Upload
vanque
View
265
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PUPASI DAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI PUPAKUPU-KUPU Troides helena DAN Pachliopta aristolochiae
(LEPIDOPTERA: PAPILIONIDAE)
(Skripsi)
Oleh:EMILIA APRIYANTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
ABSTRAK
PUPASI DAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI PUPAKUPU-KUPU Troides helena DAN Pachliopta aristolochiae
(LEPIDOPTERA: PAPILIONIDAE)
Oleh
Emilia Apriyanti
Troides helena dan Pachliopta aristolochiae mengalami siklus hidup sepertikupu-kupu pada umumnya, yaitu dimulai dari fase telur, larva, pupa, dan imago.Pupa merupakan fase yang sangat penting karena berhubungan erat denganpembentukan struktur morfologis dan fisiologis serangga dewasa. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk mengetahui pupasi dan karakteristik morfologi pupakupu-kupu T. helena dan P. aristolochiae. Penelitian ini dilaksanakan pada bulanJanuari – Maret 2016 di Taman Kupu-kupu Gita Persada Lampung. Penelitiandilakukan dengan metode observasi dimana hewan uji yang digunakan adalahlarva instar terakhir dan pupa hasil penangkaran. Penelitian di awali denganpengamatan pupasi, selanjutnya pupa diamati struktur morfologi, berat, panjang,lebar dan perubahan warna dengan menggunakan 10 pupa untuk masing-masingspesies. Pupa juga diamati pembentukan organ dengan cara membedah pupa padahari ke 1, 3, 5, 7, 12, 16, dan 22 untuk T. helena, sedangkan untuk pupa P.aristolochiae pada hari ke 1, 3, 5, 7, 10, 13, dan 16. Data yang diperolehkemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan uji t, analisis korelasi jugadilakukan untuk mengetahui hubungan panjang benang dan berat pupa. Hasilanalisis uji t menunjukkan bahwa lama pupasi T. helena berbeda nyata dengan P.aristolochiae ( = 0,03), selanjutnya untuk berat dan ukuran tubuh sangat berbedanyata dengan nilai < 0,001. Hasil analisis korelasi antara panjang benang danberat pupa menunjukkan bahwa ada korelasi yang sangat kuat untuk pupa T.helena (r = 0,94) dan pupa P. aristolochiae menunjukkan korelasi yang kuat (r =0,60). Pupa T. helena dan P. aristolochiae mempunyai bentuk yang sama yaituobtekta yang dilengkapi dengan tonjolon pada bagian belakang caput, thorax danabdomen. Pupa T. helena berwaran hijau atau coklat muda, sedangkan pupa P.aristolochiae berwana coklat terang bercampur putih dan oranye. Fase pupa T.helena 6 hari lebih lama dibandingkan P. aristolochiae (23,10 hari : 17,10 hari).
Kata kunci: Troides helena, Pachliopta aristolochiae, pupasi, pupa, dan morfologi
PUPASI DAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI PUPAKUPU-KUPU Troides helena DAN Pachliopta aristolochiae
(LEPIDOPTERA: PAPILIONIDAE)
Oleh:EMILIA APRIYANTI
SkripsiSebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA SAINS
PadaJurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sumberagung, Ambarawa, Pringsewu,
pada tanggal 18 April 1993, sebagai anak pertama dari
pasangan Bapak Saeludin dan Ibu Muti’ah.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Sumberagung
pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Ambarawa pada
tahun 2007, Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Ambarawa pada tahun
2010.
Pada tahun 2012, penulis terdaftar sebagai Mahasiswi Universitas Lampung
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam melalui Jalur
Penerimaan Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan (PMPAP). Selama
perkuliahan, penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi
(HIMBIO) Unila, pada tahun 2013/2014 penulis menjadi Anggota Bidang
Kaderisasi dan Kepemimpinan,dan tahun 2014/2015 menjadi Bendahara Umum.
Penulis pernah menjadi Asisten Praktikum Biologi Umum Jurusan Kehutanan
Fakultas Pertanian (2014), Fisiologi Tumbuhan Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (2014-2015), Biologi Umum (2015), dan
Entomologi (2016).
Pada bulan Januari-Februari 2015 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) di desa Gunung Agung Kecamatan Gunung Terang Kabupaten Tulang
Bawang Barat. Pada bulan Juli-Agustus 2015 penulis melaksanakan Kerja
Praktik (KP) di Taman Kupu-kupu Gita Persada Lampung dengan mengambil
judul Kerja Praktik yaitu “Identifikasi Jenis Predator Telur Dan Larva Kupu-
Kupu Doleschallia Bisaltide Cramer (Lepidoptera: Nymphalidae) Pada
Tanaman Daun Ungu (Graptophylum Pictum Griff)”.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada:
Kedua Orangtuaku (Ibu dan Bapak), Adik-adikku (Alm. Beni Saputra dan Iqbal
Alfiansyah), Guruku, Sahabat-sahabatkuserta Almamater Tercinta
MOTTO
Semua yang tidak mungkin adalah mungkin bagi yangpercaya
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baikbagi dirimu sendiri dan sebaliknya jika kamu berbuatjahat, maka kejahatan itu untuk dirimu sendiri pula
(QS. Al-Isra’: 7)
Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencariilmu maka Allah memudahkannya mendapat jalan kesurga
(H.R Muslim)
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT kerena atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis
dapat menyelasaikan Skripsi yang berjudul “Pupasi dan Karakteristik Morfologi
Pupa Kupu-kupu Troides helena dan Pachliopta aristolochiae (Lepidoptera:
Papilionidae)” tepat pada waktunya. “
Penulis menyadari bahwa banyak sekali bantuan yang penulis dapatkan selama
menyelesaikan skripsi ini, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orangtuaku tercinta dan adikku (Iqbal Alfiansyah) yang telah
memberikan do’a, semangat, perhatian dan dukungan kepada penulis yang
tiada hentinya.
2. Ibu Dr. Herawati Soekardi, M.S. selaku Pembimbing 1 dan Pembimbing
Akademik atas segala bimbingan, arahan, saran, dan semangat selama penulis
menempuh pendidikan di Jurusan Biologi.
