaranya diseminasi inovasi buah tropika termasuk dalam kategori

sangat berhasil (127,5%). Sasaran tersebut telah dicapai dengan

tercetaknya 11.000 eks leaflet/booklet yang terdiri dari 17 judul,

terselenggaranya Ekspose Buah Nusantara II, dengan tema “Diversitas

Plasmanutfah dan Hasil Pemuliaan Tanaman Buah Tropika”, telah

diselenggarakan 2 gelar teknologi dengan 2 kegiatan yaitu Teknologi Tepat

Guna yang dilaksanakan pada tanggal 26-30 September 2013 dan Hari

Pangan Sedunia XXXIII, dengan tema “Optimalisasi Sumberdaya Lokal

Melalui Diversifikasi Pangan Menuju Kemandirian Pangan dan Perbaikan Gizi

Masyarakat” dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober – 5 November 2013, di

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 58

Padang. Telah dilaksanakan transfer 17 paket teknologi ke ke seluruh BPTP

di Indonesia. Teknologi tersebut adalah: 1) Budidaya pepaya, 2) Budidaya

Salak, 3) Budidaya Rambutan, 4). Budidaya Sirsak, 5). Budidaya Manggis,

6). Budidaya Semangka, 7). Durian, 8). Budidaya Melon, 9). Budidaya Sawo,

10). Budidaya Pisang, 11). Budidaya Duku, 12). Budidaya Nenas, 13).

Budidaya Naga, 14). Budidaya Markisa, 15). Budidaya Jambu Biji dan 16).

Budidaya Mangga.

4) Tanaman Hias

Kegiatan diseminasi Balithi telah mencapai realisasi 103,57% masuk dalam

kategori sangat berhasil. Sasaran tersebut telah dicapai dengan

menyelenggarakan seminar nasional tanaman hias serta open house

Varietas & Teknologi Tanaman Hias; partisipasi dalam acara festival

hortikultura Jawa Tengah Soropadan Agro Expo, Peringatan 1 Abad

Kabupaten Solok (Sumatera Barat), pameran Expo Bunga dan Buah

Nusantara di IPB Bogor, PF2N 2013 di DIY, ekspose PTT leather leaf di

Getasan Kabupaten Semarang, ekspose PTT Anggrek di Karang Anyar Jawa

Tengah, pameran hasil teknologi Balithi, pada acara open house, dan bursa

florikultura Badan Litbang Pertanian di Senayan dan TMII.

5) Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika

Diseminasi Inovasi tanaman jeruk dan buah subtropika Hortikultura pada

tahun anggran 2013 mencapai realisasi rata-rata 172,33% (sangat

berhasil). Keberhasilan pencapaian target ini disebabkan karena berperan

aktif dalam mengikuti 5 kegiatan seminar dan 5 kali pameran yang

diselenggarakan oleh Pemda maupun Kementan serta penyelenggaraan

open house yang dikemas dalam kegiatan wisata petik jeruk untuk umum

yang dilaksanakan di visitor plot Balitjestro.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 59

Sasaran

Strategis 6 :

Tersedianya rumusan kebijakan penelitian dan

pengembangan hortikultura, yaitu dihasilkannya

rekomendasi kebijakan litbang hortikultura

Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu

Jumlah Rekomendasi Kebijakan litbang hortikultura. Adapun pencapaian target

dari indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Rekomendasi Kebijakan

litbang Hortikultura

3 rekomendasi 6 200

Berdasarkan indikator kinerja sasaran 6 dengan indikator kinerja Jumlah

Rekomendasi Kebijakan litbang hortikultura yang telah ditargetkan pada tahun

2013 telah mencapai realisasi 200% (sangat berhasil).

Rekomendasi Kebijakan litbang Hortikultura yang telah dihasilkan berupa

Kebijakan:

1. Kebijakan pengaturan impor produk hortikultura agar disesuaikan

dengan aturan yang telah disepakati World Trade Organization (WTO)

seperti tidak lagi menggunakan pengaturan quota tetapi tarif

2. Dukungan kebijakan penetapan pintu masuk impor produk hortikultura,

tetapi perlu dilakukan penguatan infrastruktur dan Sumber Daya Manusia

(SDM)

3. Penghapusan bawang merah dan bawang bombay sebagai komoditas

yang perlu mendapatkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH)

untuk melakukan impor

4. Penetapan harga referensi bawang merah dan cabai sebagai dasar impor

produk tersebut sebaiknya adalah Break Event Point (BEP) berdasar

analisis usahatani setiap musim ditambah 40 persen

5. Perlu dilakukan peninjauan kembali atas sistem penilaian Karya Tulis

Ilmiah agar mendorong terciptanya hasil penelitian yang dapat

dimanfaatkan oleh dunia usaha

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 60

6. Balai komoditas bekerjasama dengan industri perbenihan dalam negeri

untuk menghasilkan varietas unggul dan sesuai dengan permintaan

konsumen

Sasaran

Strategis 7 :

Terwujudnya kerjasama bidang hortikultura, yaitu

Meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK hortikultura

nasional dan internasional

Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator

kinerja yaitu Jumlah Kerjasama Penelitian. Adapun pencapaian target dari

masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Kerjasama

Penelitian

23 kerjasama 26 113,04

Terdiri dari :

- Puslitbang Hortikultura 7 6 85,71

- Balitsa 1 5 500

- Balitbu Tropika 7 7 100

- Balithi 7 7 100

- Balitjestro 1 1 100

Berdasarkan indikator kinerja sasaran 7 dengan indikator kinerja Jumlah

Kerjasama Penelitian yang telah ditargetkan pada tahun 2013 telah mencapai

realisasi 113. 04% (sangat berhasil). Hal ini dikarenakan realisasi capaian

kerjasama yang dilakukan oleh unit kerja Puslitbang Hortikultura dan keempat

Balitnya mencapai ≥ 100%. Unit kerja yang melakukan kerja sama dimana

realisasinya melebihi target 100% adalah Balitsa (500%). Sementara itu,

Puslitbang Hortikultura realisasinya masih di bawah target (85,71%).

Pada tahun 2013 Puslitbang Hortikultura telah melaksanakan 6 kerja sama

dari 7 kerja sama yang ditargetkan dengan realisasi mencapai 85,71%

(berhasil), yaitu, 1) Integrated Crop Production of Banana in Indonesia and

Australia, mitra ACIAR-Bioversity Internasional; 2) Conservation and Sustainable

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 61

Use of Cultivated and Wild Tropical Fruit Diversity: Promoting Sustainable

Livelihoods, Food Security and Ecosystem Services, mitra UNEP- GEF-Bioversity

International, jangka waktu Desember 2008 – Desember 2013; 3)

Development of locally appropriate GAP programs and agricultural produce

safety information system in Indonesia, mitra AFACI (Asian Food and Agriculure

Coopertation Initiative), jangka waktu 3 tahun (September 2012 - September

2015); 4) Kerja sama Penelitian, Pengembangan Varietas dan Promosi

Hortikultura dengan PT. Mekar Unggul Sari; 5) Kerja sama Penelitian dan

Pengembangan Sentra Unggulan Hortikultura dengan PT. Polowijo Gosari; dan

6) Kerja Sama Penelitian, Pengembangan dan Promosi Teknologi Tanaman

Hortikultura dengan PT. Merek Indah Lestari.

Balai Penelitian Tanaman Sayuran telah melaksanakan 5 kerja sama dari 1

target kerjasama dengan realisasi capaian sebesar 500% (sangat berhasil).

Kerja sama tersebut, yaitu: 1) Asian Vegetable Reasearch Development Center

(AVRDC) Taiwan dengan judul Mobilizing Vegetable Genetic Resources and

Technologies To Enhance Householde Nutrition, Income and Livelihoods In

Indonesia; 2) The Australian Centre for International Agricultural Research

(ACIAR) dengan judul Suistainable Productivity in Allium and Solanaceous

Vegetable Crop in Indonesia and Subtropical Australia; 3) Applied Plant Research

(APR)-the Netherlands dengan judul Permanent Vegetable Production System

yang dilaksanakan di Cirebon; 4) Applied Plant Research (APR)-the Netherlands

dengan judul Increase In Potato Production In West Java yang dilaksanakan di

Pangalengan dan Garut; dan 5) JIRCAS dengan judul Data Collection of Farmers

Practices Recording of Major Field Work dan Events Correspondence with JIRCAS

Researchers and Others.

Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika telah mengadakan kerja sama

penelitian sesuai dengan yang ditargetkan, yaitu 7 kerja sama, dengan realisasi

capaian 100% (sangat berhasil). Kerja sama tersebut adalah (4 kerja sama

dalam negeri dan 3 kerja sama luar negeri): 1) kerjasama penelitian,

pengembangan varietas dan promosi tanaman buah tropika. Kerjasama ini

dilaksanakan dengan PT. Rama Baja Batam; 2) kerjasama pengembangan

varietas hortikultura, dengan Direktorat pemukiman, lingkungan, dan agribisnis

bedah pengusahaan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Batam;

3) pengadaan benih dan pengawalan teknologi budidaya tanaman buah untuk

penanganan lahan kritis sumber daya air berbasis masyarakat, dengan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 62

Pemerintah Daerah Kabupaten Solok; 4) kegiatan penelitian, pengembangan

varietas dan promosi tanaman buah tropika, dengan PT. Mekar Unggul Sari; 5)

kerjasama dengan ACIAR dengan judul “Integrated crop production of banana in

Indonesia and Australia”; 6) kerjasama dengan ACIAR dengan judul

“Management of fruit quality and pest infestation on mango and mangosteen to

meet technical market access requirement”; dan 7) kerjasama dengan ACIAR

dengan judul “Musa Collection Mission Riagle Exploration”.

Balai Penelitian Tanaman Hias telah melaksanakan 7 kerja sama dari 7

target sehingga realisasi pencapaian target sebesar 100% (sangat berhasil).

Kerjasama tersebut antara lain adalah: 1) kerjasama pemuliaan partisipatif dan

pengembangan lili dengan PT Agronas Farm; 2) produksi dan pengembangan

benih sumber krisan dengan BPTP DIY dan CV. Panah Mas Farm; 3)

pengembangan green city dan Hutan Kota dengan Pemkab Wonosobo; 4)

pengembangan inovasi varietas ungguldan perbenihan tanaman hias krisan di

Sukabumi; 5) perbanyakan anggrek komersil dengan CV. Centra Anggrek; 6)

pengembangan inovasi budidaya leather leaf di Getasan Kabupaten Semarang;

dan 7) pengembangan agribisnis anggrek berbasis SCM di kawasan Matesih

Karang Anyar.

Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika tahun 2013 telah

melaksanakan 1 kerja sama dari 1 kerja sama yang ditargetkan, hal ini telah

melebihi target dengan realisasi capaian sebesar 100% (sangat berhasil).

Kerja sama tersebut adalah Pengembangan Kawasan Agribisnis Jeruk RGL di

wilayah Kabupaten Lebong Propinsi Bengkulu melalui dukungan inovasi teknologi

hasil penelitian dan pengembangan dari Balitjestro.

Sasaran 8 :

Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura,

yaitu terselenggaranya koordinasi dan pengawalan

program dukungan dan pengembangan kawasan

hortikultura.

Berdasarkan indikator kinerja sasaran 8 dengan indikator kinerja Jumlah

Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan Kawasan

Hortikultura yang telah ditargetkan pada tahun 2013 telah mencapai realisasi

96,30% (berhasil). Hal ini disebabkan realisasi yang dicapai Balit lingkup

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 63

Puslitbang Hortikultura telah mencapai target 100%, yaitu Balitsa, Balithi dan

Balitjestro. Sementara itu, Balitbu realisasinya sebesar 87,50% (berhasil).

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Koordinasi dan Pengawalan

Program Dukungan dan

Pengembangan Kawasan

Hortikultura

27 lokasi 26 96,3

Terdiri dari :

- Puslitbanghorti 4 4 100

- Balitsa 3 3 100

- Balitbu Tropika 8 7 87,5

- Balithi 7 7 100

- Balitjestro 5 5 100

• Puslitbang Hortikultura

Puslitbang Hortikultura telah melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka

koordinasi dan pengawalan program dukungan dan pengembangan kawasan

hortikultura, antara lain koordinasi dukungan pengembangan kawasan di

beberapa lokasi, yaitu di Cirebon untuk komoditas mangga, Ciamis untuk

komoditas cabai, perbenihan jeruk di NTT, dan pengembangan krisan di

Tabanan, Bali. Kegiatan dalam rangka koordinasi dan pengawalan program

dukungan dan pengembangan kawasan tanaman hortikultura dapat dilihat

sebagai berikut.

1. Pengawalan program dukungan dan pengembangan kawasan tanaman

sayuran telah dilakukan pada 3 lokasi kawalan agribisnis tanaman

sayuran dan Kawasan Rumah Pangan Lestari dengan realisasi sebesar

100% (sangat berhasil) dari target yang ditetapkan sebanyak 3

lokasi, yaitu: 1) Terlaksananya kegiatan pemberian dukungan inovasi

pengembangan cabai merah di kawasan hortikultura Ciamis; 2)

Terlaksananya kegiatan konfirmasi tentang keberadaan program

pengembangan kawasan agribisnis sayuran di Kabupaten Garut dan

Brebes; 3) Dukungan program Kawasan Rumah Pangan Lestari dengan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 64

terbangunnya percontohan rumah pangan lestari di tiga lokasi yaitu

Lembang, Bandung dan Cibubur.

