Upload
hasnul-sihite
View
3.034
Download
124
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)
PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DAN MEDIA NYATA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR AKAR
PADA SISWA KELAS IV SDN – 4 KASONGAN BARU
Oleh:
LIUSTONO, S.Pd
Nomor Peserta : ……………………….
SDN-4 KASONGAN BARU
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul “Penggunaan metode demonstrasi dan
media nyata untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang struktur akar pada siswa
kelas IV SDN-4 KASONGAN BARU .”
Laporan penelitian tindakan kelas (PTK) ini disusun untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran IPA pada siswa kelas IV terutama tentang akar.
Penulis menyadari sepenuhnya keterbatasan pengetahuan yang dimiliki dan
waktu yang tersedia, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca untuk kesempurnaan penulisan laporan ini.
Penulis mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian laporan penelitian tindakan kelas (PTK), baik secara moral dan
spiritual.
Penulis berharap semoga laporan penelitian tindakan kelas ini bermanfaat
bagi siapa saja yang berminat meningkatkan kreatifitas, khususnya pada mata
pelajaran IPA.
Kasongan, Mei 2012
Peneliti ,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran .................................................................. 7
B. Metode Mengajar ............................................................................... 8
C. Metode Demonstrasi........................................................................... 9
D. Hasil Belajar ..................................................................................... 12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Subyek Penelitian ............................................................................. 13
B. Deskripsi per Siklus .......................................................................... 14
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi per Siklus .......................................................................... 22
B. Pembahasan dari Setiap Siklus .......................................................... 29
BAB V KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan ...................................................................................... 33
B. Saran Tindak Lanjut ........................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 34
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 35
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menghadapi zaman globalisasi saat ini dengan persaingan yang semakin ketat,
penguasaan sains dan teknologi adalah sesuatu yang mutlak diperlukan.Untuk maksud
ini, berbagai kebijakan telah dilakukan Pemerintah Indonesia dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan dan sumber daya manusia, misalnya penyempurnaan kurikulum,
perbaikan sarana dan prasarana, penataran dan pelatihan serta inovasi pembaruan metode
pembalajaran.Namun demikian, dari hail pengamatan peneliti, hasil belajar siswa
ditingkat Sekolah Dasar (SD) masih sangat memprihatinkan khususnya mata pelajaran
IPA. Dari beberapa pemantauan yang bersifat formal atau non formal, individu maupun
kelompok masyarakat,s aat ini banyak siswa yang mengeluh dalam upaya menerima mata
pelajaran IPA. Mereka merasa sangat kurang berkenan, bosan, dan kurang puas.Hal
tersebut diperberat dengan kualitas tenaga pendidik dan fasilitas pratikum yang kurang
memadai.Dalam pendidikan formal, sains diajarkan sejak dijenjang SD, yang
memberikan pemahaman bahwa betapa pentingnya mempelajari IPA.Dikatakan sains
memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, suatu kenyataan yang tidak
dapat dipungiri. Dalam hubungannya dengan pembahasan di atas, dapat dikatakan bahwa
hasil belajar IPA di SD masih dapat ditingkatkan ada beberapa factor yang diduga
mempunyai kolerasi positif terhadap peningkatan hasil belajar IPA, yaitu kurikulum,
media, guru dan proses belajar mengajar. Dari factor-faktor tersebut, proses pembelajaran
merupakan factor yang cukup penting, karena dalam proses itu terjadi interaksi antara
guru dengan siswa.
Dalam pembelajaran dieprlukan kesesuaian antara pengalaman guru dengan
siswa.Kebermaknaan pembelajaran IPA sangat ditentukan oleh kegiatan-kegiatan nyata,
karena siswa SD belum dapat menghubungkan alasan yang bersifat hipotesis.
Pengetahuan tumbuh kembang melalui pengalaman dan pemahaman akan berkembang
semakin dalam dan semakin kuat apabila selalu diuji dengan pengalaman baru. Dalam
hubungannya dengan uraian di depan, pembelajaran IPA pada umumnya masih dominan
menggunakan metode ceramah dan penugasan yang terkesan kaku dogmatis sehingga
kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan benda-benda
konkrit. Selama ini, siswa kurang diberi kesempatan untuk melakukan observasi,
penyelidikan, memahami sendiri, dan melakukan eksperimen terhadap konsep-konsep
sains melalui pengalaman nyata. Siswa tidak menyadari apa yang terjadi dan apa yang
dialami di sekitarnya mengandung konsep-konsep ilmiah yang dapat dipelajari melalui
pelajaran IPA.
Berdasarkan hasil observasi dan informasi yang diberikan oleh guru di SDN-4
KASONGAN BARU , khususnya kelas IV terdapat permasalahan yang dihadapi oleh
siswa yaitu rendahnya nilai ulangan harian, pernyataan tersebut didasarkan pula pada
hasil nilai ulangan harian siswa pada mata pelajaran IPA yang cukup rendah dan daya
serap siswa secara klasikal masih dibawah standar minimum yaitu 75%. Secara rinci dari
16 siswa kelas IV di SDN-4 KASONGAN BARU yang mendapat nilai 80 adalah 4
siswa (14%), yang mendapat nilai 70 sebanyak 9 siswa (32%), yang mendapat nilai 60
sebanyak 9 siswa, yang mendapat nilai 50 sebanyak 2 siswa (8%), dan yang mendapat
nilai 40 sebanyak 3 siswa. Fakta ini menunjukkan bahwa siswa SDN-4 KASONGAN
BARU belum mencapai ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPA.
