46
PENELITIAN TINDAKAN KELAS MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY Untuk Memenuhi Tugas Mata Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Oleh : MUHAMMAD ROSI PRAYUDI PUTRA 070210204101 S -1 PENDIDIKAN GURU DAN SEKOLAH DASAR

PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

Untuk Memenuhi Tugas Mata Ujian Akhir Semester Mata Kuliah

Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Oleh :

MUHAMMAD ROSI PRAYUDI PUTRA

070210204101

S -1 PENDIDIKAN GURU DAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN LMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2010

Page 2: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi saat ini menuntut adanya sumber daya manusia yang

berkualitas. Kualitas sumber daya manusia ini hanya dapat diperoleh dari proses

belajar yaitu melalui pendidikan. Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk

memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

peserta didik. Pemahaman yang dimaksudkan bukanlah pemahaman dalam arti sempit

yaitu menghafal materi pelajaran, namun pemahaman dalam arti luas yaitu lebih

cenderung menekankan pada kegiatan proses pembelajaran yang meliputi

menemukan konsep, mencari dan lain sebagainya serta peserta didik dituntut untuk

dapat mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari – harinya. Namun sayangnya,

prantek pembelajaran yang demikian masih belum di terapkan secara keseluruhan,

sehingga tujuan dan hasil pendidikan belum sesuai dengan apa yang diharapkan.

Dalam pencapaian tujuan belajar yang telah di uraikan di atas, tentu tidak

terlepas dari peranan cara pembelajaran yang digunakan oleh guru. Menurut

Supriyadi (1995:56), untuk mencapai tujuan pengajaran diperlukan penggunaan

metode pembelajaran yang optimal. Hal ini berarti bahwa untuk mencapai kualitas

pengajaran yang tinggi setiap mata pelajaran khususnya Bahasa Indonesiai harus

diorganisasikan dengan metode pembelajaran yang tepat dan selanjutnya disampaikan

kepada siswa dengan metode yang tepat pula. Metode pembela-jaran yang membuat

siswa aktif bekerja sama dalam proses pembelajaran baik secara emosional maupun

sosial hendaknya terus dikembangkan dan diarahkan dengan sedemikian rupa

sehingga siswa lebih aktif dan mampu mencapai hasil belajar yang optimal.

Guru harus dapat melihat situasi kelas / siswa dan kemudian memilih strategi,

metode atau pendekatan seperti apa yang akan di gunakan dalam pembelajarannya.

Materi yang sama belum tentu dapat diterapkan pada kelas yang berbeda. Namun,

dalam pemilihan strategi, pendekatan, metode, ataupun model pembelajaran tetap

Page 3: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

harus mengaju pada tujuan utama dalam pencapaian belajar yaitu penekanan pada

unsur pemahaman siswa, bukan sekedar menghafal dan akan lebih baik lagi jika

dilanjutkan pada praktek aplikasi dari materi yang telah di ajarkan.

Dalam pencapaian tujuan pembelajaran itu perlu di terapkan pembelajaran

yang aktif, dinamis, dan bersifat kerjasama atau kooperatif. Maka dari itu, penulis

memilih menggunakan metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif

adalah pembelajaran secara kooperatif (gotong royong). Pembelajaran ini berbeda

dengan cara belajar kerja kelompok bukan kooperatif. Pada kerja kelompok

konvensional bisa saja hanya ada beberapa siswa yang aktif sedangkan siswa lain

tidak aktif artinya hanya ikut-ikutan saja. Prinsip ketergantungan positif dan tanggung

jawab individu adalah dua hal yang tidak dimiliki oleh konsep kerja kelompok biasa,

susunan anggota dalam kelompok biasa tidak memperhatikan keheterogenan.

Ketergantungan positif memberikan makna bahwa anggota kelompok dari kelompok

itu mempunyai ketergantungan satu sama lain. Artinya pekerjaan itu tidak akan

selesai tanpa dikerjakan oleh masing-masing individu/anggota kelompok. Konsep ini

memberikan makna bahwa dalam kehidupan kita, manusia tidak bisa hidup sendiri

memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka dapat dipastikan membutuhkan hadirnya

orang lain (Yunus, 2008).

Metode kooperatif ini digunakan dengan alasan utama dapat mengaktifkan

siswa, baik dalam bekerja sama dan menemukan konsep hingga mencapai

pemahaman yang diinginkan. Model pembelajaran kooperatif yang dipilih penulis

dalam upaya peningkatan kemampuan menyimak yaitu dengan model pembelajaran

kooperatif two stay – two stray.

Pembelajaran kooperatif kenyataannya masih belum banyak terapkan dalam

pembelajaran di SDN Kademangan 01 Bondowoso. Padahal dengan penggunaan

pembelajaran kooperatif akan banyak manfaat yang dapaat di ambil yang salah

satunya yaitu dapat menghasilkan manusia yang bisa berdamai dan bekerja sama

dengan sesamanya. Seperti juga yang di utarakan oleh Ludgren 1994, dalam Dasna

Page 4: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

dan Sutrisno (2006:46) yang menyatakan bahwa “salah satu keuntungan

pembelajaran kooperatif adalah mengurangi konflik antar individu”.