2. Program dukungan dan pengembangan kawasan tanaman buah

subtropika telah dilakukan pengawalan pada 7

lokasi (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB dan NTT)

dengan realisasi sebesar 87,5% (berhasil), dari target sebanyak 8

lokasi, 1 lokasi yaitu Papua ditiadakan. Hal ini dikarenakan adanya

kebijakan pemerintah untuk subsidi bahan bakar, sehingga terjadi

pemotongan biaya anggaran di pertengahan tahun 2013. Adapun

kegiatan yang telah dilaksanakan adalah sbb : 1) Diseminasi teknologi

perbenihan dan budidaya pepaya, pisang dan sirsak; 2) Kunjungan Ibu

Negara di KRPL Cibubur, Jakarta; 3) Penampilan model kawasan rumah

pangan lestari mencakup penananam tanaman pangan, sayuran, buah-

buahan, rempah dan obat serta ternak ikan; 4) Diseminasi budidaya

tanaman buah untuk KRPL; 5) Sosialisasi pengembangan tanaman

hortikultura (buah-buahan) untuk KRPL kepada Kelompok Tani Ambun

Pagi, Aripan, Solok- Sumatera Barat; 6) Dukungan logistik benih (sirsak,

pepaya, pisang) untuk pengembangan KRPL di Sumatera Utara,

Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali,

Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan NTT.).

3. Program dukungan dan pengembangan kawasan tanaman hias dalam

mendukung pengembangan kawasan hortikultura di 7 lokasi dengan

realisasi sebesar 100% (sangat berhasil) dari target sebanyak 7 lokasi,

yaitu di Soropadan (Jawa Tengah), Karang Anyar (Jawa Tengah), Solok

(Sumatera Barat), Sukabumi (Jawa Barat), Nusa Dua (Bali), Banjir Kanal

Timur (DKI Jakarta), dan Tabanan (Bali).

4. Program dukungan dan pengembangan kawasan tanaman jeruk dan

buah subtropika di 5 lokasi dengan realisasi sebesar 100% (sangat

berhasil) dari terget sebanyak 5 lokasi. Kawalan dan dukungan tersebut

antara lain adalah jeruk melalui demo, temu lapang, dan penyediaan

nara sumber serta sosialisasi inovasi teknologi pengelolaan kebun jeruk

sehat langsung di lahan petani di kawasan agribisnis jeruk yaitu Jatim,

Sumbar, Bengkulu, NTT dan Kaltim memberikan hasil yang cukup

signifikan terhadap perbaikan pengelolaan kebun jeruk milik petani dan

sekaligus meningkatkan minat petani untuk menerapkan inovasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 65

teknologi jeruk sesuai rekomendasi. Lokasi yang mendapat kawalan

menunjukkan keragaan kebun jeruk yang bersih dan lebih sehat dan

kemauan petani untuk menerapkan beberapa komponen inovasi

teknologi seperti pemangkasan, sanitasi kebun dan penyaputan batang.

Outcome

Berdasarkan capaian kinerja kegiatan yang telah dihasilkan, ada beberapa

capaian yang dapat diperkirakankan sebagai outcome, antara lain adalah

VUB, distribusi benih sumber, teknologi, dan diseminasi.

a. VUB

Varietas Unggul Baru (VUB) hortikultura yang dapat diperkirakan

sebagai outcome antara lain: adalah adopsi (Lisensi) Cabai merah var.

Kencana dan kangkung var. Sutera telah mendapat perjanjian Lisensi

dari swasta dengan PT. Agrindo Hartha Mekar berdasarkan

penandatangan MoU pada tanggal 25 Mei 2012. Balitsa juga telah

melaksanakan kerjasama lisensi berupa kerjasama perbanyakan benih

hibrida komoditas mentimun Litsa Hijau pada bulan Nopember 2013

antara Balitsa dengan CV. Citra Semayang Indonesia. Cabai keriting

varietas Kencana juga telah diadopsi oleh kelompok tani di Ciamis Jawa

Barat. Cabai merah varietas Tanjung-2 yang disebarkan Balitsa telah

diadopsi di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Jawa Barat

(Ciamis, Garut, Kuningan, Cirebon, Tasikmalaya) dan Jawa Timur

(Blitar). Tahun 2012, varietas cabai merah Tanjung-2 dari Balitsa telah

diadopsi petani di 10 Kecamatan di Kabupaten Ciamis. Diperkirakan

total luas tanam Tanjung-2 adalah 140 ha. Dampak langsung dari

adopsi varietas cabai Tanjung-2 di Ciamis saja, pada tahun 2012,

adalah terjadi peningkatan profit petani adopter sebesar 7,4 Milyar

rupiah dan terjadi peningkatan Rate of Invesment (ROI) sebesar

131%. Dampak tak langsung dari adopsi Tanjung-2 adalah

berkurangnya hari kerja bagi tenaga kerja petani senilai 1,5 Milyar,

diperolehnya profit bagi produsen benih sebesar 205 juta rupiah, dan

tersedianya 1.272 ton cabai merah berkualitas untuk bahan baku

sambal tradisional bagi konsumen rumah tangga/warung. Tingkat

pengembalian biaya penelitian dan diseminasi varietas Tanjung-2

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 66

adalah ROI sebesar 2.558%. Artinya setiap 100 rupiah yang

dialokasikan untuk biaya penelitian dan biaya diseminasi varietas

Tanjung-2 akan memberikan peningkatan profit sebesar 2.558 rupiah

bagi petani adopternya.

b. Distribusi Benih Sumber

Ketersediaan benih sumber yang dihasilkan diupayakan untuk dapat

memenuhi permintaan konsumen melalui Unit Pengelola Benih Sumber

(UPBS) sehingga dapat mendistribusikan benih sumber hortikultura secara

tepat jenis, tepat waktu, tepat harga, tepat jumlah, tepat mutu, dan tepat

tempat. Pada tahun 2013 UPBS lingkup Puslitbang Hortikulltura telah

menyebarkan dan mendistribusikan benihnya kepada pengguna

diantaranya Direktorat Perbenihan dan Sarana Prasarana Hortikultura,

Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura, Dinas Pertanian,

perusahaan swasta, petani, masyarakat umum, pengunjung pameran,

beberapa wilayah Indonesia, dll. Benih sumber hortikultura yang

didistribusikan oleh UPBS masing-masing komoditas adalah sebagai

berikut:

A. Benih sumber tanaman sayuran

Beberapa output benih sumber tanaman sayuran apabila

dikembangkan lebih lanjut dapat berpotensi menjadi outcome antara

lain distribusi benih dan kerjasama lisensi. Benih sumber sayuran

generatif telah terdistribusi ke 27 BPTP dan 21 Dinas Pertanian di

seluruh Indonesia, bawang merah telah terdistribusi ke 8 BPTP dan 7

Dinas Pertanian, sedangkan kentang telah terdistribusi ke 4 BPTP dan 4

Dinas Pertanian dengan perician sebagai berikut :

Stok benih bawang merah yang tersedia telah terdistribusi 5958,5

kg benih sumber bawang merah meliputi Sembrani (931,2kg),

Katumi (923,2 kg), Maja (585,2 kg), Bima (1752,7 kg), Kuning

(246,6 kg), Pikatan (329,9 kg), Trisula (503,2 kg), Pancasona

(209,8 kg), Mentes (355,7 kg), Kramat-1 (103,4 kg) dan Kramat-2

(17,6 kg).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 67

Sayuran lainnya terdistribusi 304.024 g meliputi cabai var.

Lembang-1 (511 g), cabai var. Tanjung-2 (760 g), cabai var.

Kencana (20.511 g), tomat var. Mutiara (37 g), tomat var. Opal

(1392 g), tomat var. Ratna (12 g), tomat var Mirah (34 g) tomat

var. Zamrut (48 g), tomat var. Intan (3 g), tomat var. Berlian (740

g), tomat var. CLN 6046 (20 g), bayam var. Kakap Hijau (5 g),

bayam var. Giti Merah (1070 g), bayam var. Giti Hijau (1775 g),

mentimun var. Saturnus (50 g), mentimun var. Mars (19240 g),

mentimun var. Pluto (125 g), mentimun var Hibrida-1 (250 g),

mentimun var. Hibrida 7 (100 g), kacang panjang var. KP-1 (109650

g), kacang panjang Pras-1 (1900 g), kacang panjang Pras-2 (4245

g), kacang panjang Pras-3 (6900 g), caisim LV-145 (16050 g),

buncis rambat var. Horti-1 (29300 g), buncis rambat Horti-2 (1350

g), buncis rambat Horti-3 (250 g), kangkung var. Sutera (81275 g),

dan buncis tegak var. Balitsa-1 (6000 g).

Dari stok benih kentang yang tersedia telah terdisribusi 28.232 ubi

Go meliputi Granola (9016), Atlantik Malang (1795), Manohara

(1805), Merbabu-17 (4250), Margahayu (1645), Pink 06 (1225),

GM-05 (1185),Cipanas (2763), Kikondo (100), GM-08 (2390),

Tenggo (2051), Andina (1175), Kastanum (1077), Vernei (700) dan

Repita (2055) Serta 26400 planlet meliputi Granola (14348), Atlantik

M (7680), Margahayu (820), Merbabu-17 (2550), Cipanas (820),

Tenggo (1890), Kikondo (770), Cingkariang (360) dan Repita

(4130).

Balitsa juga telah melakukan kerjasama lisensi telah dilaksanakan pada

bulan Nopember 2013 antara Balitsa dengan CV. Citra Semayang

Indonesia berupa kerjasama perbanyakan benih hibrida komoditas

mentimun Litsa Hijau

B. Benih Sumber Tanaman Buah Tropika

Beberapa output benih sumber tanaman buah tropika apabila

dikembangkan lebih lanjut dapat berpotensi menjadi outcome antara

lain adalah :

Terdistribusinya benih sumber buah tropika sejumlah 8.206 batang

ke berbagai wilayah pengembangan dan terealisasinya distribusi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 68

benih buah tropika dalam rangka mendukung kegiatan KRPL di

berbagai lokasi.

Menyebarkan leaflet sebanyak 9.850 eksemplar (exp), dengan

rincian 1.200 exp pada Tour de Singkarak, 1.050 exp pada kegiatan

pertiga bumi di Lubuk Minturun, 1.150 exp pada pameran gelar

teknologi tepat guna (TTG) di Padang, 1.000 exp pada pameran

flora dan flori nasional di Yokyakarta, 950 exp pada kegiatan HPS di

Padang, 4.500 exp pada kegiatan ekspose buah nusantara II di

Kp.Sumani. 5 keping DVD teknologi yang berisi 7 judul teknologi ke

BPSP Propinsi Kalimantan Barat.

C. Benih Sumber Tanaman Hias

Komoditas krisan in-vivo dan in-vitro yang didistribusikan tahun 2013

sebanyak 387.200 stek berakar dan 877 botol planlet. Bibit krisan

dalam bentuk stek berakar terdiri atas 25 varietas yaitu Cut Nyak Dien,

Sakuntala, Puspita Nusantara, Puspita Asri, Puspita Pelangi, Padma

Buana, Swarna Kencana, Tirta Ayuni, Mustika Kaniya, Dewi Ratih,

Pasopati, Dwina Pelangi, Dwina Kencana, Pramuditha, Wastu Kaniya,

Asmarandana, Paras Ratu, Permana, Raspati, Sasikirana, Kusuma

Patria, Kusuma Sakti, Kusuma Swasti, Cintamani dan Ratna Hapsari.

Bibit krisan yana terdistribusi dalam bentuk planlet terdiri atas 19

varietas yaitu Cut Nyak dien, Sakuntala, Puspita Nusantara, Puspita

Pelangi, Swarna Kencana, Tirta Ayuni, Pasopati, Pramuditha, Wastu

Kaniya, Asmarandana, Raspati, Tiara Salila, Sasikirana, Kusuma patria,

Kusuma sakti, Kusuma swasti, Cintamani, Ratna hapsari dan Salzieta.

Pada tahun 2013 menunjukkan bahwa varietas krisan yang dipesan

terbanyak oleh konsumen dalam bentuk stek berakar adalah Puspita

Nusantara disusul oleh Sakuntala dan Puspita Pelangi. Ketiga varietas

tersebut memiliki warna berturut-turut kuning, kuning dan putih.

Varietas krisan yang dipesan terbanyak oleh konsumen dalam bentuk

planlet adalah Ratnahapsari, disusul oleh Sasikirana dan Kusuma

Swasti. Ketiga varietas tersebut memiliki warna berturut-turut merah,

putih dan ungu. Dengan demikian, secara umum konsumen lebih

menyukai varietas yang berwarna kuning dan putih, baik bibit dalam

bentuk stek berakar maupun dalam bentuk planlet. Benih krisan in vivo

didistribusikan kepada petani melalui Direktorat Perbenihan Florikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 69

(39,68%), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (13,68%), Instansi

Pemerintah 39,81% (Balai Pengembangan Benih Hortilutura dan Aneka

Tanaman/BPBHAT, Dinas-dinas Pertanian di daerah) melalui kegiatan-

kegiatan penelitian dan diseminasi dalam mendukung agribisnis krisan

nasional. Disamping itu benih krisan yang diproduksi terdistribusi juga

langsung kepada petani dan swasta melalui pemesanan langsung ke

UPBS tanaman hias sebanyak 6,83%.

UPBS tanaman hias disamping memproduksi benih krisan juga

memproduksi benih tanaman anggrek dan tanaman hias lainnya.

Anggrek dendrobium terdistribusi 620 tanaman sebagai tanaman

dewasa dan 285 dalam bentuk planlet di botol. Sisa dari benih anggrek

berupa tanaman (remaja dan dewasa) dan planlet dalam botolan, yang

depelihara sebagai stok benih dan sumber eksplan untuk produksi

benih anggrek. Sementara Spathoglottis terdistribusi 1.381 tanaman,

Mawar Potong 833 tanaman, Mawar Mini 307 tanaman, Gladiol 2.535

subang, Anthurium 185 tanaman, Sedap malam 18,5 kg umbi, Anyelir 3

dalam bentuk planlet di botol, sementara untuk Lili terdistribusi 705

tanaman dan 44 dalam bentuk planlet di botol.