3. Ibu Nismah Nukmal, Ph.D. selaku Pembimbing II yang telah dengan sabar
memberi masukan, saran, arahan, serta bimbingan selama penulis
melaksanakan penelitian hingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Ibu Dr. Emantis Rosa, M. Biomed selaku Pembahas atas segala bimbingan
dan saran selama penulis melaksanakan penelitian hingga terselesaikannya
skripsi ini.
5. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung.
6. Bapak Prof. Warsito, S.Si, D.E.A, Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung.
7. Bapak ibu Dosen yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, penulis
mengucapkan terimakasih atas bimbingan dan ilmu yang sudah diberikan
kepada penulis selama penulis melaksanakan studi di Jurusan Biologi.
8. Teman seperjuanganku Dwi Nurkinasih, terimakasih atas semangat,
dukungan, kerja sama dan bantuannya selama pelaksanaan penelitian hingga
terselesaikannya skripsi ini.
9. Taman kupu-kupu Gita Persada yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melaksanakan penelitian.
10. Abdi Tauhid, Apri Mulyono, Marli Muda SD, Aska Intan M, Nikken Fallupi,
Luna Lukvitasari, Putri Rahayu N, Erika Oktavia G, Kak Yusuf Abdulah,
Kak Timor Pengembara, Kak Sumarji, Kak Agung Prasetyo, Kak Robith
Kurniawan atas segala bantuan, semangat, dan perhatiannya selama penulis
melaksanakan penelitian.
11. Bapak Martinus, Mba Fusi Anita, Mang Dede, Mang Jaja, Mang
Manto, Mang Udin atas segala bantuan, dukungan dan canda tawa
selama pelaksanaan penelitian.
12. Sahabat- sahabatku Agustina, Etika, Faizatin, Imamah, Puty, dan Sayu atas
semangat, perhatian, canda tawa yang selalu diberikan sejak awal perkuliahan
sampai akhir terselesainya skripsi ini.
13. Teman-teman Biologi 2012 Huda, Afrisa, Agung, Amalia, Amanda, Ambar,
Arum, Asri, Catur, Nisa, Olin, Dewi, Aida, Henny, Poppy, Indy, Jevica,
Kadek, Kasmita, Khorik, Lia, Linda, Lu’lu, Lutfi, Maria, Meri, Mustika,
Nike, Nindya, Nora, Bebi, pepti, Propalia, Minggar, Radella, Rahmawati, Ria,
Riza, Sabrina, Santi, Sheila, Laras, Welmi, Wina, Yelbi.
14. Kanda Yunda, adik-adik angkatan 2013, 2014, 2015
15. Karyawan dan staff di Jurusan Biologi serta seluruh pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu dan
mempermudah penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang
telah mereka berikan, dan semoga tulisan yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, Juni 2016.Penulis
Emilia Apriyanti
iv
DAFTAR ISI
HalamanABSTRAK ........................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................viii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1B. Tujuan Penelitian ....................................................................................3C. Manfaat Penelitian ..................................................................................3D. Kerangka Pemikiran................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Biologi Troides helena ............................................................................51. Morfologi Imago Troides helena 52. Klasifikasi Troides helena.................................................................63. Siklus Hidup Troides helena .............................................................6
B. Biologi Pachliopta aristolochiae ............................................................91. Morfologi Imago Pachliopta aristolochiae ......................................92. Klasifikasi Pachliopta aristolochiae.................................................103. Siklus Hidup Pachliopta aristolochiae .............................................10
C. Pupasi dan Pupa….. ................................................................................12
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat ..................................................................................15B. Alat dan Bahan........................................................................................15C. Cara Kerja ...............................................................................................16
v
D. Analisis Data ...........................................................................................18E. Diagram Alir Penelitian ..........................................................................19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pupasi Troides helena dan Pachliopta aristolochiae.............................20B. Morfologi Pupa Troides helena dan Pachliopta aristolochiae..............23C. Jenis Kelamin Kupu-kupu......................................................................33D. Pengukuran Faktor Fisik di Taman Kupu-kupu Gita Persada ...............35
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...........................................................................................36B. Saran .....................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Waktu pembuatan benang pada larva T. helena danP. aristolochiae....................... ...........................................................21
Tabel 2. Rata-rata lama (jam ± sd) pupasi kupu-kupu T. helenadan P. aristolochiae ............... ...........................................................22
Tabel 3. Berat (g ± sd) dan ukuran bagian tubuh (cm ± sd) pupa T. helenadan P. aristolochiae ................ ...........................................................26
Tabel 4. Perkembangan organ pupa T. helena dan P. aristolochiae ................29
Tabel 5. Rata-rata lama fase pupa (hari ± sd) T. helena dan P. aristolochiae .32
Tabel 6. Berat pupa berdasarkan jenis kelamin kupu-kupu..............................34
Tabel 7. Waktu terjadinya pupasi T. helena (Th) dan P. aristolochiae(Pa).......................................... ...........................................................43
Tabel 8. Waktu (jam) yang dibutuhkan melakukan aktivitas saat pupasiT. helena (Th) dan P. aristolochiae (Pa).............................................43
Tabel 9. Hasil pengukuran morfologi (cm) dan penimbangan (g) pupaT. helena.................................. ...........................................................44
Tabel 10. Hasil pengukuran morfologi (cm) dan penimbangan (g) imagoT. helena.................................. ...........................................................44
Tabel 11. Hasil pengukuran morfologi (cm) dan penimbangan (g) pupaP. aristolochiae....................... ...........................................................45
Tabel 12. Hasil pengukuran morfologi (cm) dan penimbangan (g) imagoP. aristolochiae....................... ...........................................................45