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

memungkinkan terjadinya interaksi dan transaksi di antara para siswa dalam proses

pembelajaran yang memenuhi kaidah-kaidah dalam pandangan konstuktivis.

Pembelajaran kooperatif mampu meningkatkan aktivitas siswa. Menurut Lie (2004),

pembelajaran dengan strategi kooperatif terbukti sangat efektif dalam meningkatkan

hubungan antar siswa. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat banyak macam model

pembelajaran seperti model pembelajaran jigsaw, Twos stay two stray, Student

Teaching Achievment Devition(STAD), TGT, dan lain – lainnya. Diantara model

pembelajaran yang telah disebutkan di atas, ada TSTS atau Two stay two stray yang

dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992, yaitu suatu teknik yang

memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagi hasil dan informasi dengan

kelompok lain. Struktur Two Stay Two Stray (TSTS) yaitu dalam satu kelompok

terdiri dari empat siswa yang nantinya dua siswa bertugas sebagai pemberi informasi

bagi tamunya dan dua siswa lagi bertamu ke kelompok yang lain secara terpisah.

Pembelajaran dengan menggunakan model TSTS ini belum pernah diterapkan pada

SDN Kademangan 01 Bondowoso baik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

ataupun pada matapelajaran lainnya.

Model pembelajaran Two stay two stray menekankan pada pemberian dan

pencarian informasi kepada kelompok lain. Dengan begitu, tentunya siswa

dihadapkan pada kegiatan mendengarkan apa yang di utarakan oleh temannya ketika

sedang bertamu, yang secara tidak langsung siswa akan dibawa untuk menyimak apa

yang di utarakan oleh anggota kelompok yang manjadi tuan rumah tersebut. Dalam

proses ini, akan terjadi kegiatan menyimak materi pada siswa.

Dengan latar belakang itulah, dalam PTK ini penulis mengunakan judul:

Meningkatkan keterampilan menyimak melalui model pembelajaran kooperatif

kooperatif two stay –two stray pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas

VI SDN Kademanagn 01 Bondowoso.

Page 5: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

1.2 Rumusan Masalah

Berpijak pada latar belakang di atas, yang menjadi masalah utama adalah

kesalahan dalam penggunaan model pembelajaran ketika membelajarkan

keterampilan menyimak yang tidak menekankan pada aspek praktek secara langsung.

Oleh sebab itu, masalah yang dirumuskan dalam Penelitian ini yaitu “ Apakah

penggunaan model pembelajaran kooperatif two stay – two stray pada peserta didik

dapat meningkatkan kemampuan keterampilan menyimak pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia di SDN Kademangan 01 Bondowoso?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan

menyimak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui metode pembelajaran

kooperatif two stay – two stray pada siswa SDN Kademangan 01 Bondowoso.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

a. Bagi peneliti, dapat meningkatkan kemampuan peneliti dalam memahami

model pembelajaran kooperatif two stay – two stray (TSTS) sehingga dapat

berguna bagi peneliti nantinya ketiga menjadi guru.

b. Bagi siswa:

Siswa dapat belajar untuk bekerja sama dalam belajar melalui

pembelajaran kooperatif TSTS ini.

Siswa akan lebih mudah dalam memahami materi karena dilakukan secara

langsung

Siswa akan bersemangat dalam kegiatan proses belajar karena siswa di

arahkan untuk aktif.

Page 6: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

c. Bagi guru, yaitu sebagai perbaikan mutu dalam cara pembelajaran kepada

siswa, yang mengutamakan pemahaman melalui praktek kegiatan menyimak.

d. Bagi sekolah dapat meningkatkan prestasi sekolah tersebut.

1.5 Batasan Ruang Lingkup

Batasan – batasan pada PTK ini adalah:

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VI SDN Kademangan 01

Bondowoso.

Materi yang dipelajari adalah mengenai cerita rakyat

Unsur pembelajaran yang di utamakan adalah keterampilan menyimak

siswa baik dalam menyimak cerita rakyat maupun menyiman materi tentang cerita

rakyat yang di berikan oleh tuan rumah pada kelompok lain ketika sedang

bertamu pada kelompok tersebut.

Hasil belajar dilakukan melalui uji tes sejauh mana kemampuannya

dalam menyimak apa yang di utarakan dan juga melalui diskusi bersama.

1.5 Definisi Operasional Variabel

Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada para siswa melaksanakan kegiatan belajar

bersama dengan kelompok kecil secara heterogen (antara 3-5 siswa), menekankan

adanya kerjasama antar siswa dalam kelompoknya untuk mencapai tujuan belajar.

Pembelajaran kooperatif model two stay - two stray adalah salah satu model

pembelajaran kooperatif yang memberi kesempatan kepada kelompok untuk

membagi hasil dan informasi dengan kelompok lain, dimana dalam satu

kelompok terdiri dari empat siswa yang nantinya dua siswa bertugas sebagai

pemberi informasi dari tamunya, dan dua siswa lagi bertamu ke kelompok yang

lain secara terpisah.