Permasalahan tersebut merupakan indicator bahwa proses belajar mengajar yang
dilakukan guru kurang berhasil, sehingga untuk mengetahui penyebab-penyebab
ketidakberhasilan tersebut perlu diadakan penelitian tindakan kelas, agar dapat dibuat
rencana perbaikan pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung
secara optimal. Untuk mengidentifikasi masalah, peneliti mengadakan secara
optimal.Untuk mengidentifikasi masalah, peneliti mengadakan observasi awal dan
meminta bantuan teman sejawat untuk menemukan kekurangan dari pembelajaran yang
dilaksanakan. Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat ditemukan beberapa
masalah yang terjadi dalam proses belajar mengajar, yaitu:
1. Kemampuan murid dalam memahami materi kurang.
2. Murid cenderung pasif dan ngomong sendiri.
3. Nilai prestasi belajar IPA masih rendah.
4. Metode mengajar guru dan media tidak bervariasi.
5. Kurangnya minat siswa dalam belajar.
6. Latar belakang keluarga yang kurang perhatian terhadap belajar anak.
Pada tahap berikutnya peneliti melaksanakan observasi langsung secara lebih
mendalam terhadap proses belajar mengajar di kelas dibantu teman sejawat. Setelah
diadakan observasi dan diskusi dengan teman sejawat ternyata yang menjadi penyebab
anak tidak memahami materi tentang struktur akar adalah:
1. Kemampuan siswa dalam memahami materi masih rendah.
2. Siswa cenderung pasif dan ngomong sendiri.
3. Nilai prestasi pelajaran IPA masih rendah.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti akan menentukan judul
penelitian. Setelah berdiskusi dengan teman sejawat dan juga dibantu oleh supervisor
maka peneliti memilih judul “Penggunaan metode demonstrasi dan media nyata untuk
meningkatkan hasil belajar IPA tentang struktur akar pada siswa kelas IV SDN-4
KASONGAN BARU .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, yang telah dikemukakan di atas maka
masalah dalam penelitian ini dirumuskan: “Bagaimana penggunaan metode demonstrasi
dan media nyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Randusari pada
pelajaran IPA khususnya materi tentang struktur akar?”
C. Tujuan Penelitian
Pelakasanaan perbaikan pembelajaran ini bertujuan untuk mengetahui
penggunaan metode demonstrasi dan media nyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas IV SDN-4 KASONGAN BARU pada mata pelajaran IPA khususnya materi
tentang struktur akar.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dengan menggunakan penelitian tindakan kelas secara langsung di sekolah,
peneliti memperoleh banyak pengalaman dan wawasan tentang pengaruh penggunaan
media nyata dan metode demonstrasi di sekolah. Hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai acuan untuk melakukan kajian-kajian lebih lanjut mata pelajaran lain.
2. Bagi Peneliti lain
Perbaikan ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan untuk perbaikan-
perbaikan sejenis.Selain itu perbaikan ini diharapkan bisa ditindak lanjuti dengan
perbaikan pengembangan.Perbaikan ini juga bisa digunakan sebagai bahan referensi dan
sumber informasi mengenai penerapan metode demonstrasi dan penggunaan media nyata
di sekolah dasar.
3. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu pandangan baru bagi guru
sebagai pelaku pendidikan di sekolah yang bersangkutan, mengenai penerapan metode
dan strategi pembelajaran di kelas. Sehingga guru lebih percaya diri dalam melakukan
analisis kinerjanya dalam kelas dan mampu mengembangkan metode lain untuk
mengatasi permasalah yang ada dikelasnya baik mata pelajaran IPA atau mata pelajaran
yang lain.
4. Bagi Siswa
Perbaikan ini diharapkan berguna bai siswa dan dapat memberikan suatu motivasi
bagi siswa, sehingga aktifitas siswa dalam setiap proses pembelajaran pada peningkatan
hasil belajar sehingga dapat memenuhi tercapainya ketuntasan belajar yang diharapkan.
Dengan penggunaan metode demonstrasi dapat memberikan suasana belajar yang baru
yang lebih menarik dan lebih aktif sari suasana sebelumnya.Dalam suasana yang menarik
dan menyenangkan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran
Belajar dan suatu perubahan yang relative permanen dalam suatu kecenderungan
tingkah laku sebagai hasil dari praktek atau latihan.Hal senada diungkapkan pula oleh
Skinner dalam bukunya Dimyati dan Mudjiono.Skinner berpandangan bahwa belajar
adalah suatu perilaku pada saat orang belajar, maka responya menjadi baik. Sebaliknya
bila ia tidak belajar maka responnya menurun (Mudjiono, 2002:9). Dengan demikian,
belajar merupkan perubahan perilaku individu atau seseorang yang disebabkan oleh
latihan yang berkesinambungan.Berdasarkan kutipan di atas, pengertian belajar adalah
adanya suatu perubahan dalam diri individu atau seseorang baik berupa pengetahuan,
sikap dan keterampilan serta nilai yang diperoleh melalui interaksi, pengalaman dan
latihan secara kontinu dan terus menerus dengan lingkungan sekitar menuju kearah yang
lebih baik. Pada umumnya, definisi belajar adalah perubahan tingkah laku, perubahan
yang didasari dan tibul akibat praktek,m pengalaman, latihan bukan secara kebetulan.
Pengertian belajar lebih mengarah kepada hasil sedangkan pengertian pembelajaan lebih
mengarah kepada prosesnya.
B. Metode Mengajar
Media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara”
yaitu perantara sumber pesan dengan penerima pesan. Dalam proses komunikasi biasanya
guru berperan sebagai komunikator yang bertugas menyampaikan pesan/bahan ajar
kepada siswa. Siswa dalam hal ini bertindak sebagai penerima pesan.Agar pesan atau
bahan ajar yang disampaikan guru dapat diterima oleh siswa maka perlu wahan penyalur
pesan, yaitu media pembelajaran. Ada bermacam-macam media pembelajarn guru harus
bisa memilih media yang sesuai dengan bahan ajar yang akan disampaikan kepada
siswanya.
Salah satu bentuk media pembelajaran adalah media tiga dimensi.Media tiga
dimensi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, diantaranya yaitu media
realita.Model ini merupakan tiruan dari beberapa objek nyata, seperti objek yang terlalu
besar, objek yang jarang ditemukan objek yang terlalu kecil atau objek yang mahal.