D. Benih Sumber Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika

Sampai dengan tahun 2013, varietas jeruk yang dilepas tahun-tahun

sebelumnya telah disebarluaskan dan didistribusikan kepada pemesan

diantaranya, Dinas Pertanian, Direktorat Perbenihan, swasta serta

gapoktan di sentra-sentra jeruk Indonesia yang sebelumnya

kelembagaan perbenihan baik pemerintah maupun swasta diberbagai

propinsi sentra pengembangan jeruk, dari 19 propinsi di tahun 2012

menjadi 23 propinsi di tahun 2013. Produksi benih sumber kelas benih

BF dan BPMT pada tahun 2013 sebanyak 7.233 pohon dan telah

terdistribusi sebanyak 8.645 pohon. Distribusi lebih banyak dari

produksi dikarenakan memenuhi pemesanan pada akhir tahun 2012.

Berdasarkan analisis secara ekonomi antara usahatani mengadopsi

benih jeruk bebas penyakit dan non adopsi benih jeruk bebas penyakit

pada tiga lokasi yaitu Kabupaten Banyuwangi-Jawa Timur, Kota Batu-

Jawa Timur dan Kabupaten Sambas-Kalimantan Barat semuanya

memenuhi kriteria layak untuk diusahakan, karena semua nilai NPV > 0

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 70

(bernilai positif), B/C rasio bernilai > 1 dan nilai IRR > dari tingkat

suku bunga Bank Indonesia yang berlaku saat ini (7,5%). Namun

demikian, dapat dicermati bahwa usahatani jeruk yang menggunakan

benih berlabel bebas penyakit memberikan nilai keuntungan

berdasarkan NPV, B/C rasio dan IRR tersebut lebih tinggi dari pada

usahatani yang tidak menggunakan benih berlabel bebas penyakit.

Dengan demikian, meskipun biaya investasi yang dikeluarkan oleh

petani untuk benih bebas penyakit nilainya lebih besar, namun dapat

terbayar oleh tingkat keuntungannya yang lebih tinggi pula. Selain itu,

umur tanaman yang menggunakan benih berlabel bebas penyakit

dengan pemeliharaan optimal bisa berlanjut sampai 10 tahun dan

bahkan lebih. Sedangkan yang tidak menggunakan benih berlabel

bebas penyakit umumnya setelah 4 atau 5 kali panen saja, tanaman

akan rusak. Jadi pada tahun ke-5 akan mengalami puncak produksinya,

kemudian setelahnya akan mengalami penurunan produksi dan

akhirnya tanaman menjadi rusak atau mati. Sedangkan tanaman yang

menggunakan benih jeruk berlabel diharapkan akan terus linier dan

berkelanjutan. Sebagaimana yang terjadi di Kabupaten Banyuwangi,

saat ini sudah merupakan penanaman generasi ketiga setelah tanaman

pada periode sebelumnya hancur. Demikian juga dengan yang terjadi

di Kabupaten Sambas, saat ini sudah merupakan penanaman generasi

kelima setelah tanaman pada periode-periode sebelumnya hancur.

Untuk nilai NPV dan IRR usahatani jeruk adopter di Batu

menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari pada usahatani adopter di

kedua lokasi lainnya karena varietas jeruk yang ditanam di Batu adalah

jenis keprok, yang mana harga jualnya di tingkat petani memang lebih

tinggi dari pada harga jeruk siam yang ditanam di Kabupaten

Banyuwangi dan Sambas. Harga jual jeruk keprok di tingkat petani

berkisar antara Rp 8.000 – 10.000/Kg, sedangkan harga jual jeruk Siam

di tingkat petani berkisar antara Rp 4.000 – 7.000/Kg. Sehingga

penerimaan petani nilainya lebih tinggi. Namun jika dilihat berdasarkan

nilai B/C rasionya, maka tingkat B/C rasio pada usahatani jeruk adopter

di Kabupaten Sambas nilainya lebih tinggi dari pada usahatani jeruk

adopter di kedua lokasi lainnya. Hal ini dikarenakan biaya pemeliharaan

tanaman di Kabupaten Sambas yang lebih rendah dari pada biaya di

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 71

kedua lokasi lainnya. Dengan demikian menyebabkan nilai pembagi

penerimaan petani menjadi lebih kecil dan menghasilkan nilai rasio

yang lebih besar. Berdasarkan informasi ini, potensi ekonomi jeruk

Siam Pontianak di Kabupaten Sambas masih cukup tinggi. Bila

kenyataannya di lapang terjadi penurunan luasan lahan jeruk di

wilayah tersebut akibat semakin banyak tanaman yang rusak maka

perlu digali sumber akar permasalahannya dan dicari solusinya.

c. Teknologi

Dengan teknologi yang dihasilkan, Puslitbang Hortikultura telah

melakukan dukungan dan pengembangan kawasan hortikultura di

beberapa wilayah Indonesia yang dilaksanakan oleh Balit lingkup

Puslitbang Hortikultura.

Balitsa telah mengadakan dukungan dan pengembangan

kawasan hortikultura di tiga lokasi, yaitu Ciamis, Garut dan Brebes,

serta dukungan program Kawasan Rumah Pangan Lestari di Lembang,

Bandung dan Cibubur. Teknologi yang dihasilkan Balitsa apabila

dikembangkan lebih lanjut dapat berpotensi menjadi outcome ,

diantaranya adalah Teknologi produksi cabai merah dengan

menggunakan netting house, spesifikasi Balitsa dapat

direkomendasikan untuk penelitian pengkajian di BPTP karena dapat

meningkatkan hasil cabai merah sampai 238%. Rakitan teknologi

pengendalian OPT pada budidaya kentang toleran suhu panas akan

menggiring petani untuk menurunkan ketinggian bertanam kentang

menjadi di dataran medium sehingga dapat mengurangi risiko banjir

dan longsor.

Balitbu melaksanakan koordinasi dan pendampingan teknologi di

Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB dan NTT.

Output teknologi dari Balitbu Tropika jika dikembangkan lebih

lanjut dapat berpotensi menjadi outcome antara lain: 1) Teknologi

meningkatkan ukuran /berat mangga gedong gincu melalui pengairan

dan pemupukan; 2) Teknologi memperpanjang masa simpan mangga

Gedong gincu dan Arumanis menggunakan suhu rendah dalam

simpanan; 3) Teknologi pengendalian stem end root yang menyerang

mangga di simpanan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 72

Balithi melakukan dukungan dan pengembangan kawasan

hortikultura di di Soropadan (Jawa Tengah), Karang Anyar (Jawa

Tengah), Solok (Sumatera Barat), Sukabumi (Jawa Barat), Nusa Dua

(Bali), Banjir Kanal Timur (DKI Jakarta), dan Tabanan (Bali).

Balitjestro telah mengadakan dukungan teknologi pengelolaan

kebun jeruk sehat di kawasan agribisnis jeruk Kawalan dan dukungan

tersebut antara lain adalah jeruk melalui demo, temu lapang, dan

penyediaan nara sumber serta sosialisasi inovasi teknologi pengelolaan

kebun jeruk sehat langsung di lahan petani di kawasan agribisnis jeruk

yaitu Jatim, Sumbar, Bengkulu, NTT dan Kaltim memberikan hasil yang

cukup signifikan terhadap perbaikan pengelolaan kebun jeruk milik

petani dan sekaligus meningkatkan minat petani untuk menerapkan

inovasi teknologi jeruk sesuai rekomendasi. Lokasi yang mendapat

kawalan menunjukkan keragaan kebun jeruk yang bersih dan lebih

sehat dan kemauan petani untuk menerapkan beberapa komponen

inovasi teknologi seperti pemangkasan, sanitasi kebun dan penyaputan

batang.

d. Diseminasi

Dalam rangka mengkomunikasikan teknologi hasil penelitian agar

dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat pengguna, pada

tahun 2013 Puslitbang Hortikultura mengadakan kegiatan Diseminasi

Inovasi Teknologi Unggulan Hortikultura. Melalui kegiatan ini

diharapkan adanya akselerasi transfer inovasi teknologi kepada pelaku

agribisnis dan masyarakat untuk meningkatkan daya saing produk

hortikultura; terciptanya pertukaran informasi antara peneliti,

pengambil kebijakan, petani, masyarakat, pengusaha, dan pelaku

agribisnis di bidang hortikultura; menggali umpan balik dan masukan

dari pengguna teknologi dan pelaku agribisnis untuk penajaman

program litbang hortikultura.

Dengan diselenggarakannya diseminasi inovasi teknologi

unggulan hortikultra selama tahun 2013 maka, varietas unggul baru,

teknologi unggulan, dan produk yang dihasilkan oleh Balit lingkup

Puslitbang Hortikuktura dapat dikenal lebih dekat oleh peneliti,

pengambil kebijakan, petani, masyarakat, pengusaha, dan pelaku

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 73

agribisnis di bidang hortikultura. Hal ini ditandai dengan: 1) semakin

responsnya pengunjung mengunjungi stand Puslitbang Hortikultura

untuk mencari informasi tentang hortikultura; 2) Apresiasi positif

pengunjung untuk setiap produk yang ditampilkan pada saat pameran;

3) ketertarikan swasta akan VUB/teknologi/produk yang ditampilkan

sehingga terjalin kerjasama; 4) jumlah pengunjung yang mengunjungi

web semakin tahun semakin bertambah; 5) semakin meningkatnya

kunjungan wisata ilmiah dan magang ke Balit lingkup Puslitbang

Hortikultura; 6) Publikasi ilmiah yang dipakai oleh pengguna sebagai

bahan literature.

e. Kerjasama

Sebagai salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan diseminasi

inovasi hortikutura adalah ketertarikan swasta akan

VUB/teknologi/produk yang ditampilkan sehingga terjalin kerjasama.

Adapun mitra yang telah menjalin kerja sama dengan Balitsa adalah

kerjasama luar negeri dengan Applied Plant Research (APR) Wageningen

UR The Netherlands, Asian Vegetable Reasearch Development Center

(AVRDC) Taiwan, ACIAR dan JIRCAS.

Balitbu melaksanakan kerjasama dengan PT. Rama Baja Batam,

Direktorat Pemukiman, Lingkungan, Dan Agribisnis Bedah Pengusahaan

Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Pemerintah

Daerah Kabupaten Solok, PT. Mekar Unggul Sari dan ACIAR.

Balai Penelitian Tanaman Hias telah melaksanakan kerja sama

dengan: PT Agronas Farm, BPTP DIY dan CV. Panah Mas Farm, Pemkab

Wonosobo, CV. Centra Anggrek, pengembangan inovasi varietas

ungguldan perbenihan tanaman hias krisan di Sukabumi, pengembangan

inovasi budidaya leatherleaf di Getasan Kabupaten Semarang, dan

pengembangan agribisnis anggrek berbasis SCM di kawasan Matesih

Karang Anyar.

Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika tahun 2013

telah melaksanakan kerja sama kegiatan Pengembangan Kawasan

Agribisnis Jeruk RGL di wilayah Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu

melalui dukungan inovasi teknologi hasil penelitian dan pengembangan

dari Balitjestro

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 74

Tabel 4. Perbandingan capaian indikator kinerja tahun 2012 dan 2013

Indikator Kinerja Satuan

2012 2013

Target

Realisasi

% Target Realisasi %

Jumlah VUB Hortikultura VUB 25 34 136 31 27 87,10

Jumlah Benih Sumber

Hortikultura

- Jumlah Benih Sumber (G0)

Kentang

Go kentang 45.000 53.895 119,77 101.000 121,235 98,01

- Jumlah Benih Sumber Bawang

Merah dan Sayuran Potensial

kg bawang

merah dan

sayuran

potensial

30.000 32.571 108,57 35.000 26.596,93

- Jumlah benih sumber buah

tropika

batang 33.000 35.800 108,48 12.000 12.300 102,5

- Jumlah Benih Sumber Tanaman

Hias

planlet 3.100 37.470 1.208,71 3.700 14.085 360,68

setek 250.000 505.048 202,02 300.000 492.253 164,08

- Jumlah benih sumber jeruk dan

buah subtropika

BF & BPMT,

benih sumber

buah subtropika

4.000 6.851 171 5.200 7.233 139

- Jumlah benih jeruk batang

atas dan batang bawah hasil

perbanyakan SE

planlet 500.000 335.000 67 300.000 30.000 10

Jumlah Teknologi Budidaya

Produksi Hortikultura Ramah

Lingkungan

teknologi 14 14 100 24 26 108,69

Jumlah sumberdaya genetik

hortikultura yang terkonservasi

dan terkarakterisasi

aksesi 1.625 1750 107,69 1.920 1.963 102,24

Jumlah Diseminasi Inovasi

Hortikultura

seminar 13 18 138,46 5 13 260

open house 1 1 100 4 3 75

pameran 22 52 236,36 31 42 135,48

Jurnal 4 4 100 6* 4 100

exp

leaflet/booklet

6000 6000 100 12.000 12.000 100

artikel publikasi

ilmiah

25 25 100 - -

artikel publikasi

populer

10 10 100 - -

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 75

buah materi web 12 12 100 12 12 100

gelar teknologi 1 1 100 1 2 200

paket fasilitas

pengajuan

usulan paten

2 3 150 - -

fasilitasi

pengajuan

pelepasan

varietas

3 1 33,3 - -

buku panduan

teknis

1 1 100 - -

promosi TV 4 6 150

buku Profil Buah

Nusantara

300 300 100

majalah iptek

hortikultura

1 1 100 400 400 100

Jumlah Rekomendasi Kebijakan

litbang Hortikultura

rekomendasi 1 1 100 3 6 200,00

Jumlah Kerjasama Penelitian kerjasama 21 26 123,81 23 26 113,04

Jumlah Koordinasi dan

Pengawalan Program Dukungan

dan Pengembangan Kawasan

Hortikultura

lokasi 24 20 120,83 27 26 96,30

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 76

3.4. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Dalam era Anggaran Berbasis Kinerja, maka prinsip – prinsip

akuntabilitas kinerja dalam pemanfaatan penggunaan anggaran perlu

dirumuskan secara konkrit dan terukur. Indikator keberhasilan penelitian tidak

hanya mampu meningkatkan produksi dan kualitas tetapi akuntabilitas

penggunaan anggarannya harus dapat dianggap sebagai investasi. Dengan

pendekatan tersebut maka pada tahun 2013 telah dirancang RKA-KL yang

kemudian menjadi bahan penyusunan DIPA. Sumber anggaran yang digunakan

selama ini berasal dari dana APBN, serta kegiatan kerjasama luar negeri dan

dana dari APBNP.