Tabel 13. Hasil pengamatan lama fase pupa (hari) T. helena danP. aristolochiae....................... ...........................................................46
vii
Tabel 14. Suhu (oC) dan kelembaban (%) di taman kupu-kupu gita persada ....46
Tabel 15. Hasil analisis lama aktivitas pupasi T. helena ..................................47
Tabel 16. Hasil analisis lama aktivitas pupasi P. aristolochiae.........................47
Tabel 17. Hasil analisis uji t fase prepupa dan pupasi T. helena danP. aristolochiae....................... ...........................................................47
Tabel 18. Hasil analisis pengukuran morfologi pupa T. helena.........................49
Tabel 19. Hasil analisis pengukuran morfologi pupa P. aristolochiae ..............49
Tabel 20. Hasil analisis uji t morfologi T. helena dan P. aristolochiae.............50
Tabel 21. Hasil analisis korelasi antara panjang benang dan berat pupaP. aristolochiae ...................... ...........................................................51
Tabel 22. Hasil analisis korelasi antara panjang benang dan berat pupaT. helena ................................. ...........................................................52
Tabel 23. Hasil analisis morfologi imago T. helena ..........................................52
Tabel 24. Hasil analisis morfologi imago P. aristolochiae................................53
Tabel 25. Hasil analisis lama fase pupa T. helena .............................................53
Tabel 26. Hasil analisis lama fase pupa P. aristolochiae...................................53
Tabel 27. Hasil analisis uji t lama fase pupa T. helena dan P. aristolochiae.....54
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Imago T. helena jantan (kiri) dan betina (kanan) ............................6
Gambar 2. Siklus hidup Troides helena ...........................................................7
Gambar 3. Imago Pachliopta aristolochiae jantan (kiri) dan betina (kanan) ...10
Gambar 4. Siklus hidup Pachliopta aristolochiae ...........................................12
Gambar 5. Diagram alir penelitian........ ...........................................................19
Gambar 6. Pupasi T. helena (atas) dan P. aristolochiae (bawah) .....................21
Gambar 7. Morfologi pupa T. helena (atas) dan P. aristolochiae (bawah) ......24
Gambar 8. Warna pupa T. helena (atas) dan P. aristolochiae (bawah) ............25
Gamabr 9. Korelasi panjang benang dan berat pupa T. helena.........................27
Gambar 10. Korelasi panjang benang dan berat pupa P. aristolochiae ..............28
Gambar 11. Imago T. helena (atas) dan P. aristolochiae (bawah) .....................33
Gambar 12. Kisaran suhu dan kelembaban di Taman Kupu-kupu GitaPersada dari 18 Januari – 6 Maret 2016..........................................35
Gambar 13. Pengukuran diameter pupa .. ...........................................................55
Gambar 14. Pengukuran panjang pupa ... ...........................................................55
Gambar 15. Penimbangan berat pupa ..... ...........................................................55
Gambar 16. Pembedahan pupa................ ...........................................................55
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Papilionidae merupakan salah satu famili yang termasuk dalam sub ordo
Rophalocera yang mempunyai spesies yang beranekaragam, biasanya ukuran
panjang tubuh berkisar antara 5 - 28 cm dengan warna mencolok.
Papilionidae disebut dengan swallowtail karena sebagian besar anggotanya
mempunyai ekor yang muncul dari vena keempat sayap belakang dan vena
protokol (Salmah dkk., 2002).
Famili Papilionidae diperkirakan mempunyai anggota sebanyak 700 spesies
yang tersebar diseluruh dunia (Smart, 1991). Papilionidae yang ditemukan di
bantaran sungai Batanghari kota Metro sebanyak 4 spesies (Noor & Zen,
2015), sedangkan yang ditemukan di Taman Kupu-Kupu Gita Persada
sebanyak 19 spesies (Martinus, 2015).
Spesies yang termasuk anggota famili Papilionidae antara lain adalah Troides
helena dan Pachliopta aristolochiae. Kedua spesies tersebut memakan
Aristolochia tagala pada fase larva (Soekardi, 2005; Chin, 2014). T. helena
merupakan salah satu spesies yang masuk dalam daftar Appendix II CITES
sejak tahun 1979 ( Soehartono & Mardiastuti, 2003), sedangkan P.
2
aristolochiae menurut IUCN dikategorikan sebagai jenis kupu- kupu yang
tidak terancam karena populasinya yang masih banyak di alam (IUCN, 2015).
T. helena dan P. aristolochiae mempunyai perbedaaan morfologi pada setiap
fase metamorfosis, misalnya pada fase pupa. Fase pupa merupakan fase
istirahat makan, dimana dalam fase ini terjadi proses pembentukan serangga
yang sempurna (Soekardi, 2007). Pupa T. helena dan P. aristolochiae
mempunyai bentuk obtecta (Mardiana dkk., 2001; Barua & Slowik, 2007).
Fase pupa diawali dengan aktifnya hormon prothoracicotropic (PTTH) yang
memicu larva untuk berhenti makan. Pupa merupakan fase yang sangat
penting karena berhubungan dengan pembentukan struktur morfologis dan
fisiologis serangga dewasa. Otot, sayap, dan alat genitalia berkembang secara
penuh pada fase ini (Mehta, 1933; Chapman, 1998; Gullan, 2010). Lama
masa pupasi sangat dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik (Guillott,
2005).
Penelitian mengenai siklus hidup kupu-kupu T. helena dan P. aristolochiae
sudah banyak dilakukan, namun informasi mengenai pupasi dan karakteristik
morfologi pupa kupu-kupu T. helena dan P. aristolochiae masih sangat
terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini sangat diperlukan agar dapat memberi
informasi mengenai pupasi dan karakteristik morfologi pupa kupu-kupu T.
helena dan P. aristolochiae.
3
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pupasi dan karakteristik
morfologi pupa dari kupu-kupu Troides helena dan Pachliopta aristolochiae
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pupasi
dan karakteristik morfologi pupa dari kupu-kupu Troides helena dan
Pachliopta aristolochiae yang bermanfaat dalam membantu budidaya serta
pelestarian keberadaan spesies kupu-kupu ini.
D. Kerangka Pemikiran
Kupu-kupu merupakan bagian dari kekayaan hayati yang harus dijaga
kelestariannya. Kupu-kupu memiliki nilai penting bagi manusia maupun
lingkungan, seperti nilai ekonomi, ekologi, estetika, pendidikan, endemis,
konservasi dan budaya. Secara ekologis, kupu-kupu juga berperan dalam
mempertahankan keseimbangan ekosistem dan memperkaya keanekaragaman
hayati di alam.