Media realita (benda-benda nyata) merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang
berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
Menggunakan benda nyata dalam proses pembelajaran merupakan hal yang
sangat dianjurkan, sebab siswa akan lebih memahami materi yang diajarkan. Untuk
mengajarkan pelajaran IPA materi struktur tumbuhan dalam hal ini adalah akar, maka
guru menunjukkan akar yang sebenarnya. Hal ini akan memudahkan dalam pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran.
C. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan
pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu
sehingga dapat mempelajarinya secara proses. Metode ini dapat digunakan pada semua
mata pelajaran, disesuaikan dengan topic dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Dalam Sri Anitah, (2007:5.25). Dalam metode demonstrasi cenderung bahan dan situasi
yang digunakan adalah objek yang sebenarnya.
Menurut Elizar (1996:45), keunggulan dari metode demonstrasi adalah
kemungkinan siswa mendapat kesalahan lebih keci, sebab siswa mendapatkan langsung
dari hasil hasil pengamatan kemudian siswa memperoleh pengalaman langsung, siswa
dapat memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang dianggap penting, bila melihat hal-hal
yang membuat keraguan, siswa dapat bertanya langsung pada guru.
Sedangkan menurut M. Basyirudin Usman (2002:46) menyatakan bahwa
keunggulan dari metode demonstrasi adalah perhatian siswa akan dapat terpusat
sepenuhnya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, memberikan pengalaman
praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat,
menghindarkan kesalahan dalam mengambil suatu kesimpulan, karena siswa mengamati
secara langsung jalannya demonstrasi yang dilakukan.
Adapun menurut Syaiful Bahri Djamara (2000:56) menyatakan bahwa
keunggulan metode demonstrasi adalah membantu anak didik memahami dengan jelas
jalannya suatu proses atau kerja suatu kegiatan pembelajaran, memudahkan sebagai jenis
penjelasan, kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui
pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya.
Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keunggulan demonstrasi
adalah siswa dapat memusatkan perhatiannya pada pokok bahasan yang akan
didemonstrasikan, siswa memperoleh pengalaman yang dapat membentuk ingatan yang
kuat, siswa terhindar dari kesalahan dalam mengambil suatu kesimpulan, pertanyaan-
pertanyaan yang timbul dapat dijawab sendiri oleh siswa pada saat dilaksanakannya
demonstrasi, apabila terjadi keraguan siswa dapat menanyakan secara langsung kepada
guru, kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki karena langsung
diberikan contoh konkretnya.
Walaupun memiliki beberapa kelebihan, namun metode demonstrasi ini juga
memiliki beberapa kelemahan-kelemahan.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000:57), ada beberapa kelemahan metode
demonstrasi yaitu anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan
dipertunjukkan, tidak semua benda dapat didemonstrasikan oleh guru yang kurang
menguasai apa yang didemonstrasikan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa kelemahan metode
demonstrasikan adalah tidak semua benda dan materi pembelajaran bisa didemonstraikan
dan metode ini tidak efektif bila tidak ditunjang oleh keterampilan guru secara khusus.
Meskipun metode ini memiliki banyak kelemahan-kelemahan, penulis melihat
metode ini sangat bangus sekali apabila diterapkan dalam pembelajaran IPA, karena
siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan, tetapi juga dapat langsung mempraktekkan
kegiatan yang dipelajari. Hal ini akan menghilangkan kejenuhan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar.
Agar pelaksanaan metode demonstrasi berjalan baik, alangkah baiknya guru
memperhatikan hal-hal berikut:
1. Rumuskan tujuaninstruksional yang dapat dicapai oleh siswa.
2. Susun langkah-langkah yang akan dilakukan dengan demonstrasi secara teratur sesuai
dengan scenario yang direncanakan.
3. Persiapkan peralatan atau bahan yang dibutuhkan sebelun demonstrasi dimulai dan
diatur sesuai scenario yang direncanakan.
4. Teliti terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan agar demonstrasi berhasil
dilakukan.
5. Perhitungkan waktu yang dibutuhkan sehingga kita dapat memberikan keterangan dan
siswa bisa mengajukan pertanyaan apabila ada keraguan.
Selama demonstrasi berlagsung hendaknya guru memperhatikan hal-hal berikut:
1. Apakah demonstrasi dapat diikuti oleh setiap siswa.
2. Apakah demonstrasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah dilakukan.
3. Apakah keterangan yang diberikan dapat didengarkan dan dipahami oleh siswa.
4. Apakah siswa telah diberikan petunjuk mengenai hal-hal yang [erlu dicatat.
5. Apakah waktu yang tersebia dapat digunakan secara efektif dan efesien.
D. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan keterampilan dan kecakapan, kebiasaan, sikap,
pengertianm pengetahuan, dan apresiasi yang dikenal denga istilah kognitif, afektifm dan
psikomotorik melalui perbuatan belajar (Abror, 1993:65).Sedangkan Hamalik
menyatakan bahwa siswa dikatakan berhasil dalam belajarnya, apabila dapat
mengembangkan kemampuan pengetahuan dan pengembangan sikap (Hamalik,
1990:97).Pada bagian lain, Nawawi (1981:10) mengemukakan bahwa hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di
sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah
materi pelajaran tertentu. (Alwasilah, 2000:90-91).
Beberapa pendapat tersebut diatas menunjukkan bahwa hasil belajar adalah salah
satu hasil ujian dalam proses pengajaran yang dilakukan secara formal. Tingkat
keberhasilan siswa dalam menguasai pelajaran di sekolah dinyatakan dengan symbol
angka atau huruf dalam raport dan diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi
pelajaran tertentu.Pengukuran hasil belajar siswa di ukur dari waktu ke waktu dan
merupakan gabungan dari aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah SD Negeri
Randusari Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan peneliti dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini
selama 2 siklus, yaitu pada tanggal 17 Oktober 2008 (Siklus 1) dan 24 Oktober 2008
(Siklus 2).
3. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang diteliti adalah Ilmu Pengetahuan Alam denga materi struktur
akar bagi siswa kelas IV semester I SDN-4 KASONGAN BARU Tahun pelajaran
2008/2009.