Page 7: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

Menyimak merupakan kegiatan mendengar lambang-lambang lisan dengan penuh

pengertian, pemahaman, dan apresiasi serta informasi, menangkap isi dan

memahami makna komunikasi yang disampiakan oleh pembicara melalui ujaran

atau bahasa lisan (Tarigan, 1990:28).

Peningkatan keterampilan menyimak adalah hasil cukup yang diperoleh siswa

setelah dilakukan tes secara lisan setelah siswa menyimak suatu materi atau

bacaan yang diutarakan temannya.

Page 8: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif pertama kali muncul dari para filosofis di awal abad

Masehi yang mengemukakan bahwa dalam belajar seseorang harus memiliki

pasangan atau teman sehingga teman tersebut dapat diajak untuk memecahkan suatu

masalah. Menurut Anita Lie (2004:12), model pembelajaran kooperatif atau disebut

juga dengan pembelajaran gotong-royong merupakan sistem pengajaran yang

memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa

dalam menyelesaikan tugas-tugas yang terstruktur.

Menurut Thomson, et al (1995) dalam Karuru (2007), pembelajaran

kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran. Di dalam

pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelom-pok kecil

saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4

atau 5 siswa, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen

adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin dan suku. Hal ini

bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan pendapat dan bekerja dengan

teman yang berbeda latar bela kangnya. Pada pembelajaran kooperatif diajarkan

keterampilan-keterampilan khu-sus agar dapat bekerjasama di dalam kelompoknya,

seperti menjadi pendengar yang baik, memberikan penjelasan kepada teman

sekelompok dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau

tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota

kelompok adalah mencapai ketuntasan (Slavin, 1995 dalam Karuru, 2007).

Lie (2004:31) mengemukakan adanya lima unsur dasar dalam pembelajaran

kooperatif meliputi.

1. Saling ketergantungan positif (positive interdependence).

Siswa harus merasa senang bahwa mereka saling tergantung positif dan saling

terikat sesama anggota kelompok. Mereka merasa tidak akan sukses bila siswa

lain juga tidak sukses, dengan demikian materi tugas haruslah mencerminkan

Page 9: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

aspek saling ketergantungan, seperti tujuan belajar, sumber belajar, peran

kelompok dan penghargaan. Selain itu, guru perlu menciptakan kelompok

kerja yang efektif serta menyusun tugas yang diharapkan dapat mempermudah

siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.

2. Tatap Muka (face-to-face interaction).

Belajar kooperatif membutuhkan siswa untuk bertatap muka satu dengan yang

lainnya dan berinteraksi secara langsung. Siswa harus saling berhadapan dan

saling membantu dalam pencapaian tujuan belajar dan memberikan sum-

bangan pikiran dalam pemecahan masalah, siswa juga harus mengembangkan

keterampilan komunikasi secara efektif

3. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability).

Setiap anggota kelompok bertanggung jawab mempelajari materi dan

bertanggung jawab terhadap hasil belajar kelompok. Hal inilah yang menuntut

tanggung jawab perseorangan untuk melaksanakan tugas dengan baik.

4. Komunikasi antar anggota

Keterampilan sosial sangat penting dalam belajar kooperatif dan harus

diajarkan pada siswa. Siswa harus dimotivasi untuk menggunakan keteram-

pilan berinteraksi dalam kelompok yang benar sebagai bagian dari proses

belajar. Keterampilan sosial yang perlu dan sengaja diajarkan seperti tenggang

rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik

teman, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain,

mandiri dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan

antar pribadi.

5. Evaluasi proses kelompok (group processing).

Guru perlu mengalokasikan waktu khusus untuk mengevaluasi proses kerja

kelompok dan hasil kerja sama agar selanjutnya anggota kelompok dapat

bekerja sama dengan lebih efektif. Siswa memproses keefektifan kelompok

mereka dengan cara menjelaskan tindakan mana yang dapat menyumbang dan

mana yang tidak, dan mambuat keputusan terhadap tindakan yang bisa dilan-

Page 10: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

jutkan atau yang perlu diubah. Fase-fase dalam proses kelompok meliputi

umpan balik, refleksi dan peningkatan kualitas kerja.

Menurut Arend, 2004 (dalam Risnawati, 2005) menyatakan bahwa

pem-belajaran yang menggunakan metode kooperatif memiliki ciri-ciri

sebagai berikut.

a. Siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif untuk

menuntaskan materi belajarnya

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah.

c. Bila mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, suku, budaya

dan jenis kelamin yang berbeda-beda.

d. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu

Menurut Barba, 1995 (dalam Susanto, 1999) belajar kooperatif adalah

strategi pembelajaran kelompok kecil yang digunakan untuk:

a. Meningkatkan kemampuan akademik melalui kolaborasi kelompok

b. Memperbaiki hubungan antar siswa yang berbeda latar belakang

etnik dan kemampuannya

c. Mengembangkan keterampilannya untuk memecahkan masalah

melalui kelompok

d. Mendorong proses demokrasi di kelas

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

pembela-jaran kooperatif merupakan metode pembalajaran yang di dasarkan

atas kerjasama kelompok yang dilakukan untuk mencapai tujuan khusus. Pada

pelaksanaan pem-belajaran kooperatif siswa tidak cukup hanya mempelajari

materi saja, tetapi harus mempelajari keterampilan kooperatif.