Spesies kupu-kupu yang ada di Indonesia diantaranya adalah T. helena dan P.
aristolochiae. Pengetahuan mengenai siklus hidup T. helena dan P.
aristolochiae sangat diperlukan dan menjadi kebutuhan ilmiah karena kupu-
kupu tersebut memiliki keunikan pada setiap fase metamorfosisnya, misalnya
yaitu pada fase pupa. Pupa merupakan fase yang sangat penting karena di
4
dalamnya terjadi perkembangan struktur morfologis dan fisiologis serangga
dewasa seperti pembentukan tagma, segmentasi, otot, alat genital, dan syaraf.
Fase pupa juga merupakan fase kritis dalam perkembangan serangga yang
sangat dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik.
Tahapan yang dilakukan dalam penelitian yaitu mempersiapkan hewan uji
berupa 34 larva instar terakhir. Pengamatan tahapan pupasi dan karakteristik
morfologi pupa dilakukan terhadap 10 ekor larva instar terakhir yang berbeda
untuk masing-masing spesies. Pengamatan dilakukan terhadap morfologi
umum pupa yaitu berupa berat, panjang, lebar, diameter dan perubahan warna
pupa. Pengamatan tersebut dilengkapi dengan dokumentasi dari setiap sisi
pupa untuk melihat perubahan dan perbedaan pupa dari masing-masing
spesies.
Selanjutnya untuk pengamatan organ pupa dilakukan pembedahan pupa pada
hari ke 1, 3, 5, 7 dan seterusnya setiap ada perubahan morfologi pada pupa
sampai kupu-kupu keluar dari pupa dengan cara membuka satu pupa lalu
mengamati bagian dalam pupa. Pengamatan organ pupa juga dilengkapi
dengan dokumentasi. Hasil yang diperoleh berupa data pupasi dan
karakteristik morfologi pupa T. helena dan P. aristolochiae yang diharapkan
dapat menjadi salah satu sumber informasi ilmiah dan selanjutnya dapat
membantu dalam upaya konservasi dan budidaya kupu-kupu.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Biologi Troides helena
1. Morfologi Imago Troides helena
Troides helena atau yang sering disebut dengan kupu-kupu raja helena
merupakan kupu-kupu yang termasuk dalam famili Papilionidae dan
kelompok kupu-kupu sayap burung (birdwing butterflies). T. helena
merupakan kupu-kupu yang berukuran besar dan mempunyai sayap yang
menarik (Nurjanah, 2010).
T. helena termasuk ke dalam kupu-kupu yang bersifat dimorfis yaitu
mempunyai ukuran dan ciri yang berbeda antara imago jantan dan betina
(Soekardi, 2005). Menurut Larasati (2015), imago T. helena betina
mempunyai sayap depan berwarna hitam dan sayap belakang berwarna
kuning dengan garis tepi hitam dan bagian tengah mempunyai bercak hitam.
Imago jantan mempunyai sayap depan berwarna hitam dan sayap belakang
berwarna kuning dengan garis tepi hitam dan bagian tengah tanpa bercak
hitam (Gambar 1). Ukuran rentang sayap imago jantan yaitu 9,8 - 13,8 cm,
sedangkan imago betina yaitu 11 - 15 cm (Peggie, 2011).
6
Gambar 1. Imago T. helena jantan (kiri) dan betina (kanan)
Sumber: Rudiyanto (2015)
2. Klasifikasi Troides helena
Klasifikasi kupu-kupu T. helena menurut Landman (2001) adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Papilionidae
Genus : Troides
Spesies : Troides helena L.
3. Siklus hidup Troides helena
Siklus hidup T. helena (Gambar 2) terdiri dari fase telur, larva, pupa, dan
imago. Menurut Mardiana dkk. (2001), siklus hidup T. helena berbeda-beda
7
tergantung tempatnya, misalnya di Sukabumi selama 86,9 hari, penangkaran
IPB sekitar 70 ± 18,55 hari, dan di penangkaran Taman Kupu-kupu Gita
Persada 71,4 ± 2, 95 hari (Larasati, 2015).
Gambar 2. Siklus hidup Troides helena
Sumber: Butterfly Circle Cheeklist (2015)
T. helena mempunyai bentuk telur yang bulat, berwarna merah-oranye yang
semakin lama berwarna kuning, kemudian berwarna coklat saat akan
menetas. Telur berukuran 1,5-2,0 mm dengan permukaan licin dan dilapisi
oleh cairan kuning sebagai perekat pada substrat (Mardiana dkk., 2001). T.
helena dapat bertelur selama 6 hari dengan jumlah 4-6 butir telur per hari
dengan puncak bertelur pada hari ketiga (Larasati, 2015). Jumlah telur yang
dihasilkan imago betina dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
ukuran tubuh betina, gangguan dari jantan, banyaknya predator, kelimpahan
sumber nektar, suhu dan kelembaban (Nurjanah, 2010).
8
Mardiana dkk. (2001) menyatakan bahwa larva T. helena berbentuk
eruciform dengan 3 pasang kaki pada thorax dan 5 kaki semu pada
abdomen. Larva berwarna coklat dengan tonjolan lunak dan seberkas garis
putih yang melintang di bagian abdomen diantara ruas ke-3 dan ke -4.
Larva mempunyai kelenjar bau dan kelenjar sutera, sutera digunakan untuk
membuat tali pengikat prepupa atau pupa (Borror dkk., 1996).
Larva instar 1 dan instar 2 berwarna coklat dengan berbagai tonjolan tubuh
berwarna jingga. Larva instar 3 dan 4 berwarna lebih gelap dengan tonjolan
tubuh berubah dari jingga menjadi putih dan terdapat garis putih pada
bagian tengah badan. Pada instar 5 semua bagian larva berwarna coklat
gelap dan garis putih yang melintang menjadi terlihat lebih jelas (Larasati,
2015).
Larva yang telah mencapai pertumbuhan maksimal akan berhenti makan,
kulit keriput, tubuh memendek, dan kemudian mencari tempat berlindung
terdekat untuk melekatkan diri pada ranting atau daun dengan anyaman
benang sutera. Pada saat tersebut, larva telah memasuki fase prepupa dan
melepaskan kulit terakhirnya dan membentuk pupa (Soehartono &
Mardiastuti, 2003).