4. Subjek Penelitian
Subjek penelitiannya adalah siswa SD Negeri Randusari kelas IV yang berjumlah
16 siswa, terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
5. Karakteristik Siswa
Peserta yang berada pada SD Negeri Randusari Kecamatan Gadingrejo Kota
Pasuruan khususnya kelas IV, berjumlah 16 siswa yang dibagi menjadi 5 kelompok
belajar.Mereka memiliki sifat ingin menang sendiri, rasa ingin tahunya tinggi, rasa ingin
mencoba sesuatu yang belum pernah dilihat selain itu mereka memiliki semangat yang
tinggi dalam belajar.
B. Deskripsi Per Siklus
1. Rencana Perbaikan
Perencanaan adalah suatu rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan, membuat perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi.
Tindakan adalah hal-hal yang dilakukan guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan,
peningkatan atau membuat perubahan yang diinginkan. Setelah melakukan identifikasi
masalah yang dialami pada proses pembelajaran sebelumnya, dengan teman sejawat, guru
merencanakan pelaksanaan perbaikan. Dalam tahap perencanaan ini tindakan yang
dilakukan oleh peneliti adalah membuat skenario pembelajaran dengan penerapan metode
demonstrasi dan menggunakan media nyata.Dalam hal ini menggunakan media seperti
bentuk akar sebagai contoh nyata bagi siswa.
a. Rencana Perbaikan Siklus 1
1. Kegiatan Awal
1.1 Pada kegiatan ini guru bertanya jawab dengan siswa.
1.2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
2.1 Guru menjelaskan pengertian tentang bentuk daun dan jenis-jenisnya.
2.2 Guru membagikan lembar kerja dan menjelaskan cara kerjanya.
2.3 Siswa bekerja kelompok mengamati bahan yang dibawa masing-masing dengan
panduan lembar kerj, dan dibimbing oleh guru.
2.4 Siswa melaporkan hasil kerja kelompok.
2.5 Guru bersama siswa membahas hasil kerja kelompok dan mengambil kesimpulan.
3. Kegiatan Akhir
3.1 Siswa memajangkan hasil kerja kelompok.
3.2 Siswa mengerjakan tes evaluasi secara individu.
4. Evaluasi
4.1 Prosedur : Pada akhir pembelajaran
Penilaian proses selama pembelajaran
4.2 Jenis tes : Tertulis
4.3 Bentuk tes : Subjektif
4.4 Alat evaluasi : Soal evaluasi
b. Rencana Perbaikan Siklus 2
a. Kegiatan Awal
1.1 Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab bersama siswa tentang pelajaran
yang lalu.
1.2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
2.1 Guru bertanya jawab dengan siswa tentang jenis-jenis batang dan akar.
2.2 Guru membagikan lembar kerja dan menjelaskan cara kerjanya.
2.3 Siswa bekerja kelompok mengamati bahan yang dibawa masing-masing dengan
panduan lembar kerja, dan dibimbing oleh guru.
2.4 Siswa melaporkan hasil kerja kelompok disertai mendemonstrasikan macam-macam
bentuk daun, akar dan batang.
2.5 Guru bersama siswa membahas hasil kerja kelompok dan mengambil kesimpulan.
3. Kegiatan Akhir
3.1 Siswa memajangkan hasil kerja kelompok.
3.2 Siswa mengerjakan tes evaluasi secara individu.
4. Evaluasi
4.1 Prosedur : Pada akhir pembelajaran
Penilaian proses selama pembelajaran
4.2 Jenis tes : Tertulis
4.3 Bentuk tes : Subjektif
4.4 Alat evaluasi : Soal evaluasi
2. Pelakasanaan Perbaikan
Berikut ini penulis melaporkan langkah-langkah yang ditempuh dalam perbaikan
pembelajaran IPA dalam siklus 1 adalah sebagai berikut:
1. Guru mengawali pelajaran dengan bertanya kepada siswa.
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
3. Guru bersama siswa bertanya jawab tentang jenis-jenis daun.
4. Guru menjelaskan tugas yang harus dilakukan oleh siswa yaitu mengidentifikasi dan
mengamati daun untuk membedakannya.
5. Siswa melaporkan hasil kerja kelompok dan kelompok lain memberi tanggapannya.
6. Guru bersama siswa membahas hasil kerja kelompok dan menyimpulkannya.
7. Sebagai kegiatan terakhir siswa mengerjakan tes tulis secara individu.
Sesuai dengan masalah yang dihadapi yaitu kurangnya pemahaman konsep pada
pembelajaran IPA khususnya materi tentang struktur tumbuhan, beberapa kegiatan yang
menjadi perhatian dalam perbaikan pembelajaran IPA adalah diupayakan setiap siswa
mendapat kesempatan dalam mengamati akar pada tumbuhan.
Pelaksanaan perbaikan pada siklus 2, penulis melaksanakan langkah-langkah
perbaikan pembelajaran IPA sebagai berikut:
1. Guru membagi siswa menjadi tujuh kelompok. Setiap kelompok diberikan satu
tumbuhan air, dan tempatnya serta lainnya.
2. Guru memberikan beberapa petunjuk misalnya:
- Beberapa kelompok akar tumbuhannya supaya dibungkus rapat dengan plastic dan
dimasukkan dalam air.
- Beberapa kelompok lainnya memberikan akar tanaman terendam dalam air yang telah
diberi pewarna.
3. Guru meminta siswa mengamati beberapa menit, apa yang terjadi pada tumbuhan.
4. Guru memintasetiap kelompok mencatat hasilnya pada table yang telah disediakan.
5. Setiap kelompok membacakan hasilnya.
3. Pengamatan/Pengumpulan Data
Pada tahap ini peneliti meminta teman sejawat untuk mengamati selama proses
pelaksanaan pembelajran sehingga dapat diperoleh data bahwa siswa kelas IV SDN-4
KASONGAN BARU yang berjumlah 16 siswa, berdasarkan hasil pengamatan selama
proses belajar mengajar, pemahaman konsep ilmiah masih sangat kurang dan
berpengaruh juga pada hasil belajarnya. Dalam pelaksanaan perbaikan pertama guru
masih kurang berperan aktif sebagai pengamat selama proses belajar berlangsung. Pada
kegiatan siswa jug aberlaku sebagai pengamat terhadap kelompok lain pada waktu
presentasi dan demonstrasi.