Page 11: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

Metode pembelajaran kooperatif ini mempunya kelebihan-kelebihan yaitu:

a. Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

b. Siswa dapat berkomunikasi dengan temannya

c. Dapat meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran

d. Dapat meningkatkan pemahaman dalam prestasi belajar

Keuntungan ini akan lebih apabila dilaksanakan dalam kelas kecil atau dengan

jumlah siswanya sedikit.

Lie dalam bukunya Cooperative Learning (2004:54)

mengemukakan beberapa model pembelajara kooperatif, antara lain: Mencari

Pasangan, Bertukar Pasangan, Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think Pair-

Share and Think-Pair-Square), Berkirim Salam dan Soal, Kepala Bernomor,

Kepala Bernomor Terstruk-tur, Two Stay Two Stray (TSTS), Keliling

Kelompok, Kancing Gemerincing, Keliling Kelas, Lingkaran Kecil Lingkaran

Besar, Tari Bambu, Jigsaw, dan Cerita Berpasangan.

Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya:

1. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi

akademis.

2. Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang

berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.

3. Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif

berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin.

4. Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada

individu.

Page 12: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

Selain itu, terdapat empat tahapan keterampilan kooperatif yang harus ada

dalam model pembelajaran kooperatif yaitu:

1. Forming (pembentukan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan

untuk membentuk kelompok dan membentuk sikap yang sesuai dengan

norma.

2. Functioniong (pengaturan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan

untuk mengatur aktivitas kelompok dalam menyelesaikan tugas dan

membina hubungan kerja sama diantara anggota kelompok.

3. Formating (perumusan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan

untuk pembentukan pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-

bahan yang dipelajari, merangsang penggunaan tingkat berpikir yang

lebih tinggi, dan menekankan penguasaan serta pemahaman dari

materi yang diberikan.

4. Fermenting (penyerapan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan

untuk merangsang pemahaman konsep sebelum pembelajaran,

konflik kognitif, mencari lebih banyak informasi, dan

mengkomunikasikan pemikiran untuk memperoleh kesimpulan.

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif seperti yang dikemukakan oleh Muslim

Ibrahim (dalam Depdiknas, 2005 : 46) yaitu:

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajarnya.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah.

3. Bila mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis

kelamin yang berbeda.Penghargaan lebih berorientasi pada individu.

Page 13: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

Struktur TSTS memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagi

hasil dan informasi dengan kelompok lain, hal ini menunjukkan bahwa lima

unsur proses belajar kooperatif yang terdiri atas: saling ketergantungan positif,

tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar kelompok dan

evaluasi proses kelompok dapat terlaksana. Pada saat anggota kelompok

bertamu ke kelompok lain maka akan terjadi proses pertukaran informasi yang

bersifat saling meleng-kapi, dan pada saat kegiatan dilaksanakan maka akan

terjadi proses tatap muka antar siswa dimana akan terjadi komunikasi baik

dalam kelompok maupun antar kelompok sehingga siswa tetap mempunyai

tanggung jawab perseorangan.

Page 14: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

B. Pembelajaran Kooperatif Model Two Stay Two Stray (TSTS)

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model TSTS. Model

pembelajaran TSTS ini dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992 dan

biasa digunakan bersama dengan model Kepala Bernomor (Numbered Heads).

Struktur TSTS memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagi hasil dan

informasi dengan kelompok lain. Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan belajar

mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan

tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan

hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu sama

lainnya.

Adapun langkah-langkah model pembelajaran TSTS (Lie, 2004:60-61) adalah

sebagai berikut.

a. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa.

b. Setelah selesai, dua siswa dari masing-masing kelompok akan meninggalkan

kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok yang lain.

c. Dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan

informasi mereka ke tamu mereka.

d. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan

temuan mereka dari kelompok lain.

e. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.

Page 15: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

Berikut disajikan gambar skema diskusi Model TSTS yang dilakukan.

I VI

II V

III IV

Gambar 1.1 Skema diskusi model Two stay two stray

Keterangan:

: Siswa yang bertamu ke kelompok lain

1a 2a3a 4a

1c 2c3c 4c

1b 2b3b 4b

1e 2e3e 4e

1f 2f3f 4f

1d 2d3d 4d

Page 16: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

Pembelajaran kooperatif model TSTS terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut.

1. Persiapan

Pada tahap persiapan ini, hal yang dilakukan guru adalah membuat silabus

dan sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan tugas siswa dan membagi

siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing anggota 4 siswa dan

setiap anggota kelompok harus heterogen berdasarkan prestasi akademik siswa

dan suku.