3.4.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun 2013

Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2013 Lingkup

Puslitbang Hortikultura mempunyai pagu awal sebesar Rp. 101.946.516.000,-.

Alokasi anggaran per UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura tahun 2013 adalah

sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta Rp 26.438.486.000,-

(26%), Balitsa Lembang Rp. 22.680.981.000,- (22%), Balitbu Tropika Solok Rp.

20.091.655.000,- (20%), Balithi Segunung Rp. 18.570.576.000,- (18%) dan

Balitjestro Tlekung Rp. 14.165.018.000,- (14%). Namun demikian dengan

adanya kebijakan pemeritah tentang penghematan pada bulan Agustus 2013,

DIPA Lingkup Puslitbang Hortikultura mengalami penghematan sebesar 10%

sehingga menjadi sebesar Rp.71.493.786.000,- dengan rincian Puslitbang

Hortikultura Jakarta Rp.11.645.454.000,-, Balitsa Lembang Rp. 19.407.962.000,-

Balitbu Tropika Solok Rp. 15.520.285.000,-, Balithi Segunung Rp.

14.728.533.000,- dan Balitjestro Tlekung Rp. 10.191.552.000,-

Sampai dengan tanggal 28 Desember 2013 DIPA Puslitbang Hortikultura

kembali mengalami perubahan karena adanya tambahan dana dari Hibah, dan

adanya revisi pagu minus belanja pegawai pada UPT Balitbu, Balithi dan

Balitjestro, sehingga anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura tahun 2013

menjadi Rp. 102.259.605.00, dengan rincian masing-masing UK/UPT sebagai

berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta menjadi Rp 26.930.841.000,-

(26%) karena ada tambahan dana hibah Rp. 1.875.550.000,-, Balitsa Lembang

menjadi Rp. 23.280.056.000,- (22%) karena ada tambahan dana hibah Rp.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 77

1.577.577.000,- dan Balitbu Tropika Solok Rp. 20.114.437.000,- (20%), karena

ada tambahan hibah Rp. 430.200.000,-.

Persentase DIPA UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura sebelum revisi

dan sesudah revisi pada tahun 2013 dapat di lihat pada grafik di bawah ini.

Puslitbanghorti26.438.486.000

26%

Balitsa22.680.981.000

22%Balitbu

20.091.655.000 20%

Balithi18.570.376.000

18%

Balitjestro14.165.018.000

14%

DIPA PUSLITBANG HORTIKULTURA TAHUN 2013

Puslitbanghorti

25.297.878.000 26%

Balitsa

21.702.479.000 22%

Balitbu

19.224.861.000 20%

Balithi

17.769.213.000 18%

Balitjestro

13.553.911.000 14%

DIPA PUSLITBANG HORTIKULTURA TAHUN 2013

(Revisi Penghematan)

b

a

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 78

Gambar 20. Persentase Pagu Anggaran Puslitbang Hortikultura TA 2013 masing-masing UK/UPT. a) sebelum revisi, b) setelah revisi c). Revisi Hibah dan Pagu Minus

Memperhatikan komposisi pagu anggaran di atas memperlihatkan

Puslitbang Hortikultura menempati penyediaan pagu tertinggi, yaitu sebesar

26%, ini disebabkan adanya belanja modal pembangunan gedung kantor

Puslitbang Hortikultura, kemudian diikuti Balitsa sebesar 22%, Balitbu Tropika

20%, 18% dan Balitjestro sebesar 13%.

Perubahan anggaran DIPA terdapat pada Satuan Kerja Lingkup

Puslitbang Hortikultura, yaitu Balitsa dan Balitbu Tropika, Balithi Tanaman Hias

dan Balitjestro Tlekung mengalami perubahan akibat dari adanya dan hibah dan

revisi pagu minus pada belanja pegawai Hal ini karena Puslitbang Hortikultura

menerima dana hibah langsung dari negara lain dan badan internasional.

Keseluruhan penambahan dana hibah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Puslitbanghorti26.930.841.000

26%

Balitsa23.280.056.000

23%

Balitbu20.114.437.000

20%

Balithi18.154.772.000

18%

Balitjestro 13.779.499.000

13%

DIPA PUSLITBANG HORTIKULTURA TAHUN 2013

(Revisi Hibah dan Pagu Minus)

c

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 79

Tabel 5. Rekapitulasi Penambahan dana hibah lingkup Puslitbang

Hortikultura

No UK/UPT

RINCIAN Total Pagu Pagu Hibah

(Rp.)

Realisasi

(Rp.)

Sisa (Rp.)

1.

Puslitbang Hortikultura

3.863.327.000

Terdiri dari :

Bioversity 1.485.058.000 958.021.400 586.734.642

ACIAR 242.702..000 182.972.650 41.368.600

AFACI 147.790.000 147.790.000 0

Balitsa 1.577.577.000 981.249.710 596.637.290

2. Balitbu Tropika

ACIAR

430.200.000 347.380.600 82.819.400

TOTAL 3.863.327.000 2.617.414.360 1.307.559.932 3.863.327.000

Anggaran belanja dalam rangka operasional kegiatan Puslitbang

Hortikuktura dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan

dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan sebagaimana yang

telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga. Pagu

Puslitbang Hortikultura dialokasikan untuk belanja pegawai, modal dan barang.

Gambar 21. Pagu Anggaran Puslitbang Hortikultura TA.2013 Per Belanja

Memperhatikan komposisi penyediaan Belanja memperlihatkan Belanja

pegawai menempati penyediaan pagu yang paling tinggi. Hal tersebut dapat

digunakan sebagai indikator bahwa operasional pelaksanaan kegiatan di

B. Pegawai 39.785.027.000

B.Barang41.314.276.000

B.Modal

21.160.302.000

DIPA PUSLITBANG HORTIKULTURA TAHUN 2013 Perjenis Belanja

B.Pegawai

B.Barang

B.Modal

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 80

Puslitbang Hortikultura, lebih membutuhkan Belanja pegawai. Belanja Modal

dibutuhkan untuk melengkapi peralatan dan bahan laboratorium dan KP serta

penelitian dan diseminasi dan atau bangunan yang kurang.

Realisasi keuangan sampai dengan 31 Desember 2013 secara

keseluruhan telah mencapai Rp. 95.522.187,348- (93,41%). Persentase realisasi

capaian keuangan dari masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah

sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta 84,90%, Balitsa Lembang

94,04%, Balitbu Tropika Solok 98,68%, Balithi Segunung 98,76%, dan Balitjestro

Tlekung 96,22%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 81

Tabel 6. Capaian kegiatan utama dan realisasi keuangan dalam

pencapaian sasaran 2013 lingkup Puslitbang Hortikultura

NAMA

KEGIATAN/OUTPUT

ANGGARAN KINERJA OUTPUT

PAGU REALISASI

TARGET SATUAN

REALIS

ASI

% (Rp) (Rp) (%)

Penelitian dan

Pengembangan

Tanaman

Hortikultura

102.259.605.000 95.522.187.348 93,41

Jumlah VUB

Hortikultura

31

vub

27

87,10

Jumlah Benih Sumber

Hortikultura

101.000

G0 kentang 121,235

98,01

35.000 kg bwng merah dan

sayuran potensial

26.596,9

3

12.000

3.700

batang

planlet

12.300

14.085

102,5

380,68

300,000 stek tan.hias, 492,253 164,08

5.200

300.000

batang Bawah dan

Batang Atas Jeruk

hasil SE

planlet

7.233

30.000

139

10

Jumlah Teknologi

Budidaya Produksi

Hortikultura Ramah

Lingkungan

24 teknologi 26 108,69

Jumlah Sumberdaya

Genetik Hortikultura

yang

Terkonsentrasi dan

Terkarakterisasi

1.920 aksesi 1.963 102,24

Jumlah Diseminasi

Inovasi Hortikultura

5

4

31

seminar

open House/field

day

pameran

13

4

42

260

100

135,45

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 82

1

6*

12.000

12

1

400

300

4

1

ekspose

jurnal

leaflet/booklet(eks

materi Web

gelar Teknologi

majalah Iptek Hort

(expl)

expl.Buku Profil

Buah Nusantara

promosi TV (kali)

paket Diseminasi

Teknologi ke BPTP

1

4

12.000

12

2

400

300

6

1

100

100

100

100

200

100

100

150

100

Jumlah Rekomendasi

Kebijakan litbang

Hortikultura

3 rekomendasi 6 200

Jumlah Kerjasama

Penelitian

23 kerjasama 26 113,04

Jumlah Koordinasi dan

Pengawalan Program

Dukungan dan

Pengembangan

Kawasan Hortikultura

27 lokasi 26 96,30

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 83

Gambar 22. Grafik Persentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikultura TA

2013 Per UK/UPT

Rata-rata realisasi anggaran per UK/UPT maupun per jenis belanja

lingkup Puslitbang Hortikultura menunjukkan hasil yang baik, yaitu di atas 90%,

kecuali Puslitbang Hortikultura realisasi sampai 31 Desember 2014 sebesar

83,90% hal ini disebabkan putusnya kontrak pembangunan gedung Puslitbang

Hortikultura dan akan dilanjutkan pada tahun 2014.

Akuntabilitas keuangan tidak terlepas dari berhasilnya pencapaian

sasaran yang dicapai oleh Puslitbang Hortikultura dengan penjabaran pencapaian

kegiatan utama dan output yang dihasilkan oleh UK/UPT lingkup Puslitbang

Hortikultura pada Tabel 7.

Perbandingan Realisasi Anggaran tahun 2012 dengan Realisasi

Anggaran tahun tahun 2013

Pagu Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2012

Lingkup Puslitbang Hortikultura sebesar Rp.74.505.355.000,-. Alokasi anggaran

per jenis belanja lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : belanja

pegawai Rp.35.851.173.000,-, belanja barang Rp. 33.895.185.000,-, dan belanja

modal Rp. 4.758.997.000,-. Sedangkan alokasi anggaran per UK/UPT lingkup

Puslitbang Hortikultura tahun 2012 adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang

Hortikultura Jakarta Rp 13.220.536.000,-, Balitsa Lembang Rp. 20.007.773.000,-,

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

Puslitbang HortiBalitsa Balitbu Balithi BalitjestroLingkup Puslit

83.9094.04

98.68 98.76 96.2293.41

P

e

r

s

e

n

UPT/UK

PERSENTASE PELAKSANAAN DIPAS/D DESEMBER 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 84

Balitbu Tropika Solok Rp 16.356.961.000,-, Balithi Segunung Rp

14.728.553.000,- dan Balitjestro Tlekung Rp. 10.191.552.000,-.

Realisasi keuangan sampai dengan 31 Desember 2012 secara

keseluruhan mencapai 95,71% dari Pagu Anggaran. Persentase realisasi

keuangan dari masing-masing jenis belanja lingkup Puslitbang Hortikultura

adalah sebagai berikut : belanja pegawai 96,36%, belanja barang 94,94%, dan

belanja modal 96,28%. Sedangkan realisasi keuangan dari masing-masing

UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : Satker

Puslitbang Hortikultura Jakarta 93,02%, Balitsa Lembang 95,78%, Balitbu

Tropika Solok 96,81%, Balithi Segunung 96,05%, dan Balitjestro Tlekung

94,40%.

Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2013

Lingkup Puslitbang Hortikultura semula sebesar Rp.101.946.516.000,-.

Kemudian pada tanggal 26 September 2013 mengalami revisi penghematan

10% yang mengakibatkan Anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura mengalami

penurunan sehingga menjadi Rp. 97.548.342.000,-, Pagu Lingkup Puslitbang

Hortikultura pada tanggal 23 Desember 2013 kembali mengalami revisi DIPA

karena adanya tambahan dana dari hibah dan revisi pagu minus pada belanja

pegawai sehingga mengalami kenaikan sebesar Rp 4.711.263.000,- (4,82%)

dan mengakibatkan pagu DIPA lingkup Puslitbang Hortikultura menjadi Rp.

102.259.605.000,-. Alokasi anggaran per UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura

tahun 2012 adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta

Rp.25.297.878.000,-, menjadi Rp 26.930.841.000,- Balitsa Lembang Rp.

21.702.479.000,- menjadi Rp. 23.280.056.000,- Balitbu Tropika Solok Rp.

19.224.861.000,-,menjadi Rp. 20.114.437.000,- Balithi Segunung Rp.

17.769.213.000,- menjadi Rp. 18.154.772.000,- dan Balitjestro Tlekung Rp.

13.553.911.000,- menjadi Rp.13.779.499.000,-

Dibandingkan anggaran tahun 2012 DIPA Puslitbang Hortikultura pada

tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 37,25%. Realisasi keuangan sampai

dengan 31 Desember 2013 secara keseluruhan mencapai 93,41% dari Pagu

Anggaran. Persentase realisasi capaian keuangan dari masing-masing UK/UPT

lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut: Satker Puslitbang

Hortikultura Jakarta 83,90%, Balitsa Lembang 94,04%, Balitbu Tropika Solok

98,86, Balithi Segunung 98,76%, dan Balitjestro Tlekung 96,22%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 85

Gambar 23. Grafik Perbandingan Presentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikuktura

TA.2012 dan 2013 Per jenis Belanja

Gambar 24. Grafik Perbandingan Presentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikuktura

TA.2012 dan 2013 Per UK/UPT

80

85

90

95

100

B.Pegawai B.Barang B.Modal

96.3694.94

96.2897.60

92.26

87.79

Jenis Belanja

Perbandingan Persentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikuktura TA 2012 dan 2013 Per UK/UPT

2012

2013

7580859095

100 93.0295.73

98.2395.80 94.30

83.90

94.04 98.6898.76

96.22

UK/UPT

Perbandingan Persentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikuktura TA 2012 dan 2013 Per

UK/UPT

2012

2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 86

Tabel 7. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran lingkup Puslitbang

Hortikultura tahun 2012 dan 2013 menurut jenis belanja

No Jenis Pengeluaran

Tahun 2012 Tahun 2013

Pagu Anggaran

(Rp.)