Pada awal fase pupa, kulit pupa lunak berwarna hijau-kekuningan dan
kemudian menjadi keras setelah hari kelima. Pupa T. helena berbentuk
obtekta dan mengalami fase pupa sekitar 27-32 hari (Mardiana dkk., 2001).
Setelah fase pupa selesai, kupu-kupu baru akan menetas dengan membuka
bagian atas pupa sambil memegang daun atau ranting menggunakan kaki
9
depan kemudian menarik diri dan keluar dari pupa (Mastrigt & Rosariyanto,
2005).
B. Biologi Pachliopta aristolochiae
1. Morfologi Imago Pachliopta aristolochiae
Pachliopta aristolochiae adalah salah satu kupu yang menarik dan telah
dibudidayakan di Taman Mini Indonesia Indah (Dewi, 2003), Taman Kupu-
Kupu Wana Wisata Curug Cilember, Bogor (Azharuddin, 2006), dan Taman
Kupu-kupu Gita Persada, Lampung (Soekardi, 2005). P. aristolochiae juga
dapat ditemukan di kebun raya Bogor (Peggie & Amir, 2006).
P. aristolochiae atau yang lebih dikenal dengan common rose merupakan
kupu-kupu yang mempunyai warna tubuh merah bercampur hitam. Pada
kupu- kupu jantan terdapat berkas-berkas rambut di bagian belakang sayap
yang berfungsi sebagai tempat dikeluarkannya feromon. Sayap P.
aristolochiae berwarna hitam dengan pola putih keabuan dan bercak merah
disekitar tepi sayap belakang, sayap belakang tersebut memiliki ekor
(Gambar 3). Panjang rentang sayapnya berkisar antara 80-110 mm (Haribal,
1992).
10
Gambar 3. Imago Pachliopta aristolochiae jantan (kiri) betina (kanan)
Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)
2. Klasifikasi Pachliopta aristolochiae
Klasifikasi Pachliopta aristolochiae menurut Zipcodezoo (2015) adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Papilionidae
Genus : Pachliopta
Spesies : Pachliopta aristolochiae Fabricius
3. Siklus hidup Pachliopta aristolochiae
Pachliopta aristolochiae meletakkan telur-telurnya dengan cara
melengkungkan tubuhnya ke arah daun, baik pucuk daun, ujung daun muda,
maupun permukaan daun kemudian mengeluarkan telur-telur tersebut dari
tubuhnya (Gunesti, 2010). Telur yang diletakkan berjumlah 8-10 telur
11
dalam rentang waktu 5 menit. Fase telur ini berlangsung selama ± 4 hari
(Barua & Slowik, 2007). Telur P. aristolochiae berbentuk bulat dan
berwarna jingga (Gunesti, 2010).
Larva yang baru menetas berwarna merah pucat. Larva ini disebut larva
instar I dan berlangsung selama ± 2 hari. Pada saat memasuki instar II,
larva menjadi berwarna hitam kecoklatan dan terdapat 12 pasang tonjolan di
bagian dorsal tubuhnya. 5 tonjolan pertama berwarna merah, tonjolan ke 6
berwarna coklat keputihan dan 6 pasang tonjolan terakhir berwarna merah
kehitaman. Tonjolan-tonjolan tersebut berukuran 2 mm (Barua & Slowik,
2007).
Instar III berwarna hitam dan masih ditutupi 12 tonjolan pada bagian atas
tubuhnya. Instar ini berlangsung selama 4 hari dengan ukuran panjang
tubuh mencapai 2,8 cm dan lebar 3,4 mm. Selanjutnya yaitu instar IV, larva
berwarna hitam gelap dengan tonjolan berwarna merah pada bagian atas
tubuh, dan berwarna hitam pada bagian samping tubuhnya. Tonjolan atau
duri semu ke 6 berwarna putih. Instar IV berlangsung selama ± 6 hari
dengan panjang tubuh 4 cm dan lebar 8 mm (Barua & Slowik, 2007).
Fase selanjutnya yaitu fase pupa, pupa merupakan metamorfosis yang
terjadi sebelum menjadi imago (Rifai, 2004). Pupa P. aristolochiae
berwarna coklat terang bercampur putih, oranye, dan ditandai dengan bercak
coklat tua pada sisi dorsal. Pada sisi ventral berwarna coklat terang dengan
garis berwarna keputihan (Barua & Slowik, 2007). Setelah fase pupa
12
selesai, kupu-kupu akan keluar dari pupa. Siklus hidup P. aristolochiae
(Gambar 4) berlangsung selama 32-44 hari (Gunesti, 2010).
Gambar 4. Siklus hidup Pachliopta aristolochiae
Sumber: Bashar dkk. (2014)
C. Pupasi dan Pupa
Larva yang telah siap memasuki fase pupa akan terlebih dulu mengalami
pupasi. Larva yang akan memasuki pupasi menunjukkan tanda-tanda antara
lain nafsu makan berkurang dan sisa metabolisme disekresikan dalam bentuk
cairan koloid berwarna hijau pekat. Setelah siap, larva akan mencari tempat
yang cocok untuk melekat, kemudian membentuk benang sutera untuk
13
menggantungkan diri. Lama masa pupasi ini berlangsung selama 2 sampai 3
hari (Achmad, 2002).
Lama masa pupasi dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik
dapat berupa parasit atau predator, sedangkan faktor abiotik dapat berupa
kelembaban udara dan temperatur (Vejar, 2004). Faktor-faktor tersebut sangat
mempengaruhi berhasil atau tidaknya masa pupasi yang merupakan fase kritis
dalam perkembangan serangga sebelum menetas menjadi serangga dewasa
(Gillott, 2005).
Fase pupa merupakan masa istirahat makan yang didalamnya terjadi proses
pembentukan serangga yang sempurna (Soekardi, 2007). Menurut Division of
Entomology Commonwealth Scientific and Industrian Research Organization
(1991), pupa dari famili Papilionidae berbentuk eksposit atau memanjang.