2. Presentasi Guru

Pada tahap ini guru menyampaikan indikator pembelajaran, mengenal dan

menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.

3. Kegiatan Kelompok

Pada kegiatan ini pembelajaran menggunakan lembar kegiatan yang berisi

tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-tiap siswa dalam satu kelom-pok.

Setelah menerima lembar kegiatan yang berisi permasalahan-permasalah-an yang

berkaitan dengan konsep materi dan klasifikasinya, siswa mempela-jarinya dalam

kelompok kecil (4 siswa) yaitu mendiskusikan masalah tersebut bersama-sama

anggota kelompoknya. Masing-masing kelompok menyelesai-kan atau

memecahkan masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri. Kemudian 2

dari 4 anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan

bertamu ke kelompok yang lain, sementara 2 anggota yang tinggal dalam

kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu.

Setelah memperoleh informasi dari 2 anggota yang tinggal, tamu mohon diri dan

kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan temuannya serta

mancocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.

4. Formalisasi

Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang

diberikan salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya. Kemudian

guru membahas dan mengarahkan siswa ke bentuk formal.

Page 17: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

5. Evaluasi Kelompok dan Penghargaan

Pada tahap evaluasi ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan

siswa dalam memahami materi yang telah diperoleh dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif model TSTS. Masing-masing siswa diberi kuis yang

berisi pertanyaan-pertanyaan dari hasil pembelajaran dengan model TSTS, yang

selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada kelompok yang

mendapatkan skor rata-rata tertinggi.

Suatu model pembelajaran pasti memiliki kekurangan dan kelebihan.

Adapun kelebihan dari model TSTS adalah sebagai berikut.

a. Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan

b. Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna

c. Lebih berorientasi pada keaktifan.

d. Membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar

Sedangkan kekurangan dari model TSTS adalah:

a. Membutuhkan waktu yang lama

b. Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok

c. Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana dan tenaga)

d. Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.

Untuk mengatasi kekurangan pembelajaran kooperatif model TSTS, maka

sebelumpembelajaran guru terlebih dahulu mempersiapkan dan membentuk

kelompok-kelompok belajar yang heterogen ditinjau dari segi jenis kelamin dan

kemampuan akademis. Berdasarkan sisi jenis kelamin, dalam satu kelompk harus

ada siswa laki-laki dan perempuannya. Jika berdasarkan kemampuan akademis

maka dalam satu kelompok terdiri dari satu orang berkemampuan akademis

tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang dan satu lainnya dari kelompok

kemampuan akademis kurang. Pembentukan kelompok heterogen memberikan

kesempatan untuk saling mengajar dan saling mendukung sehingga memudahkan

pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan

akademis tinggi yang diharapkan bisa membantu anggota kelompok yang lain.

Page 18: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kelebihan model TSTS

adalah siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar dan pembelajaran menjadi

lebih bermakna. Kekurangan model pembelajaran TSTS adalah teknik ini

membutuhkan persiapan yang matang karena proses belajar mengajar dengan

model TSTSmembutuhkan waktu yang lama dan pengelolaan kelas yang optimal.

Prestasi Belajar

Belajar pada hakekatnya merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan

individu untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap kegiatan belajar akan menghasil-kan

perubahan-perubahan pada diri sendiri yang meliputi aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik.

Prestasi menurut Winkel (1987) diartikan sebagai bukti keberhasilan yang

dicapai dari kegiatan yang telah dikerjakan. Lebih lanjut Winkel (1987) menjelas-kan

bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai siswa yang dilakukan melalui tes prestasi

belajar, yang bertujuan untuk megetahui gambaran tentang daya serap siswa, untuk

menentukan tingkat prestasi belajar siswa terhadap suatu bahasan. Berdasarkan

taksonomi, tujuan pendidikan yang dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom dalam

Arikunto (2007:117) meliputi kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada penelitian ini

ranah yang diamati adalah ranah kognitif. Kemampuan kognitif adalah kemampuan

yang berkaitan dengan penalaran yang meliputi enam aspek, yaitu pengetahuan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

1. Pengetahuan atau knowledge

Pengetahuan mencakup kemampuan mengenali, mengetahui dan meng-ingat hal-

hal yang telah dipelajari dan tesimpan dalam ingatan. Pengetahuan berkenaan

dengan fakta atau istilah-istilah, peristiwa, pengertian, kaidah, teori dan metode

2. Pemahaman atau comprehensioan

Pemahaman mencakup kemampuan untuk menyerap pengertian dari hal-hal yang

telah dipelajari. Pada jenjang ini siswa dituntut untuk mengerti dan memahami

konsep yang dipelajari.