Realisasi

Anggaran

(Rp.)

(%) Pagu Anggaran

(Rp.)

Realisasi

Anggaran

(Rp.)

(%)

1 Belanja Pegawai 35.902.852.000 34.597.563.649 96,36 39.785.027.000 38.830.969.291 97,60

2 Belanja Barang

33.895.185.000

32.179.331.663 94,94 41.314.276.000 38.114.594.338 92,26

3 Belanja Modal 4.707.318.000 4.532.365.525 96,28 21.160.302.000 18.576.623.719 87,79

Jumlah Seluruhnya 74.505.355.000 71.323.765.637 95,71 102.259.605.000 95.522.187.348 93,41

Tabel 8. Perbandingan Pagu dan realisasi anggaran masing masing UPT

lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun Anggaran 2012 dan

2013

No Uraian

Tahun 2012 Tahun 2013

Pagu Anggaran Realisasi Keuangan Sisa Anggaran Pagu Anggaran Realisasi Keuangan Sisa

Anggaran

(Rp.) ( Rp. ) % ( Rp ) (Rp.) ( Rp. ) % ( Rp )

1 Puslitbang Hortikultura 13.220.536.000 12.297.851.157 93.02 922.684.843 26.930.841.000 22.594.019.514 83,90 4.336.821.486

2 Balai PenelitianTanaman

Sayuran

20.007.773.000 19.163.510.683 95,78 844.262.317

23.280.056.000 21.892.535.905 94,04 1.387.520.095

3 Balai PenelitianTanaman

Buah Tropika

16.356.961.000 16.080.849.873 98,31 276.111.127

20.114.437.000 19.848.128.102 98,68 266.308.898

4 Balai PenelitianTanaman

Hias

14.728.533.000 14.146.560.000 96,05 581.973.000

18.154.772.000 17.929.522.402 98,76 225.249.598

5 Balai PenelitianTanaman

Jeruk dan Buah Subtropika

10.191.552.000 9.620.489.124 94.40

571.062.876 13.779.499.000 13.257.981.425 96,22

521.517.575

Jumlah Seluruhnya 74.505.355.000 71.309.260.837 95,71 3.196.094.1630 102.259.605.000 95.522.187.348 93,41 6.737.417.652

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 87

3.4.2. Target dan Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Sesuai mandat, Puslitbang Hortikuktura selain mendapatkan dana dari

APBN, juga menerima pendapatan dari PNBP yang berasal dari jenis penerimaan

umum dan fungsional.

Sumber penerimaan umum tahun 2013 yang menonjol terdiri dari : sewa

rumah dinas, penjualan aset yang dihapuskan, penerimaan kembali belanja

pusat tahunan yang lalu, pelunasan ganti rugi khususnya dari pengembalian

tunjangan fungsional penelitian, penerimaan denda penyelesaian pekerjaan dan

penerimaan pendapatan anggaran lain-lain.

Sumber penerimaan fungsional tahun 2013 mengalami peningkatan

disebababkan karena meningkatnya penjualan hasil pertanian dan perkebunan,

meningkatnya pendapatan jasa , jasa pelatihan/informasi/laboratorium.

Penerimaan umum adalah penerimaan yang bukan berasal dari

pelaksanaan tugas pokok instansi, sedangkan penerimaan fungsional merupakan

penerimaan yang berasal dari pelaksanaan tugas pokok instansi. Saat ini pagu

anggaran sumber dana dari PNBP dapat digunakan apabila satuan kerja telah

menerima PNBP dan tealh disetorkan ke kas negara, PNBP ini dapat digunakan

kembali dengan besaran sesuai dengan persetujuan penggunaan dari Menteri

Keuangan sebesar 94,02%.

Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Puslitbang

Hortikultura TA 2013 sebesar Rp.500.845.000,-, dengan rincian untuk masing-

masing UK/UPT tahun 2012 sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura

Jakarta Rp 0,-, Balitsa Lembang Rp 151.000.000,-, Balitbu Tropika Solok Rp

153.485.000,-, Balithi Segunung Rp 92.465.000,- dan Balitjestro Tlekung Rp

103.895.000,-

Realisasi PNBP sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp.

1.393.396.440,- (278,21%) dengan rincian untuk masing-masing UK/UPT

sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta Rp. 13.133.000,-, Balitsa

Lembang Rp. 528.584.305,-, Balitbu Tropika Solok Rp. 420.849.798,-, Balithi

Segunung Rp. 281.346.837 dan Balitjestro Tlekung Rp. 149.482.500,-.

Jika dikelompokkan menurut jenis penerimaan, tercatat realisasi Rp.

1.393.396.440,- (278,21% dari target Rp. 500.845.000,-) terdiri dari penerimaan

umum sebesar Rp 350.817.980 (423,46) dari target Rp. 82.845.000,- dan

penerimaan fungsional sebesar Rp. 1.042.578.460 ,- (249,42% dari target Rp.

418.000.000,-).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 88

Lebih jelasnya, realisasi PNBP TA 2013 dari penerimaan umum dan

fungsional dapat dilihat pada tabel 9 berikut :

Tabel 9. Rekapitulasi PNBP Tahun 2013 Lingkup Pusat Penelitian

dan Pengembangan Hortikultura

Jenis Pengeluaran

Tahun 2013

No Pagu Realisasi %

Target Rp. Rp

1 Puslitbang Hortikultura

- Penerimaan umum - 38.701.798 -

- Penerimaan Fungsional - 0 -

Jumlah : 1 - 38.701.798 -

2 Balai PenelitianTanaman Sayuran

- Penerimaan umum 23.000.000 203.872.245 886,40

- Penerimaan Fungsional 128.000.000 324.712.060 253,68

Jumlah : 2 151.000.000 528.584.305 350,05

3 Balai PenelitianTanaman

Buah Tropika

- Penerimaan umum 58.345.000 61.797.798 105,92

- Penerimaan Fungsional 95.140.000 359.052.000 377,39

Jumlah : 3 153.485.000 420.849.798 274,20

4 Balai PenelitianTanaman Hias

- Penerimaan umum 1.500.000 72.014.937 4801.00

- Penerimaan Fungsional 90.965.000 209.331.900 230.12

Jumlah : 4 92.465.000 281.346.837 304,27

5 Balai PenelitianTanaman

Jeruk dan Buah Subtropika

- Penerimaan umum - - -

- Penerimaan Fungsional 103.535.000 149.482.500 143,88

Jumlah : 5 103.895.000 149.482.500 143.88

Jumlah Penerimaan Umum ( 1 s/d 5 ) 82.845.000 376.386.778 454,33

Jumlah Penerimaan fungsional ( 1 s/d 5 ) 418.000.000 1.042.578.460

249,42

Jumlah Seluruhnya 500.485.000 1.418.965.238 283,52

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 89

Gambar 25. Grafik Komposisi Estimasi dan Realisasi PNBP Fungsional dan Umum TA

2013

Tabel di atas memperlihatkan bahwa tahun 2013 penerimaan sektor fungsional

lebih besar dari penerimaan umum, dimana hal ini disebabkan oleh :

1. Meningkatnya pengendalian internal atas intensifikasi penyetoran

penerimaan PNBP dari hasil pelaksanaan tupoksi UK/UPT lingkup Puslitbang

Hortikultura;

2. Naiknya batasan tertinggi ijin penggunaan kembali PNBP fungsional

menjadi 94,02%.

Perbandingan Penerimaan PNBP 2012 dengan Penerimaan PNBP tahun

2013

Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Puslitbang

Hortikultura TA 2012 sebesar Rp. 500.845.000,- dengan rincian untuk masing-

masing UK/UPT tahun 2012 sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura

Jakarta Rp 0,-, Balitsa Lembang Rp 151.000.000,-, Balitbu Tropika Solok Rp

153.485.000,-, Balithi Segunung Rp 92.465.000,- dan Balitjestro Tlekung Rp

103.893.000,-.

Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Lingkup Puslitbang

Hortikultura TA tahun 2012 sebesar 1.163.160.893,- (232,243%) dari target Rp

500.845.000,-, dan TA 2013 sebesar Rp. 1.418.965.238,- (283,52%) dari target

Rp. 500.845.000,-.

0

500,000,000

1,000,000,000

1,500,000,000

PenerimaanUmum

PenerimaanFungsional

Total

82,845,000

418,000,000 500,845,000 350,817,980

1,042,578,460

1,393,396,440

Jenis Penerimaan

Realisasi PNBP s/d 31 Desember 2013 Lingkup Puslitbang Hortikultura

Target

Realisasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 90

Capaian kinerja realisasi penerimaan umum setiap tahun rata-rata

mengalami peningkatan baik dari sisi nominal maupun persentase, tahun 2012

sebesar Rp.191.607.193,- (187,20%) dari target Rp. 102.355.000,- dan pada

tahun 2013 sebesar Rp.376.386.778,- (454,33%) dari target Rp. 82.845.000,-

Capaian kinerja realisasi penerimaan umum dari setiap tahun dari sisi

nominal maupun prosentase semakin meningkat, tahun 2012 sebesar

Rp.191.607.193 - (187,20%) dari target sebesar Rp.102.355.000,- dan tahun

2013 sebesar Rp. 376.386.778,- (454.33%) dari target sebesar Rp. 82.845.000,-

Realisasi penerimaan fungsional PNBP tahun 2012 lingkup Puslitbang

Hortikultura sebesar Rp. 971.553.700- (243,81%) dari target sebesar

Rp.398.490.000,- dan pada tahun 2013 terealisasi sebesar Rp. 1.042.578.460,-

(249,42%) dari target sebesar Rp. 418.000.000,-

Perbandingan Pendapatan Negara Bukan Pajak lingkup ( PNBP) Puslitbang

Hortikultura pada TA 2012 dan 2013 tercantum dalam gambar 28. dibawah ini.

Gambar 26. Grafik Perbandingan Realisasi PNBP TA.2012 dan 2013

0

500,000

1,000,000

1,500,000

PenerimaanUmum

PenerimaanFungsional

Total

191,607

971,554

1,163,161

350,818

1,042,578

1,393,396

Jenis Penerimaan

Perbandingan Realisasi PNBP Tahun 2012 - 2013 (Rp.000)

2012

2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 91

Tabel 10. Rekapitulasi PNBP Tahun 2012– 2013 Lingkup Pusat

Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

No

Jenis Pengeluaran

Tahun 2012 Tahun 2013

Pagu Realisasi Persen Pagu Realisasi Persen

Target

Rp. Rp

Target Rp. Rp

1 Puslitbang Hortikultura

- Penerimaan umum - 27.262.800 - 13.133.000 0,00

- Penerimaan Fungsional - - - -

Jumlah : 1 - 27.262.800 - 13.133.000 0,00

2 Balai PenelitianTanaman Sayuran

- Penerimaan umum 12.000.000 41.884.577 349.04 23.000.000 203.872.245 886,40

- Penerimaan Fungsional 139.000.000 363.897.800 261.80 128.000.000 324.712.060 253,68

Jumlah : 2 151.000.000 405.782.377 268.80 151.000.000 528.584.305 350.06

3 Balai PenelitianTanaman

Buah Tropika

- Penerimaan umum 58.345.000 53.051.662 90,93 58.345.000 61.797.798 105,92

- Penerimaan Fungsional 95.140.000 245.646.500 258,19 95.140.000 359.052.000 377,39

Jumlah : 3 153.485.000 298.698.162 194,61 153.485.000 420.849.798 274,20

4

Balai PenelitianTanaman

Hias

- Penerimaan umum 31.650.000 50.713.154 160,23 1.500.000 72.014.937 4801,00

- Penerimaan Fungsional 60.815.000 74.555.000 122,59 90.965.000 209.331.900 230,12

Jumlah : 4 92.465.000 125.268.154 135,48 92.465.000 281.346.837 304,27

5 Balai PenelitianTanaman

Jeruk dan Buah Subtropika

- Penerimaan umum 360.000 18.695.000 5,193 0 0 0

- Penerimaan Fungsional 103.535.000 287.454.400 277,64 103.895.000 149.482.500 143,88

Jumlah : 5 103.895.000 306.149.400 294,67 103.895.000 149.482.500 143,88

Jumlah Penerimaan Umum

(1 s/d 5) 102.355.000 191.607.193

187,20 82.845.000 376.386.778

454,33

Jumlah Penerimaan fungsional 1 s/d 5) 398.490.000 971.553.700

243,81 418.000.000 1.042.578.460

249,42

Jumlah Seluruhnya 500.845.000 1.163.160.893

232,24 500.845.000 1.418.965.238

283,52

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 92

BAB IV

PENUTUP

Capaian sasaran Puslitbang Hortikultura tahun 2013 diukur dengan 8

(delapan) indikator kinerja. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan

dalam tahun 2013 sebagian besar telah tercapai dengan rata-rata capaian

realisasi 121,70%, dengan kriteria capaian dari kurang berhasil (10%) sampai

pada capaian sangat berhasil (360,68%). Keberhasilan pencapaian sasaran

secara umum didukung oleh sumberdaya yang ada, terutama SDM peneliti,

litkayasa dan tenaga adminstrasi yang memadai.