Pada bagian kremaster terdapat bantalan sutera yang berguna untuk melekatkan
tubuh pada dahan atau daun. Pada bagian atas menggantung dengan benang
yang dilekatkan pada dahan atau ranting.
Ukuran pupa setiap spesies kupu-kupu sangat bergantung pada ukuran panjang
tubuh larva instar 5. Semakin besar ukuran larva maka semakin besar pula
ukuran pupa. Warna pupa disesuaikan dengan tempat dimana ia menempel.
Warna hijau apabila ia menempel pada ranting tanaman dan berwarna coklat
keabuan apabila ia menempel pada kandang penangkaran (Helmiyetti dkk.,
2013).
14
Warna pupa yang disesuaikan dengan warna batang atau media tempat larva
menempel pada masa prepupa berguna sebagai kamuflase dari lingkungannya
(Hazel & West, 1979; Stefanescu, 2004). Menurut Larasati (2015), warna
pupa Troides helena yaitu hijau dan coklat muda, sedangkan pupa Papilio
polytes dan Papilio memnon yaitu hijau dan coklat keabuan (Helmiyetti dkk.,
2012). Pada akhir fase pupa, permukaan dorsal pupa akan membelah dan
muncullah kupu-kupu dewasa (Soekardi, 2007).
Pupa merupakan fase yang sangat penting dalam metamorfosis karena pada
fase ini berkembang organ tubuh yang akan digunakan pada waktu menjadi
imago, organ-organ tersebut berupa antena, kaki, mata majemuk, organ genital,
dan sayap (Putra, 1994). Selama fase pupa, larva mengalami perubahan bentuk
yang sangat berbeda dari bentuknya semula. Pada dasarnya, tubuh larva
dihancurkan oleh cairan pencernaan dan tubuh kembali dibentuk menggunakan
sel-sel khusus yang saling berhubungan, dimana sel-sel tersebut saling
membentuk jaringan tubuh yang baru (Regina, 2008).
15
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari hingga Maret 2016 di kandang
penangkaran Taman Kupu-Kupu Gita Persada yang terletak di Desa Tanjung
Gedong, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang pemeliharaan
sebagai tempat pemeliharaan larva dan pupa, kertas label untuk memberi
tanda pada pupa, penjepit untuk menggantungkan pupa, timbangan digital
untuk mengukur berat pupa, penggaris untuk mengukur panjang dan lebar
pupa, jangka sorong untuk mengukur diameter pupa, dan kamera untuk
mengambil gambar pupa.
Bahan-bahan yang digunakan adalah larva instar terakhir dari Troides helena
dan Pachliopta aristolochiae, tanaman Aristolochia tagala sebagai pakan
larva, dan alkohol 70% untuk sterilisasi tempat agar terhindar dari parasit dan
predator.
16
C. Cara Kerja
Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan kerja, yaitu:
1. Persiapan hewan uji
Hewan uji yang digunakan berupa masing-masing 17 ekor larva instar
terakhir T. helena dan P. aristolochiae, diperoleh dengan cara
penangkaran. Larva instar terakhir yang dibutuhkan untuk pengamatan
pupasi yaitu 10 ekor larva untuk masing-masing spesies, selanjutnya pupa
yang terbentuk digunakan untuk pengamatan morfologi, sedangkan untuk
pengamatan pembentukan organ pupa menggunakan 7 pupa untuk masing-
masing spesies.
2. Pengamatan pupasi
Pengamatan pupasi dilakukan dengan mencatat tahapan-tahapan yang
terjadi dari awal pupasi hingga menjadi pupa. Pengamatan dilengkapi
dengan pencatatan waktu yang dibutuhkan sampai terbentuknya pupa.
3. Pengukuran panjang pupa
Pupa diukur panjang dan lebarnya menggunakan penggaris, dan
selanjutnya diukur diameternya menggunakan jangka sorong. Pengukuran
panjang juga dilakukan terhadap benang sutera yang digunakan pupa
untuk menggantung.
17
4. Penimbangan berat pupa
Penimbangan berat pupa dilakukan dengan menggunakan timbangan
digital. Masing-masing pupa ditimbang dan hasil penimbangan tersebut
dibagi dalam dua kelompok. Pembagian kelompok tersebut dilakukan
untuk memprediksi jenis kelamin kupu-kupu yang menetas. Pupa T.
helena yang mempunyai berat > 5 g diprediksi betina, sedangkan yang
mempunyai berat < 5 g diprediksi berjenis kelamin jantan. Selanjutnya
untuk pupa P. aristolochiae, pupa yang mempunyai berat > 0,8 g
diprediksi betina dan pupa dengan berat < 0,8 g diprediksi jantan.
5. Pengamatan morfologi pupa
Pupa T. helena dan P. aristolochiae yang dijadikan bahan penelitian
diamati struktur tubuhnya yaitu bentuk dan warnanya. Pengamatan
tersebut dilengkapi dengan pengambilan gambar atau dokumentasi pupa
dari sisi ventral, dorsal, dan lateral.
6. Pengamatan pembentukan organ pupa
Pengamatan pembentukan organ pupa dilakukan pada hari ke 1, 3, 5, 7, 12,
16 dan 22 untuk T. helena, sedangkan untuk P. aristolochiae yaitu pupa
yang berumur 1, 3, 5, 7, 10, 13, 16 hari. Pengamatan dilakukan dengan
cara membuka pupa lalu mengamati perubahan bentuk yang terjadi yaitu
berupa organ atau anggota tubuh. Proses pengamatan tersebut dilengkapi
dengan pengambilan gambar.
18
7. Pengamatan jenis kelamin kupu-kupu
Pupa yang dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan berat tubuhnya
kemudian diamati jenis kelamin setelah kupu-kupu keluar dari pupa.
Pengamatan jenis kelamin dilakukan dengan melihat warna atau corak,
ukuran dan ada tidaknya katup pada ujung abdomen kupu-kupu tersebut.
D. Analisis data
Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif dengan parameter
pengamatan berupa pupasi, panjang, lebar, diameter, warna pupa, panjang
benang serta berat, kemudian dianalisis dengan uji t (Independent Sample
Test). Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi antara panjang
benang dan berat pupa, sedangkan hubungan antara berat pupa terhadap jenis
kelamin kupu-kupu dianalisis secara deskriptif.