Page 19: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

Kemampuan memahami terdiri dari 3 tingkatan, yaitu:

a. Menterjemahkan adalah kemampuan merubah

konsepsi abstrak menjadi suatu model simbolik untuk mempermudah orang

memahaminya.

b. Menginterpretasikan adalah kemampuan mengenal

dan memahami ide utama suatu komunikasi, seperti gambar, diagram, tabel,

dan grafik

c. Mengeksplorasi adalah kemampuan menafsirkan,

menarik kesimpulan berdasarkan hasil terjemahan dan interpretasi.

3. Penerapan atau aplication

Penerapan merupakan kemampuan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh

dalam kegiatan pembelajaran untuk menghadapi situasi baru yang ada dalam

kehidupan sehari-hari

4. Analisis atau analysis

Analisis merupakan upaya memisahkan suatu kesatuan menjadi unsur-unsur

bagian, sehingga jelas hierarkinya/eksplisit unsur unsurnya, meliputi unsur-unsur,

analisis hubungan dan analisis prinsip yang terorganisi.

5. Sintesis atau syntesis

Sintesis adalah kemampuan menyatukan unsur-unsur menjadi satu kesatuan yang

menyeluruh. Sintesis selalu menyatukan unsur baru, sehingga menyatukan unsur

unsur dari hasil analisis tidak dapat disebut sintesis

6. Evaluasi atau evaluation

Evaluasi merupakan kemampuan memberi keputusan tentang skor sesuatu yang

ditetapkan dengan sudut pandang tertentu, misalnya sudut pandang tujuan,

metode dan materi.

Berdasarkan uraian diatas, prestasi belajar bahasa Indonesia adalah hasil yang

telah dicapai siswa setelah melakukan usaha, atau dapat diartikan sebagai hasil

belajar bahasa Indonesia yang dinyatakan dalam skor setelah siswa mengikuti

pelajaran bahasa Indonesia. Skor tersebut merupakan hasil pencapaian dari

Page 20: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

keenam aspek ranah kognitif yang dilihat dari hasil tes siswa pada mata pelajaran

bahasa Indonesia dengan pokok bahasan tertentu.

Page 21: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

C. Keterampilan menyimak

Keterampilan menyimak pada hakikatnya tidak dapat di pisahkan dengan

keterampilan dalam berbahasa lainnya seperti membaca, berbicara dan juga

menulis.Karena kemampuan menyimak seseorang / siswa baru dapat kita ketahui

dengan ketika seseorang penyimak tersebut dapat mengungkapkan apa yag

disimaknya melalui lisan (berbicara), tulisan (menulis) baik dalam bentuk tes soal

ataupun dalam bentuk mereview ulang apa yang telah disimaknya.

Menyimak memiliki tingkatan sebelum sampai pada tingkatan menyimak.

Tingkatan tersebut yaitu mendengar, mendengarkan dan kemudian barulah sampai

pada tahap menyimak. Mendengar merupakan tahap awal dari menyimak. Pada tahap

ini seseorang sebatas mendengar secara tidak sengaja dari apa yang dia dengar

melalui indera pendengarannya, tanpa tahu maksud bahkan terkadang susah

mengingat apa yang di dengarnya. Mendengarkan merupakan kegiatan yang sengaja

dilakukan untuk merekan suara melalui indera pendengaran. Menyimak merupakan

mendengarkan dengan seksama dan teliti. Menurut Tarigan menyimak merupakan

kegiatan mendengar lambang-lambang lisan dengan penuh pengertian, pemahaman,

dan apresiasi serta informasi, menangkap isi dan memahami makna komunikasi yang

disampiakan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Ciri – ciri penyimak yang baik antara lain:

Bersikap objektif terhadap bahan simakan.

Penyimak tidak boleh terpengaruh oleh hal – hal di luar kegiatan menyimak,

seperti pembicara, ruang, sarana dan prasaran.

Bersikap kooperatif.

Pembecara harus dapat berkerja sama dengan pembicara untuk keberhasilan

komunikasi.

Bahan simakan harus komunikatif, berupa konsep, infromasi, dan gagasan yang

jelas.

Page 22: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

Jenis – jenis menyimak menurut Tarigan:

1. Menyimak ekstensif.

Kegiatan menyimak yang dilakukan sehari – hari sebagai rutinitas, seperti

menyimak radio, televisi, dan lain – lain.

2. Menyimak intensif

Menyimak intensif merupakan kegiatan menyimak secara sungguh – sungguh

dengan penuh konsentrasi untuk dapat menangkap makna yang dikehendaki.

Menyimak intensif terbagi dalam beberapa bagian sebagai berikut:

Menyimak kritis

Menyimak konsentratif

Menyimak eksploratif

Menyimak interogatif

Menyimak selektif

Menyimak kreatif

Tahapan dalam menyimak:

1. Tahap mendengarkan

2. Tahap memahami

3. Tahap interpretasi

4. Tahap evaluasi

Page 23: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

D. Keterkaitan Penggunaan Model Pembelajaran

Kooperatif One Stay Two Stray dengan Usaha Peningkatan Keterampilan

Menyimak

Pembelajaran kooperatif disebut juga dengan pembelajaran gotong-royong

yang merupakan merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada

anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam menyelesaikan tugas-

tugas yang terstruktur. Dengan model pembelajaran seperti ini diharapkan muncul

interaksi antara siswa baik dalam diskusi maupun tanya jawab, dan kemudian siswa

dapat saling sharing membahas materi. Dengan cara seperti ini, siswa dituntut untuk

aktif dan bersemangat dalam belajar, mencari informasi, tanya jawab, diskusi, bahkan

berdebat untuk menemukan suatu konsep. Dengan adanya prinsip gotong royong,

siswa juga di arahkan bukan hanya untuk menerima materi namun juga di ajarkan

untuk bagaimana menyampaikan materi kepada teman - temannya sehingga

memahami materi.