SUCCESS STORIES

Dinamisasi perubahan lingkungan strategis yang relatif cepat di sektor

pertanian, terutama produk hotikultura, merupakan hal penting yang harus

direspon oleh Puslitbang Hortikultura, terutama dalam menentukan prioritas

kegiatan penelitian dan pengembangan. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan

daya saing komoditas hortikultura dan untuk membantu pelaku agribisnis sektor

hortikultura dalam menghadapi pasar global.

Puslitbang Hortikultura pada tahun 2013 telah melaksanakan kegiatan

penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan daya saing komoditas

hortikultura melalui 24 RPTP dan 11 RDHP. Beberapa hasil kegiatan Puslitbang

Hortikultura yang merupakan success story antara lain adalah :

1) Dihasilkannya 27 VUB yang diminati konsumen dari target 31 VUB, terdiri

dari: 1) TSS 1-S4/Brebes 1, 2) TSS-KL 80 S3/Brebes 2, 3) Anggrek Phal.

Standar varietas Ayu Larasati, 4) Anggrek Phal. Standar varietas Ayu

Pratiwi, 5) Anggrek Phal. Standar varietas Ayu Respati, 6) Anggrek Phal.

Multiflora varietas Atminda, 7) Anggrek Phal. Multiflora varietas

Abbrittyas, 8) Anggrek Dendrobium varietas Syifa, 9) Krisan pot

varietas Aiko, 10) Krisan pot varietas Avanthe, 11) Krisan tipe spray

varietas Solinda Pelangi, 12) Krisan tipe spray varietas Arosuka Pelangi,

13) Krisan tipe spray varietas Sabiya, 14) Krisan tipe spray varietas

Awanis, 15) Krisan tipe spray varietas Erika, 16) Krisan Mutan varietas

Jayani, 17) Krisan Mutan varietas Pinka Pinky, 18) Krisan Mutan varietas

Dwimahyani, 19) Krisan Mutan varietas Hartuti, 20) Krisan Mutan

varietas Suciyono, 21) Krisan Mutan varietas Pinkana, 22) Krisan Mutan

varietas Marina, 23) Anyelir varietas Laras, 24) Anyelir varietas Aruna,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 93

25) Anyelir varietas Belani, 26) Anyelir varietas Bintari, 27) Anyelir

varietas Laksmi

2) Puslitbang Hortikultura telah menghasilkan 1.963 aksesi sumber genetik

(SDG) hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi yang berasal

dari : 200 aksesi SDG sayuran, 1.410 aksesi SDG tanaman buah tropika,

211 aksesi SDG tanaman hias, dan 142 aksesi SDg tanaman jeruk dan

buah subtropika.

3) Dihasilkannya benih sumber hortikultura: 121.235 G0 kentang;

26.596,93 kg benih sumber bawang merah dan sayuran potensial;

12.300 batang benih sumber buah tropika, 14.085 planlet anggrek dan

tanaman hias lain, 492.253 stek krisan 7.233 benih sumber jeruk BF dan

BPMT dan 30.000 planlet benih batang bawah dan batang atas hasil

perbanyakan SE.

4) Dihasilkannya 26 teknologi budidaya produksi hortikultura ramah

lingkungan dimana jumlah teknologi tersebut telah sesuai dengan yang

ditargetkan, yaitu 1) Biopestisida Untuk Mengendalikan OPT Tanah Pada

Komoditas Kentang, 2) Teknologi Pengendalian Penyakit Virus Kuning

Pada Cabai Merah,3) Teknologi Budidaya Bawang Merah Menggunakan

TSS (True Shallot Seed) di dataran tinggi, 4) Teknik Produksi Benih TSS

Yang Efisien Dari Segi Kualitas dan Kuantitas Di Dataran Tinggi. 5)

Teknik Produksi Umbi Mini Asal Benih TSS Di Dataran Rendah, 6)

Teknologi Untuk Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Produksi Mangga

Sebesar ≥ 15%, 7) Komponen Teknologi Pengendalian Penyakit Busuk

Batang Buah Naga Dengan Fungisida, 8) Teknologi Perbanyakan Durian

dan Manggis Secara Massal Melalui Teknik Embriogenesis Somatik, 9)

Teknologi Budidaya Pisang Dengan Memanfaatkan Fungi Mikoriza

Arbuskula dan Pemupukan Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan

Kesehatan Tanaman, 10) Teknologi Optimasi Kultur Meristem Untuk

Perbanyakan Masalah Pada Anggrek Phalaenopsis, 11) Teknologi

perbanyakan anggrek Vanda secara in vitro, 12) Teknologi Budidaya

Krisan Hemat Sumber Daya, 13) Teknologi Budi Daya Leather Leaf, 14)

Teknologi responvarietas krisan terhadap pemberian pupuk P, 15)

Teknologi Perbanyakan Masal Gerbera, 16) Teknologi pengendalian

bakteri busuk lunak pada anggrek Phalaenopsis, 17) Teknologi

pengendalian CyMV pada anggrek Dendrobium, 18) Teknologi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 94

Pengendalian Penyakit Karat Putih Dengan Cendawan Antagonis Pada

Tanaman Krisan, 19) Teknologi pengendalian hama pengorok daun

dengan insektisida nabati pada tanaman krisan, 20) Teknologi

Pengendalian Penyakit Karat Putih Dengan Inducer Untuk Ketahanan

Tanaman Krisan, 21) Teknologi Meningkatkan Rasa Manis Buah Jeruk

Keprok, 22) Teknologi Menguningkan Kulit Buah Jeruk Keprok, 23)

Teknologi Memuluskan Kulit Buah Jeruk Keprok Dari Serangan

Organisme Pengganggu Tanaman ( OPT) Penyebab Burik Kusam, 24)

Teknologi Pemacuan Pembungaan dan Pembuahan Lengkeng, 25)

Teknologi Produksi Benih Stroberi Melalui Kultur Meristem, 26) Teknologi

Protein Rekombinan Untuk Memproduksi Protein Bakteri Penyebab

Penyakit Huanglongbing (HLB=CVPD), Sebagai Materi Imunogen Dalam

Pembuatan Antiserum Poliklonal.

5) Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura dengan realisasi

capaian rata-rata melebihi target, yaitu 126,70% melalui

terselenggaranya seminar, pameran, ekspose, gelar teknologi, open

house/wisata petik jeruk, tercetaknya jurnal, leaflet/booklet, Majalah

Iptek Hortikultura serta Buku Profil Buah Nusantara, up load materi web,

dan terlaksananya transfer paket teknologi ke BPTP.

6) Tersedianya 6 rekomendasi kebijakan litbang hortikultura dari 3

rekomendasi yang telah ditargetkan.

7) Terwujudnya 26 kerja sama bidang hortikultura dari 23 kerja sama yang

ditargetkan, yaitu 6 kerja sama dilaksanakan oleh Puslitbang

Hortikultura; 5 kerja sama dilakukan oleh Balitsa; 7 kerja sama

dilaksanakan oleh Balitbu Tropika; 7 kerja sama dilakukan oleh Balithi;

dan 1 kerjasama oleh Balitjestro.

8) Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura, yaitu dengan

terselenggaranya koordinasi dan pengawalan program dukungan dan

pengembangan kawasan hortikultura di 26 lokasi dari target di 27 lokasi.

9) Selain keberhasilan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan,

Puslitbang Hortikultura juga telah menerima beberapa penghargaan atas

prestasi yang diraih sebagai berikut.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 95

Balitsa :

1) The Best Service Excellent of The Year dari Kementerian Koperasi

dan UKM RI Kerjasama dengan TRE UNO (lamp

2) UPBS-Balitsa memperoleh sertifikat SMM SNI ISO/IEC 9001:2008

dari Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan dan

Hortikultura (LSSM-BPTPH) Nomor 19.

3) Lima Laboratorium Penguji Balitsa terakreditasi berdasarkan standar

mutu SNI ISO/IEC 17025 : 2008 dengan terbitnya sertifikat

akreditasi dengan nomor LP-798-IDN dari Komite Akreditasi Nasional

(Lampiran 19)

4) Balitsa Peringkat ke-19 pemeringkatan pengelolaan informasi inovasi

teknologi pertanian melalui situs web lingkup Badan Litbang

Pertanian Tahun 2013.

5) Balitsa Pemenang Lomba Tertib Arsip Lingkup Sekretariat Jenderal

UPT Daerah dan Unit Kerja Pusat Lingkup Kementerian Pertanian

dengan surat keputusan Menteri Pertanian

5970/kpst/OT.140/11/2012.

Balitbu Tropika

1) Dapat mempertahankan sertifikat ISO 9001-2008

2) Penambahan ruang lingkup ISO 9001-2008 pada Unit Pengelolaan

Benih Sumber (UPBS) pada tanggal 26 Agustus 2013

3) SPI dengan predikat sangat handal

4) SDM berprestasi sebagai juara 1 kategori

peneliti/penyuluh/perekayasa lomba inovasi teknologi pertanian

2013 pada kegiatan international conference on bioversity, climate

change and food security

5) Juara 1 pada kegiatan diklat jabatan fungsional lanjutan LIPI

(gelombang XI)

Balithi

1) VUB tanaman hias yang telah didaftar dapat segera dimanfaatkan

pengguna untuk mendukung pengembangan industri florikultura

nasional. Koleksi plasma nutfah dapat digunakan oleh peneliti

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 96

pemulia sebagai tetua persilangan, dan publikasi hasil-hasil

penelitian dapat diadopsi oleh seluruh stakeholder. Inovasi teknologi

budidaya juga tersedia dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung

peningkatan daya saing produk florikultura nasional. Benih sumber

VUB dapat dipesan ke UPBS dan dikembangkan menjadi benih sebar

seluruh sentra produksi di dalam negeri.

Balitjestro

1) Produksi dan pendistribusian benih sumber bebas penyakit kepada

stakeholder dan bertambahnya kelembagaan perbenihan menjadi 23

provinsi yang pada tada tahun 2012 sebanyak 19 provinsi

2) Kerjasama yang terjalin pada tahun 2013, kepercayaan BUMN PTPN

XII, VIII dan IX, pemerintah daerah dan swasta, cukup besar dalam

mengembangkan jeruk dengan menggunakan benih jeruk bebas

penyakit.

3) Pengawalan teknologi di PTPN dipercayakan pada peneliti dan teknisi

Balitjestro

4) Menjadi salah satu kandidat dari 3 Instansi dibawah Kementerian

Pertanian untuk mendapat penghargaan Citra Layanan Primayang

telah diuji lapang oleh tim penilai dari Kementerian PAN

5) Mendapat sertifikat Wilayah Bebas dari Korupsi dari Kementerian

Pertanian tahun 2013.

6) Sertifikat Menteri Pertanian Republik Indonesia tentang Wilayah

Bebas dari Korupsi (WBK) Tahun 2013 untuk Balitsa, Balitbu, Balithi

dan Balitjestro

Bila dibandingkan dengan hasil kinerja penelitian dan pengembangan

hortikultura pada tahun 2012, terdapat beberapa kemajuan, hal ini dikarenakan

adanya peningkatan dalam jumlah anggaran, perbaikan fasilitas baik untuk

laboratorium maupun kebun percobaan.

Beberapa hasil kinerja penelitian dan pengembangan komoditas hortikultura

pada tahun 2012, sebagai berikut :

1) Dihasilkannya 27 VUB yang diminati konsumen yang terdiri dari 3 (tiga) VUB

Kentang (Varietas Amabile, Varietas Maglia, Varietas dan Medians); 2 (dua)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 97

VUB sayuran lainnya, yaitu Mentimun Hibrida Litsa Hijau dan Jamur Kuping

Nawangsari; 22 VUB tanaman hias terdiri dari : 2 VUB anggrek Phalaenopsis

tipe standar,2 VUB Phalaenopsis tipe multiflora, 2 VUB anggrek

Phalaenopsis tahan penyakit busuk daun, 1 VUB anggrek Dendrobium

mutan, 6 varietas Krisan tipe standar, 2 varietas Krisan pot, 7 varietas

Krisan mutan, dan 2 varietas Gladiol.

2) Pada pengelolaan plasma nutfah sampai tahun 2012 SDG Puslitbang

Hortikultura telah terkonservasi dan terkarakterisasi sebanyak 1.750

tanaman hortikultura yang berasal dari: terkarakterisasi 170 aksesi SDG

sayuran, plasma nutfah tanaman buah tropika telah terkonservasi dan

terkarakterisasi sebanyak 1.276 aksesi, plasma nutfah tanaman hias yang

terkarakterisasi dan terkonservasi 187 aksesi, dan tanaman jeruk dan buah

subtropika telah mencapai 117 aksesi SDG yang terkonservasi dan

terkarakterisasi.

3) Benih sumber yang dihasilkan pada tahun 2012 terdiri dari : 53.895 G0

kentang; 32.571 kg benih sumber bawang merah dan sayuran potensial;

35.800 batang benih sumber buah tropika yang terdiri dari 1.400 batang

benih sumber dari 9 varietas unggul durian, 1.000 batang benih sumber dari

2 varietas unggul manggis, 400 batang benih sumber dari 3 varietas alpukat,

11.000 batang benih sumber dari 2 varietas mangga, 1.000 batang benih

sumber dari 1 varietas sirsak ratu, 21. 000 batang bibit pisang hasil

perbanyakan secara kultur jaringan yang bebas penyakit dan berlabel;

37.470 planlet anggrek dan tanaman hias lain; 505.048 stek krisan; 6.851

benih sumber jeruk dan buah subtropika dengan rincian: kelas benih Blok

Fondasi (BF) sebanyak 318 pohon dan kelas benih Blok Penggandaan Mata

Tempel (BPMT) sebanyak 6.533 pohon; dan 335.000 planlet benih batang

bawah dan batang atas hasil perbanyakan SE.