19
E. Diagram Alir Penelitian
Gambar 5. Diagram alir penelitian
Persiapan hewan uji:
Mengumpulkan dan
menangkarkan
Larva instar terakhir
T. helena dan P.
aristolochiae
Masing-masing 17
larva instar terakhir
Tersedianya bahan
penelitian
Berat pupa:
ditimbang masing-masing pupa
memakai timbangan digital
(dikelompokkan menjadi 2 kelompok
Morfologi pupa
- Pencatatan warna
- Pencatatan ciri-ciri pupa
- foto pupa dengan menggunakan
pembanding
- pupa difoto dari sisi ventral, dorsal,
dan lateral
Pengukuran pupa:
-Lebar
-Panjang
-Diameter
Pupasi dan karakteristik morfologi pupa
Troides helena dan Pachliopta aristolochiae
Analisis data:
Deskriptif kuantitatif, uji t, korelasi
Pembentukan organ pupa:
-Pembedahan pupa
T. helena: pupa yang berumur
1,3,5,7,12,16,22 hari
P. aristolochiae: pupa yang berumur
1,3,5,7,10,13,16 hari
Pengamatan jenis kelamin imago
berdasarkan 2 kelompok pupa
Pengamatan pupasi:
-Tahapan pupasi sampai menjadi
pupa
- t (waktu yang dibutuhkan)
36
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pupasi kupu-kupu T. helena dan P. aristolochiae diawali dengan larva
yang berhenti makan, kemudian mencari tempat yang cocok untuk
menggantung, diam dan memendekkan tubuhnya, membuat benang,
menggantungkan tubuhnya dan melepaskan kulit terakhirnya. Pembuatan
benang selama pupasi umumnya terjadi pada malam hari. Lama pupasi T.
helena yaitu 49,10 ± 3,78 jam, sedangkan lama pupasi P. aristolochiae
yaitu 44,30 ± 2,26 jam.
2. T. helena dan P. aristolochiae mempunyai pupa berbentuk obtekta yang
dilengkapi dengan tonjolan pada bagian dorsal tubuhnya, tonjolan pada
pupa T. helena berbentuk runcing sedangkan pada P. aristolochiae
berbentuk pipih setengah lingkaran. Pupa T. helena berwarna hijau atau
coklat muda, sedangkan pupa P. aristolochiae berwarna merah pada hari
pertama dan berwarna coklat terang bercampur putih dan oranye pada hari
berikutnya. Pupa menjadi berwarna gelap atau hitam ketika kupu-kupu
akan keluar dari pupa. Pupa T. helena berukuran panjang 4,47 ±0,55 cm
dan lebar 2,47 ±0,30 cm, sedangkan pupa P. aristolochiae berukuran
37
panjang 2,50 ± 0,22 cm dan lebar 1,36 ± 0,17 cm. Bagian dalam pupa T.
helena dan P. aristolochiae masih berupa cairan pada hari pertama dan
mulai terbentuk bakal kepala dan perut pada hari ke tiga. Organ sayap T.
helena terbentuk pada hari ke 16 dan P. aristolochiae pada hari ke 13.
Lama fase pupa T. helena yaitu 23,10 ± 0,87 hari, sedangkan P.
aristolochiae yaitu 17,10 ± 0,87 hari.
B. Saran
Penelitian mengenai karakteristik pupa Lepidoptera khususnya Papilionidae
masih sangat sedikit sehingga penelitian-penelitian lain mengenai
karakteristik pupa sangat diperlukan. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
tentang faktor yang mempengaruhi kelulushidupan serta predator pupa T.
helena dan P. aristolochiae.
38
DAFTAR PUSTAKA
Acmad A. 2002. Potensi dan Sebaran Kupu-kupu di Kawasan Taman Wisata
Alam Batimurung. Dalam: Workshop Pengelolaan Kupu-kupu Berbasis
Masyarakat. Batimurung, 05 Juni 2002. http://www.unhas.ac.id/.pdf.
diakses 15 November 2015
Amir, M. W. A. Noerdjito dan S. Kahoro. 2003. Serangga Taman Nasional
Gunung Halimun Salak Jawa Bagian Barat. BCP-JICA LIPI Cibinong.
Cibinong.
Azharuddin. 2006. Pengelolaan Taman Kupu-kupu Wana Wisata Curug Cilember
Bogor Jawa Barat. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Barua, K. K. dan Slowik, J. 2007. Study on The Biology and Consumption
Potential of Common Rose Pachliopta aristolochiae aristolochiae F
(Lepidoptera: Papilionidae) on Aristolochia tagala. Polish Journal of
Entomology. Vol. 76: 341-352.
Bashar, Maksudul A., dan Humayun R. K. 2014. Biology Of Common Rose
Butterfly, Pachliopta Aristolochiae Fabricius (Lepidoptera: Papilionidae)
On The Host Plant, Aristolochia Indica L. (Aristolochiaceae). Journal
Biology Science.23 (2): 109-117
Borror, B.J., Triplehorn, C.A., dan Johnson N.F.. 1996. Pengenalan Pelajaran
Serangga.ed. Ke-6. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Butterfly Circle Cheeklist. Troides helena.
http://www.butterflycircle.com/cheklist%20V2/C1/index.php/start-
page/startpage. Diakses 4 Desember 2015
Chapman, R. F. 1998. The Insects: Structure and Function. 4th ed. Cambridge
Univ. Press, Cambridge, U.K
Chin, W. Y. 2014. Plant fact sheet ; Aristolochia tagala. Nature Watch Magazine.
http://habitatnews.nus.edu.sg/pub/naturewatch/text/a101c.htm. diakses 23
November 2015.
39
Collins, N. M. dan Morris M. G.1985. Threatened Swallowtail Butterflies of the
World. IUCN.
Commonwealth Scientific and Industrian Research Organization (CSIRO)
(Division of Entomology). 1991. The Insects Of Australia Volume I&II,
Connell University Press. Ithaca, New York
Dewi R. 2003. Studi Teknik PenangkaranKupu-Kupu Di Wana Wisata Curug
Cilember dan Taman Mini Indonesia Indah . Skripsi. Institut Pertanian
Bogor. Bogor:
Guillott, C. 2005. Entomology. 3th ed. Springer, Dordrecht, The Netherlands.