4. Refleksi
Refleksi adalah merenungkan kembali apa yang telah peneliti lakukan selama
proses perbaikan. Hasil refleksi pada siklus 1 adalah sebagai berikut:
1. Pada awal kegiatan di kelas minat siswa masih terlihat kurang, hal ini disebabkan
proses belajar mengajar menggunakan medi alangsung siswa asyik memainkannya.
2. Siswa masih belum menguasai sepenuhnya konsep pembelajaran.
3. Guru kurang dalam pengelolaan kelas.
Berdasarkan kegiatan pada siklus 1, maka pada siklus 2 kegiatan belajar mengajar
tampak labih baik dari pada siklus 1.Hal ini dapat ditunjukkan dengan munculnya
keaktifan siswa, keantusiasan siswa dan keseriusan siswa dalam mendemonstrasikan
jenis-jenis batang dan akar yang diamati.Dengan demikian metode demonstrasi dan
penggunaan media nyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA.
5. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang akan diambil dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif.
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Metode Observasi
Menurut Purwanto (1985:150), observasi ialah metode atau cara-cara menganalisa
dan mengadakan pencatatan secara sistematis menganai tingkah laku dengan melihat atau
mengamati secara langsung. Observasi dilakukan sebelum kegiatan yaitu sebagai
pengumpulan data observasi awal, serta pada saat siklus berlangsung.Objek penelitian ini
adalah kegiatan siswa dan guru kelas IV SDN-4 KASONGAN BARU .
b. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006:231) “Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variable benda-benda tertulis yang berupa dokumen, transkrip, buku-buku,
peraturan-peraturan, catatab hasrian dan sebagainya”. Data yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah daftar nama dan presensi.
6. Analisis Data
Analisa data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif
kualitatifmerupakan analisis yang menggambarkan keadaan yangada lapangan disertai
dengan fakta-fakta yang ada. Dalam analisis data ada beberapa tahap yang dilakukan
peneliti, yaitu:
a. Reduksi data, yaitu proses penyeleksian, pengelompokan dan pengorganisasian data
mentah.
b. Deskripsi data yaitu proses penyusunan hasil dari reduksi data untuk menampilkan data
secara jelas dan mudah untuk dimengerti baik dalam bentuk narasi, table maupun grafik.
c. Sintesis data yaitu penarikan kesimpulan dari analisis dan sintesis. Analisis dilakukan
dengan memikirkan kemdali yang menyebabkan munculnya sesuatu yang diharapkan
atau tidak diharapkan.
Analisis data hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung berupa
deskriptif kualitatif. Dalam pelaksanaan observasi peneliti dibantu oleh observer untuk
mengisi daftar ceklist lembar observasi yang telah dipersiapkan.Adapun aspek yang
diobservasimeliputi keaktifan siswa dalam memperhatikan dan mendengarkan penjelasan
guru, bertanya, menjawab dan mengemukakan pendapat, serta kegiatan dalam
pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi.
Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat dari perolehan skor siswa setelah
mengikuti pembelajaran IPA denga menggunakan metode demonstrasi. Untuk
menghitung jumlah skordigunakan pedoman sebagai berikut:
P = X 100%
Keterangan : P = Persentase
N = Skor yang diperoleh peserta didik
M = Skor maksimal (Sukardi, 1983:100)
Untuk mengetahui keberhasilan belajar menggunakan kriteria keberhasilan belajar
dengan ketuntasan klasikal 75%.Secara individual, siswa dikatakan berhasil mendapatkan
ketuntasan belajarjika telah mendapatkan nilai minimal70. Untuk mencari presentase
ketuntasan hasil belajar siswa digunakan rumus:
P = X 100%
Keterangan:
P = Persentase ketuntasan belajar
n = Jumlah siswa yang tuntas belajarnya
N = Jumlah seluruh siswa
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam hal ini hasil ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan IPA
tentang materi Struktur akar, dengan menggunakan metode demonstrrassi pada siswa
kelas IV SDN RANDUSARI Kecamatan Gading Kota Pasuruan.
Hasil penelitian meliputi tes evaluasi siswa pada siklus 1 dan siklus 2, serta hasil
penilaian proses yang dilakukan selam berlangsungnya proses belajar- mengajar.
A. Diskripsi persiklus
1.1 Pembelajaran sebelum dilaksanakan perbaikan.
a. Tahap perencanaan
Peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana
pelaksanaan pembelajran, ringkasan materi, media berupa daun dan alat pengajaran yang
mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan.
Tahap kegiatan dan pelaksanaan pembelajra dilaksakan pada hari sabtu, 11
Oktober 2008, di kelas IV SDN Randusari Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan,
dengan jumlah murid 16 orang anak.Peneliti bertindak sebagai guru, observasi/
pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Proses kegiatan
belajar-mengajar berpedoman pada RPP ysng telah dibuat.
Tes formatif diberikan pada akhir proses pembelajaran, dan tes ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat pemehaman dan keberhasilan siswa untuk memahami materi
yang telah diajarkan. Data yang diperoleh setelah proses pembelajaran adalah:
Tabel I
Rekapitulasi Nilai Siswa sebelum Perbaikan Pembelajaran IPA
Kelas IV
NO NAMA SISWA NILAI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
16
JUMLAH
Jumlah Siswa : 16 siswa
Jumlah Soal : 10 butir
Jumlah nilai maksimal perorangan : 100
Jumlah nilai maksimal klasikal : 2.700
Ketuntasan yang diharapkan : 75%
Jumlah siswa yang berhasil : 1 siswa
Jumlah siswa yang belum berhasil : 11 siswa
Prosentase ketuntasan : 59%
Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa belum mampu
mengerjakan soal tes IPA dengan benar berjumlah 11 siswa, hal ini disebabkan karena:
1. Siswa belum menguasai materi
2. Siswa belum memahami konsep tentang struktur akar.
Pada data menunjukkan bahwa secara klasikan siswa belum mencapai ketuntasan
belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 adalah 59% lebih kecil dari ketuntasan
yang dikehendaki yaitu 75%.