4) Dihasilkannya teknologi Sistem dan Usaha Agribisnis Tanaman Hortikultura

Ramah Lingkungan dari target 14 teknologi tercapai 14 Teknologi yaitu: 1)

Teknologi Pengendalian OPT Pada Budidaya Kentang Toleran Suhu Panas; 2)

Teknik Penyimpanan untuk Mencegah Peningkatan Kadar Gula; 3) Teknologi

Produksi Cabai Merah dengan Menggunakan Netting House; 4) Teknologi

Meningkatkan Ukuran/Berat Mangga Gedong Gincu Melalui Pengairan dan

Pemupukan; 5) Teknologi Memperpanjang Masa Simpan Mangga Gedong

Gincu dan Arumanis Menggunakan Suhu Rendah di Tempat Penyimpanan; 6)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 98

Teknologi Pengendalian Stem End Rot yang Menyerang Mangga di Tempat

Penyimpanan; 7) Tersedianya Komponen Teknologi Budidaya Pisang dengan

Memanfaatkan Fungi Mikoriza Arbuskula dan Pemupukan untuk

Meningkatkan Pertumbuhan dan Kesehatan Tanaman; 8) Tersedianya

Komponen Teknologi Budidaya Pisang Dengan Pemberian Kapur Untuk

Meningkatkan Produktivitas > 20 t/ha di Lokasi Pengembangan Kawasan

Pisang; 9) Teknologi Produksi Tanaman Hias; 10) Teknologi Perbenihan

Tanaman Hias; 11) Teknologi Pengendalian Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT) pada Tanaman Hias; 12) Perbaikan Teknologi

Mikropropagasi Stroberi untuk Penyediaan Bibit Bebas Penyakit; 13)

Perbaikan Teknologi Mikropropagasi Stroberi untuk Penyediaan Bibit Bebas

Penyakit; dan 14) Teknologi Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Ekstrim

Terhadap Resiko Kegagalan Panen pada Tanaman Jeruk Melalui Manipulasi

Sistem Budidaya.

5) Diseminasi Inovasi Hortikultura pada tahun 2012 secara umum telah

mencapai realisasi lebih dari target, yaitu 113,56%. Hal ini didukung dari

pelaksanaan kegiatan seminar, pameran, open house, gelar teknologi,

fasilitasi pengajuan usulan paten, pengajuan pelepasan varietas,

tercetaknya: 4 nomor Jurnal hortikultura, leaflet/booklet, artikel publikasi

ilmiah, dan 1 nomor majalah iptek hortikultur.

6) Tersedianya rumusan kebijakan, yaitu dihasilkannya 1 (satu) rekomendasi

kebijakan litbang hortikultura

7) Terwujudnya 26 kerjasama bidang hortikultura, yaitu meningkatnya jaringan

kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional

8) Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura, yaitu terselenggaranya

koordinasi dan pengawalan program dukungan dan pengembangan kawasan

hortikultura pada 29 lokasi.

PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH

Sampai dengan bulan Desember 2013, secara keseluruhan semua

kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana. Namun ada beberapa masalah

yang dihadapi mengakibatkan pelaksanaan kegiatan tidak mencapai target.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 99

Permasalahan :

Proses penyediaan bahan terlambat yang mengakibatkan pelaksanaan

kegiatan tidak sesuai target

Rendahnya realisasi anggaran belanja barang.

Pola musim yang mengalami perubahan sehingga endemik penyakit bakteri

yang tidak dapat diatasi dan keterbatasan dalam memprediksi musim

Lambatnya pelaksanaan kegiatan penelitian, sehingga baru dimulai pada

bulan Mei 2013

Kurangnya peralatan laboratorium seperti alat-alat pendukung dan bahan

kegiatan penelitian serta masih terdapatnya alat-alat laboratorium

pengadaan sebelum tahun 1990 sehingga kurang layak pakai.

Penetapan target Renstra yang cukup tinggi

Rendahnya realisasi anggaran disebabkan oleh (1) Pagu dana belanja

pegawai yang diberikan terlalu tinggi (2) Kurang tersedianya waktu

penyelesaian SP2HL untuk hibah luar negeri karena tidak sinkronnya waktu

penganggaran antar negara

Regenerasi pegawai adminitrasi pengelola DIPA tidak sesuai harapan

sehingga menghambat proses penyerapan anggaran. Terjadi kesenjangan

kemampuan antara PNS senior dengan PNS junior.

Kekuatan internal

SDM, sarana, dan prasarana yang memadai

Kebijakan internal yang mendukung

Pemecahan Masalah

Memperkuat sumber daya anggaran dan sarana prasarana untuk produksi

benih bawang merah pada tahun 2014 sehingga target Renstra dapat

tercapai dan untuk mempercepat proses penyerapan anggaran perlu

dilakukan kegiatan peningkatan kapasitas PNS pengelola DIPA melalui

pelatihan dan membangun budaya kerja tim bukan budaya kerja individu,

serta melakukan rotasi antar bagian secara berkala.

Meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM dalam bidang penelitian

maupun litkayasa dan tenaga administrasi melalui training jangka pendek

maupun jangka panjang, melaksanakan penelitian secara tepat waktu, biaya

dan tenaga serta percepatan dalam pencairan dana.Melakukan koordinasi

internal antara peneliti dan pengelola anggaran agar terjadi sinkronisasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 100

antara pengelola anggaran sebagai unit pelayanan dan peneliti sehingga

masing-masing dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih lancar

Menetapkan indikator kinerja kegiatan berdasarkan pada perkiraan yang

realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan.

Indikator kinerja dimaksud hendaknya (a) spesifik dan jelas, (b) dapat diukur

secara obyektif, (c) relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai,

dan (d) tidak bias

Mengalokasikan anggaran yang memadai untuk pengadaan alat laboratorium

Meningkatkan pemahaman terhadap Akuntabilitas Kinerja Institusi

Pemerintah bagi setiap pelaksana kegiatan penelitian dan unsur manajemen.

Mengusulkan fasilitas pendukung produksi SE (bahan, screenhouse dan

bioreaktor) guna meningkatkan capaian produk benih SE

Meningkatkan monitoring dan evaluasi pada semua kegiatan baik

pelaksanaan penelitian maupun kegiatan pendukung lainnya, sehingga

diperoleh informasi tentang keberhasilan dan atau kekurangan-kekurangan

kegiatan tersebut.

Melakukan pertemuan periodik antara penjab penelitian dengan anggota

timnya, untuk membahas kendala yang dihadapi tiap periode waktu.

Melakukan rapat periodik tiap bulan untuk membahas capaian kinerja dan

membahas kendala yang terjadi.

IMPLIKASI DAN TINDAK LANJUT

Berdasarkan capaian indikator kinerja yang dihasilkan pada tahun 2013,

terlihat bahwa capaian keberhasilan benih sumber khusunya benih jeruk batang

atas dan batang bawah hasil perbanyakan SE hanya mencapai 10% (kurang

berhasil), sehingga pada tahun 2014, Puslitbang Hortikultura akan melakukan

review Renstra 2010-2014 dengan meninjau ulang target jumlah benih sumber

batang atas dan batang bawah hasil perbanyakan SE 2014.

Selain itu Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura perlu

menempuh langkah-langkah terobosan melalui reorganisasi dan restrukturisasi

program, optimasi pemanfaatan, dan peningkatan sumber daya penelitian yang

dimiliki.

Laporan akuntabilitas kenerja instansi pemerintah tahun 2013 ini

merupakan salah satu bukti partisipasi aktif dari Puslitbang Hortikultura dalam

Pembangunan Pertanian Nasional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 101

institusi. Keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan oleh Puslitbang Hortikultura

direncanakan dan dilaksanakan serta dievaluasi sesuai dengan Rencana Strategis

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2010 - 2014.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 102

L A M P I R A N

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 103

Lampiran 1. Struktur Organisasi Puslitbang Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 104

Lampiran 2. Realisasi Pelaksanaan DIPA Lingkup Pusat Penelitian

dan Pengembangan Hortikultura TA 2013

Jenis Pengeluaran

Pagu

Anggaran

Keuangan Fisik Sisa Anggaran

Target Realisasi Target

Realisasi

(Rp)

(%)

(Rp)

(%)

(Rp)

(%)

Fisik

(%)

Fisik

(%)

Puslitbanghorti Belanja Pegawai Belanja Barang

Belanja Modal

4.002.597.000 11.791.886.000

11.136.358.000

4.002.597.000 11.791.886.000

11.136.358.000

100,00 100,00

100,00

3.395.731.285 10.369.730.632

8.828.557.597

84,84 87,94

79,28

100,00 100,00

100,00

100,00 100,00

96,66

606.865.715 1.422.155.368

2.307.800.403

15,16 12,06

20,72

Jumlah : 1 26.930.841.000 26.930841.000 100,00 22.594.019.514 83,90 100,00 95,55 4.336.821.486 16,10

Balitsa

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

12.139.148.000 10.092.702.000 1.048.206.000

12.139.148.000 10.092.702.000 1.048.206.000

100,00 100,00 100,00

11.811.657.475 9.044.342.430 1.036.536.000

97,30 89,61 98,89

100,00 100,00 100,00

100,00 100,00 100,00

327.490.525 1.048.359.570

11.670.000

2,70 10,39 1,11

Jumlah : 2 23.280.056.000 23.280.056.000 100,00 21.892.535.905 94,04 100,00 100,00 1.387.520.095 5,96

Balitbu Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

9.200.610.000 7.993.087.000 2.920.740.000

9.200.610.000 7.993.087.000 2.920.740.000

100,00 100,00 100,00

9.186.259.082 7.804.697.020 2.857.172.000

99,84 97,64 87,62

100,00 100,00 100,00

100,00 100,00 100,00

14.350.918 188.389.980 63.568.000

0.16 2,36 2,18

Jumlah : 3 20.114.437.000 20.114.437.000 100,00 19.848.128.102 98,68 100,00 100,00 266.308.898 1,32

Balithi Belanja Pegawai

Belanja Barang Belanja Modal

8.700.239.000

6.420.533.000 3.034.000.000

8.644.772.000

6.476.000.000 3.034.000.000

100,00

100,00 100,00

8.694.188.133

6.307.558.669 2.927.775.600

99,93

98,24 96,50

100,00

100,00 100,00

100,00

100,00 100,00

6.050.867

112.974.331 106.224.400

0,07

1,76 3,50

Jumlah : 4 18.154.722.000 18.154.722.000 100,00 17.929.522.402 98,76 100,00 100,00 225.249.598 1,24

Balitjestro Belanja Pegawai Belanja Barang

Belanja Modal

5.797.900.000 4.960.601.000

3.020.998.000

5.797.900.000 4.960.601.000

3.020.998.000

100,00 100,00

100,00

5.743.133.316 4.588.265.587

2.926.582.522

99,06 92,49

96,87

100,00 100,00

100,00

100,00 100,00

100,00

54.766.684 372.335.413

94. 415.478

0,94 7,51

3,13

Jumlah : 5 13.779.499.000 13.779.499.000 100,00 13.257.981.425 96,22 100,00 100.00 521.517.575 3,78

Jumlah A (1 s/d 5) 39.785.027.000 39.785.027.000 100,00 38.830.969.291 97,60 100,00 100,00 954.057.709 2,40

Jumlah B (1 s/d 5) 41.314.276.000 41.314.276.000 100,00 38.114.594.338 92,26 100,00 100,00 3.199.681.662 7,74

Jumlah C (1 s/d 5) 21.160.302.000 21.160.302.000 100.00 18.576.623.719 87,79 100,00 97,33 2.583.678.281 12,21

Jumlah Seluruhnya 102.259.605.000 102.259.605.000 100,00 95.522.187.348 93,41 100,00 99,11 6.737.417.652 6,59

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 105

Lampiran 3. Rencana Stratejik Tahun 2010 s/d 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 106

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 107

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 108

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 109

Lampiran 4. Keragaan SDM Lingkup Puslitbang Hortikultura

Tahun 2013

Menurut Jabatan

Jabatan Jumlah

Struktural 25

Peneliti 160

Litkayasa 69

Arsiparis 3

Pustakawan 1

Pranata Komputer 2

Analis Kepegawaian 1

Pranata Humas 1

Fungsional Umum (Staf penunjang) 351

Total Pegawai 613

Menurut Jabatan Fungsional dan Tingkat Pendidikan

Jabatan Pendidikan

Total S3 S2 S1 SM D3 SLTA

Peneliti 21 63 75 1 - - 160

Teknisi Litkayasa - - 10 3 7 49 69

Pustakawan - - 1 - - 1

Arsiparis - - - - 1 2 3

Pranata Komputer - - 2 - - - 2

Analis Kepegawaian - - 1 - - - 1

Pranata Humas - - 1 - - - 1

Jumlah 21 63 89 5 8 51 237

Menurut Usia

UK/UPT Umur (tahun)

Jumlah <30 31-40 41-50 51-60 >60

Puslitbanghorti 2 10 19 21 1 53

Balitsa Lembang 11 40 62 75 7 195

Balitbu Tropika 5 28 84 29 1 147

Balithi 4 37 43 50 2 136

Balitjestro 6 26 31 19 - 82

Jumlah 28 141 239 194 11 613

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 110

Menurut Jenjang Fungsional Peneliti

UK/UPT

Jenjang Jabatan Peneliti

Jumlah Peneliti Utama

Peneliti Madya

Peneliti Muda

Peneliti Pertama

Puslitbang Hortikultura

4 1 1 1 7

Balitsa 12 14 9 12 47

Balitbu - 15 15 17 47 Balithi 5 12 8 13 38 Balitjestro 4 3 6 8 21

Jumlah 25 45 40 51 160

Menurut Jenjang Fungsional Litkayasa

Lingkup

Jenjang Jabatan Teknisi Litkayasa

Jumlah Penyelia

Pelaksana Lanjutan

Pelaksana Pemula

Balitsa 8 5 1 6 20

Balitbu 3 1 2 6 12

Balithi 9 8 8 1 26

Balitjestro 1 - 3 7 11

Jumlah 21 14 14 20 69

Pelatihan Jangka Panjang dan Jangka Pendek Tahun

2009-2013

Pelatihan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

Pelatihan Jangka Panjang

15 16 13 13 26

Pelatihan Jangka Pendek

120 39 50 65

Jumlah 135 55 63 13 81

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 111

Luas dan Agroekosistem Kebun Percobaan Lingkup Puslitbang

Hortikultura Tahun 2013

Kebun Percobaan

Luas Kebun (Ha)