Gunesti .A. D. 2010. Penangkaran Kupu Pachliopta Aristolochiae (Papilionidae:
Lepidoptera)Di Screen House Dan Laboratorium. Skripsi. Institut Pertanian
Bogor. Bogor
Gullan, P. J. and Cranston, P. S. 2010. The insects. An Outline of Entomology. 4th
edn. Wiley-Blackwell.Oxford, UK.
Haribal M. 1992. Butterflies of Sikkim Himalaya and Their Natural History.
Publs. Sikkim Nature Conservation Foundation (SNCF), Sikkim. 65 pp.
Hazel, W. N. dan West, D. A.1979. Environmental Control of Pupal Colour in
Swallowtail Butterflies (Lepidoptera: Papilioninae): Battus philenor (L.)
and Papilio polyxenes Fabr. Ecol. Entom. 4: 393–400.
Helmiyetti, Praja R. D. M., dan Manaf S. 2012. Siklus Hidup Jenis Kupu-kupu
Papilionidae yang dipelihara pada Tanaman Inang Jeruk purut(Citrus
hystrix). Konservasi Hayati. Vol 08. 02: 41-45
Helmiyetti, Fadillah, dan Manaf S. 2013. Siklus Hidup Beberapa Jenis Kupu-kupu
Papilionidae pada Tanaman Inang Jeruk Kalamansi (Citrofurtunella
microcarpa). Konservasi Hayati. Vol 09. 02: 7-17
Irianto, A. 2006. Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasi. Kencana. Jakarta.
(IUCN) International Union for Conservation of Nature and Natural Resources.
2015. http://www.iucnredlist.org/threatened.species.html. Diakses 15 Juni
2016.
Landman, W. 2001. The Complete Encyclopedia of Butterflies. Grange Books.
Larasati, A. 2015. Studi Beberapa Aspek Bioekologi Kupu-Kupu Troides helena
L. (Lepidoptera : Papilionidae) di Area Konservasi Taman Kupu-Kupu Gita
Persada, Lampung. Magister thesis Universitas Lampung. Lampung
40
Mastright, H.V. dan Rosariyanto, E. 2005. Buku Panduan Kupu-kupu untuk
Wilayah Membrano sampai Pegunungan Cyclops. Conservation
International Indonesia. Jakarta.
Mardiana, A., Atmowidi, T. dan Amir, M. 2001. Morfologi dan Siklus Hidup
Kupu Raja Troides helena Linnaeus (Lepidoptera : Papilionidae) yang
Dipelihara dalam Penangkaran. Prosiding. Seminar Nasional Entomologi
dalam Perubahan Lingkungan dan Sosial. Perhimpunan Entomologi
Indonesia.
Martinus. 2015. http://gitapersada.weebly.com/papilonidae.html. Diakses 23
November 2015.
Mehta, D. R. 1933. Memoirs: On the development of the male genitalia and the
efferent genital duct in Lepidoptera. The Quarterly Journal of
Microscopical Science. 76: 35–61
Meyer, J. R. 2007. Insect Development. Department of Entomology North
Carolina State University. North Carolina
Noor R. dan Zen S. 2015. Studi Keanekaragaman Kupu-Kupu Di Bantaran Sungai
Batanghari Kota Metro Sebagai Sumber Belajar Biologi Materi
Keanekaragaman, Skripsi. Universitas Muhammadiyah Metro. Lampung
Nurjannah, S.T. 2010. Biologi Troides helena helena dan Helena hephaestus
(Papilionidae) di Penangkaran. Tesis. Institut Pertanian Bogor.
Peggie J. dan Amir M. 2006. Practical guide to the butterflies of bogor botanic
garden. Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi, LIPI. Cibinong
Peggie, D. 2011. Precious and Protected Indonesian Butterflies ; Kupu-kupu
Indonesia yang Bernilai dan Dilindungi. PT Binamitra Megawarna. Jakarta.
Putra, N. S. 1994. Serangga Di Sekitar Kita. Kanisius. Yogyakarta
Regina C.E. 2008. Information about Butterflies, Caterpillars & Plants.
http://www.gardenswithwings.com/facts-
info/NL2008/a0811ButterflyLifeCycle.html. Diakses 23 November 2015
Rudiyanto A. 2015. http://www.biodiversitywarriors.org/kupu-kupu-raja-troides-
helena-2.html. Diakses 20 November 2015
Rifai M.A. 2004. Kamus Biologi. Balai Pustaka. Jakarta
Salmah, S. Abbas I. dan Dahelmi. 2002. Kupu-kupu Papilionidae Taman Nasional
Kerinci Seblat. KEHATI. Departemen Kehutanan. Taman Nasional Kerinci
Seblat. Jakarta.
41
Smart, P. 1991. The Illustrated Encyclopedia of the Butterflies Word. Salamander
Books Limited. London.
Soehartono, T. dan Mardiastuti, A. 2003. Pelaksanaan Konvensi CITES di
Indonesia. JICA. Jakarta.
Soekardi, H. 2005. Keanekaragaman Papilionidae di Hutan Gunung Betung,
Lampung, Sumatera : Penangkaran serta rekayasa habitat sebagai dasar
konservasi. Disertasi. ITB. Bandung.
Soekardi, H. 2007. Kupu-kupu di Kampus UNILA. Universitas Lampung Press.
Lampung.
Stefanescu, C. 2004. Seasonal Change in Pupation Behaviour and Pupal Mortality
in a Swallowtail Butterfly. Animal Biodiversity and Conservation 27.2: 25-
36.
Vejar, C. G. 2004. Importancia e infraestructura para mantener crías de insectos,
pp. 3–17 In N. Bautista- Martínez, H. Bravo-Mojica, y C. Chavarín-Palacio
[eds.] Cría de Insectos Plaga y Organismos Benéficos. Conabio, México, D.
F., México.
Zipcodezoo. 2015. http://zipcodezoo.com/index.php/Pachliopta_aristolochiae.
Diakses 19 November 2015