1.2 Perbaikan Siklus 1
1.2.1 Tahap Perencanaan
Peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran 1, lembar pengamatan, alat evaluasi.Media nyata berupa akar.
1.2.2 Tahap Pelaksanaan
Tahap kegiatan dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran 1 dilaksanakan pada hari
sabtu, tanggal 18 Oktober 2008, di kelas IV SDN-4 KASONGAN BARU Kecamatan
Gadingrejo Kota Pasuruan, dengan jumlah murid 16 siswa. Peneliti bertindak sebagai
guru, dan observer yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Proses
kegiatan belajar mengajar berpedoman pada hasil pembelajaran awal dan pada Rencana
Pelaksanaan Perbaikan yang telah dibuat.
Tes evaluasi diberikan pada akhir proses pembelajaran, tes ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pemahaman dan keberhasilan siswa terhadap materi yang telah
dipaparkan. Data yang diperoleh setelah prosesperbaikan adalah seperti di bawah ini.
Table 2
Rekapitulasi Nilai Siswa pada Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus 1 Kelas IV
NO NAMA SISWA NILAI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
16
JUMLAH
Jumlah Siswa : 16 siswa
Jumlah Soal : 10 butir
Jumlah nilai maksimal perorangan : 100
Jumlah nilai maksimal klasikal : 2.700
Ketuntasan yang diharapkan : 75%
Jumlah siswa yang berhasil : 20 siswa
Jumlah siswa yang belum berhasil : 7 siswa
Prosentase ketuntasan : 73%
Hasil data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa masih belum mampu memahami
konsep IPA berjumlah 9 siswa, hal ini menunjukkan adanya peningkatan.Sebelum
diadakan perbaikan siswa yang memperoleh nilai di atas 70 hanya 59%, setelah diadakan
perbaikan pertama meningkat menjadi 73%.Meskipun ada peningkatan namun secara
klasikal siswa belum mencapai ketuntasan belajar karena siswa memperoleh nilai ≥70
masih 73%, lebih kecil dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 75%.
Pada penilaian proses selama proses pembelajaran masih didapati dua kelompok yang
kurang aktif, kerja samanya juga kurang dan waktu mendemonstrasikan masih kurang
serius. Hal ini menunjukkan pemahaman siswa masih kurang.
1.3 Perbaikan Siklus 2
1.3.1 Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari Rencana Pelaksanaan Perbaikan 2, lembar pengamatan, media nyata berupa
akar serta alat pengajaran yang mendukung.
1.3.2 Tahap Pelaksanaan Perbaikan
Tahap pelaksanaan pembelajaran perbaikan 2 dilaksanakan pada hari sabtu,
tanggal 25 Oktober 2008, di kelas IV SDN-4 KASONGAN BARU Kecamatan
Gadingrejo Kota Pasuruan, dengan jumlah murid 16 siswa. Peneliti bertindak sebagai
guru, dan observer yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Proses
kegiatan belajar mengajar berpedoman pada hasil perbaikan 1 (siklus 1) dan pada
Rencana Pelaksanaan Perbaikan 2 yang telah dibuat. Tes evaluasi diberikan pada akhir
proses pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan
keberhasilan siswa dalam memahami materi yang telah diberikan.
Data yang diperoleh setelah prosesperbaikan 2 adalah seperti di bawah ini.
Table 2
Rekapitulasi Nilai Siswa pada Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus 2 Kelas IV
NO NAMA SISWA NILAI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
16
JUMLAH
Jumlah Siswa : 16 siswa
Jumlah Soal : 10 butir
Jumlah nilai maksimal perorangan : 100
Jumlah nilai maksimal klasikal : 2.700
Ketuntasan yang diharapkan : 75%
Jumlah siswa yang berhasil : 25 siswa
Jumlah siswa yang belum berhasil : 2 siswa
Prosentase ketuntasan : 91%
Berdasarkan analisis hasil belajar di atas dapat dijelaskan bahwa siswa yang
belum mampu mengerjakan tes evaluasi ada dua orang, hal ini menunjukkan adanya
peningkatan yang cukup signifikan.Sebelum diadakan perbaikan prosentase ketuntasan
belajar hanya 59%, setelah diadakan perbaikan satu meningkat menjadi 73%.Kemudian
peneliti melaksanakan perbaikan dua dengan hasil yang sangat bagus.Prosentase
ketuntasan mencapai 91%, lebih besar dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu
75%. Pada peilaian proses selama pembelajaran berlangsung sangat terlihat keaktifan
siswa pada semua kelompok, menunjukkan kerja sama ynag baik dan
mendemonstrasikan di depan kelas. Meskipun ada dua siswa yang teidak mencapai
ketuntasan minimal, hal ini dikarenakan kemampuan berfikir siswa rendah khususnya
dalam ranah kognitif.
B. Pembahasan Setiap Siklus
1.1 Ketuntasan Hasil Belajar
Dari hasil penelitian selama proses belajar mengajar berlangsung, menunjukkan
adanya peningkatan minat belajar siswa dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA
khususnya materi struktur tumbuhan. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan
prosentase ketuntasan dalam tes evaluasi pada perbaikan satu dan tes evaluasi perbaikan
dua.Sebelum diadakan perbaikan ketuntasan mencapai 59% masih jauh dari prosentase
ketunntasan yang diinginkan.Tetapi setelah perbaikan satu prosentase ketuntasan ada
peningkatan menjadi 73%.Meskipun ada peningkatan baik minat maupun hasil belajar
siswa pada perbaikan satu masih perlu perbaikan lagi dikarenakan belum mencapai
ketuntasan yang diinginkan.