Jenis Tanah Ketinggian

(m) dpl Tipe Iklim

Curah Hujan (mm/th)

Margahayu 40,50 Andosol 1.250 B 2.060 Subang 108,91 Latosol 115 - 148 C 2.589

Aripan 96,98 PMK 425 Rendah basah 1.200 Sumani 25,00 Alluvial 340 Rendah basah - Berastagi 25,97 Andosol 1.430 A 2.500-3.000 Segunung 10,58 Andosol 1.100 Tinggi basah -

Cipanas 7,52 Andosol 1.050 Tinggi basah - Pasarminggu 0,38 Liat 50 Rendah basah - Tlekung 12,66 Andosol 950 D 1.800 Punten 2,70 Andosol 950 Tinggi kering 1.485 Banaran 1,22 Latosol 950 Tinggi kering -

Kliran 0,60 Latosol 950 Tinggi kering - Banjarsari 4,66 Alluvial 2 Rendah kering 800-1000 Cukurgondang 13,03 Latosol 50 D 1.332 Kraton 7,68 Dark grey

grumusol

5 Rendah kering 1.470

Pandean 3,42 - 7 Rendah kering 1.158

Jumlah 361,81

Pemetaan Lahan Kebun Sesuai Peruntukannya Tahun 2013

Kebun Percobaan

Luas (ha)

Pemetaan Lahan Kebun (ha)

Lahan Perco baan

Koleksi PN

Lahan Pro- duksi

Area Sarana Kebun

Empla- semen Kantor

Lain nya

KP. Margahayu 40,50 11,14 0,28 5,46 0,14 21,58 1,90

KP. Subang 104,40 4,50 45,00 - - 1,90 57,51

KP. Aripan 96,98 15,75 25,00 - 6,40 4,00 45,83

KP. Sumani 25,00 2,00 2,50 9,50 0,50 1,50 9,00

KP. Berastagi 25,97 8,00 2,00 9,67 0,50 4,00 1,80

KP. Segunung 10,58 2,50 2,00 2,50 1,00 1,33 1,25

KP. Cipanas 7,52 2,00 0,20 2,00 1,60 1,50 0,22

KP. Psrminggu 0,38 0,07 - - 0,14 0,17 -

KP. Tlekung 12,66 2,50 5,00 3,00 0,66 1,00 0,50

KP. Punten 2,70 - 0,10 1,60 0,20 0,20 0,60

KP. Banaran 1,22 - 1,00 0,17 - 0,02 0,03

KP. Kliran 0,60 - 0,48 - - 0,02 0,10

KP. Banjarsari 4,66 0,50 1,25 2,40 0,01 0,25 0,25

KP. Ck.gondang 13,03 1,81 10,50 0,14 - 0,31 0,27

KP. Kraton 7,68 0,25 - 6,83 - 0,40 0,20

KP. Pandean 3,42 1,00 2,38 - - 0,04 -

Jumlah 361,81 52,02 97,69 43,27 11,15 38,22 119,46

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 112

Laboratorium Pengujian Terakreditasi ISO/IEC 17025: 2005 dan yang

Belum Terakreditasi Tahun 2013

UPT LABORATORIUM JENIS UJI LABORATORIUM STATUS

Balai Penelitian Tanaman Sayuran

1 Central/Utama 1 2 3 4

Sebagai tempat peralatan yang digunakan semua laboratorium. Uji residu pestisida (proses persiapan). Uji/analisis laju respirasi bahan. Pengamatan sitologi

Belum Belum Belum Belum

2 Hama-Penyakit

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Penelitian hama penyakit tanaman sayuran skala laboratorium. Pembuatan koleksi hama penyakit. Pembuatan dan efikasi biopestisida. Uji kesehatan benih kentang khususnya kandungan bakteri Ralstonia solanacearum, Erwinia carotovora pv. Carotovora dan cendawan Fusarium oxysporum. Uji resistensi hama terhadap insektisida. Uji kesehatan benih biji cabai terhadap cendawan Colletotrichum spp. dan bakteri Xanthomonas campetris vesicatoria serta tomat terhadap patogen cendawan Alternaria solani dan bakteri X. campetris vesicatoria. Identifikasi hama, penyakit, nematoda dan musuh alami. Efikasi pestisida. Uji strain, biovar dll

Belum Belum Belum Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi Belum Belum Belum

3 Fisiologi Hasil A 1 2 3 4 B 5

Kimia : Uji kadar air. Uji kandungan abu. Uji kandungan protein. Uji kandungan karbohidrat/pati, serat, gula keasaman, lemak, vitamin C, vitamin A, antioksidan, beta karoten.

Re-akreditasi Re-akreditasi Re-akreditasi Belum

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 113

UPT LABORATORIUM JENIS UJI LABORATORIUM STATUS

C 6

Fisiko Kimia : Uji total soluble solid dan kekentalan. Fisik : Uji tekstur, diameter dan berat jenis.

Belum Belum

4 Tanah dan Tanaman

A 1 2 3 4 B 5 C 6 D 7

Analisis Tanah : Uji pH Uji unsur makro : C-organik, N, P Bray, P Olsen, K Morgan V, NTK (Ca, Mg, K, Na), KTK, tekstur. Uji unsur mikro : Fe, Mn, Cu, Zn, Al, S, NO3,Cl, B. Uji unsur tambahan : Al.dd, H.dd, PK HCl 25%, EC, tekstur 4-10 fraksi, N-NH4, N-NO3, kebutuhan kapur, pirit, P Retensi, kadar abu, silikat, logam berat : Ag, Pb, Hg. AnalisisTanaman : Uji Unsur makro dan mikro : N, P, K, Ca, Mg, S, Na, Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, Al, B, Ag, Pb, Hg. Analisis Pupuk Organik dan Anorganik : Uji unsur makro dan mikro : pH, C, N, P, K, Ca, Mg, S, Na, Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, Al, B, Ag, Pb, Hg, N-NH4, N-NO3, kadar abu dan silikat. Analisis Air : Uji unsur makro dan mikro : kadar lumpur, pH, DHL, P, K, Ca, Mg, S, Na, Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, Al, B, Ag, Pb, Hg, Nh4, NO3, CO3, HCO3.

Akreditasi Akreditasi Belum Belum Belum Belum Belum

5 Ekofisiologi 1 2 3

Pengujian berat kering. Pengujian luas daun *) Pengujian kandungan klorofil.

Terakreditasi Terakreditasi Belum

6 Benih A 1 2 3 B 4 5

Benih biji tomat dan cabai Uji kemurnian fisik. Uji kadar air. Uji daya kecambah Benih umbi kentang : Uji kemurnian fisik

Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 114

UPT LABORATORIUM JENIS UJI LABORATORIUM STATUS

Uji varietas lain secara visual.

7 Virologi 1 2 3 4

Uji kesehatan benih kentang khusus kandungan virus PLRV, PVY, PVX, dan PVS. Uji titer antiserum PVY dan PLRV. Uji resisiensi tanaman terhadap virus CMV. Uji kesehatan benih biji cabai dan tomat terhadap penyakit virus terbawa benih (CMV, TMV, dan To MV).

Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi

8 Kultur Jaringan

1 2 3

Penelitian kultur jaringan. Produksi benih kentang (planlet dan umbi mini). Produksi dan penyimpanan benih inti sayuran.

Belum SMM SMM

Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika

1 Pemuliaan dan Kultur In-Vitro

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kultur jaringan. Somatik Embriogenesis Embryo rescue Cryopreservation. Konservasi plasma nutfah secara in-vitro. Pengamatan sitogenetik. Penggandaan dan pengamatan kromosom. Pengamatan pollen. Analisis berbasis DNA.

Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum

2 Kimia dan Fisiologi

1 2 3 4 5 6 7

Analisis nutrisi buah (vit C, total asam, kadar air, Ca, serat, TSS Uji organoleptik buah. Prosesing buah dan biji Karakterisasi dan dokumentasi buah. Pengolahan lepas panen. Analisis tanah. Analisis jaringan tanaman.

Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum

3 Proteksi Tanaman

1 2 3 4 5 6 7 8

Koleksi, isolat, identifikasi dan konservasi mikroorganisme. Mass rearing serangga. Koleksi serangga (insectarium) Penelitian pengendali hayati. Penelitian pupuk hayati. Perbanyakan agens hayati. Uji ketahanan tanaman

Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 115

UPT LABORATORIUM JENIS UJI LABORATORIUM STATUS

terhadap OPT. Uji efikasi pestisida.

4 Uji Mutu Benih

1 2 3 4

Uji kemurnian varietas tanaman buah tropika. Uji BBTV. Uji CTV. Uji CVPD.

Pendaftaran Re-akreditasi Re-akreditasi Pendaftaran

Balai Penelitian Tanaman Hias

1 Mikologi 1 Identifikasi tanaman sakit, cendawan patogen/musuh alami.

Belum

2 Entomologi 1 2 3

Identifikasi hama. Bioekologi hama. Pengendalian hama.

Belum Belum Belum

3 Biokontrol 1 2 3

Identifikasi tanaman sakit. Identifikasi cendawan patogen tanaman. Uji pengendalian hayati.

Belum Belum Belum

4 Ekofisiologi 1 2 3

Uji unsur hara N, P, K, Ca, Mg. Pengujian bahan organik. Uji pH EC.

Belum Belum Belum

5 Virologi 1 2 3

Deteksi virus krisan. Deteksi viroid krisan. Deteksi virus tanaman hias lain.

Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi

6 BUSS Pengujian varietas krisan terhadap kebaruan, keunikan, kestabilan dan keseragaman.

Terakreditasi

7 Kultur Jaringan (4 unit)

1 2 3 4

Eliminasi virus Analisis jumlah kromosom Perbanyakan cepat Penyiapan tanaman induk galur murni.

Belum Belum Belum Belum

Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika

1 Terpadu meliputi kegiatan berbasis pemuliaan dan perbenihan, kultur jaringan, fitopatologi serta entomologi

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Indeksing. Pemurnian varietas. Perbanyakan kultur jaringan. Pengujian keragaman varietas. Perbanyakan in-vitro. Perbanyakan massal agens hayati. Perbanyakan entomopatogen dan antagonis. Pengamatan mikroskopis. Resistensi dan toksikologi serangga.

Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum

2 Analisis dan 1 Desain grafis. Belum

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 116

UPT LABORATORIUM JENIS UJI LABORATORIUM STATUS

Pengolahan Data

2 3 4 5 6

Pengembangan aplikasi komputer. Updating website. Pengembangan aplikasi internet. Pengelolaan jaringan komputer. Perawatan dan perbaikan hardware komputer.

Belum Belum Belum Belum Belum

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 117

Lampiran 5. Rencana Kinerja Tahunan 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 118

Lampiran 6. Penetapan Kinerja Tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 119

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 120

Lampiran 7. Pengukuran Kinerja Tingkat Eselon II Badan Litbang

Pertanian

PENGUKURAN KINERJA

TINGKAT ESELON II BADAN LITBANG PERTANIAN

Unit Organisasi Eselon II : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Tahun Anggaran : 2013

Sasaran

Strategis Indikator Satuan Target Capaian Persen

1.Tersedianya Varietas Unggul Baru

Hortikultura

Jumlah VUB Hortikultura VUB 31 27 87,10

2. Tersedianya Benih Sumber

Hortikultura

Jumlah Benih Sumber (G0) Kentang, Bawang Merah

dan Sayuran Potensial

G0 kentang 101.000

121,235 98,01

Bawang merah dan sayuran potensial

kg 35.000 26.596,93

Jumlah benih sumber buah tropika

batang 12.000 12.300 102,5

Jumlah benih sumber

tanaman hias

Planlet anggrek

dan tanaman hias lain

3.700 14.085 360,68

Stek krisan 300.000 492,253 164,08

Jumlah Benih Sumber Jeruk

dan Buah Subtropika

BF & BPMT jeruk,

benih sumber buah subtropika

5.200 7.233 139

Benih Batang Bawah dan

Batang Atas Hasil

Perbanyakan SE

planlet 300.000 30.000 10

3.Tersedianya Teknologi

Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan

Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura

Ramah Lingkungan

teknologi 24 26 108,69

4.Tersedianya Sumberdaya Genetik Hortikultura

Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura Yang Terkonservasi dan Terkarakterisasi

aksesi 1.920 1.963 102,24

5.Terselenggaranya Diseminasi

Inovasi

Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura

Seminar 5 13 260

Open house/field

day

4 4 100

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 121

Hortikultura Pameran 31 42 135,48

Jurnal 6* 4 100

Leaflet/booklet (eks)

12.000 12.000 100

Materi web 12 12 100

Gelar teknologi

1 2 200

Majalah Iptek

Hortikultura (eks)

400 400 100

Buku Profil Buah

Nusantara (eks)

300 300 100

Promosi TV (kali)

4 6 150

Diseminasi teknologi ke

BPTP (paket)

1 1 100

6.Tersedianya Rumusan Kebijakan Penelitian dan Pengembangan

Hortikultura

Jumlah Rekomendasi Kebijakan litbang Hortikultura

rekomendasi 3 6 200

7.Terwujudnya Kerjasama

Bidang Hortikultura

Jumlah Kerjasama Penelitian

kerjasama 23 26 113,04

8Meningkatnya Pemanfaatan

Teknologi Hortikultura

Jumlah Koordinasi dan Pengawalan Program

Dukungan dan Pengembangan Kawasan Hortikultura

lokasi 27 26 96,30

Jumlah Anggaran : Rp. 101.946.516.000,-

Jumlah Anggaran Revisi : Rp. 97.548.342.000,-

Jumlah Anggaran Revisi Hibah : Rp. 102.259.605.000,-