Ada banyak terdapat model pembelajaan dalam pendekatan CTL (cooperative

teaching learning), salah satunya yaitu model pembelajaran one stay two stray.

Dalam model pembelajaran kooperatif TSTS ini memiliki tujuan yang sama dengan

pendekatan pembelajaran kooperatif yang telah di bahas sebelumnya. Siswa di ajak

untuk bergotong royong dalam menemukan suatu konsep. Dalam TSTS siswa akan

membentuk kelompok yang masing – masing kelompok terdiri dari 4 siswa yang

dikelompokan secara acak / heterogen. Kemudian masing masingkelompok diberi

sub–bahasan yang berbeda – beda namun masih dalam satu topik / tema. Setelah itu

masing – masing kelompok berdiskusi membahas sub–bahasan yang diberikan

kepada kelompoknya untuk di bahas bersama kelompok masing – masing. Setelah

semua kelompok selesai membahas sub topiknya, masing – masing keompok

mengirimkan 2 utusannya untuk mendapatkan materi dari kelompok lainnya, dan

sisanya tetap di kelompoknya untuk menjelaskan materi yang telash didiskusikan

bersama kepada utusan dari kelompok lain yang berkunjung ke kelompoknya. Dalam

jangka waktu yang telah ditentukan, siswa yang berkunjung kembali lagi ke

kelompoknya masing – masing untuk menjelaskan kepada anggotanya yang menjadi

Page 24: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

tuan rumah. Setelah itu, bergantian tugas untuk mencari informasi dari kelompok

lainnya.

Dari uraian di atas, penggunaan model pembelajaran kooperatif TSTS akan

mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari

jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman.

Dengan demikian, pada dasarnya kembali pada hakekat keterampilan berbahasa yang

menjadi satu kesatuan yaitu membaca, berbicara, mnulis dan menyimak. Ketika siswa

menjelaskan materi yang dibahas oleh kelompoknya, maka tentu siswa yang

berkunjung tersebut melakukan kegiatan menyimak atas apa yang di jelaskan oleh

temannya. materi kepada teman lain. Demikian juga ketika siswa kembali ke

kelompoknya untuk menjelaskan materi apa yang di dapat dari kelompok yang

dikunjungi. Siswa yang kembali tersebut menjelaskan materi yang di dapat dari

kelompok lain, siswa yang bertugas menjaga rumah menyimak hal yang dijelaskan

oleh temannya.

Dalam prosespembelajaran dengan model two stay two stray, secara sadar

ataupun tidak sadar, siswa akan melakukan salah satu kegiatan berbahasa yang

menjadi kajian untuk ditingkatkan yaitu keterampilan menyimak. Dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif TSTS seperti itu, siswa akan lebih

banyak melakukan kegiatan menyimak secara langsung, dalam artian tidak selalu

dengan cara menyimak apa yang guru utarakan yang dapat membuat siswa jenuh.

Dengan penerapan model pembelajaran TSTS, siswa juga akan terlibat secara aktif,

sehingga akan memunculkan semangat siswa dalam belajar (aktif).

Keintensifan siswa dalam melakukan kegiatan menyimak pada model

pembelajaran TSTS ini di harapkan dapat meningkatkan kemampuan keterampilan

menyimak siswa. Dalam menentukan tingkat keberhasilan siswa dalammeningkatkan

keterampilan menyimak yaitu dengan melakukan evaluasi secara lisan, tulisan, serta

tanya jawab. Evaluasi lisan dilakukan oleh guru dengan memberikan pertanyaan

kepada siswa terkait materi yang di dapat dari kelompok lain (bukan materi yang

dibahas kelompoknya). Evaluasi tertulis dilakukan kepada semua siswa secara

menyeluruh, dengan memberikan soal – soal dari semua materi yang telah dibahas

Page 25: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

siswa secara merata, dan hasilnya menjadi evaluasi. Sedangkan tanya jawab dapat

dilakukan oleh siswa dari kelompok satu dan yang lain, dengan cara mencocokan

materi yang didapat dengan materi yang disampaikan. Dengan begitu, siswa dapat

mengevaluasi sendiri, seberapa tepatkah pola pikirnya terhadap suatu konsep dengan

pola pikir nara sumber. Kemudian bagi guru atau peneliti, menjadi acuan evaluasi

berapa persenkah keberhasilan penggunaan model pemelajaran kooperatif two stay

two stray ini dalam meningkatkan keterampilan menyimak siswa.

