4
RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK Pungsi Asites dengan Nasogastric Tube No. Dokumen : Revisi : 03 Hal : 3.1 PROSEDUR TETAP ( PROTAP ) ILMU PENYAKIT DALAM Tgl. Terbit : 01 April 2010 Ditetapkan Tgl : ……………………….. Direktur Dr. GEDE SANDJAJA, SpOT(K) Pembina Utama Muda NIP. 19550609 198011 1 003 PENGERTIAN Yaitu suatu tindakan invasiv untuk mengeluarkan cairan sesaat atau berkelanjutan dari rongga abdomen dengan menggunakan Nasogastric Tube No. 16. TUJUAN Menurunkan distensi dinding abdomen untuk mengurangi sesak nafas. KEBIJAKAN Apabila indikasi terpenuhi pungsi asites dilakukan secepat mungkin, karena tindakan ini dapat dikerjakan dengan mudah, murah, cepat dan cukup aman.

Pungsi Asites Dengan NG Tube

Embed Size (px)

DESCRIPTION

p asites

Citation preview

RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK

Pungsi Asites dengan Nasogastric Tube

No. Dokumen : Revisi :

03

Hal :

3.1

PROSEDUR TETAP ( PROTAP )

ILMU PENYAKIT DALAM

Tgl. Terbit :

01 April 2010

Ditetapkan Tgl : ………………………..

Direktur

Dr. GEDE SANDJAJA, SpOT(K)Pembina Utama Muda

NIP. 19550609 198011 1 003

PENGERTIANYaitu suatu tindakan invasiv untuk mengeluarkan cairan sesaat atau berkelanjutan dari rongga abdomen dengan menggunakan Nasogastric Tube No. 16.

TUJUANMenurunkan distensi dinding abdomen untuk mengurangi sesak nafas.

KEBIJAKANApabila indikasi terpenuhi pungsi asites dilakukan secepat mungkin, karena tindakan ini dapat dikerjakan dengan mudah, murah, cepat dan cukup aman.

PROSEDUR1. Persiapan pasien - penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan - penandatanganan informed concern. - posisi telentang atau sesuai keadaan pasien. - infus cairan terpasang.

2. Persiapan alat - Nasogastric Tube No.16 : 1 set - Pehacain : 4 ampul - Disposible syringe 1 cc : 1 buah - Minor surgery : 1 set - Trocard PD dan sarungnya : 1 set - Bisturi dan jarum kulit : 1 buah - Benang zyde secukupnya - Kapas alcohol secukupnya - Betadine / Alkohol secukupnya - Kassa steril dan plester secukupnya. - Handscoen steril no. 7 atau lebih : 1 pasang - Doek lobang steril : 1 lembar - Bengkok / neerbecken / ember : 1 buah

3. Pelaksanaan a. Pemasangan :

- tentukan daerah dinding abdomen yang akan dilakukan pungsi ( biasanya didaerah hipokondrium kanan / kiri atau dibawah umbilicus ) - pasang handscoen

- desinfektan dengan betadine dan alcohol pada daerah pungsi- pasang doek lobang steril- infiltrasi 2 ampul pehacain pada daerah pungsi sambil dicoba aspirasi cairan asites- Insisi 1 cm dengan bisturi pada kulit, jaringan lemak dan peritoneum pada daerah pungsi. - Tusukkan Trocard PD dan sarungnya pada daerah insisi

sampai menembus kedalam cavum abdomen kemudian cabut trocard dan tinggalkan sarungnya lalu masukkan Nasogastric Tube melalui sarung tersebut. Dengan demikian cairan asites akan keluar dengan cepat. - Sambil menampung cairan yang keluar pada ember yang tersedia, posisi Nasogastric Tube diperbaiki, sarung PD dilepaskan ( bila perlu potong sebagian NG tube ).

- kemudian fixasi Nasogastric Tube pada dinding abdomen dengan jahitan zyde dan ditutup kassa steril.

- Lepaskan doek lobang. - Apabila tiba-tiba aliran cairan macet maka posisi NasogastricTube diperbaiki dengan atau tanpa pemasangan PD set kembali.

- Pungsi ( NG tube ) dapat dipertahankan sampai beberapa hari sesuai dengan situasi dan kondisi pasien.- Pada akhir tindakan dihitung jumlah semua cairan yang keluar b. Pencabutan :Bila jumlah cairan yang keluar dianggap sudah cukup, keluhan berkurang atau timbul keluhan mendadak dari pasien maka pungsi harus dihentikan dengan :- Infiltrasi Pehacain pada daerah pungsi- Jahitan kulit dilepaskan - Cabut pelan-pelan Nasogastric Tube sambil jari 1 dan 2 tangan kiri menahan pada lobang pungsi untuk menjaga agar omentum tidak ikut terbawa keluar - Tutup lobang pungsi dengan 1 s/d 2 jahitan kulit ( dalam ) sampai tidak ada kebocoran cairan.

-Oleskan betadine secukupnya, tutup dengan kassa steril dan plester.

- Buka jahitan beberapa hari kemudian setelah luka bekas pungsi menutup. IV. Pengobatan - Berikan antibiotika dan analgetika secukupnya - Pengobatan pokok terhadap penyakit primernya tetap diteruskan.

UNIT TERKAIT Patologi Anatomi dan Patologi Klinik