Kemudian dilakukan perbaikan siklus dua, nilai ketuntasan belajar mengalami
kenaikan yang signifikan yaitu menjadi 91%.Dengan demikian pada siklus dua ini
ketuntasan belajar secara klasikal telah tercapai sehingga tidak perlu lagi diadakan
perbaikan.Berikut ini grafik hasil perbandingan antara pra siklus, siklus 1 dan siklus 2.
1.2 Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian, aktifitas siswa, kerja kelompok dan keseriusan siswa
dalam setiap proses pembelajaran mengalami peningkatan, yang berdampak pada
peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa menunjukkan seberapa
besar peranan guru dalam mengelola pembelajaran, serta guru berhasil meningkatan hasil
belajar siswa.
1.3 Aktifitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, dapat diketahui perkembangan aktifitas dalam Proses
Pembelajaran sebagai berikut:
1. Pada pelaksanaan pembelajaran guru bertanya jawab dengan siswa, guru banyak
berceramah sehingga siswa banyak mendengarkan saja, kurang aktif.
2. Pada pelaksanaan perbaikan siklus 1 guru membagi siswa dalam kelompok untuk
mengamati jenis akar, siswa aktif melakukan kegiatan mengamati dan meneliti bentuk
daun sesuai dengan kelompok masing-masing. Guru mengamati siswa dengan
menggunakan lembar pengamatan selama siswa belekerja kelompok.
3. Pada pelaksanaan perbaikan 2 guru menambah media dan menggunakan metode
demonstrasi. Siswa lebih aktif dan merasa senang, siswa aktif melakukan kunjung kerja
ke kelompok lain. Guru mengamati dengan menggunakan lembar pengamatan selama
pembelajaran berlangsung.
Guru telah melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, diantaranya
membimbing, mengarahkan, memberi penguatan/motivasi dan mengamati setiap kegiatan
siswa, terutama dalam meneliti bahan dan mendemonstrasikan. Di akhir pelajaran guru
memberikan tes evaluasi.
Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa minat siswa pada pembelajaran IPA
khususnya materi tentang struktur tumbuhan dengan menggunakan metode demonstrasi,
semakin meningkat secara tidak langsung hasil belajar siswa ikut meningkat.Hal ini
terlihat saat siswa bekerja, hasil kerja siswa dalam kelompoknya dan dapat
mendemonstrasikan secara kompak dan benar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran melalui metode
demonstrasi sangat bermanfaat baik guru maupun bagi siswa.Dengan metode demonstrasi
dan media nyata siswa merasa siswa senang karena siswa dapat melihat contoh benda
secara langsung.Sehingga penerapan metode demonstrasi dan media nyata siswa merasa
senang karena siswa dapat melihat contoh benda secara langsung.Sehingga penerapan
metode demonstrasi dan penggunaan media nyata dapat meningkatkan hasil belajar sisa
pada pelajaran IPA.
BAB V
KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Pembelajaran dengan menggunakan media nyata dan metode demonstrasi sangat
berpengaruh terhadap pemahaman konsep pada pembelajaran IPA khususnya materi
Struktur akar.Menghilangkan kejenuhan dalam pembelajaran dan menumbuhkan rasa
senang, rasa percaya diri, dan memiliki keberanian.
Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar pada pelajaran
IPA khususnya materi Struktur akar. Dengan mengalami atau mempraktekkan langsung
melalui media nyata siswa akan mudah mengingat peristiwa yang telah dialami sendiri.
Dengan meningkatnya pemahaman konsep ilmiah pada pembelajaran IPA sekaligus
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA.
B. Saran Tindak Lanjut
Pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi dan menggunakan media
nyata pada pelajaran IPA dapat dikembangkan di kelas lain. Penerapan metode
demonstrasi juga dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain.
Peningkatan dan hasil belajar siswa hendaknya tidak terbatas pada metode
demonstrasi melainkan masih banyak media dan metode yang dapat dipakai.Diharapkan
dalam pembelajaran semua mata pelajaran hendaknya guru selalu menggunakan dan
memilih metode yang tepat serta sesuai dengan materi dan kemampuan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Anita Sri W. (2007. Strategi Pembelajaran di SD, Jakarta:Universitas Terbuka.
Arikunto. (2006). Metode Dokumentasi, Jakarta:Bina Aksara.
Bahri, Syaiful djamarah (2000).Kegunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran.
Jakarta: Rineka Cipta.
Elizar.(1996). Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Dimyati dan Mujiono. (2000). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. (1990). Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara
Mujiono.(2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Nasution Noehi. (2007). Pendidikan IPA di SD, Jakarta: Universitas Terbuka.
Nawawi.(1981). Hasil Belajar Siswa. Bandung: Pustaka Martina.
Purwanto.(1985). Metode Observasi. Jakarta: Angkasa Jaya.
Sukardi.(1983). Pedoman Penilaian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sutarno Nono dkk.(2007). Metode dan Pembelajaran IPA SD, Jakarta: Universitas
Terbuka.
Usman, Basyirudin. (2002). Metode Demonstrasi dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Wardani I.H.A.K.(2007). Penelitian Tindakna Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Lampiran 1
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : IV/I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Hari / Tanggal : Sabtu, 18 Oktober 2008
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya.
B. KOMPETENSI DASAR
Siswa mampu menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya
C. INDIKATOR
1. Siswa mengidenttifikasi bagian-bagian tubuh tumbuhan (akar) dan fungsinya bagi
tumbuhan itu sendiri.
2. Siswa membandingkan bagian-bagian tumbuhan seperti perakaran bunga dan daun.
D. TUJUAN PERBAIKAN
1. Meningkatkan hasil belajar siswa tentang struktur akar dengan menggunakan metode
demonstrasi.