Page 26: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SDN Kademangan 01

Kelas / Semester: V/ 2

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia

Alokasi waktu : 3 x 35 menit

1. Standart kompetensi: Memahami bunyi cerita yang dilisankan

2. Kompetensi dasar :

a. Menyebutkan tokoh dan peran yang ada dalam cerita lisan

b. Menyebutkan amanat dalam cerita

3. Indikator :

a. Menyebutkan tokoh yang terdapat dalam cerita yang di utarakan secara

lisan

b. Menyebutkan peran dari masing – masing tokoh yang ada pada cerita yang

diutarakan secara lisan

c. Menjelaskan amanat dalam cerita lisan

4. Tujuan :

a. Siswa dapat menyebutkan tokoh tokoh yang terdapat dalam cerita yang di

utarakan secara lisan

b. Siswa mampu menyebutkan peran dari masing – masing tokoh yang ada

pada cerita yang di utarakan secara lisan.

c. Siswa mampu menjelaskan amanat dalam cerita yang di utarakan secara

lisan.

Page 27: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

5. Materi pokok :

Cerita rakyat:

a. Malin kundang

b. Legenda candi prambanan

c. Kisah telaga warna

d. Kisah asal mula Banyuwangi

e. Bawang merah - bawang putih

6. Model dan metode pembelajaran

a. Model pembelajaran

Two stay two stray

b. Metode pembelajaran

Diskusi

Tanya jawab

Ceramah

Penugasan

7. Langkah – langkah pembelajaran

No Langkah – langkah pembelajaranWaktu

(menit)

1

2

3

A. Kegiatan inti

Apersepsi: guru mengaitkan materi cerita ini dengan cerita sehari -

hari yang sering di dengar

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

Guru memberi motivasi kepada siswa untuk giat belajar

5

Page 28: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

1.

2.

3

4

5

6

B. Kegiatan inti

Siswa membentuk kelompok menjadi 5 kelompok secara heterogen

Masing – masing kelompok mendapat tugas yang berbeda – beda

untuk mendiskusikan cerita rakyat berikut:

a. Kelompok singa : Malin kundang

b. Kelompok harimau: Legenda candi prambanan

c. Kelompok elang : Kisah telaga warna

d. Kelompok cendrawasih : Kisah asal mula Banyuwangi

e. Kelompok hiu : Bawang merah - bawang putih

Salah satu siswa membaca cerita dan yang lainnya menyimak cerita

yang dibacakan.Dari cerita tersebut, siswa mendiskusikan mengenai:

a. Tokoh – tokoh dalam cerita

b. Peran tokoh – tokoh tersebut

c. Amanat yang terkandung dalam cerita itu

Beberapa dari masing – masing anggota kelompok berkunjung ke

kelompok lain untuk menyimak cerita yang di utarakan di kelompok

itu.

Siswa yang berkunjung dan yang dikunjungi saling bertanya jawab

tentang tokoh, peran, dan amanat dalam cerita tersebut.

Siswa yang berkunjung kembali ke kelompoknya dan membaca

cerita dari kelompok yang dikunjungi kepada temannya yang tidak

berkunjung, dan kemudian di bahas bersama siswa mengenai tokoh,

peran, dan amanat dalam cerita itu. Demikian seterusnya berkunjung

ke kelompok lainya, dan kembali ke kelompoknya lagi.

95

Page 29: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

1.

2.

3

C. Kegiatan akhir

Masing – masing kelompok menceritakan secara singkat cerita yang

yang dibahas kelompok lainnya.

Siswa saling bertanya jawab untuk menyimpulkan tokoh, amanat

dan peran yang ada dalam masing masing cerita.

Guru memberikan tugas kepada individu

5

8. Sumber dan media:

Buku paket Bahasa indonesia kelas V

LKS terkait

Cerita rakyat (yang terdapat di atas)

Buku lain yang relevan

9. Evaluasi / penilaian

a. Penilaian kelompok

Penilaian proses

No Nama KelompokKeaktifan Kerja sama Kebenaran

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Page 30: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

b. Penilaian Individu

Penilaian proses

No Nama kelompokKeberania Keaktifan Kerja sama Kebenaran

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penilaian tes

Soal – soal

1. Sebutkan tokoh – tokoh yang

ada dalam cerita Malin kundang!

2. Sebutkan peran pada cerita

kisah telaga warna!

3. Sebutkan Sebutkan amanat

yang terkandung pada cerita rakyat Kisah asal mula Banyuwangi

4. Sebutkan peran yang

dimainkan beserta tokohnya dalam cerita Bawang merah - bawang putih!

5. Jelaskan amanat apa saja

yang dapat diambil dari cerita Legenda candi prambanan!

Skor= Benar x 100 5

Mengetahui

,Bondowoso, 5 Juni 2010

Guru Kelas Kepala sekolah

Page 31: PTK MENIGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY – TWO STRAY

_______________ __________________

Nip. Nip