2. Siswa mampu menjawab pertanyaan guru dengan tepat.
E. METODE
1. Demonstrasi
2. Ceramah
3. Tanya jawab
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Awal (10 menit)
1. Mempersiapkan alat peraga yang berkaitan dengan materi.
2. Pembagian kelompok
b. Kegiatan Inti (50 menit)
1. Guru menjelaskan tentang akar tumbuhan melalui media nyata berupa akar tumbuhan.
2. Siswa mengamati langsung bagian-bagian akar tumbuhan.
3. Siswa mencatat hasil pengamatan dan melaporkan dalam diskusi kelas.
4. Guru menyimpulkan hasil diskusi.
5. Siswa mengerjakan lembar kerja.
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
1. Refleksi
2. Menutup pelajaran dengan salam.
G. Evaluasi
1. Awal : -
2. Proses : Mengamati keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dan memberikan
tanggapan.
3. Akhir : Tes tulis (terlampir)
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Bagian tumbuhan yang tertimbun tanah di sebut….
2. Akar khusus yang ada di permukaan tanah di sebut….
3. Selain memiliki akar tunggang, pohon beringin juga memiliki akar khusus, yaitu…
4. Bagian akar yang brfungsi melindungi akar saat menembus tanah disebut….
5. Tanaman jagung berakar….
KUNCI JAWABAN
TES AKHIR SIKLUS 1
1. Akar
2. Akar semu
3. Akar gantung
4. Tudung akar
5. Serabut
Lampiran 2
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : IV/I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Hari / Tanggal : Sabtu, 25 Oktober 2008
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya.
B. KOMPETENSI DASAR
Siswa mampu menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya
C. INDIKATOR
1. Siswa mengidenttifikasi bagian-bagian tubuh tumbuhan (akar) dan fungsinya bagi
tumbuhan itu sendiri.
2. Siswa membandingkan bagian-bagian tumbuhan seperti perakaran bunga dan daun.
D. TUJUAN PERBAIKAN
1. Meningkatkan hasil belajar siswa tentang struktur akar dengan menggunakan metode
demonstrasi.
2. Siswa mampu menjawab pertanyaan guru dengan tepat.
E. METODE
1. Demonstrasi
2. Ceramah
3. Tanya jawab
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Awal (10 menit)
1. Guru menyiapkan tumbuhan perdu (tumbuhan bunga pacar air), air dan tempatnya,
kantong plastic dan tali.
2. Guru memberi beberapa pertanyaan misalnya:
- Bagaiamana jika sebuah pohon tidak mempunyai akar?
b. Kegiatan Inti (50 menit)
1. Guru membagi siswa menjadi tujuh kelompok. Setiap kelompok di berikan satu
tumbuhan, air dan tempatnya serta lainnya.
2. Guru memberikan beberapa petunjuk misalnya:
- Beberapa kelompok akar tumbuhannya supaya dibungkus rapat dengan plastic dan
dimasukkan dalam air.
- Beberapa kelompok lainnya memberikan akar tanamaan terendam dalam air yang
telah di beri pewarna.
3. Guru meminta siswa mengamati beberapa menit, apa yang terjadi pada tumbuhan.
4. Guru meminta setiap kelompok mencatat hasilnya pada tabel yang telah di sediakan.
5. Setiap kelompok membacakan hasilnya.
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
1. Guru bersama siswa membuat kesimpulan.
2. Guru memberikan beberapa soal yang harus dikerjakan.
G. Evaluasi
1. Awal : -
2. Proses : Mengamati keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dan memberikan tanggapan.
3. Akhir : Tes tulis (terlampir)
Pasuruan, Mei 2009
Mengetahui,
Kepala UPT SDN-4 KASONGAN BARU Guru
MISSAYU, S.Pd. ANAM ADI PUTRA. S.Pd.
NIP. 19550518 197601 2 002 NIP.
Teman Sejawat
RUCHAYATI,S.Pd.
NIP. 19620801 198504 2 004
LEMBAR KERJA SISWA
Keadaan Tumbuhan Kesimpulan
Akar terbungkus Layu / segarMenyerap air dan zat hara
atau tidak
Akar tak terbungkus Layu / segarMenyerap air dan zat hara
atau tidak
TES AKHIR SIKLUS 2
Nama Siswa : ................................ Nilai : .............................
No. Absen : ................................
Hari/Tanggal : Sabtu, 25 Oktober 2008
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Fungsi dari akar adalah….
2. Zat hara diserap tumbuhan melalui….
3. Bagian-bagian pokok tumbuhan anatara lain batang, daun dan….
4. Ada dua macam akar yaitu akar serabut dan….
5. Tumbuhan manga berakar….
KUNCI JAWABAN
TES AKHIR SIKLUS 2
1. Menyerap air dan zat hara
2. Akar
3. Akar
4. Tunggang
5. Tunggang
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI
KEGIATAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : IV/I
Hari / Tanggal : Sabtu, 18 Oktober 2008
Tujuan Perbaikan : Meningkatkan hasil belajar siswa tentang struktur akar.
NO
Aspek yang diobservasi
Kemunculan
KomentarAda
Tidak Ada
1 Lembar kerja siswa Praktis dan mudah dipahami
2 Guru melakukan percobaan Guru membimbing percobaan sesuai dengan tujuan pembelajaran
3Bahasa yang digunakan jelas dan sederhana
Bahasa yang digunakan kurang sederhana
4 Kegiatan evaluasi Cukup baik
5 Menyimpulkan materi Baik
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI
KEGIATAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS 2
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : IV/I
Hari / Tanggal : Sabtu, 25 Oktober 2008
Tujuan Perbaikan : Meningkatkan hasil belajar siswa tentang struktur akar.
NO
Aspek yang diobservasi
Kemunculan
KomentarAda
Tidak Ada
1 Lembar kerja siswa Praktis dan mudah dipahami
2 Guru melakukan percobaan Guru membimbing percobaan sesuai dengan tujuan pembelajaran
3Bahasa yang digunakan jelas dan sederhana
Bahasa yang digunakan sudah dapat dipahami
4 Kegiatan evaluasi Baik
5 Menyimpulkan materi Baik
Teman Sejawat
Lampiran 5
LEMBAR HASIL OBSERVASI
Tabel Hasil Pembelajaran
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV
No Nama Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
16
JUMLAH